• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERAN GENDER DENGAN KONTROL DIRI PADA SISWI SMA DI PALOPO AINUL MUTIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RINGKASAN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PERAN GENDER DENGAN KONTROL DIRI PADA SISWI SMA DI PALOPO AINUL MUTIAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERAN GENDER DENGAN KONTROL DIRI PADA SISWI SMA DI PALOPO

AINUL MUTIAH HAMZAH 1271041014

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR MAKASSAR

2018

(2)

Ainul Mutiah Hamzah ( ainulm_hamzah@ y mai l . c o m)

Ahmad (a

h madraza k 71@ y ahoo . c o.id) Nurfitriany Fakhri ( fifif a k hr i @aol. c o m)

Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Jl. A. P. Pettarani, Makassar, 90222

ABSTRAK

Kontrol diri yang lemah menjadi salah satu faktor meningkatnya perilaku negatif dikalangan remaja, khususnya pelajar SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswi SMA di Palopo. Sampel dalam penelitian ini adalah 87 orang siswi di 10 SMA di Palopo.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur skala peran gender dan skala kontrol diri. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik korelasi point biserial dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows. Hasil uji hipotesis menujukkan nilai signifikansi sebesar 0,249, p < 0,05, artinya tidak ada hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswi SMA di Palopo. Penelitian ini menggambarkan bahwa kontrol diri tidak dipengaruhi oleh tipe peran gender yang dimiliki. Lingkungan sosial juga memiliki peran dalam kontrol diri yang dimiliki oleh siswi.

Kata kunci: Peran Gender, Kontrol Diri, Remaja

1

(3)
(4)

Perilaku negatif remaja tidak lepas dari lemahnya kontrol diri akan

keinginan untuk mendapat pengakuan tanpa melihat sisi moralnya.

Tangney, Baumeister, dan Boone (2004)

mengemukak an bahwa kontrol diri mampu

memberikan berbagai hasil positif dalam hidup.

individu dengan

kontrol diri yang tinggi memiliki hasil yang lebih

baik di

berbagai bidang.

Evans, Dillon, Goldin, dan Krueger (2011) mengemukak an bahwa kontrol diri penting bagi masyarakat karena

memungkinka n individu untuk

menghambat perilaku antisosial.

Kastutik dan

Setyowati (2014) mengemuka kan bahwa perilaku antisosial merupakan bentuk dari kenakalan remaja (juvenile delinquency ). Perilaku antisosial remaja tidak hanya terbatas pada

pelanggaran seperti membolos dan balapan liar, tetapi berkemban

g pada

perbuatan kriminal.

Ayuningt yas(2015) mengemuka kan

penelitian tentang perilaku kekerasan yang terjadi

di SMA

Santa Maria Yogyakarta yang terdiri dari murid homogen perempuan.

Perilaku kekerasan tersebut diwujudkan dalam bentuk mengancam

,

mengeluark an kata-kata kotor, menjambak dan

memukul.

Edwards dan Norcross (1980) mengemuk akan bahwa individu maskulin memiliki hubungan dengan perilaku kenakalan.

Siswa perempuan maskulin kerap menunjukk an perilaku agresif dengan melakukan perilaku nakal secara berulang sebagai komponen dalam kepribadian nya.

Bem (1974) memperken alkan pengemban gan

pengukuran peran gender yang

disebut The Bem Sex- Role

Inventory (BSRI). Hasil pengukuran BSRI

memungkinka n individu untuk

memiliki aspek yang tinggi dari maskulin dan feminin.

Aspek tersebut kemudian disebut androgini.

BSRI yang diperkenalkan oleh Sandra Bem menjadi salah satu bentuk

moderenisasi teori peran gender. BSRI menggolongk an seseorang sebagai

maskulin, feminin, dan androgini yang berfungsi sebagai pembeda karakteristik kepribadian maskulin dan feminin. Bem membagi tipe peran gender menjadi empat yaitu maskulin, feminin, androgini, dan tidak

teridentifikasi.

Holt dan Ellis

(5)

(1998)

mengemukakan bahwa peran gender dapat didefinisikan sebagai harapan perilaku yang sesuai untuk setiap jenis kelamin.

Definisi lain dari peran gender adalah harapan tentang

karakteristik kepribadian yang sesuai untuk setiap jenis kelamin.

Ganong dan Coleman (1987) mengemukakan bahwa kontrol

diri yang

berlebihan dapat menjadi suatu gangguan

sebagaimana individu dengan kontrol diri yang rendah. Individu yang sehat secara psikologis adalah individu yang mampu

menggambarkan keseimbangan kontrol diri yang aktif dan fleksibel. Individu tersebut memiliki fleksibilitas yang besar dalam menghadapi

peristiwa dan individu lain sehingga

menghasilkan keuntungan besar bagi dirinya.

Beberapa orang menunjukkan kontrol diri yang

pasif. Model kontrol diri ini serupa dengan streotipe peran gender

tradisional.

Peran gender tradisional terbagi atas dua tipe yaitu laki- laki

dikategorikan sebagai maskulin dan

perempuan

(6)
(7)

dikategorikan sebagai tipe feminin, tanpa androgini dan tidak

teridentifikasi.

Laki-laki diharapkan untuk memiliki strategi

kontrol diri yang aktif dan perempuan diharapkan untuk memiliki kontrol diri yang

fleksibel.

Penjelasan tentang

individu yang sehat turut mengembang kan model peran gender dengan

penambahan karakter yang memiliki kedua kemampuan kontrol diri yang disebut androgini.

Ganong dan Coleman (1987)

mengemukak an bahwa androgini merupakan konsepsi individu yang sehat secara psikologis, yang memiliki fleksibilitas

perilaku dan mampu menunjukk an baik karakter maskulin dan feminin tergantung pada situasi.

Hasil penelitian yang menunjukk an individu androgini lebih banyak dalam menggunak an kontrol diri

dibanding yang lain.

Individu androgini juga menunjukk an hasil yang

memuaskan mengenai tingkatan dalam menunjukk an kontrol diri yang aktif dan fleksibel.

Data dokumen yang diberikan oleh guru Bimbingan Konseling SMA X di Palopo, mengemuka kan bahwa

60 dari 362 siswa kelas XI melakukan pelanggara

n di

sekolah.

Sebanyak 30 orang melanggar dalam semester pertama yang dimulai dari bulan agustus hingga desember tahun 2015 dan

sebanyak 30 orang melanggar di semester kedua yang dimulai dari bulan januari hingga april tahun 2016.

Pelanggara

n yang

dilakukan beragam, diantaranya karena kehadiran, perkelahian ,

menggangg u proses belajar, nilai yang belum tuntas, hingga pemalsuan tanda tangan.

Berdasarkan keterangan yang ada dalam

dokumen, ditemukan alasan siswa melakukan pelanggaran disebabkan oleh kondisi di lingkungan rumah siswa dan ajakan dari beberapa temannya.

Berdasarkan berita yang disampaikan oleh

Zulfikarnain dalam situs news.okezone.

com(2017/01/

02)

melaporkan sembilan pemuda terlibat

jaringan sabu

di kota

Palopo. Tiga dari sembilan pemuda yang ditangkap merupakan pelajar SMA, dua orang pelajar laki- laki dan satu orang pelajar perempuan.

Pengambilan data awal dilakukan di salah satu SMA di Kota Palopo pada tanggal 13 September

(8)

2017 pada lima orang siswa perempuan. Tiga dari lima orang siswa perempuan menunjukkan kontrol diri yang dimiliki berada pada tingkatan sedang. Kontrol diri sedang yang dimiliki siswa menunjukkan adanya celah bagi

siswa untuk

melakukan

perilaku kenakalan baik di sekolah

maupun di

lingkungan rumah.

erdasarkan

penjelasan teoritis

yang telah

dikemukakan sebelumnya maka penulis

mengajukan

hipotesis bahwa terdapat hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswi SMA di Palopo.

MET ODE PENE LITIA N

Populasi dalam penelitian ini adalah

siswi SMA di Palopo. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi SMA di palopo yang melakukan perilaku kenakalan sebanyak 87 siswi.

Teknik penarikan

sampel yang digunakan adalah total sampling.

Sugiyono (2001) mengemukakan bahwa total sampling atau sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel dengan

(9)
(10)

memberikan kesempatan kepada semua anggota populasi untuk menjadi sampel.

Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa

SMA di

Palopo berjenis kelamin perempuan dan masuk dalam catatan guru

Bimbingan Konseling di sekolah.

subjek yang berasal dari

SMAN 1

sebanyak 21 subjek,

SMAN

2 sebanyak 10 subjek,

SMAN 3 sebanya 1 subjek,

SMAN 4

sebanyak 10 subjek, SMAN 5 sebanyak 10 subjek,

SMAN 6 sebanyak 5 subjek, MAN sebanyak 7 subjek, SMA PDS sebanyak 18 subjek, SMA

VETERAN RI sebanya 2 subjek, SMA MUHAMMA

DIYAH sebanyak 3 subjek.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran gender yang diukur dengan menggunak an skala yang

diadaptasi dari Bem Sex Role Inventory (BSRI).

Hasil skala akan

menunjukk

an tipe

peran gender yang dimiliki individu.

Peran gender terdiri atas empat tipe yaitu

maskulin, feminin, androgini, dan tidak teridentifika si. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kontrol diri yang diukur dengan menggunak an skala yang

disusun

dengan mengacu pada aspek kontrol diri yang

dikemukak an oleh Tangney, Baumeister, dan Boone.

Hasil skala akan

menunjukk an tinggi atau rendah kontrol diri yang

dimiliki individu.

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Skala kontrol diri dalam penelitian ini

divalidasi oleh empat orang expert judgment.

Rumus validasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

validitas isi Lawhe’s CVR.

Berdasarka n hasil SME yang

diperoleh yaitu 1 pada semua aitem dalam skala

(11)

kontrol diri, maka dapat

disimpulakan bahwa semua aitem dalam skala kontrol diri valid untuk digunakan.

Teknik yang digunakan untuk mengistemasi reliabilitas adalah menggunakan teknik formula Alpha Chronbach dengan

menggunakan SPSS 20.0 for windows. Bem (1974)

mengembangkan alat ukur peran gender dengan nama BSRI (Bem

Sex Role

Inventory). Hasil uji coba pada masing-masing aitem dalam BSRI menunjukkan

bahwa BSRI

sangat reliabel untuk digunakan.

Hasil tersebut menunjukkan nilai reliabilitas pada aitem maskulin sebesar 0,90, nilai reliabilitas pada aitem feminin sebesar 0,90, dan nilai reliabilitas pada aitem netra sebesar 0,89.

Penelitian dengan menggunakan

skala BSRI

sebelumnya telah dilakukan oleh Fakhri (2004).

Hasil penelitian

mengemukakan bahwa

reliabilitas aitem maskulin

sebesar 0,894, aitem feminin sebesar 0,883, dan aitem netral sebesar 0,868.

Berdasarkan hasil estimasi reliabilitas skala kontrol diri yang diuji cobakan pada 30 subjek dengan jumlah aitem skala 36 butir didapatkan nilai alpha cronbach

sebesar 0,776, sehingga skala tersebut dapat dikatakan

reliabel.

Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswa SMA di Palopo adalah dengan menggunakan teknik korelasi point biserial.

Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows.

(12)
(13)

Berdasarkan tabel diatas, nilai signifikansi pada uji hipotesis pada HASI

L DAN PEMB AHAS AN

Tabel 1.

Hasil uji

hipotesis korelasi po i n t bis e r i al

Va r i a b e l

p N Ko

nt ro l Di ri Peran Gend er0,249 87

korelasi antara variabel peran gender dengan kontrol diri adalah 0,249 (p >

0,05). Kriteria yang

digunakan dalam uji hipotesis adalah apabila nilai

signifikansi berada diatas

0,05 (p >

0,05) maka Ha ditolak.

Berdasarka n tabel diatas, nilai signifikansi menunjukk an (Ho) dalam penelitian ini

diterima, sehingga dapat disimpulka n bahwa tidak ada hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswi

SMA di

Palopo.

Tabel 2.

Pengkateg orian Peran

G e nd e r P e r an

G

e nd e r

J u m l ah Mas ku li n

16

F e m i n i n

15

A nd r ogi n i

29

T

i d a k

2

7 T

e r i d e n t i f i k a s i

Berdasar kan tabel diketahui bahwa dalam penelitian ini terdapat 16 subjek dengan tipe maskulin, 15 subjek dengan tipe feminin, 29 subjek dengan tipe androgini

dan 27

subjek dengan tipe tidak teridentrifi kasi.

Tabel 3.

Kategorisasi dan

interpretasi nilai kontrol diri

Interval Kategori Frekuensi Presentase

68 X

Tinggi 13 14,94%

47 ≤ x ≤ 68 Sedang 57 65,51% X ≤ 47 Rendah 17 19,54%

Jumlah 87 100 %

Kategorisas i pada tabel menujukkan bahwa kelompok tinggi

memiliki nilai diatas 68, kelompok sedang

memiliki nilai 47 hingga 68, dan kelompok rendah memilii nilai dibawah 47.

Hasil dari kategorisasi subjek

menunjukkan subjek dengan kontrol diri yang tinggi sebanyak 13 orang, subjek dengan

kategori yang sedang

(14)

sebanyak 57 orang, dan subjek dengan kategori yang rendah

sebanyak 17 orang.

Gambaran Deskriptif Peran Gender

Berdasarkan hasil analisis deskriptif peran gender pada siswi SMA, subjek terbagi dalam empat tipe peran gender.

Data tersebut diperoleh

berdasarkan skor penelitian subjek yang menunjukkan bahwa subjek

dengan tipe

maskulin sebanyak 16 orang (18,39%), subjek dengan tipe feminin sebanyak

15 orang

(17,24%), subjek

dengan tipe

androgini sebanyak 29 orang (33,33%), dan subjek dengan

tipe tidak

teridetifikasi

sebanyak 27 orang (31,03%). Basti dan Dewi (2005) mengemukakan bahwa individu tanpa membedakan jenis kelamin baik laki-laki ataupun perempuan, dapat dikategorikan dalam salah satu dari peran gender (maskulin, feminin, androgini, dan tidak teridentifikasi. Abu- Ali dan Reisen (1999)

mengemukakan

bahwa pengaruh budaya pada gender sangat kompleks.

Kelompok etnis dan budaya dapat

(15)
(16)

memengaruhi pengembanga n peran gender seseorang.

Paparan budaya lain dapat mengubah pandangan seseorang tentang norma-norma gender.

Gambaran Deskriptif Kontrol Diri

Berdasarka n hasil analisis deskriptif kontrol diri pada siswi SMA

menunjukkan bahwa kontrol diri siswi SMA berada dalam

kategori sedang. Data tersebut diperoleh berdasarkan skor

penelitian subjek yang menunjukkan bahwa subjek yang memiliki kontrol diri yang tinggi sebanyak 13 orang

(14,94%), subjek yang memiliki kontrol diri yang sedang sebanyak 57

orang (65,51%), dan subjek yang

memiliki kontrol diri yang rendah sebanyak 17 orang (19,54%).

Finkenauer, Engels dan Baumeister (2005) mengemuka kan bahwa kontrol diri anak

perempuan cenderung berada dalam kategori sedang hingga ke tinggi. Hal ini

menyebabk an remaja perempuan cenderung memiliki masalah emosional karena kontrol diri yang

dimiliki.

Perhitun gan data penelitian yang dilakukan dengan uji SPSS 20.0 mengemuka kan hasil aspek dengan nilai signifikansi

tertinggi yaitu aspek reliability.

Aspek dengan nilai

signifikansi tertinggi kedua yaitu aspek disiplin diri. Aspek dengan nilai

signifikansi tertinggi ketiga yaitu aspek kebiasaan sehat.

Aspek dengan nilai

signifikansi terendah ditempati dua aspek yaitu aspek deliberate/

nonimpulsi ve dan aspek etika kerja.

Hubungan Antara Peran Gender dengan

Kontrol Diri pada Siswi

SMA di

Palopo Hasil analisis kontrol diri pada siswi SMA

menunjukkan bahwa

Sebanyak 57 orang (65,51%) subjek

berada dalam kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa siswi yang

melakukan kenakalan memiliki kontrol diri yang sedang.

Hasil tersebut menolak hipotesis hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswi.

Uji hipotesis yang

dilakukan dengan menggunakan korelasi point biserial menunjukkan nilai koefisien korelasi

(17)

0,249 (p >0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara peran gender dengan kontrol diri pada siswi SMA di Palopo.

Hasil analisis data tersebut senada dengan hasil penelitan yang dilakukan oleh Storek dan Furham (2013) yang diikuti oleh 102 mahasiwa.

Storek dan

Furham

mengemukakan bahwa tidak ada hubungan yang ditemukan antara peran gender dan kontrol diri.

Penelitian tersebut menggunakan skala kontrol diri Tangney,

Baumeister dan Boone (2004) dan

skala BSRI

(1981).

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kontrol diri siswi dengan tipe maskulin terdiri dari 2 subjek dengan kategori rendah, 12 subjek dengan kategori sedang dan 2 orang subjek dengan kategori tinggi. Subjek menunjukkan antusiasme yang kurang dalam belajar seperti

partisipasi kehadiran kelas yang kurang dan nilai evaluasi belajar yang menurun. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kontrol diri siswi dengan tipe feminin terdiri dari satu subjek dengan kategori rendah, 12 subjek dengan kategori

(18)
(19)

sedang dan 2 orang subjek dengan

kategori tinggi. Subjek menunjukkan perilaku kurang disiplin dengan melanggar peraturan yang telah ditetapkan disekolah seperti melanggar aturan berpakaian disekolah dan sering

terlambat hadir di seklolah.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa kontrol diri siswi dengan tipe androgini terdiri dari 5 subjek dengan kategori rendah, 18 subjek dengan kategori sedang dan 6 orang subjek dengan

kategori tinggi. Subjek menunjukkan perilaku agresif dengan melakukan perkelahian dan

melakukan

bullying terhadap teman sekelasnya.

Hasil analisis data

menunjukka n bahwa kontrol diri siswi

dengan tipe tidak

teridentifika si terdiri dari 9 subjek dengan kategori rendah, 15 subjek dengan kategori sedang dan 3 orang subjek dengan kategori tinggi.

Subjek menunjukka n perilaku kurang disiplin dalam mengikuti pelajaran.

Subjek juga menunjukk an interaksi sosial yang dimiliki sehinnga subjek tidak memiliki teman yang banyak di kelas. Hasil analisis data dari

setiap tipe peran gender dengan kontrol diri yang

dimiliki siswi memperilih atkan bahwa peran gender tidak memiliki hubungan dengan kontrol diri.

Finkenau er, Engels dan

Baumeister (2005) mengemuk akan bahwa kontrol diri yang

rendah berkaitan dengan perilaku remaja yang

bermasalah, baik itu laki-laki maupun perempuan.

Kontrol diri yang

rendah tidak hanya memberika n pengaruh pada

masalah perilaku tetapi turut memengaru hi masalah emosional.

Pola ini menunjuk kan bahwa kontrol diri yang kurang membuat remaja rentan

(20)

terhadap masalah psikososial.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada guru BK sekolah menunjukkan subjek mengalami masalah dalam mengendalikan emosinya sehingga menyebabkan timbulnya perilaku agresif dari subjek tersebut seperti melakukan

perkelahian

dengan teman laki-laki dan bully terhadap teman sekelas. Perilaku agresif tidak hanya

ditunjukkan

dengan teman sekelas saja, tetapi subjek juga melakukan

perlawanan

terahadap guru dan orang tuanya.

Phythian, Keane dan Krull (2008)

mengemukakan bahwa kontol diri berkembang pada masa kanak-kanak dengan orang tua berperan penting sebagai perantara

anak untuk

bersosialisasi dengan

lingkungannya.

Remaja yang melihat orang tuanya tidak tetap dalam

menerapkan

kedisiplinan, mudah untuk mengeluh, melukai secara fisik ataupun mengancam untuk melakukan kekerasan atau secara umum lalai dalam melaksanakan tanggung jawab sebagai orang tua, cenderung untuk memiliki kontrol diri yang rendah dibanding dengan remaja yang memiliki orang tua yang disiplin dalam

kesehariannya.

Wawancara yang dilakukan kepada subjek menunjukkan bahwa subjek yang melakukan pelanggaran tidak tinggal bersama orang tua kandungnya (ayah & ibu).

Subjek tinggal dengan tante ataupun

neneknya yang disebabkan oleh masalah

keluarga (perceraian), salah satu orang tua meninggal, kondisi ekonomi keluarga dan tempat tinggal yang jauh dari sekolah.

Kurangnya interaksi dan

(21)
(22)

pengawasan langsung orang tua menyebabkan subjek merasa bebas dalam mengambil tindakan.

Bolos di kelas,

bullying terhadap teman, dan pergaulan bebas diluar lingkungan sekolah menjadi contoh

tindakan tidak terpuji dari perilaku bebas tersebut.

Witt (2000) mengemukak an bahwa orang tua memengaruhi identitas peran gender anak dengan berbagai cara.

Interaksi sehari-hari, bertindak sebagai role model, dan berperan dalam persetujuan atas tindakan dan perilaku sang anak.

Subjek dikategorikan sebagai feminin dan androgini

setelah mengisi skala peran gender, namun perilaku yang

ditunjukkan berbeda dengan hasil dari skala.

Walaupun orang tua subjek menerapkan aturan untuk membentuk kepribadian subjek, subjek memperliha tkan

perilaku lain dari yang

diharapkan orang tuanya.

Perilaku agresif yang menyebabk an

pertengkara n dengan orang tuanya dan bully

terhadap teman merupakan contoh tidak signifikann ya hasil dari skala dan perilaku yang

ditunjukkan

oleh subjek.

Baumeist er (2002) mengemuka kan bahwa terdapat tiga hal yang

menyebabk an

kegagalan kontrol diri.

Penyebab pertama yaitu standar.

Standar merujuk kepada tujuan, cita- cita,

norma ataupun pedoman lain yang menentukan respon yang diinginkan.

Jika seseorang tidak ingin berubah, maka pengaturan diri tidak diperlukan.

Penyebab kedua yaitu pengamatan .

Baumeister (2002) mengemuka kan bahwa kontrol diri merupakan proses mengamati.

Individu mengamati

perilaku yang menyebab kan seseorang sulit untuk

(23)

diri pada siswi SMA. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk menerapkan

kontrol diri.

Penyebab yang ketiga yaitu kapasitas untuk berubah. Kontrol diri ditentukan oleh sumber daya yang berjalan seperti kekuatan atau energi.

Penipisan pada sumber daya menghasilkan efektifitas kontrol diri menjadi berkurang.

KESIMP ULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah kontrol diri yang dimiliki siswi SMA di Palopo berada pada kategori sedang dengan jumlah sebesar 65,51%. Tidak ada hubungan antara peran gender dengan control diri pada siswi SMA di Palopo. Hasil analisis data yang dilakukan dengan uji hipotesis korelasi point biserial

menunjukkan koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,249 dengan taraf signifikansi 5% (p

< 0,05). Hasil

yang diperoleh yaitu

0,249>0,05, maka hipotesis ditolak.

Adapun saran yang dapat diberikan peneliti adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

informasi bagi masyarakat mengenai

gambaran peran gender dan kontol diri pada siswi SMA.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk menunjang penelitian selanjutnya mengenai

peran gender dan kontrol

menambahkan variabel

pendukung yang memengaruhi peran gender dan kontrol diri pada siswi SMA. Populasi yang

diperbanyak dan lokasi peneletian yang diperluas akan menambah variasi hasil penelitian.

(24)
(25)

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtya s, D. R.

(2015).

Perilaku bullying pelajar perempu an (Studi bentuk kekerasa

n di

SMA homogen Yogyaka rta).

(Diserta si tidak diterbitk an).Yog yakarta:

Universit as

Gadjah Mada.

Baumeister, R. F.

(2002).

Yielding to temptati on: Self- control failure, impulsiv e

purchasi ng, and consume r

behavior.

Journal of Consum er Researc h, 28 (4), 670- 676.

Bem, S.

L.

(1974 ). The meas ureme nt of psych ology andro gyny.

Journ al of Coun sultin g and Clini cal Psych ology , 42 (2), 155- 162.

Edwards , K.

J., &

Norcr oss, B. N.

(1980 ). A comp arison of two sex- role andro gyny meas ures in a study of sex- role identi

ty for incar cerate d delin quent and nond elinq uent femal es.

Sex Roles , 6 (6), 859- 87 Fakhri,

N. F.

(2004).

Gaya kepemi mpian transfor masiona l dan transaks ioal ditinjau dari peran gender pada pejabat di instansi kecamat an di Makassa r.

(Skripsi tidak diterbitk an).

Makassa r:

Universi tas Negeri Makasss

ar.

Finke nauer , C., Engel s, R.

C. M.

E.,

&

Ba u me ist er, R.

(2 00 5).

Pa re nti ng be ha vi ou r an d ad ole sc ent be ha vi ou ral an d em oti on al pr ob le ms : Th e

(26)

role of self- control.

Internati onal Journal of Behavio ral Develop ment, 29 (1), 58- 69.

Ganong, L. H.,

& Coleman, M. (1987).

Sex roles and

yielded/expr essed

self-

control. Sex Roles, 16 (7-8), 401- 4

0 8 .

Holt, C. L., &

Ellis, J. B.

(1998).

Assessing the current validity of the bem sex-role inventory.

Sex Roles, 39 (11/12), 929-941.

Kastutik., &

Setyowati, R.

N. (2014).

Perbedaan perilaku antisosial remaja ditinjau dari pola asuh orang tua di SMP Negeri 4 Bojonegoro.

Kajian Moral dan Kewargane garaan, 1 (2), 174- 1

8 9 .

Phythian, K.,

Keane, C.,

& Krull, C.

(2008).

Family structure and parental behavior:

Identifying the sources of

adolescent self- control.

Western Criminolog y Review, 9 (2), 73-87.

Storek, J., &

Furnham, A.

(2013).

Gender, g, gender identity concepts, and self- constructs as

predictors of the self- estimated IQ. The Journal of Genetic Psychology, 174 (6), 664-676.

Sugiyono.

(2001).

Metode penelitian administras i. Bandung:

Alfabeta.

Tangney, J. P., Baumeister, R.

F., &

Boone, A.

L. (2004).

High self‐

control predicts goodadjustme nt, less patholog y, better grades, and interpers onal success.

Journal of

Personal ity, 72 (2), 271- 324.

Witt, S. D.

(2000).

The influence of peers on

children’

s

socializat ion to gender roles.

Early Child Develop ment and Care, 162(1), 1- 7 .

(27)
(28)

Zulfikarnain. (2017, 01 Februari).

Parah! Siswa dan siswi di palopo terlibat jaringan bandar sabu.

Diakses dari

https://n e ws.ok e z on e . c o m /r ea d/20 17/01/31/340/1606131/ p a r a h - siswa - sisw i - d i - p a lop o - t e r lib a t - j a ring a n - b a n d a r - s a bu

.

.

(29)

PALOPO

Ainul Mutiah Hamzah ( ainulm_hamzah@ y mail. c o m)

Ahmad (a

h madraza k 71@ y ahoo . c o.id) Nurfitriany Fakhri ( fififa k hri@aol. c o m)

Fakultas Psikologi Universitas Negeri Makassar Jl. A. P. Pettarani, Makassar, 90222

ABSTRACT

A weak self-control becomes one of the factors why negative habits increase among adolescents, especially in senior high school schoolars. This research aims to figure out the relations between gender roles with self-control among female students in senior high school in Palopo. There are 87 female students in 10 senior high schools in Palopo as a sample for this research. Sampling technic which is used on this research is total sampling. Afterwards, quantitative methods are used as measurements in gender roles and self-control scale. Analytic method which is utilized on this research is point biserial in correlation technic by using SPSS 20.0 for windows. This hypothesis result shows a significant value at 0,249, p <0,05, meaning, there is no relation between gender role with self-control among the female student in Palopo.

Key words: Gender roles, self-control, adolescent.

1

(30)
(31)

Adolescen t negative behavior can

not be

separated from the weakness of self control

of the

desire to get recognition without seeing the moral side.

Tangney, Baumeister, and Boone (2004) suggest that self control is able to provide a variety of positive results in life.

individuals with high self-control have better results in various fields. Evans, Dillon, Goldin, and Krueger (2011) suggest that self control is important for society because it allows

individuals to inhibit antisocial behavior.

Kastutik and Setyowati (2014) suggest that antisocial behavior is a

form of

juvenile delinquenc y.

Antisocial behavior of

adolescent s is not only limited to violations such as truant and wild racing, but develops in criminal acts.

Ayunin gtyas (2015) suggested a study of violent behavior that

occurred at Santa Maria Yogyakart a High School consisting of

homogene ous female students.

Violent behavior is manifested in the form of

threatenin g, issuing obscenities , grabbing and

hitting.

Edwards and Norcross (1980) suggested that

masculine individual s have a relationshi p with delinquent behavior.

Masculine female students often show aggressive behavior by

repeatedly performin g naughty behavior

as a

componen t in their personalit y.

Bem (1974) introduced the

developme

nt of

gender role measurem ent called The Bem Sex- Role Inventory (BSRI).

The

results of BSRI measurem ents allow individual s to have high aspects of masculine and feminine.

This aspect is then called androgyny . BSRI

introduc ed by Sandra Bem is one

(32)

form of modernizing gender role theory. BSRI classifies a person as masculine, feminine, and androgynous, which functions as a differentiator of masculine and feminine

personality characteristics.

Bem divides the types of gender roles into four namely

masculine, feminine,

androgynous, and not identified.

Holt and Ellis (1998) suggest that gender roles can be defined as expectations of behavior that is appropriate for each sex. Another definition of gender roles is expectations about personality characteristics

that are

appropriate for each sex.

Ganong and Coleman (1987) suggest that excessive self control can be a disorder as individuals with low self control.

Psychologically healthy

individuals are individuals who are able to describe the balance of active and flexible self-

control. The individual has great flexibility in dealing with events and other

individuals resulting in great profits for him. Some people show passive self control. This model of self control is similar to the stereotype of traditional gender roles.

Traditional gender roles are divided into two types, namely men are categorized as masculine and women are categorized as feminine types, without

androgyny and not identified.

Men are

expected to have active self-control strategies and women are expected to have flexible self-control.

Explanation of healthy

individuals also develops

gender role models with the addition of characters who have both self- control abilities called

androgyny.

Ganong and Coleman (1987) suggest that androgyny is a

(33)
(34)

conception of

psychologica lly healthy individuals, who have behavioral flexibility and are able to show both masculine and feminine characters depending on the situation.

The results of the study showed that more

androgynous individuals used self control than others.

Androgynou s individuals also show satisfactory results

regarding the level of showing active and flexible self control.

Data from documents provided by X SMA High School Counseling Guidance teachers in Palopo revealed that 60 out of 362 class XI students committed violations at school. As many as 30 people

violated in the first semester starting from August to December 2015 and as many as 30 people violated in the second semester starting from January to April 2016. The violations committed varied, including attendance , fighting, disrupting the

learning process, grades which has not been completed, until signature forgery.

Based on the

informatio n in the document, it was found that the reasons for

students committin g

violations were caused by conditions in the student's home

environme nt and invitations from some of his friends.

Based on the news delivered by

Zulfikarna in on the news.okez one.com website (2017/01/0 2), nine youths were involved in the sabu network in Palopo city. Three of the nine young men arrested were high school students, two male students and one female student.

The initial data collection was

carried out in one of the high schools in Palopo City on September 13, 2017 on five female students.

Three of the five female

students showed that their self control was at a mod.

RE SE A R C H M ET H O DS

The

population in this study was high school

students in Palopo. The population in this study was high school

students in Palopo who committed misbehavior as many as 87 female students. The sampling technique used is total sampling.

Sugiyono (2001)

suggests that total

sampling or saturated sampling is a sampling technique by providing an opportunity

for all

members of the

population to

(35)

be sampled. The subjects in this study were female high school students in Palopo and included in the guidance counseling

teacher's notes at school. subjects from SMAN 1 as many as 21 subjects, SMAN 2 as many as 10 subjects, SMAN 3 as many as 1 subject, SMAN 4 as many as 10 subjects, SMAN 5 as many as 10 subjects, SMAN 6 as many as 5 subjects, MAN as many as 7 subjects, SMA PDS as many as 18 subjects , There were 2 subjects from RI VETERAN High School, 3 subjects

from SMA

MUHAMMADIY

AH. The

independent variables in this study were gender roles measured using a scale adapted from the Bem Sex Role Inventory

(BSRI). The results of the scale will indicate the type of gender role that the individual has.

Gender roles consist of four types, namely masculine,

feminine,

androgynous, and

not identified.

The dependent variable in this study is self control

which is

measured using

a scale

compiled with reference to aspects of self- control put forward by Tangney, Baumeister, and Boone.

(36)
(37)

The scale results will show the height or low self- control possessed by the

individual.

The validity test used in this study is content validity. The scale of self control in this study was

validated by four expert judgment.

The validation formula used in this study is the ratio

of the

validity of the contents of Lawhe's CVR. Based

on the

results of the SME

obtained 1 in all items on the self- control scale, it can be concluded that all items in the self- control scale are valid to use.

The technique used to systematize reliability is using the Alpha

Chronbach

formula technique using SPSS 20.0 for Windows.

Bem (1974) developed a measuring tool for gender roles under the name BSRI (Bem Sex Role Inventory).

The results of the trials on each

item in

BSRI show that BSRI is very reliable to use.

These results show the reliability value in the masculine item is 0.90, the

reliability value in the feminine item is 0.90, and the reliability value in the net item is 0.89.

Research using the BSRI scale was

previously carried out by Fakhri (2004). The results of the study revealed that the item reliability

was masculine at 0.894, feminine items of 0.883, and neutral items of 0.868.

Based on the results

of the

reliability estimation of the self- control scale that was tested

on 30

subjects

with a

number of 36-item scale items, the

Cronbach alpha value was 0.776, so that the scale could be said to be reliable.

Data analysis used to see the

relationship between gender roles and self control in high school students in Palopo is to use biserial point

correlation techniques.

Statistical calculations are

performed using SPSS 20.0 for Windows.

RESUL TS AND DISCU SSION

Ta b le 1 T e st the

h y poth e sis Va r ia b le

p N Se

lf

Co nt ro lGender Role0,249 87

Based on the table above, the significance value of the hypothesis test on the correlation between the gender role variable and self control is 0.249 (p>

0.05). The criteria used

in the

hypothesis test are if the significance value is above 0.05 (p>

0.05) then

(38)

Ha is rejected.

Based on the table above, the

significance value

indicates (Ho) in this study is accepted, so it can be concluded that there is no

relationship between gender roles

and self

control on high school students in Palopo.

Tabel 2.

Categorizing Gender

Rol e s

G e nd e r Ro l e To

t al

M as c u li n e 16

F e m i n i n e 15

A nd r ogi n y 29

Un

cat ego riz

ed 27

Based on the table it is known that in this study there were 16 masculine subjects, 15 feminine type subjects, 29

androgynous type subjects

and 27

unidentified types.

Tabel 3.

Categorizati

on and

interpretatio n of the value of self- control

Interval Category Frequency Percentage 68 ≤ X High 13 14,94%

47 ≤ x ≤ 68 Medium 57 65,51% X

≤ 47 Low 17 19,54%

Jumlah 87 100 %

(39)
(40)

The categorizatio n in the table shows that the high group has a value above

68, the

middle group has a value of 47 to 68, and the low group has a score below

47. The

results of the categorizatio n of subjects showed 13 people with high self-control, 57 subjects with

moderate categories people, and subjects with

a low

category of 17 people.

Descriptive Description of the Role of Gender

Based on the results of

descriptiv e

analysis of gender roles in high school students, the subject is divided into four types of gender roles.

The data were obtained based on the

subject's research score which showed that the masculine type subjects were 16 people (18.39%), feminine type subjects were 15 people (17.24%), androgyno us type subjects were 29 people (33.33% ), and 27 non- identified subjects (31.03%).

Basti and Dewi (2005) suggest that individuals without distinguish ing sexes either male or female can be

categorize d in one of the gender roles (masculine , feminine, androgyno us, and not

identified.

Abu-Ali

and Reisen (1999) suggest that influence culture in gender is very complex Ethnic and cultural groups can influence the

developme nt of one's gender role Exposure to other cultures can change one's view of gender norms.

Descriptiv e

Descriptio n of Self Control

Based on the results of the descriptive analysis of self- control on high school students, the self- control of high school students was in the moderate category.

The data was obtained based on the subject's research score which showed that

(41)

subjects who had high self control were 13 people (14.94%),

subjects who had moderate self control were 57 people (65.51%), and subjects who had self control the low is 17 people (19.54%).

Finkenauer,

Engels and

Baumeister

(2005) suggested that self-control of girls tended to be in the moderate to high category. This causes adolescent girls tend to have emotional

problems because of their self control.

Calculation of research data carried out by SPSS 20.0 test revealed the results of aspects with the highest significance value, namely the reliability aspect.

Aspect with the second highest significance is the aspect of self discipline. The third highest aspect of

significance is the aspect of healthy habits. Aspects with the lowest significance value are

occupied by two aspects, namely the deliberate

/ non- impulsive aspects and aspects of work ethics.

Relations Between Gender Role and Self Control in High School Students in Palopo

The results of the self- control analysis on high school students

showed that as many as 57 people

(65.51%) subjects were in the moderate category so it

could be

concluded that students who did delinquency had moderate self- control.

These results reject the hypothesis of the relationship between

gender roles and self- control of female

students.

Hypothesis testing carried

out using

biserial point correlation

shows a

correlation coefficient of 0.249 (p>

0.05) so that it

can be

concluded that

there is no relationship between gender roles and self control in high school students in Palopo.

(42)
(43)

The results of the data analysis are in line with the results of the research conducted by Storek and Furham (2013) which were participated by

102 students.

Storek and Furham suggested

that no

relationship was found between gender roles and self control. The study used the self- control scale of Tangney, Baumeister and Boone (2004) and BSRI scale (1981).

The results of data analysis showed that female students with masculine type self control consisted of 2 subjects with low categories, 12 subjects with

moderate categories

and 2

subjects with high

categories.

Subjects showed less

enthusiasm in learning such as poor class attendance and

decreased learning evaluation values.

The results of data analysis showed that female students' self control with feminine type consisted of one subject with a low category, 12 subjects with a moderate category and 2 subjects with a high category.

Subjects show less disciplined behavior by breaking the rules that have been set at school such as violating the dress code in school and

often being late in school.

The results of data analysis showed that self- control of students with androgyno us types consisted of

5 subjects with low categories, 18

subjects with moderate categories

and 6

subjects with high categories.

The subject showed aggressive behavior by fighting and bullying his

classmates

. The

results of data analysis showed that female students' self- control with an unidentifie d type consisted

of 9

subjects with a low category , 15 subjects with a moderat e

category and 3 subjects with a high category .

Subjects

(44)

showed less disciplined

behavior in

attending lessons.

The subject also shows that social interaction is owned so that the subject does not have many friends in the class. The results of data analysis of each type of gender role with self-control of students show that gender roles do not have a relationship with self- control.

Finkenauer, Engels and Baumeister

(2005) suggest that low self control is related to the behavior of adolescents who have problems, both men and women. Low self control not only influences

behavioral

problems but also influences

emotional

problems. This pattern shows that less self-control makes teenagers vulnerable against psychosocial problems. Based on interviews conducted with

school BK

teachers, the subject had problems

controlling his emotions, causing aggressive

behavior from the subject, such as fighting with male friends and bullying against classmates.

Aggressive behavior is not only indicated by classmates, but also the subject of resistance to the teacher and his parents.

Phythian, Keane and Krull (2008) suggest that

dick self

develops in childhood with parents playing an important

role as

intermediaries for children to socialize with their

environment.

Adolescents who see their parents are not

fixed in

implementing discipline, are

easy to

complain, physically hurt or threaten to commit

violence or generally neglect in carrying out their

responsibilities as parents, tend to have low self-control compared to teens who have parents

who discipline in their daily lives.

(45)
(46)

Interviews conducted to the subject indicated that the subject who

committed the violation did not live

with his

biological parents (father &

mother). The subject lives with aunt or grandmother caused by family

problems (divorce), one of the parents dies, the family's economic condition and a place to live far from school.

The lack of direct

interaction and

supervision of parents causes the subject to feel free to take action.

Bolos in class,

bullying against friends, and promiscuity outside of the school environment are examples

of non-

commendabl e acts of free behavior.

Witt

(2000) suggested that parents influence children's gender role identities in various ways.

Daily interaction s, act as role

models, and play a role in approval of the actions and behavior of the child.

Subjects are

categorize

d as

feminine and

androgyno us after filling the gender role scale, but the behavior shown is different from the results of the scale.

Although the subject's parents apply rules to form the personality of the subject, the subject shows

other behaviors than his parents expected.

Aggressiv e behavior that causes quarrels with parents and bullying friends is an

example of the insignifica nce of the scale and behavior shown by the

subject.

Baumei ster (2002) suggests that there are three things that cause failure of self

control.

The first cause is the

standard.

Standards refer to other goals, ideals, norms or guidelines that determine the desired response.

If

someone does not want to change,

then self- regulatio n is not needed.

The second cause is observat ion.

Baumeis ter (2002)

(47)

suggests that self control is a

process of

observing.

Individuals

observe behaviors that make it difficult for

someone to

implement self- control. The third cause is the

capacity to

change. Self

control is

determined by resources that run like strength or energy.

Depletion of resources results in reduced self- control

effectiveness.

CO NC LU SI ON AN D SU GG ES TI ON

The

conclusions of this study are self-control possessed by high school students in Palopo in the medium category with an amount of 65.51%. There is no relationship between gender roles and self- control of high school students in Palopo. The results of data

analysis

performed with biserial point correlation hypothesis test showed that the correlation coefficient produced was 0.249 with a significance level of 5% (p

<0.05). The results

obtained are 0.249> 0.05,

then the

hypothesis is rejected.

The

suggestion that can be given by the researcher is that this research is expected to be a source of information for the community regarding the description of gender and dick roles for high school students.

This research is expected to be a reference to support further research

regarding the role of gender and self-control in high school students. The next researcher is expected to add supporting variables that influence the role of gender and self control in high school students.

Populations that

are reproduced and expanded research

locations will add variety to the results of the study.

(48)
(49)

REFEREN CE

Ayuningty as, D.

R.

(2015).

Perilaku bullyin g pelajar peremp uan (Studi bentuk kekeras an di SMA homoge n Yogyak arta).

(Disert asi tidak diterbit kan).Yo gyakart a:

Univers itas Gadjah Mada.

Baumeiste r, R. F.

(2002).

Yieldin g to temptati on:

Self- control failure, impulsi ve purchas ing, and consum er behavio r.

Journal of Consu mer

Rese arch , 28 (4), 670- 676.

Bem, S.

L.

(197 4).

The meas urem ent of psyc holo gy andr ogyn y.

Jour nal of Cou nsult ing and Clin ical Psyc holo gy, 42 (2), 155- 162.

Edward s, K.

J., &

Norc ross, B.

N.

(198 0).

A com paris on of two sex- role

andr ogy ny mea sure s in a stud y of sex- role iden tity for inca rcer ated deli nqu ent and non deli nqu ent fem ales.

Sex Role s, 6 (6), 859- 87 Fakhri

, N.

F.

(20 04).

Gay a kep emi mpi an tran sfor mas ion al dan tran sak sioa l

d it i n j a u d a r i p e r a n g e n d e r p a d a p e j a b a t d i i n s t a n s i k e c a m a t a n d i

(50)

Makass ar.

(Skrips i tidak diterbit kan).

Makass ar:

Univer sitas Negeri Makass sar.

Finkenaue r, C., Engels, R.

C. M.

E., &

Baumei ster, R.

(2005).

Parenti ng behavi our and adolesc ent behavi oural and emotio nal proble ms:

The role of self- control.

Interna tional Journa l of Behavi oral Develo pment, 29 (1), 58-69.

Ganong, L.

H., &

Coleman, M. (1987).

Sex roles and

yielded/exp ressed self- control.

Sex

Roles, 16 (7-8), 4 0 1 - 4 0 8 .

Holt, C. L., &

Ellis, J. B.

(1998).

Assessing the current validity of the bem sex-role inventory.

Sex Roles, 39 (11/12), 929-941.

Kastutik., &

Setyowati,

R. N.

(2014).

Perbedaan perilaku antisosial remaja ditinjau dari pola asuh orang tua di SMP Negeri 4 Bojonegoro . Kajian Moral dan Kewargane garaan, 1 (2), 174- 189.

Phythian, K.,

Keane, C.,

& Krull, C. (2008).

Family structure and parental behavior:

Identifying the sources of

adolescent self- control.

Western Criminolo gy Review, 9 (2), 73- 87.

Storek, J., &

Furnham, A.

(2013).

Gender, g, gender identity concepts, and self- constructs as

predictors of the self-

estimated IQ. The Journal of Genetic Psycholog y, 174 (6), 664-676.

Sugiyono.

(2001).

Metode penelitian administra si.

Bandung:

Alfabeta.

Tangney, J.

P.,

Baumeister, R. F.,

& Boone, A. L.

(2004).

High self‐

control predicts good adjustm ent,less patholog y, better grades, and interpers onal success.

Journal of Persona lity, 72 (2), 271- 324.

Witt, S.

D.

(2000).

The influenc e of peers on children

’s socializa tion to gender roles.

Early Child Develop ment and Care, 162(1), 1-7.

Zulfikarnain . (2017, 01 Februari).

Parah!

Siswa dan siswi di palopo

(51)

terlibat jaringan bandar

(52)
(53)

sabu.

Diakse s dari https://

n e ws.o k e z on e . c om/ re a d/2 017/01 /31/34 0/1606 131 / p a ra h -

siswa - sisw i - di - p a lopo - t er lib a t - j ar ing a n - b a n d ar- s a bu

Referensi

Dokumen terkait

11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar, serta Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang.Masalah yang ada di Jawa Tengah adalah masih

Lebih lanjut, data hambatan arus listrik lendir vagina pada kelompok injeksi ganda lebih rendah dibandingkan dengan injeksi tunggal (187.77 ; 192.14), dengan pola

Penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul pengaruh kedisiplinan, kemampuan komunikasi interpersonal dan kecerdasan emosional terhadap kesiapan kerja

This research is aimed to analyze the socio-economic characteristics and communication behavior of the farmers toward source of information preference and to analyze

merupakan salah satu komoditas pangan penting yang perlu dikonsumsi manusia dalam rangka memenuhi pola makan yang seimbang. Kabupaten Karo berada pada dataran tinggi maka

Tujuan : Untuk mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada kasus ikterus neonatorum patologis di PICU/NICU RSUD Sukoharjo secara komprehensif.. Metode :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN BAGIAN KEUANGAN RUMAH SAKIT BAPTIS BATU.. KEDUA : Kebijakan pelayanan Bagian Keuangan

Hendrarti dengan penelitiannya yang berjudul Kesehatan Reproduksi Perempuan Dalam Media Cetak (2007), Ia memaparkan bahwa terdapat beberapa kejanggalan,