• Tidak ada hasil yang ditemukan

130818091 Makalah Prosedur Pemberian Obat 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "130818091 Makalah Prosedur Pemberian Obat 1"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu obat terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat yang menimbulkan efek yang berbahaya yang bila tidak samping yang ditimbulkan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon dan membantu klien menggunakannya dengar benar dan berdasarkan pengetahuan. Selain mengetahui kerja suatu obat tertentu, perawat juga harus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya untuk menentukan apakah obat tertentu aman untuk diberikan. Pertimbangan perawatan penting dalam pemberian obat tepat dan aman.

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah definisi obat ? 2. Bagaimana sifat kerja obat ? 3. Apa efek dari pengobatan ?

4. Bagaimana reaksi obat terhadap tubuh? 5. Apa factor yang mempengaruhi kerja obat? 6. Rute pemberian obat?

1.3 TUJUAN MASALAH Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa memahami tentang cara pemberian oabat yang tepat sesuai dengan obat dan rute pemberian yang benar.

Tujuan Khusus

a.Menjelaskan pengertian obat b.Mengetahui sifat kerja obat c.Menjelaskan efek dari pengobatan

(2)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi obat

Obat adalah zat yang digunakan dalam diaknosis terapi, penyembuhan, penurunan, atau pencegahan penyakit. Sediaan atau paduan bahan bahan yg siap untuk digunakan mempengaruhi atau menyelidiki sisstem fisiologis atau keadaan patologis dalam rangka diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Kebijakan Obat Nasional, DepKes RI)

Obat tersedia dalam berbagai bentuk : 1. Solid ( Padat)

 Pulvis (Serbuk) : Campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan

 Kapsul : Sediaan padat yang terdiri dari bahan obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

Macam-macam : a. Kapsul

b. Soft Kapsul (Kapsul Lunak) Exp : Natur E

 Tablet : Sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi dengan metode pembuatan dikempa atau dicetak. Tablet dpt berupa :

a. Tablet Kunyah

b. Tablet Hisap (Pastiles, Troches) c. Tablet Effervescent

d. Tablet Salut Gula e. Tablet Salut Enteric f. Tablet Lepas Lambat dll

 ‡Suppositoria : Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui rectal, vaginal atau uretra. Umumnya meleleh, melunak atau melarut dalam suhu tubuh

2. Semi Solid

 Cream : Bentuk sediaan setengah padat mengandung satu/lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.‡

 Gel : Merupakan sistem semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil dan partikel organik yang besar.

(3)

 Emulsi : Sistem dua fase yang salah satu cairannya terdisfersi dalam cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil

 Larutan (True Solution) : Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut  Suspensi : Sediaan cair yang mengandung partikel padat tak larutyang terdispersi dalam fase

cair 4. Gas

 ‡Aerosol : Sediaan yang dikemas dibawah tekanan mengandung zat aktif terapetik yang dilepas saat sistem katup yang sesuai di tekan.

2.2 Sifat Kerja Obat

Obat bekerja menghasilkan efek teraputi yang bermanfaat. Sebuah obat tidak menciptakan suatu fungsi dalam jaringan tubuh atau organ, tetapi mengubah fungsi fisiologis.obat dapat malindungi sel dari pengaruh agen kimia lain, meningkatkan fungsi sel, atau mempercepat atau memperlambat peroses kerja sel. Obat menghasilkan kerja dengan mengubah cairan tubuh atau membrane sel atau dengan berinteraksi dengan tempat reseptor.

Mekanisme kerja obat yang paling umum ialah terikat pada tempat reseptor sel. Reseptor melokalisasi efek obat. Tempat reseptor berinteraksi dengan obat karena memiliki bentuk kimia yang sama.ketika obat reseptor saling berikatan efek terapotik dirasakan. Setiap jaringan atau sel dalam tubuh memiliki kelompok reseptor yang unik. Misalnya reseptor pada sel jantung berespon terhadap preparet digitalis.

2.3 Efek Dari Pengobatan

Karena sruktur kimia dan kerja fisiologisnya sebuah obat dapat menghasilkan lebih dari satu efek di antaranya :

1. Efek Terapotik

Merupakan respon fisiologis obat yang diharapkan atau yang diperkiraakan timbul. Setiap obat yang diprogramkan memiliki efek terapotik yang diinginkan.

2. Efek Samping

(4)

serius hingga menghilangkan efek terapotik obat sehingga perlu penghentian pemberian obat akibatnya klien sering kali berhenti meminum obat tanpa berkonsultasi.

3. Efek Toksik

Eekf ini terjadi setelah klien meminum obat berdosis tinggi dalam jangka waktu lama, setelah suatu obat berakumulasi di dalam darah akibat kerusakan metabolisme ataueskresi. Satu dosis obat dapat menimbulkan dapat menimbulkan efek toksik pada beberapaklien.

2.4Reaksi Obat Terhadap Tubuh

Dalam pemberian obat muncul beberapa reaksi terhadap tubuh diantaranya : 1. Reaksi ideosintratik

Reaksi ini meliputi klien beraksi berlebihan,tidak bereaksi tau tidak normal terhadap obat contoh : seorang anak yang menerima anti histamine menjadi sangat gelisah atau sangat gembira,bukan mengantuk adalah tidak mungkin memperkirakan klien mana yang akan mengalami respon ideosintratik

2.Reaksi Alergi

Adalah respon lain yang tidak dapat di perkirakan terhadap obat. Kekebalan tubuh seseorang dapat tersensitisasi terhadap dosis awal obat. Apabila obat di berikan secara berulang kepada klien, ia akan mengalami respon alergi terhadap obat.Dalam hal ini obat bekerja sebagai antigen,memicu pelepasan antibody.

Alergi obat dapat bersifat ringan atau berat.gejala alergi tergantung pada individu danobat. Reaksi yang berat ditandai oleh kontriksi otot bronkiolus,edema fariinitis.ng danlaring,mengi berat dan sesek napas.reaksi alergi ringan ditandai sepertiurtikaria,ruam,pruritus dan rhinitis.

(5)

Akibat perbedaan cara dan tipe kerja obat,respon terhadap obat sangat bervariasi.Faktor selain karakterisatik obat juga mempengaruhi kerja obat diantaranya :

1. Perbedaan Genetik

Faktor genetic menentukan apakah enzime yang terbentuk secra alami ada untuk membantu penguraian obat

2. Variabel Fisiologis

Sistem tubuh mengalami perubahan fungsi dan struktur yang mengubah pengaruh obatapabila status nutrisi klien buruk sel tidak dapat berfungsi dengan normal sehinggabiotranformasi tidak berlangsung.Metabolisme obat bergantung pada nutrisi yang adikuatuntuk membentuk enzime Dan protein dan obat berikatan dengan protein sebelumdistribusi ke tempat kerja obat.

3.Kondisi Lingkungan

Reaksi suatu obat bervariasi tergantung pada lingkungan obat tersebut digunakan. Stressfisik dan emosi yang berat akan memicu respon hormonal yang pada akhirnyamenganggu metabolisme obat pada klien.

4.Faktor Psikologis

Sejumlah factor psikologis mempengaruhi pengunaan obat dan respon terhadap obat.Sikap seseorang terhadap obat berakar dari pengalaman sebelumnya atau pengaruhkeluarga.

2.6 Rute pemberiaan Obat

Dalam pemberian obat perawat mengunakan lima benar untuk menjamin pemberian obatyang aman yaitu benar obat,benar dosis, benar klien, benar waktu dan benar rute pemberian.Piliha rute pemberian obat tergantung pada kandungan obat dan efek yang diinginkan juga kondisi fisik dan mental klien. Rute pemberian obat diantaranya :

1. Rute Oral

(6)

Ialah pemberian obat dengan injeksinya kedalam jaringan tubuh meliputi :

a. Subkutan (SC): injeksi kedalam jaringan tepat dibawah jaringan dermis kulit b. Intradermal (ID): injeksi kedalam dermis tepat dibawah epidermis.

c. Intramuskular (IM): Injeksi kedalam otot tubuh. d. Intravena(IV) : Suntikan kedalam vena.

3.Pemberian Topical

Pemberian topikal dilakukan dengan mengoleskannya disuatu daerah kulit, memasang balutan yang lembab, merendam bagian tubuh dalam larutan atau menyediakan air mandiyang dicampur obat.Obat diberikan secara topikal dengan mengunakan cakram ataulempeng transdermal.

2.7 PROSEDUR TINDAKAN

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT ORAL LANGKAH RASIONAL

PEERSIAPAN PASIEN

1)KIE pada pasien tentang tindakan yang akan kita lakukan

2)Posisi duduk atau berbaring miring

-Mengurangi ansietas dan meningkatkan kerja sama. -Agar mudah menelan obat. PERSIAPAN ALAT

1) Kartu,format catatan atau huruf

2) cetak nama obat

3) Nampan atau kereta obat 4) Mangkuk obat sekali pakai 5) Segelas air,jus atau cairan yang

dipilih 6) Sedotamn

7) Alat penghancur pil(bila perlu) PROSEDUR KERJA

1. Periksa keakuratan dan kelengkapan setiap kartu, format. Periksa

namaklien dan

nama,dosis,rutepemberian dan waktu pemberianobat.

- Program dokter adalah sumber yang paling dapat dipercaya dan merupakan satu -satunya catatan resmi obat yang akan diterima klien.

2. Siapkan obat 1. cuci tangan

(7)

2. atur nampan dan mangkuk obat didalam pengobatan

3. pilih obat yang tepat,hitung dosis obat yang benar.

4. menyiapkan tablet atau kapsul dari botol, tuang jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol lalu pindahkan ke mangkuk obat 5. tempatkan semua atau kapsul

yang akan diberikan pada waktu yang sama didalam sebuah cangkir 6. jika klien sulit mnelan gerus tablet dalam alat penghancur

7. siapkan cairan kocok merata sebelum diberikan,bias berupa segelas air atau jus.

keobat dan peralatan.

2. Menghemat waktu dan mengurangi kesalahan.

3. Mengurangi kesalahan, perhitungan akan lebih akurat bila informasi dari label obat tersedia ditangan.

4. Mempertahankan kebersihan obat.

5. Menyiapkan obat yang membutuhkan pengkajian sebelum diberikan terpisah dari obat lain membuat anda lebih mudah menunda pemberian obat tersebut,jika diperlukan

6. Obat berukuran besar mungkin sulit untuk menelan.Tablet yang telah digerus dan dicampur dengan makanan lunak yang enak biasanya mudah ditelan. Pastikan obat dapat dihancurkan sebelum Anda menghancurkan diseranya obat bersalut enreric tidak didesain untuk diserap dilambung.

7. Melarutkan obat. 3. Berikan obat

1. beri obat pada klien pada waktuyang benar

2. Identifikasi klien dengan membandingkan nama pada kartu,format obat.

3. jelaskan tujuan setiap pengobatandan kerja obat pada klien.

4. bantu klien mengambil posisi duduk atau berbaring miring.

1. Obat diberikan dalam 30 menit sebelum atau setelah waktu yang diresepkan. Obat cepat (stat) atau obat yang diresepkan dalam bentuk tunggal harus diberikan pada saat diprogramkan.

2.Gelang identifikasidibuat pada saat klien mendaftar dan merupakan sumberidentifikasi yang paling dapat dipercaya.

3. Klien mempuyai hak untuk diberi tahu,dan

(8)

meningkatkankepatuhan klien terhadap terapi.

4. Mencegah aspirasi sewaktu menelan. 4. Tanyakan apakah klien ingin memegang

obat padat di tangannya atau di mangkuk sebelum memasukanya ke dalam mulut

-Klien akan mengenal obat karena melihat setiap obat.

5. Tawarkan air segelas penuh atau jus untuk menelan obat

-Pilihan cairan meningkat kenyamanan dan obat meningkatkan asupan cairan.

6. Untuk obat yang diberikan secara

sublingual mionta klien meletakkanya di bawah lidah dan biarkan obat larut seluruhnya

-Obat diabsorpsi melalui pembuluh darah dibawah permukaan lidah.Jika ditelan, obat hancur akibat kerja getah lambung atau didetoksifikasi dengan sangat cepat oleh hati sehingga kadar teraputik darah tidak dicapai. 7. Apabila klien tidak mampu menahan

obat tempatkan cangkir berisi obatpada bibir dan dengan perlahanmasukkan setiap obat kedalammulut satu persatu

-Mencegah obat terkontaminasi. Memberikan tablet atau kapsul satu persatu memudahkan klien menelan dan mencegah aspirasi.

8. Temani klien sampai semua obat ditelan

-Perawat bertanggung jawab memastikan klien menerima dosis yang diprogramkan, Apabila tidak diawasi, ada kemungkinan klien tidak meminum obatnya atau menyimpannya, menimbulkan resiko pada kesehatan.

9. Bantu klien kembali ke posisi yang Nyaman

-Mempertahankan rasa nyaman.

10. Buang suplai yang kotor dan cuci Tangan

-Mengurangi transisi mikroorganisme.

11. Catat waktu actual setiap obat diberikan pada catatan obat Dokumentasi cepat mencegah

kesalahan,mis.pengulangan pemberian dosis obat.

-Tanda tangan mencerminkan akuntabilitas pemberian obat.

12. Kembali dalam waktu 30 menit untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan.

(9)

PROSEDUR PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN TINDAKAN RASIONAL

PERSIAPAN PASIEN

1) KIE pada pasien tentang tindakan yang dilakukan

2) Posisi klien untuk merelaksasikan tangan, kaki, atau abdomen tergantung tempat injeksi yang dipilih

1. Mengurangi ansietas dan meningkatkan kerja sama.

2. Agar tidak tegang sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.

PERSIAPAN ALAT

1) Spuit berukuran 1ML,100 U insulin 2) Jarum berukuran 25G dan panjang

3/8 sampai 5/3 inci

3) Swab antiseptic (Betadin atau alkhohol)

4) Sarung tangan sekali pakai 5) Obat ampul atau vial

6) Kartu,format dan huruf cetak nama 7) obat

-Digunakan untuk membersikan kulit. -Mengidentifikasi di programkan dan nama

klien.

PROSEDUR KERJA 1)Cuci tangan 2) Cek program obat

1. Mengurangipenularan mikroorganisme.

2. Memastikan keakuratan. 3) Siapkan dosis obat yang tepat dari ampul

atau vial

(10)

berbedah menginjeksi volume udarah dalam jumlah kecil membersikan jarum dari obat dan mencegah jejak obat yang tertinggal dijarempat injeksi. 4) Kenakan sarung tangan sekali pakai 4. Injeksi dapat menyebabkan sedikit

rembesan darah pada tempat injeksi.sarung tangan resiko terpajan. 5) Identifikasi klien dengan memeriksa

pita lengan yang memuat identitasnya dan menanyakan nama klien.

5. Memastikan klien yang menerima dosis obat yang diprogramkan benar.

6) Jelaskan prosedur kepada klien 6. Membantu klien mengantisipasi tindakan.pendekatan yang tenang meminimalkan kecemasan. 7) Tutup gorden atau pintu kamar 7. Menjaga privasi.

8) Pertahankan atau gaun yang

membungkus bagian tubuh yang tidak perlu dipajankan

8. Untuk memilih tempat injeksi yang tepat, bagian tubuh tertentu perlu terpajankan.

9) Pilih tempat ineksi yang tepat

Palpasi adanya nyeri tekan atau masa di tempat injeksi.untuk pemberian insulin harian rotasi tempat injeksi setiap hari.pastikan ukuran jarum

benar dengan memegang lipatan kulit ditempat injeksi dengan ibu jari dantelunjuk. Ukur lipatan kulit dari atas ke bawah. Panjang jar um harus 1,5kali panjang lipatan kulit.

9. Tempat injeksi harus bebas dari anomali yang dapat mempengaruhi absorbsi obat. Tempat injeksi yang digunakan berulang kali dapat mengeras akibat (lipohipertropi) peningkatan pertumbuhan jaringan.

10) Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.

10. Relaksasi tempat injeksi meminimalkan rasa tidak nyaman 11) Merelokasi tempat injeksi

menggunakan penanda anatomi tubuh

11. Injeksi yang akurat dilakukan dengan menginsersi jarum ditempat yang tepat untuk menghindari cedera pada jaringan,pembuluh darah, syaraf atau tulang dibawahnya.

12) Bersihkan tempat injeksi dengan swab antiseptic. usap bagian tengah tempat

(11)

injeksi dengan arah gerakan berputar keluar sepanjang 5 cm.

organisme.

13) Pertahankan swab dekat tangan 13. Swab tetap dapat dengan mudah diambil ketika jarum diambil.

14) Lepas tutup dari jarum dengan menariknya dengan arah lurus.

14. Mencegah kontaminasi.

15) Pegang spuit dengan benar diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang dominan,pegang seperti memegang anak panah telapak tangan dibawah

15. Injeksi yang cepat dan lancar dilakukan dengan memanipulasi bagian spuit dengan benar.

16) Lakukan injeksi :

a. untuk klien yang ukuran tubuhnya rata-rata gunakan tangan tidak dominan untuk merenggangkan kulit

supaya tegang ditempar injrksi atau pegang jaringan sehingga tercipta suatu gulungan kulit setebal 0,5 inci. b. injeksikan jarum dengan cepat dan

mantap pada sudut 4 5-90 derajat

c. pegang ujung bawah badan spluit sampai ujung penghisap dengan tangan tidak dominan.hindari menggerakan spluit ketika menarik pengisap secara perlahan kebelakang untuk mengaspirasi obat. Apabila darah terlihat di spluit lepas jarum,buang obat dan spluit, dan ulangi prosedur.pengecualian jangan mengaspirasi obat saat menginjeksi heparin

d. injeksi obat perlahan -lahan

a. Jarum mepenestrasi kulit yang tegang dengan lebih mudah daripada kulit yangkendor. Mencubit kulit mengangkat jaringanSO dan mengurangi kepekaan tempat injeksi.

b. Insersi yang cepat dan mantap meminimalkan rasa tidaknyaman. (menginjeksi obat kedalam jaringanyang dikompresi akan mengiritasi pada kulit)

c. Untuk menginjeksi dengan benar bagian-bagian spuit perlu dimanipulasi .gerakanspuit dapat mengeser jarum danmenimbulkan rasa tidak nyaman.Aspirasi

darah spuit mengindefisikan masuk kedalamvena.injeksi SC dan IM tidak digunakan untukinjeksi IV(Dermis relatif mengandung pembuluh darah

(12)

17) Tarik jarum sambil mengusapkan swab alkhohol dengan perlahan diatas atau ditmpat injeksi.

17. Menyokong jaringan disekitar tempat injeksi untuk meminimalkan rasa tidak nyaman selama menarik jarum. 18) Untuk injeksi SC atau IM,beri

pijatanringan pada kulit yang baru diinjeksi

heparin SC atau insulin, BILA PERLU: pasang perban, untuk injeksiID,jangan pijat tempat injeksi.

18.Memijat daerah yang baru diinjeksi heparin dapat mengakibatkan pendarahandan dapat meningkatkan laju absorpsi insulin.

19) Bantu klienmendapatkan posisi yang nyaman.

19.Mengurangi penularan mikroorganisme.

20) Buang jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kantong pengaman dan tempatkan dalam wadah berlabel,Apabila perawat tidak bisa meninggalkan sisi tempat tidur klien,teknik menutup jarum dengan satu tangan dapat dilakukan.

20.CDC dan OSHA Mendapatkan jarum tidakditutup kembali untuk mencegah petugastertusuk jarum dan penularan penyakit.

21) Lepas sarung tangan sekali pakai. Cuci tangan.

21.Mengurangi penularan mikroorganisme.

22) Untuk injeksi SC dan IM, catat dosis obat,rute pemberian tempat injeksi, dan waktu serta tanggal injeksi pada catatan pengobatan.Tanda tangani dengan benar sesuai kebijakan institusi.

22. Dokumentasiyang tepat waktu mencegahkesalahan dalam pemberian obat.

23) Kembali kekamar dan tanya apakah klien merasakan nyeri akut,sensasi terbakar,kesemutan,pada tempat injeksi.observasi adanya reaksi alergi setelah injeksi.

23.Rasa tidak nyaman yang berlanjut dapatmengidikasikan cedera pada tulang,atausyaraf dibawah tempat injeksi.Reaksianafilatik dapat timbul secara tiba-tiba IDakibat toksisitas obat.

24) Kembali untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan 10-30 menit.

(13)
(14)

TINDAKAN RASIONAL PERSIAPAN PASIEN

1. KIE pada pasien tentang tindakan yang dilakukan

2. Posisi klien untuk merelaksasikan tangan ,kaki,atau abdomen tergantung tempat injeksi yang dipilih

1. Mengurangi ansietas dan meningkatkan kerja sama.

2. Agar tidak tegang sehingga tidak menimbulkan rasa tidak nyaman.

PERSIAPAN ALAT

1. IM: 2 sampai 5 ml untuk dewasa,1 sampai 2ml untuk anak.

2. IM 19G sampai 27G dan panjang 1 sampai 1 ½ inci untuk orang dewasa , 25Gsampai 27G dan panjang sampai ½sampai 1 inci untuk anak dan 5/8 untukbayi baru lahir.

3. Swab antiseptic(Betadin atau alkhohol)

4. Sarung tangan sekali pakai 5. Obat ampul atau vial

6. Kartu,format dan huruf cetak nama obat

- Digunakan untuk membersikan kulit

PROSEDUR KERJA 1.Cuci tangan 2.Cek program obat

1. Mengurangi penularan mikroorganisme.

2. Memastikan keakuratan. 3. Siapkan dosis obat yang tepat dari

ampul atau vial

3. Memastikan obat steril,teknik menyiapkanvial dan ampul yang berbedah menginjeksivolume udarah dalam jumlah kecilmembersikan jarum dari obat dan mencegah jejak obat yang tertinggal dijarempat injeksi.

4.Kenakan sarung tangan sekali pakai 4.Injeksi dapat menyebabkan sedikit rembesandarah pada tempat injeksi.sarung tangan resikoterpajan. 5.Kenakan sarung tangan sekali pakai 5.Injeksi dapat menyebabkan sedikit

rembesandarah pada tempat injeksi.sarung tangan resikoterpajan. 6.Identifikasi klien dengan memeriksa

Pitalengan yang memuat identitasnya danmenanyakan nama klien.

(15)

7.Jelaskan prosedur kepada klien 7.Membantu klien mengantisipasi tindakan.pendekatan yang tenang meminimalkan kecemasan. 8.Tutup gorden atau pintu kamar 8.Menjaga privasi.

9. Pertahankan atau gaun yang

membungkus bagian tubuh yang peradangan,atau udemdipermukaan kulit tempat injeksi.IM:Perhatikan integritas dan ukuran otot danpalpasi

adanya nyeri tekan

ataupengerasan.Apabila injeksi diberikan dengansering rotasi tempat injeksi.

10.Tempat injeksi harus bebas dari anomaliyang dapat mempengaruhi absorbsiobat.tempat injeksi yang digunakan berulangkali dapat mengeras akibat (lipohipertropi)

peningkatan pertumbuhan jaringan.

11.Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman.IM:Minta klien berbaring datar,miring atautengkurap atau minta klien duduk,tergantungpada tempat yang

- Mengurangi ketegangan pada otot danmeminilmalkan rasa tidak nyaman yang timbulakibat injeksi.

12. Meelokasi tempat injeksi

menggunakan penanda anatomi tubuh

12. Injeksi yang akurat dilakukan dengan menginsersi jarum ditempat yang tepat untukmenghindari cedera pada jaringan,pembuluhdarah, syaraf atau tulang dibawahnya.

13.Bersihkan tempat injeksi dengan swab antiseptic.usap bagian tengah tempat injeksi dengan arah gerakan berputar keluar sepanjang 5 cm.

13.Kerja mekanisme swab membuang sekresiyang mengandung mikroorganisme.

14.Pertahankan swab dekat tangan 14.Swab tetap dapat dengan mudah diambilketika jarum diambil.

15. Lepas tutup dari jarum dengan menariknya dengan arah lurus.

15. Mencegah kontaminasi.

16.Pegang spuit dengan benar diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan yang

(16)

dominan,pegang seperti memegang anakpanah telapak tangan dibawah

dengan benar.

17.Lakukan injeksi :

a. Tempatkan tangan yang tidak dominan pada penanda anatomi yangtepat dan regangkan kulit untukmembuat tegang.injeksikan jarumdengan cepat kedalam otot padasudut 90 derajat.

b. jika masa otot kecil,cubit badan otottubuh antara ibu jari dan jari lain.

c. Apabila obat mengiritasi,gunakan metode Z-track.

d. Injeksi obat dengan perlahan

a. Mempercepat injeksi dan mengurangirasa tidak nyaman. b. Memastikan obat mencapai masa

otot.

c. Digunakan untuk mencegah jejak obattertinggal dijaringan SC.

d. Aspirasi pada injeksi hepari dapat membuatjarum bergerak,sehingga dapat terjadikerusakan dan pendarahan jaringan

18. Tarik jarum sambil mengusapkan swab alkhohol dengan perlahan diatas atau ditmpat injeksi.

18. Menyokong jaringan disekitar tempat injeksiuntuk meminimalkan rasa tidak nyaman selamamenarik jarum.

19.Untuk injeksi SC atau IM,beri pijatan ringan pada kulit yang baru diinjeksi heparin SC atau insulin, BILA PERLU: pasang perban, untuk injeksi ID,jangan pijat tempat injeksi.

19.Memijat daerah yang baru diinjeksi heparindapat mengakibatkan pendarahan dan dapatmeningkatkan laju absorpsi insulin.

20.Bantu klienmendapatkan posisi yang nyaman.

20.Mengurangi penularan mikroorganisme.

21.Buang jarum yang tidak ditutup atau jarum yang dibungkus dalam kantong pengaman dan tempatkan dalam wadahberlabel,Apabila perawat tidak bisameninggalkan sisi tempat tidur klien,teknik menutup jarum dengan satutangan dapat dilakukan.

21.CDC dan OSHA Mendapatkan jarum tidakditutup kembali untuk mencegah petugastertusuk jarum dan penularan penyakit.

22.Lepas sarung tangan sekali pakai. Cuci tangan.

22.Mengurangi penularan mikroorganisme.

23.Untuk injeksi SC dan IM, catat dosis obat,rute pemberian tempat injeksi, danwaktu serta tanggal injeksi pada catatanpengobatan.Tanda tangani

(17)

dengan benarsesuai kebijakan institusi. 24.Kembali kekamar dan tanya apakah

klien merasakan nyeri akut,sensasi terbakar,kesemutan,pada tempat injeksi.observasi adanya reaksi alergi setelah injeksi.

24.Rasa tidak nyaman yang berlanjut dapat mengidikasikan cedera pada tulang,atau syaraf dibawah tempat injeksi.Reaksi anafilatik dapattimbul secara tiba-tiba ID akibat toksisitas obat.

25. Kembali untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan 10-30 menit.

25.Obat IM mengabsorpsi lebih cepat dari padaSC efek yang tidak diinginkan juga berkembangdengan cepat.Observasi menentukankemanjuran

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT PADA INTRAVENA MEMBERI CAIRAN IV

LANGKAH RASIONAL

1.Pasien diberi penjelasan mengenai tindakan yang akan kita lakukan.

a. KIE

b. Menatur posisi yang sesuai

2.Menyiapkan lingkungan. a.Menjaga privasi klien. b.Pencahayaan yang cukup

a. Mengurangi ansietas dan kerja sama klien.

b. Agar klien merasa nyaman.

a. Agar klien merasa nyaman.

(18)

3.Persiapan alat : a. Baki dan alasnya

b. Kotentang dan tempatnya. c. Standar infuse

d. Cairan sesuai instruksi e. Set infuse steril

f. .Jarum/wingniddle/abocath/surflo dengan nomor yang sesuai.

g. Gunting dan plester h. Kapas alkhohol i. Bengkok

j. Kasa steril 2x2cm pada tempatnya.

k. Sarung tangan l. Betadin

m. Bidai dan pembalut n. Tali pengikat o. Tali pembendung

p. Piset(anatomis dan sirugis) q. Tromol

4.Mengisi selang infuse a. Mencuci tangan

b. Memeriksa etiket atau lebel infuse

c. Mencuci hama karet penutup botol

d. Pengatur tetesan ditutup,jarak 2-4cm dibawah ruang tetesan e. Menusukkan set infuse kebotol f. Mengantungkan botol kestandat

infuse

g. Ruang tetesan diisi cairan ½ (jangan sampai terendam) h. Selang infuse diisi cairan infuse

jangan sampai ada udarah didalam selang

a. Mengurangi penularan mikroorganisme.

b. lebel dapat dibaca

dengan mudah

selamamenginfus

c. mengurangi resiko masuknya

mikroorganisme.

d. mencegah infusi cauran yang cepat.

e. agar cairan bisa masuk f. mencegah masuknya

cairan yang cepat.

g. mencegah agar tidak terjadi emboli udarah. h. volume yang sesuai

dibutuhkan untuk

(19)

5.Melakukan venaponksi a.Menentukan lokasi

 Bila di lengan pakaian atas dibuka  Bila dikaki,pakaian bawah dibuka  Dikepala

b. Perlak dan alasnya dipasang dibawah anggota tubuh yang akan dipasang infuse

c. Kaji tempat penusukan(cari,periksa,dan raba vena yangtepat)

d. Melakukan pembendungan (pasang tourniquet)

e. Meminta pasien mengepalkan tangan

f. Manghapus hama lokasi punksi -Gunakan sarung tangan

g. Tangan yang tidak dominan menekan vena dibawah daerah tusukan

h. Menusukan jarum infuse ke dalam vena dengan posisi 15-30 derajat, jika jarum telah

menembus kulit rubah posisi jarum sejjar dengan kulit dan tusukke vena

i. Jika darah telah memasuki lumenjarum, jarum penuntundikendorkan/ditarik kemudiandorong perlahan sampai posisitepat

j. Tangan yang tidak dominan menekan vena dan tangan dominan menghubungkan ujung

jarum dengan infuse set. k. Buka pembendung dan

sambungkan dengan selang infuse dan pengatur tetesan dibuka/dites ada tetesan apa tidak

l. Periksa daerah sekitar penusukan apakah terdapat tanda-tanda infiltrasi

m. Bila tidak ada tanda-tanda infiltrasi,jarum ditambahkan kasa

a. memudahkan perawat saat penusukan vena. b. memudahkan perawat

saat penusukan vena. c. memudahkan perawat

saat penusukan vena. d. mengurangi resiko

masuknya

kebocoran.Agar cairan tidak masuk ke vena didalam

jaringan.

f. mencegah masuknya cairan yang cepat. g. Mengurangi penularan

mikroorganisme

h. pencatatan tepat waktu mencegah

kesalahanpengobatan keseimbangan cairan diatur dan

(20)

steril dikasih betadin dan di plester.

n. Pasang bidai o. Pasang tali pengikat

p. Mengaur tetesan infuse dalam satu menit sesuai intrukksi q. Merapikan pasien,bereskan alat r. Mencuci tangan

s. Dokumentasi

PROSEDURPEMBERIKAN OBAT TOPIKAL(KULIT) LANGKAH RASIONAL

PEERSIAPAN PASAIEN

1. KIE pada pasien tentang tindakanyang akan kita lakukan 2. Posisi duduk atau berbaring

miring

-Mengurangi ansietas

danmeningkatkan kerja sama. -Agar mudah menelan obat.

PERSIAPAN ALAT

a. Ember yang berisi air sabun b. Losian

c. Pasta

(21)

e. Salep

f. Kapas alkhohol g. Sarung tangan(steril) PROSEDUR TINDAKAN

1.Cuci tangan dan memakai hanscon. 2.Bersihkan daerah yang akan diolesi obatdengan air bersih

3.Gosok perlahan pada kulit

4.Bedak ditabur dengan ringan untuk menutup daerah yang diobati dengan lapisan tipis.

5. Perawat menggunakan obat transendel(pathes)pada daerah tubuhyang bersih,kering dan tidak berambutdengan pengecualian daerah ekstermitasdibawah lutut atau siku.

6. Cuci tangan 7. Dokumentasikan

1. Mengurangi penularan mikroorganisme

2. saat menangani peralatan steril 3. Mengurangi penularan

mikroorganisme

4. Agar pasien tidak kesakitan

5. Mengurangi penularan mikroorganisme

6. pencatatan tepat waktu mencegah kesalahan pengobatan keseimbangan

BAB III PENUTUP 3,1. KESIMPILAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa obat merupakan terapi yangdigunakan untuk mengobati klien dalam masalah kesehatan.dan obat tersebut dan setiapobat dapat menimbulkan obat hingga efek dan reaksi yang tidak diinginkan apabila tidak diberikan dengan baik .

(22)

dirasakan oleh klien sehingga kelima hal tersebut harus diperhatikan dalamsetiap pemberian obat kepada klien.

3.2. SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Kebijakan hukum pidana dalam penanggulangan kejahatan pendistribusian obat- obat tanpa

Terapi obat dapat menunjukan obat yang salah jika pasien tidak mengalami hasil yang memuaskan, artinya ketika pasien menentukan pengobatan dan terapi obat alternatif yang ada dan

Terapi dispepsia dengan menggunakan obat terutama ditujukan untuk mengobati pasien, mengurangi atau meniadakan gejala sakit, menghentikan atau memperlambat

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam BAB sebelumnya maka dapat disimpulkan proses perjalanan dan nasib (kondisi) obat di dalam tubuh berdasarkan fase yang ada, dan

Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah lidah.. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Selain melaksanakan fungsi- fungsi Pemerintah dalam bidang Ekonomi dan Moneter,Bank Sentral juga sebagai Lembaga keuangan

Dari 60 pasien yang memiliki masalah terapi obat dapat dilihat bahwa masalah terapi obat yang terjadi yaitu pemilihan obat yang kurang tepat sebanyak 36,54%, Obat Dengan

Obat yang sering disiapkan dalam keluarga seharusnya adalah obat yang dapat mengobati gejala ringan, tetapi jika setelah penggunaan obat tidak ada perubahan pada gejala