UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ii ABSTRAK
Perancangan museum kamera merupakan salah satu media untuk masyarakat mengenal sejarah. Tetapi masih banyak masyarakat yang belum tertarik untuk datang ke museum, hal tersebut memang disebabkan oleh kurang terolahnya museum tersebut, dari mulai pemasaran hingga interiornya. Kamera dipilih sebagai bahan koleksi museum agar masyarakat tertarik untuk datang ke museum, karena kamera merupakan gadget yang dibawa kemanapun dan kapanpun kita bepergian, dalam bentuk telepon genggam.
Mewujudkan museum yang menarik tidaklah mudah, banyak hal yang harus diperhatikan, yaitu bagaimana membuat agar interiornya tidak biasa, beda dari yang lain dan memberikan pengalaman untuk pengunjung, lalu bagaimana menyajikan system display, pencahayaan dan sirkulasi agar sesuai dengan fungsi dan kebutuhan, serta bagaimana menmbahkan fasilitas penunjang agar bisa menarik pengunjung.
Perihal tersebut diwujudkan dengan merancang museum kamera ini dengan menggunakan tema ‘Old and New’ dan konsep ‘Kamera Obscura” Tema tersebut diterapkan pada dinding, ceiling dan lantai ruangan dan bertransisi dan gaya Victorian sampai ke modern. Lalu konsepnya diwujudkan ke material, pencahayaan ruangan, dan bentuk yang diaplikan ke sistem display dan sirkulasi museum. Sementara untuk fasilitas penunjangnya museum ini menyediakan retail kamera, untuk pengunjung membeli kamera dan segala perlengkapannnya, kafe untuk pengunjung yang ingin beristirahat dan komunitas fotografi berkumpul, lalu ada ruang serbaguna yang bisa disewa untuk acara-acara fotografi dan ada ruang cuci cetak bagi pengunjung yang sudah registrasi masuk ke museum untuk belajar bagaimana cara mencuci cetak roll film menjadi foto. Upaya tersebut dilakukan agar masyarakat mau datang ke museum untuk bermain dan belajar.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iii ABSTRACT
Camera museum is one of many medias to tell about history to the people. But some people are not really interested to come to the museum, it is caused by a lack treatment for the museum, from the marketing to the interior design. Camera selected as a museum collection so that people interested in coming to the museum, because camera is a gadget that everyone carry wherever and whenever we travel, in the form of a cell phone or camera itself.
To create an interesting museum is not easy, a lot of things must be considered, how to ensure that the interior is unique, different from the others and give experience to the visitors, and how to present the system displays, lighting and circulation to suit the functions and needs, and how to add other facilities in order to attract visitors.
The problems is solved by designing this camera museum by using the theme 'Old and New' and the concept 'Camera Obscura’. The theme is applied to the walls, ceiling, floor and the transition room to room with victorian to modern style. Then the concept is translated into the materials, lighting, and forms to display system and museum circulation. As for the additional facilities of this museum provides a retail camera, for visitors to buy a camera and all accesoriess, cafe for visitors who want to relax and photography community come together, then there is a ballroom that can be rented for photography events and there is a darkroom for visitors who already registered for the museum to learn how to wash your film roll to a photo print. Efforts are made so that people want to come to the museum to play and learn.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA iv DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Sirkulasi Pencapaian ... 14
Tabel 2.2 Konfigurasi Jalur Sirkulasi ... 15
Tabel 2.3 Hubungan Jalur dan Ruang ... 16
Tabel 2.4 Sirkulasi Ruang ... 17
Tabel 2.5 Tingkat Cahaia Ruang Museum ... 18
Tabel 3.1 Analisa bangunan ... 68
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA v DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jarak dan Sudut Pandang Pengamat ... 18
Gambar 2.2 Teknik untuk Pencahaiaan Buatan ... 22
Gambar 2.3 Teknik untuk Pencahaiaan Alami ... 22
Gambar 2.4 Cara Kerja Kamera Obscura ... 28
Gambar 2.5 Contoh Ground Glass ... 29
Gambar 2.6 Kamera Daguerreotipe ... 30
Gambar 2.7 Kamera Panoramic ... 30
Gambar 2.8 Lensa dari Dua Hemisphere Glass iang Berisi Air ... 31
Gambar 2.9 Contoh Glass Plate ... 32
Gambar 2.10 Hasil dari Glass Plate iang Sudah Digunakan ... 32
Gambar 2.11 Kamera Kodak Roll ... 33
Gambar 2.12 Hasil Foto Kodak dengan Format Melingkar ... 35
Gambar 2.13 Kamera Brownie No.1 ... 36
Gambar 2.14 Reise Camera ... 37
Gambar 2.15 Bellow iang Khas pada Reise Camera ... 37
Gambar 2.16 Kamera Polaroid ... 39
Gambar 2.17 Bagian-Bagian pada Kamera Polaroid ... 40
Gambar 2.18 Kamera TLR dari Rolleiflex ... 43
Gambar 2.19 Kamera 1954 Asahiflex-IIB SLR Pertama iang Menggunakan Instant Return Mirror ... 44
Gambar 2.20 Prototipe Kamera Digital Pertama ... 45
Gambar 2.21 Kamera Nikos F3 dengan DCS Kodak ... 46
Gambar 2.22 Camera Winder ... 47
Gambar 2.23 Ponsel J-Phone oleh Sharp ... 48
Gambar 2.24 Kamera Mirrorless Pertama Epson R-D1 ... 49
Gambar 2.25 Lebar Minimal Satu Area Makan ... 52
Gambar 2.26 jarak Bersih Kursi Roda ... 52
Gambar 2.27 Lebar Optimal dan Minimal Meja ... 53
Gambar 2.28 Ukuran Meja Bundar untuk Jumlah Orang Tertentu ... 53
Gambar 2.29 Jalur Pelaianan/Jarak Bersih Antar Meja ... 54
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vi
Gambar 2.31 Sirkulasi Antar Rak Buku ... 55
Gambar 2.32 Suasana Museum KAA ... 55
Gambar 2.33 Lampu Sorot Gantung dan Displai Kaca dengan Background HPL Kaiu ... 56
Gambar 2.34 Ruang Pameran pada Museum KAA ... 57
Gambar 2.35 Ruang Konferensi Asia Afrika ... 57
Gambar 2.36 Pintu Masuk Museum Kamera dari Lebuh Muntri ... 58
Gambar 2.37 Double Exporsure Café ... 59
Gambar 2.38 Welcome Area Menuju Tangga ke Lantai Dua ... 59
Gambar 2.39 Tangga Menuju Lantai Dua ... 59
Gambar 2.40 Toko Souvenir ... 60
Gambar 2.41 Memasuki Main Hall Setelah Menaiki Tangga ... 61
Gambar 2.42 Bagian Dalam Main Hall ... 61
Gambar 2.43 Kamera iang Ditaruh Agar Pengunjung Bisa Mencoba Menggunakan61 Gambar 2.44 Obscura Room ... 62
Gambar 2.45 Ruang Unique Collection rrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr 63 Gambar 2.46 History of Camera ... 63
Gambar 2.47 Darkroom ... 64
Gambar 2.48 Pinhole Room ... 64
Gambar 3.1 Lokasi Kartikasari Dago ... 68
Gambar 3.2 Tampak Depan Kartikasari ... 69
Gambar 3.3 Kartikasari ... 70
Gambar 3.4 Restoran Madame Sari ... 70
Gambar 3.5 Lantai Dua ... 71
Gambar 3.6 Pertokoan Lantai Dua ... 71
Gambar 3.7 Koridor Lantai Dua ... 71
Gambar 3.8 Void saat Memasuki Gedung ... 72
Gambar 3.9 Void di Atas Restoran Madame Sari ... 72
Gambar 3.10 Zoning Blocking Lantai Satu ... 77
Gambar 3.11 Zoning Blocking Lantai Dua ... 78
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA vii
Gambar 4.2 Proses Kamera Obscura ... 84
Gambar 4.3 Contoh Garis iang Diambil ... 84
Gambar 4.4 Contoh Kamera Obscura ... 85
Gambar 4.5 Contoh Kamera Obscura dengan Kuningan ... 85
Gambar 4.6 General Layout Furniture 1st Floor ... 87
Gambar 4.7 General Layout Furniture 2nd Floor ... 88
Gambar 4.8 General Section A-A’ ... 88
Gambar 4.9 General Section B-B’ ... 89
Gambar 4.10 Lobby Layout Furniture ... 90
Gambar 4.11 Section A-A’ Lobby ... 91
Gambar 4.12 Section B-B’ Lobby ... 91
Gambar 4.13 Lobby Perspective ... 92
Gambar 4.14 Layout Furniture 1st Floor Museum ... 93
Gambar 4.15 Section A-A’ 1st Floor Museum ... 94
Gambar 4.16 Section B-B’ 1st floor Museum ... 94
Gambar 4.17 Opening Room Perspective ... 95
Gambar 4.18 1500-1900 Room Perspective ... 96
Gambar 4.19 Layout Furniture 2nd Floor Museum ... 96
Gambar 4.20 Section A-A’ 2nd Floor Museum ... 97
Gambar 4.21 Section B-B’ 2nd Floor Museum ... 98
Gambar 4.22 1900-1987 Room Perspective ... 98
Gambar 4.23 1987-Digital Room Perspective ... 99
Gambar 4.24 Site Plan ... 100
Gambar 4.25 1st Floor of General Plan ... 101
Gambar 4.26 2nd Floor of General Plan ... 102
Gambar 4.27 General Section ... 103
Gambar 4.28 Lobby Electrical Plan ... 104
Gambar 4.29 Lobby Ceiling Plan ... 105
Gambar 4.30 Lobby Layout Furniture ... 106
Gambar 4.31 Lobby Floor Plan ... 107
Gambar 4.32 Lobby Section ... 108
Gambar 4.33 1st Floor Museum Electrical Plan ... 109
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA viii
Gambar 4.35 1st Floor Museum Layout Furniture ... 111
Gambar 4.36 1st Floor Museum Floor Plan ... 112
Gambar 4.37 1st Floor Museum Section ... 113
Gambar 4.38 2nd Floor Museum Electrical Plan ... 114
Gambar 4.39 2nd Floor Museum Ceiling Plan ... 115
Gambar 4.40 2nd Floor Museum Layout Furniture ... 116
Gambar 4.41 2nd Floor Museum Floor Plan ... 117
Gambar 4.42 2nd Floor Museum Section ... 118
Gambar 4.43 Furniture Detail Table Display ... 119
Gambar 4.44 Furniture Detail Receptionist Desk ... 120
Gambar 4.45 Furniture Detail Lobby Installation Chair ... 121
Gambar 4.46 Furniture Detail Bench ... 122
Gambar 4.47 Furniture Detail Hanging Display ... 123
Gambar 4.48 Furniture Detail Lobby Camera Shelves ... 124
Gambar 4.49 Interior Detail Opening Room Display ... 125
Gambar 4.50 Interior Detail Wood Panelling ... 126
Gambar 4.51 Interior Detail Lobby Partition ... 127
Gambar 4.52 Interior Detail Lobby Staircase ... 128
Gambar 4.53 Interior Detail Wall Treatment ... 129
Gambar 4.54 Interior Detail Lobby Ceiling Partition ... 130
Gambar 4.55 Lobby Perspective ... 131
Gambar 4.56 Opening Room dan 1500-1900 Area Perspective ... 134
Gambar 4.57 1900-1987 Area Perspectives ... 135
Gambar 4.58 1987-Digital Area Perspective ... 136
Gambar 4.59 Manual Perspectives ... 137
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Perkembangan teknologi pada zaman ini sudah sangat pesat, tidak perlu
puluhan tahun teknologi sudah bisa berkembang sangat jauh. Berkembangnya
teknologi, membuat orang-orang menjadi terbiasa hidup nyaman dan melupakan
sejarah bagaimana teknologi tersebut ke depan mata kita. Padahal keberhasilan
suatu negara diukur dar bagaimana warga negaranya menghargai sejarah.
Salah satu wadah untuk mengenalkan suatu sejarah adalah museum.
Museum merupakan tempat dimana kita bisa mempelajari sesuatu secara informal
dan dijelaskan dengan cara yang lebih menarik dan tidak membosankan. Tetapi
sepertinya orang-orang Indonesia masih belum terlalu tertarik dengan museum.
Padahal untuk masuk ke museum biayanya tidak mahal, dibandingkan dengan
gaya hidup anak muda zaman sekarang.
Keadaan museum yang ada di Indonesia ini kurang menarik, sehingga tidak
membuat orang penasaran untuk datang dan belajar. Bangunannya seperti tidak
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 2 sehingga di permukaannya penuh dengan debu. Seperti yang dikatakan oleh Putu
Supadma Rudana selaku Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) kepada
antaranews.com, bahwa seluruh museum yang ada di Indonesia harus
diberdayakan karena selama ini belum begitu diperhatikan. Museum yang ada dan
tersebar di Indonesia keberadaannya hanya tempat untuk menampung warisan
budaya dan belum begitu diperhatikan pengelolaannya.
Masyarakat Indonesia, khususnya Bandung mempunyai ketertarikan yang
besar terhadap dunia fotografi. Ada yang profesional dan banyak juga yang
amatir, karena sekarang anak kecil pun sudah bisa belajar mengambil foto dengan
kamera telepon genggam mereka yang sudah canggih. Di Bandung banyak sekali
komunitas fotografi, belum lagi di kota lain. Seperti yang dikatakan
sebandung.com, Bandung merupakan rumah untuk komunitas fotografi paling tua
di Indonesia. Dari situ muncul sebuah ide untuk merancang sebuah museum
kamera yang memperlihatkan perjalanan awal kamera sampai kamera tercanggih
yang sekarang kita gunakan. Di museum ini juga akan ada kafe untuk pengunjung
bersantai dan mungkin saling berbincang dan bertukar pikiran tentang kamera
yang mereka gunakan. Akan ada pula tempat untuk seniman fotografi Bandung
memamerkan karyanya, tergantung jadwal kegiatannya.
Dengan dirancangnya museum ini, Bandung mempunyai objek wisata baru
dan di harapkan masyarakat akan lebih tertarik untuk datang ke museum dengan
tujuan belajar atau bahkan sekedar jalan-jalan.
1.2Identifikasi Masalah
• Belum adanya museum yang memperkenalkan sejarah kamera di Indonesia.
• Interior museum di Bandung kebanyakannya kurang diolah, hanya sebagai
tempat penyimpanan barang bersejarah.
• Sistem display dan pencahayaan kurang diperhatikan sehingga membentuk
bayangan yang mengenai barang pameran.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 3 1.3Ide gagasan perancangan
Tema yang digunakan dalam perancangan museum kamera ini adalah “Old
and New” yang diangkat dari perkembangan kamera yang sudah ada sejak tahun
1500 yang masih sederhana dengan menggunakan material yang ada pada zaman
itu sampai sekarang tahun 2016 yang sudah menggunakan teknologi canggih.
Kemudian, konsep yang saya gunakan adalah Kamera Obscura yang merupakan
sebuah fenomena yang mana sebuah prinsip kerja kamera, dari kamera jaman
dahulu sampai kamera yang berteknologi tinggi. Prinsip kerja kamera Obscura
adalah ada sebuah ruang gelap dengan sebuah lubang di salah satu sisi
dindingnya, lalu cahaya dari luar ruang gelap tersebuat akan masuk melewati
lubang tadi dan memproyeksi gambar yang ada diluar ruang gelap ke dinding di
sebrang lubang secara terbalik. Proses tersebut mempunyai empat elemen penting
yaitu, cahaya (light), lubang (aperture), ruang gelap (darkened room), dan
gambar (image). Keempat elemen ini pun selalu ada di semua kamera dari yang
tertua sampai yang paling canggih saat ini walaupun sistemnya sudah lebih maju
dan menggunakan teknologi. Maka dibuatlah pembabakan untuk disetiap
ruangnya, yaitu: The Light, The Aperture, The Darkened Room, dan The Image.
Ruangan pertama yang akan pertama dilihat oleh pengunjung adalah lobby,
selain mengurus administrasi, orang bisa beristirahat sambil menonton tayangan
di layar yang sudah disediakan. Tayangan ini nantinya akan diganti setiap
bulannya. Lalu ada juga koleksi-koleksi kamera yang bisa dinikmati oleh
pengunjung. Setelah dari lobby, orang bisa memasuki ruang Obscura, ruang
Obscura ini adalah ruangan gelap yang akan memproyeksikan layar yang ada di
lobby, maksud dari ruangan ini adalah untuk memperkenalkan prinsip kerja
sebuah kamera. Lobby ini menggunakan babak The Light. Ruang selanjutnya
adalah Ruang Pembuka (Opening Room), ruang pembuka ini merupakan ruangan
untuk memperkenalkan sejarah kamera secara singkat dengan cara mengurutkan
kamera sesuai timeline mereka ditemukan, agar lebih mudah dipahami. Kemudian
ada ruang 1500-1900, di ruang ini akan memperkenalkan kamera-kamera yang
ada pada jenjang tahun 1500-1900, yaitu kamera Obscura, Daguerreotype, dan
juga Panoramic. Ruangan ini lebih banyak memperlihatkan diorama ruang, yang
bisa di jadikan photobooth untuk para penjung berfoto. Ruangan yang diambil
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 4 terkenal melukis dengan menggunakan kamera Obscura. Lukisan Vermeer
banyak yang berlokasi dirumahnya sediri, dengan jendela disebelah kanan dan
lantai papan catur yang sedikit menguning, dari situ lah diorama ruang Vermeer
antara 1900-1987 dan masih terkenal sampai sekarang. Cara menyajikan cerita
diruangan ini sudah canggih dan menggunakan teknologi touch screen jadi tidak
terlalu banyak display. Kemudian ruang selanjutnya adalah ruang 1987-Sekarang.
Ruangan ini menceritakan kamera-kamera yang sudah digital dan cara
menyampaikan ceritanya pun sama dengan ruang 1900-1987 yang sudah
menggunakan teknologi touch screen. Ruang ini merupakan ruang museum
terakhir, setelah itu pengunjung akan diberi pilihan untuk belajar mencetak foto di
darkroom atau mengakhiri perjalanan museum dan keluar ke ruang retail.
1.4Rumusan masalah
• Bagaimana menerapkan nuansa Old and New dan konsep Kamera Obscura
pada perancangan interior ?
• Bagaimana menyajikan sistem display, pencahayaan dan sirkulasi agar
sesuai dengan fungsi dan kebutuhan pada perancangan interior museum?
• Bagaimana menambahkan fasilitas penunjang agar interior museum lebih
menarik pengunjung?
1.5Tujuan Perancangan
• Menerapkan nuansa Old and New dengan konsep kamera Obscura pada
perancangan interior museum kamera.
• Menyajikan sistem display, lighting, dan sirkulasi agar sesuai dengan
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5 • Merancang interior fasilitas penunjang agar museum lebih menarik
pengunjung.
1.6Manfaat perancangan
Perancangan museum ini bertujuan untuk menciptakan museum yang
mengajarkan masyarakat untuk menghargai sejarah teknologi, dari awal
ditemukannya kamera sampai teknologi saat ini. Tujuan lain yaitu, mengajak
orang-orang untuk datang ke museum untuk belajar, sehingga kedepannya
museum dapat dijadikan tempat untuk bersenang-senang.
Dengan banyaknya komunitas fotografi di Bandung, museum kamera ini di
harapkan juga bisa menjadi tempat para fotografer belajar tentang kamera dan
bertemu dengan sesama pecinta fotografi yang akhirnya saling berbincang dan
bertukar pikiran.
1.7Ruang lingkup perancangan
Bagian-bagian pusat museum yang dapat memenuhi fasilitas dan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh pecinta kamera dan fotografi adalah sebagai berikut:
1. Lobby
Merupakan area untuk menyambut pengunjung dan memberi informasi
tentang isi museum.
2. Exhibition Area
Ruang dimana semua kamera di perlihatkan dan beberapa hasil dari
kamera tersebut.
3. Library
Berisi buku-buku tentang kamera dan hasil-hasil fotografi.
4. Event Room
Ruangan ini bisa dipakai untuk pameran karya, event, seminar dan
workshop.
5. Cafe
Tempat untuk pengunjung sekedar beristirahat atau mengobrol dan
bertukar pikiran.
6. Retail
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 6 1.8Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang perancang mengambil objek bahasan dalam
tugas akhir beserta analisa permasalahan yang muncul dari objek perancangan.
BAB II. MUSEUM KAMERA
Bab ini berisi pengertian, teori pendukung, ergonomi, serta studi banding yang
sudah dilakukan terkait objek perancangan.
BAB III. DESKRIPSI DAN PROGRAM PERANCANGAN INTERIOR
MUSEUM KAMERA
Bab ini berisi analisa fisik dan fungsi dari objek perancangan, identifikasi user,
struktur organisasi , flow activity, dan zoning blocking ruangan pada objek
perancangan.
BAB IV. PERANCANGAN INTERIOR MUSEUM KAMERA DENGAN
KONSEP KAMERA OBSCURA
Bab ini berisi penjelasan mengenai konsep perancangan yang berisi layouting
denah dan hasil desain rancangan.
BAB V. KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan dari desain yang diciptakan.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 137
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Simpulan
Penerapan tema Old and New dan konsep kamera Obscura ada di setiap
ruang yang ada di museum kamera ini, Penerapan elemen interior seperti bentuk,
material, dan warna sudah diterapkan. Seperti bentuk yang saya gunakan untuk
merancanga museum ini adalah geometris yang di ambil dari cahaya yang masuk
kedalam lubang obscura. Elemen warna pada desain museum ini menggunakan
warna-warna dari kamera obscura pada zaman dahulu, seperti coklat ke
kuning-kuningan, dan juga corak penggunan corak kayu, karena pada zaman obscura
masih menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah didapat seperti kayu.
Penerapan Old and New, terdapat pada desain ruangan saat masuk ruang
pembuka dan 1500-1900, disini digunakan gaya pada tahun 1500an dengan
menggunakan wood panel, dan ceiling treatment yang menggunakan wood beam
expose, ini merupakan implementasi ‘old’. Sedangkan ‘new ‘diterapkan pada
ruang di lantai dua, karena disini, kamera yang di pamerkan merupakan kamera
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 138
menggunakan gaya modern yang bersih, tidak banyak garis dan tidak
macam-macam.
Buat penerapan konsepnya yaitu The Light, The Aperture, The Darkened
Room, dan The image. The light diterapkan pada lobby lantai satu dan opening
room. Ruangan-ruangan ini merupakan ruangan paling terang diantara semua
ruangan museum, karena mereka diibaratkan sebagai cahaya yang mau masuk ke
dalam kamera obscura.
Penerapan The Aperture atau lubang, ada pada ruang 1500-1900, disini
ruangan tidak begitu terang dan tidak mempunyai lampu general. Cahaya didapat
dari infografis yang berupa lightbox dan cahaya aksen di bawah display, dibawah
meja. Beberapa menggunakan lampu spot untuk menerangi barang pameran.
Sementara untuk The Darkened Room, diterapkan di ruang 1900-1987,
ruangan ini dibuat gelap total dengan cat tembok, epoxy lantai dan ceilingnya
berwarna hitam dengan maksud, ingin mendapat suasana darkroom yang
sebenarnya. Cahaya penerangan di ruangan ini dibuat dengan sensor gerak, jika
ada orang masuk ke salah satu ruangan yang ada di ruang 1900-1987, lampu pad
arak kamera akan menyala. Lampu aksen dibuat sebagai penunjuk arah, tetapi
secara tidak langsung. Untuk informasi diruangan ini, sudah bisa diakses melalui
laya sentuh yang disediakan di tiap ruangannya.
The Image merupakan hasil proyeksi kamera obscura pada dinding di
sebrang lubang yang terproyeksi secara terbalik, warnanya pun tidak begitu
keluar. Oleh karena itu, disini saya mau membuat ruangan seakan terbalik atau
melawan gravitasi, dengan cara menggunakan hanging display untuk pamerannya
dan menggunakan material cermin pada ceiling ruangan. Pencahayaan disini
temaram sama seperti hasil Obscura yang terproyeksi.
Untuk mendukung kebutuhan user, museum kamera menyediakan kafe
untuk berkumpul dan berbincang pengunjung biasa bahkan komunitas, ruang
serbaguna yang bisa digunakan oleh museum untuk pameran karya atau bisa
disewakan untuk acara yang berhubungan dengan kamera dan fotografi. Ada juga
perpustakaan, toko kamera yang menyediakan souvenir sampai jual kamera,
tripod, MMC, dan lainlain, kemudian ada tempat cuci cetak yang menjadi bagian
museum, dipersilakan bagi pengunjung museum untuk belajar mencetak negatif
foto menjadi positif, tetapi jika pengunjung tidak ingin belajar mencuci cetak
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 139
5.2 Saran
Melalui perancangan museum kamera ini, ada beberapa saran yang dapat
disampaikan dalam merancang sebuah fasilitas publik. Sirkulasi bagi
pengunjung harus diperhatikan, bagaimana cara mengatur agar pengunjung tidak
melewati fasilitas yang dikenakan biaya secara gratis dan begitu pula sebaliknya.
Display merupakan hal yang signifikan dalam merancang sebuah museum,
bagaimana membuat display yang menarik, interaktif, tidak membosankan tetapi
tetap sesuai dengan konsep museum tersebut. Keamanan akan barang-barang
koleksi yang bernilai tinggi harus diperhatikan agar tetap aman tetapi juga bisa
PERANCANGAN MUSEUM KAMERA DENGAN
KONSEP KAMERA OBSCURA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Dibuat dan disusun untuk meraih gelar Sarjana Strata 1
Program Studi Desain Interior
Astrid Nidiawaty
1263050
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis bisa
menyelesaikan Tugas Akhir dengan lancar.
Penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi syarat akademik mata kuliah Studio
Desain Interior 6 dalam menempuh Program Studi Strata 1 Fakultas Seni Rupa dan Desain
Universitas Kristen Maranatha. Tujuan lain dari mata kuliah Studio Desain Interior 6 ini juga
menambah wawasan, keterampilan dan pengalaman.
Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih atas bantuan dan bimbingan kepada:
1. Bapak Erwin Ardianto Halim, S.Sn., M.F.A. selaku Ketua Program Studi Desain
Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha
2. Ibu Yudita Royandi, S.T,. S.Ds., M.Ds. selaku koordinator mata kuliah Studio
Desain Interior 6 Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha
3. Bapak Dr. Krismanto Kusbiantoro, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing satu
Tugas akhir.
4. Bapak Miky Endro S, S.Sn., M.T. selaku dosen pembimbing dua Tugas Akhir.
5. Teman-teman yang selalu mendukung bagaimanapun keadaannya
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Penulis menyadari
bahwa pembuatan laporan ini masih banyak kesalahan, oleh karena itu, penulis menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun. Terimakasih
Bandung, Desember 2016
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 140 DAFTAR PUSTAKA
Buku
Ching, Francis D.K. 2000. Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga
Gustavson, Todd. 2009. Camera: A History of Photography From Daguerreotype to Digital. Sterling Publishing Co.
Museums in Motion: An Introdution to the History and Functions of Museums. 2008.
What is a Museum?. United Kingdom: Altamira Press (21 feb 2016, 15:42)
Neufert, Ernst. 2014 Data Arsitek Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Oxford Ensiklopedia Pelajar. 1995. Museum. Jakarta: PT Widyadara (21 feb 2016, 15:42)
Science Encyclopedia. 1991. Camera. London: Kingfisher (22 feb 2016, 08.20)
Web
Davlin, Ann. 2011. History of Cameras: Illustrated Timeline. photodoto.com. (22 feb 2016, 10.00)
Dowling, Stephen. 2015. The Most Important Cardboard Box Ever?.
http://www.bbc.com/news/magazine-30530268. (7 April 2016, 18.27)
Estrin, James. 2015. Kodak’s First Digital Moment.
http://lens.blogs.nytimes.com/2015/08/12/kodaks-first-digital-moment/?_r=0. (19 april 2016, 14.39)
Fineman, Mia. 2004. Kodak and The Rise of Amateur Photography.
http://www.metmuseum.org/toah/hd/kodk/hd_kodk.htm. (17 april 2016, 12.44)
Greenspun, Philip. 2007. History of Photography Timeline. www.photo.net. (22 feb 2016, 10.25)
Idrus, Ujang. 2015. Ami: Seluruh Museum di Indonesia Harus
Diberdayakan.www.antaranews.com. (7 april 2016, 21.28)
Keyser, Della. 2014. Pictures First, Cameras Second: The History of
Disposable Cameras.
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 141 Macneil, Jessica. 2016. Polaroid Introduces The Instant Camera, February 21, 1947.
http://www.edn.com/electronics-blogs/edn-moments/4407362/Polaroid-introduces-the-instant-camera--February-21--1947. (8 April 2016, 07.03)
Pavle. 2015. History and Evolution of Action Cameras. http://pevly.com/action-camera-history/. (19 april 2016, 19.46)
Rasyid, Abdul et.al. 2011. Makalah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Minat Masyarakat Berkunjung ke Museum). Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. (7 April 2016, 22.29)
Rinaldy, Ahmad et. al. 2012. Makalah Ilmu Kealaman Dasar Perkembangan Kamera. Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin.
https://www.academia.edu/7723356/Makalah_Perkembangan_Kamera (4 april
2016, 07.57)
Gambar
www.amazingcameraobscura.co.uk. Diakses pada tanggal 22 februari 2016, 10.41
http://kirkgittingsphotography.blogspot.co.id/. Diakses pada 11 april 2016, 06.43
http://www.novacon.com.br. Diakses pada 12 April 2016, pukul 21.14
http://www.myplace.edu.au. Diakses pada 17 April 2016, pukul 07.46
http://www.novacon.com.br. Diakses pada 17 april 2016, pukul 08.12
https://www.qld.gov.au. Diakses pada 17 April 2016, pukul 08.27
http://archivesoutside.records.nsw.gov.au. Diakses pada 17 April 2016, pukul 08.30
https://www.emaze.com. Diakses pada 17 April 2016, pukul 17.46
http://www.dpreview.com. Diakses pada 17 April 2016, pukul 13.16
http://www.historiccamera.com. Diakses pada 17 April 2016, pukul 18.55
http://collectiblend.com. Diakses pada 17 April 2016, pukul 21.44
http://www.haaslti.com. Diakses pada 17 april 2016, pukul 21.29
http://www.edn.com. Diakses pada 18 April 2016, pukul 07.17
http://www.edn.com. Diakses pada 18 April 2016, pukul 07.04
http://www.dieselpunks.org. Diakses pada 19 April 2016, pukul 11.14
http://www.klassik-cameras.de. Diakses pada 19 april 2016, pukul 14.14
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 142 http://www.mir.com.my. Diakses pada 19 april 2016, pukul 15.17
http://www.mir.com.my. Diakses pada 19 April 2016, pukul 15.40
www.digitaltrends.com. Diakses pada 19 april 2016, pukul 15.48