PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS
PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKHUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014
Oleh:
Ratna Indiraloka 409321039
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Student Teams Achievement Division Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA
Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Mara Bangun Harahap, M.S selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak
awal penulisan proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Abdul hakim S, M.Si, Ibu Dr. Derlina, M.Si,
dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd sebagai dosen penguji sekaligus selaku
dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis
selama perkuliahan, memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana
penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Uswatuddin, M.AP selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Takengon, guru-guru
SMA Negeri 1 Takengon yang telah banyak membantu penulis selama penelitian
dan para sstaf administrasi yang telah memberikan kesempatan dan bantuan
kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta
Armaliza dan Ibunda tercinta Muthia yang telah mendidik dan membesarkan
v
dan dorongan serta sumbangsih yang besar dari segi material, spiritual dan
nasehat yang menjadi motivasi kepada penulis. Terima kasih kepada Kakanda
Arvita Anggeraini, adik tersayang Hafiz Hendrawan, Nenek tercinta Alm.
Aminah, Alm. kakek Mahmmud Mahreje semoga ditempatkan ditempat yang
sebaik-baiknya oleh Allah SWT, Bunda Mala Dewi Yani, Om Fajar Gunawan,
dua keponakan Nazwa Handayani dan Muhammad Rajuardi yang cukup banyak
berperan dalam memberikan motivasi dan do’a yang tulus kepada penulis dalam
menyelesaikan studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. I love my family,
you are a valuable treasure to me
Terkhusus penulis sampaikan terimakasih kepada Armadi Siregar,
seseorang yang sangat spesial yang telah menjadi penyemangat dan pemotivasi
untuk penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sepupu Hilma,
sahabat-sahabat tersayang terutama Lestari, Destri, Nuraini, Hendra, Syahfitri, Ito,
Adi dan sahabat-sahabat lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
memberikan motivasi, inspirasi, semangat dan dukungan kepada penulis. Penulis
juga mengucapkan terimakasih kepada teman – teman fisika Ekstensi 09, dan
yang tak dapat dituliskan satu persatu yang telah memberikan dorongan,
dukungan dan semangat kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari pada
kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutanya.
Medan, April 2014 Penulis,
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BERBASIS
PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKHUKUM NEWTON DI KELAS X SEMESTER I
SMA NEGERI 1 TAKENGON T.P 2013/2014
RATNA INDIRALOKA (NIM 409321039) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe STAD Berbasis peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X SMA Negeri 1 Takengon TP. 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester I SMA Negeri 1 Takengon yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 6 kelas secara acak yaitu kelas X3 sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen berjumlah 40 orang dan kelas kontrol berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa adalah tes hasil belajar dalam bentuk pilihan berganda dengan jumlah 20 soal. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Konvensional.
Hasil pengujian pretest sebelum diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 52,4 dengan standar deviasi 13,0 dan nilai rata-rata pretest kelas kontrol 53,3 dengan standar deviasi 13,6. Pada pengujian data pretest kedua kelas diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Hasil uji t pretest diperoleh
2 1 1 2
1
1
t t t (-1,994 < -0,3386 < 1,994),
maka Ho diterima artinya kemampuan awal siswa pada kedua kelas sama. Kemudian diberikan perlakuan yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Konvensional. Selama proses pembelajaran, nilai rata-rata aktivitas belajar siswa adalah 82,24 dengan kategori nilai A. Setelah pembelajaran selesai diberikan, diperoleh postest dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 73,6 dengan standar deviasi 10,3 dan kelas kontrol 60,8 dengan standar deviasi 12,9. Pada pengujian normalitas dan homogenitas data postest diperoleh bahwa data kedua kelas berdistribusi normal dan homogen.
Dari hasil pengolahan data postest diperoleh bahwa thitung = 5,5304 dan ttabel =1,994, sehingga thitung > ttabel (5,5304 > 1,994) maka Haditerima yakni ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe STAD berbasis peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester Ganjil SMA Negeri 1 Takengon TP. 2013/2014.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Indentifikasi Masalah 5
1.3. Batasan Masalah 5
1.4. Rumusan Masalah 6
1.5. Tujuan Penelitian 6
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Defenisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Aktivitas Belajar 10
2.1.3 Hasil Belajar 11
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 14 2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif 14
2.2.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 16
2.2.3 Tujuan Pembelajaran Kooferatif 19
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 20
2.4 Pembelajaran Konvensional 23
2.4.1 Metode Ceramah 24
2.4.2 Metode Tanya Jawab 24
2.4.3 Metode Tugas 24
2.5 Peta Konsep 25
2.5.1 Ciri-ciri Peta Konsep 26
2.5.2 Menyusun Peta Konsep 27
2.5.3 Kegunaan Peta Konsep 27
2.6 Kajian Tentang Materi 28
2.7 Kerangka Konseptual 31
2.8 Hipotesis 32
BAB III METODE PENELITIAN 33
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian 33
vii
3.2.1 Populasi Penelitian 33
3.2.2 Sampel penelitian 33
3.3. Variabel Penelitian 33
3.3.1 Variabel Bebas 33
3.3.2 Variabel terikat 33
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 34
3.4.1 Jenis penelitian 34
3.4.2 Desain Penelitian 34
3.5. Instrumen Pengumpul Data Penelitian 34
3.5.1 Angket Siswa 34
3.5.2 Wawancara Guru 35
3.5.3 Lembar Observasi 35
3.5.4 Tes Hasil Belajar 35
3.5.5 Validitas Perangkat Instrumen Oleh Validator 36
3.6. Prosedur Penelitian 36
3.7. Teknik Analisa Data 39
3.7.1 Analisis Data Observasi Aktivitas siswa 39
3.7.2 Menguji Kesamaan Dua Rata-Rata 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45
4.1 Hasil Penelitian 45
4.1.1 Deskripsi Data Penelitian 45
4.1.2 Pengujian Analisa Data 46
4.1.3 Observasi 51
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 73
5.1 Kesimpulan 73
5.2 Saran 74
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 18 Tabel 2.2. Fase-Fase Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 22
Table 2.3. Perhitungan Skor Perkembangan 22
Table 2.4. Tingkat Penghargan Kelompok 23
Tabel 3.1. Group pre-test-post-test design 34
Tabel 3.2. Spesifikasi Hasil Belajar 36
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 45 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 47 Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretes 47 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes 47 Tabel 4.5. Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 48 Tabel 4.6. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 49 Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Postes 50 Tabel 4.8. Ringkasan Perhitungan Uji t Postes 50 Tabel 4.9. Nilai pretes, nilai aktivitas belajar dan nilai postes siswa 51
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Hasil yangdiperoleh pelajar dari cooperative learning 16 Gambar 2.2. Dua orang anak sedang memberikan gaya pada meja 29 Gambar 2.3. Seorang anak sedang mendorong dinding 30
Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian 38
Gambar 4.1. Diagram batang data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 46 Gambar 4.2. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas
kontrol 49
Gambar 4.3. Diagram batang kategori nilai pretes, aktivitas dan postes 52 Gambar 4.4. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas 69 eksperimen berdasarkan urutan kategori aktivitas terendah
samapi tertinggi
Gambar 4.5. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas 70 eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes terendah
samapi tertinggi
Gambar 4.6. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa pada kelas 71 eksperimen berdasarkan urutan nilai pretes terendah
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran I 77 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II 88 Lampiran 3. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran II 99
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa I 110
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa II 113
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa III 116
Lampiran 7. Tabel Kisi-Kisi Hasil Belajar Siswa 119
Lampiran 8. Tes Hasil Belajar Siswa 130
Lampiran 9. Tabel Aktivitas Belajar Siswa 136 Lampiran 10. Pedoman Penskoran Observasi Aktivitas Belajar Siswa 152 Lampiran 11. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 153 Lampiran 12. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 155 Lampiran 13. Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 159 Lampiran 14. Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 162
Lampiran 15. Data Hasil Belajar 165
Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 169
Lampiran 17. Uji Normalitas Data 171
Lampiran 18. Uji Homogenitas Data 175
Lampiran 19. Uji Hipotesis 179
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian 183
Lampiran 21. Peta Konsep 196
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan, Pendidikan memegang peranan penting karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
sumber daya manusia (SDM). Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan
yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat
menyesuaikannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan (Isjoni, 2009).
Dalam meningkatkan pendidikan, maka kegiatan proses belajar mengajar
disekolah merupakan kegiatan inti yang harus ditingkatkan, sehingga tercapai
tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan
maupun keterampilan dalam diri siswa.
Pembelajaran merupakan salah satu proses yang kompleks dan melibatkan
aspek yang realis dengan keadaan. Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan. Salah satunya adalah
memilih strategi pembelajaran. Tugas dari guru adalah untuk mendorong,
membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu proses
perkembangan siswa, baik aspek-aspek pribadi, seperti nilai dan penyesuaian diri,
maupun keterampilan yang harus dikuasai siswa sebagai bekal depannya nanti.
Guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan langsung dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh
kemampuan guru dalam memerankan fungsinya sebagai pemimpin, fasilitator
sekaligus sebagai pelayan.
Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari gejala-gejala atau fenomena-fenomena alam yang sering terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran yang
diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk
mempersiapkan siswa agar dapat menghadapi perubahan keadaan dan
keterampilan serta cara menyikapinya.
2
Tujuan pembelajaran fisika adalah untuk dapat membuktikan kebenaran
kejadian alam dengan pengaplikasian dan merumuskan teori dasar ilmu alam
dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran fisika yaitu mempersiapkan
siswa agar dapat menggunakan fisika dan sikap sains dalam kehidupan sehari-hari
dalam mempelajari dan mengaitkannya dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Namun berdasarkan hasil observasi melalui wawancara dengan guru
bidang studi fisika di SMA Negeri 1 Takengon, harapan yang diinginkan tersebut
tidak sejalan dengan kenyataan, dimana siswa masih beranggapan bahwa mata
pelajaran fisika itu sulit, selain itu mereka menganggap pelajaran fisika itu
membosankan dan rumusnya sulit dimengerti sehingga siswa kurang aktif dan
siswsuka menggobrol pada saat pembelajaran fisika berlangsung, yang ditandai
dengan sebagian siswa cepat putus asa jika menghadapi soal yang sulit sehingga
hanya menunggu jawaban dari temannya saja, ketika guru menuntut siswa untuk
bertanya tentang materi yang sedang dipelajari tidak ada satupun siswa yang
bertanya. Sama halnya ketika guru bertanya kepada siswa apakah materi yang
disampaikan guru tersebut bisa dimengerti, siswa hanya diam saja dengan kata
lain tidak ada siswa yang memberikan tanggapan atas pernyataan dari guru.
Disamping itu siswa tidak sungguh-sungguh mengikuti pelajaran di dalam kelas
karena mereka berpikir fisika merupakan pelajaran yang sulit, sehingga timbul
ketakutan dalam diri siswa sebelum pelajaran dimulai. Selanjutnya siswa tidak
mampu melihat manfaat dan keterkaitan diantara materi yang dipelajari dengan
kehidupan sehari-hari. Sehingga akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran fisika yang diperoleh siswa
lebih rendah dibandingkan dengan nilai mata pelajaran yang lain, dan dibuktikan
dengan rata hasil ulangan harian fisika belum memuaskan, dimana nilai
rata-rata yang diperoleh siswa hanya berkisar antara 50-60. Jika dilihat dari nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 yang ditetapkan oleh sekolah untuk
menyatakan siswa tuntas dalam belajar fisika, dimana hanya 1-6 orang saja yang
mampu mencapai nilai tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMA Negeri 1
Takengon, dari hasil angket yang diberikan kepada 40 siswa. Sebanyak 25 siswa
menyatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan
kurang menarik, alasan siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit dan
kurang menarik karena menurut siswa pelajara fisika itu tidak terlepas dari
rumus-rumus yang harus dihafal. Hal tersebut berhubungan dengan aktivitas
pembelajaran yang sering dilakukan guru dikelas yaitu hanya membahas soal-soal
fisika. Kemudian sebanyak 9 siswa menyatakan bahwa pelajaran fisika itu biasa
saja, dan sebanyak 6 siswa menayatakan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran
yang mudah.
Hal inilah yang harus diperbaiki, karena sebenarnya fisika harus banyak
melibatkan pengertian konsep dan teori sehingga diperlukan kemampuan berpikir
tertentu untuk dapat memahaminya. Tingkat pemahaman fisika siswa dipengaruhi
oleh pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran fisika merupakan
usaha memperbaiki siswa mengkontruksi pengetahuan melalui proses. Sebab
mengetahui adalah suatu proses bukan produk. Proses tersebut dimulai dari
pengalaman sehari-hari siswa yang diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengkontruksi pengetahuan yang dimiliki.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran yang melibatkan siswa dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Dalam
sistem belajar kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya.
Dalam model ini siswa memiliki dua tanggungjawab, yaitu mereka belajar untuk
dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar. Tiga
konsep utama dalam kooperatif yaitu penghargaan bagi tim, tanggung jawab
individu, dan kesempatan sukses yang sama (Rusman, 2003).
STAD merupakan salah satu tipe dari beberapa model pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok dengan anggota empat sampai lima orang, dan setiap kelompok harus
4
kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa
untuk saling memotivasi dan saling membntu dalam menguasai materi pelajaran
guna mencapai prestasi yang maksimal (Isjoni, 2009).
Model pembelajaran STAD ini juga dapat menciptakan suasana dimana
siswa harus bekerjasama dengan teman kelompoknya untuk meningkatkan
perolehan nilai kelompoknya. Karena nilai kelompok bergantung pada nilai yang
diperoleh siswa secara individual. Pembelajaran tipe STAD ini diharapkan dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengaktifkan,
mengefisienkan, dan menarik minat belajar fisika.
Model pembelajaran STAD sudah pernah diteliti sebelumnya oleh
Fadhilatunnisak (2009) diperoleh rata-rata hasil belajar siswa di kelas eksperimen
meningkat dari 40,139 menjadi 62,083. Begitu juga dengan Dalimunte (2011),
mahasiswa jurusan pendidikan fisika Universitas Negeri Medan. Peneliti tersebut
menyimpulkan bahwa melalui model pembelajaran ini hasil belajar fisika
meningkat dimana untuk kelas eksperimen dengan skor rata-rata pre-test 45,2,
kemudian diterapkan model STAD dengan skor rata-rata post-test 70,3. Untuk
kelas kontrol dengan skor rata-rata pre-test 43,8, setelah penerapan model
pembelajaran konvensional diperoleh skor post-test 64,7. Maka dari penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan, namun penelitian ini memiliki
kelemahan (1) Kondisi siswa yang telalu banyak memungkinkan siswa tidak dapat
mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa cenderung ribut dan malas belajar
(2) Kebanyakan siswa kurang termotivasi dengan pelajaran fisika sehingga
mengalami kesulitan untuk mengajak siswa terlibat langsung untuk
berkomunikasi sebagai wujud nyata dari penerapan model inkuiri (3) Sulitnya
membina kelompok dalam kelompok belajar sehingga siswa kurang efektif dalam
berbagi, berperan serta dalan antar kelompok (4) keterbatasan waktu yang tersedia
dalam pelaksaan penelitian.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan
tersebut adalah peneliti akan lebih menciptakan suasana kelas yang efektif yaitu
sedang berlangsung, memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan
dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih mudah mengerjakannya,
menyediakan alat-alat demostrasi sebagai penunjang dalam kegiatan belajar
mengajar dan mengoptimalkan alokasi waktu untuk setiap tahap pembelajaran
yang sudah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, sehingga alokasi
waktu untuk setiap tahap pembelajaran efesien.
Dari semua uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division Berbasis Peta Konsep Terhadap Hasil belajar Siswa Pada Materi Pokok Hukum Newton Di Kelas X Semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
yang menjadi identifikasi masalah adalah:
1. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.
2. Model pembelajaran yang digunakan guru adalah model konvensional.
3. Guru lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
4. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran masih kurang.
1.3Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah, keterbatasan waktu, dana serta
kemampuan peneliti maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran STAD
berbasis peta konsep.
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon
pada materi pokok Hukum Newton T.P 2013/2014.
3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester I SMA Negeri 1
6
1.4Rumusan Masalah
Sebagaimana pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan Model
pembelajaran STAD berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum
Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013.
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
STAD berbasis peta konsep pada materi Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014?
3. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh Model pemberajaran STAD
berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014?
1.5Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui aktivitas proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Model pemberajaran STAD berbasis peta konsep
pada materi pokok Hukum Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1
Takengon T.P 2013/2014.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
pemberajaran STAD berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum
Newton di kelas X semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014.
3. Untuk mengetahui perbedaan akibat pengaruh Model pemberajaran STAD
berbasis peta konsep pada materi pokok Hukum Newton di kelas X
semester I SMA Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014.
1.6Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini
adalah :
1. Sebagai bahan informasi bagi guru-guru fisika tentang keefektipan model
2. Menjadi bahan perbandingan dan referensi bagi peneliti lain dalam
melakukan penelitian selanjutnya.
1.7Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas mengajar (Nurulwati dalam Trianto, 2011).
2. Cooperative learning Tipe STAD ialah pembelajran yang bertujuan
mendorong siswa melakukan kerjasama, saling membantu dan
menyelesaikan tugas-tugas, menguasai dan menerapkan keterampilan yang
diberikan. Fase cooperative learning tipe STAD ialah: 1) Menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa, 2) Menyajikan informasi, 3)
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar, 4) Membantu kerja
kelompok dalam belajar, 5) Mengetes materi, 6) Memberi penghargaan
(Arends, 2008)
3. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009).
4. Peta konsep merupakan suatu cara yang memberikan gambaran dua
dimensi mengenai struktur pengetahuan siswa dalam disiplin ilmu tertentu
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa
data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran STAD berbasis peta konsep pada
materi Hukum Newton di kelas X semester ganjil SMA Negeri 1Takengon
tahun 2013/2014 diperoleh rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada
ketiga pertemuan mencapai 8,24 dengan kategori nilai A (aktif).
2. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan
model pembelajaran STAD berbasis peta konsep adalah 73,6%. Nilai
ketuntasan minimal pelajaran fisika di SMA Negeri 1 Takengon adalah 70,
oleh karena itu nilai hasil belajar siswa tuntas. Nilai hasil belajar siswa
pada kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran
Konvensional adalah 60,8%. Nilai ketuntasan minimal pelajaran fisika di
SMA Negeri 1 Takengon adalah 70, oleh karena itu nilai hasil belajar
siswa belum tuntas.
3. Ada perbedaan akibat pengaruh yang signifikan dengan menerapkan
model pembelajaran STAD berbasis peta konsep terhadap hasil belajar
siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X Semester I SMA
Negeri 1 Takengon T.P 2013/2014 dengan thitung > ttabel = 5,5304 > 1,994
yang artinya Ha diterima dan Ho ditolak.
74
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran, yaitu :
1. Peneliti yang ingin meneliti tentang model pembelajaran STAD agar lebih
mengarahkan siswa dalam mempersentasikan hasil dikusi.
2. Peneliti harus mengkondisikan siswa yang belum terbiasa belajar dalam
kelompok agar suasana belajar lebih kondusif.
3. Diharapkan peneliti selanjutnya agar lebih menggunakan sintak STAD
75
DAFTAR PUSTAKA
Arends, I. Richard., (2008), Learning To Teach, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Arikunto, S, (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Astra,I Made,. (2008). Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Piranti, Jakarta
Dahar, R.W., (2003), Teori-Teori Belajar, Gelora Aksara Prima, Jakarta.
Dalimunte, M., (2011), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Besaran dan Satuan kelas X semester 1 SMA Negeri 4 Tebing Tinggi T.P. 2010/2011, FMIPA Unimed, Medan.
Dimayati, dan Mudjiono, (2009). Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Fadhilatunnisak., (2009), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Pengukuran Di Kelas VII Semester I SMP Negeri I Julok Kuta Binjei Aceh Timur Menggunakan Mode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. FMIPA Unimed, Medan.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Eggen, P, dan Kauchak, D, (2012). Strategi Dan Model Pembelajaran, Penerbit PT Indeks, Jakarta.
Hamalik, O, (2001), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni, (2009). Pembelajaran kooperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Istarani, (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.
Rusman, (2003), Model-model Pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru, PT Raja Grafindo, Jakarta.
Sagala, S, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sardiman, A. M, (2009). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit Grapindo Persada, Jakarta.
Slameto, (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Subagya, H. dan Tranggono, A., (2007), Sains FISIKA 1 SMA/MA, PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Sudjana, (2005). Metode Statistik, Penerbit Tarsito, Bandung.
Supiyanto ,(2006), Fisika Untuk SMA Kelas X, Phibeta,Jakarta.
Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, Prestasi Pustaka, Jakarta.
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Widodo, A., (2006), Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, Buletin Puspendik, 3(2), 18-29.