• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOL"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SEKOLAH

DASAR GUGUS KARTINI KECAMATAN SIDOREJO SALATIGA

Oleh

WINDHIASTRI NUR AINI PRAMESTI 942016015

Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana windhiastri.nap@gmail.com / 942016015@student.uksw.edu

ABSTRAK

Keberhasilan pendidikan tidak terlepas dari adanya pengaruh kinerja mengajar guru. Peningkatan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui peningkatan supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi guru. Oleh karena itu masalah pokok dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja mengajar guru. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja mengajar guru. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara; (1) supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru, (2) motivasi guru terhadap kinerja mengajar guru, (3) supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja mengajar guru. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode kuisioner dan pendekatan deskriptif analitik. Sampel diambil secara menyeluruh dari populasi sebanyak 66 orang guru Sekolah Dasar se-gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga. Teknik pengumpulan data melalui angket skala lima kategori Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson product moment, determinasi, dan regresi (sederhana dan ganda). Selanjutnya data yang telah terkumpul diolah kemudian ditafsirkan, dianalisis dan dideskripsikan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kemajuan pendidikan suatu bangsa tidak terlepas dari adanya andil pemerintah dalam memajukan pendidikan. Pendidikan sendiri menjadi pilar utama suatu bangsa. Kemajuan dan keberhasilan suatu pendidikan tidak berjalan dengan sendirinya, banyak faktor-faktor yang memberikan pengaruh yang signifikan. Beberapa faktor tersebut yaitu tenaga pendidikan yang mumpuni di bidangnya, kurikulum yang berlaku, manajemen sekolah, dan faktor-faktor lingkungan.

Faktor-faktor tersebut mempunyai peranan masing-masing dalam keberhasilan pendidikan. Tersedianya tenaga pendidik dan kinerja yang bekualitas menjadi pilar utama dalam keberhasilan sebuah pendidikan. Yang dimaksudkan sebagai tenaga pendidik disini adalah guru. Guru mempunyai peranan penting dalam memajukan pendidikan melalui pembelajaran ilmu pengetahuan yang berlangsung di sekolah. Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum di dalam Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 yang berisi Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Di dalam pengajaran di sebuah lembaga pendidikan khususnya di Sekolah Dasar, guru mengambil peran penting terutama dalam hal kinerjanya. Bagaimana tingkat kinerjanya akan mempengaruhi seberapa hasil yang akan dihasilkan. Pemerintah tidak hentinya untuk selalu berusaha meningkatkan kinerja guru agar semakin lebih baik. Misalnya dengan KKG (Kelompok Kerja Guru), workshop, lokakarya, supervisi administrasi dan akademik, pembinaan, pelatihan, dan pemberian reward maupun sanksi sebagai konsekuensi atas sebuah kinerja.

Supervisi menjadi salah satu upaya peningkatan kinerja guru. Sedangkan tujuan dilakukannya supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dikelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tetapi juga mengembangkan potensi kualitas guru (Sahertian, 2000:19).

(3)

berkompetisi yang sehat. Pemberian penghargaan sebagai upaya pembinaan motivasi tidak selalu harus berwujud atau barang, tetapi dapat juga berupa puji-pujian dan hadiah-hadiah im-material.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah supervisi akademik kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga?

2. Apakah motivasi guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga?

3. Apakah supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi guru berpengaruh signifikan terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga?

Tujuan Penelitian

Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Pengaruh supervisiakademik kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah

dasar Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga.

2. Pengaruh motivasi guru terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga.

3. Pengaruh supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi guru terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Salatiga.

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan kontribusi bahan kajian dalam bidang manajemen pendidikan yaitu mengenai supervisi akademik. Selain itu hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan bahan acuan dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan supervisi akademik.

(4)

KAJIAN PUSTAKA Supervisi Akademik

Supervisi adalah usaha yang dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) dalam memimpin, memotivasi, atau membantu guru untuk memperbaiki pengajaran sesuai dengan perkembangan dan tujuan pendidikan ke arah yang lebih baik.

Glickman (1981), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. (Daresh, 1989).

Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

Motivasi Kerja Guru

Marihot Tua Effendi Hariandja (2009:320) berpendapat bahwa motivasi adalah sebagai faktor – faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah. Sedangkan Wibowo (2010:379) mengemukakan bahwa motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intesitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.

Dapat dikatakan bahwa motivasi timbul dalam diri pegawai atau melalui rangsangan dari luar diri pegawai tersebut. Dalam sebuah organisasi khususnya sekolah, pemimpin dalam hal ini yaitu kepala sekolah dituntut memainkan peran yang lebih dalam memberikan rangsangan dan dorongan agar para guru semakin termotivasi dalam menghasilkan hasil yang memuaskan dan terus berusaha lebih meningkatkan lagi hasil kerjanya.

(5)

Menurut A. Tabrani Rusyan dkk, (2000:17), kinerja guru adalah melaksanakan proses pembelajaran baik dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas di samping mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya, seperti mengerjakan administrasi sekolah dan administrasi pembelajaran, melaksanakan bimbingan dan layanan pada para siswa, serta melaksanakan penilaian.

Dalam hubungannya dengan dunia pendidikan, maka kinerja guru dapat didefinisikan sebagai sejauh mana seorang guru bekerja secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dalam upaya mencapai tujuan institusional. Kemampuan seorang guru akan terlihat pada saat mengajar yang dapat diukur dari kompetensi mengajarnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Subjek penelitian ini adalah guru sekolah dasar di Gugus Kartini Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga yang terdiri dari 66 guru meliputi guru kelas dan guru mata pelajaran. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner guna mengumpulkan data tentang supervisi akademik, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban 1 – 5. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Uji Deskriptif

Hasil uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa variabel supervisi akademik (X1) memiliki nilai minimum 52 dan maximum 72 dengan mean 61,33. Untuk variabel motivasi guru (X2) memiliki nilai minimum 47 dan maximum 71 dengan mean 62,91. Sedangkan variabel kinerja mengajar (Y) memiliki nilai minimum 40 dan maximum 58 dengan mean 48,24.

2. Uji Linearitas

(6)

signifikansi untuk motivasi guru (X2) terhadap kinerja mengajar (Y) sebesar 0,092 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara motivasi guru (X2) dan kinerja mengajar (Y) terdapat hubungan yang linear secara signifikan.

3. Uji Normalitas

Berdasarkan uji normalitas data dengan one sample kolmogorov-smirnov test diketahui bahwa nilai kolmogorov-smirnov Z sebesar 0,670 dengan probabilitas signifikan 0,760 jadi dapat disimpulkan bahwa semua data yang diuji berdistribusi normal.

4. Uji Multikolonieritas

Berdasarkan uji multikolonieritas diketahui nilai tolerance variabel supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) sebesar 0,933 lebih besar dari 0,10. Sementara itu nilai VIF variabel supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) sebesar 1,071 lebih kecil dari 10,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas dalam model regresi.

5. Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin Watson (DW) 1,820. Hasil tersebut akan dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5% dengan jumlah sample 66 (n) dan jumlah varibel independen 2 (K=2) = 2.66 maka diperoleh nilai DU = 1,6640. Nilai DW 1,820 lebih besar dari batas atas DU yakni 1,6640 dan kurang dari 4–DU = 4 – 1,6640 = 2,336 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.

6. Uji Korelasi

(7)

Sedangkan pada nilai signifikan (2-tailed) antara motivasi guru (X2) dan kinerja mengajar (Y) adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi guru (X2) dan kinerja mengajar (Y). Selanjutnya, dapat diketahui correlation coefficient (koefisien korelasi) antara motivasi guru (X2) dan kinerja mengajar (Y) sebesar 0,586 maka nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi sedang antara supervisi akademik (X1) dan kinerja mengajar (Y).

7. Uji Hipotesis

a. Uji Korelasi Ganda

Berdasarkan hasil uji korelasi ganda diketahui bahwa besarnya hubungan antara supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) (secara simultan) terhadap kinerja mengajar (Y) yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,632, hal ini menunjukkan pengaruh yang tinggi. Sedangkan kontribusi secara simultan supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) terhadap kinerja mengajar (Y) adalah R2 x 100% atau 0,399 x 100% = 39,9% sedangkan sisanya 60,1% ditentukan oleh variabel lain.

Kemudian untuk mengetahui tingkat signifikansi koefisien korelasi ganda diuji secara keseluruhan. Hipotesis yang diajukan yaitu :

a. H0 : Supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) tidak berhubungan secara silmultan dan signifikan terhadap kinerja mengajar (Y).

b. Ha : Supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) berhubungan secara silmultan dan signifikan terhadap kinerja mengajar (Y).

Sesuai dengan hasil uji korelasi ganda dapat diperoleh nilai probabilitas (sig .F change) = 0,000. Karena nilai sig.F change 0,000 < 0,05 , maka kesimpulannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya Supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) berhubungan secara silmultan dan signifikan terhadap kinerja mengajar (Y).

b. Uji Simultan (Uji F)

(8)

Artinya semakin tinggi supervisi akademik dan motivasi guru maka akan tinggi pula kinerja mengajarnya, dan sebaliknya.

c. Uji Parsial (Uji T)

Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) persamaan regresinya adalah Y=13,314+0,012 X1+0,544X2 artinya nilai konstanta sebesar 13,314 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) maka nilai variabel kinerja mengajar (Y) sebesar 13,314.

Angka koefisien variabel supervisi akademik sebesar 0,012 menunjukkan bahwa setiap peningkatan supervisi 1% akan meningkatkan kinerja mengajar sebanyak 0,012. Sedangkan koefisien variabel motivasi guru sebesar 0,544 menunjukkan bahwa setiap peningkatan supervisi 1% akan meningkatkan kinerja mengajar sebanyak 0,544.

Berdasarkan nilai t tabel yaitu 2,384 maka nilai t hitung variabel supervisi akademik (X1) lebih kecil dari pada nilai t tabel (0,113 > 2,384) maka variabel supervisi akademik (X1) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja mengajar (Y), sedangkan tingkat signifikannya 0,910 > 0,05 maka variabel supervisi akademik (X1) secara simultan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja mengajar (Y). Sedangkan nilai t hitung variabel motivasi guru (X2) lebih besar daripada t tabel (6,223 > 2,384) maka variabel motivasi guru (X2) secara simultan berpengaruh terhadap variabel kinerja mengajar (Y), berbeda halnya dengan tingkat signifikannya yaitu 0,000 < 0,05 maka variabel motivasi guru (X2) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel kinerja mengajar (Y).

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi guru memliki pengaruh yang siginifikan dibanding dengan supervisi akademik terhadap kinerja mengajar, hal ini dapat dikatakan bahwa motivasi menjadi andil besar terhadap kemajuan dan keberhasilan kinerja mengajar tetapi juga tidak melupakan akan supervisi akademik yang dilakukan. Karena motivasi guru datang dari dalam diri sendiri dan akan menjadi lebih kuat lagi dengan dorongan dari lingkungan dan orang-orang di sekitar maka hal tersebut akan menghasilkan kinerja yang lebih baik.

(9)

1. Berdasarkan nilai t hitung dan tingkat signifikannya maka variabel supervisi akademik (X1) secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel kinerja mengajar (Y). Semakin tinggi supervisi akademik guru tidak menjamin semakin tinggi pula kinerja mengajar seorang guru, dan sebaliknya.

2. Berdasarkan nilai t hitung dan tingkat signifikannya maka variabel motivasi guru (X2) secara simultan berpengaruh terhadap variabel kinerja mengajar (Y). Semakin tinggi motivasi guru maka akan semakin tinggi pula kinerja mengajar seorang guru tersebut, dan sebaliknya.

3. Berdasarkan hasil uji simultan (uji F) menunjukkan nilai F hitung sebesar 20,944 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,005. Menunjukkan bahwa variabel supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) secara simultan mempengaruhi kinerja mengajar (Y). Nilai positif F hitung (+) hal ini menunjukkan hubungan positif antara supervisi akademik (X1) dan motivasi guru (X2) terhadap kinerja mengajar (Y). Artinya semakin tinggi supervisi akademik dan motivasi guru maka akan tinggi pula kinerja mengajarnya, dan sebaliknya.

SARAN

Perlu adanya perbaikan dan peningkatan dalam hal supervisi akademik agar nantinya semakin baik pula kinerja mengajar guru, hal ini diharapkan dapat menciptakan suatu keberhasilan dan kemajuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2004, UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Armas Duta Jaya.

Ernawati, 2007. Pengaruh Supervisi Akademik dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Mengajar guru. Jurnal Manajemen Sumber daya Manusia Vol.2 N0 1 Desember 2007: 11-22.

Hastuti, Clotilda Puji, 2011. Hubungan Supervisi dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru di Gugus Ki Hajar Dewantara kecamatan Pabelan, Tesis tidak dipublp-kasikan. Magister manajemen Pendidikan. UKSW Salatiga.

Herzberg, Frederick, Behal Mausner, Barbara B Synderman. 1995. The Motivation to Work. New York: John Wiley S Sons.

(10)

Indrawati, Yuli, 2012. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan.

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2010. Sugiono, Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2010.

Tabrani Rusyan dkk. (2000). Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru, Cianjur: CV. Dinamika Karya Cipta.

(11)

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh market timing ability , stock selection skill, expense ratio dan tingkat risiko terhadap kinerja reksa dana saham di

bahwa dengan adanya pengalihan dana Bantuan Operasional Sekolah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

industri tekstil dalam mengelola air limbahnya masih banyak yang melakukannya.. dengan cara pendekatan pengolahan limbah yang sudah terbentuk yaitu

Gelaran, desa agropolitan di gunung

1) Menentukan KKM dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan, karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, serta guru dan kondisi satuan pendidikan melalui

 Belanda menyerahkan wilayah jajahan atas Indonesia kepada Jepang tanpa syarat di Kalijati jabar tg 8 Maret 1942 yang disebut perjanjian Kalijati..  PEMERINTAHAN JEPANG

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan