• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM

PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

D I N A R Z A D

Nim: 8126132006

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

IMPLEMENTASI SUPERVISI ILMIAH DENGAN PENDEKATAN KOLABORATIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM

PEMBELAJARAN DI SMP KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

D I N A R Z A D

Nim: 8126132006

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRACT

Dinarzad. Implementation of Scientific Supervision with the collaborative approach to improve the performance of SMP Learning Teacher In Medan. Thesis. Terrain: Education Educational Administration Graduate Program. University of Medan. , 2014.

(6)

i

ABSTRAK

Dinarzad. Implementasi Supervisi Ilmiah dengan dengan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan Kinerja Guru Dalam Pembelajaran Di SMP Kota Medan. Tesis. Medan : Program Pendidikan Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana. Universitas Negeri Medan. 2014.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT/ Tuhan Yang Maha Esa karena masih memberikan kesehatan, kesempatan dan segala karunia Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Adapun tesis ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Program Pasca Sarjana Unimed untuk meraih gelar Magister Pendidikan. Tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Ilmiah dengan Pendekatan Kolaboratif Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SMP Kota Medan”. Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini masih banyak terdapat kekurangan seperti teknik penulisan, pemilihan kata yang kurang tepat dan lain sebagainya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan dari para pembaca berupa kritikan dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan tesis ini dikemudian hari.

Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan menjadikan amal ibadah dan mendapatkan rahmat dari Allah SWT, Amin ya rabbal alamin. Pada Kesempatan ini, Rasa terima kasih penulis sampaikan kepada :

(8)

2. Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd selaku pembimbing I, dan Dr. Saut Purba, M.Pd selaku pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan, arahan-arahan dan petunjuk kepada penulis dalam penulisan tesis ini.

3. Dr. Darwin, M.Pd dan Dr. Paningkat Siburian, M.Pd selaku Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Pogram Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Arif Rahman,M.Pd., Prof.Dr. Sumarno, M.Pd. dan Prof. Dr. Abdul Hamid, M.Pd selaku nara sumber dalam penulisan tesis ini.

5. Para dosen Prodi Administrasi Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan ilmu, pengalaman dan kematangan berfikir yang dapat digunakan untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis

7. Kepala Sekolah di SMP tempat penulis melakukan penelitian yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian.

8. Ibu Dra. Susianty, MM. Selaku pengawas bidang studi Bahasa Indonesia yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana yang telah banyak memberikan bantuan moral dalam menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini.

10. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(9)

M.YAHYA HAMID dan ananda NUR KHALISHA YAHYA dan RABITHA ALIZA YAHYA yang selalu penuh pengertian dan pengorbanan serta memberikan semangat dan inspirasi yang mendalam semasa penulis mengikuti pendidikan ini. Akhirnya, penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga kita semua mendapatkan karunia dan ridha-Nya. Amiiin.

Medan, 06 Juli 2014

Penulis

(10)

iv

DAFTAR ISI

Abstrak... i

Abstract ... ii

Daftar Isi... iii

Daftar Tabel... v

Daftar Gambar... vi

Daftar Lampiran... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 10

C. Pembatasan Masalah... 11

D. Perumusan Masalah... 11

E. Tujuan penelitian... 11

F. Manfaat Penelitian... 12

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis... 13

1. Kinerja Guru... 13

2. Supervisi Ilmiah Pendekatan Kolaboratif... 25

B. Penelitian yang Relevan... 36

C. Kerangka berfikir... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian... 41

B. Subjek penelitian... 41

(11)

iv

D. Prosedur Penelitian... 44

E. Variabel dan defenisi Operasional Variabel... 49

F. Indikator Keberhasilan... 49

G. Instrumen Penelitian... 51

H. Tehnik Analisa Data... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 54

B. Pembahasan... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 81

B. Implikasi... 82

C. Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA... 84 LAMPIRAN

(12)

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Nama sekolah dan jumlah guru ... 41

3.2. Penilaian perencanaan pembelajaran ... 49

3.3. Penilaian pelaksanaan pembelajaran ... 49

3.4. Penilaian Evaluasi hasil belajar ... 50

3.5. Tingkat kecendrungan skor kinerja guru ... 52

4.1. Presentase Nilai Kinerja Guru Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus ... 55

4.2. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 58

4.3. Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus... 59

4.4. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Prasiklus ... 61

4.5. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 65

4.6. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 67

4.7. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I ... 69

4.8. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 73

4.9. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus II... 74

4.10. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II... 76

(13)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kuadran Prototype guru ... 33

3.1 Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ... 41

4.1. Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 56

4.2. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 64

4.3. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 71

4.4. Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II (reponden 1-15) ... 75

(14)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Perencanaan

Pembelajaran ... 86

2. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran ... 88

3. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran ... 90

12. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II ... 100

13. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 101

14. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 103

15. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 104

16. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Pra Siklus ... 105

17. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 107

18. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 110

(15)

vii

20. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan

Pembelajaran Tahap Siklus I ... 116

21. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Siklus I ... 122

22. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Siklus II ... 125

23. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Siklus II... 127

24. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Siklus II... 130

25. Jadwal Supervisi Ilmiah Dengan Pendekatan Kolaboratif yang dilakukan di Sekolah ... 132

26. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Ilmiah dengan Pendekatan Kolabotatif di Sekolah ……… ... 133

27. Kisi-kisi Instrumen ….. ... 140

28. Dokumentasi Foto-Foto Penelitian ... 141

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap profesional ingin menunjukkan bahwa kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan. Guru sebagai seorang profesional mempertaruhkan profesi pada kualitas kerjanya. Kinerja yang berkualitas menggambarkan kualitas profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja menggambarkan ketidakberhasilannya menghormati profesinya sendiri. Semua pihak menyadari dan mengamini bahwa kinerja guru berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan. Sayangnya, tidak sedikit para guru bekerja dibawah standar kerja yang telah ditetapkan bukan karena tidak mampu tetapi karena belum terbangun budaya kerja yang baik. Kondisi seperti itu disebabkan oleh rendahnyan gairah kerja berbentuk seperti grafik sinus yang suatu saat akan menemui titik jenuh jika tidak ada upaya preventif dan kuratif baik dari dirinya sendiri maupun bimbingan dari atasannya.

(17)

2

konsep, asas kerja, dan teknik dalam situasi pekerjaannya dan mampu mendemontrasikan keterampilannya dalam menguasai lingkungan kerja dan meningkatkan efisiensi pekerjaannya. Seluruh kriteria guru profesional diatas dalam praktek nyatanya dapat dilihat dari kinerja guru tersebut melalui proses pembelajaran disekolah.

Sardiman (2005:125) mengemukakan bahwa guru ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar. Berbagai cara telah di tempuh oleh pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas guru demi tercapainya tingkat tamatan yang berkualitas yang nantinya akan mampu bersaing dalam pasar kerja regional, nasional, maupun internasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui sertifikasi guru sehingga diharapkan kinerja guru akan meningkat dan profesional dalam melaksanakan tugas belajar dan mengajar.

(18)

3

pelajaran, penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, penguasaan cara-cara menyesuaikan diri dan berkepribadian untuk melaksanakan tugasnya. Di lain pihak kemampuan guru juga terus dikembangkan melalui berbagai kegiatan, seperti pendidikan dan pelatihan (Diklat), peningkatan jenjang kependidikan guru dalam program S1 dan S2, mengaktifkan kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), aktif dalam kegiatan workshop, dan supervisi di sekolah. Apalagi akhir-akhir ini, dimana kinerja guru terus menerus diperhatikan melalui kegiatan kepengawasan kependidikan oleh pengawas disetiap satuan pendidikan melalui supervisi. Berbagai cara telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak dengan harapan kinerja guru semakin baik dalam melaksanakan tugas kependidikannya. Namun fakta yang terjadi di sekolah-sekolah, bahwa masih banyak keluhan yang memojokkan bahwa kinerja guru masih belum optimal. Masih dirasakan bahwa mutu pendidikan belum menggembirakan. Salah satu sumber penyebab rendahnya mutu pendidikan itu adalah kurangnya kompetensi atau kemampuan guru dalam melaksanakan tugas. Dalam konteks ini kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, yaitu berupa aktivitas mengajar dalam proses pembelajaran siswa.

(19)

4

guru dalam memahami mata pelajaran adalah hasil rendahnya tingkat kualifikasi guru pada setiap jenjang pendidikan. Kualitas guru khususnya yang berstatus pegawai negeri sipil dan guru sekolah swasta menurut Kristianawati yang dikutip oleh sagala (2011:38) berada dalam titik rendah. Guru masih belum menguasai kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni serta kemasyarakatan. Guru terjebak dalam kebiasaan menjadi “robot” kurikulum pendidikan. Inisiatif untuk belajar dan menggali metode dan strategi pembelajaran, bahan ajar dan pola relasi belajar mengajar yang baru masih kurang. Data yang diperoleh dari harian seputar indonesia (2012) Manullang mengemukakan bahwa kualitas guru di Sumatera Utara masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) tahun 2012. Sumatera Utara di peringkat 25 dari 34 Provinsi dengan nilai rata-rata 37,4 jauh dari rata-rata nasional sebesar 42,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru dan kinerjanya masih rendah di Sumatera Utara termasuk Kota Medan.

(20)

5

kegiatan pembelajaran efektif dan kreatif. Belum semua guru menyiapkan silabus, RPP, menggunakan media, menentukan metode pembelajaran, dan perangkat pembelajaran yang lainnya, pada saat mengajar sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kurang tercapai. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas bidang studi Bahasa Indonesia di Kota Medan tanggal 27 Januari 2014, masih terdapat guru yang menggunakan teknik mengajar konvensional dengan menyuruh siswanya satu persatu membaca buku pelajaran sampai selesai jam pelajaran. Teknik pembelajaran seperti itu dapat dikatakan tidak efektif dan membuat para siswa menjadi tidak konsentrasi dan bermain-main setelah gilirannya selesai. Hasil pengambilan data awal dari Pengawas mata pelajaran Bahasa Indonesia di Kota Medan masih menemukan guru-guru yang hanya mengcopy paste RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) langsung dari internet tanpa mengubah RPP tersebut dan cenderung mengganti RPP yang sudah ada pada tahun sebelumnya.Selanjutnya, pada sebuah sekolah menengah pertama di Medan masih terdapat guru-guru yang masih belum memiliki program tahunan, program semester, silabus dan RPP. Hal ini didasarkan juga pada data awal supervisi yang dilaksanakan Pengawas sebelumnya.

(21)

6

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan , program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, visi organisasi. Pengertian ini secara detail mengarah pada suatu upaya seseorang dalam pelaksanaan tugas untuk mencapai prestasi kerja yang lebih baik. Masalah kinerja guru yang rendah di Kota Medan pada saat ini tidak terlepas dari masalah manajemen supervisi akademik yang dilakukan pengawas dan kepala sekolah. Data dari Kementrian Pendidikan Nasional (2011) menjelaskan bahwa strategi sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai, sehingga intensitas dan penguasaan materi kurang sesuai. Selain hal tersebut terdapat sebagian dari pengawas yang belum melakukan hal-hal sebagai berikut dalam supervisi akademik terhadap guru, yaitu: (1) melakukan supervisi tanpa ada kesepakatan waktu sebelumnya; (2) mengisi instrumen penilaian pada saat guru mengajar tanpa adanya pemberitahuan hasil penilaiannya; (3) melakukan supervisi tanpa adanya tindak lanjut; (4) melakukan supervisi hanya pada sebagian guru.

(22)

7

menuju pada perbaikan mutu secara kontinue, Maka dari itu, redesain sistem supervisi juga harus terlaksana secara optimal.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa selama ini Kepala sekolah dan pengawas telah melakukan supervisi akademik yang kurang baik, sehingga tujuan yang direncanakan tidak tercapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, untuk mengatasi masalah tersebut, dibuat amanat Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang program penguatan kemampuan kepala sekolah, sehingga pada tahun 2011 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikan Nasional telah menerbitkan buku Supervisi Akademik sebagai referensi bagi kepala sekolah dan lembaga terkait dalam penguatan kemampuan kepala sekolah di provinsi dan kabupaten seluruh Indonesia. Supervisi Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu para guru mengembangkan kemampuannya mengelola pembelajaran untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Melalui kegiatan supervisi, guru sebagai ujung tombak dalam kegiatan pendidikan diharapkan dapat memiliki kinerja yang baik dalam mewujudkan pembelajaran berbasis karakter yang bermutu, sehingga dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

(23)

8

tugasnya. Setiap model memiliki karakteristik atau kelebihan dan kekurangannya. Oleh karena itu, memahami model-model supervisi memiliki banyak keuntungan tersendiri bagi siapapun yang berprofesi sebagai supervisor pendidikan. Model supervisi yang selama ini diterapkan dalam satuan pendidikan menurut Sahertian (2010;34) adalah supervisi model konvensional (tradisional), model supervisi artistik, model supervisi ilmiah, dan model supervisi klinis. Dalam model supervisi konvensional (tradisional), seorang supervisor dipahami sebagai orang yang memiliki power untuk menentukan nasib guru. Karenanya, dalam perspektif behavior, seorang yang menerapkan model ini selalu menerapkan prilaku atau aksi supervisi dalam bentuk inspeksi dan mencari kesalahan dan menemukan kesalahan bahkan bisa sering kali memata-matai objek, yaitu guru. Model supervisi artistik berdasarkan diri pada bekerja untuk orang lain (working for others), dan bekerja melalui orang lain (working with the others), dan bekerja

melalui orang lain (working through the others). Supervisi model ilmiah memiliki ciri-ciri yaitu dilaksanakan secara bersama dan kontinue, sistematis dengan menggunakan prosedur serta teknik tertentu, menggunakan instrumen pengumpulan data, ada data yang objektif yang diperolah dari data yang ril. Supervisi model klinis difokuskan pada peningkatan proses pembelajaran dengan menggunakan siklus yang sistematis. Supervisi klinis membantu guru-guru memperkecil kesenjangan antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.

(24)

9

beberapa pendekatan yang dapat digunakan supervisor dalam melakukan supervisi pendidikan yaitu : pendekatan langsung (direct approach), pendekatan tidak langsung (non-direct approach), dan pendekatan kolaboratif (colaborative approach). Dalam pendekatan langsung, supervisor memberikan arahan secara

langsung kepada guru- guru yang disupervisi sehingga prilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan tidak langsung cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung. Di sini supervisor memberikan kesempatan yang sebanyak mungkin kepada para guru untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dengan pendekatan non-direktif menjadi cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, supervisor dan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah bersama-sama dan bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi.

(25)

non-10

direktif. Berdasarkan uraian di atas, diperlukan implementasi supervisi akademik model illmiah dengan pendekatan kolaboratif dalam meningkatkan kinerja guru SMP di Kota Medan agar tercapainya pembelajaran yang efektif dan efisien.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : (1) strategi sosialisasi dan strategi bimbingan supervisi akademik yang telah dilaksanakan selama ini ternyata masih belum memadai, sehingga identitas dan penguasaan materi kurang, (2) kualitas guru yang rendah di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, (3) Implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif belum pernah dilaksanakan, (4) Supervisi akademik konvensional belum dapat meningkatkan kinerja guru, (5) pembuatan RPP yang masih mengcopy paste dari internet, (6) pelaksanaan supervisi tidak berdasarkan atas kesadaran dan kesepakatan bersama antara guru dan kepala sekolah atau antara guru dan pengawas.

C. Pembatasan Masalah

(26)

11

D. Perumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP di Kota Medan ? 2. Apakah Supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif

dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Kota Medan ?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi akademik model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran bidang studi Bahasa Indonesia pada SMP Kota Medan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan masukan yang berarti sebagai sumbangan pemikiran terhadap beberapa pihak. Secara praktis dapat bermanfaat :

(27)

12

(28)

1

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. KESIMPULAN

Penelitian yang dilaksanankan di sepuluh sekolah berlokasi di Kota Medan, antara lain : SMP Negeri 17, SMP Negeri 32, SMP Negeri 16, SMP Swasta Sutan Oloan, SMP Swasta Pasundan Dan SMP Swasta Budisatrya.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik dan tidak baik, Sedangkan guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik 3,33 %, dan guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 96,67 %.

2. Pada siklus pertama, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 93,33 %, dan guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik sebesar 6,67 %, dan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori tidak baik. 3. Pada siklus kedua, guru memiliki skor kinerja dalam kategori baik sebesar

66,67 %, dimana guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik sebesar 33,33 %, sedangkan tidak ada skor kinerja guru dalam kategori kurang baik dan guru dalam kategori tidak baik.

(29)

2

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya :

1. Secara umum implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Penerapan supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif menekankan pada hubungan kinerja yang saling bekerja sama antara Kepala Sekolah, Pengawas dan guru sehingga guru merasa nyaman untuk di supervisi. Pelaksanaan supervisi ilmiah ini masih perlu diteruskan lagi dari waktu ke waktu untuk kinerja guru yang lebih baik lagi. Guru sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran di dalam kelas membutuhkan bantuan atau penolong dalam pekerjaannya. Dalam hal ini tugas kepala sekolah dan pengawas sekolah untuk membantu dan memberi pengaruh serta perbaikan untuk kemajuan pendidikan di sekolah.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi ilmiah dengan pendekatan kolaboratif dapat dilaksanakan dilingkungan sekolah oleh pengawas sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

(30)

3

diterapkan oleh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Medan.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diajukan beberapa saran–saran sebagai berikut :

1. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam pelaksanaan tugasnya sebaiknya menerapkan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

2. Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menerapkan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

3. Kepala Dinas Kota Medan sebaiknya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada pengawas dan kepala sekolah untuk memperluas wawasan tentang penerapan supervisi model ilmiah dengan pendekatan kolaboratif.

(31)

85

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner. 2013. Manajemen dalam Kisaran Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Amstrong, Michael dan Angela Baron. 1989. Performance Management. London: Instite of Personel and Development.

Asf, Jasmani dan Syaiful Mustofa. 2013. Supervisi Pendidikan : Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas dan Guru. Yogyakarta: Ar-Ruz Media.

Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Kinerja Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar

Depdiknas. 2007. Supervisi Akademik dalam Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Dirjen PMTPTK

Haris, Ben. M. 1975. Supervisory Behavior in Education. New Jersey : Prentice Hall-Englewood

Jalal, Fasli & Dedi Supriadi. 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adi Cita.

Mulyasa, 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Meningkatkan Produktivitas Sekolah . Bandung: Rosda Karya.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

PMPTK, 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta : Depdiknas

Purba, Jentina. 2013. “Implementasi Supervisi Akademik Model Artistik Dalam Meningkatkan Kinerja Guru SMP Di Kabupaten Deli Serdang”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

(32)

85

Rivai, Veithzal. 2005. Performance Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sagala, Syaiful H. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung:

Alfabetta.

Sagala, Syaiful H. 2011. Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung. Alfabetta.

Sagala, Syaiful H. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabetta

Sahertian, Piet A. 2010. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian, Piet A. dan Mahateru, F. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sardiman, 2005. Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa

Siregar, Yusni. 2010 “Upaya Meningkatkan Kinerja Guru Melalui Supervisi Klinis di SMP Negeri Se -Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara”. Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Suharmansyah. 2012. “Kinerja Guru Rendah”. Seputar Indonesia. Medan, 21 Maret 2012.

Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar                                                                                                     Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Dari 15 orang guru yang diteliti pada kegiatan Siklus II seluruhnya (100%) tuntas dalam menyusun RPP; dan (2) supervisi akademik dapat mengembangkan kinerja guru

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Supervisi Model Klinis Direktif Berbasis Manajemen Pendidikan dapat Meningkatkan Kinerja Guru dalam

Penelitian ini dertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru Bahasa Inggris melaksanakan pemdelajaran aktif melalui penerapan supervisi akademik teknik

Disarankan kepada pengawas serta kepala sekolah menerapkan supervisi akademik model ilmiah untuk melakukan pembinaan kepada guru dalam rangka meningkatkan kemampuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia

Tahap pra-supervisi kolaboratif, kepala sekolah terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan semua guru dan menjelaskan teknis supervisi kolaboratif yang akan dilaksanakan diantaranya

Abstrak: Supervisi klinis sangat dibutuhkan oleh guru untuk meningkatkan kinerja guru yang profesional. Melalui supervisi klinis, kepala sekolah dapat melakukan pembinaan kinerja

Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membentuk Tim Supervisi yang diberi Surat Keputusan (SK) oleh Kepala Sekolah. 2.) Pelaksanaan supervisi akademik di SMP