• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS

PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKHUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I

SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014

Oleh:

Ratna Indiraloka 409321039

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning

Tipe Student Teams Achievement Division Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA

Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi.

Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak

awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abdul hakim S, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M.Si,

dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd sebagai dosen penguji sekaligus selaku

dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis

selama perkuliahan, memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana

penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan

kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai

Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.

Uswatuddin, M.AP selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Takengon, guru-guru

SMA Negeri 1 Takengon yang telah banyak membantu penulis selama penelitian

dan para sstaf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan

kepada penulis selama melakukan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

Armaliza dan Ibunda tercinta Muthia yang telah mendidik dan membesarkan

(4)

v

dan dorongan serta sumbangsih yang besar dari segi material, spiritual dan

nasehat yang menjadi motivasi kepada penulis. Terima kasih kepada Kakanda

Arvita Anggeraini, adik tersayang Hafiz Hendrawan, Nenek tercinta Alm.

Aminah, Alm. kakek Mahmmud Mahreje semoga ditempatkan ditempat yang

sebaik-baiknya oleh Allah SWT, Bunda Mala Dewi Yani, Om Fajar Gunawan,

dua keponakan Nazwa Handayani dan Muhammad Rajuardi yang cukup banyak

berperan dalam memberikan motivasi dan do’a yang tulus kepada penulis dalam

menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. I love my family,

you are a valuable treasure to me 

Terkhusus penulis sampaikan terimakasih kepada Armadi Siregar,

seseorang yang sangat spesial yang telah menjadi penyemangat dan pemotivasi

untuk penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sepupu Hilma,

sahabat-sahabat tersayang terutama Lestari, Destri, Nuraini, Hendra, Syahfitri, Ito,

Adi dan sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu yang selalu

memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan dukungan kepada penulis. Penulis

juga mengucapkan terimakasih kepada teman – teman fisika Ekstensi 09, dan

yang tak dapat dituliskan satu persatu yang telah memberikan dorongan,

dukungan dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutanya.

Medan, April 2014 Penulis,

(5)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS

PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKHUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I

SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014

RATNA INDIRALOKA (NIM 409321039) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X SMA Negeri 1 Takengon TP. 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA Negeri 1 Takengon yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 40 orang dan kelas kontrol berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Konvensional.

Hasil pengujian pretest sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 52,4 dengan standar deviasi 13,0 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol 53,3 dengan standar deviasi 13,6. Pada pengujian data pretest kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretest diperoleh

2 1 1 2

1

1   

t t t (-1,994 < -0,3386 < 1,994),

maka Ho diterima artinya kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama. Kemudian diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Konvensional. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 82,24 dengan kategori nilai A. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postest dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 73,6 dengan standar deviasi 10,3 dan kelas kontrol 60,8 dengan standar deviasi 12,9. Pada pengujian normalitas dan homogenitas data postest diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen.

Dari hasil pengolahan data postest diperoleh bahwa thitung = 5,5304 dan ttabel =1,994, sehingga thitung > ttabel (5,5304 > 1,994) maka Haditerima yakni ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester Ganjil SMA Negeri 1 Takengon TP. 2013/2014.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Indentifikasi Masalah 5

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 6

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Aktivitas Belajar 10

2.1.3 Hasil Belajar 11

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 14 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 14

2.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 16

2.2.3 Tujuan Pembelajaran Kooferatif 19

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20

2.4 Pembelajaran Konvensional 23

2.4.1 Metode Ceramah 24

2.4.2 Metode Tanya Jawab 24

2.4.3 Metode Tugas 24

2.5 Peta Konsep 25

2.5.1 Ciri-ciri Peta Konsep 26

2.5.2 Menyusun Peta Konsep 27

2.5.3 Kegunaan Peta Konsep 27

2.6 Kajian Tentang Materi 28

2.7 Kerangka Konseptual 31

2.8 Hipotesis 32

BAB III METODE PENELITIAN 33

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 33

(7)

vii

3.2.1 Populasi Penelitian 33

3.2.2 Sampel penelitian 33

3.3. Variabel Penelitian 33

3.3.1 Variabel Bebas 33

3.3.2 Variabel terikat 33

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 34

3.4.1 Jenis penelitian 34

3.4.2 Desain Penelitian 34

3.5. Instrumen Pengumpul Data Penelitian 34

3.5.1 Angket Siswa 34

3.5.2 Wawancara Guru 35

3.5.3 Lembar Observasi 35

3.5.4 Tes Hasil Belajar 35

3.5.5 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator 36

3.6. Prosedur Penelitian 36

3.7. Teknik Analisa Data 39

3.7.1 Analisis Data Observasi Aktivitas siswa 39

3.7.2 Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45

4.1 Hasil Penelitian 45

4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 45

4.1.2 Pengujian Analisa Data 46

4.1.3 Observasi 51

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73

5.1 Kesimpulan 73

5.2 Saran 74

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 22

Table 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan 22

Table 2.4. Tingkat Penghargan Kelompok 23

Tabel 3.1. Group pre-test-post-test design 34

Tabel 3.2. Spesifikasi Hasil Belajar 36

Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 47 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 47 Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 50 Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 50 Tabel 4.9. Nilai pretes, nilai aktivitas belajar dan nilai postes siswa 51

(9)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Hasil yangdiperoleh pelajar dari cooperative learning 16 Gambar 2.2. Dua orang anak sedang memberikan gaya pada meja 29 Gambar 2.3. Seorang anak sedang mendorong dinding 30

Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian 38

Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 46 Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas

kontrol 49

Gambar 4.3. Diagram batang kategori nilai pretes, aktivitas dan postes 52 Gambar 4.4. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas 69 eksperimen berdasarkan urutan kategori aktivitas terendah

samapi tertinggi

Gambar 4.5. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas 70 eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes terendah

samapi tertinggi

Gambar 4.6. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas 71 eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes terendah

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran I 77 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II 88 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II 99

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 110

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 113

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III 116

Lampiran 7. Tabel Kisi-Kisi Hasil Belajar Siswa 119

Lampiran 8. Tes Hasil Belajar Siswa 130

Lampiran 9. Tabel Aktivitas Belajar Siswa 136 Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 152 Lampiran 11. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 12. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 155 Lampiran 13. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 159 Lampiran 14. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 162

Lampiran 15. Data Hasil Belajar 165

Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 169

Lampiran 17. Uji Normalitas Data 171

Lampiran 18. Uji Homogenitas Data 175

Lampiran 19. Uji Hipotesis 179

Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian 183

Lampiran 21. Peta Konsep 196

(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan, Pendidikan memegang peranan penting karena

pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan

yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat

menyesuaikannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Isjoni, 2009).

Dalam meningkatkan pendidikan, maka kegiatan proses belajar mengajar

disekolah merupakan kegiatan inti yang harus ditingkatkan, sehingga tercapai

tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan

maupun keterampilan dalam diri siswa.

Pembelajaran merupakan salah satu proses yang kompleks dan melibatkan

aspek yang realis dengan keadaan. Oleh karena itu untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan. Salah satunya adalah

memilih strategi pembelajaran. Tugas dari guru adalah untuk mendorong,

membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu proses

perkembangan siswa, baik aspek-aspek pribadi, seperti nilai dan penyesuaian diri,

maupun keterampilan yang harus dikuasai siswa sebagai bekal depannya nanti.

Guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan langsung dalam

proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh

kemampuan guru dalam memerankan fungsinya sebagai pemimpin, fasilitator

sekaligus sebagai pelayan.

Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang

mempelajari gejala-gejala atau fenomena-fenomena alam yang sering terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang

diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk

mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi perubahan keadaan dan

keterampilan serta cara menyikapinya.

(12)

2

Tujuan pembelajaran fisika adalah untuk dapat membuktikan kebenaran

kejadian alam dengan pengaplikasian dan merumuskan teori dasar ilmu alam

dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran fisika yaitu mempersiapkan

siswa agar dapat menggunakan fisika dan sikap sains dalam kehidupan sehari-hari

dalam mempelajari dan mengaitkannya dengan berbagai ilmu pengetahuan.

Namun berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru

bidang studi fisika di SMA Negeri 1 Takengon, harapan yang diinginkan tersebut

tidak sejalan dengan kenyataan, dimana siswa masih beranggapan bahwa mata

pelajaran fisika itu sulit, selain itu mereka menganggap pelajaran fisika itu

membosankan dan rumusnya sulit dimengerti sehingga siswa kurang aktif dan

siswsuka menggobrol pada saat pembelajaran fisika berlangsung, yang ditandai

dengan sebagian siswa cepat putus asa jika menghadapi soal yang sulit sehingga

hanya menunggu jawaban dari temannya saja, ketika guru menuntut siswa untuk

bertanya tentang materi yang sedang dipelajari tidak ada satupun siswa yang

bertanya. Sama halnya ketika guru bertanya kepada siswa apakah materi yang

disampaikan guru tersebut bisa dimengerti, siswa hanya diam saja dengan kata

lain tidak ada siswa yang memberikan tanggapan atas pernyataan dari guru.

Disamping itu siswa tidak sungguh-sungguh mengikuti pelajaran di dalam kelas

karena mereka berpikir fisika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga timbul

ketakutan dalam diri siswa sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya siswa tidak

mampu melihat manfaat dan keterkaitan diantara materi yang dipelajari dengan

kehidupan sehari-hari. Sehingga akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran fisika yang diperoleh siswa

lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain, dan dibuktikan

dengan rata hasil ulangan harian fisika belum memuaskan, dimana nilai

rata-rata yang diperoleh siswa hanya berkisar antara 50-60. Jika dilihat dari nilai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 yang ditetapkan oleh sekolah untuk

menyatakan siswa tuntas dalam belajar fisika, dimana hanya 1-6 orang saja yang

mampu mencapai nilai tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan

(13)

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1

Takengon, dari hasil angket yang diberikan kepada 40 siswa. Sebanyak 25 siswa

menyatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan

kurang menarik, alasan siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit dan

kurang menarik karena menurut siswa pelajara fisika itu tidak terlepas dari

rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan aktivitas

pembelajaran yang sering dilakukan guru dikelas yaitu hanya membahas soal-soal

fisika. Kemudian sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa

saja, dan sebanyak 6 siswa menayatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran

yang mudah.

Hal inilah yang harus diperbaiki, karena sebenarnya fisika harus banyak

melibatkan pengertian konsep dan teori sehingga diperlukan kemampuan berpikir

tertentu untuk dapat memahaminya. Tingkat pemahaman fisika siswa dipengaruhi

oleh pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan

usaha memperbaiki siswa mengkontruksi pengetahuan melalui proses. Sebab

mengetahui adalah suatu proses bukan produk. Proses tersebut dimulai dari

pengalaman sehari-hari siswa yang diberi kesempatan seluas-luasnya untuk

mengkontruksi pengetahuan yang dimiliki.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran yang melibatkan siswa dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam

sistem belajar kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya.

Dalam model ini siswa memiliki dua tanggungjawab, yaitu mereka belajar untuk

dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Tiga

konsep utama dalam kooperatif yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab

individu, dan kesempatan sukses yang sama (Rusman, 2003).

STAD merupakan salah satu tipe dari beberapa model pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa

kelompok dengan anggota empat sampai lima orang, dan setiap kelompok harus

(14)

4

kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa

untuk saling memotivasi dan saling membntu dalam menguasai materi pelajaran

guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009).

Model pembelajaran STAD ini juga dapat menciptakan suasana dimana

siswa harus bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk meningkatkan

perolehan nilai kelompoknya. Karena nilai kelompok bergantung pada nilai yang

diperoleh siswa secara individual. Pembelajaran tipe STAD ini diharapkan dapat

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengaktifkan,

mengefisienkan, dan menarik minat belajar fisika.

Model pembelajaran STAD sudah pernah diteliti sebelumnya oleh

Fadhilatunnisak (2009) diperoleh rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen

meningkat dari 40,139 menjadi 62,083. Begitu juga dengan Dalimunte (2011),

mahasiswa jurusan pendidikan fisika Universitas Negeri Medan. Peneliti tersebut

menyimpulkan bahwa melalui model pembelajaran ini hasil belajar fisika

meningkat dimana untuk kelas eksperimen dengan skor rata-rata pre-test 45,2,

kemudian diterapkan model STAD dengan skor rata-rata post-test 70,3. Untuk

kelas kontrol dengan skor rata-rata pre-test 43,8, setelah penerapan model

pembelajaran konvensional diperoleh skor post-test 64,7. Maka dari penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, namun penelitian ini memiliki

kelemahan (1) Kondisi siswa yang telalu banyak memungkinkan siswa tidak dapat

mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa cenderung ribut dan malas belajar

(2) Kebanyakan siswa kurang termotivasi dengan pelajaran fisika sehingga

mengalami kesulitan untuk mengajak siswa terlibat langsung untuk

berkomunikasi sebagai wujud nyata dari penerapan model inkuiri (3) Sulitnya

membina kelompok dalam kelompok belajar sehingga siswa kurang efektif dalam

berbagi, berperan serta dalan antar kelompok (4) keterbatasan waktu yang tersedia

dalam pelaksaan penelitian.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan

tersebut adalah peneliti akan lebih menciptakan suasana kelas yang efektif yaitu

(15)

sedang berlangsung, memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan

dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah mengerjakannya,

menyediakan alat-alat demostrasi sebagai penunjang dalam kegiatan belajar

mengajar dan mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran

yang sudah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga alokasi

waktu untuk setiap tahap pembelajaran efesien.

Dari semua uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

yang menjadi identifikasi masalah adalah:

1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.

2. Model pembelajaran yang digunakan guru adalah model konvensional.

3. Guru lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.

1.3Batasan Masalah

Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, keterbatasan waktu, dana serta

kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran STAD

berbasis peta konsep.

2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon

pada materi pokok Hukum Newton T.P 2013/2014.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester I SMA Negeri 1

(16)

6

1.4Rumusan Masalah

Sebagaimana pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan Model

pembelajaran STAD berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum

Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran

STAD berbasis peta konsep pada materi Hukum Newton di kelas X

semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014?

3. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh Model pemberajaran STAD

berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum Newton di kelas X

semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014?

1.5Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran Model pemberajaran STAD berbasis peta konsep

pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1

Takengon T.P 2013/2014.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

pemberajaran STAD berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum

Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014.

3. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh Model pemberajaran STAD

berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum Newton di kelas X

semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini

adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi guru-guru fisika tentang keefektipan model

(17)

2. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam

melakukan penelitian selanjutnya.

1.7Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

aktivitas mengajar (Nurulwati dalam Trianto, 2011).

2. Cooperative learning Tipe STAD ialah pembelajran yang bertujuan

mendorong siswa melakukan kerjasama, saling membantu dan

menyelesaikan tugas-tugas, menguasai dan menerapkan keterampilan yang

diberikan. Fase cooperative learning tipe STAD ialah: 1) Menyampaikan

tujuan dan memotivasi siswa, 2) Menyajikan informasi, 3)

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar, 4) Membantu kerja

kelompok dalam belajar, 5) Mengetes materi, 6) Memberi penghargaan

(Arends, 2008)

3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009).

4. Peta konsep merupakan suatu cara yang memberikan gambaran dua

dimensi mengenai struktur pengetahuan siswa dalam disiplin ilmu tertentu

(18)

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa

data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran STAD berbasis peta konsep pada

materi Hukum Newton di kelas X semester ganjil SMA Negeri 1Takengon

tahun 2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada

ketiga pertemuan mencapai 8,24 dengan kategori nilai A (aktif).

2. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan

model pembelajaran STAD berbasis peta konsep adalah 73,6%. Nilai

ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Takengon adalah 70,

oleh karena itu nilai hasil belajar siswa tuntas. Nilai hasil belajar siswa

pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran

Konvensional adalah 60,8%. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di

SMA Negeri 1 Takengon adalah 70, oleh karena itu nilai hasil belajar

siswa belum tuntas.

3. Ada perbedaan akibat pengaruh yang signifikan dengan menerapkan

model pembelajaran STAD berbasis peta konsep terhadap hasil belajar

siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X Semester I SMA

Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 5,5304 > 1,994

yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.

(19)

74

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran, yaitu :

1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran STAD agar lebih

mengarahkan siswa dalam mempersentasikan hasil dikusi.

2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam

kelompok agar suasana belajar lebih kondusif.

3. Diharapkan peneliti selanjutnya agar lebih menggunakan sintak STAD

(20)

75

DAFTAR PUSTAKA

Arends, I. Richard., (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Astra,I Made,. (2008). Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Piranti, Jakarta

Dahar, R.W., (2003), Teori-Teori Belajar, Gelora Aksara Prima, Jakarta.

Dalimunte, M., (2011), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Besaran dan Satuan kelas X semester 1 SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2010/2011, FMIPA Unimed, Medan.

Dimayati, dan Mudjiono, (2009). Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fadhilatunnisak., (2009), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran Di Kelas VII Semester I SMP Negeri I Julok Kuta Binjei Aceh Timur Menggunakan Mode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. FMIPA Unimed, Medan.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed

Eggen, P, dan Kauchak, D, (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran, Penerbit PT Indeks, Jakarta.

Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Isjoni, (2009). Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istarani, (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Rusman, (2003), Model-model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru, PT Raja Grafindo, Jakarta.

Sagala, S, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung

(21)

Sardiman, A. M, (2009). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Grapindo Persada, Jakarta.

Slameto, (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Subagya, H. dan Tranggono, A., (2007), Sains FISIKA 1 SMA/MA, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Sudjana, (2005). Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.

Supiyanto ,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta,Jakarta.

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Widodo, A., (2006), Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, Buletin Puspendik, 3(2), 18-29.

Gambar

Gambar 2.1. Hasil yangdiperoleh pelajar dari cooperative learning Gambar 2.2. Dua orang anak sedang memberikan gaya pada meja

Referensi

Dokumen terkait

Pada makalah ini akan dipaparkan mengenai pengembangan digital library yang ditujukan untuk perpustakaan Smk Yasmida Ambarawa .Teknologi dan komunikasi tak

Survey lapang dan wawancara petani dilakukan untuk menghimpun data tentang karakteristik petani, kelayakan usahatani padi dan kesediaan membayar (Willingness to

Bertolak dari berbagai permasalahan di atas, dalam penelitian ini penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran dari pemerintah daerah Kabupaten

Kompetensi guru reguler dalam melayani anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Skripsi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Universitas Sumatera Utara. Sriatun,O

Judul Tesis : Produksi Khimera Mencit dengan Metode Agregasi Embrio.. Nama Mahasiswa

Benturan Kepentingan adalah situasi atau kondisi dimana penyelenggara negara yang karena jabatannya memiliki kewenangan yang berpotensi dapat disalahgunakan baik

Wredha agar para lansia tidak mengalami depresi, serta. memperhatikan pola makan dan menganjurkan