• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP N 3 TANJUNG BERINGIN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP N 3 TANJUNG BERINGIN T.A 2014/2015."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP N 3

TANJUNG BERINGIN T.A 2014/2015

Oleh:

Yeni Yolanda NIM 4112111020

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul “Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Materi Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP N 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015”. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam Universitas Negeri Medan.

Selama proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis, namun semua itu dapat diatasi karena bantuan tulus dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan rendah hati dan tulus penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu dalam membimbing serta memberikan masukan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, dan Budi Halomoan Siregar, S.Si, M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran yang sangat bermanfaat mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

(5)

juga disampaikan kepada Bapak Aspul A. Lubis, S.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 3 Tanjung Beringin, Bapak Tamson Sihaloho, S.Pd. selaku guru Matematika SMP Negeri 3 Tanjung Beringin, serta guru-guru yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tersayang Marlan, Ibunda tercinta Umi Kalsum, yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa, semangat, dan pengorbanan yang tak ternilai harganya. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin.

Penulis juga terima kasih untuk teman-teman senasib sepenanggungan seperjuangan dikelas A Pendidikan Matematika angkatan 2011. Kalian semua adalah teman-teman yang baik, yang tak tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus ..” I will miss you all”. Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk teman kos 151 seperjuangan Dian Novita, Paridah Hanum, dan Upik Kariyana yang selalu memotivasi saya saat lelah dan kepada teman-teman seperjuangan PPLT SMA Negeri 1 Sei Rampah (khususnya best Fiqa, best Yati, best Resty dan best Fitri).

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini sehingga dapat bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kita semua, Amiiin….

Medan, Juni 2015 Penulis

(6)

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII

SMP N 3 TANJUNG BERINGIN Yeni Yolanda (4112111020)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 3 Tanjung Beringin yang berjumlah 30 orang dan objek penelitian ini adalah pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) untuk meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok SMP Negeri 3 Tanjung Beringin Tahun Ajaran 2014/2015. Instrumen penelitian ini adalah angket, lembar observasi dan tes. Angket digunakan untuk melihat peningkatan kemandirian belajar siswa. Sedangkan tes digunakan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan di akhir setiap siklus diberikan angket kemandirian belajar siswa dan tes hasil belajar. Berdasarkan hasil angket, kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata aspek kemandirian siswa mengalami peningkatan sebesar 15,94% dari 61,97% menjadi 77,91%. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II pada masing–masing aspek kemandirian adalah sebagai berikut: (1) Aspek Inisiatif belajar mengalami peningkatan sebesar 17,78 % dari 61,94% menjadi 79,72% (2) Aspek Mendiagnosa kebutuhan belajar mengalami peningkatan sebesar 10% dari 70,83% menjadi 80,83% (3) Aspek Menetapkan target dan tujuan belajar mengalami peningkatan sebesar 12,08% dari 73,33% menjadi 85,41% (4) Aspek Memonitor, mengatur dan mengontrol mengalami peningkatan sebesar 15,83% dari 64,44% menjadi 80,27% (5) Aspek Memandang kesulitan menjadi tantangan mengalami peningkatan sebesar 16,67% dari 56,38% menjadi 73,05% (6) Aspek Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan mengalami peningkatan sebesar 19,16% dari 58,61% menjadi 77,77% (7) Aspek memilih dan menetapkan strategi belajar mengalami peningkatan sebesar 21,11% dari 55,83% menjadi 76,94% (8) Aspek Mengevaluasi proses dan hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 10,84% dari 64,16% menjadi 75% (9) Aspek Self efficacy (konsep diri) mengalami peningkatan sebesar 20% dari 52,22% menjadi 72,22%. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 65,43 menjadi80,23.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar x

Daftar Tabel xi

Daftar Lampiran xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pendidikan Karakter 9

2.1.2. Kemandirian Belajar 11

2.1.2.1 Pengertian Kemandirian Belajar 11 2.1.2.2 Kemandirian Belajar Dalam Pembelajaran Matematika 15

2.1.3. Hasil Belajar 16

2.1.4 Model Pembelajaran 18

(8)

2.1.6.1 Prosedur Penggunaan Strategi Cooperative Learning Bermuatan Karakter ke dalam Pembelajaran 23 2.1.7 Kooperatif Tipe Numbered Heads Together 24

2.1.7.1 Numbered Heads Together (NHT) Bermuatan

Karakter Kemandirian 28

2.1.7.2 Prosedur Penggunaan NHT Bermuatan Karakter

Kemandirian 30

2.1.8 Materi Kubus dan Balok 31

2.1.8.1. Kubus 31

a. Pengertian Kubus 31

b. Model Rangka Kubus 33

c. Jaring-jaring Kubus 34

d. Menggambar Kubus 35

e. Luas Permukaan Kubus 36

f. Volume Kubus 37

2.1.8.2. Balok 38

a. Pengertian Balok 38

b. Model Rangka Balok 40

c. Jaring-jaring Balok 41

d. Luas Permukaan Balok 42

e. Volume Balok 43

2.2. Penelitian Yang Relevan 44

2.3. Kerangka Konseptual 44

2.4. Hipotesis Tindakan 46

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 47

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 47

3.2.1. Subjek Penelitian 47

3.2.2. Objek Penelitian 47

(9)

3.4. Prosedur Penelitian 47

3.5. Alat Pengumpulan Data 55

3.6. Teknik Analisis Data 57

3.6.1 Reduksi Data 57

3.6.2 Paparan Data 62

3.6.3 Penyimpulan Data 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Siklus I 64

4.1.1 Permasalahan I 64

4.1.2 Tahap Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I) 65

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan I 65

4.1.3.1 Pertemuan Pertama Siklus I 66

4.1.3.2 Pertemuan Kedua Siklus I 67

4.1.3.3 Pertemuan Ketiga Siklus I 69

4.1.4 Observasi I 69

4.1.5 Analisis Data Hasil Penelitian Siklus I 70 4.1.5.1 Analisis Angket Kemandirian Siklius I 70

4.1.5.2 Observasi I 73

4.1.5.3 Tes I 76

4.1.5.4 Wawancara I 77

4.1.6 Refleksi I 78

4.2 Hasil Siklus II 80

4.2.1 Permasalahan II 80

4.2.2 Tahap Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II) 81

4.2.3 Pelaksanaan Tindakan II 81

4.2.3.1 Pertemuan Pertama Siklus II 82

4.2.3.2 Pertemuan Kedua Siklus II 83

4.2.3.3 Pertemuan Ketiga Siklus II 84

4.2.4 Observasi II 84

(10)

4.1.5.1 Analisis Angket Kemandirian Siklius II 85

4.1.5.2 Observasi II 87

4.1.5.3 Tes II 90

4.1.5.4 Wawancara II 95

4.2.6 Refleksi II 96

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 97

4.3.1 Hubungan Antara kemandirian Dalam Belajar Matematika

Dan Hasil Belajar Siswa 100

4.4 Keterbatasan Penelitian 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 102

5.2 Saran 102

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Tahapan-Tahapan Pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Head Together 26 Tabel 2.2. Indikator Karakter Kemandirian dalam Pembelajaran

Matematika 30

Tabel 2.3. Tahapan-tahapan Pembelajaran Kooperatif tipe NHT

Bermuatan Karakter Kemandirian 31 Tabel 3.1. Kisi – Kisi Angket Kemandirian Belajar

Matematika Siswa 57

Tabel 3.2. Kriteria Rata-Rata Penilaian Observasi 58 Tabel 3.3 Kategori Penguasaan Siswa 59 Tabel 3.4 Kategori Penilaian Angket 61 Tabel 4.1 Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Diagnostik 64 Tabel 4.2 Hasil Analisis Lembar Angket Kemandirian Belajar

Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) Pada Siklus I 71 Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa

Pada Siklus I 72

Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Kemandirian Tiap Siswa

Pada siklus I 73

Tabel 4.5 Hasil Lembar Observasi Kemandirian Siswa Pada Siklus I 73 Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi kegiatan pembelajaran

Model NHT Siklus I 75

Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Pada Siklus I 76 Tabel 4.8 Tingkat Ketuntasan Tes Siklus I 76 Tabel 4.9 Hasil Analisis Lembar Angket Kemandirian Belajar

Siswa Menggunakan Model Cooperative Learning tipe

Numbered Head Together (NHT) 86

(12)

Pada Siklus II 87 Tabel 4.11 Hasil Lembar Observasi Kemandirian Tiap Siswa

Pada Siklus II 87

Tabel 4.12 Hasil Lembar Observasi Kemandirian Siswa

Pada Siklus II 88

Tabel 4.13 Deskripsi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Model NHT Siklus II 89

Tabel 4.14 Tingkat Kemampuan Penguasaan Siswa Pada Siklus II 91 Tabel 4.15 Tingkat Ketuntasan Tes Siklus II 91 Tabel 4.16 Persentase Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa

Berdasarkan Aspek-Aspek Kemandirian Belajar Siswa

Siklus I Dan Siklus II 93

Tabel 4.17 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Siklus I Dan Siklus II 94 Tabel 4.18 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Tes Hasil

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Siklus Kemandirian Belajar 13

Gambar 2.2 Sebuah Kubus 31

Gambar 2.3 Diagonal Bidang Kubus 32

Gambar 2.4 Diagonal Ruang Kubus 33

Gambar 2.5 Bidang Diagonal Kubus 33

Gambar 2.6 Jaring-Jaring Kubus 34

Gambar 2.7 Kubus Satuan 37

Gambar 2.8 Sebuah Balok 38

Gambar 2.9 Jaring-Jaring Balok 42

Gambar 2.10 Balok Satuan 43

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 54 Gambar 4.1 S29 Mengerjakan Soal Yang Diberikan Peneliti 67 Gambar 4.2 S13 Saat Bertanya Pada Peneliti 68 Gambar 4.3 S15 Gelisah Saat Mengerjakan Tes Dan

Melihat Jawaban Teman 69

Gambar 4.4 Diagram Hasil Analisis Lembar Angket

Kemandirian Belajar Siswa 72

Gambar 4.5 S23 Saat Mengerjakan Soal Nomor 1 83 Gambar 4.6 Siswa Tampak Lebih Tertib Saat Mengerjakan Tes II 84 Gambar 4.7 Diagram Persentase Analisis Hasil Lembar Angket

Kemandirian Belajar Siswa Siklus II 86 Gambar 4.8 Persentase Peningkatan Kemandirian Belajar Siswa

Berdasarkan Aspek-Aspek Kemandirian Belajar Siswa 94 Gambar 4.9 Nilai Rata-Rata Tes Hasil Belajar Siklus I Dan Siklus II 95 Gambar 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Tes Hasil

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus I 106 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus I 113 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 Siklus II 120 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 Siklus II 126 Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa I 131 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa II 134 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa III 137 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa IV 142 Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian LAS I Siklus I 146 Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian LAS II Siklus I 149 Lampiran 11 Alternatif Penyelesaian LAS III Siklus II 152 Lampiran 12 Alternatif Penyelesaian LAS IV Siklus II 1 55

Lampiran 13 Tes Diagnostik 158

Lampiran 14 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 160 Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 163 Lampiran 16 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran 166 Lampiran 17 Hasil Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus I 174

Lampiran 18 Hasil Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran

Siklus II 176

Lampiran 19 Lembar Observasi Kemandirian Siswa 178 Lampiran 20 Deskripsi Hasil Observasi Kemandirian Siswa

Siklus I dan Siklus II 186

Lampiran 21 Kisi – Kisi Angket Kemandirian Belajar

Matematika Siswa 187

Lampiran 22 Lembar Angket Kemandirian Belajar

Matematika Siswa 188

(15)

Lampiran 24 Deskripsi Hasil Angket Kemandirian Siklus I dan II 194 Lampiran 25 Hasil Angket Kemandirian Belajar Setiap Siklus I 195 Lampiran 26 Hasil Angket Kemandirian Belajar Setiap Siklus I 197 Lampiran 27 Analisis Perhitungan Persentase Lembar Angket

Tiap Indikator Kemandirian Siswa Siklus I 199 Lampiran 28 Analisis Perhitungan Persentase Lembar Angket

Tiap Indikator Kemandirian Siswa Siklus II 203 Lampiran 29 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar SiklusI 207 Lampiran 30 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II 208 Lampiran 31 Tes Hasil Belajar Siklus I 209 Lampiran 32 Tes Hasil Belajar Siklus II 211 Lampiran 33 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 212 Lampiran 34 Lembar Validasi tes Hasil Belajar II 215 Lampiran 35 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Siklus I 218 Lampiran 36 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar Siklus II 222 Lampiran 37 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus I 225 Lampiran 38 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Siklus II 229 Lampiran 39 Analisis Tes Hasil Belajar Setiap Siswa Pada Siklus I 232 Lampiran 40 Analisis Tes Hasil Belajar Setiap Siswa Pada Siklus II 234 Lampiran 41 Daftar Nama Siswa Kelas Viii-1 Smp Negeri 3

Tanjung Beringin T.A 2014/2015 236 Lampiran 42 Pembagian Kelompok Belajar Siswa Kelas VIII-1

SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015 237 Lampiran 43 Kutipan Hasil Wawancara 238

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Dengan kata lain, pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan karakter manusia. Pendidikan bisa juga dikatakan sebagai proses pemanusiaan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 263) disebutkan bahwa “Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2005: 10) “Pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga dapat menambah pemahaman dan mengubah cara tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan tiap individu.” Melalui pendidikan, manusia dituntut untuk dapat menumbuh-kembangkan segala potensi yang ada dalam diri guna mencapai kesejahteraan hidup sebagaimana yang didambakannya.

Pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah upaya terencana dalam proses pembinaan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (dalam Suyadi, 2013:20). Pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia menjadi lebih baik dan bermartabat antara lain melalui program pendidikan yang bermutu yang dicerminkan melalui proses pembelajaran di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana serta faktor lingkungan.

(17)

pada siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku. Meyer (dalam Pribadi, 2009) mengemukakan pengertian belajar sebagai

Perubahan relatif permanen dalam pengetahuan dan perilaku seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman. Pengalaman yang sengaja didesain untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang akan menyebabkan berlangsungnya proses belajar. Pada proses belajarlah karakter seseorang akan terbentuk

Adapun karakter yang dapat dibentuk pada proses belajar di sekolah adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,peduli sosial, dan tanggung jawab. (Sulistyowati, 2012:72).

Sekolah mempunyai peranan penting untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 dan juga UU SISDIKNAS. Sekolah bertanggungjawab penuh untuk dapat mencetak lulusan yang memiliki kualitas yang handal yang diwujudkan dengan pencapaian hasil belajar yang tinggi. Pencapaian hasil belajar yang tinggi dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagaimana diungkapkan oleh (Slameto (2013:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern (dalam diri individu) dan faktor ekstern (lingkungan).

Faktor dari dalam individu siswa meliputi faktor psikologis antara lain kemandirian belajar, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kedisiplinan belajar, dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar individu siswa misalnya meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial serta instrument yang berupa kurikulum, program, sarana, fasilitas, dan juga guru.(Slameto, 2013: 54). Salah satu faktor intern yang mempengaruhi hasil belajar adalah kemandirian.

Menurut Good (dalam Slameto, 2003) kemandirian belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak luar. Sedangkan menurut Shirley Gould yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (1995:108) “independence is freedom from dependence and as exemption from

realiance on, or control by, others”. Mandiri diartikan sebagai suatu keadaan

(18)

kebutuhannya sendiri. Kemandirian berarti kondisi dimana seseorang dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan bebas dari ketergantungan dari orang lain. Sehingga belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri, melainkan suatu prinsip belajar yang bertumpu pada kegiatan dan tanggung jawab siswa sendiri bukan suruhan atau anjuran orang lain.

Menurut Dhesiana (2009) konsep belajar mandiri sebenarnya berakar dari konsep pendidikan dewasa. Belajar mandiri juga cocok untuk semua tingkatan usia. Dengan kata lain, belajar mandiri sesuai untuk semua jenjang sekolah baik untuk sekolah menengah maupun sekolah dasar dalam rangka meningkatkan prestasi siswa.

Menurut Utari Sumarmo (2006: 5) dengan kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain secara emosional. Sedangkan siswa yang tidak memiliki kemandirian dalam belajar akan mengalami kesulitan dalam belajar, tidak mempunyai dorongan untuk berprestasi sebaik mungkin sehingga tujuan dari pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik.

Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan kemampuan siswa dalam kemandirian dalam pembelajaran matematika di sekolah perlu ditumbuhkan. Rendahnya kemandirian belajar siswa ini berdampak pada hasil belajar siswa. Terdapat hubungan positip antara kemandirian belajar dengan hasil belajar siswa. Semakin tinggi kemandirian belajar peserta ajar, maka akan memungkinkannya untuk mencapai hasil belajar yang tinggi (Tahar,2006).

(19)

menghafalkannya lalu siswa disuruh untuk mengerjakan latihan-latihan soal dengan rumus yang diberikan guru tanpa tahu akan tujuan dan manfaat yang akan mereka peroleh.

Selain itu peneliti juga memberikan tes diagnostik kepada siswa kelas VIII-1 di SMP Negeri 3 Tanjung Beringin yang berjumlah 30 orang siswa, diperoleh hasil yang tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes diagnostik yang diperoleh, dari 30 orang siswa, hanya 5 orang siswa atau 16,67% yang memperolah nilai diatas KKM yang telah ditetapkan yaitu 70 dan selebihnya tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa di kelas VIII-1 SMP Negeri 3 Tanjung Beringin terkait materi kubus dan balok tergolong sangat rendah.

Hal ini didukung oleh wawancara yang dilakukan peneliti dengan Bapak Tamson Sihaloho selaku guru matematika Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin, menyatakan bahwa :

“Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa tidak memiliki inisiatif maju ke depan kelas mengerjakan soal tanpa ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Selain itu, siswa SMP Negeri 3 Tanjung Beringin juga belum dapat memanfaatkan sarana pembelajaran dan sumber belajar seperti buku pelajaran dan lembar kerja siswa secara maksimal. Siswa tidak berusaha mempelajari materi dari sumber lain selain penjelasan guru. Jika guru tidak meminta siswa untuk membuka dan membaca sumber belajar seperti buku dan LKS, siswa tidak memiliki inisiatif untuk membaca dan mempelajarinya. Terlebih lagi ketika guru memberikan PR atau tugas, sebagian siswa/i SMP Negeri 3 Tanjung Beringin tidak mengerjakan tugasnya sendiri terlebih dahulu di rumah, tetapi hanya meniru pekerjaan teman sesampainya di sekolah”.

(20)

lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi diatas maka guru memerlukan inovasi baru dalam memperbaiki kemandirian siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang baru, dimana pada model yang baru ini materi perlu dikemas dengan baik dan lebih menarik sehingga siswa lebih mudah mengerti pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu diperlukan usaha yang lebih dari guru untuk mampu menciptakan pembelajaran yang menarik agar siswa lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan kemandirian, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif.

Menurut Ansari (2009:57) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dapat menciptakan saling ketergantungan antar siswa, sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa.

Salah satu alternatif pembelajaran Cooperative Learning yang dapat meningkatkan kemandirian belajar dan hasil belajar siswa adalah pembelajaran

Cooperative tipe NHT (Numbered Head Together) yang dikembangkan oleh

Spencer Kagan. Hal ini didukung dari penelitian sejenis yang dilakukan oleh Liawati (2009) dan Anniy Susilowatiy (2011) yang menyimpulkan peningkatan kemandirian belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT).

(21)

Pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model pembelajaran yang lebih memungkinkan siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh dalam memahami materi pelajaran baik secara berkelompok maupun individual. Dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT, semua siswa dianggap sama. Guru tidak lagi mendominasi proses pembelajaran dan hanya bertindak sebagai fasilitator. Selama pembelajaran siswa dilibatkan secara langsung sehingga masing- masing siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman belajarnya. Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa aktif bekerja dalam kelompok dan bertanggungjawab penuh terhadap soal yang diberikan.

Model pembelajaran NHT diharapkan dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa, karena dengan teknik ini siswa dapat belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya mengingat kemandirian tidak berarti harus terlepas sama sekali dengan pihak lain.

Selain itu, NHT memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar siswa seperti hasil penelitiannya yang dikemukakan Haydon, Maheady, dan Hunter (dalam Pratiwi,2012). Selain itu hasil penelitian Asih Munifah (2011) yang mendapat hasil penelitian keefektifan model NHT terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 4 Semarang.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemandirian Dan Hasil

Belajar Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together

(NHT) Pada Materi Kubus Dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah pada penelitian ini adalah

1. Kurangnya inisiatif, kemandirian, dan tanggung jawab belajar siswa. 2. Siswa belum memanfaatkan sarana pembelajaran dan sumber belajar

(22)

3. Rendahnya hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin. 4. Kegiatan pembelajaran di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin

masih berpusat pada guru (teacher centered).

5. Siswa cenderung bersikap pasif selama pembelajaran berlangsung.

1.3 Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah-masalah yang teridentifikasi dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti membatasi masalah pada “Peningkatan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together

(NHT) pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian ini, yaitu :

1. Apakah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin?

2. Apakah penerapan model Kooperatif tipe Numbered Head Together

(NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan pokok penelitian, yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatiftipe

Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar

(23)

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Kooperatiftipe

Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Membantu siswa dalam meningkatkan keaktifan belajar.

b. Membantu dan melatih siswa agar membiasakan diri untuk belajar mandiri.

2. Bagi Guru

a. Membantu guru dalam mengoptimalkan model pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian belajar.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti

a. Sebagai sarana untuk mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam kegiatan pembelajaran matematika

4. Bagi penelitian selanjutnya

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada BAB IV dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015. Hal ini didasarkan hasil angket kemandirian belajar siswa yang disebarkan pada akhir setiap siklus, kemandirian belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan yaitu 61,97% dari siklus I menjadi 77,91% pada siklus II dan dalam kategori baik.

2. Pembelajaran model Cooperative Learning tipe Numbered Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kubus dan Balok di kelas VIII SMP Negeri 3 Tanjung Beringin T.A 2014/2015. Hal ini terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 60,43 menjadi 80,23 pada siklus ke II. Selain itu persentase ketuntasan klasikal siswa meningkat yaitu 20 (66,67%) siswa yang tuntas belajar pada siklus I menjadi 27 siswa (90%) yang tuntas pada siklus II. 3. Proses pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning

tipe Numbered Head Together (NHT) semakin baik dari siklus I hingga siklus II. Dilihat dari hasil observasi proses pembelajaran yang mengalami peningkatan dari nilai persentse rata-rata 69,85% kategori cukup di siklus I menjadi 80,88% kategori baik di siklus II.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, adapun saran yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

(25)

Learning tipe Numbered Head Together (NHT) sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa. 2. Guru diharapkan lebih kreatif dalam penggunaan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe NHT dengan melibatkan siswa secara aktif dan membuat media pembelajaran untuk mengefektifkan waktu dalam proses belajar mengajar.

3. Guru harus lebih memperhatikan kegiatan siswa pada saat berdiskusi supaya pembelajaran dapat berjalan kondusif dan siswa dapat fokus terhadap pembelajaran dan tugas yang diberikan guru. Selain itu, pembentukan kelompok harus benar-benar diperhatikan dan sebaiknya bersifat heterogen agar diskusi berjalan maksimal dan pertukaran ide juga lebih terarah.

4. Kepada siswa SMP Negeri 3 Tanjung Beringin khususnya siswa yang memiliki kemandirian belajar rendah agar lebih banyak berlatih, membaca dan tidak sungkan untuk bertanya kepada guru jika ada materi yang tidak dipahami dan tidak malu mengemukakan ide-ide matematikanya baik secara lisan maupun tulisan dalam pembelajaran matematika.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, Bansu I., (2009), Komunikasi Matematika Konsep dan Aplikasi, Pena, Banda Aceh

Arikunto, S., (2012), Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Darr, C and Fisher, J., (2004), Self Regulated Learning in Mathematics Class.

http://www.nzcer.org.nz/system/files/13903.pdf (diakses 06 Maret 2015).

Dhesiana, (2009), Kemandirian Dalam Belajar.

http://dhesiana.wordpress.com/2009/01/16/kemandirian-dalam-belajar/ (diakses 6 Maret 2015).

Fadlillah, M, (2003), Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Ar-Razz Media:

Jogyakarta

Ibrahim, M.H dkk., (2000), Pembelajaran Kooperatif, Universitas Negeri

Surabaya, University Press: Surabaya

Kurniawati, Dewi., (2010), Upaya meningkatkan Kemandirian Belajar Dalam

Pembelajaran Matematika Melalui Model Cooperative Learning Tipe

Kepala Bernomor Terstruktur Pada Siswa SMP N 2 Sewon Bentul, FMIPA

UNY,Yogyakarta.

Liawati, Imas Siti., (2009), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT

(Numbered Heads Together) Sebagai upaya Meningkatkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa Pada Siswa Kelas VIII-D Semester Ganjil SMP

Negeri 8 Bandar Lampung T.P 2009/2010), FMIPA UNL, Lampung.

Mudjiman, Haris., (2011), Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Mu’tadin, Zainun., (2002), Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologi Pada

Remaja. http://www.e-psikologi.com (diakses 06 Maret 2015).

Pribadi, Benny A., (2009), Model Desain Sistem Pembelajaran, Dian Rakyat,

Jakarta.

Pidarta, Made., (2009), Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan

Bercorak Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta.

Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Rajawali Pers, Jakarta.

Shadiq, Fadjar, (2009), Model-Model Pembelajaran Matematika SMP, P4TK,

(27)

Slameto., (2010), Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, Robert E., (2005), Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik,

Penerbit Nusa Media, Jakarta

Sudjana, Nana, (2005), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT REMAJA

ROSDAKARYA, Jakarta.

Sukino, (2006), Matematika SMP Jilid 2 Kelas VIII, PT Erlangga, Jakarta.

Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM,

Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sulistyowati, Endah., (2012), Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter, PT

CITRA AJI PARAMA, Yogyakarta.

Sumarmo, U., (2010), Kemandirian Belajar : Apa, Mengapa, Bagaimana

Dikembangkan Pada Peserta Didik. Makalah Disajikan Pada Seminar

Pend.Matematika Di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Yogyakarta tanggal 11 Februari 2010:tidak diterbitkan.

Suyadi., (2012), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Tim Pelatih Proyek PGSM., (1999), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research), Depdikbud, Jakarta.

Trianto., (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,

Landasan, dan Implementasinya pada Kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Kencana, Jakarta.

Yamin, Martinis., (2012), Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan

Pendidikan, GP Press, Jakarta

Yuslinawati., (2012), Perbedaan Peningkatan Kemampuan Komunikasi Dan

Kemandirian Belajar Matematika Siswa SMP Melalui Pembelajaran Koperatif tipe Jigsaw Menggunakan Software Autograph Dengan

Pembelajaran Konvensional Menggunakan Software Autograph. Tesis,

Program Pasca Sarjana UNIMED, Medan.

,Model pembelajaran Kooperatif Tipe NHT,(2012), Tersedia online :

Gambar

Tabel 4.11

Referensi

Dokumen terkait

Therefore, the researcher tries to analyze naturalness characteristics in the Indonesian translation in a famous novel The Devil and Miss Prym is written by

Peneliti juga berterimakasih bagi dosen pembimbing dan dosen-dosen pengajar yang dari awal memberika ide dan dukungan dalam penyusunan skripsi Maskulinitas Pemimpin Perempuan

pengajuan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Dalam perencanaan dan penyususnan Laporan Akhir yang berjudul “Implementasi IP Camera Untuk Monitoring Ruang Teori dan Lab Praktikum Berbasis Web Server di

Saya akan berperan lebih banyak selama belajar matematika dalam kelompok pada hari-hari yang akan datang dan saya yakin hal itu bisa saya lakukan. Berdoalah sebelum

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap preparasi sampel, ekstraksi kulit batang kelor, partisi ekstrak metanol kulit batang kelor, identifikasi metabolit sekunder

Between the internal auditors and the audit committee must be established appropriate communication processes are well stated by Cohen, et.al (2007) the process