• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan diagnosis dan pengajaran remedial : studi kasus siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika dengan diagnosis dan pengajaran remedial : studi kasus siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015."

Copied!
247
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Yoanna Krisnawati (NIM: 111414040). 2015. Upaya untuk Mengatasi Kesulitan Belajar

Matematika dengan Diagnosis dan Pengajaran Remedial : Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi

Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa.

(2)

yang digunakan pada tahap kedua ini sama dengan instrumen tes penelaahan status dengan jumlah soal 15.

Kata kunci: kesulitan belajar matematika, diagnosis, pengajaran remedial

(3)

ABSTRACT

Yoanna Krisnawati (Student number: 111414040). 2015. Efforts to Overcome the

Difficulties in Learning Mathematics by Using Diagnosis and Remedial Teaching: A Case Study of Grade VIII Students of SMP Maria Immaculata Yogyakarta in the Academic Year of 2014/2015. Undergraduate Thesis, Mathematics and Science Education Study Program,

Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was conducted in order to find out: (1) the difficulties in learning mathematics that were experienced by the students, (2) the causes of mathematics learning difficulties, and (3) the impact of remedial teaching that had been implemented as a way to overcome the difficulties of learning mathematics that had been experienced by the students.

This research was an explorative case study using qualitative approach that was also supported by quantitative approach. The subjects of this study were two students of grade eight of SMP Maria Immaculata School Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 who had difficulty in learning mathematics. The difficulties in learning mathematics were restricted to the topics of straight line equations, systems of linear equations of two variables and the theorem of Pythagoras. Based on the method described by Entang (1984), the method that was used to overcome the difficulties in learning mathematics that was experienced by both students consisted of diagnosis procedures and remedial teaching. The procedure consists of four main stages, namely the determination of the research subjects, the determination of the location and the causes of student learning difficulties, the way to handle students learning difficulties by applying remedial teaching, and evaluation to determine the impact of the implementation of remedial teaching to students learning difficulties.

(4)

same as the S1; he had a habit of just reading the formulas, and the tendency to be lazy to do the calculations so that the learning of mathematics was not effective. The factors of playmates made them unable to focus in learning. There was also a basic knowledge that was not mastered by S2. The implementation of remedial teaching that was adjusted to the characteristics of each students of the study had a positive impact on their learning outcomes. This is indicated by the results of the evaluation of the first and second tests. In the first stage of the evaluative tests, S1 was able to answer 15 questions and S2 were able to answer 13 questions from 16 questions given. While in the second stage of evaluative tests, both students could answer all the questions correctly. The test that was used in the second stage was the same as the test for status assessment.

Keywords: learning difficulties in mathematics, diagnosis, remedial teaching.

(5)

i

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh: YOANNA KRISNAWATI

NIM : 111414040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(6)

ii S K R I P S I

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Oleh:

YOANNA KRISNAWATI NIM : 111414040

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Prof. Dr. St. Suwarsono Tanggal : 19 juni 2015

(7)

iii S K R I P S I

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Dipersiapkan dan ditulis oleh

Yoanna Krisnawati

NIM : 111414040

Telah Dipertahankan Di Depan Panitia Penguji

Pada tanggal 25 Juni 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...

Sekretaris : Chatarina Enny Murwaningtyas, M.Si. ...

Anggota : Prof. Dr. St. Suwarsono ...

Anggota : Veronica Fitri Rianasari, M.Sc. ...

Anggota : A. Yudhi Anggoro, M.Si. ...

Yogyakarta, 25 Juni 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Dekan

(8)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Jesus Always Gives His Hands To Me”

Karya Tulis ini kupersembahkan Untuk: ♥ Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalau menopangku. ♥ Para malaikat di Surga dan leluhurku. ♥ Bapakku Stepanus Purnama dan Ibuku Maria Christa Cahyaningsih. ♥ Kakak Pertamaku, Ethymuis Tanto Nugroho,A.Md.

(9)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Juni 2015

Penulis

(10)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yoanna Krisnawati

Nomor Mahasiswa : 111414040

Demi perkembangan ilmu pengetahuan saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

UPAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DENGAN DIAGNOSIS DAN PENGAJARAN REMEDIAL :

STUDI KASUS SISWA KELAS VIII SMP MARIA IMMACULATA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengolahnya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin kepada saya maupun memberikan royalti pada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 25 Juni 2015

Yang menyatakan

Yoanna Krisnawati

(11)

vii ABSTRAK

Yoanna Krisnawati (NIM: 111414040). 2015. Upaya untuk Mengatasi

Kesulitan Belajar Matematika dengan Diagnosis dan Pengajaran Remedial : Studi Kasus Siswa Kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) letak kesulitan belajar matematika yang dialami oleh subjek, (2) penyebab kesulitan belajar matematika tersebut, dan (3) dampak pengajaran remedial yang telah dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialamai oleh subjek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang bersifat eksploratif dengan pendekatan kualitatif dan didukung dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dari penelitian ini adalah dua orang siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015 yang mengalami kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar matematika tersebut hanya dibatasi pada topik persamaan garis lurus, sistem persamaan linear dua variabel dan teorema Pythagoras. Upaya untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh kedua subjek penelitian menggunakan prosedur diagnosis dan pengajaran remedial menurut Entang (1984). Prosedur tesebut terdiri dari empat tahap utama yaitu penentuan subjek penelitian, penentuan letak dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa, penanganan kesulitan belajar siswa menggunakan pengajaran remedial, dan evaluasi untuk mengetahui dampak pelaksanaan pengajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa.

(12)

viii

kebiasaan belajar matematika hanya dengan membaca, dan kecenderungan malas melakukan hitungan, sehingga belajar matematika yang dilaksanakan tidak efektif. Faktor teman sepermainan membuatnya tidak dapat fokus dalam pembelajaran. Terdapat pula pengetahuan dasar yang tidak dikuasai oleh subjek S2. Pelaksaaan pengajaran remedial yang disesuaikan dengan karakteristik setiap subjek penelitian, memiliki dampak positif terhadap hasil belajar mereka. Hal ini ditunjukkan dengan hasil tes evaluasi tahap pertama dan kedua. Pada tes evaluasi tahap pertama S1 dan S2 secara berturut-turut mampu menjawab 15 dan 13 nomor dari 16 nomor soal yang diberikan. Sedangkan pada tes evaluasi tahap 2, kedua subjek dapat menjawab semua soal dengan tepat. Instrumen yang digunakan pada tahap kedua ini sama dengan instrumen tes penelaahan status dengan jumlah soal 15.

Kata kunci: kesulitan belajar matematika, diagnosis, pengajaran remedial

(13)

ix

ABSTRACT

Yoanna Krisnawati (Student number: 111414040). 2015. Efforts to Overcome

the Difficulties in Learning Mathematics by Using Diagnosis and Remedial Teaching: A Case Study of Grade VIII Students of SMP Maria Immaculata Yogyakarta in the Academic Year of 2014/2015. Undergraduate Thesis,

Mathematics and Science Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research was conducted in order to find out: (1) the difficulties in learning mathematics that were experienced by the students, (2) the causes of mathematics learning difficulties, and (3) the impact of remedial teaching that had been implemented as a way to overcome the difficulties of learning mathematics that had been experienced by the students.

This research was an explorative case study using qualitative approach that was also supported by quantitative approach. The subjects of this study were two students of grade eight of SMP Maria Immaculata School Yogyakarta in the academic year of 2014/2015 who had difficulty in learning mathematics. The difficulties in learning mathematics were restricted to the topics of straight line equations, systems of linear equations of two variables and the theorem of Pythagoras. Based on the method described by Entang (1984), the method that was used to overcome the difficulties in learning mathematics that was experienced by both students consisted of diagnosis procedures and remedial teaching. The procedure consists of four main stages, namely the determination of the research subjects, the determination of the location and the causes of student learning difficulties, the way to handle students learning difficulties by applying remedial teaching, and evaluation to determine the impact of the implementation of remedial teaching to students learning difficulties.

(14)

x

Theorem on plane figures. As for the S2, the difficulties laid in determining the Pythagorean formula and in the comparison of the sides of a right triangle with specific angles. The factors that caused the emergence of learning difficulties in the subject S1 was a habit of simply memorizing mathematical formulas that exist without doing the exercises. Moreover, S1 was also easily influenced by friends while learning, so the concentration was easily distracted. There was also the basic knowledge that was not understood. The S2 had a causative factor that was almost the same as the S1; he had a habit of just reading the formulas, and the tendency to be lazy to do the calculations so that the learning of mathematics was not effective. The factors of playmates made them unable to focus in learning. There was also a basic knowledge that was not mastered by S2. The implementation of remedial teaching that was adjusted to the characteristics of each students of the study had a positive impact on their learning outcomes. This is indicated by the results of the evaluation of the first and second tests. In the first stage of the evaluative tests, S1 was able to answer 15 questions and S2 were able to answer 13 questions from 16 questions given. While in the second stage of evaluative tests, both students could answer all the questions correctly. The test that was used in the second stage was the same as the test for status assessment.

Keywords: learning difficulties in mathematics, diagnosis, remedial teaching.

(15)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kupersembahkan kepada Tuhan Yesus, atas segala

penyertaan, tuntunan, campur tangan, dan cinta kasih-Nya, sehinga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skipsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis

sampaikan banyak terima kasih kepada bapak, ibu, dan kakak-kakak atas cinta dan

dukungan yang begitu besar serta perjuangan yang besar pula untuk memenuhi

segala kebutuhan finansial yang diperlukan. Penyusunan skripsi ini tentu saja

tidak dapat terselesaikan tanpa campur tangan mereka semua.

Skripsi ini, disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan dari Univeritas Sanata Dharma. Maka dari itu, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Matematika;

2. Ibu Veronica Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing akademik;

3. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas segala arahan, bimbingan, dan waktu yang telah diberikan;

4. Segenap dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Matematika

Universitas Sanata Dharma, atas segala pelayanan selama di Universitas

Sanata Dharma;

5. Suster Kepala SMP Maria Immaculata Yogyakarta, atas izin dan kesempatan

yang telah diberikan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di

(16)

xii

6. Ibu J. Erni Mutiani, S.Pd., yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian;

7. Adik-adikku, Ruth dan Nafta, atas kerjasama yang baik selama pelaksanaan

penelitian, serta atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

berdinamika bersama;

8. Bapak dan ibu, yang selalu memberikan dukungan, doa, semangat, kasih

sayang dan segala perjuangan yang tak ternilai untuk membantu penulis

dalam bentuk apapun demi terselesaikannya penulisan skripsi ini;

9. Kakak pertamaku, Mas Tanto dan istrinya, Mbak Susi, atas dukungan, doa,

semangat, arahan dan kasih sayang, sehingga penulis dapat selalu termotivasi

untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

10.Kakak keduaku, Mas Koko dan istrinya, Mbak Tina, untuk perjuangan yang

telah diberikan guna membantu penulis memenuhi kebutuhan finansial yang

diperlukan. Terima kasih pula atas semangat, doa, arahan dan kasih sayang

yang selalu diberikan;

11.Adikku, yang membuat penulis memiliki motivasi untuk segera

menyelesaikan penyusunan skripsi ini;

12.Mas Aan Dwi Saputra, S.Pd. yang tak lelah memberikan arahan kepada

penulis untuk melaksanakan segala rencana dan strategi dalam menyusun

skripsi ini. Terima kasih, karena telah memberikan dukungan lewat cinta

yang begitu besar, sehingga penulis tak pernah lelah untuk melakukan yang

terbaik demi orang-orang yang ada disekitar penulis;

(17)

xiii

13.Teman-teman dan sahabat, Aloysia Riadita Crhistiani, Prapti Mahayuningsih,

Putu Diah Pramita Dewi, dan Yuliana Pebri Heriawati, yang selalu

memberikan dukungan dan motivasi untuk terus semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih pula karena berkenan selalu

mendengarkan keluh kesah penulis serta memberikan saran-saran yang

bermanfaat;

14.Dek Retno, yang telah membantu penulis dalam mendokumentasikan

kegiatan uji coba tes penelaahan status;

15.Mbak Yudhitha, yang telah membantu dalam penulisan abstrak bahasa

inggris;

16.Teman-teman kost putri Wisma Surya, atas segala dukungan dan

dorongannya, serta diskusi berkaitan dengan isi skripsi ini;

17.Semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi

ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat

digunakan untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

Yogyakarta, 25 Juni 2015

Penulis

(18)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xix

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Pembatasan untuk Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian ... 6

F. Batasan Istilah ... 7

3. Belajar Matematika... 12

(19)

xv

5. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 14

6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah 15 7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar ... 17

8. Tes Diagnostik ... 24

9. Prosedur Remidiasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar ... 26

10. Studi Kasus ... 29

11. Persamaan Garis Lurus ... 30

12. Sitem Persamaan Linear Dua Variabel ... 32

13. Teorema Pythagoras ... 34

B. Kerangka Berpikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Subjek Penelitian ... 39

C. Objek Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 39

E. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

F. Bentuk Data ... 40

G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ... 41

1. Metode Pengumpulan Data ... 41

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 44

H. Teknis Analisis Data ... 56

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 60

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL, DAN PEMBAHASAN .... 66

A. Profil Sekolah ... 66

(20)

xvi

1. Observasi... 66

2. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 67

3. Tes Penelaahan Status ... 68

4. Wawancara dengan Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas ... 68

5. Tes Diagnostik ... 69

6. Wawancara Dengan Subjek Penelitian ... 70

7. Pengajaran Remedial ... 71

8. Evaluasi ... 74

C. Hasil Penenelitian ... 75

1. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 75

2. Tes Penelaahan Status ... 76

3. Wawancara dengan Guru Mata pelajaran dan Wali Kelas ... 77

4. Tes Diagnostik ... 81

5. Wawancara dengan Subjek Penelitian ... 81

6. Evaluasi ... 85

D. Pembahasan ... 85

1. Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 85

2. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar ... 88

3. Melokalisasikan Letak Kesulitan (Permasalahan) ... 89

4. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka Mengalami berbagai Kesulitan ... 99

5. Perkiraan Kemungkinan Bantuan yang akan Diberikan ... 100

6. Penetapan Cara Mengatasi Kesulitan Belajar (masih berupa rencana) ... 101

(21)

xvii

8. Evaluasi Pelaksanaan Diagnosis dan Pengajaran Remedial ... 120

E. Kelemahan Penelitian ... 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 143

A. Kesimpulan ... 143

B. Saran ... 145

DAFTAR PUSTAKA ... 148

(22)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi soal tes penelaahan status ... 45

Tabel 2 Jadwal Observasi ... 67

Tabel 3 Hasil Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... 75

Tabel 4 Hasil Tes Penelaahna Status ... 76

Tabel 5 Menentukan Subjek Penelitian ... 77

Tabel 6 Upaya Menentukan Letak Kesulitan Belajar Subjek Penelitian ... 78

Tabel 7 Upaya Menentukan Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami

Subjek Penelitian ... 78

Tabel 8 Wawancara Wali Kelas ... 79

Tabel 9 Wawancara dengan S1... 81

Tabel 10 Wawancara dengan S2... 83

Tabel 11 Validitas Soal Tes Penelaahan Status Berdasarkan Hasil Uji Coba di

Kelas 8E SMP Maria Immaculata Yogyakarta... 85

Tabel 12 Perbaikan Soal dengan Validitas Rendah atau Sangat Rendah ... 86

Tabel 13 Hasil Tes Penelaahan Status Kedua Subjek Penelitian ... 89

Tabel 14 Kisi-kisi Soal Tes Diagnostik untuk S1 ... 90

Tabel 15 Analisis Hasil Tes Diagnostik S1 ... 92

Tabel 16 Analisis Hasil Tes Diagnostik S2 ... 96

Tabel 17 Analisis Catatan mengenai Proses Belajar Subjek Penelitian ... 99

Tabel 18 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar yang Dialami Subjek Penelitian ... 99

Tabel 19 Perbandingan Hasil Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Tahap Pertama

untuk S1 ... 121

Tabel 20 Perbandingan Hasil Tes Diagnostik dan Tes Evaluasi Tahap Pertama

untuk S2 ... 132

Tabel 21 Tujuan-tujuan Pembelajaran yang Belum Tercapai dan Telah

Tercapai untuk S1 dan S2 ... 140

(23)

xix

Gambar 6. Cara S1 menentukan titik potong terhadap masing-masing sumbu ... 94

Gambar 7. Jawaban S1 No. 12 ... 95

Gambar 20. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Diagnostik ... 121

Gambar 21. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 121

Gambar 22. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122

Gambar 23. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 122

Gambar 24. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122

Gambar 25. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 122

Gambar 26. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Diagnostik ... 123

Gambar 27. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Diagnostik ... 123

Gambar 28. Jawaban S1 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Evaluasi 1 ... 123

(24)

xx

Gambar 30. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Diagnostik ... 124

Gambar 31. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 124

Gambar 32. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.3 pada Tes Diagnostik ... 124

Gambar 33. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Diagnostik ... 125

Gambar 34. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Evaluasi 1 ... 125

Gambar 35. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Diagnostik ... 125

Gambar 36. Jawaban S1 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Evaluasi 1 ... 125

Gambar 37. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 126

Gambar 38. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 126

Gambar 39. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 126

Gambar 40. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 126

Gambar 41. Jawaban S1 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Diagnostik ... 127

Gambar 42. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Diagnostik ... 127

Gambar 43. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 127

Gambar 44. Jawaban S1 untuk tujuan 2.1.2 pada Tes Diagnostik ... 127

Gambar 45. Jawaban S1 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Diagnostik ... 128

Gambar 46. Jawaban S1 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 128

Gambar 47. Jawaban S1 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Diagnostik ... 128

Gambar 48. Jawaban S1 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 128

Gambar 49. Jawaban S1 untuk tujuan 4.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129

Gambar 50. Jawaban S1 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Diagnostik ... 129

Gambar 51. Jawaban S1 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129

Gambar 52. Jawaban S1 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Diagnostik ... 129

Gambar 53. Jawaban S1 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 129

Gambar 54. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Diagnostik ... 130

Gambar 55. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 130

Gambar 56. Jawaban S1 untuk tujuan 6.1.2 pada Tes Diagnostik ... 130

Gambar 57. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Diagnostik ... 131

Gambar 58. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 131

Gambar 59. Jawaban S1 untuk tujuan 6.2.2 pada Tes Diagnostik ... 131

Gambar 60. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Diagnostik ... 132

(25)

xxi

Gambar 61. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 132

Gambar 62. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 133

Gambar 63. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Diagnostik ... 133

Gambar 64. Jawaban S2 untuk tujuan 1.1.3 pada Tes Evaluasi 1 ... 133

Gambar 65. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.2 pada Tes Evaluasi 1 ... 133

Gambar 66. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Diagnostik ... 134

Gambar 67. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.4 pada Tes Evaluasi 1 ... 134

Gambar 68. Jawaban S2 untuk tujuan 1.2.5 pada Tes Evaluasi 1 ... 134

Gambar 69. Jawaban S2 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 135

Gambar 70. Jawaban S2 untuk tujuan 1.3.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 135

Gambar 71. Jawaban S2 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 136

Gambar 72. Jawaban S2 untuk tujuan 2.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 136

Gambar 73. Jawaban S2 untuk tujuan 2.2.1 pada Tes Diagnostik ... 136

Gambar 74. Jawaban S2 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Diagnostik ... 137

Gambar 75. Jawaban S2 untuk tujuan 4.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 137

Gambar 76. Jawaban S1 untuk tujuan 4.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 137

Gambar 77. Jawaban S2 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Diagnostik ... 138

Gambar 78. Jawaban S2 untuk tujuan 5.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138

Gambar 79. Jawaban S2 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Diagnostik ... 138

Gambar 80. Jawaban S2 untuk tujuan 5.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138

Gambar 81. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Diagnostik ... 138

Gambar 82. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 138

Gambar 83. Jawaban S2 untuk tujuan 6.1.2 pada Tes Diagnostik ... 139

Gambar 84. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Diagnostik ... 139

Gambar 85. Jawaban S2 untuk tujuan 6.2.1 pada Tes Evaluasi 1 ... 139

(26)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

A.1. Soal Uji Coba Tes Penelaahan Status (yang juga digunakan sebagai soal

evaluasi 2) ... Lampiran 1

A.2. Soal Tes Penelaahan status ... Lampiran 4

A.3. Soal Tes Diagnostik ... Lampiran 7

A.4. Soal Evaluasi 1 ... Lampiran 9

Lampiran B

B.1. Hasil Tes Penelaahan Status untuk S1 ... Lampiran 12

B.2. Hasil Tes Diagnostik untuk S1 ... Lampiran 15

B.3. Hasil Pengajaran Remedial untuk S1 ... Lampiran 18

B.4. Hasil Tes Evaluasi 1 untuk S1 ... Lampiran 32

B.5. Hasil Tes Evaluasi 2 untuk S1 ... Lampiran 35

Lampiran C

C.1. Hasil Tes Penelaahan Status untuk S2 ... Lampiran 39

C.2. Hasil Tes Diagnostik untuk S2 ... Lampiran 42

C.3. Hasil Pengajaran Remedial untuk S2 ... Lampiran 45

C.4. Hasil Tes Evaluasi 1 untuk S2 ... Lampiran 54

C.5. Hasil Tes Evaluasi 2 untuk S2 ... Lampiran 60

Lampiran D

D.1. Foto-foto Pelaksanaan Penelitian ... Lampiran 64

D.2. Presensi Uji Coba Soal Tes Penelaahan Status ... Lampiran 66

D.3. Presensi Tes Penelaahan Status ... Lampiran 67

Lampiran E

E.1. Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 69

E.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... Lampiran 71

(27)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap lembaga pasti memiliki kendala atau permasalahan

masing-masing dalam mencapai tujuannya. Begitu pula dengan lembaga

pendidikan, yaitu sekolah. Sekolah juga memiliki berbagai macam kendala

dan permasalahan dalam mencapai tujuannya, baik untuk mencapai tujuan

pendidikan pada umumnya maupun untuk mencapai tujuan sekolah pada

khususnya. Salah satu kendala atau permasalahan yang dialami oleh

sekolah yaitu, kesulitan belajar yang terjadi pada siswa.

Kesulitan belajar merupakan suatu faktor yang sangat mengganggu

siswa dalam mencapai tujuan sekolah dan pendidikan. Apabila siswa

sebagai subjek pendidikan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran, maka sekolah sebagai tempat siswa belajar tidak dapat

melaksanakan perannya dengan baik. Hal ini akan sangat berdampak pada

proses pencapaian tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

Kesulitan belajar yang dialami oleh siswa harus diatasi supaya

kendala tesebut tidak semakin mempersulit kondisi siswa. Terdapat

berbagai jenis dan penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa.

(28)

2

kesulitan belajar menjadi dua kelompok, yaitu faktor-faktor yang terdapat

dalam diri siswa dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain, kelemahan secara

fisik, mental, emosional, kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan

yang salah, serta tidak adanya keterampilan dan pengetahuan dasar yang

diperlukan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya,

dikarenakan kurikulum pendidikan yang sering berubah, proses

pembelajaran yang kurang sesuai, terlalu banyak kegiatan siswa diluar

pelajaran, dan sebagainya.

Berbagai macam faktor kesulitan belajar tersebut memungkinkan

adanya perbedaaan penanganan bagi setiap siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Penanganan kesulitan belajar disesuaikan dengan kondisi

dan letak permasalahan serta penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa.

Tujuan dari penanganan kesulitan belajar siswa yaitu, supaya siswa tidak

lagi memiliki kendala yang berarti dalam proses mencapai tujuan

pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran pada khususnya.

Berdasarkan pengalaman penulis pada saat melaksanakan beberapa

obervasi, kesulitan belajar masih sering dialami oleh siswa pada mata

pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan melalui rata-rata nilai

matematika yang diperoleh oleh siswa pada suatu sekolah dalam ulangan

akhir semester masih tergolong rendah. Selain itu, nilai rata-rata siswa

pada beberapa ulangan harian juga masih banyak yang kurang

memuaskan. Tidak sedikit pula terdapat siswa yang belum mencapai nilai

(29)

ketuntasan minimum. Padahal salah satu alat ukur tingkat keberhasilan

kegiatan pembelajaran dilihat dari banyaknya siswa yang dapat mencapai

nilai ketuntasan minimum tersebut. Hal lainnya adalah rentang nilai

tertinggi dan terendah masih sangat jauh, bahkan jumlah siswa yang dapat

mencapai nilai ketuntasan minimum jauh lebih sedikit dibandingkan

dengan jumlah siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan

minimum tersebut. Hal ini semakin kuat menunjukkan bahwa masih

banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika.

Kondisi serupa juga terlihat di kelas VIII F SMP Maria Immacaula

Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak siswa yang belum

dapat mencapai nilai ketuntasan minimum pada mata pelajaran

matematika. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan upaya

mengatasi kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa di kelas

tersebut.

Di dalam matematika, banyak konsep dan materi pembelajaran

yang sangat berkaitan. Bahkan banyak pula konsep yang mendasari materi

lainnya. Oleh karena itu, pemantauan terhadap tingkat pemahaman siswa

sangat diperlukan. Apabila terdapat siswa yang mulai mengalami kesulitan

dalam memahami materi, guru diharapkan dapat membantu siswa tersebut

dalam menangani kesulitannya secara cepat dan tepat. Harapannya

kesulitan yang dialami tidak mengganggu pemahaman mereka pada materi

(30)

4

membantu siswa berkembang sesuai dengan tingkatan pemahaman mereka

dan kelompok umurnya.

Diagnosis dan remediasi kesulitan belajar siswa merupakan salah

satu metode sebagai upaya yang bertujuan untuk membantu siswa

menangani kesulitan belajar mereka. Kesulitan belajar siswa, khususnya

pada pembelajaran matematika harus diatasi supaya siswa dapat mencapai

tujuan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan baik. Selain itu,

siswa dapat memanfaatkan pemahaman konsep dalam diri mereka untuk

menyelesaikan permasalahan pada bidang yang lainnya. Dengan

pelaksanan diagnosis dan pengajaran remedial, penulis berharap kesulitan

belajar khususnya dalam pembelajaran matematika yang dialami oleh

siswa dapat teratasi. Oleh karena itu, tujuan pendidikan pada umumnya

dan tujuan pembelajaran pada khususnya dapat tercapai sesuai dengan

yang diharapkan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa permasalahan berikut :

1. Kesulitan belajar siswa menjadi salah satu penghambat pencapaian

tujuan sekolah dan tujuan pendidikan.

2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa sangat beragam,

sehingga membutuhkan penanganan yang belum tentu sama.

3. Kesulitan belajar pada matematika masih banyak dialami oleh siswa.

(31)

4. Masih banyaknya siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan

minimum pada mata pelajaran matematika.

5. Kesulitan belajar matematika dialami pula oleh sebagian siswa di kelas

VIII F SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

6. Kesulitan belajar pada pembelajaran matematika dapat mempersulit

siswa dalam memahami materi lain di tingkat yang lebih tinggi.

7. Kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika membutuhkan

penanganan sejak awal, supaya tidak mengganggu proses

pembelajaran selanjutnya.

C. Rumusan Masalah

1. Dimanakah letak kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika

yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?

2. Apa penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika yang

dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta

tahun ajaran 2014/2015?

3. Bagaimanakah dampak dari tindakan remediasi yang dilaksanakan

dalam upaya mengatasi kesulitan belajar dua siswa kelas VIII SMP

Maria Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam

(32)

6

D. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui letak kesulitan belajar dalam pembalajaran matematika

yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria Immaculata

Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

2. Mengetahui penyebab kesulitan belajar dalam pembelajaran

matematika yang dialami oleh dua siswa kelas VIII SMP Maria

Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.

3. Mengetahui dampak dari tindakan remediasi yang dilaksanakan dalam

upaya mengatasi kesulitan belajar dua siswa kelas VIII SMP Maria

Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dalam pembelajaran

matematika.

E. Pembatasan untuk Rumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini akan dibatasi pada upaya mengatasi kesulitan belajar

siswa dalam pembelajaran matematika yang tidak disebabkan karena

kelemahan fisik atau psikologis. Upaya mengatasi kesulitan belajar

tersebut dengan menggunakan prosedur diagnosis kesulitan belajar dan

pengajaran remedial menurut Entang (1984:19-32). Kesulitan belajar

siswa hanya dibatasi pada tiga topik pada mata pelajaran matematika kelas

VIII. Ketiga topik tersebut adalah Persamaan Garis Lurus, Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel, dan Teorema Pythagoras. Subjek untuk

penelitian ini dibatasi hanya pada dua siswa kelas VIII SMP Maria

Immaculata Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015, yaitu dua siswa yang

mendapatkan skor terendah dalam tes penelaahan status dan penyebab

(33)

kesulitan belajar matematikanya bukan karena kelemahan fisik atau

adanya gangguan psikologis.

F. Batasan Istilah

1. Diagnosis

Upaya untuk menemukan letak dan faktor penyebab kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa, dengan cara yang sistematis dan

berdasarkan pada gejala-gejala yang nampak. Gejala tersebut dapat

berupa rendahnya prestasi belajar siswa, siswa tidak memiliki gairah

belajar, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas, dan sebagainya.

2. Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar diartikan sebagai kendala atau hambatan yang

dialami siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga siswa tidak

dapat berkembang dengan optimal dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial merupakan upaya peneliti untuk

membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dengan jalan

mengulang materi pembelajaran yang menjadi letak kesulitan

belajarnya, dan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing

subjek penelitian.

4. Studi Kasus

Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secata

intensif dan mendetail terhadap suatu kasus, yang bisa berupa

(34)

8

mengungkapkan atau memahami suatu hal. Karena sifatnya yang

mendetail itu, studi kasus (pada umumnya) menghasilkan gambaran

yang longitudinal.

G. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk menyelesaikan

atau mengatasi kesulitan belajar yang dialaminya, sehingga siswa

dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika dengan lebih

mudah. Siswa juga dapat mengetahui letak dan penyebab kesulitan

yang dihadapinya, sehingga dia dapat melakukan pencegahan secara

mandiri supaya kesulitan yang sama tidak terulang.

2. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambah wawasan tentang kemungkinan

cara menyelesaikan kesulitan belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru mungkin dapat

mengadopsi prosedur upaya penyembuhan kesulitan bejajar dalam

pembelajaran matematika apabila menemui kasus yang hampir sama.

Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi guru dalam menghadapi

subjek penelitian yang bersangkutan pada pembelajaran matematika

yang dilaksanakan.

3. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada sekolah

tentang berbagai macam faktor penyebab kesulitan belajar yang

(35)

dialami siswa. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah

untuk menciptakan suasana kondusif bagi siswa-siswanya dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan

peneliti tentang berbagai macam kendala atau hambatan belajar yang

menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi

pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti dapat belajar menjadi guru

yang dapat menyelesaikan kesulitan belajar siswanya, terutama dalam

(36)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Belajar

Menurut Siregar (2010:3), belajar merupakan sebuah proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,

sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Siregar

(2010:3) juga mengatakan salah satu pertanda bahwa seseorang telah

belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat

pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang

menyangkut nilai dan sikap (afektif).

Sedangkan ciri-ciri belajar menurut Siregar (2010:5-6) adalah

sebagai berikut:

a. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku

tersebut bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),

b. Maupun nilai dan sikap (afektif).

c. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja, melainkan menetap atau

dapat disimpan.

d. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan

usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

(37)

e. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau

kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh

obat-obatan.

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku atau munculnya

kemampuan baru yang terjadi pada seseorang baik pada kemampuan

kognitif, psikomotor, maupun afektif, dan perubahan tersebut tidak

terjadi begitu saja, dan tidak mudah hilang.

2. Matematika

Menurut Riedesel, dalam Supatmono (2013) matematika adalah

kumpulan kebenaran dan aturan, matematika bukanlah sekedar berhitung.

Matematika merupakan sebuah bahasa, kegiatan pembangkitan masalah

dan pemecahan masalah, kegiatan menemukan dan mempelajari pola

serta hubungan. Sedangkan menurut Suwarsono, dalam Supatmono

(2013) matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khas yaitu; objek

bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang tidak banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan proses berpikir yang dibatasi

oleh aturan-aturan yang ketat.

Berdasarkan penjelasan tesebut, dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu yang memiliki sifat khusus, mempelajari pola,

serta hubungan menggunakan lambang-lambang dan memiliki

(38)

12

3. Belajar Matematika

Berdasarkan pengertian belajar dan matematika yang telah

dituliskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan belajar matematika

adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan

pengetahuan, dan keterampilan yang berkaitan dengan ilmu bilangan,

hubungan antar bilangan dan prosedur untuk menyelesaikan operasi antar

bilangan.

4. Kesulitan Belajar a. Pengertian

Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:46) memberikan tiga

definisi untuk membatasi kesulitan belajar atau masalah belajar

dalam arti luas.

Definisi pertama menyatakan bahwa masalah belajar ada

apabila seorang siswa tidak dapat memenuhi harapan-harapan yang

disyaratkan kepadanya oleh sekolah, baik harapan-harapan yang

tercantum sebagai tujuan formal dari kurikulum maupun

harapan-harapan yang ada di dalam pandangan atau anggapan dari para guru

dan kepala sekolah.

Definisi kedua menyatakan bahwa suatu masalah belajar itu

timbul jika seorang siswa jelas berada di bawah taraf perilaku dari

sebagian besar teman-teman seusianya atau kelasnya, baik mata

pelajaran formal dari kurikulum maupun dalam kebiasaan belajar

dan perilaku sosial yang dianggap penting oleh guru.

(39)

Definisi ketiga dikatakan bahwa tidak hanya anak-anak yang

hasil belajarnya jelas berada di bawah teman seusia kelasnya

dianggap mempunyai kesulitan belajar, tetapi juga anak-anak yang

dianggap mempunyai kemampuan tinggi (misalnya intelegensinya

tinggi) sering dianggap juga sudah mempunyai kesulitan belajar

kalau mereka hanya mencapai sama dengan rata-rata kelasnya dan

tidak dapat mencapai taraf kemampuannya sendiri yang telah

didugakan kepadanya.

Djamarah (2011:235) menyimpulkan bahwa kesulitan belajar

adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara

wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, ataupun gangguan

dalam belajar. Sedangkan, Syah (2008:194) merangkum bahwa

kesulitan belajar dapat diketahui dari menurunnya kinerja akademik

dan munculnya misbehavior siswa baik yang berkapasitas tinggi

maupun yang berkapasitas rendah, karena faktor intern dan ekstern

siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar

merupakan suatu hambatan yang muncul dalam proses bejajar dan

disebabkan karena berbagai macam faktor baik dari dalam maupun

dari luar diri siswa, sehingga siswa tidak dapat berkembang dengan

optimal dalam proses pembelajaran.

b. Faktor-faktor Penyebab

Menurut Syah (2008:235-236) faktor-faktor penyebab

(40)

14

eksternal anak didik. Faktor-faktor anak didik meliputi gangguan

atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik, yakni:

1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti

rendahnya kapasitas intelektual/ intelegensi anak didik.

2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya

emosi dan sikap.

3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti

terganggunya alat-alat indra penglihatan dan pendengaran (mata

dan telinga)

Sedangkan faktor ensternal anak didik meliputi semua situasi

dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas

belajar anak didik. Faktor ini meliputi:

1) Lingkungan keluarga

2) Lingkungan perkampungan/ masyarakat

3) Lingkungan sekolah

5. Diagnosis Kesulitan Belajar

Entang (1984:10) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

diagnosis kesulitan belajar merupakan segala usaha yang dilakukan untuk

memahami dan menetapkan kemungkinan-kemungkinan mengatasinya,

baik secara pencegahan (preventif), secara penyembuhan (kuratif)

maupun secara pengembangan (developmental) berdasarkan data dan

informasi yang seobyektif dan selengkap mungkin.

(41)

Syah (2008:195) merangkum diagnosis ialah upaya untuk

melakukan identifikasi terhadap fenomena yang menunjukkan adanya

kesulitan belajar siswa.

6. Langkah-Langkah dalam Proses Diagnosis dan Pemecahan Masalah

Seorang penyuluh atau guru yang akan membantu mengatasi

kesulitan belajar siswa, memerlukan diagnosis letak kesulitan atau

penyebab kesulitan yang dialami. Diagnosis kesulitan ini berguna sebagai

landasan untuk melakukan penanganan yang tepat bagi siswa. Supaya

diagnosa yang diberikan tepat, maka seorang penyeluh atau guru

seharusnya merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah diagnosis

yang sistematis. Secara garis besar menurut Partowisastro dan

Hadisuprapto (1984:35-37), langkah-langkah diagnosis tersebut terdiri

dari tiga tahap, dan masing-masing tahap terdiri dari tiga langkah.

Tahap I : Penelaahan Status (status assessment)

Tahap ini merupakan tahap identifikasi siswa yang mengalami

kesulitan belajar. Penentuan siswa-siswa yang mengalami kesulitan

belajar, dapat dilihat melalui tujuan pembelajaran yang seharunya dicapai

dan tujuan pembelajaran yang saat ini dicapai oleh siswa. Semakin

banyak tujuan yang belum tercapai maka semakin beratlah kesulitan

belajar yang dialami oleh siswa.

Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:35-36) pada

tahap 1 ini, terdapat tiga langkah dan pada setiap langkahnya

(42)

16

Langakah 1.1 menanyakan tentang tujuan khusus yang diharapkan dapat

dicapai oleh siswa. Langkah 1.2 menanyakan tentang teknik yang

mungkin digunakan untuk menentukan tingkat ketercapaian

tujuan-tujuan pembelajaran tersebut. Sedangkan langkah 1.3 menanyakan

tentang pola atau bentuk perbedaan antara harapan dari penilaian yang

dilakukan dengan respon atau sikap siswa terhadap penilaian tersebut.

Tahap II : Perkiraan Sebab

Tahap ini merupakan tahap memperkirakan letak atau

memperkirakan sebab terjadinya kesulitan belajar pada diri siswa.

Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:36) menyampaikan bahwa

pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan untuk mengetahui alasan

adanya pola kekuatan dan kelemahan pada diri siswa. Langkah-langkah

yang harus dilakukan pada tahap ini terdiri dari tiga langkah. Langkah

2.1 menanyakan tentang faktor penyebab munculnya kekurangan, seperti

pada hasil tahap 1. Langkah 2.2 menanyakan tentang tindakan yang harus

dilakukan untuk menentukan secara tepat faktor penyebab kesulitan

belajar yang dialami siswa. Sementara itu, langkah 2.3 menanyakan

tentang kesimpulan penyebab kesulitan belajar siswa.

Tahap 3 : Pemecahan kesulitan dan penilaiannya

Tahap ini merupakan tahap sebagai upaya untuk menghilangkan

sebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Partowisastro

dan Hadisuprapto (1984:36), pertanyaan pokok dalam hal ini bertujuan

(43)

untuk menentukan cara yang tepat dalam mengatasi kesulitan belajar

siswa. Menurut Partowisastro dan Hadisuprapto (1984:37) langkah 3.1

menanyakan tentang teknik-teknik yang dapat digunakan untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa. Kemudian pada langkah 3.2

menanyakan tentang teknik penilaian yang harus digunakan guna menilai

tingkat keberhasilan pemecahan kesulitan yang telah dilaksanakan.

Sedangkan langkah 3.3 memiliki tujuan untuk mengetahui hasil penilaian

terhadap cara memecahkan kesulitan belajar yang telah dilakukan dan

bagaimana tindak lanjut yang akan dilaksanakan.

7. Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar

Menurut Entang (1984:19-30), langkah-langkah pokok prosedur

dan teknik diagnosis kesulitan belajar, adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar

Identifikasi ini bertujuan untuk menentukan siswa-siswa

yang mengalami kesulitan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan

supaya dapat mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan,

yang pertama adalah menandai siswa dalam satu kelas atau dalam

satu kelompok siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan

cara membandingkan posisi peringkat dalam kelas dengan ketentuan

minimal penguasaan materi yang telah ditetapkan sebelumnya

(PAP). Menurut Entang (1984:19-20) langkah-langkah yang dapat

ditempuh untuk mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan

(44)

18

1) Menetapkan angka nilai kualifikasi minimal sebagai batas lulus.

2) Membandingakan prestasi setiap siswa dengan angka batas

lulus, dan mencari siswa yang nilai prestasinya dibawah nilai

ketentuan minimal.

3) Himpunlah semua siswa yang angka nilai prestasinya dibawah

angka batas lulus.

4) Jika prioritas layanan ditujukan kepada siswa yang diduga

mengalami kesulitan yang paling berat, maka siswa yang

memiliki selisih terbesar antara nilainya dan nilai batas minimal,

merupakan siswa yang mengalami kesulitan terberat.

Entang (1984:22) menyampikan alternatif kedua untuk

menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu

menggunakan norm referenced. Teknik untuk melaksanakan

alternatif ini, menurutnya adalah sebagai berikut:

1) Carilah atau hitunglah rata-rata kelas atau kelompok dengan

mengoperasikan formula yang telah ditetapkan, yaitu jumlah

nilai atau nilai berbobot keseluruhan dibagi dengan jumlah

anggota atau populasi kelas.

2) Tandailah siswa yang angka nilai prestasinya berada di bawah

rata-rata prestasi kelasnya.

3) Kalau mau diadakan proritas layanan bimbingannya, maka

buatlah rangkingnya.

(45)

Alternatif lainnya menurut Entang (1984:23-24), yaitu

dengan menggunakan catatan observasi kelas atau laporan proses

kegiatan belajarnya.

1) Penggunaan catatan waktu belajar efektif

Pencatatan berapa waktu efektif yang dapat digunakan oleh

siswa dalam memecahkan soal atau mengerjakan tugas tetentu,

menjadi sangat berharga karena dapat menggambarkan siapa

siswa yang selalu menyelesaikan soal dengan lebih cepat atau

siswa yang selalu terlambat.

2) Penggunaan catatan kehadiran (presensi) dan ketidakhadiran

(absensi)

Frekuensi ketidakhadiran dapat menjadi indikator untuk

menandai siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal ini

dikarenakan adanya kemungkinan relevansi antara frekuensi

ketidakhadiran dengan kualifikasi prestasi siswa.

3) Penggunaan catatan partisipasi (participation chart)

Dalam bidang studi tertentu yang mengutamakan penguasaan

keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi sosial dalam

menyumbangkan pikiran, menyanggah, menjawab dengan

argumentasi tertentu, catatan partisipasi siswa dalam kelompok

sangat diperlukan. Catatan ini digunakan supaya kita

memperoleh gambaran seberapa besar kontribusi yang diberikan

(46)

20

4) Penggunaan catatan dan bagan sosiometri.

Pada waktu-waktu tertentu, terkadang siswa diminta untuk

bekerja dalam kelompok. Salah satu kondisi yang mungkin

terjadi adalah terdapat siswa yang banyak disenangi sehingga

banyak dipilih sebagai teman dalam kerja kelompok atau

sebaliknya terdapat pula siswa yang tidak banyak disenangi

sehingga sangat jarang yang memilih, bahkan tidak ada yang

memilih siswa tersebut menjadi anggota kelompok mereka.

Siswa yang banyak tidak disenangi mungkin akan merasa

minder dan tidak percaya diri dalam menyampaikan pendapat

atau berdinamika. Situasi ini bisa menyebabkan menurunnya

semangat belajar yang kemudian dapat memunculkan kesulitan

belajar.

Itulah alternatif langkah-langkah yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar.

b. Melokalisasikan Letak Kesulitan (Permasalahan)

Setelah menentukan siswa yang mengalami kesulitan belajar,

langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah menentukan letak

kesulitan belajar tersebut. Hal-hal yang perlu ditelaah ialah :

1) Mendekati kesulitan belajar pada bidang studi tertentu.

Dengan jalan membandingkan nilai prestasi individu dalam

setiap mata pelajaran yang diikuti, maka kita dapat menentukan

(47)

pada mata pelajaran manakah siswa mengalami prestasi paling

rendah atau mengalami kesulitan belajar.

2) Mendeteksi pada kawasan tujuan belajar dan bahan ruang

lingkup bahan pelajaran manakah kesulitan terjadi.

Untuk mengetahui kawasan tujuan belajar yang dianggap paling

mengalami kesulitan, maka diperlukan tes diagnostik.

3) Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar.

Hasil Analisis terhadap catatan-catatan keterlambatan

penyesuaian tugas/ soal, ketidakhadiran, kurang aktif dalam

partisipasi, kurang penyesuaian sosial, sudah cukup jelas

menunjukkan posisi siswa dari kasus-kasus yang bersangkutan.

c. Lokalisasi Jenis Faktor dan Sifat yang Menyebabkan Mereka

Mengalami Kesulitan

Secara garis besar faktor kesulitan dapat timbul dari dua hal,

yaitu:

1) Faktor internal

a) Kelemahan mental, faktor kecerdasan, intelegensi, atau

kecakapan/ bakat khusus tertentu yang dapat diketahui

melalui tes tertentu.

b) Kelemahan fisik, panca indra, syaraf, kecacatan, karena

sakit, dan sebagainya.

(48)

22

d) Sikap dan kebiasaan yang salah dalam mempelajari bahan

pelajaran-pelajaran tetentu.

e) Belum memiliki pengetahuan dan kecakapan dasar yang

dibutuhkan untuk memahami bahan lebih lanjut.

2) Faktor eksternal

a) Situasi atau proses belajar mengajar yang tidak merangsang

siswa untuk aktif antisifatif.

b) Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.

c) Ketidakseragaman pola dan standar administrasi.

d) Beban studi yang terlampau berat.

e) Metode mengajar yang kurang memadai.

f) Sering pindah sekolah.

g) Kurangnya alat dan sumber belajar untuk kegiatan belajar

mengajar.

h) Situasi rumah yang kurang mendorong untuk melakukan

aktivitas belajar.

Untuk dapat mengenal faktor-faktor di atas, maka diperlukan

beberapa cara dan alat. Cara dan alat tersebut antara lain:

1) Tes kecerdasan

2) Tes bakat khusus

3) Skala sikap baik yang sudah standar maupun yang secara

sederhana dibuat oleh guru

4) Inventory

(49)

5) Wawancara dengan siswa yang bersangkutan

6) Mengadakan observasi yang intensif baik di dalam maupun

diluar kelas

7) Wawancara dengan guru dan wali kelas, dan dengan orang tua

atau teman-temannya bila diperlukan.

d. Perkiraan kemungkinan

Setelah melakukan beberapa catatan tentang kesulitan belajar

yang dialami oleh siswa, maka kita dapat memperkirakan:

1) Apakah siswa tersebut masih mungkin ditolong untuk mengatasi

kesulitannya atau tidak.

2) Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan

yang dialami siswa tersebut.

3) Kapan dan dimana pertolongan itu dapat diberikan.

4) Siapa yang dapat memberikan pertolongan.

5) Bagaimana cara menolong siswa agar dapat dilaksanakan

dengan efektif

6) Siapa sajakah yang harus dilibatkan dalam menolong siswa

tersebut.

e. Penetapan kemungkinan cara mengatasinya

Langkah kelima ini merupakan langkah menyusun rencana

atau alternatif rencana yang dapat dilakukan untuk mengatasi

kesulitan siswa. Rencana penyembuhan yang dilakukan hendaknya

(50)

24

1) Cara yang harus ditempuh untuk menyembuhkan kesulitan yang

dialami oleh siswa.

2) Menjaga agar kesulitan yang serupa jangan sampai terulang.

f. Tindak lanjut

Kegiatan tindak lanjut adalah kegiatan melakukan pengajaran

remedial yang diperkirakan paling tepat dalam membantu siswa

yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini dapat berupa:

1) Melaksanakan bantuan berupa melaksanakan pengajaran

remedial.

2) Membagi tugas dan peranan orang-orang tertentu dalam

memberikan bantuan kepada siswa.

3) Senantiasa melakukan check dan recheck kemajuan siswa baik

pemahaman mereka terhadapap bantuan yang diberikan,

maupun mengecek tepat guna program remedial yang dilakukan

untuk setiap saat diadakan revisi dan improvisasi.

4) Mentransfer atau mengirimkan siswa yang menurut perkiraan

tidak mungkin lagi ditolong karena diluar kemampuan guru atau

penyuluh.

8. Tes Diagnostik

Menurut Suwarto (2013: 114) pengertian tes diagnostik adalah tes

yang digunakan untuk mengetahui kelemahan (miskonsepsi) pada topik

tertentu dan mendapatkan masukan tentang respons siswa untuk

memperbaiki kelemahannya. Dalam buku Suwarto (2013: 116) ada enam

(51)

pendekatan penaksiran diagnostik terkait dengan masalah pembelajaran

menurut Nitko dan Boorkhart, yaitu:

a. Pendekatan profil kekuatan dan kelemahan kemampuan pada suatu

bidang;

b. Pendekatan mengidentifikasi kekurangan pengetahuan prasyarat;

c. Pendekatan mengidentifikasi target-target pembelajaran yang tidak

dikuasai;

d. Pendekatan pengidentifikasian kesalahan siswa;

e. Pendekatan mengidentifikasi struktur pengetahuan siswa;

f. Pendekatan mengidentifikasi kompetensi untuk menyelesaikan soal

cerita;

Dari keeman pendekatan tersebut, pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini untuk menentukan letak kesulitan belajar subjek

adalah pendekatan ketiga yaitu pendekatan mengidentifikasi target-target

pembelajaran yang tidak dikuasai. Pendekatan ini memusatkan pada

target-target yang harus dikuasai dari tujuan-tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Tujuan dari target ini adalah untuk mendapatkan informasi

mengenai target-target dan tujuan-tujuan pembelajaran yang sudah

dikuasai dan belum dikuasai oleh subjek. Langkah-langkah untuk

melaksanakan tes diagnostik pada pendekatan ini menurut Nitko dan

Brookhart dalam Suwarto (2013:120) meliputi:

a. Mengenal dan menulis target-target pembelajaran yang merupakan

(52)

26

b. Untuk setiap target pembelajaran buatlah soal-soal yang mewakili;

c. Reviewlah soal yang telah dibuat, jika memungkinkan mintalah guru

lain untuk mereview;

d. Berikan label lulus untuk setiap target pembelajaran yang telah

dikuasai, dan tidak lulus untuk setiap target yang belum dikuasai;

e. Tandailah taget-taget pembelajaran yang belum dikuasai;

9. Prosedur Remidiasi untuk Mengatasi Kesulitan Belajar a. Pengajaran Remedial

Menurut Entang (1984:31) pengajaran remedial merupakan

langkah lanjutan dari kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Dalam

melaksanakan kegiatan pengajaran remedial seorang guru dituntut

untuk :

1) Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan.

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar memperoleh

gambaran yang lebih dalam lagi tentang siswa dengan

permasalahan yang dihadapinya.

2) Alternatif tindakan.

Setelah mendapatkan gambaran yang lengkap tentang siswa,

barulah direncakan alternatif tindakan yang harus dilakukan.

Alternatif ini dapat berupa tindakan sebagai berikut:

a) Siswa disuruh mengulangi bahan yang telah diberikan

dengan memberikan petunjuk antara lain:

(53)

i) Tentang berbagai istilah yang harus dipahami yang

terdapat dalam bahan bacaan.

ii) Menandai dan menunjukan bagian-bagian yang

dianggap penting dan merupakan kelemahan bagi siswa

yang bersangkutan.

iii) Membuat pertanyaan-pertanyaan yang bermaksud

mengarahkan siswa dalam mempelajari bahan tertentu.

iv) Memberikan dorongan dan semangat untuk belajar.

v) Menyediakan bahan lain yang bisa dibaca agar

mempermudah pemahaman terhadap bahan yang

sedang dipelajari.

vi) Menyediakan waktu untuk berdiskusi dan menjawab

pertanyaan siswa bila mendapat kesulitan.

b) Siswa disuruh mencoba alternatif kegitan lain yang setara

dengan kegiatan belajar mengajar yang sudah ditempuhnya

dan mempunyai tujuan yang sama baik yang sifatnya

instruksional maupun efek pengiring. Guru memberikan

pengarahan kepada siswa tentang:

i) Kegiatan apa yang harus dikerjakan siswa

ii) Bahan apa yang menunjang kegiatan yang sedang

dilakukan.

(54)

28

iv) Pertanyaan apa yang harus diajukan untuk lebih

memusatkan perhatian terhadap masalah.

v) Cara yang sebaiknya untuk menguasai bahan tersebut,

vi) dan sebagainya.

c) Bila kesulitan belajar siswa yang bersangkutan bukan

semata-mata keusulitan dalam belajar akan tetapi

disebabkan juga karena hal lain seperti kesulitan belajar

karena berlatar belakang sikap negatif terhadap guru,

pelajaran dan situasi belajar, kebiasaan belajar yang salah

atau masalah lain dalam hubungan dengan orang tua, teman

sebayanya dan sebagainya, maka:

i) Kepada siswa tersebut harus terlebih dahulu diberikan

pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang bersifat

psikoterapi

ii) Jika masalah ini sudah dapat diatasi barulah

dilaksanakan pengajaran remedial seperti pada butir a)

dan b).

3) Evaluasi pengajaran Remedial

Pada akhir kegiatan remedial hendaknya dilakukan evaluasi

kembali sampai sejauh mana pengajaran remedial yang

dilakukan dapat meningkatkan prestasi siswa. Tujuan paling

utama adalah dipenuhinya kriteria keberhasilan minimal sebesar

75 % taraf penguasaan.

(55)

b. Pendekatan pengajaran Remedial

Ada tiga pendekatan yang dipergunakan dalam pengajaran

remedial menurut Entang (1984: 32-33), yaitu:

1) Pendekatan pencegahan (preventive)

Pendekatan pencegahan dilakukan untuk mencegah

terjadinya kesulitan belajar dalam proses pembelajaran.

Pendekatan ini dilakukan karena guru memiliki perkiraan bahwa

seorang siswa mungkin akan mengalami kesulitan pada

bagian-bagian tertentu, sehingga pencegahan tersebut dilakukan.

2) Pendekatan penyembuhan (curative)

Pendekatan penyembuhan dilakukan atau diberikan kepada

siswa yang sudah dipastikan mengalami kesulitan belajar.

3) Pendekatan perkembangan (developmental)

Pendekatan ini menuntut guru untuk memonitor terus

menerus siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

10.Studi Kasus

Basuki dalam Prastowo (2014: 129) mengatakan bahwa studi

kasus merupakan kajian mendalam tentang suatu individu, suatu

peristiwa, lingkungan, atau situasi tertentu yang memungkinkan peneliti

untuk mengungkapkan atau memahami sesuatu individu, lingkungan atau

Gambar

grafik garis lurus.
grafik penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel adalah...
Tabel 2 Jadwal Observasi
Tabel 5 Menentukan Subjek Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

persoalan yang berkaitan dengan soal cerita. Guru belum mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam. menyelesaikan soal cerita matematika.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih detail tentang kesulitan belajar matematis siswa, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Diagnosis Kesulitan Belajar

Penyebab munculnya kesulitan belajar dalam pembelajaran matematika materi relasi dan penyajian relasi dengan pendekatan saintifik karena kesulitan yang disebabkan oleh guru

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pada pokok materi kubus dan balok, (2) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kesulitan-kesulitan belajar matematika yang dialami siswa pada mata pelajaran matematika dalam materi faktorisasi suku

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kesulitan belajar matematika siswa di SMA dapat disebabkan oleh kesulitan belajar yang dialami pada jenjang SMP atau SD, letak kesulitan

Berdasarkan tabel-tabel tersebut dapat dilihahat bahwa ternyata faktor penyebab belajar kesulitan belajar matematika yang dialami peserta didik yaitu berdasarkan

Dari kenyataan diatas, penelitian ini bertujuan mengetahui letak dan faktor penyebab kesalahan peserta didik kelas VII SMP N 24 Semarang dalam menyelesaikan soal pemecahan