• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI

PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN T A H U N A J A R A N 2 0 1 3 / 2 0 1 4

Oleh : Rizki Amelia NIM 409311044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI

PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN T A H U N A J A R A N 2 0 1 3 / 2 0 1 4

Rizki Amelia (409311044)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XII IPA 3 dengan jumlah siswa 42 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan tahun ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini terdiri dari tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran.

Penelitian ini dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan observasi dengan memperhatikan observasi pembelajaran dan diakhir dari siklus diberikan tes hasil belajar siswa. Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I mencapai 2,81 dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II mencapai 3,14 dengan kategori baik. Sedangkan hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 23 siswa (54,8%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 66,78. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 37 siswa (88,1%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 80,02. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II adalah 33%.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Program

Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”, dimana untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi

penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak.

Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan

terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya

penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak

Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si dan Bapak Drs. Syafari,

M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan

saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Japandi

Ambarita, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas

Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan,

M.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs.

Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si

selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,

M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen

(5)

v

terima kasih juga disampaikan kepada H. Ali Masran Daulay, S.Pd., MA selaku

kepala MAN 3 Medan, Bapak Abdillah, S.Ag., M.Si selaku guru Matematika MAN

3 Medan, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Sofyan

Dalimunthe dan Ibunda Yusnaimah Hasibuan, S.Pd tercinta yang telah banyak

memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed,

terkhusus juga kepada Abangda Luthfi Syahrial, Am.K, Adinda Rizka Fadhillah,

Mhd. Taufiq Makruf, Riadhoh Aminah, Riza Fatimah Nazmi dan keluarga besar

yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Hermawan, S.Pd yang

selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi dalam penyususnan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada adik kos “MANDRA” dikala

suka dan duka (Fitri, Faisah, Dian, Isnani, Meilinda, Masdiana) dan

sahabat-sahabat selama perkuliahan kelas Ekstensi A ’09 terkhusus Nurhayani Ritonga, Rizki Kholidah yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini dan

kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman PPLT MAN Kisaran yang penuh

kesan.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi

ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah

SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(6)

vi

2.2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Strategi

Pembelajaran Kontektual 11

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.1.1 Lokasi Penelitian 32

3.1.2 Waktu Penelitian 32

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1 Subjek Penelitian 32

3.2.2 Objek Penelitian 32

3.3 Jenis Penelitian 32

(7)

vii

3.4.1 Tes 33

3.4.2 Observasi 33

3.5 Prosedur Penelitian 34

3.6 Teknik Analisis Data 37

3.6.1 Analisis Tes 37

3.6.2 Analisis Observasi 39

3.7 Indikator Peningkatan 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Siklus I 41

4.1.1 Permasalahan I 41

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 42

4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 43

4.1.4 Observasi I 45

4.1.5 Analisis Data I 46

4.1.6 Refleksif I 53

4.2 Siklus II 54

4.2.1 Permasalahan II 54

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 55

4.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 56

4.2.4 Observasi II 58

4.2.5 Analisis Data II 59

4.2.6 Refleksif II 66

4.3 Temuan Penelitian 76

4.4 Diskusi Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 79

5.2 Saran 79

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas 36

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 83

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 88

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 93

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 98

Lampiran 5 : Kisi-Kisi Tes Awal 104

Lampiran 6 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 105

Lampiran 7 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 106

Lampiran 8 : Soal Tes Awal 107

Lampiran 9 : Soal Tes Hasil Belajar I 108

Lampiran 10 : Soal Tes Hasil Belajar II 109

Lampiran 11 : Lembar Validasi Soal Tes Awal 110

Lampiran 12 : Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 113

Lampiran 13 : Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 116

Lampiran 14 : Alternatif Tes Awal 119

Lampiran 15 : Alternatif Tes Hasil Belajar I 120

Lampiran 16 : Alternatif Tes Hasil Belajar II 121

Lampiran 17 : Daftar Nama Validator 126

Lampiran 18 : Pedoman Penskoran 127

Lampiran 19 : Pedoman Penskoran Tes Awal 128

Lampiran 20 : Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 129

Lampiran 21 : Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal 130

Lampiran 22 : Analisis Hasil Tes Hasil Belajar I 132

Lampiran 23 : Analisis Hasil Tes Hasil Belajar II 134

Lampiran 24 : Nama-nama Siswa Kelas XII IPA 3 MAN 3 Medan 136

Lampiran 25 : Lembar Observasi Guru 137

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa

depan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sumber dan tujuan kemajuan suatu

bangsa. Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan kualitas pendidikannya. Oleh karena itulah pendidikan dapat dijadikan sebagai parameter

seberapa baik kualitas pembangunan suatu bangsa. Menurut Hamalik (2010:79)

bahwa:

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.

Sesuai dengan pernyataan Trianto (2010:1) bahwa:

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam

pendidikan formal dan mengambil peran yang sangat penting dalam dunia

pendidikan. Pemahaman dan penguasaan matematika yang baik sangat diperlukan

siswa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menghadapi masa depan yang

semakin kompetitif. Namun kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang

memahami arti penting matematika dalam kehidupan, sehingga siswa kurang

berminat dan kurang termotivasi dalam belajar matematika.

Matematika perupakan pelajaran dasar dan sarana berpikir ilmiah yang

sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya dalam

kehidupan sehari-hari. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan

bahwa:

(11)

2

komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Hasil belajar matematika siswa di Indonesia cukup rendah

dibandingkan dengan negara lainnya. Telah di peroleh data yang menunjukkan

rendahnya hasil belajar matematika siswa Indonesia. Seperti yang dituliskan

Napitupulu (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434):

Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika. Demikian hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites.

Ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MAN

Kisaran, penulis mengamati bahwa banyak siswa yang tidak memperhatikan dan

mengikuti dengan baik proses belajar matematika di kelas. Ketika memberikan

tugas, lebih banyak yang tidak mengerjakan daripada yang mengerjakan. Siswa

kurang memahami maksud dari soal program linear yang telah diberikan sehingga

untuk memecahkan masalah tersebut siswa bingung dan merasa tidak dapat

mengerjakannya. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa sangat rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di MAN 3 Medan

pada jam pelajaran Matematika pada materi Program Linear, khususnya pada saat

siswa menyelesaikan masalah-masalah tentang program linear. Informasi yang di

peroleh dari guru Matematika dari 40 siswa yang ada di kelas XIIhanya ada 19

siswa yang paham tentang program linear. Berarti dari data tersebut sekurangnya

hanya sekitar 47.5% dari jumlah siswa yang ada yang berhasil memahami

mengenai materi program linear. Namun nilai itu belum memenuhi kriteria

(12)

3

Model pembelajaran yang dipakai masih konvensional meskipun

kadang menggunakan media infokus. Selisih perbedaan hasil belajar siswa dengan

model pembelajaran konvensional dibandingkan dengan menggunakan media

infokus hasil belajar siswa hanya meningkat  15%.

Sebagaimana diungkapkan Sadiyah

(http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html) bahwa:

Siswa sering mendapat kesulitan ketika proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memulai pelajaran dengan membahas definisi-definisi, lalu membuktikan kepada siswa rumus-rumus yang terkait dengan topik tersebut, diikuti dengan membahas contoh-contoh soal dan diakhiri dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. Di samping itu, proses pembelajaran di kelas guru sangat dominan dan berperan aktif. Strategi pembelajarannya lebih ditekankan kepada siswa untuk mengingat atau menghafal dan tidak menekankan kepada siswa untuk memahami konsep, bernalar dan berkomunikasi serta memecahkan suatu masalah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika adalah salah satu pelajaran

yang sulit. Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2003:252) bahwa: ”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan

belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kekurangan pemahaman siswa dalam program linear dimungkinkan

oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam kegiatan belajar mengajar.

Biasanya guru menjelaskan konsep perhitungan program linear tidak

menggunakan pengalaman siswa sehari-hari, sehingga siswa sulit memahaminya.

Apabila siswa berkesulitan belajar matematika maka bisa saja siswa tidak

menyukai pembelajaran matematika, dan akan malas bersekolah bila ada pelajaran

matematika.

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai

pengetahuan yang telah di tentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar

jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan

(13)

4

memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman, dkk (dalam Abdurrahman, 2003:6) menyatakan bahwa: ”Kesulitan belajar khusus adalah

suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup

pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah

model pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya

telah banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung

kembali ke cara konvensional. Penerapan model pembelajaran yang tepat

diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di

sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003:65) bahwa:

Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari.

Selanjutnya Trianto (2010:5) menyatakan bahwa :

Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif .

Dari kutipan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran

yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar guna

meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah. Seperti yang dikemukakan

Komaruddin (dalam Trianto 2010:8) bahwa:

(14)

5

memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.

Salah satu model pembelajaran adalah Contextual Teaching and

Learning (CTL). Sanjaya (2008:255) mengemukakan bahwa:

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu

guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan

memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam

kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang

mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi

tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau

gaya/cara siswa belajar.

CTL merupakan sistem menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian

yang saling terhubung yang terdiri dari 7 komponen yaitu kontruktivisme,

menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian yang

autentik. Dalam kegiatan pembelajaran ada keunggulan dari CTL yaitu siswa

secara aktif dalam proses belajar mengajar, siswa dapat belajar melalui teman

diskusi kelompok, pembelajaran dikaitkan dengan situasi nyata, keterampilan

dikembangkan atas dasar pemahaman. Sedangkan kelemahannnya adalah waktu

yang dibutuhkan relatif lama, banyaknya masalah yang dihadapi guru disebabkan

karena tidak semua guru dapat melaksanakan pembelajaran CTL secara optimal, membutuhkan perhatian terhadap perkembangan siswa.

Salah satu materi yang dipelajari di kelas XII adalah Program Linear,

dimana pada sub materi ini dipelajari tentang sistem pertidaksamaan linear dua

variabel dan model matematika untuk mencari nilai optimumnya. Menurut Ari,

dkk., (2008: 62) “Program linear adalah salah satu bagian dari matematika terapan

(15)

6

dalam bidang ekonomi, perdagangan dan pertanian. Persoalan-persoalan itu

mengandung kendala atau batasan yang dapat diterjemahkan dari bahasa

sehari-hari menjadi bentuk matematika berupa persamaan, pertidaksamaan atau fungsi.

Model matematika yang baik hanya memuat bagian-bagian yang penting dan

diperlukan.

Artinya setiap persoalan yang kita hadapi dalam suatu sistem

permasalahan tertentu dalam dunia nyata perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol tertentu menjadi simbol-simbol-simbol-simbol matematika sehingga mendekati

pemasalahan sebenarnya. Karena mendekati kenyataan, maka pengambilan

keputusan diharapkan dapat mendekati kenyataan sebenarnya. Dengan demikian

program linear diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam

kehidupan sehari-hari.

Sebuah tempat parkir dengan luas 176 m2 hanya dapat menampung 20

bus dan mobil. Tiap mobil membutuhkan tempat parkir seluas 4 m2 dan untuk bus

seluas 20 m2. Setiap kendaraan yang menggunakan tempat parkir tersebut,

dikenakan biaya sesuai jenisnya. Biaya parkir untuk mobil Rp2.000,00 per jam

dan untuk bus Rp 4.000,00 per jam. Jika dalam satu jam tidak ada kendaraan yang

keluar dan masuk, berapakah hasil maksimum yang dapat diperoleh dari tempat

parkir tersebut dalam saju jam?.

Dalam kasus tersebut kita dapat mengetahui cara memecahkan

masalah program linear. Kasus tersebut berkaitan dengan sistem pertidaksamaan

linear dua variabel. Jadi, hal terpenting sebelum menyelesaikan masalah mengenai

program linear adalah memahami dan mengerti suatu permasalahan yang

dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga bentuk program linear yang

akan dibuat menjadi mudah dan tepat.

Kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari diperoleh melalui kemampuan menyelesaikan soal cerita. Penyelesaian

soal cerita dimaksudkan agar siswa tidak hanya mampu mengaplikasikan

matematika dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga sebagai sarana untuk

mendorong munculnya sikap positif siswa akan kebermaknaan matematika dalam

(16)

7

Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam

pembelajaran matematika diawali dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran kontekstual dalam

pembelajaran matematika SMA/MA dapat diterapkan pada materi program linear.

Dalam pembelajaran program linear, guru dapat menerapkan pembelajaran

kontekstual dengan cara mengawali pembelajaran dengan memberikan soal cerita

yang berkaitan dengan Program Linear. Dengan membuat keterkaitan antara materi Program Linear dengan masalah kehidupan sehari-hari, maka siswa akan

merasakan kebermanfaatan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual dapat

membantu siswa membangun sendiri pemahamannya, sehingga materi yang

dipelajari tidak mudah hilang (tidak cepat lupa). Jadi, dengan menggunakan

model pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL) dapat

mempermudah menyelesaikan permasalahan dalam Program Linear.

Berdasarakan uraian-uraian diatas penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Materi Program Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdsasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, antara lain :

1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.

2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa.

3. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah program linear.

4. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.

5. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning sebagai salah satu

alternatif model pembelajaran yang efektif yang bisa diterapkan di

(17)

8 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat

dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah dengan pembelajaran Contextual

Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Masalah

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar

siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada

program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan

antara lain adalah:

1. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual dapat

meningkatkan pemahaman siswa yang berujung pada meningkatnya hasil

belajar siswa.

2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat

mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching

and Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik

bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di MAN 3 Medan.

4. Bagi peneliti, pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk diterapkan

nantinya di lapangan.

(18)

79 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan pada penelitian ini adalah:

1. Nilai rata-rata tes meningkat sebesar 25,36 (66,78 – 41,42) dari hasil tes

awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan peningkatan sebesar 13,24 (80,02 – 66,78) dari siklus I ke siklus II.

2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 47,7%

(54,8% - 7,1%) dari hasil tes awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan

peningkatan sebesar 33,3% (88,1% - 54,8%) dari siklus I ke siklus II.

3. Ketuntasan belajar siswa minimal berkategori sedang mengalami

pertambahan sebanyak 5 orang dari siklus I ke siklus II.

4. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai ketentuan

(85%) yaitu 88,1%.

5. Pembelajaran yang dilakukan termasuk kedalam kategori baik (3,14) dengan

peningkatan nilai observasi sebesar 0,33 (3,14 - 2,81) dari siklus I ke siklus

II.

6. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan

kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika hendaknya selalu berupaya meningkatkan hasil

belajar siswa dan mempertimbangkan pembelajaran kontekstual sebagai

alternatif pembelajaran.

2. Kepada siswa MAN 3 Medan di sarankan lebih berani dalam menyampaikan

pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki

(19)

80

3. Kepada Kepala MAN 3 Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru

untuk menerapkan pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran CTL sebagai salah

satunya.

4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran CTL pada materi

(20)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Ari, Y., dan Indriyastuti, (2008), Perspektif Matematika 3 untuk Kelas XII SMA dan MA IPA, Platinum, Solo.

Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.

Napitupulu, E. L., (2012), Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun, http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434, (diakses tanggal 12 November 2013).

Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.

Pratiwi, I., (2012), Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA Unimed.

Purwanto, N., (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sadiyah, Y., (2013), Upaya Meningkatkan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual,

http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html, (diakses tanggal 25 Maret 2013).

(21)

82

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Surabaya.

Usman, U., (2010), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Gambar

Gambar 3.1 Skema Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Subjek dalam penelitian ini adalah kelas VII-7 dengan jumlah siswa 40 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa melalui model

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: adanya peningkatan hasil belajar IPA materi tumbuhan dengan menggunakan metode CTL pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Petung

Subjek dalam penelitian ini adalah kelas IX D dengan jumlah siswa 40 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar akuntansi siswa di kelas XII SMA Swasta Raksana Medan Tahun

Penelitian ini diaksanakan di SMA Swasta Parulian 1 Medan pada semester ganjil Tahun Pembelajaran 2013/2014 dengan subjek siswa kelas XII IPS yang berjumlah 39 siswa dan

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMA Swasta Galih Agung berjumlah 30 orang, dan objek dalam penelitian ini adalah penerapan model

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IS-1 SMA SANTO YOSEPH Medan yang berjumlah 31 orang dan objek penelitian ini adalah Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan berfikir logis siswa dengan penerapan model pembelajaran Contextual