• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESERTASI SUKIRMIYADI T140306003

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESERTASI SUKIRMIYADI T140306003"

Copied!
464
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN TERJEMAHAN ABSTRAK DISERTASI

DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS

DISERTASI

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Doktor Program Studi Linguistik

Minat Utama Linguistik Penerjemahan

Oleh:

Sukirmiyadi

NIM: T 140306003

PROGRAM STUDI LINGUISTIK (S3)

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

(2)

ii Dengan ini saya,

Nama : Sukirmiyadi

NIM : T140306003

Program Studi : Linguisstik

Minat Utama : Penerjemahan

Judul Disertasi : Kajian Terjemahan Abstrak Disertasi dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris

Telah menempuh Ujian TERBUKA pada hari Rabu, 01 Oktober 2014 dengan hasil lulus dengan predikat Memuaskan.

Disertasi tersebut telah direvisi sesuai dengan saran dari Tim Penguji.

Surakarta, Oktober 2014 Tertanda,

Sukirmiyadi Hasil revisi telah disetujui oleh tim penguji:

Nama Terang Jabatan Tanda Tangan

Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S. Ketua

NIP. 196303271986012 ………

Drs. Riyadi Santosa, M. Ed., Ph.D. Sekretaris

NIP. 196003281986011001 ………

Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana Promotor

NIP. 194406021965112001 ………

Prof. Drs. MR. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D. Ko-promotor

NIP. 196303281992011001 ………

Prof. Dr. Sumarlam, M.S. Anggota

NIP. 196203091987031001 ………

Dr. Tri Wiratno, M.A. Anggota

NIP. 196109141987031001 ………

Dr. Anam Sutopo, M.Hum Anggota

NIK. 849 ………

Mengetahui

Rektor Universitas Sebelas Maret,

Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. NIP. 195707071981031006

(3)

iii

DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS

DISERTASI

Oleh: Sukirmiyadi NIM: T.140306003

KOMISI PEMBIMBING: Tanda Tangan Tanggal

1. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana

(Promotor) ………. 2014

2. Prof. Drs. MR. Nababan, M.Ed., M.A., Ph.D

(Ko-promotor) ………. 2014

Telah dinyatakan lulus pada Ujian Terbuka Pada tanggal 01 Oktober 2014

Mengetahui

Ketua Program Studi S-3 Linguistik,

Prof. Dr. Djatmika, M.A. NIP. 196707261993021001

(4)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PERSYARATAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan dibawah ini saya,

Nama : Sukirmiyadi

Nama Panggilan : Yaddy

NIM : T. 140306003

Program : Pascasarjana (S.3) Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Program Studi : Linguistik, minat utama penerjemahan.

Tempat & Tgl Lahir : Klaten, 01 Juni 1961

Institusi /Alamat : Universitas Pembangunan Nasional „Veteran„

Jawa Timur

Jln. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar –

Surabaya.

Alamat Rumah : Perumahan Sinar Medayu Selatan Blok A No.6

: Jln. Tambak Medayu XI-XII, Rungkut – Surabaya.

No. PonSel : 081330053156

Alamat Emai : ahmadsukirmiyadi@yahoo.com

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa disertasi dengan judul ‘Kajian

Terjemahan Abstrak Disertasi dari Bahasa Indonessia ke Bahasa Inggris’

adalah asli, bukan hasil jiplakan , dan benar-benar hasil karya saya sendiri, serta belum pernah diajukan oleh peneliti / penulis lain maupun untuk memeroleh gelar akademik tertentu. Sementara hasil temuan, gagasan, maupun pendapat yang diadopsi dari penulis atau peneliti lain yang dikutip dalam disertasi ini ditulis dengan mencantumkan sumber rujukan atau daftar pustaka sesuai dengan aturan sebagaimana mestinya.

Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya ini tidak benar, saya bersedia dikenai sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Surakarta, agustus 2014 Yang membuat pernyataan

Materai Rp.6000,- SUKIRMIYADI

(5)

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiiim.

Assalamu‟alaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil‟alamin. Pertama - tama perkenankan saya memanjatkan puja dan puji syukur yang tak tehingga ke hadhirat Allah Swt, Tuhan yang maha kuasa, karena berkat rahmat, karunia dan ridlo NYA saya telah menyelesaikan disertasi ini dengan baik.

Karena penulisan disertasi merupakan salah satu prasyarat penyelesaian studi S3 untuk memeroleh gelar doktor, hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran-peran penting dan bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut, ijinkan saya menghaturkan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya dan sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi S3 sampai selesai.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus M.S., Direktur Pascasarjana UNS yang telah menyediakan sarana dan prasarana, fasilitas belajar yang cukup nyaman dan memadahi, serta berbagai kemudahan selama proses belajar mengajar dan masa studi.

3. Prof. Dr. Djatmika, M.A., dan Prof. Dr. Sumarlam, M.S., selaku Kaprodi dan Sekprodi S3. Linguistik Pascasarjana UNS yang telah memberikan motivasi/dorongan demi terselesainya disertasi ini.

4. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana, selaku promotor yang telah berkenan meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, saran yang dengan sabar dan teliti dalam mengoreksi dan pembimbingan demi kesempurnaan disertasi ini.

5. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed., M.A, Ph.D., selaku Ko-Promotor yang telah berkenan meluangkan waktu dalam pembimbingan dan banyak memberikan masukan sehubungan dengan teori penerjemahan.

(6)

vi

6. Dr. Anam Sutopo, M.Hum., yang telah memberikan banyak saran, masukan dan koreksi demi perbaikan disertasi ini.

7. Seluruh dosen S3 Linguistik-Penerjemahan Pascasarjana UNS dan segenap staf administrasi & karyawan terkait yang telah memberikan materi perkuliahan sebagai pendukung teori terhadap penulisan disertasi ini, dan layanan admisnistrasi.

8. Prof. Dr. Rochayah Machali, M.A., Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., dan Dr. Tri Wiratno, M.A., atas kesediaannya menjadi tim penilai (Raters) sehubungan dengan pengambilan data yang diperlukan dalam penelitian ini. 9. Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, M.S., selaku Rektor UPN „Veteran„ Jatim dan

Prof. Dr. Djohan Mashudi, M.S., Direktur Pascasarjana UPN „Veteran„ Jatim yang telah berkenan memberikan ijin tugas belajar, dukungan dan semangat untuk penyelesaian studi saya di S3 ini.

10. Ir. Nanik Jar, M.Kes., dan Dr. Ir. Edi Mulyadi, SU., Dekan FTSP UPN yang sekarang dan terdahulu, yang turut pula andil memberikan dukungan moril, motivasi, dan nasihat atas terselesaikannya studi di S3 ini.

11.Dr. Rudy Laksmono, M.S., (Wadek I) , Ir. Tuhu Agung, M.S., (Wadek II), Dr. Munawar Ali, M.S, Kaprodi Teknik Lingkungan FTSP UPN Surabaya, yang turut memberikan dukungan, semangat dan motivasi dalam penyelesaian studi S3 ini.

12. Dr. Rudi Laksmono, M.S., Dr. Minarni Nur Trilita, M.T., Dr. Pancawati Dewi, M.T., Dr. dr. Afif Nurul H, Sp.K.K., Dr. dr. Cita Rusita Sigit P, Sp.K.K., Dr. dr. M. Yulianto L, Sp.K.K.Ck., atas kesediaannya sebagai pembaca sasaran dalam pengambilan data dengan memberikan penilaian sehubungan dengan aspek keterbacaan teks terjemahan abstrak disertasi dalam bahasa Inggris.

(7)

vii

14. Kakak-kakak dan adikku tercinta: Tarti, Marmi, Yanik, Sar, Arno, Arni, Toen, Narto, Totok, Didik, dan Budi, yang juga turut memberikan dukungan moril, dan doa.

15. Teman-teman seperjuangan S3: Aris, Rajaban, Sullam, Kar, Soeryadi, Duki, Na‟imah, Kardimin, dan berbagai pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Dengan harapan semoga disertasi ini bermanfaat bagi dunia pendidikan pada umumnya, di bidang kebahasaan dan penerjemahan pada khususnya. Bagaimanapun juga peneliti menyadari bahwa disertasi ini belum sempurna dan masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karenanya peneliti sangat mengharapkan masukan dan saran demi kesempurnaan penelitian ini.

Surakarta, Oktober 2014

(8)

viii

ABSTRAK

Sukirmiyadi. T140306003. 2014. ‘KAJIAN TERJEMAHAN ABSTRAK

DISERTASI DARI BAHASA INDONESIA KE BAHASA INGGRIS‘.

DISERTASI. Program Studi Linguistik Minat Utama Penerjemahan, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Promotor: Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana; Ko-Promotor: Prof. Drs. M.R. Nababan, M.A., M.Ed., Ph.D.

Abstrak merupakan salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian karena abstrak merupakan teks singkat yang mewakili keseluruhan isi yang dipadatkan. Karena sebuah penelitian tersusun atas aspek-aspek seperti pendahuluan, tujuan, metodologi, hasil / pembahasan, dan simpulan, teks abstrak seharusnya juga tersusun atas 5 (lima) aspek tersebut. Namun demikian pada kenyataannya masih banyak ditemukan abstrak yang tidak tersusun atas kelima aspek tersebut secara lengkap, sehingga teks abstrak yang seharusnya ditulis dalam 5 (lima) paragraf secara terpisah hanya ditulis dalam 4 (empat) paragraf, 3 (tiga), atau bahkan 1 (satu) paragraf. Hal ini menyebabkan teks abstrak menjadi tidak koheren. Selain itu, di era global ini teks abstrak biasanya ditulis dalam 2 (dua) bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Mengingat menerjemahkan bukanlah pekerjaan mudah, ada kemungkinan terjemahan yang dihasilkan diragukan kualitasnya baik dari segi keakuratan, keberterimaan, maupunn keterbacaannya. Sehubungan dengan latar belakang tersebut, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan format penulisan dan keragaman struktur abstrak, struktur abstrak dan tingkat koherensi teks dalam Tsu maupun Tsa nya. Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk mengetahui kualitas hasil terjemahan teks abstrak disertasi dari aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya.

Sementara itu metodologi yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan strategi studi kasus terpancang. Sumber datanya berupa 15 (limabelas) teks abstrak disertasi, 7 (tujuh) teks bidang kedokteran dan 8 (delapan) teks bidang teknik sipil yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris. Data yang dihimpun berupa jumlah paragraf, struktur abstrak, struktur gramatikal (tense), kohesi, dan koherensi teks. Untuk memeroleh data yang diperlukan, peneliti membuat kuesioner dan melakukan interview terhadap sejumah tim penilai (Raters). Sejumlah Raters yang diminta untuk memberikan penilaian adalah 3 (tiga) orang pakar bidang penerjemahan dan kebahasaan, dan 6 (enam) pembaca sasaran, yang terdiri dari 3 orang dokter dan 3 orang dosen teknik sipil yang telah menyelesaikan studinya S.3. Hasil penilaian dari para Raters ini kemudian digunakan sebagai alat / instrumen untuk menganalisis data dan pembahasan.

Setelah dilakukan analisis dan pembahasan, diketahui bahwa dari 15 (limabelas) teks abstrak diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Berdasarkan format penulisan dan keragaman teks abstrak nya, a) Sehubungan dengan jumlah paragrafnya: 6 (enam) teks (40%) ditulis dalam 3 (tiga) paragraf; 4 (empat) teks (26,67%) ditulis dalam 5 (lima) paragraf; 3 (tiga) teks (20%) ditulis dalam 4 (empat) paragraf; dan 2 (dua) teks (13,33%) ditulis dalam 1 (satu) paragraf. b)

(9)

ix

Berdasarkan jumlah struktur abstraknya: 5 (lima) teks abstrak (33,33%) tidak dilengkapi simpulan; 4 (empat) teks (26,67%) tidak memiliki tujuan penelitian dan simpulan; 4 (empat) teks (26,67%) lengkap memiliki 5 (lima) struktur abstrak; 1 (satu) teks (6,67%) tidak dilengkapi pendahuluan); dan 1 (satu) teks (6,66%) tidak dilengkapi dengan tujuan penelitian. (2) Penilaian struktur abstrak dan koherensi Tsu-nya, 4 (empat) teks (26,66%) dinyatakan „Baik‟, dan 11 (sebelas) lainnya (73,34%) dinyatakan „Kurang Baik‟. Tidak ditemukan teks atau (0%) yang dinyatakan „Tidak Baik‟. (3) Penilaian struktur abstrak dan koherensi Tsa, tidak ditemukan satupun teks abstrak (0%) yang dinyatakan „Baik‟. Terbanyak adalah teks abstrak dengan kategori „Kurang Baik‟, yang mencapai 13 (tigabelas) teks (86,67%), dan 2 (dua) teks (13,33%) dinyatakan „Tidak Baik‟. Berdasarkan hasil rerata penilaian secara keseluruhan, terjadi sedikit penurunan nilai, Tsu: „2,16‟ dengan kategori „Kurang Baik‟, Tsa: „1,81‟ dengan kategori yang sama. (4) Berdasarkan tingkat keakuratannya, tidak ditemukan satu pun teks abstrak (0,%) dinyatakan „Akurat‟ maupun „Tidak Akurat. Semua data/teks (100%) dinyatakan „Kurang Akurat‟. (5) Sementara untuk aspek keberterimaan, juga tidak ditemukan satupun teks abstrak (0%) yang dinyatakan „Berterima‟. Penilaian didominasi oleh data/teks abstrak yang dinyatakan „Kurang Berterima, yang mencapai 12 (duabelas) teks (80%). Sedangkan teks yang dinyatakan „Tidak Berterima‟ hanya ada 3 (tiga) atau 20%. (6) Yang terakhir, penilaian tingkat keterbacaan teksnya. Ditemukan ada 6 (enam) teks (40%) dinyatakan memiliki tingkat keterbacaan „Tinggi‟ dan terbanyak adalah teks abstrak yang memiliki tingkat keterbacaan „Sedang‟, yang mencapai 9 (sembilan) teks (60%), dan tidak ditemukan data/teks abstrak (0%) yang memiliki tingkat keterbacaan „Rendah‟. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa format penulisan teks abstrak disertasi cukup beragam, baik dalam jumlah paragraf maupun struktur abstraknya. Selanjutnya, hasil terjemahan sehubungan dengan struktur abstrak dan koherensi teks-nya diketahui bahwa Tsa lebih buruk dari Tsu nya atau terjadi penurunan kualitas. Selanjutnya, diketahui bahwa hasil akhir nilai rerata keseluruhan teks terjemahan sehubungan dengan aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan teks abstrak disertasi adalah „1,97‟. Ini berarti bahwa secara umum kualitas terjemahan teks abstrak disertasi dinyatakan „Kurang Akurat, Kurang Berterima, dan Kurang Bisa Dipahami‟. Terakhir, hubungan antara kohesi/koherensi dan kualitas terjemahan teks abstrak disertasi diketahui bahwa hanya 13,33% berpengaruh terhadap tingkat keterbacaan teks, dan sebagian besar (86,67%) tidak. Sementara ditemukan 80% data/teks abstrak memiliki nilai keberterimaan lebih rendah daripada keakuratannya, dan 20% lainnya lebih tinggi.

Kata Kunci: kualitas terjemahan, abstrak disertasi, struktur abstrak, koherensi teks, keakuratan, keberterimaan, keterbacaan.

(10)

x

ABSTRACT

Sukirmiyadi. T140306003. 2014. ‘A STUDY ON THE TRANSLATION OF

DISSERTATION ABSTRACT FROM INDONESIAN INTO ENGLISH’.

DISSERTATION. Doctorate Program Concentrating in Translation Studies. Postgraduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta. Supervisors: I. Prof. Dr. Sri Samiati Tarjana; II. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.A., M.Ed., Ph.D.

Abstract is one of the important parts in one research due to the fact that it is a kind of short condensed text that represents the whole text. As one research consists of some aspects such as introduction, objective, methodology, result / discussion, and conclusion, so that an abstract should cover those five aspects. However, in fact many abstracts do not have those five completely. Therefore, an abstract that should be written in 5 separated paragraphs, it is sometimes written in 4, 3, 2, or even 1 paragraph. This might cause the coherence of the text is not good. Besides, in this globalization era, abstract is usually written in two languages, Indonesian and English. As what many experts of translation often say that the work of translation is not such an easy job to do. Besides, most of the translators in Indonesia are not professional. They usually have to translate many kinds of different texts. This might cause the result of translation especially related to its accuracy, acceptability, and readability is not as good as what it is expected.

In line with the background of study above, this research was aimed at finding and investigating the writing format and variations of abstract structure, the abstract structure and its coherence of text used in both source and target text. Besides, it was intended to analyze and describe about the result quality of the abstract translation of dissertation in accordance with its accuracy, acceptability, and readability.

Meanwhile, the methodology employed was descriptive qualitative, with a strategy of embedded case study. The research data were 15 (fifteen) texts of dissertation abstract consisting of 7 (seven) texts of medical science, and civil engineering of the 8 (eight) others written in Indonesian and their translation in English. The data collected were the number of paragraphs, abstract structure, cohesion, and coherence of text. To obtain the required data, the researcher made some questionnaire and did interviewing to some raters. Those requested to assess the quality of translation were some experts in translation and linguistics. Meanwhile for the target readers, the researcher recommended 3 (three) professional doctors and 3 (three) lecturers of civil engineering who had already completed their PhD program. The result of their assessment was used as an instrument to analyze the data and made a conclusion.

(11)

xi

Furthermore, having discussed and analyzed the data, among the 15 (fifteen) abstract texts, it was found that: (1) The writing format and variations of abstract structure of dissertation: a) In accordance with the number of paragraphs: 6 (six) texts (40%) written in 3 (three) paragraphs; 4 (four) texts (26,67%) written in 5 (five) paragraphs; 3 (three) texts (20%) written in 4 (four) paragraphs; and 2 (two) texts ( 13,33%) were written in 1 (one) paragraph; b) In accordance with the number of abstract structures: 5 (five) texts (33,33%) were not completed with „conclusion‟; 4 (four) texts (26,67%) did not have „objective and conclusion‟; 4 (four) texts (26,67%) had complete abstract structures; 1 (one) text (6,67%) missed „introduction‟; and 1 (one) text (6,66%) was not provided with „objective‟. (2) Based on the assessment of abstract structure and its coherence of source text: 4 (four) texts (26,66%) were categorized as „Good‟, 11 (eleven) texts (73,34%) were „Less Good‟, and no text or 0% was considered as „Bad/not good‟. (3) The assessment of abstract structure and its coherence of target text: No text (0%) was considered as „Good‟ text. Most texts or 13 (thirteen) texts (86,67%) were categorized as „Less Good‟, and 2 (two) others (13,33%) were „Bad or Not Good‟. Moreover, there was a little bit decrease of score: the average score of the whole text structure of dissertation abstract and its coherence of source text was „2,16‟, categorized as „Less Good‟, and target text was „1,81‟ (Less Good). (4) The assessment in accordance with its accuracy, no text (0%) was considered as either „Accurate or Inaccurate‟. All of the texts (100%) were categorized as „Less Accurate‟. (5) The assessment in accordance with its acceptability, it was found that no text (0%) was categorized as „Acceptable‟. Most of the texts or 12 texts (80%) were considered as „Less Acceptable‟, and the four others (20%) were „Not Acceptable‟. (6) The last, in accordance with readability level, it was found that 6 (six) texts (40%) were categorized as „High‟. The most (9 texts) (60%) were „Medium/Average‟ and no text (0%) was considered as „Low‟.

Based on the finding result and discussion, it could be concluded that there were some variations of the writing format both in accordance with the number of paragraphs and abstract structures. Then, the result of its translation of the target text was worse than that of the source text. There was a quality decline on the average score of the whole abstract structure and its coherence of text. Moreover, in accordance with the final result of the whole average scores of accuracy, acceptability, and readability, it was found that the final average score was „1,97. This meant that in general, the translation quality of dissertation abstracts were considered as „less accurate, less acceptable, and not so easy to comprehend‟ by the target readers. Finally, the relationship between cohesion/coherence aspect and readability, it was found that only 13,33% directly influenced its readability, while most of the data (86,67%) did not. Meanwhile, it was found that 80% data/abstract text, the average score of acceptability was lower than its accuracy, and the 20% others, the average score of acceptability was higher.

Key Words: quality of translation, dissertation abstract, abstract structure, coherence of text, accuracy, acceptability, readability.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN PEMBIMBING/PROMOTOR ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK DALAM BAHASA INDONESIA ... ABSTRACT IN ENGLISH... ... DAFTAR ISI ... DAFTAR LAMPIRAN ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR SINGKATAN ... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 20

C. Rumusan Masalah ... 22

D. Tujuan Penelitian ... 22

E. Manfaat Penelitian ... 23

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 25

1. Pengertian Penerjemahan ... 25

2. Proses Penerjemahan ... 28

3. Makna dalam Penerjemahan ... 31

4. Kesulitan-kesulitan dalam Penerjemahan ... 34

5. Penilaian Kualitas Terjemahan ... 36

6. Alasan Perlunya Karya Terjemahan Dinilai ... 37

7. Aspek-aspek yang Dinilai... 39

a. Keakuratan ... 39

b. Keberterimaan ... 40

c. Keterbacaan ... 41

(13)

xiii

8. Pengertian Teks dan Jenisnya ... 43

9. Keterbacaan Teks ... 46

10.Abstrak dan Penerjemahan ... 48

a. Pengertian Abstrak ... 49

b. Struktur Abstrak ... 51

c. Karakteristik Abstrak ... 53

d. Hubungan antara Abstrak dan Penerjemahan ... 55

e. Masalah-masalah dalam Penerjemahan Abstrak ... 57

11.Penerjemahan Teks Ilmiah ... 85

12.Contoh Format Penulisan Struktur Abstrak dan Terjemahannya 93 13.Contoh Format Penulisan Abstrak oleh Penulis Asing ... 94

14.Contoh Format Penulisan Abstrak oleh Penulis Indonesia ... 97

15.Tinjauan Pustaka / Penelitian yang Relevan ... 101

B. Kerangka Pikir ... 106

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Strategi Penelitian... 108

B. Objek Penelitian ... 108

C. Data, dan Sumber Data ... 109

D. Teknik Sampling ... 113

E. Teknik Pengumpulan Data ... 116

F. Validitas / Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 125

G. Teknik Analisis Data ... 126

H. Prosedur Penelitian... 129

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 131

1. Format Penulisan dan Keragaman Teks Abstrak Disertasi ... 135

a. Analisis Berdasarkan Jumlah Paragrafnya ... 145

(14)

xiv

3. Penilaian Struktur Abstrak dan Tingkat Koherensi Tsa ... 171

4. Penilaian Tingkat Keakuratan Teks Absrak Disertasi ... 188

5. Penilaian Tingkat Keberterimaan Teks Abstrak Disertasi ... 201

6. Penilaian Tingkat Keterbacaan oleh Pembaca Sasaran ... 219

B. Pembahasan ... 235

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 261

B. Implikasi ... 268

C. Saran ... 269

DAFTAR PUSTAKA ... 272

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penilaian Struktur Abstrak, Kohesi, dan

Koherensi Teksnya ... 277 Lampiran 2 : Tabulasi Nilai Rerata Struktur Abstrak ... 324 Lampiran 3 : Kuesioner Penilaian Keakuratan dan Keberterimaan ... 330 Lampiran 4 : Tabulasi Nilai Rerata Keakuratan dan Keberterimaan

Terjemahan Teks Abstrak Disertasi ... 406 Lampiran 5 : Kuesioner Penilaian Keterbacaan Teks Abstrak Disertasi ... 413 Lampiran 6 : Tabulasi Nilai Rerata Keterbacaan (Pembaca Pakar &

Sasaran) ... 439

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 4.1 Format, Struktur Abstrak dan Jumlah Paragraf Setiap Teks Abstrak ... 134 2. Tabel 4.2 Tabulasi Nilai Rerata Keseluruhan (Rt1-2-3) Struktur

Abstrak & Koherensi Tsu... 157 3. Tabel 4.3 Klasifikasi, Kategori, dan Persentase Nilai Rerata struktur

Abstrak & Koherensi Tsu... 158 4. Tabel 4.4 Tabulasi Nilai Rerata Keseluruhan (Rt1-2-3) Struktur

Abstrak & Koherensi Tsa ... 172 5. Tabel 4.5 Klasifikasi, Kategori, dan Persentase Nilai Rerata struktur

Abstrak & Koherensi Tsa ... 173 6. Tabel 4.6 Tabulasi Nilai Rerata Keseluruhan (Rt1-2-3) Struktur

Abstrak & Koherensi Tsu & Tsa ... 184 7. Tabel 4.7 Tabulasi Nilai Keakuratan Terjemahan Teks Abstrak

Disertasi... 189 8. Tabel 4.8 Klasifikasi, Kategori & Persentase Keakuratan Terjemahan

Teks Abstrak. ... 190 9. Tabel 4.9 T abulasi Nilai Rerata Keberterimaan Teks Abstrak Disertasi.. 10. Tabel 4.10 Nilai Rerata Total Keseluruhan Keberterimaan ... 203 11. Tabel 4.11 Nilai Rerata Keberterimaan Terjemahan Terjemahan Teks

Abstrak Disertasi ... 204 12. Tabel 4.12 Klasifikasi, Kategori & Persentase Nilai Rerata Keterbacaan

Terjemahan Teks Abstrak Disertasi oleh Pembaca Sasaran .. 221 13. Tabel 4B1 Hubungan antara Struktur Abstrak, Kohesi/Koherensi, dan

Kualitas Terjemahan Teks Abstrak Disertasi Bidang 235Kedokteran ... 14. Tabel 4B2 Hubungan antara Struktur Abstrak, Kohesi/Koherensi, dan K245ualitas Terjemahan Teks Abstrak Disertasi Bidang Teknik ... 245

(17)

xvii

15. Tabel 4B3 Hasil Akhir Nilai Rerata Kualitas Terjemahan Teks Abstrak Disertasi Bidang Kedokteran dan Bidang Teknik . 251 16. Tabel 4B4 Perbedaan Hasil Akhir Nilai Rerata Keseluruhan Kualitas

Terjemahan Teks Abstrak Disertasi Bidang Kedokteran dan Bidang Teknik ... 257

(18)

xviii

DAFTAR SINGKATAN

Bsa : Bahasa Sasaran

Bsu : Bahasa Sasaran

K : Teks Abstrak Bidang Kedokteran

K1 : Teks Abstrak ke 1 Bidang Kedokteran

K3.15 : Teks Abstrak ke 3 (tiga) Bidang Kedokteran Data No. 15

K2P4 : Teks Abstrak ke 2 Paragraf ke 4 Bidang Kedokteran

Khr : Koherensi

Khs : Kohesi

PbPk : Pembaca Pakar

PbPk2 : Pembaca Pakar Orang ke 2 (dua)

PbSa : Pembaca Sasaran

PbSk1 : Pembaca Sasaran Bidang Kedokteran Orang ke 1 (satu)

PbSt2 : Pembaca Sasaran Bidang Teknik Orang ke 2 (dua)

Prg : Paragraf

Rt : Rater

Rrta : Rerata

Rrt 3K : Rerata 3 (tiga) aspek: Keakuratan, Keberterimaan, dan Keterbacaan Rrt 4K : Rerata 4 (empat) aspek: Keakuratan, Keberterimaan, Keterbacaan, dan Kohesi

T : Teks Bidang Teknik

T7 : Teks Abstrak ke 7 Bidang Teknik

T5.19 : Teks Abstrak ke 5 (lima) Bidang Teknik Data No. 19.

T7P2 : Teks Abstrak ke 7 Paragraf ke 2 Bidang Teknik

Tsa : Teks Sasaran

Tsu : Teks Sumber

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan beberapa hal pokok yang mendasari pentingnya penelitian ini dilakukan. Hal penting tersebut adalah: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi, serta hal-hal lain terkait dengan penelitian ini.

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini peran bahasa Inggris menjadi semakin penting karena bahasa Inggris merupakan alat komunikasi yang digunakan di hampir seluruh negara di dunia. Selain itu bahasa Inggris tidak saja digunakan oleh antar bangsa dari berbagai belahan dunia tetapi juga dipergunakan sebagai alat komunikasi resmi antar negara. Adanya fenomena tersebut maka tidaklah berlebihan jika saat ini ada kecenderungan, utamanya para professional sangat antusias dan termotivasi dalam hal penguasaan bahasa Inggris. Bahkan untuk menunjang profesionalitasnya, sebagian dari mereka menganggap bahwa menguasai bahasa Inggris secara lisan maupun tulis seb`agai satu tuntutan yang wajib dipenuhi. Hal ini dilakukan sehubungan dengan realitas yang ada saat ini yaitu berbagai informasi juga disampaikan dalam bahasa Inggris.

Betapa pentingnya bahasa Inggris ini terutama sangat dirasakan bagi sebagian besar kalangan di dunia pendidikan. Hal ini disebabkan kebanyakan buku-buku ilmiah terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, jurnal, teknologi informasi, negosiasi antar bangsa, dan berbagai macam jaringan internasional lainnya masih ditulis dan disampaikan dalam bahasa Inggris. Sementara itu, tidak semua orang mampu memahami informasi tersebut dengan baik karena adanya kendala bahasa. Di sinilah diperlukan orang lain yang memiliki kemampuan khusus untuk menerjemahkan ke dalam bahasa lain untuk menghasilkan teks terjemahan yang berkualitas sehingga dapat dipahami oleh

(20)

Sebagai salah satu bentuk komunikasi tertulis yang bertujuan untuk menyampaikan pesan dari bahasa sumber (bahasa Inggris) ke dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia) atau sebaliknya, teks terjemahan harus diupayakan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca targetnya. Jika tidak, pesan yang ada dalam teks sumber dikhawatirkan tidak dapat tersampaikan dengan baik. Kalau hal ini terjadi, akan menyebabkan komunikasi menjadi terhambat atau bahkan menyesatkan. Dengan demikian tugas menerjemahkan di perguruan tinggi semakin meningkat dan sangat penting seiring dengan semakin pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini.

Hal yang perlu digarisbawahi tentang apa yang seringkali dikemukakan oleh para pakar penerjemahan bahwa pekerjaan menerjemahkan bukanlah pekerjaan mudah, dan tidak semua orang dapat melakukaannya dengan baik. Berdasarkan pengamatan mereka, memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan bahasa Inggris cukup baik saja ternyata belum menjadi jaminan bahwa terjemahan yang dihasilkan memiliki tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan yang baik pula. Dari segi kebahasaan maupun struktur gramatikalnya mungkin hal ini tidak menjadi masalah, namun jika mereka harus menerjemahkan teks di luar bidang keilmuan yang mereka dalami, maka mereka belum tentu dapat melakukannya dengan baik. Misalnya seorang sarjana bahasa Inggris diminta menerjemahkan teks di bidang kedokteran, teknik, atau hukum. Begitu pula sebaliknya, misalnya, seorang sarjana kedokteran diminta menerjemahkan teks di bidangnya sendiri yaitu bidang kedokteran dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Untuk istilah-istilah yang terkait dengan bidang kedokteran kemungkinan mereka tidak mengalami kesulitan, tetapi mungkin kesulitan itu akan muncul pada saat menyusun kalimat demi kalimat. Hal ini dikarenakan mereka kurang atau tidak begitu menguasai bidang kebahasaan maupun struktur gramatikal bahasa tersebut dengan baik.

(21)

Sementara itu sebagian besar mahasiswa Indonesia tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk bisa memahami buku-buku tersebut. Di sisi lain, mereka sangat membutuhkan dan ingin mengetahui informasi yang ditulis dalam buku-buku maupun jurnal asing tersebut. Untuk mencapai tujuan ini, yaitu mahasiswa mampu memahami buku-buku teks dan membuat teks abstrak dalam bahasa Inggris, dalam 1 (satu) dekade belakangan sebagian besar perguruan tinggi negeri maupun swasta telah mensyaratkan para mahasiswa S3 atau program doktor harus memiliki nilai setara TOEFL serendah-rendahnya 500. Secara teoritis, jika seorang mahasiswa memperoleh nilai TOEFL sekitar 500 ini diharapkan telah mampu memahami buku-buku teks maupun jurnal asing yang ditulis dalam bahasa Inggris. Selain itu, mereka juga diharapkan dapat menulis abstrak hasil penelitiannya sendiri dalam bahasa Indonesia maupun terjemahannya dalam bahasa Inggris.

Namun demikian, pencapaian nilai setara TOEFL 500 tersebut rupanya dirasa masih belum memberikan jaminan bahwa yang bersangkutan secara

otomatis mampu menghasilkan terjemahan abstrak yang dapat

dipertanggungjawabkan dari segi keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya. Hal ini dapat diketahui sehubungan dengan kenyataan bahwa sebagian besar dari mereka masih memerlukan bantuan seorang penerjemah atau orang lain yang dianggapnya memiliki latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan bahasa Inggris lebih baik untuk menerjemahkannya atau menerjemahkan ulang teks abstrak mereka. Bagaimanapun juga, meskipun hasil terjemahan yang dibuat oleh para mahasiswa S3 tersebut telah direvisi atau disempurnakan oleh seorang penerjemah tersumpah yang telah berpengalaman sekalipun, hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kesalahan-kesalahan tersebut masih saja sering terjadi (Lihat contoh 1)*: hasil terjemahan penerjemah tersumpah.

(22)

awaldisertasi sebelum memasuki bab-bab pokok bahasan lain. Oleh karenanya, teks abstrak seharusnya dibuat sedemikian rupa sehingga pembaca merasa tertarik dan perlu untuk membaca bagian-bagian selanjutnya sampai selesai.

Selain itu, di era global seperti sekarang ini, informasi seperti abstrak hasil penelitian dapat diakses melalui internet secara mudah dan cepat. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa teks abstrak hasil terjemahan yang ditulis oleh para peneliti Indonesia dalam bahasa Inggris tersebut juga akan dibaca oleh berbagai kalangan masyarakat dari berbagai bangsa dan negara. Oleh karena itu, apabila hasil terjemahan abstrak tersebut masih terdapat banyak kesalahan maupun kesilapan dikhawatirkan dapat berakibat sangat fatal jika ternyata isinya jauh menyimpang dari teks aslinya.

Lagi pula, sebagai salah satu teks ilmiah diharapkan setiap teks abstrak disertasi yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris, seharusnya dibuat sebaik mungkin sesuai dengan kaidah-kaidah yang benar dan berlaku. Hal ini dimaksudkan agar kualitas teks abstrak yang ditulis dalam bahasa Indonesia maupun hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi keakuratan,

keberterimaan maupun keterbacaannya. Hal ini penting, dengan harapan isi pesan yang ingin disampaikan oleh penulis aslinya benar-benar dapat tersampaikan dan dipahami oleh pembaca sasaran dengan mudah serta tidak menyimpang dari teks aslinya. Ketiga aspek, yaitu keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan itulah yang perlu mendapat perhatian khusus dari penerjemah, mengingat abstrak merupakan ringkasan dari sebuah hasil penelitian yang telah dilakukan sekian lama, dan akan dijadikan sebagai rujukan bagi peneliti lain. Terlebih lagi jika abstrak hasil terjemahan tersebut dibaca oleh bangsa lain yang tidak mengerti bahasa Indonesia sama sekali. Oleh karena itu jika teks hasil terjemahan tidak memenuhi ke tiga unsur tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan pemahaman yang keliru atau bahkan menyesatkan pembacanya.

(23)

Sebagaimana sering dikatakan oleh para pakar penerjemahan bahwa menerjemahkan bukanlah pekerjaan mudah dan berdasarkan hasil sejumlah temuan, selain hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris, ternyata ada beberapa hal pokok lain yang perlu mendapat perhatian peneliti, yaitu aspek kebahasaan Tsu, struktur abstrak, dan koherensi teksnya. Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa mahasiswa lulusan S3 dan bergelar doktor, tidak semestinya kalimat-kalimat yang dibuatnya masih terdapat kesalahan-kesalahan secara signifikan. Akan tetapi pada kenyataannya hal itu masih saja sering terjadi. Misalnya, penulis membuat kalimat terlalu panjang. Semestinya kalimat tersebut harus dipisah menjadi dua atau tiga kelimat tetapi hanya dibuat dalam satu kalimat. Kasus lain, maksud penulis membuat kalimat tetapi sebenarnya masih berupa frasa atau klausa. Selanjutnya, pemilihan kata yang kurang atau tidak tepat juga dapat menyebabkan makna yang berbeda, dan lain sebagainya.

Kesalahan lain adalah tentang struktur abstrak yang digunakan. Sebagaimana kita ketahui bahwa teks abstrak seharusnya merepresentasikan semua isi disertasi yang ditulis. Secara umum, disertasi sebuah penelitian harus mencakup 5 (lima) pokok bahasan inti yang meliputi: pendahuluan / latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode / metodologi penelitian yang digunakan, pembahasan dan hasil, dan simpulan. Dengan demikian, abstrak dapat dikategorikan baik jika didalamnya mencakup kelima aspek tersebut.Sementara di lapangan ditemukan sejumlah teks abstrak tidak dilengkapi satu atau bahkan lebih dari satu aspek tersebut. Diantaranya, sejumlah abstrak tidak memiliki pendahuluan, tidak dilengkapi tujuan penelitian, dan simpulan.

(24)

koheren. Oleh karena itu, apabila penulis tidak cermat dan tidak tepat dalam mengimplementasikan keduanya, hal inidapat berpengaruh terhadap teks abstrak yang ditulisnya dan pada akhirnya menyebabkan teks tidak mudah dipahami oleh pembacanya. Dengan kata lain, teks abstrak tersebut dikategorikan memiliki koherensi yang baik atau tidak sangat dipengaruhi oleh kesesuaian, dan ketepatan menggunakan penanda kohesi leksikal atau gramatikal, dan jumlah ide pokok (main idea) pada setiap paragrafnya.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan beberapa hal seperti masalah format penulisan teks abstrak, kualitas hasil terjemahan, struktur abstrak dan koherensi teks inilah yang masih perlu mendapat perhatian dan dilakukan perbaikan. Berikut ini adalah beberapa contoh kasus temuan di lapangan:

1) Contoh Teks Abstrak yang Tsu nya kurang baik:

Peneliti mengambil salah satu contoh teks abstrak asli yang ditulis oleh Mr. S.H, mahasiswa S.3 Universitas Airlangga Surabaya alumni tahun 2007. Peneliti hanya mengambil salah satu paragraf dari sepuluh paragraf yang ada, dan selanjutnya mengambil sejumlah frasa nomina dan verba, serta kalimat untuk mengetahui padanan leksikal, gramatikal, dan tekstualnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti, teks abstrak tersebut diterjemahkan oleh seorang penerjemah tersumpah di Surabaya yang sudah menjadi langganan para mahasiswa S.3 Universitas Airlangga untuk menerjemahkan abstrak atau memperbaiki hasil terjemahan abstrak dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

Tsu:„Indonesia dalam proses pembangunannya dihadapkan pada suatu kondisi perekonomian dunia yang semakin global dan terintegrasi sedemikian

kuatnya dengan negara di dunia, ( ) sehingga dengan kondisi global itu telah

menciptakan berbagai kecenderungan berupa regionalisasi ekonomi dan

perdagangan bebas @1 dibarengi dengan @2 arus informasi dan teknologi

yang @3 telah berubah dari teknologi sederhana menjadi teknologi canggih‟.

(25)

Tsa: „Indonesia in the course of its continual development processes is confronted with the world economy which is increasingly globalized and

strongly integrated with many other economies in the world. This global

condition brings about some tendencies toward economic regionalization and

free trade accompanied by a flow of various information and the state-of

the-art technology‟.

Komentar Tsu:

Kalau diperhatikan, Tsu di atas terlalu panjang jika dikatakan sebagai kalimat, meskipun pada kenyataannya berupa paragraf. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tersebut memiliki jumlah kata terlalu banyak, yaitu sekitar 50an kata. Menurut Flesch dalam Sakri (1984) bahwa satu kalimat yang memiliki lebih dari 29 kata seperti contoh tersebut dapat dikelompokkan sebagai teks yang sangat sulit dipahami. Jika diamati lebih cermat, sebenarnya kalimat diatas bisa dipecah menjadi dua. Kalimat pertama seharusnya telah berakhir pada tanda ( ). Selain itu kata-kata yang digaris bawah sebenarnya juga dapat dilesapkan/ dihilangkan. Menurut peneliti, kata-kata tersebut sebenarnya tidak perlu. Sedangkan bagian yang ditandai dengan „@‟ sebaiknya ditambahkan kata-kata sbb: @1 dengan kata „yang‟, @2 dengan kata „pertumbuhan‟, dan @3 dengan kata „semakin‟. Selanjutnya untuk kata -kata yang dicetak miring yaitu pada -kata „menciptakan‟ sebaiknya diganti dengan kata „menyebabkan‟, dan kata „kecenderungan‟ diganti dengan „perubahan‟. Dengan demikian akan diperoleh kalimat berikut ini:

Tsu. yang disarankan : „Indonesia dalam proses pembangunannya

dihadapkan pada kondisi perekonomian global dan terintegrasi sedemikian kuatnya. Kondisi itu telah menyebabkan berbagai perubahan berupa regionalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang dibarengi dengan pertumbuhan arus informasi dan teknologi yang semakin canggih‟.

(26)

asli masih terdapat kekurangan baik dari aspek pemilihan kata (lexical equivalence), struktur gramatikal (grammatical equivalence), maupun kohesi dan koherensinya (cohesion and coherence of the discourse) nya. Dengan demikian disarankan kepada penerjemah, sebelum menerjemahkan sebaiknya penerjemah melakukan perbaikan teks sumber terlebih dahulu (dengan persetujuan penulis teks asli) sebelum menerjemahkannya kedalam teks sasaran. Hal ini selain akan membantu mempermudah seorang penerjemah sendiri untuk menerjemahkan, hasil terjemahannyapun tentu juga akan lebih mudah dipahami pembaca. Selain itu, yang terpenting adalah teks terjemahan yang dihasilkannya tidak menyimpang dengan isi pesan pada teks aslinya.

Komentar Tsa:

(27)

teknologi sederhana menjadi teknologi canggih‟ dipadankan dengan „the state -of the-art technology‟.

Namun demikian, jika dilihat dari tataran kata baik frasa nomina maupun frasa verbanya, padanan yang dihasilkan kurang atau bahkan tidak tepat sama sekali. Berikut ini adalah beberapa contoh padanan leksikal dan gramatikal yag kurang tepat.

Padanan leksikal (frasa nomina):

Tsu Tsa

- kondisi perekonomian dunia - the world economy

yang semakin global (seharusnya :„the condition of

global economy‟)

- teknologi sederhana menjadi teknologi - the state-of the-art

canggih. (seharusnya: simple techno-

logy into modern one)

Padanan gramatikal (frasa verba):

Tsu Tsa.

- telah menciptakan - brings about

(seharusnya: has resulted in)

- telah berubah -

……….

(tidak diterjemahkan)

(28)

pengguna dari hasil terjemahan tersebut. Lebih jauh lagi abstrak disertasi yang merupakan inti dari sebuah penelitian dijadikan sebagai tolok ukur dari kualitas kepakaran seseorang sudah barang tentu sangat diharapkan menjadi panutan dan bahan acuan bagi ilmuan maupun peneliti lain yang membacanya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menyarankan bahwa sebelum penerjemah melakukan kegiatan penerjemahan, Tsu. sebaiknya perlu dilakukan perbaikan dan pembetulan baik dari aspek leksikal, struktur gramatikal, maupun kohesi dan koherensi teksnya. Melihat kenyataan ini maka peneliti sependapat dengan sejumlah pakar penerjemahan bahwa menerjemahkan memang bukanlah pekerjaan mudah. Selain butuh ketelitian dan ketajaman berpikir, pekerjaan ini juga memerlukan ketrampilan khusus, salah satunya adalah „sense of language‟ yang kuat. Selain itu juga harus didukung oleh wawasan yang sangat luas terkait dengan dua bahasa, dan bidang keilmuan yang menjadi target terjemahannya. Dengan kata lain, seorang penerjemah tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa didukung oleh ketrampilan berbagai aspek kebahasaan maupun non kebahasaan terkait dengan pemahaman kedua bahasa tersebut.

2) Contoh Teks Abstrak yang Struktur Teks nya tidak Lengkap

TsuT-1: Murni R TsaT-1

FUNGSI DALAM ARSITEKTUR DAN TANTANGAN ABAD XXI

Kasus: Jean Nouvel dan YB. Mangunwijaya

Saat ini pembahasan fungsi hanya

memegang peranan kecil dalam

arsitektur, padahal tanpa fungsi sebuah

bangunan bagaikan kehilangan

fondasinya. Fungsi merupakan elemen yang tidak bisa dihilangkan dalam arsitektur. Pada abad XXI ini arsitektur sudah dihadapkan pada tantangan yang

harus ditanggapi yaitu: masalah

humanity, nature, dan technology

dalam konteks sustainable

FUNCTION IN ARCHITECTURE AND 21TH CENTURY

CHALLENGES

Works of Jean Nouvel and YB. Mangunwijaya

Recently, function as a subject have

only received a small part in

architectural discussion. Meanwhile without function, a building seems have no foundation. Function is ineliminable element within the architectural. At 21th century, architecture face the challenges that must be answered: problems of humanity, nature and technology in sustainable architecture.

(29)

architecture. Untuk menanggapinya dilakukan penelitian mengenai fungsi

pada arsitektur yang mampu

menghadapi tantangan yang harus dihadapi.

Penelitian ini ada dalam ranah teoritis, dan merupakan penelitian kualitatif, dengan obyek studi berupa pustaka dan data tertulis yang sudah dipublikasikan. Metoda yang paling sesuai untuk mendiskripsi fungsi dan membuat proposisinya adalah logical argumentation dan metode kritik. Hasil yang didapat, berupa proposisi tentang fungsi yang ternyata menunjuk kepada

konteks humanisme yang sesuai

tantangan abad XXI, dengan fungsi pelestarian alam, fungsi teknologi, dan fungsi humanity beserta masing-masing pokok pikiran fungsi di masing-masing isyu tantangannya.

Fungsi hasil diujikan kepada pemikiran Jean Nouvel dan YB. Mangunwijaya. Masing-masing, Jean Nouvel maupun YB. Mangunwijaya menunjukkan kemampuan di beberapa pokok pikiran fungsi yang ada namun tidak semuanya. Hasil akhir penelitian diharap mampu menambah wawasan dan alternatif acuan teori dalam arsitektur.

Kata kunci: arsitektur, fungsi,

tantangan abad XXI, Jean Nouvel, YB. Mangunwijaya

The research objective is examining carefully how function used when face the challenges.

This is a theoretical and qualitative research, which the object of study are literature, criticism and other written data. The most suitable method used to describe the function and to make the proposition about function, are logical argumentation and critical method. The result is the proposition about function, with humanism context according to the 21th century‟s challenges.

The result then tested to Jean

Nouvel and YB.Mangunwijaya

architectural thinking. Jean Nouvel and YB. Mangunwijaya have ability to face the challenges but not all. It is hoped that the result will enrich architectural knowledge and giving an alternative references in architecture.

Keyword: architecture, function, 21th century challenges, Jean Nouvel, YB. Mangunwijaya

Contoh teks abstrak diatas hanya tersusun atas 3 (tiga) paragraf dan 3 (tiga) struktur abstrak, yaitu pendahuluan, metodologi, dan hasil penelitian.Sementara teks abstrak yang baik seharusnya memiliki 5 (lima) struktur abstrak, yaitu pendahuluan, tujuan, metodologi, hasil, dan simpulan. Dengan demikian teks abstrak diatas dikategorikan sebagai teks abstrak yang tidak baik karena tidak dilengkapi dengan tujuan dan simpulan yang seharusnya ada dalam setiap laporan penelitian.

(30)

Sehubungan dengan ketidaklengkapan struktur abstrak tersebut, sebagai seorang penerjemah yang baik seharusnya tidak begitu saja menerjemahkan apa adanya jika dia mengetahui teks yang akan diterjemahkannya masih terdapat kesalahan. Dia harus mengkonfirmasikannya lagi dengan penulis Tsu terlebih dahulu apakah perlu dilakukan perbaikan atau tidak, dan berusaha untuk mencarikan solusi terbaik. Seorang penerjemah profesional harus berani menolak jika mengetahui adanya kesalahan seperti itu sementara kliennya tetap mempertahankannya. Oleh karena itu, seorang penerjemah tidak hanya dituntut mampu menghasilkan karya terjemahan yang akurat, berterima, dan mudah dibaca, akan tetapi dia juga dituntut memiliki wawasan dan pengetahuan yang sangat luas terkait dengan materi atau teks yang diterjemahkan atau Tsu nya.

3) Contoh Teks Abstrak yang Tsu nya Tidak Koheren

TsuT-7: TsaT-7

Surabaya sebagai kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, dihadapkan pada kemacetan lalu lintas dan polusi (1).Hal ini (2a) disebabkan karena kepadatan lalu lintas dari berbagai kendaraan (2b) di jalan arteri

baik primer maupun sekunder.

Pertumbuhan kendaraan dan sepeda motor (3a) untuk 5 tahun terakhir,

membuat jalan dipenuhi dengan

berbagai macam persoalan (3b).

Sekarang, Surabaya (4a) mengandalkan sektor perdagangan dan jasa 58%, sektor industri 41% dan sektor pertanian 1% telah membuat pertumbuhan kota amat cepat (4b). Sehingga penduduk (5a) dapat dengan mudah membeli mobil maupun sepeda motor guna membantu mereka melakukan aktivitas mereka (5b). Pemerintah lokal (6)dalam posisinya belum dapat mengimbangi pembangunan jalan raya baru untuk

melayani kegiatan mereka dalam

berkendara dengan perilaku baik.

Surabaya as the second biggest city in Indonesia after Jakarta is faced by traffic congestion and pollution . It is caused by the density from various vehicles on either primary or secondary artery road. The growth of cars and buy cars and motorcycles to help them

in many activities. The Local

Government in its position could not balance the building of a new road to

service their activities through

activities driving in good manner. The problems occur is to inform the level of services of artery road, to make a mapping the growth of artery road from year to year, to optimalize artery road basic in traffic management

(31)

Permasalahan yang timbul (7) adalah mengkaji kinerja jalan-jalan arteri di

Kota Surabaya, memetakan

pertumbuhan jalan arteri dari tahun ke tahun, melakukan optimalisasi jalan arteri berdasarkan sistem manajemen lalu lintas secara spasial.

Dengan menggunakan kajian

evaluasi kinerja jalan dan sistem informasi geografis, serta optimalisasi manajemen lalu lintas dengan rencana spasial diharapkan dapat menjawab segala pertanyaan penelitian tersebut. HCM 2010, memberikan arahan dalam

klasifikasi jalan yang membantu

melihat kinerja jalan, sedangkan sistem

informasi dapat membantu

memvisualisasikan atribut maupun

pertumbuhan jalan arteri dapat tersaji secara layer per layer dalam arti metoda tumpang susun.

Dalam analisis digunakan Pearson Correlation (SPSS 15) guna mengetahui beberapa variabel yang mempengaruhi jalan arteri.

Variabel tersebut adalah PDRB, Jumlah Penduduk dan Jumlah Kendaraan yang dikaji dengan regresi maupun korelasi, hasil diharapkan dapat menjadi suatu pemodelan. Model tersebut adalah suatu persamaan: Panjang Jalan Arteri primer

= 577 + 0,00000096 PDRB – AHDK –

0,00021596 Jumlah Penduduk –

0,000003534 Jumlah Kendaraan.

Hal ini ( disimpulkan bahwa ada

Sirkulasi Ekuator harus dibangun

diantara jalan arteri agar supaya dapat

memecahkan persoalan kemacetan

dalam optimalisasi manajemen lalu lintas dengan perencanaan spasial di Surabaya.

Kata kunci: Kinerja Jalan, SIG,

Optimalisasi Jalan Arteri, Sirkulasi Ekuator.

by spatial planning.

By using evaluation study of the level of services and remote sensing especially in geographical information system and also optimalizing traffic management with spatial planning, it can be hoped that there is an answer all of the research questions.

knowing various variables that

influence artery road. The variables is PDRB, Inhabitants, Vehicles will be observed by regression and correlation and the result can made a model. The model is a function: Length of Primary Artery = 577 + 0,00000096 PDRB – optimalizing traffic management with spatial planning in Surabaya.

Keyword: Level of Services, SIG, Optimalization Artery Road, Equator Sirculation.

(32)

Penjelasan / analisis data: Teks abstrak diatas tingkat koherensinya kurang baik karena beberapa hal sebagai berikut:

a) Antara frasa „berbagai macam persoalan‟ (3b) dan „Surabaya …..(4a) tidak nyambung karena penanda kohesinya tidak ada atau tidak tepat. Mestinya frasa (4a) menjelaskan persoalan apanya?

b) „Pertumbuhan kota amat cepat..‟ (4b) dan „Sehingga penduduk dapat dengan mudah membeli mobil……‟ (5a) tidak nyambung.

Seharusnya: Pertumbuhan kota amat cepat , hal ini meningkatkan

perekonomian atau pendapatan sehingga ………..

c) „Guna membantu mereka melakukan aktivitas mereka„ (5b) dan „pemerintah lokal...„ (6) tidak nyambung.

Seharusnya: apa yang dilakukan oleh pemerintah kota dalam upayanya atau tidak berupaya dalam mengatasi kemacetantersebut?

d) Paragraf satu dan dua memiliki lebih dari satu ide pokok atau main idea. e) Poin a-b-c-d merupakan ciri teks yang tidak memiliki koherensi yang baik,

karena selain menggunakan penanda kohesi yang tidak tepat dan ketiadaan penanda kohesi, teks tersebut pada setiap paragrafnya memiliki lebih dari satu ide pokok.

Kesalahan-kesalahan seperti itu semestinya tidak perlu terjadi atau sedapat mungkin harus dihindari, apalagi di lingkungan pendidikan tinggi. Hal ini terkait dengan ilmu pengetahuan yang sudah barang tentu banyak dibaca secara meluas dari berbagai kalangan, khususnya kaum intelektual sebagai pengguna dari hasil terjemahan tersebut. Apalagi abstrak disertasi yang merupakan inti dari sebuah penelitian dijadikan sebagai tolok ukur dari kualitas kepakaran seseorang sudah barang tentu sangat diharapkan menjadi panutan dan bahan acuan bagi ilmuan maupun peneliti lain yang membacanya.

(33)

gramatikal, maupun kohesi dan koherensi teksnya. Melihat kenyataan ini maka peneliti sependapat dengan sebagian besar pakar penerjemahan bahwa menerjemahkan memang bukanlah pekerjaan mudah. Selain butuh ketelitian dan ketajaman berpikir, pekerjaan ini juga memerlukan ketrampilan khusus, salah satunya adalah „sense of language‟ yang kuat. Selain itu juga harus didukung oleh wawasan yang sangat luas terkait dengan dua bahasa, dan bidang keilmuan yang menjadi target terjemahannya. Dengan kata lain, seorang penerjemah tidak akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa didukung oleh ketrampilan berbagai aspek kebahasaan maupun non kebahasaan terkait dengan pemahaman kedua bahasa tersebut.

Sehubungan dengan sejumlah hasil temuan sebagaimana dijelaskan di atas, dan mengingat pentingnya kedudukan teks abstrak dalam sebuah hasil penelitian ilmiah, kajian tentang kualitas hasil terjemahan teks abstrak disertasi dan tingkat koherensi teksnya perlu dilakukan. Koherensi merupakan aspek penting dalam penulisan sebuah teks atau wacana karena keterbacaan teks sangat ditentukan oleh koheren tidaknya teks tersebut (Kumar, 2003). Sementara itu, koherensi teks ditentukan oleh kesesuaian atau tepat tidaknya penulis dalam menggunakan penanda kohesi dalam menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya, dan antara paragraf satu dengan lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian relasi kohesi dinyatakan dalam bentuk tata bahasa atau kohesi gramatikal, dan sebagian lainnya dalam bentuk kosa kata atau kohesi leksikal. Oleh karena itu, aspek-aspek kebahasaan yang berfungsi untuk menghubungkan antara sub bagian teks yang satu dengan lainnya sehingga teks tersebut menjadi kohesif dan pada akhirnya suatu teks dikatakan koheren dikenal sebagai penanda kohesi. Sehubungan dengan adanya kohesi gramatikal dan kohesi leksiakal, maka penanda kohesi juga dibedakan menjadi penanda kohesi gramatikal, dan penanda kohesi leksikal, (Halliday dan Hasan: 1980), dan Cutting, (2002).

(34)

mengkaji sebagian kecil saja. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Junining (2003) yang mengangkat tentang „The Translation of Theses Abstracts in the Accounting Department of Brawijaya University‟. Penelitian ini hanya mengkaji tentang satu aspek saja, yaitu keterbacaan dan kesalahan-kesalahan linguistik dalam terjemahan abstrak tesis. Hasilnya diketahui bahwa kesalahan-kesalan tersebut ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat keterbacaan teks abstrak meskipun jumlah kesalahannya mencapai lebih dari 75%.

Sementara Kumar, G.K (2003) dalam artikelnya yang berjudul „Improving Coherence in Technical Writing‟ hanya memfokuskan pada aspek kohesi/koherensi yang dapat berpengaruh terhadap meningkatnya pemahaman suatu teks, dan memperlancar komunikasi secara signifikan. Sedangkan Heuboeck (2009) yang menulis tentang „Some Aspects of Coherence, Genre, and Rhetorical Structure and their Integration in a General Model of Text‟

juga hanya memfokuskan pada satu aspek kecil saja, yaitu: pentingnya konsep koherensi dalam menganalisis teks sehubungan dengan keutuhan teks. Selanjutnya, Supana (2012) dalam penelitiannya yang berjudul „Kajian Terjemahan Penanda Kohesi pada Novel “Wings” juga tidak membahas tentang pengaruh kohesi/koherensi terhadap keterbacaan teks.

Berpedoman pada penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian ini mengkaji lebih luas yang mencakup banyak hal. Diantaranya sejumlah aspek sehubungan dengan format penulisan abstrak disertasi baik dalam bahasa Indonesia maupun hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, selain mengkaji kualitas terjemahan abstrak disertasi yang meliputi aspek keakuratatan, keberterimaan, dan keterbacaannya, penelitian ini juga mengkaji tentang format penulisan, jumlah paragraf dan struktur abstraknya, serta tingkat koherensi teks nya baik Tsu maupun Tsa nya.

(35)

Inggris yang ditulis oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan studi S.3 nya. Dari limabelas teks abstrak tersebut, 7 (tujuh) diantaranya diambil dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, dan 8 (delapan) lainnya dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS Surabaya. Teks-teks abstrak tersebut telah mendapat pengesahan dan didokumentasikan di Perpustakaan kedua perguruan tinggi masing-masing. Peneliti mengambil sampel di dua perguruan tinggi tersebut karena selain merupakan perguruan tinggi besar dan tua di Indonesia, lokasinya juga berdekatan dengan tempat tinggal peneliti. Sedangkan dalam hal jumlah dan pengambilan sampel, secara umum teks-teks abstrak yang ditulis oleh mahasiswa S.3 Universitas Airlangga lebih panjang, dan rata-rata setiap teks abstrak telah tersusun atas 5 (lima) paragraf dan lima struktur abstrak. Sementra teks-teks abstrak disertasi yang ditulis oleh para mahasiswa S.3 ITS lebih pendek, dan rata-rata setiap teks abstrak hanya memiliki 3 (tiga) atau 4 (empat) paragraf dan tiga atau empat struktur abstrak saja.

Untuk menganalisis data, peneliti merujuk teori Baker (1991), Halliday dan Hassan (1980), dan Bassnett-Mc Guire (1988) tentang kesulitan-kesulitan dalam menerjemahkan yang meliputi padanan leksikal, gramatikal, dan tekstual yang mencakup kohesi dan koherensi. Sementara untuk menganalisis struktur abstrak dan koherensi teks merujuk pada D Williamson (2007). Sedangkan untuk penilaian kualitas terjemahan sehubungan dengan keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan, merujuk pada Machali (2000), dan Nababan dkk (2012).

Sebagaimana telah diketahui bahwa Baker (1991) dan Halliday & Hasan (1980) yang didukung oleh Bassnett-Mc Guire (1988 : 23-25) menyebutkan bahwa ada tiga (3) kendala utama atau kesulitan yang seringkali dihadapi oleh seorang penerjemah dalam menerjemahkan teks Bsu ke dalam Bsa. yaitu dalam hal mencarikan padanan leksikal (lexical equivalence) yang tepat dan berterima, padanan sintaksis (grammatical / syntactic / linguistic

(36)

equivalence), dan padanan tekstual (textual equivalence) yang meliputi kohesi dan koherensi teks (cohesion and coherence of the discourse).

Sehubungan dengan tujuan dilakukannya penelitian ini, selain ke tiga hal tersebut, prediksi terjadinya keragaman dalam penulisan teks abstrak dikarenakan belum adanya pedoman khusus atau pembakuan tentang penulisan abstrak sehubungan dengan format dan struktur abstrak itu sendiri, terutama dari aspek kohesi dan koherensi teksnya, serta sejumlah kesulitan lainnya. Sejumlah alasan mengapa peneliti merasa perlu melakukan kajian tentang aspek-aspek kebahasaan yang digunakan dalam penulisan teks abstrak disertasi diantaranya:

(1) Menerjemahkan bukanlah pekerjaan yang mudah, karena menerjemahkan

merupakan kegiatan yang melibatkan dua bahasa yang berbeda (bilingual activity) yang sudah barang tentu memiliki aturan dan tataran yang berbeda antara Bsu dan Bsa. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa penerjemah masih melakukan banyak kesalahan pada ke tiga aspek tersebut.

(37)

(3) Sebagaimana kita ketahui bahwasanya para penulis abstrak tersebut sebagian besar tidak memiliki latar belakang pendidikan maupun kemampuan bahasa Inggris yang memadai baik dari aspek leksikal, struktur gramatikal, maupun aspek kebahasaan lainnnya. Meskipun demikian, sebenarnya sejak satu dekade yang lalu para mahasiswa S.3 maupun S.2 di berbagai perguruan tinggi (terutama perguruan tinggi negeri) di Indonesia telah diwajibkan memiliki nilai setara dengan TOEFL sedikitnya 475 sampai 500, atau bahkan lebih dari itu. Oleh karena itu mereka juga diwajibkan untuk membuat abstrak sendiri dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Dengan nilai TOEFL sebesar itu diasumsikan bahwa mahasiswa yang bersangkutan baik S.2 maupun S.3 tidak akan mengalami kesulitan lagi ketika harus membaca buku-buku referensi yang ditulis dalam bahasa Inggris. Selain itu mereka juga diharapkan telah memiliki kemampuan menerjemahkan abstrak mereka sendiri dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Namun demikian, pada kenyataannya sebagian besar dari mereka masih menyuruh orang lain untuk menerjemahkan buku-buku referensi yang diinginkan, termasuk menerjemahkan abstrak dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris. Mereka tidak mengerjakannya sendiri, melainkan menyuruh orang lain

untuk menerjemahkan abstrak mereka yang kualitas hasil

terjemahannyapun juga belum tentu dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi keakuratan, keberterimaan, maupun keterbacaannya.

(4) Konsentrasi bidang keilmuan yang diterjemahkan sangat beragam, sementara kebanyakan penerjemah yang ada di Indonesia belum atau tidak memiliki spesifikasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan terjemahan yang dihasilkan kurang optimal.

(38)

(6) Seringkali pesan yang ingin disampaikan oleh penulis asli tidak dapat terakomodasi dengan baik karena kurang atau tidak adanya komunikasi antara penulis asli dengan penerjemah.

(7) Berdasarkan pengamatan peneliti, penulisan abstrak di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia memiliki aturan penulisan yang berbeda beda, terutama pada bagian awal teks abstrak.

(8) Belum adanya keseragaman atau pembakuan dalam penulisan abstrak di Indonesia. Sebagaimana dikemukakan oleh D. Williamson (2007: 3) bahwa teks abstrak yang baik dan lengkap seharusnya terdiri atas: pendahuluan (introduction), tujuan (aims), metode (methods), hasil (results), dan kesimpulan (conclusion), serta koherensi teksnya (coherence of text). Aspek koherensi teks inilah yang seringkali dilupakan oleh para penulis abstrak maupun penerjemahnya.

Sehubungan dengan sejumlah alasan tersebut di atas, peneliti melakukan penelitian sehubungan dengan penulisan teks abstrak dalam bahasa Indonesia dan kualitas terjemahan abstrak yang ditulis oleh para mahasiswa S.3 pada umumnya, di Universitas Airlangga dan ITS Surabaya khususnya. Penilaian tentang kualitas teks hasil terjemahan yang dilakukan oleh para „raters‟ ini utamanya difokuskan pada 3 (tiga) aspek penilaian yaitu: keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaannya. Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan oleh para Raters tersebut selanjutnya peneliti mengkaji dan menganalisisnya secara cermat dan komprehensif. Hal lain yang perlu diketahui bahwasanya sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai dosen atau tenaga pengajar dan profesional baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia, dan satu di antaranya di Australia.

(39)

B. Pembatasan Masalah

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa penelitian ini mengkaji tentang format penulisan dan keragaman struktur abstrak, struktur abstrak dan tingkat koherensi teks yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris. Selain struktur abstrak dan tingkat koherensi teksnya, penelitian ini juga mengkaji kualitas terjemahan abstrak disertasi dalam bahasa Inggris sehubungan dengan tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan teksnya. Untuk tingkat keberterimaan, penilaian meliputi 3 (tiga ) aspek, yaitu: kelengkapan struktur abstrak yang mencakup pendahuluan/latar belakang, tujuan, metode, hasil, dan simpulan, struktur gramatikal, dan koherensi Tsa, ketepatan penggunaan struktur gramatikal, dan koherensi Tsa nya. Untuk penilaian keterbacaan, tataran teks atau banyaknya kalimat disesuaikan dengan panjang pendeknya paragraf yang ada pada setiap teks abstrak.

Dengan demikian, penilaian difokuskan pada tataran teks atau tataran makro, yaitu per paragraf dan bukan per kata, frasa/kumpulan kata, atau klausa. Dengan demikian penilaian dilakukan per paragraf jika paragraf yang ada cukup pendek, dan dibagi dua jika paragraf teksnya cukup panjang. Adapun teks abstrak yang dikaji berjumlah 15 (lima belas) teks abstrak disertasi yang ditulis dalam bahasa Indonesia dan hasil terjemahannya dalam bahasa Inggris. Rinciannya adalah: 7 (tujuh) teks abstrak bidang Kedokteran untuk mewakili Universitas Airlangga dan 8 (delapan) teks lainnya diambil dari jurusan teknik sipil dan perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Peneliti mengambil sampel dengan jumlah tidak sama karena secara umum teks abstrak yang ditulis oleh mahasiswa S.3 Universitas Airlangga lebih panjang daripada teks abstrak yang ditulis oleh mahasiswa ITS. Selain itu, program studi kedokteran dan teknik dipilih karena secara umum dua bidang tersebut memiliki istilah-istilah khusus yang seringkali tidak diketemukan atau tidak dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

(40)

C. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah format penulisan dan jumlah struktur abstrak yang ditulis oleh mahasiswa S.3?

2. Bagaimanakah struktur abstrak dan tingkat koherensi teks (Tsu) yang ditulis oleh mahasiswa S.3 dalam bahasa Indonesia?

3. Bagaimanakah struktur abstrak dan tingkat koherensi teks (Tsa) / hasil terjemahan teks abstrak dalam bahasa Inggris?

4. Bagaimanakah tingkat keakuratan teks hasil terjemahan abstrak disertasi yang ditulis oleh mahasiswa S3?

5. Bagaimanakah tingkat keberterimaan teks hasil terjemahan abstrak disertasi yang mencakup: a) padanan pada tataran tekstual sehubungan dengan kesesuaian penggunaan penanda kohesi dan tingkat koherensi teks Tsa; b) kelengkapan sturktur abstrak; dan c) struktur gramatikal Tsa-nya? 6. Bagaimanakah tingkat keterbacaan teks hasil terjemahan abstrak disertasi

oleh pembaca sasaran?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka penelitian ini secara umum bertujuan untuk:

1. Menemukan dan mendeskripsikan keragaman format penulisan dan jumlah

struktur abstrak yang digunakan.

2. Menemukan dan mendeskripsikan struktur abstrak dan tingkat koherensi teksnya dalam bahasa Indonesia (Tsu) yang ditulis oleh mahasiswa S.3.

Gambar

Gambar 1: Proses penerjemahan, menurut Nida (1975:80)
Gambar 2: Kohesi Teks, menurut Cutting (2002: 13)
Gambar 3 Kerangka Berpikir
Gambar 4: Proses Analisis Interaktif menurut Miles dan Huberman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh saat melakukan hand hygiene diperoleh nilai kepatuhan para petugas rumah sakit dalam kepatuhan mereka melakukan cuci

Prinsip kerja flame detector adalah dimulai dari bahwa api akan bisa dideteksi oleh keberadaan spectrum cahaya infra red maupun ultraviolet, dan dari situ semacam sensor dalam flame

disederhanakan  dalam  LKS  agar  siswa  lebih mudah  menyelesaikannya.  Begitu  pula,  pada fase  belajar  bhiksuka,  seluruh  siswa 

Tujuan penulisan ini mengungkap lebih lanjut tentang asal-usul munculnya pemegang otoritas makna al-Qur’an atau kemudian populer dengan istilah komunitas mufassir

(sistem  kehidupan)  adl  suatu  populasi  dg  lingkungannya  yg  efektif  bagi   populasi  itu.. Komponen  utama  dlm  sistem

Menurut Stanton (2010) yang diterjemahkan oleh Y. Lamarto menjelaskan terdapat empat indikator yang mencirikan harga yaitu :.. Keterjangkauan harga Konsumen bisa menjangkau harga

Taufik Siraj dalam bukunya Pembelajaran Bahasa Arab MI mengungkapkan bahwa salah satu strategi pembelajaran berbicara adalah metode dialog berpasangan (Al-Hiwar

(emotional component) yang kemudian digunakan oleh manufaktur sebagai salah satu alat untuk memposisikan produk mereka di pasar agar dapat menarik hati para