• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI MINAT REMAJA MENGIKUTI PELATIHAN KETERAMPILAN TERHADAP KEMAMPUAN MENJAHIT BUSANA DI UPT PELAYANAN SOSIAL ANAK REMAJA (PSAR) TANJUNG MORAWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI MINAT REMAJA MENGIKUTI PELATIHAN KETERAMPILAN TERHADAP KEMAMPUAN MENJAHIT BUSANA DI UPT PELAYANAN SOSIAL ANAK REMAJA (PSAR) TANJUNG MORAWA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI MINAT REMAJA MENGIKUTI PELATIHAN KETERAMPILAN TERHADAP KEMAMPUAN MENJAHIT BUSANA DI UPT PELAYANAN SOSIAL

ANAK REMAJA (PSAR) TANJUNG MORAWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH :

CARTIKA MINANDA NIM.071255410022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDA

(2)
(3)
(4)

ABSTRAK

Cartika Minanda, NIM. 071255410022. Kontribusi Minat Remaja Mengikuti Pelatihan Keterampilan Terhadap Kemampuan Menjahit Busana di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjungmorawa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan, untuk mengetahui tingkat kemampuan remaja dalam menjahit busana (blus), untuk mengetahui kontribusi antara minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan terhadap kemampuan menjahit busana di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjungmorawa. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh remaja putri yang mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di UPT PSAR Tanjungmorawa yang berjumlah 40 orang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan lembar pengamatan. Angket digunakan untuk mengumpulkan data minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan, sedangkan lembar pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan menjahit busana (blus).

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa minat remaja binaan yang mengikuti pelatihan keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjungmorawa adalah cukup dengan skor tertinggi 104 dan skor terendah 51 dan nilai rata – rata ubahan sebesar 83,90. Sedangkan kemampuan menjahit blus pada remaja binaan yang mengikuti pelatihan keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjungmorawa adalah tinggi dengan skor tertinggi 20 dan skor terendah 14 dan nilai rata – rata ubahan sebesar 17,16.

Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat, kemudian dikonsultasikan pada X2tabel pada taraf signifikansi 5%. Dari hasil uji normalitas

data ubahan minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan (X) diperoleh X2hitung

= 8,6 dan X2tabel = 11,07. Sedangkan untuk kemampuan menjahit blus diperoleh

X2hitung = 10,64 dan X2tabel = 11,07. Dari uji normalitas data ubahan X dan Y

diketahui X2hitung < X2tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

tersebut memiliki sebaran yang normal.

Uji linieritas dan keberartian persamaan regresi sederhana pada taraf signifikansi 5%. Dari uji linieritas, diperoleh Fhitung = 1,417 < Ftabel = 2,13.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi bersifat linier. Untuk keberartian regresi diperoleh Fhitung = 26,780 > Ftabel = 4,20. Maka dapat

disimpulkan bahwa persamaan regresi Y atas X adalah berarti.

Dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan rumus analisis statistik bentuk regresi diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 26,780 > 4,10.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... …i

KATA PENGANTAR ... …ii

DAFTAR ISI ... .iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

a. Latar Belakang ... 1

b. Identifikasi Masalah ... 7

c. Pembatasan Masalah ... 8

d. Perumusan Masalah ... 8

e. Tujuan Penelitian ... 9

f. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Minat Remaja mengikuti pelatihan keterampilan ... 11

1.1. Pengertian Minat... 11

1.2. Pembentukan Minat ... 15

1.3. Definisi Remaja ... 16

1.4. Pelatihan Keterampilan ... 17

2. Kemampuan Menjahit Blus... 20

2.1. Definisi Kemampuan ... 20

2.2. Definisi Menjahit ... 21

2.3. Pengertian Blus ... 22

B. Kerangka Konseptual ... 31

C. Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 33

(6)

1. Populasi Penelitian ... 33

2. Sampel penelitian ... 33

C. Metode Penelitian... 34

D. Variabel dan Defenisi Operasional ... 34

1. Variabel Penelitian ... 34

2. Defenisi Operasional ... 34

E. Instrumen Penelitian... 35

1. Instrumen Minat Remaja ... 36

2. Instrumen Kemampuan Menjahit ... 37

F. Uji Coba Instrumen ... 37

1. Uji Validitas ... 38

2. Uji Reliabilitas ... 39

G. Teknik Analisa Data ... 39

1. Deskripsi Data ... 41

2. Uji Persyaratan Analisis ... 41

2.1. Uji Normalitas ... 42

2.2. Uji Linieritas ... 43

3. Pengujian Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45

A. Deskripsi Data Penelitian ... 45

B. Identifikasi Tingkat Kategorial Penelitian... 47

C. Uji Persyaratan Analisis ... 49

D. Pengujian Hipotesis ... 51

E. Temuan Penelitian ... 52

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Implikasi ... 56

C. Saran ... 57

(7)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1. Nilai Kemampuan Menjahit ... 5

2. Tabel 2. Bobot Skor Angket... 35

3. Tabel 3. Kisi-kisi Angket Minat Remaja ... 36

4. Tabel 4. Kisi-kisi Kemampuan Menjahit Blus. ... 37

5. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Data (X) ... 45

6. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data (Y) ... 46

7. Tabel 7. Hasil Tingkat Kategorial Data Variabel (X) ... 47

8. Tabel 8. Hasil Tingkat Kategorial Data Variabel (Y) ... 48

9. Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 50

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Desain Blus ... 60

2. Angket Minat Remaja ... 61

3. Lembar Pedoman Penilaian Pengamatan ... 64

4. Data Uji Coba Validitas Instrumen Angket Minat Remaja ... 66

5. Perhitungan Uji Validitas Uji Coba Angket Minat Remaja Mengikuti Pelatihan Keterampilan ... 67

6. Perhitungan Reliabilitas Angket Minat Remaja Mengikuti Pelatihan Keterampilan ... 69

7. Lembar Penilaian Pengamatan ... 72

8. Data Mentah Pengamatan ... 74

9. Rekapitulasi Data Hasil Pengamatan ... 76

10. Data Hasil Penelitian ... 78

11. Perhitungan Rata-rata (M), Standart Deviasi (Sd) dan Distribusi Frekuensi dari Skor ... 79

12. Identifikasi Tingkat Hasil Kategorial Data ... 83

13. Uji Persyaratan Analisis Data Penelitian ... 85

14. Perhitungan Regresi Sederhana, Uji Kelinieran dan Keberartian Persamaan Regresi ... 87

15. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 93

16. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 95

17. Silabus Keterampilan Menjahit ... 97

18. Dokumentasi Observasi ... 99

(9)

60

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M, ( 2000). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bandung: Penabur Ilmu Arikunto, Suharsimi, (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Arikunto, Suharsimi, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Cahyaningsih, Dwi, Sulistyo (2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Trans Informasi Media.

Chaplin, J, P (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Djamarah, Syaiful, Bahri (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Daryanto, (2010). Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Hadi, Sutrisno (2004). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Irianto, Agus (2010). Statistik Konsep Dasar, Aplikasi dan Pengembangannya. Jakarta: Perdana Media Group

Konvektra, (2012). Definisi Menjahit Serta Produk-produk yang dihasilkannya. Diakses pada tanggal 25 Januari. 2013 http://konvektra.blogspot.com Lulu, Asegaf (2010). Pengertian Intelegensi. Diakses pada tanggal 20 Maret

2013.http://luluasegaf.wordpress.com/category/jurnal/.2010.

Murtiningsih, (2002). Kontribusi Penguasaan Keterampilan Menjahit Terhadap Minat Berwiraswasta. Skripsi UNIMED

Musfiqon, (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Poespo, Goet (2000). Macam-macam Blus. Jakarta: Gramedia. Pratiwi, Djati, (2001). Pola Dasar dan Pecah Pola. Jakarta: Kanisius Riyanto, A. Arifah, (2003). Teori Busana I. Bandung: Yapemdo

Suhairiah, (2009). Faktor-faktor Kesulitan dalam Membuka Usaha Pada Peserta Pelatihan Keterampilan PKK. Skripsi UNIMED.

Sudjana (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

(10)

61

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wikipedia, (2012). Definisi Menjahit. Diakses pada tanggal 25 Januari 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Menjahit.

Wikipedia, (2012). Definisi Perilaku. Diakses pada tanggal 5 Februari 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku

Wikipedia, (2013). Definisi Remaja. Diakses pada tanggal 5 Februari 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/remaja

Wikipedia, (2012). Definisi Senang. Diakses pada tanggal 12 April 2013. http://id.wikipedia.org/wiki/pengertian-perasaan-senang.

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan suatu harapan baru bagi keberlangsungan generasi suatu bangsa. Melalui proses pendidikan, anak diberi pelatihan untuk mengembangkan kreatifitas dan meningkatkan keterampilannya agar menjadi sumber daya manusia yang mampu bersaing di era globalisasi informasi saat ini. Anak merupakan generasi penerus bangsa yang harus dibekali dengan pendidikan. Namun berdasarkan realita yang ada, banyak anak-anak yang mengalami putus sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang ada diantaranya: faktor ekonomi (kemiskinan), faktor lingkungan, faktor internal anak dan lain sebagainya. Dari beberapa faktor yang ada, faktor ekonomi (kemiskinan) merupakan faktor terbesar yang menghambat dalam mendapatkan pendidikan bagi anak. Sehingga masih banyak anak-anak di Indonesia yang mengalami putus sekolah.

(12)

2

sekolah, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhannya baik fisik maupun mental spiritual.

Salah satu panti asuhan yang didirikan oleh pemerintah yang bekerjasama dengan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatra Utara adalah Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) yang merupakan tempat untuk membina anak-anak dan remaja yang mengalami putus sekolah akibat dari ketidakmampuan orangtua mereka dibidang ekonomi. PSAR berdiri pada tahun 1975 yang beralamat di jl. Industri no. 47 Desa Tamora B kec. Tamora Kabupaten Deli Serdang. PSAR merupakan unit pelaksana teknis daerah yang dilingkungan oleh dinas sosial propinsi Sumatera Utara. Lembaga ini bekerja sama dengan dinas kabupaten kota untuk memberikan bimbingan sosial, mental dan fisik serta pelatihan keterampilan yang dapat menjadi bekal bagi anak-anak atau remaja yang putus sekolah untuk kehidupannya kelak. Dalam pelatihan keterampilan tentunya diperlukan implementasi yang baik agar program pelatihan keterampilan berjalan dengan baik pula.

(13)

3

Sejalan dengan maksud diatas, UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) memiliki tujuan tertentu, yaitu: untuk menghindari remaja dari berbagai masalah sosial sebagai akibat dari putus sekolah dan terlantar. Dan untuk terwujudnya remaja putus sekolah/terlantar yang mandiri dan berjiwa wira usaha serta mampu mengembangkan potensi dirinya dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Kemudian yang menjadi sasaran dari UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) ini adalah anak remaja putus sekolah dan terlantar yang berusia 15 – 21 tahun, berasal dari keluarga tidak mampu/yatim piatu, belum menikah dan tidak bekerja.

UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) memberikan bimbingan sosial dan keterampilan terhadap anak putus sekolah yang dilaksanakan selama enam bulan di panti tersebut. Dengan adanya panti ini remaja yang putus sekolah akan diberi bimbingan sosial dan keterampilan kerja agar setelah keluar dari panti, mereka dapat melaksanakan fungsi sosialnya ditengah-tengah masyarakat. Keterampilan yang diberikan dan diajarkan pada panti tersebut terdiri atas empat keterampilan yaitu keterampilan menjahit, bordir, salon dan keterampilan otomotif dengan kapasitas / daya tampung 165 orang.

(14)

4

pola, sampai pada tahap menjahit busana dan penyelesaiannya. Dalam pelatihan keterampilan, anak dibimbing sampai terampil untuk menjahit bajunya sendiri.

Setelah anak/remaja melaksanakan pelatihan keterampilan selama 6 bulan, diharapkan anak/remaja sudah memiliki keterampilan dasar sehingga dapat berperan serta dalam mengurangi kemiskinan dan ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan di lingkungannya kelak. Untuk itu anak diharapkan mampu dalam mengikuti pelatihan keterampilan ini.

Menurut Williem Sterm dalam Lulu (2010 : 03) mengemukakan bahwa kemampuan merupakan suatu kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru atau dapat juga dikatakan bahwa kemampuan merupakan suatu kesanggupan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan termasuk faktor yang mempengaruhinya yaitu pembawaan, kematangan, pembentukan, minat dan pembawaan yang khas. Kemampuan yang dimaksud dalam hal ini yaitu mampu melaksanakan keterampilan menjahit. Dengan adanya kemampuan yang dimiliki oleh peserta pelatihan maka akan memperlancar proses pelatihan keterampilan tersebut.

(15)

5

Dari penjelasan diatas maka dapat diasumsikan bahwa minat dan kemampuan memiliki hubungan yang erat.

Keterampilan merupakan pengetahuan praktis yang dapat diterapkan (dipraktikkan) dan dikembangkan bagi masyarakat yang ingin maju. Penguasaan keterampilan yang baik akan mewujudkan masyarakat yang ingin maju. Berbekal pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dan didorong oleh minat serta keinginan dari dalam diri merupakan modal utama untuk kemajuan seseorang dalam menciptakan lapangan kerja.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa, dapat dilihat bahwa peserta binaan yang telah mengikuti pelatihan keterampilan menjahit memiliki kemampuan yang baik, namun sebagian lagi memiliki kemampuan yang cukup. Hal ini dapat diketahui dari hasil data dokumentasi nilai peserta binaan, sebagai berikut:

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Pelatihan Keterampilan Menjahit di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa

(16)

6

(Sumber data: PSAR Tanjung Morawa T.A 2011/2012)

(17)

7

keterampilan menjahit. Menurut keterangan pengurus panti, hal tersebut juga dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, sehingga perlu adanya pemberian motivasi dan dorongan belajar yang optimal.

Berdasarkan penjelasan diatas, bahwa UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) mempunyai peranan yang penting dalam membina anak/remaja yang putus sekolah agar terhindar dari berbagai masalah sosial akibat dari putus sekolah serta mewujudkan kemandirian remaja agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional dengan cara memberikan bimbingan sosial dan membekali diri dengan keterampilan serta menumbuhkan minat dan kemampuannya. Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, peneliti tertarik mengangkat permasalahan ini dan ingin mengetahui berapa besar Kontribusi Minat Remaja Mengikuti Pelatihan Keterampilan Terhadap Kemampuan Menjahit Busana di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Minat remaja dalam mengikuti pelatihan keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa masih rendah.

(18)

8

3. Kurangnya kedisiplinan pada anak remaja binaan yang mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa.

4. Kurangnya pemberian motivasi dan dorongan belajar yang optimal pada remaja di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa.

C. Pembatasan Masalah

Dengan adanya latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta banyaknya masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka dilakukan pembatasan masalah, yaitu:

1. Minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan dibatasi pada keterampilan menjahit di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa. 2. Kemampuan menjahit busana dibatasi pada hasil menjahit blus oleh remaja

binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa. 3. Pelatihan keterampilan menjahit blus dibatasi pada remaja putri di UPT

Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah serta pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

(19)

9

2. Bagaimanakah tingkat kemampuan menjahit blus pada remaja binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa?

3. Berapa besar kontribusi minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan menjahit dengan kemampuan menjahit di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa.

2. Untuk mengetahui tingkat kemampuan menjahit blus pada remaja binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa.

3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi minat remaja mengikuti pelatihan keterampilan menjahit dengan kemampuan menjahit di Panti Sosial Bina Remaja (PSAR).

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini memberikan manfaat, yaitu:

Untuk Panti Sosial Bina Remaja(PSAR) :

1. Sebagai masukan agar lebih meningkatkan minat remaja dalam pelatihan keterampilan menjahit.

(20)

10

Untuk mahasiswa / umum:

(21)

58

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV di atas, maka akan diberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis tingkat katagorial minat mengikuti pelatihan keterampilan di UPT PSAR Tanjung Morawa dikategorikan cukup.

2. Hasil analisis tingkat katagorial kemampuan menjahit blus oleh anak remaja binaan di UPT PSAR Tanjung Morawa di dikategorikan baik.

3. Terdapat kontribusi yang berarti antara minat mengikuti pelatihan keterampilan terhadap kemampuan menjahit blus sebesar 41,3%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka diberikan implikasi sebagai berikut:

(22)

59

2. Kemampuan menjahit blus yang dilakukan oleh remaja binaan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Tanjung Morawa tergolong dalam kategori baik, hal tersebut memberikan implikasi bahwa kemampuan siswa dalam menjahit sudah memadai namun perlu ditingkatkan lagi dalam meningkatkan kemampuan siswa.

3. Terdapat kontribusi antara minat mengikuti pelatihan keterampilan terhadap kemampuan menjahit blus sebesar 41,3%. Ini menunjukkan bahwa minat hanya memberikan kontribusi kepada kemampuan menjahit blus sebesar 41,3% dan selebihnya berasal dari faktor lain yang dapat mempengaruhinya.

C. Saran

Berdasarkan hasil penilitian maka dapat disarankan sabagai berikut:

1. Untuk meningkatkan minat dalam mengikuti pelatihan keterampilan perlu adanya peningkatan motivasi belajar dalam pelatihan keterampilan dan cara penyampaian materi yang lebih bervariatif bagi siswa.

2. Diharapkan kepada para pengajar keterampilan menjahit untuk meningkatkan upaya pembelajaran dengan memberikan tugas-tugas berupa praktek menjahit yang dapat melatih kreatifitas dan kemampuan anak binaan.

Gambar

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Pelatihan Keterampilan Menjahit di UPT Pelayanan

Referensi

Dokumen terkait

Permasalahan-permasalahan dalam Realmicroteaching antara lain pertaanyaan tentang apakah realmicroteaching meningkatkan keterampilan mahasiswa pada saat PPL,

Tabel 4.16 Pengaruh Variabel Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan 76. Tabel 4.17 Pengaruh Variabel PDRB per Kapita Terhadap Tingkat Kemiskinan

Pada aplikasi ini, pemakai dihadapkan kepada suatu tampilan interaktif yang disertai objek-objek pendukung seperti teks, gambar, suara, dan animasi agar pemakai dapat lebih

Hendro Gunawan, MA

Dengan memasukkan URL (Uniform Resource Locator) yang berfungsi sebagai locator untuk mewakili alamat dari situs yang ingin kita kunjungi, user dapat melakukan koneksi ke situs

Hendro Gunawan, MA

Website atau Homepage merupakan media terdepan untuk memasuki dunia E-commerce dan memperkenalkan informasi produk yang dijual kepada dunia internasional. Pemesanan On-line pada

Hendro Gunawan, MA