• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF USING INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) TOWARDS TEACHERS PERFORMANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "THE INFLUENCE OF USING INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) TOWARDS TEACHERS PERFORMANCE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 1 Nomor 2 Agustus 2021

THE INFLUENCE OF USING INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) TOWARDS TEACHERS’ PERFORMANCE

Erna Rusmiwati Sukandar1, Endang Syarif2, Maharani Amatilah Putri3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Latifah Mubarokiyah

[email protected]

ABSTRACT

This research was conducted based on the problems of using Information and Communication Technology (ICT) towards teachers’ performance in SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya. Due to the lack of expertise in using ITC, and the use of foreign languages that did not understand that system, so the teachers should have to carry out training, perseverance and discipline by using that ICT. The aim of the research is to determine how to due the application of information and communication technology can be impact to the teacher’s performance with the use of application of ICT in SMA Negeri 1 Ciawi. This research used descriptive quantitative method. The population of this study were 68 teachers in SMA Negeri 1 Ciawi. The sample was selected by using saturated sample method. The instrument of this research were taken interview, observation and questionnaire. The research instrument was tested by means of validity and reliability test. The results of this study indicated that the application of Information and Communication Technology (ICT) in SMA Negeri 1 Ciawi is in poor classification, teachers’ performance in SMA Negeri 1 Ciawi is in good classification, and there is a significant relationship between the Application of ICT to Teachers’ Performance in SMA 1 Ciawi.

Keywords: ICT (Information and Communication Technology), Teacher’s Performance Pendahuluan

Pendidikan menjadi hal penting dan investasi masa yang akan datang dalam suatu negara dan dalam pembangunan masyarakat Indonesia bisa meningkatkan taraf hidup menjadi lebih baik.

Berdasarkan Undang–Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan daerah.

Dukungan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun diiringi dengan meningkatkan

kualitas menejemen pelaksana di tingkat sekolah dalam pemanfaatan dana dan sosialisasi terkait dukungan pemerintah ke masyarakat, misalnya informasi program mitra warga, serta peningkatan kualitas mutu pendidikannya, baik dari peserta didik maupun dari tenaga pendidik.

Pada era industri 4.0, dalam dunia pendidikan saat ini dituntut untuk memaksimalkan penggunaan Information and Comunication Technology (ICT) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Teknologi

(2)

Informasi dan Komunikasi (TIK).

Beberapa tahun terakhir, pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan sudah mulai memasyarakat, mulai dari jenjang Pendidikan Dasar, Menengah, sampai ke Perguruan Tinggi, meskipun variasi dan fokus pemanfaatannya berbeda-beda pada masing-masing institusi. Penerapan teknologi dalam pendidikan memang mempunyai masalah tersendiri, butuh waktu untuk proses transformasi dari sistem yang dulunya sedikit mengaplikasikan teknologi, ke sistem yang lebih dominan mengaplikasikan teknologinya. Dalam penerapan ICT ini, pada umumnya terdapat hambatan bagi staf pengajar atau guru seperti 1).merasa tidak nyaman terhadap penerapan teknologi dalam pekerjaannya karena sulit beradaptasi dengan penerapan ICT, 2).kurangnya tenaga ahli yang dapat mengoprasikan perangkat, 3).faktor usia yang harus mengikuti perkembangan ICT yang begitu cepat. Kenyataan ini mengharuskan guru untuk selalu meningkatkan kemampuannya terutama memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran guna mencapai keberhasilan pendidikan.

Hal yang perlu ditekankan untuk tujuan misi penyelenggaraan pendidikan tersebut adalah kinerja seorang guru.

Supardi (2018) mengemukakan bahwa,

“Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas siswa yang berada dibawah bimbingannya dengan meningkatkan prestassi atau hasil belajar siswa-siswanya”(hal.161). Sedangkan menurut Priansa (2018), “Kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan dan

menyelesaikan tugas serta tanggung jawabnya”(hal.129). Guru pada prinsipnya memiliki potensi cukup tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan kinerjanya karena keberhasilan suatu lembaga pendidikan ditentukan oleh kemampuan yang ditunjukan guru dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, namun potensi yang dimiliki guru untuk berkreasi sebagai upaya meningkatkan kinerja tidak selalu berkembang secara baik.

SMA Negeri 1 Ciawi adalah salah satu sekolah yang sudah menerapkan sistem ICT. SMA Negeri tertua di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki visi terwujudnya sekolah yang bermutu, siswa dan lulusan yang bermutu berakhlak mulia, cerdas dan kreatif, inovatif dan berbudaya yang mampu bersaing di era globalisasi. Dengan keunggulan menjadi salah satu sekolah yang menggunakan model pembelajaran E-Learning. SMA Negeri 1 Ciawi dalam kegiatan belajar mengajar menjadi lebih produktif dan bermakna dengan menyederhanakan tugas, meningkatkan kolaborasi, dan membina komunikasi menggunakan Google Classroom. Guru dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim masukan, dan melihat semuanya disatu tempat. Classroom juga terintegrasi secara lancar dengan fitur Google lainnya seperti Google Dokumen dan Drive.

Kinerja guru yang optimal adalah gambaran dari sumber daya manusia yang berkualitas. Kinerja ini mencerminkan keberhasilan dari diri seseorang. Pada SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya, kinerja guru sangat diperhatikan karena kinerja yang tinggi dari seseorang guru akan meningkatnya kinerja secara keseluruhan. Selain itu, SMA Negeri 1 Ciawi mengembangkan

(3)

aplikasi SKP Online sebagai aplikasi penilaian kinerja pegawai Propinsi Jawa Barat. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat meluncurkan aplikasi penilaian kinerja pegawai yang terintegrasi dengan presensi Mobile pegawai dan pelayanan kepagawaian yaitu aplikasi Kinerja Mobile atau disebut K-Mob. K-Mob merupakan aplikasi berbasis android dan IOS yang dapat memudahkan pegawai dalam input data kinerja kapanpun dan dimanapun. K-Mob dirancang untuk mengukur kinerja pegawai pada aspek : Realisasi sasaran

kerja pegawai, Perilaku kerja pegawai, serta Inovasi kerja pegawai. SMA Negeri 1 Ciawi menerapkan K-Mob pada Januari 2019, yang dikeluhkan guru di SMA Negeri 1 Ciawi mengenai aplikasi K-Mob yang belum sempurna dan terkesan memberatkan para pegawai karena koneksi server untuk aplikasi tersebut sangat lamban. Dengan segala kekurangan, selama masa tahapan pembiasaan dan pemberlakuan, aplikasi SKP Online masih tetap digunakan sesuai dengan Peraturan Gubernur No 38 Tahun 2014.

Tabel 1

Rekapitulasi Rata-Rata Hasil Penilaian Kinerja Guru SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya (2017,2018,2019)

No. Unsur-Unsur Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019

Nilai Keterangan Nilai Keterangan Nilai Keterangan

1 Keahlian 80 Baik 85 Baik 85 Baik

2 Prestasi Kerja 75 Cukup 85 Baik 82 Baik

3 Tanggung

Jawab 73 Cukup 82 Baik

80

Baik

4 Ketaatan 72 Cukup 82 Baik 80 Baik

5 Kejujuran 76 Baik 82 Baik 85 Baik

6 Kerjasama 82 Baik 82 Baik 80 Baik

7 Pengetahuan 78 Baik 82 Baik 82 Baik

8 Kepemimpinan 76 Baik 83 Baik 85 Baik

JUMLAH 612 663 659

RATA - RATA 76,50% Baik 82,88% Baik 82,38% Baik Sumber : Hasil Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan SMA Negeri 1 Ciawi

Tasikmalaya (Tahun 2017,2018,2019 dan 2020) Dari tabel di atas dapat di jelaskan

bahwa rata-rata hasil penilaian kinerja guru SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya pada tahun 2017, 2018, dan 2019 sudah baik, akan tetapi pada tahun 2019 kinerja pegawai mengalami penurunan sebesar 0,5% dari tahun 2018.

Penurunan itu terlihat pada unsur prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, dan kerja sama yang cukup signifikan, sehingga terindikasi bahwa

pada tahun 2019 terdapat masalah pada kinerja guru. Pada kinerja guru unsur- unsur yang digunakan mencakup keahlian, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, pengetahuan, dan kepemimpinan.

Dengan menerapkannya ICT yang sudah berjalan selama 5 tahun, SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya dapat menunjang pembelajaran yang kini menjadi keharusan bukan hanya untuk

(4)

meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran tetapi yang lebih penting untuk meningkatkan ICT baik guru maupun siswa sebagai bekal hidup di era teknologi yang terus berubah dan berkembang. Akan tetapi pada kenyataannya di SMA Negeri 1 Ciawi Masih ada guru yang gagap teknologi dikarenakan mereka beranggapan bahwa pembelajaran tidak perlu menggunakan media ICT selain itu terkadang pihak sekolah mengirim guru yang sudah mahir dalam ICT.

Selain itu terkadang pihak sekolah mengirim guru yang sudah mahir dalam ICT, sehingga guru yang kurang wawasannya terhadap ICT tidak mempunyai kesempatan untuk menggali ilmu tentang ICT. Para guru di SMA Negeri 1 Ciawi masih terjebak pada metode pembelajaran konvensional. Padahal, ICT bisa menjadi sumber belajar yang menolong guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Namun masih ada guru-guru, khususnya guru-guru senior yang kurang beradaptasi dan kurangnya wawasan mengenai ICT Landasan Teori

Dalam dunia pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi dan informasi saat ini telah begitu pesat, memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Dengan adanya ICT (Information and Communication Technology) yang memiliki keunggulan, tidak dibatasi oleh tempat dan waktu serta dapat mengakses informasi secara luas, cepat, dan tepat, dan adanya kemudahan dalam proses

pembelajaran, untuk memudahkan mengakses informasi.

Dengan penerapan ICT dapat mendukung kinerja guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran sekarang ini memerlukan pengembangan dan perubahan ke arah yang lebih inovatif, kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya implementasi inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan atau pembelajaran. Informasi dan sistem teknologi komunikasi sangat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan.

“ICT (Information and Communication Technology) atau dalam bahasa indonesia Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT dalam Zainal Arifin dan adhi setiyawan (2017) mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi sebagala hal yang yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengolaan informasi.

Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke yang lainnya”

(hal.88).

Adapun indikator ICT dapat diidentifikasi melalui tingkat kompetensi utama dalam tiga dimensi, sebagai berikut :

1. “Pengetahuan, ditandai dengan kesadaran pengguna tentang ICT dan apresiasi terhadap ICT baik

(5)

dalam kehidupan individual maupun profesional.

2. Keahlian, dalam hal memperoleh,

mengolah, menyimpan,

meproduksi, dan menukar informasi, mengkomunikasikan, dan melibatkan diri dalam jaringan internet. Semua itu merupakan pertanda bahwa secara individual orang yang mempunyai keahlian tersebut telah melek ICT.

3. Perilaku, bertanggung jawab dalam menggunakan teknologi, memiliki daya kepekaan dan mempunyai kemampuan dalam menilai secara kritis tentang dampak teknologi”.

Berdasarkan uraian di atas maka terdapat kaitan antara penerapan ICT dengan kinerja guru. Semakin tinggi kinerja seorang guru maka penerapan ICT disekolah telah diterapkan dengan baik. Dan juga sebaliknya, semakin rendah kinerja seorang guru maka semakin rendah pula penerapan ICT di sekolah tersebut.

Manullang (2017), saondi mengemukakan bahwa, “Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, kinerja dikatakan baik atau memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuasi dengan standar yang telah di tetapkan” (hal.1).

Sedangkan Hamzah (2018) mengemukakan bahwa indikator untuk mengukur kinerja seorang karyawan adalah:

1. Kualitas. Seperti: Menguasai bahan, Mengelola proses belajar mengajar, Mengelola kelas.

2. Ketepatan atau kecepatan kerja.

Seperti: Menggunakan media atau sumber belajar, Menguasai

landasan pendidikan,

Merencanakan progam pengajaran.

3. Inisiatif dalam bekerja. Seperti : Memimpin kelas, Mengelola interaksi belajar, Melakukan penilaian hasil belajar siswa

4. Kemampuan kerja. Seperti : Menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran, Memahami dan melaksanakan fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan 5. Komunikasi. Seperti : Memahami

dan menyelenggarakan

administrasi sekolah, Memahami dan dapat menafsirkan hasil-hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.”(hal.73).

Dari uraian di atas terlihat bahwa Penerapan ICT dapat mempengaruhi kinerja guru. Penerapan ICT yang baik di sekolah dapat menghasilkan kinerja guru yang baik dengan menjalankan fungsi kerjanya. Penerapan ICT harus diberikan dengan benar dan juga memperhatikan kemampuan, pengetahuan, dan keahlian guru sehingga kualitas dan kuantitas yang diinginkan bisa mendapatkan hasil dengan waktu yang tepat. Penerapan ICT di sekolah harus dijalankan guna mencapai tujuan yang diinginkan.

Kinerja guru sudah baik, maka dengan adanya penerapan ICT akan lebih meningkat.

Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.

(6)

Beberapa pengertian mengenai manajemen oleh pakar bidangnya sebagai berikut:

a. Dalam buku Adi Robith Setiana (2019), Hanry fayol mengemukakan bahwa “manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengawasan / kontrol terhadap sumber daya yang ada agar mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

b. James A.F. Stoner, Suatu proses perencanaan, pengorganisasian, leadership, serta pengendalian upaya dari anggota organisasi tersebut serta penggunaan sumber daya yang tersedia di organisasi tersebut guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya” dalam buku Adi Robith Setiana (hal.1-2).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen bisa diartikan sebagai ilmu dan seni dalam mengatur atau mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen dikatakan sebagai ilmu dikarenakan manajemen ini mengandung ilmu-ilmu yang logis, rasioanal maupun sistematis. Dan manajemen ini dikatakan sebagai seni, karena di dalamnya mengandung unsur kreatifitas dan juga dibarengi dengan keterampilan dari sumber daya yang ada dalam suatu organisasi. Ilmu pengetahuan dapat dijadikan pemahaman baru bagi seseorang dalam mengelola suatu organisasi, sedangkan seni akan mendorong seseorang dalam mengimplementasikan kreatifitas dan juga keterampilannya.

Pengertian Sumber daya manusia Sumber daya manusia merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen sumber daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu sendiri yang mengendalikan faktor lain (Faizal et al., 2019)

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu yang mengatur sumber daya manusia dalam perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pelaksanaan, pengadaan dan pengawasan dalam mencapai tujuan organisasi, peranan sumber daya manusia ini dilakukan dengan efektif dan efisien agar membantu terwujudnya tujuan organisasi tersebut.

Pengertian Information and Communication Technology (ICT)

ICT (Information and Communication Technology) atau dalam bahasa indonesia Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. ICT dalam Zainal Arifin dan adhi setiyawan (2017) mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi sebagala hal yang yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengolaan informasi.

Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari

(7)

perangkat yang satu ke yang lainnya”

(hal.88).

Menurut Annata Sannai (2017),

“ICT (Information and Communication Technology) atau dalam Bahasa Indonesia Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain.”(hal.100) Oleh karena itu teknologi informasi dan komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi ICT mengandung pengertian luas, yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemprosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antarmedia. ICT adalah teknologi digital atau analog apapun yang memungkinkan pengguna menciptakan, menyimpan, dan menampilkan informasi serta mengomunikasikan dalam jarak tertentu, yaitu komputer, televisi, laptop, radio, kaset audio, kamera digital, DVD, dan CD Player, serta handphone. Media-media tersebut semakin hari semakin berkembang semakin cepat seiring perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di dunia. Bahkan media tersebut semakin merambah di dunia pendidikan sebagai alat pembelajaran yang mengemas kegiatan belajar-mengajar lebih menarik.

Berdasarkan definisi diatas, ICT akan digunakan, diterapkan, dan diintegrasikan, dalam aktivitas- aktivitas pekerjaan dan pembelajaran berdasarkan pemahaman konseptual dan metode informatika.

Konsep-Konsep Dasar ICT

Konsep-konsep dasar yang terkandung dalam ICT, diantaranya :

a. Mengidentifikasi dan memahami fungsi-fungsi dari komponen- komponen utama dan berbagai macam alat pelengkap komputer dari sebuah sistem informasi yang khusus dan / atau komunikasi.

b. Memahami fungsi-fungsi utama dari sistem pengoperasian softwere yang berhubungan dengan softwere-softwere aplikasi umum yang utama”.

Peran ICT dalam Pendidikan

Perkembangan ICT menuntut perubahan paradigma pendidikan konvensional yang memiliki ciri pendidikan yang berpusat pada guru (teacher centre education) pada pendidikan berbasis ICT yang menekankan pada pendidikan berpusat pada peserta didik (student centre education) dan penguasaan ICT.

Munir (2017) berpendapat, ICT akan menghilangkan batasan-batasan jarak, ruang, dan waktu yang membatasi dunia pendidikan, seperti :

Pembelajar dapat dengan mudah mengakses proses pembelajaran di manapun dia berada.

Pembelajar dapat dengan mudah belajar dari para ahli / pakar, atau narasumber lainnya dibidang yang diminatinya”(hal.88).

Pengertian Kinerja Guru

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

Sebagaimana dalam Priansa (2018),

“Kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas serta tanggung jawabnya (hal.129)”.

Sedangkan menurut Supardi (2018) mengemukakan bahwa,

“Kinerja guru merupakan kemampuan

(8)

seorang guru dalam melaksanakan tugas dan pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas siswa yang berada dibawah bimbingannya dengan meningkatkan prestassi atau hasil belajar siswa-siswanya” (hal.161).

Dalam Manullang (2017), saondi mengemukakan bahwa,

“Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukan oleh guru dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya, kinerja dikatakan baik atau memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuasi dengan standar yang telah di tetapkan”

(hal.1).

Berdasarkan perngertian kinerja guru dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah sebuah prestasi atau hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang guru ketika menjalankan dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran.

Faktor yang mempengaruhi Kinerja Guru

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2018), faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision), yang dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor kemampuan (ability) Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan keampuan reality (knowledge+skill) artinya seorang guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan seharihari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditetapkan pada

pekerjaan yangsesuai dengan keahliannya. Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya aka dapat membantu dalam efetivitas suatu pembelajaran.

b. Faktor motivasi (motivision) Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situsi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang terarah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Meclelland mengatakan dalam bukunya Anwar Prabu berpendapat bahwa “ada hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja.” (hal.67)

Karakteristik Kinerja Guru

Dalam Adi Robith Setiana (2019), Anwar Prabu Mangkunegara mengungkapkan, karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah:

1. Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3. Memiliki tujuan yang realistis.

4. Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya.

5. Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya.

6. Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah di programkan” (hal.130).

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian reflikasi dan pengembangan yang menggunakan metode kuantitatif.

(9)

Penelitian ini bersifat kombinasi antara replikasi dan pengembangan, karena peneliti mengadopsi variabel penelitian yang sama dengan penelitian terdahulu dan juga tempat penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Pengambilan sampel dengan menggunakan kuesioner yang disebar langsung sebanyak 68. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan Simpel jenuh (teknik pengumpulan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel ). Teknik pengumpulan data dengan menggunakan obesrvasi, wawancara dan kuesioner (angket). Dan alat analisis yang dipakai adalah Regresi Linear Sederhana dengan bantuan program SPSS Versi 25.

Hasil dan Pembahasan Pengaruh Penerapan Information and Communication Technology (ICT) Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya

Penulis menganalisis Pengaruh Penerapan Information and

Communication Technology (ICT) Terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya dengan menggunakan regresi sederhana sehingga Pengaruh Penerapan Information and Communication Technology (ICT) Terhadap Kinerja Guru dapat diketahui lebih jelas. Agar proses pengujian statistic lebih mudah, penulis mempergunakan bantuan program SPSS versi 25 dengan system operasi windows 10. Berdasarkan hasil pengolahan data tersebut dapat dilakukan analisis sebagai berikut:

Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui dan menjawab permasalahan yang menjadi kajian penelitian, seberapa besar Pengaruh Penerapan Information and Communication Technology (ICT) Terhadap Kinerja Guru Variabel dalam penelitian ini adalah Information and Communication Technology (ICT) (X) dengan Kinerja Guru (Y).

Tabel 2 Output Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.129 2.297 1.798 .077

Penerapan_ICT .848 .078 .802 10.915 .000 a. Dependent Variable: Kinerja_Guru

Sumber : Data Primer, diolah (2020) Y = a + bX

Y = 4.129 + 0,848X Dimana

Y = Kinerja Guru

X = Information and

Communication Technology (ICT) a = 4.129

b = 0,848

(10)

Persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan beberapa hal, sebagai berikut:

1) Kinerja guru tanpa penerapan ICT telah ada koefisien regresi sebesar 4,129

2) Apabila penerapan ICT meningkat sebesar satu-satuan atau satu tingkat, maka akan meningkatkan kinerja guru 0,848 dengan asumsi variabel yang lainnya tetap atau nol.

3) Kinerja guru apabila dipengaruhi penerapan ICT maka akan diketahui koefisien sebesar Y = 4,129 + 0,848X

Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya Pengaruh Penerapan Information and Communication Technology (ICT) Terhadap Kinerja Guru maka digunakan Koefisien Determinasi atau menggunakan KD = r2 x 100%.

Tabel 3 Model Summary

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .802a .644 .638 3.39423 .644 119.148 1 66 .000

a. Predictors: (Constant), Penerapan_ICT

Sumber : Data Primer, diolah SPSS V.25 (2020) KD = r2 x 100%

= 0,638 x 100%

= 63,8 %

Berdasarkan tabel model summary diperoleh angka R Square sebesar 0,638 hasil tersebut merupakan pengkuadratan dari nilai r sebesar 0,802. Dengan demikian nilai koefisien dertiminasinya sebesar 63,8% yang artinya Pengaruh Penerapan Information and Communication Technology (ICT) Terhadap Kinerja Guru sebesar 63,8% dan sisanya 36,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Hipotesis

Data tabel Coefficients diperoleh angka t hitung untuk variabel Penerapan Information and Communication Technology (ICT) sebesar 10,915 dengan nilai ttabel yaitu 1,66827. Sehingga thitung > ttabel atau 10,915 > 1,66827 pada taraf signifikansi 0,000 < 0,05. Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya penerapan ICT berpengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja guru di SMA Negeri 1 Ciawi.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, yang dilakukan di SMA Negeri 1 Ciawi

(11)

tentang pengaruh penerapan Information and Communication Technology (ICT) terhadap kinerja guru, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil rekapitulasi mengenai variabel Penerapan ICT didapat angka 1936 termasuk pada klasifikasi kurang baik dan memiliki nilai tertinggi adalah keahlian dalam menggunakan ICT dapat meningkatkan kualitas bagi guru dengan skor yaitu 159.

2. Berdasarkan hasil rekapitulasi mengenai variabel Kinerja guru didapat angka 2588 termasuk pada kalsifikasi baik dan memiliki nilai tertinggi adalah mempunyai keterampilan dalam membuat tugas lebih cepat selesai dengan skor yaitu 269.

3. Pengaruh Penerapan Information and Communication Technology (ICT) terhadap kinerja guru pada SMA Negeri 1 Ciawi Tasikmalaya berpengaruh secara signifikan, hal ini dibuktikan dengan hasil analisis regresi sederhana yakni Kinerja guru tanpa penerapan ICT telah ada koefisien regresi sebesar 4,129 Apabila penerapan ICT meningkat sebesar satu-satuan atau satu tingkat, maka akan meningkatkan kinerja guru 0,848 dengan asumsi variabel yang lainnya tetap atau nol.

Untuk koefisien korelasi didapat nilai R sebesar 0,802 dimana nilai berada pada interval (0,80 – 1.000).

Dan untuk koefisien determinasi menghasilkan persentase sebesar 0,644 menunjukan variabel yang dipilih pada variabel independen yaitu penerapan ICT dapat menerangkan variasi atau pengaruh variabel dependen yaitu kinerja guru

di SMA N 1 Ciawi dengan kontribusi sebesar 64,4% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan sebagai saran-saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel penerapan ICT, dengan jumlah skor yang sangat rendah adalah sebesar 139 diketahui jika Pengetahuan bahasa asing yang kurang memadai menjadi kendala dalam menggunakan ICT. Oleh karena itu SMA Negeri 1 Ciawi harus melakukan pelatihan bahasa asing kepada para guru yang ada sehingga penerapan ICT di SMA Negeri 1 Ciawi akan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

2. Berdasarkan hasil penelitian pada variabel kinerja guru, dengan jumlah skor yang sangat rendah adalah sebesar 247 diketahui jika guru yang memiliki ketekunan dan kedisiplinan dalam melaksanakan tugas dan dapat memecahkan masalah dalam pekerjaaannya dalam hal ini masih memiliki skor yang rendah oleh karena itu pihak sekolah lebih meningkatkan pengawasan dan arahan secara berkala kepada guru dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga setiap guru memberikan kinerja yang lebih baik lagi bagi pihak sekolah.

3. Berdasarkan hasil penelitian pada penerapan ICT terhadap kinerja guru memberikan konstribusi sebesar 64,4% itu berarti sebesar 35,6%

(12)

faktor lain yang memberikan konstribusi terhadap kinerja guru.

Agar kinerja guru di SMA Negeri 1 Ciawi ini optimal, maka SMA Negeri 1 Ciawi harus memberikan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Misalnya disiplin kerjs, motivasi, pelatihan dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Faizal, R., Sulaeman, M., & Yulizar, I.

(2019). Pengaruh Budaya, Motivasi Kerja Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan. EBA Journal: Journal Economics, Bussines and Accounting, 5(1), 11–21.

https://doi.org/10.32492/eba.v5i1.

706

Hamzah, Nina, 2018, Teori Kinerja, Alfabeta, Bandung.

Hasibuan, S.P Malayu, 2017, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Bandung.

Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 2017, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakayarya, Bandung.

______2019, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung.

Manullang, 2017, Perencanaan SDM, Alfabeta, Bandung.

Priansa, Donni Juni, 2018, Perencanaan & Pengembangan SDM. Alfabeta, Bandung.

.

Setiana, Adi Robith, 2019, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manggu Makmur Tanjung Lestari,Bandung.

Sugiyono, 2015, Statistik Non Parametris Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

______2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Alfabeta, Bandung

______2018, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Zainal Arifin, dan Adhi Setiyawan,

2017, Pengembangan

Pembelajaran Aktif dengan ICT, Skripta Media Creative, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 2  Output Regresi  Coefficients a Model  Unstandardized Coefficients  Standardized Coefficients  t  Sig

Referensi

Dokumen terkait

Yang menjadi pokok bahasan utama ialah mengenai LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE secara simultan apakah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Ibid., h,.. dan perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah. Sifat dinamis ini disebabkan pertama, karena adanya perubahan ekonomi dalam

PROFIL KETERAMPILAN METAKOGNITIF DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

mengenai pengaruh iradiasi gamma terhadap antioksidan pada pepes ayam secara. utuh serta terhadap aktivitas

Tesis berjudul “ Pengembangan dan Validasi Tes Virtual Berpikir Tingkat Tinggi(Level Analisis) pada Materi Asam Basa“ , disusun sebagai tugas akhir. Program Magister

Langkah-langkah pengambilan data yang dilakukan untuk mendapatkan data penelitian adalah sebagai berikut: (1) Melakukan observasi pembelajaran untuk menemukan permasalahan

Apa yang dapat kita perbuat, kita lakukan, dan kita kerjakan dalam menghadapi zaman edan seperti di atas? Tentu banyak hal yang dapat kita perbuat, kita lakukan, dan kita kerjakan

Pertanyaan : Menurut Anda, manakah yang lebih penting, dari 14 sub faktor bauran pemasaran: kualitas produk, ukuran/berat produk, desain kemasan, dan merek produk (Strategi