v
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Balakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Tujuan Penelitian ... 9
1.4Manfaat Penelitian ... 10
1.5Asumsi ... 11
1.6Hipotesis ... 12
1.7Metode Penelitian ... 12
1.8Lokasi, Populasi dan Sampel ... 13
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar (Flashcard) ... 14
2.1.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 14
2.1.2 Nilai dan Manfaat Media Pembelajaran ... 16
2.1.3 Jenis dan Kriteria Memilih Media Pembelajaran ... 22
2.1.4 Pembuatan Media Kartu Kata Bergambar (Flashcard) ... 23
2.1.5 Pengaruh Penggunaan Media Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Dan Membaca Anak ... 26
2.2 Media Flashcard 2.2.1 Pengertian Media Flashcard ... 27
2.2.2 Bentuk Flashcard ... 28
2.2.3 Kegunaan Flashcard ... 28
2.2.4 Flashcard sebagai Media Pembelajaran ... 30
2.3 Keterampilan Berbicara ... 31
2.3.1 Pengertian Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini ... 31
vi
2.3.4 Fungsi Berbicara Bagi Anak ... 35
2.3.5 Kriteria Anak Mampu Berbicara ... 37
2.3.6 Kemampuan Berbicara Awal Anak Usia Dini ... 39
2.3.7 Metode dan Tujuan Pengembangan Bicara Anak ... 42
2.3.8 Pola Belajar Bicara ... 43
2.3.9 Tugas Utama Dalam Belajar Berbicara ... 43
2.4 Keterampilan Membaca ... 44
2.4.1 Pengertian Membaca ... 44
2.4.2 Tujuan Membaca ... 48
2.4.3 Manfaat Membaca ... 50
2.4.4 Kemampuan Membaca Dini Anak ... 51
2.4.5 Materi Yang Diajarkan Dalam Membaca Dini Untuk Anak ... 54
2.4.6 Kriteria Anak Mampu Membaca ... 55
2.4.7 Proses Membaca Dini ... 56
2.4.8 Aspek-aspek Membaca ... 58
2.4.9 Pentingnya Kemampuan Membaca ... 60
2.4.10Tahapan Perkembangan Kemampuan Membaca pada Anak ... 60
2.4.11 Faktor yang Menentukan Keberhasilan Membaca Dini ... 62
2.4.12 Indikator Tes Keteramppilan Berbicara ... 66
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 67
3.2 Definisi Operasional ... 70
3.3 Pengembangan Alat Pengumpul Data ... 73
3.4 Penentuan Sampel ... 76
3.5 Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ... 76
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar ... 85
4.2 Hasil Penelitian ... 91
vii
Berbicara ... 91
4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 93
4.2.1.3 Pengujian Hipotesis ... 93
4.2.2 Data Penelitian Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 94
4.2.2.1 Data Hasil Pretes Pembelajaran ... 94
4.2.2.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 95
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis ... 96
4.2.2.4 Data Hasil Postes Keterampilan berbicara ... 96
4.2.2.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 98
4.2.2.6 Pengujian Hipotesis ... 98
4.2.3 Data Hasil Pembelajaran Membaca pada Kelas Kontrol ... 99
4.2.3.1 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca ... 99
4.2.3.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 100
4.2.3.3 Pengujian Hipotesisi ... 101
4.2.3.4 Data Hasil Postes Keterampilan Membaca ... 103
4.2.3.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 104
4.2.3.6 Pengujian Hipotesis ... 105
4.2.4 Data Penelitian pada Kelas Eksperimen ... 105
4.2.4.1 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca ... 105
4.2.4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 106
4.2.4.3 Analisis Data Hasil Penelitian ... 107
4.2.4.4 Data Hasil Postes Pembelajaran Keterampilan Membaca ... 108
4.2.4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 109
4.2.4.6 Pengujian Hipotesis ... 110
4.3 Analisis Deskripsi terhadap Hasil Pembelajaran Berbicara dan Membaca ... 111
4.3.1 Analisis Deskripsi Hasil Pembelajaran Berbicara dan Membaca pada Kelas Kontrol ... 112
viii
4.3.4 Analisis Deskripsi Hasil Pembelajaran Berbicara dan Membaca
pada Kelas Eksperimen ... 119
4.3.5 Analisis Deskripsi Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 120
4.3.6 Analisis Deskripsi Keterampilan Membaca pada Kelas Eksperiman ... 124
4.4 Kesulitan Yang Dihadapi Guru dalam Menggunakan Kartu Kata Bergambarr pada saat Proses Pembelajaran ... 128
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 129
4.5.1 Deskripsi Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu Kata Bergambar (Flashcards) ... 129
4.5.2 Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini ... 132
4.5.3 Media Kartu Kata Bergambar (flash card) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Anak Usia Dini ... 134
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan ... 137
5.2 Rekomendasi ... 138
DAFTAR PUSTAKA ... 140
LAMPIRAN-LAMPIRAN A. DATA HASIL PENELITIAN ... 143
B. ALAT PENGUMPUL DATA ... 219
C. DATA PENELITIAN ... 238
ix
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 70
3.2 Kisi-kisi Intrumen Penelitian ... 74
4.1 Data Hasil Pretes Keterampilan Berbicara pada Kelas Kontrol ... 92
4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 93
4.3 Data Hasil Pretes Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 94
4.4 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 96
4.5 Data Hasil Postes Keterampilan Berbicara pada Kelas Eksperimen ... 97
4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 98
4.7 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca pada Kelas Kontrol ... 99
4.8 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 101
4.9 Data Hasil Postes Keterampilan Membaca pada Kelas Kontrol ... 103
4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 104
4.11 Data Hasil Pretes Keterampilan Membaca pada Kelas Eksperimen ... 105
4.12 Distribusi Frekuensi Nilai Pretes ... 107
4.13 Data Hasil Postes Keterampilan Membaca pada Kelas Eksperimen ... 108
4.14 Distribusi Frekuensi Nilai Postes ... 109
4.15 Data Kualitatif Keterampilan Berbicara dan Membaca pada Kelas Kontrol ... 112
x
Lampiran Halaman
Analisis Data Hasil Penelitian ... 143
Lembar Observasi yang Telah Dijudmend Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar ... 219
Lembar Tes yang Telah Dijudmend Keterampilan Berbicara (Y1) ... 221
Lembar Observasi Variabel Keterampilan Membaca (Y2) ... 223
Satuan Kegiatan Mingguan ... 224
Satuan Kegiatan Harian ... 225
Dokumentasi Photo Penelitian ... 235
Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 238
Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 239
Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 240
Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 241
Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Membaca Kelas Kontrol ... 242
Rekapitulasi Data Responden Pretest Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 243
Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Kontrol ... 244
Rekapitulasi Data Responden Postes Keterampilan Berbicara Kelas Eksperimen ... 245
Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia tentang Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tesis Program Magister (S2) ... 246
Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan/Penelitian ... 248
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari TK PGRI Sejahtera I Majalengka ... 249
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias
yang kuat. Ia banyak memperlihatkan, membicarakan atau menanyakan tentang
berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya. Secara khusus, anak pada usia
ini mempunyai keinginan yang lebih kuat untuk mengetahui diri dan
lingkungannya. Usia 5 sampai 6 tahun sering disebut sebagai usia berkelompok.
Perkembangan sosialnya ditandai dengan mulai tingginya minat anak terhadap
aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat dan harapan
diterima sebagai anggota dari suatu kelompok. Anak usia ini tidak akan merasa
puas kalau hanya bermain di rumah atau dengan saudara-saudaranya saja yang ada
di lingkungan rumahnya. Walaupun dengan pergaulannya kadang terjadi
pertengkaran-pertengkaran kecil karena keegoisan yang masih melekat. Kualitas
dari anak usia ini untuk memahami pembicaran dan padangan orang lain semakin
meningkat, sehingga keterampilan komunikasinya juga meningkat. Penguasaan
keterampilan komunikasi yang optimal dari anak, dapat menimbulkan rasa senang
untuk bergaul dan berhubungan dengan orang lain.
Bahasa merupakan media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Kegiatan berkomunikasi pada prinsipnya adalah menuangkan
ide, gagasan, pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam bentuk lambang atau
faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa juga merupakan
anugrah dari Allah Subhanahu Wataala. Melalui bahasa manusia dapat mengenal
atau memahami dirinya, sebagai makhluk yang sempurna dan dapat bergaul dalam
pergaulan yang kompleks.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa melepaskan diri dari
bahasa. Manusia menggunakan bahasa untuk bergaul dengan sesama manusia di
muka bumi. Manusia tidak hanya berpikir dengan otaknya, tetapi juga dituntut
untuk menyampaikan dan mengungkapkan pikirannya dengan bahasa. Suhartono
(2005:17) menyatakan bahwa, “Peranan bahasa yaitu: (a) sebagai sarana utama
untuk berpikir dan bernalar, (b) alat penerus pengembangan kebudayaan, dan (c)
mempersatukan anggota masyarakat. Peranan bahasa bagi anak yaitu sebagai
sarana untuk berpikir, sarana untuk mendengarkan, dan sarana untuk berbicara”.
Anak-anak yang cerdas dalam bahasa menyukai kegiatan bermain yang
memfasilitasi kebutuhan mereka untuk berbicara, bernegosiasi, dan juga
mengekspresikan perasaan dan pikiran dalam bentuk kata-kata. Pengembangan
keterampilan berbicara pada anak usia dini merupakan dasar terbentuknya
komunikasi. Oleh sebab itu, sebagai pendidik anak usia dini haruslah menguasai
dan memahami masa-masa perkembangan berbicara anak, bagaimana guru dapat
memberikan pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berbicara dan
mengembangkan keterampilan menyenangkan dan menggunakan media-media
yang tepat. Banyak ditemui anak yang malu berbicara atau mengungkapkan
perasaan dihadapan guru walaupun menurut pendapat orang tuannya anak tersebut
untuk dapat mengembangkan keterampilan berbicara pada anak. Dengan kata lain,
guru harus lebih serius dalam memotivasi keberanian anak dalam berbicara.
Peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan terorganisir
dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar, indikator dan materi
pokok. Jadi standar materi membaca dan menulis permulaan yang dilakukan
dengan menggunakan media kartu kata bergambar ini berdasarkan pada materi
yang terdapat dalam kurikulum. Standar kompetensi membaca dan menulis
permulaan pada anak usia dini 4-6 tahun RA/TK adalah, “Anak mampu
mendengarkan dan berkomunikasi. Secara lisan, memiliki perbendaharaan kata
dan mengenal simbol-simbol yang melambangkannya untuk persiapan membaca
dan menulis” (Depdiknas, 2004). Standar kompetensi tersebut dispesifikasikan
pada kompetensi dasar dalam bentuk membaca dan menulis permulaan dengan
media kartu suku kata.
Yusuf dan Juntika (Mubyar, 2008:74) mengemukakan bahwa,
Bahasa merupakan kecerdasan manusia pertama yang sangat diperlukan untuk bermasyarakat, baik dalam bentuk berbicara, membaca dan menulis. Berbicara memungkinkan seseorang untuk memberi nama objek yang terlihat. Membaca membuat seseorang mengenal objek, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, tempat, proses dan konsep yang tidak langsung dialami, sedangkan menulis dapat membuat komunikasi dengan seseorang tanpa harus saling bertemu.
Selanjutnya Gardner (Musfiroh, 2004:64) lebih spesifik lagi menjelaskan
bahwa,
Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: “(1)
keterampilan menyimak (listening skills), (2) keterampilan berbicara (speaking
skills), (3) keterampilan membaca (reading skills), (4) keterampilan menulis
(writing skills)” (Tarigan, 2008:1). Linguis mengemukakan bahwa, “Speaking is
language”. Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada
masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Perlu kita ketahui
bahwa keterlambatan dari suatu keterampilan berbahasa akan menghambat pada
keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian terlebih dahulu telah memperlihatkan adanya
hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan
membaca. Kemampuan-kemampuan umur berbicara turut melengkapi latar
belakang pengalaman-pengalaman yang menguntungkan. Artinya,
keterampilan-keterampilan tersebut dapat memotivasi anak untuk mau dan mampu membaca
lebih awal.
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran,
gagasan dan perasaan. Sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan
sosialnya. Sedangkan keterampilan membaca merupakan bentuk kelanjutan dari
keterampilan berbicara. Keterampilan membaca yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah membaca bentuk vocal dan konsonan yang merupakan
Guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar tidak lepas dari
penggunaan media pembelajaran, tanpa menggunakan media proses belajar
mengajar bisa saja menjadi kurang bermakna atau kabur maknanya. Guru dituntut
untuk dapat menggunakan alat yang murah, sederhana dan efisien.Guru selain
harus mampu menggunakan media yang tersedia juga dituntut untuk dapat
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan
digunakan apabila media tersebut belum tersedia.
“Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar
demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di
sekolah pada khususnya” (Arsyad, 2007:2). Lebih lanjut Gerlach dan Ely (Arsyad,
2007:3) mengemukakan bahwa, “Media apabila dipahami secara garis besar
adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memproses pengetahuan, keterampilan atau sikap”.
Bedasarkan hasil survey pendahuluan, hasil wawancara dengan guru
bahwa selama ini untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan membaca
anak masih menggunakan media seadanya. Mereka sering menggunakan buku
cerita bergambar, story reading, buku-buku, dan benda-benda alami sehingga
dirasakan biasa-biasa saja dalam upaya mengembangkan keterampilan berbicara
dan membaca bagi anak usia dini.
Dalam kaitannya dengan keterampilan berbicara diharapkan anak
mempunyai keterampilan yang pesat dan cepat, anak masih kesulitan dalam
mengungkapkan perasaan, menjawab pertanyaan mengembangkan kosa kata
mengungkapkan keinginan dengan mendorong-dorong tubuh orang tua,
menarik-narik baju orang tuanya dan kadang hanya menangis kalau tidak bisa
diungkapkan. Kaitannya dengan membaca, selama ini anak masih dijejali orang
tua dan guru cara belajar mengeja huruf satu per satu sehingga hanya hafal
sementara atau ‘apal cangkem’ (bahasa Sunda) dan itu efeknya sangat buruk bagi
segi psikis anak, di situ ada unsur pemaksaan.
Guru dalam kapasitas di atas tidak melaksanakan pembelajaran yang
seharusnya dilaksanakan yaitu pembelajaran yang aktif inovatif kreatif dan
menyenangkan (PAIKEM) malah terjadi pemerkosaan dan pemaksaan. Harus ada
solusi untuk mengembangkan anak menjadi seorang yang pandai berbicara. Lebih
jauh lagi memotivasi anak kelak di kemudian hari menjadi seorang orator yang
handal atau seorang argumentator yang memiliki kemampua handal. Hal ini
tentunya harus dilakukan sedini mungkin, karena anak akan cepat menerima
informasi dan mendapat pengetahuan yang baru dengan keterampilan membaca.
Dalam sistem inilah anak atau guru bisa saling bertukar pendapat, gagasan,
perasaan dan keinginan, dengan ketentuan lambang-lambang yang disebut
kata-kata. Sistem inilah yang memberikan keefektifan bagi individu dalam mendirikan
hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Tidak perlu
diragukan lagi bahwa ujaran hanyalah merupakan ekspresi dan gagasan-gagasan
pribadi seseorang yang menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah,
memberi dan menerima.
Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut perlu penanganan sedini
membacanya dalam rangka peningkatan kemampuan dalam mengungkapkan
gagasan, ide, dan pemikiran-pemikiran kreatif di kemudian hari setelah mereka
dewasa. Guru jangan sampai hanya sebagai mediator tunggal dan melakukan
pembelajaran yang kurang kreatif dalam menggunakan media untuk lebih
menghubungkan potensi anak dalam hal kemampuan berbicara dan keterampilan
membaca serta berbagai aspek perkembangan lainnya.
Ada berbagai macam media yang dapat digunakan untuk mengembangkan
aspek perkembangan keterampilan berbicara dan membaca antara lain buku cerita,
kartu angka, kartu huruf, gambar, buku-buku dan lain-lain. Dalam penelitian ini
penulis akan menggunakan media kartu kata bergambar pada proses pembelajaran
membaca dan berbicara. Berdasarkan pengamatan penulis hal ini memang jarang
sekali dan tidak pernah digunakan guru karena memang memerlukan keterampilan
guru dalam membuatnya. Selain dari itu, sangat diperlukan keinginan yang besar
dari guru untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sambil bermain
kartu kata bergambar.
Media kartu kata bergambar adalah termasuk media berbaris visual (image
atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Media visual dapat memperlancar pemakaian dan memperkuat ingatan. Visual
juga dapat menumbuhkan minat anak dan dapat memberikan hubungan antara isi
materi pelajaran dengan dunia nyata. Visual digunakan untuk menambah
informasi seseorang (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat
permasalahan-permasalahan dan fenomena yang terjadi di Taman Kanak-kanak
maka penulis akan melakukan pengkajian tentang pembelajaran anak dengan
karakteristik dan kebutuhan anak usia dini sebagai prasyarat terbentuknya
keterampilan berbicara dan keterampilan membaca anak. Oleh sebab itu, penulis
mengajukan judul penelitian tentang “Penggunaan Media Kartu Kata Bergambar
untuk Meningkatan Keterampilan Berbicara dan Membaca Anak Usia Dini (Studi
Eksperimen Kuasi di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, menunjukkan perlu adanya
upaya memperbaiki proses pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan
berbicara dan membaca anak. Oleh karena itu, penulis merumuskan masalah
penelitian ini adalah: “Apakah penggunaan media kartu kata bergambar dapat
meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini di TK PGRI
Sejahtera 1 Majalengka ?”.
Rumusan masalah tersebut secara rinci dapat dijabarkan ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut.
1. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca
yang menggunakan media kartu kata bergambar dengan yang tidak
menggunakan media kartu kata bergambar pada anak TK PGRI Sejahtera 1
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara anak TK
yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu
kata bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di
TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca anak TK
yang melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu
kata bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di
TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca
yang menggunakan media kartu kata bergambar dengan yang tidak
menggunakan media kartu kata bergambar pada anak TK PGRI Sejahtera 1
Majalengka.
2. Mendeskripsikan perbedaan keterampilan berbicara anak TK yang
melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata
bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di TK
PGRI Sejahtera 1 Majalengka.
3. Mendeskripsikan perbedaan keterampilan membaca anak TK yang
bergambar dan yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar di TK
PGRI Sejahtera 1 Majalengka.
1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan khazanah ilmu
pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu pendidikan anak mengenai
penggunaan media untuk meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca
anak usia dini.
2) Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini berguna bagi :
a. Anak
1) Dengan penggunaan media kartu kata bergambar pada
pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca maka dapat
meningkatkan keaktifan anak ketika proses pembelajaran
berlangsung.
2) Penggunaan media kartu kata bergambar mempermudah anak
untuk belajar seraya bermain sehingga dapat meningkatkan
keterampilan berbicara dan membaca.
b. Guru
1) Penggunaan media kartu kata bergambar dapat dijadikan sebagai
media alternative untuk pembelajaran berbicara dan membaca pada
2) Penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan
kompetensi guru dengan membuat beberapa alternative alat
evaluasi untuk mengukur keberhasilan anak dalam meningkatkan
keterampilan berbicara dan membaca.
c. Lembaga
Penelitian tentang penggunaan media kartu kata bergambar untuk
meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini
dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran di TK PGRI Sejahtera I khususnya dan lembaga lain
umumnya yang membutuhkan hasil penelitian ini.
1.5 Asumsi
Beberapa dasar pijakan pemikiran yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bahasa merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia bisa bergaul
dengan sesamanya di muka bumi ini. Manusia dituntut untuk menyampaikan
dan mengungkapkan pikirannya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh
orang lain, dalam Al-Qur’an surat Ar-Rahman ayat 3-4 dinyatakan bahwa
“Dia menciptakan manusia mengajarkannya pandai berbicara”.
2. “Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa”
(Tarigan, 2008:1).
3. “Berbicara secara umum dapat diartikan sebagai suatu penyampaian ide atau
sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain” (Tarigan,
1981:15).
4. “Membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi mencakup isi,
memahami makna bacaan” (Tarigan, 1979:9).
5. “Media gambar yang bersifat konkrit, dapat menerjemahkan ide/konsep yang
abstrak ke dalam bentuk yang lebih realistis dan konkret” (Latuheru, 1988).
1.6 Hipotesis
Sudjana (1987: 37) menyatakan bahwa, “Hipotesis adalah pendapat yang
kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan,
sehingga kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan”. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah : Penggunaan media kartu kata bergambar
(flashcard) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka.
1.7 Metode Penelitian
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang hendak dicapai, metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen
dengan jenis kuasi eksperimen (quasi eksperiment) dengan bentuk desain
Nonequivalent Control Group Design. “Subjek penelitian tidak dikelompokkan
secara acak, tetapi menerima keadaan subjek apa adanya” (Ruseffendi, 2006:52).
Penelitian dibagi ke dalam dua kelompok anak, yaitu kelompok eksperimen
menggunakan media kartu kata bergambar. Dalam penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah observasi guru dan anak dan tes.
Disain penelitian dilakukan dua kali tes yaitu sebelum dan sesudah
eksperimen (perlakuan). Tes dilakukan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan,
dengan disain kuasi eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen setelah melakukan pretes, setelah perlakuan diberikan kemudian
memberikan postes kepada anak. Sedangkan di kelas control dilakukan tes
sebelum dan sesudah tanpa memberikan perlakuan.
1.8 Lokasi, populasi dan sampel a. Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah TK PGRI Sejahtera 1 Kabupaten Majalengka
yang bertempat di Jl. Kartini No. 604 Kelurahan Majalengka Wetan
Kabupaten Majalengka Propinsi Jawa Barat.
b. Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari sampel penelitian. Jumlah
populasi pada penelitian ini adalah 59 anak.
c. Sampel
Sampel penelitian ini adalah anak kelas B1 sebagai kelompok
eksperimen dengan jumlah anak 22 orang, sedangkan sebagai kelompok
kontrol adalah anak kelas B2 sebanyak 22 orang, tahun pelajaran
67
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Bentuk desain quasi eksperimen ini yaitu Nonequivalent Control Group
Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang digunakan untuk
penelitian. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest dengan maksud
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen
tidak berbeda secara signifikan.
Pengaruh perlakukan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Desain ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kelompok Pretes Perlakuan Postes
A O1 X O2
B O3 O4
(Sugiyono, 2007:116)
Keterangan
A = kelompok eksperimen B = kelompok kontrol
O1 = pretest pada kelompok eksperimen
O2 = posttest pada kelompok eksperimen
X = pembelajaran menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard)
O3 = pretest pada kelompok kontrol
O4 = posttest pada kelompok control
Berdasarkan desian gambar di atas, penelitian dilakukan dua kali tes yaitu
sebelum dan sesudah eksperimen (perlakuan). Tes dilakukan sebelum perlakuan
perlakuan pada kelas eksperimen setelah melakukan pretes, setelah perlakuan
diberikan kemudian memberikan postes kepada anak. Sedangkan di kelas control
dilakukan tes sebelum dan sesudah tanpa memberikan perlakuan.
Untuk lebih memperjelas dan membuktikan hasil penelitian tentang
keberhasilan media kartu kata bergambar (flashcard) dalam meningkatkan
keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini, peneliti melakukan
penelitian dengan cara membandingkan hasil pembelajaran pada kelas koontrol
dengan kelas eksperimen.
Adapun langkah-langkah dalam mewujudkan desain penelitian tersebut
ditunjukkan dalam alur penelitian.
(Subana, 2005: 76)
Identifikasi Masalah
Media kartu kata bergambar (flashcard) untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara dan Keterampilam Membaca anak TK
Pelaksanaannya melalui tahap sebagai berikut:
1. mengidentifikasi permasalahan di lapangan;
2. menyimpan teori media kartu kata bergambar (flashcard), keterampilan
berbicara, dan keterampilan membaca anak usia TK;
3. menentukan subjek penelitian;
4. melakukan observasi terhadap pembelajaran yang dilakukan guru untuk
memperoleh informasi awal tentang penggunaan media dalam pembelajaran
yang dilaksanakan;
5. bersama guru menyepakati penerapan media kartu kata bergambar (flashcard)
dalam eksperimen pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru
bersangkutan. Peneliti bertugas sebagai observer dan partner guru,
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan;
6. memberikan training pada guru tentang pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard);
7. mengadakan pretes keterampilan berbicara dan keterampilan membaca kepada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mengetahui penguasaan
keterampilan berbicara dan keterampilan membaca anak TK;
8. menerapkan media kartu kata bergambar (flashcard) pada kelas eksperimen
dan pembelajaran yang tidak menggunakan media kartu kata bergambar
(flashcard) kepada kelas kontrol;
9. memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol;
10.melakukan analisis data kuantitatif dengan menggunakan uji-t terhadap rerata
TABEL 3.1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No Kegiatan Keterangan
1. Uji instrument TK PGRI Sejahtera I Kab.
Majalengka
Melatih guru tentang penggunaan media kartu kata bergambar (flashcard)
Guru kelas eksperimen
2. Pretest Kelas eksperimen dan
kelas kontrol
3. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard)
Kelas eksperimen
Pelaksanaan pembelajaran dengan tidak menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard)
Kelas kontrol
4. Postest Kelas eksperimen dan
kelas kontrol
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional variabel dimaksudkan untuk menjelaskan makna
variabel yang sedang di teliti. Masri (Ridwan, 2009:66) memberikan pengertian
tentang definisi operasional adalah “Unsur penelitian yang memberitahukan cara
mengukur suatu variabel”. Berikut ini definisi operasional variabel dalam
penelitian.
1. Media Pembelajaran Kartu Kata Bergambar atau Flashcard (X) adalah segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
Kartu Kata Bergambar (Flashcard) merupakan kartu kecil yang berisi gambar,
teks atau tanda simbol mengingatkan atau menuntun siswa kepada sesuatu
yang berhubungan dengan gambar itu. Flashcard biasanya berukuran 8 x 12
cam, atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi. Kartu
abjad misalnya, dapat digunakan untuk mengeja lancar (dalam bahasa Arab
atau bahasa Inggris). Kartu yang berisi gambar-gambar (benda-benda,
binatang, dan sebagainya dengan tulisan).
Dalam penelitian ini, kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media kartu kata bergambar akan dilihat dari segi:
1) kemampuan guru dalam mempersiapkan media kartu kata bergambar
sebelum proses pembelajaran; 2) kemampuan guru dalam membuat
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan kartu kata bergambar;
3) kemampuan guru dalam menggunakan media kartu kata bergambar pada
saat proses pembelajaran.
2. Keterampilan berbicara adalah kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan
sebagai media dalam menyampaikan suatu ide gagasan atau pendapat serta
pemikirannya kepada orang lain untuk berbagai kepentingan. Sebagaimana
dikemukanan oleh Arsjad dan Mukti (1998:23) bahwa:
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran gagasan dan perasaan kita sehingga maksud pembicaraan dapat dipahami oleh orang lain.
Keterampilan berbicara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
suatu ketentuan yang dimiliki oleh seseorang dalam mengucapkan bunyi atau
perasaannya kepada orang lain secara lisan. Berdasarkan Permen 58 tentang
Standar Kurikulum PAUD tahun 2009 pengembangan indicator TK pada
kelompok B usia 5 sampai 6 tahun dalam tingkat pencapaian perkembangan
bahasa pada aspek mengungkapkan bahasa, keterampilan berbicara akan
dilihat dari anak TK adalah menyebutkan benda atau gambar yang dilihatnya,
menceritakan pengalaman sendiri secara sederhana, memberikan keterangan
atau informasi dari suatu hal dan menjawab pertanyaan. .
3. Keterampilan Membaca merupakan jenis keterampilan berbahasa. Seseorang
dapat memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta
pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan atau
tulisan akan memungkinkan orang mampu mempertinggi daya pikirnya,
mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Kegiatan
membaca merupakan kegiatan yang diperlukan oleh siapa pun yang ingin
maju dan meningkatkan diri.
Smith (1988: 14) mengemukakan bahwa, “Membaca merupakan suatu
proses membangun pemahaman dari teks yang tertulis”. Hal ini sejalan dengan
pendapat Ahuja (1999:13) bahwa “Membaca merupakan suatu keterampilan
yang kompleks yang melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil
lainnya”. Selanjutnya Wassman & Rinsky (1993:5) menjelaskan bahwa
“Proses membaca adalah proses ganda, meliputi proses penglihatan dan proses
tanggapan. Sebagai proses penglihatan, membaca bergantung pada
kemampuan melihat simbol-simbol. Oleh karena itu, mata memainkan
interpretasi segala sesuatu yang kita persepsi. Menurut Ahuja (1999:12)
“Proses membaca juga meliputi identifikasi simbol-simbol bunyi dan
mengumpulkan makna melalui simbol-simbol tersebut”. Berdasarkan Permen
58 tentang Standar Kurikulum PAUD tahun 2009 pengembangan indicator
TK pada kelompok B usia 5 sampai 6 tahun dalam tingkat pencapaian
perkembangan bahasa pada aspek keaksaraan, keterampilan membaca akan
dilihat dari anak TK adalah menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal,
mengenal suara huruf awal dari gambar, menyebutkan tulisan sesuai gambar,
membaca nama sendiri, dan menyebutkan hubungan antara bunyi dan bentuk
huruf.
3.3 Pengembangan Alat Pengumpul Data
1. Observasi
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar daftar
checklist melalui lembar observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas
anak pada kelas eksperimen yang menggunakan media kartu kata bergambar
(flashcard) dan pada kelas kontrol yang tidak menggunakan kartu kata
bergambar (flashcard). Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
perbedaan aktivitas guru dan aktivitas anak yang menggunakan media kartu
kata bergambar (flashcard) dengan aktivitas guru dan aktivitas anak yang
tidak menggunakan media kartu kata bergambar (flashcard). Pedoman
Hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah kondisi subjek penelitian,
penggunaan alat dan media, penggunaan waktu, proses, suasana
pembelajaran, dan keterampilan berbicara, serta keterampilan membaca
anak.
2. Tes
Tes dilakukan kepada anak pada kelas kontrol dan eksperimen. Pada kelas
eksperimen tes diberikan sebelum dan sesudah perlakuan sedangkan pada
kelas kontrol memberikan tes sebelum dan sesudah tanpa memberikan
perlakuan. Pedoman tes untuk anak terlampir.
2. Mengidentifik asi masing-masing bunyi dalam kata 3. Memanipulasi
masing-masing bunyi dalam kata
13,14,15,16
17,18,19,20
3.4 Penentuan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian kelas dengan metode eksperimen semu
(quasi eksperiment). “Subjek penelitian tidak dikelompokkan secara acak, tetapi
menerima keadaan subjek apa adanya” (Ruseffendi, 2006:52). Penelitian dibagi ke
dalam dua kelompok anak, yaitu kelompok eksperimen pembelajaran
menggunakan media kartu kata bergambar dan kelompok kontrol tidak
menggunakan media kartu kata bergambar.
3.5 Prosedur Dan Teknik Pengolahan Data
Data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data di atas, yaitu nilai
hasil pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, selanjutnya
diolah dengan menggunakan perhitungan uji statistik. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut.
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data
penelitian diambil dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam hal
ini digunakan uji Chi Kuadrat (χ2) dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mencari nilai rata-rata dari data postes pada kelas eksperimen dan kelas
n x
x= Σ (Nurgana, 1993: 13)
2) Mencari standar deviasi dengan menggunakan perhitungan langsung memakai
kalkulator fx 3600.
3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektasi dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
a) Mencari banyaknya kelas interval (k) dengan rumus sebagai berikut.
k = 1 + 3,3 log (n) (Nurgana, 1993: 13).
b) Mencari rentang ( r ) dengan rumus sebagai berikut.
r = skor tertinggi – skor terendah
c) Mencari panjang kelas interval (p) dengan rumus sebagai berikut.
k r
p= (Nurgana, 1993: 13).
d) Membuat tabel tabulasi sebagai berikut.
Nomor Kelas Interval Tabulasi Frekuensi
ΣΣΣΣ
e) Membuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
Interval Oi bk
sd x bk
z = − z l Ei
1 2 3 4 5 6 7
4) Menghitung nilai χ2 (Chi Kuadrat) dengan rumus sebagai berikut.
Ei Ei
Oi 2
2 =Σ( − )
χ
(Nurgana, 1993: 15).
5) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut.
db = k – 3 (Nurgana, 1993: 15).
6) Menentukan nilai χ2 (Chi Kuadrat) dari daftar dalam taraf kepercayaan 99%.
7) Menentukan normalitas distribusi dengan ketentuan sebagai berikut.
Jika
χ
2 hitungχ
2
0,99,maka sampel diambil dari populasi yang berdistribusi
normal; dan jika
χ
2 hitung ≥χ
2
0,99, maka sampel diambil dari populasi yang
tidak berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Distribusi a. Uji z
Setelah diketahui sampel penelitian diambil dari populasi yang
berdistribusi normal maka perhitungan dilanjutkan dengan Uji z. Uji ini dilakukan
untuk mengetahui apakah hasil pembelajaran pada kedua kelas dalam penelitian
ini tinggi atau rendah. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam
perhitungan Uji z, adalah sebagai berikut:
1) Menentukan nilai proporsi pada hipotesis (P). Dalam hal ini, penulis
mengambil proporsi 70%, penetapan proporsi tersebut berdasarkan kriteria
batas minimal kelulusan yang ditetapkan oleh guru.
2) Menentukan banyak data yang termasuk kategori hipotesis dengan cara
3) Menghitung nilai z, dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
x = banyak data yang termasuk kategori hipotesis n = banyak data
p = proporsi pada hipotesis
4) Penentuan nilai z dari daftar, dengan rumus sebagai berikut.
z 0,5 -α(α dapat diambil 1 % atau 5 %)
5) Pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut.
Jika nilai z terletak di luar atau sama dengan batas interval -z 0,4900 s.d. z 0,4900,
maka hasil pembelajaran rendah; dan jika nilai z terletak di dalam interval
-z 0,4900 s.d. z 0,4900, maka hasil pembelajaran tinggi.
b. Uji Me / Tes Median
Uji ini digunakan apabila sampel penelitian berdistribusi tidak normal. Uji
Me digunakan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran berbicara dan
membaca dengan menggunakan media kartu kata bergambar dan yang tidak
menggunakan media kartu kata bergambar pada anak TK Sejahtera Kabupaten
Majalengka. Langkah-langkah yang penulis tempuh dalam pelaksanaan tes
median sebagai berikut.
1) Menentukan kriteria hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut. < 5,5 = kurang dipahami
Dengan demikian, kriteria hipotesis yang digunakan dalam uji ini yaitu Me >7,5.
2) Menentukan kelas median dengan cara menderetkan data dari yang terkecil
hingga terbesar dengan berpatokan pada rumus n.
3) Mencari median dengan rumus:
Me = b + p
f F n−
2 1
(Nurgana, 1993:22)
Keterangan :
b = batas kelas median p = panjang kelas median
F = jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
4) Menentukan daftar rank dengan cara mencari selisih data (X1) dengan Me
kriteria hipotesis. Nomor rank dimulai dari (X1-Me) yang terkecil, tanpa nol,
dan tidak memperhatikan tanda positif dan negatif.
5) Menentukan nilai W dengan cara menjumlahkan bilangan paling kecil dari
jumlah rank negatif dan rank positif, bila ada daftar rank yang tidak terisi
berarti W = 0.
6) Menentukan nilai W dari daftar dalam taraf kepercayaan (α) = 1 %
7) Penentuan median dengan kriteria sebagai berikut:
Jika W hitung ≤W tabel maka Me ≠ 7,5
jika W hitung > W tabel maka Me =7,5
8) Pengujian hipotesis, dengan kriteria sebagai berikut:
Jika kriteria hipotesis Me ≥ 7,5 dipenuhi, maka hipotesis diterima; dan jika
hipotesis diterima; dan jika Me hitung Me kriteria hipotesis, maka hipotesis
ditolak.
3) Uji Homogenitas dua Varians
Uji ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui kesamaan dua
variansi yaitu nilai pretes dan postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji
ini dilakukan bila sampel diambil dari populasi yang berdistribusi normal dengan
langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mencari F hitung dengan rumus sebagai berikut.
Vb
F = V = sd2 (Nurgana, 1993:38) Vk
Keterangan:
F = Nilai homogenitas variansi Vb = variansi besar
Vk = variansi kecil
2) Menentukan derajat kebebasan dengan rumus sebagai berikut.
db1 = n1 - 1
db2 = n2 - 1
3) Menentukan harga F dari tabel, dengan taraf nyata 0,01.
4) Menentukan homogenitas variansi dengan kriteria sebagai berikut.
Jika F hitung< F tabel, maka kedua variansi tersebut homogen; dan
4) Uji homegenitas
a. Uji t
Uji t merupakan salah satu cara untuk menguji adanya perbedaan dua
rata-rata, dalam hal ini nilai postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dengan uji ini dapat diketahui tingkat efektivitas dari media kartu kata bergambar
bila digunakan dalam pembelajaran berbicara dan membaca. Dengan kata lain, uji
ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uji
ini dilakukan bila sampel berdistribusi normal dan homogen.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji ini adalah sebagai
berikut.
1) Menentukan Standar Deviasi Gabungan dengan rumus sebagai berikut.
(n1-1) v1 + (n2 – 1) v2
dsg = (Nurgana, 1993:39)
n1 + n2 - 2
n1 = jumlah sampel variabel 1
n2 = jumlah sampel variabel 2
2) Menentukan t hitung dengan rumus sebagai berikut.
x1- x2
t = (Nurgana, 1993: 39) dsg 1 n2
1 n 1 +
Keterangan :
1
x = rata-rata nilai kelompok satu (nilai postes kelas eksperimen)
1
3) Menentukan derajat kebebasan (db) dengan rumus sebagai berikut.
db = n1 + n2 – 2 (Nurgana, 1993: 40)
Keterangan:
db = derajat kebebasan penyebut
n1 = ukuran sampel yang variansinya besar
n2 = ukuran sampel yang variansinya kecil
4) Menentukan nilai t tabel dalam taraf kepercayaan (α) 0,995 % (berarti pada
taraf signifikasi 1 % ) (Nurgana, 1993: 39)
5) Pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut.
Jika t hitung> t tabel, maka hipotesis diterima; dan
jika t hitung< t tabel, maka hipotesis ditolak.
b. Uji Wilcoxon
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil postes pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, penulis melakukan perhitungan dengan
menggunakan Uji Wilcoxon. Dengan kata lain, uji ini digunakan untuk menjawab
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Uji ini dilakukan, jika salah satu
atau kedua populasi tidak berdistribusi normal, atau kedua populasi berdistribusi
normal tetapi tidak homogen, dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Membuat daftar rank.
Membuat daftar dengan mengurutkan nilai dari urutan yang terkecil sampai
terbesar.
No
Urut Data (Xi) Xi – Me*)
Rank
Xi – Me Positif Negatif
2) Menentukan nilai w hitung
Nilai W (Wilcoxon) ialah bilangan yang paling kecil dari jumlah rank positif
dan jumlah rank negatif. Bila ada yang tidak terisi berarti W = 0 (Nurgana,
1993:23).
3) Menentukan nilai w dari daftar dalam taraf kepercayaan (α) = 1 %
4) Pengujian hipotesis dengan kriteria sebagai berikut.
Jika W ≤ W α (n), maka kedua perlakuan berbeda; dan
jika W > W α (n), maka kedua perlakuan tidak berbeda.
Jika kedua perlakuan tidak berbeda dengan (α) = 1 % selanjutnya dicoba
137
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat
disimpulkan.
1. Proses pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca yang menggunakan
media kartu kata bergambar pada anak TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka dapat
berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang telah dibuat oleh guru dan
diketahuai oleh kepala sekolah. Proses pembelajaran dengan menggunakan
media kartu kata bergambar dapat diikuti anak dengan penuh antusias. Hal ini
dapat terlihat dari kekatifan belajar anak ketika menggunakan media tersebut,
sehingga dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di TK PGRI sejahtera
1, khususnya pada saat pembelajaran keterampilan berbicara dan membaca.
2. Terdapat perbedaan keterampilan berbicara anak di TK PGRI Sejahtera 1
Majalengka antara yang melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan media kartu kata bergambar dan yang tidak menggunakan media
kartu kata bergambar. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes anak di kelas
kontrol 6,9 dan rata-rata hasil postes di kelas eksperimen 7,8. Dengan demikian
penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan keterampilan
berbicara anak di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka.
3. Terdapat perbedaan keterampilan membaca anak di TK PGRI Sejahtera 1
menggunakan media kartu kata bergambar dan yang tidak menggunakan media
kartu kata bergambar. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil postes anak di kelas
kontrol 7,19 dan rata-rata hasil postes di kelas eksperimen 8,24. Dengan
demikian penggunaan media kartu kata bergambar dapat meningkatkan
keterampilan membaca anak di TK PGRI Sejahtera 1 Majalengka.
5.2 Rekomendasi
1. Penulis memberikan rekomendasi pada guru hendaknya menggunakan media
pembelajaran dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, penulis
merekomendasikan media kartu kata bergambar dalam meningkatkan
keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini. Hal ini perlu dilakukan
karena berdasarkan hasil penelitian telah terbukti bahwa media tersebut mampu
meningkatkan keterampilan berbicara dan membaca anak, dimana dalam proses
pembelajaran pun anak lebih antusias kreatif karena ketertarikan terhadap media
tersebut. Adapun langkah-langkah pembuatan media kartu kata bergambar
sangatlah mudah dan bisa menggunakan bahan-bahan bekas yang sudah dibuang
oleh sebagian orang karena memang dianggap tidak diperlukan, namun oleh guru
PAUD itu bisa dimanfaatkan seperti karton bekas, dan lain-lain. Guru juga
dituntut untuk lebih kreatif inovatif dengan menggambar dan membuat kartu
gambar sendiri.
2. Penulis memberikan rekomendasi pada guru untuk hendaknya senantiasa melatih
keterampilan berbicara dan membaca anak melalui berbagai kegiatan dalam
diperlukan guna menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kompetensi dalam menentukan
komponen-komponen yang turut mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran di kelas.
3. Penelitian ini belum meliputi pengkajian dan penelitian seluruh materi secara
optimal, oleh karena itu kepada para pemerhati pendidikan agar melakukan uji
coba terhadap penggunaan media pembelajaran lain dalam meningkatkan
keterampilan berbicara dan membaca anak usia dini. Dimana penggunaan media
lebih efektif dalam menyampaikan proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran seperti yang dikatakan oleh Dale (Arsyad, 1997) bahwa
media pembelajaran dapat meningkatkan, mendorong dan menambah wawasan
140
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, R.H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, Alih Bahasa oleh: Yusufadi Miarson, dkk., edisi 1. Jakata: Peneribit CV. Rajawali.
Arsyad, A. (2002). Media Pembelajaran, edisi 1. Jakata: PT. Raja Garfindo Persada. Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakata: PT. Raja Grafindo Persada.
Baraja, Abu Bakar, (2008), Psikologi perkembangan. Jakarta: Grafindo.
Buletin PADU. (2002). Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia: Pemberdayaan Masyarakat
Edisi 03. Jakata: Depdiknas.
Buletin PADU. (2003). Jurnal Ilmiah Anak Dini Usia: Menu Pembelajaran PADU
Vol. 2 No. 01. Jakata: Depdiknas.
Buletin PADU (2006). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Vol. 5 No. 2: Gemar Membaca
Sejak Usia Dini. Jakata: Depdiknas.
Buletin PADU (2007). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Vol. 6 No. 2: Kelompok
Bermain. Jakata: Depdiknas.
Buletin PADU (2007). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Vol. 6 No. 3. Jakata: Depdiknas. Buletin PADU (2007). Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Edisi Khusus: PAUD Berbasis
Keluarga dan Lingkungan. Jakata: Depdiknas.
Desmita (2008). Psikologi Perkembangan. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Dhieni, Nurbiana. (2008). Materi Pokok Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka
Dhieni, (2005). Metode Pengembangan Bahasa. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakata.
Furqan (2002). Statistik Terapan untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Gagne, R.M. (1985). The Conditional of Learning and Teory of Instruction, 4th ed. New York: CBS College Publishing.
141
Gzezda, Theresa, dkk (1991). Improving Intruction and Assesment in Early
Childhood Education. National Academy Pers. Washitong DC.
Hamalik, O. (1994). Media Pendidikan, Cetakan ke-7. Bandung: Peneribit PT. Citra Aditya Bakti.
Heinich, R., Molenda, M., & Russel, J.D. (1993). Instructional Media and the New
Technologies of Instruction, dth ed. New York: Macmillan Publishing
Company.
Hurlock E (2006). Perkembangan Anak Jilid I (terjemahan oleh Meitasari Tjandrasa dan Muchlisoh Zarkasih).
Istadi, Irawati. (2008). Mendidik dengan Cinta. Bekasi: Pustaka Inti. Istadi, Irawati. (2007). Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.
Jamaris, Martini. (2006). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman
Kanak-kanak (Pedoman Bagi Orang Tua dan Guru). Jakarta: Grasindo.
Masitoh (2002). Model Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Pendekatan Bahasa
Menyeluruh. UPI; Tidak dipublikasikan.
Masri R. S.P. (2008). Menumbuhkan Minat Baca Sejak Dini. PT. Indeks. Jakata. Maiyanti, Ida. (2009). Keefektifan Pembelajaran Metode Bercakap-cakap Dengan
Menggunakan Flashcards Dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dan Kemampuan Membaca Anak Usia TK (Studi Eksperimen Kuasi di TK A Al-Markaz Al-Islami Makssar Tahun Ajaran 2008/2009). UPI: Tidak dipublikasikan
Muslihuddin; Mubiar (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi Kecerdasan Jamak Anak Usia TK/RA. Bandung: Rizqi Press.
Nurihksan, J. (2007). Perkembangan Peserta Didik. SPS UPI. Bandung. Ramayulis (2002). Ilmu Pendidikan Islam. Kalam Mulia. Jakata
Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta
Riduwan. (2008). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sadiman, A.S., Rahardjo, R, Haryono, A., & Raharjito. (1990). Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, edisi 1. Jakata: Penerbit
142
Santrok (1995). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Erlangga. Jakata.
Soetjiningsih, (1995). Tumbuh Kembang Anak. Gde Ranuh. Jakarta.
Solehudin (2004). Bermain dan Perkembangan dalam Persfektif Vygotsky. Makalah
Pada Pelatihan Pengembangan Wawasan Dosen PGTK. Jakata.
Somantri Elin (2010). Pengaruh Pembelajaran dengan Menggunakan dengan Metode
Bermain Peran terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial dan Keterampilan Berbicara. Tesis UPI, Tidak dipublikasikan.
Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV. Sinar Baru Bandung.
Sudjana N. Rivai Ahmad (2009) Media Pengajaran. Sinar Baru Algensindo. Bandung.
Suhartono, (2005). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakata: Depdiknas. Sumantri, Mulyani & Syaodih, Nana (2007). Perkembangan Peserta Didik.
Universitas Terbuka. Jakata
Subana (2005). Statistika Penelitian. Pustaka Setia. Bandung.
Syaodih, Ernawulan. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikas. Tampubolon, D.P. (1987). Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa
Tarigan Henry Guntur (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa. Bandung.
Yusuf, S. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosdakarya.
http://mbahbrata-eduy.blogspot.com/2009/06/modul-diklat-sertifikasi-gutu.html
www. Bpkpenabur.or.id/…/Hal.17-35%20Penguatan%20membaca.pdf
http://id.netlog.com/mamikrosita/blog/blogid=16406
http://badriyadi.wordpress.com/proposal-penelitian/membaca-dan-menulis-permulaan/