• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi Pelaksanaan Sistem Informasi Kes (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Skripsi Pelaksanaan Sistem Informasi Kes (1)"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dakam peningkatan efektivitas kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Latar belakang penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai lembaga yang mengembangkan sistem informasi kesehatan online dalam langkah dan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat. Informasi kesehatan ini dapat di akses secara online dari seluruh kabupaten/kota melalui rumah sakit dan puskesmas. Dengan adanya sistem informasi kesehatan online ini maka koordinasi, proses pengambilan keputusan, proses penanganan masalah, peningkatan kinerja petugas kesehatan dan data yang kesehatan dapat diperoleh secara akurat dan realtime. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program, faktor-faktor yang mempengaruhi dan upaya yang dilakukan dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam peningkatan efektivitas kerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini hanya berusaha untuk membuat deskripsi gambaran tentang suatu keadaan sebagaimana mestinya. Informan penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan kunci. Jenis datanya adalah data primer dan data skunder yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi dokumenter. Teknik analisa yang dipakai adalah analisa deskriptif kualitatif. Sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi dan member chek dengan langkah sebagai berikut reduksi data, klasifikasi data, penyajian data dan verifikasi data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam peningkatan efektivitas kerja cukup berjalan dengan baik, faktor penghambat dalam pelaksanaan sistem informasi kesehatan online ini masih banyak ditemui. Faktor-faktor penghambat yang dihadapi antara lain gangguan jaringan, mutasi pegawai tenaga pengolah data/informasi, sumber daya dana yang masih kurang mencukupi, sumber daya manusia yang kurang terampil. Untuk itu, perlu mengadakan sosialisasi ke masing-masing program untuk fokus terhadap pengolahan data dan penggunaan aplikasi di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat serta bersama unit utama Departemen Kesehatan, perlu mengkoordinasikan penyempurnaan SIK pada tingkat nasional.

(2)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Fokus Penelitian ... 9

F. Tujuan Penelitian ... 10

G. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori ... 12

1. Konsep Sistem, Informasi Dan Sistem Informasi Manajemen ... 12

2. Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya ... 22

3. Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Faktor-Faktor Penghambat Pelaksanaan Sistem Infromasi Kesehatan Online ... 26

4. Konsep Efektivitas Kerja ... 27

B. Kerangka Konseptual ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi Penelitian ... 33

C. Informan Penelitian ... 34

D. Jenis dan Sumber Data ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 36

F. Uji Keabsahan Data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Gambaran Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat ... 41

2. Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online Dalam Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat ... 57

(3)

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online ... 90 3. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat dalam menghadapi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online ... 94

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 96 B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(4)

Skema 2. Kerangka Konseptual Penelitian ... 32

Skema 3. Susunan Organisasi Dinkes Provinsi Sumatera Barat ... 44

(5)

Gambar 1. Tiga Proses Manajeman Data... 60

Gambar 2. Pelaksanaan SIK Online ... 66

Gambar 3. Bentuk Tampilan Infokes dalam SIK Online ... 67

Gambar 4. Bentuk Tampilan Dashboard ... 68

Gambar 5. Bentuk Tampilan Monitoring Online ... 68

Gambar 6. Bentuk Tampilan Pelaporan Dan Rekapitulasi Data ... 69

Gambar 7. Bentuk Tampilan Medical Pasien ... 69

Gambar 8. Sarana Penunjang SIK Online ... 75

(6)

A. Latar Belakang Masalah

Pemerintah adalah penyelenggara negara yang memiliki tugas pokok

dan fungsi yang luas dan sistematis. Dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya, pemerintah memerlukan semua informasi yang ada kemudian

akan digunakan untuk menjalankan tugas dan fungsinya seperti perencanaan,

pembuat kebijakan, administrasi negara dan sebagainya. Informasi yang

terkait dengan pelaksanaan fungsi dan wewenang pemerintah diproses oleh

suatu sistem informasi yang merupakan kumpulan dari sistem-sistem yang

digunakan untuk mengumpulkan informasi, mengklasifikasi informasi,

mengolah informasi, menginterprestasikan informasi, transmisi (penyampaian)

dan penggunaan informasi. Di era reformasi ini, pemerintah dituntut untuk

bekerja dengan efektif, efisien, dan terkendali melalui peningkatan sumber

daya manusia serta pemanfaatan teknologi informasi yang efektif.

Keefektifan suatu pemerintahan dengan program-program kerjanya

dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebagai

upaya kerjasama. Efektivitas merupakan kemampuan untuk bertahan,

menyesuaikan diri, memelihara diri dan tumbuh, lepas dari fungsi tertentu

yang dimilikinya. Sondang P. Siagian dalam Othenk Planet (2008)

menjelaskan pengertian efektivitas sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana

dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya

untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

(7)

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya

sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran,

berarti makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas kerja merupakan suatu

keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh

manusia dapat mencapai hasil yang dikehendaki. Menurut Siagian (1986:

152), efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya

seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) kini diperlukan perannya untuk

menciptakan integrasi di bidang informasi dan operasi diantara berbagai pihak

yang ada di suatu organisasi, baik lokal maupun global. Kebutuhan akan

berbagai jenis organisasi akan informasi bukan hal yang baru lagi karena sejak

dahulu hingga sekarang penanganan suatu sistem informasi dilakukan melalui

tujuh tahap yaitu: (a) Pengumpulan data, (b)Klasifikasi data, (c)Pengolahan

data supaya berubah bentuk, (d) Interprestasi informasi, (e) Penyimpanan

informasi, (f) Penyampaian informasi atau transmisi kepada pengguna, dan (g)

Penggunaan informasi untuk kepentingan manajemen organisasi. (Sondang,

2003:2).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat merupakan salah

satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang terus mengembangkan

penggunaan sistem informasi di lingkungan Pemerintahan Daerah Provinsi

Sumatera Barat, khususnya dalam bidang kesehatan. Berdasarkan tugas pokok

dan fungsi sebagai lembaga pelayanan kesehatan yang mengharuskan Dinkes

(8)

pondasi data dan informasi kesehatan dari seluruh pusat pelayanan kesehatan

di Kabupaten/Kota.

Berbagai upaya penggunaan teknologi aplikasi dalam pembenahan

struktur dan kerja dalam bidang pelayanan kesehatan mengingat semakin

tingginya permasalahan bidang kesehatan menjadi momentum untuk

peningkatan dan strategi untuk lebih maju. Pembenahan terhadap pelayanan

kesehatan terus dilakukan diantaranya melalui website yang akan menjadi

pintu gerbang informasi kesehatan bagi masyarakat, SMS Kesehatan dan

pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online (SIK Online). Peluncuran

layanan informasi harga obat dengan menggunakan teknologi komunikasi

melalui SMS (Short Message Service) sehingga hampir setiap orang dapat

memperoleh layanan informasi harga dan jenis obat yang dibutuhkan secara

efisien sebagai upaya meningkatkan dan memasyarakatkan penggunaan obat

yang rasional. Selain itu penggunaan teknologi aplikasi bidang kesehatan yaitu

Sistem Informasi Kesehatan (SIK) Online sebagai strategi pembangunan

bidang kesehatan yang sangat penting dalam hal informasi pelaporan dan

pendataan kesehatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai lembaga yang

mengembangkan SIK Online dalam langkah dan upaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada masyarakat. Informasi

kesehatan ini dapat di akses secara online dari seluruh kabupaten/kota melalui

rumah sakit dan puskesmas. Dengan adanya SIK Online ini maka koordinasi,

(9)

kinerja petugas kesehatan dan data yang kesehatan dapat diperoleh secara

akurat dan realtime.

Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Online diawali dengan

penandatanganan kerjasama pada 28 Mei 2007, antara Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat diwakili Kepala Dinas Kesehatan, Rosnini Savitri

dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Regional Sumatera diwakili

Executive General Manager, Muhammad Awaluddin, serta PT Inovasi Net

diwakili oleh direkturnya M. Hanif Dinada dan juga turut hadir bapak H.

Gamawan Fauzi yang waktu itu menjabat sebagai Gubernur Sumbar.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat merupakan

jawaban untuk mendapatkan informasi dalam bentuk pelaporan yang cepat

dari seluruh pusat pelayanan kabupaten/kota. Namun, permasalahan yang

aktual masih adanya ketidaksingkronan antara elemen-elemen penunjang

pengembangan SIK Online yang belum merata, serta pemanfaatan sarana dan

prasarana penunjang yang masih kurang lengkap. Ketidaksadaran akan potensi

SIK Online yang begitu besar manfaatnya terutama dalam kemudahan

pelayanan kesehatan, menyebabkan penggunaan aplikasi ini seakan kurang

menjadi prioritas demi kemajuan pembangunan bidang kesehatan.

Sebagai program pembangunan bidang kesehatan yang baru

dikembangkan, SIK Online tentunya masih menghadapi berbagai masalah.

Kurangnya koordinasi informasi data dari kabupaten/kota masih terlihat dalam

pelaksanaannya. Namun tentunya semua kembali pada kesadaran

petugas-petugas kesehatan dalam memajukan pelayanan kesehatan demi pencapaian

(10)

Adapun kebijakan Dinkes Provinsi tentang SIK Online

Kabupaten/Kota dan Provinsi di Sumatera Barat adalah: (1) Memberikan

himbauan kepada Dinkes Kabupaten/Kota untuk menggunakan sistim

informasi yang sama supaya bisa terintegrasi dengan Dinkes Provinsi; (2)

Menetapkan dan memberikan support kepada seksi SIK (Seksi Infokes) dalam

struktur organisasi di Dinkes Provinsi dan petugas pelaksana SIK

Kabupaten/Kota. (3) Memfasilitasi agenda kegiatan rutin dengan Dinkes

Kab/Kota terhadap pengembangan dan evaluasi SIKDA (Sistem Informasi

Kesehatan Daerah) di Kabupaten/Kota. (4) Melaksanakan kegiatan pelatihan

untuk SDM tingkat Provinsi dan Dinkes Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit.

(5) Melakukan koordinasi dengan SKPD lain, DPR dan lintas sektor lainnya

untuk mensukseskan SIKDA Provinsi dan SIKDA Kabupaten/Kota.

Berbagai target dan sasaran pencapaian SIKDA ini, yaitu dengan

terciptanya data informasi kesehatan yang cepat, akurat dan dapat dipercaya

untuk memudahkan pengambilan keputusan, terwujudnya Sistem Informasi

Kesehatan Terintgrasi antara SIKDA Kabupaten/Kota ke SIKDA Provinsi dan

mewujudkan pelayanan prima dengan pemanfaatan sarana teknologi

informasi.

Pengembangan SIK Online Provinsi Sumatera Barat mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun, namun masih belum optimal seperti yang

diharapkan. Pada tahun 2007, dimulai dari tahap perencanaan dan

pengembangan Aplikasi SIK Online di Provinsi Sumater Barat Soft launching

(11)

Pada tahun 2008 dan tahun 2009, Instalasi Perangkat jaringan internet oleh

pusat- Program SIKNAS (DEPKES), pengenalan SIK Online terintegrasi dan

pelatihan penggunaaan Aplikasi SIK Online untuk 120 orang SDM tingkat

puskesmas dan Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi. Instalasi

jaringan internet Dinkes Provinsi, serta perencanaan biaya integrasi data

pelaporan data se-Sumatera Barat. Sementara pada tahun 2010 dan 2011

pengembangan SIK Online memasuki tahapan integrasi semua pelaporan data

kesehatan secara online dari setiap unit pelayanan kesehatan ke Dinkes

Provinsi, evaluasi rutin pelaporan data secara online, Otomatisasi laporan

kesehatan se Sumatera Barat, perencanaan IT Training Centre di Bapelkes

Dinkes Provinsi, maintenance Hardware, Software dan jaringan, monitoring,

data Pelaporan Kesehatan secara online, pembinaan SDM tingkat

Kabupaten/Kota dan Provinsi secara berkala serta penataan jaringan SIKDA

Provinsi dan SIKDA Kabupaten/Kota. (Dokumen Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat tahun 2011)

Dinas kabupaten/kota yang sudah bisa terintegrasi ke Dinkes Provinsi

Sumatera Barat adalah: Dinkes Kota Payakumbuh, Dinkes Kota Bukittinggi,

Dinkes Kabupaten Padang Pariaman, Dinkes Kota Pariaman, Dinkes Kota

Sawahlunto, Dinkes Kabupaten Sijunjung, Dinkes Kabupaten Tanah Datar,

Dinkes Kabupaten Dharmasraya, Dinkes Kota Padang Panjang, Dinkes Pesisir

Selatan, Dinkes Kabupaten Agam, Dinkes Kabupaten Pasaman, Dinkes

Kabupaten Solok Selatan, Dinkes Kabupaten Lima Puluh Kota, Dinkes

Kabupaten Pasaman Barat, Dinkes Kota Padang, Dinkes Kota Solok.

(12)

Berdasarkan observasi yang dilakukan, ada beberapa permasalahan

dalam pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online (SIK Online), antara

lain pelaksanaan SIK Online yang belum sempurna, meskipun semua Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota sudah terintegrasi SIK Online. Padahal

seharusnya, dengan adanya SIK Online ini semua pelaporan data kesehatan

dapat diproses secara cepat, tepat dan akurat, namun kenyataannya belum

semua laporan data Kabupaten/Kota yang masuk ke Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat.

Masalah lain yaitu tenaga operasional pengelola data Sistem

Pencatatan Pelaporan terpadu (SP2TP) di Puskesmas dan Sistem Pencatatan

Pelaporan Rumah Sakit (SP2RS) di Rumah Sakit yang terdiri dari bidan dan

perawat. Kemampuan mereka belum optimal dalam mengoperasionalkan

aplikasi seistem dengan baik dan belum sempurnanya akurasi informasi data

Kesehatan di Sumatera Barat.

Berdasarkan kondisi dan permasalahan tersebut, akan berpotensi

menyebabkan terganggunya proses dan bahkan output serta outcome yang

diharapkan dari program yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat dalam rangka pengembangan pelaksanaan SIK Online.

Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelusuran secara ilmiah dengan

mengangkatnya kedalam sebuah penelitian untuk memperoleh deskripsi

tentang bagaimana berjalannya pelaksanaan SIK Online yang dilakukan,

(13)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah

yang dapat diidentifikasi:

1. Lambat dan kurangnya akurasi informasi data kesehatan di Sumatera

Barat, terkait komunikasi data dari Puskesmas dan Rumah Sakit, Dinkes

Kabupaten/Kota ke Dinkes Provinsi menuju pusat.

2. Meskipun semua Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sudah terintegrasi SIK

Online, namun belum semua laporan data Kabupaten/Kota yang masuk ke

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera barat.

3. Pekerjaan petugas yang menjalankan operasional SP2TP (Puskesmas) dan

SP2RS (Rumah Sakit) belum optimal, karena SDM yang dimiliki berasal

dari bidan dan perawat.

4. Kurangnya kesadaran para petugas kesehatan akan prioritas aplikasi yang

dapat meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan secara maksimal,

dikarenakan pengaruh dari pimpinan sendiri.

C. Pembatasan masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada mekanisme

Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online Dalam Peningkatan

Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan

(14)

1. Bagaimana pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online dalam

peningkatan efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat?

2. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi (faktor pendukung dan faktor

penghambat) pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online pada Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat?

3. Apa upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem informasi

kesehatan Online ?

E. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini lebih terfokus dan dengan adanya keterbatasan

kemampuan yang peneliti miliki, dan untuk mempertajam objek pembahasan,

maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada:

1. Pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online dalam peningkatan

efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi (faktor pendukung dan faktor

penghambat) pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online pada Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

3. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat terkait

dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem

(15)

F. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online dalam

peningkatan efektivitas kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat.

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem

informasi kesehatan Online pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat.

3. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

sistem informasi kesehatan Online.

G. Manfaat Penelitian 1. Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu administrasi negara yang berkaitan dengan

bidang sistem informasi manajemen terkait pelaksanaan sistem informasi

kesehatan Online dalam peningkatan efektivitas kerja.

2. Praktis

a. Bagi peneliti, selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan

tentang pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam

peningkatan efektivitas kerja, juga dimaksudkan sebagai pemenuhan

(16)

b. Bagi masyarakat, agar penelitian ini bisa menjadi sumber informasi

tentang pelaksanaan sistem informasi kesehatan Online oleh Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

c. Hasil penelitian ini dapat membantu Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat dalam mensosialisasikan pelaksanaan sistem

(17)

A. Deskripsi Teori

1. Konsep Sistem, Informasi, Sistem Informasi dan Sistem Informasi Manajemen

a. Sistem dan Informasi

Menurut Tatang, M. Amirin (dalam Nurdin : 2005), Sistem adalah

sekumpulan unsur yang melakukan kegiatan atau menyusun skema atau

tata cara melakukan suatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai sesuatu

atau beberapa tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data/

barang/ energi di dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan

informasi/ energi/ barang.

Kemudian menurut Elias M. Awad (dalam Ibnu Syamsi : 2004 :

17) sistem dapat diberi defenisi sebagai sekelompok komponen yang

teratur (yang merupakan subsistem) yang saling berkaitan sesuai dengan

rencana yang dibuatnya dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran.

Secara sederhana Sutabri (2003:2) menggambarkan sistem sebagai

suatu kumpulan dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir

saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Teori sistem secara umum

yang pertamakali diuraikan oleh Kenneth Boulding terutama menekankan

pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah

sistem. Teori ini mengatakan bahwa setiap unsur pembentuk organisasi

adalah penting dan harus mendapat perhatian yang utuh supaya manajer

dapat bertindak lebih efektif dan efisien. Gordon B. Davis mendefenisikan

(18)

sistem secara abstrak sebagai susunan yang teratur dari gagasan-gagasan

atau konsepsi-konsepsi yang saling bergantung.

Sedangkan sistem secara fisis merupakan serangkaian unsur yang

bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Unsur-unsur yang mewakili

suatu sistem secara umum adalah masukan (input), pengolahan

(processing) dan keluaran (output). Disamping itu suatu sistem senantiasa

tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka umpan balik (feed-back)

dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal dari lingkungan sistem

yang dimaksud dan organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang akan

memiliki semua unsur-unsur ini. (Wahyudi, 1998:9). Defenisi sistem

berdasarkan kamus Webster’s Unbridged dalam (Zulkifli, 1997:27) lebih

mendekati dengan keperluan dalam arti sistem adalah elemen-elemen yang

saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi.

Disamping itu informasi merupakan data yang telah diolah,

dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu. Pekerjaan

informasi adalah pekerjaan yang meliputi pengumpulan data, penyebaran

data dengan meneruskannya ke unit lain, atau langsung diolah menjadi

informasi, kemudian informasi tersebut diteruskan ke unit lain. Dengan

beredarnya informasi dari unit ke unit lain maka terjadilah arus informasi

antar-unit. Hubungan tersebut lazim disebut sebagai hubungan antar

subsistem dalam suatu kaitan kerjasama suatu sistem. Dengan demikian

(19)

Informasi dapat diibaratkan sebagai nadi dalam suatu organisasi.

Sebab, jika informasi tidak ada, maka sistem yang ada pada organisasi itu

tidak akan berjalan sebagai mana mestinya, sehingga informasi memiliki

peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Menurut Gordon B.

Davis (1999: 64) informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu

bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata

atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau

keputusan yang akan datang.

Informasi sangat erat dengan data. Informasi berasal dari data. Data

menurut Richard A. Sehson adalah fakta-fakta yang digunakan sebagai

suatu dasar dalam perhitungan dan pengolahan meliputi serangkaian

tindakan tindakan atau operasi operasi yang secara pasti mengarah pada

suatu akhir. Sedangkan menurut Sondang (2003: 16) menyebutkan ada

perbedaan yang konsepsial antara data dan informasi, perbedaan yang

biasanya disebut dengan mengatakan bahwa data adalah bahan baku yang

harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi

informasi. Perbedaan ini penting untuk disadari karena sesungguhnya data

tidak mempunyai nilai apa-apa.

Informasi yang berkualitas tinggi akan menentukan sekali

efektifitas keputusan manajer. Bruch dan Grudnitski (1989:6) dalam

Subando (1994;11) menyebutkan adanya tiga pilar utama yang

menentukan kualitas informasi, yaitu: akurasi, ketepatan waktu, dan

relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang baik dan lengkap diuraikan

(20)

1) Ketersediaan (availability), bahwa informasi harus dapat diperoleh

bagi orang yang hendak memanfaatkannya.

2) Mudah dipahami (comprehensibility) yaitu informasi harus mudah

dipahami oleh pembuat keputusan baik yang menyangkut pekerjaan

rutin maupun keputusan yang bersifat strategis.

3) Relevan, informasi yang diperlukan adalah yang benar-benar relevan

dengan permasalahan, misi dan tujuan organisasi.

4) bermanfaat, sebagai konsekuensi dari syarat relevansi informasi harus

bermanfaat bagi organisasi, karena itu informasi harus tersaji kedalam

bemtuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan bagi organisasi yang

bersangkutan.

5) Tepat waktu, yaitu sangat penting ketika manajer hendak membuat

keputusan-keputusan yang krusial.

6) Keandalan (reliability), informasi harus diperoleh dari sumber-sumber

yang dapat diandalkan kebenarannya.

7) Akurat, syarat ini mengharuskan bahwa informasi bersih dari

kesalahan dan kekeliruan.

8) Konsisten, yaitu informasi tidak boleh mengandung kontradiksi

didalam penyajiannya. Tampak bahwa ada berbagai macam syarat

yang harus dipenuhi bagi informasi untuk kepentingan manajemen.

Pengolah data atau penyedia informasi harus memperhitungkan

segi-segi waktu penyajian, isi, format maupun segi-segi-segi-segi lain dari informasi

(21)

Maka dengan demikian informasi dapat didefenisikan sebagai hasil

dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih

berarti bagi penerimanya, yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian

(event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

Sumber dari informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian

(event) adalah segala sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.

b. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling

berhubungan, yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan

dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan

dan pengawasan dalam organisasi. (Eko, 2004: 9). Sistem informasi

menurut Amin (2003), adalah sekolompok perangkat keras, perangkat

lunak, manusia/prosedur-prosedur yang berhubungan dan data yang

dikombinasi untuk memberikan informasi yang berguna untuk

pengambilan keputusan.

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem

informasi adalah gabungan perangkat komputer dan manusia yang

melakukan kegiatan memproses data yang berguna untuk kelangsungan

kegiatan organisasi. Sistem informasi juga dapat didefenisikan sebagai

suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organsiasi

(22)

untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan

laporan-laporan yang diperlukan.

Semua sistem informasi memiliki kegiatan utama, yaitu menerima

data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan

melakukan perhitungan, penggabungan unsur-unsur data, pemutakhiran

akun dan lain-lainnya, yang kemudian memperoleh informasi sebagai

keluarannya (output). Menurut Scott (1997) secara sederhana dikatakan,

sebuah sistem informasi, menerima dan memproses data dan kemudian

mengubahnya menjadi sebuah informasi.

Skema 1. Siklus Pengolahan Data

Dalam era teknologi informasi, pemakaian komputer untuk

pemprosesan informasi merupakan suatu keharusan karena teknologi

komputer akan memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut ini : (1)

Pemrosesan terhadap transaksi dan data lain menjadi lebih cepat, (2)

Durasi didalam penghitungan dan perbandingan data menjadi lebih akurat;

(3) Pemrosesan terhadap transaksi menjadi lebih murah; (4) Penyiapan

laporan dan output lainnya menjadi lebih tepat waktu; (5) Sistem

penyimpanan data menjadi lebih ringkas dan lebih mudah ketika

dibutuhkan; (6) Karyawan/pegawai menjadi lebih produktif (Wilkinson,

2000).

(23)

Dalam pelaksanaan sistem informasi ada beberapa indikator

penting ,yaitu:

1) Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data menurut Sondang P. Hasibuan

(2008: 118) sesungguhnya bermula dari identifikasi kebutuhan

informasi dalam lingkungan dan seluruh jajaran organisasi. Telah

dimaklumi bahwa data merupakan bahan mentah atau bahan baku yang

diolah lebih lanjut sehingga bentuknya berubah menjadi informasi.

Unit pengolahan data hanya mampu menghasilkan informasi yang

bermutu tinggi dengan kebutuhan organisasi apabila data yang

dikumpulkan dan diolah juga tinggi mutunya. Oleh karena itu, segala

upaya harus ditempuh untuk menjamin bahwa data yang terkumpul

untuk diolah memang bermutu tinggi.

2) Pengolahan Data

Data mentah yang telah dikumpulkan tidak akan ada gunanya

jika tidak diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat

penting dalam metoda ilmiah, karena dengan pengolahan data, data

tersebut akan diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan

masalah. Pengolahan data adalah waktu yang digunakan untuk

menggambrkan perubahan bentuk data menjadi informasi yang

memiliki kegunaan. Semakin banyak data dan kompleksnya aktifitas

pengolahan data dalam suatu organisasi, baik itu organisasi besar

maupun organisasi kecil maka metode pengolahan data yang tepat

(24)

3) Penyebarluasan Informasi

Setelah informasi dikumpulkan dan diolah barulah dapat

disajikan dan disebarlusakan kepada penerima informasi.

Penyebarluasan informasi dapat dilakukan melalui media komunikasi

yang terpilih serta bermutu yang dilaksanakan secara berkala dan

berkesinambungan. Setelah informasi itu dikumpulkan dan diolah,

barulah data disajikan kepada para penerima informasi. Dalam

penyebarluasan informasi yang sangat penting untuk diperhatikan

adalah ketepatan dan keakuratan dari informasi itu.

Selain pemanfaatan teknologi informasi akan memiliki

keuntungan seperti yang diuraikan sebelumnya, sebenarnya untuk

mendukung tiga tujuan utama penyusunan sistem informasi yaitu (1)

Mendukung fungsi pengurusan (stewardship) manajemen. Stewardship

merujuk ke tanggungjawab manajemen dalam mengatur sumber daya

yang dimiliki pemerintah daerah secara benar; (2) Mendukung

pengambilan keputusan manajemen; (3) Mendukung kegiatan

operasional pemerintah daerah hari demi hari dengan efesien dan

efektif.

c. Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Joseph F. Kelly dalam (Sutabri, 2005:91) mengemukakan Sistem

Informasi Manajemen (SIM) adalah perpaduan sumber daya manusia dan

sumber daya berbasis komputer yang menghasilkan kumpulan

(25)

manajemen yang efisien serta perencanaan bisnis. Sedangkan Komaruddin

dalam bukunya “Ensiklopedi Manajemen” mendefenisikan SIM adalah

suatu metode untuk menghasilkan informasi yang tepat waktu bagi

manajemen tentang lingkungan luar organisasi dan kegiatan operasi

didalam organisasi, dengan tujuan untuk menunjang proses pengambilan

keputusan serta memperbaiki perencanaan dan pengawasan.

Selain itu Scoott (2004:100) memberikan pengertian SIM

merupakan serangkaian sub-sistem yang menyeluruh dan terkoordinasi

dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasikan data

sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan

produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atau dasar kriteria

mutu yang telah ditetapkan. Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan

bahwa Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah gabungan perangkat

pengolah informasi dengan sumber daya manusia yang berfungsi

menerima, mengolah dan menyalurkan data yang menunjang produktivitas

organisasi sehingga menghasilkan operasi manajemen yang efisien.

Ada beberapa karakteristik SIM yang dikemukakan Turban 1995

dalam (Abdul, 2003:115) sebagai berikut; (1) Beroperasi dalam

tugas-tugas yang terstruktur, yakni pada lingkungan yang telah mendefenisikan

prosedur opersi, aturan pengambilan keputusan, dan arus informasi secara

tegas dan jelas. (2) Meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya. (3)

Menyediakan laporan dan kemudahan akses yang berguna untuk

(26)

menggunakan laporan dan informasi serta membuat

kesimpulan-kesimpulan sendiri untuk pengambilan keputusan).

Dalam pelaksanaan SIM tentu ada faktor pendukung dan faktor

penghambat atau kendala yang dihadapi. Pelaksanaan SIM didukung oleh

komponen fisik sebagai berikut (Sutabri, 2005:96) menjelaskan ada

beberapa komponen fisik SIM yaitu sebagai berikut: (1) Perangkat Keras,

bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit

masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain sebagainya), peralatan

penyiapan data dan terminal masukan/keluaran. (2) Perangkat Lunak,

terdiri dari aplikasi-aplikasi dalam pengolahan data (3) Prosedur,

merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik

seperti buku panduan dan instruksi, yang terdiri dari instruksi untuk

pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, dan instruksi pengoperasian

untuk karyawan pusat komputer. (4) Personil, operator komputer, analisis

sistem, progamer, personil data entri dan manajer sistem informasi.

Selain faktor pendukung juga ada faktor penghambat atau kendala

dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen. Adapun kendalanya

menurut Eko Nugraha (2008) dikelompokkan kedalam tiga hal yaitu: (1)

kesalahan teknis dapat terjadi karena permasalahan-permasalahan

perangkat kerasnya (hardware problems), kesalahan dalam penulisan

sintak (sintax errors) atau kesalahan logika (logical errors) perangkat

lunaknya; (2) gangguan lingkungan; (3) kelalaian manusia (human errors)

yang tidak disengaja seperti menggunakan data yang salah atau

(27)

Selanjutnya, Martin dalam Oktadimalik (2009) mengatakan

masalah dalam sistem informasi manajemen meliputi; relevansi,

kelengkapan, kebenaran, keamanan, ketepatan waktu, ekonomi, efisiensi,

dapat dipercaya dan kegunaan. Dalam hal ini dikatakan bahwa masalah

dalam sistem informasi manajemen meliputi kerelevanan informasi yang

dihasilkan, kelengkapan, dan informasi yang dihasilkan itu harus dapat di

uju kebenarannya, aman, tepat waktu dalam menyajikannya, ekonomis dan

efisiensi, dapat dipercaya dan dapat berguna.

Kesalahan- kesalahan dalam sistem informasi manajemen

disebabkan oleh metode dalam pengumpulan data yang salah, sehingga

membuang-buang waktu, tidak mengikuti prosedur pengolahan data yang

benar sesuai aturan, adanya data yang hilang atau rusak serta kesalahan

lainnya baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala

yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem informasi manajemen menurut

Eko Nugroho (2008) yaitu; (1) membina internal user; (2) memasang

pengendalian-pengendalian disistem informasi; (3) memeriksa sejauh

mana keberhasilan pengendalian-pengendalian tersebut; (4) merencanakan

akibat gangguan-gangguan (disaster recovery planning).

2. Sistem Informasi Kesehatan Online Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya

Sistem Online adalah jika data yang dikirimkan langsung diterima

oleh central processing unit. Sedangkan real time processing data adalah jika

(28)

ada transaksi langsung di kirim ke komputer dari terminal. Begitu data

diterima oleh komputer, data langsung di olah dengan program yang telah di

masukkan sebelumnya (berupa package program) dan hasilnya di kirimkan

kembali ke terminal. Real time ini menggunakan Data Base File. (Suryatmo,

2000, 32-33).

Dengan layanan online, maka koordinasi, proses penanganan masalah,

peningkatan kinerja petugas kesehatan dan data kesehatan dapat diperoleh

dengan transparan, cepat dan akurat. Perkembangan teknologi informasi yang

sangat cepat merupakan jawaban untuk mendapatkan informasi dalam bentuk

pelaporan yang cepat dari seluruh pusat pelayanan kesehatan di seluruh

kabupaten/kota.

Sistem Informasi Kesehatan Online yang disingkat dengan SIK

Online adalah sebuah sistem informasi yang dirancang sebagai program

pembangunan kesehatan dengan menghasilkan data dan informasi kesehatan

secara tepat dan akurat. M. Hanif (2007), Pengembangan SIK Online akan

menghasilkan informasi data kesehatan yang update, transparan, mudah

diperoleh oleh masyarakat, pemerintah dan pengambil keputusan.

Mempercepat pengambilan keputusan tentang kondisi kesehatan masyarakat

melalui sarana teknologi informasi dan mewujudkan sebuat tata pemerintahan

yang baik.

Sistem Informasi Kesehatan Online yang merupakan gabungan

perangkat dan prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi

(29)

untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pemantauan kerja sistem kesehatan. Informasi kesehatan

selalu diperlukan dalam pembuatan program kesehatan mulai dari analisis

situasi, penentuan prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan

program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi.

Pengembangan SIK Online oleh Dinas Kesehatan merupakan

implementasi dari UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pembaharuan Sistem

Informasi Kesehatan di Provinsi dan Kabupaten/Kota dan berdasarkan

Keputusan Mentri Kesehatan (KEPMENKES) No. 837 Tahun 2007 tentang

Pengembangan Jaringan Komputer Sistem Informasi Kesehatan Nasional

(SIKNAS) Online. Menurut Rosnini (2007), dengan adanya Sistem

Informasi Kesehatan Online ini diharapkan akan menjadi basis dan pondasi

informasi data kesehatan dari seluruh puskesmas, rumah sakit, Dinkes

kabupaten/kota dan Dinas Provinsi dapat terintegrasi dengan baik.

Adapun faktor-faktor pendukung dalam sistem informasi adalah: (1)

Perangkat Keras, bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat

pengolah, unit masukan/keluaran, unit penyimpanan file, dan lain

sebagainya), peralatan penyiapan data dan terminal masukan/keluaran; (2)

Perangkat Lunak, beupa aplikasi- aplikasi dalam pengolahan data; (3)

Prosedur, merupakan komponen fisik karena prosedur disediakan dalam

bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi, yang terdiri dari instruksi

untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, dan instruksi

(30)

komputer, analisis sistem, progamer, personil data entri dan manajer sistem

informasi (Sutabri, 2005:96).

Menurut Eko Nugroho (2008) hambatan terhadap sistem informasi

yaitu: (1) Kesalahan teknis, baik permasalahan perangkat keras maupun

perangkat lunaknya; (2) Gangguan lingkungan, baik berupa gempa bumi,

kegagalan arus listrik, banjir, dan lain sebagainya; (3) Kelalaian manusia

(human error) yang tidak disengaja. Selanjutnya, Martin dalam Oktadimalik

(2009) mengatakan masalah dalam sistem informasi meliputi; relevansi,

kelengkapan, kebenaran, keamanan, ketepatan waktu, ekonomi, efisiensi,

dapat dipercaya dan kegunaan. Dalam hal ini dikatakan bahwa masalah dalam

sistem informasi manajemen meliputi kerelevanan informasi yang dihasilkan,

kelengkapan, dan informasi yang dihasilkan itu harus dapat di uju

kebenarannya, aman, tepat waktu dalam menyajikannya, ekonomis dan

efisiensi, dapat dipercaya dan dapat berguna.

Adapun fitur Aplikasi SIK Online ini antara lain:

a. Dashboard merupakan fasilitas untuk melihat status kunjungan pasien

dalam tampilan awal aplikasi

b. Monitoring Online merupakan fasilitas untuk melakukan monitoring

pelayanan secara online dari Dinas Kesehatan menggunakan jaringan

wireless

c. Rekapitulasi data secara otomatis merupakan fasilitas untuk melakukan

rekap data pelaporan di Dinkes Kab/Kota dan Dinkes Provinsi secara

(31)

d. Data Medical pasien yang bisa diakses secara online dari infrastruktur

lain yang sudah terhubung ke jaringan

Dalam konfigurasi tahapan pelaksanaan SIK Online dan terintegrasi

dapat terlihat bahwa semua data pelaporan yang berasal dari puskesmas akan

dikirim melalui jaringan internet ke bank data secara online. Data tersebut

akan dimonitoring oleh Dinas kesehatan setempat untuk direkapitulasi secara

otomatis dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi secara online, demikian

seterusnya sampai ke pusat. (Dokumen Dinkes Provinsi Sumatera Barat.

2011).

3. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Dalam Mengatasi Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online

Dengan semakin berkembangnya peranan sistem informasi, menuntut

manajemen untuk menghasilkan sistem informasi yang efektif dan efisien.

Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen sistem

informasi. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya perencanaan

strategis sistem informasi. Peningkatan perencanaan strategis sistem

informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen sistem informasi.

Perencanaan strategis sistem informasi diperlukan agar sebuah organisasi

dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan

sistem informasi manajemen, serta memaksimalkan hasil dari teknologi

(Noviyanto: 2010).

Menurut Eko Nugroho (2008) upaya yang dilakukan untuk mengatasi

(32)

yaitu dengan cara: (1) Membina internal user; (2) Memasang

pengendalian-pengendalian di sistem informasi; (3) Memeriksa sejauhmana keberhasilan

pengendalian-pengendalian tersebut; (4) Merencanakan akibat

gangguan-gangguan (disaster recovery planning). Sedangkan menurut Davis (1991)

upaya mengatasi masalah dal sistem informasi dapat juga diatasi dengan; (1)

Pengendalian internal untuk mengetahui kesalahan; (2) Audit atau

pemeriksaan internal dan eksternal; (3) Menambahkan batas-batas

kepercayaan pada data; (4) Instruksi pemakai dalam prosedur pengukuran dan

pengolahan agar pemakai dapat menilai kesalahan yang terjadi.

Dalam pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online (SIK Online)

ada beberapa kegiatan pendukung dan upaya penunjang SIK Online antara

lain melaksanakan secara rutin kegiatan pelatihan dan sosialisasi untuk SDM

ditingkat Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas (anggaran

kegiatan rutin), memberikan dukungan khusus (intensif/honor) untuk

pengelola SIK, melaksanakan maintenance dan anggaran rutin/bulan terhadap

Hardware dan networking, penggunaan aplikasi dan komputer serta standar

format form yang sudah baku dalam pelaksanaan SIK Online.

4. Konsep Efektivitas Kerja

Menurut Katzell dan Kahn dalam Dharma Setyawan Salam (2007:

112) konsep efektivitas digunakan untuk merujuk kepada derajat pencapaian

tujuan. Oleh karena itu keefektivan suatu organisasi dengan program-program

kerjanya dapat diartikan sebagai pencapaian tujuan organisasi yang telah

(33)

Efektivitas organisasi adalah kemampuan untuk bertahan,

menyesuaikan diri, memelihara diri dan tumbuh, lepas dari fungsi tertentu

yang dimilikinya. Sondang P. Siagian dalam Othenk Planet (2008)

menjelaskan pengertian efektivitas sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana

dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya

untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya.

Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin

tinggi efektivitasnya. Efektivitas organisasi memusatkan perhatian utama

pada gejala-gejala dalam lingkup organisasi.

David dalam Riana Pangabean (2005) mendefinisikan efektivitas

organisasi maupun kelompok adalah sesuatu kehidupan organisasi atau

kelompok untuk melakukan tugas-tugas, didalam terdapat usaha untuk

mencapai tujuan dengan kepuasan dan persahabatan antara individu di dalam

kelompok atau organisasi.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Sarlito dalam Riana Pangabean

(2005) yang menyatakan bahwa efektivitas organisasi atau kelompok adalah

hasil kerja kelompok dalam mencapai tujuan. Makin dekat hasil organisasi

atau kelompok dalam mencapai tujuan, makin efektif pimpinan organisasi

atau kelompok tersebut. Efektivitas yang merupakan pencapaian tujuan yang

dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, biaya, fikiran,

(34)

Menurut Georgopolous dan Tannenbaum dalam Dharma Setyawan

Salam (2007: 115) memandang konsep keefektifan organisasi dari tiga

kriteria, yaitu : (1) produktivitas organisasi; (2) fleksibilitas organisasi, dalam

bentuk keberhasilannya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di

dalam dan di luar organisasi; (3) tidak terdapatnya ketegangan atau hambatan

dan konflik di dalam organisasi.

Efektivitas kerja adalah suatu keadaan dimana aktifitas jasmaniah dan

rohaniah yang dilakukan oleh manusia dapat mencapai hasil yang

dikehendaki. Menurut Siagian (1986: 152), efektivitas kerja adalah

penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas kerja, seperti yang

dikemukakan oleh Richard M. Steers (1980: 9), yaitu:

a. Karakteristik organisasi

Karakteristik organisasi terdiri dari struktur dan teknologi

organsasi yang dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas

dengan berbagai cara. Yang dimaksud struktur adalah hubungan yang

relatif tepat sifatnya, seperti dijumpai dalam organisasi, sehubungan

dengan sumber daya manusia. Struktur meliputi bagaimana cara organisasi

menyusun orang-orangnya dalam menyelesaikan pekerjaan, sedangkan

yang dimaksud dengan teknologi adalah mekanisme suatu organisasi

(35)

b. Karakteristik lingkungan

Lingkungan luar dan lingkungan dalam juga telah dinyatakan

berpengaruh atas efektivitas, keberhasilan hubungan organisasi lingkungan

tampaknya amat tergantung pada tingkat variabel kunci yaitu tingkat

keterdugaan keadaan lingkungan, ketepatan persepsi atas keadaan

lingkungan, tingkat rasionalisme organisasi. Ketiga faktor ini

mempengaruhi ketepatan tanggapan organisasi terhadap perubahan

lingkungan.

c. Karakteristik pekerja

Pekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan

dengan pengelolaan sumber daya yang ada dalam organisasi, oleh sebab

itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan

organisasi. ekerja merupakan sumber daya yang langsung berhubungan

dengan pengelolaan semua sumber daya yang ada di dalam organisasi,

oleh sebab itu perilaku pekerja sangat berpengaruh terhadap pencapaian

tujuan organisasi. Pekerja merupakan modal utama didalam organisasi

yang akan berpengaruh besar terhadap efektivitas, karena walaupun

teknologi yang digunakan merupakan teknologi yang canggih dan

didukung oleh adanya struktur yang baik, namun tanpa adanya pekerja

maka semua itu tidak ada gunanya.

d. Karakteristik kebijaksanaan dan praktek manajemen

Dengan makin rumitnya proses teknologi dan perkembangannya

lingkungan maka peranan manajemen dalam mengkoordinasi orang dan

(36)

Richard M. Steers (1980) mengemukakan 2 kriteria dalam pengukuran

efektivitas kerja, yaitu:

a. Produktivitas kerja, merupakan kemampuan memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang mampu menghasilkan

output atau hasil kerja yang optimal. Produktivitas kerja melihat

sejauhmana kemampuan menghasilkan pekerjaan yang lebih baik daripada

hasil yang biasa.

b. Kepuasan kerja, merupakan respon emosional terhadap perasaan

menyenangkan berkaitan dengan pandangan seseorang terhadap

pekerjaaannya. Kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, seseorang

relatif puas dengan salah satu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas

terhadap aspek lain dari pekerjaannya.

Dalam melihat proses pencapaian efektivitas kerja dari pelaksanaan

sistem informasi kesehatan online yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat dengan mengacu pada pendapat Richard M. Steers

yang diukur dari segi produktivitas dan kepuasan kerja dapat meningkatkan

efektivitas kerja dalam sebuah organisasi sehingga dapat terwujud

pelaksanaan sistem informasi kesehatan online yang efektif dan tepat guna.

B. Kerangka Konseptual

Penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, akuntabel dan

profesional terus ditingkatkan oleh pemerintah. Sesuai dengan perkembangan

zaman yang semakin maju dalam era globalisasi, maka perkembangan

(37)

digunakan oleh pihak swasta saja, tetapi instansi pemerintah juga telah

mengadopsi teknologi informasi dalam kegiatan pelaksanaan kegiatan

pemerintahan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai lembaga yang

mengembangkan sistem informasi kesehatan online dalam langkah dan upaya

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara terpadu kepada

masyarakat. Informasi kesehatan ini dapat di akses secara online dari seluruh

kabupaten/kota melalui rumah sakit dan puskesmas. Dengan adanya sistem

infromasi kesehatan online ini maka koordinasi, proses pengambilan

keputusan, proses penanganan masalah, peningkatan kinerja petugas

kesehatan, dan data yang kesehatan dapat diperoleh secara akurat dan

realtime. Namun dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya, baik faktor yang mendukung maupun faktor yang

menghambat.

Skema 2. Kerangka Konseptual Penelitian Pelaksanaan SIK Online Dalam

Peningkatan Efektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan SIK Online:

1. Faktor-faktor pendukung 2. Faktor-faktor penghambat

Upaya Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan Online Mekanisme Pelaksanaan

SIK Online

(38)

A. Jenis Penelitian

Keberhasilan dan ketepatan suatu hasil penelitian sebagian besar

ditentukan oleh metode yang digunakan. Untuk mencapai hasil tersebut, maka

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan tipe penelitian deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor, metode

penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan periaku

yang diamati. (Moleong, 2002 : 3).

Penulis memillih metode penelitian kualitatif ini karena bisa melihat,

mengamati secara langsung, perilaku informan sehingga data yang diperoleh

lebih akurat. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian kualitatif yaitu untuk

melihat, mengungkapkan dan menggambarkan secara tepat, sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena

yang diselidiki. Tipe penelitian ini adalah deskriptif karena peneliti berusaha

mengemukakan suatu gejala atau keadaan sebagaimana adanya.

B. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi dari penelitian ini adalah Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat. Alasan memilih lokasi ini adalah karena Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Barat telah menerapkan SIK Online dalam peningkatan

efektivitas kerja di Provinsi Sumatera Barat, sehingga penulis ingin

mengetahui lebih dalam pelaksanaan SIK Online dalam Upaya Peningkatan

Eefektivitas Kerja Di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

(39)

C. Informan Penelitian

Menurut Lexy, J. Moleong (2005: 90) informan penelitian adalah

orang-orang yang dimanfaatkan untuk informasi tentang situasi dan kondisi

latar penelitian. Dalam penelitian ini informan yang diperlukan antara lain :

1. Informasi kunci

Yaitu orang-orang yang betul-betul memahami permasalahan

penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:253), informan kunci

merupakan informan yang berwibawa dan dipercaya “membukakan pintu”

kepada peneliti untuk memasuki objek penelitian. Jadi, informan kunci

adalah mengetahui seluk beluk tentang Sistem Kesehatan Online dan

kegiatan yang berhubungan permasalahan penelitian. Dalam hal ini, yang

menjadi informan kunci adalah Kepala Bidang Informasi Kesehatan dan

Pemberdayaan dan Kepala Seksi Informasi Kesehatan dan Pelaporan.

2. Informan non kunci

Yaitu orang-orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang

akan di teliti. Yang menjadi informan non kunci adalah Staf atau pegawai

seksi informasi kesehatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat

D. Jenis dan Sumber Data

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka data yang

akan dicari dan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber

(40)

penelitian terkait dengan mekanisme pelaksanaan sistem kesehatan online,

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem informasi kesehatan

online, baik itu faktor pendukung maupun faktor penghambat, serta upaya

yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dalam

menghadapi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistem

informasi kesehatan online.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data penunjang yang relevan dengan kajian

penelitian. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data

yang diperoleh dari dokumen yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat mengenai latar belakang, tugas pokok dan fungsi, tujuan,

dan struktur organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

Berikut adalah tabel mengenai rincian data yang ingin di teliti di Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat:

Jenis Data Teknik Pengumpulan

Data

A. Data Primer

1. Pelaksanaan sistem informasi kesehatan online dalam upaya peningkatan efektivitas kerja. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan

sistem informasi kesehatan online.

3. Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan provinsi Sumatera barat dalam menghadapi faktor-faktor yang mempengaruhi sistem informasi kesehatan online. Observasi dan Wawancara Observasi danWawancara Wawancara

B. Data Sekunder

1. Latar belakang Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

2. Visi dan Misi 3. Struktur organisasi 4. Tugas pokok dan fungsi

Studi dokumentasi

(41)

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.

Adapun teknik dan alat pengumpulan data dalam penelitian ini

yaitu:

a. Teknik observasi

Teknik observasi yaitu teknik yang menggunakan pengamatan

atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, proses atau

perilaku. (Sanapiah, 2005:54). Pengamatan dalam penelitian ini

dilakukan dengan melihat pelaksanaan sistem kesehatan online di

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

b. Teknik Wawancara

Wawancara adalah melakukan tanya jawab secara lansung

dengan informan kunci maupun non kunci untuk mendapatkan data

dan keterangan yang diinginkan oleh peneliti. Dalam hal ini, peneliti

melakukan wawancara kepada informan kunci satu persatu.

c. Teknik Studi Kepustakaan dan Dokumentasi

Dilakukan dengan mengumpulkan bahan-bahan dari

perpustakaaan, berupa buku-buku panduan, laporan tahunan, rencana

(42)

2. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian ini adalah

pedoman wawancara terhadap informan kunci dan nonkunci. Disamping

itu, peneliti juga mempergunakan kamera untuk keperluan dokumentasi

serta observasi lapangan.

F. Uji Keabsahan Data

Untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini, perlu dilakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Teknik Triangulasi

Taknik triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu

(Moleong,2005:178).

Menurut Sugiyono (2008:241), teknik triangulasi diartikan sebagai

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Teknik

triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber yang

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif (Patton dalam Moleong, 2002:178).

Pada penelitian ini ada langkah-langkah yang dapat dilakukan

(43)

a. Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara

b. Membandingkan hasil suatu wawancara dengan isi dokumen yang

berkaitan.

2. Melakukan Member Chek

Pada akhir wawancara peneliti melakukan member chek atau

memeriksa ulang secara garis besar berbagai hal yang telah disampaikan

oleh informan berdasarkan catatan lapangan dengan maksud agar

informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan

penelitian sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisa data deskriptif kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data

yang diperoleh dilapangan melalui observasi, wawancara, studi kepustakaan

dan dokumenter. Analisis data kualitatif mamaparkan apa-apa yang diperoleh

dalam penelitian yang dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir penelitian.

Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008:246-253),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga

datanya sudah jenuh.

1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

(44)

jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya.

2. Klasifikasi Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dikelompokkan. Misalnya

tentang Mekanisme pelaksanaan SIK Online, dan upaya yang dilakukan

Dinas Kesehatan Sumatera Barat dalam menghadapi faktor-faktor yang

mempengaruhi pelaksanaan SIK Online.

Klasifikasi data dilakukan berdasarkan indikator variabel,

sehinggaakan terlihat hal-hal apa saja yang ada dalam penelitian tersebut

dan diruntut kembali berdasarkan tingkat kepentingannya. Dalam

penelitian kualitatif tidak banyak langkah yang dilakukan seperti

penelitian kuantitatif. Disini peneliti hanya perlu menentukan keabsahan

dan singkronnya data dengan permasalahan yang diteliti.

3. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Dengan mendisplaykan data (menyajikan data), maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Langkah terakhir yang dilakukan adalah penarikan

kesimpulan/verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

(45)

yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila

kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

(46)

A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat mengenai Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Online Dalam

Peningkatan Efektivitas Kerja, maka pada bab ini diuraikan temuan penelitian

yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, mekanisme pelaksanaan

sistem informasi kesehatan online dalam peningkatan efektivitas kerja,

faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan sistim informasi kesehatan online

serta pembahasan hasil penelitian.

1. Gambaran Umum Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Dalam menunjang Pembangunan Kesehatan secara komprehensif

dan dalam mencapai tujuan Pembangunan Nasional, dimana pembangunan

kesehatan sebagai bagian integral dari Pembangunan Nasional yang

diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujudnya derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam upaya mencapai

tujuan tersebut dilaksanakan progam-progam pembangunan kesehatan

secara sistematis dan berkesinambungan.

a. Latar belakang

Sumatera Barat yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera.

Mempunyai letak geografis antara kawasan sebelah utara dan kawasan

timur pulau Sumatera dengan pulau Jawa di sebelah selatan. Propinsi

(47)

mempunyai luas 42.229.730 km² dengan topografi berupa datar,

bergelombang sampai bergunung yang merupakan bagian dan jajaran

pegunungan Bukit Barisan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Barat merupakan

salah satu SKPD yang berada dilingkungan Pemerintahan Daerah

Provinsi Sumatera Barat. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

terus mengembangkan strategi pencapaian pembangunan kesehatan.

Hal ini dibuktikan dari Pembangunan kesehatan di Sumatera Barat

yang merupakan bagian integral dari pembangunan kesehatan secara

nasional. Dalam RPJMD Propinsi Sumatera Barat dari tahun ke tahun

terus mengalami peningkatan, pembangunan bidang kesehatan

tercantum pada Agenda yakni “ Membangun Sumber Daya Manusia Berkualitas“ dengan prioritas pada pemerataan dan peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan.

b. Visi, Misi dan Tujuan

Visi Dinas Kesehatan dan Provinsi Sumatera Barat sebagai

berikut:“ Masyarakat Sumbar Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan

Berkeadilan”. Adapun misi Dinas Kesehatan dan Provinsi Sumatera

Barat sebagai berikut:

1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya

(48)

3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan Sumber Daya Kesehatan.

4) Menciptakan tatakelola Kepemerintahan yang baik.

Dengan demikian tujuan Dinas Kesehatan dan Provinsi

Sumatera Barat adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan

secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

c. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Dinas terdiri dari:

1) Kepala Dinas

2) Sekretariat

3) Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana

4) Bidang Sumberdaya Kesehatan

5) Bidang Informasi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat

6) Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan

7) Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

(49)

Skema 3. Susunan Organisasi Dinkes Provinsi Sumatera Barat Sekretaris

Sub Bag umum dan Kepegawaian

Sub Bag Keuangan

Sub Bag Program

BIDANG PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN Seksi upaya kesehatan masyarakat dan rujukan

Seksi gizi dan kesehatan keluarga

Seksi Akredetasi dan Sertifikasi Kesehatan BIDANG INFORMASI

KESEHATAN & PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Seksi Promosi dan

pemberdayaan

Seksi Pembiayaan dan Kerjasama luar

negeri Seksi perbekalan

kesehatan Seksi Diklat dan

Litbang Seksi informasi kesehatan dan pelaporan Seksi pengawasan dan Teknologi Kesehatan BIDANG PENANGGULANgAN PENYAKIT DAN BENCANA BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN Seksi Penanggulangan masalah akibat bencana Seksi Penyehatan Lingkungan Seksi Pencegahan dan

(50)

d. Tugas Pokok dan Fungsi

Sekretariat Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat:

1) Sekretariat mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan

Rumah Tangga Dinas, ketatausahaan, tata laksana, protocol,

laporan, hokum, dan organisasi serta hubungan masyarakat.

2) Uraian tugas Sekretariat:

a) Melaksanakan kegiatan rumahtanggaan Dinas Kesehatan

b) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan, keprotokolan Dinas

Kesehatan dan masalah kepegawaian.

c) Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan rumah tangga Dinas

Kesehatan, keuangan, keprotokolan Dinas dan tata usaha dan

masalah kepegawaian.

d) Memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tentang

peraturan perundang-undangan, pelayanan administrasi

keuangan.

e) Mengkoordinir penyusunan laporan akuntabilitas kinerja SKPD

f) Mengkoordinir proses Rencana Kerja Anggaran Kementrian

Lembaga (RKAK-KL), Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD), Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) bidang kesehatan.

g) Melaksanakan pemantauan terhadap kinerja Sub Bagian

Keuangan, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dan Sub

(51)

h) Bertanggung jawab terhadap kinerja Sub Bagian Keuangan,

Umum dan Kepegawaian dan Sub Bagian Progam

3) Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana

a) Bidang Penanggulangi Penyakit dan Bencana mempunyai tugas

menyiapkan bahan kebijaksanaan dan perumusan pelaksanaan

kegiatan berdasarkan urusan progam sesuai ruang lingkup

Penanggulangi Penyakit dan Bencana.

b) Uraian tugas Bidang Penanggulangi Penyakit Bencana:

(1) Melaksanakan upaya kegiatan pengamatan, penelitian dan

penyelidikan penyakit, penyehatan lingkungan dan

penanggulangan masalah akibat bencana

(2) Melaksanakan pengaturan pencegahan dan penanggulanga

Gambar

Gambar 2.    Pelaksanaan SIK Online  ............................................................
Gambar 1. Tiga Proses Manajemen Data
Gambar 2. Pelaksanaan SIK Online
Gambar 6. Bentuk Tampilan Pelaporan Dan Rekapitulasi Data

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya penelitian ini bertujuan adalah untuk meng- integrasikan kausalitas antar variable Ikatan hubungan, Corporate image, Nilai pelanggan, Kualitas

Meskipun dalam beberapa sisi akan ada temuan serupa seperti kaitan antara film-film Nawi Ismail dibintangi Benyamin yang memiliki kaitan dengan etnis dan

capitalism in the last third of the twentieth century as a successful resistance on the part of those who own and dispose of capital – the ‘profit-dependent’ class – against

Sekarang, para penyembah yang kucintai, mohon mendengarkan satu hal lagi dariku. Pengabdian suci kepada Krsna persis seperti sebuah hutan bunga padma yang menyejukkan

Tentukan apakah pernyataan berikut benar (B) atau salah (S) tentang bagaimana virus dapat menghasilkan tipe protein yang lebih banyak dari yang diprediksi

Tingkat pendidikan masyarakat pesisir yang rendah mencapai 50% tidak lulus SD dan 20% lulus SD sangat berpengaruh pada pengembangan diri masyarakat. Tidak

Dengan bijaksana dan berhati-hati dalam menggunakan media sosial instagram, dan menghormati orang lain serta menghasilkan karya yang bagus, sejati nya para remaja

Puji syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya Penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul “Sistem Pendukung