• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi ICT

Kompetensi ialah “behaviours that individuals demonstrate when undertaking job-relevant tasks effectively within a given organizational context”, yang memiliki pengertian perilaku yang dibuktikan oleh individu ketika mendapatkan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan dalam konteks organisasi tertentu disebut kompetensi dalam Sopiatin (2010:57). Sebagai tenaga pendidik yang profesional, seorang guru wajib menguasai empat kompetensi yang diperolehnya melalui pendidikan profesi, ialah kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional, sesuai yang tertera dalam UU RI No. 4 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dan juga Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16 tahun 2007 mengenai Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Dalam pekerjaannya sebagai pendidik, guru diharapkan mampu mengelola pembelajaran, tidak saja sekedar transfer of knowledge kepada murid,

(2)

namun juga harus menguasai teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Dari empat kompetensi di atas, yang erat hubungannya dengan pengelolaan pembelajaran adalah kompetensi pedagogik.

Kompetensi Pedagogik berhubungan dengan: (1) menguasai karakteristik siswa, (2) menguasai teori dan prinsip-prinsip pembelajaran, (3) mengembangkan kurikulum dan merancang pembelajaran, (4) mengadakan pembelajaran yang mendidik, memaksimalkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication Technology (ICT) untuk kepentingan pembelajaran, (5) memfasilitasi pengembangan potensi siswa atau peserta didik, (6) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan siswa atau peserta didik, (7) menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar, (8) memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran, (9) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Irwantoro & Suryana, 2016: -4).

(3)

Kompetensi Pedagogik sangat penting bagi guru, karena berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran. Menurut Irwantoro & Suryana (2016:292) memberitahukan beberapa factor mengapa masih banyak guru belum sepenuhnya memanfaatkan internet dan multimedia, yaitu (a) sebagian besar guru berusia lanjut yang kesulitan dalam belajar internet dan multimedia, (b) rendahnya motivasi guru untuk belajar mengoperasikan internet dan multimedia, (c) belum adanya instruksi yang kuat untuk mewajibkan guru untuk memiliki kompetensi ICT bagi pelaksanaan pembelajaran, (d) minimnya sarana jaringan internet dan multimedia, serta (e) belum adanya pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan yang to be continue untuk menguasai kompetensi ICT dengan dukungan internet bagi kepentingan proses pembelajaran.

Dalam perkembangan teknologi yang begitu cepat dan menghadapi peserta didik yang dinamis pula. Kompetensi ICT diperlukan untuk bisa memaksimalkan proses belajar mengajar sehingga menarik dan meningkatkan motivasi belajar. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan peserta didik yang kreatif, unggul dan berdaya cipta

(4)

2.2 Modul

2.2.1 Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Modul Materi pelajaran yang telah disusun atau disajikan secara tertulis, sehingga pembaca dapat menggunakannya secara Mandiri disebut modul (Daryanto, 2013). Tujuan penyusunan modul ialah: (a) Mempermudah dan memperjelas penyajian message pembelajaran; (b) Mengantisipasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya ingat, baik peserta pelatihan maupun instruktur; (c) Digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan (d) Sebagai panduan belajar mandiri (e) sebagai alat ukur dan mengevaluasi hasil belajar (f) sebagai panduan referensi untuk meningkatkan kemampuan. Dari hal-hal diatas, penyusunan modul diharapkan dapat menjadi media yang tepat dalam pelatihan, dan kebutuhan pembelajar dapat tercukupi sesuai dengan minat dan kemampuan. Kesimpulannya penyusunan modul memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta pelatihan. Modul memiliki beberapa Karakteristik menurut Daryanto (2013) yaitu: (a) Self instruction: yaitu peserta pelatihan dibuat dapat belajar secara mandiri melalui modul; (b) Self contained: semua materi pembelajaran yang diperlukan tertuang dalam modul;

(5)

(c) Stand alone: modul tidak tergantung oleh media lain, atau tidak dipakai bersama-sama media lain; (d) Adaptif: memiliki sifat adaptasi yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; (e) User friendly: dirancang untuk dapat membantu pemakai, sehingga pemakai dapat merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan dalam kemudahan. Modul memiliki tiga hal utama: Pendahuluan, Isi modul dan Penutup. Langkah pertama yang dilakukan dalam mengembangkan sebuah modul ialah membuat rencangan modul. Rancangan ini berfungsi sebagai guideline yang menjadi dasar dalam memulai pembuatan modul.

2.2.2 Prosedur Pengembangan Modul

Daryanto (2013) memberitahukan bahwa modul disusun dalam satu kerangka yang utuh dan sistematis, serta modul harus berlandaskan prinsip-prinsip pengembangan suatu modul antara lain: pengembangan modul, kerangka modul, ujicoba, penilaian, evaluasi dan validasi, serta jaminan kualitas. Selain prinsip terdapat pula tahapan dalam penyusunan modul yaitu menetapkan strategi pembelajaran dan media, memproduksi modul, dan

(6)

juga mengembangkan peringkat penilaian. Dalam penelitian ini, modul akan dikemas menggunakan sistematika seperti yang diungkapkan menurut Daryanto (2013). Kerangka modul disusun sebagai berikut:

Kata pengantar

Berisikan mengenai fungsi modul dalam proses pembelajaran

Daftar Isi

Berisikan mengenai outline modul dan dilengkapi dengan nomor halaman

Peta Kompetensi

Berisikan diagram pencapaian kompetensi bagi pengguna modul

Glosarium

Berisikan mengenai arti dari setiap istilah, kata-kata yang sulit dimengerti maupun kata-kata asing, dan disusun menurut abjad.

I. PENDAHULUAN

1. Standar Kompetensi

Berisikan tentang kompetensi dasar yang akan digunakan sebagai standar dalam keseluruhan pembelajaran

(7)

Berisikan penjelasan tentang nama dan ruang lingkup isi modul. Hasil belajar yang akan diraih setelah selesai menggunakan modul dan manfaat kompetensi dalam pembelajaran juga dijelaskan dalam deskripsi ini.

3. Petunjuk Penggunaan Modul

Berisikan panduan tata cara menggunakan modul, yaitu:

a. Step by step yang perlu dilakukan untuk memahami modul dengan tepat

b. Perlengkapan, seperti jaringan internet, komputer atau laptop, proyektor dan fasilitas yang lain.

4. Tujuan Akhir

Pernyataan tujuan akhir yang ingin dituju peserta setelah menyelesaikan pembelajaran suatu modul pelatihan. Tujuan akhir sebagai berikut:

a. Hasil kinerja yang diinginkan

(8)

II. PEMBELAJARAN 1. Pembelajaran 1:

1. Tujuan

Berisikan tentang kemampuan yang perlu dikuasai pengguna modul untuk satu kesatuan kegiatan pembelajaran.

2. Uraian Materi

Berisikan mengenai uraian pengetahuan atau konsep atau prinsip tentang pembelajaran 1 3. Tugas

Berisikan arahan tugas yang memiliki tujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap pembelajaran yang diterima 1. Bentuk tugasnya berupa latihan-latihan.

2. Pembelajaran 2 – pembelajaran n

III. EVALUASI Daftar Pustaka

Berisikan daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penyusunan modul

2.3 Edmodo

(9)

Edmodo ialah aplikasi jejaring sosial berbasis lingkungan sekolah yang dirancang untuk penggunaan pembelajaran dan menciptakan kelas virtual, hal ini dapat dilihat pada tampilan halaman awal Edmodo yang memberitahukan login penggunaan sebagai guru, siswa, dan orang tua siswa. Nic Borg dan Jeff O’Hara mengembangkan Edmodo pada akhir 2008. Edmodo dapat diunduh gratis di www.Edmodo.com oleh guru, siswa dan orang tua siswa. Sebagai aplikasi professional development tools oleh banyak praktisi pendidikan di U.S., seperti Lia Nielsen dan Mariant Williams (www.techlearning.com November 2014). Tujuan pembuatan Edmodo ialah bahwa menghilangkan kesenjangan antara kehidupan siswa di sekolah dan kehidupan sehari-hari mereka. Edmodo ialah media jejaring sosial yang aman bagi siswa dan guru yang merujuk ke jejaring social Facebook, ada yang mengatakan Edmodo adalah sekolah Facebook, karena selain menjadi media jejaring social di kalangan penggunanya, Edmodo juga mendukung proses pembelajaran online.

Dalam aplikasi ini orang tua juga dapat join dan berinteraksi secara maya dengan guru dan orang

(10)

tua atau wali siswa lain, dan tentu saja dengan putra atau putri mereka sendiri sehingga mereka dapat mengetahui kegiatan dan hasil anak-anak mereka. Dalam proses pembelajaran, Edmodo dilengkapi dengan beberapa kegiatan pembelajaran, seperti kuis, penugasan, polling dan file atau Tautan jika diperlukan dalam format yang lebih besar atau berbeda, perpustakaan online, ruang grup tertutup dan pemberian penghargaan kepada siswa yang berprestasi.

2.3.2 Fitur-Fitur Edmodo

Edmodo memberikan fitur-fitur yang menunjang proses pembelajaran. sebagai berikut: 1. Polling

(11)

Gambar 2.1

Salah satu fitur Edmodo yang hanya dapat digunakan oleh guru. Fitur ini digunakan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa tentang hal tertentu. Fitur ini bagus untuk memberikan feedback secara instan dan cepat mengenai sebuah moment atau acara yang baru saja terjadi, tugas, dan lain-lain. Polling dapat digunakan untuk membuat para murid memahami makna ilmu yang baru dipelajari. Untuk menggunakan fitur polling, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu: a. Tampilan grup yang Anda miliki, klik “Poll” di

tootoolbar bagian atas

b. Lalu ketik pertanyaan yang akan dijadikan polling pada bagian kotak “Question”

c. Ketikan pilihan jawaban yang anda ingin berikan untuk dipilih oleh murid pada kotak “Answer”. Jika ada lebih banyak jawaban untuk dipilih, kita tinggal menambahkan jawaban tambahan dengan meng-klik “Add Answer” d. Ketika nama murid, guru, atau grup tujuan

(12)

e. Kita dapat klik “Send Now” (bila ingin dikirimkan pada waktu yang ditentukan)

2. Gradebook

Gambar 2.2

Gradebook adalah fitur yang memiliki kesamaan seperti catatan nilai siswa. Dengan Gradebook membuat guru dapat memberi nilai kepada murid secara manual dan juga otomatis. Fitur ini dapat memanajemen penilaian hasil belajar dari seluruh siswa oleh seorang guru. Penilaian juga dapat di export menjadi file dan csv. Dalam fitur ini guru memegang akses penuh, dan murid hanya dapat sebatas melihat rekapan nilai dalam bentuk grafik dan penilaian langsung.

(13)

Fitur Gradebook sangat bermanfaat dalam membuat catatan nilai yang rapi dan terorganisasi dengan cepat. Seorang guru dapat dengan mudah menambahkan periode penilaian pada Progress Book, memberikan dan menambahkan tugas dan nilai menggunakan komputer, tablet dan smartphone, dan selanjutnya memantau nilai-nilai dari setiap murid dengan lebih mudah. Data yang diinput telah terorganisir juga membuat guru lebih mudah memantau progress setiap murid, tingkat kemajuan dalam proses belajar, serta peringkat murid dalam sebuah kelas.

3. File and Links

Merupakan fitur yang bermanfaat untuk berbagi catatan dengan lampiran file dan link. File tersebut ber-ekstensi docx, pptx, xlsx, dan jenis pdf. Pada saat guru mengajar, ada tambahan materi yang bisa dikirimkan ke murid, disinilah fungsi dari file dan links yang ada pada Edmodo. Guru dapat mengunggah gambar, video, teks dan sebagainya untuk meningkatkan pengetahuan dan rasa ingin tahu siswa pada saat belajar.

(14)

Bila ada penambahan materi sebagai referensi sudah terarsip di dalam laptop, tablet dan smartphone, maka guru dapat menggunakan fitur file untuk mendownloadnya supaya dapat dilihat oleh murid. Tetapi jika tambahan materi tersebut masih berada di dalam website tertentu dan ukurannya sangat besar untuk di download, maka guru dapat memberikan link yang dapat diakses murid untuk mendalami materi tertentu.

4. Quiz

Salah satu fitur yang hanya dapat dibuat oleh guru adalah quiz. Siswa hanya bisa mengerjakan soal quiz yang diberikan oleh guru. Quiz menjadi alat instrument yang digunakan guru untuk dapat memberikan evaluasi proses pembelajaran online kepada siswa berupa pilihan ganda, isian singkat maupun soal uraian

Fitur Edmodo ini membuat quiz pun terasa lebih modern mengikuti perkembangan zaman, karena guru dapat membuat sebuah quiz dengan menyisipkan gambar dan video sebagai bahan penunjang pertanyaan quiz. Gurupun dapat

(15)

menyimpan pertanyaan quiz dalam Library pada Edmodo, sehingga di kemudian hari dapat digunakan lagi di kelas selanjutnya. Setelah mengerjakan quiz, murid pun dapat mengetahui hasilnya dengan cepat dan dapat melakukan Retake quiz jika dirasa nilainya masih kurang.

5. Library

Library adalah ruang perpustakaan dunia maya di mana berisikan bahan pembelajaran sebagai contoh: materi pembelajaran, perangkat pembelajaran, dokumen penting, gambar, video, sumber referensi, dan lain-lain. Fitur ini bagaikan bank bahan yang dapat menyimpan berbagai file, gambar, link, dan video dimiliki oleh guru maupun murid.

Library cukup bermanfaat untuk tenaga pengajar yang memiliki ratusan file di laptop sekolah, atau daftar bookmark yang panjang untuk halaman web yang berguna sebagai materi pembelajaran. dengan ada fitur ini bahan pembelajaran juga bisa diakses kapanpun dan dimanapun dengan smartphone atau tablet.

(16)

Library Edmodo memiliki kapasitas yang tidak terbatas sehingga membuat guru dapat menyimpan, mengklasifikasi, dan mengatur dokumen-dokumen penting dalam satu akun. Dokumen yang terdapat dalam library virtual ini kemudian juga dapat diakses dan dibagikan kepada rekan-rekan guru yang lain.

6. Assignment

Gambar 2.3

Assignment merupakan fitur dimana guru dapat memberikan tugas kepada murid dalam aplikasi Edmodo. Keunggulan dari fitur ini yaitu adanya batas waktu, attach file yang dapat membuat

(17)

siswa untuk mengirimkan tugas secara langsung kepada guru dalam bentuk file document (docx, ppt, xlsx, pptx) dan juga tombol “Turn in” pada kirimkan assignment yang bermanfaat menandai bahwa murid telah membereskan tugasnya.

Dibagian fitur ini guru akan dipermudah fungsinya, tugas yang sudah diberikan kepada murid, bisa diberikan kepada murid yang berikutnya diperiode berikutnya. Tugas yang diperuntukkan untuk murid bisa disimpan di dalam fitur Library dapat digunakan bila diperlukan di waktu yang akan datang, sehingga dapat di arsip dan tidak terbuang percuma. Berbagi materi tugas dengan sesama rekan gurupun dapat dilakukan, agar pemberian tugas lebih bervariasi.

(18)

Gambar 2.4

Dalam memberikan reward kepada murid atau grup, Edmodo telah menyediakan fitur award badges, dengan fitur ini maka guru dapat memberikan badge bagi yang mendapatkan nilai terbaik, mengerjakan tugas dan memiliki rekam record yang positif dan lain-lain.

Tujuan pemberian badge adalah agar murid merasa dihargai atas apa yang telah dilakukan dan termotivasi untuk mengerjakan berbagai tugas yang diberikan dengan baik. Adanya penghargaan membuat seseorang lebih termotivasi untuk berprestasi. Badge sendiri hanya bisa diberikan guru kepada murid, tidak bisa sesama guru. Edmodo sebenarnya menyediakan badge otomatis untuk guru, contoh bila guru tersebut adalah guru

(19)

pertama dari sebuah sekolah yang bergabung dalam aplikasi Edmodo

8. Parent Code

Bila murid telah membuat akun student, maka secara otomatis mendapatkan parent code yang dapat digunakan untuk orang tua atau wali untuk membuat akun parent. Satu akun orang tua dapat memonitoring semua aktivitas anaknya. Bila sebagai orang tua memiliki lebih dari satu anak, maka dia bisa menambahkan anaknya di dalam satu akun saja.

Melalui fungsi fitur ini, sebagai orang tua kita dapat mengawasi aktivitas belajar yang terjadi. Untuk mendapatkan kode orang tua, dengan cara mengklik nama kelas/ grup anaknya di Edmodo dan bisa juga mendapatkan dari guru yang mengajar.

2.3.3 Keunggulan dan Kekurangan Edmodo

Edmodo memiliki keunggulan, berdasarkan Daulay, Utami Alam dkk,. (2016). Sebagai berikut:

(20)

1. Proses belajar mengajar tidak tergantung oleh waktu dan tempat, dapat diakses kapanpun dan dimanapun

2. Sebuah wadah interaksi komunikasi dan sharing yang sangat efektif dan efisien untuk tenaga pendidik yaitu guru, murid dan orang tua

3. Dapat memberikan penilaian secara cepat di aplikasi Edmodo

4. Memberikan kesempatan bagi orang tua/wali murid untuk memonitor kegiatan pembelajaran dan pencapaian anak

5. Jadikan kelas lebih interaktif dinamis sehingga tercipta interaksi guru dengan guru, guru dengan murid dan murid dengan murid di dalam proses pembelajaran.

6. Membantu terbentuk kerja kelompok multidisiplin 7. Menciptakan lingkungan yang virtual kolaboratif

sehingga dapat membantu dalam pembelajaran yang mengedepankan proses

8. Mudah digunakan karena mirip dengan aplikasi media sosial facebook

9. Kolaborasi Grup tertutup, karena hanya mereka yang memiliki kode grup yang dapat mengambil kelas

(21)

10. Gratis, dapat diakses secara online, dan tersedia untuk perangkat smartphone

11. Tidak perlu server di sekolah

12. Edmodo selalu diperbarui oleh pihak pengembang 13. Edmodo dapat diterapkan di satu kelas, satu

sekolah, antara sekolah di satu kota/Kabupaten 14. Edmodo digunakan untuk berkomunikasi

menggunakan media sosial, materi pembelajaran, evaluasi, pengajaran tim, dan kolaborasi guru.

Kekurangan Edmodo menurut Pierpaolo Vittorini (2012, hlm. 40) ialah:

1. Tidak memiliki pilihan untuk mengirim pesan privasi antar sesama siswa, komunikasi sesama siswa berlangsung secara global di dalam sebuah grup

2. Tidak memiliki fitur chat seperti yang terdapat pada jejaring social (facebook dll.) pada umumnya yang menerapkan area untuk chatting secara langsung

3. Tidak memiliki foto album dan fitur tagging seperti jejaring social facebook, instagram dll. Edmodo hanya bekerja dengan file tipe generic dan tidak mengijinkan tagging

(22)

4. Tidak dapat menerapkan beberapa halaman atau view yang dapat dilihat oleh pemakai

5. Struktur Edmodo ialah pendidikan informal, walaupun begitu urutan dari konten pada rangkaian materi bisa dijelaskan secara terbuka.

2.4. Langkah-Langkah Pengembangan

Dalam Sugiyono (2012: 298-311) memberikan 10 langkah-langkah yang dapat digunakan dalam mengembangkan peningkatan mutu, sebagai berikut:

(23)

Gambar 2.5 Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono (Sugiyono, 2012).

Penelitian ini hanya akan sampai pada tahap kelima berdasarkan tahapan-tahapan menurut Sugiyono (2012: 298-311) yang adalah sebagai berikut:

1) Potensi dan Masalah

Penelitian selalu berasal dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi yaitu realita. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.

2) Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literature yang dapat digunakan sebagai bahan

(24)

untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Disini diperlukan metode penelitian tersendiri. Metode apa yang akan digunakan untuk penelitian tergantung permasalahan dan ketelitian tujuan yang ingin dicapai.

3) Desain Produk

Desain produk dapat dibuat dalam bentuk gambar atau bagan dengan penjelasannya, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.

4) Validasi Desain

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.

(25)

5) Perbaikan Desain

Setelah desain produk jadi, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Hal-hal yang menjadi kelemahan akan diminimalir dengan revisi desain. Yang bertugas merevisi desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6) Uji Coba Produk

Uji coba produk dilakukan pada kelompok terbatas yang telah ditetapkan, lalu membandingkan efektivitas dan efesiensi system kerja yang lama dengan system kerja yang baru.

7) Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian pada skala lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.

(26)

Tujuan uji coba pemakaian dilakukan untuk melihat efektivitas produk bila digunakan dalam ruang lingkup yang lebih luas lagi.

9) Revisi Produk.

Revisi produk akan dilakukan, apabila dalam pemakaian kondisi nyata atau uji coba pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan.

10) Pembuatan Produk Massal

Pada tahap ini, Pembuatan produk masal dapat dilakukan apabila produk yang telah diujicobakan dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.

2.5

Penelitian Relevan

Penelitian yang sejenis sudah pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu. Penelitian relevan pertama adalah dari Eva Fahrudin dan Muhamad Rohmani (2016) dengan judul “Penerapan Metode E-Learning Menggunakan Edmodo Di SMK Gema Bangsa Untuk Meningkatkan Mutu Pembelajaran Di Bidang IPTEK.” Pembelajaran dengan menggunakan metode e-learning dengan tools aplikasi Edmodo memberikan dampak kemandirian

(27)

siswa meningkat, membuat siswa menjadi lebih dekat dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa aplikasi Edmodo yang digunakan untuk E-Learning dapat memecahkan masalah yang terjadi di kelas 11 yang mengikuti kegiatan praktek kerja industri, mengakibatkan pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien.

Penelitian relevan kedua dilakukan oleh Siti Mafulah dkk. (2018) dengan judul “Pelatihan Pengenalan Aplikasi Pembelajaran Edmodo bagi Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang.” Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan melalui e-Learning. Tujuan dari layanan komunitas ini adalah 1) memberikan pengetahuan apa jenis aplikasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran mengajar, 2) pelatihan siswa dalam membuat akun Edmodo, 3) mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan Edmodo dalam belajar mengajar Proses. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pelatihan. Langkah-langkahnya adalah 1) memperkenalkan aplikasi yang dapat media alternatif dalam proses belajar mengajar, 2) memperkenalkan Edmodo

(28)

sebagai media, 3) lokakarya dalam membuat dan bergabung dengan kelas kelompok, 4) simulasi penggunaan Edmodo dalam kelas kecil dan 5) evaluasi. Temuan dari kegiatan ini adalah 85% siswa memiliki rasa yang baik dalam menerapkan Edmodo di kelas dan Emodo siap untuk diterapkan di kelas

Penelitian relevan Ketiga dilakukan oleh Gede Aditra dkk. (2016). Dengan judul “Pelatihan Penggunaan E-Learning Berbasis Media Sosial Edmodo Bagi Guru SMA Di Kecamatan Buleleng.” Penelitian memberitahukan bahwa pelatihan yang dilakukan selama dua sesi pertama focus dalam memberikan informasi tentang manfaat e-learning dan Edmodo serta langkah-langkah mendaftar Edmodo, fitur-fitur yang ada dan keunggulan aplikasi tersebut. Sesi pelatihan kedua focus pada pengemasan konten pembelajaran dengan memaksimalkan fitur-fitur yang ada di aplikasi tersebut. Hasil pelatihan diatas memberikan manfaat yang besar untuk menunjang proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

Penelitian relevan keempat adalah dari Yulius Dwi Cahyono (2015). Dengan judul “E-Learning

(29)

(Edmodo) Sebagai Media Pembelajaran Sejarah.” Hasilnya menunjukkan E-Learning yang menarik adalah dengan menggunakan aplikasi sebagai media pembelajaran yang dapat menimbulkan minat siswa. a) Memiliki fitur sebagai ruang untuk berkomunikasi antara guru dengan siswa, antara dosen dengan mahasiswa. b) fitur posting untuk berbagi bahan, informasi dan komunikasi. c) fitur perpustakaan sebagai ruang penyimpnan sumber belajar. d) kelima fitur kuis untuk penilaian dan evaluasi proses belajar mengajar. e) fitur polling.

Penelitian relevan kelima adalah dari Sri Wahyuni dkk. (2019). Dengan judul “Edmodo-Based Blended Learning Model as an Alternative of Science Learning to Motivate and Improve Junior High School Students’ Scientific Critical Thinking Skills.” menganalisa keterampilan berpikir kritis mahasiswa ilmiah melalui belajar blended learning berbasis Edmodo. Kajian ini adalah pre-Experimental menggunakan satu kelompok pre-Test pasca-tes desain yang melibatkan 35 kelas VIII siswa di Public Junior High School 10 Jember, Indonesia. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan aktivitas guru,

(30)

lembar pengamatan aktivitas siswa, lembaran penilaian keterampilan berpikir kritis ilmiah, dan lembaran motivasi siswa. Sebelum dan sesudah kegiatan belajar, siswa diberikan ujian awal yang sama (pre-test) dan tes akhir (post-test). Data yang dikumpulkan dianalisis melalui analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) siswa termotivasi dalam pembelajaran klasik dengan 78,13% dengan kriteria termotivasi. Nilai tertinggi adalah pada suka dan indikator aktif menggunakan Edmodo, yang sama dengan 88,47% dan nilai terendah pada indikator aktivitas mengajukan pertanyaan dan pendapat di Edmodo, yang sama dengan 70,93%; dan (2) ada peningkatan dalam keterampilan berpikir kritis ilmiah siswa dengan n-keuntungan berarti. 32, dengan kriteria yang moderat. Nilai tertinggi dicapai pada indikator analisis fakta, yang sama dengan. 55 dan nilai terendah pada indikator penyampaian argumentasi, yang setara dengan. 19. Kesimpulan dari studi ini adalah bahwa belajar ilmu pengetahuan dengan blended learning berbasis Edmodo model pembelajaran dapat memotivasi belajar dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis ilmiah siswa SMP.

(31)

Penelitian relevan keenam adalah dari Nagaletchimee Annamalai dkk. (2018). Dengan judul “Enhancing Meaningful Learning of Poems Using Edmodo.” Penelitian ini bertujuan untuk survei tingkat penerimaan dan kekuatan kolaborasi siswa dalam menggunakan situs Microblogging Edmodo untuk belajar puisi. Survei dilakukan di sekolah semiurban di perak. Penelitian ini mempekerjakan metode campuran survei untuk mengumpulkan data. Dalam metode kuantitatif 150 peserta terlibat dalam menjawab kuesioner. Wawancara kelompok fokus dilakukan dan artefak online yang digunakan untuk mendukung data kualitatif. Data kuantitatif dan kualitatif menunjukkan bahwa penerimaan terhadap Edmodo dan kolaborasi di antara siswa positif.

Beberapa penelitian di atas memiliki persamaan yaitu E-learning dapat dilakukan dengan aplikasi Edmodo, tetapi memiliki letak pendekatan yang berbeda. Namun pada dasarnya enam penelitian di atas untuk memberikan fasilitas kepada guru atau tenaga pengajar dan siswa atau peserta didik untuk dapat melakukan proses pembelajaran yang lebih

(32)

efektif dan efisien serta tidak terbatas waktu dan tempat.

2.6 Kerangka Berpikir

Gambar 2.6

Kerangka berpikir di atas menggambarkan dalam kondisi awal, ditemukan kondisi bahwa kalangan guru di Sekolah Kristen Kanaan masih sangat bergantung melakukan pembelajaran tatap muka, dan belum pernah melakukan pembelajaran

Pengajaran Konvensional Kebutuhan Peningkatan Kompetensi ICT Kompetensi ICT Rendah Pengembangan Modul

(33)

online serta seringkali terjebak dalam metode ceramah. Yakni guru menjelaskan materi pembelajaran dengan mengacu pada textbook yang disediakan oleh pemerintah, namun tidak didukung dengan materi-materi yang penting untuk dijelaskan kepada murid tetapi tidak tersedia di textbook. Karena masih rendah kompetensi ICT. Setelah dilakukan analisis kebutuhan, maka diketahui kebutuhan guru adalah peningkatan kompetensi ICT yang dilakukan dengan pengembangan modul pelatihan dengan menggunakan aplikasi Edmodo.

2.7 Produk Hipotetik

Melalui pengembangan modul pelatihan ini dapat membantu dalam peningkatan kompetensi ICT guru di sekolah Kristen Kanaan melalui:

1. Penguasaan Kompetensi Pedagogik secara menyeluruh dengan mampu mengikuti perkembangan jaman terutama perkembangan teknologi untuk dapat digunakan dalam pemberian sajian materi yang maksimal dan proses belajar mengajar berjalan efektif dan efisien

2. Peningkatkan kompetensi ICT guru yang berdampak pada minat peserta didik untuk

(34)

menerima materi pembelajaran yang kreatif dan menarik yang disampaikan guru guna membantu perkembangan peserta didik.

3. Peningkatkan peran guru sebagai bagian dari aktor utama pembentukan nilai-nilai positif bagi peserta didik.

Gambar

Gambar 2.5 Langkah-langkah pengembangan menurut  Sugiyono (Sugiyono, 2012).

Referensi

Dokumen terkait

“Koefesien Penyerapan Bunyi Bahan Akustik Dari Pelepah Pisang Dengan Kerapatan Yang Berbeda”, Skripsi S1, Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009, h.. Hal ini

Menurut Goleman (2009:62) Pengenalan Diri yaitu kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul. Pengenalan Diri merupakan dasar dari kecerdasan

Dengan judul Kehidupan Sosial Mahasiswa yang Bekerja sebagai Purel, yang dimana dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk menggali permasalahan mengenai dua

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa langkah-langkah metode PQ4R adalah preview (preview materi yang akan dibaca dengan cara siswa harus membaca judul bab,

"Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, Harga dan Diskon Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Merek Fladeo Studi pada Mahasiswa Universitas Kanjuruhan Malang." Jurnal Riset Mahasiswa

1 2013 Skripsi Isni Yanuarchristy 2018 iLearning Journal Center Muhamad,Qurotul, Komala Vol.1 No.1 2016 Judul Pemanfaatan media visual bandung planning gallery sebagai