• Tidak ada hasil yang ditemukan

6-pengawasan-mutu.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "6-pengawasan-mutu.pdf"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Badan POM

PENGAWASAN MUTU

DIREKTORAT INSPEKSI DAN SERTIFIKASI OBAT TRADISIONAL, KOSMETIK

DAN PRODUK KOMPLEMEN

(2)

Semua upaya pemeriksaan dan pengujian yang

dilakukan selama pembuatan OT untuk menjamin

produk OT memenuhi persyaratan.

Pengawasan mutu merupakan bagian penting dari CPOTB, untuk memastikan setiap

produk yang dihasilkan memenuhi

persyaratan mutu.

Sebaiknya Bagian Pengawasan Mutu di

Industri merupakan bagian yang tersendiri.

Badan

Badan POMPOM

(3)

Pengadaan bahan awal/Penyiapan BB Pengolahan Pengemasan Pengawasan Mutu Distribusi Penimbangan BB Produk antara Produk ruahan Produksi Pembuatan

Proses

(4)

Meliputi :

KETENTUAN UMUM

LABORATORIUM PENGUJIANVALIDASI

PENGAWASAN TERHADAP BAHAN AWAL, PRODUK ANTARA, PRODUK RUAHAN DAN PRODUK JADI

PENGOLAHAN ULANG

EVALUASI BAGIAN PENGAWASAN MUTU TERHADAP PROSEDUR PRODUKSI

PENINJAUAN CATATAN BATCH PRODUKSIPENELITIAN STABILITAS

KELUHAN TERHADAP PRODUK JADIPRODUK KEMBALIAN

PENILAIAN TERHADAP PEMASOK

Badan

Badan POMPOM

(5)

A. KETENTUAN UMUM

1. Sistem Pengawasan Mutu

2. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu

3. Sistem Dokumentasi dan Prosedur Pelulusan

4. Bagian Pengawasan Mutu

Ketentuan umum dalam pengawasan

mutu meliputi

:

Badan

(6)

A.1. Sistem Pengawasan Mutu

Mengandung bahan alami yang benar dan bersih,

Sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan,

Dibuat dalam kondisi yang tepat serta meng-ikuti prosedur tetap,

Tidak mengandung bahan kimia dan bahan baku obat.

Sistem pengawasan mutu harus dirancang dengan tepat, untuk menjamin setiap OT yang diproduksi:

Sehingga OT tersebut senantiasa memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan untuk

khasiat, mutu dan keamanannya.

Badan

(7)

A.2. Ruang Lingkup Pengawasan Mutu

1. Semua fungsi analisis yang dilakukan di laboratorium, termasuk :

Pengambilan contoh,

Pemeriksaan dan pengujian :

- Bahan awal,

- Produk antara,

- Produk ruahan, dan - Produk jadi.

Badan

(8)

Program dan kegiatan lain yang terkait

dengan mutu produk:

program uji stabilitas,

pemantauan lingkungan kerja,

pengkajian dokumen batch,

program penyimpanan contoh pertinggal,

penyusunan dan penyimpanan spesifikasi yang berlaku dari tiap bahan dan produk, termasuk metode pengujian.

Badan

(9)

A.3. Sistem Dokumentasi dan Prosedur Pelulusan

Pemeriksaan dan pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan;

Bahan awal, produk antara, produk ruahan tidak digunakan sebelum dari hasil

pemeriksaan dan pengujian mutu dinilai memenuhi spesifikasi yang ditetapkan;

Produk jadi tidak didistribusikan atau dijual

sebelum hasil pemeriksaan dan pengujian mutu dinilai memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

Sistem dokumentasi dan prosedur pelulus-an dilakukpelulus-an oleh Bag. Pengawaspelulus-an Mutu. Hendaknya menjamin:

Badan

Badan POMPOM

(10)

A.4. Bagian Pengawasan Mutu

Bagian Pengawasan Mutu merupakan bagian yang berdiri sendiri, bukan subbagian dari Bagian Produksi.

Meluluskan/menolak Bahan awal yang akan digunakan untuk produksi;

Meluluskan/menolak Produk antara dan produk ruahan untuk diproses lebih lanjut;

Meluluskan/menolak Produk jadi yang akan distribusikan.

WewenangWewenang BagianBagian PengawasanPengawasan MutuMutu ::

Badan

(11)

Di lab : Menyelenggarakan fungsi analisis.Di luar lab : Berperan dalam pengambilan

keputusan terhadap hal-hal yg mempengaruhi mutu produk

Bagian Pengawasan Mutu juga bertanggung jawab:

- memastikan apakah bahan awal telah

memenuhi spesifikasi;

- memastikan apakah tahapan produksi telah

dilaksanakan sesuai prosedur dan divalidasi sebelumnya;

Tanggung

Tanggung

jawab

jawab

Bagian

Bagian

Pengawasan

Pengawasan

Mutu

Mutu

:

:

Badan

(12)

- Apakah pengawasan selama proses dan

pengujian laboratorium telah dilaksanakan,

- Apakah bets produk yang dihasilkan telah memenuhi spesifikasi sebelum didistribu-sikan;

- Apakah produk diperedaran tetap meme-nuhi syarat mutu selama waktu yang telah ditetapkan.

Tanggung

Tanggung

jawab

jawab

Bagian

Bagian

Pengawasan

Pengawasan

Mutu

Mutu

:

:

(

(13)

Menyusun dan merevisi:

- Prosedur pengawasan dan spesifikasi, - Rancangan dan prosedur tertulis

pengambilan contoh untuk pemeriksaan, - Instruksi tertulis yg rinci untuk

pemeriksaan, pengujian dan analisis,

Meluluskan/menolak setiap batch bahan

awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi.

Tugas

(14)

Meneliti semua dokumen yang berkaitan

dengan produk jadi sebelum meluluskannya;

Menyimpan contoh pertinggal untuk

rujukan,

Menyimpan catatan pemeriksaan dan

pengujian semua contoh;

Mengevaluasi stabilitas bahan awal dan

produk jadi

Menetapkan batas waktu penggunaan bahan

awal dan tanggal kadaluwarsa produk jadi;

Tugas

Tugas

Pokok

Pokok

Bagian

Bagian

Pengawasan

Pengawasan

Mutu

Mutu

(

(15)

Tugas Pokok Bagian Pengawasan Mutu (lanjutan)

Menyediakan simplisia standar dan bahan baku pembanding sekunder;

Mengevaluasi dan menetapkan produk kembalian, apakah dapat langsung digunakan, diproses ulang atau dimusnahkan

Mengevaluasi keluhan/ kekurangan yang diterima dan menetapkan tindakan perbaikan;

Berperan dalam program inspeksi diri;

Menyetujui penunjukan pemasok bahan baku dan

bahan pengemas

Memberikan rekomendasi untuk maklon

Badan

(16)

B. LABORATORIUM PENGUJIAN

Laboratorium Pengujian Bagian Pengawasan Mutu harus memiliki:

1. Bangunan

2. Personalia

3. Peralatan

4. Pereaksi dan Media Pembiakan

5. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian

6. Catatan Analisis

7. Contoh Pertinggal

Badan

(17)

B.1. Bangunan Laboratorium

1. Syarat Laboratorium :

Memiliki ukuran dan tata ruang yang memadai untuk terlaksananya semua kegiatan;

Terpisah dari ruang produksi;

Ada tempat untuk sampah, sisa bahan yang akan dibuang, bahan beracun dan bahan

mudah terbakar yang sesuai dan aman. 2. Rancangan lab harus memperhatikan:

Kecocokan bahan bangunan yang digunakan;Aliran ke luar gas dan asap yang berbahaya;Unit pengendali udara pada masing-masing

lab.

3. Ruang lab biologi, mikrobiologi dan kimia agar terpisah satu sama lainnya. Untuk menghindari kontaminasi.

Badan

Badan POMPOM

(18)

B.1. Bangunan Laboratorium (lanjutan)

4. Ruang instrumen harus terpisah agar tidak

terjadi gangguan listrik, getaran, kelembaban dan gangguan dari luar. Hidarkan dari cahaya

matahari langsung

5. Perpipaan dalam lab harus diberi penanda yang jelas, untuk gas/cairan berbahaya tersedia

sambungan/adator pipa yang jelas sehingga tidak dapat saling ditukarkan.

6. Lab harus memiliki ruang untuk:  penimbangan bahan;

penyimpanan pelarut, pereaksi/media;penyimpanan contoh pertinggal;

penyimpanan simplisia standar, bahan baku pembanding sekunder dan bahan pengemas standar.

Badan

(19)

B.2.

Personalia

1. Memiliki kualifikasi pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang sesuai untuk

pelaksanaan tugas dengan baik.

2. Memiliki uraian tugas yang jelas dan sesuai.

3. Dalam melaksanakan tugasnya selalu

dilengkapi dengan pakaian pelindung dan alat pengaman yang sesuai. Disediakan prosedur tetap pemakaian peralatan

tersebut.

Badan

(20)

B.3. Peralatan

1. Peralatan laboratorium pengujian harus cocok

untuk pelaksanaan prosedur pengujian yang ada: a. Alat gelas.

b. Alat analisis volumetri (buret, Karl Fisher dsb) c. Alat analisis spektroskopi (Spektrofotometri

UV-Vis, IR, Fluorometer, dsb.)

d. Alat analisis kromatografi (KLT, GC, HPLC, dsb.) e. Alat ukur (timbangan analitik, viskometer,

polarimeter, pengukur BJ, waktu hancur, kekerasan dsb.)

f. Peralatan analisis mikrobiologi (laminair air flow, inkubator, autoklaf dsb.)

g. Alat analisis biologi

h. Peralatan penunjang (oven, centrifuge, alat pengocok, refrigerator, penangas air dsb.

2. Harus tersedia prosedur tetap pengoperasian setiap peralatan di dekat peralatan tersebut;

Badan

Badan POMPOM

(21)

3. Alat ukur dan instrumen harus dirawat dan dikalibrasi secara berkala sesuai jadwal yang ditetapkan.

Tanggal perawatan dan kalibrasi/kalibrasi ulang harus tertera pada setiap peralatan tersebut.

4. Peralatan yang tidak berfungsi atau sedang diperbaiki harus diberi penandaan yang jelas dan tidak diguna-kan sebelum diperbaiki dan dikalibrasi ulang;

5. Harus tersedia peralatan keamanan kerja yang di-tempatkan di lokasi-lokasi yang diperlukan serta strategis letaknya.

B.3. Peralatan (lanjutan)

Badan

(22)

B.4. Pereaksi dan Media Pembiakan

1. Pereaksi dan media pembenihan yang diterima dan digunakan harus dicatat, meliputi :

- Kemurnian (Spectral grade, HPLC grade, PA dsb),

- Bobot/volume yang diukur, pembacaan volume buret, pH dsb

2. Pembuatan larutan pereaksi dan media pembenihan harus mengikuti prosedur tertulis. Wadah diberi penandaan yang sesuai, meliputi:

Kadar pereaksi,

Batas waktu penggunaan

Tanggal standardisasi ulang,

faktor standardisasi,

tanggal pembuatan,

kondisi penyimpanan,

tanda tangan pembuat.

3. Dilakukan kontrol positif dan kontrol negatif untuk

memastikan kecocokan media pembiakan yang digunakan.

Badan

(23)

B.5. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian

1. Spesifikasi dan prosedur pengujian untuk bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi harus memuat ketentuan dan parameter

pengujian, seperti:

- Identitas - Mikroskopik - Makroskopik - Kadar zat aktif

2. Spesifikasi merupakan daftar parameter pengujian yang mengacu pada metode analisis dan kriteria penerimaan serta memuat frekuensi pemeriksaan ulang.

3. Hasil uji diluar spesifikasi adalah analisis yang menyatakan hasil terletak di luar spesifikasi atau kriteria penerimaan termasuk hasil yang

meragukan.

Badan

(24)

B.5. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian

(lanjutan)

4. Prosedur pengujian harus valid; prosedur

pengujian dalam farmakope atau kompendia

resmi harus diikuti, kecuali jika dianggap tidak praktis, dapat digunakan prosedur lain yang

telah divalidasi.

5. Prosedur pengujian hendaknya memuat:

banyaknya contoh yang diperlukan,

banyaknya pereaksi, larutan dapar dan lain-lain yang diperlukan,

peralatan yang diperlukan untuk pengujian,

rumus perhitungan yang digunakan,

nilai sasaran dan toleransi.

Badan

(25)

6. Semua pekerjaan dalam pengujian harus

dilakukan mengikuti prosedur pengujiannya dan hasil pengujian harus diperiksa oleh

supervisor sebelum disimpulkan.

7. Setiap penyimpangan dari prosedur pengujian yang telah ditetapkan harus dilaporkan dan disetujui oleh Penanggungjawab Pengawasan Mutu sebelum dilaksanakan.

B.5. Spesifikasi dan Prosedur Pengujian

(26)

B.6. Catatan Analisis

1. Catatan analisis mencakup:

nama dan nomor batch contoh,nama petugas pengambil contoh,metode analisis yang digunakan,semua data analisis,

perhitungan dalam unit ukuran dan rumus yang

digunakan,

pernyataan memenuhi/tidak memenuhi persyarat-an,tanggal dan tandatangan petugas yang melakukan

pengujian dan petugas yang memeriksa perhitungan,

Badan

(27)

B6. Catatan Analisis (lanjutan)

Pernyataan diluluskan/ditolak dan saran tindak lanjut,

yang ditandatangani dan diberi tanggal oleh petugas yang berwenang,

Nama pemasok, jumlah keseluruhan dan jumlah

bahan awal yang diterima,

Jumlah keseluruhan dan jumlah wadah, bahan baku,

bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi serta batch/lot yang dianalisis.

Badan

(28)

2. Catatan analisis tiap pengujian yang telah

dilakukan dibuat dalam bentuk lembaran atau dalam buku yang diberi nomor urut halaman catatan.

3. Laporan analisis (sertifikat analisis) harus disimpan dan dipelihara dengan baik agar mudah dan cepat diperoleh kembali.

(29)

B7. Contoh Pertinggal

Contoh pertinggal digunakan untuk keperluan penelusuran kembali atau untuk studi stabilitas, dengan memperhatikan ketentuan:

1. Contoh pertinggal dengan identitas jelas, mewakili setiap

batch bahan baku berkhasiat yang diterima, harus disimpan dalam jangka waktu paling sedikit satu tahun setelah tanggal kadaluwarsa produk jadi terakhir yang menggunakan bahan baku tersebut.

2. Contoh pertinggal dengan identitas jelas, mewakili setiap

batch produk jadi dalam kemasan lengkap seperti yang

dipasarkan, harus disimpan selama paling sedikit satu tahun

setelah tanggal kadaluwarsa dalam kondisi seperti yang tertera pada label.

3. Jumlah contoh pertinggal sekurang-kurangnya dua kali jumlah contoh untuk pengujian lengkap.

Badan

Badan POMPOM

(30)

C. VALIDASI

Bagian pengawasan mutu melakukan validasi terhadap:

1. Prosedur penetapan kadar.

2. Spesifikasi bahan baku, produk ruahan, produk antara dan produk jadi.

3. Instrumen, yaitu dengan mengkalibrasi secara berkala.

Selain itu, juga memberikan bantuan dalam pelaksanaan validasi berkala yang dilakukan oleh bagian lain.

Badan

(31)

D. PENGAWASAN TERHADAP BAHAN AWAL, PRODUK ANTARA, PRODUK RUAHAN DAN PRODUK JADI

1. Spesifikasi:

Spesifikasi ditetapkan oleh pabrik berdasarkan data pengembangan produk dan minimal memenuhi

spesifikasi dalam farmakope nasional/kompendia resmi,

Spesifikasi untuk produk antara dan produk ruahan harus ada jika data yang diperoleh dari produk antara

digunakan dalam penilaian produk jadi,

Badan

(32)

2.

Pengambilan sampel:

(p. 166)

Keabsahan kesimpulan mengenai mutu produk

didasarkan pada pengujian terhadap contoh yang mewakili satu batch, sehingga pengambilan contoh harus tepat dengan memperhatikan:

Petugas pengambilan, sudah dilatih

Contoh harus mewakili bets bahan yang diambil, dan pengambilan dilakukan sesuai prosedur.

Agar contoh yang diambil (bahan awal, produk

antara, produk ruahan dan bahan awal dan produk jadi), mewakili seluruh produk tersebut digunakan

pedoman sebagai berikut :

Badan

(33)

- Bahan awal, produk antara dan produk ruahan diambil secara acak, bag. Atas, tengah dan bawah wadah.

- Produk jadi diambil pada permualaan,

pertengahan dan akchir proses pengemasan

Adanya rencana pengambilan contoh bahan pengemas,

Pelaksanaan pengambilan contoh (adanya instruksi kerja pengambilan contoh, penan-daan/label wadah contoh dan peralatan).

Badan

(34)

3. Pengujian: (p.168)

Pengujian dilakukan terhadap:

bahan baku,

bahan pengemas,

produk antara dan produk ruahan,

produk jadi

4. Pengawasan lingkungan : (p. 169)

Pengawasan lingkungan kerja meliputi :

√ Pemantauan mutu kimiawi dan mikrobiologi dari air untuk produksi,

√ Pemantauan berkala cemaran mikroba lingkungan produksi,

Badan

(35)

Pengujian berkala lingkungan sekitar ruangan

produksi (cemaran debu) dan cemaran udara sekitar.

Pengawasan terhadap pencemaran udara

5.

5.

Pengawasan

Pengawasan

selama

selama

proses

proses

Prosedur tertulis pengambilan contoh,

pengawasan dan pengujian/ pemeriksaan

terhadap produk selama proses harus ditetapkan dan diikuti Untuk menjamin kesergaman bets

dan keutuhan produk jadi

Pengawasan selama proses harus konsisten

dengan spesifikasi produk jadi

Produk diuji terhadap identitas, kualitas pada

tahap yang tepat dan dinyatakan lulus atau ditolak selama proses produksi.

Badan

(36)

6.

6.

Pengawasan

Pengawasan

pada

pada

pengemasan

pengemasan

:

:

Hanya produk ruahan yang memenuhi

persyaratan yang boleh dikemas,

Jalur pengemasan diperiksa ulang sebelum

kegiatan pengemasan dilaksanakan;

Selama pengemasan diambil contoh

produk yg dikemas permulaan, pertengahan dan akhir.

Produk akhir yg sdh dikemas dikarantina

sampai diluluskan oleh Bagian Pengawasan Mutu.

Badan

(37)

7

7. Pengujian ulang bahan/produk yang telah

disetujui:

Batas waktu penyimpanan yang sesuai untuk

suatu bahan atau produk harus ditetapkan dan setelah batas waktu dicapai, bahan atau

produk tersebut harus diuji ulang,

Bahan yang disimpan pada kondisi yang tidak

tepat harus diuji ulang sebelum digunakan.

Badan

(38)

E. PENGOLAHAN ULANG

1. Pengolahan ulang tidak boleh dilakukan sebelum prosedur pengolahan divalidasi (diperiksa dan

disetujui oleh Bagian Pengawasan Mutu)

2. Pengolahan ulang dapat dipertimbangkan hanya apabila resiko yang mungkin sekali terjadi telah dievaluasi secara meyakinkan dan dinilai dapat diabaikan.

3. Metode pengolahan ulang harus disahkan oleh

Penanggungjawab Produksi dan Penanggungjawab Pengawasan Mutu serta didokumentasikan.

4. Pengujian tambahan yang sesuai dilakukan terhadap produk jadi hasil pengolahan ulang hendaknya

dilakukan sesuai ketentuan

5. Dilakukan uji stabilitas lanjut terhadap produk hasil pengolahan ulang bila diperlukan.

Badan

(39)

F. EVALUASI BAGIAN PENGAWASAN

MUTU TERHADAP PROSEDUR PRODUKSI

1. Bagian Pengawasan Mutu ikut serta dalam pembuat-an prosedur pengolahpembuat-an induk dpembuat-an prosedur penge-masan induk untuk setiap ukuran bets suatu produk; 2. Setiap perubahan/penyesuaian pada prosedur

tersebut harus disetujui oleh Penanggung-jawab Bagian Produksi dan Penanggungjawab Bagian Pengawasan Mutu.

3. Prosedur pembersihan dan sanitasi peralatan poduksi hendaklah mendapatkan persetujuan Bagian

Pengawasan Mutu.

Badan

(40)

G. PENINJAUAN CATATAN BETS PRODUKSI

1. Semua catatan produksi dan pengawasan mutu harus diteliti oleh Bagian Penga-wasan Mutu.

2. Tiap bets yang menyimpang/gagal dalam pemenuhan spesifikasi harus diselidiki secara tuntas dan dilanjutkan terhadap

bets lain dari produk yang sama dan

produk lain yang mugkin ada hubungan dengan penyimpangan/kegagalan

tertentu.

Badan

(41)

H. PENELITIAN STABILITAS

1. Program penelitian stabilitas harus dirancang untuk mengetahui sifat stabilitas produk jadi dan untuk menentukan kondisi penyimpanan yang sesuai serta tanggal kadaluwarsa.

2. Program pengujian stabilitas agar dipatuhi

3. Penelitian stabilitas agar dilakukan terhadap : - Produk baru

- Kemasan baru dengan standar yang berbeda - Perubahan formula, cara pengolahan, sumber

bahan baku

- Bets diluluskan dengan pengecualian (produk olah ulang)

- Produk yang beredar di pasaran.

4. Pengamanan lanjut terhadap contoh pertinggal produk jadi harus dilakukan.

Badan

(42)

I. KELUHAN TERHADAP PRODUK JADI

1. Sistem penanganan keluhan terhadap produk jadi harus berupa prosedur tetap dan penunjukan petugas yang bertanggungjawab menerima keluhan;

2. Semua keluhan hendaklah diteliti dengan cermat.

3. Bagian Pengawasan Mutu bekerjasama dengan Bagian Produksi dan/atau Bagian Pemasaran meneliti penyebab keluhan dan mengambil tindakan pencegahan yang

tepat.

4. Keluhan terhadap produk jadi dan penanganannya dicatat, yang mencakup informasi antara lain:

isi keluhan,

hasil penelitian,

evaluasi hasil penelitian,

tindak lanjut yang dilakukan,

dan semua catatan keluhan disimpan untuk jangka waktu tertentu

Badan

(43)

J. PRODUK KEMBALIAN

Bagian pengawasan mutu bertanggungjawab atas pemeriksaan produk yang dikembalikan karena adanya keluhan, kerusakan,

kadaluwarsa atau hal lain:

Langkah-langkah yang dilakukan :

1. Produk kembalian diberi identitas yang jelas dan disimpan di daerah terpisah di gudang.

2. Dilakukan pemeriksaan fisik dan diteliti secara kritis perlu/ tidaknya dilakukan pengujian terhadap semua produk

kembalian.

Badan

(44)

3. Produk kembalian yang dikemas ulang diberi kode baru sesuai prosedur yang ditetapkan.

4. Produk kembalian yang dikarenakan kondisi penyimpanan yang tidak wajar harus dimusnahkan. Pemusnahan harus dilakukan secara benar.

5. Penanganan produk kembalian dicatat dan catatan disimpan.

Badan

(45)

K. PENILAIAN TERHADAP PEMASOK

1. Bagian Pengawasan Mutu dan bagian lain yang relevan bertanggungjawab memilih pemasok yang dapat dipercaya dalam penyediaan bahan awal.

2. Dilakukan evaluasi Calon pemasok dan jika perlu dilakukan inspeksi akan kemampuan

pemasok (bersama Bagian Produksi dan Bagian Pembelian).

3. Menilai kualifikasi teknis pemasok bersama dengan Bagian Produksi dan Bagian

Pembelian.

4. Dibuat daftar pemasok terpilih dan dievaluasi secara berkala.

Badan

(46)

Badan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil uji bukti tersebut terbukti Fiskus mengoreksi Peredaran Usaha dengan asumsi-asumsi yang tidak didasarkan bukti yang kuat, sedangkan PT E mampu

Pengertian pengenalan secara otomatis pada definisi biometrik adalah dengan menggunakan teknologi (computer), pengenalan terhadap identitas seseorang dapat dilakukan

Hal utama yang menjadi indikator bahwa penyedia layanan publik telah responsif terhadap masyarakat adalah munculnya inovasi pelayanan.. Konsep inovasi, belum dapat

(2) Membayar tenaga ahli dari luar negeri yang bekerja di perusahaan-perusahaan (3) Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dengan berbagai profesi (4) Memberikan

Metode peningkayan mutu pembelajaran dalam menghadapi USBN di MI Nurul Huda Kepanjen Kidul Blitar menerapkan metode ceramah. Hal ini biasanya digunakan untuk penyampaian

Proses pemanasan pada perlakuan pertama sampel minyak adalah untuk menekan proses hidrolisis suatu minyak, agar jumlah jumlah minyak yang terhidrolisis tidak

Penjelasan mengenai proses belajar Perencanaan Pengajaran Biologi (misalnya bagaimana Saudara memulai belajar matakuliah ini, strategi apa yang Saudara gunakan untuk

yang mana pendekatan ini didasarkan pada gagasan bahwa penciptaan satuan  –   – satuan organisasi satuan organisasi yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri akan