Materi Kuliah Ketigabelas
1. Konsep bidang gaya dalam
2. Bidang gaya dalam pada balok 3. Gaya Dalam Pada Portal 3
sendi
4. Bidang gaya dalam pada portal 3 sendi
Pada perhitungan gaya-gaya dalam pada struktur sering
dilakukan dengan membuat banyak potongan pada keseluruhan
bagian struktur. Cara seperti ini sering menghasilkan suatu
proses perhitungan yang cukup panjang dan salah satu sasaran
untuk mencari gaya-gaya dalam maksimum tidak terpenuhi.
Makin banyak jumlah potongan, makin teliti perhitungan
gaya-gaya dalam pada struktur, tetapi masih ada kemungkinan bahwa
gaya dalam maksimum juga belum dapat ditemukan.
Pada bagian terakhir dari perhitungan gaya-gaya dalam pada
beberapa potongan pada struktur balok, maka harga gaya-gaya
dalam dapat ditentukan dengan mudah dengan menggunakan
Persamaan Gaya Dalam
yaitu suatu persamaan yang memberikan
gambaran tentang hubungan antara besarnya gaya dalam
dengan posisi potongan atau hubungan antara gaya dalam
Karena ada hubungan antara besarnya gaya dalam dengan
besarnya X, maka kita dapat membuat suatu grafik yang
menyatakan hubungan antara gaya dalam dengan jarak X.
Sebagai contoh jika kita kembali pada kasus balok di atas dua
tumpuan menderita gaya miring P = 5 kN dengan sudut
kemiringan
a
= 60
o.
0 ≤ X ≤0.6 Qx = + Va 0.6 ≤ X ≤2 Qx = Va – P sin 60 = - Vb 0 ≤ X ≤0.6 Mx = Va * X 0.6 ≤ X ≤2 Mx = Va * X – P sin 60 *(X-0.6) 0 ≤ X ≤0.6 Nx = - Ha 0.6 ≤ X ≤2 Nx = 0Bidang lintang yaitu bidang yang dibatasi oleh garis persamaan gaya lintang dan sumbu balok / batang
Bidang momen yaitu bidang yang dibatasi oleh garis persamaan momen dan sumbu balok / batang
Bidang momen
digambar pada sisi / bagian serat tertarik. Karena serat tertarik akibat momen (+) ada di bawah, maka bidang momen digambar di sebelah bawah dari sumbu balok/ batang
Karena bidang momen selalu digambar pada sisi/bagian serat yang tertarik, maka gambar bidang momen boleh tidak menggunakan tanda
+
atau-
.Bid M (Bidang Momen)
Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
Bid M (Bidang Momen) tanpa tanda + atau
Bid N Bid M Bid D
Bid N Bid M Bid D
Pada balok di atas dua tumpuan sendi dan roll, bekerja beban merata q sepanjang L. Akibat beban q akan timbul reaksi Va = Vb = ½ qL.
Sepangang balok akan muncul gaya lintang dengan persamaan
Pada balok di atas dua tumpuan sendi dan roll, bekerja beban segitiga dengan beban maksimum q. Akibat beban q akan timbul reaksi
Va = 1/6ql dan Vb = ½ qL.
Sepangang balok akan muncul gaya lintang dengan persamaan
Qx = Va – ½*q*X2/L dan momen Mx = Va*X – 1/6*q*X3/L
Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
Pada balok di atas dua tumpuan sendi dan roll, bekerja tiga beban terpusat P1, P2 dan P3. Akibat ketiga beban terpusat akan timbul reaksi
Va = 8.3 kN dan Vb = 7.7 kN. Sepanjang balok akan
muncul gaya lintang dan momen lentur dengan
persamaan seperti terlihat pada gambar di samping.
0≤ X ≤ 0.4 Qx = Va 0.4 ≤ X ≤ 1.0 Qx = Va - P1 1.0 ≤ X ≤ 1.6 Qx = Va - P1 – P2 1.6 ≤ X ≤ 2.0 Qx = Va – P1 - P2 – P3 0 ≤ X ≤ 0.4 Mx = Va*X 0.4 ≤ X ≤ 1.0 Mx = Va*X – P1*(X-0.4) 1.0 ≤ X ≤ 1.6 Mx = Va*X – P1*(X-0.4) – P2*(X -1) 1.6 ≤ X ≤ 2.0 Mx = Va*X – P1*(X-0.4) – P2*(X -1) – P3 * (X - 1.6)
Pada balok di atas dua tumpuan sendi dan roll, bekerja lima beban
terpusat P1, P2 dan P3. Akibat ketiga beban terpusat akan timbul reaksi
Untuk 0≤ X ≤ 0.6 Qx = - P1 Untuk 0.6 ≤ X ≤ 1.0 Qx = - P1 + Va Untuk 1.0 ≤ X ≤ 1.6 Qx = - P1 + Va – P2 Untuk 1.6 ≤ X ≤ 2.2 Qx = - P1 + Va – P2 – P3 Untuk 2.2 ≤ X ≤ 2.6 Qx = - P1 + Va – P2 – P3 – P4 Untuk 2.6 ≤ X ≤ 3.2 Qx = - P1 + Va – P2 – P3 – P4 + Vb
Persamaan untuk mencari momen lentur pada potongan X dengan cara pandang kiri : 0 ≤ X ≤ 0.6 Mx = -P1 * X 0.6 ≤ X ≤ 1.0 Mx = -P1 * X + Va*(X-0.6) 1.0 ≤ X ≤ 1.6 Mx = - P1 * X +Va *(X-0.6) – P2*(X-1) 1.6 ≤ X ≤ 2.2 Mx = - P1 * X + Va *(X-0.6) – P2*(X-1) – P3*(X-1.6) 2.2 ≤ X ≤ 2.6 Mx = - P1 * X + Va *(X-0.6) – P2*(X-1) – P3*(X-1.6) – P4 * (X-2.2) 2.6 ≤ X ≤ 3.2 Mx = - P1 * X + Va *(X-0.6) – P2*(X-1) – P3*(X-1.6) – P4 * (X-2.2) + Vb * (X-2.6) Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
0 ≤ X ≤2 Nx = - 3.464 kN 2 ≤ X ≤6 Nx = - 3.464 kN 6 ≤ X ≤8 Nx = - 3.464 kN 8 ≤ X ≤10 Nx = - 3.464 kN
0 ≤ X ≤2 Qx = - P1 sin 30 – q1*X 2 ≤ X ≤6 Qx = - P1 sin 30 – q1*X + Va 6 ≤ X ≤8 Qx = - P1 sin 30 – q1*6 + Va 8 ≤ X ≤10 Qx = - P1 sin 30 – q1*6 + Va – P2 – q2 *(X-8) 10 ≤ X ≤12 Qx = - P1 sin 30 – q1*6 + Va – P2 – q2 *(X-8) + Vb 12 ≤ X ≤16 Qx = VS – 1/2*q3*(X-12)2/L
X/7.75 = (4-X)/0.25
0.25X = 7.75*4 – 7.75X
(7.75+0.25)X = 7.75*4
0 ≤ X ≤2 Mx = - P1 sin 30 * X – ½ * q1*X2 2 ≤ X ≤6 Mx = - P1 sin 30 * X – ½ * q1*X2 + Va *(X-2) 6 ≤ X ≤8 Mx = - P1 sin 30 * X – q1*6*(X-3) + Va *(X-2) 8 ≤ X ≤10 Mx = - P1 sin 30 * X – q1*6*(X-3) + Va *(X-2) – P2 * (X-8) – ½ * q2 * (X-8)2 10 ≤ X ≤12 Mx = - P1 sin 30 * X – q1*6*(X-3) + Va *(X-2) – P2 * (X-8) – ½ * q2 * (X-8)2 + VB * (X-10) 12 ≤ X ≤16 Mx = VS*(X -12) – 1/6*q3*(X-12)3/L Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
MX = -P1 sin30*X -1/2*q1*X2 + Va * (X-2) dMX/dX = -P1 sin 30 – q1*X + Va
Untuk mencari harga maksimum : dMX/DX = 0 -P1 sin30 –q1*X + Va = 0
X = (Va-P1sin30)/q1
X = (13.75 – 2)/2 = 5.875
Posisi momen maksimum ada pada jarak 5.875 m dari ujung kiri atau 3.875 m dari tumpuan A.
Mmax = -2*5.875 – ½*2*5.8752 + 13.75*(5.875-2)
0 ≤ X ≤1.5 Nx = 0 1.5 ≤ X ≤6 Nx = P1cos30 6 ≤ X ≤8 Nx = P1cos30 8 ≤ X ≤12 Nx = P1cos30 – P2 cos30 12 ≤ X ≤14 Nx = 0 Bid N
0 ≤ X ≤1.5 Qx = Va – q1*X 1.5 ≤ X ≤6 Qx = Va – q1*X – P1sin 30 6 ≤ X ≤8 Qx = Va – q1*X – P1sin 30+ Vb 8 ≤ X ≤12 Qx = Va – q1*X – P1sin 30+ Vb – P2sin30- q2*(X-8) 12 ≤ X ≤14 Qx = Va – q1*X – P1sin 30+ Vb – P2sin30- q2*(X-8) + Vc Bid D
X = 3.708/(3.708+8.292) * 4
X = 1.236 m
0 ≤ X ≤1.5 Mx = Va*X- ½*q1*X2
1.5 ≤ X ≤6 Mx = Va*X- ½*q1*X2- P1 sin 30 *(X-1.5)
6 ≤ X ≤8 Mx = Va*X- q1*6*(X-3) - P1 sin 30 *(X-1.5) + Vb*(X-6)
8 ≤ X ≤12 Mx = Va*X- q1*6*(X-3) - P1 sin 30 *(X-1.5) + Vb*(X-6) – P2sin30*(X-8)- ½*q2*(X-8)2
12 ≤ X ≤14Mx = Va*X- q1*6*(X-3) - P1 sin 30 *(X-1.5) + Vb*(X-6) – P2sin30*(X-8)- ½*q2*(X-8)2 +Vc*(X-12)
Bid M Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
Bid M
Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
8 ≤ X ≤12 Mx = Va*X- q1*6*(X-3) - P1 sin 30 *(X-1.5) + Vb*(X-6) – P2sin30*(X-8)- ½*q2*(X-8)2
dMx/dX = Va-q1*6-P1sin30+Vb-P2sin30-q2*(X-8) 5.875-2*6-3+14.833-2-3*(X-8) = 0
3X = 27.708
X= 9.236 m ( 1.236 dari posisi beban P2)
8 ≤ X ≤12 Mx = Va*X- q1*6*(X-3) - P1 sin 30 *(X-1.5) + Vb*(X-6) – P2sin30*(X-8)- ½*q2*(X-8)2
X = 9.1236 Mx = 5.875*9.236-2*6*(9.236-3)-3*(9.236-1.5)+14.833*(9.236-6)-2*(9.236-8)- ½ *3* (9.236-8)2
Mx = -0.5424 kNm
Mx = -0.5404 kNm
Bid N
Bid D
Bidang Gaya Dalam
Portal Tiga Sendi
Perjanjian Tanda Gaya Dalam
Portal Tiga Sendi
Perjanjian tanda gaya dalam pada tiang/kolom sama
seperti pada balok.
Pada potongan 3 dan 4 akan timbul gaya dalam :
N = Va (-)
Qy = Ha (+ )
M3y = Ha*Y (serat tertarik ada pada bagian kanan
Pada potongan 5 dan 6 akan timbul gaya dalam :
N = Va (-)
Qy = Ha – P2 (-)
M5y = Ha*Y – P2*(Y-3) (serat tertarik ada pada bagian kiri sumbu batang)
Daerah A-C 0 ≤ Y ≤3 Ny = -Va 3 ≤ X ≤6 Ny = -Va Daerah B-D 0 ≤ X ≤4 Ny = -Vb 4 ≤ X ≤6 Ny = -Vb Daerah C-D 0 ≤ X ≤5 Nx = Ha – P2 5 ≤ X ≤7 Nx = Ha – P2 Bid N
Daerah A-C 0 ≤ Y ≤3 Qy = Ha 3 ≤ X ≤6 Qy = Ha- P2 Daerah B-D 0 ≤ X ≤4 Qy = -Hb 4 ≤ X ≤6 Qy = -Hb + P3 Daerah C-D 0 ≤ X ≤5 Qx = Va 5 ≤ X ≤7 Qx = Va – P1 Bid D
Daerah A-C 0 ≤ Y ≤3 My = Ha*Y 3 ≤ X ≤6 My = Ha*Y – P2*(Y-3) Daerah B-D 0 ≤ X ≤4 My = Hb*Y 4 ≤ X ≤6 My = Hb*Y - P3*(Y-4) Daerah C-D 0 ≤ X ≤5 Mx = Va*X+Ha*6-P2*3 5 ≤ X ≤7 Mx = Va*X+Ha*6-P2*3-P1*(X-5) Bid M Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
Bid M
Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
Daerah A-C 0 ≤ Y ≤9 Ny = -Va Daerah B-D 0 ≤ X ≤9 Ny = Vb Daerah C-D 0 ≤ X ≤8 Nx = -Ha – P3 – P2 Bid N
Daerah A-C 0 ≤ Y ≤3 Qy = -Ha 3 ≤ Y ≤6 Qy = -Ha – P3 6 ≤ Y ≤9 Qy = -Ha – P3 – P2 Daerah B-D 0 ≤ X ≤9 Qy = -Hb + q1*Y Daerah C-D 0 ≤ X ≤2 Qx = Va 2 ≤ X ≤8 Qx = Va – P1 Bid D
Mencari gaya lintang pada kolom BD = 0 Y = 18.1944/(18.1944+8.8056)*9 =
Y = 6.0648 m
Daerah A-C
0 ≤ Y ≤3 My = Ha*Y
3 ≤ X ≤6 My = Ha*Y + P3*(Y-3)
6 ≤ X ≤9 My = Ha*Y + P3*(Y-3) + P2*(Y-6) Daerah B-D 0 ≤ X ≤9 My = Hb*Y – ½ * q1 * Y2 Daerah C-D 0 ≤ X ≤2 Mx = Va*X - Ha*9 – P3*6 - P2*3 2 ≤ X ≤8 Mx = Va*X - Ha*9 – P3*6 - P2*3 – P1*(X-2) Bid M Bidang momen
digambar pada sisi serat tertarik
My = Hb*Y – ½ * q1 * Y2 My = 18.1944 * Y – ½ * 3 * Y2 dMy/dY = 18.1944 – 3*Y dMy/dY = 18.1944 – 3*Y = 0 3Y = 18.1944 Y = 6.0648 m Bid M Mmax = 18.1944*6.0648 – ½ * 3 * 6.06482 Mmax = 55.1727 kNm
Bid M
Bidang momen digambar pada sisi serat tertarik
Resume perhitungan dan penggambaran bidang gaya dalam pada balok atau portal 3 sendi :
1. Gambar bidang gaya normal dan lintang selalu memperhatikan tanda positif atau negatif.
2. Posisi penggambaran bidang gaya lintang di atas atau di bawah (pada balok) dan dikiri atau dikanan (pada kolom) tidak menjadi persoalan penting pada saat penggambaran bidang gaya dalam.
3. Bidang momen akan lebih baik jika memperhatikan posisi dari serat tertarik dan tertekan. Gambar bidang momen pada umumnya dilakukan pada posisi serat tertarik. Bidang momen boleh tidak menggunakan tanda positif atau negatif.
4. Jika pada struktur bekerja beban merata atau segitiga dan gambar bidang lintang (garis lintang) memotong sumbu batang, maka perlu dihitung nilai momen maksimum pada posisi gaya lintang = 0
5. Posisi lintang = 0 dapat dilakukan dengan cara garfis (dua segitiga sebangun) atau dengan menggunakan penurunan persamaan momen.