• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Nusa Putera Tanjung Morawa Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) Nusa Putera Tanjung Morawa Sumatera Utara"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efektivitas

2.1.1 Pengertian Efektivitas

Pada kamus besar Bahasa Indonesia, efektivitas diartikan sebagai sesuatu yang ada efeknya (akibatnya,pengaruhnya) dapat diartikan dapat membawa hasil, berhasil guna serta dapat pula berarti mulai berlaku. Selanjutnya Bahasa Inggris, kata efektif yaitu effective yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan itu berhasil dengan baik. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi.

Organisasi biasanya berada dalam lingkungan yang bergejolak dengan sumber data yang terbatas. Lingkungan yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan zaman, perubahan tersebut akan mempengaruhi efektivitas organisasi. Dalam lingkungan demikian organisasi harus tanggap dan pandai mengantisipasi perubahan agar organisasi tetap dapat mempertahankan keberadaannya dan dapat berfungsi maka organisasi itu harus efektif (Thoha, 2007:98).

(2)

tentang pengertian dan konsep efektivitas dipengaruhi oleh latar belakang dari keahlian yang berbeda pula.

Hidayat menyatakan efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target kuantitas, kualitas dan waktu telh tercapai. Semakin besar persentase target yang dicapai, maka semakin tinggi efektivitasnya. Gibson juga berpendapat efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama (Ibnu, 2009).

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, ada empat hal yang merupakan unsur-unsur efektifitas yaitu sebagai berikut:

1. Pencapaian tujuan, suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Ketepatan waktu, sesuatu yang dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapainya tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan.

3. Manfaat, sesuatu yang dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan manfaat bagi masyarakat sesuai dengan kebutuhannya.

4. Hasil, sesuatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberikan hasil.

(3)

Dilihat dari perspektif efektivitas organisasi, Gaertner dan Ramnarayan mengatakan, efektifitas dalam suatu organisasi bukan suatu benda, atau suatu tujuan, atau suatu karakteristik dari output atau perilaku organisasi, tetapi cukup suatu pernyataan dari relasi-relasi di dalam dan di antara jumlah yang relevan dari organisasi tersebut. Suatu organisasi yang efektif adalah yang dapat membuat laporan tentang dirinya dan aktivitas-aktivitasnya menurut cara-cara dalam mana jumlah-jumlah tersebut dapat diterima. Pandangan efektivitas sebagai suatu proses ini mencerminkan aspek politik dari pada aspek ekonomi atas bidang produktivitas. Gerakan produktivitas tidak begitu disebabkan oleh dorongan ekonomi. Menjadi produktif adalah menjadi tanggap secara politik. (Gomes,2003:163).

(4)

yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif.

Dalam pengukuran efektifitas terdapat kompetensi pengelolaan pembelajaran yaitu kemampuan agen pemberdayaan dalam memciptakan proses belajar kepada masyarakat dalam mengubah perilakunya yaitu meningkatkan kemampuan, kualitas hidup, dan kesejahteraannya. Melalui belajar masyarakat diharapkan mampu menguasai dan menerapkan inovasi yang lebih menguntungkan bagi diri dan keluarganya.

Ada juga kompetisi pengelolaan pelatihan, dalam organisasi kegiatan pelatihan merupakan aspek penting sebagai upaya meningkatkan kinerja pegawainya. Begitupula dalam kehidupan dimasyarakat seperti petani atau nelayan, kegiatan pelatihan dan kursus lainnya, atau istilah sejenis lainnya merupakan aspek penting guna meningkatkan kemampuan mereka menuju peningkatan kualitas hidupnya.

(5)

Berdasarkan beberapa pendapat dan teori efektivitas yang telah diuraikan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam mengukur efektivitas suatu kegiatan atau aktifitas perlu diperhatikan beberapa indikator, yaitu:

1. Pemahaman program 2. Tepat sasaran

3. Tepat waktu 4. Tercapainya tujuan

5. Perubahan nyata (Sutrisno, 2007: 125-126)

2.1.2 Pendekatan Terhadap Efektivitas

Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda dari lembaga dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal mengubah input menjadi output atau program yang kemudian dilemparkan kembali kepada lingkungannya. Pendekatan terhadap efektivitas terdiri dari:

1. Pendekatan Sasaran (Goal approach)

(6)

memperhatikan permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan program dalam mencapai tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

2. Pendekatan sumber (System Resource Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan system agar dapat menjadi efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan system suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input lembaga tersebut dan output yang dihasilkan juga dilemparkannya pada lingkungannya. Sementara itu sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi.

3. Pendekatan Proses (Internal Proses Approach)

(7)

2.2 Program

2.2.1 Pengertian Program

Program adalah tahap-tahap dalam penyelesaian rangkaian yang berisi langkah-langkag yang akan dikerjakan untuk mencapai tujuan dan merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan implementasi. Manila (dalam Jones, 1996: 4) mengemukakan bahwa program akan menunjang implementasi, program tersebut memuat berbagai aspek antara lain:

a. Adanya tujuan yang ingin dicapai

b. Adanya kebijaksanaa-kebijaksanaan yang diambil dalam mencapai tujuan c. Adanya aturan-aturan yang harus dipegang dalam prosedur yang harus dilalui d. Adanya perkiraan anggaran yang dibutuhkan

e. Adanya strategi dalam pelaksanaan

Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioprasionalkan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian program yang diuraikan.

Menurut Charles O. Jones, pengertian program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dari beberapa karakteristik tertentu yang dapat membantu seseorang untuk mengidentifikasi suatu aktivitas sebagai program atau tidak yaitu: 1. Program cenderung membutuhkan staf, misalnya untuk melaksanakan atau sebagai

pelaku program

(8)

3. Program memiliki identitas sendiri, program yang berjalan efektif dapat diakui oleh publik.

Program terbaik didunia adalah program yang didasarkan pada model teoritis yang jelas, yakni: sebelum menentukan masalah sosial yang diatasi dan memulai melakukan intervensi, sebelumnya harus ada pemikiran yang serius terhadap bagaimana dan mengapa masalah itu terjadi dan apa yang menjadi solusi terbaik ( Jones, 2005: 295).

2.2.2 Program Pelatihan Keterampilan

Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup pengalaman belajar (learning experience), aktivitas - aktivitas yang terencana (be a planned organizational activity), dan didesain sebagai jawaban atas kebutuhan - kebutuhan yang berhasil diidentifikasikan. Secara ideal, pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan – tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan – tujuan dari para pekerja secara perorangan. (Gomes 2003: 197)

(9)

dampak-dampak negative yang dikarenakan kurangnya pendidikan, pengalaman yang terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri dari remaja.

Menurut Sudjana (2004: 17), keterampilan adalah pola kegiatan yang bertujuan, yang memerlukan manipulasi dan koordinasi informasi yang dipelajari. Keterampilan bergerak dari yang sangat sederhana ke yang sangat kompleks. Keterampilan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu psikomotor dan intelektual. Keterampilan psikomotor antara lain adalah menggergaji, mengecat tembok, menari, mengetik. Sedangkan keterampilan intelektual ialah memecahkan soal hitungan, melakukan penelitian, membuat kesimpulan dan sebagainya. Namun, sebenarnya hamper semua keterampilan terdiri atas dua unsur tersebut. Hanya saja ada keterampilan yang lebih menonjol unsur intelektualnya.

(10)

Keterampilan mencakup lima jenis: 1. Keterampilan mengenal diri 2. Keterampilan berpikir 3. Keterampilan sosial 4. Keterampilan akademik 5. Keterampilan kejuruan

2.3 Pelayanan Sosial

2.3.1 Pengertian Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial adalah suatu aktivitas yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan dengan lingkungan sosialnya. Pelayanan sosial disebut juga sebagai pelayanan kesejahteraan sosial. Menurut Walter Friedlander (1961), kesejahteraan sosial adalah:

“Sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga

(11)

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa:

1. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu system atau “organized system” yang berintikan lembaga-lembaga dan pelayanan sosial.

2. Tujuan sistem tersebut adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan, dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya.

3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan individu”

baik dalam memecahkan masalahnya maupun dalam memenuhi kebutuhannya. Sementara Elizabeth Wickenden mengemukakan bahwa kesejahteraan sosial termasuk didalamnya peraturan perundangan, program, tunjangan dan pelayanan yang menjamin atau memperkuat pelayanan untuk memenuhi kebutuhan sosial yang mendasar dari masyarakat serta menjaga ketentraman dalam masyarakat.

Dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial Pasal 1, dijelaskan bahwa:

“Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan materiil, spiritual, dan

sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri,

sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”

(12)

Perlu dibedakan dua macam pengertian pelayanan sosial, yaitu:

1. Pelayanan sosial dalam arti luas adalah pelayanan sosial yang mencakup fungsi termasuk pelayanan sosial dalam bidang pendidikan, kesehatan, perumahan, tenaga kerja dan sebagainya.

2. Pelayanan sosial dalam arti sempit atau disebut juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial dan sebagainya.

Semakin tersebarnya dan dipraktekkan secara universal pelayanan sosial, maka pelayanan yang ditujukan kepada golongan masyarakat yang membutuhkan pertolongan khusus.

2.3.2 Fungsi-fungsi Pelayanan Sosial

Pelayanan sosial telah dan mungkin akan diklasifikasikan dalam berbagai cara, tergantung dari tujuan klasifikasi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengemukakan fungsi dari pelayanan sosial adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kondisi kehidupan masyarakat 2. Pengembangan sumber-sumber manusiawi

3. Orientasi masyarakat terhadap perubahan-perubahan sosial dan penyesuaian sosial

4. Mobilisasi dan pencipta sumber-sumber masyarakat dan tujuan pembangunan 5. Penyediaan dan penyelenggaraan struktur kelembagaan untuk tujuan agar

(13)

Richard M. Titmuss mengemukakan bahwa pelayanan sosial ditinjau dari perspektif masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk lebih meningkatkan kesejahteraan individu, kelompok dan masyarakat untuk masa sekarang dan untuk masa yang akan datang.

2. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan untuk melindungi masyarakat.

3. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai suatu investasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan nasional.

4. Pelayanan-pelayanan atau keuntungan-keuntungan yang diciptakan sebagai program kompensasi bagi orang-orang yang tidak mendapat pelayanan sosial misalnya kompensasi kecelakaan industri dan sebagainya,

Alfred J. Khan menyatakan bahwa fungsi utama pelayanan sosial adalah: 1. Pelayanan sosial untuk sosialisasi dan pengembangan

Pelayanan ini dimaksudkan untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam diri anak dan pemuda melalui program-program pemeliharaan, pendidikan (non formal) dan pengembangan. Tujuannya yaitu untuk menanamkan nilai-nilai masyarakat dalam usaha pengembangan kepribadian anak. Bentuk-bentuk pelayanan sosial tersebut adalah:

a. Program penitipan anak

b. Program-program kegiatan remaja/ pemuda

(14)

2. Pelayanan sosial untuk penyembuhan, perlindungan dan rehabilitasi

Pelayanan ini mempunyai tujuan untuk melaksanakan pertolongan kepada seseorang, baik secara individual maupun didalam kelompok/ keluarga dan masyarakat agar mampu mengatasi masalah-masalahnya. Bentuk-bentuk pelayanan sosial tersebut antara lain:

a. Bimbingan sosial bagi keluarga

b. Program asuhan keluarga dan adopsi anak

c. Program bimbingan bagi anak nakal dan bebas hukuman d. Program-program rehabilitasi bagi penderita cacat e. Program-program bagi lanjut usia

f. Program-program penyembuhan bagi penderita gangguan mental

g. Program-program bimbingan bagi anak-anak yang mengalami masalah dalam bidang pendidikan

h. Program-program bimbingan bagi para pasien di rumah sakit.

(15)

sebagainya. Pelayanan kesejahteraan sosial yang diberikan misalnya pelayanan di Panti Asuhan, Panti Jompo, Panti Karya, dan lain-lain.

3. Pelayanan sosial akses

Kebutuhan akan program sosial akses disebabkan oleh karena: a. Adanya birokrasi modern

b. Perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap hal-hal dan kewajiban/ tanggung jawab

c. Diskriminasi, dan

d. Jarak geografi lembaga-lembaga pelayanan dari orang-orang yang memerlukan pelayanan sosial

Tujuan pelayanan kesejahteraan sosial adalah mengaktualkan potensi klien. Sementara tugas pelayanan sosial adalah memberikan pelayanan (bantuan, santunan, bekal lain) untuk membangkitkan motivasi klien, dan mengorganisasi lingkungan yang sesuai atau mungkin disesuaikan.

(16)

Dalam salah satu teori Marxist disebutkan bahwa organisasi atau lembaga pelayanan sosial cenderung mengutamakan nilai-nilai ekonomi dan menekankan sistem ekonomi kapitalis, yaitu mengambil keuntungan sehingga seringkali membawa kerugian pada masyarakat. Pandangan ini banyak dilakukan organisasi atau lembaga pelayanan sosial.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa lembaga atau organisasi sosial seringkali tidak mencapai tujuan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan karena pekerja sosial sebagai pelaksana pelayanan tidak professional dan tidak bersungguh-sungguh dalam melakukan pelayanannya kepada masyarakat.

2.3.3 Pelayanan Sosial Anak Remaja

Pelayanan sosial anak remaja merupakan suatu lembaga sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak terlantar, putus sekolah guna penumbuhan dan pengembangan keterampilan sosial dan keterampilan kerja sehingga mereka dapat berfungsi sebagai anggota masyarakat yang terampil dan aktif berpartisipasi secara produktif dalam pembangunan. (Depsos RI: 2002)

(17)

Pembinaan melalui pelayanan sosial anak remaja pada hakikatnya adalah suatu pembinaan bagi remaja putus sekolah terutama bagi mereka yang putus sekolah ditingkat SMP/ SMA (Umur 16-21 tahun) dan dalam keadaan terlantar melaui penampungan atau asrama dalam panti. Dengan demikian, diharapkan anak mempunyai tujuan yang jelas dan bersemangat dalam mengikuti program kegiatannya untuk kehidupannya di masa depan. Sebagai gelombang sosial, fungsi panti sosial bina remaja adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu sumber pelayanan kesejahteraan sosial bagi anak putus sekolah yang terlantar.

2. Sebagai salah satu sumber informasi dan konsultasi kesejahteraan sosial terutama yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan, masalah-masalah, kemampuan-kemampuan, dan peranan-peranan sarana layanan

(18)

2.4Kerangka Pemikiran

Pendidikan yang baik dan bermakna pada hakikatnya adalah pendidikan yang mampu mengantarkan dan memberdayakan potensi anak didik sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya dan pada akhirnya akan menjadi bekal dimasa depan. Pendidikan bukan semata-mata untuk mengejar target lulus ujian tetapi pendidikan juga harus mampu membekali anak-anak dalam menghadapi problema kehidupan dan juga dunia kerja.

Kenyataannya masih banyak remaja yang belum mendapatkan pendidikan secara formal, anak tersebut tidak mendaprkan pendidikan secara formal dikarenakan sosial ekonomi keluarga yang tidak cukup untuk biayai anaknya dan juga ketidakseriusan dari si anaknya untuk bisa mendapatkan pendidikan. Masih banyak remaja yang turun kejalanan untuk mencari tambahan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan ada juga karena keinginan di dalam diirinya untuk mencari uang dengan cara mengamen dijalanan. Inilah yang membuat banyak remaja tidak mempunyai kesempatan untuk bisa mendapatkan pendidikan secara baik maupun keterampilan untuk dapat meningkatkan pemahaman mereka yang berguna untuk mendapatkan pekerjaan dengan baik.

(19)

Begitu pula dengan kehadiran Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa, panti sosial ini adalah salah satu panti sosial yang memberikan program pelatihan keterampilan dalam usaha untuk menggali potensi dan bakat siswi binaannya baik salon/ tata rias, menjahit, border untuk yang wanita dan pendidikan automotif untuk yang pria, Panti sosial ini juga memberikan beberapa kegiatan lain untuk mendidik remaja binaannya, antara lain adalah bimbingan sosial seperti, bimbingan motivasi, dinamika kelompok, olahraga, seni tari, dan pembinaan rohani. Semuanya itu dilakukan dengan tujuan untuk mendukung penguasaan keterampilan baik salon/ tata rias, menjahit border dan automotif, sehingga mereka bukan hanya menjadi remaja yang terampil, akan tetapi juga menjadi remaja yang berakhlak, berbudi, dan bersemangat dalam menjalani kehidupannya.

Melihat keefektivan program pelatihan keterampilan bagi klien di Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) dapat dilihat dari indikator menurut (Sustrisno, 2007: 125- 126) yang sesuai untuk dapat mencapai keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan kegiatan, yaitu:

1. Pemahaman program, yaitu dilihat dari sejauh mana klien dapat memahami kegiatan program pelatihan keterampilan yang diberikan oleh UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR).

(20)

3. Tepat waktu, yaitu dilihat dari apakah penggunaan waktu untuk program pelatihan keterampilan bagi klien di UPT Pelayanan Sosial Anak Remaja (PSAR) sudah dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditentukan.

4. Tercapainya tujuan, yaitu dilihat dari cara pencapaian tujuan yang ditetapkan melalui kegiatan program pelatihan keterampilan.

5. Perubahan nyata, yaitu dilihat dari bagaimana kegiatan tersebut memberikan efek atau dampak yang baik maupun adanya perubahan nyata bagi klien .

(21)

Bagan Alir Pikir

UPT. Pelayanan Sosial Anak Remaja Tanjung Morawa

Program yang diberikan: a. Keterampilan menjahit b. Keterampilan border c. Keterampilan salon d. Keterampilan automotif

Indikator Efektivitas

Pelaksanaan Program dilihat dari:

1. Pemahaman Program 2. Tepat sasaran

3. Tepat waktu

4. Tujuan dan Manfaat 5. Perubahan Nyata

(22)

2.5 Definisi Konsep dan Definisi Operasional

2.5.1 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah batasan arti dan gambaran hubungan dari antara unur-unsur yang ada didalamnya. (Siagian 2011: 56)

Suatu konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefinisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian (Silalahi, 2009: 112), maka peneliti membatasi konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut:

1. Efektivitas adalah suatu pencapaian tujuan secara maksimal dengan sarana yang dimiliki melalui program-program tertentu. Dengan demikian, suatu kegiatan atau usaha dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran dapat dicapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat memberikan manfaat yang nyata sesuai dengan kebutuhannya.

(23)

3. Anak putus sekolah adalah anak yang sebelumnya sudah pernah mengecap pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal (sekolah), akan tetapi dikarenakan sesuatu hal, anak tersebut keluar/ dikeluarkan dari lembaga pendidikan formal tersebut dan tidak bisa melanjutkan pendidikannya.

4. Pelayanan Sosial disebut juga pelayanan kesejahteraan sosial mencakup program pertolongan dan perlindungan kepada golongan yang tidak beruntung seperti pelayanan sosial bagi anak terlantar, keluarga miskin, cacat, tuna sosial, dan sebagainya.

2.5.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah proses operasionalisasi konsep yaitu upaya transformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi (Siagian 2011:141). Dengan definisi operasional dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang akan diukur dan dianalisis dalam variable yang ada.

Untuk memberikan kemudahan dalam memahami variable dalam penelitian ini, maka diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut:

1. Pemahaman program, meliputi:

a. Sumber informasi responden tentang program pelatihan keterampilan.

b. Tingkat pemahaman dan ketertarikan responden setelah mendapatkan informasi tentang program pelatihan keterampilan.

(24)

2. Tepat sasaran, meliputi: a. Pihak yang diutamakan

b. Anak atau remaja responden termasuk kedalam sasaran program pelatihan keterampilan.

3. Tepat waktu, meliputi:

a. Mulai kapan saudara mendapat bantuan program pelatihan keterampilan b. Ketepatan waktu mendapatkan program pelatihan keterampilan

c. Frekuensi mendapat program pelatihan keterampilan. 4. Tujuan dan Manfaat, meliputi:

a. Meningkatkan pengetahuan

b. Meningkatkan kemandirian dan keterampilan c. Perlu tidaknya program pelatihan keterampilan. 5. Perubahan nyata, meliputi:

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari penjelasan di atas pandangan Natsir tentang Islam sebagai ideologi dapat disimpul bahwa Natsir memperjuangkan ini karena kayakinan ideologi beliau sebagai seorang

Dengan memasukkan URL (Uniform Resource Locator) yang berfungsi sebagai locator untuk mewakili alamat dari situs yang ingin kita kunjungi, user dapat melakukan koneksi ke situs

Website atau Homepage merupakan media terdepan untuk memasuki dunia E-commerce dan memperkenalkan informasi produk yang dijual kepada dunia internasional. Pemesanan On-line pada

Hendro Gunawan, MA

Pada perusahaan yang terdaftar di LQ 45 pasar akan bereaksi ketika perusahaan tidak melakukan perataan laba, karena pada perusahaan bukan perata laba sulit untuk diprediksikan dari

Setelah proses import data dari format JSON kedalam MongoDB server maka proses manajemen data bisa dilakukan melalui console mongoDB atau juga bisa dilakukan

"Nanti akan ketahuan Ada beberapa hal yang belum bisa saya utarakan pada Anda sekarang ini. Sementara ini sebaiknya saya melanjutkan langkah-langkah penyelidikan

The Calculation of Mean and Standard of Deviation of the Pretest Measuring the Speaking Ability of the Eleventh Grade Students of MA Miftahut Thullab in the Academic