• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII SMP N 1 SATU ATAP SITINJO TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII SMP N 1 SATU ATAP SITINJO TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM

PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII SMP N 1 SATU ATAP SITINJO TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh:

Lidya Karmila Berutu NIM. 409411025

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP Negeri 1 Satu Atap Sitinjo Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr.KMS M Amin Fauzi, M.Pd, Ibu Dra. N Manurung, M.Pd, dan Bapak Drs. Togi, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D, selaku dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan beserta para pegawai staf pegawai di fakultas, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si sebagai Sekretaris Jurusan Matematika beserta seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

(4)

Abanganda Iwan Taruna Berutu M.Si, Kakanda Nurhabibi Berutu, Amd.Keb ,Abanganda Sahnan Berutu, Kakanda Elvina Berutu, Amd.Keb , Abanganda Hadi Kusuma Berutu, SE, Abanganda Irwan Bako, M.Si, Kakanda Sudarni Berutu,SP , dan Abanganda Edi Syahputra Berutu,ST yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil,serta Fauzan Jonang Berutu, Fadil Berutu dan keponakan-keponakan yang selalu menghibur dalam proses pengerjaan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Esdi Pasaribu selaku guru bidang studi matematika SMP N 1 Satu Atap Sitinjo yang telah banyak membantu penulis selama penelitian,dan buat Farid Akhsani, S.Si yang selalu memberi semangat kepada penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepadaMaya Utami Ningsih, Ridha Mastura Berasa, Nadra Afiati, Desy Radaniyah Munte, Ira ryana Siregar, Kholidah Sitanggang, serta teman-teman senasib seperjuangan di Pendidikan Matematika Kelas A 2009 dan teman-teman PPL Gebang yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta teman-teman di kost Junasty yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2014 Penulis,

(5)

iii

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII SMP N 1

SATU ATAP SITINJO TAHUN AJARAN 2013/2014

LIDYA KARMILA BERUTU (409411025) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Subjek dalam penelitian ini adalah 40 siswa kelas VIII-2 SMP Negeri 1 Satu Atap Sitinjo dan Objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Instrumen dalam penelitian yang digunakan adalah observasi dan tes.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (PTK). Banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar dari tes awal yaitu 5 dari 40 orang (12,5%) dengan rata-rata kelas 38,88. Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada tes hasil belajar I adalah 19 dari 40 orang (47,5 %) dengan rata-rata kelas 64,25 dan tes hasil belajar II adalah 25 dari 40 orang (62,5 %). Hasil analisis data pada siklus II dengan strategi pembelajaran yang sama, banyak siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada tes hasil belajar III adalah 34 dari 40 orang (85 %) dan rata-rata kelas 72,88 dan tes hasil belajar IV adalah 35 dari 40 orang (87,5 %) dan rata-rata kelas 74,75. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal yaitu minimal 85% dari jumlah siswa mempunyai daya serap ≥ 70 % maka pembelajaran ini telah mencapai target ketuntasan belajar klasikal.

Pada siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar siswa pada pertemuan I sebesar 47,5% dan pada pertemuan II sebesar 62,5%. Karena rata-rata persentase hasil belajar siswa belum mencapai 70% maka dilanjutkan dengan siklus II. Dari siklus II diperoleh rata-rata persentase hasil belajar siswa pada pertemuan I sebesar 85% dan pada pertemuan II sebesar 87,5% . Berdasarkan kriteria tes hasil belajar maka pembelajaran ini telah mencapai target peningkatan hasil belajar yaitu apabila skor hasil belajar siswa minimal 70 %.

(6)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(7)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Fase-Fase Model Pembelajaran Kooperatif 21

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 38

(8)
(9)

xi

Lampiran 29. Alternatif Penyelesaian Test Hasil Belajar III Siklus II 129 Lampiran 30 Pedoman Pensekoran Tes Hasil Belajar III 131 Lampiran 31. Test Hasil Belajar IV Siklus II 132 Lampiran 32. Alternatif Penyelesaian Test Hasil Belajar IV Siklus II 133 Lampiran 33 Pedoman Pensekoran Tes Hasil Belajar IV 135 Lampiran 34 Lembar Validasi Test Hasil Belajar III dan IV Siklus II 136 Lampiran 35 Lembar Validasi Test Hasil Belajar III dan IV Siklus II 138 Lampiran 36 Lembar Validasi Test Hasil Belajar III dan IV Siklus II 140 Lampiran 37. Lembar Observasi Kegiatan Guru 142

Lampiran 38 Nama- Nama Siswa 144

Lampiran 39 Analisis Tes Awal 146

Lampiran 40 Analisis Tes Hasil Belajar I 148 Lampiran 41 Analisis Tes Hasil Belajar II 150 Lampiran 42 Analisis Tes Hasil Belajar III 152 Lampiran 43 Analisis Tes Hasil Belajar IV 154 Lampiran 44 Grafik Peningkatan Tes Hasil Belajar Siswa 156

Lampiran 45 Lembar Wawancara 157

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika Sebagai ilmu dasar mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada umumnya. Oleh karena itu matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah baik sekolah dasar,sekolah lanjutan sampai dengan perguruan tinggi.

Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika menurut Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) menyatakan bahwa :

Matematika merupakan: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, Cocroft (dalam Abdurrahman, 2009 : 253) mengemukakan bahwa:

Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Berbagai alasan perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa pada hakikatnya dapat disimpulkan karena masalah kehidupan sehari-hari. Suherman dan Winataputra (1999: 134) mengemukakan bahwa:

(11)

2

Menurut Johnson dan Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009 : 252) menyatakan bahwa: “Matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berpikir.”

Hal ini senada dengan James (dalam Suherman dan winataputra, 1999 : 120) dalam kamus matematikanya menyatakan bahwa :“Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep berhubungan lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.”

Jadi, dapat disimpulkan matematika adalah ilmu universal yang dapat meningkatkan kemampuan bernalar, berpikir kritis, logis, sistematis, aktifitas kreatif, dan pemecahan masalah.

Sementara mutu pendidikan di Indonesia, terutama dalam mata pelajaran matematika, masih rendah. Data UNESCO (dalam Zainurie, 2010) menunjukkan bahwa:

Peringkat matematika Indonesia berada di deretan 34 dari 38 negara.” Dan hasil penelitian Tim Programme of International Student Assesment (PISA) 2001 menunjukkan bahwa “Indonesia menempati urutan ke-39 dari 41 negara pada kategori literatur matematika

.

Mendiknas (Nuh 2010) mengemukakan bahwa:

Sama seperti di tingkat SMA, angka kelulusan ujian nasional (UN) disekolah menengah pertama (SMP) tahun 2010 juga jeblok alias turun cukup signifikan dibanding UN 2009, yaitu dari 95,05% menjadi 90,27%. siswa yang tidak lulus terbanyak dimata pelajaran Matematika yakni 12,13%, pelajaraan Bahasa Inggris sebanyak 12,01%, pada pelajaran IPA sebanyak 5,56% dan pada pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 0,86 %.

Secara jelas dapat disimpulkan bahwa pendidikan matematika masih mengecewakan. Rendahnya hasil belajar dan kemampuan matematika ini disebabkan masih banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar matematika, kurang berminat, dan selalu menganggap matematika sebagai ilmu yang sukar, sehingga menimbulkan rasa takut untuk belajar matematika.

(12)

memahami tentang matematika yang mereka kerjakan. Siswa sering tidak dapat menggunakan pengetahuan matematika yang mereka miliki dalam kehidupan sehari-hari, bahkan siswa tidak dapat menggunakan keterampilan menyelesaikan soal apabila diberikan soal yang sedikit berbeda dari apa yang dipelajarinya.

Rendahnya hasil belajar siswa dalam matematika tentu dipengaruhi banyak variabel. Namun secara garis besar variabel tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi bahan ajar, strategi, model pembelajaran, media pendidikan serta situasi lingkungan. Faktor internal meliputi persiapan siswa dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, sehingga siswa dalam memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah.

Salah satu materi pelajaran dalam matematika yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Selain kelemahan belajar matematika yang telah diuraikan diatas, terdapat juga kelemahan belajar matematika yang lebih terperinci pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel diantaranya adalah sebagai berikut : (1) Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan metode Grafik. (2) Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan metode Substitusi. (3) Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan metode Eliminasi.dan (4) Masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam aplikasi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.

(13)

4

guru yang lebih aktif,sementara siswa duduk secara pasif menerima pembelajaran. Siswa kurang mampu dalam memecahkan masalah pada pokok bahasan SPLDV, ini terjadi karena tingkat konsentrasi siswa yang tidak maksimal, yang mungkin disebabkan karena metode yang digunakan tidak cocok atau metode sebelumnya tidak membuat siswa termotivasi sehingga kebanyakan siswa kurang mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi SPLDV .Ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata hasil belajar tes diagnostik matematika siswa pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP N 1 Satu Atap Sitinjo tahun ajaran 2012/2013 hanya 11 orang yang tuntas dengan populasi berjumlah 40 orang siswa dan persentase ketuntasan klasikal 27,5 % dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) adalah 70. Banyaknya siswa di kelas VIII SMP N 1 Satu Atap Sitinjo yang lemah dalam pelajaran matematika khusus dalam materi sistem persamaan linear dua variabel tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mencoba mengupayakan model pembelajaran yang tepat yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, karena melalui model ini diharapkan dapat membangkitkan semangat siswa dan siswa dapat belajar lebih aktif sebab mereka lebih banyak berperan dalam pembelajaran.

Faktor yang mempunyai andil yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar matematika adalah pemilihan model pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran dalam menyajikan pelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran akan membuat kejenuhan siswa dalam menerima pelajaran matematika dan mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Jika dilihat dari aktivitas pembelajaran dikelas yang selama ini dilakukan oleh guru yang kurang memvariasikan model–model pembelajarannya dimana pembelajaran matematika disekolah masih didominasi oleh guru dan kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika siswa, Seperti yang dikemukakan oleh Abbas (2010) bahwa :

(14)

selama ini model pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, Ansari (2009:3) mengemukakan bahwa: ”Model pembelajaran pemberian informasi secara konvensional dapat mendidik siswa menjadi kurang baik, dan juga dapat mendidik siswa bersikap apatis dan individualistik”. Mereka melihat matematika sebagai suatu kumpulan aturan-aturan yang dapat mendatangkan bosan, karena aktivitas siswa hanya mengulang prosedur atau menghafal algoritma tanpa diberi peluang lebih banyak berinteraksi dengan sesama. Pembelajaran seperti ini tidak memberi kebebasan berfikir siswa, melainkan belajar hanya untuk tujuan singkat. Apabila pembelajaran matematika menekankan pada aturan dan prosedur, ini dapat memberi kesan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang dihapal, hal inilah yang dapat membuat siswa tidak bebas dalam berpikir dan menyampaikan ide-idenya. pemilihan model pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketidaktepatan penggunaan model pembelajaran merupakan faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa.

Prestasi ini tentunya merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu. Dalam arti, bahwa proses pembelajaran hingga saat ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya. Dari permasalahan di atas, perlu diterapkan suatu model pembelajaran matematika yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif salah satu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Penulis dalam penelitian ini menggunakan model

(15)

6

Menurut (Slavin, 2008: 143) bahwa :

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru memulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif

Dengan kondisi siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan persoalan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) , maka kooperatif STAD ini diharapkan mampu meningkatkan semangat siswa dalam menyelesaikan persoalan SPLDV dan dapat mempermudah siswa belajar matematika, sehingga meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan tercipta kerjasama dan keberhasilan dalam kelompok yang tergantung dari keberhasilan individu. Strategi yang paling sering digunakan untuk mengaktifkan siswa adalah melibatkan siswa dalam kerja kelompok, maka sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan demikian memungkinkan terciptanya suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa, menumbuhkan rasa kepemilikan siswa terhadap kegiatan pembelajaran, meningkatkan interaksi dan kerjasama diantara siswa untuk bersama-sama meningkatkan hasil belajar, meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan guru dan menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.

Dari uraian di atas penulis sebagai calon guru merasa tertarik dan terdorong melakukan penelitian dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

(16)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, dapat diidentifikasikan sejumlah masalah :

1. Hasil belajar matematika siswa rendah

2. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit.

3. Pembelajaran yang dilakukan masih didominasi oleh guru yang lebih aktif dibanding siswa.

4. Penggunaan model pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat dan kurang memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif dalam matematika.

1.3 Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

2. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah hasil belajar siswa kelas VIII di SMP N 1 Satu Atap Sitinjo tahun ajaran 2013/2014 pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah dengan menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar

Matematika siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di SMP N 1 Satu Atap Sitinjo”.

1.5 Tujuan Penelitian

(17)

8

belajar siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di SMP N 1 Satu Atap Sitinjo”.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama:

1. Bagi siswa, akan berguna untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

2. Bagi guru sebagai bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan dalam pembelajaran matematika.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa :

Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi sistem persamaan linear dua variabel di kelas VIII SMP Negeri 1 Satu Atap Sitinjo dimana peningkatan diperoleh setelah siklus II dilaksanakan. Setelah pemberian tindakan dengan penerapan model kooperatif tipe STAD dengan menggunakan LKS dan alat peraga pada siklus II tes hasil belajar siswa III mecapai ketuntasan sebanyak 85 % dan untuk tes hasil belajar siswa IV mencapai ketuntasan sebanyak 87,5% dari jumlah peserta didik pada kelas tersebut yang mencapai daya serap perorangan ≥ 70 % dan ketuntasan klasikal mencapai paling sedikit 85%. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan bahwa siklus ke II ketuntasan belajar pada materi sistem persamaan linear dua variabel telah dipenuhi.

5.2. Saran

Adapun saran yang diajukan berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian adalah :

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran

kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik – baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

(19)

64

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, (2010), Pendidikan di Indonesia, Masalah, dan Solusinya, http://www.depdiknas.go.id.

Abdurahman, Mulyono,(2009), Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar,Rineka Cipta, Jakarta

Adinawan, M. Cholik dan Sugijono,(2007),Matematika untuk SMP Kelas VIII, Penertbit Erlangga, Jakarta

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematik (Konsep dan Aplikasi), Penerbit Pena, Banda Aceh.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2011), Pedoman Penulisan Proposal Dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fmipa Unimed, FMIPA Unimed, Medan..

Isjoni, H., (2010) Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Nuh, Muhammad., (2010), Hasil UN Tingkat SMP juga Jeblok, http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=252638

( Mendiknas ,Mei 2007)

Nurhadi, (2004), Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban), Grasindo, Jakarta. Sihombing, W.L., (2012), Telaah Kurikulum, Pendidikan Matematika Sekolah,

FMIPA Unimed, Medan.

Silberman., ( 2009 ), Aktif Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yappendis, Yogyakarta

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2008), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung. Sudjana, Nana.,(2008), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,P.T. Remaja

Rosdakarya,Bandung.

Soegito,E. dan Nuraini, E. (2009), Kemampuan Pasar Mengajar, Sinar Baru, Bandung.

(21)

66

Sukardi, (2009), Guru Powerful, Guru Masa Depan, Penerbit Kolbu, Bandung. Suprijono, A., (2010), Cooperative Learning, Penerbit Pustaka Belajar,

Yogyakarta

Suyatno.,(2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Masmedia Buana Pustaka,Sidoarjo.

Tim MKPBM, (2001), Strategi Pembelajaran Kontemporer, Jurnal Pendidikan Matematika.

Usman, U.M., (2004), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya. Tarmizi, (2008)., Dalam penerapan metode belajar aktif yang benar, siswa dan

guru sama-sama aktifnya., http://primaindonesia.blogspot.com/ (diakses 27 juli 2009)

Trianto.,(2009),Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif “ konsep, landasan dan Implementasinya pada kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.

Vygotsky (1986)., Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

(http://kireyinha.blogspot.com/2011/07/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html ) (diakses juli 2006)

(22)
(23)

xi

Lampiran 29. Alternatif Penyelesaian Test Hasil Belajar III Siklus II 129 Lampiran 30 Pedoman Pensekoran Tes Hasil Belajar III 131 Lampiran 31. Test Hasil Belajar IV Siklus II 132 Lampiran 32. Alternatif Penyelesaian Test Hasil Belajar IV Siklus II 133 Lampiran 33 Pedoman Pensekoran Tes Hasil Belajar IV 135 Lampiran 34 Lembar Validasi Test Hasil Belajar III dan IV Siklus II 136 Lampiran 35 Lembar Validasi Test Hasil Belajar III dan IV Siklus II 138 Lampiran 36 Lembar Validasi Test Hasil Belajar III dan IV Siklus II 140 Lampiran 37. Lembar Observasi Kegiatan Guru 142

Lampiran 38 Nama- Nama Siswa 144

Lampiran 39 Analisis Tes Awal 146

Lampiran 40 Analisis Tes Hasil Belajar I 148 Lampiran 41 Analisis Tes Hasil Belajar II 150 Lampiran 42 Analisis Tes Hasil Belajar III 152 Lampiran 43 Analisis Tes Hasil Belajar IV 154 Lampiran 44 Grafik Peningkatan Tes Hasil Belajar Siswa 156

Lampiran 45 Lembar Wawancara 157

Referensi

Dokumen terkait

Subjek dalam penelitian ini adalah 35 siswa kelas VIII SMP PAB 21 Pematang Johar dan objek penelitian ini adalah hasil belajar matematika siswa pada materi bangun ruang

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 3 Tanjung Beringin yang berjumlah 30 orang dan objek penelitian ini adalah pembelajaran model

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII- A SMP yang berjumlah 30 orang dan objek dari penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Selogiri yang berjumlah 40 siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran Box, Board, and Manga (BBM) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) siswa kelas

Skripsi ini membahas tentang analisis kesalahan dalam menyelesaikan soal sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas VIII SMP IT Wahdah Islamiyah. Penelitian

berdasarkan objek-objek matematika dalam menyelesaikan masalah persamaan linear satu variabel. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 9 Palu yang menggunakan metode

tindakan kelas (PTK). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 3 Colomadu yang berjumlah 34 siswa dan subyek pelaksana tindakan adalah guru matematika