• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.3 Nabi Nuh AS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.3 Nabi Nuh AS."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 5.3.1 Nabi Nuh AS. dan Kaumnya

Nuh adalah putra Lamik bin Metusyalih bin Idris. Berlalulah beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Bunga-bunga berguguran di sekitar kuburannya dan pohon-pohon dan batu-batuan tampak tidak bergairah. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan sesuai dengan hukum umum, terjadilah kelupaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali terulang. Kesalahan dalam bentuk kelupaan, meskipun kali ini terulang secara berbeda.

Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang sholeh dari pendahulu kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Waddan, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasyran. Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemudian berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu- cucu mereka. Kemudian timbulah berbagai dongeng yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahwa patung-patung itu memiliki kekuatan khusus.

Di sinilah Iblis memanfaatkan kesempatan, dan ia membisikkan kepada manusia bahwa berhala-berhala tersebut adalah Tuhan yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak bahaya sehingga akhirnya manusia menyembah berhala-berhala itu. Penyembahan kepada selain Allah bukan hanya sebagai sebuah tragedi yang dapat menghilangkan kebebasan, namun pengaruh buruknya dapat merembet ke akal manusia dan dapat mengotorinya. Sebab, Allah menciptakan manusia agar dapat mengenal-Nya dan menjadikan akalnya sebagai permata yang bertujuan untuk memperoleh ilmu. Dan ilmu yang paling penting adalah kesadaran bahwa Allah semata sebagai Pencipta, dan selain-Nya adalah makhluk. Ini adalah poin penting dan dasar pertama yang harus ada sehingga manusia sukses sebagai kholifah di muka bumi.

Dalam situasi seperti ini, Allah mengutus Nuh untuk membawa ajaran-Nya kepada kaumnya. Nabi Nuh adalah seorang hamba yang berlidah fasih, cerdas, dan memiliki akal yang cemerlang. Allah memilih hamba-Nya Nuh dan mengutusnya di tengah-tengah kaumnya. Nabi Nuh keluar menuju kaumnya dan memulai dakwahnya:

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah Mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata,

“Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia.

Sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (hari kiamat).”(QS. Al-A‘rōf (7): 59)

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah Mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata), “Sungguh, aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu,”(QS. Hūd (11): 25)

Artinya: “agar kamu tidak menyembah selain Allah. Aku benar-benar khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat pedih.”(QS. Hūd (11): 26)

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah Mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, (karena) tidak ada tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”(QS. Al-Mu’minūn (23): 23)

(2)

2

Artinya: “Kaum Nuh telah mendustakan para Rosul.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 105)

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 106)

Artinya: “Sesungguhnya aku ini seorang Rosul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,”(QS.

Asy-Syu‘arō’ (26): 107)

Artinya: “maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.”(QS. Asy-Syu‘arō’

(26): 108)

Artinya: “Dan aku tidak meminta imbalan kepadamu atas ajakan itu; imbalanku hanyalah dari Tuhan seluruh alam,”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 109)

Artinya: “maka bertakwalah kamu kepada Allah dan taatlah kepadaku.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 110)

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah Mengutus Nuh kepada kaum-nya (dengan perintah), Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih.”(QS. Nūḥ (71): 1)

Artinya: “Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu,”(QS. Nūḥ (71): 2)

Artinya: “(yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku,”(QS. Nūḥ (71): 3)

Artinya:”niscaya Dia Mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu (memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh, ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu mengetahui.”(QS. Nūḥ (71): 4)

Dengan kalimat yang singkat tersebut, Nabi Nuh meletakkan hakikat ketuhanan kepada kaumnya dan hakikat hari kebangkitan. Di sana hanya ada satu Pencipta yang berhak disembah.

Di sana terdapat kematian, kemudian kebangkitan kemudian hari kiamat. Hari yang besar yang di dalamnya terdapat siksaan yang besar. Setelah mendengar dakwah Nabi Nuh, kaumnya terpecah menjadi dua kelompok, yaitu (1) kelompok orang-orang lemah, orang-orang fakir, dan orang-orang yang menderita, di mana mereka merasa dilindungi dengan dakwah Nabi Nuh,

(3)

3

sedangkan (2) kelompok orang-orang kaya, orang-orang kuat, dan para penguasa di mana mereka menghadapi dakwah Nabi Nuh dengan penuh keraguan. Bahkan mereka menolak dan menentang ajakannya:

Artinya: “Pemuka-pemuka kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu benar- benar berada dalam kesesatan yang nyata.”(QS. Al-A‘rōf (7): 60)

Artinya: “Maka berkatalah para pemuka yang kafir dari kaumnya, “Kami tidak melihat engkau, melainkan hanyalah seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang yang mengikuti engkau, melainkan orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya. Kami tidak melihat kamu memiliki suatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami mengangap kamu adalah orang pendusta.”(QS. Hūd (11): 27)

Artinya: “Maka berkatalah para pemuka orang kafir dari kaumnya, “Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang ingin menjadi orang yang lebih mulia dari pada kamu. Dan seandainya Allah Menghendaki, tentu Dia Mengutus Malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada (masa) nenek moyang kami dahulu.”(QS. Al-Mu’minūn (23): 24)

Artinya: “Dia hanyalah seorang laki-laki yang gila, maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai waktu yang ditentukan.”(QS. Al-Mu’minūn (23): 25)

Artinya: “Mereka berkata, “Apakah kami harus beriman kepadamu, padahal pengikut- pengikutmu orang-orang yang hina?”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 111)

Artinya: “Dia (Nuh) menjawab, “Wahai kaumku! Aku tidak sesat; tetapi aku ini seorang Rosul dari Tuhan seluruh alam.”(QS. Al-A‘rōf (7): 61)

Artinya: “Aku menyampaikan kepadamu amanat Tuhan-ku, memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-A‘rōf (7): 62)

Artinya: “Dan herankah kamu bahwa ada peringatan yang datang dari Tuhan-mu melalui seorang laki- laki dari kalanganmu sendiri, untuk memberi peringatan kepadamu dan agar kamu bertakwa, sehingga kamu mendapat rahmat?”(QS. Al-A‘rōf (7): 63)

Artinya: “Dia (Nuh) berkata, “Wahai kaumku! Apa pendapatmu jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhan-ku, dan aku diberi rahmat dari sisi-Nya, sedangkan (rahmat

(4)

4

itu) disamarkan bagimu. Apa kami akan memaksa kamu untuk menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya?”(QS. Hūd (11): 28)

Artinya: “Dan wahai kaumku! Aku tidak meminta harta kepada kamu (sebagai imbalan) atas seruanku. Imbalanku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang yang telah beriman. Sungguh, mereka akan bertemu dengan Tuhannya, dan sebaliknya aku memandangmu sebagai kaum yang bodoh.”(QS. Hūd (11): 29)

Artinya: “Dan wahai kaumku! Siapakah yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka? Tidakkah kamu mengambil pelajaran?”(QS. Hūd (11): 30)

Artinya: “Dan aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui yang ghoib, dan tidak (pula) mengatakan bahwa sesungguhnya aku adalah Malaikat, dan aku tidak (juga) mengatakan kepada orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu, “Bahwa Allah tidak akan memberikan kebaikan kepada mereka. Allah lebih Mengetahui apa yang ada pada diri mereka. Sungguh, jika demikian aku benar-benar termasuk orang-orang yang zolim.”(QS. Hūd (11): 31)

Artinya: “Dia (Nuh) menjawab, “Tidak ada pengetahuanku tentang apa yang mereka kerjakan.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 112)

Artinya: “Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhan-ku, jika kamu menyadari.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 113)

Artinya: “Dan aku tidak akan mengusir orang-orang yang beriman.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26):

114)

Artinya: “Aku (ini) hanyalah pemberi peringatan yang jelas.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 115)

Kemudian pemuka-pemuka kaumnya mulai bosan dengan debat ini yang disampaikan oleh Nabi Nuh. Mereka berkata:

Artinya: “Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, engkau telah berbantah dengan kami, dan engkau telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang engkau ancamkan, jika kamu termasuk orang yang benar.”(QS. Hūd (11): 32)

(5)

5

Artinya: “Mereka berkata, “Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati).”(QS. Asy- Syu‘arō’ (26): 116)

Allah telah menganugerahkan kesabaran kepada para Nabi dan Rosul-Nya untuk menghadapi berbagai kesulitan dan penderitaan. Nabi Nuh merupakan Nabi ulul ‘azmi yang menghadapi kaumnya dengan sabar dan tabah. Kemudian Nabi Nuh berkata:

Artinya: “Dan bacakanlah kepada mereka berita penting (tentang) Nuh ketika (dia) berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku! Jika terasa berat bagimu aku tinggal (bersamamu) dan peringatanku dengan ayat-ayat Allah, maka kepada Allah aku bertawakal.

Karena itu bulatkanlah keputusanmu dan kumpulkanlah sekutu-sekutumu (untuk membinasakanku), dan janganlah keputusanmu itu dirahasiakan. Kemudian bertindaklah terhadap diriku, dan janganlah kamu tunda lagi.”(QS. Yūnus (10): 71)

Artinya: “Maka jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta imbalan sedikit pun darimu. Imbalanku tidak lain hanyalah dari Allah, dan aku diperintah agar aku termasuk golongan orang-orang Muslim (berserah diri).”(QS. Yūnus (10): 72)

Artinya: “Dia (Nuh) menjawab, “Hanya Allah yang akan Mendatangkan azab kepadamu jika Dia Menghendaki, dan kamu tidak akan dapat melepaskan diri.”(QS. Hūd (11): 33)

Artinya: “Dan nasihatku tidak akan bermanfaat bagimu sekalipun aku ingin memberi nasihat kepadamu, kalau Allah hendak Menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhan-mu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”(QS. Hūd (11): 34)

Artinya:”Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam,”(QS. Nūḥ (71): 5)

Artinya:”tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran).”(QS. Nūḥ (71): 6)

Artinya:”Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau Mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.”(QS. Nūḥ (71): 7)

Artinya:”Lalu sesungguhnya aku menyeru mereka dengan cara terang-terangan*.”(QS. Nūḥ (71): 8)

(6)

6

---

*Dakwah ini dilakukan setelah dakwah dengan cara diam-diam tidak berhasil.

Artinya:”Kemudian aku menyeru mereka secara terbuka dan dengan diam- diam*,”(QS. Nūḥ (71): 9)

---

*Setelah melakukan dakwah secara diam-diam kemudian secara terang-terangan namun tidak juga berhasil, maka Nabi Nuh a.s. melakukan kedua cara itu sekaligus.

Artinya:”maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya, Dia Maha Pengampun,”(QS. Nūḥ (71): 10)

Artinya:”niscaya Dia akan Menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu,”(QS. Nūḥ (71): 11)

Artinya:”dan Dia Memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”(QS. Nūḥ (71): 12)

Artinya:”Mengapa kamu tidak takut akan kebesaran Allah?”(QS. Nūḥ (71): 13)

Artinya:”Dan sungguh, Dia telah Menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan (kejadian).”(QS. Nūḥ (71): 14)

Artinya:”Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah Menciptakan tujuh langit berlapis-lapis?”(QS. Nūḥ (71): 15)

Artinya:”Dan di sana Dia Menciptakan bulan yang bercahaya dan Menjadikan matahari sebagai pelita (yang cemerlang)?”(QS. Nūḥ (71): 16)

Artinya:”Dan Allah Menumbuhkan kamu dari tanah, tumbuh (berangsur-angsur),”(QS. Nūḥ (71): 17)

Artinya:”kemudian Dia akan Mengembalikan kamu ke dalamnya (tanah) dan mengeluarkan kamu (pada hari Kiamat) dengan pasti.”(QS. Nūḥ (71): 18)

Artinya:”Dan Allah Menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan,”(QS. Nūḥ (71): 19)

Artinya:”agar kamu dapat pergi kian kemari di jalan-jalan yang luas.”(QS. Nūḥ (71): 20)

(7)

7

Artinya: “Bahkan mereka (orang kafir) berkata, “Dia cuma mengada-ada saja.” Katakanlah (Nuh), “Jika aku mengada-ada, akulah yang akan memikul dosanya, dan aku bebas dari dosa yang kamu perbuat.”(QS. Hūd (11): 35)

Artinya: “Sebelum mereka, kaum Nuh juga telah mendustakan (rasul), maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan mengatakan, “Dia orang gila!” Lalu diusirnya dengan ancaman.”(QS. Al-Qomar (54): 9)

Artinya: “Dia (Nuh) berdoa, “Ya Tuhan-ku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku.”(QS. Al-Mu’minūn (23): 26)

Artinya: “Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhan-ku, sungguh kaumku telah mendustakan aku,”(QS.

Asy-Syu‘arō’ (26): 117)

Artinya: “maka berilah keputusan antara aku dengan mereka, dan selamatkanlah aku dan mereka yang beriman bersama-ku.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 118)

Artinya: “Maka dia (Nuh) mengadu kepada Tuhan-nya, “Sesungguhnya aku telah dikalahkan, maka tolonglah (aku).”(QS. Al-Qomar (54): 10)

Artinya:”Nuh berkata, Ya Tuhan-ku, sesungguhnya mereka durhaka kepadaku, dan mereka mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya hanya menambah kerugian baginya,”(QS. Nūḥ (71): 21)

Artinya:”dan mereka melakukan tipu daya yang sangat besar.”(QS. Nūḥ (71): 22)

Artinya:”Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan- tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwā‘, Yaghūts, Ya‘ūq dan Nasr*. ”(QS. Nūḥ (71): 23)

---

*Wadd, Suwā’, Yaghūts, Ya’ūq, dan Nasr adalah nama-nama berhala yang terbesar pada kabilah-kabilah kaum Nuh, yang semula nama-nama orang sholeh.

Artinya:”Dan sungguh, mereka telah menyesatkan banyak orang; dan janganlah Engkau Tambahkan bagi orang-orang yang zolim itu selain kesesatan.”(QS. Nūḥ (71): 24)

(8)

8

Artinya: “Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali (beberapa) orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat.”(QS. Hūd (11): 36)

Artinya: “Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zolim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”(QS. Hūd (11): 37)

Artinya:“Lalu Kami Wahyukan kepadanya, “Buatlah kapal di bawah pengawasan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam (kapal) itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, juga keluargamu, kecuali orang yang lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa siksaan) di antara mereka. Dan janganlah engkau bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zolim, sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”(QS. Al-Mu’minūn (23): 27)

Artinya:“Dan apabila engkau dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas kapal, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah yang telah Menyelamatkan kami dari orang-orang yang zolim.”(QS. Al-Mu’minūn (23): 28)

Artinya:“Dan berdo’alah, “Ya Tuhan-ku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik Pemberi tempat.”(QS. Al-Mu’minūn (23): 29)

Artinya: “Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, “Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami).”(QS. Hūd (11): 38)

Artinya: “Maka kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan (siapa) yang akan ditimpa azab yang kekal.”(QS. Hūd (11): 39)

Artinya: “Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami Berfirman, “Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman.” Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit.”(QS. Hūd (11): 40)

(9)

9

Nabi Nuh dan para pengikutnya melanjutkan pekerjaannya dengan tekun dan sungguh- sungguh. Mereka memasang papan-papan, mengokohkannya dengan pasak, dan sebagainya sehingga terbentuk kapal yang kuat. Selanjutnya Allah memerintahkan untuk memasukkan ke dalam kapal itu sepasang-sepasang dari setiap jenis, keluarga, kecuali orang yang zolim. Istri Nabi Nuh tidak beriman kepadanya sehingga ia tidak ikut menaiki perahu, dan salah satu anaknya (Qan’an) menyembunyikan kekafirannya dengan menampakkan keimanan di depan Nabi Nuh, dan ia pun tidak ikut menaikinya. Mayoritas manusia saat itu tidak beriman sehingga mereka tidak turut berlayar.Nabi Nuh memerintahkan kaumnya:

Artinya:“Dan dia berkata, “Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhan-ku Maha Pengampun, Maha Penyayang.”(QS. Hūd (11): 41)

Air mulai meninggi yang keluar dari celah-celah bumi. Tiada satu celah pun di bumi kecuali keluar air darinya. Sementara dari langit turunlah hujan yang sangat deras yang belum pernah turun hujan dengan curah seperti itu di bumi, dan tidak akan ada hujan seperti itu sesudahnya. Lautan semakin bergolak dan ombaknya menerpa apa saja dan menyapu bumi.

Perut bumi bergerak dengan gerakan yang tidak wajar sehingga bola bumi untuk pertama kalinya tenggelam dalam air sehingga ia menjadi bola air. Allah berfirman:

Artinya:“Lalu Kami Bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah,”(QS.

Al-Qomar (54): 11)

Artinya:“dan Kami Jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah (air-air) itu sehingga (meluap menimbulkan) keadaan (bencana) yang telah ditetapkan.”(QS. Al- Qomar (54): 12)

Artinya:“Dan Kami Angkut dia (Nuh) ke atas (kapal) yang terbuat dari papan dan pasak,”(QS.

Al-Qomar (54): 13)

Artinya:“yang berlayar dengan pemeliharaan (pengawasan) Kami sebagai balasan bagi orang yang telah diingkari (kaumnya).”(QS. Al-Qomar (54): 14)

Air meninggi di atas kepala manusia, dan ia melampaui ketinggian pohon, bahkan puncak gunung. Akhirnya, permukaan bumi diselimuti dengan air. Nabi Nuh memanggil- manggil putranya. putranya itu berdiri agak jauh darinya. Nabi Nuh memanggilnya dan berkata:

Artinya:“Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung- gunung. Dan Nuh memanggil anaknya*, ketika dia (anak itu) berada di tempat yang jauh terpencil, “Wahai anakku! Naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah engkau bersama orang-orang kafir.”(QS. Hūd (11): 42)

---

*Nama anak Nabi Nuh AS. yang kafir itu Qan’an, sedang putra-putranya yang beriman ialah Sam, Ham, Jafis.

(10)

10

Artinya:“Dia (anaknya) menjawab, “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menghindarkan aku dari air bah!” (Nuh) berkata, “Tidak ada yang melindungi dari siksaan Allah pada hari ini selain Allah yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka dia (anak itu) termasuk orang yang ditenggelamkan.”(QS. Hūd (11): 43)

Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya. Ombak tiba-tiba mengakhiri dialog mereka. Nabi Nuh mencari, namun ia tidak mendapati anaknya. Ia tidak menemukan selain gunung ombak yang semakin meninggi dan meninggi bersama perahu itu. Nabi Nuh tidak dapat melihat segala sesuatu selain air. Allah berkehendak sebagai rahmat dari-Nya untuk menenggelamkan si anak jauh dari penglihatan si ayah. Inilah kasih sayang Allah terhadap si ayah. Anak Nabi Nuh mengira bahawa gunung akan mencegahnya dari kejaran air namun ia pun terkejar dan tenggelam. Setelah berlalu beberapa saat, pemandangan tertuju kepada bumi yang telah musnah sehingga tiada kehidupan kecuali sebagian kayu yang darinya Nabi Nuh membuat perahu di mana ia menyelamatkan orang-orang mukmin, begitu juga berbagai binatang yang ikut bersama mereka. Adalah hal yang sulit bagi kita untuk membayangkan kedahsyatan peristiwa itu. Yang jelas, ia menunjukkan kekuasaan Pencipta. Kapal itu berlayar dengan mereka dalam ombak yang laksana gunung. Sebagian orang meyakini bahwa terpisahnya beberapa benua dan terbentuknya bumi dalam rupa seperti sekarang adalah sebagai akibat dari banjir besar yang dahulu.

Artinya: “Maka mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami Selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal. Kami Tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).”(QS. Al-A‘rōf (7): 64)

Artinya: “Kemudian mereka mendustakannya (Nuh), lalu Kami Selamatkan dia dan orang yang bersamanya di dalam kapal, dan Kami Jadikan mereka itu kholifah dan Kami Tenggelamkan orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu.”(QS. Yūnus (10): 73)

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa. Kami Perkenankan (doa)nya, lalu Kami Selamatkan dia bersama pengikutnya dari bencana yang besar.”(QS. Al-Ambiyā’ (21): 76)

Artinya: “Dan Kami Menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami.

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami Tenggelamkan mereka semuanya.”(QS. Al-Ambiyā’ (21): 77)

Artinya: “Kemudian Kami Menyelamatkannya Nuh dan orang-orang yang bersamanya di dalam kapal yang penuh muatan.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 119)

(11)

11

Artinya: “Kemudian setelah itu Kami Tenggelamkan orang-orang yang tinggal.”(QS. Asy- Syu‘arō’ (26): 120)

Artinya:“Dan sungguh, Kami telah Mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian mereka dilanda banjir besar, sedangkan mereka adalah orang-orang yang zolim.”(QS. Al-‘Angkabūt (29): 14)

Artinya:“Maka Kami Selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami Jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia.”(QS. Al-‘Angkabūt (29): 15)

Artinya:“Dan sungguh, Nuh telah berdo’a kepada Kami, maka sungguh, Kami-lah sebaik-baik yang Memperkenankan do’a.”(QS. Ash-Shoffāt (37): 75)

Artinya:“Kami telah Menyelamatkan dia dan pengikutnya dari bencana yang besar.”(QS. Ash- Shoffāt (37): 76)

Artinya:“Dan Kami Jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.”(QS.

Ash-Shoffāt (37): 77)

Banjir besar yang dialami oleh Nabi Nuh terus berlanjut dalam beberapa zaman di mana kita tidak dapat mengetahui batasnya. Kemudian datanglah perintah Allah agar langit menghentikan hujannya dan agar bumi tetap tenang dan menelan air itu, dan agar kayu-kayu perahu berlabuh. Allah berfirman:

Artinya:“Dan difirmankan, “Wahai bumi! Telanlah airmu dan wahai langit (hujan!) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, dan perintah pun diselesaikan*, dan kapal itu pun berlabuh di atas gunung Judi **, dan dikatakan, “Binasalah orang-orang zolim.”

”(QS. Hūd (11): 44)

---

*Yakni Allah telah Melaksanakan janji-Nya dengan membinasakan orang yang kafir kepada Nabi Nuh a.s. dan menyelamatkan orang yang beriman.

---

**Gunung Judi terletak di Iraq, Armenia sebelah selatan, berbatasan dengan Mesopotamia.

Dan air pun disurutkan, yakni air berkurang dan kembali ke celah-celah bumi. Segala urusan telah diputuskan dan orang-orang kafir telah hancur sepenuhnya. Dikatakan bahwa Allah memandulkan rahim-rahim wanita selama empat puluh tahun sebelum datangnya banjir besar, kerana itu tidak ada yang terbunuh seorang anak bayi atau anak kecil. Disebutkan bahwa hari itu bertepatan dengan hari Asyura' (hari kesepuluh dari bulan Muharam). Lalu Nabi Nuh berpuasa dan memerintahkan orang-orang yang bersamanya untuk berpuasa juga. Dan

(12)

12

berpindahlah pergulatan dari ombak ke jiwa Nabi Nuh. Ia mengingat anaknya yang tenggelam.

Nabi Nuh tidak mengetahui saat itu bahawa anaknya menjadi kafir. Ia menganggap bahwa anaknya sebagai seorang mukmin yang memilih untuk menyelamatkan diri dengan cara berlindung kepada gunung. Namun ombak telah mengakhiri percakapan keduanya sebelum mereka menyelesaikannya. Nabi Nuh tidak mengetahui seberapa jauh bagian keimanan yang ada pada anaknya. Lalu bergeraklah naluri kasih sayang dalam hati sang ayah.

Artinya:“Dan Nuh memohon kepada Tuhan-nya sambil berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya anakku adalah termasuk keluargaku, dan janji-Mu itu pasti benar. Engkau adalah Hakim yang paling adil.”(QS. Hūd (11): 45)

Artinya:“Dia (Allah) Berfirman, “Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku Menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.”(QS. Hūd (11): 46)

Di sana terdapat pelajaran penting yang terkandung dalam ayat-ayat yang mulia itu, yang menceritakan kisah Nabi Nuh bersama anaknya. Allah ingin berkata kepada Nabi-Nya yang mulia bahwa anaknya bukan termasuk keluarganya kerana ia tidak beriman kepada Allah.

Hubungan darah bukanlah hubungan hakiki di antara manusia. Anak seorang nabi adalah anaknya yang meyakini aqidah, yaitu mengikuti Allah dan Nabi, dan bukan anaknya yang menentangnya, meskipun berasal dari sulbinya. Jika demikian seorang mukmin harus menghindar dari kekufuran. Dan di sini juga harus di teguhkan hubungan sesama aqidah di antara orang-orang mukmin. Adalah tidak benar jika hubungan sesama mereka dibangun berdasarkan darah, iras, warna kulit, atau tempat tinggal. Nabi Nuh memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Kemudian Allah SW merahmatinya dan memerintahkannya untuk turun dari perahu dalam keadaan dipenuhi dengan keberkahan dari Allah SWT dan penjagaan-Nya.

Artinya:“Dia (Nuh) berkata, “Ya Tuhan-ku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang merugi.”(QS. Hūd (11): 47)

Artinya:“Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami, bagimu dan bagi semua umat (Mukmin) yang bersamamu. Dan ada umat-umat yang Kami Beri kesenangan (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab Kami yang pedih.”(QS. Hūd (11): 48)

Artinya:“Sesungguhnya, pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah); dan sesungguhnya Kami benar-benar Menimpakan siksaan (kepada kaum Nuh itu).”(QS. Al-Mu’minūn (23): 30)

Artinya: “Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.”(QS. Asy-Syu‘arō’ (26): 121)

(13)

13

Artinya: “Dan sungguh, Tuhan-mu, Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang.”(QS. Asy- Syu‘arō’ (26): 122)

Artinya:“Dan Kami Abadikan untuk Nuh (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,”(QS. Ash-Shoffāt (37): 78)

Artinya:“Kesejahteraan (Kami Limpahkan) atas Nuh di seluruh alam.”(QS. Ash-Shoffāt (37):

79)

Artinya:“ Dan sungguh, kapal itu telah Kami Jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”(QS. Al-Qomar (54): 15)

Artinya:“Maka betapa dahsyatnya azab-Ku dan peringatan-Ku!”(QS. Al-Qomar (54): 16)

Artinya:”Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah.”(QS. Nūḥ (71): 25)

Artinya:”Dan Nuh berkata, “Ya Tuhan-ku, janganlah Engkau Biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.”(QS. Nūḥ (71): 26)

Artinya:”Sesungguhnya jika Engkau Biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka hanya akan melahirkan anak-anak yang jahat dan tidak tahu bersyukur.”(QS. Nūḥ (71): 27)

Artinya:”Ya Tuhan-ku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau Tambahkan bagi orang-orang yang zolim itu selain kehancuran.””(QS. Nūḥ (71): 28)

Nabi Nuh turun dari perahunya dan ia melepaskan burung-burung dan binatang- binatang buas sehingga mereka menyebar ke bumi. Setelah itu, orang-orang mukmin juga turun.

Nabi Nuh meletakkan dahinya ke atas tanah dan bersujud. Saat itu bumi masih basah kerana pengaruh banjir besar. Nabi Nuh bangkit setelah sholatnya dan menggali pondasi untuk membangun tempat ibadah yang agung bagi Allah. Berlalulah hari puasa sebagai tanda syukur kepada Allah. Nabi Nuh mewasiatkan kepada putra-putranya saat ia meninggal agar mereka hanya menyembah Allah.

Banjir besar tersebut terjadi sekitar 3650 SM. Anak dan keturunan Nabi Nuh yang beriman menyebar keberbagai wilayah. Ada yang di Iraq, Tiongkok, India, Mesir, Yunani, dan lainnya yang juga lahir agama-agama besar seperti Hindu, Buddha, dan Khonghucu.

(14)

14

Artinya: “Kemudian setelahnya (Nuh), Kami Utus beberapa rosul kepada kaum mereka (masing-masing), maka rosul-rosul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan yang jelas, tetapi mereka tidak mau beriman karena mereka dahulu telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah Kami Mengunci hati orang-orang yang melampaui batas.”(QS. Yūnus (10): 74)

Artinya:“Kemudian setelah mereka, Kami Ciptakan umat yang lain.”(QS. Al-Mu’minūn (23):

31)

Artinya:“Lalu Kami Utus kepada mereka seorang rosul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata), “Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”(QS. Al-Mu’minūn (23): 32)

Artinya:“Sesungguhnya, demikianlah Kami Memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”(QS. Ash-Shoffāt (37): 80)

Artinya:“Sesungguhnya, dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman.”(QS. Ash- Shoffāt (37): 81)

Artinya:“Kemudian Kami Tenggelamkan yang lain.”(QS. Ash-Shoffāt (37): 82)

Artinya:“Dan sesungguhnya, telah Kami Mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”(QS. Al-Qomar (54): 17)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian dari bab IV tentang hasil penelitian, dari angket yang telah diisi oleh responden, dapat dilihat dari segi keefektifan tutorial Online bagi

Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :.. 4 = selalu, apabila selalu melakukan

Ketika pembinaan tema di NVivo perkara berikut perlu diperhatikan agar tema yang dibina mampu menjawab persoalan kajian dengan baik, iaitu kejujuran dalam penganalisisan

Graph adalah sebuah diagram yang memuat titik-titik disebut vertex, dan garis yang menghubungkan vertex-vertex disebut edge, didefinisikan G(V,E), dimana V adalah

Test of Beetween-Subject Effect digunakan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair

Segala puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat rahmat, anugerah, karunia, dan hidayah-Nya-lah penulis dapat melalui proses studi dan menyelesaikan tugas

Dari pemaparan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa Kurikulum berbasis kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi

Teori-teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan-kebiasaan tertentu, termasuk