• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN AGGREGAT PLANNING DI PT. KRAKATAU STEEL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN AGGREGAT PLANNING DI PT. KRAKATAU STEEL."

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI

DENGAN MENGGUNAKAN AGGREGAT PLANNING

DI PT. KRAKATAU STEEL

Disusun Oleh:

Fer icha Mir afianty

0932010002

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI I NDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN AGGREGAT

PLANNING DI PT. KRAKATAU STEEL

Oleh :

FERICHA MIRAFIANTI 0932010022

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negar a Lisan Gelombang III Tahun Ajar an 2012 – 2013

Mengetahui Dosen Pembimbing I

Ir Rusindyanto, MT

NIP. 19650225 199203 1 001

Mengetahui Dosen Pembimbing II

Ir Samanhudi, MMT NIP. 19580625 198503 1 001

Mengetahui,

Ketua J ur usan Teknik Industri UPN “Veteran” J awa Timur

(3)

SKRIPSI

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN AGGREGAT

PLANNING DI PT. KRAKATAU STEEL

Disusun Oleh :

FERICHA MIRAFIANTY

0932010002

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industr i

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 14 Desember 2012

Dosen Penguji : Dosen Pembimbing :

1. 1.

Ir. Sumiati, MT Ir. Rusindyanto

NIP. 19601213 199103 2 001 NIP. 19650225 199203 1 001

2. 2.

Ir. Iriani, MMT Ir Samanhudi, MMT

NIP. 19621126 198803 2 001 NIP. 19580625 198503 1 001 3.

Ir Rusindyanto, MT

NIP. 19650225 199203 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

Tugas Akhir (Skripsi) ini dengan judul “ ALANISIS PERENCANAAN DAN

PENGENDALIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE

AGGREGATE PLANNING DI PT KRAKATAU STEEL“

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi

Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Dalam menyusun skripsi ini, mulai dari persiapan sampai dengan selesai.

Penulis tidak lepas dari banyak pihak, yang secara langsung maupun secara tidak

langsung telah turut membimbing dan mendukung penulisan skripsi ini yang

semuanya sangat besar artinya bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis

mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga terselesaikannya laporan Skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ungkapan terima kasih sebesar – besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Teknik Industri Universitas Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr.Ir. Minto Waluyo,MM. Selaku Ketua Jurusan Teknik Industri

(5)

4. Bapak Ir. Rus Indiyanto, MT dan bapak Ir. Didi Samanhudi, MMT selaku

Dosen Pembimbing yang dengan kesabaran dan kerelaannya telah

membimbing dan memberi petunjuk-petunjuk yang sangat barguna sehingga

dapat terselesainya Tugas Akhir ini

5. Bapak Johny Arifin pembimbing dari PT. Krkatau Steel (Persero) Tbk., dan

seluruh staff dan karyawan yang telah membantu penulis selama melakukan

penelitian

6. Bapak, Ibu, Kakak, dan Keluarga Besarku yang penulis sayangi, karena telah

memberikan semangat, perhatian serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.

7. Semua teman–teman mahasiswa UPN TI satu angkatan, angkatan atas dan

angkatan bawah, yang telah mengenal saya, atas bantuan dan dukungannya

saya ucapkan banyak tarima kasih.

8. Buat Dwi Hartanto,ST trimakasih atas semangat yang selalu diberikan

kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Pihak-pihak lain yang membantu penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua keikhlasan dan

bantuanya yang diberikan kepada penulis.

Seluruh kemampuan dan pengetahuan telah tercurahkan demi kesempurnaan

skripsi ini, namun keterbatasan dan kekurangan tetaplah ada. Oleh karena itu,

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan laporan ini masih

jauh dari sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan yang kami miliki.

Untuk itu penulis dengan senang hati menerima segala kritik dan saran yang

(6)

Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak dan terutama bagi penulis sendiri.

Surabaya, 12 November 2012

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

ABSTRAKSI ...

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Batasan Masalah ... 3

1.4. Asumsi-asumsi ... 3

1.5. Tujuan Penelitian ... 4

1.6. Manfaat Penelitian ... 4

1.7. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan dan Pengendalian Produksi ... 6

2.1.1. Perencanaan Produksi ... 6

2.1.2. Pengendalian Produksi………..10

2.2. Peramalan………...………..………..12

2.2.1. Peramalan Permintaan ………...13

(8)

2.2.3. Ukuran Akurasi Hasil Peramalan ………17

2.3. Metode Peramalan ………..19

2.3.1. Metode Top-Down………20

2.3.2. Metode Bottom-Up………...20

2.3.3. Metode Delphi………..21

2.3.4. Metode Nominal Group……….………...22

2.3.5. Metode Time Series ………..23

2.4. Definisi Aggregate Planning...27.

2.4.1. Tujuan ...27

2.4.2. Dasar-dasar Proses Aggregate Planning ...28

2.4.3. Metode Aggregate Planning ...29

2.4.4. Perencanaan Agregat dan JIP Dengan Metode Linier Goal Programming ………... 30

2.4.5. Perencanaan Produksi Agregat ………... 33

2.4.6. Konsep Perencanaan agregat ... 34

2.7 Peneliti Terdahulu ...………... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ………... 38

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 38

3.2.1 Identifikasi Variabel ... 38

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 39

(9)

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data ………... 46

4.1.1 Data Permintaan Produk Januari 2010 – Desember 2011 Untuk Produk Batang Kawat Berdiameter 5,5 mm dan 6,0… 46 4.1.2 Data Persediaan Akhir Periode Desember 2011……... 48

4.1.3 Data Mesin………... 48

4.1.4 Kapasitas Produksi………... 49

4.1.5 Unit Production Cost…………... 50

4.1.6 Holding Cost………... 51

4.1.7 Biaya Tenaga Kerja …………... 52

4.2 Alternatif Produksi…………... 52

4.3 Perencanaan Agregat Januari 2011 – Desember 2011………... 52

4.4 Perbandingan Biaya……... 58

4.5 Peramalan Permintaan Januari 2011 – Desember 2011………... 60

4.6 Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)…... 64

4.7 Perencanaan Agregat Januari 2012 – Desember 2012……... 67

4.8 Analisa Dan Hasil Perencanaan Produksi Agregat……... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan…... 74

(10)

ABSTRAKSI

Dengan meningkatnya persaingan anatar perusahaan, tentunya perusahaan akan lebih meningkatkan kualitas menejemennya agar dapat tetap bertahan dalam persaingan. Salah satunya adalah memperbaiki kelangsungan produksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu, tentunya juga dengan biaya produksi seminimal mungkin.

PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk untuk menghindari ketidakpastian permintaan, perusahaan sudah melakukan peramalan permintaan berdasarkan data penjualan tahun – tahun.tetapi hasil dari peramalan tersebut belum dapat diimplementasikan dengan baik dikarenakan dalam perencanaan permintaan tersebut perusahaan tidak mempertimbangkan kapasitas dari sumberdaya yang dimiliki perusahaan( kapasitasmesin, tenagakerja, teknologi yang dimiliki, dan lain-lain ). Sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan dengan tepat waktu yang mengakibatkan kehilangan penjualan pada waktu – waktu tertentu. Juga timbulnya biaya persediaan yang tinggi diakibatkan kurangnya pengendalian dalam menentukan jumlah persediaan yang tepat disesuaikan dengan peramalan permintaan, hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan,

Perencanaan agregat merupakan cara untuk memperkirakan jumlah output yang akan diproduksi untuk memenuhi permintaan selama periode perencanaan (3 sampai 18 bulan) ke depan dan disesuaikan dengan kapasitas produksi perusahaan. Perencanaan agregat memungkinkan perusahaan untuk menyusun suatu cara pemanfaatan sumber daya perusahaan secara optimal, agar dapat mencapai kapasitas yang efektif dan efisien yang dibuat berdasarkan ramalan permintaan di masa yang akan datang.

Hasil penelitian Berdasarkan perencanaan produksi agregat Januari 2011 – Desember 2011 didapatkan total biaya produksi sebesar Rp 982.696.100.000 dan total biaya riil produksi sebesar Rp 1.138.363.000.000 , maka diperoleh penghematan sebesar 13,67 % yakni Rp 155.666.900.000 Sedangkan untuk total biaya produksi di 12 periode yang akan datang yakni Januari 2012 – Desember 2012 sebesar Rp 415.244.600.000

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan dunia saat ini yang didukung dengan adanya perdagangan

bebas yang sudah diberlakukan diberbagai Negara maju menyebabkan persaingan antar

perusahaan semakin hari semakin sulit. Dengan mengetahui realita tersebut, maka setiap

perusahaan di Indonesia harus mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan global yang

akan diberlakukan di Indonesia pada tahun 2020. Setiap perusahaan harus terus menerus

melakukan perbaikan peningkatkan performansi perusahaan dalam bidang manajerial dengan

menerapkan konsep total quality manajemen atau quality quantum untuk bisa menjadi

perusahaan yang selalu fleksibel menanggapi dan menjawab perubahan kondisi pasar.

Berdasarkan orientasi yang dilakukan penulis pada PT KRAKATAU STEEL

(PERSERO) Tbk untuk menghindari ketidakpastian permintaan, perusahaan sudah melakukan

peramalan permintaan berdasarkan data penjualan tahun – tahun. tetapi hasil dari peramalan

tersebut belum dapat diimplementasikan dengan baik dikarenakan dalam perencanaan

permintaan tersebut perusahaan tidak mempertimbangkan kapasitas dari sumberdaya yang

dimiliki perusahaan( kapasitasmesin, tenagakerja, teknologi yang dimiliki, dan lain-lain ).

Sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan dengan tepat waktu yang mengakibatkan

kehilangan penjualan pada waktu – waktu tertentu. Juga timbulnya biaya persediaan yang tinggi

diakibatkan kurangnya pengendalian dalam menentukan jumlah persediaan yang tepat

disesuaikan dengan peramalan permintaan, hal ini menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi

(12)

menurun akibat kerusakan mesin tidak menuntut kemungkinan akan pindah ke produsen lain,

untuk itu harus dijaga oleh manajemen supaya perusahaan tetap eksis. Perusahaan perlu

melakukan evaluasi pada kegiatan pemeliharaan mesinnya, untuk itu dibutuhkan metode

pemeliharaan yang sesuai dengan permasalahan di atas.

Mengevaluasi kegiatan produksi dapat diselesaikan dengan metode aggregat planning.

Aggregat planning adalah merupakan cara untuk memperkirakan jumlah output yang akan

diproduksi untuk memenuhi permintaan selama periode perencanaan (3sampai 18 bulan)

kedepan dan disesuaikan dengan kapasitas produksi perusahaan. Perencanaan aggregat

memungkin kanperusahaan untuk menyusun suatu cara pemanfaatan sumber daya perusahaan

secara optimal, agar dapat mencapai kapasitas yang efektif dan efisien yang dibuat berdasarkan

ramalan permintaan di masa yang akan datang. Efektif yang berarti keselarasanan

taraperencanaan dengan hasil yang didapat, sedangkan efisien berarti mampum emproduksi

suatu output tertentu dengan sumber daya yang ada dengan seminimal mungkin.

Dalam hal ini penulis menyadari permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan. Oleh

karena itu penulis mencoba melakukan sebuah penelitian yang difokuskan pada Perencanaan dan

Pengendalian Produksi dengan metode aggregate planning guna mengatasi permasalahan

tersebut yakni untuk menghindari tinggi rendahnya persediaan yang mengakibatkan biaya

simpan terlalu tinggi disamping itu dapat mengurangi pelayanan kepada konsumen dikarenakan

keterlambatan penyerahan produk. Dan melakukan peramalan permintaan di masa yang akan

datang agar dapat membuat suatu perencanaan dan pengendalian dalam mengoptimalkan sumber

daya yang dimiliki perusahaan, tentu saja juga untuk mengatasi permintaan konsumen yang

dinamis dengan biaya yang minimal. Dengan harapan semua permintaan dapat terpenuhi secara

(13)

1.2 Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

“Bagaimana merencanakan dan mengendalikan produksi wire rod untuk memenuhi permintaan

yang akan datang dengan total biaya produksi yang minimum di PT Krakatau Steel ?“

1.3 Batasan Masalah

Dengan tanpa mengurangi maksud dan tujuan penelitian serta untuk menyederhanakan

penelitian, maka penulis melakukan pembatasan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Produk yang diteliti ada satu jenis yaitu Wire Rod

2. Produk yang diteliti berdiameter 5,5 mm dan 6,0 mm

3. Masalah yang dibahas adalah kondisi yang ada diperusahaan yang bersangkutan dan terbatas

pada perencanaan aggregat dalam permintaan konsumen.

4. Faktor produksi yang dilibatkan adalah material, mesin, dan tenaga kerja.

5. Metode perencanaan aggregat yang digunakan metode optimasi model program linier

6. Perusahaan menggunakan 3 shift kerja

7. Perhitungan diameter 5,5 dan 6,0 dijadikan satu

1.4 Asumsi

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa asumsi yaitu sebagai berikut :

1. Karyawan/ operator mempunyaikemampuan( skill ) yang sama.

(14)

1.5. Tujua n Penelitian

Dari penelitian ini mempunyai tujuan yaitu:

1. Menentukan jumlah produksi yang akan datang.

2. Menentukan jumlah persediaan periode yang akan datang.

3. Menentukan perbandingan total biaya perusahaan produksi dan biaya usulan perusahaan

usulan

1.6. Ma nfa at Penelitian

Manfaaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

Bagi Perusahaan:

Dapat diketahui jumlah jam produksi dan penghematan biaya produksi setelah diterapkan

perencanan produksi secara aggregat sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan.

BagiUniversitas :

Penelitian dapat digunakan sebagai pembendaharaan perpustakaan agar dapat berguna

bagi mahasiswa yang akan datang dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Bagi Penulis :

Dengan penelitian ini, peneliti dapat mempelajari penerepan aggregate planning dalam

(15)

1.7. Sistema tikaPenulisa n

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan, asumsi, tujuan, manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang teori perencanaan dan pengendalian produksi beserta

aggregate planning dan studi lainya yang digunakan untuk memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi suatu alur atau kerangka kerja yang terstruktur dan sistematis yang

merupakansuatu proses dimanater diri dari tahap-tahap yang saling terkait satu sama

lainnya atau dalam artian hasil dari suatu tahap akan menjadi masukan bagi tahap

berikutnya.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil penelitian serta pengolahan atau perhitungan data dan analisa

terhadap hasil-hasil yang diperoleh pada bab-bab sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pengendalian kualitas yang telah

dilakukan sehingga dapat memberikan suatu masukan bagi pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

(16)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Perenca naan dan Pengendalian Pr oduksi

Perencanaan dan pengendalian produksi dapat dideinisikan sebagai proses

untuk merencanakan dan mengendalikan aliran material yang masuk , mengalir dan

keluar dari system produksi/operasi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi

dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan yang tepat, dan biaya produksi yang

minimum. (Hakim,1999;11)

Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah merencanakan

dan mengendalikan aliran material kedalam, didalam, dan diluar pabrik sehingga

posisi keuntungan optimal yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai.

2.1.1. Perencanaan Pr oduksi

Perencanaan produksi dilakukan dengan tujuan menentukan arah awal dari

tindakan-tindakan yang harus dilakukan dimasa mendatang, apa yang harus

dilakukan, berapa banyak melakukannya, dan kapan kapan harus melakukannya.

Perencanaan ini berkaitan dengan masa mendatang, maka perencanaan harus disusun

atas dasar perkiraan yang dibuat berdasarkan data masa lalu dengan menggunakan

beberapa asumsi. Setiap perencanaan yang dibuat harus dievaluasi secara berkala

dengan jalan melakukan pengendalian,

Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian sebelumnya

(17)

yang diperlukan untuk memprodusir barang-barang pada suatu periode tertentu

dimasa depan dengan yang diperkirakan atau diramalkan.

Adapun beberapa tujuan perencanaan produksi antara lain :

1. Untuk mencapai tingkat/level keuntungan (profit) yang tertentu

2. Untuk menguasai pasar tertentu, sehingga hasil atau output perusahaan ini

tetap mempunyai pangsa pasar tertentu.

3. Untuk mengusahakan supaya perusahaan dapat bekerja pada tingkat efisien

tertentu.

4. Untuk mengusahakan dan mempertahankan supaya pekerjaan dan kesempatan

kerja yang sudah tetap pada tingkatnya dan berkembang.

5. Untuk menggunakan sebaik-baiknya fasilitas yang sudah ada pada perusahaan

yang besangkutan.

Dalam menentukan perencanaan produksi, ada beberapa hal yang harus

mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Berjangka Waktu

Dalam menentukan perencanaan produksi, biasanya terdapat tiga jenis

perencanaan berdasarkan periode waktu yang dicakup oleh perencanaan

tersebut, yaitu :

1. Perencanaan Produksi Jangka Panjang

Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun

atau lebih kedepan. Jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengubah

kapasitas yang tersedia. Perencanaan ini dibuat dengan pertimbangan

(18)

politik dan social, perunahan teknologi dan perilaku pesaing, dimana

semua factor tersebut akan dievaluasi dampaknya terhadap aktivitas

perusahaan. (Hakim,1999:4)

2. Perencanaan Produksi Jangka Menengah (Perancaan Agregat).

Perencanaan agregat mempunyai horizon perencanaan antara

1-12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang telah

ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan

agregat didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari bulan ke

bulan dan sumberdaya produktif ada dengan asumsi kapasitas produksi

terap.

b. Perencanaan Produksi Jangka Pendek

Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan

kurang dari 1bulan, dan bentuk perencanaannya berupa jadwal produksi.

Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan permintaan actual

(yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang diterima) dengan

sumberdaya yang tersedia sesuai batasan-batasan yang ditetapkan pada

perencanaan agregat.

c. Berjenjang

Perencanaan produksi harus dilakukan secara bertahap dan berjenjang.

Artinya, perencanaan produksi akan meningkat dari perencanaan produksi

level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah,

dimanaperencanaan produksi pada alevel yang lebih rendah adalah

(19)

d. Terpadu

Perencanaan produksi akan melibatkan banyaak factor, dimana factor

tersebut harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam

mencapai target produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan.

Rencana harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk

produksi, rencana tersebut juga harus terkait dengan rencana-rencana lain

yang berpengaruh langsung terhadap rencana produksi.

e. Berkelanjutan

Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang

merupakan masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa

berlakunya, maka harus dibuat rencana baru untuk periode waktu

berikutnya lagi. Rencana baru ini dibuat berdasarkan hasil evaluasi

terhadap rencana sebelumnya. Denbgan demikian, rencana baru tersebut

haruslah merupakan dari rencana yang dibuat sebelumnya.

f. Terukur

Selama perencanaan produksi, realisasi rencana produksi akan selalu

dimonitor umtuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana

yang telah ditetapkan. Maka rencana produksi harus menetapkan suatu

nilai yang dapat diukur, sehingga dapat digunakan sebagai dasarnuntuk

menetapkan ada tidaknya penyimpangan.

g. Realistic

Rencana produksi yang dibuat harus disesuaikan dengan kondisi yang ada

(20)

realistic untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan

pada saat rencana dibuat. Dengan membuat rencana yang realistic, maka

akan dapat memotivasi pelaksana untuk berusaha mencapai apa yang

telah disusun pada rencana tersebut.

h. Akurat

Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang

akurat tentang kondisi internal dan eksternal angka-angka yang

dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggung jawabkan.

Kesalahan dalam membuat perkiraan nilai parameter produksi akan

berakibat fatal terhadap rencana produksi yang disusun.

i. Menantang

Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini

bukan berarti rencana produksi haarus menetapkan target yang dengan

mudah dapat dicapai. Rencana produksi yang baik harus menetapkan

target produksi yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang

sungguh-sungguh. (Hakim,1999:5)

2.1.2 PengendalianPr oduksi

Rencana produksi yang telah disusun tidak akan dapat dilaksanakan tanpa

adanya pengendalian terhadap rencana tersebut. Hal ini disebabkan karena rencana

tersebut dibuat berdasarkan perkiraan yang bisa saja meleset. Pengendalian produksi

adalah fungsi staff, dan karena itu tidak merupakan wewenang langsung dari lini

organisasi. Pengendalian produksi mungkin diadakan setiap tingkatan menajemen

(21)

Sesuai dengan fungsinya, pengendalian produksi melakukan

aktivitas-aktivitas sebagai berikut :

- Mengukur realisasi dari rencana produksi dalam aktivitas ini, hasil

pelaksanaan produksi dicatat dalam satuan ukuran seperti yang digunakan

pada target produksi. Pengukuran harus dilakukan sesering mungkin sehingga

penyimpangan akan dengan cepat dapat dideteksi.

- Membandingkan realisasi dengan produksi. Hasil pencatatan dari pelaksanaan

produksi harus dibandingkan dengan rencana atau target yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk dijadikan dasar dalam menentukan tindakan berikutnya.

- Mengamati penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan yang terjadi dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu penyimpangan yang dapat ditolerir dan

yang tidak dapat ditolerir. Penyimpangan yang tidak dapat ditolerir adalah

penditolerir adalah penyimpangan yang terjadi karena proses produksi yang

sedang berjalan sudah menyimpang dari yang direncanakan, sehingga perlu

diadakan tindakan-tindakan perbaikan. Sedangkan penyimpangan yang masih

bias ditolerir adalah penyimpangan bersifat semu yang terjadi karena factor

acak.

- Menganalisa terjadinya sebab-sebab. Untuk dapat melakukan perbaikan secara

tepat, maka harus diketahui terlebih dahulu fator penyebab sesungguhnya dari

penyimpangan. Kita harus bisa membedakan manan yang merupakan gejala

dan mana yang merupakan factor penyebab sesungguhnya.

- Melakukan tindakan perbaikan. Setelah penyebab diketahui dengan pasti,

(22)

tersebut dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang dapat

mengkompensasikan penyimpanan yang terjadi.

2.2 Pera malan

Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa

dating yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kualitan, kuantitas, waktu dan lokasi

yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.

(Hakim,1999:21). Ramalan digunakan untuk mengetahui besarnya permintaan di

masa datang yang amsuk ke perusahaan. Sehingga dengan diketahuinya perkiraan

permintaan di masa datang maka dapat ditentukan strategi atau kebijakan

perencanaan kebutuhan material dan dan penjadwalan yang harus dilakukan. Adapun

(23)

Table 2.1.Tipe peramalan

Tipe peramalan

berdasarkan kegunaan

Tipe permalan

berdasarkan rincian hasil

Jangkauan waktu

peramalan

Peramalan fasilitas Output maksimum yang

diharapkan (Volume

dollar)

Waktu perencanaan

fasilitas dan waktu

produksi ditambah waktu

pengembangan fasilitas

Peramalan perencanaan

produksi

Volume produk sesuai

dengan tipe yang dipilih

Beberapa siklus pembuatan

atau paling sedikit satu

siklus permintaan dengan

penjualan musiman

Permalan produk Satuan produk yang dijual Tanggang waktu (waktu

tunggu) ditambah paling

sedikit sat siklus

pembuatan

2.2.1 Pera malan Per minta an

Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk-produk yang

diharapkan akan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan dating.

Peramalan permintaan ini digunakan untuk meramalan permintaan dari produk yang

bersifat bebas (tidak tegantung), seperti peramalan produk jadi. Adapun factor yang

(24)

- Siklus bisnis. Penjualan produk akan dipengaruhi oleh permintaan akan

produk tersebut, dan permintaan akan suatu produk akan dipengaruhi oleh

kondisi ekonomi yang membentuk siklus bisnis dengan fase-fase inflasi,

resesi, depresi dan masa pemulihan.

- Siklus hidup produk. Siklus hidup suatu produk biasanya mengikuti suatu pola

yang biasa disebut kurva S. Kurva S menggambarkan besarnya permintaan

terhadap waktu dimana siklus hidup suatu produk akan dibagi menjadi fase

pengenalan, fase pertumbuhan, fase kematangan, dan akhirnya fase

kejenuhan. Untuk mmenjaga kelangsungan usaha, perlu dilakukan inovasi

produk pada saat yang tepat.

Gambar 2.1. Siklus hidup produk Penjualan

I II III IV

Per kenala

n

Per tumbuhan Kejenuhan Penur unan

(25)

- Factor-faktor lain. Beberapa factor lain yang mempengaruhi permintaah

adalah reaksi balik dari pesaing, perilaku konsumen yang berubah, dan

usaha-usaha yang dilakukan sendiri oleh perusaha-usahaan seperti peningkatan kualitas,

pelayanan, anggaran perikanan, dan kebijaksanaan pembayaran secara kredit.

(Hakim,1999:23)

2.2.2 Pr osedur Per amalan Per mintaan

Permalan permintaan memiliki karakteristik tertentu yang berlaku secara

umum.karakteristik ini harus diperhatikan untuk menilai suatu proses peramalan

permintaan dan metode peramalan yang digunakan. Karakteristik peramaln adalah

sebagai berikut :

1. factor penyebab yang berlaku di masa lalu diasumsikan dan akan

berfungsi juga di masa yang akan datang

2. Permalan tidak pernah sempurna, permintaan actual selalu berbeda dengan

permintaan yang diramalkan.

3. tingkat ketepatan ramalan akan berkurang dalam renatan waktu yang

semakin panjang. (Baroto,2002:26)

Secara umum untuk memastikan bahwa peramalan permintaan yan dilakukan

dapat mencapai taraf ketepatan yang optimal, beberapa langkah yang perlu

diperhatikan adalah :

1. Penentuan tujuan

Tujuan ramalan tergantung pada kebutuhan informasi para manajer. Analisis

peramalan membicarakan dengan para “decision maker” untuk mengetahui

(26)

a. variable apa yang diramalkan

b. siapa yang akan menggunakan hasil peramalan

c. untuk tujuan apa hasil peramalan digunakan

d. permalan jangka panjang atau jangka pendek yang diperlukan

e. derajat ketepatan peramalan yang diingiinkan

f. kapan peramalan diperlukan

g. bagian-bagian peramalan yang diinginkan, seperti peramalan untuk

kelompok pembeli, kelompok produk, atau daerah geografis.

2. Pengembangan model

Model merupakan cara pengolahan dan penyajian data agar lebih sederhana

sehingga mudah untuk dianalisis. Model adalah suatu kerangka analitik yang

bila dimasukkan data input akan menghasilkan output berupa ramalan di masa

yang akan datang. Pemilihan model yang dikembangkan bersifat krusial,

setiap model memiliki asumsi yang harus sesuai dengan tipe data input

sebagai syarat. Validitas dan realibilitas ramalan asangat ditentukan oleh

model yang digunakan.

3. Pengujian model

pengujian model digunakan untuk tingkat akurasi, validitas, dan reabilitas

yang diharapka. Nilai suatu model ditentukan oleh derajat ketepatan hasil

peramlan dengan kenyatan (actual). Bila model telah memenuhi tinkat

akurasi, validitas, dan rebilitas yang ditentukan,maka model ini dapat

diterima. Perlu dipahami bahwa model yang dipilih belum tentu model yang

(27)

4. Penerapan model

Penerapan dilakukan dengan cara memasukkan data histories (data masa lalu)

untuk menghasilkan suatu peramalan.

5. Revisi dan evaluasi

Hasil peramaln yang dibuat harus senantiasa ditinjau unutk diperbaiki.

Perbaikan perlu dilakukan apabila terdapat perubahan berarti. Pada variable

input. Hasil peramalan harus dibandingkan dengan koindisi yang nyata untuk

menentukan pakah model peramalan yang digunakan masih memiliki tingkat

akurasi yang ditetapkan. Bila tidak, maka model peramalan harus

dikembangkan ulang.

2.2.3 Ukur a n Akur asi Hasil Pera malan

Ukuran akurasi hasil peramalan yang merupakan ukuran kesalahan peramalan

adalah ukuran tentang tingkat perbedaan antara hasil peramlan dengan permintaan

yang sebenarnya terjadi.(Hakim,1999:25). Ada 4 jenis ukuran yang biasa digunakan,

antara lain yaitu :

1. Rata-Rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation=MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode tertentu

tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan kenyataannya secara sitematis, MAD dirumuskan sebagai

berikut :

=

n F A

(28)

Dimana : A = permintaan actual pada periode –t

F = Permalan permintaan (forecast) pada periode –t t

n = Jumlah periodeperamalan yang terlibat

2. Rata-rata kuadrat kesalahan (Mean Square Error = MSE)

MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan

peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode

peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut :

(

)

− = n F A MSE 2 1 1

3. Rata-rata kesalahan peramalan (Mean Forecast Error = MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui pakah suatu hasil peramalan

selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah. Bila hasil peramalan

tidak biasa, maka nilai MFE akan mendekati nol. MFE dihitung dengan

menjumlahkan semua kesalahan selama periode peramalan dan membaginya

dengan jumlah periode peramalan. Secara sistematis, MFE dinyatakan sebagai

:

(

)

− = n F A

MFE 1 1

4. Rata-Rata Presentasi Kesalahn Absolute (Mean Absolute Percentage Error =

MAPE)

MAPE merupakan kesalahan relative. MAPE biasanya lebih berarti

dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan persentasi kesalahan hasil

(29)

memberikan informasi persentasi kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Secara sistematis MAPE dinyatakan sebagai berikut :

(

)

−       = 1 1 1 100 A F A n MAPE

2.3 Metode Per amalan

Untuk peramalan permintaan, harus menggunakan suatu metode tertentu.

Pada dasarnya, semua metode peramalan memiliki ide sama yaitu menggunakan data

masa lalu untuk memperkirakan atau memproyeksikan data dimasa yang akan datang.

Berdasarkan tekniknya, metode peramalan dapat dikategorikan sebagai metode

kuantitatif. Berdasarkan tingkatan awal peramalan, metode peramalan dapat dibagi

menjadi top down, metode bottom-up, dan metode interpretsi permintaan. (Baroto,

20002:27)

Metode kalitatif biasanya digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu

tersedia. Dalam periode ini, pendapat pakar dan prediksi mereka dijadikan prediksi

untuk menetapkan permintaan yang akakn datang. Metode kualitatif yang banyak

dikenal adalah metode Delphi dan metode kelompok nominal (nominal group

technique)

Metode kuantitatif. Pada metode ini suatu set data histories digunakan untuk

mengekstrapolasi (meramalkan) permintaan masa depan. Ada dua kelompok besar

metode kuantitatif,yaitu metode time series dan metode ‘non time series’ (structural

(30)

Metode time series adalah metode peramalan yang menggunakan waktu

sebagai dasar peramalan. Yang termasuk dalam metode time series adalah :

1. Metode Free hand (grafis)

2. Metode Moving average

3. Metode Weight Moving Average

4. Metode Exponential Smoothing

5. Metode Regresi Linier Sederhana

2.3.1 Metode Top-Down

Metode ini sering dimulai dengan hasil-hasil peramalan berbagai kondisi

bisnis umum yang dibuat oleh para ekonomi dalam lembaga-lembaga pemerintahan,

dalam perusahaan-perusahaan besar, atau perguruan tinggi. Ramalan-ramalan seperti

ini sering muncul dalam publikasi pemerintah atau swasta. Ramalan yang lebih

terperinci dapat dibeli dari organisasi-organisasi khusus yang bergerak dalam bidang

peramalan ‘ekonometrik’.

2.3.2 Metode Bottom-Up

Permalan dengan metode ini dimulai dengan perkiraan permintaan produk akhir

individual. Pertama, dicari informasi pengecer mengenai permintaan konsumen,

pendapat distributor mngenai prilaku permintaan produk, dan perkiraan dari

orang-orang penjualan. Informasi selanjutnya ditambah dengan informasi mengenai pola

permintaan dimasa lalu dan dianalisis untuk membuat perkiraan berapa banyak setiap

produk akhir akan dapat dijual perusahaan tahun depan atau berapa jampelayanan

akan diminta. Berikutna permal menambahkan ramalan produk-produk lainnya dan

(31)

menggunakan kedua metode bottom-up dan top-down secara bersamaan dan

berikutnya menggunakan mettode Delphi untuk meyakinkan hasil ramalam tersebut.

2.3.3. Metode Delphi

Metode Delphi pada dasarnya merupakan proses untuk mencapai consensus

(esepakatan kelompok) pakar yang terlibat dalam peramalan. Angota kelompo terdiri

atas para pakar yang berpengalaman dalam bidangnya. Hasil yang lebih baik dapat

diperoleh bila pakar memiliki latar belakang yang bervariasi.

Langkah-langkah metode Delphi adalah :

1. Seorang yang erpilih menjadi kordinator panel mengajukan kuisoner secara

tertulis kepada para angota panel. Isi pertanyaan dapat menyangkut berbagai

hal yang berkaitan dengan perkiraan di masa yang akan datang. Pertanyaan ini

dimasudkan untuk ditanggapi oleh setiap angota panel secara tertulis pula.

2. Masing-masing anggota kelompok menanggapi pertanyaan kordinator

tersebut dan menyerahkan hasilnya secara tertulis. Dalam menanggapi

pertanyaan tersebut, tidak diadakan komunikasi antara anggota satu dengan

anggota yang lain.

3. Koordinator mengedit tanggapan tertulis dari masing-masing angota,

merangkum jawaban kelompok dengan disertai penjelasan dan lain-lain

informasi yang dikemukakan oleh para anggota panel. Hasil tersebut

kemudian dikirimkan kepada para angota panel disertai dengan

pertanyaan-pertanyaan berikutnya dengan ditanggapi secara tertulis.

4. Masing-masing anggota kelompok menanggapi pertanyaan coordinator.

(32)

5. Koordinator (seperti angkah 3) mengedit, merangkum, dan seterusnya.

Demikian prosesnya beruang antara tiga sampai empat kali, sehingga akhirnya

kordinator menilai cukup memuaskan terhadap hasil panel yang merupakan

konvergensi rasional dari kelompok.

Kunci keberhasilan metode ini pada dasarnya tergantung pada kompetensi

koordinator dan kepakaran anggota panel serta variasi pengalamannya. Kordinator

perlu memiliki kemampuan menjalin sintesa atas berbagai pendapat dan rramalan dari

peserta yang bervariasi.

2.3.4. Metode Nominal Gr oup

Metode ini melibatkan orang-orang yang berpengalaman dalam berbagai

bidang. Perbedaan dengan metode Delphi terletak pada interaksi antara anggota

panel. Dalam metode ini terdapat diskusi antara anggota secara langsung dan secara

tatap muka, sedangkan dalam metode Delphi sama sekali tidak terdapat interaksi

lisan. Langkah-langkah metode kelompok nominal adalah sebagai berikut :

1. Kelompok yang terdiri atas tujuh sampai sepuluh orang ahli bertemu dalam

suatu ruangan dan duduk dalam formasi “meja bundar”, sehingga

masing-masing anggota panel dapat saling menatap. Seorang fasilitator membafikan

berkas mengenai masalah tertentu kepada anggota kelompok dengan maksud

untuk ditanggapi secara tertulis oleh masing –masing anggota.

2. Masing-masing anggota menulis tanggapan secara perorangan tanpa

mengadakan diskusi dengan orang lain. Fasilitator kemudian mempersilakan

(33)

ditulis tanpa diberi komentar oleh anggoa lain. Fasilitator merekam ide-ide

anggota panel agar semua dapat membaca.

3. Fasilitator mempersilahkan kelompok untuk mendiskusikan setiap gagasan

yang telah direkam. Dalam proses diskusi ini, bila terdapat kesamaan gagasan

antara anggota, maka fasilitator merangkum dan merumuskan.

4. Setelah setiap gagasan diolah oleh kelompok dan dirumuskan kembali,

fasilitator akan mempersilakan parqa anggota untuk membuat ranking dari

gagasan-gagasan yang diterima oleh kelompok. Ranking perorangan dibuat

berdasarkan persepsi anggota mengenai prioritas dan elevansi. Ranking dibuat

oleh anggota secara tertulis.

5. Fasilitator mengumpulpkan hasil ranking yang telah dibuat oleh setiap

anggota dan menganalisanya untuk mendapatakan hasil perhitungan rata-rata

dari ranking peserta. Hasil analisa inilah yang merupakan consensus ari

kelompok nominal.

2.3.5. Metode Time Ser ies

Metode time series adalah metode peramalan secara kuantitatif dengan

menggunakan waktu sebagai dasar peramalan. Secara umum, ppermintaan pada masa

akan datang dipengaruhi oleh waktu. Untuk membuat suatu peramalan diperlukan

data histories permintaan. Data inilah yang akan dianalaisa dengan mengguanakan

parameter waktu sebagai dasra analisa. (Baroto 2002:30 )

Metode yang memberikan hasil peramalan secara tepat belum tentu te[pat

untuk meramalkan data yang lain. Dalam peramalan time series, metode peramalan

(34)

berupa mean absolute deviation (MAD), mean sequare of error (MSE), atau mean

absolute procentage of error (MAPE)

Procedure peramalan permintaan dengan metode time series adalah sebagai

berikutt :

1. Tentukan pola data permintaan. Dilakukan dengan cara memplotkan data

secara grafis dan menyimpulkan apakah data itu berpola trend, musiman,

siklika, atau eratik/random.

2. Mencoba beberapa metode time series yang sesuai dengan pola permintaan

tersebut untuk melakukan peramalan. Metode yang dicoba semakin banyak

semakin bak. Pad setiap metode, sebaiknya dilakukan peramalan dengan

parameter yang berbeda.

3. Mengevaluasi tingkat kesalahan dari tiap-tiap metode yang telah dicoba.

Tingkat kesalahan diukur dengan criteria MAD, MSE, MAPE, atau yang

lainnya. Sebainya nilai tingkatan kesalahan (apakah MAD, MSE, atau MAPE)

ini ditentukan dulu.tidak ada ketentuan mengenai berapa tingkat kesalahan

maksimal dalam peramalan.

4. memilih metode peramalan terbaik diantara metode yang dicoba. Metode

terbaik adalah metode yang memberikan tingkat kesalahan tersebut di bawah

batas tingkat kesalahan yang telah ditetapkan.

5. melakukan peramalan dengan metode terbaik yang telah dipilih.

Berikut ini merupakn beberapa macam metode yang termasuk dalam metode

(35)

1. Metode simple moving average.

Metode ini merupakan metode time series yang paling sederhana. Pada

metode ini dasumsikan bahwa pola time series hanya terdiri dari komponen

average level dan random error.

Rumusnya :

Rata-rata demand dari jumlah periode N,

( ) N

D D

D

At t t t N

1 1 ... − −

− + +

− =

Jika diasumsikan komponen time series adalah average level maka peramalan

pada periode t+1 adalah sama denga rata-rata demand sebelumnya.

t

t A

F +1=

2. Metode Weigh Moving Average

Model peramalan time series dalam bentuk lain dimana untuk

mendapatkan tanggapannya yang lebih cepat, dilakukan dengan cara memberikan

bobot lebih pada data-data paeriode yang terbaru dari periode yang terdahulu.

Rumusnya :

Ft1 =A1 =W1Dt +W2Dt1+...+WNDtN+1

Dengan kondisi :

= = N i i W 1 1

(36)

Metode ini adalah salah satu jenis metode peramalan time series yang

didasarkan pada asumsi bahwa angka rata-rata baru dapat diperoleh dari angka

rata-rata lama dan data demand yang terbaru.(Sumayang 2003:36)

Ada beberapa metode yang dikelompokkan dala metode exponential

smooting, yaitu :

a. Single Exponential Smoothing

Rumus untuk metode ini adalah :

1 ) 1

( −

+

= t t

t D A

A α α

Dimana : At = Perkiraan permintaan pada periode t

α = Pembobotan yang diberikan pada demand terbaru (0≤α ≤1)

b. Doubel Single Exponential Smoothing

Double Single Exponential Smoothing adalah modifikasi dari exponential

smoothing yang dirumuskan sebagai berikut :

( )2

Xt = + 2 −1 t X Xt β α

Dimana : Xt( )2 : Permalan double exponential smoothing

α : Factor smoothing dan β =1−α

j. Metode Regresi Linier

Regresi linier adalah metode popular untuk bebagai macam permasalahan.

Untuk peramalan time series, formulasi regresi linier cocok digunakan bila pola data

adalah trend (Baroto,2002:41). Formulasi asli regresi linier adalah :

( )

t a bt t
(37)

Dimana : f

( )

t = nilai dari fungsi permintaan pada periode t (variable terikat)

a0,b = intercept dan slope

t = periode (variable bebass)

t = error atau kesalahan atau penyimpangan pada periode t

Bila digunakan unutk peramalan, maka formula regresi linier adalah :

( )

t a bt f = + .

Dimana :

( )

( )

( )

∑ ∑

=

2 2 2

.

t

t

n

t

f

t

t

t

f

t

a

( )

( )

( )

∑ ∑

− − = 2 2 . t t n t f t t f t n b

2.4. Definisi Agr egat Pla nning

Agregat planning adalah suatu aktivitas operasional untuk menentukan jumlah

dan waktu produksi pada waktu dimasa yang akan datang. Agregat planning juga

didefinisikan sebagai usaha untuk menyamakan antara supply dan demand dari suatu

produk atau jasa dengan jalan menentukan jumlah dan waktu input, tranformasi, dan

output yang tepat. Dimana keputusan agregat planning dibuat untuk produksi,

staffing, inventory, dan back order level. (Satria, 2007: Agregat Planning; on review)

2.4.1. Tujua n

Tujuan dari agregat planning adalah untuk meminimasi biaya akhir pada

periode perencanaan dengan mengetur : production raters, Labor levels, Inventory

(38)

dikatakan bahwa tujuan agregat planning pada dasarnya adalah membangkitkan

(gregate) suatu rencana produksi dalam tingkatan top level production plans Output

(Hasil).

Hasil dari agregar planning dihubungkan dengan strategi tujuan suatu

perencanaan untuk individual product (Master production schedule / MPS).

Sedangkan pada perusahaan service / jasa. Agregat planning terkait dengan strategi

untuk menghasilkan suatu penjadwalan tenaga kerja yang terperinci.

2.4.2 Dasa r Proses Aggr egat Planning

Dasar analisis dalam dalam agregat planning adalah hasil ramalan permintaan

produk (Forcast) dan target produksi perusahaan. Hasil ramalan permintaan

merupakan input utama dalam proses agregat planning. Selain peramalan, semua

input untuk permintaan produk juga harus dimasukkan dalam proses agregat

planning, misalnya pesanan-pesanan actual yang telah dijanjikan, kebutuhan

persediaan gudanng, dan penyesuaian tingkat persediaan.

Target produksi ditentukan oleh top level business plan yang memperhatikan

kapasitas dan kapabilitas perusahaan. Keterlibatan manajemen puncak sangat

diperlukan pada tahap perencanaan produksi, khususnya perencanaan mengenai

penentuan pabrikasi, pemasaran dan keuangannya. Agragat planning dikembangkan

untuk merencanakan kebutuhan produksi bulanan atau triwulan bagi

kelompok-kelompok produk sebagaimana yang telah dipikirkan dalam peramalan permintaan.

Analisis dalam proses agregat planning dilakukan dalam kelompok produk (product

(39)

pemilihan strategi planning adalah sebagaimana interface antara perusahaan atau

system manufaktur dan pasar produknya.

2.4.3. Metode Agregat Pla nning

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

permasalahan pada perencanaan produksi agregat. Beberapa diantaranya adalah

sebagai berikutnya : (Sritomo,2002:256)

1. Jumlah Tenaga Kerjanya Tetap dan Struktur Biayanya Linier

a. Trial dan Error

b. Program Linier

c. Transportasi

d. Program Dinamis

2. Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biaya Linier

- Progran Linier

3. Jumlah Tenaga Kerjanya Berubah-ubah dan Struktur Biayanya Non Linier

a. Linier Decision Rule

b. Heuristic Search

Perencanaan agregat menggunakan metode transportasi yang merupakan

bagian dari perencanaan produksi program linier dengan jumlah tenaga kerja

(work-force) tetap. Metode ini mengijinkan penggunakan produksi regular,overtime,

inventory, backorder,dan subkontrak. Hasil perencanaan yang diperoleh dapat

dijamin optimal dengan asumsi optimistic bahwa tingkat produksi (yang dipengaruhi

oleh hiring dan training pekerja) dapat diubah dengan cepat. Agar metode ini dapat

(40)

1. Kapasitas tersedia (supply) ditanyakan dalam unit yang sama dengan

kebutuhan (demand)

2. Total kapasitas untuk horison perencanaan harus sama dengan total

peramalan kebutuhan. Bila tidak sama, kita gunakan variabel bayangan

(dummy) sebanyak jumlah selisih tersebut dengan unit cost = 0

3. Semua hubungan biaya merupakan hubungan linier. (Hakim,1999:71)

2.4.4. Per encanaan Agr egat dan J IP Dengan Metode Linier Goal Programming

Linier goal programming merupakan modifikasi atau variasi khusus dari

linier programming. Oleh karena itu, linier goal programming pada banyak aspek

memiliki persamaan dengan linierl programming. Di antaranya keduanya

menggunakan model matematis linier dan dapat diseleaikan dengan algoritma

simpleks.

Perbadaan antara lain sebagai berikut.

1. Linierl programming hanya bergerak dalam analisis masalah-masalah yang

mempunyai satu tujuan, sedangkan linier goal programming dapat bergerak

dalam masalah-masalah yang mempunyai tujuan lebih dari satu.

2. Linier goal programming menggunakan struktur prioritas tujuan dan pembobotan.

Struktur prioritas menentukan urutan kepentingan di antara tujuan-tujuan derajat

preferensi untuk tujuan-tujuan yang berada pada level prioritas, yang lebih tinggi

akan dipenuhi dahulu sampai mencapai nilai yang mungkin tidak diperbaiki lagi

begitu seterusnya. Sedangkan untuk tujuan-tujuan yang berada level yang sama

pemuasannya, akan lebih diutamakan pada tujuan yang memiliki nilai bobot yang

(41)

Model Umum Linier Goal Programming

Pada model Linier goal programming, fungsi f(x) ditransformasikan dalam

bentuk fungsi linier yang lebih spesifik, yaitu Cij dengan memperhatikan nilai

sebelumnya, bentuk umum dari permasalahan linier goal programming dapat

dirumuskan sebagai berikut.

Tentukan agar meminimumkan

Sedemikian hingga memenuhi

Untuk semua I dan x, n, p ≥ 0 di mana;

I = Koefisien yang berkaitan dengan variabel keputusan ke j pada tujuan ke i

xj = Variabel keputusan ke j

bi = Tetapan sisi kanan untuk sasaran atau kendala i

fi(x) = Sisis kiri dari kendala untuk sasaran linier

gk (d-, d+) = fungsi linier variabel deviasi yang berkaitan dengan tujuan atau kendala

pada tingkat prioritas ke k

Perumusan Masalah Linier Goal Programming

Perumusan permasalahan linier goal programming hamper sama dengan

perumusan linier programming. Perbedaannya adalah dalam penentuan fungsi tujuan,

(42)

linier goal programming adalah variabel keputusannya. Berikut ini beberapa langkah

dalam perumusan masalah linier goal programming.

1. Penentuan variabel keputusan, merupakan dasar dalam pembuatan model

keputusan untuk mendapatkan solusi yang dicari.

2. Penetuan fungsi tujuan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam

memformulasikan fungsi tujuan adalah sebagai berikut.

a. Setiap funsi tujuan harus dinyatakan sebagai fungsi dari variabel keputusan

yang disimbolakan dengan fi (xi),

b. Setiap fungsi nilai tujuan memiliki nilai yang berhubungan dengan nilai

sisi kanan (bi) yang merupakan target atau tujuan dari fungsi tujuan

tersebut.

3. Perumusan fungsi sasaran. Pada langkah ini tiap tujuan pada sisi kirinya

ditambahkan dengan variabel simpangan negatif. Dengan ditambahkannya

variabel simpangan, maka bentuk fungsi dari sasaran menjadi fi(xi) + di- - di+ = bi.

4. Penentuan prioritas utama. Pada langkah ini dibuat urutan dari tujuan-tujuan.

5. Penentuan pembobotan. Pada tahap ini merupakan kunci dalam menentukan

urutan dalam suatu tujuan dibandingkan dengan tujuan yang lain.

6 Penentuan fungsi pencapaian (achievement fungsi). Di sini kuncinya adalah

memilih variabel simpangan yang benar untuk dimasukkan dalam fungsi

pencapaian dan kemudian ditambahkan prioritas dan bobot yang diperlukan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah fungsi linier variabel simpangan.

Selanjutnya dalam memformulasikan fungsi pencapaian adalah menggabungkan

(43)

prioritasnya. Dengan demikian persamaan matematis dapat ditulis sebagai

berikut.

Minimasi a = {P1 (gi, di-, di+), P2,(d2-, d2+), …, Pk (gk (dk-, dk+)}

Minimasi yang dilakukan tergantung pada pertimbangan nilai sisi kanannya

terhadap nilai variabel keputusan yang diinginkan, terlihat pada table berikut ini.

Tabel 2.3 Prosedur Fungsi Pencapaian

Tujuan Kemungkinan Simpangan Prodesur

Xi ≥ bi

Xi ≤ bi

Xi = bi

di

di-

di, di+

Minimasi di

Minimasi di-

Minimasi di-, di+

2.4.5 Per enca naan Pr oduksi Agr egat

Perencanaan produksi agregat merupakan perencanaan produksi jangka

menegah yang secara sistimatis menentukan pilihan terbaik dari serangkaian

alternative fasilitas produksi untuk memenuhi total permintaan produk dengan total

biaya produksi yang paling rendah dan juga untuk memanfaatkan secara optimal

semua sumber daya yang tersedia yang termasuk orang, mesin, energy dan lain-lain.

Kata agregat dalam perencanaan agregat itu sendiri mempunyai maksud bahwa

perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai secara keseluruhan atau

(44)

2.4.6 Konsep Per enca naan Agrega t

Pembangunan suatu agregat dapat dicapai dengan mengidentifikasi suatu

ukuran dari output yang dihasilkan. Hal ini tidak menjadi masalah apabila produk

yang dihasilkan hanya satu jenis saja sedangkan pada kenyataannya produk yang

dihasilkan ada beberapa jenis sehingga pengukuran jumlah output tidaklah mudah

untuk dilakukan. Pengukuran selalu dapat dilakukan dengan mengidentifikasikan

setiap produk dalam suatu group (family), walaupun berbeda, tetapi mempunyai

persamaan dalam proses produksi ataupun dalam bahan bakunya.

Perencanaan agregat akan menghasilkan master production schedule (MPS)

atau disebut juga jadwal induk produksi untuk produk akhir. Master production

schedule ini berisi jadwal kapan produk akhir tersebut harus selesai diproduksi. Hasil

dari MPS ini kemudian dibuat perencanaan kebutuhan material (material

requirements planning). Sedangkan tujuan dari perencanaan aggregate yaitu

menyesuaikan ramalan permintaan yang digunakan sebagai target produksi dengan

kapasitas fasilitas yang dimiliki secara optimal sehingga maminimumkan total biaya

produksi yang dikeluarkan.

2.7 Peneliti Ter dahulu

Peneliti terdahulu perlu dijadikan referensi sebagai acuan dalam pengerjaan

tugas akhir ini, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Richi Agusta Iwan Candra, Analisis Perencanaan Agregat Untuk Mencapai

(45)

Efektif Dan Efisien Di PT “R” Jakarta. Tesis Universitas Gajah Mada

Yogyakarta 2009.

Abstraksi : Penelitian ini bertujuan menentukan alternatif perencanaan agregat

dan memilih salah satunya yang efektif dan efisien untuk mencapai tingkat

produksi sirup dan tablet obat antiinfluenza di PT “R” yang optimal. Pada

penelitian ini, terlebih dahulu dibuat ramalan permintaan sirup dan tablet obat

antiinfluenza periode Desember 2008 hingga November 2009 berdasarkan

data penjualan Desember 2005 hingga November 2008. Selain ramalan

permintaan, dalam perencanaan agregat membutuhkan data kapasitas produksi

yang dimiliki perusahaan. Untuk mengetahui kapasitas perusahaan maka

dilakukan time study untuk mendapatkan waktu standar kerja kegiatan pada

pengemasan sekunder sirup dan tablet obat antiinfluenza. Kemudian

kombinasi perencanaan agregat untuk sirup dan tablet obat antiinfluenza dapat

ditentukan. Selama ini PT “R” dalam pengemasan sekunder sirup obat

antiinfluenza menggunakan 10 tenaga kerja tetap dan persediaan, sedangkan

untuk tablet sebanyak 8 tenaga kerja, dan persediaan. Berdasarkan ramalan

permintaan Desember 2008 hingga November 2009 dan kapasitas perusahaan,

strategi tersebut menghasilkan total biaya relevan untuk sirup obat

antiinfluenza sebesar Rp 459.196.033,00, sedangkan untuk tablet sebesar Rp

1.115.166.555,00. Berdasarkan hasil penelitian, dari tujuh perencanaan

agregat diusulkan kepada PT “R” agar untuk pengemasan sirup obat

antiinfluenza menggunakan tenaga kerja tetap 10 orang, tenaga kerja kontrak

(46)

Untuk pengemasan tablet obat antiinfluenza disarankan menggunakan tenaga

kerja tetap 8 orang, jam kerja

lembur, tenaga kerja kontrak 10 orang selama satu tahun, dan persediaan

dengan biaya Rp 97.045.978,00. Strategi ini dipilih karena sesuai dengan

kebijakan perusahaan dan dapat lebih menekan biaya produksi obat tersebut.

Kata kunci : Peramalan, kapasitas produksi, perencanaan agregat.

2. Eka Oktavianto, Perencanaan dan Pengendalian Produksi Flooring Dengan

Menggunakan Metode Aggregate Planing di PT. Surya Abadi Prima

Surabaya. Tugas akhir Universitas Penbangunan Nasional “Veteran” Jawa

Timur tahun 2007.

Abstraksi : Dewasa ini industri tumbuh dan berkembang dengan pesat. Seiring

dengan perkembangan industri juga diikuti dengan banyaknya permintaan

akan produk dengan jumlah yang besar. Suatu perusahan hendaknya dapat

mengikuti perkembangan yang terjadi serta menyesuaikan dengan keadaan

yang ada sehingga kelangsungan produksi pada perusahan dapat tercapai. PT

SURYA ABADI PRIMA SURABAYA adalah perusahaan yang bergerak di

bidang pengolahan kayu. Untuk memenuhi permintaan konsumen perusahaan

sering tidaka dapat memenuhi permintan atau juga sering mengalami

kelebihan perediaan sehingga mengkibatkan biaya simpan terlalu tinggi.

Untuk memecahkan masalah tersebut, dalam penelitian ini digunakan

perencanaan produksi dengan Metode Agregate Planning yang bertujuan

untuk memenuhi permintaan konsumen dengna pengendalian tenaga kerja dan

(47)

seminim mungkin. Dari hasil penelitian didapatkan dengan perencanaan

produksi menggunakan Metode Aggregate Planning pada periode Januari –

Desember 2007 terjadi penghematan total biaya perencanaan produksi sebesar

Rp. 93.979.286 atau 6,35 %. Dari Rp. 1.477.900.968 menjadi Rp

1.383.921.682

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Krakatau

Steel (PERSERO) Tbk Jawa Barat yang bertempat di Jl. Industri, No 5, Cilegon.

Waktu pengambilan data dimulai bulan September 2012 sampai sekiranya data

yang diperlukan sudah cukup.

Produksi dari perusahaan ini untuk memenuhi permintaan dari perusahaan

besar seperti PT. IWWI Tanggerang serta perusahaan-perusahaan besar asing.

3.2 Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iabel

3.2.1 Identifikasi Variabel

Untuk mempertegas batasan – batasan yang dimaksud dalam tujuan

penelitian, maka perlu adanya identifikasi variabel yang digunakan yaitu :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

a. Jumlah permintaan (data permintaan)

b. Biaya Produksi

c. Biaya Tenaga Kerja

(49)

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah total biaya dan

jadwal produksi pada PT. Krakatau Steel (PERSERO) Tbk.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

1. Jumlah permintaan (data permintaan)

Adalah jumlah permintaan konsumen terhadap produk yang

dihasilkan perusahaan Januari 2010 sampai Desember 2011

2.Biaya Produksi

Adalah biaya yang dibutuhkan untuk membuat satu unit produk.

Terdiri beberapa komponen biaya, yaitu biaya langsung (biaya bulanan

baku, bahan bakar, biaya listrik), biaya overhead yaitu biaya yang terjadi

tanpa ada atau tidaknya aktivitas produksi contohnya biaya urusan umum

dan kantor, biaya pemeliharaan, dll.

3.Biaya Tenaga Kerja

Adalah hari kerja dimana karyawan memproduksi atau

menghasilkan suatu barang selama hari kerja efektif. Dan juga waktu

standart yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk.

Contohnya Biaya Tenaga Kerja Reguler Time dan Biaya Tenaga Kerja

Overtime

Untuk memberikan arah penelitian agar pembahasan tidak melenceng

dari tujuan penelitian, maka perlu dijelaskan variabel yang digunakan

(50)

4. Waktu produksi

Adalah hari kerja dimana karyawan memproduksi atau

menhasilkan suatu barang selama hari kerja efektif. Dan juga waktu

standart yang dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit produk

3.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah

Identifikasi Variabel

Pengumpulan Data :

- Data Permintaan Januari 2010 – Desember 2011

- Data Stock Akhir priode Desember 2009

- Data Mesin

- Kapasitas Produksi Perusahaaan

- Unit Production Cost

- Hilding Cost

- Biaya Tenaga Kerja Reguler

- Biaya Tenaga Kerja Over Time

Perencanaan Produksi Aggregat Januari 2011- Desember 2011 Studi Kepustakaan

Mulai

Studi Lapangan

Perumusan Masalah

Penetapan Tujuan Penelitian

(51)

Pilih Selisih MSE Metode Peramalan

1. Single Exponensial Smoothing 2. Moving Average

3. Weigthed Moving Average 4. Doubel Exponensial Smoothing

Tidak

Uji Verifikasi Dengan MRC (Moving Avarage Chart)

Ya Apakah Data

Terkontrol ?

Penggunaan Metode Peramalan Terpilih Ya a Tidak

Rencana Ditolak

Pilih Metode Dengan Selisih MSE terkecil B

Cu<CR Perencanaan produksi

dengan metode rill

Perencanaan aggregate tahun 2011

A

A B

Pengelohan biaya produksi rill tahun 2011 (CR )

(52)

Gambar 3.1. Langkah-langkah pemecahan masalah

Keterangan :

Secara umum langkah-langkah pemecahan masalah dalam penelitian ini

dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mulai

Persiapan atau langkah awal suatu penelitian yang meliputi :

- Mencari dan menetapkan topik

- Orientasi lokasi penelitian

2. Studi Lapangan

Studi lapangan sangat diperlukan dalam suatu penelitian karena pada tahap ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi nyata obyek yang akan diteliti serta

untuk merencanakan dan memilih lokasi penelitian yang nantinya akan

diperbaiki dengan metode yang sesuai.

Perencanaan Produksi Agregat Januari 2012 – Desember 2012

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulaan dam Saran

Selesai

(53)

3. Studi Kepustakaan

Studi kepusatakaan merupakan tahap penelusuran referensi, dapat bersumber

dari buku, jurnal, maupun penelitian yang telah ada sebelumnya. Berguna

untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Dari

studi kepustakaan akan diperoleh landasan teori serta acuan-acuan yang akan

digunakan dalam penelitian ini.

4. Rumusan Masalah

Menentukan masalah yang terjadi di lapangan dan dibandingkan dengan

literatur yang ada sehingga didapatkan suatu perumusan masalah dan solusi

hasil yang sesuai dengan masalah tersebut.

5. Penetapan Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan penelitian dimaksud untuk mengetahui tujuan suatu

penelitian.

6. Identifikasi Variabel

Identifikasi variabel dilakukan dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang

berpengaruh dengan permasalahan dan berhubungan erat wire rod

perencanaan insentif.

7. Pengumpulan Data

Aktivitas pengumpulan data meliputi data-data yang berkaitan dengan

penelitian yang bersumber dari perusahaan yaitu data primer dan sekunder.

8. Perencanaan Agregat Januari 2011 sampai Desember 2011

Jika data yang dikumpulka telah lengkap, proses selanjutnya perencanaan

(54)

9. Perbandingan Total Biaya

Setelah dilakukan perencanaan produksi aggregat dan didapatkan total biaya

usulan kemudian akan dilakukan perbandingan biaya usulan dengan biaya rill

perusahaan biaya jika biaya usulan lebih kecil dari biaya rill, maka

dilanjutkan dengan proses peramalan permintaan. Namun jika terjadi

sebaliknya maka rencana tersebut ditolak.

10. Metode Peramalan

Pada proses peramalan, akan ditetapkan metode ramalan dari data yang

tersedia. Dimana metode ya g tersedia metode yang digunakan adalah metode

dengan nilai selisih MSE yang terkecil.

11. Uji Verifikasi dengan MRC (Moving Avarage Chart)

Setelah mengetahui nilai selisih MSE terkecil, selanjutnya pngajian metode

peramalan maka pengajian tersebut berada diluar batas kendali, maka dipilih

data permintaan senilai selisih MSE terkecil berikutnya. Namun berada pada

daerah batas kendali, maka dibutuhkan untuk proses perencanaan agraret

Januari 2012 sampai Desember 2012.

12. Perencanaan Agraret Januari 2012 sampai Desember 2012

Setelah dilakukan peramalan terhadap permintaan untuk Januari 2012 sampai

Desember 2012, data permintaan dari hasil peramalan dengan metode tersebut

digunakan sebagai input untuk menyusun perencanaan produksi agregat

Januari 2012 samapai Desember 2012.

13. Kemudian dilakukan analisa dan pembahasan sehingga hasil akhir dapat

(55)
(56)

BAB IV

HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan pengamatan

langsung dan juga wawancara dengan divisi terkait. Sedangkan untuk data sekunder

dilakukan dengan mengumpulkan data int

Gambar

Table 2.1.Tipe peramalan
Gambar 2.1. Siklus hidup produk
Tabel 2.3 Prosedur Fungsi Pencapaian
Gambar 3.1. Langkah-langkah pemecahan masalah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian kemitraan antara PT Krakatau Steel (Persero)Tbk dengan UMKM apakah telah sesuai dengan

Krakatau Steel (Persero), Tbk sebesar Rp.850,-per lembar saham terlalu rendah dan tidak wajar serta alokasi penjatahan saham yang tidak transparan, yang menjadi permasalahan

Krakatau Steel (Persero) Tbk. Selain variabel tersebut, penelitian ini menggunakan tingkat pendidikan sebagai variabel moderasi yang dapat berpengaruh memperkuat

Skripsi yang berjudul EVALUASI PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) merupakan judul yang dipilih sebagai suatu syarat yang

Pelaksanaan dari Kompensasi Finansial yang diberikan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk kepada Karyawan Divisi Human Capital Development and Learning Center akan dapat

Krakatau Steel (Persero) Tbk. Selain variabel tersebut, penelitian ini menggunakan tingkat pendidikan sebagai variabel moderasi yang dapat berpengaruh memperkuat

Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Produk Kawat Baja Dengan Metode Aplikasi Six Sigma dan Kaizen Pada Divisi Wire Rod Mill (Studi Kasus: PT. Krakatau Steel

Krakatau Steel (Persero) Tbk lakukan untuk mengatasi kendala dalam penggunaan fasilitas MITA Kepabeanan, diantaranya: harus ada peraturan khusus yang mewajibkan