37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian ini disebut penelitian deskriptif karena peneliti
mengadakan penelitian tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu tetapi hanya menggambarkan “apa
adanya” tentang suatu variabel, gejala dan juga keadaan. Penelitian kualitatif menurut Arikunto (2006) adalah
penelitian naturalistic. Istilah “naturalistic” menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara
alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak
dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada
deskripsi secara alami. Pengambilan data atau penjaringan
fenomena dilakukan dari keadaan yang sewajarnya ini
dikenal dengan sebutan “pengambilan data secara alami
atau natural”.
Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk
menemukan dan memahami apa yang tersembunyi di balik
fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit
untuk diketahui atau dipahami, pendekatan ini juga
diharapkan mampu memberikan penjelasan secara utuh
dan terperinci tentang fenomena yang menjadi fokus
penelitian penulis. Sebagaimana diungkapkan Bogdan dan
Taylor sebagai berikut ini: Metodologi kualitatif sebagai
38 berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar
dan individu tersebut secara holistik dan utuh. Jadi, dalam
hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi
ke dalam variabel, tetapi perlu memandangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan.
Peneliti menggunakan metode kualitatif karena ada
beberapa pertimbangan antara lain: pertama, menyesuaikan
metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan
kenyataan jamak; kedua, metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan
responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat
menyesuaikan diri dengan banyak penajaman, pengaruh
bersama dan terhadap pola-pola yang dihadapi. Adapun
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bersifat menggambarkan, menguraikan
suatu hal menurut apa adanya. Maksudnya adalah data
yang dikumpulkan berupa kata-kata atau penalaran,
gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh
adanya penerapan kualitatif.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di SD Masehi
Temanggung Tahun Pelajaran 2012/2013 dan waktu
penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2012/2013 dengan membutuhkan waktu kurang lebih satu
39
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Komite Sekolah di SD
Masehi Temanggung. SD Masehi Temanggung merupakan
salah satu SD swasta di Kecamatan Temanggung di bawah
naungan Yayasan Sekolah Kristen Temanggung yang
beralamat di Jalan Dr. Sutomo No.1A Temanggung.
Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, Staf Tata Usaha, Pengurus Yayasan, Guru,
dan siswa kelas 6.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan awal
dari objek yang akan diteliti yaitu bukti fisik administrasi
Komite Sekolah dan sejauh mana kinerja Komite Sekolah di
SD Masehi Temanggung. Dari hasil observasi ini akan
dilanjutkan untuk pembuatan bahan rancangan
wawancara.
3.4.2 Wawancara
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terstruktur dengan tujuan memperoleh
data tentang sejauh mana kinerja Komite Sekolah dalam
menjalankan tugas sebagai komite sekolah di SD Masehi
Temanggung. Dari hasil wawancara ini akan dihasilkan data
yang nantinya akan diketahui permasalahan yang terjadi
40
3.4.3. Angket
Pengumpulan data dilakukan dengan mengirimkan
atau menyebarkan angket kepada sekolah, Kepala Sekolah,
Komite Sekolah, Staf Tata Usaha, Pengurus Yayasan, Guru,
dan siswa kelas 6. Setelah instrumen diisi selanjutnya
dikumpulkan untuk dianalisis.
Dirjen Dikdasmen Depdiknas, (2004). Data dalam
angket ini adalah data kuantitatif atau tepatnya data
kualitatif yang telah diangkakan, diberi skor dengan skala
likert. Skala likert yang digunakan adalah A = Sangat
berhasil; B = Berhasil; C = Cukup berhasil; D = Tidak
berhasil. Pemberian nilai A, B, C, atau D, setara dengan
skor 4, 3, 2, 1 menggunakan indikator atau deskriptor
sesuai acuan operasional dan kinerja Komite Sekolah.
Angket yang telah diisi oleh responden selanjutnya
ditabulasi dan dihitung Indeksnya dengan menggunakan
rumus:
100
x
SI
SR
Indeks
3.5 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan
fungsi Komite Sekolah dan kemudian dihitung tingkat
keberhasilannya berdasarkan kriteria keberhasilan kinerja
Komite Sekolah yang dikeluarkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional (2013).
41 Setelah data dari lapangan terkumpul dengan
menggunakan metode pengumpulan data observasi,
wawancara dan angket, maka peneliti akan mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis
secara kualitatif yaitu dengan cara mendeskripsikan hasil
dari data yang telah diolah.
Analisis kualitatif merupakan suatu teknik yang
menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data
yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan
merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada
saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan
menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Tujuan penelitian
kualitatif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.
3.6. Instrumen Penelitian
Uji Validitas
Instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat
digunakan untuk mengukur perihal yang ingin diukur dan
perihal yang dapat diungkapkan tentang data dan variabel
yang diteliti secara cermat (Arikunto, 2002). Untuk menguji
validitas suatu instrumen dilakukan dengan analisis item
yang dilakukan dengan skor berhitung antara skor butir
instrumen dengan skor total. Tentang kriteria tinggi
rendahnya validitas setiap butir instrument, ada berbagai
42 digunakan pedoman nilai koefisien korelasi (rix) sebagai
berikut :
Hasil Uji Validitas 1
Item-Total Statistics
Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation Keterangan
43
soal didapat sebesar 8 soal tidak valid, yaitu nomor 2, 6, 17,
20, 29, 36, 38, dan 39. Setelah uji validitas yang pertama
selesai dilakukan uji validitas yang kedua, dengan tidak
menyertakan 8 soal yang tidak valid. Hasil uji validitas yang
kedua tersaji dalam tabel dibawah ini: Uji Validitas 2
Item-Total Statistics
Nomor Soal Corrected Item-Total Correlation Keterangan
44
Soal nomor 22 .361 Valid
Soal nomor 23 .389 Valid
Soal nomor 24 .204 Valid
Soal nomor 25 .447 Valid
Soal nomor 26 .523 Valid
Soal nomor 27 .450 Valid
Soal nomor 28 .231 Valid
Soal nomor 30 .345 Valid
Soal nomor 31 .361 Valid
Soal nomor 32 .209 Valid
Soal nomor 33 .228 Valid
Soal nomor 34 .326 Valid
Soal nomor 35 .221 Valid
Soal nomor 37 .242 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas yang kedua, dari 31
soal ternyata dihasilkan sudah valid semua sehingga 31
item yang ada dapat mengukur Kinerja Komite Sekolah SD
Masehi Temanggung
Uji Reliabilitas
Penggunaan analisis reliabilitas data mempunyai
tujuan untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran tetap
dan konsisten apabila dilakukan pengukuran lebih dari satu
kali. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas data
menggunakan alat uji Alpa Chronbach. Alat uji Alpha Chronbach mempunyai yaitu batasan pengukuran yang
diperbolehkan reliabel adalah apabila koefisien alpa lebih
dari 0,7 dapat diandalkan untuk bahan analisis. Kategori
hasil uji reliabilitas didasarkan pada George dan Mallery
45 α < 0,5 : tidak dapat diterima
α > 0,5 : jelek α > 0,6 : diragukan α > 0,7 : dapat diterima α > 0,8 : bagus
α > 0,9 : sangat bagus
Hasil uji reliabilitas tersaji dalam tabel di bawah ini :
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.706 31
Berdasarkan perhitungan reliabilitas atau r hitung,
dihasilkan r hitung sebesar 0,706. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa instrument yang digunakan
mempunyai reliabilitas pada kategori dapat diterima
sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam
penelitian.
3.7. Kriteria Penentuan Keberhasilan Kinerja Komite
Sekolah
Departemen Pendidikan Nasional (2013) memaparkan
bahwa keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan
operasional Komite Sekolah dapt diukur mulai dari
peringkat yang paling rendah sampai dengan tingkat yang
paling tinggi. Ukuran tersebut dapat diklasifikasikan
46 Sangat berhasil (nilai antara 90 – 100)
Berhasil (nilai antara 70 – 89)
Kurang berhasil (nilai antara 50 – 69)
Tidak berhasil (nilai antara 0 – 49)
Kriteria kinerja keberhasilan Komite Sekolah dapat
ditentukan seperti pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Kriteria Kinerja Keberhasilan Komite Sekolah
No. Kriteria
Keberhasilan Keterangan
1. Sangat berhasil Jika kegiatan operasional dilaksanakan secara rutin dan optimal, serta hasilnya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. 2. Berhasil Jika kegiatan operasional dilakukan secara
rutin dan optimal, namun hasilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. 3. Cukup berhasil Jika kegiatan operasional dilaksanakan tidak
secara rutin dan optimal, sehingga hsilnya kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
4. Tidak berhasil Jika kegiatan operasional dilaksanakan tidak secara rutin dan optimal, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Penilaian dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : SR : Skor Riil
SI : Skor Ideal
Jika hasil yang diperoleh :
A = 90 -100 : Sangat Berhasil
B = 70 – 89 : Berhasil
C = 50 – 69 : Kurang berhasil