• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial T1 BAB VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Transformasi Komunitas Punk di Condong Catur Yogyakarta dalam Prespektif Modal Sosial T1 BAB VI"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

74 BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat di ambil kesimpulan bahwa

Pertama, para Punkers menyadari adanya sumber daya dan peluang-peluang yang sekiranya dapat mereka gunakan untuk memecahkan masalah

mereka ketika berada dijalan dalam bentuk membangun usaha Kedai

Keblasuk.Hal tersebut menjadi langkah awaal mereka dalam proses transformasi

dari kehidupan di jalanan yang keras dan penuh dengan stigma negatif dari

masyarakat hingga bisa membangun sebuah Kedai Keblasuk, sebagai upaya

defensif sekaligus sebagai media perjuangan baru mereka, keuntungan dari hasil

berkedai yang mereka dapatkan digunakan secara kolektif dan untuk kepentingan

kolektif. Usaha kolektif mereka dalam membangun kedai dimulai dari

ketidakadaan dan kemandirian, hingga bisa mendapatkan izin menempati tanah,

membangun kedai, hingga megandeng rekan diluar komunitas yang mereka

anggap bagian dari Network Of Friend bermodalkan modal social.

Kedua, transformasi yang terjadi dari jalanan menjadi pengusaha kedai keblasuk yang tak bertuan hanya sebatas pada cara hidup saja, namun hal-hal

esensial yang mereka pegang teguhkan seperti kebersamaan, rasa kekeluargaan,

semangat gotong royong, solidaritas, norma D.I.Y (Do It Yourself) dan equality (kesetaraan) masih tetap sama, demikian pula dengan ciri khas mereka yang hadir

untuk membrontak sebuah sistem yang mereka anggap bobrok menggunakan

karya. Seperti ketidakadilan yang kerap terjadi dalam dimensi sosial, politik,

ekonomi, stigma negatif tentang mereka, bahkan impian untuk memecah rantai

distribusi pasar yang dirasa sangat tidak adil.

(2)

75

Punkerssecara rasional mampu memposisikan diri dan kedainya sebagai ruang menyambung hidup sekaligus ruang karya mereka, sebagai media kritik atas

ketidakadilan dari Negara ataupun imbas kapitalisme. Menggunakan pendekatan

yang berbeda dalam mengelola kedai, seperti menekankan prinsip keadilan

berbentuk sama rasa sama rata dan untuk kepentingan bersama merupakan

langkah antisipatif mereka, agar tidak terjebak kedalam imbas kompetisi pasar

yang cenderung membangun kelas dalam bidang pekerjaan ataupun interaksi

sosial. Kedai Keblasuk bagi mereka juga merupakan suatu bentuk kritikan

terhadap ketidak mampuan Negara dalam memberdayakan orang-orang yang

termarjinalkan.

Keempat, perjuangan panjang para Punkers dari jalanan menjadi pengusaha kedai keblasuk menunjukan bahwa telah terjadi transformasi dari

modal sosial menjadi modal ekonomi yang adil dan merata bagi kelompok

mereka. Namun, jika di sorot lebih jauh modal social menjadi sumber kekuatan

utama bagi berjalanya kegiatan usaha Kedai Keblasuk. Modal social yang tecipta

diantara hubungan-hubungan antar Punkers dengan rekan-rekan usahanya yang mereka sebut sebagai Network Of Friend yaitu Trust (Kepercayaan) yang menjadi

fondasi utama yang memperkuat kerjasama satu sama lain. Hubungan kerjasama

yang terjadi di kedai Kedai Keblasuk memperlihatkan bahwa kegiatan-kegiatan

transaksi ekonomi tidak selamanya hanya memprioritaskan keuntungan pribadi,

namun pentingnya membangun dan menjaga hubungan kekerabatan dan

persaudaraan menjadi bekal utama dalam keberlangsungan menjalankan kegiatan

usaha demi keuntungan bersama.

Kelima, modal sosial pun turut di implementasikan kepada dimensi eksternal mereka seperti pelanggan, pembeli, ataupun tetangga berupa sopan

santun, membangun keakraban, dan lainya,hal tersebut merupakan wujud dari

transformasi para Punkers yang dahulunya ekslusif hingga menjadi inklusif. Modal sosial dijadikan sebagai senjata untuk memutar balikan anggapan negatif

(3)

76

untuk mengaktualisasikan diri dan membuktikan bahwa mereka juga secara

positif dapat menjadi produktif tanpa bergantung pada siapapun.

6.2. Saran

Alangkah lebih baik jika kita sebagai masyarakat umumoptimis dalam

memperhatikan, menghargai, mempedulikan, dan memanusiakan keberadaan

masyarakat ataupun komunitas yang termarjinalkan. Berpijak pada sebuah hasil

peneletian diatas, bahwa seseorang maupun sebuah komunitas dapat menjadi

produktif secara positif ketika mendapatkan ruang dan media yang cocok

untuknya, apalagi jika Negara dan masyarakat pada umumnya memberi hak dan

kesempatan yang sama.

Perlunya pengarahan tepat sasaran tanpa melakukan kekerasan fisik

ataupun hal-hal yang kurang manusiawi lainya dari aparat Negara yang

melakukan penertiban sesuai dengan Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. Serta pemaksaan yang terjadi semasa pelatihan menjadi tidak efektif karena pelatihan dilakukan secara terpaksa oleh para peserta, alangkah lebih baik

jika mereka yang terjaring razia dibina menggunakan pendekatan komunikatif

berdasarkan potensi apa yang ia bisa kembangkan, seperti contohnya karya seni

Referensi

Dokumen terkait

Konsep hidup masyarakat Agama Buddha Di Desa Timo Kerep ini adalah penerapan hidup yang diajarkan dalam konsep Pancasila yang pertama, dan Gohonzon adalah Tuhan dalam

Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive , yaitu informan yang mempunyai pengetahuan tentang proses terbentuknya Desa Blimbingsari sampai terjadi transformasi

Transformasi sosial ekonomi yang terjadi di Desa Blimbingsari dimotori oleh peran sentral kepemimpinan yang transformatif yang digerakan oleh nilai spiritual yang

hanya sebatas pada IO saja, kini untuk mikrokontroler jenis AVR telah memiliki Reduced Instruction Set Computing), flash ROM yang cukup besar, memiliki ADC

Punk di Amerika Serikat juga banyak mempengaruhi gaya punk di Inggris yang pada tahun 1975, kelas pekerja miskin di Inggris mulai menggunakan gaya punk yang berasal dari

Perlawanan komunitas punk dituangkan dalam berbagai simbol-simbol, yang paling nampak adalah demonstrasi gaya berpakian, dan asesoris-asesoris yang mencolok dan

Oleh karena itu maka, terlepas dari komunitas yang hanya mengambil fashion sebagai gaya hidup, Punk di Salatiga perlu dipahami sebagai perjuangan atau

Bagi komunitas Punk di Salatiga mereka mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah kemunculan Punk di Inggris.. Walaupun berada di kota kecil punk di Salatiga tetap terus