• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Membaca

Menurut Vacca (1991 : 172) membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memproses informasi dari teks yang dibaca untuk memperoleh makna.

Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Menurut Hairis dan Sipay (1980 : 8) hakikat membaca adalah sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tapat terhadap lambang verbal yang tercetak atau tertulis.

Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis dan ketrampilan bahasa serta pengetahuan pembaca.

Dalam interaksi ini, pembaca berusaha menciptakan kembali makna yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu pembaca mencoba mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis.

Gibbson (1993 : 70-71) mendefinisikan membaca sebagai proses memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar aktifitas yang bersifat reseptif saja melainkan menghendaki pembentuk aktif berfikir. Untuk memperoleh makna dari teks, pembaca harus menyertakan latar belakang

“bidang” pengetahuannya, topik, dan pemahaman terhadap sistem bahasa itu sendiri. Tanpa hal-hal tersebut selembar teks tidak berarti apa-apa bagi pembaca.

Sementara itu Wilson dan Peters (dalam Cleary, 1993 : 284) mengatakan bahwa

membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis

diantara pengetahuan pembaca yang telah ada, informasi yang telah dinyatakan

oleh bahasa tulis, dan konteks situasi pembaca.

(2)

2.1.2 Membaca Lancar.

Membaca lancar biasa disebut membaca yeknik. Dalam membaca harus memperhatikan cara/teknik membaca yang meliputi: artikulasi, intonasi, tanda baca, kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh (Arisandi).

2.1.3 Pola Bermain

Menurut Piaget dalam Elizabet B. Harlock (1995 :320) mengatakan bahwa pola bermain adalah suatu model atau bentuk permainan yang digunakan oleh guru untuk memberikan bimbingan belajar pada siswa.

2.1.4 Alat Peraga ( Media Pembelajaran )

Pemanfaatan alat peraga akan menghindari verbalisme. Menurut Aristo Rahardi (2003) mengatakan bahwa alat peraga adalah alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata / konkrit. Sementara itu WJS Poerwodaminto (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1985 : 734) menyatakan bahwa alat adalah sesuatu barang yang dipakai untuk mencapai suatu yang dimaksud / syarat. Sedangkan peraga adalah alat untuk memperlihatkan pelajaran.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif.

a. Fungsi Media

1) Penggunaan media untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

2) Penggunaan media dalam proses pembelajaran lebih menarik siswa.

3) Penggunaan media menyebabkan hasil pembelajaran yang dicapai lebih tahan lama diingat siswa, sehingga pelajaran mempunyai nilai tinggi.

b. Jenis-jenis Media Pembelajaran 1) Bagan

Bagan adalah gambaran dari sesuatu yang dibuat dari garis dan gambar.

Bagan bertujuan untuk memperlihatkan hubungan perkembangan,

perbandingan, dan lain-lain.

(3)

2) Grafik

Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris, atau bergambar yang memperlihatkan hubungan timbal balik informasi secara statistik.

3) Gambar/Foto

Sejumlah gambar, foto, lukisan baik dari majalah, buku, koran atau sumber lain yang digunakan sebagai media.

4) Peta/Globe

Peta atau globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi serta tempat untuk menemutunjukkan letak negara-negara di dunia.

5) Diagram

Diagram adalah suatu gambar yang menggunakan garis-garis simbol, diagram atau skema. Isi diagram biasanya berupa petunjuk.

2.1.5 Kartu Huruf

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia ; 234 dikatakan bahwa kartu huruf adalah kertas yang tidak seberapa besar bertuliskan huruf, jika disusun dapat membentuk kata yang bermakna yang dapat membantu mengeja dalam membaca. Sedangkan Cucu Zakariyya (2010) mengatakan bahwa kartu huruf adalah abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media ( kertas, karton, triplek ). Potongan-potongan itu dapat dipindah-pindah sesuai keinginan.

Dalam pembelajara Bahasa Indonesia, kartu huruf digunakan dengan tujuan:

a. Agar dapat siswa melihat bentuk huruf dan melafalkannya dengan benar.

b. Siswa dapat merangkai huruf menjadi suku kata dan melafalkannya dengan benar.

c. Siswa dapat merangkai suku kata menjadi kata dan melafalkannya dengan benar.

d. Siswa dapat merangkai kata menjadi kalimat dan melafalkannya dengan benar.

e. Siswa dapat mermbaca kalimatyang di bentuk dengan kartu huruf

dengan intonasi yang benar.

(4)

f. Siswa dapat mermbaca kalimatyang di bentuk dengan kartu huruf dengan ekspresi yang benar.

2.1.6 Keaktifan

Keaktifan belajar siswa adalah kegiatan yang bersifat fisik/mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:98). Keaktifan yang di ukur dalam penelitian ini meliputi 4 kriteria dengan masing-masing indikator sebagai berikut:

No Indikator Tidak Aktif Kurang Aktif Aktif Sangat Aktif 1 kemandirian Siswa

mencontoh pekerjaan teman

Siswa mencontoh sebagian pekerjaan teman

Siswa mengerjakan sendiri pekerjaannya

Siswa mengerjakan sendiri pekerjaannya dan membantu teman yang kesulitan 2 keberanian Siswa tidak

berani menjawab pertanyaan guru

Siswa kadang- kadang mau maju kedepan kelas

Siswa mau

maju ke

depan kelas

Siswa selalu ingin mencoba dan selaku menjawab pertanyaan guru 3 inisiatif Tidak

punya inisiatif

Punya inisiatif jika walaupun meniru teman

Punya inisiatif Selalu mempunyai inisiatif dalam pembelajaran 4 Tanggung

jawab

Bersikap masa bodoh

Kadang- kadang merasa tanggung jawab

Punya rasa tanggung jawab

Selalu

bertanggungja

wab

(5)

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia yang efektif

Untuk mengatasi kelancaran membaca pada pembelajaran Bahasa I ndonesia, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1) Penyampaian Materi

Piaget (dalam Syamsudin A. dan Budiman H. 2008 : 16) mengisyaratkan bahwa kemampuan berfikir anak dengan orang dewasa itu berbeda.

Implikasinya berarti bahwa urutan bahan pembelajaran dan metode pembelajaran harus menjadi perhatian utama. Guru harus mampu menyampaikan informasi dengan tepat sehingga informasi dapat dipahami oleh siswa. Gaya penyajian yang digunakan guru dalam membahas materi pelajaran berpengaruh terhadap prhatian siswa. Berkenaan dengan itu, materi pelajaran hendaknya disampaikan dengan cara yang menarik sehingga rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran meningkat (Slavin, 1991).

2) Penggunaan Bahasa

Menurut Howart Gardner (dalam Suciati dkk, 2005) menyatakan bahwa Inteligensia Bahasa mencakup kemampuan berpikir dengan kata-kata seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata baik lisan maupun tertulis.

3) Penggunaan Metode

Penerapan metode yang dipilih dalam pembelajaran haruslah bertumpu pada 2 hal yaitu : optimalisasi interaksi antar semua unsur dengan proses belajar serta optimalisasi keterlibatan seluruh indera siswa (Depdikbud:1997). Metode mengajar adalah cara yang digunakan pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Pemilihan metode mengajar ditentukan oleh tujuan pembelajaran, materi pelajaran, sarana yang tersedia yang dapat digunakan siswa.

4) Pemanfaatan Alat Peraga

Alat peraga digunakan oleh pengajar dalam proses pembelajaran bertujuan

untuk mengurangi verbalisme siswa. Penggunaan alat peraga secara bervariasi

dapat menimbulkan semangat belajar siswa menjadi meningkat sehingga siswa

merasa senang dalam mengikuti proses pembelajaran.

(6)

2.2 Kerangka Pikir

Penelitian ini direncanakan dengan melibatkan guru dan siswa untuk meningkatkan kelancaran membaca dan keaktifan siswa dengan alat peraga kartu huruf. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan dua siklus. Artinya setelah siklus 1 selesai, kemudian di evaluasi dan apabila hasilnya belum memenuhi KKM maka dilakukan siklus 2.

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai kerangka berpikir penelitian:

1) Pengenalan huruf dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran cara mengenali kartu huruf dan pelafalan huruf.

2) Pengenalan suku kata dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca suku kata. Siswa dapat merangkai suku kata dan melafalkannya dengan benar.

3) Pengenalan kata dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca kata. Siswa dapat merangkai kata dan melafalkannya dengan benar.

4) Pengenalan kalimat dilakukan dengan menggunakan kartu huruf. Hal ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran membaca kalimat. Siswa dapat merangkai kalimat dan melafalkannya dengan benar.

Dengan dapat melafalkan huruf, suku kata, dan kalimat dengan benar menggunakan kartu huruf, maka siswa dapat lancar dalam membaca.

2.3 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, tinjauan pustaka dan kerangka pikir di atas, maka dapat diturunkan hipotesis tindakan sebagai berikut :

Dengan menggunakan alat peraga kartu huruf dapat meningkatkan

kelancaran membaca siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 2

SD Negeri Banaran Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang Tahun Pelajaran

2011/2012.

Gambar

Grafik adalah penggambaran data berangka, bertitik, bergaris, atau  bergambar yang memperlihatkan hubungan timbal balik informasi secara  statistik

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, Cars (dalam Sutawidjaja, 1998) menegaskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah matematika, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan yaitu dengan menggunakan metode praktek berkebun, dimana metode praktek berkebun

Jika kita menerapkan metode eksperimen dan media kartu bilangan dalam proses pembelajaran matematika maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa di dengan kompetensi dasar

Yaitu analisa yang dilakukan oleh perusahaan terkait pemahaman mendalam tentang kondisi/keadaan internal dan eksternal perusahaan dengan cara mengenali secara

Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam (Depdiknas

dalam meningkatkan budaya disiplin siswa dapat dilaksanakan melalui strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara memberikan teladan, dalam berbagai kesempatan

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2014: 23) mengatakan bahwa, pembelajaran project work dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial mereka, siswa lebih

Berbagai cara dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar matematika salah satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan