• Tidak ada hasil yang ditemukan

Magang tentang kesetan dan kesehatan kerja di pt. tiga pilar sejahtera food, tbk desa sepat, masaran, sragen, jawa tengah Fabianus Ristiyanto

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Magang tentang kesetan dan kesehatan kerja di pt. tiga pilar sejahtera food, tbk desa sepat, masaran, sragen, jawa tengah Fabianus Ristiyanto"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

LAPORAN KHUSUS

HUBUNGAN PAPARAN IKLIM KERJA PANAS DENGAN

KELELAHAN KERJA SETELAH BEKERJA DI UNIT

BOILER PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk

SEPAT, MASARAN, SRAGEN, JAWA TENGAH

Oleh

Fabianus Ristiyanto NIM. R0006039

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PENGESAHAN

Laporan Khusus dengan judul :

Hubungan Iklim Kerja Panas Dengan Kelelahan Kerja Setelah Bekerja Di

Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, Desa Sepat, Masaran,

Sragen, JawaTengah.

dengan peneliti :

Fabianus Ristiyanto NIM. R0006039

Telah diuji dan disahkan pada :

Hari : …………...Tanggal : ………….…Tahun : ……….…

Pembimbing I Pembimbing II

Sumardiyono, SKM, M.Kes. F. Joko Prasetyo, A.Md NIP. 19650706 198803 1 002

An. Ketua Program

D. III Hiperkes dan Keselamatan Kerja FK UNS Sekretaris,

(3)

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat limpahan kasih, karunia dan segala rahmatNya yang selalu menyertai setiap

langkah penulis sehingga dengan ini penulis dapat menyelesaikan penelitian

dengan baik dan dapat menyusun laporan umum yang berjudul “Hubungan Iklim

Kerja Panas Dengan Kelelahan Kerja Setelah Bekerja Pada Tenaga Kerja Di

Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Desa Sepat, Masaran,

Sragen, Jawa Tengah ”.

Maksud dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu prasyarat

dalam menyelesaikan pendidikan progam D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir

ini tak lepas dari dukungan dan keterlibatan peran dari berbagai pihak. Dengan

ini, maka perkenankan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah banyak membantu penulis, sehingga laporan tugas akhir ini dapat

terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Untuk itu ucapan terima kasih, penulis

sampaikan kepada :

1. Tuhanku Yesus Kristus Sang Juru Selamat dan telah memberikan kesehatan

dan kekuatan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dan menjadikanku lebih

dari pemenang karena di dalam Dia.

2. Bapak Prof. Dr. dr. A.A. Soebiyanto, MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran

(4)

commit to user

v

3. Bapak dr. Putu Suriyasa, MKK., MS.SpOk, selaku Ketua Program D III

Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

4. Bapak Sumardiyono SKM, M. Kes selaku pembimbing I

5. Bapak F. Joko Prasetyo, AMd. selaku pembimbing II

6. Ibu Susilowati, Mbak Tari, Bapak Sukramto, para asisten dosen Mas Tutug,

mbak Devi, mbak Sevi, mbak Live serta seluruh staff program Hiperkes dan

Keselamatan Kerja yang telah banyak membantu dan mendukung peneliti

selama ini.

7. Bapak, Ibu, Adik, dan Mbakku yang telah mendukung Penulis dengan doanya

sehingga Penulis hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

8. Om Joko yang luar biasa, Tante Pipit, Ian, Bagus, Ina yang telah mendukung

Penulis dengan bantuan baik motivasi dan materi yang lebih dari cukup

sehingga Penulis semakin dapat pembelajaran yang sangat berharga dan

terimakasih telah menerima Penulis untuk tinggal bersama.

9. Tante Yuliati, Mbak Tia , Mbak Ria, Pipin dan khususnya Ana yang telah

mendukung Penulis secara penuh dan atas cinta yang diberikan selama ini

secara luar biasa.

10. Bapak Subiyanto selaku HRD Manager yang telah memberi kesempatan dan

bimbingannya kepada Penulis untuk melaksanakan magang di PT. Tiga Pilar

Sejahtera Food, Tbk serta tak lupa pada seluruh staff HRD Departement yang

telah membantu dan memberi kelancaran Penulis selama melaksanakan

(5)

commit to user

vi

11. Bapak Agus Paryanto yang telah memberikan memberikan kesempatan

Penulis untuk observasi di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

12. Bapak Purwanto yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan serta

dukungan moral yang tak ternilai harganya kepada peneliti untuk mengenal,

merasakan dan terlibat dalam karya di dunia kerja.

13. Staff Unit Boiler yang sudah menemani dan membimbing Penulis dalam

melaksanakan magang di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

14. Seluruh responden yang telah bersedia untuk dites kelelahan.

15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006, serta bagi semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu per satu, baik keterlibatan secara langsung maupun

tidak langsung atas segenap dukungannya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih banyak

kekurangannya dan jauh dari sempurna, maka penulis sangat mengharapkan

kritik, saran, dan masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Surakarta, Juni 2009

Penulis,

(6)

commit to user

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... . vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

RINGKASAN ... xiii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

II. LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Pengertian Iklim Kerja ... 5

2. Macam Iklim Kerja ... 5

3. Pengukuran Iklim Kerja ... 7

4. Pengertian Kelelahan Kerja ... 8

(7)

commit to user

viii

6. Deteksi Kelelahan ... 10

B. Kerangka Pemikiran ... 11

C. Hipotesis ... 12

III.METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 13

B. Lokasi Penelitian ... 13

C. Waktu Penelitian ... 14

D. Populasi dan Sampel ... 14

E. Variabel Penelitian ... 15

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 15

G. Sumber Data ... 16

H. Instrumen Penelitian ... 17

I. Tehnik Pengumpulan Data ... 19

J. Analisis Data ... 20

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 23

1. Karakteristik Responden Penelitia ... 24

2. Pengukuran Kelelahan Kerja ... 25

3. Pengukuran Tekanan Panas ... 27

5. Hasil Uji Statistik.. ... 28

B. Pembahasan ... 29

(8)

commit to user

ix

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(9)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(10)

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Lampiran 1. Kuesioner Atas Nama Kurniawan

Lampiran 2. Kuesioner Atas Nama Pardiman

Lampiran 3. Kuesioner Atas Nama Purwanto

Lampiran 4. Kuesioner Atas Nama Sumidi

Lampiran 5. Kuesioner Atas Nama Triyoko

Lampiran 6. Kuesioner Atas Nama Wahyudin

Lampiran 7. Akte Izin

Lampiran 8. Izin Ulang Pemakaian Ketel Uap

Lampiran 9. Berita Acara Pemeriksaan

Lampiran 10. Lembar Hasil Pemeriksaan

(11)

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1. Distribusi Umur Responden ... 24

Tabel 2. Distribusi Lama Kerja Responden... 25

Tabel 3. Pengukuran Kelelahan Kerja Berdasarkan Waktu Reaksi.... 26

Tabel 4. Pengukuran Iklim Kerja Ruangan Boiler... 27

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Pengukuran Iklim Kerja di Panel Boiler ...

Tabulasi Silang Iklim Kerja dan Kelelahan Kerja...

Hasil Uji Kendall’s tau_b... 27

28

(12)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bersama dengan pesatnya laju pembangunan sektor perekonomian di

Indonesia, semakin pesat pula perkembangan teknologi industri untuk mendukung

kelancaran ekonomi di jaman global. Semua industri bersaing untuk mendapakan

income sebesar-besarnya sehingga mungkin tanpa memperhatikan tenaga kerjanya. Hal tersebut juga menuntut adanya perlindungan dan keamanan bagi

para tenaga kerja dan aset-aset produksi. Karena makin tinggi kemajuan

teknologi, maka makin tinggi pula potensi dan faktor bahaya yang timbul.

Maka perlu diadakan upaya atau usaha untuk menciptakan tenaga kerja

yang sehat, aman dan produktif, serta terhindar dari segala potensi bahaya.

Dengan adanya Higene Kesehatan dan Keselamatan Kerja maka diharapkan

tujuan tersebut dapat tercapai, yang secara lengkapnya adalah mencegah

penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

dan gizi tenaga kerja, perawatan dan mempertinggi efisiensi dan daya

produktivitas tenaga kerja, mengurangi kelelahan kerja dan melipat-gandakan

kegairahan serta kenikmatan kerja, demikian juga perlindungan bagi masyarakat

sekitar lingkungan perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran

oleh bahan-bahan dari perusahaan yang bersangkutan dan perlindungan

masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh

produk-produk industri (Suma’mur P.K, 1994)

(13)

commit to user

2

Dalam suatu industri yang bergerak dalam bidang pangan yaitu mie seperti

di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, menggunakan batu bara sebagai salah satu

bahan bakar bagi boiler atau ketel uap untuk menghasilkan steam (uap) yang

sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi mie dalam proses

steaming yaitu proses pemasakan mie.

Dengan adanya penggunaan batu bara sebagai bahan bakar boiler maka

tidak menutup kemungkinan menyebabkan terjadinya penambahan panas di

lingkungan kerja karena api yang digunakan sangat besar. Kondisi lingkungan

yang demikian akan menganggu daya kerja seorang tenaga kerja karena tekanan

panas yang dihasilkan oleh boiler tersebut merupakan salah satu faktor beban

kerja tambahan dari 4 faktor lain. Menurut Suma’mur (1994), faktor beban

tambahan antara lain :

1. Faktor fisik yaitu penerangan, kebisingan, tekanan panas, getaran dan radiasi.

2. Faktor biologi yaitu golongan bakteri, jamur serta golongan mikrobiologi

lainnya.

3. Faktor kimia yaitu debu, uap, fume, gas dan lain-lainnya.

4. Faktor fisiologi yaitu konstruksi mesin, sikap kerja, keserasian mesin dengan

manusia dan lainnya.

5. Faktor mental psikologis yaitu mengenai suasana kerja, hubungan antar kerja

dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul

”Hubungan Paparan Iklim Kerja Dengan Kelelahan Setelah Bekerja pada Tenaga

(14)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat disusun rumusan

masalah sebagai berikut :

”Adakah hubungan paparan iklim kerja dengan kelelahan setelah bekerja pada

tenaga kerja unit boiler di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food tbk?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja setelah bekerja di unit Boiler PT.

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

b. Untuk mengetahui hubungan paparan tekanan panas dengan kelelahan tenaga

kerja di unit Boiler di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :

a. Bagi Mahasiswa

1) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan paparan tekanan

panas dengan kelelahan tenaga kerja setelah bekerja di PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk .

2) Mampu melakukan suatu pengukuran tekanan panas dengan parameter ISBB

(Indeks Suhu Basah dan Bola) di dalam ruangan menggunakan Heat Stress

(15)

commit to user

4

b. Bagi Perusahaan

1) Memberikan masukan bagi perusahaan tentang hubungan antara tekanan

panas yang disebabkan dari pengoperasian boiler dengan kelahan tenaga

kerja.

2) Memberikan informasi mengenai akibat yang ditimbulkan paparan panas pada

tenaga kerja.

3) Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perusahaan dalam

melakukan tindakan korektif dalam hal pencegahan dan pengendalian

kecelakaan akibat kelelahan bekerja pada paparan tekanan panas.

c. Bagi Program D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Menambah kepustakaan yang diharapkan dapat bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar dan

(16)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Iklim Kerja

Menurut Suma’mur PK (1996: 84) iklim kerja adalah kombinasi dari suhu

udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi

keempat faktor tersebut bila dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh dapat

disebut dengan tekanan panas. Indeks tekanan panas di suatu lingkungan kerja

adalah perpaduan antara suhu udara, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara,

dan panas metabolisme sebagai hasil aktivitas seseorang. Suhu tubuh manusia

dapat dipertahankan secara menetap oleh suatu sistem pengatur suhu

(Thermoregulatory system). Suhu menetap ini adalah akibat keseimbangan

diantara panas yang dihasilkan didalam tubuh sebagai akibat metabolisme dan

pertukaran panas diantara tubuh dengan lingkungan sekitar.

Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivias kerja manusia

akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada temperatur sekitar 24 derajat

Celsius sampai 27 derajat Celsius (Sritomo Wigjosoebrata, 2003).

2. Macam Iklim Kerja

Kemajuan teknologi dan proses produksi didalam industri telah

menimbulkan suatu lingkungan kerja yang mempunyai iklim atau cuaca tertentu,

yang dapat berupa iklim keja panas dan iklim kerja dingin.

(17)

commit to user

6

a. Iklim Kerja Panas

Iklim kerja panas merupakan meteorologi dari lingkungan kerja yang

dapat disebabkan oleh gerakan angin, kelembaban, suhu udara, suhu radiasi dan

sinar matahari (AM.Sugeng Budiono, 2003: 37). Panas sebenarnya merupakan

energi kinetik gerak molekul yang secara terus menerus dihasilkan dalam tubuh

sebagai hasil samping metabolisme dan panas tubuh yang dikeluarkan

kelingkungan sekitar. Agar tetap seimbang antara pengeluaran dan pembentukan

panas maka tubuh mengadakan usaha pertukaran panas dari tubuh kelingkungan

sekitar melalui kulit dengan cara konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi

(Suma’mur PK, 1996: 82).

1) Konduksi, merupakan pertukaran diantara tubuh dan benda-benda sekitar

dengan melalui sentuhan atau kontak. Konduksi akan menghilangkan panas

dari tubuh apabila benda-benda sekitar lebih dingin suhunya, dan akan

menambah panas kepada tubuh apabila benda-benda sekitar lebih panas dari

tubuh manusia.

2) Konveksi, adalah petukaran panas dari badan dengan lingkungan melalui

kontak udara dengan tubuh. Pada proses ini pembuangan panas terbawa oleh

udara sekitar tubuh.

3) Radiasi, merupakan tenaga dari gelombang elektromagnetik dengan panjang

gelombang lebih panjang dari sinar matahari.

4) Evaporasi, adalah keringat yang keluar melalui kulit akan cepat menguap

bila udara diluar badan kering dan terdapat aliran angin sehingga terjadi

pelepasan panas dipermukan kulit, maka cepat terjadi penguapan yang

(18)

commit to user

Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha

menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan

timbul efek yang membahayakan.

b. Iklim Kerja Dingin

Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi kerja dengan keluhan

kaku atau kurangnya koordinasi otot. Kondisi semacam ini dapat meningkatkan

tingkat kelelahan seseorang.

3. Pengukuran Iklim Kerja

Untuk mengetahui iklim kerja disuatu tempat kerja dilakukan pengukuran

besarnya tekanan panas salah satunya dengan mengukur ISBB atau Indeks Suhu

Basah dan Bola (Tim Hiperkes, 2004), macamnya adalah:

a. Untuk pekerjaan diluar gedung

ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,2 x suhu radiasi + 0,1 suhu kering

b. Untuk pekerjaan didalam gedung

ISBB = 0,7 x suhu basah + 0,3 x suhu radiasi

Alat yang dapat digunakan adalah Arsmann psychrometer untuk mengukur suhu

basah, temometer kata untuk menguku kecepatan udara dan termometer bola

untuk mengukur suhu radiasi. Selain itu pengukuran iklim kerja dapat

mengunakan questemt digital. Adapun standar Nilai Ambang Batas (NAB) iklim

(19)

commit to user

8

4. Pengertian Kelelahan Kerja

Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh

terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat.

Kelelahan diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan

umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot.

Sedangkan kelelahan umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan

untuk bekerja yang disebabkan oleh karena monotoni, intensitas dan lamanya

kerja fisik, keadaan lingkungan, sebab mental, status kesehatan, dan keadaan gizi.

(Grandjean, 1993)

Yang dimaksud kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang timbul karena

adanya perubahan-perubahan fisiologis dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh

manusia dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan bakar dan

memberikan out put berupa tenaga yang berguna untuk melaksanakan aktifitas

sehari-hari. Kelelahan terjadi karena terkumpulnya produk-produk sisa dalam otot

dan peredaran darah, dimana produk-produk sisa ini bersifat bisa membatasi

kelangsungan aktivitas otot atau mungkin bisa dikatakan bahwa produk sisa ini

mempengaruhi serat-serat syaraf dan system syaraf pusat sehingga menyebabkan

orang menjadi lambat bekerjanya jika sudah lelah. (Suma’mur 1994,

Sumardiyono,2008)

Sampai saat ini masih berlaku dua teori terjadinya kelelahan otot yaitu

teori kimia dan teori syaraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia secara

umum menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya

cadangan energi dan meningkatnya sisia metabolisme. Sedangkan pada teori

(20)

commit to user

proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan dihantarkannya rangsangan

syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari sebagai kelelahan otot.

(Tarwaka dkk., 2004)

Kelelahan kerja adalah gejala yang ditandai oleh adanya penurunan

kinerja otot, perasaan lelah, dan penurunan kesiagaan.

Dimensi kelelahan kerja ada tiga hal yaitu :

1) Dimensi fisik yang penyebabnya faktor fisik

2) Dimensi psikologis yang meliputi perbedaan kepribadian,

kemampuan pelatihan, kebiasaan, dan lain-lain.

3) Dimensi neurologis yang meliputi system aktifitas retikuler, faktor

inhibisi dan emosi (L. Setyowati, 19994)

5. Gejala dan Tanda Khusus Kelelahan

Gejala kelelahan adalah adanya perasaan lelah, penurunan kesiagaan,

persepsi yang lambat dan lemah disamping penurunan kinerja fisik dan mental

(Suma’mur P.K.1994, Sumardiyono, 2008 )

Tanda-tanda kelelahan yang utama adalah hambatan terhadap fungsi

kesadaran otak dan perubahan pada organ-organ di luar kesadaran serta proses

pemulihan. Orang-orang lelah menunjukkan :

a) Penurunan perhatian

b) Perlambatan dan hambatan persepsi

c) Lambat dan susah berfikir

d) Penurunan kemauan atau dorongan untuk bekerja

(21)

commit to user

10

(Suma’mur P.K., 1982)

Adapun yang mejadi penyebab kelelahan akibat kerja adalah :

a) Aktivitas kerja fisik

b) Aktivitas kerja mental.

c) Stasiun kerja tidak ergonomis

d) Sikap paksa

e) Kerja statis

f) Kerja bersifat monotomi

g) Lingkungan kerja ekstrim (penerangan, kebisingan, getaran, iklim kerja,

dan lain-lain)

h) Psikologis

i) Kebutuhan kalori kurang

j) Waktu istirahat tidak tepat.

(Tarwaka dkk., 2004)

6. Deteksi Kelelahan

Menurut Suma’mur P.K. (1988) kelelahan dapat diukur dengan:

a) Waktu reaksi (reaksi sederhana atas rangsang tunggal atau reaksi-reaksi

yang memerlukan koordinasi).

b) Konsentrasi (pemeriksaan Bourdon Wiersma, uji KLT).

c) Uji “ Flicker fusion”.

(22)

commit to user

Metode pengukuran kelelahan kerja hingga kini belum baku hal ini hanya

disebabkan oleh efek dari jenis kelelahan yang beragam tetapi diperlukan

pendekatan secara multi disiplin (L. Setyowati, 1996)

Waktu reaksi yang diukur dapat merupakan reaksi sederhana atas

reaksi-reaksi yang memerlukan koordinasi, biasanya waktu reaksi-reaksi adalah jangka waktu

dari pemberian suatu rangsang sampai kepada suatu saat kesadaran atau

dilaksanakannya kegiatan tertentu.(Suma’mur P.K., 1988).

Pemanjangan waktu reaksi merupakan petunjuk adanya perlambatan pada

pusat faal syaraf dan otot (Suma’mur P.K.,1982). Contoh alat adalah Lakassidaya.

B. Kerangka Pe mikiran

Gambar 1: Kerangka pemikiran Boiler

Pembakaran

Uap Panas

Produksi Unit I, II, III, IV Tubuh mengeluarkan banyak keringat

(23)

commit to user

12

C. Hipotesis

Hipotesis yang penulis sajikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Ada hubungan antara paparan iklim kerja panas dengan kelelahan tenaga kerja

setelah bekerja di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Desa Sepat,

(24)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan

menggunakan metode cross sectional atau pendekatan korelasi yaitu mempelajari

dinamika korelasi antara faktor resiko (paparan tekanan panas) dan efek

(kelelahan kerja) (Sutrisno Hadi, 2000).

B.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah :

Nama Perusahaan : PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, Desa Sepat, Masaran,

Sragen, Jawa Tengah.

Lokasi : Unit boiler batu bara.

Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah :

1. Pada Unit Boiler batu bara tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya

setiap hari terpapar oleh iklim kerja panas dari pembakaran bahan bakar batu

bara dan uap panas yang dihasilkan.

2. Karena Pada Unit Boiler merupakan tempat kerja yang mempunyai faktor

bahaya yang besar.

(25)

commit to user

14

C.Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 1 (satu) bulan mulai tanggal 1 April 2009

sampai dengan 30 April 2009 pada setiap hari kerja yaitu Senin – Sabtu pada

waktu jam kerja.

D.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian dalam suatu wilayah

tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang

bekerja di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Jumlah populasinya adalah ± 2000

orang, yang terdiri dari tiga shift, yaitu shift I, shift II dan shift III.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian tenaga kerja pada unit boiler PT. Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk yang berjumlah 15 orang.

3. Sampling

Sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik yang dipakai dalam

pengambilan sampel ini adalah pursosive random sampling. Adapun syarat

(26)

commit to user

E.Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah paparan iklim kerja panas.

2. Variabel Terikat/Tergantung

Variabel terikat/tergantung dalam penelitian ini adalah kelelahan kerja.

3. Variabel Pengganggu

Variabel penggangu adalah variabel yang secara teoritis berpengaruh

terhadap variabel terikat, namun tidak diingini pengaruhnya. Dalam penelitian ini

semua variabel pengganggu tidak dikendalikan karena semua anggota populasi

dipakai sebagai sampel penelitian.

F. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Tekanan Panas

Tekanan panas adalah total panas yang ada pada tubuh seseorang yang

berasal dari kombinasi antara panas metabolisme tenaga kerja dan panas dari

lingkungan unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

Alat ukur : Heat Stress Area.

Satuan : oC

(27)

commit to user

16

2. Kelelahan Kerja

Kelelahan kerja adalah indikator gangguan saluran pernapasan berupa

obstruksi atau penyumbatan.

Alat ukur : Lakassidaya reaction timer

Satuan : milidetik

Skala pengukuran : ordinal

G.Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek yang

diteliti dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran secara langsung

yaitu:

a. Pengamatan terhadap sikap kerja tenaga kerja, keadaan lingkungan tempat

kerja, dan keadaan tenaga kerja.

b. Pengukuran dengan alat, seperti pengukuran iklim kerja dalam ISBB dan

pengukuran kelelahan kerja berdasarkan waktu reaksi.

c. Wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner terhadap beberapa

tenaga kerja di Unit Boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

(28)

commit to user

Adapun data sekunder dalam penelitian ini meliputi:

a. Buku referensi yang berisi teori yang relevan terhadap objek yang diteliti.

b. Artikel maupun jurnal dari suatu media tertentu yang sesuai dengan objek yang

diteliti.

H.Instrumen Penelitian

1. Heat Stress Area

Merupakan alat untuk mengukur iklim kerja, adapun cara kerja Heat Stress Area

adalah sebagai berikut:

a. Tekan tombol power

b. Tekan tombol oC/oF untuk menentukan suhu yang digunakan

c. Tekan tombol globe untuk menentukan suhu bola

d. Tekan tombol dry Bulb untuk mendapat suhu bola kering

e. Tekan tombol we tBulb unuk mendapat suhu bola basah

f. Tekan tombol Wet Bulb Globle Termometer (WBGT) untuk mendapatkan

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)

g. Catat hasil yang dibaca pada display

h. Tekan tombol power untuk mematikan

i. Diamkan 10 menit setiap selesai menekan salah satu tombol untuk waktu

adaptasi

(29)

commit to user

18

2. Lakassidaya

Merupakan alat untuk mengukur tingkat kelelahan berdasarkan kecepatan waktu

reaksi terhadap rangsang cahaya. Prinsip kerja dari alat ini adalah memberikan

rangsang tunggal berupa signal cahaya atau suara yang kemudian direspon

secepatnya oleh tenaga kerja, kemudian dapat dihitung waktu reaksi tenaga kerja

yang mencatat waktu yaang dibutuhkan untuk merespon signal tersebut. Adapun

cara mengukur adalah sebagai berikut:

a. Hidupkan alat dengan sumber tenaga (listrik/baterai)

b. Hidupkan alat dengan menekan tombol on/off pada on(hidup)

c. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka “0000” dengan

menekan tombol “0”

d. Pilih rangsang cahaya dengan menekan tombol “cahaya”

e. Subyek yang akan diperiksa dimina menekan tombol subyek (kabel hitam)

dan diminta secepanya menekan tombol setelah melihat cahaya dari

sumber rangsang

f. Untuk memberikan rangsang, pemeriksa menekan tombol pemeriksa

(kabel biru)

g. Setelah diberi rangsang, subyek menekan tombol maka pada layar kecil

akan menunjukkan angka waktu reaksi dengan satuan “mili detik”.

h. Pemeriksan diulangi sampai 20 kali

i. Data yang dianalisa (diambil rata-ata) yaitu skor hasil 10 kali pengukuran

(30)

commit to user

pemeriksaan matikan alat dengan menekan tombol on/off pada off dan

lepaskan dari sumber tenaga.

j. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar pengukuran kelelahan

yaitu

1) Normal : waktu reaksi 150,0 – 240,0 milidetik

2) Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : waktu reaksi >240,0 - <410,0

milidetik

3) Kelelahan Kerja Sedang (KKS) : waktu reaksi >410,0– <580,0

milidetik

4) Kelelahan Kerja Berat KKB) : waktu reaksi >580,0 mili detik.

I. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena

sosial dan gejala – gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat (Soekidjo

Notoatmojo, 2002: 93). Pada tehnik ini Penulis elihat dan mengamati

permasalahan dan kelelahan akibat kerja serta lingkungan kerja PT. Tiga Pilar

Sejahtera Food, Tbk.

2. Wawancara (interview)

Suatu aktivitas atau interaksi tanya jawab terhadap pihak-pihak tertentu

(31)

commit to user

20

3. Kuesioner

Serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden terkait

dengan permasalahan yang diteliti guna mendapatkan jawaban dari responden

terhadap masalah tersebut. Dalam penelitian ini terdapat beberapa responden yang

terkait.

4. Pengukuran

Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar tingkat iklim kerja dan kelelahan sehingga dapat diketahui

seberapa besar hubungan antara iklim kerja ruangan dengan kelelahan tenaga

kerja.

J. Analisis Data

Untuk memperoleh suatu kesimpulan masalah yang diteliti, maka analisis

data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian. Data yang sudah

terkumpul tidak berarti apa-apa bila tidak diolah, oleh karena itu perlu analisis

data. Yang dimaksud metode analisis data adalah cara mengolah data yang telah

terkumpul untuk dapat disimpulkan. Data diolah sesuai dengan tujuan dan

kerangka konsep penelitian. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan

pengolahan data.

Pengolahan data dapat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

1. Editing

Dilakukan setelah mendapatkan data yang dikumpulkan dengan tujuan

(32)

commit to user

2. Koding

Pemberian kode pada data sehingga memudahkan pengelompokan

3. Entry

Memasukkan data yang telah dilakukan koding kedalam program SPSS

4. Tabulasi

Mengelompokkan data sesuai dengan variabel

Data diolah dan dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif. Untuk

pengolahan data kuantitatif dapat dilakukan dengan manual atau melalui proses

komputerisasi.

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tehnik

sebagai berikut:

1. Uji Univariat

Dilakukan pada masing-masing variabel yaitu mendiskripsikan tentang

pengukuran kelelahan dan pengukuran iklim kerja dalam ruangan yang disajikan

dalam bentuk data. Analisis yang digunakan meliputi analisis persentase.

2. Uji Bivariat

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat dapat dilakukan dengan Kendall's tau_b, karena merupakan uji

untuk data ordinal. Taraf signifikan yang digunakan adalah 95% dengan nilai

kemaknaan 5%. Kriteria hubungan berdasarkan nilai p Value (probabilitas) yang

dihasilkan dibandingkan dengan nilai kemaknaan yang dipilih, dengan kriteria

sebagai berikut:

(33)

commit to user

22

b. Jika p > 0,01 tetapi ≤ 0,05 maka hasil uji dinyatakan signifikan.

c. Jika p > 0,05 maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan (Hastono,

(34)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk, bersamaan

dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan pada tanggal 1–30 April 2009. Sebelum

pengukuran diadakan pengamatan langsung terhadap lingkungan kerja, jalannya

proses produksi dan keadaan dari tenaga kerja. Penulis mengkhususkan pengamatan

untuk unit boiler karena pada unit boiler iklim kerja yang panas tinggi dengan sumber

panas berasal dari pembakaran batu bara dan uap yang dihasilkan.

Boiler atau ketel uap yang terdapat di PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk salah

satunya menggunakan batu-bara sebagai bahan-bakar. Kualitas suatu batu-bara

ditentukan oleh perbandingan antara zat yang mudah menguap dengan karbon tetap,

dimana perbandingan ini disebut dengan perbandingan bahan bakar

(fuel ratio)

,

semakin tinggi angka

fuel ratio

maka semakin baik kualitas batu-bara tersebut.

Contoh

fuel

ratio

:

1.

Antrasit dengan perbandingan :

a.

Zat yang mudah menguap 3 % - 7 %

b.

Karbon tetap 92,3 %

c.

Fuel ratio

> 12 %

2.

Bituminous bara coklat (

Lignite

) dengan perbandingan :

a.

Zat yang mudah menguap 27 % - 35 %

(35)

commit to user

24

b.

Karbon tetap 66 % - 75 %

c.

Fuel ratio

> 1,8 % - 4 %

3.

Batu bara coklat

(Lignite)

dengan perbandingan :

a.

Zat yang mudah menguap > 50 %

b.

Karbon tetap > 50 %

c.

Fuel ratio

> 1 %

Jenis Batu bara yang digunakan di PT tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah jenis

antrasit yang memiliki kualitas baik.

1.

Karakteristik Responden Penelitian

a.

Umur Responden

Dari hasil wawancara dengan 15 responden diketahui distribusi umur

[image:35.612.110.532.150.553.2]

responden dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 1: Distribusi Umur Responden

Umur Frekuensi Presentase

(%)

21-25 3

20

26-30 7

46.67

31-35 4

26.67

[image:35.612.122.323.498.644.2]

36-40 1

6.67

Tabel diatas menunjukan bahwa tenaga kerja di unit boiler kebanyakan

(36)

commit to user

b.

Masa Kerja

Dari 15 responden diketahui distribusi masa kerja dapat dilihat melaluhi tabel

[image:36.612.120.528.204.479.2]

dibawah ini:

Tabel 2 : Distribusi Lama Kerja Responden

Lama Kerja

Frekuensi

Presentase (%)

< 1 Tahun

1

6.67

1-5 Tahun

5

33.33

6-10 tahun

6

40

11-15 tahun

3

20

Dari tabel diatas menunjukan lama kerja dari 15 responden menunjukan bahwa

tenaga kerja yang paling banyak bekerja berumur 6-10 tahun(40%)

2.

Pengukuran Kelelahan Kerja

Pengukuran kelelahan setelah bekerja dilakukan pada jam 14.30-15.00. Hasil

pengukuran kelelahan kerja berdasarkan waktu reaksi dapat dilihat pada tabel berikut

(37)
[image:37.792.115.693.136.505.2]

26

Tabel 3. Pengukuran Kelelahan Kerja Berdasarkan Waktu Reaksi

Keterangan:

KKR=Kelelahan Kerja Ringan

KKS=Kelelahan Kerja Sedang

Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal April 2009

pengukuran Tenaga kerja

ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 441.1 457.1 568.6 762.2 546.3 311 247.8 663.1 441.9 833.1 825.1 625.1 413.7 835.1 442.7

2 796.5 478.3 314.1 331.8 266.7 341.4 215.3 414.1 385 699.1 714.4 511.7 547.7 462.7 215.5

3 539.1 454.3 715.6 287.2 483.3 312.2 248.4 332.1 271.2 613 357.1 511.1 547.1 617.7 410.4

4 411.1 362.7 572.7 240.8 282 363.2 216.7 391.4 195.7 226.1 263.5 256.4 413 371.1 410.1

5 427 423.1 966.9 252.4 303 569 236.1 403.7 215.7 421 276.5 378.7 422.1 495.5 277.1

6 597.8 478.6 386.7 306.1 665.4 381.1 226.2 425.1 356.7 359.4 275 471.3 597.1 423.1 287.5

7 478.2 584.7 425.5 226.5 268.8 341.1 237.4 352.5 216.1 421.7 252.1 318.4 547.1 402.1 401.1

8 480.4 452.7 422.8 260.9 341 372.4 195.9 590.1 346 430.1 255.1 379.1 341 247.1 236

9 572.8 439.4 490.9 328.5 294.4 371.7 299.1 363.1 236.9 472.7 255.5 534.1 514.7 329.5 307.7

10 458.5 368.7 528.2 229.5 280.2 383 185.7 455.7 351.1 337.7 254.8 277.2 514.1 227.1 277.1

11 419.6 328.4 409 232.1 339 362.1 217.2 280.7 319.1 421 317 615.1 277.4 205.8 277.1

12 443.2 436.7 392.8 214.6 311.3 465 248.4 414.7 288.9 329.1 224.1 236.1 329.7 317.7 246.5

13 531.5 461 361.2 229.1 295.8 330.4 290.2 291.1 329.7 369.3 233.9 379.4 462.1 371.1 255.4

14 388.9 450.5 468.3 271.8 562.5 309.1 239.1 317.1 227.7 421.1 234.7 371.1 411.1 391.7 216.4

15 527 427.7 355 237.1 298.3 341.3 329.4 330.7 419.1 410.1 234.9 234.5 411.7 576.4 215.4

16 487.3 465.7 275.2 192.6 343.7 319.1 248.1 297.7 523.4 318.7 223.7 421.3 421.8 721.1 336.7

17 490.5 437.8 320.5 299.9 328.5 330.1 483.4 330.1 296.6 511.1 205.1 659.4 392.2 330.1 235.7

18 452.3 377.8 430.5 207.4 257.6 298.7 267.8 321.1 401.5 553.7 275.7 215.1 423.1 371.1 317.7

19 554.8 433.7 431.8 234.8 289.2 289.5 217 517 258.7 418.5 214.3 327.3 371.1 772.1 254.2

20 493.8 428.8 2990 462.4 331.9 361.7 197.1 270.1 300.1 471.1 337.7 411.7 771.7 412.4 245.1

rata-rata

pengukuran 489.8 442.8 424 253.6 365.7 365.7 246.9 382.1 309.1 397.2 253.7 381.6 440.6 349.2 272

ke 6-15

KKS KKS KKS KKR KKR KKR KKR KKR KKR KKR KKR KKR KKS KKR KKR

(38)

commit to user

3.

Pengukuran Tekanan Panas

Pengukuran tekanan panas dilakukan terhadap lingkungan dalam Unit Boiler

Batu-Bara yang dilakukan pada jam 10.00-13.00 pada saat tenaga kerja melakukan

pekerjaannya yang dilakukan selama 4 jam. Pengukuran tekanan panas tersebut

[image:38.612.105.500.216.523.2]

menggunakan

Heat stress Area

. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4. Pengukuran iklim kerja ruangan boiler (> Normal)

Waktu

Rata-rata

10:00 11:00 12:00 13:00

WBGT

IN

(°C) 34.1 34.5 35.1 33.9 34.4

GLOBE(°C) 44.1 45.5 44.8 43 44.35

DRY

BULB(°C) 35.8 36.9 38.4 37 37.025

WET

BULB(°C) 29.7 30.1 30.8 29.8 30.1

Sumber : Hasil Pengukuran pada tanggal April 2009

Tabel 5. Pengukuran iklim kerja di panel boiler (

Normal)

Waktu

Rata-rata

10:00 11:00 12:00 13:00

WBGT

IN

(°C) 27.5 27.7 28.1 28.1 27.85

GLOBE(°C) 32.4 32.6 33.2 33.1 33.825

DRY

BULB(°C) 31.6 32.2 32.7 32.9 32.35

WET

BULB(°C) 25.5 25.8 26.0 26.0 25.825

Sumber : Hasil Pengukuran pada bulan April 2009

Ada tidaknya hubungan antara iklim kerja panas dengan kelelahan kerja responden

(39)

commit to user

[image:39.612.113.510.137.492.2]

28

Tabel 6. Tabulasi silang iklim kerja dan kelelahan kerja responden

Iklim Kerja

Kelelahan Kerja

Total

KKR KKS

N % N % N %

Normal

5

33.33

0

0

5

33.33

> Normal

6

40

4

26.67

10

66.67

Total 11

73.33 4 26.67

15

100

Keterangan Tabel 6.

KKR

: Kelelahan Kerja Ringan

KKS

: Kelelahan Kerja Sedang

Normal

: Intensitas iklim kerja dibawah Nilai Ambang Batas yaitu

28 °C

> Normal

: Intensitas iklim kerja diatas Nilai Ambang Batas yaitu > 28 °C

4.

Hasil Uji Statistik

Hasil Uji statistik hubungan antara iklim, kerja dengan kelelahan kerja

(40)
[image:40.612.112.523.153.455.2]

commit to user

Tabel 7. Hasil Uji

Kendall’s tau_b

Correlations

Iklim Kerja

Kelelahan

Kerja

Kendall's tau_b

Iklim Kerja

Correlation

Coefficient

1.000

.426

Sig. (2-tailed)

.

.111

N

15

15

Kelelahan Kerja

Correlation

Coefficient

.426

1.000

Sig. (2-tailed)

.111

.

N

15

15

Sumber : Output SPSS

Berdasarkan tabel 7 tersebut terlihat bahwa hasil uji statistik menunjukkan

nilai p = 0,111. Oleh karena nilai p > 0,05 maka dapat dinyatakan tidak signifikan,

artinya secara statistik tidak ada hubungan antara iklim kerja dengan kelelahan pada

tenaga kerja unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Desa Sepat, Masaran

Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.

B.

Pembahasan

Berbagai faktor berpengaruh dalam timbulnya kelelahan dalam bekerja, antara

lain beban kerja yang ada, faktor fisik lingkungan (sebagai contoh kebisingan, iklim

kerja panas, penerangan, getaran mekanis). Faktor individual yaitu kesegaran

jasmani.

umur, jenis kelamin, status gizi, kondisi kesehatan, kondisi psikologi dan sikap
(41)

commit to user

30

Menurut Grandjean (1986) yang dikutip oleh Diana Oktaviana,dkk

(2004:388), faktor iklim dalam ruangan atau

indoor climate

merupakan kondisi fisik

sekeliling yang meliputi temperatur udara, temperatur permukaan sekeliling,

kelembaban udara dan aliran perpindahan udara.

Standar NAB untuk iklim kerja berdasar Lampiran Kepmenaker No.51 Tahun

1999 adalah 28

°

C untuk jenis pekerjaan sedang (75% kerja dan 25% istirahat).

Tekanan panas rata-rata per 4 jam yang ada di ruangan unit Boiler PT. Tiga Pilar

Sejahtera Food, Tbk adalah 34,4

°

C. Berdasarkan Lampiran Kepmenaker No.51

Tahun tekanan panas yang terdapat di unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

melebihi NAB yang maksimal yaitu 28

°

C untuk pekerjaan sedang dengan lama

bekerja 75 % dan istirahat 25 %. Tingginya tekanan panas yang terdapat di tempat ini

karena proses pembakaran serta pengaruh dari mesin dan uap panas yang dihasilkan

oleh boiler. Pada suhu yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) akan menyebabkan

aktivitas mental dan daya tanggap menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan

dalam pekerjaan sehingga akan menimbulkan kelelahan fisik (Mike Wardhani, dkk,

2004: 449).

Menurut Diana Oktaviana, dkk (2004:388), ketidaknyamanan yang

disebabkan karena iklim ruangan dapat menjadi sebuah gangguan dan dapat

menimbulkan efek psikologis ataupun nyeri fisiologis, sehingga dapat menyebabkan

perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh. Selain itu kondisi

(42)

commit to user

mengurangi kestabilan dan meningkatnya jumlah kesalahan kerja. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Suma’mur PK (1968), tekanan panas yang tinggi

dapat menyebabkan berat badan menurun. Hal itu disebabkan karena kehilangan

cairan dari dalam tubuh oleh penguapan keringat sebagai akibat suhu panas dan

lembab. Terhadap paparan cuaca kerja panas, secara fisiologis tubuh akan berusaha

menghadapinya dengan maksimal, dan bila usaha tersebut tidak berhasil akan timbul

efek yang membahayakan. Karena kegagalan tubuh dalam menyesuaikan dengan

lingkungan panas maka timbul keluhan-keluhan seperti kelelahan,

Heat Cramps

,

Heat exhaustion

, dan

Heat stroke

. Gangguan-gangguan pada kesehatan dan daya

kerja akibat berbagai faktor dalam pekerjaan bisa dihindari. Apabila pekerja dan

pihak pengelola perusahaan mempunyai kemauan dalam mengantisipasi terjadinya

kecelakaan kerja. Tentunya perundangan tidak akan ada faedahnya, apalagi pemimpin

perusahaan atau industri tidak melaksanakan ketetapan-ketetapan perundangan itu.

Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara iklim kerja dengan

kelelahan kerja. Hal ini dapat menggambarkan bahwa tenaga kerja yang terpapar

panas sudah beraklimatisasi dengan iklim kerja yang ada di lokasi kerjanya.

Bersumber dari pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa ketidak signifikannya

hasil yang ada disebabkan karena faktor tenaga kerja yang sudah beraklimatisasi

terhadap iklim kerja di lingkungan kerja. Apabila antara iklim kerja berada dalam

keadaan tidak seimbang (buruk) maka dapat mengganggu efektivitas kerja, dan

(43)

commit to user

32

kenyamanan dan mengurangi potensi bahaya yang ditimbulkan seperti penyakit

akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja.

C.

Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Adanya keterbatasan waktu dan biaya sehingga tidak memungkinkan

melakukan penelitian secara klinis.

2.

Pada penelitian ini hanya meneliti hubungan antara iklim kerja panas dengan

(44)

commit to user

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari penelitian, pengamatan, penilaian dan analisa yang telah dilakukan oleh

peneliti, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil dari pengukuran kelelahan adalah sebagai berikut:

a. Terdapat 4 tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja sedang

b. Terdapat 11 tenaga kerja yang mengalami kelelahan kerja ringan

2. Hasil dari pengukuran tekanan panas rata-rata selama 4 jam di dalam ruangan

unit boiler PT tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk adalah 34,4 °C. Hasil ini

melebihi nilai ambang batas yaitu 28 °C untuk tenaga kerja yang sudah

beraklimatisasi dengan lama kerja adalah 75 % dan istirahat 25 % dengan

beban kerja sedang untuk tenaga kerja yang sudah beraklimatisasi dan bagi

yang belum beraklimatisasi NAB tersebut harus dikurangkan 2,5 °C.

3. Berdasarkan hasil uji statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara iklim

kerja dengan kelelahan kerja di unit boiler PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk

dengan hasil yang didapat P=0.111 atau P>0.05

B. Saran

1. Untuk menghindari adanya tingkat kelelahan sedang khususnya untuk tenaga

kerja di unit boiler diperlukan pengaturan waktu kerja dengan sistem rotasi

kerja, dan pemberian ekstra makanan seperti vitamin, susu.

(45)

commit to user

34

2. Pada pekerja disarankan mengkonsumsi garam pada makanan mereka dan di

tempat kerja disediakan air minum bergaram dengan konsentreasi 0,1 % (1

gram NaCl dalam 1 liter air atau 1 sendok makan garam setiap 1 quarts air

minum).

3. Diperlukan penelitian lebih lanjut agar dapat menjawab permasalahan

kelelahan dengan mengambil sampel lebih banyak agar kekuatan tes lebih

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemikiran................................................................
Tabel 1. Distribusi Umur Responden ...................................................
Gambar 1: Kerangka pemikiran
Tabel 1: Distribusi Umur Responden
+6

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah subjek penelitian ini 70 orang, alasan terkumpul 70 orang yaitu, semula peneliti menyebarkan 100 angket, beberapa angket yang dititipkan oleh penjaga games

Republik Indonesia, dan juga kepada Dekan Fakultas IImu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, yang ketiganya telah memberikan kepercaraan be~&#34;r

Disini disebutkan bahwa dukungan keluarga turut berperan dalam mendukung tingginya angka kepatuhan dan telah dibuktikan dalam hasil penelitian bahwa terdapat hubungan

Objek yang diteliti oleh peneliti adalah potensi pemungutan PPN atas usaha jasa persewaan kendaraan roda 4 (empat) atau lebih terhadap ketentuan mengenai kategori jasa tidak

Hasil isolasi bakteri yang meng- gunakan perbenihan agar darah dan agar endo (Tabel 1 dan 2) menun- jukkan bahwa terdapat 2 jenis bakteri dari 23 sampel urin yang telah di-

Sistem ini adalah sistem pakar diagnosa penyakit menggunakan pendekatan Metode Forward Chaining yang merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengatasi

True experimental design was employed in this study in which the sample 25% (30 students) was chosen by random sampling from the total population (118 students). The

|jejakseribupena.com, Soal dan Solusi Simak UI Matematika IPA,