• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRATEGI JIGSAW PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRATEGI JIGSAW PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1326 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STRATEGI JIGSAW PADA SISWA KELAS X TATA

BUSANA

Novi Rahma Yelni

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : [email protected]

ABSTRAK

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Salah satu komponen pembelajaran yang penting adalah penggunaan metode yang tepat. Karena metode yang tepat akan memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada siswa terutama metode yang berbasis koopratif. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya ketidak tuntasan peserta didik dalam memperoleh nilai ulangan harian. Ketidak tuntasan tersebut disebabkan kurangnya aktifitas mereka dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak menggunakan pola-pola pembelajaran konvensional, sehingga membuat suasana pembelajaran kurang menarik dan berakibat menurunnya aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itulah, dalam penelitian ini diterapkan pola pembelajaran modern yang lebih komunikatif, yakni dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan strategi Jigsaw.

Dengan menggunakan model pembelajaran pada proses pembelajaran merupakan hal yang utama. Ketika guru didalam kelas pada pembelajaran PAI tidak dapat menggunakan model pembelajaran yang inovatif maka ini berdampak pada hasil pembelajaran siswa yang menurun.

Maka dari itu penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk menggunakan model pembelajaran yang inovatif, seperti model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini diterapkan di SMKN 2 Kuala Kapuas dengan subjek sebanyak 30 siswa di kelas X Tata Busana . Desain penelitian didasarkan pada desain hopkins yang melalui empat tahapan yaitu observasi, perencanaan, penerapan, refleksi. Untuk

(2)

1327 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

memperoleh data penelitian maka peneliti menggunakan instrumen tes objektif pilihan ganda, dan observasi kepada siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yaitu 53,3 % sebelum penelitian 90% setelahnya. Dimasukkannya studi ini adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam pendidikan agama Islam melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, Prestasi Belajar dan Pendidikan Agama Islam

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Salah satu komponen pembelajaran yang penting adalah penggunaan metode yang tepat. Karena metode yang tepat akan memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada siswa terutama metode yang berbasis koopratif.

Hubungan makna di atas dengan pendidikan adalah segalah situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang belangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya ketidak tuntasan peserta didik dalam memperoleh nilai ulangan harian.

Ketidak tuntasan tersebut disebabkan kurangnya aktifitas mereka dalam proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan, dalam proses pembelajaran di kelas masih banyak menggunakan pola-pola pembelajaran konvensional, sehingga membuat suasana pembelajaran kurang menarik dan berakibat menurunnya aktifitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itulah, dalam penelitian ini diterapkan pola pembelajaran modern yang lebih komunikatif, yakni dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dengan strategi Jigsaw.

Guru adalah unsur manusia yang sangat substansial dalam pendidikan.

Karena di tangan gurulah maju mundurnya dunia pendidikan. Orang tidak akan menyangkal bahwa kualitas suatu pendidikan berbanding lurus dengan kualitas guru. Ada korelasi yang signifikan antara kualitas pendidikan dengan kualitas guru. Semakin tinggi kualitas seorang guru, maka semakin tinggi pula kualitas suatu pendidikan.

Salah satu indikator bahwa guru tersebut dianggap punya kualitas yang baik adalah kemampuannya memilih dan menggunakan berbagai macam

(3)

1328 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran. Sebab hal ini sangat urgen sekali dalam membuat suasana kelas menjadi lebih kondusif, sehingga proses interaksi di dalamnya menjadi lebih aktif, kareatif dan menyenagkan.

Dengan demikian, aktivitas belajar peserta didik menjadi lebih bergairah.

Namun tentu saja tidak semua guru mampu seperti apa yang diharapkan, hal ini bergantung pada skil dan kompetensi yang mereka miliki. Sehingga, dalam proses pembelajaran di kelas para guru masih banyak terpaku pada proses pembelajaran pola lama yang hanya mengandalkan metode ceramah pada setiap pertemuan, karena dianggap sebagai metode yang paling praktis dilakukan.

Padahal, pada setiap pokok bahasan terdapat berbagai esensi meteri yang berbeda-beda yang mesti memerlukan pola-pola penyampaian yang berbeda pula. Kelemahan-kelemahan inilah yang menyebabkan menurunnya aktivitas belajar peserta didik, sehingga materi pembelajaran yang disajikan tidak tuntas diserap oleh mereka.

Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 70. Rata-rata skor ulangan harian yang diperoleh peserta didik kelas X Tata Busana SMKN 2 Kuala Kapuas hanya mencapai 53,3 %, artinya KKM tidak tercapai. Salah satu penyebabnya diduga karena peserta didik tidak aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan data di atas diperoleh data skor tertinggi 80 dan terendah 20 rata-rata 46,6 %. Dari informasi tersebut dapat ditafsirkan bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum berhasil, karena persentasi peserta didik yang tuntas belajar baru mencapai 53,3 % dari peserta didik kelas X Tata Busana SMKN 2 Kuala Kapuas. Suatu kelas dikatakan berhasil apabila mencapai ketuntasan belajar paling sedikit 85 % dari jumlah peserta didik dalam kelas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran belum berhasil dan perlu ditinjau kembali untuk pembelajaran berikutnya.

Peserta didik tidak aktif dimungkinkan karena guru salah memilih pendekatan, model, strategi dan metode pembelajaran. Sehingga perlu mencari cara untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif belajar. Pendekatan pembelajaran yang diprediksi dapat melibatkan peserta didik aktif belajar adalah pendekatan pembelajaran kooperatif. Dengan penelitian ini diharapkan akan diperoleh hasil sesuai diinginkan.

Jika melihat teori kooperatif, pada hakekatnya Banyak pendekatan pembelajaran kooperatif yang ditorehkan oleh para ahli, seperti strategi Team Game Tournament, Team Assisted Individualization atau Team Accelerated Instruction, Student Team Achievement Divisions, Numbered Heads Together, Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization atau Team

(4)

1329 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Accelerated Instruction) dikembangkan oleh Slavin, Pembelajaran kooperatif tipe NHT dikembangkan oleh Spencer Kagen (1993), Tipe STAD dikembangkan oleh Slavin (1995), Jigsaw dan sebagainya. Penelitian tentang cooperative learning dengan strategi sigsaw telah banyak dilakukan, diantaranya oleh: 1) R.

Wulandari dengan judul : “ Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Tipe Jigsaw Pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud Benda Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Uebono.”, penelitian ini menyimpulkan Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 73%. Namun hasil belajar tersbut belum mencapai indikator capaian yakni 80%.

Berdasarkan sampel penelitian di atas, penulis tertarik untuk menerapkan pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw, karena menurut Syaiful Bahri Djamarah “Teknik mengajar cooperative learning menggabungkan kegiatan-kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara yang lebih difokuskan kepada upaya meningkatkan hasil belajar pada materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinahl di kelas X Tata Busana SMKN 2 Kuala Kapuas.

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan Kuantitatif, yaitu pengumpulan data menggunakan alat ukur (instrumen) penelitian dengan tujuan untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/

ditetapkan.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMKN 2 Kuala Kapuas yang beralamat di Jalan Pemuka Km 2,5 Kuala Kapuas Kalimantan Tengah tempat peneliti bertugas mengajar. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X Tata Busana yang berjumlah 30 orang, semua siswa adalah perempuan.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, dan tiap selesai satu siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi peljaran yang sudah dipelajari. Selain itu juga diadakan refleksi oleh pengamat yaitu seorang guru Pendidikan Agama Islam untuk membicarakan hal-hal yang ditemui dalam kegiatan pembelajaran pada siklus tersebut Dalam dunia pendidikan, strategi ada berbagai macam gaya yang dikembangkan oleh para pakar pendidikan.

Salah satu diantaranya adalah strategi Jigsaw.

Jigsaw adalah bahasa Inggris yang artinya gigi gergaji. Jalannya gigi gergaji adalah maju mundur. Hal ini menggambarkan jalannya strategi belajar Jigsaw Learning. Suharsimi . Strategi ini diujicoba dan dikembangkan pertama kali oleh Elliot Aronson, Blaney, Stephen, Sikes dan Snepp di Universitas Texas.

Kemudian diadaptasi oleh Slavin dkk., di Universitas John Hopkinds.

(5)

1330 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Pembelajaran dengan metode jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menulis topik-topik yang akan yang akan dipelajari di papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya. Guru menerangkan kepada peserta didik apa yang mereka ketahui mengenai topik tersebut. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.

Menurut Mel Silberman (dalam 101 Active Learning), jigsaw learning merupakan sebuah teknis yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknis “ pertukaran dari kelompok ke kelompok “ (group to group exchange) dengan suatu perbedaan penting setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Mel Silberma. Ini adalah alternatif menarik ketika ada materi yang dapat disingkat atau dipotong pada saat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain. Oleh karena itu, pendekatan atau model pembelajaran yang sesuai dengan penerapan strategi Jigsaw ini adalah model pembelajaran kooperatif atau pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw.

Pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et al. sebagai metode cooperative learning. “Teknik mengajar cooperative learning menggabungkan kegiatan-kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.” Pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw ini bisa pula digunakan dalam bebarapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw ini cocok untuk semua kelas.

Pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan penyampaian.

Kelebihan strategi ini dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada orang lain. .

1. Refleksi Awal

Pada fase refleksi awal peneliti melakukan refleksi terhadap situasi yang sebenarnya, setelah merumuskan tema penelitian.

2. Perencanaan

Fase perencanaan dilakukan setelah melakukan fase yang pertama, perlu mengulang kembali analisis awal yang harus dilakukan, tentang pembelajaran kooperatif dengan menggunakan strategi Jigsaw dalam kegiatan belajar mengajar terhadap peserta didik kelas X semester 2 SMKN 2 Kuala Kapuas tahun pelajaran 2022/2023. Dalam tahap ini dilakukan beberapa hal, yaitu :

(6)

1331 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

a. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada tiap siklus.

b. Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan pembelajaran).

c. Menyiapkan alat-alat atau sarana belajar.

d. Menyusun instrument observasi, baik untuk peserta didik maupun untuk guru.

e. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh guru pengamat setiap selesai pemberian tindakan setiap siklus.

Tahap ini memastikan bahwa peserta didik kelas X Tata Busana semester 2 SMKN 2 Kuala Kapuas tahun pelajaran 2022/2023 dijadikan sebagai subjek penelitian dengan pertimbangan karakteristik yang dimiliki kelas ini sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas oleh peneliti.

Dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, langkah-langkah yang ditempuh dalam setiap silklus tindakan ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi telah dilaksanakan sebagai berikut :

a. Pencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti menelaah silabus dan menetapkan materi ajar yang akan disampaikan pada waktu penelitian tindakan yaitu siklus I materi pokok Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah di kelas X Tata Busana . Adapun pada siklus II denghan materi masih melanjutkan materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinah . Berikutnya menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan alat-alat atau sarana belajar, menyusun instrument observasi, baik untuk peserta didik maupun untuk guru, dan menetapkan cara refleksi yang dilakukan oleh guru pengamat setiap selesai pemberian tindakan setiap siklus.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dimulai dengan langkah pendahuluan, yaitu mengecek kehadiran peserta didik, memberikan appersepsi, pretes dan memotivasi mereka. Setelah selesai diteruskan dengan mengajukan pertanyaan kepada peserta didik berkaitan dengan materi pelajaran yang terkait dengan materi yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari. Selanjutnya, membantu mengatur pembagian kelompok, yakni mengelompokkan peserta didik ke dalam 6 kelompok dan masing- masing kelompok beranggotakan 5 orang. Pembentukan kelompok ini dilakukan pada saat jam pelajaran Pendidikan Agama Islam atau (3 jam pelajaran). Setelah peserta didik dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, maka setiap anggota kelompok untuk mempelajari suatu materi tertentu yang terkait dengan materi tersebut.

Kemudian, perwakilan dari kelompoknya masing-masing mempelajari suatu

(7)

1332 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

materi yang sama dan bertemu dengan anggota-anggota kelompok yang lain dalam kelompok ahli untuk mempresentasikan. Materi tersebut didiskusikan sehingga masing-masing perwakilan dapat memahami dan menguasai materi tersebut.

Langkah berikutnya, masing-masing perwakilan kelompok kembali ke kelompok asalnya untuk menjelaskan kepada teman satu kelompoknya mengenai materi yang telah didiskusikan dalam kelompok ahli, sehingga semua anggota kelompoknya dapat memahami materi yang ditugaskan oleh guru.

Setelah selesai, diteruskan dengan membuat beberapa kesimpulan hasil diskusi untuk selanjutnya peserta didik diberi tes berupa ulangan harian oleh guru (peneliti) dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang telah mereka miliki dalam memahami suatu materi dengan model pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw. Kemudian, setelah selesai, maka dilakukan perhitungan skor kelompok.

Langkah terakhir, peserta didik diberi tes berupa ulangan harian oleh guru dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan yang telah mereka miliki dalam memahami suatu materi dengan model pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw. Kemudian, setelah selesai, maka dilakukan perhitungan skor.

c. Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan observasi, baik terhadap peserta didik, maupun guru. Pada masing-masing siklus berlangsung selama dua kali pertemuan (3 x 45 menit) atau 135 menit.

Pada akhir siklus dilakukan evaluasi untuk melihat penguasaan materi peserta didik. Hasil observasi dan evaluasi digunakan untuk refleksi. Hasil refleksi pada siklus I dijadikan acuan perbaikan pada pembelajaran siklus II.

Selanjutnya, pada siklus II Materi pokok: “Dakwah Rasulullah saw Periode Madinah”, yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan I adalah penjelasan, dan pertemuan II diskusi. Pelaksanaan kegiatannya sama dengan pada siklus I, perbedaannya pembelajaran pada siklus II merupakan hasil perbaikan dari refleksi siklus I.

d. Refleksi

Data hasil pengamatan dan evaluasi selanjutnya dianalisis secara diskriptif untuk melakukan refleksi. Refleksi tersebut dilakukan bersama- sama dengan observer untuk melihat kelemahan-kelemahan yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran dari siklus I untuk diperbaiki pada siklus II.

C. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

(8)

1333 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Dalam penelitian tindakan kelas ini, digunakan beberapa prosedur pengumpulan data agar memperoleh data yang objektif. Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain tes tertulis dan observasi.

1. Tes tertulis

Tes tertulis dibuat sesuai dengan Kurikulum 2013 dan meminta pertimbangan rekan sejawat agar memenuhi validitas isi. Tes tertulis diberikan setiap satu siklus selesai. Soal ulangan harian berbentuk pilihan ganda atau essay 2. Observasi

Observasi atau pengamatan terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh observer. Sasaran observasi atau pengamatan tersebut adalah seluruh aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran, baik itu sikap, motivasi dan perilaku peserta didik maupun sikap dan perilaku guru sebagai peneliti. Hal-hal yang menjadi aspek pengamatan dicatat oleh observer pada lembar observasi yang sudah disiapkan sebelumnya.

D. Metode Analisis Data

Data yang dianalisa adalah data-data yang diperoleh dari hasil tes tertulis dan lembar observasi. Selanjutnya, data dari masing-masing siklus dibuat dalam tabel sehingga akan terlihat secara keseluruhan.

Refleksi dilaksanakan setelah pembelajaran selesai pada setiap pertemuan, penelitian bersama observer dilaksanakan di ruang guru untuk membahas kekurangan dan kelebihan pada saat pembelajaran berlangsung.

E. Indikator Keberhasilan

a. Sebanyak > 90% peserta didik dapat memahami materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinahl di kelas X Tata Busana.

b. Ketuntasan belajar tercapai jika 85% peserta didik mendapat nilai > 80 c. Keaktifan siswa semakin meningkat dengan ≥ 90 %

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian di kelas X Tata Busana diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini

Siklus Rata- rata skor ulanagn Harian Skor Tertinggi Skor Terendah

I 53,3 % 80 20

II 90 % 100 60

(9)

1334 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Dari tabel siklus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa bisa mengatasi segala permasalahan dan kesulitan sehingga siswa dapat mengerti dan memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru. Pada saat pemberian evaluasi, siswa sudah menunjukan nilai yang lebih baik dari siklus sebelumnya, yaitu nilai paling rendah adalah 60 adalah nilai yang belum mencapai terget ketuntasan .Sehingga nilai 100 yang diperoleh memuaskan dan bisa dikatakan berhasil.Dari hasil data observasi bahwa penerapan metode jigsaw terbukti telah meningkatkan hasil belajar pendidikan agama Islam siswa SMKN 2 Kuala Kapuas.

Perbandingan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II

Dengan demikian, hipotesis tindakan diterima, artinya penggunaan pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw terhadap materi Meneladani Perjuangan Dakwah Rasulullah saw di Madinahl di kelas X Tata Busana dapat mengaktifkan belajar peserta didik kelas X Tata Busana pada SMKN 2 Kuala Kapuas tahun pelajaran 2022/2023.

Kondisi tersebut sangat sesuai dengan karakteristik peserta didik yang senang berkelompok dan bekerjasama. Artinya, dengan pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw ini, dapat memberikan kesempatan kepada kepada peserta didik untuk dapat melakukan kerjasama dengan anggota kelompoknya dalam menghadapi segala persoalan yang dihadapi. Dalam pembelajaran kooperatif strategi Jigsaw peserta didik didorong untuk lebih aktif dan setiap pembelajaran yang dilakukannya lebih bermakna.

Dari tabel di atas, persentase analisis hasil belajar siswa pada sisklus I dan II, dengan nilai rata-rata, persentase skor yang dicapai dan ketuntasan belajar siswa sebesar dengan tingkat keberhasilan yang artinya tinggi. Maka penelitian ini tidak diteruskan pada siklus selanjutnya.

KESIMPULAN

KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode jigsaw dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan materi Meneladani Perjuangan dakwah Rasulullah di Madinah pada kelas X Tata Busana SMKN 2 Kuala Kapuas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II. Adapun peningkatan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai siswa pada tiap siklus. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 56,77 dengan persentase 36,66 % dan pada siklus II nilai rata- rata nilai siswa meningkat menjadi 80,16 dengan persentase 90 %. Serta pada hasil observasi guru maupun siswa terlaksana dengan baik.

(10)

1335 Vol. 3, No. 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

DAFTAR PUSTAKA

Penelitian Tindakan Untuk Guru, Kepala Sekolah dan Pengawas, (Yogyakarta : Aditya Media, 2010).

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), Cet. VI.

Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis), (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), Cet. I.

Muhammad Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), h. 1.

Roestiyah NK, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, Cet k IV, 2001),h. 175.

Syaiful Sagala, Konsep dan makna Pembelajaran (Bandung:Alfabeta,2010) h.13 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputra : Gaung persada, 2008 ), hal 24

https://dakwahdigital.blogspot.com/2012/10/pengertian-belajar.html https://modelmodelpembelajaran.blogspot.com/2017/12/model-

pembelajaran- jigsaw.html

https://123dok.com/document/zke86vpz-implementasi-pembelajaran- kooperatif-

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan jadual merupakan bagian penting dari kegiatan belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu penting untuk bisa mendapatkan susunan jadual yang baik

Sehubungan dengan kegiatan E-Lelang Umum dengan Pasca Kualifikasi Pengadaan Jasa Pemborongan Pekerjaan Pengecatan Marka Jalan Tol Pada Ruas Jalan Tol Jakarta -

[r]

Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan.. sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang penulis teliti dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan Pembelajaran Aktivitas Gerak Dasar dapat meningkatkan

Naiknya tekanan darah ini kandungan kalium pada daging sapi lebih tinggi daripada daging kambing, dan kandungan natrium lebih tinggi pada daging kambing daripada

Berdasarkan Grafik pada gambar 4.5 dijelaskan bahwa hasil belajar matematika siswa pada kategori tinggi, dukungan sosial orang tuanya tinggi dengan rata-rata 91, siswa

Adapun faktor – faktor yang menyebabkan cacat antara lain adalah kurangnya penerangan pada ruang produksi dengan nilai RPN sebesar 750, kurangnya ventilasi udara