• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motif Batik dan Falsafahnya. Oleh: Solichul HA BAKRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Motif Batik dan Falsafahnya. Oleh: Solichul HA BAKRI"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

Motif Batik dan

Falsafahnya

Oleh:

(2)

Batik Semen Rama

Batik ini dibuat pada masa pemerintahan Paku Buwono ke IV yang memegang tahta pada tahun 1788-1820 M. Motif ini memberikan pelajaran kepada putranya yang sudah diangkat sebagai Putra Mahkota calon penggantinya. Batik yang bercorak “semenan” dengan nama “semen-rama” ini diambil dari ajaran Prabu Ramawijaya kepada Raden Gunawan Wibisono saat akan mengganti raja di Alengka sepeninggal Prabu Dasamuka. Ajaran yang dikenal adalah “Hatha Brata” yang harus dilaksanakan oleh seorang calon pemimpin.

(3)

Batik Semen Rama

Delapan kandungan ajaran tersebut adalah :

1). Indrabrata: Dilambangkan dengan bentuk tumbuhan atau hayat, maknanya adalah ajaran tentang darma untuk memberikan kemakmuran dan melindungi bumi.

2). Yamabrata : Dilambangkan dalam bentuk gunung atau awan atau sesuatu yang tinggi sebagai ajaran untuk bersifat adil kepada sesama.

3). Suryabrata : Dilambangkan bentuk garuda sebagai ajaran keteguhan hati dan tidak setengah-setengah dalam mengambil keputusan.

4). Sasibrata : Dilambangkan dalam bentuk bintang sebagai ajaran untuk memberikan penerangan bagi mereka yang sedang kegelapan.

5). Bayubrata : Dilambangkan dalam bentuk iber-iberan atau burung sebagai ajaran mengenai keluhuran atau kedudukan tinggi yang tidak menonjolkan kekuasaan.

6). Danababrata : Dilambangkan dalam bentuk gambar pusaka dengan makna memberikan penghargaan atau anugerah kepada rakyatnya.

7). Barunabrata: Dilambangkan dalam bentuk naga atau yang berhubungan dengan air sebagai ajaran welas asih atau mudah memaafkan kesalahan.

8). Agnibrata : Dilambangkan dengan bentuk lidah api sebagai makna kesaktian untuk menumpas angkara murka dan melindungi yang lemah.

(4)

Batik Babon Angrem

•Batik Babon Angrem ini termasuk “semenan” dari kata “semi”.

•Maksud dari nama “babon-angrem” adalah ayam betina yang sedang mengerami telur.

•Batik ini digunakan pada saat upacara tujuh bulanan pada ibu hamil, yang melambangkan kasih sayang dan kesabaran seorang ibu agar sifat tersebut dapat menurun atau ditiru oleh anaknya kelak.

•Motif tersebut melambangkan bahwa seorang wanita yang sedang

mengandung hendaknya memiliki rasa kasih sayang dan kesabaran, agar sifat tersebut dapat diwarisi oleh si anak kelak jika telah lahir.

(5)

Batik Babon Angrem

•Makna kultural dari batik ini adalah permohonan keturunan

sebagai penyambung sejarah. Karena seekor ayam jika sedang mengerami telurnya membutuhkan hari yang cukup lama agar telurnya dapat menetas dengan sempurna.

•Batik babon angrem tergolong ke dalam motif batik geometris, yaitu batik yang berbentuk flora atau fauna.

•Isen yang terdapat pada batik babon angrem adalah ukel yang diselingi dengan gambar dua unggas yang sedang berhadap-hadapan.

•Batik ini termasuk semen-latar hitam yang dipakai untuk orang dewasa dari semua golongan dan status.

•Motif batik ini tergolong besar-besar sehingga tidak baik dipakai oleh anak-anak.

•Batik babon angrem ini tergolong batik tengahan artinya berkembang pada pertengahan abad XVIII

(6)

Batik Ratu Ratih

•Nama batik “ratu-ratih’ berasal dari kata “ratu-patih” karena terjadi salin-swara ada yang memberikan makna “tunjung-putih” yang artinya ratu jinunjung patih atau raja yang dijunjung oleh patih atau diembani oleh patih karena usianya yang masih muda.

•Batik ini muncul pada masa pemerintahan Paku Buwono ke VI, dimana pada saat diangkat menjadi raja usianya masih sangat muda sehingga diemban oleh patihnya (ayahnya sendiri) pada tahun 1824 M.

•Makna dari motif batik ini diibaratkan cincin emas yang bermata berlian yang dikaitkan dengan kemuliaan, keagungan dan mudah menyesuaikan dengan lingkungannya.

•Motif batik ini dipakai oleh semua golongan dan biasanya dipakai pada saat menghadiri jamuan.

(7)

Batik Truntum

•Motif batik ini adalah karya dari Ratu Kencono atau dikenal dengan nama Ratu Beruk, permaisuri dari Paku Buwono III.

•Berupa motif dengan latar hitam dihiasi tebataran bunga tanjung atau melambangkan bintang yang bertebaran dimalam hari.

•Truntum berarti timbul kembali yang berkaitan dengan kata katresnan atau cinta kasih suami isteri.

•Maknanya bahwa kehidupan manis tidak terlepas dari dua hal yaitu bungah-susah (senang-bungah-susah), padhang-peteng (terang-gelap), kaya-miskin dan

(8)

Batik Truntum

• Batik truntum termasuk kelompok motif Ceplok yang menggambarkan bunga dilihat dari depan terletak pada bidang berbentuk segi empat.

• Truntum berasal dari teruntum – tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa tumbuh, bersemi, semarak lagi.

• Pola batik truntum menggambarkan sebuah rangkaian bunga-bunga kecil berserta sari-sarinya ibaratnya bunga melati gambir yang sedang mekar berkembang berbau harum semerbak dengan semaraknya di taman. Suatu pengharapan bagi si pemakai motif ini, agar di dalam hidup berkeluarga hendaknya selalu terjadi hubungan yang harmonis, penuh kasih saying, baik kehidupan suami isteri, hubungan antara anak dengan orang tua dalam keluarga sendiri, maupun meluas ke keluarga orang lain dan masyarakat luas.

• Hal ini sesuai dengan fungsi motif truntum yang dikenakan pada saat upacara midodareni dan panggih dipakai oleh kedua orang tua pengantin.

Batik ini dipakai oleh orang tua pada saat menikahkan anaknya dengan harapan jangan sampai terjadi perselisihan antara ibu dan bapak dalam niat menjodohkan anaknya.

(9)

Batik Parangkusumo

•Batik Parangkusumo berasal dari kata “kusumo” yang artinya kembang atau bunga yang dikaitkan dengan kembanging ratu.

•Sesuai dengan namanya, batik Parangkusumo hanya dipakai oleh kalangan keturunan raja secara turun-temurun bila berada didalam keraton.

(10)

Batik Parangkusumo

• Motif batik Parangkusumo terdiri dari unsur motif api dan motif mlinjon.

• Motif-motifnya tersusun menurut garis diagonal, motif api atau motif

parang posisinya bertolak belakang dengan motif mlinjon yang berbentuk segi empat belah ketupat. Di tengahtengah motif api terdapat dua motif bunga kecil yang bertajuk tiga dan saling bertolak belakang.

• Motif batik parang kusuma biasanya digunakan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng.

• Pengertian bunga sama dengan kusuma yang mempunyai makna generasi muda bunga harapan, Jika dirasakan dengan arti perlambangnya memang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai busana putra-putri Sultan yang

semula digunakan untuk malem selikuran, sekarang menjadi busana pengantin.

• Batik ini berkembang pada masa Penembahan Senopati Mataram pada abad XVI.

(11)

Batik Parang Pamor

•Motif Batik Parang Pamor berasal dari kata “pamor” berarti memancarkan cahaya atau bersinar.

•Batik Parang Pamor termasuk batik parang awal, artinya termasuk dalam yasan Mataram Kuthagedhe pada abad XVI.

•Dalam istilah keris pamor adalah hasil campuran bahan pembuat bilahan keris yang menjadi desain yang memancarkan cahaya keindahan serta mendatangkan “daya perbawa” atau wibawa.

•Makna batik parang pamor bagi si pemakai diharapkan akan mendatangkan kewibawaan.

(12)

Batik Parang Rusak

Salah satu

motif

sakral yang hanya digunakan di lingkungan

kraton.

Motif

ini juga bisa mengidentifikasi asal kraton

pemakainya, apakah dari kraton Solo atau Yogya.

(13)

Batik Parang Barong

Berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Dulunya dikenakan para bangsawan untuk upacara ritual keagamaan dan meditasi karena motif ini dianggap sakral.

Misalnya motif-motif Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja. Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan. Selaras dengan makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.

(14)

Batik Parang Rusak Barong

Motif batik parang rusak barong ini berasal dari kata batu karang

dan barong (singa). Parang barong merupakan parang yang paling

besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya

boleh digunakan untuk raja, terutama dikenakan pada saat ritual

keagamaan dan meditasi.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin

mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala

tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang

kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.

(15)

Batik Parang Klitik

Menyimbolkan perilaku halus dan bijaksana. Dulu

motif

ini

hanya dikenakan oleh para putri raja.

(16)

Batik Parang Slobok

(17)

Batik Sekar Jagat

Melambangkan ungkapan cinta dan memelihara perdamaian. Maka tak heran bila motif ini sering dikenakan dalam pesta pernikahan.

Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia.

(18)

Batik Kawung

•Batik kawung diambil dari bentuk buah aren yang namanya kolang-kaling.

•Kawung juga termasuk desain yang sangat tua, terdiri dari lingkaran yang saling berinterseksi.

•Kawung dikenal di Jawa sejak abad 13 yang muncul pada ukiran dinding pada beberapa kuil/candi di Jawa, seperti Prambanan dan daerah Kediri.

(19)

Batik Kawung

Motifnya berupa lingkaran-lingkaran, terkadang diisi

dengan dua atau lebih tanda silang atau ornamen lain

seperti garis-garis berpotongan atau titik-titik.

Pada awalnya batik kawung hanya dipakai di kalangan

keluarga kerajaan, tetapi setelah Negara Mataram

dibagi menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta,

maka batik kawung dikenakan oleh golongan yang

berbeda.

Di Surakarta batik kawung dipakai oleh golongan

pangakat punokawan dan abdi dalem jajar priyantaka,

sedangkan di Yogyakarta batik kawung dipakai oleh

sentana dalem.

(20)

Batik Kawung

• Ada beberapa jenis motif batik kawung, antara lain kawung picis, kawung bribil, dan kawung sen.

• Kawung picis diambil dari nama uang pecahan 10 sen, kawung bribil diambil dari nama uang pecahan 25 sen, sedangkan untuk kawung sen diambil dari nama uang pecahan 1 sen.

• Batik kawung memiliki makna kultural sebuah kawruh dalam kebudayaan Jawa yang melambangkan suatu ajaran sangkan paraning dumadi atau ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia yang dikaitkan dengan

sedulur papat lima pancer yang selalu menjaga kehidupan manusia Jawa.

• Batik kawung yang diambil dari bentuk kolang-kaling, mengisyaratkan agar manusia selalu ingat kepada Tuhan.

• Nama kawung bermakna bahwa kehidupan ini akan kembali kepada alam suwung atau sepi. Maka dalam tradisi dahulu kain batik kawung juga

(21)

Batik Megamendung

Melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai

pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru

muda pada

motif

ini melambangkan semakin cerahnya

kehidupan.

(22)

Batik Sidomukti Sidoluhur

-Sidomulyo

Pada dasarnya ketiga motif batik Sidomukti -

Sidoluhur-Sidolmulyo ini sama desainnya hanya dibedakan oleh dasar

batiknya sehingga namanya juga berbeda.

Menurut catatan di keraton Surakarta, batik Sidomulyo dan

batik Sidoluhur sudah ada sejak jaman Mataram Kertosuro

abad XVII.

Motif yang bercorak bentuk lapis dengan latar putih

dinamakan batik Sidomulyo sedangkan yang berlatar hitam

dinamakan batik Sidoluhur.

Makna sidomulyo adalah kehidupan yang tercukupi

sedangkan sidoluhur arttinya terpenuhinya keududukan yang

tinggi atau mempunyai pangkat yang tinggi.

(23)

Batik Sidomukti

•Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi dan sen-isennya.

•Sido berasal dari kata bahasa Jawa berarti benar-benar terjadi, terkabul keinginannya.

•Mukti berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebahagiaan, berkuasa, disegani, tidak kekurangan sesuatu.

(24)

Batik Sidomukti

Ornamen Utama Bergambar Kupu-kupu

Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol

harapan yang indah dan tinggi.

Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk cantik dan

berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol

pengharapan yang terbang tinggi.

Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi

mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur

kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan

(25)

Batik Sidomukti

Ornamen Utama Berbentuk Sayap

Kupu-kupu

Ornamen Utama Berupa Bangunan Berbentuk Tahta

atau Singgasana.

Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan

tahta yang tinggi.

Singgasana sebagai simbol pengharapan akan

kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan

dihormati banyak orang seperti halnya seorang

pemimpin atau raja.

(26)

Batik Sidomukti

Ornamen Utama Berbentuk Meru

Meru adalah gunung, tanah juga bumi.

Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan seperti

sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari

kejauhan, berasal dari ajaran empat unsur kehidupan yang disebut

sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api,

air dan udara.

Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak

gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi.

Meru diwakili oleh warna hitam, jika tidak terkendali akan

memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat

kemakmuran abadi.

(27)

Batik Sidomukti

Ornamen Utama Berbentuk Bunga

Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk

bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan

dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.

Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau

bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu

yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta

pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah

dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa

angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.

(28)

Batik Sidomukti

Isen-isen Pada Motif Sidomukti

Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis,

serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi

bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada

Sidomukti antara lain:

a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.

b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.

c. Ukel yakni lingkaran kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai. d. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah

(29)

Batik Sidomukti

• Warna pada kain Sidomukti adalah warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya, yang dimaksud seperti aslinya yaitu

Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih

berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.

• Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang

hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.

• Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.

(30)

Batik Sidoluhur

•Kain batik ini mempunyai makna dan penggunaan yang sama dengan kain batik sidomukti dalam upacara lurub layon yaitu sebagai alas berbaring jenazah, perbedaannya hanya sedikit saja yaitu pada pengisian dan warna latar.

•Latar pada kain batik ini bewarna hitam, dan hanya dipakai dalam upacara pemakaman dan upacara sadranan, yang berarti untuk menghormat pada leluhur (arwah).

(31)

Batik Sidoluhur

Unsur motif yang terdapat pada batik sidoluhur ini

adalah sebagai berikut :

Ornamen utama bangunan/ tahta

Ornamen bangunan/ tahta menggambarkan

kedudukan dan tahta yang tinggi.

Singgasana sebagai simbol pengharapan akan

kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan

dihormati banyak orang seperti halnya seorang

pemimpin atau raja.

(32)

Batik Sidoluhur

Ornamen utama Garuda/ Lar

Ornamen Garuda/ lar digambarkan dengan bentuk garuda satu

sayap seperti gambaran dari samping, dengan bentuk sayap

tertutup. Motif ini melambangkan Matahari dan tatasurya.

Melambangkan tentang watak surya brata atau watak matahari,

yaitu melambangkan sifat ketabahan.

Ornamen Utama Burung

Digambarkan dengan bentuk tipe burung merak yang sederhana

dan kadang-kadang seperti kupu-kupu. Motif ini melambangkan

tentang dunia atas atau udara, melambangkan sifat bayu brata atau

anila brata, yaitu watak luhur yang tidak ditonjol-tonjolkan.

(33)

Batik Sidoluhur

Ornamen utama Bunga

Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk

bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan

dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.

Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau

bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu

yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta

pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah

dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa

angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.

(34)

Batik Sidoluhur

Ornamen utama Baito/ Kapal

Barang yang bergerak pada air, dapat dianggap lambang

dari pada air atau banyu. Pada motif yang lain air ini

dilambangkan dengan binatang-binatang yang hidup dalam

air, seperti katak, ular, siput, dan sebagainya.

(35)

Batik Sidoluhur

Ornamen utama Kupu

Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol harapan

yang indah dan tinggi. Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk

cantik dan berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol

pengharapan yang terbang tinggi.

Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili

dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin

merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili

warna putih.

Ornamen tumbuhan

Ornamen tumbuhan digambarkan sebagai bentuk lung-lungan yang

mengisi bidang dan mengelilingi ornamen pokok lainnya, sebagai

ornamen pengisi

(36)

Batik Sidoluhur

Isen-isen pada motif batik sidoluhur

Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis,

serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau

mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada

Sidoluhur antara lain:

a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai

pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.

b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang

memenuhi bidang ornamen.

c. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh

buah biasanya berbentuk melingkar

(37)

Batik Sidoluhur

• Warna pada kain Sidoluhur adalah warna soga atau coklat. Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara

merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuh-tumbuhan yang

hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang

mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.

• Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer

melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.

(38)

Batik Sidoasih

Daerah : Kraton Surakarta Jenis Batik : Batik Kraton

Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin)

Makna : Sido berarti jadi, asih berarti sayang, ragam hias ini mempunyai makna agar hidup berumah tangga selalu penuh kasih sayang.

(39)

Batik Sidomulyo

Daerah : Banyumas

Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton

Dikenakan : Temanten Pria atau putri

(40)

Batik Sidowirasat

Pada motif ini selalu terdapat kombinasi motif ini selalu terdapat kombinasi motif truntum di dalamnya karena melambangkan orang tua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumah tangga

(41)

Batik Wahyu Temurun

Daerah : Pura Mangkunegaran Jenis Batik : Batik Kraton

Dikenakan : Penganten pada waktu panggih

Makna : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan kain ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya

(42)

Batik Semen Bondhat

•Batik semen bondhat juga termasuk jenis “semenan” dengan latar putih. Awalnya motif ini hanya dipakai oleh kalangan abdi dalem kerajaan yang berpangkat Bupati-Anom dan jabatan diatasnya tetapi dalam

perkembangannya dipakai oleh semua golongan khususnya yang berusia muda. Batik ini melambangkan cinta kasih yang saling beriringan seperti halnya sepasang penganten baru.

•Bondhet artinya berdampingan dengan mesra.

(43)

Batik Poleng

Menggambarkan

kejujuran,

keseimbangan,

dapat

dipercaya dan berani.

(44)

Batik Ukel

digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa saat ini, seperti

motif kain batik: Ukel, Semen Rama; Semen Raja, pada awalnya

juga hanya dikenakan oleh keluarga kesultanan. Hanya digunakan

dalam kesempatan tertentu saja.

(45)

Batik Pringgondani

Pringgondani adalah nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca

putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam

warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan

soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan

naga.

(46)

FILOSOFI BATIK BERDASAR DARI

WARNANYA

Warna coklat.

Warna ini dapat membangkitkan rasa kerendahan

diri, kesederhanaan dan mem”bumi”, kehangatan,

bagi pemakainya.

Warna biru tua

Rasa ketenangan, efek kelembutan, keikhlasan dan

rasa kesetiaan biasanya dapat ditunjukkan melalui

pemakaian warna ini. Warna biru biasanya dapat

kita temukan dalam motif batik klassik dari

(47)

FILOSOFI BATIK BERDASAR DARI

WARNANYA

Warna putih

Yang juga muncul dalam motif Yogyakartan, menunjukkan rasa

ketidakbersalahan, kesucian, ketentraman hati dan keberanian serta

sifat pemaaf si pemakainya.

Warna yang kehitam-hitaman

Sesungguhnya warna hitam yang dimaksudkan merupakan suatu

warna biru yang sangat tua. Sehingga tampak seperti hitam. Suatu

warna yang seringkali memberikan gambaran yang negative.

Tetapi dalam dunia perbatikan orang mengambil segi positif dari

yang biasanya bermakna negative. Jadi warna hitam dalam batik

melambangkan antara lain suatu kewibawaan, keberanian,

(48)

Batik Pesisir

•Pada zaman penjajahan Belanda, batik dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni batik vorstenlanden dan batik pesisir.

•Yang disebut batik vorstenlanden adalah batik dari daerah Solo dan Yogyakarta,

•sedangkan batik pesisir adalah semua batik yang pembuatannya dikerjakan di luar daerah Solo dan Yogyakarta.

(49)

Batik Pesisir

• Istilah batik "pesisir" muncul karena letaknya berada di daerah pesisir utara pulau jawa seperti Cirebon, Indramayu, Lasem, Bakaran, dan lain

sebagainya.

• Pola yang ada pada batik pesisir lebih bebas dan warnanya lebih beraneka ragam, dikarenakan pengaruh budaya luar yang begitu kuat.

• Tidak seperti batik keraton, batik pesisir lebih ditujukan sebagai barang dagangan.

• Budaya luar pada batik pesisir sangat mempengaruhi bentuk ragam hias batik-nya terutama pada saat masuknya agama Islam pada abad 16. Ragam flora non figuratif menjadi alternatif dalam motif batik pesisir dikarenakan adanya larangan dikalangan ulama Islam dalam menggambar

(50)

Batik Pesisir

Dalam sejarah perkembangan batik pesisir mengalami

kemajuan sekitar abad ke-19, hal yang menyebabkan

kemajuannya adalah karena adanya kemunduran

produksi tekstil dari India yang selama itu menjadi salah

satu produsen kain terbesar yang dijual ke pulau jawa

dan mengakibatkan banyak konsumen beralih ke kain

batik.

Puncak perkembangan batik pesisir adalah di masa

pengusaha Indo-Belanda yang berperan pada usaha

pembatikan. Batik tersebut dikenal dengan nama "Batik

Belanda". Selain pengusaha dari belanda pengusaha

(51)

Batik Pesisir

Batik pesisir memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Ragam hias motif batiknya bersifat natural dan

mendapat pengaruh kebudayaan asing secara

dominan.

(52)

Batik Pesisir

Batik pesisir terbagi menjadi delapan model :

1. Batik pesisir tradisional yang merah biru

2. Batik hasil pengembangan pengusaha keturunan, khususnya

Cina dan indo Eropa

3. Batik yang dipengaruhi kuat oleh Belanda

4. Batik yang mencerminkan kekuasaan kolonial

5. Batik hasil modifikasi pengusaha Cina yang ditujukan untuk

kebutuhan kalangan Cina

6. Kain panjang

7. Batik hasil pengembangan dari model batik merah biru

8. Kain adat

(53)

Batik Pesisir

Berdasarkan motifnya batik pesisir terdiri dari:

a. Batik India atau Batik Sembagi

b. Batik Belanda

c. Batik Cina

(54)

Batik Cina

Batik Cina adalah jenis batik yang dibuat oleh pengusaha Cina dan peranakan, yang kebanyakan hidup di kota pantai utara Jawa. Patra batiknya menampilkan ragam hias satwa mitos Cina seperti naga, singa, burung phoenix atau hong, kura–kura, kilin, dewa dan dewi ataupun ragam hias keramik Cina, serta ragam hias berbentuk mega.

(55)

Batik Cina

Batik Cina, yang dipengaruhi patra

batik Belanda

yang mulai berkembang kurang lebih 10 tahun

sebelum batik Cina, juga menggunakan ragam hias

bunga dan

buket

lengkap dengan kupu–kupu dan

burung–burungnya.

Ada pula patra batik Cina yang menggunakan ragam

hias

batik Kraton

dan warna soga. Hingga saat ini

yang dapat menyamai halusnya batik Belanda adalah

batik Cina, baik dalam teknik maupun patra.

(56)

Batik Cina

Pada awalnya batik Cina hanya digunakan sebagai

pelengkap upacara keagamaan.

Oleh karena itu, sebelum 1910 batik Cina hanya berupa

Tokwi (kain altar), Mukli (taplak meja besar) dan kain

batik untuk hiasan dinding dan umbul-umbul yang

warnanya masih terbatas pada warna biru Indigo dan

merah Mengkudu.

Produk batik Cina ada pula yang berupa sarung,

dengan patra mirip patra tekstil atau hiasan keramik

Cina, yang pada umumnya mempunyai arti filosofis

seperti banji (lambang kebahagiaan) dankelelawar

(lambang nasib baik).

(57)

Batik Cina

Setelah tahun 1910, patra dan warna dari batik Cina

mengalami perubahan karena lebih banyak digunakan

sebagai busana. Perkembangan tersebut juga dipicu dengan

keadaan pasar yang dibanjiri oleh batik Belanda.

Pedagang Cina memanfaatkan peluang ini dengan membuat

batik yang patra dan warnanya cenderung dipengaruhi batik

Belanda dan unsur budaya Eropa.

Batik Cina juga dibuat untuk masyarakat pedalaman, dengan

menampilkan warna dan patra batik Kraton. Jenis batik ini

disebut batik “Tiga Negri”, karena membuatnya melibatkan

tiga daerah pembatikan, yaitu Lasem untuk warna merah,

Kudus dan Pekalongan untuk warna biru, dan Surakarta,

Jogjakarta dan Banyumas untuk warna coklat.

(58)

Batik Cina

Batik Jawa Hokokai

•Batik Cina lain yang sangat khas adalah batik Batik Djawa Hokokai yang menampilkan pengaruh budaya Jepang, baik warna maupun patranya, dan dibuat pada era penjajahan Jepang (tahun 1942 – 1945).

•Format batiknya dibuat dengan format “pagi–sore”, karena pada satu helai kain terdapat dua macam patra batik pada kedua sisi kain.

•Patra–patra batik Djawa Hokokai tersusun dari ragam hias bernuansa Jepang misalnya bunga Sakura, bunga Seruni, burung Merak dan kupu– kupu, dan warnanya-pun terdiri dari warna–warna yang merupakan selera orang Jepang.

(59)

Batik Belanda vs Batik Cina

Meski mengandung kesamaan dalam unsur budaya luar

Indonesia, batik Belanda dan batik Cina berbeda dari segi

pendekatan rohaniah-nya.

Patra dan warna batik Cina masih banyak mengandung

makna filosofis.

Batik Cina terutama terdapat di daerah pesisir seperti

Cirebon, Pekalongan. Lasem, Demak dan Kudus.

Batik Cina yang terkenal antara lain karya Oey Soe Tjoen

(Kedungwuni – Pekalongan), The Tie Siet, Oey Soen King,

Liem Siok Hien dan Oey Koh Sing. Oey Soe Tjoen adalah

batik

paling dikenal di seluruh dunia karena

keindahannya.

Referensi

Dokumen terkait

Tahun 2005-2010, Jaringan BATIK-Net telah menghubungkan 105 titik terdiri atas klaster A Network Operating Control (NOC) sejumlah 35 titik, klaster B Kecamatan Pekalongan Barat

Tujuan dari penelitian in adalah mendesain alternatif layout gudang bahan baku Repoeblik Telo berdasarkan faktor komoditi dalam pengaturan layout gudang yang

Bervariasinya nilai faktor kondisi pada ikan-ikan terkoleksi, selain faktor ketersediaan makanan dan jenis kelamin, juga diduga disebabkan oleh perbedaan umur ikan terkoleksi,

Penelitian ini berfokus pada pengembangan Sistem informasi Manajemen Persediaan Barang Dagang Berbasis Web menggunakan Bahasa pemrograman PHP yang dibangun dengan

(II) Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh anak terhadap anak dalam perkara Nomor

Hasil uji statistika yang telah dipaparkan di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa pasien presbia- kusis kebanyakan tinggal di daerah kota dan pasien non-presbiakusis lebih banyak

 perjanjian untuk melakukan aksi balap liar, setelah itu mereka mem#di%ikasi dan setelah itu mereka mem#di%ikasi dan memperbaiki sepeda m#t#r mereka agar dapat berlari secepat

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang bisa dilakukan di dalam fasilitas kesehatan maupun