MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI
PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN T A H U N A J A R A N 2 0 1 3 / 2 0 1 4
Oleh : Rizki Amelia NIM 409311044
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI
PROGRAM LINEAR DI KELAS XII MAN 3 MEDAN T A H U N A J A R A N 2 0 1 3 / 2 0 1 4
Rizki Amelia (409311044)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah kelas XII IPA 3 dengan jumlah siswa 42 orang dan objek dalam penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan tahun ajaran 2013/2014. Instrumen penelitian ini terdiri dari tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran.
Penelitian ini dibagi atas 2 siklus, masing-masing terdiri dari 2 pertemuan. Setiap pertemuan dilakukan observasi dengan memperhatikan observasi pembelajaran dan diakhir dari siklus diberikan tes hasil belajar siswa. Hasil observasi proses pembelajaran berlangsung dengan baik yaitu dari hasil observasi di siklus I mencapai 2,81 dengan kategori baik dan mengalami peningkatan di siklus II mencapai 3,14 dengan kategori baik. Sedangkan hasil analisis tes hasil belajar yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pembelajaran Contextual Teaching and Learning, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal masih belum tercapai karena hanya 23 siswa (54,8%) yang tuntas dengan nilai rata-rata kelas 66,78. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II, hasil belajar siswa ( 70) secara klasikal telah tercapai yaitu 37 siswa (88,1%) yang tuntas dengan nilai rata-rata 80,02. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa besar peningkatan hasil belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II adalah 33%.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat dan karunia-Nya yang memberikan kemampuan dan kesempatan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Skripsi ini berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Program
Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”, dimana untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi
penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak
Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si dan Bapak Drs. Syafari,
M.Pd, sebagai dosen penguji/pemberi saran yang telah memberikan masukan dan
saran-saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai
selesainya penyusunan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Japandi
Ambarita, M.Pd sebagai dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas
Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan,
M.Sc., Ph.D selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di fakultas, Bapak Drs.
Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si
selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia,
M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen
v
terima kasih juga disampaikan kepada H. Ali Masran Daulay, S.Pd., MA selaku
kepala MAN 3 Medan, Bapak Abdillah, S.Ag., M.Si selaku guru Matematika MAN
3 Medan, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda Sofyan
Dalimunthe dan Ibunda Yusnaimah Hasibuan, S.Pd tercinta yang telah banyak
memberikan dukungan, do’a, semangat, motivasi, perhatian dan pengertian yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Unimed,
terkhusus juga kepada Abangda Luthfi Syahrial, Am.K, Adinda Rizka Fadhillah,
Mhd. Taufiq Makruf, Riadhoh Aminah, Riza Fatimah Nazmi dan keluarga besar
yang senantiasa membantu serta memberikan dukungan dan semangat.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Hermawan, S.Pd yang
selalu memberikan doa, dukungan, dan motivasi dalam penyususnan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada adik kos “MANDRA” dikala
suka dan duka (Fitri, Faisah, Dian, Isnani, Meilinda, Masdiana) dan
sahabat-sahabat selama perkuliahan kelas Ekstensi A ’09 terkhusus Nurhayani Ritonga, Rizki Kholidah yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini dan
kepada teman-teman seperjuangan, teman-teman PPLT MAN Kisaran yang penuh
kesan.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi
ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan. Semoga Allah
SWT senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Medan, Januari 2014 Penulis,
vi
2.2.1 Pengertian dan Konsep Dasar Strategi
Pembelajaran Kontektual 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32
3.1.1 Lokasi Penelitian 32
3.1.2 Waktu Penelitian 32
3.2 Subjek dan Objek Penelitian 32
3.2.1 Subjek Penelitian 32
3.2.2 Objek Penelitian 32
3.3 Jenis Penelitian 32
vii
3.4.1 Tes 33
3.4.2 Observasi 33
3.5 Prosedur Penelitian 34
3.6 Teknik Analisis Data 37
3.6.1 Analisis Tes 37
3.6.2 Analisis Observasi 39
3.7 Indikator Peningkatan 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Siklus I 41
4.1.1 Permasalahan I 41
4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I 42
4.1.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan I 43
4.1.4 Observasi I 45
4.1.5 Analisis Data I 46
4.1.6 Refleksif I 53
4.2 Siklus II 54
4.2.1 Permasalahan II 54
4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II 55
4.2.3 Tahap Pelaksanaan Tindakan II 56
4.2.4 Observasi II 58
4.2.5 Analisis Data II 59
4.2.6 Refleksif II 66
4.3 Temuan Penelitian 76
4.4 Diskusi Penelitian 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 79
5.2 Saran 79
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Skema Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas 36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus I) 83
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus I) 88
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (Siklus II) 93
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (Siklus II) 98
Lampiran 5 : Kisi-Kisi Tes Awal 104
Lampiran 6 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 105
Lampiran 7 : Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 106
Lampiran 8 : Soal Tes Awal 107
Lampiran 9 : Soal Tes Hasil Belajar I 108
Lampiran 10 : Soal Tes Hasil Belajar II 109
Lampiran 11 : Lembar Validasi Soal Tes Awal 110
Lampiran 12 : Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 113
Lampiran 13 : Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 116
Lampiran 14 : Alternatif Tes Awal 119
Lampiran 15 : Alternatif Tes Hasil Belajar I 120
Lampiran 16 : Alternatif Tes Hasil Belajar II 121
Lampiran 17 : Daftar Nama Validator 126
Lampiran 18 : Pedoman Penskoran 127
Lampiran 19 : Pedoman Penskoran Tes Awal 128
Lampiran 20 : Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 129
Lampiran 21 : Analisis Hasil Tes Kemampuan Awal 130
Lampiran 22 : Analisis Hasil Tes Hasil Belajar I 132
Lampiran 23 : Analisis Hasil Tes Hasil Belajar II 134
Lampiran 24 : Nama-nama Siswa Kelas XII IPA 3 MAN 3 Medan 136
Lampiran 25 : Lembar Observasi Guru 137
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Ranah pendidikan merupakan bidang yang tak terpisahkan bagi masa
depan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sumber dan tujuan kemajuan suatu
bangsa. Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan kualitas pendidikannya. Oleh karena itulah pendidikan dapat dijadikan sebagai parameter
seberapa baik kualitas pembangunan suatu bangsa. Menurut Hamalik (2010:79)
bahwa:
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.
Sesuai dengan pernyataan Trianto (2010:1) bahwa:
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam
pendidikan formal dan mengambil peran yang sangat penting dalam dunia
pendidikan. Pemahaman dan penguasaan matematika yang baik sangat diperlukan
siswa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menghadapi masa depan yang
semakin kompetitif. Namun kenyataannya tidak sedikit siswa yang kurang
memahami arti penting matematika dalam kehidupan, sehingga siswa kurang
berminat dan kurang termotivasi dalam belajar matematika.
Matematika perupakan pelajaran dasar dan sarana berpikir ilmiah yang
sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya dalam
kehidupan sehari-hari. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2003:253) mengemukakan
bahwa:
2
komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran, keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Hasil belajar matematika siswa di Indonesia cukup rendah
dibandingkan dengan negara lainnya. Telah di peroleh data yang menunjukkan
rendahnya hasil belajar matematika siswa Indonesia. Seperti yang dituliskan
Napitupulu (http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434):
Pencapaian prestasi belajar siswa Indonesia di bidang sains dan matematika menurun. Siswa Indonesia masih dominan dalam level rendah, atau lebih pada kemampuan menghafal dalam pembelajaran sains dan matematika. Demikian hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011. Penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center Boston College tersebut, diikuti 600.000 siswa dari 63 negara. Untuk bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites.
Ketika mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MAN
Kisaran, penulis mengamati bahwa banyak siswa yang tidak memperhatikan dan
mengikuti dengan baik proses belajar matematika di kelas. Ketika memberikan
tugas, lebih banyak yang tidak mengerjakan daripada yang mengerjakan. Siswa
kurang memahami maksud dari soal program linear yang telah diberikan sehingga
untuk memecahkan masalah tersebut siswa bingung dan merasa tidak dapat
mengerjakannya. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa sangat rendah.
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di MAN 3 Medan
pada jam pelajaran Matematika pada materi Program Linear, khususnya pada saat
siswa menyelesaikan masalah-masalah tentang program linear. Informasi yang di
peroleh dari guru Matematika dari 40 siswa yang ada di kelas XIIhanya ada 19
siswa yang paham tentang program linear. Berarti dari data tersebut sekurangnya
hanya sekitar 47.5% dari jumlah siswa yang ada yang berhasil memahami
mengenai materi program linear. Namun nilai itu belum memenuhi kriteria
3
Model pembelajaran yang dipakai masih konvensional meskipun
kadang menggunakan media infokus. Selisih perbedaan hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran konvensional dibandingkan dengan menggunakan media
infokus hasil belajar siswa hanya meningkat 15%.
Sebagaimana diungkapkan Sadiyah
(http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html) bahwa:
Siswa sering mendapat kesulitan ketika proses pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar guru memulai pelajaran dengan membahas definisi-definisi, lalu membuktikan kepada siswa rumus-rumus yang terkait dengan topik tersebut, diikuti dengan membahas contoh-contoh soal dan diakhiri dengan meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan. Di samping itu, proses pembelajaran di kelas guru sangat dominan dan berperan aktif. Strategi pembelajarannya lebih ditekankan kepada siswa untuk mengingat atau menghafal dan tidak menekankan kepada siswa untuk memahami konsep, bernalar dan berkomunikasi serta memecahkan suatu masalah.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika adalah salah satu pelajaran
yang sulit. Sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2003:252) bahwa: ”Dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Kekurangan pemahaman siswa dalam program linear dimungkinkan
oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam kegiatan belajar mengajar.
Biasanya guru menjelaskan konsep perhitungan program linear tidak
menggunakan pengalaman siswa sehari-hari, sehingga siswa sulit memahaminya.
Apabila siswa berkesulitan belajar matematika maka bisa saja siswa tidak
menyukai pembelajaran matematika, dan akan malas bersekolah bila ada pelajaran
matematika.
Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai
pengetahuan yang telah di tentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar
jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan
4
memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman, dkk (dalam Abdurrahman, 2003:6) menyatakan bahwa: ”Kesulitan belajar khusus adalah
suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.
Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah
model pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik, sebenarnya
telah banyak hal yang disarankan dan diusahakan tetapi pembelajaran cenderung
kembali ke cara konvensional. Penerapan model pembelajaran yang tepat
diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di
sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2003:65) bahwa:
Metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari.
Selanjutnya Trianto (2010:5) menyatakan bahwa :
Berdasarkan hasil penelitian terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif .
Dari kutipan di atas, maka perlu diterapkan suatu sistem pembelajaran
yang melibatkan peran siswa secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar guna
meningkatkan hasil belajar matematika di sekolah. Seperti yang dikemukakan
Komaruddin (dalam Trianto 2010:8) bahwa:
5
memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan.
Salah satu model pembelajaran adalah Contextual Teaching and
Learning (CTL). Sanjaya (2008:255) mengemukakan bahwa:
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsepsi yang membantu
guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapan dalam
kehidupan mereka. Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang
mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi
tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau
gaya/cara siswa belajar.
CTL merupakan sistem menyeluruh yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling terhubung yang terdiri dari 7 komponen yaitu kontruktivisme,
menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian yang
autentik. Dalam kegiatan pembelajaran ada keunggulan dari CTL yaitu siswa
secara aktif dalam proses belajar mengajar, siswa dapat belajar melalui teman
diskusi kelompok, pembelajaran dikaitkan dengan situasi nyata, keterampilan
dikembangkan atas dasar pemahaman. Sedangkan kelemahannnya adalah waktu
yang dibutuhkan relatif lama, banyaknya masalah yang dihadapi guru disebabkan
karena tidak semua guru dapat melaksanakan pembelajaran CTL secara optimal, membutuhkan perhatian terhadap perkembangan siswa.
Salah satu materi yang dipelajari di kelas XII adalah Program Linear,
dimana pada sub materi ini dipelajari tentang sistem pertidaksamaan linear dua
variabel dan model matematika untuk mencari nilai optimumnya. Menurut Ari,
dkk., (2008: 62) “Program linear adalah salah satu bagian dari matematika terapan
6
dalam bidang ekonomi, perdagangan dan pertanian. Persoalan-persoalan itu
mengandung kendala atau batasan yang dapat diterjemahkan dari bahasa
sehari-hari menjadi bentuk matematika berupa persamaan, pertidaksamaan atau fungsi.
Model matematika yang baik hanya memuat bagian-bagian yang penting dan
diperlukan.
Artinya setiap persoalan yang kita hadapi dalam suatu sistem
permasalahan tertentu dalam dunia nyata perlu dirumuskan dulu dalam simbol-simbol tertentu menjadi simbol-simbol-simbol-simbol matematika sehingga mendekati
pemasalahan sebenarnya. Karena mendekati kenyataan, maka pengambilan
keputusan diharapkan dapat mendekati kenyataan sebenarnya. Dengan demikian
program linear diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebuah tempat parkir dengan luas 176 m2 hanya dapat menampung 20
bus dan mobil. Tiap mobil membutuhkan tempat parkir seluas 4 m2 dan untuk bus
seluas 20 m2. Setiap kendaraan yang menggunakan tempat parkir tersebut,
dikenakan biaya sesuai jenisnya. Biaya parkir untuk mobil Rp2.000,00 per jam
dan untuk bus Rp 4.000,00 per jam. Jika dalam satu jam tidak ada kendaraan yang
keluar dan masuk, berapakah hasil maksimum yang dapat diperoleh dari tempat
parkir tersebut dalam saju jam?.
Dalam kasus tersebut kita dapat mengetahui cara memecahkan
masalah program linear. Kasus tersebut berkaitan dengan sistem pertidaksamaan
linear dua variabel. Jadi, hal terpenting sebelum menyelesaikan masalah mengenai
program linear adalah memahami dan mengerti suatu permasalahan yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga bentuk program linear yang
akan dibuat menjadi mudah dan tepat.
Kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari diperoleh melalui kemampuan menyelesaikan soal cerita. Penyelesaian
soal cerita dimaksudkan agar siswa tidak hanya mampu mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga sebagai sarana untuk
mendorong munculnya sikap positif siswa akan kebermaknaan matematika dalam
7
Oleh karena itu, penggunaan model pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran matematika diawali dengan mengaitkan materi yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran kontekstual dalam
pembelajaran matematika SMA/MA dapat diterapkan pada materi program linear.
Dalam pembelajaran program linear, guru dapat menerapkan pembelajaran
kontekstual dengan cara mengawali pembelajaran dengan memberikan soal cerita
yang berkaitan dengan Program Linear. Dengan membuat keterkaitan antara materi Program Linear dengan masalah kehidupan sehari-hari, maka siswa akan
merasakan kebermanfaatan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,
langkah-langkah dalam pembelajaran dengan pembelajaran kontekstual dapat
membantu siswa membangun sendiri pemahamannya, sehingga materi yang
dipelajari tidak mudah hilang (tidak cepat lupa). Jadi, dengan menggunakan
model pembelajaran Contextual Teacing and Learning (CTL) dapat
mempermudah menyelesaikan permasalahan dalam Program Linear.
Berdasarakan uraian-uraian diatas penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) pada Materi Program Linear di Kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdsasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, antara lain :
1. Rendahnya hasil belajar matematika siswa.
2. Matematika merupakan bidang studi yang dianggap sulit oleh siswa.
3. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa adalah program linear.
4. Kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru.
5. Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning sebagai salah satu
alternatif model pembelajaran yang efektif yang bisa diterapkan di
8 1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu: Apakah dengan pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014?
1.4 Tujuan Masalah
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar
siswa dengan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada
program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan
antara lain adalah:
1. Bagi siswa, diharapkan dengan penerapan pembelajaran kontekstual dapat
meningkatkan pemahaman siswa yang berujung pada meningkatnya hasil
belajar siswa.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat
mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik
bagi sekolah dalam perbaikan pengajaran matematika di MAN 3 Medan.
4. Bagi peneliti, pedoman bagi peneliti sebagai calon guru untuk diterapkan
nantinya di lapangan.
79 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan pada penelitian ini adalah:
1. Nilai rata-rata tes meningkat sebesar 25,36 (66,78 – 41,42) dari hasil tes
awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan peningkatan sebesar 13,24 (80,02 – 66,78) dari siklus I ke siklus II.
2. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal meningkat sebesar 47,7%
(54,8% - 7,1%) dari hasil tes awal ke tes hasil belajar I (siklus I) dan
peningkatan sebesar 33,3% (88,1% - 54,8%) dari siklus I ke siklus II.
3. Ketuntasan belajar siswa minimal berkategori sedang mengalami
pertambahan sebanyak 5 orang dari siklus I ke siklus II.
4. Persentase ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai ketentuan
(85%) yaitu 88,1%.
5. Pembelajaran yang dilakukan termasuk kedalam kategori baik (3,14) dengan
peningkatan nilai observasi sebesar 0,33 (3,14 - 2,81) dari siklus I ke siklus
II.
6. Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi program linear di kelas XII MAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan
kesimpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika hendaknya selalu berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa dan mempertimbangkan pembelajaran kontekstual sebagai
alternatif pembelajaran.
2. Kepada siswa MAN 3 Medan di sarankan lebih berani dalam menyampaikan
pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang dimiliki
80
3. Kepada Kepala MAN 3 Medan, agar dapat mengkoordinasikan guru-guru
untuk menerapkan pembelajaran yang relevan dan inovatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga pembelajaran CTL sebagai salah
satunya.
4. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan pertimbangan untuk menerapkan pembelajaran CTL pada materi
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.
Ari, Y., dan Indriyastuti, (2008), Perspektif Matematika 3 untuk Kelas XII SMA dan MA IPA, Platinum, Solo.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, S., Suhardjono, dan Supardi, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA, Unimed, Medan.
Napitupulu, E. L., (2012), Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun, http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434, (diakses tanggal 12 November 2013).
Hamalik, O., (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Bandung.
Pratiwi, I., (2012), Penerapan Pendekatan CTL untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Negeri 2 Perbaungan T.A 2012/2013, Skripsi, FMIPA Unimed.
Purwanto, N., (2009), Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Sadiyah, Y., (2013), Upaya Meningkatkan Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Kontekstual,
http://forum-mgmpsmp-kng.blogspot.com/2013/01/upaya-meningkatkan-pemecahan-masalah.html, (diakses tanggal 25 Maret 2013).
82
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana, N., (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Syah, M., (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana, Surabaya.
Usman, U., (2010), Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung.