PENGARUH PENGGUNAAN E-COMMERCE, LOCUS OF CONTROL, DAN INOVASI TERHADAP KINERJA BISNIS PADA PELAKU
BISNIS ONLINE MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OLEH FITRI YANTI
140502004
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2018
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN ECOMMERCE, LOCUS OF CONTROL, DAN INOVASI TERHADAP KINERJA BISNIS PADA PELAKU
BISNIS ONLINE MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Penggunaan Ecommerce, Locus of Control, dan Inovasi Terhadap Kinerja Bisnis Pelaku Bisnis Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara).
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian asosiatif dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini purposive sampling dengan jumlah responden 96 orang. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil uji serempak menunjukkan bahwa Penggunaan Ecommerce, Locus Of Control, dan Inovasi secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bisnis (Studi Kasus Pada Pelaku Bisnis Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara).
Sedangkan pengujian secara parsial Penggunaan Ecommerce, Locus Of Control, dan Inovasi juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Bisnis (Studi Kasus Pada Pelaku Bisnis Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara). Dari hasil analisis koefisien determinan diperoleh nilai R Adjusted Square (R2) sebesar 0,518 hal ini berarti 51,8% Kinerja Bisnis dapat dijelaskan oleh variabel, Penggunaan Ecommerce, Locus Of Control, dan Inovasi sedangkan sisanya yaitu sebesar 48,2% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Ecommerce, Locus of Control, Inovasi, Kinerja Bisnis
ABSTRACT
EFFECT OF USE OF ECOMMERCE, LOCUS OF CONTROL, AND INNOVATION OF BUSINESS PERFORMANCE ON ONLINE
BUSINESS ACTORS STUDENTS FACULTY ECONOMICS AND BUSINESS UNIVERSITIES NORTH SUMATRA
This study aims to determine and analyze the effect of Ecommerce Use, Locus of Control, and Innovation on Business Performance on Online Business Students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra. This type of research uses associative research and sampling techniques in this study purposive sampling with the number of respondents 96 people. Data analysis used is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. Simultaneous test results show that the use of Ecommerce, Locus Of Control, and Innovation simultaneously have a positive and significant effect on Business Performance (Case Study on Online Business Students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra). While partial testing of Ecommerce Use, Locus Of Control, and Innovation also has a positive and significant effect on Business Performance (Case Study on Online Business Students of the Faculty of Economics and Business, University of North Sumatra). From the results of determinant coefficient analysis obtained Adjusted Square R value (R2) equal to 0.518 this means 51.8% Business Performance can be explained by variables, Ecommerce Use, Locus of Control, and Innovation while the remaining 48.2%
can be explained by variables others that were not examined in this study.
Keywords: Ecommerce, Locus of Control, Innovation, Business, Performance
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan kesehatan serta kejernihan berfikir bagi peneliti sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini, Shalawat berangkaikan salam kepada nabi besar kaum muslimin Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Skripsi ini berjudul ”Pengaruh Penggunaan Ecommerce, Locus Of Control dan Inovasi Terhadap Kinerja Bisnis Pada Pelaku Bisnis Online Mahasiswa Fakultas Ekonom dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”, yang merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Peneliti mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua terbaik dan terhebat, ibunda Siti Asiyah dan nenek Kabiah yang dengan ikhlas, penuh dukungan disertai kasih sayang, doa dan motivasi agar senantiasa bersemangat selama proses perkuliahan dan pengerjaan skripsi ini.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Inneke Qamariah, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, dukungan, arahan dan meluangkan waktunya untuk saya dapat menyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Yasmin Chairunnisa Muchtar, SP, MBA, selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dr. Marhaini, MS, selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara serta kepada seluruh staf dan pegawai yang telah memberikan bantuan dalam pemenuhan syarat penyelesaian skripsi ini.
6. Kepada mahasiswa FEB USU dan Mahasiswa UINSU yang mau membantu dan memudahkan peneliti melakukan penelitian dan telah berkenan meluangkan waktu untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data- data untuk penelitian skripsi ini.
7. Buat abang putra dan adek arif saudara kandung saya terimakasih sudah memberikan kasih sayangnya baik itu berbentuk moril maupun materil untuk mendukung pendidikan saya.
8. Keluarga Besar kader BP2M FEB USU yang telah memberikan wadah dan dukungan yang sangat luar biasa selama masa perkuliahan sehingga peneliti dapat menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini dengan baik, keluarga besar kader BP2M FEB USU yang senantiasa mendoakan dan memberikan motivasi kepada peneliti untuk terus berkarya dan menjadi pribadi yang lebih baik.
9. Sahabat tercinta yang insyallah sampai kesurga persahabatan kita dan seakidah yang selalu berjuang bersama dalam suka maupun duka yang selalu nasehat menasehati yaitu Gusmila, Wilda, Maya, Putri, Hana, Ucik, Citra, Nisa, Rizka, Ifah, Nidha, Ani, Menik, Muchlis.
10. Terima kasih kepada PEMA FEB USU dari 2014-2017.
11. Terimakasih kepada mujahid stambuk 2014 Iqbal, Dani, Taufiq, Ari, Eko, Sakti, Rere, Habibi, yang sudah membersamai dari awal aktiva sampai akhir, semoga kita istiqomah ya.
12. Terimakasih kepada teman-teman tercinta Syarifah Salsabila (SS), Sri Yusnidha, Dea, Dek Hasnah, Ari, Bg Azwar, Najib, Ridho, Sabrina, Kak Wiwin yang sudah membersamai selama 4 tahun sebagai teman seperjuangan yang senantiasa mendukung, memotivasi dan mendoakan peneliti, dari awal masuk kuliah sampai selesai.
13. Terimakasih kepada kakak- kakak tercinta saya kak tami, kak irda, kak octa, kak godek, kk risha, yang telah menjebak saya ke yuk mentoring, memberikan petuah-petuah nya yang luarbiasa kepada saya sampai tahap akhir tuk menyelesaikan perkuliahan dan penelitian ini. Teman- teman lainnya yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang senantiasa menemani, membantu, menghibur, dan mendoakan peneliti dari awal perkuliahan hingga kini peneliti bisa selesai dalam mengerjakan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bermanfaat bagi peneliti khususnya.
Medan, Oktober 2018 Peneliti
Fitri Yanti NIM. 140502004
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Penggunaan Ecommerce ... 9
2.1.2 Jenis-jenis E-Commerce ... 11
2.1.3 B2C (Business to Cosumer) ... 13
2.1.4 Dimensi E-Commerce ... 14
2.1.5 Manfaat E-Commerce ... 16
2.1.6 Locus of Control ... 17
2.1.7 Karakteristik Locus of Control Internal dan External ... 19
2.1.8 Inovasi ... 20
2.1.9 Kinerja Bisnis ... 25
2.2 Penelitian Terdahulu ... 28
2.3 Kerangka Konseptual ... 30
2.4 Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
3.1 Jenis Penelitian ... 34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34
3.3 Batasan Operasional ... 34
3.4 Definisi Operasional ... 35
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 38
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 39
3.6.1 Populasi ... 39
3.6.2 Sampel ... 39
3.7 Jenis Data ... 41
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 41
3.9 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 42
3.9.1 Uji Validitas ... 42
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 44
3.10 Teknik Analisis Data ... 45
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 45
3.10.2 Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 46
3.11 Uji Asumsi Klasik ... 46
3.11.1 Uji Normalitas ... 47
3.11.2 Uji Heteroskedastisitas ... 47
3.11.3 Uji Multikolinearitas ... 48
3.12 Uji Hipotesis ... 48
3.12.1 Uji Secara Serempak (Uji-F) ... 48
3.12.2 Uji Secara Parsial (Uji-t) ... 49
3.12.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
4.1 Gambaran Umum ... 51
4.2 Hasil Penelitian ... 52
4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 52
4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 53
4.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 69
4.4 Uji Asumsi Klasik ... 71
4.4.1 Uji Normalitas ... 71
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas ... 73
4.4.3 Uji Multikolinearitas ... 74
4.5 Uji Hipotesis ... 74
4.5.1 Uji Secara Simultan (Uji F) ... 74
4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t) ... 75
4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 77
4.6 Pembahasan ... 77
4.6.1 Pengaruh Ecommerce Terhadap Kinerja ... 77
4.6.2 Pengaruh Locus of Control Terhadap Kinerja Bisnis ... 79
4.6.3 Pengaruh Inovasi Terhadap Kinerja Bisnis ... 81
4.6.4 Kinerja Bisnis ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85
5.1 Kesimpulan ... 85
5.2 Saran ... 85
DAFTAR PUSTAKA ... 87
DAFTAR LAMPIRAN ... 91
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Persentase Pengguna Internet di Indonesia ... 2
2.1 Kekuatan Ecommerce ... 11
2.2 Karakteristik Locus of Control Internal dan External ... 19
2.3 Penelitian Terdahulu ... 28
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 37
3.2 Instrumen Skala Likert ... 39
3.3 Uji Validitas ... 43
3.4 Uji Reabilitas ... 45
4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53
4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Ecommerce(X1) ... 53
4.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Locus Of Control (X2) .... 60
4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Inovasi (X3) ... 63
4.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Bisnis (Y) ... 67
4.6 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 70
4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 73
4.7 Uji Multikolinearitas ... 74
4.9 Uji Secara Serempak (Uji F) ... 75
4.10 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ... 76
4.11 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 77
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Pengembangan Produk ... 22
2.2 Kontribusi Pelaku Usaha ... 26
2.3 Kerangka Konseptual ... 32
4.1 Histogram Uji Normalitas ... 71
4.2 P-Plot Uji Normalitas ... 72
4.3 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 73
DAFTAR LAMPIRAN
No. Tabel Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 91
2 Uji Validitas ... 97
3 Uji Reliabilitas ... 98
4 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 98
5 Distribusi Jawaban ecommerce ... 99
6 Distribusi Jawaban Locus Of Control ... 99
7 Distribusi Jawaban inovasi ... 100
8 Distribusi Jawaban kinerja bisnis ... 100
9 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 101
10 Histogram Uji Normalitas ... 101
11 Uji Normlitas dengan PP Plot ... 102
12 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 102
13 Uji Heteroskedastisitas ... 103
14 Uji Multikolinearitas ... 103
15 Uji Serempak (Uji-F) ... 104
16 Uji Parsial (Uji-t) ... 104
17 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ... 104
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang terjadi pada saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup pesat, sehingga memberikan peranan yang lebih besar pada inisiatif dan kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat melalui berbagai hal seperti teknologi informasi, transportasi, ekonomi, sosial budaya, politik dan elemen organisasi yang ada di masyarakat. Pada era globalisasi seperti ini, teknologi informasi mengalami perkembangan yang sangat kompleks dan pesat dalam beberapa tahun terakhir yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pada dunia bisnis. Perkembangan ini memunculkan istilah-istilah baru yang tidak asing lagi bagi kita, seperti e-business, e-commerce, elearning, e- university, e-book, dan ebanking.
Dengan diberlakukannya perdagangan bebas pada milenium mendatang dikarenakan Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas secara bilateral dengan Australia, Jepang, Iran, dan Pakistan, dan secara regional dengani The European Union (EU), North American Free Trade Area (NAFTA), Central American Free Trade Area (CAFTA), Asean Free Trade Area (AFTA), African Union (AU), South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC), Komunitas Ekonomi Asean, Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik dan Komunitas ASEAN plus Jepang, Cina, Korea. Kondisi ini tentunya menjadi stimulus tingkat persaingan bisnis yang semakin tinggi dimulai dari Desember 2015 dan 2020. Menuju Era Globalisasi yang bersifat multilateral pada
tahun 2020, perspektif bisnis khususnya mengenai persaingan akan banyak berubah. Perubahan ini dipicu oleh realitas turbulensi yang dialami banyak pelaku bisnis baik secara domestik maupun multinasional. Daya saing dan kompetisi pelaku bisnis dan sistem birokrasi akan sangat terpengaruh, termasuk di Indonesia (Yulimar, 2011). Pemanfaatan internet di Indonesia yang semakin tinggi, terlebih dengan semakin mudahnya masyarakat mengakses internet melalui berbagai sarana, terutama sarana bergerak (mobile devices) (Hakim & Nurkamid, 2017).
Dapat kita lihat persentase jumlah penggunaan internet di Indonesia berdasarkan umur pada tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1
Persentase Jumlah Penggunaan Internet di Indonesia Berdasarkan Umur Pada Tahun 2017
No Umur Persentase (%)
1 13 – 18 Tahun 16,68
2 19 – 34 Tahun 49,52
3 35 – 54 Tahun 29,55
4 54 keatas 4,24
Sumber : Ekonomi Kompas, 2018
Dilihat dari Tabel 1.1 diatas menyatakan bahwa penggunaan internet di Indonesia pada tahun 2017 yang menduduki persentase tertinggi dari kalangan usia sekitar 19 – 34 tahun yaitu 49,52 %. Diusia 19 – 34 tahun ini dimiliki oleh para mahasiswa, oleh karena itu dengan jumlah mahasiswa penggunaan internet tergolong besar, menarik untuk dijadikan penelitian. Pemanfaatan internet yang semakin meluas tersebut menyebabkan perubahan paradigma dan cara hidup manusia, dari cara hidup dan kebiasaan yang berbasis manual menjadi berbasis elektronik yang memiliki keuntungan antara lain tidak terikat oleh waktu, tempat, serta jarak (Hakim & Nurkamid, 2017). Pelaku bisnis online banyak dijalankan
oleh kalangan orang dewasa seperti mahasiswa. Tujuan dari mereka rata-rata yaitu untuk menambah uang saku, menambah pengalaman dalam berbisnis dan lain- lain. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara adalah Mahasiswa selalu identik dengan semangat yang besar dan kreativitas tanpa batas dalam berwirausaha. Hal ini didukung oleh diterapkan mata kuliah kewirausahan pada setiap jurusan di FEB, sehingga mendorong pengetahuan dan semangat para mahasiswa untuk memulai bisnis sejak dimasa kuliah. Dengan memanfaatkan teknologi internet, seperti handphone, laptop yang setiap hari dibawanya ke kampus memudahkan mahasiswa kuliah dan berbisnis online.
Namun, tidak bisa dipungkiri bagi mahasiswa dengan kegiatan perkuliahan yang padat sering terjadi ke tidak maksimal dalam meningkatkan kinerja bisnis, hal ini terjadi dapat diakibatkan masih kesulitan dalam mengendalikan diri seperti tidak percaya diri, motivasi berbisnis menurun serta mood yang berubah-ubah sehingga menyebabkan bisnis tidak berjalan seperti yang diinginkan. Berdasarkan pra survey yang dilakukan oleh peneliti dengan metode wawancara kepada beberapa pelaku bisnis online di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara diperoleh informasi bahwa terdapat permasalahan yaitu ketidakmasimalan dan ketidakfokusan pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya. Hal ini disebabkan oleh kesibukan sebagai mahasiswa dalam menyelesaikan kuliah, berorganisasi dan pengerjaan skripsi menyebabkan kinerja bisnis tidak maksimal dan tingkat penjualan menurun.
Bisnis yang mampu bersaing dalam kompetisi adalah bisnis yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam bisnisnya. Salah satu jenis
implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce), E-commerce didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan antara dua belah pihak di dalam suatu perusahaan dengan adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi melalui media internet ( Tharob, Mingkid & Paputungan, 2017).
Adapun Jumlah penggunaan e-commerce akan terus bertumbuh, hal ini diperkuat dengan sejumlah survei lembaga riset teknologi informasi komunikasi dalam dan luar negeri. Data Sensus Ekonomi 2016 dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, industri ecommerce Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir tumbuh sekitar 17% dengan total jumlah usaha ecommerce mencapai 26,2 juta (Liputan 6, 2017). Adapun Permasalahan dalam penggunaan e-commerce pada mahasiswa di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah menurunya kepercayaan konsumen untuk berbelanja online dikarenakan informasi yang diberikan serta produk yang dipesan tidak sesuai dengan harapan konsumen dan banyaknya kasus penipuan yang dilakukan oleh para pelaku ecommerce, sehingga para konsumen ragu untuk berbelanja online, hal ini menyebabkan menurunnya tingkat penjualan usaha pada bisnis online tersebut.
Dalam menjalankan bisnis online tentu saja tidak mudah, banyak tantangan- tantangan yang harus dihadapi, baik itu persoalan dari individunya sendiri maupun dari luar, menjadi seorang pembisnis harus mampu mengendalian diri (locus of control) dalam menyikapi usaha yang dijalaninnya. Setiap individu memiliki keyakinan dan persepsi atas segala sesuatu yang mempengaruhi dirinya.
Keyakinan inilah yang disebut locus of control (Amalini, Musadieq & Afrianty,
2013). Pengelolaan bisnis yang berorientasi profit semua aspek manajemen dan organisasi harus menjadi perhatian, tidak terkecuali aspek sumberdaya manusia dan perilakunya dalam organisasi tersebut.
Aspek sumberdaya manusia ini menjadi penting karena salah satu faktor penentu keberhasilan kinerja bisnis adalah pengelolaan SDM dan perilaku manusia yang akan menjalankan berbagai aspek manajemen lainnya, oleh karena itu locus of control memiliki peran yang penting terhadap kesuksesan kinerja suatu entitas bisnis (Purnomo, 2010). Dengan locus of control yang terkelola dengan baik maka kinerja bisnis dapat menjadi lebih baik (Wuryaningsih &
Kuswati, 2013). Adapun permasalahan pelaku bisnis pada locus of control di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah para pelaku bisnis online sering mengalami ketidakpercayaan diri serta pesimis dalam menjalankan bisnisnya hal ini menyebabkan kinerja bisnis tidak maksimal.
Saat ini persaingan semakin ramai karena banyak orang yang menjadi pengusaha, sehingga masing-masing bisnis saling berlomba menciptakan inovasi terbaru demi mempertahankan eksistensinya. Dapat dipastikan tidak adanya inovasi akan membuat konsumen merasa bosan, meninggalkan produk tersebut, dan bisa dipastikan bisnis akan tenggelam di tengah ketatnya persaingan. Inilah yang mendorong para pelaku bisnis, baik skala kecil maupun besar dituntut untuk selalu berinovasi meningkatkan daya saing usahanya (Finance Detik, 2017). Hal ini dikarenakan keinginan konsumen yang selalu berubah – ubah dan ketidakpastian lingkungan. Pelaku bisnis yang memiliki kemampuan berinovasi tinggi akan lebih baik dalam merespon lingkungan dan mengembangkan
kemampuan baru yang akan meningkatkan kinerja bisnis (Widodo, 2015).
Kemampuan dalam produk dan inovasi bisnis sangat penting bagi bisnis untuk mengeksploitasi peluang baru dan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif (Bakar & Ahmad , 2010). Adapun permasalahan pada inovasi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah pada umumnya diwarnai oleh lemahnya kemampuan para pelaku bisnis dalam memprediksi atau membaca dan menganalisis lingkungan internal dan eksternal yang kemudian dapat di gunakan untuk meningkatkan produktivitas.
Dalam faktor internal permasalahan muncul dari kurangnya pengembangan inovasi dengan hal – hal yang baru sehingga mempengaruhi suatu kinerja bisnis. Para pelaku bisnis kurang memperhatikan dalam hal melakukan perbaikan pada produk, proses, pemasaran yang telah ada, sehingga usahanya cenderung tidak memiliki nilai yang lebih di mata para konsumen (Widodo, 2015). Sedangkan faktor eksternal seperti teknologi, suplier, konsumen, pesaing, distributor, tenaga kerja.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan E-commerce, Locus Of Control dan Inovasi terhadap Kinerja Bisnis Pada Pelaku Bisnis Online Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah penggunaan E-commerce, Locus of control dan Inovasi berpengaruh
secara serempak terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?
2. Apakah penggunaan E-commerce berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ?
3. Apakah Locus of control berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ? 4. Apakah Inovasi berpengaruh terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka tujuan penelitian pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan E-commerce, Locus of control dan Inovasi secara simultan terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara ?
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan E-commerce terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Locus of control terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara?
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Inovasi terhadap kinerja bisnis pada pelaku bisnis online mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara?
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Pelaku bisnis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada para pelaku bisnis dalam mengembangkan bisnisnya sehingga mencapai kinerja bisnis online yang dicitakan dan dapat diterapkan oleh bisnis sejenis dimasa yang akan datang.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataan serta dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya tentang kewirausahaan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Penggunaan Ecommerce
Menurut Windarto (2016) dalam dunia bisnis dan perdagangan, semakin sering kita mendengar istilah ecommerce, sebagai suatu bentuk perdagangan online, menggunakan teknologi internet. Association for electronic commerce mendefinisikan electronic commerce sebagai mekanisme bisnis secara elektronik. Bagi organisasi bisnis saat ini e-commerce bukan sekedar proses jual beli barang secara online, tetapi juga meliputi semua aktivitas pemasaran, penjualan, pengantaran, layanan dan pembayaran secara global. Secara umum terdapat 3 karakteristik dari e-commerce yaitu: (1). Adanya transaksi antara 2 belah pihak (2). Adanya pertukaran barang, jasa atau informasi (3).
Menggunakan internet sebagai media. E-commerce didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan atara dua belah pihak di dalam suatu perusahaan dengan adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi melalui media internet ( Tharob, Mingkid & Paputungan, 2017).
Ecommerce merupakan suatu proses transaksi barang atau jasa melalui sistem informasi yang memanfaatkan teknologi informasi. Munculnya jual beli online menyebabkan berbagai produk bisa dilihat serta diketahui harga bahkan menegosiasikan harga tanpa harus datang langsung ketempat barang tersebut dijual, Ecommerce diartikan sebagai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh pelaku bisnis, induvidu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga
dapat memberikan keuntungan dapat berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, peningkatan produktivitas dan profit (Fahmi, 2016). Ecommerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik (Yulimar, 2011)
Menurut Arafah (2010) ecommerce merupakan kegiatan bisnis yang bertujuan mendapatkan keuntungan seperti penjualan, pembelian, pelayanan, informasi, dan perdagangan melalui perantara jaringan komputer yang terintegrasi dan online setiap saat. E-commerce memiliki beberapa bentuk tergantung pada tingkat digitalisasi (transformasi dari fisik ke digital) dari barang/jasa yang dijual, proses (misal pemesanan, pembayaran, pemenuhan/penyelesaian), dan metode pengiriman. Barang bisa berupa fisik atau digital, proses bisa berupa fisik atau digital, demikian juga metode pengiriman bisa berupa fisik maupun digital.
E-commerce memberikan keuntungan bagi pelaku bisnis dalam peningkatan efisiensi, pengurangan biaya inventory, peningkatan penjualan, peningkatan relasi dengan konsumen, penetrasi pasar baru, dan pada akhirnya financial returns (Triandini & Atmojo, 2014). Secara teoritis, E-commerce dapat meningkatkan kinerja dengan dua cara yaitu pertama, dengan meningkatkan basis pelanggan dalam pembelian dan kedua, dengan pengurangan biaya dengan menerapkan e-commerce. Pengurangan biaya seperti penghematan bahan, penurunan transportasi, biaya penyimpanan, atau oleh pengurangan pengeluaran pribadi (Chaffrey, 2009). Menurut Chaffey (2009) adapun kekuatan Ecommerce terbagi oleh dua kategori yaitu efisiensi dan daya saing dapat dilihat pada Tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kekuatan Ecommerce
Kekuatan Biaya / Efisiensi Kekuatan Daya Saing Peningkatan efisiensi proses pemesanan
/ pengiriman
Permintaan pelanggan Peningkatan kecepatan pertukaran
informasi dengan pemasok
Meningkatkan kualitas dan jangkauan produk dan layanan
Penurunan biaya operasional Cara mencegah kehilangan pangsa pasar Menurunnya biaya penjualan dan
pembelian
Sumber: Chaffrey, 2009
2.1.2 Jenis- Jenis Ecommerce
Adapun beberapa jenis Ecommerce, yaitu:
1. Business to Businness (B2B), kerjasamaa dan transaksi antara beberapa lembaga bisnis yang saling membutuhkan antara satu dengan lainnya (Arafah, 2010). Dalam hal ini, dua atau lebih bisnis melakukan transaksi atau berkolaborasi secara elektronik (Sajuyigbe, 2012).
2. Collaborative Commerce, dalam jenis e-commerce ini, mitra bisnis berkolaborasi secara elektronik. Kolaborasi seperti itu sering terjadi antara mitra bisnis di sepanjang rantai pasokan (Sajuyigbe, 2012).
3. Business to customer (B2C), Perusahaaan menawarkan produk atau jasa kepada target pasar yang telah teridentifikasikan secara jelas, sehingga target pasar mendapatkan informasi dan alamat yang jelas untuk melakukan transaksi perdagangan (Arafah, 2010). Dalam hal ini penjual adalah organisasi, pembeli adalah individu (Sajuyigbe, 2012).
4. Consumer to business (C2B), permintaan barang dan jasa dari induvidu kemudian beberapa perusahaan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut
melalui mekanisme yang telah ditetapkan (Arafah, 2010). Dalam hal ini, konsumen membuat suatu informasi khusus untuk suatu produk atau layanan, dan organisasi bersaing untuk menyediakan produk atau layanan kepada konsumen (Sajuyigbe, 2012).
5. Customer to Customer (C2C), Pengguna Ecommerce dalam lingkup antara induvidu dengan induvidu, seperti penjualan barang atau jasa serta transaksi lainnya. IntraBusinness Commerce, pengguna E-commerce dalam lingkup oganisasi untuk meningkatkan kecepatan informasi atau kinerja dan operasi organisasi (Arafah, 2010).
6. Government to Citizen (G2C), bentuk pelayanan dari pemerintah untuk warga negaranya dalam bentuk e-commerce dapat juga kerjasama antara lembaga pemerintahan, perusahaaan, dan lembaga lainnya (Arafah, 2010). Dalam hal ini pemerintah memberikan layanan kepada warganya melalui teknologi e- commerce. Pemerintah dapat melakukan bisnis dengan pemerintah lain (G2G) serta dengan bisnis (G2B) (Sajuyigbe, 2012).
7. Mobile Commerce, menurut Arafah (2010) memungkinkan penggunan e- commerce secara nirkabel dan dapat diakses melalui handphone atau laptop yang tersedia jaringan hotspot, sehingga dapat melakukan transaksi, pencarian informasi dan lain-lain. Menurut Sajuyigbe (2012). Mobile Commerce ketika e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti menggunakan ponsel untuk mengakses internet.
Kegiatan bisnis dari desain untuk memproduksi terdiri dari pengelolaan informasi, mentransfer, menyimpan, dan mengambil. oleh karena itu, teknologi
internet memungkinkan perusahaan untuk melakukan bisnis di daerah geografis dengan kecepatan tinggi, fleksibilitas dan ekonomis. Selain itu, sistem canggih interoperabilitas dan pengolahan data memungkinkan perusahaan untuk melakukan bisnis jauh lebih kompleks daripada yang pernah terjadi dimasa lalu (Dhewanto, 2014).
2.1.3 B2C (Business to customer)
B2C (Business to customer) merupakan model e-commerce dengan melibatkan organisasi bisnis sebagai penyelenggara sistem e-commerce dengan pelanggannya. Model ini merupakan model yang dominan pada jenis e-commerce yang ada. Dalam kategori ini meliputi penjualan produk retail, toko online, dan service online (Windarto, 2016). B2C (Business to customer) merupakan suatu usaha yang menawarkan produk atau jasa kepada target pasar yang telah teridentifikasikan secara jelas, sehingga target pasar mendapatkan informasi dan alamat yang jelas untuk melakukan transaksi perdagangan (Arafah, 2010).
B2C (Business to customer) merupakan usaha dengan cara melakukan kegiatan penayangan bisnis untuk para pelanggannya dengan menanyangkan produk atau jasa. Pelanggan bisa mengunjungi website organisasi sebelum mereka membeli produk. Mereka hanya mengeklik tautan belanja, yang dapat mengirimnya langsung kedaftar ratusan pedagang online teratas. Pembelian itu dibuat seolah-olah mereka telah pergi ke pedagang secara langsung, pembelian dikirim ke pembeli dan organisasi pengarah mendapat komisi untuk setiap penjualan, dengan sistem yang memungkinkan mereka untuk mengantarkan pembeli ke pedagang dan keuntungan dari imbalan komisi yang disediakan oleh para pedagang. (Kumar & Raheja , 2012).
B2C (Business to customer) menggunakan banyak cara untuk melakukan pendekatan dengan pihak konsumen, antara lain adalah dengan mekanisme toko online (electronic shopping mall) atau bisa juga dengan menggunakan konsep portal. Electronic shopping mall memanfaatkan website untuk menjajakan produk dan jasa pelayanan. Para penjual menyediakan semacam storefront yang berisikan katalog produk dan pelayanan yang diberikan dan para pembeli bisa melihat-lihat barang apa saja yang akan dia beli. Sedangkan konsep portal berbeda dengan konsep toko online. Konsep portal menyediakan berbagai macam pelayanan di dalam website nya, baik itu sistem belanja online, fasilitas email gratis, search engine, berita, ramalan bintang, dan sebagainya (Yulimar, 2011).
Ecommerce B2C (Business to customer) tidak memberikan pengaruh besar pada koordinasi dengan pemasok dan pelanggan karena penjualan ke pelanggan tidak membutuhkan aktivitas koordinasi seperti pada aktivitas rantai pasokan dengan rekan bisnis, yang di fasilitasi oleh E-commerce B2B. E-commerce B2C terkait dengan efisiensi karena penyediaan layanan online dapat memberikan penghematan biaya yang sangat besar, misalnya dengan menghilangkan kebutuhan akan staf layanan pelanggan dan staf teknis (Yulimar, 2011).
2.1.4 Dimensi E-commerce
Menurut DeLone dan McLean (dalam Jogiyanto, 2007) pengukuran- pengukuran E-commerce dapat diklasifikasikan ke dalam enam dimensi, yaitu:
1. Kualitas Sistem (System Quality). Kualitas sistem digunakan untuk mengukur kualitas sistem teknologi informasinya sendiri. Pengukuran-pengukuran kualitas sistem di e-commerce berupa kemanfaatan (usefulness), ketergunaan
(usability), keresponan (responsiveness), keandalan (reliability), keluwesan (flexibility) dan kefungsionalan (functionality). Pengukuran lainnya adalah lama memuat (download time), keskalaan (scalability) dan keterinteraksian (interactivity). Pengukuran baru yang khusus muncul di e-commerce adalah kustomisasi (customization), kemudahan navigasi (ease of navigation), privasi (privacy), dan keamanan (security).
2. Kualitas Informasi (Information Quality). Kualitas informasi mengukur kualitas keluaran dari sistem informasi. Banyak pengukuran-pengukuran kualitas informasi tradisional diterapkan di pengukuran kualitas informasi e- commerce. Misalnya akurasi, kepahaman, kelengkapan, kekinian dan lainnya.
Pengukuran-pengukuran yang baru diantaranya adalah isi yang dinamik, personalisasi isi dan keragaman informasi.
3. Kualitas Pelayanan (Service Quality). Kualitas pelayanan umumnya diukur dengan kecepatan respon (quick responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), dan pelayanan setelahnya (following-up service).
Kualitas pelayanan juga diukur dengan efektivitas dari kemampuan dukungan online semacam jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan.
4. Kepuasan Pemakai (User Satifaction). Kepuasan pemakai adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi. Beberapa penelitian menemukan bahwa kepuasan pemakai berhubungan erat dengan sikap dari pemakai terhadap pemakaian sistem informasi. Penggunaan kepuasan pemakai kelihatannya merupakan pengukuran yang paling banyak digunakan
untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Hal ini kelihatannya cukup beralasan karena sulit dibantah kalau pemakai sistem informasi yang merasa puas juga dianggap sebagai berhasilnya sistem informasi tersebut.
5. Penggunaan Sistem (System Use). Penggunaan pelanggan adalah pengukuran yang penting untuk sistem-sistem e-commerce. Berikut beberapa pengukuran- pengukuran penggunaan sistem seperti pencarian informasi, penerimaan pesanan-pesanan pelanggan, permintaan layanan pelanggan, pesanan pembelian, dan lainnya.
6. Manfaat-manfaat Bersih (Net Benefits). Sebuah sistem e-commerce atau e- business dapat memberikan manfaat kepada pemakai tunggal, suatu grup dari pemakai, suatu organisasi atau seluruh industri. Oleh karena itu, ukuran-ukuran kesuksesan manfaat-manfaat bersih ditentukan berdasarkan tingkatan tersebut.
2.1.5 Manfaat E-commerce
Menurut Lesmono (2015), manfaat E-commerce bagi konsumen antara lain:
1. E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain sepanjang tahun selama 24 jam sehari dari manapun.
2. E-commerce menyediakan pilihan lebih banyak ke--pada pelanggan, sehingga E-commerce dapat membuat konsumen mendapatkan keperluannya dengan mengeluarkan biaya yang lebih rendah, karena konsumen yang berbelanja di toko cenderung mengeluarkan biaya lebih banyak karena tergoda untuk membeli barang-barang lain yang sebenarnya tidak diperlukan.
3. Pelanggan bisa mendapatkan informasi yang relevan dari detail produk dalam
hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu.
4. E-commerce memberikan tempat bagi pelanggan yang satu untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di komunitas elektronik (electronic community) dan untuk bertukar pikiran serta berbagi pengalaman satu sama lain.
2.1.6 Locus Of Control
1 Pengertian Locus Of Control
Setiap individu memiliki keyakinan dan persepsi atas segala sesuatu yang mempengaruhi dirinya. Keyakinan inilah yang disebut locus of control (Amalini, Musadieq & Afrianty, 2013). Locus of control berfokus pada kemampuan untuk mengatasi ketidakpastian. Individu yang memiliki toleransi kurang menolak perubahan, orang-orang dengan toleransi tinggi dapat beradaptasi dengan perubahan dengan lebih mudah kelompok ini tergolong LOC internal. Jika seorang individu dapat membuat kontrol diri dan memiliki keyakinan bahwa ia adalah dominan dari takdirnya, ia dapat memberi reaksi positif terhadap perubahan itu. Individu ini tergolong kelompok eksternal (Mali, 2013).
Locus of control terkait dengan tingkat kepercayaan seseorang tentang peristiwa, nasib, keberuntungan dan takdir yang terjadi pada dirinya, apakah karena faktor internal atau faktor eksternal. Locus of control adalah perilaku merujuk kepada sebuah keyakinan yang dimiliki induvidu mengenai hasil yang mereka peroleh merupakan akibat dari apa yang mereka lakukan.
Sebagai contoh, seseorang yang bekerja baik akan beranggapan bahwa mereka akan mendapatkan hasil yang baik pula, sedangkan mereka yang
bekerja kurang baik akan memperoleh hasil yang kurang baik pula, dan mungkin disebabkan karena rendahnya motivasi untuk bekerja.
Mereka yang beranggapan bahwa baik buruknya hasil sangat tergantung kepada prestasi yang ditunjukan oleh dirinya adalah mereka yang miliki internal locus of control. Locus Of Control memiliki dampak yang memainkan peranan penting dalam beragam ranah kehidupan seseorang, termasuk dalam hal kesehatan, kebahagiaan, kepuasan kerja, dan kehidupan secara keseluruhan (Widyastuti, Ninik, & Widyowati, 2015). Locus of control yang berbeda bisa mencerminkan motivasi yang berbeda dan kinerja yang berbeda. Locus of Control internal akan cenderung lebih sukses dalam karir mereka daripada Locus of Control eksternal, mereka cenderung mempunyai level kerja yang lebih tinggi, promosi yang lebih cepat dan mendapatkan uang yang lebih (Saputra & Kurniawan, 2014).
Locus of control sebagai tingkat kontrol yang dipercaya oleh individu yang mereka miliki atas hasil dari situasi tertentu. Ketika penguatan dari orang lain yang dirasakan oleh induvidu dilakukan sebagai tindakan, maka biasa dirasakan sebagai hasil dari keberuntungan, kebetulan, nasib. Orang yang percaya bahwa dia dikendalikan oleh keberuntungan dan nasib atau orang- orang lain hal ini disebut locus of control eksternal. Sedangkan orang yang percaya bahwa dia memiliki kendali atas hidupnya hal ini disebut locus of control internal (Mali, 2013). Sebagian masyarakat berpendapat bahwa usaha dan kemampuan merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk meraih kesuksesannya (Amalini, Musadieq & Afrianty, 2013).
2. Dimensi Locus Of Control a. Locus Of Control Internal
Locus of Control internal adalah segala hasil yang didapat baik atau buruk adalah karena tindakan kapasitas dan faktor - faktor dalam diri mereka sendiri seperti kemampuan, keterampilan, dan usaha. Keyakinan individu terhadap segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, karena dari dalam diri, kemampuan, minat dan usaha dalam diri individu akan mempengaruhi keberhasilan individu itu (Widyastuti, Ninik, &
Widyowati, 2015).
b. Locus Of Control Eksternal
Menurut Kutanis, Mesci & Ovdur (2011) Individu dengan locus of control eksternal menghubungkan peristiwa yang mempengaruhi kehidupan mereka untuk persepsi seperti kebetulan, nasib, dan keberuntungan yang berada di luar kendali mereka. Induvidu ini yang beranggapan bahwa hasil yang buruk bukan dikarenakan prestasi yang mereka tunjukkan kurang baik, akan tetapi mereka beranggapan bahwa nasib mereka kurang baik, atau lebih cenderung mencari kambing hitam dari apa yang mereka alami yang memiliki anggapan ini adalah mereka yang memiliki locus of control external. Harus disadari bahwa setiap bisnis yang dilakukan akan berhadapan dengan berbagai karakteristik induvidu yang memilki kemungkinan dari jenis perilaku ini.
2.1.7 Karakteristik Locus of Control Internal dan External
Adapun karakteristik Locus of Control Internal dan Locus of Control
External dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut:
Tabel 2.2
Karakteristik Locus Of Control Internal dan Locus Of Control External
No Internal Locus of Control Eksternal Locus of Control 1 Suka bekerja keras Kurang memiliki Inisiatif
Lanjutan Tabel 2.2
No Internal Locus of Control Eksternal Locus of Control 2 Memiliki Inisiatif Mempunyai harapan bahwa ada
sedikit korelasi antara usaha dan kesuksesan
3 Selalu berusaha menemukan pemecahan masalah
Kurang suka berusaha karena percaya bahwa faktor luar yang mengontrol
4 Selalu mencoba untuk berpikir seefektif mungkin
Kurang mencari informasi dalam memecahkan masalah
5 Selalu mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan jika ingin berhasil.
Suka bergantung pada orang lain dan tidak percaya diri.
Sumber: Aisyah, 2014
Skala Locus of control bersifat kontiniu, dalam artian adakalanya seseorang mempunyai kecenderungan Locus of control Internal dan adakala nya kecenderungan Locus of control External. Locus of control Internal mengacu pada persepsi terhadap kejadian baik positif maupun negatif sebagai konsekuensi dari tindakan atau perbuatan diri sendiri dan berada dibawah pengendalian dirinya.
Individu yang memiliki Locus of Control eksternal sebaliknya lebih mudah merasa terancam dan tidak berdaya, maka strategi yang dipilih cenderung reaktif.
2.1.8 Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam konteks komersial. Proses inovasi adalah mengenai cara pelaku bisnis
menghasilkan, melakukan inovasi, dan mengimplementasikan solusi-solusi kreatif yang akhirnya memudahkan pelaku bisnis mencapai dan memperbaharui bisnisnya dalam konteks global. Keberhasilan seorang pebisnis akan tercapai apabila berfikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan cara yang baru (Situmorang & Luthfi, 2012). Inovasi (innovation) adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang-orang (Sumantri, 2013).
Inovasi mengacu pada upaya perusahaan yang ditujukan menemukan produk dan / atau layanan baru, dan peningkatan sistem dan proses yang ada atau kecenderungan perusahaan untuk mengembangkan dan mendukung ide-ide baru, eksperimen dan proses kreatif yang dapat menghasilkan produk, layanan atau proses teknologi baru. Inovasi mengarah pada pencapaian kesuksesan bisnis oleh mengambil keuntungan dari peluang baru yang muncul perubahan dalam lingkungan bisnis (Milavanovic & Wittine, 2014).
Menurut Kodrat & Christina (2015), Tujuan inovasi adalah memecahkan masalah yang tepat dengan cara yang tepat. Untuk memulainya, amati dan dengarkanlah konsumen produk yang sudah ada serta tangkap keinginan mereka.
Bagi konsumen, inovasi berarti kualitas produk yang lebih baik, pelayanan yang semakin efisien, dan standar hidup yang lebih tinggi. Bagi bisnis, inovasi berarti profit yang lebih tinggi dan bertumbuhlah secara berkelanjutan. Bagi suatu negara, inovasi adalah peningkatan produktivitas
dan pendapatan perkapita. Inovasi diperlukan tidak hanya untuk memenuhi dorongan yang bersifat idealistis, melainkan juga untuk meraih pangsa pasar. Dalam persaingan yang ketat dibutuhkan terobosan-terobosan yang menyebabkan sebuah produk atau jasa berbeda dan lebih baik dari yang lainnya. Meniru bukan dalam konteks menyontek atau ikut-ikutan. Meniru, yaitu menggali kebaikan-kebaikan yang ada pada yang ditiru untuk kemudian ditingkatan lagi. Peniruan semacam ini dapat membuka kemungkinan terciptanya sebuah inovasi, baik dalam bentuk inovasi produk maupun inovasi proses (Kodrat & Christina, 2015).
Keberhasilan sebuah inovasi mempunyai alat khusus dan pertimbangan keputusan yang harus dilalui dalam sebuah bisnis. Sedangkan hal terpenting dalam mengelola sebuah inovasi adalah dengan mengembangkan kreativitas pada bisnis itu sendiri, salah satunya adalah dengan lebih mendorong induvidu untuk berfikir out of the box (Dhewanto, 2014). Dapat dilihat pada Gambar 2.1 menunjukan bahwa inovasi dapat berupa sesuatu yang canggih (Major Technical innovation), tetapi juga dapat bersifat low technology.
Pengembangan produk
Sumber : Kodrat & Christina, 2015
Gambar 2.1
Inovasi Nilai, Inovasi Teknologi, dan Inovasi Biaya Inovasi nilai
Inovasi teknologi
Inovasi biaya
Inovasi berkaitan dengan penciptaan nilai yang akan memberi konsumen kepuasan yang lebih besar untuk setiap rupiah yang ia belanjakan. Dalam hal ini harus diingat bahwa konsumen sebagai pembeli bersedia menukar uang yang mereka miliki dengan barang dan jasa, karena barang dan jasa tersebut memilki nilai (value). Oleh sebab itu tujuan bisnis yang ingin dicapai melalui inovasi adalah menciptakan nilai pada suatu produk (Solihin, 2014). Inovasi yang dilakukan oleh bisnis dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama dipengaruhi oleh eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah dalam bentuk intensitas persaingan industri, perubahan ekonomi kondisi dan peraturan pemerintah. Inovasi selanjutnya dipengaruhi oleh faktor internal, seperti, perusahaan budaya, kepemimpinan, sumber daya modal dan orientasi strategis yang dimiliki oleh manajer mereka. Orientasi strategis yang dimiliki oleh manajer dapat berupa orientasi pasar, sistem informasi berbasis teknologi, dan kewirausahaan orientasi. Semua orientasi strategis perusahaan mampu meningkatkan inovasi (Yasa, 2017).
Inovasi proses akan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi, sehingga akan meminimalkan biaya perusahaan dalam memproduksi, seperti biaya komplain, biaya retur. Menurunnya biaya dengan kualitas produk yang relatif sama berarti akan meningkatkan keuntungan perusahaan dalam hal ini peningkatan kinerja bisnisnya (Hartini, 2012).
2. Dimensi Inovasi a. Inovasi Proses
Inovasi proses adalah segala inovasi untuk meningkatkan nilai atau
proses pengolahan input menjadi output yang dapat dinikmati pelanggan.
Inovasi jenis ini mutlak bagi setiap usaha untuk dilakukan secara berkelanjutan karena akan memberikan efisiensi dan produktivitas tinggi.
Hal ini akan meningkatkan daya saing usaha dan bagi bisnis, profit yang lebih tinggi serta kemampuan untuk hidup lebih lama (Kodrat &
Christina, 2015). Inovasi proses didefinisikan sebagai suatu elemen baru yang diperkenalkan dalam operasi produk dan jasa dalam perusahaan, seperti: materi bahan baku, spesifikasi tugas, mekanisme, maupun peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk atau jasa (Damanpour, 1991). Inovasi-inovasi proses menekankan pada metode- metode baru dalam pengoperasian dengan cara membuat teknologi baru atau mengembangkan teknologi yang sudah ada. Inovasi tersebut juga membantu perusahaan untuk mencapai skala atau skop penghematan yang dapat digunakan untuk harga dan biaya yang lebih rendah.
b. Inovasi Produk
Inovasi produk adalah inovasi yang melibatkan penciptaan produk baru atau pengembangan produk secara subtansial dari suatu produk yang sudah ada sebelumnya. Inovasi produk mencakup inovasi fungsi, kemampuan teknikal, kemudahan yang digunakan dan dimensi lainnya dari suatu produk (Kodrat & Christina, 2015).
c. Inovasi Pemasaran
Inovasi pemasaran menekankan inovasi kegiatan pemasaran tidak terbatas hanya pada kegiatan inovasi produk tetapi meliputi juga inovasi
cara-cara baru dalam kegiatan distribusi, promosi, dan harga. Pada umumnya hanya perusahaan berskala besar yang lebih tertarik untuk melakukan inovasi pemasaran. Tujuan inovasi pemasaran yaitu untuk memperoleh informasi tentang prioritas dari pelanggan sehingga dapat secara efektif dijangkau dan mengurangi biaya transaksi pelanggan (Wintoro, 2008).
2.1.9 Kinerja Bisnis
1. Pengertian Kinerja Bisnis
Menurut Dharma (2010) kinerja adalah suatu cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi induvidu, kelompok atau pun organisasi dengan memahami dan mengelola kinerja sesuai dengan targetan yang telah direncanakan, standar dan persyaratan kompetensi yang telah ditentukan.
(Fairoz, 2010) menyatakan bahwa kinerja bisnis telah dilaporkan sebagai hasil dari tujuan-tujuan organisasi yang dicapai melalui efektifitas strategi dan teknik. Kinerja bisnis pada hakikatnya merupakan prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi bisnis yang dapat dilihat dari hasilnya (Hartini, 2012).
Kinerja merujuk pada tingkat pencapaian atau prestasi pada pelaku usaha pada periode tertentu (Suci, 2009). Menurut Sedarmayanti (2009), kinerja merupakan pencapaian hasil kerja sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukan buktinya secara konkrit dan dapat diukur. Ragam pengukuran kinerja dalam bisnis salah satunya dapat dibedakan berdasarkan financial dan non financial. Menurut Moeheriono (2009), pengertian kinerja atau
performance merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi. (Elragal & Al-Serafi, 2011) menyatakan bahwa produktifitas dan efisiensi sebuah organisasi diperoleh dengan cara memuaskan pelanggan dan menjadi sensitif terhadap baik kebutuhan psikologis maupun sosio-emosional dengan cara yang menyeluruh. Bisnis adalah kegiatan ekonomi yang terstruktur dan terorganisir untuk menghasilkan keuntungan. Kinerja bisnis merupakan hasil kerja dalam kegiatan bisnis yang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Amstrong (dalam Dharma, 2010) adapun kontribusi pelaku usaha dalam manajemen kinerja bisnis adalah:
Memahami semua sasaran dan tujuan
Memahami semua tugas, standar serta ukuran kinerja
Mengembangkan kinerja pribadinya sendiri Memantau kinerja pribadinya sendiri
Sumber: Dharma (2010)
Gambar 2.2
Kontribusi Pelaku Usaha 2. Pengukuran Kinerja
Menurut Hartini (2012), mengatakan menilai seberapa baik aktivitas dan proses yang dilakukan pelaku usaha merupakan hal yang mendasar dalam meningkatkan profitabilitas, sehingga untuk itu perlu digunakan ukuran kinerja yang dirancang untuk menilai seberapa baik hasil akhir yang dicapai.
Dengan adanya pengukuran kinerja akan dapat dilakukan pengevaluasian dengan membandingkan kinerja yang ditetapkan dengan yang sesungguhnya.
Dari hasil perbandingan tersebut, pelaku bisnis dapat mengetahui seberapa besar penyimpangan yang terjadi dan seberapa jauh kemajuan yang telah tercapai dan tidak tercapai, sehingga dapat diambil tindakan untuk mengatasinya. Faktor yang terutama dalam mengukur suatu kinerja bisnis adalah analisis terhadap perilaku yang diperlukan untuk mencapai hasil yang telah disepakati, bukan penilaian terhadap kepribadian (Dharma, 2010).
Para pelaku bisnis perlu mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis dan dimensi-dimensi dari faktor- faktor tersebut.
Oleh karena itu, para pelaku bisnis memerlukan dimensi yang dapat mengukur kinerja bisnis baik yang bersifat kinerja financial atau kinerja non finansial. Dalam pengukuran kinerja terdapat dua perspektif yaitu subjectives concept dan objective concept. Pada budaya bisnis di Asia informasi tentang kinerja bisnis biasanya merupakan suatu rahasia bisnis, sehingga perusahaan enggan memberikan data kinerjanya (Hartini, 2012).
3. Dimensi Kinerja Bisnis
Menurut Indra (2012) dimensi kinerja bisnis terbagi dua bagian yaitu:
a. Finansial dengan indikator yaitu peningkatan pendapatan dan peningkatan keuntungan.
b. Non-finansial dengan indikator yaitu peningkatan volume penjualan, peningkatan pangsa pasar, peningkatan jumlah pelanggan dan peningkatan kepuasan pelanggan.
Menurut Suci (2009), Tujuan sebuah bisnis itu dari eksis (survive) mampu berdiri, untuk memperoleh laba (benefit) dan strategi bisnis yang dapat berkembang (growth), dan tercapai apabila bisnis tersebut mempunyai performa yang baik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Yudhi Windarto
(2016)
Pengaruh Usability Factor Website E- Commerce Model B2c Terhadap
Kepercayaan User
Independen:
Usability Factor Website E-Commerce Model B2c
Dependen:
Kepercayaan User
Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif dari Usability Factor Website E- Commerce Model B2c terhadap customer trust.
Christian Tri Widodo (2015)
Pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap kinerja Usaha (Survei pada Sentra UKM Industry Kaos Sablon Suci Bandung
Independen:
Kreativitas Inovasi Dependen:
Kinerja Usaha
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kreatifitas dan inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja usaha UKM Industri kaos sabon suci Bandung
Ibnu Dwi Lesmono (2015)
Pengaruh Penggunaan E-Commerce Bagi Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model
Independen:
Pengguna e-commerce
Dependen:
Pengembangan UKM dengan pendekatan Technology Acceptance Model
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa -Variabel PEOU (kemudahan)
E-commerce berpengaruh terhadap variabel PU (kemanfaatan).
-Variabel PEOU (kemudahan)
E-commerce berpengaruh terhadap variabel ATU (sikap untuk menggunakan) E-commerce.
Shabur Miftah Maulana, Heru Susilo, Riyadi, (2015)
Implementasi e- commerce sebagai media penjualan online (studi kasus pada toko pastbrik kota malang)
Independen:
Implementasi e-commerce
Dependen:
Media Penjualan Online
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa implementasi e-commerce dengan menggunakan software opencart pada toko Pabrik Malang akan dapat membantu mengurangi biaya yang dikeluarkan serta dapat
Lanjutan Tabel 2.3
Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian menyampaikan informasi secara detail dan cepat mengenai produk kepada pelanggan.
Siti Aisyah (2014)
Pengaruh Locus of Control dan Lingkungan usaha terhadap Kinerja Usaha Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung
Independen:
Locus of control Lingkungan usaha Dependen:
Kinerja Usaha
Secara Simultan Locus of control dan Lingkungan usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja usaha Pada UMKM di kota Malang
Sambudi Hamali (2014)
Pengaruh Inovasi Terhadap Kinerja Bisnis Pada Industri Kecil Pakaian Jadi Kota Bandung
Independen:
Inovasi Dependen : Kinerja bisnis
Hasil Penelitian ini
menunjukan pengaruh positif dimensi inovasi (produk, proses, pemasaran &
organisasi) terhadap kinerja bisnis pada industri kecil pakaian jadi di kota Bandung.
Kareem, Owomoyela, Oyebamiji, (2014)
Electronic Commerce and Business Performance: An Empirical Investigation of Business
Organizations in Nigeria
Independen : Electronic Commerce and Business Performance
Dependen : An Empirical Investigation of Business Organizations in Nigeria
Hasilnya menunjukkan bahwa adopsi e-commerce memiliki dampak yang signifikan terhadap operasi layanan, pengurangan biaya operasi dan tingkat
keuntungan dan Ecommerce yang lebih efektif untuk lebih meningkatkan kinerja.
Cristian Robert Oktavianus (2013)
Analisis dampak pengunaan E-
commerce pada aspek pemasaran dan operasi terhadap kinerja usaha mikro kecil menengah di Indonesia
Independen : Dampak pengguna e-commerce Aspek pemasaran Aspek operasi Dependen : Kinerja usaha mikro kecil menengah di Indonesia
Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek pemasaran dan aspek operasi
berpengaruh signifikan pada kinerja UMKM yang
menggunakan e-commerce.
Vishal Mali (2013)
A Study on Locus of Control and its Impact on Employees’
Performance
Independen : A Study on Locus of Control
Dependen :
Impact on Employees’
Performance
Hasilnya menunjukkan bahwa pengambil keputusan dengan locus of control eksternal tampaknya lebih mengandalkan bantuan yang diberikan daripada mereka yang memiliki locus of control internal
Lanjutan Tabel 2.3
Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian Rosli and Sidek
(2013)
The Impact of Innovation on the Performance of Small and Medium
Manufacturing Enterprises: Evidence from Malaysia
Independen : The Impact of Innovation Dependen :
Performance of Small and Medium
Manufacturing
hasilnya menunjukkan bahwa produk
Inovasi dan inovasi proses mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifikan.
Muh Rum (2012)
Locus Of Control, Innovation,
Performance Of The Business People In The Small Business And Medium Industries In South Sulawesi
Independen : locus of control Kemampuan inovasi Dependen :
Kinerja bisnis
Hasil penelitian ini
menunjukan pengaruh locus of control, kemampuan inovasi berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis industri kecil dan industry menengah di Sulawesi