• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Asuransi Gempa Bumi Indonesia 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Statistik Asuransi Gempa Bumi Indonesia 2009"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

w w w . m a i p a r k . c o m

Statistik Asuransi Gempa

Bumi Indonesia 2009

[Indonesian Earthquake Insurance Statistic 2009]

PT. Asuransi Maipark Indonesia

(2)

i

Sesuai dengan tujuan pendiriannya, MAIPARK

selalu berusaha melakukan inovasi dalam

memberikan pelayanan terbaik bagi industri

asuransi Indonesia dalam hal ilmu dan statistik

mengenai risiko bencana.

Inovasi

terus

kami

lakukan

untuk

menyempurnakan laporan statistik ini, sehingga

menjadi lebih akurat, rinci dan komperhensif.

Berikut kami sajikan laporan Statistik Asuransi

Gempa Bumi Indonesia 2009 – 2010 yang

mencakup :

o

Inovasi terhadap sistem dan proses

pengolahan data statistik.

o

Peta Kejadian Gempa Bumi Indonesia.

o

Peta

Exposure

Gempa Bumi Indonesia.

o

Penggolongan tersendiri atas risiko multi

lokasi, dalam laporan profile risiko dan

klaim.

o

Analisa asuransi gempa terkait kondisi

makro ekonomi.

o

Analisa seismitas terkini.

o

Laporan dengan dua bahasa (Bahasa

Indonesia – Bahasa Inggris).

o

Panel navigasi yang akan memudahkan

dalam menelusuri laporan statistik ini.

o

Tabel, peta dan grafik yang kreatif.

Dengan semangat ”Go Green”, dan laporan

tersebut disajikan dalam bentuk soft copy dan

tidak lagi diproduksi dalam bentuk hard copy.

Usaha

yang

kami

lakukan

dalam

menyempurnakan laporan statistik ini tidak akan

berarti apa - apa tanpa dukungan dari seluruh

perusahaan asuransi. Data yang lengkap dan

akurat akan sangat menentukan kualitas dari

hasil statistik ini.

In line with the intention of MAIPARK

establishment, MAIPARK keeps on innovating to

provide the best services for the Indonesia’s

insurance industry in terms of science and

statistics on Catastrophe risks. We keep on doing

innovation to make this statistics report more

accurate, detailed and comprehensive. Herewith,

we present Indonesian Earthquake Statistical

Report of 2009 - 2010 which include:

o

Inovation of the system and statistical

data processing.

o

Map

of

Indonesian

Earthquake

Occurence.

o

Map

of

Indonesian

Earthquake

Exposure.

o

Separate classification of multi-location

risks in Risk and Loss Profile report.

o

Analysis of earthquake insurance related

to macro economic conditions.

o

Current Seismic Analysis.

o

Bilingual reports (Indonesian - English).

o

Navigation Panel to ease to trace the

statistical report.

o

Creative tables, maps and graphs.

With the spirit of "Go Green” the report is

presented in soft copy rather than hard copy.

Our efforts to continously improve this statistic

report are nothing without all insurance

companies’ support. Complete and accurate data

will greatly determine the quality of these

statistical results.

Kata Pengantar

Foreword

(3)

ii

Kami berharap laporan statistik ini dapat

memberikan manfaat tidak hanya bagi

perusahaan asuransi yang menangani asuransi

gempa bumi, namun juga berguna bagi industri

Asuransi Umum di Indonesia.

We hope that this statistic report is useful for both

insurance companies having earthquake

business and general insurance industry in

Indonesia.

Salam Inovasi MAIPARK !!

Frans Sahusilawane

President Director

(4)

iii

Daftar Isi / Contents

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Informasi Statistik... vi

Ikhtisar Asuransi Gempa Bumi Indonesia

2009...

A.Pendahuluan ... 1

B.Struktur Pasar ... 1

C.Pertumbuhan Premi Bruto ... 2

D.Jumlah Risiko ... 6

F.Pertumbuhan

Incurred Claim

... 15

Exposure Asuransi Gempa Bumi Indonesia

...

Tabel 2.1.Exposure Per Cresta Zone ... 15

Tabel 2.2.Exposure Per Okupasi ... 17

Tabel 2.3.Exposure Per Interest ... 19

Tabel 2.4.Exposure Per Provinsi ... 21

Gross Premium Asuransi Gempa Bumi

Indonesia

...

Tabel 3.1.Gross Premium Per Cresta Zone . 22

Tabel 3.2.Gross Premium Per Okupasi ... 24

Tabel 3.3.Gross Premium Per Provinsi ... 26

Jumlah Risiko Asuransi Gempa Bumi

Indonesia

...

Tabel 4.1.Jumlah Risiko Per Cresta Zone ... 27

Tabel 4.2.Jumlah Risiko Per Okupasi ... 29

Klaim Asuransi Gempa Bumi Indonesia

...

Tabel 5.1.1.Klaim Frekwensi Per Okupasi .... 31

Tabel 5.1.2.Klaim Frekwensi Per Cresta Zone

... 33

Tabel 5.2.1.Jumlah Klaim Per Okupasi ... 35

Kata Pengantar ... i

Table of Contents ... iii

Statistical Information ... iv

Summary of Indonesia Earthquake

Insurance 2009

...

A.Introduction ... 1

B.Market Structure ... 1

C.Growth of Gross Premium ... 2

D.Number of Risks ... 6

F.Growth of Incurred Claim ... 15

Indonesia Earthquake Insurance Exposure

....

Table 2.1.Exposure By Cresta Zone ... 15

Table 2.2.Exposure By Occupation ... 17

Table 2.3.Exposure By Interest ... 19

Table 2.4.Exposure By Province ... 21

Indonesia Earthquake Insurance Gross

Premium

...

Table 3.1.Gross Premium By Cresta Zone .. 22

Table 3.2.Gross Premium By Occupation .... 24

Table 3.3.Gross Premium By Province ... 26

Indonesia Earthquake Insurance Number of

Risks

...

Table 4.1.Number of Risk By Cresta Zone .. 27

Table 4.2.Number of Risk By Occupation... 29

Indonesia Earthquake Insurance Claim

...

Table 5.1.1.Claim Frequency By Occupation 31

Table 5.1.2. Claim Frequency By Cresta Zone

... 33

(5)

iv

Tabel 5.2.2.Jumlah Klaim Per Cresta Zone .. 37

Profil Risiko dan Klaim

...

Tabel 6.1.Semua Tahun Underwriting, Semua

Okupasi, Semua Cresta Zone ... 39

Tabel 6.2. Tahun Underwriting 2009, Semua

Okupasi, Semua Cresta Zone ... 40

Tabel 6.3. Tahun Underwriting 2008, Semua

Okupasi, Semua Cresta Zone ... 41

Tabel 6.4. Tahun Underwriting 2007, Semua

Okupasi, Semua Cresta Zone ... 42

Tabel 6.5. Tahun Underwriting 2006, Semua

Okupasi, Semua Cresta Zone ... 43

Profil Risiko dan Klaim Tahun Underwriting

2009

...

Okupasi Agricultural ... 44

Okupasi Commercial ... 45

Okupasi Industrial ... 46

Okupasi Residential ... 47

Profil Risiko dan Klaim Tahun Underwriting

2008

...

Okupasi Agricultural ... 48

Okupasi Commercial ... 49

Okupasi Industrial ... 50

Okupasi Residential ... 51

Profil Risiko dan Klaim Tahun Underwriting

2007

...

Okupasi Agricultural ... 52

Okupasi Commercial ... 53

Okupasi Industrial ... 54

Okupasi Residential ... 55

Profil Risiko dan Klaim Tahun Underwriting

2006

...

Okupasi Agricultural ... 56

Table 5.2.2.Claim Amount By Cresta Zone .. 37

Risk and Loss Profile

...

Table 6.1.All Underwriting Year, All

Occupation, All Cresta Zone... 39

Table 6.2. Underwriting Year 2009, All

Occupation, All Cresta Zone... 40

Table 6.3. Underwriting Year 2008, All

Occupation, All Cresta Zone... 41

Table 6.4. Underwriting Year 2007, All

Occupation, All Cresta Zone... 42

Table 6.5. Underwriting Year 2006, All

Occupation, All Cresta Zone... 43

Risks and Loss Profile Underwriting Year

2009

...

Agricultural Occupation ... 44

Commercial Occupation ... 45

Industrial Occupation ... 46

Residential Occupation ... 47

Risks and Loss Profile Underwriting Year

2008

...

Agricultural Occupation ... 48

Commercial Occupation ... 49

Industrial Occupation ... 50

Residential Occupation ... 51

Risks and Loss Profile Underwriting Year

2007

...

Agricultural Occupation ... 52

Commercial Occupation ... 53

Industrial Occupation ... 54

Residential Occupation ... 55

Risks and Loss Profile Underwriting Year

2006

...

Agricultural Occupation ... 56

(6)

v

Commercial Occupation ... 57

Okupasi Industrial ... 58

Okupasi Residential ... 59

Peta.7.1 Distribusi Kejadian Gempa di

Indonesia 2004 - 2009 ... 60

Daftar Istilah ...

Lampiran

1.

Tarif Asuransi Gempa Bumi Indonesia ...

2.

Skala First Loss ...

3.

Tabel Jangka Waktu Pertanggungan

Kurang dari satu tahun ...

4.

Tabel Indemnitas ...

Okupasi Commercial ... 57

Industrial Occupation ... 58

Residential Occupation ... 59

Map 7.1 Indonesia Earthquake Distribution of

occurrences 2004-2009 ... 60

Glossaries ...

Attachments

1.

Indonesia Earthquake Insurance Tariff ....

2.

First Loss Scale ...

3.

Short Period Table

less

than one year

period

...

4.

Indemnity Table

...

(7)

vi

1.

Statistik dibuat berdasarkan Underwriting

Year yang tercatat sampai dengan posisi

31 Desember 2009.

2.

Sesi Limit

2.1.

Limit Sesi didasarkan atas setiap

risiko.

2.2.

Yang dimaksud dengan setiap risiko

(

anyone risk

) adalah akumulasi

(

aggregate

)

jumlah

harga

pertanggungan seluruh risiko pada

lokasi yang sama untuk

masing-masing

perusahaan

asuransi.

Definisi setiap risiko atau setiap

lokasi ditentukan oleh perusahaan

asuransi atau penerbit polis sesuai

dengan interpretasi perusahaan

asuransi dalam

underwriting

polis

kebakaran.

2.3. Besarnya Limit Sesi atas setiap

risiko (

any one risk

) untuk gabungan

kerugian fisik dan gangguan usaha

adalah sebagai berikut :

2.3.1.

Untuk daerah Jawa Barat,

Banten dan DKI : 5%

(lima prosen) dari jumlah

seluruh pertanggungan (total

sum insured) maksimum

USD 2,500,000.00 (dua juta

lima ratus ribu Dollar

Amerika) atas setiap risiko,

setiap perusahaan asuransi

atau penerbit polis.

2.3.2 Untuk daerah Indonesia

lainnya 25% (dua puluh lima

prosen) dari jumlah seluruh

pertanggungan (

total sum

insured

) maksimum USD

2,500,000.00 (dua juta lima

ratus ribu Dollar Amerika)

atas setiap risiko setiap

1.

Statistics

are

made

based

on

Underwriting Year basis, which is

recorded as at December 31 2009.

2.

Cession Limit

2.1.

Cession Limit is based on any one

risk.

2.2.

Anyone risk is the accumulation of

(aggregate) total sum insured of all

risks at the same location for each

insurance company. The definition of

anyone risk or any location is

specified by the insurer or policy

issuer in accordance with the

interpretation of insurance companies

in underwriting fire policy.

2.3.

Cession Limit of any one risk for the

combined material and business

interruption damage are as follows:

2.3.1

For West Java, Banten and DKI

: 5% (five percent) of the total

sum insured, a maximum of

USD 2,500,000.00 (two million

five hundred thousand U.S.

Dollars) for any one risk, each

insurance company or policy

issuer

2.3.2

Others area within Indonesia

are 25% (twenty five percent) of

total sum insured, maximum of

USD 2,500,000.00 (two million

five hundred thousand U.S.

Dollars) for each risk, each

insurance company or policy

issuer.

Informasi Statistik

Statistics Information

(8)

vii

perusahaan asuransi atau

penerbit polis.

2.4.

Dalam hal penutupan secara

First

Loss Basis / Sub-limit

, jumlah yang

disesikan sebagaimana diatur dalam

butir

2.3.

diatas,

dikalikan

prosentase

First Loss Basis /

Sub-limit Basis

.

2.5.

Bilamana risiko ditutup secara

ko-asuransi, jumlah maksimum sesi dari

semua Anggota ko-asuransi adalah

sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam 2.3. diatas. Sesi

masing-masing

perusahaan

adalah

proporsional sebanding sahamnya

dalam ko-asuransi.

Dalam hal terdapat penutupan lain

selain polis ko-asuransi tersebut

pada obyek pertanggungan yang

sama, perusahaan asuransi tetap

dapat mensesikan risiko dimaksud,

dengan catatan jumlah seluruh sesi

perusahaan asuransi bersangkutan

tidak melebihi ketentuan yang diatur

pada butir 2.3.

3.

Tarif Premi

3.1. Penutupan dengan menggunakan

Full Value Basis mengaplikasikan

Tarif Premi Standar Gempa Bumi

Indonesia (lampiran 1)

3.2. Penutupan dengan First Loss / Sub

Limit Basis mengaplikasikan standar

First Loss Scale (lampiran 2)

3.3. Perhitungan premi untuk penutupan

kurang dari 12 (dua belas) bulan

diberlakukan skala premi jangka

pendek (lampiran 3)

3.4. Untuk perhitungan premi Bussiness

Interruption diberlakukan Indemnity

Period Scale (lampiran 4)

4.

Obyek Pertanggungan

4.1. Obyek pertanggungan yang dapat

disesikan

adalah

obyek

pertanggungan asuransi kebakaran

berupa :

2.4

In term of first loss basis / sub limit

policies, the amount cessions are

stipulated in item 2.3 above, then

multiplied by the percentage of First

Loss Basis / Sub-limit Basis.

2.5

For coinsurance policies, maximum

cession from all members of

coinsurance is stipulated in item 2.3

above. Each ceding company cedes

proportionally depending on its

share.

In the even there are other policies

on the same risk beside that

coinsurance policy, insurer still can

cede such risks subject to the

maximum limit set out in item 2.3

3.

Premium Tariff

3.1.

For the coverage of Full Value Basis,

Indonesian earthquake rate standard

is applied (attachment 1).

3.2.

The coverage First Loss / Sub Limit

Basis uses standard First Loss Scale

(attachment 2).

3.3.

Premium calculation for short period

coverage is based on Short Period

Scale (attachment 3).

3.4.

Premium calculation for business

interruption is based on Indemnity

Period Scale (attachment 4)

4.

Insured Objects

4.1.

Insured objects that can be ceded

are insured objects in fire policy.

such as :

(9)

viii

4.1.1. Kerusakan Fisik :

Bangunan

Pondasi

Penggalian dan

Sejenisnya

Persediaan Barang

Lain-lain

4.1.2 Gangguan Usaha :

Keuntungan Bruto

Upah

Kenaikan

Biaya

Operasional

Lain-lain

4.2 Penutupan sebagaimana dimaksud

pada butir 4.1. adalah yang ditutup

secara langsung (direct business)

termasuk ko-asuransi. Penutupan

tidak

langsung

(indirect

business/Reasuransi) tidak dapat

disesikan.

5.

Pelaporan Bordero.

Pelaporan bordero dilakukan setiap

bulannya untuk semua risiko yang ditutup

pada bulan yang bersangkutan dan sudah

harus diterima selambat-lambatnya pada

akhir bulan berikutnya.

6.

Untuk kasus “Multi Location Risk” yang

mengalami kesulitan dalam memberikan

detail harga pertanggungan perlokasi

maka dengan persetujuan AAUI pensesian

risiko dan perhitungan premi dilakukan

pada zona-zona tertentu.

7.

Untuk menggambarkan premi dan harga

pertanggungan yang sebenarnya dalam

penutupan

asuransi

gempa

bumi

berdasarkan ko-asuransi, diharapkan agar

seluruh anggota ko-asuransi mensesikan

risiko gempa bumi tersebut.

4.1.1.

Material damage :

Buildings

Foundations

Excavation and the like

Stocks

Others

4.1.2.

Business Interruption

Gross Profit

Wages

Increase in cost of working

Others

4.2.

Insured objects referred in item 4.1

are objects from direct business

insurance, including coinsurance.

Indirect businesses cannot be

ceded.

5.

Bordereaux Report.

Bordereaux reports is submitted on a

monthly basis for all risk underwritten in the

month concerned and should be received

by the end of the following month.

6.

In the case of Multi Location Risks with no

details of sum insured provided per

location, the risk cession and its premium

calculation specified zones after approved

by AAUI.

7.

In order to get overall pictures of each

earthquake insurance covers, it is strongly

hoped that all coinsurance members could

cede the earthquake cession.

(10)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

1 |

P a g e

A.

Pendahuluan.

Tingkat Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

Indonesia di tahun 2009 ini tercatat sebesar Rp.

5.613,40. Hal ini menunjukan telah terjadi

peningkatan

sebesar

13,31%

dibanding

Pendapatan Domestik Bruto di tahun 2008 yang

sebesar Rp. 4.954,26 triliun. Kenaikan

Pendapatan Domestik Bruto ditahun ini lebih

rendah jika dibanding dengan kenaikan pada

tahun 2008 yang mencapai 25,19%

Tingkat Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

Indonesia dalam lima tahun terakhir dapat dilihat

pada grafik 1.1 dibawah ini

B.

Struktur Pasar.

Per 31 Desember 2009, seperti yang dilaporkan

oleh Bapepam LK – Departemen Keuangan

dalam laporan

Indonesian Insurance Directory

2009

, jumlah perusahaan asuransi dan

reasuransi umum di Indonesia adalah 93

perusahaan. Dengan rincian 89 perusahaan

asuransi umum dan 4 perusahaan reasuransi

umum. Dari ke 89 perusahan asuransi umum ini,

A.

Introduction

The Gross Domestic Product (GDP) of Indonesia

in the year 2009 is reported in amount of Rp.

5.613,40 trillion. It increases for about 13,31%

from Rp. 4.954,26 trillion of the Gross Domestic

Product (GDP) in 2008. However this increase is

still lower compared to the increased of 25,19%

in 2008.

The level of Gross Domestic Product of

Indonesia for the last five years is shown in graph

1.1 below.

B.

Market Structure.

On 31 December 2009, as reported by Bapepam

LK- Ministry of Finance, in the report Based on

the report of Indonesia Insurance Directory, the

member of general insurance and reinsurance in

Indonesia is 93 companies, comprising of 89

general insurance companies and 4 reinsurance

companies. Out of these 89 general insurance

companies

Pendapatan Domestik Bruto (PDB)

Gross Domestik Product (GDP)

Grafik 1.1 / Graph 1.1

Ikhtisar Kegiatan Usaha Asuransi Gempa Bumi Indonesia Tahun 2009

Summary of Indonesian Earthquake Insurance Business Activities in 2009

Dalam Miliar Rupiah

In Billion Rupiah

(11)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

2 |

P a g e

20 diantaranya adalah perusahaan patungan.

Sedangkan 69 sisanya adalah perusahan swasta

nasional. Dari 4 perusahaan reasuransi umum,

kesemuanya adalah perusahaan swasta

nasional.

C.

Pertumbuhan Premi Bruto

Sampai dengan posisi per 31 Desember 2009,

pendapatan premi bruto asuransi gempa bumi

terlihat menunjukan pertumbuhan yang positif.

Hal ini terlihat pada pendapatan premi

underwriting 2009 ditahun pertama yang sebesar

Rp. 1.126 milliar. Angka ini lebih besar 4,45%

dibandingkan dengan premi underwriting 2008

ditahun pertamanya yg sebesar Rp. 1.078 milliar.

Pendapatan premi bruto asuransi gempa bumi

per 31 Desember 2009 untuk tahun underwriting

2006 adalah sebesar Rp. 1.734 Milliar. Premi

Bruto untuk tahun underwriting 2007 tercatat

sebesar Rp. 1.792 Milliar, sedangkan tahun

underwriting 2008 adalah Rp. 1.803 milliar.

Tabel 1.1 dan grafik 1.2 berikut ini

menggambarkan pertumbuhan premi bruto dari

tahun ke tahun.

20 general insurance companies are joint venture

and the remaining is private national companies.

4 reinsurance companies are private national

companies.

C.

Gross Premium Growth

As per 31 December 2009, the gross premium of

earthquake insurance shows positive growth. We

could see this from the premium of underwriting

year 2009 in the first year development, which is

Rp. 1.126 billion. This is 4,45% higher than the

premium of underwriting year 2008 in the first

year of its development, which is Rp. 1.078.

The gross premium of earthquake per 31

December 2009 for underwriting year 2006,

2007, 2008 are Rp. 1.734 billion, Rp. 1.792

billion, Rp. 1.803 billion respectively.

Table 1.1 and graph 1.2 below show gross

premium development from year to year.

Grafik 1.2 / Graph 1.2

Pertumbuhan Premi Bruto Asuransi Gempa Bumi

Eathquake Gross Premium Development

(12)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

3 |

P a g e

Kontribusi terbesar premi asuransi gempa bumi

yang tercatat sampai dengan 31 Desember 2009

pada

tahun

underwriting

2009

masih

menunjukkan tingginya tingkat pendapatan premi

yang diperoleh dari okupasi industri, dengan

rasio pendapatan sebesar 68% dari total premi.

Diikuti oleh okupasi komersil dengan ratio

sebesar 22% dan residensil sebesar 9%.

Sedangkan okupasi agrikultur menyumbang

hanya sebesar 1%.

Table 1.2 berikut ini menyajikan rincian premi

bruto berdasarkan okupasi.

As at 31 Desember 2010, the highest

contribution premium of earthquake based on the

occupation for underwriting year 2009 is

dominated by industrial occupation with 68% of

the total premium. It was followed by commercial

22%, residential 9% and agricultural 1%.

This following table 1.2, shows detail gross

premium by occupation.

Premi Bruto Berdasarkan Okupasi

Gross Premium By Occupation

Tabel 1.2 / Table 1.2

Per / As At 31 Dec 2009

2006

821 47.35% 1,651 95.21% 1,697 97.87% 1,734 100%

2007

1,028 57.37% 1,790 99.89% 1,792 100%

2008

1,078 59.79% 1,803 100%

2009

1,126 100%

2010

2007

2006

Underwriting

Year

Per / As At 31 December

2008

2009

Tabel 1.1 / Table 1.1

Dalam Miliar Rupiah

In Billion Rupiah

Pertumbuhan Premi Bruto Asuransi Gempa Bumi

Eathquake Gross Premium Development

Per / As At 31 Dec 2009

Dalam Miliar Rupiah

In Billion Rupiah

Dalam Miliar Rupiah

In Billion Rupiah

Agricultural

10.32

0.60%

9.96

0.56%

17.32

0.96%

9.39

0.83%

Commercial

427.60

24.65%

382.42

21.33%

441.84

24.50%

244.47

21.71%

Industrial

1,219.15

70.29% 1,256.95

70.12% 1,145.63

63.52%

767.46

68.15%

Residential

77.31

4.46%

143.21

7.99%

198.81

11.02%

104.84

9.31%

Total

1,734.38

1,792.54

1,803.60

1,126.16

Okupasi / Occupation

2009

2008

2007

2006

(13)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

4 |

P a g e

Penyebaran premi untuk tahun underwriting

2009, per 31 December 2009, memperlihatkan

risiko gempa bumi yang tetap tinggi pada zona 3

(DKI Jakarta dan Jawa Barat). Hal ini

menguatkan bahwasannya zona 3 sebagai zona

pusat ekonomi dan bisnis di Indonesia. Tingkat

rasio pada zona 3 untuk underwriting 2009

tercatat sejumlah Rp. 595,02 Billion atau sebesar

53% dari total premi.

Distribusi premi asuransi gempa bumi

berdasarkan cresta zone dapat dilihat pada tabel

1.3 berikut ini.

The highest concentration premium of

earthquake distribution for underwriting year

2009 is in zone 3 (DKI Jakarta and West Java).

This is no surprise because zone 3 is the central

economy and business in Indonesia. The

premium income for zone 3 for underwriting 2009

is Rp. 595,02 billion or 53% of the total premium.

Distribution of earthquake insurance premium is

shown in table 1.3 below.

Dalam Miliar Rupiah

In Billion Rupiah

Sumatera Wilayah Utara /

North Sumatera

94.23

5%

92.17

5%

63.83

4%

49.06

4%

Sumatera Wilayah Selatan /

South Sumatera

208.61

12%

176.08

10%

203.89

11%

131.30

12%

DKI & Jawa Barat / DKI & West Java

792.90

46%

818.29

46%

928.63

51%

595.03

53%

DIY & Jawa Tengah /

DIY & Central Java

148.95

9%

144.90

8%

107.60

6%

49.51

4%

Jawa Wilayah Timur / East Java

209.29

12%

285.12

16%

265.86

15%

182.88

16%

Kalimantan /

Kalimantan

178.62

10%

156.87

9%

107.80

6%

52.88

5%

Sulawesi /

Sulawesi

59.32

3%

64.81

4%

67.35

4%

22.79

2%

Wilayah Lainnya /

Other Island

42.47

2%

54.30

3%

58.63

3%

42.73

4%

Total

1,734.39

1,792.55

1,803.59

1,126.17

Zona Cresta /

Cresta Zone

2009

2008

2007

2006

Tahun Underwriting / Underwriting Year

Premi Bruto Berdasarkan Zona Cresta

Gross Premium By Cresta Zone

Per / As At 31 Dec 2009

(14)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

5 |

P a g e

Tabel 1.4 dibawah ini menyajikan kontribusi

pendapatan premi asuransi gempa bumi yang

dibagi berdasarkan provinsi, catatan per tanggal

31 Desember 2009.

This following table 1.4 shows earthquake

insurance premium contribution by province, as

at 31 December 2009.

2006

%

2007

%

2008

%

2009

%

1 Nanggroe Aceh Darussalam

27,649.79

0.02

28,658.84

0.02

6,018.12

0.00

986.29

0.00

2 Sumatera Utara

66,579.34

0.04

63,515.38

0.04

57,816.84

0.03

48,073.42

0.04

3 Sumatera Barat

13,037.52

0.01

10,297.59

0.01

19,691.03

0.01

9,738.21

0.01

4 Riau

106,350.29

0.06

72,634.43

0.04

90,968.88

0.05

28,855.06

0.03

5 Jambi

4,451.78

0.00

4,027.19

0.00

4,707.99

0.00

30,704.83

0.03

6 Sumatera Selatan

55,018.46

0.03

51,297.16

0.03

32,399.78

0.02

23,543.85

0.02

7 Bengkulu

1,245.13

0.00

1,598.24

0.00

3,390.81

0.00

2,580.54

0.00

8 Lampung

15,990.52

0.01

19,843.54

0.01

32,203.33

0.02

22,018.53

0.02

9 Kepulauan Bangka Belitung

678.06

0.00

154.01

0.00

3,337.05

0.00

582.87

0.00

10 Kepulauan Riau

11,835.41

0.01

16,232.12

0.01

17,195.89

0.01

13,276.88

0.01

11 DKI Jakarta

336,559.94

0.19

343,024.53

0.19

405,367.11

0.22

228,209.08

0.20

12 Jawa Barat

285,977.24

0.16

306,473.96

0.17

333,158.73

0.18

234,771.25

0.21

13 Jawa Tengah

143,295.05

0.08

138,512.45

0.08

95,235.54

0.05

43,241.85

0.04

14 DI. Yogyakarta

5,658.03

0.00

6,391.56

0.00

12,367.32

0.01

6,265.63

0.01

15 Jawa Timur

209,290.48

0.12

285,116.62

0.16

265,863.62

0.15

182,877.79

0.16

16 Banten

170,361.07

0.10

168,795.97

0.09

190,101.77

0.11

132,045.60

0.12

17 Bali

25,744.91

0.01

32,221.43

0.02

46,535.15

0.03

35,567.04

0.03

18 Kalimantan Barat

1,659.35

0.00

1,765.28

0.00

2,914.00

0.00

1,475.26

0.00

19 Kalimantan Tengah

2,779.65

0.00

2,714.05

0.00

3,576.88

0.00

4,466.40

0.00

20 Kalimantan Selatan

19,156.03

0.01

22,533.05

0.01

45,667.09

0.03

9,924.12

0.01

21 Kalimantan Timur

155,024.13

0.09

129,855.25

0.07

55,638.79

0.03

37,012.08

0.03

22 Sulawesi Utara

4,173.70

0.00

5,111.50

0.00

4,774.35

0.00

3,383.33

0.00

23 Sulawesi Tengah

1,006.67

0.00

1,551.16

0.00

1,649.39

0.00

930.49

0.00

24 Sulawesi Selatan

16,717.73

0.01

23,069.68

0.01

23,920.42

0.01

17,210.68

0.02

25 Sulawesi Tenggara

36,900.42

0.02

34,438.72

0.02

36,343.14

0.02

551.64

0.00

26 Gorontalo

470.11

0.00

558.02

0.00

545.61

0.00

187.73

0.00

27 Sulawesi Barat

53.06

0.00

78.55

0.00

113.26

0.00

522.65

0.00

28 Nusa Tenggara Barat

1,963.32

0.00

3,706.01

0.00

2,771.45

0.00

1,764.71

0.00

29 Nusa Tenggara Timur

660.94

0.00

470.79

0.00

674.42

0.00

402.12

0.00

30 Maluku

986.22

0.00

528.84

0.00

456.61

0.00

656.16

0.00

31 Maluku Utara

51.22

0.00

703.64

0.00

687.02

0.00

319.11

0.00

32 Papua Barat

1,039.50

0.00

1,151.93

0.00

1,263.10

0.00

1,182.48

0.00

33 Papua

12,023.13

0.01

15,519.60

0.01

6,238.68

0.00

2,838.38

0.00

1,734,388.21

1,792,551.10

1,803,593.18

1,126,166.06

Provinsi / Province

Premi Bruto As. Gempa Bumi

Earthquake Insurance Gross Premium

*) As at 31 Dec 2010

Premi Bruto Asuransi Gempa Bumi Berdasarkan Provinsi

Earthquake Gross Premium By Province

Tabel 1.4 / Table 1.4

Dalam Jutaan Rupiah

In Million Rupiah

Per / As At 31 Dec 2009

(15)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

6 |

P a g e

D.

Jumlah Risiko

Seiring dengan pertumbuhan jumlah premi bruto

yang terus meningkat, jumlah risiko asuransi

gempa bumi juga terus meningkat. Tercatat

sampai dengan 31 Desember 2009, jumlah risiko

gempa bumi untuk tahun underwriting 2006

adalah 71.115 risiko, di tahun underwriting 2007,

jumlah tersebut naik sebesar 13% menjadi

80.607 risiko. Untuk tahun underwriting 2008

jumlah risiko naik cukup signifikan, dengan

kenaikan sebesar 24% dibanding dengan tahun

underwriting 2007. Sedangkan untuk tahun

underwriting 2009, jumlah risiko tercatat

sebanyak 56,004 risiko. Angka ini akan terus

bertambah, karena pensesian masih terus

berlangsung.

Table dibawah ini menyajikan jumlah risiko,

namun tidak termasuk risiko multilokasi yg tidak

lengkap datanya, dimana kami kesulitan

memisahkannya untuk menjadi satu risiko.

.

D.

Number of Risks

The gross premium of earthquake insurance

grows as well as the number of earthquake risk.

As at 31 December 2009, it is recorded that

earthquake risks for underwriting year 2006 is

71.115 risks. In underwriting year 2007 these are

80.607 risks or increased by 13%. For

underwriting year 2008, the number of risks

increased significantly by 24% compared to

underwriting year 2007. In the meantime, the

number of risk for underwriting year 2009 is

56.004 risks and will keep increasing since the

cession still continues.

The following table shows earthquake number of

risks, excluding undefined multi location risks as

we see it difficult to separate them into single

risk.

Tabel 1.4 / Table 1.4

Agricultural

464

1%

413

1%

619

1%

281

1%

Commercial

38,084

54%

38,175

47%

56,980

57%

29,934

53%

Industrial

8,969

13%

11,395

14%

9,314

9%

6,108

11%

Residential

23,598

33%

30,624

38%

32,758

33%

19,681

35%

Total

71,115

80,607

99,671

56,004

Okupasi

2009

2008

2007

2006

Tahun Underwriting / Underwriting Year

Pertumbuhan Jumlah Risiko Asuransi Gempa Bumi

Earthquake Insurance Risk Number Development

Per / As At 31 Dec 2009

*) Tidak termasuk risiko multilokasi yang tidak terdefinisi secara lengkap / excluding undefined multilocation risks

Tabel 1.5 / Table 1.5

(16)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

7 |

P a g e

Peta 1.1 / Map 1.1

(17)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

8 |

P a g e

E.

Pertumbuhan

Incurred Claim

Yang dimaksud dengan

Incurred claim

adalah

klaim dibayar ditambah dengan klaim yang masih

dalam proses penyelesaian.

Tahun 2009 ini adalah tahun yang teramat berat

bagi bangsa ini. Berbagai bencana gempa bumi

terjadi, seperti gempa Padang, gempa

Tasikmalaya, dan gempa Papua.

Di awal tahun 2009, sebuah gempa besar

menghantam Manokwari, Provinsi Papua Barat.

Empat orang dinyatakan meninggal dunia, lebih

dari 66 orang luka, dan lebih dari 500 rumah

rusak parah. Gempa pertama terjadi pada

tanggal 4 januari 2009, pukul 02.43.51 waktu

setempat dengan skala 7,2 richter, lokasi pusat

gempa berada di 135km timur laut Manokwari.

Diikuti oleh gempa susulan sebesar 7,6 pada

pukul 05.33.40 yang berlokasi pada 95 km barat

Manokwari pada kedalaman 10 km.

Bencana gempa bumi kemudian terjadi pula di

pulau jawa. Pada tanggal 02 September 2009,

warga Jakarta panik hingga berhamburan keluar

rumah dan gedung. Gempa tektonik berkekuatan

7,3

pada

skala

richter

mengguncang

Tasikmalaya, Jawa Barat. Korban Jiwa dan

kerugian material meluas, tak hanya di

Tasikmalaya, namun hingga ke Cianjur, Garut,

Sukabumi, Bandung, Bogor dan Ciamis.

Sejumlah desa bahkan habis tertimpa longsor

akibat gempa. Badan Penanggulangan Bencana

Nasional (BNPB) mencatat setidaknya 10.000

unit rumah rusak berat. Data ini belum termasuk

kerusakan ratusan fasilitas umum seperti

sekolah, tempat Ibadah, dan kantor.

E.

Growth of Incurred Claim

It is claim paid plus outstanding claims.

Year 2009 is the hardest year for Indonesia due

to numbers of big earthquakes occurred in

Padang, Tasikmalaya and Papua.

At the beginning of the year 2009, a powerful

earthquake hit Manokwari, West Papua Province.

4 people died and over 66 people injured while

more than 500 buildings were heavily damaged.

The first earthquake struck at 02:43:51 local time

on 4 January 2009 on 7.2 Richter magnitude

scale, located in 135 km Northwest of

Manokwari, it is followed by 7.6 Mw at 05.33:40

WIB located on 95 km west of Manokwari both

onshore in depth of 10 km.

The earthquake also occurred later on the Java

Island. On 2 September 2009, residents of

Jakarta were panic and jumped out of the house

and buildings. Tectonic earthquake measuring

7.3 on the Richter scale shocked Tasikmalaya,

West Java. Fatalities and material damage were

widespread, not only in Tasikmalaya, but up to

Cianjur, Garut, Sukabumi, Bandung, Bogor and

Ciamis. Some villages were crushed by

landslides caused by the earthquake. The

National Disaster Management Agency (BNPB)

recorded at least 10,000 housing units were

severely damaged. This data did not include

damages to hundreds of public facilities such as

schools, places of worship, and offices.

(18)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

9 |

P a g e

Pada tanggal 30 September 2009, gempa

berkekuatan 7,6 skala richter menghantam

wilayah Sumatera Barat dan sekitarnya. Gempa

menyebabkan kerusakan parah di beberapa

wilayah di Sumatera Barat seperti Kabupaten

Padang Pariaman, Kota Padang, Kabupaten

Pesisir Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi,

Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Kota

Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat.

Provinsi Sumatera Barat secara geografis berada

di antara pertemuan dua lempeng benua besar

(lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia)

dan patahan (sesar) Semangko. Di dekat

pertemuan kedua lempeng terdapat patahan

Mentawai. Ketiganya merupakan daerah seismik

aktif. Menurut catatan ahli, gempa wilayah

Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan.

Gempa besar yang pada awal abad ke-21 telah

memasuki masa berulangnya siklus.

Bencana gempa ini sendiri merupakan akibat

dua gempa yang terjadi kurang dari 24 jam pada

lokasi yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30

September terjadi gempa berkekuatan 7,6 pada

Skala Richter dengan pusat gempa (episentrum)

57 km di barat daya Kota Pariaman (00,84 LS

99,65 BT) pada kedalaman (hiposentrum) 71 km.

Pada hari Kamis 1 Oktober terjadi lagi gempa

kedua dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini

berpusat di 46 km tenggara Kota Sungai penuh

pada pukul 08.52 WIB dengan kedalaman 24 km.

Gempa pertama terjadi pada daerah patahan

Mentawai (di bawah laut) sementara gempa

kedua terjadi pada patahan Semangko di

daratan.

Menurut data Satkorlak Penanggulangan

Bencana, sedikitnya 1.117 orang tewas akibat

gempa ini yang tersebar di 3 kota dan 4

kabupaten di Sumatera Barat, korban luka berat

mencapai 1.214 orang, luka ringan 1.688 orang,

korban hilang 1 orang. Sedangkan 135.448

rumah rusak berat, 65.380 rumah rusak sedang,

& 78.604 rumah rusak ringan. Jumlah

On September 30, 2009, an earthquake

measuring 7.6 Richter scale hit West Sumatra

and the surrounding regions. The earthquake

caused severe damages in several areas in West

Sumatera like Padang Pariaman Regency, Kota

Padang, Pesisir Selatan District, Pariaman,

Bukittinggi, Padangpanjang, Agam District,

Solok, and West Pasaman district.

West Sumatra Province is geographically located

between the confluence of two major continental

plates (the Eurasian plate and the

Indo-Australian plate) and fracture (fault) Semangko.

Near, by there is plate Mentawai. All are active

seismic areas. According to the experts study,

the earthquake region of West Sumatra has a

cycle of 200 years. Large earthquake in the early

21st century has entered a period of recurrence

of the cycle.

The earthquake itself was the result of two

earthquakes that occurred less than 24 hours at

a location relatively close together. On

Wednesday, September 30, an earthquake

measuring 7.6 on the Richter Scale with

epicenter of the earthquake (epicenter) 57 km to

the southwest city of Pariaman (00,84 LS 99.65

BT) at a depth (hiposentrum) 71 km. On

Thursday, October 1 occurred again with a force

of 6.8 earthquakes on the Richter scale, centered

at 46 km southeast of Sungai Penuh at 8:52 pm

with a depth of 24 km. The first earthquake

occurred in the Mentawai fault area (under the

sea) while the second quake occurred on the

fault Semangko on the mainland.

According to Satkorlak Penanggulangan

Bencana, at least 1.117 people died in this

earthquake, spread over 3 cities and 4 districts in

West Sumatra. Serious injured casualties

reached 1.214, 1.688 people were slightly

injured; the victim lost was 1 person. Meanwhile,

135,448 houses were severely damaged, 65,380

houses were moderately damaged, and 78,604

houses were lightly

(19)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

10 |

P a g e

kerugian ekonomi gempa ini, seperti yang

dilaporkan oleh wakil gubernur Sumatera Barat

berdasarkan verifikasi final adalah sebesar Rp.

21.580 milliar.

Kerugian asuransi atas gempa pariaman ini

dipastikan akan sangat besar. Menurut catatan

per 31 Desember 2009, jumlah

incurred claim

akibat gempa ini telah mencapai Rp. 835,33

milliar. Kerugian asuransi ini jauh lebih besar dari

kerugian gempa bumi Yogyakarta 2006 lalu,

yang per 31 Desember 2009 ini, tercatat hanya

Rp. 336,43 milliar. Diperkirakan angka ini akan

terus bertambah, karena masih banyak klaim

yang masih dalam penilaian.

Berdasarkan data per tanggal 31 Desember

2009, Besar kerugian asuransi akibat bencana

alam di tahun ini sebesar Rp. 969.473,90 milliar.

Ini adalah kerugian asuransi terbesar sepanjang

Maipark berdiri di tahun 2004.

Grafik dibawah ini menunjukkan jumlah kerugian

asuransi gempa bumi yang dilaporkan sepanjang

tahun 2004 hingga 2009 ini.

damaged. Economic loss of Pariaman

earthquake, as reported on final verification

report by deputy governor of West Sumatera

mentioned that economic loss is Rp. 21.580

billion.

Insured Loss on Pariaman earthquake will

certainly enormous. As of December 31, 2009,

the number of incurred claim by the quake

reached Rp. 835.33 billion. Insured loss was far

greater than the loss of Yogyakarta earthquake in

2006, as at 31 December 2009, accounted for

only Rp. 336.43 billion. It is estimated that this

figure will continue to grow, because there are

still many claims revisions.

Based on data as of December 31, 2009, the big

insured loss from natural disasters this year

amounted to Rp. 969,473.90 billion. It is the

biggest insured loss since the establishment of

Maipark in 2004.

The graphic below tells us about earthquake

insured loss reported for 2004 - 2009.

Grafik 1.3 / Graph 1.3

Kerugian Asuransi Gempa Bumi Yang Dilaporkan 2004 - 2009

Earthquake Insurance Insured Loss 2004 - 2009

Per / As At 31 Dec 2009

Dalam Jutaan Rupiah

In Million Rupiah

615,842.93

3,726.34

339,259.25

111,230.06

18,680.67

969,473.90

2004

2005

2006

2007

2008

2009

(20)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

11 |

P a g e

Tabel dibawah ini menampilkan

incurred claim

sepanjang tahun 2009

Below table shows incurred claim during this

2009.

Tanggal Peristiwa

Kerugian ( Dalam Rupiah )

Nama / Name

Jenis / Type

Date of Occurance

Loss ( In Rupiah )

Manokwari

Earthquake

4-Jan-09

2,952,454,937

Palu

Earthquake

2-Mar-09

2,800,000

Padang

Earthquake

16-Apr-09

226,140,075

Padang

Earthquake

16-Aug-09

51,125,960,170

Tasikmalaya

Earthquake

2-Sep-09

47,928,196,253

Nusa Dua

Earthquake

19-Sep-09

921,078,296

Pariaman

Earthquake

30-Sep-09

835,328,242,563

Kepahyang

Earthquake

1-Oct-09

259,440,505

Ujung Kulon

Earthquake

16-Oct-09

119,586,208

Bima

Earthquake

9-Nov-09

30,610,000,000

Kejadian / Event

Incurred Claim 2009

Tabel 1.9 / Table 1.9

(21)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

12 |

P a g e

Peta 1.2 / Map 1.2

(22)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

13 |

P a g e

Table dibawah ini menyajikan pertumbuhan klaim

dari semua event 2004 – 2009.

This following table shows claim development for

all claim events during period of 2004 – 2010.

Tanggal Peristiwa

Nama Jenis

Name Type 2008 2009

Bali Earthquake 2-Jan-04 4,070,000

Padang Earthquake 16-Feb-04 12,402,600 12,402,600

Nabire Earthquake 26-Nov-04 3,299,345,206 3,299,345,206

Aceh Earthquake 26-Dec-04 612,226,619,221 612,531,185,533

Cilegon Earthquake 15-Jan-05 780,267,740 816,431,678

Ambon Earthquake 2-Mar-05 348,125,037 348,125,037

Nias Earthquake 28-Mar-05 2,608,811,120 1,149,513,632

Padang Earthquake 10-Apr-05 1,399,712,953 1,412,272,780

Sibolga Earthquake 95,000,000

T BA Earthquake 800,000,000

T anjung Karang Earthquake 12-May-06 33,575,300 33,575,300

Sibolga Earthquake 19-May-06 7,612,000

Yogyakarta Earthquake 27-May-06 255,920,900,053 336,432,968,532

Pangandaran Earthquake 17-Jul-06 2,418,989,460 2,428,124,860

Jakarta Earthquake 19-Jul-06 257,918,125 242,903,125

Wonosari Earthquake 22-Sep-06 97,589,358 97,589,358

Pandeglang Earthquake 24-Dec-06 16,477,760 16,477,760

Manado Earthquake 21-Jan-07 428,830,661 503,894,784

Padang Earthquake 6-Mar-07 47,672,720,251 44,471,563,444

Bukittingggi Earthquake 13-Mar-07 22,500,000 22,500,000

Cipanas Earthquake 27-Jul-07 36,699,006

Jakarta Earthquake 9-Aug-07 5,641,754,146 5,729,674,675

Carita Earthquake 10-Aug-07 14,271,971 14,271,971

Jakarta Earthquake 26-Aug-07 30,587,366

Bengkulu Earthquake 12-Sep-07 75,203,058,711 60,321,833,456

Denpasar Earthquake 8-Oct-07 32,543,000 82,035,138

Painan Earthquake 24-Oct-07 12,906,700 12,906,700

Dompu Earthquake 25-Nov-07 15,000,000 4,090,000

Manokwari Earthquake 7-Jan-08 1,922,050,000 1,073,890,300

Painan Earthquake 25-Feb-08 2,511,494,000 503,923,036

Benkulu Earthquake 3-Apr-08 50,000,000 50,000,000

Padang Earthquake 28-Jul-08 55,416,667 44,535,354

Pekat Earthquake 7-Aug-08 10,475,000,000 15,863,721,995

Padang Earthquake 8-Aug-08 57,192,354

Rababima Earthquake 28-Aug-08 450,000,000 358,349,490

Lahat Earthquake 9-Sep-08 974,500

Sukabumi Earthquake 10-Oct-08 115,000,000

Bandung Earthquake 11-Oct-08

Gorontalo Earthquake 17-Nov-08 821,873,750 559,100,686

Aceh Earthquake 21-Dec-08 53,980,575

Manokwari Earthquake 4-Jan-09 2,952,454,937

T BA Earthquake 26-Jan-09

T BA Earthquake 10-Feb-09

Palu Earthquake 2-Mar-09 2,800,000

Padang Earthquake 16-Apr-09 226,140,075

T BA Earthquake 8-May-09

Padang Earthquake 16-Aug-09 51,125,960,170

T asikmalaya Earthquake 2-Sep-09 47,928,196,253

Nusa Dua Earthquake 19-Sep-09 921,078,296

Pariaman Earthquake 30-Sep-09 835,328,242,563

Kepahyang Earthquake 1-Oct-09 259,440,505

T BA Earthquake 9-Oct-09

Manokwari Earthquake 15-Oct-09

Ujung Kulon Earthquake 16-Oct-09 119,586,208

Bima Earthquake 9-Nov-09 30,610,000,000

1,025,649,223,788.76

2,058,213,151,237.79

Kejadian / Event

Per 31 Desember /As At 31 December Klaim Reported / Claim Reported Date of

Occurance

Pertumbuhan

Incured Claim

Semua Kejadian 2004 - 2010

Earthquake Insurance Incurred Claim All Event 2004 - 2010

(23)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

14 |

P a g e

Peta 1.3 / Map 1.3

(24)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

15 |

P a g e

Table 2.1

In IDR

Amount in % Amount in % Amount in % Amount in % Amount in % Banda Aceh 1.1 19,558,587,948,251.30 22,564,931,471,192.40 21,797,820,935,187.80 1,243,747,474,310.66 541,801,271,791.60 Medan 1.2 28,137,089,340,559.10 37,614,766,828,547.20 40,266,507,995,498.80 36,995,562,334,792.40 23,497,696,785,028.40 Others 1.3 9,665,997,686,081.70 20,642,457,483,500.10 16,783,167,146,596.80 13,927,347,583,764.80 17,249,945,888,727.10 North Sumatera 1 57,361,674,974,892.10 4% 80,822,155,783,239.70 5% 78,847,496,077,283.30 5% 52,166,657,392,867.90 4% 41,289,443,945,547.10 4% Padang 2.1 5,246,554,344,258.29 5,115,117,625,752.85 4,477,993,314,008.37 11,088,612,547,802.00 3,457,683,179,085.15 Palembang 2.2 26,044,328,687,045.10 31,747,488,493,919.80 29,393,829,655,798.90 9,586,687,440,609.30 5,468,360,367,296.80 Others 2.3 85,078,633,101,277.70 165,420,150,966,639.00 127,834,745,802,912.00 143,080,928,230,813.00 110,441,449,860,189.00 South Sumatera 2 116,369,516,132,581.00 7% 202,282,757,086,311.00 13% 161,706,568,772,719.00 11% 163,756,228,219,224.00 12% 119,367,493,406,571.00 13% DKI Jakarta 3.1 512,361,820,196,686.00 270,398,212,403,235.00 266,177,961,883,188.00 294,637,264,369,306.00 174,221,426,377,178.00 Bandung 3.2 26,489,234,747,708.70 38,355,364,127,409.50 33,073,241,404,495.30 37,339,001,488,740.70 4,226,055,690,620.00 Others 3.3 411,216,138,270,203.00 372,674,463,760,529.00 371,863,520,056,450.00 376,560,648,704,834.00 306,909,259,397,916.00 DKI & West Java 3 950,067,193,214,598.00 61% 681,428,040,291,173.00 45% 671,114,723,344,134.00 45% 708,536,914,562,881.00 50% 485,356,741,465,714.00 51% Semarang 4.1 17,931,045,050,876.00 27,427,342,751,182.10 26,449,310,136,141.20 22,329,092,094,361.80 1,090,302,251,452.25 Yogyakarta 4.2 3,796,006,609,950.96 4,141,815,844,451.76 5,890,628,514,880.09 9,541,735,392,861.68 4,757,990,052,720.60 Others 4.3 55,524,224,651,423.30 96,469,108,290,950.60 88,693,096,139,362.90 54,149,574,122,106.70 36,344,039,501,683.10 DIY & Central Java 4 77,251,276,312,250.30 5% 128,038,266,886,584.00 8% 121,033,034,790,384.00 8% 86,020,401,609,330.20 6% 42,192,331,805,856.00 4% Surabaya 5.1 42,691,740,623,228.50 39,281,785,113,920.20 39,806,257,961,459.00 55,173,144,407,002.00 33,140,876,789,122.10 Others 5.2 112,581,066,670,440.00 143,980,015,300,594.00 189,942,623,294,877.00 164,414,222,136,876.00 124,239,673,677,181.00 East Java 5 155,272,807,293,668.00 10% 183,261,800,414,514.00 12% 229,748,881,256,336.00 15% 219,587,366,543,878.00 16% 157,380,550,466,303.00 17% Kalimantan 6 126,317,167,129,982.00 8% 153,509,017,473,083.00 10% 133,020,937,447,058.00 9% 85,660,523,369,080.00 6% 46,908,775,362,275.70 5% Ujung Pandang 7.1 6,185,748,726,847.72 9,734,930,202,012.80 13,580,572,116,708.90 11,858,126,298,351.80 9,348,935,598,947.54 Others 7.2 43,578,771,491,006.90 44,005,956,587,199.10 40,276,571,198,793.20 42,194,179,568,638.70 10,520,214,616,535.10 Sulawesi 7 49,764,520,217,854.70 3% 53,740,886,789,211.90 4% 53,857,143,315,502.10 4% 54,052,305,866,990.50 4% 19,869,150,215,482.70 2% Other Island 8 24,906,824,288,087.00 2% 35,475,436,048,023.50 2% 42,708,408,542,586.30 3% 44,134,631,987,544.50 3% 34,118,623,292,109.20 4% 1,557,310,979,563,910.00 100% 1,518,558,360,772,140.00 100% 1,492,037,193,546,000.00 100% 1,413,915,029,551,800.00 100% 946,483,109,959,859.00 100%

NATIONAL AGGREGATE EXPOSURES BY CRESTA As At 31 December 2009

U/Y 2008

T O T A L

U/Y 2007

U/Y 2005 U/Y 2006 U/Y 2009

(25)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

16 |

P a g e

(26)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

17 |

P a g e

Table 2.2

In IDR

Description U/Y 2005 In % U/Y 2006 In % U/Y 2007 In % U/Y 2008 In % U/Y 2009 In % Agricultural 61,942,135,248,115.50 4% 9,840,296,069,672.66 1% 10,216,620,816,116.90 1% 16,025,171,749,587.00 1% 8,338,738,969,501.26 1% Commercial 260,980,311,341,982.00 17% 348,748,832,792,887.00 23% 304,117,991,663,755.00 20% 348,668,162,180,442.00 25% 197,303,283,938,017.00 21% Industrial 928,999,162,765,924.00 60% 1,100,101,277,227,930.00 72% 1,067,695,381,512,080.00 72% 903,846,597,402,321.00 64% 661,202,559,621,438.00 70% Residential 305,389,370,207,893.00 20% 59,867,954,681,651.70 4% 110,007,199,554,049.00 7% 145,375,098,219,447.00 10% 79,638,527,430,902.50 8% TOTAL 1,557,310,979,563,910.00 100% 1,518,558,360,772,140.00 100% 1,492,037,193,546,000.00 100% 1,413,915,029,551,800.00 100% 946,483,109,959,859.00 100%

NATIONAL AGGREGATE EXPOSURES BY OCCUPATION

As At 31 December 2009

(27)

S t a t i s t i k A s u r a n s i G e m p a B u m i I n d o n e s i a 2 0 0 9

18 |

P a g e

Gambar

Grafik 1.1 / Graph 1.1
Tabel  1.1  dan  grafik  1.2  berikut  ini  menggambarkan  pertumbuhan  premi  bruto  dari  tahun ke tahun
Tabel 1.2 / Table 1.2 Per / As At 31 Dec 2009 2006         821  47.35%      1,651  95.21%      1,697  97.87%      1,734  100%2007     1,028  57.37%      1,790  99.89%      1,792  100%2008     1,078  59.79%      1,803  100%2009     1,126  100%201020072006Un
Tabel 1.3 / Table 1.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur bimbingan harus dimulai dari tahapan dan materi awal sampai akhir sebagaimana tercantum pada tabel 3.11 di atas. Harus dipastikan setiap tahapan dan

Selanjutnya, penelitian yang diterapkan saat ini menggunakan bentuk fungsi translog dengan konsep efisiensi keuntungan alternatif dan harga dana, harga tenaga kerja

Hubungan sintagmatik adalah hubungan mata rantai di dalam rangkaian ujaran, unsur- unsurnya berada dalam susunan yang berada dalam ruang dan waktu yang sama.. Sedangkan

Produk selai dengan merek yang berbeda dipasaran membuat para produsen rumah tangga bersaing meningkatkan cita rasa, penampilan yang menarik dan daya simpan yang

Sedangkan menurut Hovland, Janis dan Kelley (dalam Tan, 1981: 95), dalam Instrumental Theory of Persuasion, perubahan sikap terdiri dari opinion change, perception

Aspek keamanan juga terkait dengan teritorial ,karena teritorial juga merupakan kebutuhan manusia yang sifatnya universal dan turut berperan dalam memenuhi kebutuhan

Mebel kayu berukir adalah karya seni rupa tiga dimensi pada umumnya menggunakan material kayu yang sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi perabot untuk menunjang

protein dan asam amino pada unggas dipengaruhi oleh umur, laju pertumbuhan,. reproduksi, iklim, tingkat energi ransum, penyakit, bangsa dan