1
AL FATAH, KARANGANYAR TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Sebagaian Prasyarat
Guna Mencapai Derajat Strata 1
Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini
Disusun Oleh
SRI SUGIYANTI
NIM. A. 520091021
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN
KANAK-KANAK AL FATAH, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Sri Sugiyanti A. 520091021 Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 110 halaman
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional di Tk Al Fatah, Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian anak kelompok B yang berjumlah 24 siswa. Metode pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa kemampuan motorik kasar (melompat) anak pada pra siklus menunjukkan yang dinyatakan berhasil ada 4 anak dari 24 siswa (16,67 %), Siklus I ada 11 anak dari 24 anak (45,83 %). Siklus II ada 19 anak dari 24 anak (79,2%). Siklus III ada 24 anak dari 24 anak ( 100%). Adapun anak yang belum berhasil pada pra siklus ada 20 anak dari 24 siswa (83,33 %), siklus I 13 anak dari 24 anak (54,17%). Siklus II 5 anak dari 24 anak (20,8). Siklus III 0 anak dari 24 anak (0%). Berdasarkan keterangan di atas maka dapat disimpulan sebagai berikut: Melalui metode permainan tradisional dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dalam kegiatan melompat anak kelompok B Taman Kanak-Kanak Al Fatah Tasikmadu Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
Kata Kunci : Motorik Kasar,Melompat , Permainan Tradisional
PENDAHULUAN
Perkembangan motorik kasar anak TK perlu mendapatkan perhatian
oleh guru agar anak dapat menjalankan tugas perkembangannya dengan
baik. Namun seringkali perkembangan motorik kasar yang berupa
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak pra-sekolah
diabaikan atau bahkan dilupakan oleh orang tua, pembimbing, atau guru
sendiri. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan
yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini.
Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat yang merupakan
salah satu jenis kemampuan motorik kasar merupakan gerakan yang
mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh atau merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
di bawah kontrol otak. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang pola gerakan
yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan,
kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata.
Mengembangkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat
sangat diperlukan anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Pada umumnya, anak yang masih duduk di bangku Taman Kanak-Kanak
belum memiliki kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat yang
baik seperti anak yang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar. Dengan
demikian untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan
melompat yang berfungsi untuk menjaga kestabilan dan kordinasi gerak
yang bagus perlu dilatih melalui sebuah permainan yang tertata, terarah dan
terencana sesuai dengan tahapan perkembangan anak dalam sebuah
pembelajaran.
Pada pembelajaran di Taman Kanak-Kanak dapat dilakukan dengan
belajar sambil bermain, melalui permainan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat
dengan bantuan panduan guru sedangkan di rumah anak dibantu oleh orang
tua. Salah satu permainan anak yang sering dimainkan di sekolah maupun di
rumah adalah permainan tradisional. Permainan tradisional di Indonesia
khususnya di wilayah jawa dan Madura sangata banyak jumlahnya.
Mengajar dengan permainan tradisional disamping untuk melestarikan
budaya nenek moyang, permainan tradisional perlu dilestarikan karena
memberikan banyak manfaat edukatif bagi anak. Bermain sangat signifikan
dengan perkembangan a n a k secara fisik, sosial, emosional, dan kognitif.
Bermain adalah cara untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kemampuan
motorik kasar pada kegiatan melompat anak, termasuk memahami nilai-nilai
pengalaman. Biarkan kita melakukan aktivitas sendiri yang menyenangkan
tanpa harus terganggu oleh batasan-batasan yang diciptakan. Bila ini terjadi,
seseorang akan mempunyai sifat penakut dan bersikap ragu-ragu. Dengan
mengoptimalkan permainan tradisional maka anak diarahkan memiliki
aktivitas berupa kecepatan, kelincahan, ketangkasan, dan sebagainya yang
memadupadankan antara intelektual dan kekreatifan.
Namun pada kenyatan di lapangan, masih banyak guru yang enggan
mengenalkan dan menggunakan permainan tradisional untuk membantu
mengembangkan perkembangan anak didiknya dan guru sering
menggunakan cara mengembangkam perkembangan anak didik bersifat
monoton. Mereka lebih suka menggunakan strategi pembelajaran yang biasa
dengan hanya menggunakan media papan tulis. Karena strategi tersebut
dianggap lebih mudah, praktis, efisien, dan dilaksanakan tanpa memerlukan
persiapan yang matang. Dengan hanya menggunakan media papan tulis
kurang menarik membuat siswa sulit memahami konsep yang dipelajari
sehingga siswa merasa cepat bosan dan terpecahnya kosentrasinya dalam
kegiatan belajarnya.
Pembelajaran yang bertujuan meningkatkan perkembangan
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak didik di TK Al
Fatah, Karanganyar masih menggunakan strategi pembelajaran biasa dan
pemberian tugas tanpa memadukan dengan permainan dan alat peraga.
Alat peraga yang digunakan berupa papan tulis dan tidak dilakukan dengan
cara bermain sehingga membuat siswa menjadi bosan dan malas. Akibatnya
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat pada TK Al Fatah
Karanganyar pada awal pembelajaran siswa yang telah dinyatakan berhasil
(memiliki aktifitas menunjukkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan
melompat memadai) ada 4 anak dari 24 siswa (16,67 %), sedangkan yang
belum berhasil ada 20 anak dari 24 siswa (83,33 %). Hal ini terjadi karena
tidak tersedianya alat peraga yang bisa mengembangkan kemampuan
motorik kasar pada kegiatan melompat dengan maksimal dan kebanyakan
alat peraganya mengembangkan motorik halus anak didik. Di TK Al Fatah,
mewarnai gambar-gambar yang sudah disediakan oleh guru. Meskipun
demikian hal ini juga masih membuat siswa merasa bosan karena permainan
tidak bisa dilakukan secara berkelompok dan menggunakan media yang
selalu sama setiap harinya.
Dari uraian diatas, agar perkembangan mororik kasar meningkat
salah satunya adalah dalam proses pembelajaran guru yang dipadukan
dengan permainan Encrak. Hal ini yang mendorong penulis mengambil judul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat Melalui Permainan tradisional Pada Anak Kelompok B Di
Taman Kanak-Kanak Al Fatah, Karanganyar Tahun Ajaran 2012-2013
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di TK Al Fatah Karanganyar. Penelitian
dilaksanakan selama selama 3 bulan mulai bulan Januari 2013 sampai
dengan bulan April 2013. Subyek penelitian adalah Guru kelas serta siswa
di Taman Kanak-Kanak Al Fatah Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013.
Obyek penelitian adalah kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat
serta pembelajaran dengan menggunakan kegiatan permainan tradisional .
Jenis penelitian adalah PTK dengan langkah-langkah
1. Perencanaan
Persiapan yang dilakukan untuk proses penelitian tindakan kelas ini
adalah mendata seberapa banyak anak yang kemampuan motorik kasar
pada kegiatan melompat lemah serta menyiapkan perangkat pengajaran
dengan metode permainan tradisional .
2. Pelaksanaan
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Anak – anak yang akan ditingkatkan kemampuan melompatnya
adalah anak – anak yang kemampuan melompatnya belum baik saat di
sekolah maupun di rumah. Adapun langkah yang dilakukan pada
tahapan ini antara lain :
1) Pengumpulan data diri anak yang kemampuan kemampuan motorik
2) Mengidentifikasi masalah yang dihadapi anak dan memecahkannya.
3) Menentukan program pengajaran yang tepat yakni metode
Pembelajaran dengan Metode Permainan tradisional
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan
1) Guru menerapkan Metode Permainan tradisional
2) Anak belajar dalam situasi metode bermain
3) Memantau perkembangan kemampuan motorik kasar pada kegiatan
melompat yang terjadi pada anak.
c. Tahapan Observasi
Tindakan guru memonitor dan membantu anak jika menemui kesulitan
selama pengajaran dengan metode permainan tradisional
d. Tahapan Refleksi
Mengadakan refleksi dan eveluasi dari kegiatan a, b, c
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi siklus I dibuat siklus II yang
meliputi :
a. Tahap perencanaan tindakan
b. Tahap pelaksanaan tindakan
c. Tahap observasi
d. Tahap refleksi.
Demikkian juga untuk siklus dan evaluasi siklus III, selanjutnya anak
mempu melatih kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak.
Sumber data dapat ditemukan melalui pengamatan keseharian yang
dilakukan anak, dimana anak sebelumnya masih belum bisa melompat
dengan permainan tradisional, setelah berlatih dengan pembelajaran
mampu melompat dengan baik.
Dalam pengumpulan data yang dipergunakan peneliti ada 2 teknik.
Teknik tersebut adalah Teknik Observasi; Metode Dokumentasi.
Keberhasilan kegiatan penelitian ini akan tercermin dengan adanya
penigkatan yang signifikan terhadap kemampuan motorik kasar pada
kegiatan melompat . Adapun prosentase keberhasilan penelitian tiap siklus
dapat dilihat pada sebuh tabel.
Rata – rata Prosentase Keberhasilan Tiap Siklus
Keberhasilan
penelitian Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
Rata – rata
Penelitian yang untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar pada
kegiatan melompat dengan iringan musik perkusi dilakukan dalam 3 siklus
mulai dari siklus I, siklus 2 dan siklus 3. Pada siklus 3 hasil penelitian
menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan berhasil meningkatkan
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat siswa Taman
Kanak-Kanak Al Fatah Karanganyar tahun pelajaran 2012/2013. Secara
keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Rangkuman Perbandingan Hasil Kemampuan Motorik pada Kegiatan Melompat Anak Taman Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar selama Pembelajaran
No Uraian Pra
Berdasarkan tabel 5.1 senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari
pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 , dari par siklus ke siklus 3,
siklus 1 ke siklus 2, dari siklus 1 ke siklus 3 maupun dari siklus 2 ke siklus 3
ditinjau dari rata-rata skor kemampuan melompat, rata nilai dalam skala 100,
jumlah anak yang berhasil maupun prosentase keberhasil an anak dalam
belajar.
Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak anak
bahwa diketahui skor tertinggi adalah 24, skor terendah 17 dengan rata-rata
20 sehingga siswa yang telah dinyatakan berhasil (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat memadai)
ada 11 anak dari 24 siswa (45,83 %), sedangkan yang belum berhasil ada
13 anak dari 24 siswa (54,17 %)
Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak anak
Taman Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar pada siklus II menunjukkan
bahwa skor tertinggi adalah 25, skor terendah 19 dengan rata-rata 23
sehingga siswa yang telah dinyatakan berhasil (memiliki aktifitas
menunjukkan kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat memadai)
ada 19 anak dari 24 siswa (79,2 %), sedangkan yang belum berhasil ada 5
anak dari 24 siswa (20,8 %)
Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak Taman
Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa skor
tertinggi adalah 33, skor terendah 25 dengan rata-rata 29 sehingga siswa
yang telah dinyatakan berhasil (memiliki aktifitas menunjukkan kemampuan
motorik kasar pada kegiatan melompat memadai) ada 24 siswa dari 24
siswa (100 %), sedangkan yang belum berhasil ada 0 anak dari 24 siswa (0
%)
Dari deskripsi data diatas dapat dibuat suatu perbandingan antara
sebelum Siklus, Siklus I, Siklus 2 dan siklus 3 pada tabel sebagai:
Tabel 4.11
Perbandingan Hasil Penilaian Kemampuan Motorik Kasar pada Kegiatan Melompat Anak Taman Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar
6 19 4 siswa 4 siswa 2 siswa 0 siswa
7 20 4 siswa 6siswa 3 siswa 0 siswa
8 21 3 siswa 5 siswa 3 siswa 0 siswa
9 22 1 siswa 3 siswa 3 Siswa 0 Siswa
10 23 0 siswa 2 siswa 4 siswa 0 siswa
11 24 0 siswa 1 siswa 5 siswa 0 siswa
12 25 0 siswa 0 siswa 3 siswa 1 siswa
13 26 0 siswa 0 siswa 1 siswa 2 siswa
14 27 0 siswa 0 siswa 0 Siswa 2 Siswa
15 28 0 siswa 0 siswa 0 siswa 3 siswa
16 29 0 siswa 0 siswa 0 siswa 4 siswa
17 30 0 siswa 0 siswa 0 siswa 5 siswa
18 31 0 siswa 0 siswa 0 Siswa 3 Siswa
19 32 0 siswa 0 siswa 0 siswa 2 siswa
20 33 0 siswa 0 siswa 0 siswa 2 siswa
21 Siswa yang
berhasil
4 siswa 11 siswa 19 siswa 24 siswa
22 Prsn Siswa
Berhasil
16,67 % 45,83 % 79,2% 100 %
23 Siswa Tak
Berhasil
20 siswa 13 siswa 5 siswa 0 siswa
24 Prsn Siswa
Tak Berhasil
83,33 % 54,17 % 20,8 % 0 %
Gambar 4.5. Histogram Perbandingan Hasil Penilaian Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat Anak TK pada Sebelum Siklus, Siklus I; Siklus II,dan Siklus III
SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diketahui bahwa.
1. Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak anak Taman
Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar pada siklus I menunjukkan bahwa
skor tertinggi adalah 24, skor terendah 17 dengan rata-rata 20 sehingga
siswa yang telah dinyatakan berhasil (memiliki aktifitas menunjukkan
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat memadai) ada 11
anak dari 24 siswa (45,83 %), sedangkan yang belum berhasil ada 13
anak dari 24 siswa (54,17 %)
2. Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak anak Taman
Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar pada siklus II menunjukkan bahwa
skor tertinggi adalah 25, skor terendah 19 dengan rata-rata 23 sehingga
siswa yang telah dinyatakan berhasil (memiliki aktifitas menunjukkan
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat memadai) ada 19
anak dari 24 siswa (79,2 %), sedangkan yang belum berhasil ada 5
anak dari 24 siswa (20,8 %)
3. Kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat anak anak Taman
Kanak-kanak Al Fatah Karanganyar pada siklus III menunjukkan bahwa
skor tertinggi adalah 33, skor terendah 25 dengan rata-rata 29 sehingga
siswa yang telah dinyatakan berhasil (memiliki aktifitas menunjukkan
kemampuan motorik kasar pada kegiatan melompat memadai) ada 24
siswa dari 24 siswa (100 %), sedangkan yang belum berhasil ada 0
anak dari 24 siswa (0 %)
Berdasarkan keterangan di atas maka dapat dibuat suatu kesimpulan
sebagai berikut: Upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar (kegiatan
melompat) melalui permainan tradisional pada anak kelompok B Taman
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktik.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
____________, 2008. PTK. Jakarta: Bumi Aksara.
Bimo Walgito, 2004. Bimbingan & Konseling di Skolah. Yogyakarta : Andi
Djamarah. S.B. & Zain A. 2008. Strategi Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta.
Erwin Adi Putranto, 2007. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Sinar Cemerlang Abadi
HB Sutopo, 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta. UNS Press.
Hurlock, 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga Press
Kak Seto. 2004. Bermain & Kreativitas Upaya Mengembangkan Kreativitas
Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.
Lexy J. Moloeng, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.
Martini Jamaris, 2008. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia
Taman Kanak-kanak (Pedoman Bagi Orang Tua & Guru. Jakarta: Grasindo
Moeslichatoen, 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kank. Jakarta:
Rineka Cipta.
Miles, Matthew B. dan A Michael Humberto. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Jtetjep Roehadi Rohidi.Pendamping, Mulyarto. Jakarta : UI Press
Rochiati Wiriaatmadja, 2007 Metode Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung : Remaja Rosda Karya
Reni Akbar Hawdi, 2002. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta. Grasindo
Soemiarti Patmonodewo, 2005. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta:
Syaiful Sagala, 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sumadi Suryabrata, 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Suyatno, 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoharjo: Masmedia
Buana Pustaka
Utomo. Jacob, 2002. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta
Didik). Bandung : Pustaka Setia
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan & Konseling di Skolah. Yogyakarta: Andi
Yusuf, Syamsu. 2002. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Theo Riyanto, 2011. Pendidikan dan Pembelajaran Abstraktif.
http://bruderfic.or.id/h-57/pendidikan-dan-pembelajaran-atraktif.html
Tim Kamus, 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional