• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAYANAN RAGAM BIMBINGAN PADA SISWA

SEKOLAH DASAR NEGERI

SE-KECAMATAN PEDAN, KLATEN, JAWA TENGAH

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN PROGRAM

BIMBINGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Aldian Putranto Hadi 091114068

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

BABBIB

PENDAHULUANB

A. LatarBBelakangB

Bimbingan adalah sistem komprehensif yang meliputi fungsi, pelayanan, dan program di sekolah yang didesain untuk membantu

perkembangan pribadi dan kompetensi psikologis peserta didik. Pada konsep

pendidikan, bimbingan tersebut merupakan serangkaian perencanaan pengalaman

bagi peserta didik yang didesain untuk meningkatkan perkembangan dan

outcome pendidikan, sedangkan ditinjau dari pelayanan pendidikan, bimbingan seperti halnya kurikulum pengajaran, konsisten dengan fungsi utamanya yaitu

memfasilitasi peserta didik mencapai kematangan perkembangan (kedewasaan)

dan outcome pendidikan. Oleh karena itu bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh

tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut (Aubrey, 1979).

Layanan bimbingan merupakan tanggung jawab personil sekolah yakni

guru BK, guru mata pelajaran atau kelas dan kepala sekolah. Masing-masing

personil sekolah memiliki peran dalam keterlibatan pada proses bimbingan di

sekolah (Pietrofesa,et.al.,1980). Peran guru BK dalam layanan bimbingan di

Sekolah Dasar yaitu; (a) merencanakan program bimbingan, (b) melaksanakan

(23)

segenap program satuan layanan bimbingan, (c) melaksanakan segenap program

satuan kegiatan pendukung bimbingan, (d) menilai program dan hasil

pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan, (e)

melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan

pendukung bimbingan, (f) mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan

kegiatan pendukung bimbingan yang dilaksanakannya, (g)

mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan

secara menyeluruh kepada Kepala Sekolah.

Selanjutnya, Prayitno dkk (2004) menguraikan peran, tugas dan

tanggung jawab guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan yaitu; (a)

membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan kepada peserta didik, (b)

membantu guru pembimbing mengidentifikasi peserta didik yang memerlukan

layanan bimbingan, (c) serta pengumpulan data tentang peserta didik tersebut, (d)

mengalih tangankan peserta didik yang memerlukan pelayanan bimbingan

kepada guru pembimbing, (e) membantu mengembangkan suasana kelas, (f)

membantu kesulitan atau masalah pada peserta didik ketika berada di dalam

proses kegiatan belajar mengajar di kelas, (g) hubungan guru-peserta didik dan

hubungan peserta didik yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan,

(h) membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian

(24)

Kepala Sekolah berperan sebagai Administrator, dan

bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah,

khususnya program layanan bimbingan di sekolah yang dipimpinnya. Karena

posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh

dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan di sekolahnya.

Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan

program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan

bimbingan dan konseling. Ia membantu mengembangkan kebijakan dan

prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di

sekolahnya.

Di sisi lain, tidak semua sekolah memiliki tenaga guru BK. Di

Indonesia sendiri saat ini layanan bimbingan di Sekolah Dasar merupakan

tanggung jawab guru dan wali kelas (guru kelas), karena minimnya personil

profesional ke-BKan yang diangkat dan ditugaskan disekolah dasar. Di sisi lain,

guru kelas juga memiliki tugas seperti yang disebutkan dalam Permendiknas No.

17 Th 2007 yaitu membimbing peserta didik sehingga menjadi manusia

berpotensi dan mengaktualisasikan potensi kemanusiaanya secara optimum.

Oleh sebab itu, seperti yang diungkapkan Furqon (2005), bahwa guru

kelas mempunyai fungsi peranan dan kedudukan pokok di dalam keseluruhan

proses pendidikan terutama dalam pendidikan di sekolah. Peranan pokok tersebut

(25)

pembangunan dan pendidikan dewasa ini, yaitu yang berkenaan dengan mutu dan

relevansi pendidikan. Upaya memfasilitasi terwujudnya kebijakan ini, guru

dituntut menampilkan peranan, baik sebagai pengajar maupun pembimbing

secara terpadu dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan kompetensi

yang dituntutnya. Peran guru tersebut sebaiknya direalisasikan dalam kinerja

perilaku yang ditampilkannya dari mulai perencanaan (perumussan pengajaran),

pelaksanaan, sampai evaluasi dan follow up (tindak lanjut). Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003, PP No. 19 tahun 2005, dan Permendiknas No. 22 tahun 2006

menegaskan bahwa dalam konteks reformasi pendidikan di sekolah, pelayanan

Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai bagian yang integratif dalam sistem

pendidikan di sekolah. Hal ini diperkuat dengan Surat Keputusan Menpan RI No.

84 tahun 1993 (dalam Barus,2011) menegaskan bahwa selain tugas utama guru

mengajar, tugas guru SD ditambah dengan melaksanakan bimbingan. Selain itu,

seperti yang di jelaskan oleh (Depdikbud, 1994 dalam Furqon, 2005) tujuan guru

memberikan bimbingan kepada peserta didik yaitu bahwa tujuan layanan

bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu peserta didik agar dapat

memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi berbagai aspek ragam

bimbingan seperti aspek pribadi, sosial, belajar dan karir sesuai dengan tuntutan

lingkungan.

Implikasi model ragam bimbingan yang direkomendasikan untuk

(26)

sendi pendidikan di sekolah dasar. Guru kelas atau bidang studi pada umumnya

lebih banyak berinteraksi dengan peserta didik di ruang kelas, melaksanakan

semua instrumen kegiatan belajar mengajar.

Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar, menunjukkan

bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan belum dapat optimal

mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga

tugas memberikan layanan bimbingan kurang membawa dampak positif bagi

peningkatan prestasi belajar peserta didik. Selain melaksanakan tugas pokoknya

menyampaikan semua mata pelajaran, guru kelas juga dibebani seperangkat

administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan

bimbingan belum dapat dilakukan secara maksimal.

Oleh karena itu guru sekolah dasar memiliki peranan penting dalam

memberikan bimbingan kepada peserta didik sesuai dengan tugas perkembangan

peserta didik dan disesuaikan dengan ragam bimbingan yang dibutuhkan oleh

peserta didik, adapun ragam bimbingan yang ada di Sekolah Dasar (SD) yang

pertama, ragam bimbingan pribadi dalam aspek perkembangan pribadi, layanan

bimbingan membantu peserta didik agar memiliki pemahaman diri,

mengembangkan sikap positif, menghargai orang lain, memiliki rasa

tanggungjawab, mampu menyelesaikan masalah. Kedua, ragam bimbingan sosial

dalam aspek perkembangan sosial, layanan bimbingan membantu peserta didik

(27)

pilihan kegiatan secara sehat. Ketiga, ragam bimbingan belajar, dalam aspek

perkembangan belajar layanan bimbingan membantu peserta didik agar dapat

melaksanakan cara-cara belajar yang benar, menetapkan tujuan dan rencana

pendididkan, memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian, dan mencapai

prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya. Keempat, ragam

bimbingan karier, dalam aspek perkembangan karir layanan bimbingan

membantu peserta didik agar dapat mengenali macam-macam dan ciri-ciri

berbagai jenis pekerjaan, menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan,

mengeksplorasi arah pekerjaan dan menyesuaikan keterampilan, kemampuan,

dan minat dengan jenis pekerjaan.

Apabila keempat ragam bimbingan tersebut terlaksana, akan

berdampak pada terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik, sehingga

penyelesaian tugas perkembangan peserta didik dapat terpenuhi secara maksimal

dan tidak menimbulkan masalah di dalam diri peserta didik. Namun apabila

keempat ragam bimbingan tersebut tidak dapat terlaksana maka akan berdampak

pada tidak terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik secara

maksimal, dan hal ini akan menimbulkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan

tugas perkembangan peserta didik tersebut. Guna mewujudkan tujuan diatas

perlu mengintegrasikan seluruh komponen yang ada dalam pendidikan, salah

(28)

Dari realita di lapangan di atas peneliti tertarik untuk meneliti

keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada peserta

didik Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan.

B. RumusanBMasalahB

Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam

bimbingan pada Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan?B

2. Berdasarkan analisis uji butir ragam bimbingan mana sajakah yang perlu

ditingkatkan dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan ?

C. TujuanBPenelitianB

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui bagaimana keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan

ragam bimbingan pada Sekolah Dasar NegeriBdi Kecamatan Pedan.B

2. Mengetahui item ragam bimbingan mana sajakah yang perlu ditingkatkan dan

menentukan usulan program bimbingan.B

B

B

(29)

D. ManfaatBPenelitianB

Beberapa kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam

pemberian layanan ragam bimbingan dalam proses belajar mengajar di kelas

khusunya di Sekolah Dasar, hal ini bertujuan untuk membantu mengatasi

masalah pada peserta didik khususnya dalam belajar dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

1) Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan kualitas layanan

ragam bimbingan di sekolah

2) Sebagai bahan pertimbangan untuk pemberian layanan ragam

bimbingan di sekolah.

b. Bagi Guru Kelas

Bahan evaluasi dalam pemberian layanan ragam bimbingan yang

(30)

c. Bagi Peserta Didik

Mendapatkan layanan bimbingan secara maksimal dari guru kelas

sehingga tugas perkembangan peserta didik dapat terpenuhi secara

optimal.

E. BatasanBIstilahB

Guna memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini, dan

menghindari adanya kemungkinan yang terjadi, maka perlu adanya pembatasan

atau definisi operasional sebagai berikut :

1. Keterlaksanaan adalah tolak ukur suatu pencapaian yang sudah direcanakan

yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

2. Layanan Ragam Bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu

secara berkesinambungan pada bidang kehidupan individu seperti Pribadi,

Sosial, Belajar, Karier sebagai pemenuhan tugas perkembangan individu

(31)

1 1

BABBIIB

LANDASANBTEORIB B

Pada1bab1ini1landasan1teori1dijadikan1dasar1untuk1mendapatkan1kebenaran.1

Sesuai1 dengan1 judul1 penelitian1 maka1 dalam1 bab1 ini1 peneliti1 akan1 mengemukakan1

beberapa1teori1yang1berkaitan1dengan1variabel1penelitian,1yaitu1:11

A. LandasanBBimbinganBdiBSekolahBDasarBB 1. BBPengertianBBimbinganBdiBSekolahBDasarB

Menurut1 Depdikbud1 (1994),1 bimbingan1 di1 sekolah1 dasar1 adalah1

bantuan1yang1diberikan1kepada1siswa1yang1bertujuan1untuk1membantu1siswa1

agar1dapat1memenuh1tugas-tugas1perkembangan1yang1meliputi1aspek1sosial,1

pribadi,1 akademik,1 dan1 karier.1 Bimbingan1 adalah1 bagian1 dari1 aspek1

pendidikan1 yang1 berfokus1 pada1 upaya1 membantu1 individu1 memenuhi1

kebutuhan,1memahami1potensi,1dan1mengembangkan1tujuan1kehidupan.1Hal1

ini1sangat1relevan1jika1dilihat1dari1perumusan1bahwa1pendidikan1ini1adalah1

merupakan1usaha1sadar1yang1bertujuan1untuk1mengembangkan1kepribadian1

dan1 potensi-potensinya1 meliputi1 bakat,1 minat,1 kemampuannya,1 menurut1

Jones1&1Hand,119831(dalam1Furqon,2005)1

Menurut1 Hamalik1 (2000)1 1 bimbingan1 adalah1 bantuan1 yang1

diberikan1kepada1individu1agar1dapat1mengenal1dirinya1dan1supaya1individu1

itu1dapat1mengenal1serta1dapat1memecahkan1masalah-masalah1yang1dihadapi1

(32)

1 1

di1 dalam1 kehidupannya.1 Menurut1 1 Tim1 Pengembangan1 MKDK1 IKIP1

Semarang1(1990),1bimbingan1adalah1suatu1proses1yang1terus1menerus1untuk1

membantu1 perkembangan1 individu1 dalam1 rangka1 mengembangkan1

kemampuannya1secara1maksimal1untuk1memperoleh1manfaat1yang1sebesar-besarnya,1 baik1 bagi1 dirinya1 maupun1 bagi1 masyarakat.1 Hal1 sama1 juga1

diungkapkan1oleh1(Bimo1Walgito,11995)1mengemukakan1bahwa1bimbingan1

adalah1 bantuan1 atau1 pertolongan1 yang1 diberikan1 kepada1 individu1 atau1

kelompok1 dalam1 mengatasi1 kesulitan1 didalam1 hidupnya,1 agar1 dapat1

mencapai1kesejahteraan1hidupnya.1

Dari1 berbagai1 pengertian1 bimbingan1 yang1 dikemukakan1 oleh1

banyak1 ahli1 dapat1 disimpulkan1 bahwa1 bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1

merupakan1 proses1 yang1 berkesinambungan1 yang1 dilakukan1 secara1 berkala1

dan1 intensif1 kepada1 peserta1 didik.1 Bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 bertujuan1

membantu1 peserta1 didik1 agar1 dapat1 mengarahkan1 dan1 mengembangkan1

dirinya1secara1optimal1sesuai1dengan1kemampuan1dan1potensinya.1Layanan1

bimbingan1sangat1dibutuhkan1agar1para1peserta1didik1di1Sekolah1Dasar1yang1

mempunyai1 masalah1 dapat1 terbantu1 sehingga1 mereka1 dapat1 belajar1 dengan1

lebih1 baik.1 Secara1 umum1 dapat1 dikemukakan1 bahwa1 tujuan1 layanan1

bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 adalah1 membantu1 mengatasi1 berbagai1 macam1

kesulitan1 yang1 dihadapi1 peserta1 didik1 di1 Sekolah1 Dasar1 sehingga1 terjadi1

(33)

1 1

2. BBFungsiBBimbinganBdiBSekolahBDasarBB

Sugiyo,1dkk1(1987)1menyatakan1bahwa1ada1tiga1fungsi1bimbingan1di1

Sekolah1Dasar,1yaitu:1

1. Fungsi1adaptasi1(1adaptif1)11

Fungsi1 adaptasi1 ialah1 fungsi1 bimbingan1 dalam1 rangka1 membantu1

peserta1didik1staf1sekolah1khususnya1guru1dalam1mengadaptasikan1

program1 pengajaran1 dengan1 ciri1 khusus1 dan1 kebutuhan1 pribadi1

peserta1 didik-peserta1 didik.1 Fungsi1 adaptasi1 membantu1 peserta1

didik1 agar1 dapat1 menyesuaikan1 program-program1 yang1 ada1 di1

sekolah1 maupun1 program-program1 yang1 digunakan1 guru1 dalam1

memberikan1 materi1 pelajaran1 didalam1 kelas1 sesuai1 dengan1

kemampuan1yang1dimiliki1peserta1didik.1

2. Fungsi1penyesuaian1(1adjustif1)11

Fungsi1 penyesuaian1 ialah1 fungsi1 bimbingan1 dalam1 membantu1

peserta1 didik1 untuk1 memperoleh1 penyesuaian1 pribadi1 yang1 sehat1

jasmani1 maupun1 rohani.1 Ada1 berbagai1 teknik1 bimbingan1

khususnya1 dalam1 teknik1 konseling,1 peserta1 didik1 dibantu1

menghadapi1 dan1 memecahkan1 masalah-masalah1 dan1

kesulitan-kesulitannya.1Fungsi1ini1juga1membantu1peserta1didik1dalam1usaha1

mengembangkan1dirinya1secara1optimal.11

(34)

1 1

3. Fungsi1penyaluran1(1distributif1)11

Fungsi1 penyaluran1 ialah1 fungsi1 bimbingan1 dalam1 membantu1

menyalurkan1peserta1didik-peserta1didik1dalam1memilih1program-program1 pendidikan1 yang1 ada1 di1 sekolah,1 memilih1 jurusan1

sekolah,1memilih1jenis1sekolah1sambungan1ataupun1lapangan1kerja1

yang1 sesuai1 dengan1 bakat,1 minat,1 cita-cita1 dan1 ciri-1 ciri1

kepribadiannya.1 Di1 samping1 itu1 fungsi1 ini1 meliputi1 pula1 bantuan1

untuk1memiliki1kegiatan-kegiatan1di1sekolah1antara1lain1membantu1

menempatkan1peserta1didik1dalam1kelompok1belajar,1dan1lain-lain.1

Hal1 serupa1 juga1 diungkapkan1 oleh1 Yusuf1 (2009),1 bahwa1 fungsi1

bimbingan1meliputi:1

1. Fungsi1Pemahaman1

Fungsi1 pencegahan1 membantu1 peserta1 didik1 agar1 memiliki1

pemahaman1tentang1potensi1yang1ada1dalam1diri1peserta1didikdan1

pemahaman1akan1lingkungannya1seperti1pendidikan,1cita-cita1masa1

depannya.1

2. Fungsi1Pencegahan1(Preventif)1

Fungsi1 pencegahan1 senantiasa1 mengantisipasi1 berbagai1 masalah1

yang1 mungkin1 dialamai1 peserta1 didik1 dan1 berupaya1 untuk1

mencegahnya,1supaya1masalah-masalah1tersebut1tidak1dialami1oleh1

(35)

1 1

1

3. Fungsi1Pengembangan1

Fungsi1 pengembangan1 dalam1 membantu1 peserta1 didik1 dalam1

mencapai1 tugas-tugas1 perkembangannya,1 melalui1 teknik-teknik1

bimbingan1yang1diberikan1oleh1guru1maupun1pembimbing,1adapun1

teknik1 yang1digunakan1seperti1layanan1informasi,1tutorial,1diskusi1

kelompok1dan1lain1sebagainya.1

4. Fungsi1Perbaikan1

Fungsi1perbaikan1ini1bertujuan1membantu1peserta1didik1yang1telah1

mengalami1 masalah1 baik1 menyangkut1 masalah1 pribadi,1 sosial,1

belajar,1maupun1karir.11

5. Fungsi1Penyaluran1

Fungsi1 penyaluran1 membantu1 peserta1 didik1 dalam1 memilih1

kegiatan1ekstrakulikuler,1minat1dan1bakat1yang1sesuai1dengan1diri1

peserta1 didik1 yang1 dibantu1 dengan1 kerjasama1 dengan1 pendidik1

lainnya1maupun1di1luar1lembaga1pendidikan.1

6. Fungsi1Adaptasi1

Fungsi1adaptasi1membantu1peserta1didik1agar1dapat1menyesuaikan1

program-program1 yang1 ada1 di1 sekolah1 maupun1 program-program1

yang1digunakan1guru1dalam1memberikan1materi1pelajaran1didalam1

(36)

1 1

1

7. Fungsi1Penyesuaian1

Fungsi1bimbingan1penyesuaian1membantu1peserta1didik1agar1dapat1

menyesuaikan1 diri1 secara1 dinamis1 dan1 konstruktif1 terhadap1

lingkungan1 sekitarnya1 baik1 lingkungan1 sekolah1 maupun1

lingkungan1hidup1bermasyarakat1dan1beragama.1

3. RagamBBimbinganBdiBSekolahBDasarB

Ragam1bimbingan1menunjuk1pada1aspek1perkembangan1tertentu1yang1

menjadi1 fokus1 perhatian1 dalam1 layanan1 bimbingan.1 Isi1 layanan1 bimbingan1

mengenai1 hal-hal1 yang1 menyangkut1 bidang1 pribadi,1 bidang1 sosial,1 bidang1

belajar1dan1bidang1 karir,1dengan1demikian1terdapat1empat1ragam1bimbingan1

menurut11(Yusuf,12009)1antara1lain:1

a. Ragam1Bimbingan1Pribadi1

Ragam1bimbingan1pribadi1merupakan1proses1bantuan1untuk1

memfasilitasi1 peserta1 didik1 agar1 memiliki1 pemahaman1 tentang1

karakteristik1 diri1 peserta1 didik,1 kemampuan1 mengembangkan1

potensi1 diri1 dan1 memecahkan1 maslah-masalah1 yang1 dialami1

peserta1 didik.1 Bimbingan1 pribadi1 meliputi1 pemahaman1 diri,1

mengembangkan1 sikap1 diri1 yang1 positif,1 memiliki1 rasa1 tanggung1

jawab,1 menentukan1 keputusan1 secara1 baik1 dan1 kemampuan1

(37)

1 1

merupakan1 layanan1 yang1 mengarah1 kepada1 pencapaian1 pribadi1

yang1 mantab,1 dengan1 memperhatikan1 keunikan1 karakteristik1

pribadi1 serta1 ragam1 permasalahan1 yang1 dialamai1 oleh1 peserta1

didik.1

Menurut1 Yusuf1 (2009),1 bimbingan1 pribadi1 bertujuan1

membantu1 peserta1 didik1 agar1 mampu1 mengembangkan1

kompetensinya1sebagai1berikut:1

a. Memiliki1 komitmen1 untuk1 mengamalkan1 nilai-nilai1 keimanan1

dan1ketaqwaan1 kepada1 Tuhan1Yang1 Maha1Esa,1 seperti1halnya1

membiasakan1diri1untuk1berdoa1sebelum1melakukan1kegiatan.1

b. Memiliki1 sikap1 positif1 terhadap1 diri1 sendiri,1 seperti1 halnya1

percaya1dengan1kemampuan1diri1sendiri1saat1mengerjakan1ujian1

maupun1tugas-tugas1yang1diberikan1oleh1guru.1

c. Memiliki1 pemahaman1 tentang1 potensi1 diri1 dan1 kemampuan1

untuk1 mengembangkannya1 melalui1 kegiatan-kegiatan1 yang1

kreatif1 dan1 produktif,1 baik1 dalam1 kehidupan1 sehari-hari1

maupun1 untuk1 peranannya1 di1 masa1 depan,1 seperti1 halnya1

mengikuti1ekstrakulikuler1sesuai1dengan1hobi1yang1digemari.1

d. Memiliki1 kemampuan1 untuk1 merawat1 dan1 memelihara1 diri,1

(38)

1 1

halnya1 mandi1 dua1 kali1 sehari,1 rajin1 gosok1 gigi1 sebelum1 tidur1

dan1sesudah1makan.1

Apabila1ragam1bimbingan1pribadi1ini1tidak1terlaksana1maka1tidak1

menutup1 kemungkinan1 akan1 menimbulkan1 masalah1 pada1 tugas1

perkembangan1 peserta1 didik1 mengenai1 sikap1 diri1 sendiri1 sebagai1

mahkluk1yang1sedang1tumbuh,1pengertian-pengertian1yang1diperlukan1

dalam1 kehidupan1 sehari-hari,1 mencapai1 kebebasan1 pribadi1 dan1

nilai-nilai1kehidupan.1

b. Ragam1Bimbingan1Sosial1

Ragam1 bimbingan1 sosial1 adalah1 proses1 bantuan1 untuk1

menfasilitasi1 peserta1 didik1 agar1 mampu1 mengembangkan1

pemahaman1dan1keterampilan1berinteraksi1sosial1dan1memecahkan1

masalah-masalah1 yang1 dihadapi1 peserta1 didik.1 Bimbingan1 sosial1

meliputi1 mengembangkan1 keterampilan1 hubungan1 antar1 pribadi,1

mampu1 menghargai1 orang1 lain,1 membuat1 kegiatan1 secara1 sehat,1

dapat1 menyelesaikan1 masalah1 secara1 tepat.1 1 Bimbingan1 sosial1

diberikan1 dengan1 cara1 menciptakan1 lingkungan1 sosial1 sekolah1

yang1 kondusif1 dan1 membangun1 interaksi1 pendidikan1 atau1 proses1

(39)

1 1

Menurut1 Yusuf1 (2009)1 bimbingan1 sosial1 bertujuan1 untuk1

membantu1 peserta1 didik1 agar1 mampu1 mengembangkan1

kompetensinya1sebagai1berikut:1

a. Bersikap1 peduli1 terhadap1 orang1 lain,1 menghormati1 atau1

menghargai1orang1lain.1

b. Memiliki1rasa1tanggung1jawab,1yang1di1wujudkan1dalam1bentuk1

berbagai1 kewajibannya1 seperti1 mengerjakan1 tugas1 rumah1 dan1

perintah1dari1guru.1

c. Memiliki1 kemampuan1 berinteraksi1 sosial1 (Human

Relationship),1 yang1 diwujudkan1 dalam1 bentuk1 persahabatan1

dengan1teman1sebaya.1

d. Memiliki1 kemampuan1 untuk1 bertanggungjawab1 untuk1

menyelesaikan1masalah1atau1konflik1dengan1orang1lain.11

e. Memiliki1 kemampuan1 mengambil1 keputusan1 bersama1 secara1

efektif.1

Apabila1 ragam1 bimbingan1 sosial1 ini1 tidak1 terlaksana1 maka1 tidak1

menutup1 kemungkinan1 akan1 menimbulkan1 masalah1 pada1 tugas1

perkembngan1 peserta1 didik1 mengenai1 keterampilan1 fisik1 yang1

diperlukan1 untuk1 bermain,1 penyesuaian1 diri1 dengan1 teman1 sebaya,1

(40)

1 1

pengembangan1 sikap-sikap1 terhadap1 kelompok-kelompok1 dan1

lembaga-lembaga1sosial.1

c. Ragam1Bimbingan1Belajar1

Ragam1bimbingan1belajar1merupakan1proses1bantuan1untuk1

menfasilitasi1 peserta1 didik1 agar1 memiliki1 pemahaman1 tentang1

karakteristik1 dirinya,1 kemampuan1 mengembangkan1 potensi1

dirinya,1 dan1 memecahkan1 masalah-masalah1 yang1 dialaminya.1

Bimbingan1 belajar1 meliputi1 cara-cara1 belajar1 yang1 tepat,1

menetapkan1 tujuan1 dan1 rencana1 1 pendidikan,1 mencapai1 prestasi1

belajar1secara1optimal1sesuai1bakat1dan1kemampuan,1dan1memiliki1

keterampilan1 untuk1 menghadapi1 ujian.1 Bimbingan1 belajar1

dilaksanakan1 oleh1 guru1 pembimbing1 atau1 guru1 kelas1 melalui1

layanan1 bimbingan1 klasikal,1 bimbingan1 kelompok,1 layanan1

konseling.1

Menurut1 Yusuf1 (2009)1 bimbingan1 belajar1 bertujuan1 agar1

peserta1didik1memiliki1kompetensi1sebagai1berikut:1

a. Memiliki1 sikap1 dan1 kebiasaan1 belajar1 yang1 positif1 seperti1

kebiasaan1 membaca1 buku,1 disiplin1 dalam1 belajar1 dan1 aktif1

(41)

1 1

b. Memiliki1 cara1 atau1 teknik1 belajar1 yang1 efektif,1 seperti1 halnya1

rajin1 mengerjakan1 kumpulan1 soal-soal1 yang1 ada1 di1 buku1

maupun1sumber1yang1lain.1

c. Memiliki1 keterampilan1 untuk1 menetapkan1 tujuan1 dan1

perencanaan1 pendidikan1 seperti1 membuat1 jadwal1 belajar,1

mengerjakan1tugas-tugas1yang1diberikan.11

Apabila1ragam1bimbingan1belajar1ini1tidak1terlaksana1maka1tidak1

menutup1 kemungkinan1 akan1 menimbulkan1 masalah1 pada1 tugas1

perkembngan1peserta1didik1mengenai1keterampilan-keterampilan1dasar1

untuk1membaca,1menulis,1dan1berhitung.1

d. Ragam1Bimbingan1Karir1

Ragam1 bimbingan1 karir1 yaitu1 proses1 bantuan1 untuk1

memfasilitasi1 peserta1 didik1 dalam1 perencanaan,1 pengembangan1 dan1

pemecahan1masalah-masalah1karir,1seperti:1pemahaman1akan1cita-cita1

masa1 depan,1 pemahaman1 kondisi1 serta1 kemampuan1 diri1 dan1

pemecahan1 masalah-masalah1 dalam1 mewujudkan1 cita-cita1 yang1 ingin1

digapai.1 Bimbingan1 karir1 meliputi1 persiapan1 diri1 mengahadapi1 dunia1

pekerjaan1 atau1 profesi1 tertentu1 serta1 membekali1 diri1 supaya1 siap1

menghadapi1 dunia1 pekerjaan1 dan1 mempu1 menyesuaikan1 diri1 dengan1

berbagai1 tuntutan1 dari1 lapangan1 pekerjaan1 yang1 ada1 disekitarnya.1

(42)

1 1

dapat1 mengenal1 dan1 memahami1 diri,1 mengenal1 pendidikan1 lanjutan1

dan1 dunia1 kerja1 dan1 mengembangkan1 masa1 depannya1 sesuai1 dengan1

cita-cita1yang1diharapkan.1Lebih1lanjut1dengan1ragam1bimbingan1karir1

peserta1 didik1 mampu1 menentukan1 dan1 mengambil1 keputusan1 secara1

tepat1dan1bertanggungjawab1atas1keputusan1yang1diambilnya1sehingga1

mereka1mampu1mewujudkan1dirinya11secara1bermakna.1

Menurut1 Yusuf1 (2009)1 bimbingan1 karir1 bertujuan1 membantu1

peserta1 didik1 agar1 mampu1 mengembangkan1 kompetensinya1 sebagai1

berikut:1

a. Memiliki1 kesadaran1 untuk1 mengikuti1 kegiatan1 belajar1 diluar1 sekolah,1

seperti1 mengikuti1 berbagai1 macam1 les1 mata1 pelajaran1 sebagai1

tambahan1mendapatkan1ilmu1selain1di1sekolah.1

b. Mampu1mengenal1keterampilan,1kemampuan1dan1minat1sesuai1dengan1

diri1peserta1didik,1seperti1mengikuti1berbagai1les1menari,1piano1untuk1

mengasah1bakat1dan1kemampuan1diri.1

Apabila1 ragam1 bimbingan1 karier1 ini1 tidak1 terlaksana1 maka1 tidak1

menutup1 kemungkinan1 akan1 menimbulkan1 masalah1 pada1 tugas1

perkembangan1 peserta1 didik1 mengenai1 kemampuaan1 peserta1 didik1

dalam1 mencapai1 cita-cita1 yang1 diharapkan,1 pencapaian1 kebebasan1

peserta1dididk1dalam1mewujudkan1masa1depannya.1

(43)

1 1

B. Prinsip-prinsipBRagamBBimbinganBdiBSekolahBDasarB

Prinsip1 merupakan1 perpaduan1 dari1 hasil1 kegiatan1 teoretik1 dan1 telaah1

lapangan1 yang1 digunakan1 sebagai1 pedoman1 pelaksanaan1 sesuatu1 yang1

dimaksudkan.1 Menurut1 Prayitno1 (1997)1 prinsip-prinsip1 ragam1 bimbingan1 yang1

dirangkum1dari1sejumlah1sumber,1sebagai1berikut:11

a. Sikap1 dan1 tingkah1 laku1 peserta1 didik1 sebagai1 pencerminan1 dari1

segala1 kejiwaannya1 adalah1 unik1 dan1 khas.1 Keunikan1 ini1

memberikan1ciri1atau1merupakan1aspek1kepribadian1peserta1didik.1

Prinsip1 ragam1 bimbingan1 adalah1 memperhatikan1 keunikan,1 sikap1

dan1tingkah1laku1peserta1didik,1dalam1memberikan1layanan1perlu1

menggunakan1cara-cara1yang1sesuai1atau1tepat.1

b. Bimbingan1 merupakan1 usaha1 bersama.1 Bimbingan1 bukan1 hanya1

tugas1dan1tanggung1jawab1pembimbing1saja1melainkan1juga1tugas1

guru-guru1 dan1 kepala1 sekolah.1 Mereka1 sebagai1 teamwork1 dalam1

proses1bimbingan.1

c. Bimbingan1bertanggung1jawab1untuk1mengembangkan1kesadaran1

peserta1 didik1 akan1 lingkungan1 (dunia1 di1 luar1 dirinya)1 dan1

mempelajarinya1secara1efektif.11

d. Bimbingan1 pada1 prinsipnya1 diarahkan1 pada1 suatu1 bantuan1 yang1

pada1akhirnya1peserta1didik1yang1dibantu1mampu1menghadapi1dan1

(44)

1 1

e. Pada1suatu1proses1bimbingan,1peserta1didik1yang1dibimbing1harus1

aktif,1dan1mempunyai1banyak1inisiatif.11

Program1 bimbingan1 di1 sekolah1 harus1 sejalan1 dengan1 program1

pendidikan1 pada1 sekolah1 yang1 bersangkutan.1 Hal1 ini1 merupakan1 keharusan1

karena1 usaha1 bimbingan1 mempunyai1 peran1 untuk1 memperlancar1 jalannya1

proses1 pendidikan1 dalam1 mencapai1 tujuan1 pendidikan.1 Namun1 apabila1

jalannya1proses1tersebut1tidak1bias1terselesaikan1atau1guru1yang1bersangkutan1

merasa1 sudah1 tidak1 mampu1 menangani1 permasalahan1 tesebut,1 guru1 dapat1

melasanakan1 prisip1referal1 atau1 pelimpahan.1 Penanganan1 masalah1 tersebut1

perlu1diserahkan1kepada1petugas1atau1lembaga1lain1yang1lebih1ahli.1

1

C. KarakteristikBBimbinganBdiBSekolahBDasarB

Pemerintah1secara1formal1telah1memberikan1dasar1acuan1pelaksanaan1

bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 dengan1 Peraturan1 Pemerintah1 Nomor1 281 Tahun1

1990,1 sebagai1 kelanjutan1 dan1 penyempurnaan1 aturan-aturan1 yang1 sebelumnya,1

seperti1kurikulum119751buku1IIIC1dan1Pedoman1Pelaksaan1Bimbingan1di1Sekolah1

Dasar1 Tahun1 1987.1 Hal1 ini1 dilakukan1 karena1 pelaksaan1 bimbingan1 di1 Sekolah1

Dasar1 pada1 kenyataannya1 berbeda1 dengan1 pelaksaan1 pada1 sekolah1 menengah,1

baik1SLTP1 maupun1 SMU1 terutama1 yang1 berkaitan1 dengan1 fungsi1 guru1 sebagai1

(45)

1 1

Beberapa1 faktor1 penting1 yang1 membedakan1 bimbingan1 di1 Sekolah1

Dasar1 dengan1 sekolah1 menengah,1 dikemukakan1 oleh1 Dinkmeyer1 dan1 Caldwell1

(dalam1Suherman1AS,12000)1yaitu:1

1. Bimbingan1di1Sekolah1Dasar1lebih1menekankan1pada1peranan1guru1

dalam1fungsi1bimbingan.1

2. Fokus1 bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 lebih1 menekan1 pada1

pengembangan1 pemahaman1 diri,1 pemecahan1 masalah,1 dan1

kemampuan1hubungan1secara1efektif1dengan1orang1lain.1

3. Bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 lebih1 banyak1 melibatkan1 orang1 tua1

peserta1 didik,1 mengingat1 pentingnya1 pengaruh1 orang1 tua1 dalam1

kehidupan1peserta1didik1selama1di1Sekolah1Dasar.1

4. Bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 hendaknya1 memahami1 kehidupan1

peserta1 didik1 secara1 unik1 sesuai1 dengan1 kebutuhan1 dan1

karakteristik1peserta1didik1tersebut.1

5. Program1 Bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 hendaknya1 peduli1 pada1

kabutuhan1 dasar1 peserta1 didik,1 seperti1 kebutuhan1 untuk1 matang1

dalam1pemahaman1dan1penerimaan1diri,1serta1menerima1kelebihan1

dan1kekurangannya.1

Program1 bimbingan1 di1 Sekolah1 Dasar1 meyakini1 bahwa1 usia1 Sekolah1

Dasar1 merupakan1 tahapan1 yang1 sangat1 penting11 dalam1 tahapan1 perkembangan1

(46)

1 1

konsekuensi1 logis1 dari1 karakteristik1 dan1 masalah1 perkembangan1 peserta1 didik1

Sekolah1 Dasar1 itu1 sendiri.1 Oleh1 karena1 itu,1 memahami1 karakteristik1 murid1

Sekolah1Dasar1merupakan1hal1yang1sangat1penting1dalam1mengembangkan1dan1

meningkatkan1 kualitas1 dan1 layanan1 bimbingan1 secara1 keseluruhan.1 Begitu1pula1

sentral1layanan1bimbingan1akan1terpusat1pada1pemberdayaan1kualitas1fungsi1guru1

sebagai1pembimbingnya.1

Pada1 masa1 peserta1 didik1 Sekolah1 Dasar,1 penugasan1 tugas-tugas1

perkembangan1 tidak1 lagi1 sepenuhnya1 menjadi1 tanggungjawab1 orang1 tua1 seperti1

masa1 sebelum1 sekolah.1 Tetapi1 sekarang1 peguasaan1 ini1 pun1 menjadi1 tanggung1

jawab1 guru-guru1 dan1 sebagian1 kecil1 menjadi1 tanggung1 jawab1 teman-teman1

sebayanya.1 Ada1 tiga1 karakteristik1 utama1 masa1 peserta1 didik1 yang1 mampu1

menunjukan1perbedaan1dengan1masa1sebelumnya1(Hurlock,11997)1yaitu:1

1. Dorongan1 peserta1 didik1 untuk1 masuk1 kedalam1 dunia1 permainan1

dan1pekerjaan1yang1membutuhkan1keterampilan1otot-otot.1

2. Dorongan1peserta1didik1 untuk1 keluar1dari1lingkungan1rumah1dan1

masuk1kedalam1kelompok1sebaya1(peer group).1

3. Dorongan1 mental1 untuk1 mematuhi1 dunia1 konsep-konsep1 logika,1

simbol,1dan1komunikasi1secara1dewasa.1

Selain1tiga1ciri1utama1tersebut,1Havighurst1(1961:28)1mengemukakan1

sejumlah1tugas1perkembangan1yang1harus1dipenuhi1peserta1didik1Sekolah1Dasar1

(47)

1 1

1. Mempelajari1keterempilan1fisik1yang1diperlukan1untuk1bermain.1

2. Membangun1 sikap1 yang1 sehat1 mengenai1 diri1 sendiri1 sebagai1

makhluk1yang1sedang1tumbuh.1

3. Belajar1menyesuaikan1diri1dengan1teman1sebaya.1

4. Mulai1mengembangkan1peran1sosial1sebagai1pria1dan1wanita.1

5. Mengembangkan1 keterampilan-keterampilan1 dasar1 untuk1

membaca,1menulis,1dan1berhitung.1

6. Mengembangkan1 pengertian-pengertian1 yang1 diperlukan1 dalam1

kehidupan1sehari-hari.1

7. Mengembangkan1kata1hati,1moral1dan1nilai-nilai1kehidupan.1

8. Mengembangkan1 sikap1 terhadap1 kelompok-kelompok1 dan1

lembaga-lembaga1sosial.1

9. Mencapai1kebebasan1pribadi.1

1

D. KarakteristikBPesertaBdidikBdiBSekolahBDasarB

Kowitz1 (1959),1 mengemukakan1 bahwa1 beberapa1 permasalahan1 yang1

muncul1di1Sekolah1Dasar1pada1umumnya1disebabkan1oleh1 karakteristik1peserta1

didik1itu1sendiri.1Permasalahan1tersebut1bisa1dikarenakan1belum1siapnya1peserta1

didik1 memasuki1 sekolah,1 keterampilan1 akademik1 yang1 belum1 optimal1 untuk1

(48)

1 1

berkembang1 secara1 optimal,1 dan1 harapan-harapan1 orangtua,1 kelompok1 dan1

sekolah1itu1sendiri1terlalu1tinggi,1sehingga1tidak1realistis.1

Pada1 bukunya1 Kowitz1 (1959),1 mengemukakan1 permasalahan1 yang1

dihadapi1peserta1didik-peserta1didik1sekolah1sebagai1berikut:1

1. Masalah1Pribadi1

Permasalahan1 pribadi1 peserta1 didik-peserta1 didik1 usia1 Sekolah1

Dasar1terutama1berkenaan1dengan1kemampuan1intelektual,1kondisi1

fisik,1 kesehatan1 dan1 kebiasaan-kebiasaanya.1 Munculnya1 gejala1

perilaku1malas1untuk1belajar,1malas1datang1ke1sekolah,1merupakan1

akibat1dari1kurangnya1pelayanan1individual1 yang1dilakukan1pihak1

sekolah1yang1didasarkan1atas1kemampuan1intelektual1peserta1didik.1

2. Masalah1Penyesuaian1Sosial1

Proses1 mengembangkan1 kemampuan1 penyesuaian1 sosial,1 baik1

dengan1 teman-teman1 maupun1 dengan1 guru,1 peserta1 didik-peserta1

didik1 banyak1 mengalami1 permasalahan,1 seperti1 halnya1 kurang1

percaya1 diri,1 iri1 hati,1 perkelahian,1 ketergantungan1 pada1 teman,1

terbentuknya1grup-grup1pertemanan1dan1lain1sebaginya.1Sedangkan1

permasalahan1 sosial1 peserta1 didik1 dengan1 guru1 misalnya1 tidak1

menyenangi1guru,1ketergantungan1pada1guru,1tidak1ada1gairah1atau1

semangat1 belajar.1 Gejala1 perilaku1 di1 atas1 muncul1 sebagai1 akibat1

(49)

1 1

ekonomi,1 sosial1 budaya1 keluarga,1 atau1 adanya1 penyimpangan1

kepribadian1peserta1didik.1

3. Masalah1Akademik1

Permasalahan1akademis1bisa1berupa1tidak1dikuasainya1kemampuan1

atau1 materi1 yang1 ditargetkan1 sebagai1 tujuan1 pengajaran,1 peserta1

didik-peserta1 didik1 yang1 seperti1 ini1 dikenal1 sebagai1 peserta1 didik1

yang1berprestasi1rendah,1baik1karena1lambat1belajar1(slow leaner)1

maupun1prestasinya1dibawah1kemampuan1yang1dimilikinya1(under

achiever).1 Ketidak1 keberhasilan1 mereka1 dalam1 mencapai1 prestasi1

belajar1yang1tinggi1bukan1hanya1disebabkan1oleh1kecerdasaan1saja,1

tetapi1 mungkin1 juga1 sebagai1 akibat1 dari1 kesalahan1 dalam1 cara1

belajar,1kurang1motivasi1belajar,1kurangnya1fasilitas1dan1dukungan1

orangtua1 atau1 karena1 kesalahan-kesalahan1 guru1 dalam1 cara1

mengajarnya1 sebagai1 akibat1 dari1 kurang1 memahami1 materi1

ajarannya,1 pendekatan1 yang1 harus1 digunakan1 atau1 kurangnya1

pemahaman1terhadap1karakteristik1peserta1didik-peserta1didiknya.11

1

E. PeranBGuruBKelasBdalamBLayananBRagamBBimbinganBdiBSekolahBDasarB

Di1 Sekolah1 Dasar,1 tugas1 dan1 tanggung1 jawab1 utama1 guru1 adalah1

melaksanakan1 kegiatan1 pembelajaran1 peserta1 didik,1 namun1 demikian1 bukan1

(50)

1 1

konstribusi1 guru1 mata1 pelajaran1 tetap1 sangat1 diharapkan1 guna1 kepentingan1

efektivitas1dan1efisien1pelayanan1bimbingan1di1Sekolah1Dasar.1Berdasarkan1SK1

Menpan1No.183/19931(dalam1Furqon,12005)1dijelaskan1bahwa1guru1mempunyai1

tugas1 ganda,1 yaitu1 sebagai1 guru1 kelas1 yang1 memberikan1 materi1 pelajaran1 dan1

melaksanakan1 program1 bimbingan1 di1 kelas1 yang1 diampunya.1 1 Hal1 yang1 sama1

juga1 diungkapkan1 Senjaya1 (2006)1 yang1 menyebutkan1 bahwa1 salah1 satu1 peran1

yang1 dijalankan1 oleh1 guru1 yaitu1 sebagai1 pembimbing1 dan1 untuk1 menjadi1

pembimbing1baik1guru1harus1memiliki1pemahaman11tentang1peserta1didik1 yang1

sedang1dibimbingnya.1

Prayitno1 (1 20031 )1 mengungkapkan1 peran,1 tugas1 dan1 tanggung1 jawab1

guru1mata1mata1pelajaran1dalam1layanan1ragam1bimbingan:1

a. Membantu1memasyarakatkan1pelayanan1bimbingan1kepada1peserta1didik.1

b. Membantu1 guru1 pembimbing1 atau1 konselor1 mengidentifikasi1 peserta1

didik-peserta1didik1 yang1 memerlukan1layanan1bimbingan,1serta1pengumpulan1data1

tentang1peserta1didik-peserta1didik1tersebut.1

c. Mengalih1 tangankan1 peserta1 didik1 yang1 memerlukan1 pelayanan1 bimbingan1

kepada1guru1pembimbing1atau1konselor.1

d. Menerima1 peserta1 didik1 alih1 tangan1 dari1 guru1 pembimbing1 1 atau1 konselor,1

yaitu1 peserta1 didik1 yang1 menuntut1 guru1 pembimbing1 atau1 konselor1

memerlukan1 pelayanan1 pengajar1 atau1 latihan1 khusus1 (seperti1 pengajaran,1

(51)

1 1

e. Membantu1 mengembangkan1 suasana1 kelas,1 hubungan1 guru1 ke1 peserta1 didik1

dan1 hubungan1 peserta1 didik1 ke1 peserta1 didik1 yang1 menunjang1 1 pelaksanaan1

pelayanan1bimbingan.1

f. Memberikan1 kesempatan1 dan1 kemudahan1 kepada1 peserta1 didik1 yang1

memerlukan1layanan1atau1kegiatan1bimbingan1untuk1mengikuti1atau1menjalani1

layanan1dan1kegiatan1yang1dimaksudkan.1

g. Berpartisipasi1 dalam1 kegiatan1 khusus1 penanganan1 masalah1 peserta1 didik,1

seperti1konferensi1kasus.1

h. Membantu1 pengumpulan1 informasi1 yang1 diperlukan1 dalam1 rangka1 penilaian1

pelayanan1bimbingan1serta1upaya1tindak1lanjutnya.1

Berdasarkan1 pendapat1 Slameto1 (2010),1 sebagai1 pembimbing1 dalam1

kegiatan1 pembelajaran,1 guru1 diharapkan1 mampu:1 (1)1 mengenal1 dan1 memahami1

setiap1 peserta1 didik1 secara1 individu1 maupun1 kelompok,1 (2)1 memberikan1

penjelasan1pada1peserta1 didik1mengenai1hal-hal1yang1diperlukan1dalam1 belajar,1

(3)1 memberikan1 kesempatan1 yang1 memadai1 agar1 setiap1 peserta1 didik1 dapat1

belajar1sesuai1dengan1kemampuan1pribadinya,1(4)1membantu1peserta1didik1dalam1

mengatasi1 masalah-masalah1 pribadi1 yang1 dihadapinya,1 (5)1 menilai1 hasil1 dari1

keberhasilan1setiap1langkah1kegiatan1yang1telah1dilakukannya.1

1

(52)

1 1

Implementasi1 kegiatan1 bimbingan1 dalam1 pelaksanaan1 kurikulum1 di1

sekolah11sangat1menentukan1keberhasilan1proses1belajar-mengajar.1Oleh1karena1

itu1 peranan1 guru1 kelas1 dalam1 pelaksanaan1 kegiatan1 bimbingan1 sangat1 penting1

dalam1rangka1mengefektifkan1pencapaian1tujuan1pembelajaran.11

Dari1 berbagai1 macam-macam1 peran1 guru1 dalam1 layanan1 ragam1

bimbingan1 yang1 diungkapkan1 para1 ahli1 di1 atas,1 dapat1 disimpulkan1 berbagai1

rincian1peran1guru1dalam1layanan1bimbingan1sebagai1berikut1:1

a. Guru1 sebagai1 informator,1 yaitu1 guru1 sebagai1 penyedia,1 pelaksana1 suatu1

kegiatan1 penyampaian1 informasi1 dan1 sebagai1 sumber1 informasi1 kegiatan1

layanan1bimbingan.1

b. Guru1 sebagai1organisator,1 yaitu1 sebaga1 pencipta1 suasana1 suatu1 lingkungan,1

selain1 itu1 sebagai1 pemimpin1 penggerak,1 dan1 pengarah1 suatu1 kegiatan1 secara1

bijaksana1dan1manusiawi1selama1proses1bimbingan1itu1berlangsung.1

c. Guru1 sebagai1motivator,1 yaitu1 sebagai1 pendorong1 serta1 sebagai1 pembangkit1

tumbuh1dan1kembangnya1potensi1peserta1didik1guna1menciptakan1kreativitas1

dan1 aktivitas1 peserta1 didik1 sehingga1 terwujudnya1 dinamika1 dalam1 proses1

layanan1bimbingan.1

d. Guru1 sebagai1 evaluator,1 yaitu1 sebagai1 penilai,1 penganalisa1 dan1 pemberi1

pertimbangan1atas1tingkat1keberhasilan1proses1bimbingan,1yang1berdasarkan11

(53)

1 1

kriteria1yang1telah1ditetapkan1baik1mengenai1aspek1keefektifan1proses1maupun1

kualifikasi1hasil1bimbingan.1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

(54)

METODEBPENELITIANB

B

Bab ini memuat beberapa hal mang berkaitan dengan metodologi penelitian, antara lain jenis penelitian, submek penelitian, intrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data.

A. JenisBPenelitianB

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian mang dilakukan tergolong penelitian deskriptif dengan metode survei. Furchan (2005) mengatakan bahwa penelitian deskriptif dengan metode survei dirancang untuk memperoleh informasi dengan mengumpulkan data mang relatif terbatas dari kasus-kasus mang relatif besar jumlahnma.

Penelitian deskriptif dengan metode survei dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data guna memperoleh gambaran tentang keterlaksanaan peranan guru kelas dalam lamanan ragam bimbingan pada siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah

B. SubyekBPenelitianBB

Submek dalam penelitian ini adalah 42 Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan. Peneliti hanma mengambil sebagian dari Sekolah Dasar mang ada di Kecamatan Pedan hal ini dikarenakan keterbatasan peneliti dalam bentuk waktu dan biama, adapun 11 Sekolah dasar mang peneliti pakai untuk uji coba dan untuk penelitian maitu:

(55)

B

NoBB SekolahB JumlahBGuruB

UjiBCobaB PenelitianBB

1 SDN 1 BENDO 4 3

2 SDN 2 BENDO 3 4

3 SDN 1 KEDEN 3 4

4 SDN 3 KEDEN 3 4

5 SDN 1 TPMBPKBOYO 3 4

6 SDN 2 TPMBPKBOYO 3 4

7 SDN 1 TEMUWPNGI 3 4

8 SDN 2 JETISWETPN 4 3

9 SDN 1 KEDUNGPN 3 4

10 SDN 1 SOBPYPN 3 4

11 SDN 2 NGPREN 3 4

JumlahBB 35B 42B

B

Subjek penelitian diambil secara sampel. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik mang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugimono, 2011). Plasan peneliti mengambil subjek penelitian secara sampel karena subjek penelitiannma terlalu banmak dan keterbatasan waktu. Pengambilan sampel dilakukan melalui

randomnsampling,nnmaitu dengan cara pengambilan sampel secara acak (random),

di mana semua anggota populasi diberi kesempatan atau peluang mang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Prifin, 2011). Pertimbangan peneliti mengambil 11 sekolah maitu terkait dengan jarak, waktu dan biama, oleh karena itu peneliti hanma mengambil subjek sebanmak 11 sekolah diatas.

C. InstrumenBPenelitianB

1. KuesionerB

(56)

untuk pertanmaan/pernmataan tersebut (Furchan, 2005). Kuesioner mang disusun oleh peneliti memuat aspek-aspek ragam bimbingan menurut Yusuf (2009) maitu Ragam Bimbingan Pribadi; pemahaman diri, mengembangkan sikap diri mang positif, memiliki rasa tanggung jawab, menentukan keputusan secara baik dan kemampuan mengatasi masalah-masalah pribadi. Ragam Bimbingan Sosial; mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, mampu menghargai orang lain, membuat kegiatan secara sehat, dapat menmelesaikan masalah secara tepat. Ragam Bimbingan Belajar; cara-cara belajar mang tepat, menetapkan tujuan dan rencana pendidikan, mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuan, dan memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian. Ragam Bimbingan Karier; persiapan diri menghadapi dunia pekerjaan atau profesi tertentu serta membekali diri supama siap menghadapi dunia pekerjaan dan mempu menmesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan mang ada disekitarnma.

(57)

Sesuai (STS).

Pernmataan dalam kuesioner keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar, ini terdiri dari dua bagian, mang pertama identitas, pengantar dan petunjuk pengisian kuesioner dan bagian kedua pernmataan itu sendiri, mang berisi pernmataan positif atau favorabel dan pernmataan negatif atau unfavorabel. Pernmataan positif atau favorabeln

merupakan konsep mang sesuai atau mendukung variabel mang diukur. Pernmataan favorabelnmaitu pernmataan mang menggambarkan keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar mang dilakukan oleh guru kelas pada setiap memberikan pelajaran di kelas. Lain halnma dengan pernmataan negatif atau unfavorabel maitu konsep mang tidak sesuai/ tidak mendukung variabel mang diukur. Pernmataan unfavorabelnmerupakan pernmataan mang menggambarkan tidak terlaksananma lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar mang dilakukan oleh guru kelas pada setiap memberikan pelajaran di kelas. Skoring untuk setiap jawaban dalam kuesioner dilakukan dengan memberi nilai pada setiap alternatif jawaban. Skoring dapat dilihat pada tabel berikut

TabelB2B

Skoring/PenilaianBKuesionerBKeterlaksanaanBLayananBRagamBBimbinganB B

No.B PernyataanB

AlternatifBJawabanB SangatBSesuaiB

(S)B SesuaiB(S)B TidakBSesuaiBBBB(BTSB)B SangatBTidakBSesuaiB(STS)B

1. Favorabeln 4 3 2 1

(58)

Kuesioner keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar dengan memilih salah satu alternatif jawaban mang telah disediakan menggunakan tanda

centang (). Skoring dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban responden

(59)

dalamBLayananBRagamBBimbinganBPadaBSekolahBDasarBNegeriB BSe-KecamatanBPedan,BKlaten,BJawaBTengahB

B B NoBB AspekBB

RagamBBimbinganBB IndikatorBB Faforable Unfaforable NoBitemB 1 Pribadi 1. Guru melatih peserta didik

memahami diri 8,12B 1,18B

2. Guru melatih peserta didik mengembangkan sikap diri mang positif

2,10B B

3. Guru melatih peserta didik

membangun rasa tanggung jawab 3B 24B

4. Guru melatih peserta didik dalam

menentukan keputusan secara baik B 1,16B

5. Guru melatih peserta didik dalam

mengatasi masalah-masalah 17,30B B 2 Sosial 1. Guru melatih peserta didik dalam

mengembangkan keterampilan antar pribadi

15,32B 4B

2. Guru membangun sikap peserta

didik dalam menghargai orang lain. 7,14B 20,34B

3. Guru melatih peserta didik dalam

menmelesaikan masalah secara tepat 31,45B B 3 Belajar 1. Guru membantu menentukan

cara-cara belajar mang tepat terhadap peserta didik

11,37B 21,44B

2. Guru membantu peserta didik dalam menetapkan tujuan dan rencana pendidikan selanjutnma

26,35B 13,40B

3. Guru membantu peserta didik dalam mencapai prestasi secara optimal sesuai bakat dan kemampuan peserta didik.

5,11B 22B

4. Guru membekali keterampilan peserta didik dalam menghadapi ujian

31B 38,41B

4 Karier 1. Guru mampu membekali peserta didik dalam persiapan diri menghadapi berbagai pekerjaan mang akan dating

6,21B 23,43B

2. Guru selalu membekali diri peserta didik agar siap menghadapi dunia pekerjaan

25B 27,36B

3. Guru membantu peserta didik dalam menmesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lingkungan pekerjaan mang ada disekitarnma.

33,42B 28B

(60)

a. ValiditasB

Validitas mempunmai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnma (Pzwar, 2011). Valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa mang seharusnma diukur (Sugimono, 2011). Validitas mang digunakan dalam penelitian ini validitas isi (contentnvalidity).nValiditas isi adalah validitas mang mempertanmakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi masalah mang akan diteliti (Nurgimantoro, 2009). Instrumen mang valid berarti instrumen mang digunakan dapat mengukur variabel mang akan diteliti.

(61)

N

X2 

X 2

N

Y2 

 

Y 2

Keterangan :

XY

r = Korelasi skor butir/ item dengan skor aspek

N = Jumlah submek

X = Skor item atau butir

Y = Skor total per aspek

XY=nhasil perkalian antara X dan Y

Hasil perhitungan tersebut diperiksa konsistensinma dengan menggunakan program komputer SPSS fornwindowsnreleasen15.00.nSmarat minimum untuk dianggap memenuhi smarat adalah kalau r = 0,3 (Pzwar, 2011: 103). Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Pzwar,2011:103). Namun apabila peneliti merasa item mang dibutuhkan kurang memenuhi jumlah item mang di inginkan, oleh karen itu peneliti diperbolehkan untuk menurunkan harga korelasi item tersebut dari 0,3 menjadi 0,25 (Pzwar,2011:66)

b. ReliabilitasBKuesioner

(62)

(Pzwar, 2011). Menurut Pzwar (2011) konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran (errorn ofnmeasurement), sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas hasil ukur erat berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel (samplingn error) mang mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok individu mang berbeda.

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner menggunakan program SPSS mang dilakukan dengan menggunakan pendekatan koefisien Alphan Cronbachn(α). Pdapun rumus koefisien reliabilitas Alphan Cronbachn(α) adalh sebagai berikut :

α =

2[1-

S 2 2 S + 2 S

x i x

]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 : varians skor skala

(63)

B

NO Koefisien Korelasi Kualifikasi

1. 0,91-1,00 Sangat tinggi

2. 0,71-0,90 Tinggi

3. 0,41-0,70 Cukup

4. 0,21-0,40 Rendah

5. Negatif-0,20 Rendah Sekali

B

3. TelaahBAhliB(Expert Judgement)BterhadapBKuesionerB

Penelaahan butir-butir pada instrumen telah dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Guru Kelas maitu :

1. Ibu Sri Hartati S.Pd SD (Kepala Sekolah SDN 1 Temuwangi)

2. Bapak Dwi Sunarko, S.Pd SD (Guru SDN 2 Gondang)

Setelah dilakukan penelaahan terhadap instrumen, hasil mang didapat maitu perlu dilakukannma perbaikan pada butir-butir instrumen agar setiap butir pernmataan mang dibuat secara logis tepat/sesuai dengan konstruk kisi-kisinma.

4. UjiBEmpirikBterhadapBKuesionerB a. ValiditasBKuesionerB

(64)

SPSS 15 dengan smarat r = 0,30 (Pzwar,2011). Bila harga korelasi di bawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Sugimono, 2010). Namun apabila peneliti merasa item mang dibutuhkan kurang memenuhi jumlah item mang di inginkan, oleh karena itu peneliti diperbolehkan untuk menurunkan harga korelasi item tersebut dari 0,3 menjadi 0,25 (Pzwar,2011). Setelah di konsultasikan dengan dosen pembimbing akhirnma peneliti memutuskan untuk menggunakan harga korelasi item sebesar 0,25, hal ini dilakukan karena apabila menggunakan harga korelasi dengan melihat table r dengan N 35 dan taraf signifikan 5% maitu 0,334 dan 1% maitu 0,430, item peneliti dirasa kurang memenuhi untuk di gunakan sebagai alat penelitian karena peneliti merasa jumlah item kurang memenuhi persmaratan untuk suatu penelitian.

(65)

B

NoBB AspekBB

RagamBBimbinganBB IndikatorBB Valid NoBitemBTidak valid ΣBB

1 Pribadi 1. Guru melatih peserta didik

2. Guru melatih peserta didik mengembangkan sikap diri mang positif

3. Guru melatih peserta didik membangun rasa tanggung jawab

4. Guru melatih peserta didik dalam menentukan keputusan secara baik

5. Guru melatih peserta didik dalam mengatasi masalah-masalah

2 Sosial 1. Guru melatih peserta didik

dalam mengembangkan keterampilan antar pribadi

B

2. Guru membangun sikap peserta didik dalam menghargai orang lain.

3. Guru melatih peserta didik dalam menmelesaikan masalah secara tepat

3 Belajar 1. Guru membantu

menentukan cara-cara belajar mang tepat terhadap peserta didik

2. Guru membantu peserta didik dalam menetapkan tujuan dan rencana pendidikan selanjutnma

3. Guru membantu peserta didik dalam mencapai prestasi secara optimal sesuai bakat dan kemampuan peserta didik.

4. Guru membekali keterampilan peserta didik dalam menghadapi ujian

4 Karier 1. Guru mampu membekali

peserta didik dalam persiapan diri menghadapi berbagai pekerjaan mang akan dating

2. Guru selalu membekali diri peserta didik agar siap menghadapi dunia pekerjaan 3. Guru membantu peserta

didik dalam menmesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lingkungan pekerjaan mang ada disekitarnma.

JUMLAHB 45B 60B 15B 60B

(66)

Dari hasil data uji coba (empirik) kepada Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan pada tanggal 11 September 2013 dengan menggunakan SPSSn 15.0n Forn Window dan diperoleh perhitungan koefisien relibabilitas seluruh instrumen dengan menggunakan rumus koefisiennAlphan(α)nmaitu 0,841.

TabelB6B

KoefisienBReliabilitasBKeterlaksanaanBLayananBRagamB BimbinganB

B KoefisienBAlpha

CronbachB NBitemB NBSubjekB

0,841 45 42

D. TeknikBPengumpulanBdanBAnalisisBDataB

1. PersiapanBdanBPelaksanaanB

Berikut ini tahap-tahap mang digunakan dalam pengolahan data:

a. Menmusun kuesioner/skala tentang keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar

b. Menentukan subjek, maitu para Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan.

(67)

mang dilakukan kepada Guru di 11 Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Pedan.

e. Menganalisis data uji empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner menggunakan SPSS fornwindowsn15.00.

f. Pengambilan data mang dilakukan kepada Guru di 11 Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan. Pelaksanaan penelitian dilakukan Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan . Jadwal pelaksanaan pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut:

TabelB7B

BJadwalBPengumpulanBDataBPenelitianB B

No Tanggal Sekolah Jumlah Guru

1 19 September 2013 SDN 1 BENDO 3

2 19 September 2013 SDN 2 BENDO 4

3 19 September 2013 SDN 1 KEDEN 4

4 19 September 2013 SDN 3 KEDEN 4

5 19 September 2013 SDN 1 TPMBPKBOYO 4 6 19 September 2013 SDN 2 TPMBPKBOYO 4 7 19 September 2013 SDN 1 TEMUWPNGI 4 8 19 September 2013 SDN 2 JETISWETPN 3

9 19 September 2013 SDN 1 KEDUNGPN 4

10 19 September 2013 SDN 1 SOBPYPN 4

11 19 September 2013 SDN 2 NGPREN 4

Jumlah 42

(68)

a. Memeriksa keabsahan administratif hasil jawaban subjek untuk diolah lebih lanjut.

b. Memberi skor setiap alternatif jawaban. Plternatif jawaban, Sangat Sesuai=4, Sesuai=3, Tidak Sesuai=2, dan Sangat Tidak Sesuai=1 untuk penmataan positif dan sebaliknma untuk pernmataan negatif.

c. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari masing-masing item kuesioner dan skor rata-rata submek maupun rata-rata butir.

d. Memeriksa validitas dan reliabilitas kuesioner keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar dengan cara:

1) Menghitung koefisien validitas keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar menggunakan Producyn

Momentn dari Pearsonn dengan menggunakan program

komputer SPSS fornwindowsnreleasen15.00.

2) Menghitung koefisien reliabilitas keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar dengan menggunakan rumus AlphanCornbachnpada program komputer SPSS forn windowsnreleasen15.00.

(69)

KeterlaksanaanBLayananBRagamBBimbinganB B

NoB FormulaBKriteriaB KategoriB

1. X < [µ-1,0. σ ] Rendah 2. [µ-1,0. σ ] < X < [µ+1,0. σ ] Sedang 3. [µ+1,0. σ ] < X Tinggi B

B B

Keterangan :

X maksimum teoritik : Rata-rata Skor total tertinggi X minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah σ : Standar deviasi,maitu luas jarak

rentangan mang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

µ : Mean teoritik, maitu rata-rata teoritis dari skor maxsimum

Kategori tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnma keterlaksanaan lamanan ragam bimbingan. Kategorisasi Subjek penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah Item 45) sebagai berikut:

X maxsimum teoritik : 45 x 4 = 180 X minimum teoritik : 45 x 1 = 45 Luas Jarak : 180 – 45 = 135

(70)

113

Penentuan kategorisasi setelah dilakukan penghitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

TabelB1B

BKategoriBKeterlaksanaanBLayananBRagamBBimbinganBB

NoB FormulaBKriteriaB RerataBSkorB KategoriB

1. X < [µ-1,0. σ ] X < 90 Rendah 2. [µ-1,0. σ ] < X < [µ+1,0. σ ] 90 < x < 136 Sedang 3. [µ+1,0. σ ] < X 136 < X Tinggi

Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan atau norma dalam mengelompokan skor Subjek dalam kategorisasi atau skala keterlaksanaan peranan guru kelas dalam lamanan ragam bimbingan di Sekolah Dasar.

Selanjutnma kategorisasi butir-butir item penelitian diperoleh melalui perhitungan (dengan jumlah Subjek 42) sebagai berikut:

X maxsimum teoritik : 42 x 4 = 168 X minimum teoritik : 42 x 1 = 42 Luas Jarak : 168 – 42 = 126

σ : 126 : 6 = 21

µ : (168 + 42) : 2 = 105

(71)

NoB FormulaBKriteriaB RerataBSkorB KategoriB

1. X < [µ-1,0. σ ] X < 84 Rendah 2. [µ-1,0. σ ] < X < [µ+1,0. σ ] 84 < x < 126 Sedang 3. [µ+1,0. σ ] < X 126 < X Tinggi

(72)

HASILBPENELITIANBDANBPEMBAHASANB

Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian dan pembahasan dengan

mengikuti sistematika rumusan masalah pada Bab I, yaitu (1) bagaimana

keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada

Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, Klaten, Jawa Tengah danB(2)

berdasarkan analisi uji butir ragam bimbingan mana sajakah yang perlu

ditingkatkan dan implikasinya terhadap usulan program bimbingan.

B

A. HasilBPenelitianB

1. DeskripsiB SecaraB UmumB KeterlaksanaanB PerananB GuruB KelasB dalamBLayananBRagamBBimbinganBPadaBSekolahBDasarBNegeriBdiB KecamatanBPedanB

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi

keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan

pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, klaten, Jawa Tengah

dan berdasarkan hasil analisis butir-butir instrumen layanan ragam

bimbingan di Sekolah Dasar yang teridentifikasi pada kategori rendah,

topik-topik bimbingan apa yang implikatif disusun sebagai usulan

program bimbingan di Sekolah Dasar di Kecamatan Pedan. Pada

penelitian ini terdapat tiga (g) kategori penggolongan keterlaksanaan

peranan guru kelas dalam layanan ragam bimbingan pada Sekolah

(73)

dari skor total yaitu kategori kategori tinggi, kategori sedang, kategori

rendah. Berikut ini disajikan tabel deskripsi gambaran umum

penggolongan subjek keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan

ragam bimbingan pada Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan,

Klaten, Jawa Tengah dalam g kategori, sebagai berikut

TabelB11B

BPenggolonganBSubjekBdalamBtigaB(3)BKategoriB B

B

Berdasarkan tabel di atas dan sesuai dengan kategorisasi yang

dirumuskan oleh Azwar (2009), Terlihat bahwa terdapat g4 Guru

(80,95%) masuk dalam kategori tinggi, 8 Guru (19,05%) masuk dalam

kategori Sedang, dan pada kategori rendah tidak ada guru yang

menempati alias 0 (0%)

No Skor Kategori No Subjek Jumlah

Subjek Persentase

1. X < 90 Rendah - 0 0%

2. 90 < x < 1g6 Sedang 2,g,4,21,26,27,40,4

1 8 19,05%

g. 1g6 < X Tinggi 1,5,6,7,8,9,10,11,12

,1g,14, 15,16,17,18,19,20, ,22,2g,24,25,28,29,

g0,g1,g2,gg g4,g4,g6,g7,g8,g8,g

9,42

g4 80,95%

(74)

lebih jelas mengenai capaian skor rata-rata keterlaksanaan layanan

ragam bimbinganBpada subjek.

GrafikB1B

Keterlaksanaan Peranan Guru Kelas dalam Layanan

Ragam Bimbingan Pada Sekolah Dasar di Kecamatan

Pedan

B

Dari tabel di atas terlihat bahwa :

1. Ada g4 atau 80,95 % Guru yang termasuk dalam kategori

tinggi

2. Ada 8 atau 19,05 % Guru yang masuk dalam kategori

sedang

g. Tidak ada guru yang menempati kategori rendah

Dari hasil penelitian tersebut peneliti dapat menyimpulkan

bahwa keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam

34 ( 80,95 %)

8 (19,05% )

(75)

pada kategori tinggi.

2. Butir-butirBInstrumenBKeterlaksanaanBPerananBGuruBKelasBdalamB LayananB RagamB BimbinganB padaB SekolahB DasarB NegeriB Se-KecamatanBPedan,BKlaten,BJawaBTengahB

Berdasarkan perhitungan skor total pada butir instrumen

layanan ragam bimbingan sesuai dengan kategori yang dirumuskan

oleh Azwar (2009:107-109) hasil yang diperoleh yaitu pada butir item

yang termasuk dalam kategori rendah tidak ada. Butir item sebagian

besar masuk dalam kategori tinggi. Butir item juga sebagian kecil

masuk dalam kategori sedang. Kategori butir-butir tersebut adalah

sebagai berikut :

TabelB12B

PenggolonganBButir-butirBItemBdalamBtigaB(3)BKategoriB B

No Skor Kategori No Item Jumlah

Item Persentase

1. X < 84 Rendah - 0 0%

2. 84 < x < 126 Sedang 6,9,16,21,2g,25,gg,g5

,g6,g8,42,44 12 26,66%

g. 126 < X Tinggi 1,2,g,4,5,7,8,10,11,12,

1g,14,15,17,18,19,20 ,22,24,26,27,28,28, g0,g1,g2,g4,g7,g9,41

40,4g,45

gg 7g,g4%

Jumlah 45 100%

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa terdapat gg item (

7g,g4%) masuk dalam kategori tinggi dan 12 item (26,66%) masuk

dalam kategori sedang, sedangkan pada kategori rendah tidak ada item

(76)

lebih jelas mengenai capaian skor item keterlaksanaan layanan ragam

Dari tabel di atas telihat bahwa :

1. Ada g4 Guru atau 7g,g4% yang termasuk dalam kategori

tinggi

2. Ada 8 Guru atau 26,66% yang masuk dalam kategori

sedang

g. Tidak ada guru atau 0% yang menempati kategori rendah

Dari hasil penelitian butir-butir item, peneliti menyimpulkan

bahwa masih ada sebagian butir item yang masuk dalam kategori

sedang, sehingga masih perlu peningkatan dalam pemberian materi

yang menyangkut isi dari item-item tersebut, oleh karena itu beberapa

33 ( 73,34 %)

12 ( 26,66 %)

(77)

sebagai dasar dalam pemberian usulan-usulan program-program

Bimbingan di Sekolah Dasar.

Rumusan pernyataan butir-butir item yang termasuk pada

kategori sedang adalah sebagai berikut :

B TabelB13

Butir-butirBitemBKuesionerByangBmasukBkategoriBsedangBdanBkurangBtercapaiB padaBGuruB

B

No Aspek Indikator Butir Rumusan Pernyataan Skor Peri

ngk at 1 Pribadi Guru Melatih Peserta didik dalam

menentukan keputusan secara baik

9 Saya membiarkan peserta didik membuat keputusan

mengenai permasalaan dirinya 88 5

2 16 Saya membebaskan peserta didik menentukan apa yang

dia kehendaki tanpa saya memberikan saran kepada mereka.

98 12

g Belajar Guru membantu menentukan cara-cara belajar yang tepat terhadap peserta didik

21 Saya menggunakan metode ceramah saat memberikan

materi pelajaran di kelas. 72 1

4 44 Saya membiarkan peserta didik mencari gaya belajar

yang sesuai dengan diri mereka sendiri. 79 2

5 Guru membekali keterampilan

peserta didik dalam menghadapi ujian

g8 Saya memberikan gambaran terburuk kepada peserta

didik sebelum mereka menghadapi ujian. 81 g

6 Guru membantu pessrta didik

dalam menetapkan tujuan dan rencana pendidika selanjutnya

g5 Saya memberikan berbagai informasi mengenai sekolah

lanjutan pada waktu senggang kepada peserta didik 92 6

7 Karier Guru mampu membekali peserta didik dalam persiapan diri menghadapi berbagai profesi pekerjaan yang akan datang,

2g Saya hanya memberikan informasi mengenai dunia

pekerjaan hanya ketika peserta didik bertanya saja. 97 11

8 6 Saya mengajak siswa untuk berkunjung ke

industri-industri yang terdekat dari sekolah agar peserta didik memahami bagaimana kondisi setiap pekerjaan tersebut.

9g 7

9 25 Saya memberikan berbagai informasi kepada peserta

didik tentang profesi pekerjaan yang ada dilingkungan sekitarnya.

96 10

10 g6 Saya membiarkan peserta didik menerima secara

langsung informasi dari orang-orang sekitarnya tanpa menjelaskan lebih dalam.

94 8

11 Guru membantu peserta didik

dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lingkungan profesi pekerjaan yang ada disekitarnya.

gg Saya menginformasikan berbagai persyaratan mengenai dunia profesi pekerjaan yang ada disekitar peserta didik bila ada waktu senggang.

85 4

12 42 Saya menginformasikan berbagai tuntutan yang

dibutuhkan dalam dunia pekerjaan kepada peserta didik melalui materi pelajaran yang diberikan di kelas.

95 9

(78)

1. KeterlaksanaanB PerananB GuruB KelasB dalamB LayananB RagamB BimbinganBPadaBSekolahBDasarBNegeriBdiBKecamatanBPedanB

Hasil penelitian keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan

ragam bimbingan di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Pedan

menunjukkan:

1. Keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan ragam

bimbingan di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, Klaten,

Jawa Tengah termasuk dalam kategori tinggi

2. Terdapat 12 butir keterlaksanaan layanan ragam bimbingan yang

termasuk dalam kategori sedang atau yang belum tercapai

Berdasarkan penelitian deskriptif, penelitian ini hanya ingin

memaparkan kondisi atau keadaan apa adanya. Dari hasil penelitian ini,

menunjukkan bahwa keterlaksanaan peranan guru kelas dalam layanan

ragam bimbingan di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Pedan, Klaten

Jawa Tengah, termasuk dalam kategori tinggi. Jumlah guru yang termasuk

dalam kategori tinggi sebanyak g4 orang, sebagian lagi masuk kategori

sedang sebanyak 8 orang.

Beberapa guru yang termasuk dalam kategori tinggi artinya, guru

yang benar-benar sudah menyadari pentingnya pemberian layanan ragam

bimbingan (Pribadi, Sosial, Belajar dan Karier) kepada siswa melalui

pelajaran-pelajaran yang mereka berikan di kelas, seperti halnya guru

Gambar

Tabel 15

Referensi

Dokumen terkait

We also create agent of change (Change Agent) who is not only working on the Quality Department and we will promote efforts to improve quality continuously. Marketing

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penataan arsip dinamis aktif pada bagian tata usaha Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara adalah berdasarkan jenis arsipnya

Setelah mulai kelihatan adanya peningkatan pengetahuan dalam kelompok usaha, kami mengadakan Festival sungai Gajah Wong Pertama pada tahun 2013, dengan mendatangkan

Sedangkan sektor-sektor yang memiliki differential shift (D) negatif adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor

Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit umum kota Padang Sidimpuan. Teknik

Lebih lanjut terkait UU Perkawinan, ketentuan tersebut nyata-nyata bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 dan bersifat diskriminatif secara hukum, karena

Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Briliana &amp; Mursito (2017), Larasati, Hati &amp; Safira (2018) dan Maichum, Parichatnon &amp;

Permasalahan umum yang terjadi pada kepengurusan campus ministry tidak. terlepas pada point permasalahan yang utama