ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dakam peningkatan efektivitas kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Latar belakang penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai lembaga yang mengembangkan sistem informasi kesehatan online dalam langkah dan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat. Informasi kesehatan ini dapat di akses secara online dari seluruh kabupaten/kota melalui rumah sakit dan puskesmas. Dengan adanya sistem informasi kesehatan online ini maka koordinasi, proses pengambilan keputusan, proses penanganan masalah, peningkatan kinerja petugas kesehatan dan data yang kesehatan dapat diperoleh secara akurat dan realtime. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program, faktor-faktor yang mempengaruhi dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam peningkatan efektivitas kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini hanya berusaha untuk membuat deskripsi gambaran tentang suatu keadaan sebagaimana mestinya. Informan penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan kunci. Jenis datanya adalah data primer dan data skunder yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumenter. Teknik analisa yang dipakai adalah analisa deskriptif kualitatif. Sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi dan member chek dengan langkah sebagai berikut reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan verifikasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam peningkatan efektivitas kerja cukup berjalan dengan baik, faktor penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online ini masih banyak ditemui. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi antara lain gangguan jaringan, mutasi pegawai tenaga pengolah data/informasi, sumber daya dana yang masih kurang mencukupi, sumber daya manusia yang kurang terampil. Untuk itu, perlu mengadakan sosialisasi ke masing-masing program untuk fokus terhadap pengolahan data dan penggunaan aplikasi di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat serta bersama unit utama Departemen Kesehatan, perlu mengkoordinasikan penyempurnaan SIK pada tingkat nasional.
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Fokus Penelitian ... 9
F. Tujuan Penelitian ... 10
G. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 12
1. Konsep Sistem, Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen ... 12
2. Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ... 22
3. Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Sistem Infromasi Kesehatan Online ... 26
4. Konsep Efektivitas Kerja ... 27
B. Kerangka Konseptual ... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33
B. Lokasi Penelitian ... 33
C. Informan Penelitian ... 34
D. Jenis dan Sumber Data ... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ... 36
F. Uji Keabsahan Data ... 37
G. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41
1. Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat ... 41
2. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat ... 57
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online ... 90 3. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat dalam menghadapi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online ... 94
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 96 B. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Skema 2. Kerangka Konseptual Penelitian ... 32
Skema 3. Susunan Organisasi Dinkes Provinsi Sumatera Barat ... 44
Gambar 1. Tiga Proses Manajeman Data... 60
Gambar 2. Pelaksanaan SIK Online ... 66
Gambar 3. Bentuk Tampilan Infokes dalam SIK Online ... 67
Gambar 4. Bentuk Tampilan Dashboard ... 68
Gambar 5. Bentuk Tampilan Monitoring Online ... 68
Gambar 6. Bentuk Tampilan Pelaporan Dan Rekapitulasi Data ... 69
Gambar 7. Bentuk Tampilan Medical Pasien ... 69
Gambar 8. Sarana Penunjang SIK Online ... 75
A. Latar Belakang Masalah
Pemerintah adalah penyelenggara negara yang memiliki tugas pokok
dan fungsi yang luas dan sistematis. Dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya, pemerintah memerlukan semua informasi yang ada kemudian
akan digunakan untuk menjalankan tugas dan fungsinya seperti perencanaan,
pembuat kebijakan, administrasi negara dan sebagainya. Informasi yang
terkait dengan pelaksanaan fungsi dan wewenang pemerintah diproses oleh
suatu sistem informasi yang merupakan kumpulan dari sistem-sistem yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi, mengklasifikasi informasi,
mengolah informasi, menginterprestasikan informasi, transmisi (penyampaian)
dan penggunaan informasi. Di era reformasi ini, pemerintah dituntut untuk
bekerja dengan efektif, efisien, dan terkendali melalui peningkatan sumber
daya manusia serta pemanfaatan teknologi informasi yang efektif.
Keefektifan suatu pemerintahan dengan program-program kerjanya
dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebagai
upaya kerjasama. Efektivitas merupakan kemampuan untuk bertahan,
menyesuaikan diri, memelihara diri dan tumbuh, lepas dari fungsi tertentu
yang dimilikinya. Sondang P. Siagian dalam Othenk Planet (2008)
menjelaskan pengertian efektivitas sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya
sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,
berarti makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas kerja merupakan suatu
keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh
manusia dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Menurut Siagian (1986:
152), efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya
seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sistem Informasi Manajemen (SIM) kini diperlukan perannya untuk
menciptakan integrasi di bidang informasi dan operasi diantara berbagai pihak
yang ada di suatu organisasi, baik lokal maupun global. Kebutuhan akan
berbagai jenis organisasi akan informasi bukan hal yang baru lagi karena sejak
dahulu hingga sekarang penanganan suatu sistem informasi dilakukan melalui
tujuh tahap yaitu: (a) Pengumpulan data, (b)Klasifikasi data, (c)Pengolahan
data supaya berubah bentuk, (d) Interprestasi informasi, (e) Penyimpanan
informasi, (f) Penyampaian informasi atau transmisi kepada pengguna, dan (g)
Penggunaan informasi untuk kepentingan manajemen organisasi. (Sondang,
2003:2).
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat merupakan salah
satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terus mengembangkan
penggunaan sistem informasi di lingkungan Pemerintahan Daerah Provinsi
Sumatera Barat, khususnya dalam bidang kesehatan. Berdasarkan tugas pokok
dan fungsi sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang mengharuskan Dinkes
pondasi data dan informasi kesehatan dari seluruh pusat pelayanan kesehatan
di Kabupaten/Kota.
Berbagai upaya penggunaan teknologi aplikasi dalam pembenahan
struktur dan kerja dalam bidang pelayanan kesehatan mengingat semakin
tingginya permasalahan bidang kesehatan menjadi momentum untuk
peningkatan dan strategi untuk lebih maju. Pembenahan terhadap pelayanan
kesehatan terus dilakukan diantaranya melalui website yang akan menjadi
pintu gerbang informasi kesehatan bagi masyarakat, SMS Kesehatan dan
pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online (SIK Online). Peluncuran
layanan informasi harga obat dengan menggunakan teknologi komunikasi
melalui SMS (Short Message Service) sehingga hampir setiap orang dapat
memperoleh layanan informasi harga dan jenis obat yang dibutuhkan secara
efisien sebagai upaya meningkatkan dan memasyarakatkan penggunaan obat
yang rasional. Selain itu penggunaan teknologi aplikasi bidang kesehatan yaitu
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online sebagai strategi pembangunan
bidang kesehatan yang sangat penting dalam hal informasi pelaporan dan
pendataan kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai lembaga yang
mengembangkan SIK Online dalam langkah dan upaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat. Informasi
kesehatan ini dapat di akses secara online dari seluruh kabupaten/kota melalui
rumah sakit dan puskesmas. Dengan adanya SIK Online ini maka koordinasi,
kinerja petugas kesehatan dan data yang kesehatan dapat diperoleh secara
akurat dan realtime.
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Online diawali dengan
penandatanganan kerjasama pada 28 Mei 2007, antara Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Rosnini Savitri
dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Regional Sumatera diwakili
Executive General Manager, Muhammad Awaluddin, serta PT Inovasi Net
diwakili oleh direkturnya M. Hanif Dinada dan juga turut hadir bapak H.
Gamawan Fauzi yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Sumbar.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat merupakan
jawaban untuk mendapatkan informasi dalam bentuk pelaporan yang cepat
dari seluruh pusat pelayanan kabupaten/kota. Namun, permasalahan yang
aktual masih adanya ketidaksingkronan antara elemen-elemen penunjang
pengembangan SIK Online yang belum merata, serta pemanfaatan sarana dan
prasarana penunjang yang masih kurang lengkap. Ketidaksadaran akan potensi
SIK Online yang begitu besar manfaatnya terutama dalam kemudahan
pelayanan kesehatan, menyebabkan penggunaan aplikasi ini seakan kurang
menjadi prioritas demi kemajuan pembangunan bidang kesehatan.
Sebagai program pembangunan bidang kesehatan yang baru
dikembangkan, SIK Online tentunya masih menghadapi berbagai masalah.
Kurangnya koordinasi informasi data dari kabupaten/kota masih terlihat dalam
pelaksanaannya. Namun tentunya semua kembali pada kesadaran
petugas-petugas kesehatan dalam memajukan pelayanan kesehatan demi pencapaian
Adapun kebijakan Dinkes Provinsi tentang SIK Online
Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Barat adalah: (1) Memberikan
himbauan kepada Dinkes Kabupaten/Kota untuk menggunakan sistim
informasi yang sama supaya bisa terintegrasi dengan Dinkes Provinsi; (2)
Menetapkan dan memberikan support kepada seksi SIK (Seksi Infokes) dalam
struktur organisasi di Dinkes Provinsi dan petugas pelaksana SIK
Kabupaten/Kota. (3) Memfasilitasi agenda kegiatan rutin dengan Dinkes
Kab/Kota terhadap pengembangan dan evaluasi SIKDA (Sistem Informasi
Kesehatan Daerah) di Kabupaten/Kota. (4) Melaksanakan kegiatan pelatihan
untuk SDM tingkat Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit.
(5) Melakukan koordinasi dengan SKPD lain, DPR dan lintas sektor lainnya
untuk mensukseskan SIKDA Provinsi dan SIKDA Kabupaten/Kota.
Berbagai target dan sasaran pencapaian SIKDA ini, yaitu dengan
terciptanya data informasi kesehatan yang cepat, akurat dan dapat dipercaya
untuk memudahkan pengambilan keputusan, terwujudnya Sistem Informasi
Kesehatan Terintgrasi antara SIKDA Kabupaten/Kota ke SIKDA Provinsi dan
mewujudkan pelayanan prima dengan pemanfaatan sarana teknologi
informasi.
Pengembangan SIK Online Provinsi Sumatera Barat mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, namun masih belum optimal seperti yang
diharapkan. Pada tahun 2007, dimulai dari tahap perencanaan dan
pengembangan Aplikasi SIK Online di Provinsi Sumater Barat Soft launching
Pada tahun 2008 dan tahun 2009, Instalasi Perangkat jaringan internet oleh
pusat- Program SIKNAS (DEPKES), pengenalan SIK Online terintegrasi dan
pelatihan penggunaaan Aplikasi SIK Online untuk 120 orang SDM tingkat
puskesmas dan Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi. Instalasi
jaringan internet Dinkes Provinsi, serta perencanaan biaya integrasi data
pelaporan data se-Sumatera Barat. Sementara pada tahun 2010 dan 2011
pengembangan SIK Online memasuki tahapan integrasi semua pelaporan data
kesehatan secara online dari setiap unit pelayanan kesehatan ke Dinkes
Provinsi, evaluasi rutin pelaporan data secara online, Otomatisasi laporan
kesehatan se Sumatera Barat, perencanaan IT Training Centre di Bapelkes
Dinkes Provinsi, maintenance Hardware, Software dan jaringan, monitoring,
data Pelaporan Kesehatan secara online, pembinaan SDM tingkat
Kabupaten/Kota dan Provinsi secara berkala serta penataan jaringan SIKDA
Provinsi dan SIKDA Kabupaten/Kota. (Dokumen Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat tahun 2011)
Dinas kabupaten/kota yang sudah bisa terintegrasi ke Dinkes Provinsi
Sumatera Barat adalah: Dinkes Kota Payakumbuh, Dinkes Kota Bukittinggi,
Dinkes Kabupaten Padang Pariaman, Dinkes Kota Pariaman, Dinkes Kota
Sawahlunto, Dinkes Kabupaten Sijunjung, Dinkes Kabupaten Tanah Datar,
Dinkes Kabupaten Dharmasraya, Dinkes Kota Padang Panjang, Dinkes Pesisir
Selatan, Dinkes Kabupaten Agam, Dinkes Kabupaten Pasaman, Dinkes
Kabupaten Solok Selatan, Dinkes Kabupaten Lima Puluh Kota, Dinkes
Kabupaten Pasaman Barat, Dinkes Kota Padang, Dinkes Kota Solok.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, ada beberapa permasalahan
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online (SIK Online), antara
lain pelaksanaan SIK Online yang belum sempurna, meskipun semua Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sudah terintegrasi SIK Online. Padahal
seharusnya, dengan adanya SIK Online ini semua pelaporan data kesehatan
dapat diproses secara cepat, tepat dan akurat, namun kenyataannya belum
semua laporan data Kabupaten/Kota yang masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat.
Masalah lain yaitu tenaga operasional pengelola data Sistem
Pencatatan Pelaporan terpadu (SP2TP) di Puskesmas dan Sistem Pencatatan
Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS) di Rumah Sakit yang terdiri dari bidan dan
perawat. Kemampuan mereka belum optimal dalam mengoperasionalkan
aplikasi seistem dengan baik dan belum sempurnanya akurasi informasi data
Kesehatan di Sumatera Barat.
Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut, akan berpotensi
menyebabkan terganggunya proses dan bahkan output serta outcome yang
diharapkan dari program yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat dalam rangka pengembangan pelaksanaan SIK Online.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelusuran secara ilmiah dengan
mengangkatnya kedalam sebuah penelitian untuk memperoleh deskripsi
tentang bagaimana berjalannya pelaksanaan SIK Online yang dilakukan,
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah
yang dapat diidentifikasi:
1. Lambat dan kurangnya akurasi informasi data kesehatan di Sumatera
Barat, terkait komunikasi data dari Puskesmas dan Rumah Sakit, Dinkes
Kabupaten/Kota ke Dinkes Provinsi menuju pusat.
2. Meskipun semua Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sudah terintegrasi SIK
Online, namun belum semua laporan data Kabupaten/Kota yang masuk ke
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera barat.
3. Pekerjaan petugas yang menjalankan operasional SP2TP (Puskesmas) dan
SP2RS (Rumah Sakit) belum optimal, karena SDM yang dimiliki berasal
dari bidan dan perawat.
4. Kurangnya kesadaran para petugas kesehatan akan prioritas aplikasi yang
dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan secara maksimal,
dikarenakan pengaruh dari pimpinan sendiri.
C. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada mekanisme
Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online Dalam Peningkatan
Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
1. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online dalam
peningkatan efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat?
2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi (faktor pendukung dan faktor
penghambat) pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat?
3. Apa upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem informasi
kesehatan Online ?
E. Fokus Penelitian
Agar penelitian ini lebih terfokus dan dengan adanya keterbatasan
kemampuan yang peneliti miliki, dan untuk mempertajam objek pembahasan,
maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada:
1. Pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online dalam peningkatan
efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi (faktor pendukung dan faktor
penghambat) pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online pada Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
3. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat terkait
dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online dalam
peningkatan efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem
informasi kesehatan Online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat.
3. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
sistem informasi kesehatan Online.
G. Manfaat Penelitian 1. Teoritis
Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya ilmu administrasi negara yang berkaitan dengan
bidang sistem informasi manajemen terkait pelaksanaan sistem informasi
kesehatan Online dalam peningkatan efektivitas kerja.
2. Praktis
a. Bagi peneliti, selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam
peningkatan efektivitas kerja, juga dimaksudkan sebagai pemenuhan
b. Bagi masyarakat, agar penelitian ini bisa menjadi sumber informasi
tentang pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online oleh Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
c. Hasil penelitian ini dapat membantu Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat dalam mensosialisasikan pelaksanaan sistem
A. Deskripsi Teori
1. Konsep Sistem, Informasi, Sistem Informasi dan Sistem Informasi Manajemen
a. Sistem dan Informasi
Menurut Tatang, M. Amirin (dalam Nurdin : 2005), Sistem adalah
sekumpulan unsur yang melakukan kegiatan atau menyusun skema atau
tata cara melakukan suatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu
atau beberapa tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data/
barang/ energi di dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan
informasi/ energi/ barang.
Kemudian menurut Elias M. Awad (dalam Ibnu Syamsi : 2004 :
17) sistem dapat diberi defenisi sebagai sekelompok komponen yang
teratur (yang merupakan subsistem) yang saling berkaitan sesuai dengan
rencana yang dibuatnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.
Secara sederhana Sutabri (2003:2) menggambarkan sistem sebagai
suatu kumpulan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir
saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Teori sistem secara umum
yang pertamakali diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan
pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah
sistem. Teori ini mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi
adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh supaya manajer
dapat bertindak lebih efektif dan efisien. Gordon B. Davis mendefenisikan
sistem secara abstrak sebagai susunan yang teratur dari gagasan-gagasan
atau konsepsi-konsepsi yang saling bergantung.
Sedangkan sistem secara fisis merupakan serangkaian unsur yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur yang mewakili
suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan
(processing) dan keluaran (output). Disamping itu suatu sistem senantiasa
tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back)
dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal dari lingkungan sistem
yang dimaksud dan organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang akan
memiliki semua unsur-unsur ini. (Wahyudi, 1998:9). Defenisi sistem
berdasarkan kamus Webster’s Unbridged dalam (Zulkifli, 1997:27) lebih
mendekati dengan keperluan dalam arti sistem adalah elemen-elemen yang
saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi.
Disamping itu informasi merupakan data yang telah diolah,
dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. Pekerjaan
informasi adalah pekerjaan yang meliputi pengumpulan data, penyebaran
data dengan meneruskannya ke unit lain, atau langsung diolah menjadi
informasi, kemudian informasi tersebut diteruskan ke unit lain. Dengan
beredarnya informasi dari unit ke unit lain maka terjadilah arus informasi
antar-unit. Hubungan tersebut lazim disebut sebagai hubungan antar
subsistem dalam suatu kaitan kerjasama suatu sistem. Dengan demikian
Informasi dapat diibaratkan sebagai nadi dalam suatu organisasi.
Sebab, jika informasi tidak ada, maka sistem yang ada pada organisasi itu
tidak akan berjalan sebagai mana mestinya, sehingga informasi memiliki
peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Menurut Gordon B.
Davis (1999: 64) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata
atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau
keputusan yang akan datang.
Informasi sangat erat dengan data. Informasi berasal dari data. Data
menurut Richard A. Sehson adalah fakta-fakta yang digunakan sebagai
suatu dasar dalam perhitungan dan pengolahan meliputi serangkaian
tindakan tindakan atau operasi operasi yang secara pasti mengarah pada
suatu akhir. Sedangkan menurut Sondang (2003: 16) menyebutkan ada
perbedaan yang konsepsial antara data dan informasi, perbedaan yang
biasanya disebut dengan mengatakan bahwa data adalah bahan baku yang
harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi
informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya data
tidak mempunyai nilai apa-apa.
Informasi yang berkualitas tinggi akan menentukan sekali
efektifitas keputusan manajer. Bruch dan Grudnitski (1989:6) dalam
Subando (1994;11) menyebutkan adanya tiga pilar utama yang
menentukan kualitas informasi, yaitu: akurasi, ketepatan waktu, dan
relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang baik dan lengkap diuraikan
1) Ketersediaan (availability), bahwa informasi harus dapat diperoleh
bagi orang yang hendak memanfaatkannya.
2) Mudah dipahami (comprehensibility) yaitu informasi harus mudah
dipahami oleh pembuat keputusan baik yang menyangkut pekerjaan
rutin maupun keputusan yang bersifat strategis.
3) Relevan, informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan
dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.
4) bermanfaat, sebagai konsekuensi dari syarat relevansi informasi harus
bermanfaat bagi organisasi, karena itu informasi harus tersaji kedalam
bemtuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan bagi organisasi yang
bersangkutan.
5) Tepat waktu, yaitu sangat penting ketika manajer hendak membuat
keputusan-keputusan yang krusial.
6) Keandalan (reliability), informasi harus diperoleh dari sumber-sumber
yang dapat diandalkan kebenarannya.
7) Akurat, syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari
kesalahan dan kekeliruan.
8) Konsisten, yaitu informasi tidak boleh mengandung kontradiksi
didalam penyajiannya. Tampak bahwa ada berbagai macam syarat
yang harus dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen.
Pengolah data atau penyedia informasi harus memperhitungkan
segi-segi waktu penyajian, isi, format maupun segi-segi-segi-segi lain dari informasi
Maka dengan demikian informasi dapat didefenisikan sebagai hasil
dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian
(event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian
(event) adalah segala sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
b. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan, yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan
dan pengawasan dalam organisasi. (Eko, 2004: 9). Sistem informasi
menurut Amin (2003), adalah sekolompok perangkat keras, perangkat
lunak, manusia/prosedur-prosedur yang berhubungan dan data yang
dikombinasi untuk memberikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
informasi adalah gabungan perangkat komputer dan manusia yang
melakukan kegiatan memproses data yang berguna untuk kelangsungan
kegiatan organisasi. Sistem informasi juga dapat didefenisikan sebagai
suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organsiasi
untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
Semua sistem informasi memiliki kegiatan utama, yaitu menerima
data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan
melakukan perhitungan, penggabungan unsur-unsur data, pemutakhiran
akun dan lain-lainnya, yang kemudian memperoleh informasi sebagai
keluarannya (output). Menurut Scott (1997) secara sederhana dikatakan,
sebuah sistem informasi, menerima dan memproses data dan kemudian
mengubahnya menjadi sebuah informasi.
Skema 1. Siklus Pengolahan Data
Dalam era teknologi informasi, pemakaian komputer untuk
pemprosesan informasi merupakan suatu keharusan karena teknologi
komputer akan memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut ini : (1)
Pemrosesan terhadap transaksi dan data lain menjadi lebih cepat, (2)
Durasi didalam penghitungan dan perbandingan data menjadi lebih akurat;
(3) Pemrosesan terhadap transaksi menjadi lebih murah; (4) Penyiapan
laporan dan output lainnya menjadi lebih tepat waktu; (5) Sistem
penyimpanan data menjadi lebih ringkas dan lebih mudah ketika
dibutuhkan; (6) Karyawan/pegawai menjadi lebih produktif (Wilkinson,
2000).
Dalam pelaksanaan sistem informasi ada beberapa indikator
penting ,yaitu:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data menurut Sondang P. Hasibuan
(2008: 118) sesungguhnya bermula dari identifikasi kebutuhan
informasi dalam lingkungan dan seluruh jajaran organisasi. Telah
dimaklumi bahwa data merupakan bahan mentah atau bahan baku yang
diolah lebih lanjut sehingga bentuknya berubah menjadi informasi.
Unit pengolahan data hanya mampu menghasilkan informasi yang
bermutu tinggi dengan kebutuhan organisasi apabila data yang
dikumpulkan dan diolah juga tinggi mutunya. Oleh karena itu, segala
upaya harus ditempuh untuk menjamin bahwa data yang terkumpul
untuk diolah memang bermutu tinggi.
2) Pengolahan Data
Data mentah yang telah dikumpulkan tidak akan ada gunanya
jika tidak diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat
penting dalam metoda ilmiah, karena dengan pengolahan data, data
tersebut akan diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah. Pengolahan data adalah waktu yang digunakan untuk
menggambrkan perubahan bentuk data menjadi informasi yang
memiliki kegunaan. Semakin banyak data dan kompleksnya aktifitas
pengolahan data dalam suatu organisasi, baik itu organisasi besar
maupun organisasi kecil maka metode pengolahan data yang tepat
3) Penyebarluasan Informasi
Setelah informasi dikumpulkan dan diolah barulah dapat
disajikan dan disebarlusakan kepada penerima informasi.
Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui media komunikasi
yang terpilih serta bermutu yang dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan. Setelah informasi itu dikumpulkan dan diolah,
barulah data disajikan kepada para penerima informasi. Dalam
penyebarluasan informasi yang sangat penting untuk diperhatikan
adalah ketepatan dan keakuratan dari informasi itu.
Selain pemanfaatan teknologi informasi akan memiliki
keuntungan seperti yang diuraikan sebelumnya, sebenarnya untuk
mendukung tiga tujuan utama penyusunan sistem informasi yaitu (1)
Mendukung fungsi pengurusan (stewardship) manajemen. Stewardship
merujuk ke tanggungjawab manajemen dalam mengatur sumber daya
yang dimiliki pemerintah daerah secara benar; (2) Mendukung
pengambilan keputusan manajemen; (3) Mendukung kegiatan
operasional pemerintah daerah hari demi hari dengan efesien dan
efektif.
c. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Joseph F. Kelly dalam (Sutabri, 2005:91) mengemukakan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) adalah perpaduan sumber daya manusia dan
sumber daya berbasis komputer yang menghasilkan kumpulan
manajemen yang efisien serta perencanaan bisnis. Sedangkan Komaruddin
dalam bukunya “Ensiklopedi Manajemen” mendefenisikan SIM adalah
suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi
manajemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi
didalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan
keputusan serta memperbaiki perencanaan dan pengawasan.
Selain itu Scoott (2004:100) memberikan pengertian SIM
merupakan serangkaian sub-sistem yang menyeluruh dan terkoordinasi
dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasikan data
sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan
produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atau dasar kriteria
mutu yang telah ditetapkan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah gabungan perangkat
pengolah informasi dengan sumber daya manusia yang berfungsi
menerima, mengolah dan menyalurkan data yang menunjang produktivitas
organisasi sehingga menghasilkan operasi manajemen yang efisien.
Ada beberapa karakteristik SIM yang dikemukakan Turban 1995
dalam (Abdul, 2003:115) sebagai berikut; (1) Beroperasi dalam
tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah mendefenisikan
prosedur opersi, aturan pengambilan keputusan, dan arus informasi secara
tegas dan jelas. (2) Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya. (3)
Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk
menggunakan laporan dan informasi serta membuat
kesimpulan-kesimpulan sendiri untuk pengambilan keputusan).
Dalam pelaksanaan SIM tentu ada faktor pendukung dan faktor
penghambat atau kendala yang dihadapi. Pelaksanaan SIM didukung oleh
komponen fisik sebagai berikut (Sutabri, 2005:96) menjelaskan ada
beberapa komponen fisik SIM yaitu sebagai berikut: (1) Perangkat Keras,
bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit
masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya), peralatan
penyiapan data dan terminal masukan/keluaran. (2) Perangkat Lunak,
terdiri dari aplikasi-aplikasi dalam pengolahan data (3) Prosedur,
merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik
seperti buku panduan dan instruksi, yang terdiri dari instruksi untuk
pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, dan instruksi pengoperasian
untuk karyawan pusat komputer. (4) Personil, operator komputer, analisis
sistem, progamer, personil data entri dan manajer sistem informasi.
Selain faktor pendukung juga ada faktor penghambat atau kendala
dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen. Adapun kendalanya
menurut Eko Nugraha (2008) dikelompokkan kedalam tiga hal yaitu: (1)
kesalahan teknis dapat terjadi karena permasalahan-permasalahan
perangkat kerasnya (hardware problems), kesalahan dalam penulisan
sintak (sintax errors) atau kesalahan logika (logical errors) perangkat
lunaknya; (2) gangguan lingkungan; (3) kelalaian manusia (human errors)
yang tidak disengaja seperti menggunakan data yang salah atau
Selanjutnya, Martin dalam Oktadimalik (2009) mengatakan
masalah dalam sistem informasi manajemen meliputi; relevansi,
kelengkapan, kebenaran, keamanan, ketepatan waktu, ekonomi, efisiensi,
dapat dipercaya dan kegunaan. Dalam hal ini dikatakan bahwa masalah
dalam sistem informasi manajemen meliputi kerelevanan informasi yang
dihasilkan, kelengkapan, dan informasi yang dihasilkan itu harus dapat di
uju kebenarannya, aman, tepat waktu dalam menyajikannya, ekonomis dan
efisiensi, dapat dipercaya dan dapat berguna.
Kesalahan- kesalahan dalam sistem informasi manajemen
disebabkan oleh metode dalam pengumpulan data yang salah, sehingga
membuang-buang waktu, tidak mengikuti prosedur pengolahan data yang
benar sesuai aturan, adanya data yang hilang atau rusak serta kesalahan
lainnya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala
yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen menurut
Eko Nugroho (2008) yaitu; (1) membina internal user; (2) memasang
pengendalian-pengendalian disistem informasi; (3) memeriksa sejauh
mana keberhasilan pengendalian-pengendalian tersebut; (4) merencanakan
akibat gangguan-gangguan (disaster recovery planning).
2. Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya
Sistem Online adalah jika data yang dikirimkan langsung diterima
oleh central processing unit. Sedangkan real time processing data adalah jika
ada transaksi langsung di kirim ke komputer dari terminal. Begitu data
diterima oleh komputer, data langsung di olah dengan program yang telah di
masukkan sebelumnya (berupa package program) dan hasilnya di kirimkan
kembali ke terminal. Real time ini menggunakan Data Base File. (Suryatmo,
2000, 32-33).
Dengan layanan online, maka koordinasi, proses penanganan masalah,
peningkatan kinerja petugas kesehatan dan data kesehatan dapat diperoleh
dengan transparan, cepat dan akurat. Perkembangan teknologi informasi yang
sangat cepat merupakan jawaban untuk mendapatkan informasi dalam bentuk
pelaporan yang cepat dari seluruh pusat pelayanan kesehatan di seluruh
kabupaten/kota.
Sistem Informasi Kesehatan Online yang disingkat dengan SIK
Online adalah sebuah sistem informasi yang dirancang sebagai program
pembangunan kesehatan dengan menghasilkan data dan informasi kesehatan
secara tepat dan akurat. M. Hanif (2007), Pengembangan SIK Online akan
menghasilkan informasi data kesehatan yang update, transparan, mudah
diperoleh oleh masyarakat, pemerintah dan pengambil keputusan.
Mempercepat pengambilan keputusan tentang kondisi kesehatan masyarakat
melalui sarana teknologi informasi dan mewujudkan sebuat tata pemerintahan
yang baik.
Sistem Informasi Kesehatan Online yang merupakan gabungan
perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi
untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan
selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis
situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.
Pengembangan SIK Online oleh Dinas Kesehatan merupakan
implementasi dari UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pembaharuan Sistem
Informasi Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota dan berdasarkan
Keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007 tentang
Pengembangan Jaringan Komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS) Online. Menurut Rosnini (2007), dengan adanya Sistem
Informasi Kesehatan Online ini diharapkan akan menjadi basis dan pondasi
informasi data kesehatan dari seluruh puskesmas, rumah sakit, Dinkes
kabupaten/kota dan Dinas Provinsi dapat terintegrasi dengan baik.
Adapun faktor-faktor pendukung dalam sistem informasi adalah: (1)
Perangkat Keras, bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat
pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain
sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal masukan/keluaran; (2)
Perangkat Lunak, beupa aplikasi- aplikasi dalam pengolahan data; (3)
Prosedur, merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam
bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi, yang terdiri dari instruksi
untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, dan instruksi
komputer, analisis sistem, progamer, personil data entri dan manajer sistem
informasi (Sutabri, 2005:96).
Menurut Eko Nugroho (2008) hambatan terhadap sistem informasi
yaitu: (1) Kesalahan teknis, baik permasalahan perangkat keras maupun
perangkat lunaknya; (2) Gangguan lingkungan, baik berupa gempa bumi,
kegagalan arus listrik, banjir, dan lain sebagainya; (3) Kelalaian manusia
(human error) yang tidak disengaja. Selanjutnya, Martin dalam Oktadimalik
(2009) mengatakan masalah dalam sistem informasi meliputi; relevansi,
kelengkapan, kebenaran, keamanan, ketepatan waktu, ekonomi, efisiensi,
dapat dipercaya dan kegunaan. Dalam hal ini dikatakan bahwa masalah dalam
sistem informasi manajemen meliputi kerelevanan informasi yang dihasilkan,
kelengkapan, dan informasi yang dihasilkan itu harus dapat di uju
kebenarannya, aman, tepat waktu dalam menyajikannya, ekonomis dan
efisiensi, dapat dipercaya dan dapat berguna.
Adapun fitur Aplikasi SIK Online ini antara lain:
a. Dashboard merupakan fasilitas untuk melihat status kunjungan pasien
dalam tampilan awal aplikasi
b. Monitoring Online merupakan fasilitas untuk melakukan monitoring
pelayanan secara online dari Dinas Kesehatan menggunakan jaringan
wireless
c. Rekapitulasi data secara otomatis merupakan fasilitas untuk melakukan
rekap data pelaporan di Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi secara
d. Data Medical pasien yang bisa diakses secara online dari infrastruktur
lain yang sudah terhubung ke jaringan
Dalam konfigurasi tahapan pelaksanaan SIK Online dan terintegrasi
dapat terlihat bahwa semua data pelaporan yang berasal dari puskesmas akan
dikirim melalui jaringan internet ke bank data secara online. Data tersebut
akan dimonitoring oleh Dinas kesehatan setempat untuk direkapitulasi secara
otomatis dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi secara online, demikian
seterusnya sampai ke pusat. (Dokumen Dinkes Provinsi Sumatera Barat.
2011).
3. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online
Dengan semakin berkembangnya peranan sistem informasi, menuntut
manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang efektif dan efisien.
Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem
informasi. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan
strategis sistem informasi. Peningkatan perencanaan strategis sistem
informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.
Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi
dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan
sistem informasi manajemen, serta memaksimalkan hasil dari teknologi
(Noviyanto: 2010).
Menurut Eko Nugroho (2008) upaya yang dilakukan untuk mengatasi
yaitu dengan cara: (1) Membina internal user; (2) Memasang
pengendalian-pengendalian di sistem informasi; (3) Memeriksa sejauhmana keberhasilan
pengendalian-pengendalian tersebut; (4) Merencanakan akibat
gangguan-gangguan (disaster recovery planning). Sedangkan menurut Davis (1991)
upaya mengatasi masalah dal sistem informasi dapat juga diatasi dengan; (1)
Pengendalian internal untuk mengetahui kesalahan; (2) Audit atau
pemeriksaan internal dan eksternal; (3) Menambahkan batas-batas
kepercayaan pada data; (4) Instruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan
pengolahan agar pemakai dapat menilai kesalahan yang terjadi.
Dalam pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online (SIK Online)
ada beberapa kegiatan pendukung dan upaya penunjang SIK Online antara
lain melaksanakan secara rutin kegiatan pelatihan dan sosialisasi untuk SDM
ditingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas (anggaran
kegiatan rutin), memberikan dukungan khusus (intensif/honor) untuk
pengelola SIK, melaksanakan maintenance dan anggaran rutin/bulan terhadap
Hardware dan networking, penggunaan aplikasi dan komputer serta standar
format form yang sudah baku dalam pelaksanaan SIK Online.
4. Konsep Efektivitas Kerja
Menurut Katzell dan Kahn dalam Dharma Setyawan Salam (2007:
112) konsep efektivitas digunakan untuk merujuk kepada derajat pencapaian
tujuan. Oleh karena itu keefektivan suatu organisasi dengan program-program
kerjanya dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan organisasi yang telah
Efektivitas organisasi adalah kemampuan untuk bertahan,
menyesuaikan diri, memelihara diri dan tumbuh, lepas dari fungsi tertentu
yang dimilikinya. Sondang P. Siagian dalam Othenk Planet (2008)
menjelaskan pengertian efektivitas sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana
dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya
untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.
Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang
telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin
tinggi efektivitasnya. Efektivitas organisasi memusatkan perhatian utama
pada gejala-gejala dalam lingkup organisasi.
David dalam Riana Pangabean (2005) mendefinisikan efektivitas
organisasi maupun kelompok adalah sesuatu kehidupan organisasi atau
kelompok untuk melakukan tugas-tugas, didalam terdapat usaha untuk
mencapai tujuan dengan kepuasan dan persahabatan antara individu di dalam
kelompok atau organisasi.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Sarlito dalam Riana Pangabean
(2005) yang menyatakan bahwa efektivitas organisasi atau kelompok adalah
hasil kerja kelompok dalam mencapai tujuan. Makin dekat hasil organisasi
atau kelompok dalam mencapai tujuan, makin efektif pimpinan organisasi
atau kelompok tersebut. Efektivitas yang merupakan pencapaian tujuan yang
dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran,
Menurut Georgopolous dan Tannenbaum dalam Dharma Setyawan
Salam (2007: 115) memandang konsep keefektifan organisasi dari tiga
kriteria, yaitu : (1) produktivitas organisasi; (2) fleksibilitas organisasi, dalam
bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di
dalam dan di luar organisasi; (3) tidak terdapatnya ketegangan atau hambatan
dan konflik di dalam organisasi.
Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan
rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai hasil yang
dikehendaki. Menurut Siagian (1986: 152), efektivitas kerja adalah
penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang
dikemukakan oleh Richard M. Steers (1980: 9), yaitu:
a. Karakteristik organisasi
Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi
organsasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas
dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang
relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan
dengan sumber daya manusia. Struktur meliputi bagaimana cara organisasi
menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan
yang dimaksud dengan teknologi adalah mekanisme suatu organisasi
b. Karakteristik lingkungan
Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan
berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan
tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat
keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan
lingkungan, tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini
mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan
lingkungan.
c. Karakteristik pekerja
Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan
dengan pengelolaan sumber daya yang ada dalam organisasi, oleh sebab
itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
organisasi. ekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan
dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi,
oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian
tujuan organisasi. Pekerja merupakan modal utama didalam organisasi
yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun
teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang canggih dan
didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja
maka semua itu tidak ada gunanya.
d. Karakteristik kebijaksanaan dan praktek manajemen
Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya
lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan
Richard M. Steers (1980) mengemukakan 2 kriteria dalam pengukuran
efektivitas kerja, yaitu:
a. Produktivitas kerja, merupakan kemampuan memperoleh manfaat yang
sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang mampu menghasilkan
output atau hasil kerja yang optimal. Produktivitas kerja melihat
sejauhmana kemampuan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik daripada
hasil yang biasa.
b. Kepuasan kerja, merupakan respon emosional terhadap perasaan
menyenangkan berkaitan dengan pandangan seseorang terhadap
pekerjaaannya. Kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, seseorang
relatif puas dengan salah satu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas
terhadap aspek lain dari pekerjaannya.
Dalam melihat proses pencapaian efektivitas kerja dari pelaksanaan
sistem informasi kesehatan online yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat dengan mengacu pada pendapat Richard M. Steers
yang diukur dari segi produktivitas dan kepuasan kerja dapat meningkatkan
efektivitas kerja dalam sebuah organisasi sehingga dapat terwujud
pelaksanaan sistem informasi kesehatan online yang efektif dan tepat guna.
B. Kerangka Konseptual
Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel dan
profesional terus ditingkatkan oleh pemerintah. Sesuai dengan perkembangan
zaman yang semakin maju dalam era globalisasi, maka perkembangan
digunakan oleh pihak swasta saja, tetapi instansi pemerintah juga telah
mengadopsi teknologi informasi dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan
pemerintahan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai lembaga yang
mengembangkan sistem informasi kesehatan online dalam langkah dan upaya
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada
masyarakat. Informasi kesehatan ini dapat di akses secara online dari seluruh
kabupaten/kota melalui rumah sakit dan puskesmas. Dengan adanya sistem
infromasi kesehatan online ini maka koordinasi, proses pengambilan
keputusan, proses penanganan masalah, peningkatan kinerja petugas
kesehatan, dan data yang kesehatan dapat diperoleh secara akurat dan
realtime. Namun dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor yang mendukung maupun faktor yang
menghambat.
Skema 2. Kerangka Konseptual Penelitian Pelaksanaan SIK Online Dalam
Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan SIK Online:
1. Faktor-faktor pendukung 2. Faktor-faktor penghambat
Upaya Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan Online Mekanisme Pelaksanaan
SIK Online
A. Jenis Penelitian
Keberhasilan dan ketepatan suatu hasil penelitian sebagian besar
ditentukan oleh metode yang digunakan. Untuk mencapai hasil tersebut, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan tipe penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor, metode
penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan periaku
yang diamati. (Moleong, 2002 : 3).
Penulis memillih metode penelitian kualitatif ini karena bisa melihat,
mengamati secara langsung, perilaku informan sehingga data yang diperoleh
lebih akurat. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian kualitatif yaitu untuk
melihat, mengungkapkan dan menggambarkan secara tepat, sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena
yang diselidiki. Tipe penelitian ini adalah deskriptif karena peneliti berusaha
mengemukakan suatu gejala atau keadaan sebagaimana adanya.
B. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi dari penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat. Alasan memilih lokasi ini adalah karena Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat telah menerapkan SIK Online dalam peningkatan
efektivitas kerja di Provinsi Sumatera Barat, sehingga penulis ingin
mengetahui lebih dalam pelaksanaan SIK Online dalam Upaya Peningkatan
Eefektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
C. Informan Penelitian
Menurut Lexy, J. Moleong (2005: 90) informan penelitian adalah
orang-orang yang dimanfaatkan untuk informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian. Dalam penelitian ini informan yang diperlukan antara lain :
1. Informasi kunci
Yaitu orang-orang yang betul-betul memahami permasalahan
penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:253), informan kunci
merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya “membukakan pintu”
kepada peneliti untuk memasuki objek penelitian. Jadi, informan kunci
adalah mengetahui seluk beluk tentang Sistem Kesehatan Online dan
kegiatan yang berhubungan permasalahan penelitian. Dalam hal ini, yang
menjadi informan kunci adalah Kepala Bidang Informasi Kesehatan dan
Pemberdayaan dan Kepala Seksi Informasi Kesehatan dan Pelaporan.
2. Informan non kunci
Yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang
akan di teliti. Yang menjadi informan non kunci adalah Staf atau pegawai
seksi informasi kesehatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat
D. Jenis dan Sumber Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka data yang
akan dicari dan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.
1. Data primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber
penelitian terkait dengan mekanisme pelaksanaan sistem kesehatan online,
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem informasi kesehatan
online, baik itu faktor pendukung maupun faktor penghambat, serta upaya
yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dalam
menghadapi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem
informasi kesehatan online.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data penunjang yang relevan dengan kajian
penelitian. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh dari dokumen yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat mengenai latar belakang, tugas pokok dan fungsi, tujuan,
dan struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
Berikut adalah tabel mengenai rincian data yang ingin di teliti di Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Barat:
Jenis Data Teknik Pengumpulan
Data
A. Data Primer
1. Pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam upaya peningkatan efektivitas kerja. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
sistem informasi kesehatan online.
3. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan provinsi Sumatera barat dalam menghadapi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi kesehatan online. Observasi dan Wawancara Observasi danWawancara Wawancara
B. Data Sekunder
1. Latar belakang Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
2. Visi dan Misi 3. Struktur organisasi 4. Tugas pokok dan fungsi
Studi dokumentasi
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Teknik Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Adapun teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu:
a. Teknik observasi
Teknik observasi yaitu teknik yang menggunakan pengamatan
atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, proses atau
perilaku. (Sanapiah, 2005:54). Pengamatan dalam penelitian ini
dilakukan dengan melihat pelaksanaan sistem kesehatan online di
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah melakukan tanya jawab secara lansung
dengan informan kunci maupun non kunci untuk mendapatkan data
dan keterangan yang diinginkan oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti
melakukan wawancara kepada informan kunci satu persatu.
c. Teknik Studi Kepustakaan dan Dokumentasi
Dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan dari
perpustakaaan, berupa buku-buku panduan, laporan tahunan, rencana
2. Alat Pengumpul Data
Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah
pedoman wawancara terhadap informan kunci dan nonkunci. Disamping
itu, peneliti juga mempergunakan kamera untuk keperluan dokumentasi
serta observasi lapangan.
F. Uji Keabsahan Data
Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Teknik Triangulasi
Taknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu
(Moleong,2005:178).
Menurut Sugiyono (2008:241), teknik triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik
triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber yang
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode
kualitatif (Patton dalam Moleong, 2002:178).
Pada penelitian ini ada langkah-langkah yang dapat dilakukan
a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara
b. Membandingkan hasil suatu wawancara dengan isi dokumen yang
berkaitan.
2. Melakukan Member Chek
Pada akhir wawancara peneliti melakukan member chek atau
memeriksa ulang secara garis besar berbagai hal yang telah disampaikan
oleh informan berdasarkan catatan lapangan dengan maksud agar
informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan
penelitian sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa data deskriptif kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data
yang diperoleh dilapangan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan
dan dokumenter. Analisis data kualitatif mamaparkan apa-apa yang diperoleh
dalam penelitian yang dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir penelitian.
Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008:246-253),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
2. Klasifikasi Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan. Misalnya
tentang Mekanisme pelaksanaan SIK Online, dan upaya yang dilakukan
Dinas Kesehatan Sumatera Barat dalam menghadapi faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan SIK Online.
Klasifikasi data dilakukan berdasarkan indikator variabel,
sehinggaakan terlihat hal-hal apa saja yang ada dalam penelitian tersebut
dan diruntut kembali berdasarkan tingkat kepentingannya. Dalam
penelitian kualitatif tidak banyak langkah yang dilakukan seperti
penelitian kuantitatif. Disini peneliti hanya perlu menentukan keabsahan
dan singkronnya data dengan permasalahan yang diteliti.
3. Penyajian Data
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Dengan mendisplaykan data (menyajikan data), maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.
4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Langkah terakhir yang dilakukan adalah penarikan
kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila
kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
A. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat mengenai Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online Dalam
Peningkatan Efektivitas Kerja, maka pada bab ini diuraikan temuan penelitian
yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, mekanisme pelaksanaan
sistem informasi kesehatan online dalam peningkatan efektivitas kerja,
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistim informasi kesehatan online
serta pembahasan hasil penelitian.
1. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Dalam menunjang Pembangunan Kesehatan secara komprehensif
dan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional, dimana pembangunan
kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional yang
diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam upaya mencapai
tujuan tersebut dilaksanakan progam-progam pembangunan kesehatan
secara sistematis dan berkesinambungan.
a. Latar belakang
Sumatera Barat yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera.
Mempunyai letak geografis antara kawasan sebelah utara dan kawasan
timur pulau Sumatera dengan pulau Jawa di sebelah selatan. Propinsi
mempunyai luas 42.229.730 km² dengan topografi berupa datar,
bergelombang sampai bergunung yang merupakan bagian dan jajaran
pegunungan Bukit Barisan.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat merupakan
salah satu SKPD yang berada dilingkungan Pemerintahan Daerah
Provinsi Sumatera Barat. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
terus mengembangkan strategi pencapaian pembangunan kesehatan.
Hal ini dibuktikan dari Pembangunan kesehatan di Sumatera Barat
yang merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan secara
nasional. Dalam RPJMD Propinsi Sumatera Barat dari tahun ke tahun
terus mengalami peningkatan, pembangunan bidang kesehatan
tercantum pada Agenda yakni “ Membangun Sumber Daya Manusia Berkualitas“ dengan prioritas pada pemerataan dan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan.
b. Visi, Misi dan Tujuan
Visi Dinas Kesehatan dan Provinsi Sumatera Barat sebagai
berikut:“ Masyarakat Sumbar Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan
Berkeadilan”. Adapun misi Dinas Kesehatan dan Provinsi Sumatera
Barat sebagai berikut:
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan Sumber Daya Kesehatan.
4) Menciptakan tatakelola Kepemerintahan yang baik.
Dengan demikian tujuan Dinas Kesehatan dan Provinsi
Sumatera Barat adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan
secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:
1) Kepala Dinas
2) Sekretariat
3) Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana
4) Bidang Sumberdaya Kesehatan
5) Bidang Informasi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
6) Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan
7) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Skema 3. Susunan Organisasi Dinkes Provinsi Sumatera Barat Sekretaris
Sub Bag umum dan Kepegawaian
Sub Bag Keuangan
Sub Bag Program
BIDANG PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN Seksi upaya kesehatan masyarakat dan rujukan
Seksi gizi dan kesehatan keluarga
Seksi Akredetasi dan Sertifikasi Kesehatan BIDANG INFORMASI
KESEHATAN & PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
Seksi Promosi dan
pemberdayaan
Seksi Pembiayaan dan Kerjasama luar
negeri Seksi perbekalan
kesehatan Seksi Diklat dan
Litbang Seksi informasi kesehatan dan pelaporan Seksi pengawasan dan Teknologi Kesehatan BIDANG PENANGGULANgAN PENYAKIT DAN BENCANA BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN Seksi Penanggulangan masalah akibat bencana Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Pencegahan dan
d. Tugas Pokok dan Fungsi
Sekretariat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat:
1) Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan
Rumah Tangga Dinas, ketatausahaan, tata laksana, protocol,
laporan, hokum, dan organisasi serta hubungan masyarakat.
2) Uraian tugas Sekretariat:
a) Melaksanakan kegiatan rumahtanggaan Dinas Kesehatan
b) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan, keprotokolan Dinas
Kesehatan dan masalah kepegawaian.
c) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan rumah tangga Dinas
Kesehatan, keuangan, keprotokolan Dinas dan tata usaha dan
masalah kepegawaian.
d) Memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tentang
peraturan perundang-undangan, pelayanan administrasi
keuangan.
e) Mengkoordinir penyusunan laporan akuntabilitas kinerja SKPD
f) Mengkoordinir proses Rencana Kerja Anggaran Kementrian
Lembaga (RKAK-KL), Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) bidang kesehatan.
g) Melaksanakan pemantauan terhadap kinerja Sub Bagian
Keuangan, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dan Sub
h) Bertanggung jawab terhadap kinerja Sub Bagian Keuangan,
Umum dan Kepegawaian dan Sub Bagian Progam
3) Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana
a) Bidang Penanggulangi Penyakit dan Bencana mempunyai tugas
menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan
kegiatan berdasarkan urusan progam sesuai ruang lingkup
Penanggulangi Penyakit dan Bencana.
b) Uraian tugas Bidang Penanggulangi Penyakit Bencana:
(1) Melaksanakan upaya kegiatan pengamatan, penelitian dan
penyelidikan penyakit, penyehatan lingkungan dan
penanggulangan masalah akibat bencana
(2) Melaksanakan pengaturan pencegahan dan penanggulanga