• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model dan Strategi Pembelajaran. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model dan Strategi Pembelajaran. docx"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL, METODE & STRATEGI MENGAJAR

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : DRS. YUSRAN ADENIN, MA

OLEH

ARDIANSYAH

PRODI / SEMESTER : PAI - IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkat atas kehadirat Allah yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs. Yusran Adenin, MA mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Model, Metode dan Strategi Mengajar ” sehingga dengan ini kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

(3)

Tanjung Pura, 6 Juli 2017

Penyusun

Ardiansyah

(4)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Masalah...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

A. Pandangan – Pandangan Pokok Mengenai Mengajar...2

B. Model dan Metode Pokok Mengajar...4

C. Strategi dan Tahapan Mengajar...6

BAB III...11

PENUTUP...11

A. Kesimpulan...11

B. Saran...11

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas mengajar tentu bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dikerjakan, tetapi mengajar merupakan suatu hal yang harus kita pahami sebagai suatu upaya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian, tidak semua orang berpendapat bahwa tugas mengajar adalah sebuah pekerjaan yang tidak terlalu sulit untuk dilakukan. Pandangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa tidak sedikit orang yang memberikan kesempatan bagi dirinya untuk mengemban tugas ini baik dalam konteks jemaat maupun sekolah.

Mengajar bukan hanya sekadar menanamkan pengetahuan dan kebudayaan kepada peserta didik, tetapi juga suatu langkah dalam mengorganisasi suatu lingkungan dengan sebaik mungkin agar melalui lingkungan itu, peserta didik dapat mengalami proses belajar.

Dengan demikian, kegiatan belajar bukan hanya berpusat pada pengajar tetapi juga kepada peserta didik. Untuk itu, Di samping itu, menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Penting untuk menerapkan aspek ini karena berdampak langsung pada minat para peserta didik: apakah si peserta didik aktif dalam mengikuti proses pembelajaran atau tidak.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar?

(6)

3. Bagaimana strategi dan tahapan dalam mengajar?

C. Tujuan Masalah

1. Agar mengetahui pandangan-pandangan pokok mengenai mengajar.

2. Agar mengetahui model dan metode pokok dalam mengajar.

3. Agar mengetahui strategi dan tahapan dalam mengajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pandangan – Pandangan Pokok Mengenai Mengajar

Mengajar dalam kamus besar Indonesia ada dua pengertian, pertama adalah memberikan serta menjelaskan kepada orang tentang suatu ilmu atau Pelajaran.1 Kedua, bermakna melatih. Menurut Mursell mengajar ialah

mengorganisasi pelajaran kepada peserta didik. Sedang menurut Hamalik ada beberapa pengertian tentang mengajar seperti di bawah ini:2

a. Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah

b. Mengajar ialah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah.

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Depdiknas. 2008) hlm, 451

(7)

c. Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.

d. Mengajar atau mendidik itu adalah memberikan bimbingan belajar kepada murid.

e. Mengajar adalah kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga Negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.

f. Mengajar adalah suatu proses membantu siswa mengahadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Ada dua pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran pertama menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua menganggap mengajar sebagai “seni”.

1. Mengajar sebagai ilmu.

Sebagian ahli memandang mengajar sebagai Ilmu. Oleh kerenanya, guru merupakan sosok pribadi manusia yang memang sengaja dibangun untuk menjadi tenaga profesional yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang tinggi dalam dunia pendidikan yang berkompeten untuk melakukan tugas belajar.

(8)

guru, misalnya oleh orang tuanya sendiri, akan dapat menjadi guru yang baik asal ia dididik di sekolah atau fakultas keguruan.3

Dari uraian di atas jelas bahwa aliran yang memandang mengajar sebagai ilmu itu diilhami oleh teori perkembangan klasik yang disebut empirisme yang dipelopori oleh Jhon Locke. Menurut teori ini pembawaan dan bakat yang diturunkan oleh ornag tua tidak berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan sesorang, sebab pada dasarnyaa manusia lahir dalam keadaan kosong.

2. Mengajar sebagai seni.

Sebagian ahli lainnya memandang bahwa mengajar adalah seni, bukan ilmu. Oleh karenanya tidak semua orang berilmu bisa menjadi guru yang piawai dalam hal mengajar. Sebagai contoh, seorang pakar yang “mumpuni” dalam sebuah bidang studi umpamanya bidang agama dan bahkan telah memiliki pengetahuan keguruan yan cukup, belum tentu mahir mengajar agama kepada orang lain. Dalam kenyataan sehari-hari terkadang kita saksikan seorang guru agama atau bahkan seorang yang berpredikat ulama sama sekali tidak menarik dan cenderung membosankan ketika ia berceramah atau berdiskusi mengenai masalah keagamaan.

Berdasarkan kenyataan yang ada, seperti contoh yang ada, maka cukup kuatlah eksistensi aliran yang memandang bahwa mengajar adalah seni, dan kecakapan mengajar yang notabene artistik itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang memang berbakat, sedangkan bakat itu merupakan suatu pembawaan yang tidak bisa dipelajari.4 Aliran pandangan ini sama dengan

aliran nativisme yang dipelopori oleh Arthur Schopenhauer, yang berpendapat bahwa manusia sudah mempunyai bawaan sejak lahir.

3 Ibid, hlm, 55-56

(9)

B. Model dan Metode Pokok Mengajar

Adapun model dan metode pokok mengajar adalah sebagai berikut:5

1. Model information processing (tahapan pengolahan informasi)

Model mengajar jenis ini berorientasi pada kecakapan siswa dalam memproses informasi dan cara-cara mereka dapat memperbaiki kecakapan untuk menguasi informasi. Model mengajar jenis ini bertujuan agar ranah cipta siswa dapat berfungsi dan berkembang seoptimal mungkin.

2. Model personal (pengembangan pribadi)

Model personal pada umumnya berorientasi pada pengembangan pribadi siswa dengan lebih banyak memperhatikan kehidupan ranah rasa, terutama fungsi emosionalnya. Diharapkan dengan menggunakan model ini dapat menolong siswa dalam mengembangkan sendiri hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Siswa sebagai peaerta didik juga dapat menyadari dirinya sebagai seorang pribadi yang berkecakapan (capable) cukup untuk berinteraksi dengan pihak luar sehingga tercipta pola hubungan inter-personal yang kondusif.

3. Model sosial (hubungan bermasyarakat)

Model social adalah model mengajar yang menitikberatkan peda proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok individu tersebut. Rumpun model ini lazim juga disebut sebagai interactife model (model yang bersifat hubungan antar individu). Aplikasi model social diprioritaskan untik mengembangkan kecakapan individu siswa dalam berhubungan dengan orang lain atau masyarakat.

(10)

4. Model behaviorial (pengembangan perilaku)

model mengajar pengembangan perilaku direkayasa atas dasar kerangka teori perilaku yang dihubungkan dengan proses belajar mengajar. Aktifitas mengajar, menurut teori ini, harus ditujukan pada perilaku baru atau berubahnya perilaku siswa kearah yang sejalan dengan harapan. Rumpun model mengajar behavorial banyak dilandasi oleh asumsi empiris bahwa segenap perilaku siswa adalah fenomena yang dapat diobservasi, diukur, dan dijabarkan dalam bentuk perilaku-perilaku khusus. Perilaku khusus inilah yang menjadi tujuan belajar siswa.

Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Terdapat empat macam metode mengajar yang banyak digunakan pada setiap jenjang pendidikan formal yaitu: 6

1. Metode ceramah

Yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah adalah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satu arah. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi. Metode ini juga dipandang paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan daya paham siswa.

2. Metode diskusi

(11)

Metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving).Tujuan penggunaan metode diskusi adalah untuk memotivasi dan memberi stimulasi kepada siswa agar berpikir dengan renungan yang dalam (reflektife thinking).

3. Metode demonstarasi

Demonstrasi dalam penyajian informasi dapat diartikan sebagai peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau mengerjakan sesuatu. Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar-mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan proses melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu.

4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus dapat terdiri atas banyak metode campuran, diantaranya:

a. Metode ceramah plus tanaya jawab dan tugas (CPTT).

b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas (CPDT).

c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).

C. Strategi dan Tahapan Mengajar

(12)

Strategi dasar mengajar adalah pendekatan pokok yang harus diperhatikan oleh guru. Dengan mengetahui strategi dasar berarti mengetahui hal-hal minimal yang harus dikuasai oleh guru maupun calon guru sebelum melaksanakan tugas mengajar.7

Mengajar merupakan salah satu tugas pokok profesi guru yang bersifat komplek. Kompleksitas mengajar terlihat dari awal guru mengajar sampai proses penilaian. Guru perlu membuat sebuah perencanaan tertulis dan tak tertulis. Perencanaan tertulis ini dikenal dengan istilah perangkat pembelajaran. Ada rumusan tujuan, tahapan pembelajaran, strategi dan metode, serta evaluasi.

Persiapan tak tertulis antara lain persiapan mental guru untuk menghadapi siswa sesuai dengan karakter masing-masing dalam ruang kelas. Selain itu, persiapan tak tertulis yang tak kalah pentingnya adalah penguasaan materi pelajaran. Proses mengajar akan terkendala jika guru kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.

Mengajar merupakan aktivitas guru untuk memaksimalkan proses belajar siswa. Hal ini syarat mutlak yang harus dikuasai adalah bagaimana merangsang keaktifan seluruh aktivitas fisik dan psikis siswa. Guru perlu menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Metode seperti akan dapat mengurangi kebosanan siswa dalam belajar. Hal ini disebabkan adanya variasi aktivitas anggota fisik dengan psikis siswa

Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal pokok yang perlu mendapat perhatian guru dalam mengajar.

1. Pembelajaran melibatkan aktivitas pisik dan psikis.

(13)

Pembelajaran harus melibatkan aktivitas fisik dan aktivitas mental siswa secara bervariasi. Mulai dari mata, telinga, hidung, kulit, tangan sampai ke otak terlibat saat pembelajaran berlangsung. Indikasi keterlibatan semua aktivitas ini adalah konsentrasi dan pemusatan perhatian pada materi pelajaran yang dibahas.

2. Penggunaan metode pembelajaran.

Pembelajaran mengisyaratkan agar guru menggunakan berbagai metode (multimetode) dalam menyampaikan materi pelajaran. Barangkali, tidak satupun metode pembelajaran yang dianggap paling bagus atau paling tidak bagus. Metode pembelajaran apapun bisa digunakan asal sesuai dengan karakter materi pelajaran dan ketersediaan sarana belajar. Yang penting metode itu bisa melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa secara optimal.

3. Berorientasi pada siswa.

Aktivitas guru di ruang kelas seyogyanya lebih dikurangi sehingga guru tidak lebih sibuk dari pada siswanya. Guru harus mampu menekan dirinya untuk mau memberikan waktu belajar kepada siswa sebanyak mungkin dalam pembelajaran. Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih guru sangat menentukan terlaksananya hal ini.

4. Motivator pembelajaran.

Idealnya dalam pembelajaran, peran guru itu menjadi motivator, fasilitator dan pembimbing siswa dalam belajar. Guru harus mampu menjadi pembangkit semangat siswa untuk belajar. Pada dasarnya siswa memiliki potensi motivasi yang besar dalam dirinya.8

(14)

Motivasi tersebut bisa saja berasal dari dalam diri siswa dan bisa pula dari luar diri siswa. Inilah peran guru, bagaimana memfasilitasi dan membimbing siswa agar semua potensi itu dapat dikembangkan secara optimal melalui pembelajaran. Sasaran utama segenap rangkaian kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar siswa yang optimal sehingga menjadi milik siswa. Hasil belajar tersebut bermanfaat bagi siswa secara kognitif, afektif dan psikomotorik.

Demikianlah beberapa strategi dasar mengajar yang perlu diperhatikan oleh calon guru maupun guru baru. Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.

Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran. Tahapan dari mengajar yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Prainstruksional

Tahap prainstruksional adalah tahapan yang ditempuh guru pada saat ia memulai proses belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh siswa pada tahapan ini: 9

a. Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran siswa dalam pengajaran, dapat dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan guru mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran siswa, disebabkan kondisi siswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan guru tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh siswa, atau karena tindakan guru pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan siswa (penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain-lain).

(15)

b. Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya. Dengan demikian guru mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar siswa di rumahnya sendiri, setidak-tidaknya kesiapan siswa menghadapi pelajaran hari itu.

c. Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan.

d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya.

e. Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya.

Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar siswa. Tujuan tahapan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olah raga. Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan siswa.

2. Tahap Instruksional

Tahap pengajaran atau tahap inti, yakni tahapan memberikan bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut: 10

a. Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa. b. Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari

buku sumber yang telah disiapkan sebelumnya.

c. Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: 1) pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus, 2) dimulai dari topik khusus menuju topik umum.

(16)

d. Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh konkret. Demikian pula siswa harus diberikan pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas. e. Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan.

e. Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Kesimpulan ini dibuat oleh guru dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat siswa. Kesimpulan dapat pula dibuat guru bersama-sama siswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada siswa. 3. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut

Tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan tahapan ini ialah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahapan kedua (instruksional). Ketiga tahap yang telah dibahas di atas, merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Guru dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh siswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional dari seorang guru dalam melaksanakan strategi mengajar. 11

Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam uraian di atas secara teoretis mudah dikuasai, namun dalam praktiknya tidak semudah seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana, kemampuan itu dapat diperoleh

(17)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Mengajar ialah mengorganisasi pelajaran kepada peserta didik. Ada dua pandangan yang berbeda dalam melihat profesi mengajar. Aliran pertama menganggap mengajar sebagai “ilmu”, sedangkan aliran kedua menganggap mengajar sebagai “seni”.

2. Model mengajar dalam pendidikan ada banyak diantaranya adalah,Model information processing (tahapan pengolahan informasi),Model personal (pengembangan pribadi) ,Model sosial (hubungan bermasyarakat),Model behaviorial (pengembangan perilaku). Sedangkan Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.

3. Strategi dasar mengajar adalah pendekatan pokok yang harus diperhatikan oleh guru. Dengan mengetahui strategi dasar berarti mengetahui hal-hal minimal yang harus dikuasai oleh guru maupun calon guru sebelum melaksanakan tugas mengajar. Secara umum ada tiga pokok dalam strategi mengajar yakni tahap permulaan (prainstruksional), tahap pengajaran (instruksional), dan tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi proses pengajaran.

B. Saran

(18)

DAFTAR FUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta

: Depdiknas.

Bahri, syaeful dan Zain Aswan. 2006. “Strategi Belajar mengajar”. Jakarta : Rineka Cipta

Hamalik, Oemar. 2006. Model dan Strategi Mengajar. Jakarta : Rieneka Cipta

Syah, Muhibbin, 2015, Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung:

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dengan alasan tersebut, lebih menguntungkan untuk head sistem yang tinggi digunakan pompa perpindahan positif apabila kapasitas aliran tidak menjadi tujuan utama dari

26. Siswa melakukan prakerin untuk memperoleh kompetensi kejujuran. Pemantauan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah mencakup tahap perencanaan,

Manakala untuk menyelesaikan masalah kita perlu berfikir sejenak dan men(ari jalan serta memeikirkan langkah#langkah tertentu yang mungkin tidak pernah di(uba sebelum itu,

Semakin besar radius flange maka akan semakin kecil cacat ketidakrataan yang terjadi dan semakin besar tebal platnya maka akan semakin kecil cacat ketidakrataan

Hambatan dalam pelaksanaan eksekusi berdasarkan Sertifikat Hak Tanggungan adalah: 11 (1) Penetapan harga limit oleh penjual atas barang yang dilelang dianggap

As specified in the Integrated Public Announcement in Schedule 5, based on the Protection and Hunting of Wild Birds and Animals Act, lawfully captured things

Hasil yang optimal tersebut dipergunakan sebagai bahan baku untuk proses deproteinasi menggunakan basa kuat (NaOH 2N) dengan variabel waktu proses 6, 12, 18, 24 jam sehingga

SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu untuk permintaan