Motif Batik dan
Falsafahnya
Oleh:
Batik Semen Rama
Batik ini dibuat pada masa pemerintahan Paku Buwono ke IV yang memegang tahta pada tahun 1788-1820 M. Motif ini memberikan pelajaran kepada putranya yang sudah diangkat sebagai Putra Mahkota calon penggantinya. Batik yang bercorak “semenan” dengan nama “semen-rama” ini diambil dari ajaran Prabu Ramawijaya kepada Raden Gunawan Wibisono saat akan mengganti raja di Alengka sepeninggal Prabu Dasamuka. Ajaran yang dikenal adalah “Hatha Brata” yang harus dilaksanakan oleh seorang calon pemimpin.
Batik Semen Rama
Delapan kandungan ajaran tersebut adalah :
1). Indrabrata: Dilambangkan dengan bentuk tumbuhan atau hayat, maknanya adalah ajaran tentang darma untuk memberikan kemakmuran dan melindungi bumi.
2). Yamabrata : Dilambangkan dalam bentuk gunung atau awan atau sesuatu yang tinggi sebagai ajaran untuk bersifat adil kepada sesama.
3). Suryabrata : Dilambangkan bentuk garuda sebagai ajaran keteguhan hati dan tidak setengah-setengah dalam mengambil keputusan.
4). Sasibrata : Dilambangkan dalam bentuk bintang sebagai ajaran untuk memberikan penerangan bagi mereka yang sedang kegelapan.
5). Bayubrata : Dilambangkan dalam bentuk iber-iberan atau burung sebagai ajaran mengenai keluhuran atau kedudukan tinggi yang tidak menonjolkan kekuasaan.
6). Danababrata : Dilambangkan dalam bentuk gambar pusaka dengan makna memberikan penghargaan atau anugerah kepada rakyatnya.
7). Barunabrata: Dilambangkan dalam bentuk naga atau yang berhubungan dengan air sebagai ajaran welas asih atau mudah memaafkan kesalahan.
8). Agnibrata : Dilambangkan dengan bentuk lidah api sebagai makna kesaktian untuk menumpas angkara murka dan melindungi yang lemah.
Batik Babon Angrem
•Batik Babon Angrem ini termasuk “semenan” dari kata “semi”.
•Maksud dari nama “babon-angrem” adalah ayam betina yang sedang mengerami telur.
•Batik ini digunakan pada saat upacara tujuh bulanan pada ibu hamil, yang melambangkan kasih sayang dan kesabaran seorang ibu agar sifat tersebut dapat menurun atau ditiru oleh anaknya kelak.
•Motif tersebut melambangkan bahwa seorang wanita yang sedang
mengandung hendaknya memiliki rasa kasih sayang dan kesabaran, agar sifat tersebut dapat diwarisi oleh si anak kelak jika telah lahir.
Batik Babon Angrem
•Makna kultural dari batik ini adalah permohonan keturunan
sebagai penyambung sejarah. Karena seekor ayam jika sedang mengerami telurnya membutuhkan hari yang cukup lama agar telurnya dapat menetas dengan sempurna.
•Batik babon angrem tergolong ke dalam motif batik geometris, yaitu batik yang berbentuk flora atau fauna.
•Isen yang terdapat pada batik babon angrem adalah ukel yang diselingi dengan gambar dua unggas yang sedang berhadap-hadapan.
•Batik ini termasuk semen-latar hitam yang dipakai untuk orang dewasa dari semua golongan dan status.
•Motif batik ini tergolong besar-besar sehingga tidak baik dipakai oleh anak-anak.
•Batik babon angrem ini tergolong batik tengahan artinya berkembang pada pertengahan abad XVIII
Batik Ratu Ratih
•Nama batik “ratu-ratih’ berasal dari kata “ratu-patih” karena terjadi salin-swara ada yang memberikan makna “tunjung-putih” yang artinya ratu jinunjung patih atau raja yang dijunjung oleh patih atau diembani oleh patih karena usianya yang masih muda.
•Batik ini muncul pada masa pemerintahan Paku Buwono ke VI, dimana pada saat diangkat menjadi raja usianya masih sangat muda sehingga diemban oleh patihnya (ayahnya sendiri) pada tahun 1824 M.
•Makna dari motif batik ini diibaratkan cincin emas yang bermata berlian yang dikaitkan dengan kemuliaan, keagungan dan mudah menyesuaikan dengan lingkungannya.
•Motif batik ini dipakai oleh semua golongan dan biasanya dipakai pada saat menghadiri jamuan.
Batik Truntum
•Motif batik ini adalah karya dari Ratu Kencono atau dikenal dengan nama Ratu Beruk, permaisuri dari Paku Buwono III.
•Berupa motif dengan latar hitam dihiasi tebataran bunga tanjung atau melambangkan bintang yang bertebaran dimalam hari.
•Truntum berarti timbul kembali yang berkaitan dengan kata katresnan atau cinta kasih suami isteri.
•Maknanya bahwa kehidupan manis tidak terlepas dari dua hal yaitu bungah-susah (senang-bungah-susah), padhang-peteng (terang-gelap), kaya-miskin dan
Batik Truntum
• Batik truntum termasuk kelompok motif Ceplok yang menggambarkan bunga dilihat dari depan terletak pada bidang berbentuk segi empat.
• Truntum berasal dari teruntum – tuntum (bahasa Jawa) artinya tumbuh lagi. Taruntum memiliki arti senantiasa tumbuh, bersemi, semarak lagi.
• Pola batik truntum menggambarkan sebuah rangkaian bunga-bunga kecil berserta sari-sarinya ibaratnya bunga melati gambir yang sedang mekar berkembang berbau harum semerbak dengan semaraknya di taman. Suatu pengharapan bagi si pemakai motif ini, agar di dalam hidup berkeluarga hendaknya selalu terjadi hubungan yang harmonis, penuh kasih saying, baik kehidupan suami isteri, hubungan antara anak dengan orang tua dalam keluarga sendiri, maupun meluas ke keluarga orang lain dan masyarakat luas.
• Hal ini sesuai dengan fungsi motif truntum yang dikenakan pada saat upacara midodareni dan panggih dipakai oleh kedua orang tua pengantin.
Batik ini dipakai oleh orang tua pada saat menikahkan anaknya dengan harapan jangan sampai terjadi perselisihan antara ibu dan bapak dalam niat menjodohkan anaknya.
Batik Parangkusumo
•Batik Parangkusumo berasal dari kata “kusumo” yang artinya kembang atau bunga yang dikaitkan dengan kembanging ratu.
•Sesuai dengan namanya, batik Parangkusumo hanya dipakai oleh kalangan keturunan raja secara turun-temurun bila berada didalam keraton.
Batik Parangkusumo
• Motif batik Parangkusumo terdiri dari unsur motif api dan motif mlinjon.
• Motif-motifnya tersusun menurut garis diagonal, motif api atau motif
parang posisinya bertolak belakang dengan motif mlinjon yang berbentuk segi empat belah ketupat. Di tengahtengah motif api terdapat dua motif bunga kecil yang bertajuk tiga dan saling bertolak belakang.
• Motif batik parang kusuma biasanya digunakan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng.
• Pengertian bunga sama dengan kusuma yang mempunyai makna generasi muda bunga harapan, Jika dirasakan dengan arti perlambangnya memang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai busana putra-putri Sultan yang
semula digunakan untuk malem selikuran, sekarang menjadi busana pengantin.
• Batik ini berkembang pada masa Penembahan Senopati Mataram pada abad XVI.
Batik Parang Pamor
•Motif Batik Parang Pamor berasal dari kata “pamor” berarti memancarkan cahaya atau bersinar.
•Batik Parang Pamor termasuk batik parang awal, artinya termasuk dalam yasan Mataram Kuthagedhe pada abad XVI.
•Dalam istilah keris pamor adalah hasil campuran bahan pembuat bilahan keris yang menjadi desain yang memancarkan cahaya keindahan serta mendatangkan “daya perbawa” atau wibawa.
•Makna batik parang pamor bagi si pemakai diharapkan akan mendatangkan kewibawaan.
Batik Parang Rusak
Salah satu
motif
sakral yang hanya digunakan di lingkungan
kraton.
Motif
ini juga bisa mengidentifikasi asal kraton
pemakainya, apakah dari kraton Solo atau Yogya.
Batik Parang Barong
Berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Dulunya dikenakan para bangsawan untuk upacara ritual keagamaan dan meditasi karena motif ini dianggap sakral.
Misalnya motif-motif Parang Barong yang pada awalnya hanya digunakan oleh para Raja. Motif Parang sesungguhnya menggambarkan senjata, kekuasaan. Selaras dengan makna yang ada dalam motif Parang Barong, maka Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.
Batik Parang Rusak Barong
•
Motif batik parang rusak barong ini berasal dari kata batu karang
dan barong (singa). Parang barong merupakan parang yang paling
besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya, motif ini hanya
boleh digunakan untuk raja, terutama dikenakan pada saat ritual
keagamaan dan meditasi.
•
Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin
mengekspresikan pengalaman jiwanya sebagai raja dengan segala
tugas kewajibannya dan kesadaran sebagai seorang manusia yang
kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Batik Parang Klitik
Menyimbolkan perilaku halus dan bijaksana. Dulu
motif
ini
hanya dikenakan oleh para putri raja.
Batik Parang Slobok
Batik Sekar Jagat
Melambangkan ungkapan cinta dan memelihara perdamaian. Maka tak heran bila motif ini sering dikenakan dalam pesta pernikahan.
Motif Sekar Jagad mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” (Kar=peta; Jagad=dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman diseluruh dunia.
Batik Kawung
•Batik kawung diambil dari bentuk buah aren yang namanya kolang-kaling.
•Kawung juga termasuk desain yang sangat tua, terdiri dari lingkaran yang saling berinterseksi.
•Kawung dikenal di Jawa sejak abad 13 yang muncul pada ukiran dinding pada beberapa kuil/candi di Jawa, seperti Prambanan dan daerah Kediri.
Batik Kawung
•
Motifnya berupa lingkaran-lingkaran, terkadang diisi
dengan dua atau lebih tanda silang atau ornamen lain
seperti garis-garis berpotongan atau titik-titik.
•
Pada awalnya batik kawung hanya dipakai di kalangan
keluarga kerajaan, tetapi setelah Negara Mataram
dibagi menjadi dua yaitu Surakarta dan Yogyakarta,
maka batik kawung dikenakan oleh golongan yang
berbeda.
•
Di Surakarta batik kawung dipakai oleh golongan
pangakat punokawan dan abdi dalem jajar priyantaka,
sedangkan di Yogyakarta batik kawung dipakai oleh
sentana dalem.
Batik Kawung
• Ada beberapa jenis motif batik kawung, antara lain kawung picis, kawung bribil, dan kawung sen.
• Kawung picis diambil dari nama uang pecahan 10 sen, kawung bribil diambil dari nama uang pecahan 25 sen, sedangkan untuk kawung sen diambil dari nama uang pecahan 1 sen.
• Batik kawung memiliki makna kultural sebuah kawruh dalam kebudayaan Jawa yang melambangkan suatu ajaran sangkan paraning dumadi atau ajaran tentang terjadinya kehidupan manusia yang dikaitkan dengan
sedulur papat lima pancer yang selalu menjaga kehidupan manusia Jawa.
• Batik kawung yang diambil dari bentuk kolang-kaling, mengisyaratkan agar manusia selalu ingat kepada Tuhan.
• Nama kawung bermakna bahwa kehidupan ini akan kembali kepada alam suwung atau sepi. Maka dalam tradisi dahulu kain batik kawung juga
Batik Megamendung
Melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai
pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru
muda pada
motif
ini melambangkan semakin cerahnya
kehidupan.
Batik Sidomukti Sidoluhur
-Sidomulyo
•
Pada dasarnya ketiga motif batik Sidomukti -
Sidoluhur-Sidolmulyo ini sama desainnya hanya dibedakan oleh dasar
batiknya sehingga namanya juga berbeda.
•
Menurut catatan di keraton Surakarta, batik Sidomulyo dan
batik Sidoluhur sudah ada sejak jaman Mataram Kertosuro
abad XVII.
•
Motif yang bercorak bentuk lapis dengan latar putih
dinamakan batik Sidomulyo sedangkan yang berlatar hitam
dinamakan batik Sidoluhur.
•
Makna sidomulyo adalah kehidupan yang tercukupi
sedangkan sidoluhur arttinya terpenuhinya keududukan yang
tinggi atau mempunyai pangkat yang tinggi.
Batik Sidomukti
•Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi dan sen-isennya.
•Sido berasal dari kata bahasa Jawa berarti benar-benar terjadi, terkabul keinginannya.
•Mukti berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebahagiaan, berkuasa, disegani, tidak kekurangan sesuatu.
Batik Sidomukti
•
Ornamen Utama Bergambar Kupu-kupu
•
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol
harapan yang indah dan tinggi.
•
Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk cantik dan
berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol
pengharapan yang terbang tinggi.
•
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi
mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur
kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan
Batik Sidomukti
•
Ornamen Utama Berbentuk Sayap
Kupu-kupu
•
Ornamen Utama Berupa Bangunan Berbentuk Tahta
atau Singgasana.
•
Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan
tahta yang tinggi.
•
Singgasana sebagai simbol pengharapan akan
kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan
dihormati banyak orang seperti halnya seorang
pemimpin atau raja.
Batik Sidomukti
•
Ornamen Utama Berbentuk Meru
•
Meru adalah gunung, tanah juga bumi.
•
Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan seperti
sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari
kejauhan, berasal dari ajaran empat unsur kehidupan yang disebut
sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api,
air dan udara.
•
Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak
gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi.
•
Meru diwakili oleh warna hitam, jika tidak terkendali akan
memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat
kemakmuran abadi.
Batik Sidomukti
•
Ornamen Utama Berbentuk Bunga
•
Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk
bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan
dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.
•
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau
bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu
yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta
pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah
dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa
angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Batik Sidomukti
•
Isen-isen Pada Motif Sidomukti
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis,
serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi
bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada
Sidomukti antara lain:
a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
c. Ukel yakni lingkaran kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai. d. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah
Batik Sidomukti
• Warna pada kain Sidomukti adalah warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya, yang dimaksud seperti aslinya yaitu
Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih
berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
• Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang
hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
• Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Batik Sidoluhur
•Kain batik ini mempunyai makna dan penggunaan yang sama dengan kain batik sidomukti dalam upacara lurub layon yaitu sebagai alas berbaring jenazah, perbedaannya hanya sedikit saja yaitu pada pengisian dan warna latar.
•Latar pada kain batik ini bewarna hitam, dan hanya dipakai dalam upacara pemakaman dan upacara sadranan, yang berarti untuk menghormat pada leluhur (arwah).
Batik Sidoluhur
Unsur motif yang terdapat pada batik sidoluhur ini
adalah sebagai berikut :
•
Ornamen utama bangunan/ tahta
–
Ornamen bangunan/ tahta menggambarkan
kedudukan dan tahta yang tinggi.
–
Singgasana sebagai simbol pengharapan akan
kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan
dihormati banyak orang seperti halnya seorang
pemimpin atau raja.
Batik Sidoluhur
•
Ornamen utama Garuda/ Lar
–
Ornamen Garuda/ lar digambarkan dengan bentuk garuda satu
sayap seperti gambaran dari samping, dengan bentuk sayap
tertutup. Motif ini melambangkan Matahari dan tatasurya.
Melambangkan tentang watak surya brata atau watak matahari,
yaitu melambangkan sifat ketabahan.
•
Ornamen Utama Burung
–
Digambarkan dengan bentuk tipe burung merak yang sederhana
dan kadang-kadang seperti kupu-kupu. Motif ini melambangkan
tentang dunia atas atau udara, melambangkan sifat bayu brata atau
anila brata, yaitu watak luhur yang tidak ditonjol-tonjolkan.
Batik Sidoluhur
•
Ornamen utama Bunga
–
Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk
bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan
dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.
–
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau
bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu
yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta
pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah
dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa
angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Batik Sidoluhur
•
Ornamen utama Baito/ Kapal
–
Barang yang bergerak pada air, dapat dianggap lambang
dari pada air atau banyu. Pada motif yang lain air ini
dilambangkan dengan binatang-binatang yang hidup dalam
air, seperti katak, ular, siput, dan sebagainya.
Batik Sidoluhur
•
Ornamen utama Kupu
–
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol harapan
yang indah dan tinggi. Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk
cantik dan berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol
pengharapan yang terbang tinggi.
–
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili
dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin
merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili
warna putih.
•
Ornamen tumbuhan
–
Ornamen tumbuhan digambarkan sebagai bentuk lung-lungan yang
mengisi bidang dan mengelilingi ornamen pokok lainnya, sebagai
ornamen pengisi
Batik Sidoluhur
•
Isen-isen pada motif batik sidoluhur
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis,
serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau
mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada
Sidoluhur antara lain:
a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai
pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang
memenuhi bidang ornamen.
c. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh
buah biasanya berbentuk melingkar
Batik Sidoluhur
• Warna pada kain Sidoluhur adalah warna soga atau coklat. Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara
merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuh-tumbuhan yang
hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang
mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
• Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer
melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Batik Sidoasih
Daerah : Kraton Surakarta Jenis Batik : Batik Kraton
Dikenakan : Temanten Putri (malam pengantin)
Makna : Sido berarti jadi, asih berarti sayang, ragam hias ini mempunyai makna agar hidup berumah tangga selalu penuh kasih sayang.
Batik Sidomulyo
Daerah : Banyumas
Jenis Batik : Batik pengaruh Kraton
Dikenakan : Temanten Pria atau putri
Batik Sidowirasat
Pada motif ini selalu terdapat kombinasi motif ini selalu terdapat kombinasi motif truntum di dalamnya karena melambangkan orang tua akan selalu memberi nasehat dan menuntun kedua mempelai dalam memasuki kehidupan berumah tangga
Batik Wahyu Temurun
Daerah : Pura Mangkunegaran Jenis Batik : Batik Kraton
Dikenakan : Penganten pada waktu panggih
Makna : Wahyu berarti anugerah, temurun berarti turun, dengan menggunakan kain ini kedua pengantin mendapatkan anugerah dari yang Maha Kuasa berupa kehidupan yang bahagia dan sejahtera serta mendapat petunjukNya
Batik Semen Bondhat
•Batik semen bondhat juga termasuk jenis “semenan” dengan latar putih. Awalnya motif ini hanya dipakai oleh kalangan abdi dalem kerajaan yang berpangkat Bupati-Anom dan jabatan diatasnya tetapi dalam
perkembangannya dipakai oleh semua golongan khususnya yang berusia muda. Batik ini melambangkan cinta kasih yang saling beriringan seperti halnya sepasang penganten baru.
•Bondhet artinya berdampingan dengan mesra.
Batik Poleng
Menggambarkan
kejujuran,
keseimbangan,
dapat
dipercaya dan berani.
Batik Ukel
digunakan dalam upacara pernikahan adat Jawa saat ini, seperti
motif kain batik: Ukel, Semen Rama; Semen Raja, pada awalnya
juga hanya dikenakan oleh keluarga kesultanan. Hanya digunakan
dalam kesempatan tertentu saja.
Batik Pringgondani
Pringgondani adalah nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca
putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam
warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan
soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan
naga.
FILOSOFI BATIK BERDASAR DARI
WARNANYA
•
Warna coklat.
–
Warna ini dapat membangkitkan rasa kerendahan
diri, kesederhanaan dan mem”bumi”, kehangatan,
bagi pemakainya.
•
Warna biru tua
–
Rasa ketenangan, efek kelembutan, keikhlasan dan
rasa kesetiaan biasanya dapat ditunjukkan melalui
pemakaian warna ini. Warna biru biasanya dapat
kita temukan dalam motif batik klassik dari
FILOSOFI BATIK BERDASAR DARI
WARNANYA
•
Warna putih
–
Yang juga muncul dalam motif Yogyakartan, menunjukkan rasa
ketidakbersalahan, kesucian, ketentraman hati dan keberanian serta
sifat pemaaf si pemakainya.
•
Warna yang kehitam-hitaman
–
Sesungguhnya warna hitam yang dimaksudkan merupakan suatu
warna biru yang sangat tua. Sehingga tampak seperti hitam. Suatu
warna yang seringkali memberikan gambaran yang negative.
–
Tetapi dalam dunia perbatikan orang mengambil segi positif dari
yang biasanya bermakna negative. Jadi warna hitam dalam batik
melambangkan antara lain suatu kewibawaan, keberanian,
Batik Pesisir
•Pada zaman penjajahan Belanda, batik dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni batik vorstenlanden dan batik pesisir.
•Yang disebut batik vorstenlanden adalah batik dari daerah Solo dan Yogyakarta,
•sedangkan batik pesisir adalah semua batik yang pembuatannya dikerjakan di luar daerah Solo dan Yogyakarta.
Batik Pesisir
• Istilah batik "pesisir" muncul karena letaknya berada di daerah pesisir utara pulau jawa seperti Cirebon, Indramayu, Lasem, Bakaran, dan lain
sebagainya.
• Pola yang ada pada batik pesisir lebih bebas dan warnanya lebih beraneka ragam, dikarenakan pengaruh budaya luar yang begitu kuat.
• Tidak seperti batik keraton, batik pesisir lebih ditujukan sebagai barang dagangan.
• Budaya luar pada batik pesisir sangat mempengaruhi bentuk ragam hias batik-nya terutama pada saat masuknya agama Islam pada abad 16. Ragam flora non figuratif menjadi alternatif dalam motif batik pesisir dikarenakan adanya larangan dikalangan ulama Islam dalam menggambar
Batik Pesisir
•
Dalam sejarah perkembangan batik pesisir mengalami
kemajuan sekitar abad ke-19, hal yang menyebabkan
kemajuannya adalah karena adanya kemunduran
produksi tekstil dari India yang selama itu menjadi salah
satu produsen kain terbesar yang dijual ke pulau jawa
dan mengakibatkan banyak konsumen beralih ke kain
batik.
•
Puncak perkembangan batik pesisir adalah di masa
pengusaha Indo-Belanda yang berperan pada usaha
pembatikan. Batik tersebut dikenal dengan nama "Batik
Belanda". Selain pengusaha dari belanda pengusaha
Batik Pesisir
•
Batik pesisir memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Ragam hias motif batiknya bersifat natural dan
mendapat pengaruh kebudayaan asing secara
dominan.
Batik Pesisir
•
Batik pesisir terbagi menjadi delapan model :
1. Batik pesisir tradisional yang merah biru
2. Batik hasil pengembangan pengusaha keturunan, khususnya
Cina dan indo Eropa
3. Batik yang dipengaruhi kuat oleh Belanda
4. Batik yang mencerminkan kekuasaan kolonial
5. Batik hasil modifikasi pengusaha Cina yang ditujukan untuk
kebutuhan kalangan Cina
6. Kain panjang
7. Batik hasil pengembangan dari model batik merah biru
8. Kain adat
Batik Pesisir
•
Berdasarkan motifnya batik pesisir terdiri dari:
a. Batik India atau Batik Sembagi
b. Batik Belanda
c. Batik Cina
Batik Cina
Batik Cina adalah jenis batik yang dibuat oleh pengusaha Cina dan peranakan, yang kebanyakan hidup di kota pantai utara Jawa. Patra batiknya menampilkan ragam hias satwa mitos Cina seperti naga, singa, burung phoenix atau hong, kura–kura, kilin, dewa dan dewi ataupun ragam hias keramik Cina, serta ragam hias berbentuk mega.
Batik Cina
•
Batik Cina, yang dipengaruhi patra
batik Belanda
yang mulai berkembang kurang lebih 10 tahun
sebelum batik Cina, juga menggunakan ragam hias
bunga dan
buket
lengkap dengan kupu–kupu dan
burung–burungnya.
•
Ada pula patra batik Cina yang menggunakan ragam
hias
batik Kraton
dan warna soga. Hingga saat ini
yang dapat menyamai halusnya batik Belanda adalah
batik Cina, baik dalam teknik maupun patra.
Batik Cina
•
Pada awalnya batik Cina hanya digunakan sebagai
pelengkap upacara keagamaan.
•
Oleh karena itu, sebelum 1910 batik Cina hanya berupa
Tokwi (kain altar), Mukli (taplak meja besar) dan kain
batik untuk hiasan dinding dan umbul-umbul yang
warnanya masih terbatas pada warna biru Indigo dan
merah Mengkudu.
•
Produk batik Cina ada pula yang berupa sarung,
dengan patra mirip patra tekstil atau hiasan keramik
Cina, yang pada umumnya mempunyai arti filosofis
seperti banji (lambang kebahagiaan) dankelelawar
(lambang nasib baik).
Batik Cina
•
Setelah tahun 1910, patra dan warna dari batik Cina
mengalami perubahan karena lebih banyak digunakan
sebagai busana. Perkembangan tersebut juga dipicu dengan
keadaan pasar yang dibanjiri oleh batik Belanda.
•
Pedagang Cina memanfaatkan peluang ini dengan membuat
batik yang patra dan warnanya cenderung dipengaruhi batik
Belanda dan unsur budaya Eropa.
•
Batik Cina juga dibuat untuk masyarakat pedalaman, dengan
menampilkan warna dan patra batik Kraton. Jenis batik ini
disebut batik “Tiga Negri”, karena membuatnya melibatkan
tiga daerah pembatikan, yaitu Lasem untuk warna merah,
Kudus dan Pekalongan untuk warna biru, dan Surakarta,
Jogjakarta dan Banyumas untuk warna coklat.
Batik Cina
Batik Jawa Hokokai
•Batik Cina lain yang sangat khas adalah batik Batik Djawa Hokokai yang menampilkan pengaruh budaya Jepang, baik warna maupun patranya, dan dibuat pada era penjajahan Jepang (tahun 1942 – 1945).
•Format batiknya dibuat dengan format “pagi–sore”, karena pada satu helai kain terdapat dua macam patra batik pada kedua sisi kain.
•Patra–patra batik Djawa Hokokai tersusun dari ragam hias bernuansa Jepang misalnya bunga Sakura, bunga Seruni, burung Merak dan kupu– kupu, dan warnanya-pun terdiri dari warna–warna yang merupakan selera orang Jepang.