• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ARAK BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ARAK BALI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

i

KAJIAN EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR ARAK BALI

Oleh : I Wayan Adi Pramana Putra

DosenPembimbing : I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT.

Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg.

ABSTRAK

Arak Bali adalah hasil fermentasi dari nira yang dihasilkan oleh beberapa jenis tumbuhan seperti : kelapa dan lontar. Untuk dapat dijadikan sebagai bahan bakar, arak Bali harus melalui proses pendestilasian terlebih dahulu. Sehingga dalam arak Bali terkandung 90% ethanol. Arak Bali yang sudah terdestilasi memiliki kandungan nilai oktan sebesar 108,6. Sedangkan premium memiliki nilai oktan 88. Oleh karena itu secara teoritis arak Bali bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Pengujian ini dilakukan pada kendaraan sepeda motor empat langkah dengan transmisi manual dalam kondisi standar, menggunakan bahan bakar arak Bali dibandingkan dengan Premium. Dalam pengujian ini mesin kendaraan uji di bersihkan terlebih dahulu yaitu pada ruang bakar, agar hasil yang didapat akurat. Setelah di bersihkan kendaraan uji dibiasakan menggunakan arak bali sebagai bahan bakar selama satu bulan.

Dari hasil pengujian karakteristik pembakaran menggunakan bahan bakar arak Bali, dari segi visual endapan yang terdapat di head piston memiliki warna hitam dan endapan yang menggumpal hampir diseluruh bagian head piston. Sedangkan pada premium memiliki warna endapan hitam tetapi gumpalan endapan dari sisa pembakaran di head piston kurang dari 50% dari area head piston. Perbedaan jumlah endapan yang muncul dari sisa pembakaran terjadi karena penggunaan bahan bakar dengan nilai oktan yang tinggi tidak di imbangi dengan perbandingan kompresi dari mesin itu sendiri. Oleh karena itu bahan bakar akan terbakar atau meledak tidak pada waktunya atau yang biasa disebut knocking. Untuk pengujian kandungan senyawa yang terdapat dari endapan sisa pembakaran diperoleh hasil untuk premium terdiri 171 senyawa, sedangkan arak Bali 165 senyawa.

(2)

ii

EXPERIMENTAL STUDY ON CHARACTERISTICS OF FIRING USING FUEL ARAK BALI

Author : I Wayan Adi Pramana Putra Guidance : I Gusti Ketut Sukadana, ST., MT.

Dr. Ir. I Wayan Bandem Adnyana, M.Erg.

ABSTRACT

Arak Bali is fermented from sap that is produced by some kind of plant like: coconut and palm. To be used as fuel, arak Bali must go through the process of distillation first. So in the arak Bali is contained 90% ethanol. The distilled arak Bali has an octane value of 108.6. While the premium has an octane value of 88. Therefore theoretically the arak Bali can be used as alternative fuel.

This test is performed on four-stroke motorcycle bikes with manual transmission under standard conditions, using arak Bali fuel compared to Premium. In this test the test vehicle engine is first cleaned in the combustion chamber, so the results obtained accurately. After the cleaned test vehicle used to use arak Bali as fuel for one month.

From the results of testing the combustion characteristics using the fuel of arak Bali, in terms of visual deposits contained in the piston head has a black color and sediment that clumps almost throughout the piston head. While the premium has a black sediment color but the clump of sediment from the rest of the combustion in the piston head is less than 50% of the piston head area. The difference in the amount of sediment emerging from the residual combustion occurs because the use of high octane fuel is not compensated by the compression ratio of the machine itself. Therefore the fuel will burn or explode not in time or commonly called knocking. To test the content of the compounds contained from the residual residue of combustion obtained the result for premium comprising 171 compounds, while the arak Bali of 165 compounds.

(3)

iii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGESAHAN ... i LEMBAR PERSETUJUAN ... ii ABSTRAK ... iii ABSTRACT ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang… ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 3 1.4 Tujuan Penelitian ... 3 1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 4

2.1 Motor Bakar ... 4

2.1.1 Siklus Otto ... 5

2.1.2 Prinsip Kerja Motor Bensin Empat Langkah ... 7

2.2 Bahan Bakar ... 8

2.2.1 Bahan Bakar Bensin... 9

2.2.2 Bahan Bakar Arak Bali ... 10

2.3 Premium ... 11 2.4 Detonasi ……… . 12 2.4.1 Suhu ... 13 2.4.2 Angka Oktan ... 13 2.4.3 Perbandingan Kompresi ... 14 2.4.4 Waktu Pembakaran ... 15

2.5 Karakteristik Ruang Bakar ... 15

2.6 Macam-Macam Bentuk Ruang Bakar ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Persiapan Pengujian ... 20

3.1.1 Bahan dan Peralatan Pengujian ... 20

3.1.2 Lokasi Pengujian ... 21

3.2 Rancangan Penelitian ... 21

3.3 Prosedur Pengujian ... 22

3.4 Diagram Alir Pengujian ……….. . 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Data Hasil Pengujian... ... 26

(4)

iv

4.1.2 Data Karakteristik Pembakaran dengan Arak Bali ... 27

4.1.3 Data Kandungan Endapan Yang Terbentuk Dari Proses Pembakaran Menggunakan Bahan Bakar Premium……….. ... 29

4.1.4 Data Kandungan Endapan Yang Terbentuk Dari Proses Pembakaran Menggunakan Bahan Bakar Arak Bali ... 29

4.2 Pembahasan ... 30

4.2.4 Tampilan Visual Ruang Bakar Setelah Menggunakan Bahan Bakar Premium Dan Arak Bali ... 30

4.2.4 Kandungan Senyawa Yang Terbentuk Dari Pembakaran Premium Dan Arak Bali ... 32

BAB V PENUTUP ... 35 5.1 Kesimpulan... 35 5.2 Saran ... 35 DAFTAR PUSTAKA ………. 36 LAMPIRAN ………. 38 PERNYATAAN ... 73 LEMBAR ASISTENSI ……… 74 SK SKRIPSI/PEMBIMBING ………....………... 78

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengeboran minyak bumi pertama kali tercatat di Pensylvania, Amerika Serikat, pada tahun 1859, di tambang milik Edwin L. Drake, pelopor industri minyak bumi dunia. Dengan semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor, jenis bahan bakar minyak pun semakin beragam. Minyak mentah (Crude Oil) hasil penambangan didestilasi menjadi beberapa fraksi bahan bakar seperti minyak tanah, solar dan bensin.[8]

Seiring pertumbuhan penduduk dengan aktivitas kegiatan yang padat, penggunaan kendaraan bermotor akan semakin meningkat. Penggunaan kendaraan umum atau pribadi memang sangat membatu, mulai dari pergi ke kampus, berangkat kerja atau sekedar jalan – jalan. Dengan meningkatnya penggunaan kendaraan secara umum berakibat pada peningkatan pemakain bahan bakar seperti premium, pertalite dan pertamax. Namun sumber energi bahan bakar minyak bumi sudah mengalami kelangkaan sehingga harga minyak bumi berdampak pada mahalnya biaya operasional kendaraan bermotor. Untuk menekan biaya transportasi tersebut maka kita harus mulai memikirkan bahan bakar penggantinya. Sebenarnya di Indonesia terdapat berbagai sumber energi terbarukan yang melimpah sebagai contoh bioethanol. Bioethanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi nira kelapa atau enau. Proses destilasi dari nira kelapa atau enau dapat menghasilkan bioethanol dengan konsentrasi yang sangat tinggi lebih besar dari 80%, sehingga tidak cocok untuk diminum tetapi sangat cocok dijadikan bahan bakar alternatif pengganti premium. Karena bioethanol dengan persentase 80% memiliki nilai oktan sebesar 108,6 yang sangat baik digunakan pada kendaraan bermotor sebagai pengganti premium. Khusus daerah Bali, pemanfaatan arak Bali baru pada tahap untuk konsumsi (sebagai minuman keras) dan sarana upacara.[4]

Namun penggunaan bahan bakar harus disesuaikan antara rasio kompresi mesin sepeda motor atau mobil dengan kandungan nilai oktan pada bahan bakar yang akan digunakan. Mesin yang mempunyai kompresi tinggi sebaiknya menggunakan bahan bakar yang memiliki kandungan nilai oktan tinggi pula. Oleh

(6)

2

karna itu penggunaan bahan bakar yang tidak tepat dapat mempengaruhi gagalnya proses pembakaran, sehingga bahan bakar yang mengendap dapat menimbulkan kerak pada ruang pembakaran. Dengan timbulnya kerak pada ruang bakar akan mempengaruhi tenaga yang dihasilkan oleh mesin sepeda motor atau mobil tidak dapat maksimal.

Dari permasalahan diatas telah dilakukan beberapa penelitian berupa pemanfaatan arak sebagai bahan bakar, diantaranya: Artawan (2006), dengan mengubah rasio kompresi. Perubahan yang dilakukan dengan memperkecil volume sisa yaitu mensekrap kepala silinder. Didapat hasil pengujian bahwa rasio kompresi 9,3 : 1 dengan bahan bakar arak api akselerasi yang dihasilkan semakin besar dan kebutuhan bahan bakar semakin rendah. Wirawan (2007), dengan variasi rasio kompresi pada konsentrasi ethanol 97% dibandingkan dengan bahan bakar bensin, dan diperoleh hasil semakin besar ratio kompresi semakin besar pula torsi dan daya yang dihasilkan, dan SFC menurun. Sehingga performance yang dihasilkan oleh bahan bakar ethanol 97% dengan rasio kompresi 9,3 : 1 lebih besar dari pada penggunaan bahan bakar bensin dengan rasio kompresi 8,8 : 1. Ervan (2006), melakukan penelitian pengaruh variasi ratio kompresi dan posisi transmisi terhadap gas buang dengan arak api sebagai bahan bakar pada sepeda motor empat langkah, diperoleh hasil semakin besar ratio kompresi emisi yang dihasilkan semakin baik dibandingkan dengan bahan bakar bensin arak api mampu bekerja pada ratio kompresi lebih tinggi. Mustika (2006), melakukan penelitian dengan memvariasikan konsentrasi ethanol serta putaran mesin terhadap emisi kendaraan. Didapat hasil semakin besar kandungan ethanol, emisi yg dihasilkan semakin baik.

Melihat permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan dengan topik “Kajian Eksperimental Karakteristik Pembakaran Menggunakan Bahan Bakar Arak Bali ”.

1.2 Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang, adapun masalah yang akan dibahas adalah bagaimana pengaruh pemakaian bahan bakar arak Bali terhadap karakteristik pembakaran diruang bakar dibandingkan dengan bahan bakar premium.

(7)

3

1.3 Batasan Masalah

Dari masalah diatas perlu kiranya untuk memberikan batasan masalah, agar dapat memberikan arah yang jelas pada penelitian ini, maka diberi batasan – batasan sebagai berikut :

1. Mesin yang digunakan adalah mesin 125cc dalam kondisi standar. 2. Jenis bahan bakar standar premium dibandingkan dengan arak Bali. 3. Pergantian bahan bakar dipastikan karburator dalam keadaan benar –

benar bersih.

4. Perlakuan pada mesin dengan menggunakan arak Bali selama 2 jam per-hari selama 1 bulan.

5. Karakteristik yang dimaksud adalah warna endapan, tampilan visual pada ruang bakar, dan kandungan dari endapan yang tercipta saat proses pembakaran.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan arak Bali sebagai bahan bakar terhadap karakteristik pembakaran pada ruang bakar.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapunn manfaat dari hasil penelitian ini diantaranya adalah :

1. Memberi informasi bahwa arak Bali bisa dijadikan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar konvensional (premium).

2. Pembaca dapat membandingkan keramah lingkungan bahan bakar arak Bali dengan bahan bakar konvensional (premium).

3. Memberikan informasi tentang karakeristik arak Bali terhadap ruang bakar setelah proses pembakaran.

Referensi

Dokumen terkait

Bagian Administrasi Perkara pada Biro APP MKRI.. menyampaikan informasi kepada masyarakat, sedangkan UU Penyiaran memberikan jangkuan siaran yang sangat terbatas kepada lembaga

Ruang Pendidik INS Kayutanam merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berdiri pada masa pergerakan nasional Indonesia.. Perguruan ini didirikan atas prakarsa

Sehingga apabila ada hambatan atau akan terjadi bertambahnya arus pada sebuah beban, sensor akan segera menangkap arus tersebut dan kemudian diproses oleh IC, setelah diproses

Makna asosiatif ini sebenarnya sama dengan perlambangan yang digunakan oleh suatu masyarakat bahasa untuk menyatakan suatu konsep lain yang mempunyai kemiripan dengan

Situasi yang terjadi pada kalimat itu adalah dimana sesuai dengan teori “soudesu” menyatakan “sepertinya” yang digunakan pada waktu pembicara memperkirakan suatu gejala

Untuk mengetahui hasil penelitian ini maka dilakukan serangkaian pengujian sebagai berikut: 1) pengumpulan data cita, 2) pemilihan piksel yang termasuk warna kulit dan bukan

[r]

Hasil penelitian keterlibatan kerja membuktikan bahwa keterlibatan kerja merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam suatu institusi atau organisasi