• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Ncp) Pada Kasus Anak Dhf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Ncp) Pada Kasus Anak Dhf"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES

PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR-NUTRITION CARE PROSES

(NCP) PADA KASUS ANAK DHF DI RS H.MARZOEKI MAHDI BOGOR

(NCP) PADA KASUS ANAK DHF DI RS H.MARZOEKI MAHDI BOGOR

3.1.2.2

3.1.2.2 Gambaran Umum PasienGambaran Umum Pasien 1.

1.  Nama Pasien  Nama Pasien : An. RV: An. RV 2.

2. Tanggal Tanggal lahir lahir : : 4 4 Desember Desember 20002000 3.

3. Umur Umur : : 11 11 tahuntahun 4.

4. Jenis Jenis Kelamin Kelamin : : PerempuanPerempuan 5.

5. Suku Suku Bangsa Bangsa : : JawaJawa 6.

6. Status Status Perkawinan Perkawinan : : Belum Belum menikahmenikah 7.

7. Tanggal Tanggal masuk masuk RS RS : : 28 28 November November 20112011 8.

8. Diagnosa Diagnosa Medis Medis : : DHFDHF 9.

9. Terapi Terapi diet diet yang yang diberikan diberikan : : Diet Diet TKTPTKTP 10.

10. Tanggal Tanggal menjadi menjadi kasus kasus : : tanggal tanggal 29 29 November November 20112011 3.1.2.3

3.1.2.3 Proses Asuhan GiziProses Asuhan Gizi 3.1.2.3.1

3.1.2.3.1 Assesment GiziAssesment Gizi 1.

1. Riwayat PersonalRiwayat Personal

Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan Pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan kakak dari ayahnya. Saat ini pasien masih duduk di bangku kelas V SD. Kedua orang tua kakak dari ayahnya. Saat ini pasien masih duduk di bangku kelas V SD. Kedua orang tua  pasien bekerja. Ibu bekerja sebagai buruh di pabrik dan

 pasien bekerja. Ibu bekerja sebagai buruh di pabrik dan Ayahnya bekerja serabutan.Ayahnya bekerja serabutan. 2.

2. Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak pernah mengalami sakit parah sebelumnya, hanya batuk dan flu. Tidak ada Pasien tidak pernah mengalami sakit parah sebelumnya, hanya batuk dan flu. Tidak ada riwayat penyakit dari keluarga. Sejak bayi, pasien selalu dibawa ke posyandu dan menerima riwayat penyakit dari keluarga. Sejak bayi, pasien selalu dibawa ke posyandu dan menerima imunisasi lengkap.

imunisasi lengkap. 3.

3. Riwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit Sekarang

Pasien merasakan demam sejak 5 hari yang lalu, namun orang tua tidak mengetahui Pasien merasakan demam sejak 5 hari yang lalu, namun orang tua tidak mengetahui  penyebabnya.

 penyebabnya. Saat Saat itu, itu, pasien pasien dibawa dibawa ke ke puskesmas puskesmas terdekat terdekat dan dan 5 5 hari hari kemudian kemudian baru baru didi  bawa

 bawa ke ke RS. RS. Pasien Pasien sempat sempat muntah muntah sebanyak sebanyak 2 2 kali kali sebelum sebelum dibawa dibawa ke ke RS. RS. Pasien Pasien jugajuga mengeluhkan nyeri di perut dan uluh hati, mencret, pusing, dan lemas.

mengeluhkan nyeri di perut dan uluh hati, mencret, pusing, dan lemas. 4.

4. Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga Tidak ada riwayat penyakit keluarga 5.

5. Riwayat GiziRiwayat Gizi a.

a. Sebelum SakitSebelum Sakit

Pola makan pasien sebelum sakit adalah 1 kali sehari dengan porsi kecil. Di sekolah suka Pola makan pasien sebelum sakit adalah 1 kali sehari dengan porsi kecil. Di sekolah suka  jajan

 jajan mie mie instan instan dan dan es es yang yang dijual dijual di di kantin kantin sekolah. sekolah. Pasien Pasien jarang jarang sarapan. sarapan. Makan Makan siangsiang selalu pulang ke rumah karena dekat dengan sekolah. Pasien menyukai ikan lele dan buah, selalu pulang ke rumah karena dekat dengan sekolah. Pasien menyukai ikan lele dan buah,

(2)

namun tidak menyukai makanan yang lembek dan tidak hangat lagi. pasien juga kurang menyukai sayuran.

 b. Pada Saat Sakit

Pada saat sakit SMRS asupan makan pasien lebih sedikit karena kondisi penyakit dan ada keluhan mual dan muntah 2x. Sedangkan recall makanan pada 1 hari sebelum masuk RS tapi sudah dalam kondisi sakit yaitu pasien tidak sarapan. Siang hari makan nasi ½ piring dan telur dadar. Malamnya, makan sate ayam 2 tusuk dengan bumbu kacangnya tanpa nasi. Hasil anamnesa asupan makanan sebelum sakit dibandingkan dengan kebutuhan idealnya adalah Energi = 482 kkal (29,5%), Protein 20 gr (42%), Lemak = 18,5 gr (68%), Karbohidrat = 47 gr (15,8%).

6. Pengkajian Data Antropometri : a. BB=24 kg; BBI=38 Kg  b. TB= 138cm c. LILA= 17 cm d. Status Gizi :  IMT : 12.6 kg/m2 (underweight)  BB/TB= -3 s.d -4 SD (Gizi Buruk)  BB/U= -1 s.d -2 SD (normal bawah)  TB/U= -1 s.d -2 SD (normal bawah)

Penilaian : Status Gizi pasien adalah KEP 1 7. Pengkajian Data Biokimia :

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi

1. Haemoglobin 16,5 11,5-15,5 gr/dl Normal

2. Leukosit 9.160 4.000-10.000 /mm3  Normal

3. Trombosit 36.000 150rb-400rb mm3  Rendah

4. Hemotokrit 47 40-54 % Normal

8. Pengkajian Data Pemeriksaan Klinis Fisik:

a. Hasil Pemeriksaan klinik adalah sebagai berikut :

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Interprestasi

1.Tekanan darah 2. Nadi 3. Suhu 4. Respirasi 90/60 mmHg 98 x/menit 37.90C 24 x/menit 120/80 mmHg 80-100x/menit 36-37,2 0C 19-36 x/menit Rendah  Normal tinggi  Normal  b. Pemeriksaan Fisik 

aan Umum: Compos Mentis, nyeri perut bagian uluh hati, demam, lemah, mual, diare (naik turun), dan terlihat kurus

(3)

3.1.2.3.2 Diagnosa Gizi 1. Domain Asupan:

Inadequat oral intake berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah ditandai dengan asupan energi 29,5%, Protein 42%, Lemak 68%, Karbohidrat 15,8%.

2. Domain Klinis:

KEP I berhubungan dengan kebiasaan makan yang salah ditandai dengan BB/TB= -3,87; BB/U= -1,85; IMT=12,6 kg/m2.

3. Domain Behaviour:

Kekeliruan pola makan berhubungan dengan kurangnya monitoring orangtua ditandai dengan makan pokok 1 kali sehari dengan porsi kecil.

3.1.2.3.3 Intervensi Gizi 1. Tujuan Diet

a. Memberikan makanan yang adequate sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien untuk meningkatkan status gizi.

 b. Memberikan edukasi dan konseling gizi sesuai dengan diet yang diberikan 2. Preskripsi Diet

a. Jenis Diet : Diet TKTP

 b. Bentuk makanan : Lunak 

c. Frekuensi Pemberian : 3 kali makanan utama dan 1 kali makanan selingan. d. Route makanan : oral.

3. Prinsip dan Syarat

a. Energi diberikan sesuai usia dan kebutuhan pasien dengan mempertimbangkan factor stress dan pertumbuhan

 b. Protein diberikan tinggi, yaitu 2 g/kg BB

c. Lemak diberikan tinggi, yaitu 30% dari Energi Total, diutamakan 50% berasal dari lemak Medium Chain Tigliserida (MCT) agar mudah diserap.

d. Karbohidrat diberikan 59% dari Energi Total.

e. Vitamin dan mineral sesuai RDA ( Recomennended Dietary allowance) f. Cairan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi yaitu 85ml/kg BB/hari 4. Perhitungan Kebutuhan

Perhitungan kebutuhan Energi menggunakan REE (Recommended Energi Expenditure) dengan rumus schofield  :

BMR = (12,2 x kg) + 746

(4)

= BMR x FA x FS = 1210 x 1,2 x 1,3 =1887 kkal Kebutuhan Protein 2 g/kg BB x 38= 76 gram (16%) Kebutuhan Lemak 

15% dari Energi Total = 32 gram Kebutuhan Karbohidrat

69% dari Energi Total = 326 gram 5. Rancangan Diet

Diit yang dirancang untuk pasien RV adalah diit TKTP yang dilakukan secara bertahap, dimulai dengan pemberian 1000 kkal hingga mencapai 2000 kkal. Rincian perencanaan diit  pasien tahap awal, ialah sbb:

Energi 1000 kkal; protein 48 g (12% E.tot); Lemak 32 g (29% E.tot); dan KH 148 g (59% E.tot), kemudian ditingkatkan bertahap menuju diet TKTP 2000 kkal.

Karena kondisi penyakit, selain mendapat nutrisi secara oral, dokter yang menangani pasien RV memberikan nutrisi mineral secara parenteral berupa infus ringer laktat dan infuse untuk menaikan trombosit yang tidak mengandung energi. Kebutuhan cairan RV juga diperhatikan. Cairan melalui oral 85 ml/kg BB/hari. Sehingga rancangan diet nya adalah sbb:

Tabel 3.

Jumlah Kebutuhan Energi dan Karbohidrat Berdasarkan Rute Pemberian

Rute Pemberian Energi (Kkal) Karbohidrat (gram)

Oral 1000 148

Jumlah Kebutuhan 1000 148

Adapun rancangan diet yang akan diberikan kepada pasien, dapat dilihat pada table berikut ini : Table 4. Rancangan Diit Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak  (gram) KH (gram) Bubur  1 175 4 - 40 L.Hewani 4 250 28 14 -L.Nabati 2 150 10 6 14 Sayur  3 75 3 - 15 Buah 1 50 - - 12 Minyak  2 100 - 10 -Snack  1 200 1 3 70 JUMLAH 1000 46 33 151 Toleransi (+/-) +5% -4% +3% +2%

(5)

Berikut ini adalah tabel Distrubusi makanan sehari: Tabel 5.

Distribusi Makanan Sehari

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi Bubur  L.Hewani Sayur  Minyak  ¼ 1 1 ½

 Snack  Pagi bolu 1

Siang Bubur  L.Hewani L.Nabati Sayur  Minyak  Buah 3/8 1 1 1 1 1

Ekstra telur telur  1

Sore Bubur  L.Hewani L.Nabati Sayur  Minyak  ¼ 1 1 1 ½ 6. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Indikator yang dimonitor untuk melihat perkembangan pasien meliputi : a. Monitoring asupan makanan

 b. Monitoring perkembangan berat badan/Status Gizi

c. Monitoring perkembangan fisik dan klinis: Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, dan keluhan lain seperti sesak dan mual.

7. Rencana Konsultasi Gizi

Tema : Diet pada TKTP

Media :Leaflet TKTP dan Daftar Bahan Makanan Penukar Sasaran : Pasien dan Orangtua

Tempat : Ruang Parikesit Kelas III Waktu : ± 20 menit

Metode : Bed Side Teaching , Tanya Jawab Isi Materi :

 Penjelasan tentang penyakit

 Penjelasan tentang tujuan pemberian diet

(6)

 Penjelasan tentang pengaturan dan pemilihan bahan makanan yang boleh dan tidak boleh

diberikan.

 Motivasi makan

8. Implementasi

Berikut ini adalah implementasi dalam proses asuhan gizi terstandar pada pasien RV: a. Mencatat menu makanan.

 b. Memporsi makanan dengan cara menimbang makanan berupa bubur, sumber hewani, nabati, sayur dan buah serta snack  pada saat makan pagi, snack  pagi, makan siang, dan makan sore. Kemudian, mencatat hasil penimbangan masing-masing jenis bahan makanan sebelum disajikan kepada pasien.

c. Melakukan penimbangan sisa makanan yang tidak termakan pasien dan mencatat hasil  penimbangan tersebut, jika ada sisa makanan sore yang tidak dikonsumsi pasien, sisa tersebut disimpan dalam plastik untuk kemudian ditimbang esok pagi atau ditanyakan secara kualitatif  berdasarkan perkiraan jumlah.

d. Menghitung dan mencatat selisih penimbangan awal dan penimbangan sisa makanan pasien  juga mencatat makanan lain yang dikonsumsi pasien diluar diet yang diberikan rumah sakit.

Hasilnya merupakan asupan makanan pasien secara keseluruhan pada 1 hari pengamatan. e. Mencatat makanan lain dari luar yang diasup oleh pasien dan memasukkannya dalam

 perhitungan asupan.

f. Memberikan motivasi dan edukasi gizi berupa penatalaksanaan diet sesuai dengan kondisi  pasien dan penyakitnya pada saat pasien akan pulang dan menyarankan pasien untuk melakukan konsultasi gizi ulang di poliklinik gizi guna memantau perkembangan status gizi selama menjalani terapi gizi di rumah.

3.1.2.3.4 Monitoring Evaluasi

1. Hari Ke-1 (Tanggal 29/11/2011)

Tabel 6

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak  KH

Kkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 677 67.7 31 79 24 71 82 55

JUMLAH 677 67.7 31 79 24 71 82 55

Penilaian:asupan total kurang 32% dari total kebutuhan

Evaluasi Asupan makanan: nafsu makan pasien belum meningkat dan pasien merasa tidak enak makan karena mulut terasa pahit. Pasien juga tidak memakan sayur karena tidak suka. Pasien juga tidak menyukai makanan bertekstur lembek seperti bubur sehingga bentuk makanan bubur diganti dengan tim saat makan malam.

Rencana Intervensi: karena masih demam jadi pasien tetap diberikan makanan lunak berupa tim dengan rancangan diet ditingkatkan menjadi 1400 kkal.

(7)

Table 7

Rancangan Diit Tanggal 30 November 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak  (gram) KH (gram) Tim 3 525 12 - 120 L.Hewani 3 200 21 12 -L.Nabati 2 150 10 6 14 Sayur  3 75 3 - 15 Buah 1 50 - - 12 Minyak  4 200 - 20 -Snack  1 200 10 5 80 JUMLAH 1400 56 43 241 TOTAL 1400 56 43 241 Tabel 8

Rencana Distribusi Diit Tanggal 30 November 2011

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi Tim L.Hewani Sayur  Minyak  1 1 1 1

 Snack  Pagi Bolu 1

Siang Tim L.Hewani L.Nabati Sayur  Minyak  Buah 1 1 1 1 2 1 Malam Tim L.Hewani L.Nabati Sayur  Minyak  1 1 1 1 1

Hasil monitoring evaluasi pemeriksaan fisik dan klinis serta obat-obatan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 9

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi

Keadaan Umum Compos Mentis, Lemah, nyeri perut, mual, demam, diare (naik turun)

Lemah, mual, nyeri perut, demam, diare

Tekanan darah 100/90 mmHg Rendah

 Nadi 84 x/mnt  Normal

Respirasi 20x/mnt  Normal

(8)

Penilaian : Hipotensi, lemah, mual, nyeri perut, demam sudah turun Tabel 10

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi Pemberian

Trolit Adlib

Auralis 2x1

Bactesyn 3x500mg

2. Hari Ke-2 (Tanggal 30/11/2011)

Tabel 11

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak  KH

Kkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 680 49 21 38 24 56 101 42

JUMLAH 680 49 21 38 24 56 101 42

Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat dari hari sebelumnya

Evaluasi: setelah diganti tim, makan pasien meningkat namun belum dapat menghabiskan makanannya karena mulut masih terasa pahit. Pasien juga sama sekali tidak memakan sayur yang diberikan.

Rancangan Diit: Rancangan diit selanjutnya masih diberikan sama 1400 kkal dengan  perencanaan sebelumnya. Memberi motivasi pasien untuk mau makan lebih banyak dan

memakan sayurnya.

Tabel 12

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi

Keadaan Umum Compos Mentis, Lemah Lemah

Tekanan darah 90/60 mmHg Rendah

 Nadi 84 x/mnt  Normal

Respirasi 20x/mnt  Normal

Suhu 366C  Normal

Penilaian :Hipotensi, lemah

Tabel 13

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi Pemberian

Trolit adlib

Auralis 2x1

Bactesyn 3x500mg

3. Hari Ke-3 (Tanggal 1/12/2011)

Tabel 14

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak  KH

(9)

Oral 1345 96 55 98 38 88 192 80

JUMLAH 1345 96 55 98 38 88 192 80

Penilaian : Asupan makanan pasien meningkat signifikan mendekati target asupan. Diagnosa Intake:

Adequate oral intake berhubungan dengan nafsu makan sudah kembali ditandai dengan asupan 96% dari target

Evaluasi :

 Nafsu makan pasien sudah membaik. Pasien merasa mulutnya tidak pahit lagi. Pasien mulai makan sayur.

Rencana Intervensi :

Karena pasien sudah tidak demam dan nafsu makan membaik, serta hampir mampu menghabiskan makanan. Diit Tim diganti dengan nasi biasa dengan energy tetap 1400 kkal.

Table 15

Rancangan Diit Tanggal 2 Desember 2011 Jenis Makanan Penukar Energi (Kkal) Protein (gram) Lemak  (gram) KH (gram)  Nasi biasa 3 525 12 - 120 L.Hewani 3 200 21 12 -L.Nabati 2 150 10 6 14 Sayur  3 75 3 - 15 Buah 1 50 - - 12 Minyak  4 200 - 20 -Snack  1 200 10 5 80 JUMLAH 1400 56 43 241 TOTAL 1400 56 43 241 Tabel 16

Rencana Distribusi Diit Tanggal 2 Desember 2011

Waktu Makan Jenis Makanan Ukuran(Penukar)

Pagi  Nasi L.Hewani Sayur  Minyak  1 1 1 1

 Snack  Pagi Bolu 1

Siang  Nasi L.Hewani L.Nabati Sayur  Minyak  1 1 1 1 2

(10)

Buah 1 Malam  Nasi L.Hewani L.Nabati Sayur  Minyak  1 1 1 1 1 Tabel 17

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi

Keadaan Umum Compos Mentis Membaik 

Tekanan darah 100/70 mmHg Rendah

 Nadi 84 x/mnt  Normal

Respirasi 20x/mnt  Normal

Suhu 366C  Normal

Penilaian :Hipotensi

Tabel 18

Monitoring Berat Badan Pasien:

Berat Badan IMT Status Gizi

27 kg 14.2 kg/m2  Underweight

Penilaian:Berat badan meningkat 3 kg pada hari ke 3 di RS, namun status gizi masih kurang Tabel 19

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi Pemberian

Trolit adlib

Auralis 2x1

Bactesyn 3x500mg

4. Hari Ke-4 (Tanggal 8/12/2011)

Tabel 20

Hasil Monitoring Asupan Makanan

Rute Makanan Energi Protein Lemak  KH

Kkal % Gram % Gram % Gram %

Oral 839 60 28 50 13 30 155 64

JUMLAH 839 60 28 50 13 30 155 64

Keterangan : Pasien pulang setelah makan siang

Penilaian : Asupan total pasien setengah hari mencapai 60%

Evaluasi : kondisi makan pasien sudah sangat membaik, setiap makanan yang diberikan RS dimakan habis.

Tabel 21

Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik dan Klinis

Jenis Pemeriksaan Hasil Interprestasi

Keadaan Umum Compos Mentis Sembuh

(11)

 Nadi 84 x/mnt Rendah

Respirasi 20x/mnt  Normal

Suhu 360C  Normal

Penilaian : Hipotensi, Sembuh

Tabel 22

Monitoring Berat Badan Pasien:

Berat Badan IMT Status Gizi

27,5 kg 14.4 kg/m2  Underweight

Penilaian:Berat badan meningkat ½ g disbanding hari sebelumnya, namun status gizi masih kurang

Tabel 23

Obat-obat yang digunakan :

Jenis Obat Frekuensi Pemberian

Trolit adlib

Auralis 2x1

Bactesyn 3x500mg

3.1.2.3.5 Pembahasan

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau dalam bahasa umumnya disebut Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan atau infeksi pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga

mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Penyakit DHF ini memiliki gejala-gejala seperti demam tinggi yang mendadak 2-7 hari, terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi), demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian, munculnya  bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah, dan pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni) seperti yang dialami oleh pasien.

Trombosit termasuk bagian vital dalam tubuh. Trombosit merupakan bagian terpenting dalam  proses pembekuan darah. Pembuluh darah dan faktor pembekuan diperlukan untuk menjaga supaya darah tetap dalam bentuk cair dan berada dalam pembuluh darah sehingga pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan dapat tercukupi.

(12)

Trombosit memiliki 3 fungsi penting, yaitu menutup luka dengan jalan membentuk gumpalantrombosit pada tempat kerusakan pembuluh darah, membentuk faktor pembekuan, dan mengeluarkan sitokinin untuk konsentrasi pembuluh darah dan untuk mempercepat  pembentukan gumpalan trombosit. Sehingga pada penyakit DHF gangguan pada trombosit dapat berakibat tidak terjadinya pembekuan darah saat terjadi infeksi atau kerusakan pada  pembuluh darah akibat virus dengue tersebut, yang berakibat terjadi perdarahan-perdarahan

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Ganguan pada trombosit dapat berupa gangguan dalam jumlah atau gangguan dalam fungsi. Gangguan trombosit yang dialami pasien ialah gangguan dalam jumlah, yaitu trombositopeni atau jumlah trombosit yang kurang dari 100.000/mm3. Oleh karena pasien mengalami trombositopeni yaitu 36.000/mm3, pasien diberikan tambahan trombosit melalui transfusi trombosit. Transfusi trombosit diberikan dalam bentuk konsentrat trombosit. Transfusi trombosit diberikan agar pasien tidak mengalami penurunan jumlah trombosit secara drastis atau < 20.000/mm3, karena apabila trombosit turun hingga kira-kira 20.000/mm3 biasanya menyebabkan perdarahan otak yang dapat berakibat fatal (Prof. DR. Imam Supandiman, DSPD.H, 1997)

Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Oleh karena itulah pasien juga diberikan tambahan cairan  berupa infuse Ringer Laktat (RL) yang membantu menjaga agar pasien tidak mengalami

dehidrasi.

Oleh karena penyakit DHF merupakan sebuah infeksi, pasien diberikan diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP). Tinggi kalori diberikan untuk meningkatkan status gizi pasien yang memiliki status gizi underweight dan tinggi protein diberikan untuk membantu mempercepat  proses penyembuhan infeksi yang terjadi akibat virus dengue.

Selain itu, pada penderita DHF juga timbul beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan, sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala. Dengan adanya gejala-gejala klinik tersebut, dat yang diberikan kepada pasien ialah diet lunak dan mengikuti selera pasien untuk memenuhi asupan pasien. Pemberian diet pada  pasien diberikan secara bertahap menyesuaikan kemampuan daya terima pasien.

Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya. Menurut keterangan pasien, pasien merasakan adanya gejala  penyakit DHF ini setelah pulang dari sekolah, jadi kemungkinan pasien mendapatkan  penyakit DHF ini dari nyamuk  Aedes aegypti yang berasal dari sekolahnya. Penularan  penyakit pada pasien juga didukung dengan sistem imun pasien yang kurang. Pola makan

(13)

yang tidak teratur dan asupan yang kurang memungkinkan daya tahan tubuh pasien kurang  baik.

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2011. Demam Berdarah Dengue. Diunduh dari http://medicastore.com, pada tanggal 30 Desember 2011, 22.00 WIB

Admin. 2010. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Diunduh

dar ihttp://www.infopenyakit.com , pada tanggal pada tanggal 30 Desember 2011, 23.00 WIB

 Anonim. 2011. Dengue Hemoragic Fever (DHF). Diunduh daridigilib.unimus.ac.id , pada tanggal 31 Desember 2011, 15.00 WIB

Moore, Mary Courtney. 1997. Pocket Guide to Nutrition and Diet Therapy II Edition.Jakarta: Hipokrates

(14)

Lampiran 1.

Anamnesa Kualitatif An. RV Sebelum Masuk Rumah Sakit Jenis Makanan Jumlah Penukar Energi (Kkal) Protein (gr) Lemak  (gr) KH (gr) Makanan Pokok* 2 350 8 - 80 Lauk hewani 1 50 7 2 -Lauk Nabati 1 75 5 3 7 Sayur** 1 25 1 - 5 Minyak 2 100 - 5 -Jumlah 600 21 10 92

Ket: * makan pokok 2 x/hari dengan porsi kecil dan jajan 1 porsi mie instan atau mie ayam di sekolah; **jarang konsumsi sayur karena tidak suka

Lampiran 2.

Recall 24 jam An. RV sebelum kasus dimulai tanggal 28 November 2011

Jenis Makanan Jumlah Penukar Energi (Kkal) Protein (gr) Lemak  (gr) KH (gr)  Nasi putih 3/4 131 3 - 30 Telur dadar 1 50 7 5 -Sate ayam 3/4 38 5 2 -kacang 1 75 5 3 7 Minyak 1 50 - 5 -Jumlah 344 20 15 37 Lampiran 3.

Asupan Makan An.RV Hari Ke-1 (29/11/2011)

Tanggal Waktu

Makan bahan makanan

Ukuran (p) Nilai Gizi E Protein L KH 29/11/11 pagi Bubur 1/4 p 44 1 10 daging bistik

dan telur ayam 1.5p 113 10.5 7.5

tempe bb kuning 1p 75 5 3 7 sop (wortelnya) 1/4p 6.3 0.3 1 Minyak  1/2p 25 3 siang Bubur 1/4p 44 1 10 ayam bumbu 1/2p 25 3.5 1 Papaya 3/4p 38 9 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0.3 12 Minyak  1/2p 25 3

(15)

malam Tim 1/2p 88 2 20 telur puyuh bb kng 1p 75 7 5 Minyak  1/2p 25 3 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0.3 12 Total 677 31 24 82 Lampiran 4.

Asupan Makan An.RV Hari Ke-2 (30/11/2011)

Tanggal Waktu Makan bahan makanan Ukuran (p) Nilai Gizi E Prot L KH 30/11/11 pagi Tim 1/2p 88 2 20 cah ayam 1/4p 13 1.8 0.5 Minyak  1/2p 25 2.5 siang Tim 3/8p 66 1.5 15 soto daging 1p 50 7 5 Semangka 1p 50 12 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0.3 12 minyak  1/2p 25 2.5 malam tim 3/4p 131 3 30 gurame asam mns 3/4p 38 5.3 3.8 minyak  2p 100 10 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0.3 12 Total 680 21 24 101 Lampiran 5.

Asupan Makan An.RV Hari Ke-3 (1/12/2011)

Tanggal Waktu Makan

bahan

makanan Ukuran (p)

Nilai Gizi

Energi Protein Lemak  KH

1/12/2011 pagi tim 17/20p 151 3 34 semur ayam 1p 50 7 2 sayur sop 1/5p 5 0 1 minyak  1/2p 25 2.5 bubur kacang ijo 1.5p 388 21 13 47 siang tim 17/20p 151 3 34 daging iris 3/5p 30 4 3  jeruk  1p 50 12 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0 11.8 minyak  1/2p 25 2.5

(16)

malam tim 3/4p 131 3 30 ikan pepes 1p 50 7 2 acar kuning 3/4p 18.8 1 3.75 tempe oseng 1p 75 5 3 7 Minyak  2p 100 10 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0 11.8 Total 1345 55 38 192 Lampiran 6.

Asupan Makan An.RV Hari Ke-4 (2/12/2011)

Lampira n 12 Perbandi ngan Asupan Oral An.RV SMRS-MRS

Tanggal waktu Menu Ukuran

(p) Nilai Gizi E prot L KH 2/12/2011 pagi Tim 1p 175 4 40 semur daging 1p 50 7 2 Kentang 1/8p 22 0.5 5 tumis labu 3/4p 18.8 0.8 3.8 Minyak  1/2p 25 2.5 Bolu 1p 93 2 1 19 siang Nasi pituh 1.5p 263 6 60 ayam bb kecap 1p 50 7 5 sayur lodeh 3/4p 18.8 0.8 3.8 pisang ambon 1p 50 12 sari kurma 1 1/2 sdm 48 0.3 12 minyak  1/2p 25 2.5 Total 839 28 13 155

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan diet jantung dan status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi penyakit jantung yang rawat inap di

Sesuai dengan kepustakaan, pasien telah bebas demam 48 jam, perbaikan klinis sangat terlihat, trombosit telah meningkat bertahap dalam 3 hari, dan saat cairan IV dihentikan,

Gambaran Penatalaksanaan Diet Jantung Dan Status Gizi Pasien Penderita Hipertensi Komplikasi Penyakit Jantung Yang Rawat Inap Di RSU Bandung Medan Tahun 2012.. Skripsi

Pada pasien umum,rumah sakit akan menda- patkan pembayaran dari pasien umum sesuai dengan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk penatalaksanaan penyakitnya (fee

• bila pasien ternyata tidak memerlukan penyesuaian diet, maka saat akan pulang pasien memperoleh penyuluhan / konseling gizi tentang penerapan diet pasienA. • Bila memerlukan

Penatalaksanaan non-medikamentosa pada kasus ini berupa edukasi kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit yang ia derita seperti penyebab penyakit, faktor pemberat dari

Simpulan penatalaksanaan abses leher dalam di Departemen THT-KL RSHS Bandung periode Januari-Desember 2012 memperlihatkan kondisi pasien saat pulang dengan perbaikan.. [JuKe Unila

Tujuan Umum Mengetahui penatalaksanaan diet ditinjau dari kesesuaian komposisi zat gizi dengan standar diet yang digunakan pada pasien penyakit Jantung dengan Hipertensi di Rumah