ABSTRAK
Rahayu Larasati. 2017. Kesiapan Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Sleman terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa kelas XI IPA di kabupaten Sleman terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh SMA yang ada di kabupaten Sleman pada bulan juni tahun ajaran 2015/2016 dengan sampel sebanyak 322 siswa kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika.
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan kesipan siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah yang ada di kabupaten Sleman yang berada dalam kategori siap sebesar 0%, kategori kurang siap sebanyak 303 siswa (94,10%), kategori tidak siap sebanyak 19 siswa (5,90%). Berdasarkan aspek-aspek kesiapan, siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori siap dalam aspek pandangan terhadap manfaat internet (67,09%), dan berada dalam kategori kurang siap pada aspek ketersediaan sarana dan prasarana pribadi untuk mengakses internet (64,80%), aspek kebiasaan menggunakan internet (64,47%), aspek kemamppuan diri menggunakan internet (65,55%).
ABSTRACT
Rahayu Larasati. 2017.Students’ Readiness of Grade XI Majoring inScience Senior High Schools towards The Use of Internet as A Source in Learning
Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was descriptive quantitative research using survey method.
The aim of this research was to know students’ readiness of grade XI majoring in
science in Sleman Regency towards the use of internet as a source in learning physics. This research was conducted in seven senior high schools in Sleman Regency on June in the school year 2015/2016 with 322 samples of science students
grade XI. The instrument in this research was questionnaire of students’ readiness
towards the use of internet as a source in learning physics.
The result of observations and interviews showed students’ readiness of
grade XI majoring in science in Sleman Regency which are in the categorized as ready with percentage 0%, the categorized as less ready as many as 303 students (94.10%), in the categorized is not ready for as many as 19 students (5, 90%). Based on the aspects of readiness, samples of science students grade XI at seven schools in Sleman district are in a categorized as ready in the aspect view of the benefits of the Internet (67.09%), and are in the categorized of less ready on the availability of facilities and infrastructure aspects of personal access to the Internet (64.80%), aspects of the habit of using the internet (64.47%), the aspect of the ability to used the internet (65.55%).
KESIAPAN SISWA SMA KELAS XI IPA DI KABUPATEN
SLEMAN TERHADAP PEMANFAATAN INTERNET
SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
RAHAYU LARASATI
NIM: 121424019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Karena masa depan sungguh ada, dan
harapanmu tidak akan hilang”
(Amsal 23:18)
Dengan penuh rasa syukur dan cinta
ku persembahkan karya kecilku ini kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus
2. Kedua orang tuaku tercinta
Yohanes Asbana Cornelia
3. Kekasihku
Maickel Osean Sibuea
4. Sahabat-sahabatku
Aprindo donatus
M. Natalia wiwik dwi artika Kristianti meti trikarsari Tarida Kristina pasaribu Fransiska yupita
5. Almamaterku
ABSTRAK
Rahayu Larasati. 2017. Kesiapan Siswa SMA Kelas XI IPA di Kabupaten Sleman terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggunakan metode survey yang bertujuan untuk mengetahui kesiapan siswa kelas XI IPA di kabupaten Sleman terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh SMA yang ada di kabupaten Sleman pada bulan juni tahun ajaran 2015/2016 dengan sampel sebanyak 322 siswa kelas XI IPA. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisioner kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber belajar fisika.
Hasil observasi dan wawancara menunjukkan kesipan siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah yang ada di kabupaten Sleman yang berada dalam kategori siap sebesar 0%, kategori kurang siap sebanyak 303 siswa (94,10%), kategori tidak siap sebanyak 19 siswa (5,90%). Berdasarkan aspek-aspek kesiapan, siswa SMA kelas XI IPA di tujuh sekolah di kabupaten Sleman berada dalam kategori siap dalam aspek pandangan terhadap manfaat internet (67,09%), dan berada dalam kategori kurang siap pada aspek ketersediaan sarana dan prasarana pribadi untuk mengakses internet (64,80%), aspek kebiasaan menggunakan internet (64,47%), aspek kemamppuan diri menggunakan internet (65,55%).
ABSTRACT
Rahayu Larasati. 2017.Students’ Readiness of Grade XI Majoring inScience Senior High Schools towards The Use of Internet as A Source in Learning
Physics. Thesis. Physics Education Study Program, Department of
Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was descriptive quantitative research using survey method.
The aim of this research was to know students’ readiness of grade XI majoring in
science in Sleman Regency towards the use of internet as a source in learning physics. This research was conducted in seven senior high schools in Sleman Regency on June in the school year 2015/2016 with 322 samples of science students
grade XI. The instrument in this research was questionnaire of students’ readiness
towards the use of internet as a source in learning physics.
The result of observations and interviews showed students’ readiness of
grade XI majoring in science in Sleman Regency which are in the categorized as ready with percentage 0%, the categorized as less ready as many as 303 students (94.10%), in the categorized is not ready for as many as 19 students (5, 90%). Based on the aspects of readiness, samples of science students grade XI at seven schools in Sleman district are in a categorized as ready in the aspect view of the benefits of the Internet (67.09%), and are in the categorized of less ready on the availability of facilities and infrastructure aspects of personal access to the Internet (64.80%), aspects of the habit of using the internet (64.47%), the aspect of the ability to used the internet (65.55%).
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan
penyusunan skripsi yang diajukan untuk memenuhi satu syarat memperoleh gelar
sarjana pendidikan program studi pendidikan Fisika yang berjudul “KESIAPAN SISWA SMA KELAS XI IPA DI KABUPATEN SLEMAN TERHADAP
PEMANFAATAN INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR FISIKA”.
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan bersama 4 mahasiswa
lainnya yaitu Fransiska Yupita, Carlina, Amanda Kartika, dan Caecilia Anis
Pratiwi. Setiap mahasiswa dalam pelaksanaan penelitian ini memiliki topik yang
berbeda-beda. Ada pun kesamaan dalam pelaksanaan dalam penelitian ini adalah
metodologi penelitian yang didiskusikan dan dikembangkan bersama anggota
penelitian lainnya. Karena topik penelitian yang berbeda, maka bagian landasan
teori dipelajari sendiri oleh peneliti, bagian data dan analisis serta pembahasan
disusun berdasarkan respon yang didapatkan dari kuisioner yang telah disebarkan
kepada responden sesuai dengan topik yang diteliti. Maka dari itu dalam
penyusunan skripsi ini tidak ada penjiplakan kalimat di antara anggota penelitian.
Apabila didapatkan kesamaan kalimat dalam penulisan skripsi ini, hal tersebut
bukan merupakan hasil penjiplakan satu dan lainnya melainkan hasil
pengembangan dan diskusi bersama antar anggota penelitian.
Pelaksanaaan sampai dengan penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan
lancar berkat bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada.
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia memberikan arahan, bimbingan, meluangkan waktu, tenaga, dan
pengalaman dan pengetahuan selama penulis menempuh pendidikan di
Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Domi Severinus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan nasihat, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.
4. Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman yang telah memberikan ijin untuk penulis
melaksanakan penelitian di beberapa sekolah SMA yang ada di Kabupaten
Sleman.
5. Kepala Sekolah SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi,
SMA N 1 Ngaglik, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA St. Mikael
yang telah bersedia menerima penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian
di sekolah masing-masing.
6. Guru Fisika SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi, SMA
N 1 Ngaglik, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA St. Mikael selaku
guru pembimbing saat penulis melaksanakan penelitian di masing-masing
sekolah. Terimakasih telah bersedia membantu dengan segala perhatian,
masukan, dan kerjasamanya untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan
penelitian ini.
7. Siswa XI IPA SMA N 1 Minggir, SMA N 1 Cangkringan, SMA N 1 Turi, SMA
N 1 Ngaglik, SMA N 1 Prambanan, SMA N 1 Tempel, SMA St. Mikael yang
telah bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
8. Staf sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala keperluan administrasi
selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Sanata Dharma.
9. Orang tuaku Bapak Yohanes Asbana dan Ibu Cornelia yang selalu memberikan
doa, semangat, dukungan finansial. Terimakasih untuk cinta yang luar biasa
yang kalian berikan padaku.
10. Sahabat-sahabatku Fransiska Yupita, Carlina, Amanda Kartika, Caecilia Anis
Pratiwi. Terimakasih atas dukungan, kerjasama, bantuan, dan suka duka selama
pelaksanaan penelitian serta penyusunan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT………... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI... 6
A. Definisi Internet ... 6
1. Pengertian internet ……….. 6
2. Jenis-jenis layanan internet ………. 7
3. Dampak penggunaan internet ……….. 9
4. Manfaat internetoleh siswa ………...………11
B. Sumber Belajar ... 14
1. Pengertian sumber belajar ………..………...14
2. Klasifikasi sumber belajar ………... 14
3. Fungsi sumber belajar ……….…..16
4. Manfaat sumber belajar ………. 18
C. Pengertian dan Karakteristik Siswa ... 19
D. Kesiapan ... 20
1. Pengertian kesiapan ……….…….20
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan ……….….... 21
3. Aspek-aspek Kesiapan dalam Menggunakan Internet sebagai Sumber Belajar……….23
Sumber Belajar Fisika………...……25
5. Hasil Penelitian Terkait……….27
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Jenis Penelitian ... 31
B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 32
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ……….. 36 E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 38
F. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV DATA DAN ANALISIS ... 45
A. Deskripsi Penelitian ... 45
B. Data dan Analisis ... 47
C. Pembahasan ... 52
BAB V PENUTUP………..…. 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 63
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Daftar Sekolah berdasarkan Kecamatan………... 32
Tabel 3.2 Jumlah Sekolah Sampel……….…..33
Tabel 3.3 Jumlah Sampel setiap Sekolah ... 34
Tabel 3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 35
Tabel 3.5 Kisi-kisi Kesiapan Siswa dalam Memanfaatkan Internet sebagai Sumber Belajar ... 37
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 39
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 41
Tabel 3.8 Klasifikasi Jumlah Skor pada Setiap Pernyataan ... 42
Tabel 3.9 Tingkat Kesiapan Siswa dalam Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar Fisika………..……… 43
Tabel 3.10 Keterangan Kategori Kesiapan………44
Tabel 4.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 46
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.3 Tingkat Kesiapan Siswa XI IPA terhadap Pemanfaatan
Internet sebagai Sumber Belajar Fisika berdasarkan
Indikator Kesiapan………...48
Tabel 4.4 Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet sebagai
Sumber Belajar Fisika setiap Sekolah………117
Tabel 4.5 Distribusi Skor Keseluruhan Indikator Kesiapan Siswa
XI IPA terhadap Pemanfaatan Internet sebagai Sumber
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Histogram Kesiapan Siswa XI IPA terhadap
Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Belajar
Fisika Setiap Sekolah………....…51
Gambar 1.2 Histogram Ketersediaan Sarana dan Prasarana Siswa
Per Sekolah………... 53
Gambar 1.3 Histogram Kebiasaan Siswa Menggunakan Internet
Per Sekolah………...……… 54
Gambar 1.4 Histogram Kemampuan Siswa Menggunakan Internet
Per Sekolah………..……. 56
Gambar 1.5 Histogram Persepsi Siswa terhadap Manfaat Internet
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Kisi Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet
sebagai Sumber Belajar Fisika………. 67
Lampiran 2 Kuisioner Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet
sebagai Sumber Belajar Fisika………. 68
Lampiran 3A Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA
Santo Mikael………70
Lampiran 3B Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1
Prambanan………71
Lampiran 3C Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1
Turi………...72
Lampiran 3D Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1
Minggir……….73
Lampiran 3E Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Ngaglik………....….75
Lampiran 3G Contoh Hasil Pengisian Kuisioner oleh Siswa SMA N 1
Tempel……….. 76
Lampiran 4 Skor Jawaban Siswa secara Keseluruhan……….…77
Lampiran 5 Skor Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet
sebagai Sumber Belajar Fisika Berdasarkan Setiap Aspek
dan Indiktor……….88
Lampiran 6 Kesiapan Siswa terhadap Pemanfaatan Internet sebagai
Sumber Belajar Fisika setiap Sekolah………117
Lampiran 7 Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 8A Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
Universitas kepada SMA N 1 Prambanan………..……120
Lampiran 8B Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
Universitas kepada SMA N 1 Turi……….121
Lampiran 8C Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
Universitas kepada SMA N 1 Minggir ... 122
Lampiran 8D Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
Universitas kepada SMA N 1 Cangkringan………...123
Lampiran 8E Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
Universitas kepada SMA N 1 Ngaglik……….…..124
Lampiran 8F Surat Pengantar Permohonan Izin Penelitian dari
Universitas kepada SMA N 1 Tempel………...125
Lampiran 9 Surat Izin Pelaksanaan Penelitian dari BAPPEDA
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 10 Surat Rekomendasi Penelitian dari Kantor
Kesatuan Bangsa………127
Lampiran 11 Surat Pernyataan Bersedia Menyerahkan Hasil
Penelitian…...128
Lampiran 12A Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SMA Santo Mikael………129
Lampiran 12B Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SMA N 1 Minggir………..130
Lampiran 12C Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SMA N 1 Prambanan……….131
Lampiran 12D Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SMA N 1 Tempel………...132
Lampiran 12D Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 12F Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
di SMA N 1 Ngaglik………..134
Lampiran 12G Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi di bidang informasi dan komunikasi pada
zaman ini telah membuat informasi dapat disimpan, diolah, dan
disebarluaskan dengan cepat menembus batas-batas geografi. Informasi
dalam berbagai bidang dapat dikomunikasikan dan diperoleh melalui
internet. Internet merupakan penemuan yang sangat berpengaruh dan
banyak memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat dunia saat ini.
Dengan menggunakan internet, informasi dari seluruh belahan dunia dapat
diperoleh dengan cepat dan mudah.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih,
akses internet pun kini semakin mudah, tidak hanya komputer atau laptop
saja, smartphone dan gadget pun bisa untuk mengakses internet,
tempat-tempat umum juga kini telah banyak yang menyediakan areahotspotsecara
gratis. Banyak orang beranggapan bahwa internet merupakan bagian dari
aktivitas hidup yang sangat penting, oleh karena itu banyak orang yang
menggunakan internet untuk berbagai keperluan di kantor, sekolah, rumah,
bahkan di mana pun berada. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat
misalnya layanan ilmu pengetahuan, layanan hiburan, dan layanan jejaring
sosial.
Perkembangan internet yang sudah semakin maju dibuktikan
dengan banyaknya lembaga-lembaga yang melakukan pelayanan
menggunakan akses internet. Seperti pada lembaga pendidikan, dengan
akses internet pada lembaga pendidikan, dapat membantu siswa untuk
menjelajahi dunia yang disediakan lewat akses internet tersebut. Dengan
kemudahan akses internet diharapkan para siswa dapat memanfaatkan
media internet tersebut guna membantu mereka untuk belajar, memahami,
dan menguasai kemampuan dan keterampilan baru serta memotivasi mereka
belajar lebih lanjut secara mandiri. Selain sumber belajar berupa
perpustakaan yang tersedia di sekolah, sekarang ini telah hadir teknologi
internet yang memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam menggali
ilmu pengetahuan.
Internet bisa dijadikan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa,
seperti yang dikatakan oleh Edgar Dale (1969) yang dikutip pada Sitepu
(2014) bahwa sumber belajar dapat dirumuskan sebagai sesuatu yang dapat
dipergunakan untuk mendukung dan memudahkan terjadinya proses
belajar. Penggunaan internet sebagai salah satu sumber belajar dapat
memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannya, mendorong terciptanya proses pembelajaran yang
keantusiasan belajar siswa, selain itu juga dapat membantu guru dan siswa
menggunakan waktunya secara lebih baik. Internet merupakan sumber
belajar tak terbatas, karena internet menyediakan berbagai macam informasi
yang dibutuhkan penggunanya. Dengan internet, siswa dapat mencari
tambahan materi pelajaran guna memperdalam materi pelajaran yang sudah
mereka terima dari guru, latihan-latihan soal online guna mengasah
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah mengenai pemahaman
pelajaran tertentu, situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan
dengan materi pelajaran tertentu.
Penggunaan internet sebagai sumber belajar dapat memberikan hasil
yang maksimal ketika siswa memiliki kesiapan diri untuk menggunakan
media internet tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Slameto (2003) bahwa
penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau kecenderungan
untuk memberi respon. Menurut Thorndike yang dikutib dalam Slameto
(2003) kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Kondisi tertentu
yang dimaksud adalah kondisi fisik dan psikisnya serta lingkungan,
sehingga untuk mencapai tingkat kesiapan yang maksimal diperlukan
kondisi fisik dan psikis serta lingkungan yang saling menunjang kesiapan
siswa tersebut dalam memanfaatkan internet dalam proses pembelajaran.
Kabupaten Sleman adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Sleman terdiri dari 17 kecamatan, Di
memudahkan para siswa di daerah ini untuk memanfaatkan internet guna
mendukung proses belajar mereka.
Dengan kemudahan akses internet di daerah ini, maka peneliti
tertarik untuk meneliti bagaimana kesiapan siswa khususnya siswa SMA
kelas XI IPA dalam memanfaatkan internet sebagai sumber belajar pada
mata pelajaran Fisika di Kabupaten Sleman. Dengan meneliti hal ini maka
akan diperoleh gambaran yang nyata tentang kesiapan siswa terhadap
penggunaan internet sebagai salah satu sumber belajar fisika, serta
diharapkan penelitian dapat bermanfaat bagi berbagai pihak dalam upaya
meningkatkan keefektifan penggunaan internet sebagai sumber belajar
sehingga dapat menunjang proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana kesiapan siswa
SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman dalam memanfaatkan internet
sebagai sumber belajar pada mata pelajaran fisika.
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini, peneliti membatasi masalah yang akan dibahas
agar arah yang hendak dicapai lebih jelas. Permasalahan dalam penelitian
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan siswa SMA
kelas XI IPA di kabupaten Sleman dalam memanfaatkan internet sebagai
sumber belajar pada mata pelajaran fisika.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman, latihan, dan
pengembangan dalam pelaksanaan belajar mengajar kelak.
2. Bagi Lembaga Pendidikan
Penelitian ini dapat memberikan gambaran nyata dalam penggunaan
internet sebagai salah satu sumber belajar dalam menunjang proses
pembelajaran.
3. Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membimbing,
mendidik, dan mengarahkan siswa dalam meggunakan internet sebagai
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Internet
1. Pengertian internet
Internet merupakan jaringan yang terdiri atas ribuan bahkan
jutaan komputer, termasuk di dalamnya jaringan lokal, yang
terhubungkan melalui saluran (satelit, telepon, kabel) dan jangkauannya
mencangkup seluruh dunia (Hanny Kamarga, 2002: 33).
Internet adalah suatu jaringan komputer global yang
menghubungkan sejumlah besar jaringan-jaringan yang tersebar di
seluruh muka bumi ini dengan menggunakan protokol Transmission
Control Protocol/ Internet Protocol (Hery Purnomo, 2005: 354). Internet
merupakan jaringan global komputer dunia, besar, dan sangat luas sekali
di mana setiap komputer saling terhubung satu sama lainnya dari negara
ke negara lainnya di seluruh dunia dan berisi berbagai macam informasi,
mulai dari text, gambar, audio, video, dan lainnya. Internet itu sendiri
berasal dari kata Interconnection Networking, yang berarti hubungan
dari banyak jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan
menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, salelit, dan lainnya.
mana dan siapa saja bisa berkomunikasi dan mengakses berbagai
informasi dalam segala bidang.
2. Jenis-jenis layanan internet
a) World Wide Web (WWW)
WWW adalah aplikasi Internet yang paling diminati. WWW
mencakup sumber daya multimedia antara lain suara, gambar, video,
dan animasi sehingga aplikasi ini menjadi semacam sarana
pengetahuan yang interaktif. Menurut Herry Purnomo dan Theo
Zacharias (2005: 371) yang dimaksud layanan WWW adalah sistem
hiperteks yang beropersi di internet. Sistem hiperteks adalah sistem
untuk menampilkan informasi yang mengandung referensi (disebut
hipertaut atau hiperlinks ke informasi lain dalam sistem. Hiperteks
ini bisa dijelajah dengan menggunakan program yang disebut
dengan penjelajah (browser), seperti Internet Explorer dan Netscape
Navigator, yang akan mengambil informasi dari internet (disebut
halaman web atau web pages) dan menampilkannya ke layar
monitor.
Melalui WWW pemakai dapat mencari materi mengenai
keelektronikaan, datasheet komponen, artikel atau majalah
mengenai pembelajaran, serta informasi lainnya. Melalui WWW,
pemakai juga dapat membuat homepage atau situs baru (Budi
b) Elektronik Mail (e-mail)
E-mail merupakan jenis layanan internet yang paling
populer. Dengan menggunakan e-mail, seorang pemakai dapat
mengirim atau menjawab berita kepada pemakai lain di mana pun
dia berada, mengirim file sebagai bagian dari berita e-mail, dan
berlangganan berita kepada group diskusi yang paling diminati
(mailing list). Keuntungan yang diperoleh dari layanan ini adalah
pemakai dapat saling berhungan tanpa mengenal batas ruang dan
waktu. (Budi Dharma Oetomo Sutedjo, 2007:54).
E-mail adalah suatu layanan di mana pengguna dapat
mengirim dan menerima pesan melalui komunikasi elektronik.
Sebagaian besar e-mail saat ini menggunakan teknologi internet
untuk beroperasi. Bahkan penggunaan kata e-mail saat ini selalu
diasosiasikan dengane-maildi internet.
c) Rumpi(chatting)
Aplikasi ini semacam konferensi berbasis teks yang dapat
dilakukan secara real time dari berbagai tempat di seluruh dunia.
Dalamchatting komunikasi hanya dilakukan dengan menampilkan
teks di layar komputer di mana setiap orang yang mengikuti grup
chatting itu dapat membaca topik dan ikut serta dalam forum itu.
Kini aplikasi ini terus berkembang hingga tercipta voice chat,
kualitas dapat dipertahankan (Budi Dharma Oetomo Sutedjo, 2007:
55).
3. Dampak penggunaan internet
Sutedjo (2002: 12) mengatakan bahwa internet banyak
memberikan keuntungan kepada pemakai, di balik manfaat yang bisa
diperoleh internet juga membawa dampak negatif. Keuntungan yang
diperoleh melalui internet adalah.
a) Kemudahan dalam memperoleh informasi. Internet memungkinkan
siapa pun mengkses berita-berita terkini melalui koran-koran
elektronik, selain itu ada hasil riset dalam bentuk abstraksi atau
makalah, majalah, katalog dan buku yang dapat diperoleh secara
online.
b) Internet mendukung transaksi dan operasi bisnis atau dikenal dengan
sebutane-businerss.
c) Berbagai aktivitas baru dapat ditangani oleh internet misalnya:
sistem pembelajaran jarak jauh, sistem telepon dengan biaya murah,
pencarian lowongan kerja, transfer uang.
Internet memberikan dampak positif, manfaat dalam bidang
pendidikan antara lain.
a) Kemampuan dan kecepatan dalam komunikasi. Sehingga
jarak jauh, baik antara siswa dengan para pendidik maupun antar
siswa dan antar siswa dengan orang tua di mana pun mereka berada.
b) Ketersediaan informasi yangup to datetelah mendorong tumbuhnya
motivasi untuk membaca dan mengikuti perkembangan ilmu
pegetahuan dan teknologi yang terjadi di berbagai belahan dunia.
c) Adanya fasilitas untuk membentuk dan melangsungkan diskusi
kelompok. Sehingga akan mendorong peningkatan intensitas kajian
Iptek.
d) Melalui web pendidikan, proses belajar dapat dilakukan secara
dinamis, tidak tergantung waktu dan ruang pertemuan.
e) Melalui e-mail konsultasi dapat dilakukan secara pribadi antar
peserta didik dan pendidik.
Menurut Donny (2009: 30) dalam bukunya internet sehat tidak
seluruh isi di internet dapat bermanfaat. Dampak negatif dari
penggunaan internet ini antara lain.
1) Eksploitasi atas anak dalam berbagai bentuk dan penipuan hingga
pelecehan seksual.
2) Terpapar berbagai konten yang tidak layak (pornografi, materi
SARA, hasutan berbuat negatif, dll).
3) Semakin mudah dan semakin banyaknya file virus dan game yang
bisa didownload maka semakin tinggi pula resiko terkena serangan
4) Tanpa disadari beberapa aktifitas download berbagai materi dari
internet merupakan pencurian hak atas kekayaan intelektual (hak
cipta).
4. Pemanfaatan internet oleh siswa
Dunia pendidikan terus bergerak secara dinamis, khususnya
untuk menciptakan media, metode, dan materi pendidikan yang semakin
interaktif dan komprehensif. Berbagai metode itu tentu saja tidak lepas
dari peran media sebagai sarana untuk penyampaiannya, dan salah
satunya adalah internet. Tanpa menggunakan media itu, maka proses
belajar mengajar tidak dapat berkembang dengan baik.
A.Sardiman (2001: 94) menyatakan bahwa perubahan dan
perkembangan yang berlaku dengan cepat, memerlukan penyediaan
sumber belajar yang aktual, kaya informasi dan mudah terjangkau.
Internet adalah teknologi yang telah memberikan landasan kuat bagi
terciptanya lingkungan belajar yang kaya, serta mampu memenuhi
pendidikan dan latihan. Internet adalah jaringan dari jaringan,
sebagaimana jaringan telepon yang mengkomunikasikan suara, internet
mengkomunikasikan data. Internet mengandung kumpulan data dan
informasi yang banyak berkaitan dengan berbagai topik. Dalam
pencarian item informasi tertentu, informasi dapat dibagi menjadi tiga
1) Kategori informasi yang sesuai, yaitu lembaran informasi yang
memang dikehendaki.
2) Kategori informasi yang memang tidak diperlukan langsung, yang
merujuk kepada kumpulan informasi yang tidak ada nilai dan tidak
ada kaitan langsung dengan keperluan.
3) Informasi yang masih samar-samar, merupakan kumpulan informasi
yang perlu diperdebatkan dan dibincangkan sesuai atau sebaliknya.
Teknologi internet merupakan jenis media e-Education yang
dapat menciptakan interaksi dua arah secara online. Media ini
digunakan untuk mengembangkan proses belajar mengajar, karena
selain bersifat interaktif, media ini terhubung dengan jaringan global
dunia, sehingga jangkauan aksesnya tak terbatas. Terdapat 5 kaedah
bagaimana para guru dan siswa boleh menggunakan internet bagi
menyokong proses pengajaran dan pembelajaran. 5 kaedah tersebut
adalah.
1) Sebagai sumber informasi yang banyak.
2) Untuk menyediakan saluran perbincangan.
3) Bagi menyokong proyek bersama.
4) Sebagai pembekal penerbitan.
Menurut Tjiptono yang dinyatakan dalam Murshid (2001: 22)
bahwa manfaat internet sebagai sumber belajar dapat dilihat melalui
beberapa keunggulan yang dikemukakan sebagai berikut.
1) Konektivitas dan jangkauan global, internet memungkinkan peneliti
yang mempunyai fasilitas terbatas untuk mengakses informasi dari
data basedan perpustakaan di seluruh dunia. Berbagai jurnal langka
yang sulit dijumpai di perpustakaan terlengkap di Indonesia.
2) Akses internet 24 jam, membolehkan informasi diakses setiap waktu
tanpa batas. Perbedaan zona waktu tidak lagi menjadi kendala untuk
menelusuri data.
3) Kecepatan mencari informasi, dilakukan secara elektronik melalui
mesin pencari (search engine) sangat menghemat waktu, apalagi
jika mencari informasi mengenai katalog, majalah, jurnal atau buku
melaluiweb siteyang tersedia.
4) Kemudahan akses semakin banyak dengan tumbuh berkembangnya
warung-warung internet di setiap sudut perkotaan di Indonesia
dengan berbagai kemudahan dalam ruangan yang nyaman.
5) Biaya relatif murah, penelusuran informasi melalui internet jauh
lebih murah dibandingkan dengan membeli majalah/jurnal/buku
asli. Pengguna cuma perlu men-download atau mencetak naskah
tertentu sesuai kebutuhannya.
B. Sumber Belajar
1. Pengertian sumber belajar
Menurut Munir (2008: 131) sumber belajar adalah bahan-bahan
yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar
maupun siswa dalam proses pembelajaran. Mulyasa (2006: 177)
mengatakan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat
memberikan kemudahan belajar, sehingga diperoleh sejumlah
informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang diperlukan.
Menurut Association for Educational Communications and
Technology (1977) dalam Sitepu (2014) mengatakan bahwa sumber
pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan
oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk
kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi tujuan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa sumber belajar merupakan apa saja dan siapa saja yang
memungkinkan peserta didik dapat belajar. Setiap sumber harus memuat
pesan pembelajaran dan harus ada interaksi timbal balik antara peserta
didik dengan sumber belajar tersebut.
2. Klasifikasi sumber belajar
1) Sumber belajar tercetak: buku, majalah, brosur, koran, poster,
denah, ensiklopedi, kamus, booklet, dll.
2) Sumber belajar mencetak: film, slides, video, model, audiocassette,
transparansi, realia, obyek, dan lain-lain.
3) Sumber belajar yang berbentuk fasilitas: perpustakaan, ruangan
belajar, carrel, studio, lapangan olahraga, dll.
4) Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat: taman, terminal,
pasar, toko, pabrik, museum, dll.
Rusman (2009: 137) klasifikasi sumber belajar dapat dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu.
1) Sumber balajar yang dirancang atau learning resource by design
yakni sumber-sumber yang secara khusus dirancang atau
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
2) Sumber belajar yang dimanfaatkan atau learning resources by
utililization yakni sumber belajar yang tidak didesain kusus untuk
keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan,
diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sanjaya (2009: 175) mengklasifikasi beberapa sumber belajar
yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik yaitu.
1) Manusia sumber, yaitu bahwa manusia merupakan sumber
2) Alat dan bahan pengajaran, alat adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk membantu guru sedangkan bahan pengajaran
adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
3) Berbagai aktivitas dan kegiatan adalah segala perbuatan yang
sengaja dirancang oleh guru untuk mengklasifikasi kegiatan
belajar peserta didik seperti kegiatan diskusi, demonstrasi,
simulasi, melakukan percobaan dan sebagainya.
4) Lingkungan atau setting adalah segala sesuatu yang dapat
memungkinkan peserta didik belajar. Misalnya gedung sekolah,
perpustakaan, laboratorium, taman, dll.
3. Fungsi sumber belajar
Menurut Rusman (2009: 135) sumber belajar memiliki beberapa
fungsi.
a) Meningkatkan produktivitas pendidikan.
b) Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih
individual.
c) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.
d) Lebih memantapkan kegiatan pembelajaran.
e) Memungkinkan belajar secara seketika.
Sudono (2004: 7) berpendapat bahwa fungsi sumber belajar
yaitu: “Fungsi sumber belajar untuk memberikan kesempatan
berasosiasi pada siswa untuk mendapatkan dan memperkaya
pengetahuan dengan menggunakan berbagai alat, narasumber dan
tempat, disamping itu sumber belajar memiliki fungsi untuk
meningkatkan perkembangan siswa dalam berbahasa melalui
komunikasi dengan mereka tentang hal-hal yang berhubungan dengan
sumber belajar, serta fungsi lainnya untuk mengenal lingkungan dan
membimbing siswa untuk mengenali kekuatan maupun kekuatan
dirinya”.
Sementara menurut Diknas (1999: 8) fungsi-fungsi sumber
belajar adalah.
a) Untuk meningkatkan produktifitas pendidikan, dimana sumber
belajar diharapkan dapat memicu produktifitas semua aspek dalam
pendidikan.
b) Untuk memberikan kemungkinan pendidikan yang lebih bersifat
individual, sumber belajar dimungkinkan dapat dipakai secara
mandiri untuk kegiatan belajar.
c) Untuk lebih memantapkan pembelajaran, dengan sumber belajar
yang dipakai maka pembelajaran akan semakin jelas untuk dapat
dipakai untuk dapat diterima oleh siswa, sehingga akan
d) Untuk memungkinkan belajar secara seketika, dengan adanya
sumber belajar yang dapat dipakai maka akan menghilangkan jarak
dan waktu untuk belajar siswa.
e) Untuk menyajikan pendidikan yang lebih luas.
4. Manfaat sumber belajar
Ada beberapa kriteria, dalam pemilihan sumber belajar yaitu.
a) Harus dapat tersedia dengan cepat.
b) Harus memungkinkan peserta didik untuk memacu diri sendiri.
c) Harus bersifat individual, dapat memenuhi berbagai kebutuhan
peserta didik dalam belajar mandiri.
Menurut Mulyasa (2006: 49) manfaat sumber belajar antara lain.
a) Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap
proses belajar mengajar yang akan ditempuh. Sumber belajar
merupakan peta dasar yang perlu dijajagi secara umum agar
wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan dikembangkan
dapat diperoleh lebih awal.
b) Merupakan pemandu secara teknik dan langkah-langkah operasional
untuk secara lebih teliti menuju pada penguasaan keilmuan secara
tuntas.
c) Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh yang berkaitan
d) Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan bidang keilmuan yang
sedang dipelajari dengan berbagai bidang keilmuan tertentu.
e) Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh
orang lain yang berhubungan dengan bidang keilmuan tertentu.
f) Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul yang merupakan
konsekuensi logis dalam suatu bidang keilmuan yang menuntut
adanya kemampuan pemecahan dari orang yang mengabadikan diri
dalam bidang tersebut.
C. Pengertian dan Karakteristik Siswa
Naqawi (dalam Aly, 2008) menyebutkan bahwa kata murid berasal
dari bahasa Arab, yang artinya orang yang menginginkan (the willer).
Adapun sifat-sifat dari anak didik (siswa) memiliki sifat umum antara lain.
1. Anak bukanlah miniatur orang dewasa, sebagaimana statement J.J.
Rousseau, bahwa “anak bukan miniatur orang dewasa, tetapi anak adalah anak dengan dunianya sendiri”.
2. Peserta didik (murid), memiliki fase perkembangan tertentu, seperti
pembagian Ki Hadjar Dewantara (Wiraga, Wicipta, Wirama).
3. Murid memiliki pola perkembangan sendiri-sendiri.
4. Peserta didik (murid), memiliki kebutuhan. Di antara kebutuhan tersebut
adalah sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pendidikan seperti, L.J.
independence, harga diri. Sedangkan Maslow memaparkan: adanya
kebutuhan biologi, rasa aman, kasih sayang, harga diri, dan realisasi.
Mengacu dari beberapa istilah murid, murid diartikan sebagai orang
yang berada dalam taraf pendidikan, yang dalam berbagai literatur murid
juga disebut sebagai anak didik. Dalam hal ini murid dilihat sebagai
seseorang (subjek didik), yang mana nilai kemanusiaan sebagai individu,
sebagai makhluk sosial yang mempunyai identitas moral, harus
dikembangkan untuk mencapai tingkatan optimal dan kriteria kehidupan
sebagai manusia warga negara yang diharapkan.
D. Kesiapan
1. Pengertian kesiapan
Soemanto (1998) mengartikan readiness sebagai kesiapan atau
kesediaan seseorang untuk berbuat sesuatu. Seorang ahli bernama
Cronbach memberikan pengertian tentang readiness sebagai segenap
sifat atau kekuatan yang membuat seseorang dapat bereaksi dengan cara
tertentu. Slameto (2003) juga mengatakan bahwa kesiapan adalah
keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap
untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap
suatu situasi dan kondisi yang dihadapi.
Sementara itu menurut Hamalik (2003) mendefinisikan kesiapan
(2002) kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu
kegiatan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa kesiapan merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang
membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban terhadap cara
tertentu terhadap suatu situasi.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan
Kesiapan merupakan suatu sikap psikologis yang dimiliki
seseorang sebelum melakukan sesuatu. Di mana kesiapan ini dapat
dipengaruhi oleh dirinya sendiri atau oleh pihak luar. Berikut yang dapat
mempengaruhinya yaitu.
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian yaitu jasmaniah
dan rohaniah (psikologis). Dimana keduanya mempengaruhi
individu menjadi terampil yang termasuk faktor jasmani adalah
bagaimana kondisi fisiknya dan panca indra. Sedangkan kondisi
psikologisnya adalah minat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi dan
kemampuan kognitif. Semua ini akan berpengaruh dengan kesiapan
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri
seseorang (Hamalik, 2003). Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kesiapan. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor
kesiapan belajar dari beberapa pendapat, yaitu sebagai berikut.
1) Menurut Darsono (2000: 27) faktor kesiapan meliputi.
a) Kondisi fisik yang tidak kondusif. Misalnya: sakit, pasti akan
mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan untuk
belajar.
b) Kondisi psikologis yang kurang baik. Misalnya: gelisah,
tertekan, dsb. Merupakan kondisi awal yang tidak
menguntungkan bagi kelancaran belajar.
2) Menurut Slameto (2003: 113) kondisi kesiapan mencakup 3
aspek, yaitu.
a) Kondisi fisik, mental dan emosional.
b) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.
c) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang
telah dipelajari.
3) Menurut Djamarah (2002: 35) faktor-faktor kesiapan meliputi.
a) Kesiapan fisik, misalnya tubuh tidak sakit (jauh dari
gangguan lesu, mengantuk, dan sebagainya).
c) Kesiapan materil, misalnya ada bahan yang dipelajari atau
dikerjakan berupa buku bacaan, catatan dll.
3. Aspek-aspek kesiapan dalam menggunakan internet sebagai
sumber belajar
Dalam jurnal berjudul Assessing Readiness for E-Learning,
terdapat beberapa aspek kesiapan yang dapat digunakan untuk
mengukur tingkat kesiapan siswa dalam menggunakan internet untuk
belajar, antara lain: (1) ketersediaan sarana dan prasarana, (2) kebiasaan
menggunakan internet dalam belajar, (3) kemampuan diri, dan (4)
pandangan/sikap siswa pada internet dalam membantunya dalam
belajar. Penjabaran setiap aspek di atas adalah sebagai berikut.
1. Ketersediaan sarana dan prasarana
Depdikbud (1997: 7) berpendapat bahwa fungsi sarana dan
prasarana pendidikan yang berupa alat pembelajaran, alat peraga,
dan media pendidikan dalam proses pembelajaran sangat penting
guna mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan tersebut
terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga berfungsi
sebagai alat yang dapat memperlancar serta mempermudah
penangkapan pengertian dalam proses interaksi antar guru dan
siswa.
2. Kebiasaan
Perbuatan digolongkan menjadi kebiasaan ketika perbuatan tersebut
dilakukan secara berulang-ulang, tanpa melalui proses berpikir,
sebagai tanggapan atau respon terhadap sesuatu, dan umumnya
adalah perbuatan sehari.
3. Kemampuan diri
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan seorang
individu dalam menguasai suatu keahlian dan digunakan untuk
mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut,
Stephen P. Robbins & Timonthy A. Judge (2009: 57-61)
menyatakan bahwa kemampuan keseluruhan seorang individu pada
dasarnya terdiri atas dua kelompok faktor, yaitu.
a. Kemampuan Intelektual (Intelectual Ability), merupakan
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktifitas mental (berpikir, menalar, dan memecahkan
masalah).
b. Kemampuan Fisik (Physical Ability), merupakan
kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, ketErampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa.
4. Pandangan/ persepsi
Wirawan (1995: 7 ) menjelaskan bahwa proses
pandangan merupakan hasil hubungan antar manusia dengan
lampau, minat, sikap, intelegensi, dimana hasil atau penelitian
terhadap apa yang diinderakan akan mempengaruhi tingkah
laku. Indrawijaya (2000: 45) juga berpendapat bahawa persepsi
dapat diartikan sebagai suatu penerimaan yang baik atau
pengambilan inisiatif dari proses komunikasi.
Robbins (2001: 89) mengemukakan bahwa ada 3 faktor
yang dapat mempengaruhi persepsi yaitu.
1) Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu
objek dan mencoba menafsirkan apa yang dilihatnya dan
penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi
dari pelaku persepsi individu itu.
2) Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang
diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan.
3) Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek
atau peristiwa sebab unsur-unsur lingkungan sekitar
mempengaruhi persepsi kita.
4. Kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber
belajar fisika
Kesiapan siswa terhadap pemanfaatan internet sebagai sumber
belajar Fisika dapat diartikan sebagai kondisi siswa yang membuatnya
mereka inginkan sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan lebih
menyenangkan.
Tingkat kesiapan siswa dalam memanfaatkan internet sebagai
sumber belajar dapat diukur dengan menggunakan beberapa model,
dalam penelitian ini digunakan model Alkaslan and Law’ s yang terdapat
dalam jurnal berjudulAssessing Readiness for E-Learning. Pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan internet sebagai metode penyampaian, interaksi,
dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar,
berupa portal e-learning, media online lainnya yang berisi berbagai
obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia serta dipadukan
dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi dan
berbagai educational tools lainnya. Pada model ini terdapat 4 aspek
yang dapat dugunakan dalam penelitian ini untuk mengukur kesiapan
siswa dalam pemanfaatan internet sebagai sumber belajar yang dikutip
dari jurnal penelitian yang berjudul Assessing Readiness for
E-Learning. Adapun 4 aspek itu adalah: (1) ketersediaan sarana dan
prasarana; sarana dan prasarana merupakan modal utama untuk bisa
mengakses internet, (2) kebiasaan menggunakan internet dalam belajar:
dengan terbiasa menggunakan internet dalam kegiatan sehari-hari siswa
tidak akan mengalami kesulitan untuk belajar menggunakan internet
keinginan penggunanya secara efektif dan efisien, (4) pandangan/sikap
siswa pada internet dalam membantunya dalam belajar: penerimaan atau
persetujuan bahwa internet dapat membantu dalam belajar sangat
penting dimiliki oleh pengguna internet sehingga tercipta
sikap/pandangan yang positif terhadap internet.
E. Hasil Penelitian Terkait
Penelitian Sudirman Siahaan dan Rr Martiningsih (2009) dengan
penelitian berjudul “Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran di SMP Al
Muslim Sidoarjo-Jawa Timur” dalam A.A Gde Ekayana (2011)
menunjukkan bahwa seluruh peserta didik (100%) menyatakan bahwa
mereka pernah menggunakan internet dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah sebagai salah satu sumber belajar, alasan peserta didik menyenangi
pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah adalah karena mereka dapat menambah ilmu
pengetahuan (87,93%), sebagian besar peserta didik (72,40%) menyatakan
kegiatan pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan menarik apabila
dilaksanakan dengan menggunakan internet, lebih dari separuh responden
(57,63%) menyatakan mereka lebih sering mengakses internet di sekolah
karena gratis, dan sebagian besar responden (76,27%) menyatakan mereka
mempunyai e-friends yang mereka lakukan melalui situs
respondennya dan menggunakan metode survey dalam penelitiannya
dengan menggunakan kuisioner sebagai instrument penelitiannya.
Penelitian yang dilakukan oleh A.A Gde Ekayana yang berjudul
“Pemanfaatan Internet sebagai Salah Satu Sumber Belajar Siswa dan Guru di Jurusan Teknik Elektronika SMK N 2 Depok Sleman” bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan internet sebagai salah satu sumber
belajar siswa dan guru beserta hambatan- hambatannya dalam penggunaan
internet sebagai salah satu sumber belajar yang ditinjau dari aspek
kemampuan, proses belajar mengajar, lingkungan dan sarana prasarana di
SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian sekaligus populasi
penelitian yang terdiri atas siswa kelas X sebanyaak 32 siswa, siswa
kelas XI sebanyak 31 siswa, siswa kelas XII sebanyak 32 dan dewan
guru sebanyak 9 guru. Data primer diambil dengan metode kuesioner
dengan angket sebagai instrumennya. Teknik analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dengan menggunakan
persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemanfaatan
internet sebagai salah satu sumber belajar siswa dan guru di SMK Negeri
2 Depok Sleman berada pada kategori tinggi, dengan ini berarti fasilitas
yang ada di sekolah maupun dilingkungan sekolah sudah digunakan
dengan optimal untuk mencari referensi belajar maupun untuk
sebesar 77.42%, siswa kelas XII sebesar 71.88% dan guru sebesar 66.66%.
Hambatan siswa dan guru dalam menggunakan internet sebagai salah satu
sumber belajar sebesar 69.47% siswa dan 77.77% guru mengatakan bahwa
hambatan dari aspek sarana prasarana pada kategori rendah. Ini berarti
bahwa fasilitas atau sarana prasarana yang ada di sekolah maupun
dilingkungan sekolah sudah memadai untuk digunakan oleh para siswa
dan guru dalam mencari sumber- sumber belajar dan sebagai media untuk
belajar. Selain dari segi sarana prasarana hambatan pemanfaatan internet
sebagai sumber belajar juga berasal dari internet yaitu makin banyaknya
situs-situs pertemanan, seperti facebook, twitter, kaskus dan situs-situs
hiburan yang ada di internet yang mempengaruhi produktifitas belajar
siswa maupun guru.
Kekhasan penelitian ini dibandingkan penelitian-penelitian di atas
terletak pada jumlah responden yang lebih banyak dan tersebar di beberapa
kawasan sehingga data yang didapatkan lebih akurat dan lebih
memberikan gambaran yang lebih luas, serta pada penelitian ini tidak
hanya melihat seberapa besar peranan internet dalam proses pembelajaran
mereka tetapi juga memberikan gambaran kepada pembaca kondisi
kesiapan siswa saat ini terhadap penggunaan internet sebagai sumber
belajar Fisika yang dapat dilihat dari beberapa factor kesiapan
menggunakan internet. Dengan hasil penelitian ini diharapakan dapat
menggunakan internet sebagai salah satu sumber belajar yang efektif
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survey. Penelitian
kuantitatif adalah desain riset yang mengunakan data berupa skor atau
angka yang kemudian akan dianalisis dengan statistik (Suparno, 2014: 119).
Tujuan dari penelitian survey adalah memperoleh gambaran atau deskripsi
secara lebih rinci dari hal atau objek yang diteliti, tanpa melakukan
intervensi atau pengubahan apapun terhadap objek (Paidi, 2012: 46).
Menurut Kerlinger (dalam Siregar, 2013: 4) penelitian survey memiliki
karakteristik yaitu objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar
maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian
relatif, dan penelitian survey pada umumnya dilakukan untuk mengambil
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kesiapan siswa SMA kelas XI IPA di kabupaten Sleman dalam pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar Fisika. Data kuantitatif diperoleh dengn
B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI IPA di
kabupaten Sleman. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik pengambilan sampling secara convenience sampling. Teknik
convenience sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia untuk
menjadi sampel atau peneliti memilih orang-orang terdekat saja (Syofian,
2013: 30).
Untuk menggambarkan keterwakilan seluruh siswa di kabupaten
Sleman, maka dipilih 1 SMA dalam 1 kecamatan untuk mewakili daerah di
bagian utara, bagian timur, bagian barat, dan bagian tengah kabupaten
Sleman. Dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk diterima lebih
besar untuk bisa melakukan penelitian maka peneliti lebih banyak memilih
SMA negeri untuk dijadikan tempat penelitian. Kabupaten Sleman terdiri
dari 17 kecamatan. Berikut adalah daftar SMA yang dijadikan tempat
penelitian ini.
Tabel 3.1 Daftar Sekolah berdasarkan Kecamatan
No. Kecamatan Sekolah
1. Cangkringan SMA N 1 Cangkringan
2. Depok SMA N 1 Depok
3. Gamping SMA N 1 Gamping
No. Kecamatan Sekolah
6. Minggir SMA N 1 Minggir
7. Mlati SMA N 1 Mlati
8. Ngaglik SMA N 2 Ngaglik
9. Ngemplak SMA N 1 Ngemplak
10. Pakem SMA N 1 Pakem
11. Prambanan SMA N 1 Prambanan
12. Sayegan SMA N 1 Sayegan
13. Sleman SMA N 2 Sleman
14. Tempel SMA N 1 Tempel
15. Turi SMA N 1 Turi
16. Berbah SMA Institut Indonesia Sleman
17. Moyudan SMA Islam 2 Moyudan
Sesuai dengan lokasi penelitian yang telah ditentukan, maka pengambilan
data dilakukan di 17 SMA di kabupaten Sleman yang sudah ditentukan
berdasarkan kecamatan. Adapun realisasi lokasi SMA yang dijadikan
tempat untuk pengambilan data seperti terlihat di Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Jumlah Sekolah Sampel
Jumlah Presentase
Target SMA Sampel 17 100 %
Berdasarkan Tabel 3.2, pengambilan data dilakukan di 7 SMA dari
17 SMA yang direncanakan atau terealisasi sebesar 42 %. Hal ini
disebabkan terbatasnya waktu untuk peneliti menjangkau 17 sekolah
tersebut dan ada beberapa SMA yang menolak untuk dijadikan lokasi
pengambilan data karena ada kebijakan dari Kepala Sekolah untuk menolak
ijin dijadikan tempat pelaksanaan penelitian. Alasan adanya kebijakan
tersebut diantaranya adalah guru dan siswa pada sekolah tersebut sedang
sibuk untuk mengejar materi pelajaran yang belum terselesaikan guna
mempersiapkan diri menghadapi ujian akhir semester genap tahun ajaran
2015/2016.
Ada beberapa SMA yang dijadikan pengganti bagi SMA yang tidak
bersedia menjadi tempat melakukan penelitian tetapi sekolah tersebut tetap
berada dalam 1 kecamatan. Contohnya: SMA N 1 Mlati yang digantikan
dengan SMA Santo Mikael, SMA N 2 Ngaglik yang digantikan dengan
SMA N 1 Ngaglik.
Setelah mendapatkan 7 sekolah untuk dijadikan tempat
melaksanakan penelitian, peneliti mengambil 100% dari jumlah siswa kelas
XI IPA dari setiap sekolah tersebut untuk menjadi sampel penelitian.
Sampel pada penelitian ini adalah 322 responden. Jumlah sampel
masing-masing sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Jumlah Sampel setiap Sekolah
No. Nama Sekolah Jumlah Sampel
2. SMA N 1 Prambanan 25
3. SMA N 1 Tempel 39
4. SMA N 1 Minggir 59
5. SMA N 1 Cangkringan 42
6. SMA N 1 Turi 52
7. SMA Santo Mikael 23
Total 322
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di 7 sekolah di kabupaten Sleman yang
dijadikan sampel pada penelitian ini dan dilakukan pada semester genap
tahun ajaran 2015/2016 yaitu tanggal 1 – 9 Juni 2016. Tempat dan waktu
penelitian secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
No. Tempat Waktu
1. SMA N 1 Ngaglik 1 Juni 2016
2. SMA N 1 Prambanan 2 Juni 2016
3. SMA N 1 Tempel 4 Juni 2016
4. SMA N 1 Minggir 6 Juni 2016
No. Tempat Waktu
7. SMA Santo Mikael 9 Juni 2016
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengisian angket
oleh responden. Menurut Noor (2010: 139) angket merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan/ pernyataan
kepada responden dengan harapan memberikan respon atas pertanyaan
tersebut. Daftar pernyataan pada angket penelitian ini bersifat tertutup, yaitu
alternatif pilihan jawaban telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.
Instrumen daftar pernyataan pada penelitian ini berupa pilihan
dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan (checklist).
Pembuatan daftar pernyataan pada angket ini berdasarkan
indikator-indikator mengenai kesiapan siswa dalam memanfaatkan internet sebagai
sumber belajar yang sudah dipaparkan pada bagian landasan teori. Jenis
pernyataan dalam angket yaitu pernyataan positif yang memberikan
gambaran bahwa pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi yang
diharapkan sehingga responden dikategorikan siap dalam memanfaatkan
internet sebagai sumber belajarnya. Jumlah item pada angket ini berjumlah
28 butir. Berikut adalah tabel kisi-kisi penyusunan pernyataan angket
ASPEK INDIKATOR NOMOR
untuk belajar secara mandiri 19 dan 20
E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Penyusunan angket dapat menggambarkan tujuan dari penelitian
yang dilakukan (valid) dan juga dapat konsisten bila pernyataan tesebut
reliabitasnya. Secara mudah angket diujikan dahulu kepada 10
responden sampel, kemudian hasil dari pengisian angket tersebut
dianalis menggunakan SPSS.
1. Validitas instrumen
Dalam pebelitian ini acuan taraf signifikansi yang digunakan
adalah 5 %, artinya hasil penelitian memiliki peluang kesalahan 5% dan
95% diyakini kebenarannya. Jika hasil dari uji coba signifikasi lebih
kecil dari 5% maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid dan jika
taraf kepercayaannya kurang dari 95% maka item pernyataan
dinyatakan tidak valid. Dengan membandingkan nilai α perhitungan
lebih besar daripada nilai kritikal korelasi pearson untuk α = 0,05 yakni
0,632 maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid. Hasil uji
validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen
Nomor Item α Hitung α Acuan Keterangan
1 0,577 0,632 tidak valid
2 0.334 0,632 tidak valid
3 0,650 0,632 valid
4 0,834 0,632 valid
5 0,732 0,632 valid
Nomor Item α Hitung αAcuan Keterangan
7 0,738 0,632 valid
8 0,234 0,632 tidak valid
9 0,344 0,632 tidak valid
10 0,392 0,632 tidak valid
11 0,701 0,632 valid
12 0,795 0,632 valid
13 0,508 0,632 tidak valid
14 0,893 0,632 valid
15 0,275 0,632 tidak valid
16 0,703 0,632 valid
17 0,809 0,632 valid
18 0,662 0,632 valid
19 0,294 0,632 tidak valid
20 0,639 0,632 valid
21 0,504 0,632 tidak valid
22 0,841 0,632 valid
23 0,385 0,632 tidak valid
24 0,602 0,632 tidak valid
25 0,756 0,632 valid
Berdasarkan hasil uji validitas, dari 26 item pernyataan
diketahui 14 pernyataan valid dan 12 item pernyataan tidak valid. 12
item yang tidak valid tersebut diubah atau diperbaiki oleh dosen
pembimbing agar pernyataanya menjadi jelas dan dapat digunakan
untuk pengambilan data.
2. Uji reliabilitas instrumen
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur
yang sama pula (Siregar, 2013: 55).
Uji reliabilitas pada penelitian ini dibantu dengan program SPSS
yaitu dengan teknik Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil uji reliabitas,
diketahui nilai Alpha Cronbach instrument ini adalah 0,856. Nilai ini
lebih besar dari nilai kritikal korelasi pearson untuk α = 0,05 yakni
0,632. Maka instrument penelitian ini dinyatakan reliabel.
F. Teknik analisis data
Teknik analisis data penelitian ini melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut.
1. Pemberian skor pada pilihan jawaban
Tabel 3.8 Klasifikasi Jumlah Skor pada Setiap Pernyataan
Jenis Pernyataan Pilihan Jawaban Skor
Positif
Sangat Setuju (SS) 3
Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 1
Sangat Tidak Setuju (STS) 0
Total Skor Maksimal = 84
Total Skor Minimal = 0
2. Penskoran setiap siswa
× 100%
3. Klasifikasi tingkat kesiapan siswa
a. Skor untuk siswa
Skor minimal = 0 × 28 = 0
Skor maksimal = 3 × 28 = 84
b. Pembagian interval
Dikelompokkan dalam dua interval, maka lebar intervalnya 84 : 3
= 28. Skor yang diperoleh dari kesiapan siswa dalam pemanfaatan
internet sebagai sumber belajar fisika diklasifikasikan pada tabel
berikut.
Tabel 3.9 Tingkat Kesiapan Siswa dalam Pemanfaatan Internet
sebagai Sumber Belajar Fisika
Skor
Siswa
Interval
(%)
Tingkat
Kesiapan
Kategori
Kesiapan
56–84 ≥66 Siap A
28–55 33 - 65 Kurang Siap B
0-27 ≤32 Tidak Siap C
Pembagian tiga kategori tersebut tidak memerlukan
perhitungan statistik, hanya saja perhitungan persentase skor hasil
jawaban kuisioner siswa. Penentuan kategori menjadi tiga ini
diperuntukkan agar terlihat jelas perbedaan antara kategori siap dan
kategori tidak siap. Berikut adalah penjelasan dua kategori yang
Tabel 3.10 Keterangan Kategori Kesiapan
Kategori Keterangan
A
Siswa sudah siap dalam semua factor kesiapan
dalam menggunakan internet sebagai sumber
belajar fisika.
B
Siswa kurang siap pada beberapa faktor kesiapan
sehingga membutuhkan lebih banyak
peningkatan pada factor-faktor tersebut untuk
dapat menggunakan internet sebagai sumber
belajar fisika.
C
Siswa belum siap dan membutuhkan lebih
banyak lagi persiapan dan peningkatan pada
faktor kesiapan untuk dapat menggunakan