• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN MEMBACA ANAK USIA DINI :Studi Kuasi Eksperimen di TK PGRI Sejahtera I Majalengka.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DAN MEMBACA ANAK USIA DINI :Studi Kuasi Eksperimen di TK PGRI Sejahtera I Majalengka."

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

v

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Balakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 8

1.3Tujuan Penelitian ... 9

1.4Manfaat Penelitian ... 10

1.5Asumsi ... 11

1.6Hipotesis ... 12

1.7Metode Penelitian ... 12

1.8Lokasi, Populasi dan Sampel ... 13

BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar (Flashcard) ... 14

2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 14

2.1.2 Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran ... 16

2.1.3 Jenis dan Kriteria Memilih Media Pembelajaran ... 22

2.1.4 Pembuatan Media Kartu Kata Bergambar (Flashcard) ... 23

2.1.5 Pengaruh Penggunaan Media Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dan Membaca Anak ... 26

2.2 Media Flashcard 2.2.1 Pengertian Media Flashcard ... 27

2.2.2 Bentuk Flashcard ... 28

2.2.3 Kegunaan Flashcard ... 28

2.2.4 Flashcard sebagai Media Pembelajaran ... 30

2.3 Keterampilan Berbicara ... 31

2.3.1 Pengertian Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini ... 31

(2)

vi

2.3.4 Fungsi Berbicara Bagi Anak ... 35

2.3.5 Kriteria Anak Mampu Berbicara ... 37

2.3.6 Kemampuan Berbicara Awal Anak Usia Dini ... 39

2.3.7 Metode dan Tujuan Pengembangan Bicara Anak ... 42

2.3.8 Pola Belajar Bicara ... 43

2.3.9 Tugas Utama Dalam Belajar Berbicara ... 43

2.4 Keterampilan Membaca ... 44

2.4.1 Pengertian Membaca ... 44

2.4.2 Tujuan Membaca ... 48

2.4.3 Manfaat Membaca ... 50

2.4.4 Kemampuan Membaca Dini Anak ... 51

2.4.5 Materi Yang Diajarkan Dalam Membaca Dini Untuk Anak ... 54

2.4.6 Kriteria Anak Mampu Membaca ... 55

2.4.7 Proses Membaca Dini ... 56

2.4.8 Aspek-aspek Membaca ... 58

2.4.9 Pentingnya Kemampuan Membaca ... 60

2.4.10Tahapan Perkembangan Kemampuan Membaca pada Anak ... 60

2.4.11 Faktor yang Menentukan Keberhasilan Membaca Dini ... 62

2.4.12 Indikator Tes Keteramppilan Berbicara ... 66

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 67

3.2 Definisi Operasional ... 70

3.3 Pengembangan Alat Pengumpul Data ... 73

3.4 Penentuan Sampel ... 76

3.5 Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar ... 85

4.2 Hasil Penelitian ... 91

(3)

vii

Berbicara ... 91

4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 93

4.2.1.3 Pengujian Hipotesis ... 93

4.2.2 Data Penelitian Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 94

4.2.2.1 Data Hasil Pretes Pembelajaran ... 94

4.2.2.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 95

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis ... 96

4.2.2.4 Data Hasil Postes Keterampilan berbicara ... 96

4.2.2.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 98

4.2.2.6 Pengujian Hipotesis ... 98

4.2.3 Data Hasil Pembelajaran Membaca pada Kelas Kontrol ... 99

4.2.3.1 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca ... 99

4.2.3.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 100

4.2.3.3 Pengujian Hipotesisi ... 101

4.2.3.4 Data Hasil Postes Keterampilan Membaca ... 103

4.2.3.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 104

4.2.3.6 Pengujian Hipotesis ... 105

4.2.4 Data Penelitian pada Kelas Eksperimen ... 105

4.2.4.1 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca ... 105

4.2.4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 106

4.2.4.3 Analisis Data Hasil Penelitian ... 107

4.2.4.4 Data Hasil Postes Pembelajaran Keterampilan Membaca ... 108

4.2.4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 109

4.2.4.6 Pengujian Hipotesis ... 110

4.3 Analisis Deskripsi terhadap Hasil Pembelajaran Berbicara dan Membaca ... 111

4.3.1 Analisis Deskripsi Hasil Pembelajaran Berbicara dan Membaca pada Kelas Kontrol ... 112

(4)

viii

4.3.4 Analisis Deskripsi Hasil Pembelajaran Berbicara dan Membaca

pada Kelas Eksperimen ... 119

4.3.5 Analisis Deskripsi Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 120

4.3.6 Analisis Deskripsi Keterampilan Membaca pada Kelas Eksperiman ... 124

4.4 Kesulitan Yang Dihadapi Guru dalam Menggunakan Kartu Kata Bergambarr pada saat Proses Pembelajaran ... 128

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 129

4.5.1 Deskripsi Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Flashcards) ... 129

4.5.2 Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini ... 132

4.5.3 Media Kartu Kata Bergambar (flash card) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak Usia Dini ... 134

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 137

5.2 Rekomendasi ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140

LAMPIRAN-LAMPIRAN A. DATA HASIL PENELITIAN ... 143

B. ALAT PENGUMPUL DATA ... 219

C. DATA PENELITIAN ... 238

(5)

ix

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 70

3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ... 74

4.1 Data Hasil Pretes Keterampilan Berbicara pada Kelas Kontrol ... 92

4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 93

4.3 Data Hasil Pretes Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 94

4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 96

4.5 Data Hasil Postes Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 97

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 98

4.7 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca pada Kelas Kontrol ... 99

4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 101

4.9 Data Hasil Postes Keterampilan Membaca pada Kelas Kontrol ... 103

4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 104

4.11 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca pada Kelas Eksperimen ... 105

4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 107

4.13 Data Hasil Postes Keterampilan Membaca pada Kelas Eksperimen ... 108

4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 109

4.15 Data Kualitatif Keterampilan Berbicara dan Membaca pada Kelas Kontrol ... 112

(6)

x

Lampiran Halaman

Analisis Data Hasil Penelitian ... 143

Lembar Observasi yang Telah Dijudmend Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar ... 219

Lembar Tes yang Telah Dijudmend Keterampilan Berbicara (Y1) ... 221

Lembar Observasi Variabel Keterampilan Membaca (Y2) ... 223

Satuan Kegiatan Mingguan ... 224

Satuan Kegiatan Harian ... 225

Dokumentasi Photo Penelitian ... 235

Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 238

Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 239

Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 240

Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 241

Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Membaca Kelas Kontrol ... 242

Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 243

Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 244

Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 245

Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2) ... 246

Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan/Penelitian ... 248

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari TK PGRI Sejahtera I Majalengka ... 249

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang

berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya. Secara khusus, anak pada usia

ini mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk mengetahui diri dan

lingkungannya. Usia 5 sampai 6 tahun sering disebut sebagai usia berkelompok.

Perkembangan sosialnya ditandai dengan mulai tingginya minat anak terhadap

aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat dan harapan

diterima sebagai anggota dari suatu kelompok. Anak usia ini tidak akan merasa

puas kalau hanya bermain di rumah atau dengan saudara-saudaranya saja yang ada

di lingkungan rumahnya. Walaupun dengan pergaulannya kadang terjadi

pertengkaran-pertengkaran kecil karena keegoisan yang masih melekat. Kualitas

dari anak usia ini untuk memahami pembicaran dan padangan orang lain semakin

meningkat, sehingga keterampilan komunikasinya juga meningkat. Penguasaan

keterampilan komunikasi yang optimal dari anak, dapat menimbulkan rasa senang

untuk bergaul dan berhubungan dengan orang lain.

Bahasa merupakan media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi

dengan orang lain. Kegiatan berkomunikasi pada prinsipnya adalah menuangkan

ide, gagasan, pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk lambang atau

(8)

faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa juga merupakan

anugrah dari Allah Subhanahu Wataala. Melalui bahasa manusia dapat mengenal

atau memahami dirinya, sebagai makhluk yang sempurna dan dapat bergaul dalam

pergaulan yang kompleks.

Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa melepaskan diri dari

bahasa. Manusia menggunakan bahasa untuk bergaul dengan sesama manusia di

muka bumi. Manusia tidak hanya berpikir dengan otaknya, tetapi juga dituntut

untuk menyampaikan dan mengungkapkan pikirannya dengan bahasa. Suhartono

(2005:17) menyatakan bahwa, “Peranan bahasa yaitu: (a) sebagai sarana utama

untuk berpikir dan bernalar, (b) alat penerus pengembangan kebudayaan, dan (c)

mempersatukan anggota masyarakat. Peranan bahasa bagi anak yaitu sebagai

sarana untuk berpikir, sarana untuk mendengarkan, dan sarana untuk berbicara”.

Anak-anak yang cerdas dalam bahasa menyukai kegiatan bermain yang

memfasilitasi kebutuhan mereka untuk berbicara, bernegosiasi, dan juga

mengekspresikan perasaan dan pikiran dalam bentuk kata-kata. Pengembangan

keterampilan berbicara pada anak usia dini merupakan dasar terbentuknya

komunikasi. Oleh sebab itu, sebagai pendidik anak usia dini haruslah menguasai

dan memahami masa-masa perkembangan berbicara anak, bagaimana guru dapat

memberikan pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berbicara dan

mengembangkan keterampilan menyenangkan dan menggunakan media-media

yang tepat. Banyak ditemui anak yang malu berbicara atau mengungkapkan

perasaan dihadapan guru walaupun menurut pendapat orang tuannya anak tersebut

(9)

untuk dapat mengembangkan keterampilan berbicara pada anak. Dengan kata lain,

guru harus lebih serius dalam memotivasi keberanian anak dalam berbicara.

Peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan terorganisir

dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi

pokok. Jadi standar materi membaca dan menulis permulaan yang dilakukan

dengan menggunakan media kartu kata bergambar ini berdasarkan pada materi

yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi membaca dan menulis

permulaan pada anak usia dini 4-6 tahun RA/TK adalah, “Anak mampu

mendengarkan dan berkomunikasi. Secara lisan, memiliki perbendaharaan kata

dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca

dan menulis” (Depdiknas, 2004). Standar kompetensi tersebut dispesifikasikan

pada kompetensi dasar dalam bentuk membaca dan menulis permulaan dengan

media kartu suku kata.

Yusuf dan Juntika (Mubyar, 2008:74) mengemukakan bahwa,

Bahasa merupakan kecerdasan manusia pertama yang sangat diperlukan untuk bermasyarakat, baik dalam bentuk berbicara, membaca dan menulis. Berbicara memungkinkan seseorang untuk memberi nama objek yang terlihat. Membaca membuat seseorang mengenal objek, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, sedangkan menulis dapat membuat komunikasi dengan seseorang tanpa harus saling bertemu.

Selanjutnya Gardner (Musfiroh, 2004:64) lebih spesifik lagi menjelaskan

bahwa,

(10)

Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: “(1)

keterampilan menyimak (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking

skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), (4) keterampilan menulis

(writing skills)” (Tarigan, 2008:1). Linguis mengemukakan bahwa, “Speaking is

language”. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada

kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada

masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Perlu kita ketahui

bahwa keterlambatan dari suatu keterampilan berbahasa akan menghambat pada

keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian terlebih dahulu telah memperlihatkan adanya

hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan

membaca. Kemampuan-kemampuan umur berbicara turut melengkapi latar

belakang pengalaman-pengalaman yang menguntungkan. Artinya,

keterampilan-keterampilan tersebut dapat memotivasi anak untuk mau dan mampu membaca

lebih awal.

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,

gagasan dan perasaan. Sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan

sosialnya. Sedangkan keterampilan membaca merupakan bentuk kelanjutan dari

keterampilan berbicara. Keterampilan membaca yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah membaca bentuk vocal dan konsonan yang merupakan

(11)

Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak lepas dari

penggunaan media pembelajaran, tanpa menggunakan media proses belajar

mengajar bisa saja menjadi kurang bermakna atau kabur maknanya. Guru dituntut

untuk dapat menggunakan alat yang murah, sederhana dan efisien.Guru selain

harus mampu menggunakan media yang tersedia juga dituntut untuk dapat

mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan

digunakan apabila media tersebut belum tersedia.

“Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar

demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di

sekolah pada khususnya” (Arsyad, 2007:2). Lebih lanjut Gerlach dan Ely (Arsyad,

2007:3) mengemukakan bahwa, “Media apabila dipahami secara garis besar

adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat

siswa mampu memproses pengetahuan, keterampilan atau sikap”.

Bedasarkan hasil survey pendahuluan, hasil wawancara dengan guru

bahwa selama ini untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan membaca

anak masih menggunakan media seadanya. Mereka sering menggunakan buku

cerita bergambar, story reading, buku-buku, dan benda-benda alami sehingga

dirasakan biasa-biasa saja dalam upaya mengembangkan keterampilan berbicara

dan membaca bagi anak usia dini.

Dalam kaitannya dengan keterampilan berbicara diharapkan anak

mempunyai keterampilan yang pesat dan cepat, anak masih kesulitan dalam

mengungkapkan perasaan, menjawab pertanyaan mengembangkan kosa kata

(12)

mengungkapkan keinginan dengan mendorong-dorong tubuh orang tua,

menarik-narik baju orang tuanya dan kadang hanya menangis kalau tidak bisa

diungkapkan. Kaitannya dengan membaca, selama ini anak masih dijejali orang

tua dan guru cara belajar mengeja huruf satu per satu sehingga hanya hafal

sementara atau ‘apal cangkem’ (bahasa Sunda) dan itu efeknya sangat buruk bagi

segi psikis anak, di situ ada unsur pemaksaan.

Guru dalam kapasitas di atas tidak melaksanakan pembelajaran yang

seharusnya dilaksanakan yaitu pembelajaran yang aktif inovatif kreatif dan

menyenangkan (PAIKEM) malah terjadi pemerkosaan dan pemaksaan. Harus ada

solusi untuk mengembangkan anak menjadi seorang yang pandai berbicara. Lebih

jauh lagi memotivasi anak kelak di kemudian hari menjadi seorang orator yang

handal atau seorang argumentator yang memiliki kemampua handal. Hal ini

tentunya harus dilakukan sedini mungkin, karena anak akan cepat menerima

informasi dan mendapat pengetahuan yang baru dengan keterampilan membaca.

Dalam sistem inilah anak atau guru bisa saling bertukar pendapat, gagasan,

perasaan dan keinginan, dengan ketentuan lambang-lambang yang disebut

kata-kata. Sistem inilah yang memberikan keefektifan bagi individu dalam mendirikan

hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Tidak perlu

diragukan lagi bahwa ujaran hanyalah merupakan ekspresi dan gagasan-gagasan

pribadi seseorang yang menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah,

memberi dan menerima.

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut perlu penanganan sedini

(13)

membacanya dalam rangka peningkatan kemampuan dalam mengungkapkan

gagasan, ide, dan pemikiran-pemikiran kreatif di kemudian hari setelah mereka

dewasa. Guru jangan sampai hanya sebagai mediator tunggal dan melakukan

pembelajaran yang kurang kreatif dalam menggunakan media untuk lebih

menghubungkan potensi anak dalam hal kemampuan berbicara dan keterampilan

membaca serta berbagai aspek perkembangan lainnya.

Ada berbagai macam media yang dapat digunakan untuk mengembangkan

aspek perkembangan keterampilan berbicara dan membaca antara lain buku cerita,

kartu angka, kartu huruf, gambar, buku-buku dan lain-lain. Dalam penelitian ini

penulis akan menggunakan media kartu kata bergambar pada proses pembelajaran

membaca dan berbicara. Berdasarkan pengamatan penulis hal ini memang jarang

sekali dan tidak pernah digunakan guru karena memang memerlukan keterampilan

guru dalam membuatnya. Selain dari itu, sangat diperlukan keinginan yang besar

dari guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sambil bermain

kartu kata bergambar.

Media kartu kata bergambar adalah termasuk media berbaris visual (image

atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.

Media visual dapat memperlancar pemakaian dan memperkuat ingatan. Visual

juga dapat menumbuhkan minat anak dan dapat memberikan hubungan antara isi

materi pelajaran dengan dunia nyata. Visual digunakan untuk menambah

informasi seseorang (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana

(14)

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat

permasalahan-permasalahan dan fenomena yang terjadi di Taman Kanak-kanak

maka penulis akan melakukan pengkajian tentang pembelajaran anak dengan

karakteristik dan kebutuhan anak usia dini sebagai prasyarat terbentuknya

keterampilan berbicara dan keterampilan membaca anak. Oleh sebab itu, penulis

mengajukan judul penelitian tentang “Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar

untuk Meningkatan Keterampilan Berbicara dan Membaca Anak Usia Dini (Studi

Eksperimen Kuasi di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, menunjukkan perlu adanya

upaya memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan

berbicara dan membaca anak. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah

penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat

meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini di TK PGRI

Sejahtera 1 Majalengka ?”.

Rumusan masalah tersebut secara rinci dapat dijabarkan ke dalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut.

1. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca

yang menggunakan media kartu kata bergambar dengan yang tidak

menggunakan media kartu kata bergambar pada anak TK PGRI Sejahtera 1

(15)

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara anak TK

yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu

kata bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di

TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca anak TK

yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu

kata bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di

TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca

yang menggunakan media kartu kata bergambar dengan yang tidak

menggunakan media kartu kata bergambar pada anak TK PGRI Sejahtera 1

Majalengka.

2. Mendeskripsikan perbedaan keterampilan berbicara anak TK yang

melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata

bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di TK

PGRI Sejahtera 1 Majalengka.

3. Mendeskripsikan perbedaan keterampilan membaca anak TK yang

(16)

bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di TK

PGRI Sejahtera 1 Majalengka.

1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khazanah ilmu

pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu pendidikan anak mengenai

penggunaan media untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca

anak usia dini.

2) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini berguna bagi :

a. Anak

1) Dengan penggunaan media kartu kata bergambar pada

pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca maka dapat

meningkatkan keaktifan anak ketika proses pembelajaran

berlangsung.

2) Penggunaan media kartu kata bergambar mempermudah anak

untuk belajar seraya bermain sehingga dapat meningkatkan

keterampilan berbicara dan membaca.

b. Guru

1) Penggunaan media kartu kata bergambar dapat dijadikan sebagai

media alternative untuk pembelajaran berbicara dan membaca pada

(17)

2) Penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan

kompetensi guru dengan membuat beberapa alternative alat

evaluasi untuk mengukur keberhasilan anak dalam meningkatkan

keterampilan berbicara dan membaca.

c. Lembaga

Penelitian tentang penggunaan media kartu kata bergambar untuk

meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini

dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran di TK PGRI Sejahtera I khususnya dan lembaga lain

umumnya yang membutuhkan hasil penelitian ini.

1.5 Asumsi

Beberapa dasar pijakan pemikiran yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bahasa merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia bisa bergaul

dengan sesamanya di muka bumi ini. Manusia dituntut untuk menyampaikan

dan mengungkapkan pikirannya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh

orang lain, dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 3-4 dinyatakan bahwa

“Dia menciptakan manusia mengajarkannya pandai berbicara”.

2. “Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa”

(Tarigan, 2008:1).

3. “Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian ide atau

(18)

sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain” (Tarigan,

1981:15).

4. “Membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi mencakup isi,

memahami makna bacaan” (Tarigan, 1979:9).

5. “Media gambar yang bersifat konkrit, dapat menerjemahkan ide/konsep yang

abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistis dan konkret” (Latuheru, 1988).

1.6 Hipotesis

Sudjana (1987: 37) menyatakan bahwa, “Hipotesis adalah pendapat yang

kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan,

sehingga kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan”. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah : Penggunaan media kartu kata bergambar

(flashcard) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka.

1.7 Metode Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen

dengan jenis kuasi eksperimen (quasi eksperiment) dengan bentuk desain

Nonequivalent Control Group Design. “Subjek penelitian tidak dikelompokkan

secara acak, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya” (Ruseffendi, 2006:52).

Penelitian dibagi ke dalam dua kelompok anak, yaitu kelompok eksperimen

(19)

menggunakan media kartu kata bergambar. Dalam penelitian ini, teknik

pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi guru dan anak dan tes.

Disain penelitian dilakukan dua kali tes yaitu sebelum dan sesudah

eksperimen (perlakuan). Tes dilakukan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan,

dengan disain kuasi eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan pada kelas

eksperimen setelah melakukan pretes, setelah perlakuan diberikan kemudian

memberikan postes kepada anak. Sedangkan di kelas control dilakukan tes

sebelum dan sesudah tanpa memberikan perlakuan.

1.8 Lokasi, populasi dan sampel a. Lokasi

Lokasi penelitian ini adalah TK PGRI Sejahtera 1 Kabupaten Majalengka

yang bertempat di Jl. Kartini No. 604 Kelurahan Majalengka Wetan

Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat.

b. Populasi

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari sampel penelitian. Jumlah

populasi pada penelitian ini adalah 59 anak.

c. Sampel

Sampel penelitian ini adalah anak kelas B1 sebagai kelompok

eksperimen dengan jumlah anak 22 orang, sedangkan sebagai kelompok

kontrol adalah anak kelas B2 sebanyak 22 orang, tahun pelajaran

(20)

67

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Bentuk desain quasi eksperimen ini yaitu Nonequivalent Control Group

Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang digunakan untuk

penelitian. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest dengan maksud

untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen

tidak berbeda secara signifikan.

Pengaruh perlakukan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Desain ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Kelompok Pretes Perlakuan Postes

A O1 X O2

B O3 O4

(Sugiyono, 2007:116)

Keterangan

A = kelompok eksperimen B = kelompok kontrol

O1 = pretest pada kelompok eksperimen

O2 = posttest pada kelompok eksperimen

X = pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard)

O3 = pretest pada kelompok kontrol

O4 = posttest pada kelompok control

Berdasarkan desian gambar di atas, penelitian dilakukan dua kali tes yaitu

sebelum dan sesudah eksperimen (perlakuan). Tes dilakukan sebelum perlakuan

(21)

perlakuan pada kelas eksperimen setelah melakukan pretes, setelah perlakuan

diberikan kemudian memberikan postes kepada anak. Sedangkan di kelas control

dilakukan tes sebelum dan sesudah tanpa memberikan perlakuan.

Untuk lebih memperjelas dan membuktikan hasil penelitian tentang

keberhasilan media kartu kata bergambar (flashcard) dalam meningkatkan

keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini, peneliti melakukan

penelitian dengan cara membandingkan hasil pembelajaran pada kelas koontrol

dengan kelas eksperimen.

Adapun langkah-langkah dalam mewujudkan desain penelitian tersebut

ditunjukkan dalam alur penelitian.

(Subana, 2005: 76)

Identifikasi Masalah

Media kartu kata bergambar (flashcard) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Keterampilam Membaca anak TK

(22)

Pelaksanaannya melalui tahap sebagai berikut:

1. mengidentifikasi permasalahan di lapangan;

2. menyimpan teori media kartu kata bergambar (flashcard), keterampilan

berbicara, dan keterampilan membaca anak usia TK;

3. menentukan subjek penelitian;

4. melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru untuk

memperoleh informasi awal tentang penggunaan media dalam pembelajaran

yang dilaksanakan;

5. bersama guru menyepakati penerapan media kartu kata bergambar (flashcard)

dalam eksperimen pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru

bersangkutan. Peneliti bertugas sebagai observer dan partner guru,

pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan;

6. memberikan training pada guru tentang pelaksanaan pembelajaran

menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard);

7. mengadakan pretes keterampilan berbicara dan keterampilan membaca kepada

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui penguasaan

keterampilan berbicara dan keterampilan membaca anak TK;

8. menerapkan media kartu kata bergambar (flashcard) pada kelas eksperimen

dan pembelajaran yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar

(flashcard) kepada kelas kontrol;

9. memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol;

10.melakukan analisis data kuantitatif dengan menggunakan uji-t terhadap rerata

(23)

TABEL 3.1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

No Kegiatan Keterangan

1. Uji instrument TK PGRI Sejahtera I Kab.

Majalengka

Melatih guru tentang penggunaan media kartu kata bergambar (flashcard)

Guru kelas eksperimen

2. Pretest Kelas eksperimen dan

kelas kontrol

3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard)

Kelas eksperimen

Pelaksanaan pembelajaran dengan tidak menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard)

Kelas kontrol

4. Postest Kelas eksperimen dan

kelas kontrol

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk menjelaskan makna

variabel yang sedang di teliti. Masri (Ridwan, 2009:66) memberikan pengertian

tentang definisi operasional adalah “Unsur penelitian yang memberitahukan cara

mengukur suatu variabel”. Berikut ini definisi operasional variabel dalam

penelitian.

1. Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar atau Flashcard (X) adalah segala

bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi

(24)

Kartu Kata Bergambar (Flashcard) merupakan kartu kecil yang berisi gambar,

teks atau tanda simbol mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu

yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8 x 12

cam, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu

abjad misalnya, dapat digunakan untuk mengeja lancar (dalam bahasa Arab

atau bahasa Inggris). Kartu yang berisi gambar-gambar (benda-benda,

binatang, dan sebagainya dengan tulisan).

Dalam penelitian ini, kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan media kartu kata bergambar akan dilihat dari segi:

1) kemampuan guru dalam mempersiapkan media kartu kata bergambar

sebelum proses pembelajaran; 2) kemampuan guru dalam membuat

langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu kata bergambar;

3) kemampuan guru dalam menggunakan media kartu kata bergambar pada

saat proses pembelajaran.

2. Keterampilan berbicara adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan

sebagai media dalam menyampaikan suatu ide gagasan atau pendapat serta

pemikirannya kepada orang lain untuk berbagai kepentingan. Sebagaimana

dikemukanan oleh Arsjad dan Mukti (1998:23) bahwa:

Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran gagasan dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh orang lain.

Keterampilan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

suatu ketentuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengucapkan bunyi atau

(25)

perasaannya kepada orang lain secara lisan. Berdasarkan Permen 58 tentang

Standar Kurikulum PAUD tahun 2009 pengembangan indicator TK pada

kelompok B usia 5 sampai 6 tahun dalam tingkat pencapaian perkembangan

bahasa pada aspek mengungkapkan bahasa, keterampilan berbicara akan

dilihat dari anak TK adalah menyebutkan benda atau gambar yang dilihatnya,

menceritakan pengalaman sendiri secara sederhana, memberikan keterangan

atau informasi dari suatu hal dan menjawab pertanyaan. .

3. Keterampilan Membaca merupakan jenis keterampilan berbahasa. Seseorang

dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta

pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan atau

tulisan akan memungkinkan orang mampu mempertinggi daya pikirnya,

mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Kegiatan

membaca merupakan kegiatan yang diperlukan oleh siapa pun yang ingin

maju dan meningkatkan diri.

Smith (1988: 14) mengemukakan bahwa, “Membaca merupakan suatu

proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis”. Hal ini sejalan dengan

pendapat Ahuja (1999:13) bahwa “Membaca merupakan suatu keterampilan

yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil

lainnya”. Selanjutnya Wassman & Rinsky (1993:5) menjelaskan bahwa

“Proses membaca adalah proses ganda, meliputi proses penglihatan dan proses

tanggapan. Sebagai proses penglihatan, membaca bergantung pada

kemampuan melihat simbol-simbol. Oleh karena itu, mata memainkan

(26)

interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Menurut Ahuja (1999:12)

“Proses membaca juga meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan

mengumpulkan makna melalui simbol-simbol tersebut”. Berdasarkan Permen

58 tentang Standar Kurikulum PAUD tahun 2009 pengembangan indicator

TK pada kelompok B usia 5 sampai 6 tahun dalam tingkat pencapaian

perkembangan bahasa pada aspek keaksaraan, keterampilan membaca akan

dilihat dari anak TK adalah menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal,

mengenal suara huruf awal dari gambar, menyebutkan tulisan sesuai gambar,

membaca nama sendiri, dan menyebutkan hubungan antara bunyi dan bentuk

huruf.

3.3 Pengembangan Alat Pengumpul Data

1. Observasi

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar daftar

checklist melalui lembar observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas

anak pada kelas eksperimen yang menggunakan media kartu kata bergambar

(flashcard) dan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan kartu kata

bergambar (flashcard). Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana

perbedaan aktivitas guru dan aktivitas anak yang menggunakan media kartu

kata bergambar (flashcard) dengan aktivitas guru dan aktivitas anak yang

tidak menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard). Pedoman

(27)

Hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah kondisi subjek penelitian,

penggunaan alat dan media, penggunaan waktu, proses, suasana

pembelajaran, dan keterampilan berbicara, serta keterampilan membaca

anak.

2. Tes

Tes dilakukan kepada anak pada kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas

eksperimen tes diberikan sebelum dan sesudah perlakuan sedangkan pada

kelas kontrol memberikan tes sebelum dan sesudah tanpa memberikan

perlakuan. Pedoman tes untuk anak terlampir.

(28)
(29)

2. Mengidentifik asi masing-masing bunyi dalam kata 3. Memanipulasi

masing-masing bunyi dalam kata

13,14,15,16

17,18,19,20

3.4 Penentuan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian kelas dengan metode eksperimen semu

(quasi eksperiment). “Subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak, tetapi

menerima keadaan subjek apa adanya” (Ruseffendi, 2006:52). Penelitian dibagi ke

dalam dua kelompok anak, yaitu kelompok eksperimen pembelajaran

menggunakan media kartu kata bergambar dan kelompok kontrol tidak

menggunakan media kartu kata bergambar.

3.5 Prosedur Dan Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data di atas, yaitu nilai

hasil pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, selanjutnya

diolah dengan menggunakan perhitungan uji statistik. Adapun

langkah-langkahnya sebagai berikut.

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data

penelitian diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal

ini digunakan uji Chi Kuadrat (χ2) dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Mencari nilai rata-rata dari data postes pada kelas eksperimen dan kelas

(30)

n x

x= Σ (Nurgana, 1993: 13)

2) Mencari standar deviasi dengan menggunakan perhitungan langsung memakai

kalkulator fx 3600.

3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

a) Mencari banyaknya kelas interval (k) dengan rumus sebagai berikut.

k = 1 + 3,3 log (n) (Nurgana, 1993: 13).

b) Mencari rentang ( r ) dengan rumus sebagai berikut.

r = skor tertinggi – skor terendah

c) Mencari panjang kelas interval (p) dengan rumus sebagai berikut.

k r

p= (Nurgana, 1993: 13).

d) Membuat tabel tabulasi sebagai berikut.

Nomor Kelas Interval Tabulasi Frekuensi

ΣΣΣΣ

e) Membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.

Interval Oi bk

sd x bk

z = − z l Ei

1 2 3 4 5 6 7

(31)

4) Menghitung nilai χ2 (Chi Kuadrat) dengan rumus sebagai berikut.

Ei Ei

Oi 2

2 =Σ( − )

χ

(Nurgana, 1993: 15).

5) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut.

db = k – 3 (Nurgana, 1993: 15).

6) Menentukan nilai χ2 (Chi Kuadrat) dari daftar dalam taraf kepercayaan 99%.

7) Menentukan normalitas distribusi dengan ketentuan sebagai berikut.

Jika

χ

2 hitung

χ

2

0,99,maka sampel diambil dari populasi yang berdistribusi

normal; dan jika

χ

2 hitung ≥

χ

2

0,99, maka sampel diambil dari populasi yang

tidak berdistribusi normal.

2) Uji Normalitas Distribusi a. Uji z

Setelah diketahui sampel penelitian diambil dari populasi yang

berdistribusi normal maka perhitungan dilanjutkan dengan Uji z. Uji ini dilakukan

untuk mengetahui apakah hasil pembelajaran pada kedua kelas dalam penelitian

ini tinggi atau rendah. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam

perhitungan Uji z, adalah sebagai berikut:

1) Menentukan nilai proporsi pada hipotesis (P). Dalam hal ini, penulis

mengambil proporsi 70%, penetapan proporsi tersebut berdasarkan kriteria

batas minimal kelulusan yang ditetapkan oleh guru.

2) Menentukan banyak data yang termasuk kategori hipotesis dengan cara

(32)

3) Menghitung nilai z, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

x = banyak data yang termasuk kategori hipotesis n = banyak data

p = proporsi pada hipotesis

4) Penentuan nilai z dari daftar, dengan rumus sebagai berikut.

z 0,5 -α(α dapat diambil 1 % atau 5 %)

5) Pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut.

Jika nilai z terletak di luar atau sama dengan batas interval -z 0,4900 s.d. z 0,4900,

maka hasil pembelajaran rendah; dan jika nilai z terletak di dalam interval

-z 0,4900 s.d. z 0,4900, maka hasil pembelajaran tinggi.

b. Uji Me / Tes Median

Uji ini digunakan apabila sampel penelitian berdistribusi tidak normal. Uji

Me digunakan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbicara dan

membaca dengan menggunakan media kartu kata bergambar dan yang tidak

menggunakan media kartu kata bergambar pada anak TK Sejahtera Kabupaten

Majalengka. Langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pelaksanaan tes

median sebagai berikut.

1) Menentukan kriteria hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut. < 5,5 = kurang dipahami

(33)

Dengan demikian, kriteria hipotesis yang digunakan dalam uji ini yaitu Me >7,5.

2) Menentukan kelas median dengan cara menderetkan data dari yang terkecil

hingga terbesar dengan berpatokan pada rumus n.

3) Mencari median dengan rumus:

Me = b + p

f F n

2 1

(Nurgana, 1993:22)

Keterangan :

b = batas kelas median p = panjang kelas median

F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

4) Menentukan daftar rank dengan cara mencari selisih data (X1) dengan Me

kriteria hipotesis. Nomor rank dimulai dari (X1-Me) yang terkecil, tanpa nol,

dan tidak memperhatikan tanda positif dan negatif.

5) Menentukan nilai W dengan cara menjumlahkan bilangan paling kecil dari

jumlah rank negatif dan rank positif, bila ada daftar rank yang tidak terisi

berarti W = 0.

6) Menentukan nilai W dari daftar dalam taraf kepercayaan (α) = 1 %

7) Penentuan median dengan kriteria sebagai berikut:

Jika W hitung ≤W tabel maka Me ≠ 7,5

jika W hitung > W tabel maka Me =7,5

8) Pengujian hipotesis, dengan kriteria sebagai berikut:

Jika kriteria hipotesis Me ≥ 7,5 dipenuhi, maka hipotesis diterima; dan jika

(34)

hipotesis diterima; dan jika Me hitung Me kriteria hipotesis, maka hipotesis

ditolak.

3) Uji Homogenitas dua Varians

Uji ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kesamaan dua

variansi yaitu nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji

ini dilakukan bila sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal dengan

langkah-langkah sebagai berikut.

1) Mencari F hitung dengan rumus sebagai berikut.

Vb

F = V = sd2 (Nurgana, 1993:38) Vk

Keterangan:

F = Nilai homogenitas variansi Vb = variansi besar

Vk = variansi kecil

2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus sebagai berikut.

db1 = n1 - 1

db2 = n2 - 1

3) Menentukan harga F dari tabel, dengan taraf nyata 0,01.

4) Menentukan homogenitas variansi dengan kriteria sebagai berikut.

Jika F hitung< F tabel, maka kedua variansi tersebut homogen; dan

(35)

4) Uji homegenitas

a. Uji t

Uji t merupakan salah satu cara untuk menguji adanya perbedaan dua

rata-rata, dalam hal ini nilai postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dengan uji ini dapat diketahui tingkat efektivitas dari media kartu kata bergambar

bila digunakan dalam pembelajaran berbicara dan membaca. Dengan kata lain, uji

ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uji

ini dilakukan bila sampel berdistribusi normal dan homogen.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai

berikut.

1) Menentukan Standar Deviasi Gabungan dengan rumus sebagai berikut.

(n1-1) v1 + (n2 – 1) v2

dsg = (Nurgana, 1993:39)

n1 + n2 - 2

n1 = jumlah sampel variabel 1

n2 = jumlah sampel variabel 2

2) Menentukan t hitung dengan rumus sebagai berikut.

x1- x2

t = (Nurgana, 1993: 39) dsg 1 n2

1 n 1 +

Keterangan :

1

x = rata-rata nilai kelompok satu (nilai postes kelas eksperimen)

1

(36)

3) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut.

db = n1 + n2 – 2 (Nurgana, 1993: 40)

Keterangan:

db = derajat kebebasan penyebut

n1 = ukuran sampel yang variansinya besar

n2 = ukuran sampel yang variansinya kecil

4) Menentukan nilai t tabel dalam taraf kepercayaan (α) 0,995 % (berarti pada

taraf signifikasi 1 % ) (Nurgana, 1993: 39)

5) Pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut.

Jika t hitung> t tabel, maka hipotesis diterima; dan

jika t hitung< t tabel, maka hipotesis ditolak.

b. Uji Wilcoxon

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil postes pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol, penulis melakukan perhitungan dengan

menggunakan Uji Wilcoxon. Dengan kata lain, uji ini digunakan untuk menjawab

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan, jika salah satu

atau kedua populasi tidak berdistribusi normal, atau kedua populasi berdistribusi

normal tetapi tidak homogen, dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Membuat daftar rank.

Membuat daftar dengan mengurutkan nilai dari urutan yang terkecil sampai

terbesar.

No

Urut Data (Xi) Xi – Me*)

Rank

Xi – Me Positif Negatif

(37)

2) Menentukan nilai w hitung

Nilai W (Wilcoxon) ialah bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif

dan jumlah rank negatif. Bila ada yang tidak terisi berarti W = 0 (Nurgana,

1993:23).

3) Menentukan nilai w dari daftar dalam taraf kepercayaan (α) = 1 %

4) Pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut.

Jika W ≤ W α (n), maka kedua perlakuan berbeda; dan

jika W > W α (n), maka kedua perlakuan tidak berbeda.

Jika kedua perlakuan tidak berbeda dengan (α) = 1 % selanjutnya dicoba

(38)

137

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat

disimpulkan.

1. Proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca yang menggunakan

media kartu kata bergambar pada anak TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka dapat

berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang telah dibuat oleh guru dan

diketahuai oleh kepala sekolah. Proses pembelajaran dengan menggunakan

media kartu kata bergambar dapat diikuti anak dengan penuh antusias. Hal ini

dapat terlihat dari kekatifan belajar anak ketika menggunakan media tersebut,

sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di TK PGRI sejahtera

1, khususnya pada saat pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca.

2. Terdapat perbedaan keterampilan berbicara anak di TK PGRI Sejahtera 1

Majalengka antara yang melaksanakan proses pembelajaran dengan

menggunakan media kartu kata bergambar dan yang tidak menggunakan media

kartu kata bergambar. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes anak di kelas

kontrol 6,9 dan rata-rata hasil postes di kelas eksperimen 7,8. Dengan demikian

penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan keterampilan

berbicara anak di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka.

3. Terdapat perbedaan keterampilan membaca anak di TK PGRI Sejahtera 1

(39)

menggunakan media kartu kata bergambar dan yang tidak menggunakan media

kartu kata bergambar. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes anak di kelas

kontrol 7,19 dan rata-rata hasil postes di kelas eksperimen 8,24. Dengan

demikian penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan

keterampilan membaca anak di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka.

5.2 Rekomendasi

1. Penulis memberikan rekomendasi pada guru hendaknya menggunakan media

pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, penulis

merekomendasikan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan

keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini. Hal ini perlu dilakukan

karena berdasarkan hasil penelitian telah terbukti bahwa media tersebut mampu

meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak, dimana dalam proses

pembelajaran pun anak lebih antusias kreatif karena ketertarikan terhadap media

tersebut. Adapun langkah-langkah pembuatan media kartu kata bergambar

sangatlah mudah dan bisa menggunakan bahan-bahan bekas yang sudah dibuang

oleh sebagian orang karena memang dianggap tidak diperlukan, namun oleh guru

PAUD itu bisa dimanfaatkan seperti karton bekas, dan lain-lain. Guru juga

dituntut untuk lebih kreatif inovatif dengan menggambar dan membuat kartu

gambar sendiri.

2. Penulis memberikan rekomendasi pada guru untuk hendaknya senantiasa melatih

keterampilan berbicara dan membaca anak melalui berbagai kegiatan dalam

(40)

diperlukan guna menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh

karena itu, guru harus memiliki kompetensi dalam menentukan

komponen-komponen yang turut mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelas.

3. Penelitian ini belum meliputi pengkajian dan penelitian seluruh materi secara

optimal, oleh karena itu kepada para pemerhati pendidikan agar melakukan uji

coba terhadap penggunaan media pembelajaran lain dalam meningkatkan

keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini. Dimana penggunaan media

lebih efektif dalam menyampaikan proses belajar mengajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran seperti yang dikatakan oleh Dale (Arsyad, 1997) bahwa

media pembelajaran dapat meningkatkan, mendorong dan menambah wawasan

(41)

140

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, R.H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih Bahasa oleh: Yusufadi Miarson, dkk., edisi 1. Jakata: Peneribit CV. Rajawali.

Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran, edisi 1. Jakata: PT. Raja Garfindo Persada. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakata: PT. Raja Grafindo Persada.

Baraja, Abu Bakar, (2008), Psikologi perkembangan. Jakarta: Grafindo.

Buletin PADU. (2002). Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia: Pemberdayaan Masyarakat

Edisi 03. Jakata: Depdiknas.

Buletin PADU. (2003). Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia: Menu Pembelajaran PADU

Vol. 2 No. 01. Jakata: Depdiknas.

Buletin PADU (2006). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Vol. 5 No. 2: Gemar Membaca

Sejak Usia Dini. Jakata: Depdiknas.

Buletin PADU (2007). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Vol. 6 No. 2: Kelompok

Bermain. Jakata: Depdiknas.

Buletin PADU (2007). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Vol. 6 No. 3. Jakata: Depdiknas. Buletin PADU (2007). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Edisi Khusus: PAUD Berbasis

Keluarga dan Lingkungan. Jakata: Depdiknas.

Desmita (2008). Psikologi Perkembangan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Dhieni, Nurbiana. (2008). Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka

Dhieni, (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakata.

Furqan (2002). Statistik Terapan untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Gagne, R.M. (1985). The Conditional of Learning and Teory of Instruction, 4th ed. New York: CBS College Publishing.

(42)

141

Gzezda, Theresa, dkk (1991). Improving Intruction and Assesment in Early

Childhood Education. National Academy Pers. Washitong DC.

Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan, Cetakan ke-7. Bandung: Peneribit PT. Citra Aditya Bakti.

Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. (1993). Instructional Media and the New

Technologies of Instruction, dth ed. New York: Macmillan Publishing

Company.

Hurlock E (2006). Perkembangan Anak Jilid I (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zarkasih).

Istadi, Irawati. (2008). Mendidik dengan Cinta. Bekasi: Pustaka Inti. Istadi, Irawati. (2007). Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.

Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman

Kanak-kanak (Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru). Jakarta: Grasindo.

Masitoh (2002). Model Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Pendekatan Bahasa

Menyeluruh. UPI; Tidak dipublikasikan.

Masri R. S.P. (2008). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. PT. Indeks. Jakata. Maiyanti, Ida. (2009). Keefektifan Pembelajaran Metode Bercakap-cakap Dengan

Menggunakan Flashcards Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dan Kemampuan Membaca Anak Usia TK (Studi Eksperimen Kuasi di TK A Al-Markaz Al-Islami Makssar Tahun Ajaran 2008/2009). UPI: Tidak dipublikasikan

Muslihuddin; Mubiar (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia TK/RA. Bandung: Rizqi Press.

Nurihksan, J. (2007). Perkembangan Peserta Didik. SPS UPI. Bandung. Ramayulis (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakata

Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sadiman, A.S., Rahardjo, R, Haryono, A., & Raharjito. (1990). Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, edisi 1. Jakata: Penerbit

(43)

142

Santrok (1995). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Erlangga. Jakata.

Soetjiningsih, (1995). Tumbuh Kembang Anak. Gde Ranuh. Jakarta.

Solehudin (2004). Bermain dan Perkembangan dalam Persfektif Vygotsky. Makalah

Pada Pelatihan Pengembangan Wawasan Dosen PGTK. Jakata.

Somantri Elin (2010). Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan dengan Metode

Bermain Peran terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berbicara. Tesis UPI, Tidak dipublikasikan.

Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Bandung.

Sudjana N. Rivai Ahmad (2009) Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.

Suhartono, (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakata: Depdiknas. Sumantri, Mulyani & Syaodih, Nana (2007). Perkembangan Peserta Didik.

Universitas Terbuka. Jakata

Subana (2005). Statistika Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.

Syaodih, Ernawulan. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikas. Tampubolon, D.P. (1987). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan

Efisien. Bandung: Angkasa

Tarigan Henry Guntur (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.

Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.

http://mbahbrata-eduy.blogspot.com/2009/06/modul-diklat-sertifikasi-gutu.html

www. Bpkpenabur.or.id/…/Hal.17-35%20Penguatan%20membaca.pdf

http://id.netlog.com/mamikrosita/blog/blogid=16406

http://badriyadi.wordpress.com/proposal-penelitian/membaca-dan-menulis-permulaan/

Gambar

Tabel
TABEL 3.1 JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
TABEL 3.2  KISI-KISI INTRUMEN PENELITIAN
gambar sendiri.

Referensi

Dokumen terkait

Berkenaan dengan hal tersebut, LP3M mengucapkan selamat kepada peserta yang lolos tahap awal penerima hibah penelitian dan Pengabdian Masyarakat Tahun Anggaran 2016.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya guru lulus sertifikasi di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo Tahun 20..., dan apabila nanti saya

 Menjelaskan tugas lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat..  Menjelaskan tanggung jawab lembaga-lembaga negara tingkat

Pada Penulisan ilmiah ini pula, penulis akan menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0 , suatu program yang berbasis windows yang mempunyai standar kelebihan dalam memandu pengguna

The Effect of Different Mixng Intensities During Anaerobic Digestion of The Organic Fraction of Municipal Solid Waste. Proses digestasi anaerobik dengan CSTR Dengan variasi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.. Creating Classroom Communities of

Sekaran, Uma, 2006, Metode Penelitian Untuk Bisnis, Edisi IV, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta.. Simamora, Henry, 1997,Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua, STIE

Sesuai latar belakang masalah yang telah diuraikan, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) dan Debt to Total Equity Ratio (DER)