• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU TAHUN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA STRATEGIS

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

TAHUN 2020 - 2024

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI , PENDIDIKAN

DASAR DAN PENDIDIKAN MENEGAH

(2)

RENCANA STRATEGIS

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN

PENDIDIKAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

(3)

KATA PENGANTAR

Rencana Strategis Balai Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Renstra BP PAUD dan Dikmas) Provinsi Riau Tahun 2020 - 2024 disusun berdasarkan arah dan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang tidak terpisahkan dari kebijakan Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas, dan Dikmen serta kebutuhan Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat yang memerlukan pelayanan PAUD dan Dikmas khususnya.

Rencana Strategis sebagai dokumen utama yang memuat visi, misi BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau yang mengacu pada visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta kebijakan, tujuan strategis, sasaran program dan indikator kinerja program (IKP) pembangunan bidang Pendidikan Anak Usia Dini yang menjadi salah satu pedoman pelaksanaan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Selain itu, Rencana Strategis ini lebih lanjut dijabarkan ke dalam rencana kinerja atau program kerja tahunan yang sekaligus juga menjadi rujukan untuk mengevaluasi capaian program dan kegiatan dalam periode lima tahunan.

Selain itu, Renstra ini memberikan informasi berkenaan dengan sasaran dan target serta strategi pencapaiannya yang dilakukan melalui pengembangan mutu dan akses layanan PAUD dan Dikmas yang didukung dengan kerangka implementasi dan perkiraan kebutuhan biaya penyelenggaraan pendidikan dalam kurun waktu 2020 - 2024, mekanisme pemantaun dan evaluasi, serta pengendalian program untuk penjaminan mutu dan memastikan bahwa penyelenggaraan program dan kegiatan berjalan sesuai rencana dengan mendayagunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.

Namun demikian, secara periodik Rencana Strategis ini akan direviu untuk disempurnakan dan dilakukan perubahan yang diperlukan terkait dengan kebijakan internal dan capaian target tahunan. Oleh karena itu, semua pihak yang berkepentingan sangat diharapkan berpartisipasi dalam memberikan saran dan masukan yang positif dan relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan jaman.

Pekanbaru, September 2020 Kepala,

Akhyar, S.Pd., M.Pd

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Gambar ... iv

Daftar Bagan ... v

BAB I KONDISI UMUM ... 1

A. Kondisi Umum Pendidikan Anak Usia Dini ... 4

B. Potensi dan Permasalahan PAUD dan Dikmas ... 8

C. Tantangan ... 8

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN ... 24

A. Visi dan Misi BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau ... 24

B. Tata Nilai BP PAUD dan Dikmas ... 28

C. Tujuan Strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau ... 32

D. Sasaran Strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau ... 32

E. Layanan Dukungan Manajemen Satuan Kerja ... 35

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN ... 37

A. Arah Kebijakan dan Strategis Ditjen PAUD Dikdasmen ... 37

B. Kerangka Regulasi ... 44

C. Kerangka Kelembagaan ... 45

BAB IV TARGET KINERJA KERANGKA PENDANAAN ... 47

A. Target Kinerja ... 47

B. Kerangka Pendanaan ... 49

BAB V PENUTUP ... 52

LAMPIRAN ... 54 1. Matriks Kinerja dan Pendanaan Daftar table

2. Definisi Operasional, Metode Penghitungan, dan Sumber Data 3. Daftar Istilah dan Singkatan

(5)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Jumlah Sasaran PAUD dan Dikmas ... 17

TABEL 2 Jumlah Sasaran PKBM ... 18

TABEL 3 Data Jumlah Pegawai BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau tahun 2017 –2020 ... 18

TABEL 4 Lembaga yang telah dipetakan Mutunya dan di Supervisi Tahun 2017 - 2019 ... 33

TABEL 5 Lembaga yang Belum dipetakan Mutunya dan di Supervisi Tahun 2017 - 2019 ... 33

TABEL 6 Target Indikator Kinerja (IKK) BP PAUD Dikmas Tahun 2020-2024 ... 34

TABEL 7 Target Indikator Kinerja (IKK) BP PAUD Dikmas Tahun 2020-2024 ... 35

TABEL 8 Target Indikator Kinerja (IKK) BP PAUD Dikmas Tahun 2020-2024 ... 35

TABEL 9 Target Kinerja BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau Tahun 2020-2024.... 48

TABEL 10 Kerangka Pendanaan Rencana Strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau Tahun 2020 ... 49

TABEL 11 Kebutuhan Pendanaan BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau Tahun 2021-2024 ... 50

(6)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Capaian APK PAUD Tahun 2017 - 2019 ... 5

GAMBAR 2 Pertumbuhan Lembaga PAUD dan TK 2017 - 2019 ... 6

GAMBAR 3 Pertumbuhan Akreditasi Lembaga PAUD ... 7

GAMBAR 4 Arah Kebijakan Pendidikan Sampai Tahun 2024 ... 10

(7)

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1 Struktur Organisasi BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau per 1 Agustus 2020 ... 20 BAGAN 2 Standar Nasional Pendidikan Bagi Satuan Pendidikan di Indonesia .... 22

(8)

BAB I

KONDISI UMUM

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 jelas mengamanatkan cita-cita kemerdekaan untuk menjadi bangsa maju yang sejahtera, cerdas, tertib dan berkarakter, damai abadi serta berkeadilan sosial. Dalam menyongsong 100 (seratus) tahun kemerdekaannya, Indonesia tetap memiliki cita-cita seperti yang ditegaskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan akan mewujudkan cita-cita itu melalui Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia Maju. Penguatan proses transformasi ekonomi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan tahun 2045 menjadi fokus utama dalam rangka pencapaian infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), layanan publik, serta kesejahteraan rakyat yang lebih baik.

Kemampuan suatu bangsa untuk berkompetisi di tengah globalisasi dan inovasi

teknologi yang tanpa henti tergantung pada kualitas SDM. Dengan pembangunan SDM yang berpadanan dengan kemajuan iptek dan perkembangan dunia global, Indonesia akan siap menyongsong cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa berkarakter dan cerdas, yang mampu bersaing dan bahkan berdiri sama tinggi dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.

Rencana Strategis (Renstra) BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen dan rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta arah dan kebijakan pembangunan pendidikan nasional, dengan berfokus pada kebijakan Merdeka Belajar sebagai pedoman bagi pembangunan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam menata dan memaksimalkan bonus demografi yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-citakan oleh para Pendiri Bangsa.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, penyusunan rencana strategis pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah tahun 2020-2024 memperhatikan hal-hal yang telah dicapai pada periode perencanaan sebelumnya (tahun 2017 - 2019) melalui evaluasi pelaksanaan yang seksama, mengkaji kendala-kendala yang

(9)

dihadapi dan memperhatikan kesinambungan dan keberlanjutan pembangunan dalam arti yang seluas-luasnya.

Memasuki periode selanjutnya (2020-2024), pembangunan SDM yang menjadi kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan memperhitungkan tren global terkait kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia kerja masa depan dalam bidang pendidikan pada setiap tingkatan dan bidang kebudayaan.

Pertama, kemajuan teknologi yang mendorong Revolusi Industri 4.0 bersama dengan terobosan-terobosan yang menyertainya mempengaruhi segala sektor kehidupan. Di seluruh dunia dan di segala industri, diterapkan otomatisasi, kecerdasan buatan, big data, 3D printing dan lain sebagainya. Keterhubungan antar manusia juga semakin meningkat, difasilitasi oleh teknologi, seperti konektivitas 5G yang memungkinkan munculnya kendaraan otonom (autonomous vehicle), dan

delivery drone.

Kedua, secara sosio-kultural, terjadi pergeseran demografi dan profil sosioekonomi populasi dunia. Semakin banyak orang yang harapan hidupnya lebih panjang dan oleh karenanya dapat bekerja semakin lama. Negara-negara berkembang akan mengalami peningkatan migrasi, urbanisasi, keragaman budaya, dan jumlah kelas menengah. Tenaga kerja akan memiliki fleksibilitas dan mobilitas yang semakin tinggi, sehingga mengaburkan batasan antara pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Konsumen akan semakin peduli akan persoalan etika, privasi, dan kesehatan.

Ketiga, pada bidang lingkungan hidup, kebutuhan akan energi dan air akan terus naik, sedangkan sumber daya alam akan menipis dalam 20 (dua puluh) tahun ke depan. Penggunaan energi alternatif atau energi bersih akan meningkat untuk melawan dampak dari perubahan iklim dan polusi. Upaya yang dikerahkan untuk mempertahankan keberlanjutan lingkungan hidup dan mengatasi berbagai permasalahan lingkungan juga akan semakin besar.

Keempat, dunia kerja masa depan akan sangat berbeda dari keadaan sekarang. Ketiga perubahan besar yang telah disebutkan sebelumnya membentuk dunia kerja yang berbeda dalam hal struktur, teknologi, dan konsep aktualisasi diri. Struktur

(10)

pekerjaan akan semakin bersifat fleksibel, tak mengenal batas geografis dan tak terikat akan mengakibatkan pekerja tidak akan terikat pada satu institusi saja sepanjang kariernya. Pekerja lepas dan sementara (freelance dan temporary) akan bertumbuh pesat. Pekerja dari berbagai usia dapat bekerja bersama karena harapan hidup makin panjang, sehingga menuntut penghargaan atas keragaman latar belakang. Teknologi mempermudah pekerjaan sehari-hari, namun juga menuntut penguasaan keterampilan dan pengetahuan baru. Tenaga kerja masa depan juga lebih mampu mengendalikan arah kariernya dan mencari kepuasan pribadi dalam pekerjaannya.

Sebagai Unit Utama yang bertanggungjawab dalam pembinaan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah tentunya Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen) harus mendukung kebijakan dan Rencana Strategis (Renstra) Kemendikbud Tahun 2020-2024 dengan berfokus pada kebijakan Merdeka Belajar sebagai pedoman bagi pembangunan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam menata dan memaksimalkan bonus demografi yang menjadi kunci tercapainya bangsa maju yang berkeadilan sosial, seperti yang dicita-citakan oleh para Pendiri Bangsa.

Pembangunan pendidikan pendidikan anak usia dini, dasar dan menengah yg dituangkan ke dalam Renstra Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen tahun 2020-2024 memperhatikan tantangan dan peluang yang ada baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap Pendidikan.

Penyusunan Renstra Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen 2020-2024 tidak terlepas dari bagaimana pelaksanaan Renstra 2015 - 2019 dan penjabaran dari Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020 - 2024.

Rencana Strategis (Renstra) BP PAUD dan Dikmas Riau juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta arah dan kebijakan pembangunan pendidikan nasional, minimal dalam rangka meningkatnya penjaminan mutu PAUD dan Dikmas.

(11)

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) Riau merupakan lembaga yang dibentuk dengan diberlakukan undang-undang Nomor 23 tahun 2014. Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang selanjutnya dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2015 ini disebut BP PAUD dan Dikmas adalah unit pelaksana teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bidang pengembangan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017, tanggal 8 Februari 2017 Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (BP PAUD dan Dikmas) mempunyai tugas melaksanakan pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat.

Dalam melaksanakan tugasnya, BP PAUD dan Dikmas mempunyai sasaran kegiatan Meningkatnya penjaminan mutu PAUD dan Dikmas, dengan Indikator Kinerja Kegiatan: (1) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah dipetakan mutu pendidikannya. (2) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah disupervisi mutu pendidikannya. (3) Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah difasilitasi mutu pendidikannya berdasarkan SNP. (4) Persentase Kabupaten/Kota yang data pokok pendidikan anak usia dini, akurat, terbarukan dan berkelanjutan.

A. Kondisi Umum Pendidikan Anak Usia Dini

Dalam periodeTahun 2015 - 2019, Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen telah meningkatkan upaya untuk perluasan akses pendidikan bagi semua warga negara, memeratakan mutu pendidikan, meningkatkan relevansi lulusan, dan memajukan tata kelola budaya dan bahasa Indonesia. Perhatian khusus diberikan kepada masyarakat marginal dari segi lingkungan geografis dan kondisi ekonomi.

(12)

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Anak Usia Dini

PAUD merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan SDM sepanjang hayat. Usia dini merupakan usia emas tumbuh kembang anak, dan infestasi pada usia ini merupakan investasi yang paling tinggi memberikan rate of

returns dibandingkan dengan investasi diseluruh periode siklus hidup lainnya.

Walaupun angka partisipasi kasar (APK) belum meningkat secara signifikan, intervensi yang dilakukan menunjukan tidak adanya peningkatan angka partisipasi yang dimaksud dalam kurun waktu tahun 2014 - 2019. Seperti yang terlihat pada diagram gambar 1, dimana terjadi penurunan yang drastis pada tahun 2018 dan 2019, salah satu penyebabnya adalah perekonomian dan kepedulian orang tua terhadap pendidikan masih sangat minim. Sehingga kurang memberikan perhatian terhadap pendidikan anak usia dini, opini masyarakat yang menganggap pendidikan yang sebenarnya dan penting adalah diusia sekolah dasar, dan mereka melupakan pendidikan yang sangat menentukan masa depan anak kelak yaitu Pendidikan Anak Usia Dini.

Gambar 1. Capaian APK PAUD Tahun 2017 - 2019

Sumber : APK/APM.data.Kemdikbud, 2020

Program-program yang telah dijalankan untuk meningkatkan APK PAUD seperti Gambar 1. di atas adalah: (1) bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) PAUD, (2) Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD, (3) bantuan PAUD untuk layanan khusus atau daerah marginal, dan (4) bantuan PAUD

68,01 70,06 72,35 74,28 38,85 32,53 0 10 20 30 40 50 60 70 80 2014 2015 2016 2017 2018 2019

ANGKA PARTISIPASI KASAR

ANGKA PARTISIPASI KASAR

(13)

pasca bencana dan tanggap darurat dan sosialisasi kepada masyarakat pentingnya pendidikan usia dini dalam membentuk karakter anak. Program-program tersebut mendorong tumbuhnya lembaga PAUD dan Taman Kanak-Kanak (TK) sebagaimana disajikan dalam diagram pada Gambar 2.

Gambar 2. Pertumbuhan Lembaga PAUD dan TK 2017 - 2019

Sumber: Pusat Statistik Kemdikbud, 2019

Pemerintah juga mendorong agar setiap kota/kabupaten memiliki Lembaga PAUD holistik integratif (PAUD HI), yang bekerja sama dengan posyandu agar pelayanan kepada anak usia dini memenuhi kebutuhan akan pendidikan, pengasuhan, perlindungan, kesehatan, dan gizi. Selain itu, PAUD HI juga dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain seperti Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)/Bina Keluarga Balita (BKB), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Puskesmas. Melalui kemitraan dengan berbagai pihak, keberadaan PAUD HI diharapkan dapat mendorong penurunan prevalensi stunting pada balita yang juga menjadi salah satu prioritas pemerintah saat ini. Dorongan ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif. Pada tahun 2019, sudah 18 % (Delapan Belas persen) lembaga di kabupaten/kota melaksanakan PAUD HI.

0 1 2 3 2014 2015 2016 2017 2018 2019 KB-TPA-SPS 2,108 2,281 2,2369 2,481 2,502 2,739 TK 1,521 1,62 1,878 1,991 2,11 2,553 A xi s Ti tl e

(14)

2. Pemerataan Mutu Pendidikan

Dengan kesadaran bahwa mutu pendidikan belum sepenuhnya merata di seluruh penjuru Tanah Air, berbagai upaya telah dilakukan untuk: (1) menjamin mutu pendidikan melalui akreditasi sekolah dan lembaga pendidikan lainnya dan (2) meningkatkan mutu guru secara berkelanjutan.

Dari tahun ke tahun, Kemendikbud mendorong upaya akreditasi satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Akreditasi lembaga pendidikan dan sekolah dijalankan oleh dua badan yang terpisah yaitu BAN S/M untuk sekolah dan madrasah, dan BAN PAUD-PNF untuk lembaga PAUD, lembaga pelatihan (LKP), dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.

Gambar 3. Pertumbuhan Akreditasi Lembaga PAUD

Sumber: Laporan Kinerja Kemendikud, 2019

Secara jumlah peningkatan lembaga PAUD yang terakreditasi meningkat lebih dari enam belas kali lipat antara tahun 2015 - 2019. Bila dilihat dari capaian persentase terhadap total lembaga, rata-rata tingkat penambahan per tahun dalam periode 2015 - 2019 adalah 103% (seratus tiga persen) per tahun. Namun, pada tahun 2019, masih tersisa 114.577 (seratus empat belas ribu lima ratus tujuh puluh tujuh) lembaga PAUD yang belum terakreditasi. Untuk memastikan agar akreditasi bisa mencakup semua lembaga PAUD, perlu dilakukan optimalisasi proses akreditasi.

(15)

B. Potensi dan Permasalahan PAUD dan Dikmas

Walau telah terjadi peningkatan dalam berbagai indikator pembangunan pendidikan anak usia dini, seperti angka partisipasi pendidikan dan pemerataan mutu pendidikan, masih terdapat sejumlah permasalahan. Dalam melaksanakan program PAUD dan Dikmas di Provinsi Riau terdapat beberapa permasalahan yang dapat menghambat pelaksanakan program yaitu:

1. Perlunya peningkatan kedisiplinan dan kompetensi pegawai BP PAUD dan Dikmas.

2. Banyaknya satuan PAUD dan Dikmas yang belum terakreditasi.

3. Masih terbatasnya jumlah GTK PAUD dan Dikmas yang tidak memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan yang dipersyaratkan.

4. Pengelolaan dapodik di kab/kota belum didukung oleh tenaga yang professional.

5. Operator Dapodik satuan pendidikan sering berganti-ganti sehingga pelaksanaan kurang efektif.

C. Tantangan

Dari berbagai potensi dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, tantangan yang dihadapi dalam pemajuan pendidikan usia dini berkenaan dengan ekosistem pendidikan, guru, pedagogi, dan kurikulum/program. BP PAUD dan Dikmas Riau merangkum beberapa tantangan yang ada antara lain; 1. Perwujudan pelayanan prima kepada masyarakat sesuai visi, misi, dan

tujuan.

2. Pembangunan ZI-WBK.

3. Kurang partisipasi orang tua dalam menyekolahkan anak di PAUD. 4. Masih sedikit satuan Dikmas yang terakreditasi .

5. Pemahaman dan pencapaian 8 Standar Nasional Pendidikan oleh satuan Pendidikan belum merata.

6. Menjadikan pembelajaran daring/virtual sebagai alternatif dalam proses belajar mengajar.

(16)

Adapun Alternatif pemecahan masalah antara lain :

1. Meningkatkan capaian sasaran program dan mutu PAUD dan Dikmas melalui inovasi dalam pengembangan program, kemitraan, dan peningkatan kapasitas SDM lembaga.

2. Memperkuat komunikasi internal agar tercipta koordinasi dalam rangka pelaksanaan program dan sinergi sumber daya sehingga program /kegiatan semakin efektif dan efisien.

3. Adanya implementasi manajemen resiko dan peluang di setiap Seksi dan Sub bagian Umum, serta kelompok kerja Pamong Belajar untuk memperkuat lembaga dalam menghasilkan program dan layanan mutu.

4. Memperkuat manajemen berbasis kinerja

5. Memberikan bantuan secara moril dan motivasi bagi pegawai /staf untuk mengikuti pendidikan yang belum pendidikan S1 dan S2.

6. Adanya peningkatan kompetensi bagi staf dan pamong belajar melalui :

 Pelatihan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam menunjang tugas dan pokok lembaga BP-PAUD dan Dikmas Provinsi Riau

 Magang bagi staf dan pamong belajar untuk meningkatkan kompetensi sesuai dengan tugas dan pokoknya. Pelaksanaan magang dilaksanakan didalam dan diluar negeri.

 Penambahan sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan tugas staf dan pamong belajar. Seperti adanya Ac, laptop, ruangan yang nyaman, dan sebagainya.

7. Memperkuat sarana dan prasarana labsite dan menambah lokasi labsite yang digunakan sebagai tempat ujicoba bagi pengembangan program.

8. Menjalin kerjasama dengan mitra kerja seperti dinas pendidikan propinsi dan kabupaten/ kota, organisasi dibidang pendidikan PAUD dan pendidikan masyarakat (Himpaudi, IGTK, IGRA dan lembaga mitra lainnya).

Berbagai kebijakan dan program PAUD-Dikmas disusun untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik bagi masyarakat. Keberhasilan penyelenggaraan program PAUD-Dikmas sangat terkait dengan partisipasi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, Satuan Pendidikan PNF dan/atau satuan pendidikan PAUD dan Dikmas serta partisipasi aktif dari seluruh

(17)

pemangku kepentingan di sektor pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi antara pemerintah baik pusat maupun daerah dengan seluruh pemangku kepentingan seperti satuan-satuan pendidikan, organisasi pendidik dan tenaga kependidikan, organisasi penyelenggara pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan, hingga lembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program yang telah disusun karena merupakan garda terdepan dalam pelaksanaan program di lapangan. Gambar di bawah ini yang memperjelas arah dan kebijakan strategis Kemendikbud RI.

Gambar 4. Arah Kebijakan Pendidikan Sampai Tahun 2024

(Sumber bahan Renstra Kemendikbud RI 2020-2024)

Dalam rangka memberikan arah pelaksananan program yang dilaksanakan oleh BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau sebagai Unit Pelaksana Teknis Kemendikbud RI dipandang perlu disusunnya Rencana Strategis Tahun 2020 - 2024, dengan menggunakan data hasil pemetaan mutu Tahun 2018, Tahun 2019 dan Data yang berkembang sesuai arah kebijakan dan kebutuhan pada awal Tahun 2019. Renstra ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan mutu pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat yang bermanfaat bagi para penentu kebijakan dan para penyelenggara pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat baik di tingkat wilayah koordinasi kerja Balai, provinsi dan kabupaten/kota maupun satuan pendidikan nonformal sebagai pelaksana program. Renstra ini menguraikan kondisi saat ini dan analisis situasi, tantangan, peluang dan

(18)

hambatan; kebijakan, strategi, program dan kegiatan, serta anggaran yang diperlukan dalam kurun waktu Tahun 2020 - 2024.

 Landasan Hukum

Landasan hukum penyusunan Renstra Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Riau Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020 - 2024 adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 - 2025;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik dan Integratif;

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 - 2025;

10. Peraturan Presiden RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;

11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Percepatan dan Pemberantasan Buta Aksara;

12. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementrian/Lembaga (Renstra K/L) 2020-2024;

(19)

13. Permendikbud Nomor 26 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI;

14. Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020 - 2024;

15. Permendikbud RI Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rincian Tugas BP PAUD dan Dikmas Kemendikbud RI;

16. Rencana Strategis Tahun 2020 - 2024 Kemendikbud RI dan Renstra Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Republik Indonesia.

 Landasan Filosofis

Tertuang dalam Renstra Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbud RI, bahwa perkembangan kesejarahan Pendidikan Luar Sekolah telah menunjukkan eksistensinya sebagai jalur pendidikan yang berperan untuk membelajarkan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya serta penyambung pendidikan formal dalam mewujudkan pendidikan sepanjang hayat atau Life Long Learning.

Pendidikan nonformal dan informal sebelum terbitnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional lebih dikenal dengan nama Pendidikan Luar Sekolah dan/atau Pendidikan Masyarakat. Pada awal Kemerdekaan RI dengan dibentuknya Kabinet Pertama, Jawatan Pendidikan Masyarakat masuk dalam Struktur Organisasi Kementerian Pendidikan dan Pengajaran dan UPT nya Pusat Belajar Masyarakat serta berubah menjadi UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB), yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan keaksaraan atau pemberantasan buta huruf, pendidikan kader pembangunan desa, pendidikan wanita dan keterampilan untuk orang dewasa.

Prinsip pendidikan masyarakat (pendidikan nonformal dan informal) sebagai perwujudan dari Pendidikan Sepanjang Hayat adalah bahwa belajar berlangsung mulai lahir sampai dengan meninggal, sehingga tidak ada kata berhenti belajar. Itulah prinsip pendidikan nonformal yang dicetuskan para

(20)

penggagas pendidikan nonformal seperti Ivan Illich dan Poulo Freire. Prinsip itu semakin relevan jika diimplementasikan pada abad 21 ini, dimana masyarakat banyak yang karena sesuatu hal tidak memiliki kesempatan mengikuti pendidikan formal dan kesempatan untuk memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas. Pada kondisi seperti itu maka peran pendidikan nonformal dan informal sangat Strategis.

Belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Belajar sepanjang hayat berasumsi bahwa proses belajar terjadi seumur hidup walaupun dengan cara yang berbeda dan proses yang berbeda. Tujuan layanan pendidikan nonformal adalah untuk mendapatkan layanan pendidikan yang tidak diperoleh dari pendidikan formal, mengatasi dari kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, meningkatkan keahlian, mengembangkan kepribadian atau untuk beberapa tujuan lainnya (Cropley, 1972). Dengan pemaknaan seperti itu maka keberadaan pendidikan nonformal dan informal dapat memainkan peran sebagai pengganti

(substitute), pelengkap (complement), dan/atau penambah (suplement) dari

pendidikan formal.

Filosofi tersebut di atas, telah menempatkan pendidikan nonformal dan informal pada posisi Strategis dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional. Filosofi tersebut menjadikan pendidikan nonformal dan informal memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan spesifik sehingga sangat berbeda dengan karakteristik pendidikan formal. Keunikan pendidikan nonformal tersebut dapat disimak dari penjelasan Sudjana (2000) yang mengidentifikasi karakteristik pendidikan nonformal dari lima (5) perspektif yakni: pertama, ditinjau dari tujuannya, pendidikan nonformal bersifat jangka pendek dan khusus, serta kurang menekankan pada ijazah. Kedua, ditinjau dari waktunya, relatif singkat, lebih menekankan pada masa sekarang dan menggunakan waktu tidak terus menerus. Ketiga, ditinjau dari isi programnya, kurikulum berpusat pada kepentingan warga belajar, mengutamakan penerapan. Keempat, ditinjau dari proses pembelajarannya, pendidikan nonformal dipusatkan di lingkungan masyarakat, berkaitan dengan kehidupan warga belajar dan masyarakat.

(21)

Kelima, ditinjau dari aspek pengendaliannya, dikendalikan secara bersama-sama oleh pelaksana program dan warga belajar, serta mengutamakan pendekatan demokratis dengan tidak mengenyampingkan mutu, standar dan kualitas proses maupun hasil pendidikannya.

 Paradigma Pendidikan

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat BP PAUD dan Dikmas Kemendikbud RI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. Maka paradigma yang mendasari tugas dan fungsi Balai dalam tugas dan fungsinya mengacu pada paradigma pendidikan yang ditetapkan oleh Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen. Penyelenggaraan pendidikan, pengembangan model/ program dan peningkatan kompetensi PTK PAUD dan Dikmas didasarkan pada beberapa paradigma umum yang perlu diperhatikan dan dikaji secara seksama khsususnya hal sebagai berikut;

1. Pemberdayaan Manusia Seutuhnya

Memperlakukan peserta didik melalui pendidik dan tenaga kependidikan sebagai subjek yang memiliki hak untuk mengaktualisasikan dirinya secara optimal dalam aspek kecerdasan intelektual, spiritual, emosional, sosial, dan kinestetik. Paradigma ini merupakan fondasi dari pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk berhasil sebagai pribadi yang mandiri (makhluk individu), sebagai elemen dari sistem sosial yang saling berinteraksi dan mendukung satu sama lain (makhluk sosial) dan sebagai pemimpin bagi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di muka bumi.

2. Pembelajaran Sepanjang Hayat Berpusat pada Masyarakat

Pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat yang diselenggarakan secara terbuka dan multimakna. Pembelajaran sepanjang hayat berlangsung secara terbuka melalui jalur formal, nonformal, dan informal yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat setiap saat tidak dibatasi oleh usia, tempat, dan waktu. Pembelajaran dengan sistem terbuka diselenggarakan dengan fleksibilitas

(22)

pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan

(multi entry-multi exit system). Pendidikan multi makna diselenggarakan

dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi perkerti luhur, dan watak, kepribadian, atau karakter unggul, serta berbagai kecakapan hidup (life skills). Paradigma ini memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong masyarakat menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif, inovatif, sportif, dan berkewirausahaan.

3. Pendidikan untuk Semua

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia, adalah amanat konstitusi. Hak untuk mendapatkan pendidikan sebagai pemenuhan hak asasi manusia telah menjadi komitmen global. Oleh karena itu, program pendidikan untuk semua yang inklusif diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan sistem pendidikan terbuka dan demokratis serta bertindak gender agar dapat menjangkau mereka yang berdomisili di tempat terpencil serta mereka yang mempunyai kendala ekonomi dan sosial. Paradigma ini menjamin keberpihakan kepada masyarakat yang memiliki hambatan fisik, mental, ekonomi dan sosial, ataupun kendala geografis, yaitu melalui layanan pendidikan untuk menjangkau mereka yang tidak terjangkau. Keberpihakan diwujudkan dalam bentuk optimalisasi peranserta masyarakat, pemberdayaan organisasi mitra dan program pemberdayaan masyarakat sehingga menjamin terselenggaranya pendidikan yang demokratis, merata, dan berkeadilan serta bertidak gender.

4. Pendidikan sebagai Suatu Gerakan

Pemerintah memang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan yang sebaik-baiknya bagi semua warga negara. Namun, semua pihak dapat memberi kontribusi dalam penyelenggaraan pendidikan agar hasilnya optimal. Penyelenggaraan pendidikan harus disikapi sebagai suatu gerakan,

(23)

yang mengintegrasikan semua potensi negeri dan peran aktif seluruh masyarakat.

5. Pendidikan Menghasilkan Pembelajar

Penyelenggaraan pendidikan harus memperlakukan, memfasilitasi, dan mendorong peserta didik menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggung jawab, kreatif dan inovatif. Pendidikan diupayakan menghasilkan insan yang suka belajar dan memiliki kemampuan belajar yang tinggi. Pembelajar hendaknya mampu menyesuaikan diri dan merespons tantangan baru dengan baik.

6. Pendidikan Membentuk Karakter

Pendidikan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, dan pembentukan kepribadian. Kepribadian dengan karakter unggul antara lain, bercirikan kejujuran, berakhlak mulia, mandiri, serta cakap dalam menjalani hidup.

7. Sekolah yang Menyenangkan

Sekolah sebagai satuan pendidikan yang utama merupakan suatu ekosistem. Suatu tempat yang di dalamnya terjadi hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi manusia yang berinteraksi di dalamnya, baik siswa, guru, tenaga pendidik, maupun orang tua siswa.

Pelaksanaan Rencana Strategis Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Tahun 2017 - 2019 telah berakhir, dan seluruh target yang ditetapkan telah dituntaskan pada akhir tahun 2019 oleh setiap Unit kerja. Pelaksanaan pencapaian target kinerja yang diperjanjikan Balai Pengembangan PAUD dan Dikmas dilakukan melalui: (1) pengembangan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, (2) Pemetaan mutu satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, (3) supervisi satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, (4) fasilitasi penyusunan dan pelaksanaan program pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, (5) pengembangan

(24)

sumber daya pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, (6) pengelolaan sistem informasi pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, (7) pelaksanaan kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat, dan (8) pelaksanaan urusan administrasi BP PAUD dan Dikmas.

Balai harus mampu merancang program yang sesuai dengan tugas dan fungsinya, sehingga mampu memberikan pelayanan kepada wilayah binaan di Riau dengan memperhatikan potensi lokal daerah, baik dari sisi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Balai juga memberikan pembimbingan dan pembinaan teknis untuk memaksimalkan peran satuan pendidikan pendidikan nonformal dalam meningkatkan proses pembelajaran dan hasil pelaksanaan layanan yang berkualitas/terstandar.

Sekilas gambaran umum program yang telah dilakukan balai dalam kurun waktu 2017 sampai dengan 2019. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya dan ditunjang dengan hasil evaluasi, Balai merancang Renstra 2020 - 2024 dengan berpijak pada arah dan kebijakan Kemendikbud RI dan Kebijakan Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen.

1. Kondisi PAUD dan Dikmas Provinsi Riau

a. PAUD

Jumlah sasaran PAUD di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang terdiri dari TK, KB, TPA, dan SPS tahun 2019 adalah 6.073 lembaga.

Tabel 1. Jumlah Sasaran PAUD dan Dikmas

Kabupaten/Kota PAUD Total

TK KB TPA SPS

Provinsi Riau 2381 2097 147 129 4754

Provinsi Kepulauan Riau 684 477 31 127 1319

Total 3065 2574 178 256 6073

(25)

b. Dikmas

Jumlah sasaran PKBM di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau yang terdiri TBM, PKBM, SPNF SKB tahun 2019/2020 berjumlah 266 lembaga.

Tabel 2. Jumlah Sasaran PKBM

Kabupaten/Kota PKBM Total SKB Total

Provinsi Riau 164 164 8 8

Provinsi Kepulauan Riau 90 90 4 4

Total 254 254 12 12

(Sumber data: BAP PAUD dan PNF Provinsi Riau)

i. Potensi Sumber Daya Manusia

Kondisi ketenagaan sampai dengan tanggal 1 bulan Agustus tahun 2020 yaitu, seperti pada table di bawah ini;

Tabel 3.

Data Jumlah Pegawai BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau tahun 2017–2020

NO. KRITERIA TAHUN

2017 2018 2019 2020

A. Esselon

1 Pejabat Ess III 1 1 1 1

2 Pejabat Ess IV 2 2 2 2

3 Tenaga Fungsional Umum 4 8 16 15

4 Pamong Belajar 16 14 13 9 5 PPNPN 14 18 22 22 B. Pangkat/ Golongan 1 IV/b, Pembina Tk. I 10 6 5 4 2 IV/a, Pembina 7 8 7 5 3 III/d, Penata Tk. I 4 7 8 7 4 III/c, Penata 0 2 5 1

5 III/b, Penata Muda Tk. I 2 2 4 4

(26)

C. Jenis Kelamin 1 Laki-laki 13 17 20 17 2 Perempuan 24 26 34 30 D. Pendidikan Terakhir 1 S - 2 6 8 8 6 2 S - 1 20 23 30 30 3 D - 3 1 1 1 2 4 SMU 10 11 13 12

E. Jurusan/ Program Studi Khusus Pamong Belajar 1 Pendidikan Luar Sekolah

(S2) 1 1 1 0

2 Pendidikan Luar Sekolah

(S1) 9 8 6 4 3 Manajemen (S2) 0 0 1 1 4 Manajemen Pendidikan (S2) 1 1 1 1 5 Teknologi Pembelajaran (S2) 1 1 1 1

6 Pendidikan Kurikulum dan

Teknologi (S1) 1 1 1 1

7 Pendidikan Olah Raga

(S1) 1 1 1 1

8 Peternakan (S1) 1 0 0 0

9 Pendidikan Tata Busana

(S1) 1 1 1 1

Dalam operasionalnya BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau sesuai Organisasi dan Tata Kerja, maka tersusun struktur organisasi seperti pada Bagan 1.

(27)

Bagan 1. Struktur Organisasi BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau (Permendikbud Nomor 26 Tahun 2020)

ii. Fasilitas Balai

Fasilitas yang ada di lingkungan BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau berupa;  Ruang kerja

Terdiri dari 3 (tiga) bangunan antara lain ruangan kerja untuk Pamong Belajar, Tata Usaha, dan Bagian Program

 Aula

Aula kantor terdiri dari 2 (dua) ruangan. Aula Tuanku Tambusai dan Aula Hang tuah

 Asrama

Asrama yang berada di kantor terdiri dari 10 kamar  Guest house

Guest house terdiri dari 4 kamar  Musholla

Terdapat 1 (satu) Musholla kantor BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau yang bernama Jami’atul Amin

Kepala

Kelompok

Jabatan

Fungsional

Subbagian

Tata Usaha

(28)

 Toilet

Toilet yang ada di kantor BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau berjumlah 33 (tiga belas) diantaranya; 8 (delapan) berada di gedung sekretariat Program, 9 (tiga) berada di gedung sekretariat Tata Usaha, 5 (lima) berada di guest house, 10 (sepuluh) berada di asrama, dan 1 (satu) berada di pos satpam.

 Sarana olahraga  ULT, dan

 Parkir

iii. Tantangan Pengembangan Mutu PAUD dan Dikmas

1. Internal

Secara umum beberapa hal perlu mendapat perhatian serius dari segenap pegawai balai dalam peningkatan tugas dan fungsi sebagai pengembangan mutu, seperti;

a. Memahami, mengerti, dan melaksanakan tatakelola tugas dan fungsi baru bagi semua pegawai, sebagai perubahan ke arah yang lebih baik dan bermanfaat;

b. Mengkaji dan menyesuaikan berbagai ketentuan dan peraturan yang baru khususnya berkenaan dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pembinaan, pelaporan dan program lanjutan secara kontiniu dan berkesinambungan;

c. Memperkuat komitmen seluruh pegawai secara terintegrasi dan gotongroyong dengan dilandasi jiwa juang yang tinggi dan kesadasar penuh sebagai pegawai negeri dengan meninggalkan korupsi, kolusi dan nepotisme serta fungli

d. Membiasakan dan membudayakan pegawai sebagai pelayan masyarakat bukan dilayani masyarakat dalam melaksanakan tugas dan fungsi lembaga/balai;

e. Membenahi infrastruktur yang ada dan dikelola balai dengan memperhatikan serta tidak melanggar peraturan dan ketentuan yang berlaku;

(29)

f. Menyesuaikan kompetensi pegawai dengan tugas dan fungsi baru, arah kebijakan pusat, arah kebijakan regional dan tuntutan kebutuhan daerah serta masyarakat, dan

g. Meninggalkan kebiasaan dan ketergantungan pegawai terhadap DIPA/Anggaran Balai dalam melaksakan tugas dan kewajiban melayani masyarakat maupun pemangku kebijakan daerah dan pusat.

h. Permasalahan covid

Pengembangan program PAUD dan Dikmas yang dilaksanakan oleh Balai dalam rangka mengoptimalkan satuan pendidikan terakreditasi oleh BAN PAUD dan PNF khususnya standar nasional pendidikan seperti pada Bagan 2.

Bagan 2. Standar Nasional Pendidikan Bagi Satuan Pendidikan di Indonesia

2. Eksternal

Secara umum beberapa hal berkenaan dengan sasaran program, perlu mendapat perhatian serius dari segenap pegawai balai dalam peningkatan pelayanan yang berkualitas kepada pemangku kepentingan, diantaranya: a. Terbitnya beberapa peraturan dan ketentuan serta arah dan kebijakan

pada pemerintah pusat dan pemerintah daerah khususnya tentang PAUD dan Dikmas;

b. Berkembangnya kebutuhan sasaran program sesuai dengan situasi dan kondisi kebijakan pusat dan daerah, standar nasional pendidikan, satuan pendidikan PAUD dan Dikmas;

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

STANDAR PENGELOLAAN STANDAR ISI STANDAR PROSES STANDAR KOMPETENSI LULUSAN STANDAR PTK STANDAR SARPRAS STANDAR BIAYA STANDAR PENILAIAN

(30)

c. Memfasilitasi kebijakan daerah dalam mencapai visi dan misinya, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Meningkatkan rata-rata lama sekolah;

d. Daya saing regional dan internasional dalam bidang pembangunan pendidikan dan pelayanan pembelajaran pada anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua;

e. Konsentrasi pemerintahan pusat dan daerah lebih pada tatanan organisasi dibanding pada pelayanan masyarakat.

(31)

VISI

Terwujudnya Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat yang Profesional, Kreatif, Kompeten, Bermutu, Berkarakter, Beriman, dan Bertakwa kepada Tuhan YME

MISI

1. Mengembangkan program PAUD dan Dikmas yang bermutu dan bermanfaat

2. Melaksanakan pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas 3. Melaksanakan supervisi satuan PAUD dan Dikmas

4. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD dan Dikmas yang bermutu, kompeten, dan berkarakter

5. Menjadikan lembaga sebagai rujukan dalam pengembangan program PAUD dan Dikmas

6. Mengembangkan sumber daya PAUD dan Dikmas yang bermutu

7. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia PAUD dan Dikmas yang professional

8. Melaksanakan pengelolaan sistem informasi PAUD dan Dikmas

9. Melaksanakan kemitraan di bidang PAUD dan Dikmas secara berkelanjutan

10. Melaksanakan urusan administrasi

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. Visi dan Misi BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau

Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan dasar dan Pendidikan Menengah yang mengemban amanat mengendalikan pembangunan SDM melalui ikhtiar bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan, BP PAUD dan Dikmas dalam menentukan visi berdasarkan pada visi Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen dalam pencapaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045, yaitu:

“Untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global”.

Adapun Visi dan Misi BP PAUD dan DIkmas Provinsi Riau Tampak pada Gambar 5. di bawah ini.

(32)

Maka, makna yang terkandung dalam visi balai diantaranya; bermutu yaitu satuan dan program PAUD dan Dikmas dalam memberikan layanan pendidikan harus mempunyai kualitas yang baik sesuai dengan standar nasional pendidikan. Berkarakter artinya PAUD dan Dikmas mampu melahirkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi, tetapi tetap memiliki kepribadian sebagai warga Riau khususnya dan Indonesia pada umumnya. Kompeten dan Profesional artinya memiliki keterampilan di bidang ilmu tertentu. Berdasarkan hal tersebut, apabila hal tersebut diatas terlaksana secara kontiniu maka akan tercipta SDM Insan Indonesia yang Cerdas dan berkualitas.

Untuk mencapai Visi BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau Tahun 2020-2024, ditetapkan 10 (Sepuluh) misi yang merupakan rumusan umum dari upaya pencapaiannya, yakni:

Pertama (M-1)

Mengembangkan program PAUD dan DIKMAS yang bermutu dan bermanfaat;

Kedua (M-2)

Melaksanakan pemetaan mutu PAUD dan Dikmas;

Ketiga (M-3)

Melaksanakan Supervisi satuan PAUD dan Dikmas

Keempat (M-4)

Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD dan Dikmas yang bermutu, kopeten dan berkarakter;

Kelima (M-5)

Menjadikan lembaga sebagai rujukan dalam pengembangan program PAUD dan Dikmas Riau;

Keenam (M-6)

Mengembangkan sumber daya PAUD dan Dikmas yang kompeten;

Ketujuh (M-7)

(33)

Kedelapan (M8)

Melaksanakan pengelolaan sistem informasi PAUD dan Dikmas

Kesembilan (M9)

Melaksanakan kemitraan di bidang PAUD dan Dikmas secara berkelanjutan

Kesepuluh (M10)

Melaksanakan urusan administrasi

Misi Renstra BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau Tahun 2020-2024 dapat dimaknai sebagai berikut.

1. Mengembangkan program PAUD dan Dikmas yang berkualitas dan bermanfaat. Program PAUD meliputi Taman Kanak-kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), dan SPS yang telah terstandar dan sesuai dengan kebutuhan pada suatu daerah tertentu dapat di adopsi melalui suatu pengembangan program yang dapat diterapkan pula pada daerah lain yang memerlukan model untuk mencapai standar PAUD tersebut, sehingga pengelolaan satuan/lembaga dan pembelajarannya dapat merata dan memenuhi standar yang telah dipersyaratkan dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini. Begitupun Program Dikmas yang berbentuk program keaksaraan, kesetaraan paket A-B-C yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur yang telah terstandar dan berhasil dalam pengelolaan satuan/lembaga dan pembelajaran/pelatihannya dapat dikembangkan pada daerah lain yang sesuai dengan karakteristik sasarannya.

2. Memetakan mutu PAUD dan Dikmas adalah suatu kegiatan untuk memperoleh data dan informasi sasaran program balai yang sesuai dengan arah dan kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota. Sasaran dimaksud adalah pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dan Dikmas khususnya, para pengelola satuan/lembaga dan organisasi profesi mitra kerja balai dan komunitas lainnya yang relevan. Hasil pemetaan mutu akan membantu mempermudah layanan program, serta dipastikan akurat, tepat waktu dan sasaran, cepat dan tepat sehingga bermanfaat.

3. Melaksanakan supervisi dan pendampingan terhadap satuan dan program PAUD dan Dikmas mengandung pengertian bahwa dalam upaya

(34)

menstandarkan satuan PAUD dan PKBM yang terakreditasi BAN PNF maka balai melakukan kegiatan supervisi dan pembinaan teknis pada satuan yang dianggap perlu mendapat pendampingan delapan komponen standar nasional pendidikan, manajemen penyelenggaraan, manajemen pembelajaran, manajemen kemitraan/kerjasama dan manajemen usaha produktif bagi satuan PKBM serta satuan pelatihan.

4. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan layanan PAUD dan Dikmas yang bermutu dalam rangka mewujudkan lembaga yang berkualitas sesuai dengan karakteristik dan pertumbuhan dan perkembangan anak serta memiliki kesiapan fisik dan mental untuk memasuki pendidikan lebih lanjut 5. Memfasilitasi satuan dan program PAUD dan Dikmas secara selektif, efektif

dan efisien dimaksud adalah kegiatan bimbingan teknis oleh balai kepada satuan PAUD dan Dikmas khususnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian mutu (pantau-nilai-bina), pelaporan dan tindak lanjut hasil pembelajaran/pelatihan yang secara khusus diarahkan pada mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan satuan serta standar nasional pendidikan.

6. Mengembangkan sumberdaya PAUD dan Dikmas yang berkarakter dan berkompeten, dimaksud adalah layanan balai melalui orientasi, sosialisasi, fokus diskusi group dan sejenisnya.

7. Meningkatkan kopetensi Sumber Daya Manusia PAUD dan Dikmas yang terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan, pengelola komunitas, organisasi profesi, pembina serta pemangku kebijakan lainnya yang relevan, sehingga mampu mengelola dan membina PAUD dan Dikmas secara inovatif dan professional.

8. Mengelola sistem informasi PAUD dan Dikmas yang aktual, cepat, tepat dan terbuka dimaksud adalah bentuk layanan balai bagi publik khususnya PTK, Pembina, Komunitas, organisasi profesi, dan pemangku kepentingan lainnya dalam memperoleh data dan informasi PAUD dan Dikmas yang cepat dan akurat baik kegiatan dan hasil pengembangan balai, maupun program pusat dan daerah serta informasi tersebut dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.

9. Melaksanakan kemitraan di bidang PAUD dan Dikmas yang saling menguntungkan dimaksud adalah bahwa dalam mewujudkan dan

(35)

melaksanakan tugas yang hasilnya bermutu/berkualitas tidak mungkin di laksanakan balai sendiri mengingat terbatasnya kewenangan sebagai UPT Kemendikbud RI. Balai memandang perlu untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak yang kompeten dan relevan untuk mencapai target lembaga dan pelayanan publik secara optimal.

10. Melaksanakan urusan administrasi perkantoran dengan baik dan terkoordinir agar tertib administrasi dan sesuai dengan SOP yang berlaku.

B. Tata Nilai BP PAUD dan Dikmas

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukung. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau dalam menjalankan tugas membangun pendidikan dan kebudayaan. Tata nilai yang diutamakan pada Renstra BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau 2020-2024 ini adalah sebagai berikut:

1. Integritas

Pada nilai integritas terkandung makna keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Sesuai dengan nilai integritas, pegawai Kemendikbud diharapkan konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan dan mengemban kepercayaan. Adapun indikator yang mencerminkan nilai integritas adalah:

a. Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dalam tindakan;

b. Jujur dalam segala tindakan;

c. Menghindari benturan kepentingan;

d. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi;

e. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme; g. Tidak melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan;

(36)

i. Tidak menerima pemberian (gratifikasi) dalam bentuk apapun di luar ketentuan.

2. Kreatif dan Inovatif

Nilai kreatif dan inovatif bermakna memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Hal baru tersebut dapat berupa gagasan, metode, atau alat. Indikator dari nilai kreatif dan inovatif adalah:

a. Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru: b. Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan

berkelanjutan:

c. Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif;

d. Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah; e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja

secara efektif dan efisien;

f. Tidak merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai;

g. Tidak bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan h. Tidak monoton;

3. Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan. Pegawai Kemendikbud sewajarnya melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah. Indikator dari nilai inisiatif adalah:

a. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman;

b. Mengambil hikmah dari setiap kesalahan dan menjadikannya pelajaran; c. Berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja;

d. Memanfaatkan waktu dengan baik; e. Suka mempelajari hal yang baru; dan

(37)

f. Rajin belajar/bertanya/berdiskusi.

4. Pembelajar

Pada nilai pembelajar terkandung ikhtiar untuk selalu berusaha mengembangkan kompetensi dan profesionalisme. Pegawai Kemendikbud harus berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman, serta mampu mengambil hikmah dan pelajaran atas setiap kejadian. Indikator yang menunjukkan nilai pembelajar adalah:

a. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman;

b. Mengambil hikmah dari setiap kesalahan dan menjadikannya pelajaran; c. Berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja;

d. Memanfaatkan waktu dengan baik; e. Suka mempelajari hal yang baru; dan f. Rajin belajar/bertanya/berdiskusi.

5. Menjunjung Meritokrasi

Nilai menjunjung meritokrasi berarti menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi karyawan yang kompeten. Pegawai Kemendikbud perlu memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelayakan dan kecakapannya. Indikator yang mencerminkan nilai ini adalah:

a. Berkompetisi secara profesional;

b. Memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan kompetensi pegawai;

c. Memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional sesuai kinerja;

d. Tidak sewenang-wenang;

e. Tidak mementingkan diri sendiri;

f. Menduduki jabatan sesuai dengan kompetensinya; dan

(38)

6. Terlibat Aktif

Nilai terlibat aktif bermakna senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Pegawai Kemendikbud semestinya suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan, agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Nilai terlibat aktif terlihat dari indikator:

a. Terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi kementerian;

b. Memberikan dukungan kepada rekan kerja;

c. Peduli dengan aktivitas lingkungan sekitar (tidak apatis); dan d. Tidak bersifat pasif, sekedar menunggu perintah.

7. Tanpa Pamrih

Nilai tanpa pamrih memiliki arti bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi. Pegawai Kemendikbud, yang memiliki nilai tanpa pamrih, tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi. Sebaliknya pegawai Kemendikbud memberikan inspirasi, dorongan, dan semangat bagi pihak lain untuk suka berusaha menghasilkan karya terbaiknya sesuai dengan tujuan bersama. Indikator nilai tanpa pamrih adalah:

a. Penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan; b. Rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya;

c. Menunjukkan perilaku 4S (senyum, sapa, sopan, dan santun); d. Tidak melakukan pekerjaan dengan terpaksa; dan

e. idak berburuk sangka kepada rekan kerja.

Peningkatan internalisasi ketujuh nilai di atas di antara pegawai BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau semakin dirasakan urgensinya untuk memastikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024 didukung oleh kinerja BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau yang prima.

(39)

C. Tujuan Strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau

Perumusan tujuan strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau ditujukan untuk menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi. Tujuan strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau adalah terwujudnya satuan PAUD dan Dikmas yang berkualitas sesuai dengan standar nasional pendidikan serta keterbaharuan data pokok pendidikan bidang PAUD dan Dikmas. Capaian hasil kinerja indikator (output) dapat dilihat:

1. Ketersediaan data mutu satuan PAUD dan Dikmas sebagai bahan perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.

2. Bertambahnya jumlah satuan PAUD dan Dikmas yang memenuhi 8 standar nasional pendidikan melalui bimbingan teknis, orientasi teknis, pengembangan model serta monitoring dan evaluasi.

3. Tersedianya data dan informasi mutu PAUD dan Dikmas yang dapat diakses publik melalui media teknologi informasi.

D. Sasaran Strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau

Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pemetaan mutu, supervisi, Fasilitasi (pengembangan program PAUD dan Dikmas, dan pengembangan sumber daya) pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Untuk mewujudkan tugas tersebut maka sasaran strategis BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau adalah tersedianya hasil pemetaan mutu, supervisi, Fasilitasi (pengembangan model program PAUD dan Dikmas, Bimbingan Teknis, Orientasi Teknis dan Penerapan Model) di Wilayah Kerja Riau dan Kepulauan Riau.

Berbagai kebijakan dan program BP PAUD dan Dikmas disusun untuk memberikan pelayanan di bidang pendidikan yang prima untuk masyarakat. Keberhasilan penyelenggaraan program PAUD dan Dikmas sangat terkait dengan partisipasi Pemerintah, propinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan di sektor pendidikan, dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergitas antara pemerintah baik pusat maupun daerah seperti lembaga/organisasi pendidik dan tenaga kependidikan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial dan keagamaan, satuan pendidikan serta dengan seluruh pemangku kepentingan sangat menentukan

(40)

keberhasilan pelaksanaan program yang telah disusun karena merupakan hal yang terdepan.

Untuk mewujudkan sasaran strategis di atas, maka ditetapkan Indikator Kinerja BP PAUD dan Dikmas Provinsi Riau sebagai berikut:

1. Meningkatnya Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah dipetakan mutunya.

2. Meningkatnya Persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah di supervisi mutunya.

Sasaran yang ingin dicapai (outcome) adalah meningkatnya Persentase Lembaga PAUD dan Dikmas yang telah di petakan mutu dan telah di supervisi mutu Pendidikannya adalah dengan menyiapkan lembaga /satuan PAUD dan Dikmas untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau.

Tabel 4.

Lembaga yang telah dipetakan Mutunya dan di Supervisi Tahun 2017 - 2019

No Lembaga

Jumlah Lembaga Tahun Pemetaan dan

Supervisi Persentase Pemetaan dan Supervisi 2017 2018 2019 2017 2018 2019 2017 2018 2019 1 PAUD 4.678 5978 6076 192 249 533 4% 4% 9% 2 PKBM 267 277 287 43 30 16 16% 11% 6% 3 LKP 530 438 307 15 21 22 3% 5% 7% Jumlah 5.475 6.693 6.670 250 300 571 5% 4% 9% Tabel 5.

Lembaga yang Belum dipetakan Mutunya dan di Supervisi Tahun 2017 - 2019

No Lembaga

Jumlah Lembaga yang belum Pemetaan dan Supervisi

2017 2018 2019 2017 2018 2019

1 PAUD 4486 5729 5543 96% 96% 91%

2 PKBM 224 247 271 84% 89% 94%

3 LKP 515 417 285 97% 95% 93%

(41)

Indikator kinerja kegiatan (IKK) ini adalah: adanya jumlah lembaga PAUD, SKB, PKBM di kabupaten/kota diprovinsi Riau yang belum terakreditasi dan lembaga-lembaga yang ingin memperbaharui status akreditasi. Program ini diwujudkan melalui kegiatan pengembangan Sumber Daya Pemetaan mutu PAUD dan Dikmas, Supervisi PAUD dan Dikmas serta Pengembangan Kemitraan PAUD dan Dikmas.

Indikator kinerja keberhasilan sasaran tersebut adalah: Persentase satuan PAUD dan Dikmas di Kabupaten/Kota Provinsi Riau yang disiapkan untuk memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP)

Tabel 6. Target Indikator Kinerja (IKK) BP PAUD Dikmas Tahun 2020-2024

No Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja

T a r g e t

2020 2021 2022 2023 2024 1 Meningkatnya

Penjaminan Mutu PAUD dan Dikmas

Persentase Lembaga PAUD dan Dikmas yang telah dipetakan mutu pendidikannya

24% 45% 60% 75% 90%

Persentase Lembaga PAUD dan Dikmas yang telah disupervisi mutu pendidikannya

24% 45% 60% 75% 90%

Strategi untuk mencapai Indikator Kinerja adalah:

a. Melaksanakan pemetaan mutu satuan PAUD dan Dikmas; b. Melaksanakan supervisi ke satuan PAUD dan Dikmas;

c. Menjalin kemitraan dengan lembaga pemerintah maupun swasta.

3. Meningkatnya persentase lembaga PAUD dan Dikmas yang telah difasilitasi mutu pendidikannya berdasarkan SNP

Sasaran indikator kinerja kegiatan (IKK) ini dapat dilihat dari jumlah SDM yang meningkat kompetensinya dicapai melalui kegiatan: Bimbingan teknis, Orientasi teknis.

(42)

Tabel 7. Target Indikator Kinerja (IKK) BP PAUD Dikmas Tahun 2020-2024

No Sasaran

Kegiatan Indikator Kinerja

T a r g e t

2020 2021 2022 2023 2024 1 Meningkatnya

Penjaminan Mutu PAUD dan Dikmas

Persentase

Lembaga PAUD dan Dikmas yang telah difasilitasi mutu pendidikannya berdasarkan SNP

35% 40% 45% 50% 55%

4. Meningkatnya persentase kab/kota yang data pokok pendidikan anak usia dini yang akurat, terbarukan dan berkelanjutan

Data Pokok pendidikan adalah suatu sistem pendataan yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya bersumber dari satuan pendidikan yang terus menerus diperbaharui secara online. Strategi untuk mencapai indikator kinerja kegiatan ini adalah dengan melaksanakan bimbingan teknis, sinkronisasi, dan koordinasi terhadap satuan PAUD dan Dikmas yang ada di Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau;

Tabel 8. Target Indikator Kinerja (IKK) BP PAUD Dikmas Tahun 2020-2024

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja T a r g e t 2020 2021 2022 2023 2024 1 Meningkatnya Penjaminan Mutu PAUD dan Dikmas

Persentase

Kab/Kota yang data pokok pendidikan anak usia dini akurat, terbarukan dan berkelanjutan

80% 85% 90% 92% 96%

E. Layanan Dukungan Manajemen Satuan Kerja

1. Dokumen perencanaan dan evaluasi pelaksanaan rencana.

Sasaran yang ingin dicapai (outcome) dalam perencanaan dan evaluasi pelaksanaan rencana adalah meningkatnya akuntabilitas pelaksanaan

(43)

program, Indikator kinerja keberhasilan sasaran tersebut adalah:

a. Tersedianya dokumen Renstra yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas untuk tahun 2020 – 2024

b. Tersedianya dokumen perencanaan kerja tahunan c. Tersedianya dokumen LAKIP dan SAKIP

d. Tersedianya data dan informasi yang mendukung program PAUD dan Dikmas

Strategi untuk mencapai kinerja adalah:

a. Menyusun Renstra tahun 2020 - 2024 dan meninjau ulang setiap tahunnya;

b. Menyusun dokumen DIPA, RKAKL, dan RKT c. Menyusun dokumen LAKIP dan SAKIP

d. Melakukan pengumpulan dan analisa data tentang program PAUD dan Dikmas.

e. Menyajikan informasi dalam berbagai media seperti website, buletin, pameran.

2. Dokumen Keuangan, Kepegawaian, Ketatausahaan dan Pengelolaan BMN. Sasaran yang ingin dicapai (outcome) dalam keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan BMN adalah meningkatnya layanan dalam keuangan, kepegawaian, ketatausahaan dan pengelolaan BMN.

Indikator kinerja keberhasilan sasaran tersebut adalah:

a. Tersedianya dokumen dan layanan keuangan yang akuntabel; b. Tersedianya dokumen dan layanan kepegawaian;

c. Tersedianya dokumen persuratan, sistem manajemen mutu dan RBI. d. Tersedianya dokumen dan layanan BMN yang akuntabel

Strategi untuk mencapai kinerja adalah:

a. Menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan

b. Melaksanakan workshop keuangan, kepegawaian, dan manajemen. c. Melaksanakan persuratan berbasis e-office

d. Melaksanakan audit internal SPI, dan audit eksternal e. Melaksanakan penghapusan dan pengadaan BMN f. Menata aset BMN

(44)

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

A. Arah Kebijakan dan Strategis

Pembangunan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan menengah disusun berdasarkan dan merujuk kepada arah kebijakan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2020-2024, Rencana Pembangunan Pendidikan Jangka Menengah (RPPJM), Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024, serta hasil evaluasi Renstra tahun 2015-2019, yang kemudian dituangkan dalam perencanaan lima tahunan yaitu Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Tahun 2020-2024. Renstra menjadi dasar, pedoman, acuan dalam penyusunan program dan selanjutnya dijabarkan ke dalam kegiatan-kegiatan pembangunan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Rujukan-rujukan utama ini secara konsisten harus dapat dicermati, dianalisis dan dipertajam ke dalam Renstra PAUD, Dikdas, dan Dikmen agar tidak keliru dan dapat optimal dalam teknis pelaksanaannya sampai kepada pengelola kegiatan, dan juga output-output yang menjadi ujung tombak bagi pencapaian keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan program.

Kebijakan Merdeka Belajar terwujud dalam arah kebijakan dan strategi Ditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen. Adapun arah kebijakan dan strategi yang ada di Direktorat Jenderal adalah Optimalisasi Angka Partisipasi Pendidikan pada Ditjen PAUD, dikdas dan Dikmen.

Kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan angka partisipasi pendidikan adalah:

1. Angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini meningkat.

2. Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun tuntas dan wajib belajar 12 (duabelas) tahun meningkat;

Gambar

Gambar 1. Capaian APK PAUD Tahun 2017 - 2019
Gambar 2. Pertumbuhan Lembaga PAUD dan TK 2017 - 2019
Gambar 3. Pertumbuhan Akreditasi Lembaga PAUD
Gambar 4.  Arah Kebijakan Pendidikan Sampai Tahun 2024
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebelum menjadi UPT Pusat dari Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas, BP PAUD dan Dikmas NTT merupakan UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT yang bertugas

Keunggulan dari penelitian ini, dapat mengevaluasi keberhasilan operasi rekonstruksi trauma maksilofasial di Departemen Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik

Program acara Srawung Kampung ini belum bisa dijadikan tolak ukur tentang sejauh mana proses pemberdayaan dan pendampingan masyarakat yang dilakukan Yayasan Pondok

Diharapka ami keterkaitan gkungan, dan si belajar dan an untuk me sanaan model an yang dila engan menera ya sendiri Menurut Gulo (2 latihkan siswa nggi, sehingga bih menggu

Hasil penelitian ini menunjukkan genotip kedelai yang memperlihatkan respons paling baik pada pertanaman tumpangsari kedelai jagung dibandingkan kultivar cek

Dari segi kelembaban, pertimbangan penting adalah juga pwmilihan lokasi bangunan, agar kita tidak selalu terkena kelembaban. Di dalam lembah, terutama pada pagi hari sangatlah

Berapakah jumlah angsuran yang harus Anda bayarkan apabila modal awal diperoleh dengan cara

Dapat disimpulkan bahwa penggantian ransum komersial dengan ampas tahu sampai 10% memberikan pengaruh yang sama terhadap penampilan babi ras.. Babi yang dipelihara dengan