ABSTRAK
Yoanna Krisnawati (NIM: 111414040). 2015. Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Belajar
Matematika dengan Diagnosis dan Pengajaran Remedial : Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa.
yang digunakan pada tahap kedua ini sama dengan instrumen tes penelaahan status dengan jumlah soal 15.
Kata kunci: kesulitan belajar matematika, diagnosis, pengajaran remedial
ABSTRACT
Yoanna Krisnawati (Student number: 111414040). 2015. Efforts to Overcome the
Difficulties in Learning Mathematics by Using Diagnosis and Remedial Teaching: A Case Study of Grade VIII Students of SMP Maria Immaculata Yogyakarta in the Academic Year of 2014/2015. Undergraduate Thesis, Mathematics and Science Education Study Program,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was conducted in order to find out: (1) the difficulties in learning mathematics that were experienced by the students, (2) the causes of mathematics learning difficulties, and (3) the impact of remedial teaching that had been implemented as a way to overcome the difficulties of learning mathematics that had been experienced by the students.
This research was an explorative case study using qualitative approach that was also supported by quantitative approach. The subjects of this study were two students of grade eight of SMP Maria Immaculata School Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 who had difficulty in learning mathematics. The difficulties in learning mathematics were restricted to the topics of straight line equations, systems of linear equations of two variables and the theorem of Pythagoras. Based on the method described by Entang (1984), the method that was used to overcome the difficulties in learning mathematics that was experienced by both students consisted of diagnosis procedures and remedial teaching. The procedure consists of four main stages, namely the determination of the research subjects, the determination of the location and the causes of student learning difficulties, the way to handle students learning difficulties by applying remedial teaching, and evaluation to determine the impact of the implementation of remedial teaching to students learning difficulties.
same as the S1; he had a habit of just reading the formulas, and the tendency to be lazy to do the calculations so that the learning of mathematics was not effective. The factors of playmates made them unable to focus in learning. There was also a basic knowledge that was not mastered by S2. The implementation of remedial teaching that was adjusted to the characteristics of each students of the study had a positive impact on their learning outcomes. This is indicated by the results of the evaluation of the first and second tests. In the first stage of the evaluative tests, S1 was able to answer 15 questions and S2 were able to answer 13 questions from 16 questions given. While in the second stage of evaluative tests, both students could answer all the questions correctly. The test that was used in the second stage was the same as the test for status assessment.
Keywords: learning difficulties in mathematics, diagnosis, remedial teaching.
i
UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :
STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
HALAMAN JUDUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh: YOANNA KRISNAWATI
NIM : 111414040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii S K R I P S I
UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :
STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh:
YOANNA KRISNAWATI NIM : 111414040
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Prof. Dr. St. Suwarsono Tanggal : 19 juni 2015
iii S K R I P S I
UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :
STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Yoanna Krisnawati
NIM : 111414040
Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji
Pada tanggal 25 Juni 2015
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...
Sekretaris : Chatarina Enny Murwaningtyas, M.Si. ...
Anggota : Prof. Dr. St. Suwarsono ...
Anggota : Veronica Fitri Rianasari, M.Sc. ...
Anggota : A. Yudhi Anggoro, M.Si. ...
Yogyakarta, 25 Juni 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Jesus Always Gives His Hands To Me”
Karya Tulis ini kupersembahkan Untuk: ♥ Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalau menopangku. ♥ Para malaikat di Surga dan leluhurku. ♥ Bapakku Stepanus Purnama dan Ibuku Maria Christa Cahyaningsih. ♥ Kakak Pertamaku, Ethymuis Tanto Nugroho,A.Md.
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Juni 2015
Penulis
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yoanna Krisnawati
Nomor Mahasiswa : 111414040
Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :
STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti pada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 25 Juni 2015
Yang menyatakan
Yoanna Krisnawati
vii ABSTRAK
Yoanna Krisnawati (NIM: 111414040). 2015. Upaya untuk Mengatasi
Kesulitan Belajar Matematika dengan Diagnosis dan Pengajaran Remedial : Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa.
viii
kebiasaan belajar matematika hanya dengan membaca, dan kecenderungan malas melakukan hitungan, sehingga belajar matematika yang dilaksanakan tidak efektif. Faktor teman sepermainan membuatnya tidak dapat fokus dalam pembelajaran. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dikuasai oleh subjek S2. Pelaksaaan pengajaran remedial yang disesuaikan dengan karakteristik setiap subjek penelitian, memiliki dampak positif terhadap hasil belajar mereka. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi tahap pertama dan kedua. Pada tes evaluasi tahap pertama S1 dan S2 secara berturut-turut mampu menjawab 15 dan 13 nomor dari 16 nomor soal yang diberikan. Sedangkan pada tes evaluasi tahap 2, kedua subjek dapat menjawab semua soal dengan tepat. Instrumen yang digunakan pada tahap kedua ini sama dengan instrumen tes penelaahan status dengan jumlah soal 15.
Kata kunci: kesulitan belajar matematika, diagnosis, pengajaran remedial
ix
ABSTRACT
Yoanna Krisnawati (Student number: 111414040). 2015. Efforts to Overcome
the Difficulties in Learning Mathematics by Using Diagnosis and Remedial Teaching: A Case Study of Grade VIII Students of SMP Maria Immaculata Yogyakarta in the Academic Year of 2014/2015. Undergraduate Thesis,
Mathematics and Science Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This research was conducted in order to find out: (1) the difficulties in learning mathematics that were experienced by the students, (2) the causes of mathematics learning difficulties, and (3) the impact of remedial teaching that had been implemented as a way to overcome the difficulties of learning mathematics that had been experienced by the students.
This research was an explorative case study using qualitative approach that was also supported by quantitative approach. The subjects of this study were two students of grade eight of SMP Maria Immaculata School Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 who had difficulty in learning mathematics. The difficulties in learning mathematics were restricted to the topics of straight line equations, systems of linear equations of two variables and the theorem of Pythagoras. Based on the method described by Entang (1984), the method that was used to overcome the difficulties in learning mathematics that was experienced by both students consisted of diagnosis procedures and remedial teaching. The procedure consists of four main stages, namely the determination of the research subjects, the determination of the location and the causes of student learning difficulties, the way to handle students learning difficulties by applying remedial teaching, and evaluation to determine the impact of the implementation of remedial teaching to students learning difficulties.
x
Theorem on plane figures. As for the S2, the difficulties laid in determining the Pythagorean formula and in the comparison of the sides of a right triangle with specific angles. The factors that caused the emergence of learning difficulties in the subject S1 was a habit of simply memorizing mathematical formulas that exist without doing the exercises. Moreover, S1 was also easily influenced by friends while learning, so the concentration was easily distracted. There was also the basic knowledge that was not understood. The S2 had a causative factor that was almost the same as the S1; he had a habit of just reading the formulas, and the tendency to be lazy to do the calculations so that the learning of mathematics was not effective. The factors of playmates made them unable to focus in learning. There was also a basic knowledge that was not mastered by S2. The implementation of remedial teaching that was adjusted to the characteristics of each students of the study had a positive impact on their learning outcomes. This is indicated by the results of the evaluation of the first and second tests. In the first stage of the evaluative tests, S1 was able to answer 15 questions and S2 were able to answer 13 questions from 16 questions given. While in the second stage of evaluative tests, both students could answer all the questions correctly. The test that was used in the second stage was the same as the test for status assessment.
Keywords: learning difficulties in mathematics, diagnosis, remedial teaching.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kupersembahkan kepada Tuhan Yesus, atas segala
penyertaan, tuntunan, campur tangan, dan cinta kasih-Nya, sehinga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skipsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis
sampaikan banyak terima kasih kepada bapak, ibu, dan kakak-kakak atas cinta dan
dukungan yang begitu besar serta perjuangan yang besar pula untuk memenuhi
segala kebutuhan finansial yang diperlukan. Penyusunan skripsi ini tentu saja
tidak dapat terselesaikan tanpa campur tangan mereka semua.
Skripsi ini, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan dari Univeritas Sanata Dharma. Maka dari itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Matematika;
2. Ibu Veronica Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik;
3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima
kasih atas segala arahan, bimbingan, dan waktu yang telah diberikan;
4. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Sanata Dharma, atas segala pelayanan selama di Universitas
Sanata Dharma;
5. Suster Kepala SMP Maria Immaculata Yogyakarta, atas izin dan kesempatan
yang telah diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
xii
6. Ibu J. Erni Mutiani, S.Pd., yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian;
7. Adik-adikku, Ruth dan Nafta, atas kerjasama yang baik selama pelaksanaan
penelitian, serta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
berdinamika bersama;
8. Bapak dan ibu, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, kasih
sayang dan segala perjuangan yang tak ternilai untuk membantu penulis
dalam bentuk apapun demi terselesaikannya penulisan skripsi ini;
9. Kakak pertamaku, Mas Tanto dan istrinya, Mbak Susi, atas dukungan, doa,
semangat, arahan dan kasih sayang, sehingga penulis dapat selalu termotivasi
untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini;
10.Kakak keduaku, Mas Koko dan istrinya, Mbak Tina, untuk perjuangan yang
telah diberikan guna membantu penulis memenuhi kebutuhan finansial yang
diperlukan. Terima kasih pula atas semangat, doa, arahan dan kasih sayang
yang selalu diberikan;
11.Adikku, yang membuat penulis memiliki motivasi untuk segera
menyelesaikan penyusunan skripsi ini;
12.Mas Aan Dwi Saputra, S.Pd. yang tak lelah memberikan arahan kepada
penulis untuk melaksanakan segala rencana dan strategi dalam menyusun
skripsi ini. Terima kasih, karena telah memberikan dukungan lewat cinta
yang begitu besar, sehingga penulis tak pernah lelah untuk melakukan yang
terbaik demi orang-orang yang ada disekitar penulis;
xiii
13.Teman-teman dan sahabat, Aloysia Riadita Crhistiani, Prapti Mahayuningsih,
Putu Diah Pramita Dewi, dan Yuliana Pebri Heriawati, yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi untuk terus semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula karena berkenan selalu
mendengarkan keluh kesah penulis serta memberikan saran-saran yang
bermanfaat;
14.Dek Retno, yang telah membantu penulis dalam mendokumentasikan
kegiatan uji coba tes penelaahan status;
15.Mbak Yudhitha, yang telah membantu dalam penulisan abstrak bahasa
inggris;
16.Teman-teman kost putri Wisma Surya, atas segala dukungan dan
dorongannya, serta diskusi berkaitan dengan isi skripsi ini;
17.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi
ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 25 Juni 2015
Penulis
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... xi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Pembatasan untuk Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ... 6
F. Batasan Istilah ... 7
3. Belajar Matematika... 12
xv
5. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 14
6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah 15 7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar ... 17
8. Tes Diagnostik ... 24
9. Prosedur Remidiasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar ... 26
10. Studi Kasus ... 29
11. Persamaan Garis Lurus ... 30
12. Sitem Persamaan Linear Dua Variabel ... 32
13. Teorema Pythagoras ... 34
B. Kerangka Berpikir ... 35
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Jenis Penelitian ... 38
B. Subjek Penelitian ... 39
C. Objek Penelitian ... 39
D. Variabel Penelitian ... 39
E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
F. Bentuk Data ... 40
G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 41
1. Metode Pengumpulan Data ... 41
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 44
H. Teknis Analisis Data ... 56
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 60
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN .... 66
A. Profil Sekolah ... 66
xvi
1. Observasi... 66
2. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 67
3. Tes Penelaahan Status ... 68
4. Wawancara dengan Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas ... 68
5. Tes Diagnostik ... 69
6. Wawancara Dengan Subjek Penelitian ... 70
7. Pengajaran Remedial ... 71
8. Evaluasi ... 74
C. Hasil Penenelitian ... 75
1. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 75
2. Tes Penelaahan Status ... 76
3. Wawancara dengan Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas ... 77
4. Tes Diagnostik ... 81
5. Wawancara dengan Subjek Penelitian ... 81
6. Evaluasi ... 85
D. Pembahasan ... 85
1. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 85
2. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar ... 88
3. Melokalisasikan Letak Kesulitan (Permasalahan) ... 89
4. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka Mengalami berbagai Kesulitan ... 99
5. Perkiraan Kemungkinan Bantuan yang akan Diberikan ... 100
6. Penetapan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar (masih berupa rencana) ... 101
xvii
8. Evaluasi Pelaksanaan Diagnosis dan Pengajaran Remedial ... 120
E. Kelemahan Penelitian ... 142
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 143
A. Kesimpulan ... 143
B. Saran ... 145
DAFTAR PUSTAKA ... 148
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kisi-kisi soal tes penelaahan status ... 45
Tabel 2 Jadwal Observasi ... 67
Tabel 3 Hasil Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 75
Tabel 4 Hasil Tes Penelaahna Status ... 76
Tabel 5 Menentukan Subjek Penelitian ... 77
Tabel 6 Upaya Menentukan Letak Kesulitan Belajar Subjek Penelitian ... 78
Tabel 7 Upaya Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami
Subjek Penelitian ... 78
Tabel 8 Wawancara Wali Kelas ... 79
Tabel 9 Wawancara dengan S1... 81
Tabel 10 Wawancara dengan S2... 83
Tabel 11 Validitas Soal Tes Penelaahan Status Berdasarkan Hasil Uji Coba di
Kelas 8E SMP Maria Immaculata Yogyakarta... 85
Tabel 12 Perbaikan Soal dengan Validitas Rendah atau Sangat Rendah ... 86
Tabel 13 Hasil Tes Penelaahan Status Kedua Subjek Penelitian ... 89
Tabel 14 Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik untuk S1 ... 90
Tabel 15 Analisis Hasil Tes Diagnostik S1 ... 92
Tabel 16 Analisis Hasil Tes Diagnostik S2 ... 96
Tabel 17 Analisis Catatan mengenai Proses Belajar Subjek Penelitian ... 99
Tabel 18 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami Subjek Penelitian ... 99
Tabel 19 Perbandingan Hasil Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Tahap Pertama
untuk S1 ... 121
Tabel 20 Perbandingan Hasil Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Tahap Pertama
untuk S2 ... 132
Tabel 21 Tujuan-tujuan Pembelajaran yang Belum Tercapai dan Telah
Tercapai untuk S1 dan S2 ... 140
xix
Gambar 6. Cara S1 menentukan titik potong terhadap masing-masing sumbu ... 94
Gambar 7. Jawaban S1 No. 12 ... 95
Gambar 20. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Diagnostik ... 121
Gambar 21. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 121
Gambar 22. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122
Gambar 23. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 122
Gambar 24. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122
Gambar 25. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122
Gambar 26. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 123
Gambar 27. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Diagnostik ... 123
Gambar 28. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Evaluasi 1 ... 123
xx
Gambar 30. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Diagnostik ... 124
Gambar 31. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 124
Gambar 32. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.3 pada Tes Diagnostik ... 124
Gambar 33. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Diagnostik ... 125
Gambar 34. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Evaluasi 1 ... 125
Gambar 35. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Diagnostik ... 125
Gambar 36. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Evaluasi 1 ... 125
Gambar 37. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 126
Gambar 38. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 126
Gambar 39. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 126
Gambar 40. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 126
Gambar 41. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 127
Gambar 42. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Diagnostik ... 127
Gambar 43. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 127
Gambar 44. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.2 pada Tes Diagnostik ... 127
Gambar 45. Jawaban S1 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Diagnostik ... 128
Gambar 46. Jawaban S1 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 128
Gambar 47. Jawaban S1 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Diagnostik ... 128
Gambar 48. Jawaban S1 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 128
Gambar 49. Jawaban S1 untuk tujuan 4.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129
Gambar 50. Jawaban S1 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Diagnostik ... 129
Gambar 51. Jawaban S1 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129
Gambar 52. Jawaban S1 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Diagnostik ... 129
Gambar 53. Jawaban S1 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129
Gambar 54. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Diagnostik ... 130
Gambar 55. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 130
Gambar 56. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.2 pada Tes Diagnostik ... 130
Gambar 57. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Diagnostik ... 131
Gambar 58. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 131
Gambar 59. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.2 pada Tes Diagnostik ... 131
Gambar 60. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Diagnostik ... 132
xxi
Gambar 61. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 132
Gambar 62. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 133
Gambar 63. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Diagnostik ... 133
Gambar 64. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Evaluasi 1 ... 133
Gambar 65. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 133
Gambar 66. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Diagnostik ... 134
Gambar 67. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Evaluasi 1 ... 134
Gambar 68. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Evaluasi 1 ... 134
Gambar 69. Jawaban S2 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 135
Gambar 70. Jawaban S2 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 135
Gambar 71. Jawaban S2 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 136
Gambar 72. Jawaban S2 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 136
Gambar 73. Jawaban S2 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Diagnostik ... 136
Gambar 74. Jawaban S2 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Diagnostik ... 137
Gambar 75. Jawaban S2 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 137
Gambar 76. Jawaban S1 untuk tujuan 4.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 137
Gambar 77. Jawaban S2 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Diagnostik ... 138
Gambar 78. Jawaban S2 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138
Gambar 79. Jawaban S2 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Diagnostik ... 138
Gambar 80. Jawaban S2 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138
Gambar 81. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Diagnostik ... 138
Gambar 82. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138
Gambar 83. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.2 pada Tes Diagnostik ... 139
Gambar 84. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Diagnostik ... 139
Gambar 85. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 139
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
A.1. Soal Uji Coba Tes Penelaahan Status (yang juga digunakan sebagai soal
evaluasi 2) ... Lampiran 1
A.2. Soal Tes Penelaahan status ... Lampiran 4
A.3. Soal Tes Diagnostik ... Lampiran 7
A.4. Soal Evaluasi 1 ... Lampiran 9
Lampiran B
B.1. Hasil Tes Penelaahan Status untuk S1 ... Lampiran 12
B.2. Hasil Tes Diagnostik untuk S1 ... Lampiran 15
B.3. Hasil Pengajaran Remedial untuk S1 ... Lampiran 18
B.4. Hasil Tes Evaluasi 1 untuk S1 ... Lampiran 32
B.5. Hasil Tes Evaluasi 2 untuk S1 ... Lampiran 35
Lampiran C
C.1. Hasil Tes Penelaahan Status untuk S2 ... Lampiran 39
C.2. Hasil Tes Diagnostik untuk S2 ... Lampiran 42
C.3. Hasil Pengajaran Remedial untuk S2 ... Lampiran 45
C.4. Hasil Tes Evaluasi 1 untuk S2 ... Lampiran 54
C.5. Hasil Tes Evaluasi 2 untuk S2 ... Lampiran 60
Lampiran D
D.1. Foto-foto Pelaksanaan Penelitian ... Lampiran 64
D.2. Presensi Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... Lampiran 66
D.3. Presensi Tes Penelaahan Status ... Lampiran 67
Lampiran E
E.1. Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 69
E.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... Lampiran 71
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap lembaga pasti memiliki kendala atau permasalahan
masing-masing dalam mencapai tujuannya. Begitu pula dengan lembaga
pendidikan, yaitu sekolah. Sekolah juga memiliki berbagai macam kendala
dan permasalahan dalam mencapai tujuannya, baik untuk mencapai tujuan
pendidikan pada umumnya maupun untuk mencapai tujuan sekolah pada
khususnya. Salah satu kendala atau permasalahan yang dialami oleh
sekolah yaitu, kesulitan belajar yang terjadi pada siswa.
Kesulitan belajar merupakan suatu faktor yang sangat mengganggu
siswa dalam mencapai tujuan sekolah dan pendidikan. Apabila siswa
sebagai subjek pendidikan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, maka sekolah sebagai tempat siswa belajar tidak dapat
melaksanakan perannya dengan baik. Hal ini akan sangat berdampak pada
proses pencapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan.
Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa harus diatasi supaya
kendala tesebut tidak semakin mempersulit kondisi siswa. Terdapat
berbagai jenis dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.
2
kesulitan belajar menjadi dua kelompok, yaitu faktor-faktor yang terdapat
dalam diri siswa dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain, kelemahan secara
fisik, mental, emosional, kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan
yang salah, serta tidak adanya keterampilan dan pengetahuan dasar yang
diperlukan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya,
dikarenakan kurikulum pendidikan yang sering berubah, proses
pembelajaran yang kurang sesuai, terlalu banyak kegiatan siswa diluar
pelajaran, dan sebagainya.
Berbagai macam faktor kesulitan belajar tersebut memungkinkan
adanya perbedaaan penanganan bagi setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Penanganan kesulitan belajar disesuaikan dengan kondisi
dan letak permasalahan serta penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa.
Tujuan dari penanganan kesulitan belajar siswa yaitu, supaya siswa tidak
lagi memiliki kendala yang berarti dalam proses mencapai tujuan
pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya.
Berdasarkan pengalaman penulis pada saat melaksanakan beberapa
obervasi, kesulitan belajar masih sering dialami oleh siswa pada mata
pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata nilai
matematika yang diperoleh oleh siswa pada suatu sekolah dalam ulangan
akhir semester masih tergolong rendah. Selain itu, nilai rata-rata siswa
pada beberapa ulangan harian juga masih banyak yang kurang
memuaskan. Tidak sedikit pula terdapat siswa yang belum mencapai nilai
ketuntasan minimum. Padahal salah satu alat ukur tingkat keberhasilan
kegiatan pembelajaran dilihat dari banyaknya siswa yang dapat mencapai
nilai ketuntasan minimum tersebut. Hal lainnya adalah rentang nilai
tertinggi dan terendah masih sangat jauh, bahkan jumlah siswa yang dapat
mencapai nilai ketuntasan minimum jauh lebih sedikit dibandingkan
dengan jumlah siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan
minimum tersebut. Hal ini semakin kuat menunjukkan bahwa masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika.
Kondisi serupa juga terlihat di kelas VIII F SMP Maria Immacaula
Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak siswa yang belum
dapat mencapai nilai ketuntasan minimum pada mata pelajaran
matematika. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan upaya
mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa di kelas
tersebut.
Di dalam matematika, banyak konsep dan materi pembelajaran
yang sangat berkaitan. Bahkan banyak pula konsep yang mendasari materi
lainnya. Oleh karena itu, pemantauan terhadap tingkat pemahaman siswa
sangat diperlukan. Apabila terdapat siswa yang mulai mengalami kesulitan
dalam memahami materi, guru diharapkan dapat membantu siswa tersebut
dalam menangani kesulitannya secara cepat dan tepat. Harapannya
kesulitan yang dialami tidak mengganggu pemahaman mereka pada materi
4
membantu siswa berkembang sesuai dengan tingkatan pemahaman mereka
dan kelompok umurnya.
Diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa merupakan salah
satu metode sebagai upaya yang bertujuan untuk membantu siswa
menangani kesulitan belajar mereka. Kesulitan belajar siswa, khususnya
pada pembelajaran matematika harus diatasi supaya siswa dapat mencapai
tujuan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Selain itu,
siswa dapat memanfaatkan pemahaman konsep dalam diri mereka untuk
menyelesaikan permasalahan pada bidang yang lainnya. Dengan
pelaksanan diagnosis dan pengajaran remedial, penulis berharap kesulitan
belajar khususnya dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh
siswa dapat teratasi. Oleh karena itu, tujuan pendidikan pada umumnya
dan tujuan pembelajaran pada khususnya dapat tercapai sesuai dengan
yang diharapkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan beberapa permasalahan berikut :
1. Kesulitan belajar siswa menjadi salah satu penghambat pencapaian
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.
2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa sangat beragam,
sehingga membutuhkan penanganan yang belum tentu sama.
3. Kesulitan belajar pada matematika masih banyak dialami oleh siswa.
4. Masih banyaknya siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan
minimum pada mata pelajaran matematika.
5. Kesulitan belajar matematika dialami pula oleh sebagian siswa di kelas
VIII F SMP Maria Immaculata Yogyakarta.
6. Kesulitan belajar pada pembelajaran matematika dapat mempersulit
siswa dalam memahami materi lain di tingkat yang lebih tinggi.
7. Kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika membutuhkan
penanganan sejak awal, supaya tidak mengganggu proses
pembelajaran selanjutnya.
C. Rumusan Masalah
1. Dimanakah letak kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika
yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?
2. Apa penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang
dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta
tahun ajaran 2014/2015?
3. Bagaimanakah dampak dari tindakan remediasi yang dilaksanakan
dalam upaya mengatasi kesulitan belajar dua siswa kelas VIII SMP
Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam
6
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui letak kesulitan belajar dalam pembalajaran matematika
yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
2. Mengetahui penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran
matematika yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
3. Mengetahui dampak dari tindakan remediasi yang dilaksanakan dalam
upaya mengatasi kesulitan belajar dua siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran
matematika.
E. Pembatasan untuk Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini akan dibatasi pada upaya mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam pembelajaran matematika yang tidak disebabkan karena
kelemahan fisik atau psikologis. Upaya mengatasi kesulitan belajar
tersebut dengan menggunakan prosedur diagnosis kesulitan belajar dan
pengajaran remedial menurut Entang (1984:19-32). Kesulitan belajar
siswa hanya dibatasi pada tiga topik pada mata pelajaran matematika kelas
VIII. Ketiga topik tersebut adalah Persamaan Garis Lurus, Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel, dan Teorema Pythagoras. Subjek untuk
penelitian ini dibatasi hanya pada dua siswa kelas VIII SMP Maria
Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015, yaitu dua siswa yang
mendapatkan skor terendah dalam tes penelaahan status dan penyebab
kesulitan belajar matematikanya bukan karena kelemahan fisik atau
adanya gangguan psikologis.
F. Batasan Istilah
1. Diagnosis
Upaya untuk menemukan letak dan faktor penyebab kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa, dengan cara yang sistematis dan
berdasarkan pada gejala-gejala yang nampak. Gejala tersebut dapat
berupa rendahnya prestasi belajar siswa, siswa tidak memiliki gairah
belajar, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya.
2. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar diartikan sebagai kendala atau hambatan yang
dialami siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak
dapat berkembang dengan optimal dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial merupakan upaya peneliti untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan jalan
mengulang materi pembelajaran yang menjadi letak kesulitan
belajarnya, dan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing
subjek penelitian.
4. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secata
intensif dan mendetail terhadap suatu kasus, yang bisa berupa
8
mengungkapkan atau memahami suatu hal. Karena sifatnya yang
mendetail itu, studi kasus (pada umumnya) menghasilkan gambaran
yang longitudinal.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk menyelesaikan
atau mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya, sehingga siswa
dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan lebih
mudah. Siswa juga dapat mengetahui letak dan penyebab kesulitan
yang dihadapinya, sehingga dia dapat melakukan pencegahan secara
mandiri supaya kesulitan yang sama tidak terulang.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kemungkinan
cara menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru mungkin dapat
mengadopsi prosedur upaya penyembuhan kesulitan bejajar dalam
pembelajaran matematika apabila menemui kasus yang hampir sama.
Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi guru dalam menghadapi
subjek penelitian yang bersangkutan pada pembelajaran matematika
yang dilaksanakan.
3. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada sekolah
tentang berbagai macam faktor penyebab kesulitan belajar yang
dialami siswa. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah
untuk menciptakan suasana kondusif bagi siswa-siswanya dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
peneliti tentang berbagai macam kendala atau hambatan belajar yang
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti dapat belajar menjadi guru
yang dapat menyelesaikan kesulitan belajar siswanya, terutama dalam
10 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori 1. Belajar
Menurut Siregar (2010:3), belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Siregar
(2010:3) juga mengatakan salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Sedangkan ciri-ciri belajar menurut Siregar (2010:5-6) adalah
sebagai berikut:
a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku
tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
b. Maupun nilai dan sikap (afektif).
c. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau
dapat disimpan.
d. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan
usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
e. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh
obat-obatan.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau munculnya
kemampuan baru yang terjadi pada seseorang baik pada kemampuan
kognitif, psikomotor, maupun afektif, dan perubahan tersebut tidak
terjadi begitu saja, dan tidak mudah hilang.
2. Matematika
Menurut Riedesel, dalam Supatmono (2013) matematika adalah
kumpulan kebenaran dan aturan, matematika bukanlah sekedar berhitung.
Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah
dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari pola
serta hubungan. Sedangkan menurut Suwarsono, dalam Supatmono
(2013) matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu; objek
bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi
oleh aturan-aturan yang ketat.
Berdasarkan penjelasan tesebut, dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khusus, mempelajari pola,
serta hubungan menggunakan lambang-lambang dan memiliki
12
3. Belajar Matematika
Berdasarkan pengertian belajar dan matematika yang telah
dituliskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan belajar matematika
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
pengetahuan, dan keterampilan yang berkaitan dengan ilmu bilangan,
hubungan antar bilangan dan prosedur untuk menyelesaikan operasi antar
bilangan.
4. Kesulitan Belajar a. Pengertian
Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:46) memberikan tiga
definisi untuk membatasi kesulitan belajar atau masalah belajar
dalam arti luas.
Definisi pertama menyatakan bahwa masalah belajar ada
apabila seorang siswa tidak dapat memenuhi harapan-harapan yang
disyaratkan kepadanya oleh sekolah, baik harapan-harapan yang
tercantum sebagai tujuan formal dari kurikulum maupun
harapan-harapan yang ada di dalam pandangan atau anggapan dari para guru
dan kepala sekolah.
Definisi kedua menyatakan bahwa suatu masalah belajar itu
timbul jika seorang siswa jelas berada di bawah taraf perilaku dari
sebagian besar teman-teman seusianya atau kelasnya, baik mata
pelajaran formal dari kurikulum maupun dalam kebiasaan belajar
dan perilaku sosial yang dianggap penting oleh guru.
Definisi ketiga dikatakan bahwa tidak hanya anak-anak yang
hasil belajarnya jelas berada di bawah teman seusia kelasnya
dianggap mempunyai kesulitan belajar, tetapi juga anak-anak yang
dianggap mempunyai kemampuan tinggi (misalnya intelegensinya
tinggi) sering dianggap juga sudah mempunyai kesulitan belajar
kalau mereka hanya mencapai sama dengan rata-rata kelasnya dan
tidak dapat mencapai taraf kemampuannya sendiri yang telah
didugakan kepadanya.
Djamarah (2011:235) menyimpulkan bahwa kesulitan belajar
adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara
wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan
dalam belajar. Sedangkan, Syah (2008:194) merangkum bahwa
kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik
dan munculnya misbehavior siswa baik yang berkapasitas tinggi
maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern dan ekstern
siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu hambatan yang muncul dalam proses bejajar dan
disebabkan karena berbagai macam faktor baik dari dalam maupun
dari luar diri siswa, sehingga siswa tidak dapat berkembang dengan
optimal dalam proses pembelajaran.
b. Faktor-faktor Penyebab
Menurut Syah (2008:235-236) faktor-faktor penyebab
14
eksternal anak didik. Faktor-faktor anak didik meliputi gangguan
atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik, yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti
rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi anak didik.
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya
emosi dan sikap.
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata
dan telinga)
Sedangkan faktor ensternal anak didik meliputi semua situasi
dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas
belajar anak didik. Faktor ini meliputi:
1) Lingkungan keluarga
2) Lingkungan perkampungan/ masyarakat
3) Lingkungan sekolah
5. Diagnosis Kesulitan Belajar
Entang (1984:10) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
diagnosis kesulitan belajar merupakan segala usaha yang dilakukan untuk
memahami dan menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya,
baik secara pencegahan (preventif), secara penyembuhan (kuratif)
maupun secara pengembangan (developmental) berdasarkan data dan
informasi yang seobyektif dan selengkap mungkin.
Syah (2008:195) merangkum diagnosis ialah upaya untuk
melakukan identifikasi terhadap fenomena yang menunjukkan adanya
kesulitan belajar siswa.
6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah
Seorang penyuluh atau guru yang akan membantu mengatasi
kesulitan belajar siswa, memerlukan diagnosis letak kesulitan atau
penyebab kesulitan yang dialami. Diagnosis kesulitan ini berguna sebagai
landasan untuk melakukan penanganan yang tepat bagi siswa. Supaya
diagnosa yang diberikan tepat, maka seorang penyeluh atau guru
seharusnya merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah diagnosis
yang sistematis. Secara garis besar menurut Partowisastro dan
Hadisuprapto (1984:35-37), langkah-langkah diagnosis tersebut terdiri
dari tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri dari tiga langkah.
Tahap I : Penelaahan Status (status assessment)
Tahap ini merupakan tahap identifikasi siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Penentuan siswa-siswa yang mengalami kesulitan
belajar, dapat dilihat melalui tujuan pembelajaran yang seharunya dicapai
dan tujuan pembelajaran yang saat ini dicapai oleh siswa. Semakin
banyak tujuan yang belum tercapai maka semakin beratlah kesulitan
belajar yang dialami oleh siswa.
Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:35-36) pada
tahap 1 ini, terdapat tiga langkah dan pada setiap langkahnya
16
Langakah 1.1 menanyakan tentang tujuan khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa. Langkah 1.2 menanyakan tentang teknik yang
mungkin digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian
tujuan-tujuan pembelajaran tersebut. Sedangkan langkah 1.3 menanyakan
tentang pola atau bentuk perbedaan antara harapan dari penilaian yang
dilakukan dengan respon atau sikap siswa terhadap penilaian tersebut.
Tahap II : Perkiraan Sebab
Tahap ini merupakan tahap memperkirakan letak atau
memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar pada diri siswa.
Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:36) menyampaikan bahwa
pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui alasan
adanya pola kekuatan dan kelemahan pada diri siswa. Langkah-langkah
yang harus dilakukan pada tahap ini terdiri dari tiga langkah. Langkah
2.1 menanyakan tentang faktor penyebab munculnya kekurangan, seperti
pada hasil tahap 1. Langkah 2.2 menanyakan tentang tindakan yang harus
dilakukan untuk menentukan secara tepat faktor penyebab kesulitan
belajar yang dialami siswa. Sementara itu, langkah 2.3 menanyakan
tentang kesimpulan penyebab kesulitan belajar siswa.
Tahap 3 : Pemecahan kesulitan dan penilaiannya
Tahap ini merupakan tahap sebagai upaya untuk menghilangkan
sebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Partowisastro
dan Hadisuprapto (1984:36), pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan
untuk menentukan cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa. Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:37) langkah 3.1
menanyakan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa. Kemudian pada langkah 3.2
menanyakan tentang teknik penilaian yang harus digunakan guna menilai
tingkat keberhasilan pemecahan kesulitan yang telah dilaksanakan.
Sedangkan langkah 3.3 memiliki tujuan untuk mengetahui hasil penilaian
terhadap cara memecahkan kesulitan belajar yang telah dilakukan dan
bagaimana tindak lanjut yang akan dilaksanakan.
7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar
Menurut Entang (1984:19-30), langkah-langkah pokok prosedur
dan teknik diagnosis kesulitan belajar, adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar
Identifikasi ini bertujuan untuk menentukan siswa-siswa
yang mengalami kesulitan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan
supaya dapat mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan,
yang pertama adalah menandai siswa dalam satu kelas atau dalam
satu kelompok siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan
cara membandingkan posisi peringkat dalam kelas dengan ketentuan
minimal penguasaan materi yang telah ditetapkan sebelumnya
(PAP). Menurut Entang (1984:19-20) langkah-langkah yang dapat
ditempuh untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan
18
1) Menetapkan angka nilai kualifikasi minimal sebagai batas lulus.
2) Membandingakan prestasi setiap siswa dengan angka batas
lulus, dan mencari siswa yang nilai prestasinya dibawah nilai
ketentuan minimal.
3) Himpunlah semua siswa yang angka nilai prestasinya dibawah
angka batas lulus.
4) Jika prioritas layanan ditujukan kepada siswa yang diduga
mengalami kesulitan yang paling berat, maka siswa yang
memiliki selisih terbesar antara nilainya dan nilai batas minimal,
merupakan siswa yang mengalami kesulitan terberat.
Entang (1984:22) menyampikan alternatif kedua untuk
menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu
menggunakan norm referenced. Teknik untuk melaksanakan
alternatif ini, menurutnya adalah sebagai berikut:
1) Carilah atau hitunglah rata-rata kelas atau kelompok dengan
mengoperasikan formula yang telah ditetapkan, yaitu jumlah
nilai atau nilai berbobot keseluruhan dibagi dengan jumlah
anggota atau populasi kelas.
2) Tandailah siswa yang angka nilai prestasinya berada di bawah
rata-rata prestasi kelasnya.
3) Kalau mau diadakan proritas layanan bimbingannya, maka
buatlah rangkingnya.
Alternatif lainnya menurut Entang (1984:23-24), yaitu
dengan menggunakan catatan observasi kelas atau laporan proses
kegiatan belajarnya.
1) Penggunaan catatan waktu belajar efektif
Pencatatan berapa waktu efektif yang dapat digunakan oleh
siswa dalam memecahkan soal atau mengerjakan tugas tetentu,
menjadi sangat berharga karena dapat menggambarkan siapa
siswa yang selalu menyelesaikan soal dengan lebih cepat atau
siswa yang selalu terlambat.
2) Penggunaan catatan kehadiran (presensi) dan ketidakhadiran
(absensi)
Frekuensi ketidakhadiran dapat menjadi indikator untuk
menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini
dikarenakan adanya kemungkinan relevansi antara frekuensi
ketidakhadiran dengan kualifikasi prestasi siswa.
3) Penggunaan catatan partisipasi (participation chart)
Dalam bidang studi tertentu yang mengutamakan penguasaan
keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi sosial dalam
menyumbangkan pikiran, menyanggah, menjawab dengan
argumentasi tertentu, catatan partisipasi siswa dalam kelompok
sangat diperlukan. Catatan ini digunakan supaya kita
memperoleh gambaran seberapa besar kontribusi yang diberikan
20
4) Penggunaan catatan dan bagan sosiometri.
Pada waktu-waktu tertentu, terkadang siswa diminta untuk
bekerja dalam kelompok. Salah satu kondisi yang mungkin
terjadi adalah terdapat siswa yang banyak disenangi sehingga
banyak dipilih sebagai teman dalam kerja kelompok atau
sebaliknya terdapat pula siswa yang tidak banyak disenangi
sehingga sangat jarang yang memilih, bahkan tidak ada yang
memilih siswa tersebut menjadi anggota kelompok mereka.
Siswa yang banyak tidak disenangi mungkin akan merasa
minder dan tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapat
atau berdinamika. Situasi ini bisa menyebabkan menurunnya
semangat belajar yang kemudian dapat memunculkan kesulitan
belajar.
Itulah alternatif langkah-langkah yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
b. Melokalisasikan Letak Kesulitan (Permasalahan)
Setelah menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar,
langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah menentukan letak
kesulitan belajar tersebut. Hal-hal yang perlu ditelaah ialah :
1) Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu.
Dengan jalan membandingkan nilai prestasi individu dalam
setiap mata pelajaran yang diikuti, maka kita dapat menentukan
pada mata pelajaran manakah siswa mengalami prestasi paling
rendah atau mengalami kesulitan belajar.
2) Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bahan ruang
lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi.
Untuk mengetahui kawasan tujuan belajar yang dianggap paling
mengalami kesulitan, maka diperlukan tes diagnostik.
3) Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar.
Hasil Analisis terhadap catatan-catatan keterlambatan
penyesuaian tugas/ soal, ketidakhadiran, kurang aktif dalam
partisipasi, kurang penyesuaian sosial, sudah cukup jelas
menunjukkan posisi siswa dari kasus-kasus yang bersangkutan.
c. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka
Mengalami Kesulitan
Secara garis besar faktor kesulitan dapat timbul dari dua hal,
yaitu:
1) Faktor internal
a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau
kecakapan/ bakat khusus tertentu yang dapat diketahui
melalui tes tertentu.
b) Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, kecacatan, karena
sakit, dan sebagainya.
22
d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan
pelajaran-pelajaran tetentu.
e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang
dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.
2) Faktor eksternal
a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang
siswa untuk aktif antisifatif.
b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
c) Ketidakseragaman pola dan standar administrasi.
d) Beban studi yang terlampau berat.
e) Metode mengajar yang kurang memadai.
f) Sering pindah sekolah.
g) Kurangnya alat dan sumber belajar untuk kegiatan belajar
mengajar.
h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan
aktivitas belajar.
Untuk dapat mengenal faktor-faktor di atas, maka diperlukan
beberapa cara dan alat. Cara dan alat tersebut antara lain:
1) Tes kecerdasan
2) Tes bakat khusus
3) Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara
sederhana dibuat oleh guru
4) Inventory
5) Wawancara dengan siswa yang bersangkutan
6) Mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun
diluar kelas
7) Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua
atau teman-temannya bila diperlukan.
d. Perkiraan kemungkinan
Setelah melakukan beberapa catatan tentang kesulitan belajar
yang dialami oleh siswa, maka kita dapat memperkirakan:
1) Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi
kesulitannya atau tidak.
2) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan
yang dialami siswa tersebut.
3) Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan.
4) Siapa yang dapat memberikan pertolongan.
5) Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan
dengan efektif
6) Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong siswa
tersebut.
e. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya
Langkah kelima ini merupakan langkah menyusun rencana
atau alternatif rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kesulitan siswa. Rencana penyembuhan yang dilakukan hendaknya
24
1) Cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang
dialami oleh siswa.
2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.
f. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran
remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa
yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini dapat berupa:
1) Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran
remedial.
2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam
memberikan bantuan kepada siswa.
3) Senantiasa melakukan check dan recheck kemajuan siswa baik
pemahaman mereka terhadapap bantuan yang diberikan,
maupun mengecek tepat guna program remedial yang dilakukan
untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi.
4) Mentransfer atau mengirimkan siswa yang menurut perkiraan
tidak mungkin lagi ditolong karena diluar kemampuan guru atau
penyuluh.
8. Tes Diagnostik
Menurut Suwarto (2013: 114) pengertian tes diagnostik adalah tes
yang digunakan untuk mengetahui kelemahan (miskonsepsi) pada topik
tertentu dan mendapatkan masukan tentang respons siswa untuk
memperbaiki kelemahannya. Dalam buku Suwarto (2013: 116) ada enam
pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah pembelajaran
menurut Nitko dan Boorkhart, yaitu:
a. Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada suatu
bidang;
b. Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat;
c. Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak
dikuasai;
d. Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa;
e. Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa;
f. Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan soal
cerita;
Dari keeman pendekatan tersebut, pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini untuk menentukan letak kesulitan belajar subjek
adalah pendekatan ketiga yaitu pendekatan mengidentifikasi target-target
pembelajaran yang tidak dikuasai. Pendekatan ini memusatkan pada
target-target yang harus dikuasai dari tujuan-tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Tujuan dari target ini adalah untuk mendapatkan informasi
mengenai target-target dan tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah
dikuasai dan belum dikuasai oleh subjek. Langkah-langkah untuk
melaksanakan tes diagnostik pada pendekatan ini menurut Nitko dan
Brookhart dalam Suwarto (2013:120) meliputi:
a. Mengenal dan menulis target-target pembelajaran yang merupakan
26
b. Untuk setiap target pembelajaran buatlah soal-soal yang mewakili;
c. Reviewlah soal yang telah dibuat, jika memungkinkan mintalah guru
lain untuk mereview;
d. Berikan label lulus untuk setiap target pembelajaran yang telah
dikuasai, dan tidak lulus untuk setiap target yang belum dikuasai;
e. Tandailah taget-taget pembelajaran yang belum dikuasai;
9. Prosedur Remidiasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar a. Pengajaran Remedial
Menurut Entang (1984:31) pengajaran remedial merupakan
langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Dalam
melaksanakan kegiatan pengajaran remedial seorang guru dituntut
untuk :
1) Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh
gambaran yang lebih dalam lagi tentang siswa dengan
permasalahan yang dihadapinya.
2) Alternatif tindakan.
Setelah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa,
barulah direncakan alternatif tindakan yang harus dilakukan.
Alternatif ini dapat berupa tindakan sebagai berikut:
a) Siswa disuruh mengulangi bahan yang telah diberikan
dengan memberikan petunjuk antara lain:
i) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang
terdapat dalam bahan bacaan.
ii) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang
dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa
yang bersangkutan.
iii) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud
mengarahkan siswa dalam mempelajari bahan tertentu.
iv) Memberikan dorongan dan semangat untuk belajar.
v) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar
mempermudah pemahaman terhadap bahan yang
sedang dipelajari.
vi) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab
pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.
b) Siswa disuruh mencoba alternatif kegitan lain yang setara
dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya
dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya
instruksional maupun efek pengiring. Guru memberikan
pengarahan kepada siswa tentang:
i) Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa
ii) Bahan apa yang menunjang kegiatan yang sedang
dilakukan.
28
iv) Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih
memusatkan perhatian terhadap masalah.
v) Cara yang sebaiknya untuk menguasai bahan tersebut,
vi) dan sebagainya.
c) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan
semata-mata keusulitan dalam belajar akan tetapi
disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar
karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru,
pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah
atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman
sebayanya dan sebagainya, maka:
i) Kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan
pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat
psikoterapi
ii) Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah
dilaksanakan pengajaran remedial seperti pada butir a)
dan b).
3) Evaluasi pengajaran Remedial
Pada akhir kegiatan remedial hendaknya dilakukan evaluasi
kembali sampai sejauh mana pengajaran remedial yang
dilakukan dapat meningkatkan prestasi siswa. Tujuan paling
utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal sebesar
75 % taraf penguasaan.
b. Pendekatan pengajaran Remedial
Ada tiga pendekatan yang dipergunakan dalam pengajaran
remedial menurut Entang (1984: 32-33), yaitu:
1) Pendekatan pencegahan (preventive)
Pendekatan pencegahan dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesulitan belajar dalam proses pembelajaran.
Pendekatan ini dilakukan karena guru memiliki perkiraan bahwa
seorang siswa mungkin akan mengalami kesulitan pada
bagian-bagian tertentu, sehingga pencegahan tersebut dilakukan.
2) Pendekatan penyembuhan (curative)
Pendekatan penyembuhan dilakukan atau diberikan kepada
siswa yang sudah dipastikan mengalami kesulitan belajar.
3) Pendekatan perkembangan (developmental)
Pendekatan ini menuntut guru untuk memonitor terus
menerus siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
10.Studi Kasus
Basuki dalam Prastowo (2014: 129) mengatakan bahwa studi
kasus merupakan kajian mendalam tentang suatu individu, suatu
peristiwa, lingkungan, atau situasi tertentu yang memungkinkan peneliti
untuk mengungkapkan atau memahami sesuatu individu, lingkungan atau