• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK SMP JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK SMP JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian Tindakan Kelas

”Implementasi Model Pembelajaran STAD dengan Multimedia Peta Dunia Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Mapel IPS pada Siswa Kelas IX Tahun Pelajaran 2009-2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak”

Oleh : Ari Prastowo, S.Pd.

Abstrak

Untuk mengubah persepsi siswa terhadap pelajaran IPS itu membosankan dan menakutkan menjadi mudah, mengasyikkan dan menyenangkan perlu peran guru. Disamping itu dengan beberapa metode yang bervariasi siswa menjadi lebih aktif, pembelajaran lebih mengasyikkan dan menyenangkan sehingga siswa menjadi lebih bergairah. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia peta dunia dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2009-2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak.

Dari hasil penelitian dengan subyek penelitian siswa kelas IX sejumlah 124 siswa terbagi atas 5 kelompok diskusi masing-masing kelas paralel (IXA – IXC) di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak, dapat disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia pada tayangan LCD dapat lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2009-2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak. Dengan subyek penelitian siswa kelas IX sejumlah 124 siswa di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak, diperoleh hasil pada siklus I dengan model pembelajaran STAD rata-rata nilai hasil evaluasi 63,46 Ketuntasan Klasikal sebesar 62,86 % dengan KKM 64 dan pada siklus II rata-rata nilai hasil evaluasi meningkat menjadi 71,17 Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 % dengan KKM 64.

Kata Kunci : Model Pembelajaran STAD, Multimedia Peta Dunia, Aktivitas dan Hasil Belajar

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pendidikan tidak lagi hanya dilihat dari dimensi rutinitas, melainkan harus diberi makna mendalam dan bernilai bagi perbaikan kinerja pendidikan sebagai salah satu instrumen utama pengembangan sumber daya manusia dengan multi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Keberhasilan belajar yang dicapai peserta didik dapat dilihat pada hasil belajar mencakup ujian, tugas-tugas dan pengamatan.

Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru, tetapi dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif, sehingga mereka lebih banyak menunggu sajian guru daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, keterampilan atau sikap yang mereka butuhkan.

(2)

seperti ini tidak menumbuhkembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang diharapkan. Akibatnya nilai-nilai yang didapat tidak seperti yang diharapkan. Memperhatikan pembelajaran Mata Pelajaran IPS (Geografi) di kelas IX dengan materi dominan tentang kajian kawasan dunia (geografi regional) memberikan penjelasan bahwa metode yang digunakan guru hendaknya tidak cenderung monoton, sehingga tidak menimbulkan kejenuhan. Faktor lainnya adalah kurangnya penggunaan media pembelajaran yang lebih interaktif dan dapat memperjelas pemahaman konsep. Secara garis besar kelemahan tersebut karena kurangnya kerjasama antara siswa dalam menyelesaikan masalah, masih monotonnya pembelajaran yang digunakan dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang interaktif.

Fenomena ini terjadi pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak dalam mempelajari materi IPS tentang kajian kawasan dunia (persebaran negara maju dan berkembang) yang sudah dipelajari sebelumnya. Proporsi kesalahan terbesar yang sering ditemui pada siswa ketika harus menunjukkan pada Peta Dunia tentang persebaran negara-negara di dunia. Kemampuan dalam mencari letak Benua, Samudera dan Negara-negara merupakan kunci utama untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kelemahan ini dialami bukan semata-mata karena rendahnya kemampuan anak dalam memahami Peta Dunia saja, namun karena kurangnya kerjasama antar siswa dalam memecahkan masalah.

Secara garis besar kelemahan tersebut karena kurangnya kerjasama antara siswa dalam menyelesaikan masalah, masih monotonnya pembelajaran yang digunakan dan kurangnya penggunaan media pembelajaran yang interaktif.

Permasalahan

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi model pembelajaran STAD dengan Multimedia Peta Dunia dapat meningkatkan aktivitas belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2009 – 2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak ?

2. Apakah model pembelajaran STAD dengan Multimedia Peta Dunia dapat meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2009 - 2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak ?

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia dapat meningkatkan aktivitas belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2009 - 2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak.

Manfaat Penelitian

(3)

b. Meningkatkan rasa harga diri, motivasi belajar, mengurangi sifat apatis, mengurangi perilaku yang mengganggu, meningkatkan perbaikan diri, dan sikap saling membantu pada siswa, karena mereka bekerja dalam kelompok yang memiliki tujuan yang sama.

c. Meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran IPS kelas IX SMP terutama pada kompetensi kajian kawasan dunia.

d. Mendapatkan suatu strategi pembelajaran IPS sebagai suatu alternatif dalam upaya mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.

e. Membantu guru untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

KAJIAN TEORI dan PUSTAKA A. Proses Belajar dan Aktivitas Belajar

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar, hanya dapat diamati jika ada perubahan tingkah laku. Menurut Bigge (dalam Darsono, 2000) belajar adalah perubahan yang menetap dalam kehidupan seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis. Selain itu Moskowitz dan Arthur (dalam Darsono, 2000) berpendapat bahwa belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir. Witthaker (dalam Darsono,2000) menyatakan belajar merupakan proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Sedangkan Winkel (dalam Darsono, 2000) mendefinisikan belajar sebagai aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan dan pemahaman. Berdasarkan dari beberapa pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat dari interaksi dari lingkungan.

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Pengajaran modern menekankan pada aktivitas sejati. Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Aktivitas belajar ada macam-macam, menurut Paul D. Dierich, (dalam Hamalik, 2003:172) membagi kegiatan belajar dalam 6 kelompok, ialah: a) Kegiatan visual, misalnya membaca, b) Kegiatan lisan, mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan interupsi. c) Kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, d) Kegiatan menulis: membuat rangkuman, dan mengerjakan tes. e) Kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, dan menganalisis. f) Kegiatan emosional: minat, berani, dan tenang.

B. Metode dan Model Pembelajaran

Mengingat pentingnya materi yang ada dalam IPS, maka kualitas pengajaran perlu ditingkatkan yaitu dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Karena penggunaan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, padahal materi yang diajarkan sukar dipahami siswa.

(4)

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode saja, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian anak didik. Beberapa aspek yang dapat dikembangkan agar lebih menarik perhatian siswa antara lain: 1) perlunya kerjasama dan tanggung jawab individu terhadap kelompok, 2) adanya persaingan yang sehat antar kelompok dan 3) perlunya media pembelajaran yang menarik perhatian siswa.

Tugas Guru adalah memfasilitasi dengan :

1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa

2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya sendiri 3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem, dimana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi, guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat digunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model-model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Macam-macam tipe model pembelajaran Cooperative Learning, antara lain : Role Playing, Problem Based Intruction (PBI), Course Review Horay (Bingo), Mind Mapping (peta pikiran), Change of pairs (tukar pasangan), Debate, Group Investigation, Group to arround (keliling kelompok), Snowball Throwing, Student Teams Achievement Divisions (STAD), Team Game Tournament (TGT), Jigsaw, Simulation dan Demonstration.

C. Konsep Model Pembelajaran STAD

Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu suatu strategi pembelajaran yang menitikberatkan pada pengelompokkan siswa dengan tingkat kemampuan akademik yang berbeda kedalam kelompok-kelompok kecil. Kepada siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya, seperti menjelaskan kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih lemah, dan sebagainya (Saptono, 2003: 32).

STAD merupakan teknik paling sederhana dan dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran dan berbagai tingkat umur (Slavin, 2008: 143).

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

(5)

Fase 2

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

D. Media Pembelajaran

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Arief Sadiman, 1996 : 6)

Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru – siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan oleh guru. Beberapa jenis media yang biasa digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran dapat digolongkan menjadi : media grafis, media fotografis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio (audio visual) dan lingkungan sebagai media pembelajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 1989 : 7). Metode dan media pembelajaran IPS harus lebih bervariasi dalam penyampaiannya dan disesuaikan dengan materi / bahan ajar yang dikembangkan untuk siswa mendapatkan pengalaman yang lebih dibandingkan hanya mendapatkan secara teori saja. Pada kenyataannya di lapangan sumber dan sarana pembelajaran masih minim, terlebih lagi untuk menyampaikan materi (Oemar Hamalik, 2003 : 28-32)

METODOLOGI PENELITIAN A .Prosedur Penelitian

(6)

Secara umum dalam pelaksanaan tindakan dapat dikemukakan dalam bagan berikut ini :

B. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian ini adalah peserta didik kelas IX Tahun Pelajaran 2009-2010 SMP Negeri 1 Wedung sejumlah 124 siswa. Pemilihan subyek penelitian ini didasari pertimbangan sebagai berikut :

1. Pengoptimalan pengetahuan tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan mendemonstrasikan, memahami dan mempresentasikan di kelas IX untuk mengkaji kompetensi yang ada kaitannya.

2. Komposisi kemampuan akademik peserta didik kelas IX cukup merata sehingga memudahkan dalam pembentukan kelompok.

3. Peneliti mengajarkan Mata Pelajaran IPS di kelas tersebut, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data hasil belajar masing-masing siklus dengan implementasi model pembelajaran STAD diukur menggunakan tes setiap siklusnya berupa soal essay, sedangkan data keaktifan siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi oleh observer. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini merupakan alat pengumpul data dari teknik tes dan non tes. Untuk teknik tes unjuk kerja digunakan alat pengumpul data berupa rubrik penilaian unjuk kerja dengan descriptor dan skala penilaian yang sebelumnya telah disepakati bersama antara guru dengan peserta didik. Pada teknik non tes, alat pengumpul data yang akan digunakan adalah pedoman observasi untuk merekam data tentang keaktifan dan keterlibatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

D. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan terhadap data kuantitatif maupun data kualitatif.

Siklus I:

Diskusi Kelompok STAD

Siklus II:

Model STAD dilanjutkan Turnamen Penggunaan

Media

Pembelajaran

Pelaksanaan

model STAD Kegiatan Tanya Jawab

Evaluasi

Penggunaan Media

Pembelajaran

Pelaksanaan model STAD

Kegiatan

(7)

1) Data Kuantitatif yang berupa skor hasil unjuk kerja siswa melalui diskusi, simulasi dan demonstrasi kelompok, akan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif ini dilakukan dengan mencari skor yang diperoleh masing-masing kelompok dalam diskusi setiap aspek yang dinilai dan ketercapaian belajar yang ditetapkan.

2) Data Kualitatif yang berupa informasi rekaman keaktifan dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar yang dicapai akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Analisis ini akan dilakukan dengan pengelompokkan data kemudian diinterpretasikan serta dideskripsikan sebagai suatu simpulan hasil pengamatan.

Disamping data pokok berupa hasil belajar, dalam penelitian tindakan kelas ini diukur pula keaktifan siswa. Keaktifan siswa ini dapat dilihat dari:

1. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 2. Kerjasamanya dalam kelompok

3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok 4. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok 5. Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok 6. Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat

7. Memberi gagasan yang cemerlang

8. Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 9. Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 10. Memanfaatkan potensi anggota kelompok

11. Saling membantu dan menyelesaikan masalah

Dari proses identifikasi masalah, ditemukan sejumlah 20% dari jumlah peserta didik di kelas IX yang masih menguasai tentang Persebaran Negara-negara di dunia melalui penunjukkan Peta Dunia pada LCD. Oleh karena itu, dalam penelitian ini ditetapkan indikator kinerja/keberhasilan sebagai berikut :

1. Pada akhir siklus 1, diharapkan minimal 50% peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak mampu memahami dan menguasai tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.

2. Pada akhir siklus 2, diharapkan minimal 85% peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak mampu memahami dan menguasai tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia, dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah.

E.Validasi Instrumen Penelitian

(8)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kegiatan Pembelajaran 1. Perencanaan Pembelajaran.

Pada Tahap Perencanaan Penelitian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan pada kelas IX Semester Genap Mapel IPS.

2. Kegiatan Belajar Mengajar Pra Siklus.

Kegiatan pembelajaran sebelumnya dari hasil wawancara menurut persepsi siswa masih bersifat monoton sehingga kurang menyenangkan. Metode-metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dan kegiatannya hanya sebatas memperhatikan penjelasan guru, mencatat dan latihan soal. Kegiatan ini cenderung membuat siswa menjadi bosan terhadap pelajaran IPS, sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi yang disampaikan.

Kegiatan belajar mengajar pada pra siklus masih menggunakan metode ceramah bervariasi dan tanya jawab, guru menyampaikan materi sesuai dengan kompetensi. 3. Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus I.

Pada Tahap Siklus I Penelitian disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan pada kelas IX Semester Genap. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan model Diskusi (STAD), Inquiry dan Pengamatan, alat pembelajaran dapat digunakan langsung oleh siswa sebagai media presentasi dalam diskusi untuk menjawab bahan diskusi dengan cara mengamati Peta dan Atlas. Siswa langsung pada pengalaman dengan melihat dan menganalisa Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan multimedia Peta Dunia pada LCD, Guru hanya sebagai fasilitator dalam diskusi (STAD).

Pada siklus I ini ada beberapa kelemahan yang diprediksi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar. Kelemahan tersebut adalah kurang optimalnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan metode pembelajaran kooperatif STAD.

4. Kegiatan Belajar Mengajar pada Siklus II.

Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II dengan metode kooperatif model STAD dilanjutkan Turnamen, media pembelajaran berupa Peta Dunia pada LCD dan komputer dapat digunakan langsung oleh siswa sebagai media presentasi dalam diskusi untuk menjawab bahan diskusi. Pada akhir kegiatan diadakan Turnamen, siswa dalam kelompok memanfaatkan media Peta Dunia pada LCD dan komputer untuk mencoba memahami dan menguasai tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan bermain pada komputer yang tersedia, kemudian dipresentasikan di depan kelas.

Di dalam turnamen ini guru memberikan 7 buah soal kepada tiap kelompok, di mana soal-soal ini harus dikerjakan oleh masing-masing kelompok, dan penilaiannya berdasarkan skor benar, serta kecepatan waktu mengerjakannya. Jadi bagi kelompok yang dapat mengerjakan soal-soal dengan benar dan waktu mengerjakannya pun cepat akan mendapatkan skor tertinggi.

(9)

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Aktivitas siswa pada saat pembelajaran baik pada saat kegiatan pembelajaran kooperatif STAD maupun pada saat model STAD - Turnamen berlangsung dalam kategori sangat tinggi. Rata-rata aktivitas siswa ketika memperhatikan penjelasan guru maupun penjelasan siswa lain tergolong sangat tinggi yaitu 94,12. Sebagian besar siswa lebih fokus, cermat, antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Tingkat kerjasama mereka dalam kelompok juga tergolong sangat tinggi dengan rata-rata 91,91. Hal ini membuktikan bahwa mereka mampu bekerja sesuai dengan langkah kerja dan setiap anggota melaksanakan tugasnya. Rata-rata skor dalam mengemukakan pendapatnya secara lisan pada kelompok ahli maupun kelompok asal masih dalam kategori tinggi meskipun dilihat dari rata-ratanya mengalami kenaikan menjadi 80,15. Hal ini menunjukkan bahwa mereka mampu mengemukakan pendapatnya secara lebih responsif, runtut dan mudah dipahami oleh siswa lainnya. Dalam hal memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok masih tergolong tinggi yaitu sebesar 72,06, karena mereka cenderung responsif dan menyimak ketika temannya berpendapat.

Kemampuan siswa untuk mendengarkan pendapat teman lain tergolong sangat tinggi dan mengalami kenaikan menajadi 93,38 Mereka cenderung lebih memperhatikan, menyimak dan mencatat ketika temannya mengemukakan pendapatnya baik di kelompok ahli maupun di kelompok asal, meskipun dalam hal memberi gagasan yang cemerlang masih belum optimal, terbukti dari rata-rata skornya mencapai 78,68 dalam kategori tinggi karena mereka mampu memahami materi dan mengorganisasikan ide. Dalam hal membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang dalam satu kelompok tergolong sangat tinggi dengan rata-rata 84,56 dan keputusan yang mereka berikan berdasarkan pertimbangan anggota dalam satu kelompok mencapai 85,29 dalam kategori sangat tinggi. Dalam hal ini mereka mampu mengidentifikasi masalah, mengemukakan ide memberi tanggapan ide, keputusan bersama. Dalam hal memanfaatkan potensi anggota kelompok mencapai 83,82 dalam kategori sangat tinggi karena setiap anggota bekerja sesuai dengan potensinya serta bekerja secara efektif. Rata-rata skor untuk aktivitas saling membantu dan menyelesaikan masalah mencapai 83,09 dalam kategori sangat tinggi. hal ini menunjukkan bahwa mereka mampu mengemukakan permasalahan, mengemukakan ide, memberi tanggapan ide, bersama bergerak menyelesaikan masalah. Secara umum aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran pada siklus I dan II sudah tergolong sangat tinggi terbukti dari rata-rata skor 84,29.

Aktivitas Siswa saat pembelajaran siklus I

No Aspek yang diamati Mean

%

skor Kriteria

1

Memperhatikan penjelasan guru atau

siswa lainnya 3.76 94.12 Sangat Tinggi

2 Bekerjasama dalam kelompok 3.68 91.91 Sangat Tinggi

3 Mengemukakan pendapatnya secara lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi

4 Siswa mengemukakan pendapatnya secara lisan dalam kelompok 3.21 80.15 Tinggi 5 Siswa memberi kesempatan

berpendapat kepada teman dalam

(10)

kelompok

6

Siswa mendengarkan dengan baik

ketika teman berpendapat 3.74 93.38 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.15 78.68 Tinggi

8 Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang 3.38 84.56 Sangat Tinggi

9 Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain 3.41 85.29 Sangat Tinggi

10

Pada siklus I ini ada beberapa kelemahan yang diprediksi menjadi penyebab kurang optimalnya hasil belajar. Kelemahan tersebut adalah kurang optimalnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran karena siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran STAD. Mereka masih terbawa oleh suasana pembelajaran sebelumnya. Hal ini terlihat dari masih belum jelasnya siswa ketika menyampaikan hasil jawaban kepada temannya dalam satu kelompok.

Kelemahan lainnya adalah belum kompaknya siswa ketika bekerjasama di dalam kelompok. Melihat kondisi ini dapat dijadikan sebagai bahan refleksi untuk pertemuan berikutnya, dimana siswa harus lebih ditekankan untuk bertanggung jawab atas masalah dan hasil penyelesaian pada kelompok, serta bertanggungjawab untuk menjelaskan kepada teman-temannya secara lebih jelas serta menjaga kekompakan dengan cara memvariasikannya. Namun secara umum ada respon positif dari siswa dengan adanya pembelajaran dengan model STAD ini, karena mereka lebih menyenangi kegiatan yang dilakukan.

Aktivitas Siswa saat pembelajaran Siklus II

No Aspek yang diamati Mean % skor Kriteria

1 Memperhatikan penjelasan guru atau siswa lainnya 4.00 100.00 Sangat Tinggi 2 Bekerjasama dalam kelompok 3.88 97.06 Sangat Tinggi

3

Mengemukakan pendapatnya secara

lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi

4

Siswa mengemukakan pendapatnya

secara lisan dalam kelompok 3.03 75.74 Tinggi

5

ketika teman berpendapat 3.32 83.09 Sangat Tinggi 7 Memberi gagasan yang cemerlang 3.03 75.74 Tinggi

8

Membuat perencanaan dan pembagian

kerja yang matang 3.41 85.29 Sangat Tinggi

9

Keputusan berdasarkan pertimbangan

anggota yang lain 3.26 81.62 Sangat Tinggi

(11)

kelompok

11

Saling membantu dan menyelesaikan

masalah 3.15 78.68 Tinggi

Mean 36,18 82,22 Sangat tinggi

Sumber : Data primer yang diolah

Meskipun secara umum respon siswa terhadap pembelajaran pada siklus II ini tergolong baik, namun masih ada sisi kelemahan yang masih sama dengan siklus I yaitu kurang kompaknya siswa dalam satu kelompok. Kesulitan yang dihadapi oleh teman-teman sejauh ini dalam menerapkan pembelajaran ini adalah kurang kompaknya anggota kelompok, sehingga dengan adanya hal ini akan menghambat kinerja kelompok dalam proses pembelajaran. Selain itu juga, bahwa kendala yang lainnya adalah jika ada anggota kelompok yang tidak menguasai materi dan tidak jelas dalam menyampaikan dan menjelaskan pada rekan-rekan dalam kelompoknya, maka hal ini akan membuat teman-teman yang lain menjadi bingung dan tidak jelas.

2. Penilaian Hasil Belajar

Sebelumnya, pada indikator keberhasilan diharapkan pada akhir siklus I, hasil ketuntasan klasikal minimal 50 % peserta didik di kelas IX SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak mampu memahami dan menguasai materi tentang Benua, Samudera dan Persebaran Negara-negara di dunia dengan memenuhi kriteria ketuntasan minimal sebesar 64 dan pada akhir siklus II, hasil ketuntasan klasikal minimal 85%.

Hasil evaluasi pada kegiatan pra siklus, siswa secara klasikal hanya memiliki ketuntasan 35,29 % dengan rata-rata nilai = 52,65 dan masih di bawah KKM 64. Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini.

Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus I, penyampaian materi menggunakan metode diskusi (STAD) dengan Peta Dunia diperoleh rata-rata nilai = 63,97 dengan KKM = 64 didapat ketuntasan klasikal sebesar 62,86 %.

Dari hasil Evaluasi/Penilaian (data terlampir) pada siklus II dengan penyampaian materi implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia diperoleh rata-rata Nilai = 71,17 dengan KKM = 64 didapat Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 %.

Dari hasil penilaian pada siklus I dan II, terjadi peningkatan minat dan hasil belajar sebesar 7,71 dari rata-rata nilai pada siklus I = 63,97 dan siklus II = 71,17. diperoleh peningkatan hasil ketuntasan klasikal sebesar 31,43 % dari ketuntasan klasikal pada siklus I = 62,86 % dan siklus II = 94,29 %.

Perbandingan Penilaian Hasil Belajar Tiap Siklus PENILAIAN HASIL BELAJAR

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

Rata-rata

Nilai Ketuntasan

52,65 35,29% 63,97 62,86 % 71,17 94,29 %

(12)

P E N U T U P A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan :

1. Siswa sangat berperan aktif dalam proses pembelajaran model STAD dengan tayangan multimedia Peta Dunia pada Mata Pelajaran IPS kelas IX Tahun Pelajaran 2009-2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak

2. Implementasi model pembelajaran STAD dengan multimedia Peta Dunia dapat lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran IPS pada siswa kelas IX Tahun Pelajaran 2009-2010 di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten. Dengan subyek penelitian siswa kelas IX sejumlah 124 siswa di SMP Negeri 1 Wedung Kabupaten Demak, didapatkan pada siklus I dengan model STAD rata-rata nilai hasil evaluasi 63,46 Ketuntasan Klasikal sebesar 62,86 % dengan KKM 64 dan pada siklus II rata-rata nilai hasil evaluasi meningkat menjadi 71,17 Ketuntasan Klasikal sebesar 94,29 % dengan KKM 64.

B. Saran-saran

1. Agar kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan, seorang guru hendaknya dapat menciptakan pembelajaran dengan memperhatikan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kompetensinya, serta bisa lebih variatif-inovatif dan menarik agar pembelajaran tidak monoton dan cenderung membosankan. 2. Perubahan dan pembaharuan harus segera dilakukan pada seluruh komponen pendidikan, misalnya kurikulum, sarana dan prasarana, serta metode pembela- jaran yang digunakan. Segala komponen itulah yang akan mendukung keberha- silan tujuan pendidikan.

3. Waktu pembelajaran dengan memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kompetensi yang diberikan hendaknya memperhitungkan waktu dan kondisi kesiapan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Baharudin dan Nur Wahyuni, Esa. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

(13)

kan CBSA. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Sadiman, Arief S, dkk. 1996. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo

Saptono, Sigit. 2003. Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Semarang : Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Slavin, R. 1995. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo

Sudjana, Nana. 1997. Media Pengajaran. Bandung : CV Sinar Baru

Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar – dasar Evalusai Pendidikan (edisi revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Zaenal Arifin. 1991.Evaluasi Instruksional, Prinsip-Teknik-Prosedur. Bandung : PT Rosda Karya

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah pengenalan suara, dengan judul Penerapan Model Codebook untuk Transkripsi Suara ke Teks dengan Ekstraksi Ciri

Sementara menurut Satori & Komariah (2014 hal. 22) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu

[r]

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, serta inayahNya sehingga skripsi dengan judul “penerapan strategi pembelajaran the great

[r]

Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif deskriptif dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan untuk analisis laporan keuangan untuk mengetahui

KETERKAITAN ANTARA PENGGUNAAN ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC) SEBAGAI SARANA TEMU BALIK INFORMASI D ENGAN KEPUASAN PEMUSTAKA D I UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS PAD JAD

Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang tidak dimengerti tentang materi tari modern (pengertian, fungsi, jenis dan nilai estetis tari modern).