• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENGANTAR. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENGANTAR

1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten.

1.1.2 Arti menjadi kompeten di tempat kerja

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2 Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1 Desain ateri pelatihan

Materi Pelatihan didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri :

1. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih di kelas. 2. Pelatihan Individual/Mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan

bela jar sendiri menggunakan modul-modul yang diperlukan dengan bantuan pelatih (siswa aktif).

1.2.2 Isi materi pelatihan 1. Buku informasi

Buku Informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. Materi pelatihan yang ditulis dalam Buku Informasi ini telah disusun sesuai dengan cakupan 4 (empat) Elemen Kompetensi dan 14 (empat belas) Kriteria Unjuk Kerja untuk unit kompetensi dengan kode unit SPL.KS21.228.00. Elemen-elemen Kompetensi dan Kriteria-kriteria Unjuk Kerja tersebut diuraikan dalam 4 Sub Bab yaitu :

1) Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan konstruksi, 2) Pembuatan Laporan pelaksanaan Pekerjaan konstruksi,

3) Pembuatan Laporan Pelaksanaan Pekerjaan Selama Masa Pemeliharaan dan 4) Penyusunan Dokumentasi Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi.

Selain itu, sebelum penulisan Bab IV, Buku Informasi ini dilengkapi dengan 3 Bab yang mendahuluinya yaitu berturut-turut Kata Pengantar, Standar Kompetensi, dan Strategi dan Metode Pelatihan. Kemudian setelah penulisan Bab IV. selesai, Buku Informasi diselesaikan dengan Bab V Sumber-sumber Yang Diperlukan Untuk Mencapai Kompetensi, yang menguraikan Sumber Daya Manusia, Sumber-sumber Perpustakaan, dan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan. Dengan substansi-substansi yang dicakup dalam Buku Informasi tersebut diharapkan pelatih maupun peserta pelatihan mendapatkan informasi yang cukup untuk mencapai maksud dan tujuan pelatihan.

(2)

2. Buku kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan individual /mandiri.

Buku diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:

1) Kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

2) Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memantau pencapaian keterampilan peserta pelatihan .

3) Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

3. Buku penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:

1) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

2) Metode-metode yang disarankan adalah proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

3) Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai

keterampilan.

4) Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. 5) Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.

6) Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.3 Pelaksanaan materi pelatihan

1. Pada pelatihan klasikal pelatih akan:

1) Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

2) Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

3) Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

4) Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2. Pada pelatihan individual/mandiri peserta pelatihan akan:

1) Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. 2) Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. 3) Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

4) Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

5) Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini / Recognition of Current Competency (RCC)

Apakah yang dimaksud dengan Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency) ?

Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk seluruh elemen kompetensi dari suatu unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi

(3)

terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali agar dapat diakui telah memiliki kompetensi pada unit kompetensi dimaksud.

Anda mungkin telah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:

1. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama,

2. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau

3. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. 1.4 Pengertian-Pengertian Istilah

Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta ketrampilan / keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan dan pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian / Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuik mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus pada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Sertifikat Lulus Pelatihan

Sertifikat Lulus Pelatihan adalah pengakuan tertulis kepada Peserta Pelatihan yang telah mengikuti Pelatihan Berbasis Kompetensi, yang dinilai memperoleh nilai hasil pelatihan sama atau melebihi standar batas lulus yang disyaratkan dalam pelatihan dimaksud.

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar Kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilahhasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi

Sertifikat Kompetensi adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi

Sertifikasi Kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji kompetensi.

(4)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari materi latihan ini perlu membaca dan memahami ketentuan- ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang antara lain berkaitan dengan:

1. Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. 2. Keselamatan dan Keselamatan Kerja.

2.2 Pengertian Unit Standar Apakah Standar Kompetensi? Standar Kompetensi menentukan:

Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. Standar yang diperlukan untuik mendemonstrasikan kompetensi.

Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama unit kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan yang anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih anda akan mengatur rencana pelatihan dengan anda. Rencana ini akan memberikan anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 kali.

2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat:

1. Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan oleh peserta pelatihan. 2. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan oleh peserta pelatihan. 3. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

4. Meyakinkan bahwa semua elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul unit

Laporan Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton 2.3.2 Kode unit

(5)

2.3.3 Deskripsi unit

Unit Kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk dapat menerapkan laporan pelaksanaan perkerasan jalan beton

2.3.4 Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Membuat laporan

Pelaksanaan pekerjaan persiapan konstruksi

1.1 Laporan pelaksanaan kegiatan mobilisasi, Pre Construc-tion Meeting, penetapan sistem perhitungan kuantitas pekerjaan dan sistem pendokumentasian pelaksanaan konstruksi dibuat

1.2 Laporan pelaksanaan kegiatan survei lapangan untuk Review Design, penyiapan program kerja, dan penyia-pan format-format request dibuat

2. Membuat laporan pekerjaan konstruksi

2.1 Laporan pelaksanaan kegiatan penyiapan Shop Drawing, masukan untuk Show Cause Meeting dan Contract

Change Order dibuat

2.2. Laporan pelaksanaan kegiatan penyediaan Material On Site, penyediaan benda-benda uji untuk pengujian

bahan olahan dan bahan jadi, dan penyiapan Monthly Certificate dibuat

2.3. Laporan pelaksanaan kegiatan pekerjaan lapis permukaan jalan beton dibuat

2.4 Laporan pelaksanaan kegiatan pembuatan As Built Drawing, penghitungan Eskalasi- Deeskalasi dan pelaksanaan Serah Terima Sementara dibuat 2.5 Dokumentasi visual tahapan pelaksanaan pekerjaan

dibuat dan dilaporkan sesuai dengan ketentuan 3.Membuat laporan

pelaksanaan pekerjaan selama masa pemeliharaan

3.1 Laporan pelaksanaan kegiatan penetapan personel yang perlu dipertahankan pada tahap Warranty Period dibuat 3.2. Laporan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terhadap pekerjaan sampai tahap Serah Terima Sementara (Provisional Hand Over) dibuat

3.3. Laporan pelaksanaan kegiatan Serah Terima Akhir (Final Hand Over) dibuat

4. Menyusun dokumentasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi

4.1 Gambar hasil pelaksanaan berupa denah, alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal jalan disusun

4.2 Gambar hasil pelaksanaan berupa potongan melintang jalan disusun

4.3 Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan diserahkan 4.4 Catatan laporan pelaksanaan perkerasan jalan beton dibuat

2.3.5 Batasan variabel 1. Konteks variabel:

(6)

2) Seleksi calon peserta dievaluasi dengan kompetensi prasyarat yang tertuang dalam KPBK (Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi) dan apabila terjadi koreksi peserta kurang memenuhi syarat, maka proses dan waktu pelaksanaan pelatihan disesuaikan dengan kondisi peserta, namun tetap mengacu pada tercapainya tujuan pelatihan dan tujuan pembelajaran.

3) Unit ini berlaku untuk semua kegiatan pengukuran dan penghitungan hasil pekerjaan yang berada di bawah tanggung jawab Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton.

2. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan unit ini perlu tersedianya peralatan dan sarana antara lain:

1) Peraturan perundang-undangan tentang Perkerasan Jalan Beton tersedia. 2) Persiapan pelaksanaan pelatihan termasuk prasarana dan sarana sudah mantap. 3) Proses pembelajaran teori dan praktek dilaksanakan sampai tercapainya

persyaratan minimal kompetensi.

4) Penilaian dan evaluasi hasil pembelajaran didukung juga dengan batasan /

rentang variabel yang dipersyaratkan dalam unit kompetensi.

3. Tugas-tugas yang harus dilakukan:

1) .Menerapkan ketentuan penentuan alat ukur;

2) Menerapkan ketentuan pengukuran untuk penghitungan; 3) Menerapkan ketentuan penghitungan kuantitas pekerjaan; 4) Menerapkan ketentuan pemeriksaan as built drawing. 4. Peraturan-peraturan yang perlu dijadikan acuan:

1) Undang-Undang No 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi; 2) Undang – Undang N0. 38 tahun 2004 Tentang Jalan; 3) PP No.34 tahun 2006 tentang jalan;

4) SNI yang terkait dengan pekerjaan jalan, khususnya dalam pelaksanaan pekerjaan perencanaan umum jalan.

5. Pihak lain yang terkait antara lain 1) LPJKN / LPJKD;

2) Instansi / Dinas Teknis terkait; 3) Pemasok material.

2.3.6 Panduan penilaian 1. Konteks penilaian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja nomal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Penilaian harus mencakup kemampuan memantau dan mengevaluasi secara professional.

Metode uji antara lain:

1) Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja sepanjang menyangkut pengetahuan teori;

(7)

2) Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

3) Penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja/perilaku

2. Kompetensi lain yang terkait :

1) SPL.KS21.221.00: Menerapkan Ketentuan Tentang Kegagalan Bangunan dan Konstruksi

2) SPL.KS21.222.00: Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

3) SPL.KS21.221.00: Melaksanakan Pekerjaan Berdasarkan Prosedur Manajemen Konstruksi

4) SPL.KS21.222.00: Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton

5) SPL.KS21.223.00: Menerapkan Spesifikasi Teknik Untuk Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton

6) SPL.KS21.224.00: Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton

7) SPL.KS21.225.00: Melaksanakan Pengendalian Mutu dan Waktu Dalam Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton

8) SPL.KS21.226.00: Melaksanakan Pengendalian Pencemaran Lingkungan dan Pengaturan Lalu Lintas

9) SPL.KS21.227.00 : Melaksanakan Pengukuran dan Perhitungan Hasil Pekerjaan Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton.

3. Pengetahuan yang dibutuhkan.

Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti pengetahuan di bidang: Kemampuan dalam menerapkan ketentuan penentuan alat ukur

1) Kemampuan dalam menerapkan ketentuan pengukuran untuk penghitungan hasil pekerjaan

2) Kemampuan dalam menerapkan ketentuan penghitungan kuantitas pekerjaan 3) Kemampuan dalam menerapkan ketentuan pemeriksaan as built drawing 4. Keterampilan yang dibutuhkan:

1) Keterampilan dalam menerapkan penentuan alat ukur

2) Keterampilan dalam menerapkan pengukuran untuk penghitungan hasil pekerjaan 3) Keterampilan dalam menerapkan penghitungan kuantitas pekerjaan

4) Keterampilan dalam menerapkan pemeriksaan as built drawing 5. Aspek penting penilaian:

Aspek yang harus diperhatikan:

1) Kemampuan menerapkan kode etik profesi.

2) Kemampuan dalam memantau dan mengevaluasi penerapan kode etik profesi, pengukuran dan perhitungan hasil pekerjaan, dan pemeriksaan as built drawing secara konsisten.

6. Aspek kritis

1) Penerapan ketentuan UUJK dan peraturan perundang-undangan tentang jalan terkait dengan pelaksanaan perkerasan jalan beton..

(8)

2) Pemenuhan jadwal realisasi pelaksanaan perkerasan jalan beton sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan dan disepakati antara para pihak.

2.3.7 Kompetensi kunci

No. Kompetensi Tingkat

1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan

informasi 3

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide – ide 3

3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 3

4. Bekerja sama dengan orang lain dan kelompok 3

5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 3

6. Memecahkan masalah 3

(9)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1 Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem ”Berdasarkan Kompetensi” berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini anda akan bertanggung jawab terhadap belajar anda sendiri, artinya bahwa anda perlu merencanakan belajar anda dengan pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan / perencanaan

1. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar anda.

2. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.

4. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan anda. 3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda. 3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

1. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang konsep sulit yang anda temukan. 3.1.4 Implementasi

1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek. 3. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah anda peroleh. 3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untk penyelesaian belajar anda. 3.2. Metode pelatihan

Terdapat 3 (tiga) prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, anda disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

(10)

3.2.2 Belajar berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(11)

BAB IV

PEMBUATAN LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERKERASAN JALAN BETON

4.1 Pengertian Umum

Modul PLPJB - 10 : Pembuatan laporan pelaksanaan perkerasan jalan beton merepresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton. Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang direpresentasikan sebagai modul-modul yang relevan. Untuk keperluan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dibuat laporan Laporan disusun berdasarkan data, laporan-laporan, keterangan, kesaksian kejadian yang

diolah/dianalisis sesuai tingkat kepentingan. Segala peristiwa dan kejadian yang penting di lapangan direkam di dalam laporan tersebut untuk dipergunakan sebagai pegangan dalam pengambil keputusan dan tindak turun tangan.

Direksi teknis selaku petugas pengawasan pelaksanaan proyek diwajibkan membuat laporan pelaksanaan pekerjaan kepada pemimpin proyek sesuai ketentuan yang berlaku, baik secara berkala maupun secara khusus yang sewaktu-waktu diperlukan

Laporan, diperlukan untuk mengendalikan kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang sedang dikerjakan, sehingga didapat hasil kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan teknis lainnya serta dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai peraturan yang berlaku.

Ada bebarapa macam laporan yang harus dibuat oleh Direksi Teknis, pembuatannya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari laporan tersebut.

4.2 PembuatanLaporan Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton 4.2.1 Laporan pelaksanaan pekerjaan persiapan konstruksi.

Dalam persiapan pekerjaan konstruksi dibuat langkah pembuatan laporan sebagai berikut : 1. Pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan mobilisasi, Rapat Persiapan Pelaksanaan,

penetapan sistem perhitungan kuantitas pekerjaan dan sistem pendokumentasian pe-laksanaan konstruksi.

Laporan pelaksanaan kegiatan mobilisasi, Pre Construction Meeting, penetapan sistem perhitungan kuantitas pekerjaan dan sistem pendokumentasian pelaksanaan konstruksi dibuat sebagai berikut :

1) Laporan mobilisasi

Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan Pengendalian Mutu harus diselesaikan dalam waktu 45 hari.

Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi pekerjaan suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan, antara lain :

(1) Kontraktor dalam waktu 14 hari setelah PCM harus menyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) dan Jadwal kema-juan Pelakanaan kepada Direksi untu dimintakan peretukema-juannya.

(2) Program mobilisasi harus menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi, yaitu :

(12)

a. Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.

b. Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintendent) yang memenuhi jami-nan kulifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya ( pembangujami-nan ja-lan atau jembatan ).

c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan peralatan yang tercan-tum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam Penawaran ,bersama dengan usulan cara pengangkutan dari suatu lokasi asal dan jadwal keda-tangan peralatan ke tempat pekerjaan, dimana peralatan tersebut akan di-gunakan menurut kontrak.

d. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam Penawaran harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

e. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.

f. Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat.

g. Setiap mobilisasi, kontraktor harus melaporkan kepada direksi pekerjaan dan laporan harus diketahui dan disetujui oleh direksi teknis. Sedangkan pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwal kemajuan yang lengkap dan telah disetujui seperti pada usulan program. Walaupun demikian direksi pekerjaan dapat setiap saat se-lama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Kontraktor untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga lump-sum untuk mobilisasi.

2) Laporan rapat persiapan pelaksanaan kontrak / pre construction meeting (PCM) Sebelum pelaksanaan kontrak, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bersama-sama dengan penyedia jasa, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan harus melakukan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

Hasil rapat ini dinyatakan dengan berita acara yang dibuat oleh Konsultan Supervisi (Pengawas) dan kemudian dilaporkan kepada PPK, Penyedia jasa adapun Berita Acara yang dibuat berisi tentang :

(1) Kesamaan interpretasi atas semua hal-hal di dalam dokumen kontrak. (2) Disepakatinya Organisasi Kerja,

(3) Jadual pelaksanaan

(4) Jadual pengadaan bahan, mobilisasi Peralatandan personil.

(5) Prosedure permohonan (request) dan persetujuan gambar (approval). (6) Kesepakatan terhadap metode kerja yang akan dipergunakan.dalam pelaksa naan kerja.

(7) Prosedur administrasi, keuangan, pelaporan, dan lain-lainnya. (8) Penyusunann program mutu.

(9) Maksud dari laporan ini adalah untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan, sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalah pahaman atau artian dari peraturan-peraturan yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan karena sudah ada kesepakatan untuk menyelesaikan pekerjaan. 3) Penetapan sistem perhitungan kuantitas pekerjaan dan sistem pendokumentasian pelaksanaan konstruksi.

(13)

Dalam pelaksanaan konstruksi dilakukan pengukuran dan dicatat hasil pekerjaan yang telah selesai.dan telah lolos pengujian mutu. Catatan-catatan mengenai penerimaan dan pengeluaran bahan-bahan konstruksi (sertifikat) jumlah yang telah disepakati,yang digunakan pada pekerjaan .

Buku opname (hasil pengukuran) tersebut harus mencatat hal-hal berikut : (1) Semua hasil pengukuran dan perhitungan pekerjaan yang telah selesai. (2) Volume dan jenis-jenis bahan, yang telah diterima;.

(3) Rincian mengenai pekerjaan tambah dan kurang yang sah.

(4) Rincian setiap pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh kontraktor atas dasar biaya yang sebenarnya (pekerjaan harian), disertai suatu referensi pengesahan pekerjaan tersebut.

(5) Rincian mengenai bahan yang ditolak atau pekerjaan yang dicela dan pembuan-gan bahan-bahan yang ditolak ( informasi ini juga harus dicatat pada buku ha-rian (Inspektor).

Pencatatan detil pekerjaan yang dilaksanakan penyedia jasa atas dasar actual cost / pekerjaan harian, harus dilakukan secara terpisah, untuk masing-masing pekerjaan: (1) Jumlah orang yang dipekerjakan, jumlah jam kerja per orang, klasifikasi dan

ta-rip pembayaran.

(2) Volume bahan yang dipakai dan biaya yang ditanggung Kontraktor dilokasi pe-kerjaan.

(3) Jenis, kapsitas dan perincian, alat yang dipakai serta waktu pemakainnya, (4) Uraian dan hasil pengukuran akhir pekerjaan yang telah selesai.

Pengawas lapangan/direksi teknis harus mencari sumber informasi butir – butir tersebut di atas dan harus memeriksa kebenaran informasi dengan menandatangani pekerjaan yang telah dilakukan.

Pada hari pertama tiap masa pembayaran, pengawas lapangan/direksi teknis harus mengirim catatan yang asli untuk masa pembayaran sebelumnya kepada direksi pekerjaan, serta menyiapkan copy untuk digunakan sendiri.

Dengan hasil pengukuran ini kontraktor akan melakukan perhitungan terhadap pekerjaan yang sudah dilaksanakan dan telah lolos uji dan hasilnya adalah yang sah untuk ditagihkan pada periode bulan yang bersangkutan.

Setelah pengujian dan opname pekerjaan selesia dikerjakan maka Kontraktor dapat mengajukan penagihan dengan mengajukan MC (Mounthly Certivicate) sesuai dengan format yang telah disepakati dan disertai back up perhitungan setiap bagian pekerjaan,kemudian diperiksa oleh direksi teknis tentang kebenaran dari MC ini dengan mengecek kewajiban kontraktor dengan melakukan pemotongan terhadap pekerjaan yang telah ditagihkan bulan sebelumnya,uang muka, retensi, pajak dan lain-lainnya. Catatan menyeluruh dari setiap pembayaran angsuran harus dibuat, termasuk perincian kuantitas yang telah diukur, perintah perubahan pekerjaan dan perintah pekerjaan harian. Perincian perhitungan penyedia jasa dan pengawas direksi teknis harus dimasukkan pula dalam catatan. Kemudian diserahkan ke PPK dan diperiksa oleh Bendahara Proyek, selanjutnya dibikinkan SPP dan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan SPM dan harus diverivikasi dengan pejabat penguji SPM dan kemudian diserahkan ke PPK.

(14)

penyiapan program kerja, dan penyiapan format-format pengajuan untuk memulai pekerjaan.

1) Survei lapangan untuk kaji ulang desain.

Pada tahap awal pelaksanaan kontrak,setelah penerbitan SPMK dan pembentukan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak selama periode mobilisasi Kontraktor/Penyedia Jasa harus melaksanakan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada kondisi exsiting .

Sebelum pekerjaan survey dimulai Kontraktor harus mempelajari Gambar asli untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan dan harus memastikan dan memperbaiki setiap kesalahan atas perbedaan yang terjadi,terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama,lokasi setiap pelebaran perkerasan dan struktur drainase. Kontrakor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam Gambar tersebut.

Selanjutnya diteruskan dengan melakukan survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada perkerasan jalan lama, atau kalau Pembangunan Jembatan, dilapangan perlu,disepakati letak titik control agar tidak terganggu pada waktu kegiatan fisik dicek berapa tinggi muka air banjir, alur sungai, struktur, system drainase, melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan untuk se-tiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal.

Setelah pekerjaan survey lapangan ini selesai, Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survey ini kepada Direksi Peker-jaan dan masih dalam masa mobilisasi.

Kemudian hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Apabila dalam pemeriksaan terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi la-pangan pada saat pelaksanaan dengan spesifikasi dan gambar yang ditentukan da-lam dokumen kontrak , maka Pejabat Pembuat Komitmen bersama Penyedia Jasa dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :

(1) Menambah atau mengurangi kuantitas pekerjaan yang tercantum dalam kon trak ;

(2) Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan / mata pembayaran;

(3) Mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan;

Perubahan ini harus dibuat alasannya yang dituangkan dalam Technical Justifica-tion (Jastek) untuk mendapat persetujuan dari Balai Bina Marga atau Bintek serta Bina Program.

Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pejabat Pembuat Komitmen secara ter-tulis kepad Penyedia Jasa, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan harga den-gan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam kontrak. Hasil negosiasi dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan amandemen kontrak.

2) Penyiapan format-format pengajuan untuk memulai pekerjaan. Setiap kontraktor akan melaksanakan pekerjaan maka diwajibkan untuk

mengajukan permintaan untuk mulai kerja terlebih dahulu .Setelah disetujui oleh Site Engineer barulah kontraktor dapat memulai pekerjaan, adapun permintaan mulai kerja berisi antara lain :

(15)

(2) Jam mulai dan berakhirnya pekerjaan.

(3) Rencana kegiatan kontraktor (dapat lebih dari 1 kegiatan)

(4) Jumlah dan jenis peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang diusulkan.

(5)Material yang dipergunakan, dari stock material yang memnuhi persyaratan atau material setempat yang sudah diperiksa dan memenuhi syarat.

(6)Catatan–catatan dari Inspektur, dapat berupa larangan karena ketidak siapan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan atau saran-saran yang harus diperhatikan kontraktor selama pelaksanaan.

(7) Tanggal persetujuan atau penolakan untuk memulai pekerjaan.

(8)Permintaan ini diajukan oleh kontraktor pelaksana, diperiksa oleh inspektur dan disetujuiatau ditolak ole site engineer.

Catatan Hasil Pengambilan Contoh Bahan dan Hasil Pengujian.

Perlu dijamin bahwa pengambilan contoh bahan dari setiap quary ,dan prosedur pengujian sesuai dengan persyaratan spesifikasi. Bila pada saat pelaksanaan, ternyata material diambil dari quary yang berbeda maka diperlukan pengujian ulang. Adapun material yang harus diuji adalah yang akan dipegunakan sebagai (1)Tanah dasar .

(2)Tanah timbunan. (3) Batuan atau aggregat. (4) Pasir.

(5) Semen

(6) Baja Tulangan dan Sambungan (7)dan lain-lainnya.

Selain pengujian terhadap material dasar Kontraktor juga diwajibkan membuat rumusan Desain Mix Formula (DMF) dan Job mix Formula (JMF) untuk diajukan ke direksi teknis dan kemudian dikirim ke laboratorium yang independent untuk dilakukan pengujian. Prosedur pengujiannya sesuai dengan persyaratan teknis. Hasil pengujian baik material dasar dan JMF akan dipelajari oleh direksi teknis yang kemudian akan dipakai pada pelaksanaan.

Yang diharuskan ada JMF adalah untuk pekerjaan-pekerjaan : (1) Agregat klas B untuk pondasi bawah klas B

(2) Beton.

4.2.2 Laporan pekerjaan konstruksi

1. Pembuatan laporan penyiapan gambar kerja(shop drawing), masukan untuk rapat pembuktian show cause meeting dan perintah perubahan kontrak (contract change order).

1) Laporan gambar kerja.

Gambar kerja disiapkan oleh kontraktor apabila hasil survey lapangan mendapatkan kondisi yang menyebabkan Gambar Rencana yang tersedia harus dirubah.

2) Masukan untuk rapat pembuktian dan perintah perubahan kontrak.

Perubahan kondisi lapangan setelah survei rekayasa lapangan menjadi masukan dalam proses amandement kontrak. Amandemen kontrak harus dibuat bila terjadi

(16)

perubahan kontrak setelah perintah perubahan kontrak yang diusulkan kontraktor disetujui oleh direksi pekerjaan. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila :

(1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pi-hak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak. (2) Perubahan/perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh Pejabat

Pembuat Komitmen atas pertimbangan yang layak dan wajar, bila ada : a. Pekerjaan tambah ;

b. Perubahan disain;

c. Keterlambatan yang disebabkan oleh Kesalahan PPK ; d. Masalah yang timbul di luar kendali Penyedia Jasa ; e. Keadaan kahar.

3) Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelak sanaan pekerjaan.

Amandemen biasa dibuat apabila disetujui ole para pihak yang membuat kontrak tersebut.

Prosedur amandemen kontrak dilakukan sebagai berikut :

(1) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) memberikan perintah tertulis kepada Pe-nyedia Jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak atau Peyedia Jasa mengu-sulkan perubahan kontrak;

(2) Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah perubahan dari PPK dan mengusulkan perubahan harga dan /atau waktu pelaksanaaan (bila ada) se-lambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari ;

(3) Atas usulan perubahan harga dilakukan negosiasi dan dibuat berita acara nego-siasi;

(4) Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dan Technical Justification yang dibuat oleh Konsultan Supervisi diajukan ke Balai jalan untuk mendapat persetujuan. (5) Berdasarkan persetujuan tersebut, maka dibuat amandemen kontrak.

2. Pembuatan laporan penyediaan material di lapangan, penyediaan benda uji dan pe-nyiapan sertifikat bulanan.

Penyediaan material di lapangan. benda uji dan format sertifikat bulanan disiapkan dalam masa konstruksi.

3. Pembuatan laporan pelaksanaan pekerjaan lapis perkerasan beton. 1) Laporan permintaan untuk mulai kerja.

Setiap kontraktor akan melaksanakan pekerjaan maka diwajibkan untuk mengajukan permintaan untuk mulai kerja terlebih dahulu .Setelah disetujui oleh Site Engineer barulah kontraktor dapat memulai pekerjaan, adapun permintaan mulai kerja berisi antara lain :

(1) Lokasi pekerjaan

(2) Jam mulai dan berakhirnya pekerjaan.

(3) Rencana kegiatan kontraktor (dapat lebih dari 1 kegiatan)

(4) Jumlah dan jenis peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang diusulkan.

(5) Material yang dipergunakan, dari stock material yang memnuhi persyaratan atau material setempat yang sudah diperiksa dan memenuhi syarat.

(17)

(6) Catatan–catatan dari Inspektur, dapat berupa larangan karena ketidak siapan kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan atau saran-saran yang harus diperhatikan kontraktor selama pelaksanaan.

(7) Tanggal persetujuan atau penolakan untuk memulai pekerjaan.

(8) Permintaan ini diajukan oleh kontraktor pelaksana, diperiksa oleh inspektur dan disetujuiatau ditolak ole site engineer.

2) Laporan harian / buku harian standar.

Buku Harian Standar adalah buku yang berisi format-format yang telah disetujui oleh para pihak untuk diisi dan dipakai sebagai laporan harian untuk pelaksanaan Pembangunan Jalan atau Jembatan.

Pengawas lapangan/direksi teknis dan Penyedia Jasa harus menggunakan Buku Harian Standar guna mencatat segala peristiwa dan kejadian yang penting dilapangan, rencana pelaksanaan pekerjaan, rencana pemakaian peralatan, bahan, cuaca dan kemajuan pekerjaan tiap hari, termasuk catatan semua diskusi .

Laporan harian dibuat untuk mengetahui semua kegiatan yang dilakukan oleh kontraktor dari hari ke hari, sehingga terpantau secara keseluruhannya.

Laporan harian dibuat oleh kontraktor dan diperiksa oleh inspektor dan disetujui oleh pengawas utama (site engineer). Laporan harian disimpan oleh kontraktor, laporan harian berisi hal-hal sebagai berikut :

(1) Hari dan tanggal pelaksanaan pekerjaan. (2) Lokasi kegiatan.

(3) Jenis pekerjaan beserta pay item-nya. (4) Waktu mulai dan selesainya pekerjaan.

(5) Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia yang akan dipergunakan pada hari itu guna mendukung penyelesaian pekerjaan yang akan dikerjakan.

(6) Kuantitas dan macam bahan yang ada dilapangan dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan pada hari itu.

(7) Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan/atau ketrampilan dan jam kerja hari tersebut.

(8) Taksiran kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.

(9) Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk peralatan. (10)Jenis dan uraian pekerjaan yang dilaksanakan.

(11)Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa–peristiwa alam lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.

Serta catatan-catatan lainnya yang berkenaan dengan pelaksanaan perubahan desain ,gambar kerja (shop drawing) ,spesifikasi dan lain-lain.

Buku harian dibuat dalam 4 (empat) rangkap dan dtandatangani oleh kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh direksi teknis dan diketahui oleh PPK, pada jangka waktu tertentu inspektor/direksi teknis menyerahkan halaman asli buku harian nya kepada direksi pekerjaan PPK. Copy dapat disimpan dilokasi hingga pekerjaan selesai.

Selain dari laporan yang dibuat di Buku harian standar. Buku Harian Konsultan Supervisi.

Laporan ini dibuat / dilaporkan oleh personil inti (key personnel), mulai dari inspektor, engineer (engineer representative), PPK.

(18)

Dalam laporan ini dicatat hal-hal sebagai berikut : (1) Hari dan tanggal

(2) Keadaan cuaca.

(3) Aktivitas kegiatan pada hari itu, termasuk instruksi –instruksi dan tindak turun tangan dari kontraktor.

(4) Kegiatan pekerjaan kontraktor di lapangan.

(5) Masalah-masalah yang terjadi di lapangan dan penyelesaiannya . (6) Diskusi-diskusi dengan kontraktor yang dianggap penting. (7) Tamu-tamu resmi yang mengadakan inspeksi keproyek. (8) Pekerjaan atau material yang ditolak dan alasannya.

(9) Jam mulai dan selesainya operasi hari itu dari personil dan peralatan. (10)Kedatangan dan kepindahan peralatan.

(11)Kemajuan survei (“staking out”) dari pekerjaan.

(12) Rincian mengenai keterlambatan pekerjaan dan alasannya. (13) Rincian mengenai hal-hal yang tidak lazim pada pekerjaan.

(14) Hasil-hasil pengujian bahan dan pekerjaan yang sudah dikerjakan di lapangan dan di laboratorium.

Semua laporan harian ini akan menjadi arsip permanen dalam menyelesaikan proyek.

3) Laporan mingguan

Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik kumulatif kegiatan pekerjaan dalam periode satu minggu serta catatan yang dianggap perlu untuk ditonjolkan.

Laporan mingguan dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh direksi teknis dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Laporan mingguan berupa tabel perhitungan pencapaian kemajuan fisik pekerjaan (volume dan bobot) setiap mata pembayaran selama satu minggu dengan memperbandingkan hasil tersebut terhadap Dokumen Kontrak, rencana kerja dan deviasi, hasil minggu yang lalu, dan kumulatif pencapaian kemajuan fisik terakhir. Selain hal tersebut di atas, perlu dicantumkan juga mengenai hasil analisa atas identifikasi permasalahan yang telah dilakukan, dengan mengelompokkan permasalahan: personil, material, peralatan, dan metoda kerja, beserta upaya pemecahan permasalahan yang berupa tindakan nyata sesuai action plan yang telah ditetapkan dalam rapat mingguan. Penyusunan laporan mingguan ini sangat dipengaruhi oleh kelengkapan dan akurasi laporan harian yang bersangkutan serta laporan mingguan sebelumnya.

Laporan mingguan adalah ringkasan dari laporan harian. Laporan ini terutama ditujukan kepada atasan proyek sebagai masukan untuk keperluan pengendalian proyek atasannya. Pada laporan juga dilaporkan kemajuan proyek fisik dan keuangan, masalah–masalah yang dihadapi serta bagaimana mengatasinya. Maslah-masalah yang masih belum selesai (pending) diusulkan bagaimana menyelesaikannya dan bantuan apa yang diperlukan.

(19)

4) Pengujian mutu

Setelah kontraktor menyelesaikan sebagian pekerjaannya, maka kontraktor harus mengajukan permohonan agar dilakukan pengujian terhadap pekerjaannya yang telah selesai dikerjakan,dengan dilampiri :

(1) Persetujuan pelaksanaan pekerjaan.

(2) Bahan-bahan (material) yang dipergunakan sudah lolos test uji atau mempunyai sertifikat dari pabrikan.

(3) Shop drawing telah disetujui oleh direksi teknis. (4) Metode Pelaksanaan telah disetujui.

Setelah diperiksa kelengkapannya ,maka ditetapkan jadwal untuk pengujian di lapangan, beberapa –beberapa pengujian dilapangan harus dikerjakan. 5) Pengujian untuk perkerasan jalan beton.

Dalam pekerjaan perkerasan jalan beton, maka diperlukan pengujian-pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan yang sudah selesai :

(1) Lapis pondasi bawah granular (2) Lapis perkerasan beton (3) Pekerjaan drainase.

Pengujian untuk perkerasan jalan beton, ada yang bekerja secara rutinitas artinya bahwa pekerjaan yang sudah diselesaikan, langsung di tes untuk syarat dapat meneruskan pekerjaan selanjutnya, misalnya: lapisan pondasi bawah

pemadatannya dengan melakukan test sand cone, pekerjaan pengecoran dengan melakukan test slump, kokoh kubus atau silinder.

Selain pengujian rutin ada pengujian khusus, yaitu dengan cara pengambilan sampling dilapangan terhadap bagian pekerjaan yang sudah diselesaikan kemudian dibawa kelaboratorium untuk dibandingkan apakah sudah sesuai dengan JMF atau dengan spesifikasi yang ada.

Catatan tersebut akan memuat semua hal mengenai kegagalan hasil pengujian, serta tindakan selanjutnya yang diambil dan dicatat pada format-format yang sesuai.

1. Buku Pengukuran

Buku ini merupakan dokumen yang penting yang akan digunakan untuk menyiapkan pembayaran kontrak dan laporan pembayaran, serta untuk menentukan kemajuan proyek. Buku tersebut harus selalu ada atas permintaan PPK serta apabila diminta oleh Pemeriksa dari Inspektorat untuk pengecekan silang mengenai kemajuan pembayaran dan status proyek.

2. Laporan Bulanan

Laporan bulanan merupakan rangkuman laporan mingguan yang berisi hasil kemajuan pekerjaan bulanan. Penyusunan laporan bulanan ini juga sangat dipengaruhi oleh kelengkapan dan keakurasian laporan mingguan yang telah disusun sebelumnya.

6) Laporan bulanan kontraktor

Kontraktor juga harus membuat laporan bulanan yang berisikan kemajuan fisik kumulatif bulanan dari laporan mingguan dan hal-hal serta kejadian-kejadian penting yang timbul dalam bulan bersangkutan yang nantinya akan dijadikan

(20)

sebagai dasar dalam perhitungan yang tercantum di dalam Berita Acara untuk Tagihan Pembayaran Bulanan atau ‘Termijn’.

Laporan tersebut harus diperiksa oleh Inspektor dan disetujui oleh Site Engineer. Secara ringkas laporan bulanan memuat setidak-tidaknya :

(1)Data teknis singkat proyek (2)Peta lokasi proyek

(3) Nilai kontrak asal dan ‘addendum’ terakhir

(4) Kemajuan proyek secara fisik dan keuangan, dibanding dengan jadwal pelaksa naan (‘behind atau ahead of schedule’)

(5)Hambatan-hambatan yang dialami proyek dan usaha-usaha mengatasinya (6)Kecelakaan yang terjadi di proyek dengan uraian singkat terjadinya kecelakaan, kerugian material dan jiwa (luka / meninggal) serta diderita pihak mana

(7) Sertifikat bulanan untuk pembayaran bulanan

(8) Keadaan cuaca pada umumnya serta sampai seberapa jauh keadaan operasi proyek tersebut dipengaruhi.

7) Laporan bulanan inspektor

Selain memuat laporan hasil supervisi pekerjaan kontraktor, juga Laporan Bulanan harus memuat laporan tentang kegiatan konsultan yang memuat setidak-tidaknya hal-hal sebagai berikut :

(1)Kegiatan Kontraktor a. Data-data proyek b. Peta / lokasi Proyek c. Peralatan milik Kontraktor d. Personil Kontraktor

e. Setifikat Pembayaran Bulanan

f. Kemajuan Pekerjaan tiap-tiap Kegiatan

g. Kedudukan / status dari Pekerjaan Tambah / Kurang h. Kumpulan dari Tagihan-tagihan Kontraktor

i. Penjelasan Mengenai Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan

j. Gambar Kemajuan Pekerjaan

k. Pencatatan Curah Hujan

l. Laporan Mengenai Pekerjaan Tambah / Kurang dan Perubahan (‘Change Or-der’)

m. Laporan-laporan khusus n. Foto-foto

(2)Kegiatan konsultan

a. Dafar Personil Konsultan b. Kendaraan

c. Perumahan dan Kantor

d. Penjelasan Mengenai Kegiatan Tim Supervisi e. Jadwal Pembayaran Supervisi

f. Jadwal dan Kemajuan Bulanan untuk tiap-tiap Posisi Tugas g. Laporan Pembayaran Kepada Tim Supervisi

(21)

1. Pemantauan Cuaca

Pengawas lapangan/direksi teknis diharuskan melaksanakan pemantauan cuaca yang harus dilaporkan setiap bulan, ditandatangani pengawas lapangan/direksi teknis dan penyedia jasa. Pemantauan cuaca disebut sebagai kartu cuaca. Pada kartu dimaksud tercantum bulan , nama jembatan yang dipantau, tanggal – tanggal dari setiap hari pada bulan yang bersangkutan. Pemantauan meliputi cuaca secara umum apakah hujan, cerah dan kering atau cuaca berawan. Curah hujan (dicatat dalam mm), mulai dan selesainya hujan dan lain – lain seperti yang disebut dalam kartu cuaca.

2. Laporan Kemajuan

Pengawas lapangan/direksi teknis harus membuat laporan kemajuan pekerjaan secara bulanan atau pada interval yang ditentukan oleh direksi pekerjaan, dengan jumlah copi yang diminta dan dalam bentuk yang sesuai. Ia harus menyimpan satu copi dan mengirim copi selebihnya kepada direksi pekerjaan. Laporan ini dapat berbentuk ringkasan tertulis, dilampiri satu gambar berskala kecil dan tampak samping serta denah jembatan, diberi warna untuk

menunjukkan bagian yang sudah dilaksanakan.

a. Format umum dari laporan tersebut adalah sebagai berikut: b. Uraian mengenai proyek.

c. Kemajuan bulan ini.

d. Status kemajuan tiap jembatan pada proyek e. Sertifikat bulanan dan pembayaran angsuran f. Program bulan berikut

Lampiran – lampiran: a. Peta lokasi

b. Kemajuan mobilisasi yang diproyeksikan dan yang sebenarnya c. Peralatan kantor

d. Pekerjaan Penyedia jasa

e. Kemajuan pelaksanaan yang diproyeksikan dan yang sebenarnya (Kurva S) f. Program penyedia jasa

g. Catatan data cuaca

h. Ringkasan perintah perubahan i. Rekapitulasi klaim penyedia jasa

j. Rekapitulasi pembayaran eskalasi (bila ada) k. Rekapitulasi Pekerjaan Harian

l. Rekapitulasi Nilai Kontrak m. Foto Dokumentasi Lokasi Proyek

Laporan ini harus lengkap dan ringkas sehingga memberi informasi detil mengenai status pekerjaan.

Laporan harus menggaris bawahi masalah yang harus diantisipasi maupun masalah sekarang.

4. Pembuatan laporan penghitungan penyesuaian harga, pelaksanaan serah terima pertama pekerjaan dan pembuatan Gambar Terlaksana.

(22)

1) Penyesuaian harga.

Penyesuaian harga dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak. Untuk pengadaan dalam negeri penyesuaian harga biasanya diberikan pada kontrak tahun jamak yaitu kontrak yang jangka waktu

pelaksanaannya lebih dari 12 bulan. Namun tidak menutup kemungkinan pula untuk paket yang tahun tunggal bila ada ketetapan dari pemerintah seperti halnya pada tahun 1998 karena adanya krisis moneter dan Nopember 2005 akibat adanya kenaikan harga BBM.

Adapun rumusan penyesuaian harga adalah sebagai berikut : Hn = Ho (a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+ ……. ),

dengan :

Hn = Harga satuan barang/jasa pada saat pekerjaan selesai dilaksanakan Ho = Harga satuan barang/jasa pada saat penyusunan harga penawaran 28 (dua puluh delapan) hari sebelum pemasukan penawaran

a = Koefesien tetap yang terdiri dari overhead dan keuntungan. Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran komponen keuntungan dan overhead maka nilai a adalah 0,15

b,c,d = Koefesien komponen kontrak seperti tenaga kerja, bahan, alat keja dsb Penjumlahan a,b,c,d,…Dst adalah sebesar 1,00

Bn,Cn,Dn = Indeks harga komponen pada saat dilaksanakan

Bo,Co,Do = Indeks harga kompoen pada saat penyusunan harga penawaran 28 (dua puluh delapan) hari sebelum pemasukan penawaran

Untuk penyesuaian nilai kontrak dilakukan dengan rumus sebagai berikut : Pn = (Hn1 x V1) + (Hn2 x V2) + (Hn3 x V3) + ……. Dst

dengan :

Pn = Nilai kontrak setelah dilakukan penyesuaian harga satuan

Hn = Harga satuan baru setelah dilakukan penyesuaian harga menggunakan rumusan penyesuaian harga satuan

Vi = Volume pekerjaan yang telah dilaksanakan. 2) Serah terima pertama

Pekerjaan dapat diserah terimakan kepada Pejabat Pembuat Komitmen pada saat pekerjaan telah mencapai 100%. Dalam hal ini penyedia jasa akan mengajukan permintaan secara tertulis kepada pengguna jasa untuk diadakan peninjauan lapangan.

Pejabat Pembuat Komitmen akan membentuk panitia serah terima

sementara/pertama pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO). Pada saat yang ditentukan panitia akan melakukan penelitian terhadap hasil pekerjaan penyedia jasa. Bila masih terdapat kekurangan dan cacat (defect and deficiencies), penyedia jasa diminta untuk memperbaiki dahulu kekuarangan tersebut (defect and deficiencies list) dan penyedia jasa diberikan waktu tenggang (grace period) untuk memperbaikinya. Setelah dilakukan perbaikan panitia akan melakukan peninjauan kembali untuk memeriksa apakah pekerjaan yang rusak telah diperbaiki. Bila seluruh kekurangan terlah diperbaiki, maka panitia akan membuat berita acara yang menyatakan bahwa pekerjaan telah dapat diterima dan mengusulkan kepada pengguna jasa untuk dapat diserah terimakan pertama (PHO).

Sejak diserah terima pertama oleh penyedia jasa, maka masa pemeliharaan pekerjaan dimulai dengan masa yang tercantum dalam dokumen kontrak.

(23)

3) Pembuatan gambar terlaksana.

Gambar terlaksana yang mengacu kepada hasil pekerjaan dibuat untuk disetujui direksi pekerjaan.

(1) Secara bertahap pada kopi gambar pelaksanaan (shop drawing), atau pada tabel kemajuan, detail pekerjaan yang selesai dan harus ditandai (dengan warna yang mencolok) pada kopi Gambar Pelaksanaan (setiap perubahan kontrak).

(2) Perubahan gambar pelaksanaan tersebut harus digambar / ditandai dan diberi ukuran sehingga memungkinkan perhitungan dengan tepat, semua tambahan atau pengurangan kuantitas bahan / pekerjaan, misalnya galian dan sebagainya. Dengan selesainya tiap bagian bangunan yang terdapat tambahan atau pengurangan, perhitungan terpisah dengan kopinya harus dicatat dalam buku pengukuran dan diparaf oleh penyedia jasa, dan diberi tanda pada Gambar Pelaksanaan. Pada akhir pekerjaan Gambar Terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat oleh penyedia jasa berdasarkan perubahan-perubahan yang telah dibuat dalam Gambar Pelaksanaan selama pelaksanaan.

Gambar Terlaksana harus diserahkan dari Penyedia jasa kepada Direksi Teknis untuk diperiksa dan kemudian diserahkan ke PPK. Gambar Terlaksana ini dapat diserahkan pada saat Serah Terima Pertama pekerjaan dan paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum Serah Terima Akhir.

5. Pembuatan dan pelaporan dokumentasi visual tahapan pelaksanaan pekerjaan.

Setiap tahapan dari seluruh item pekerjaan harus dibuat dokumentasi visual dengan foto 0%, 50% dan 100%. Pelaksanaan pengambilan foto tersebut harus pada titik dan Sta yang sama. Kemudian seluruh foto dibuat dalam satu dokumen.

4.3 Pembuatan laporan pelaksanaan masa pemeliharaan.

4.3.1 Pembuatanlaporan penetapan personil dalam masa pemeliharaan.

Selama masa pemeliharaan yang ditentukan dalam kontrak kontraktor harus memelihara konstruksi yang telah dibangun sesuai dengan kontrak sampai dengan Serah Terima Akhir. Selama masa pemeliharaan ini konstruksi harus dalam kondisi baik sesuai fungsinya untuk memfasilitasi lalu-lintas.

Bila terjadi kerusakan konstruksi harus diperbaiki, hal ini memerlukan sumber daya manusia dan peralatan yang dibutuhkan.

Untuk itu kontraktor harus membuat laporan penetapan personil dan peralatan untuk memelihara hasil pekerjaannya dan disampaikan kepada direksi pekerjaan.

4.3.2 Pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan.

Laporan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan terhadap pekerjaan yang rusak sampai tahap Serah Terima Sementara dibuat.

Apabila terjadi kerusakan pada semua jenis produk mata pekerjaan, kontraktor wajib memperbaikinya atau mengganti dengan tidak memperoleh pembayaran akibat biaya perbaikan atau penggantian lagi.

4.3.3 Pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan Serah Terima Akhir Pekerjaan.

Semua perbaikan atau penggantian hasil pekerjaan yang rusak selama masa pemeliharaan harus dikerjakan oleh kontraktor tanpa pembayaran tambahan dan didokumentasikan serta dibuat dokumen laporannya.

(24)

4.4 Penyusunan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

4.4.1 Penyusunan gambar terlaksana terkait dengan denah dan alinyemen.

Gambar hasil pelaksanaan berupa denah, alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal jalan disusun.

Pengawas lapangan/direksi teknis harus mencatat secara bertahap pada kopi gambar pelaksanaan (shop drawing), atau pada tabel kemajuan, detil pekerjaan yang selesai dan harus ditandai (dengan warna yang mencolok) pada kopi Gambar Pelaksanaan (setiap perubahan kontrak).

Perubahan gambar pelaksanaan tersebut harus digambar / ditandai dan diberi ukuran sehingga memungkinkan perhitungan dengan tepat, semua tambahan atau pengurangan kuantitas bahan / pekerjaan, misalnya galian dan sebagainya. Dengan selesainya tiap bagian bangunan yang terdapat tambahan atau pengurangan, perhitungan terpisah dengan kopinya harus dicatat dalam buku pengukuran dan diparaf oleh penyedia jasa, dan diberi tanda pada Gambar Pelaksanaan. Pada akhir pekerjaan Gambar Terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat oleh penyedia jasa berdasarkan perubahan-perubahan yang telah dibuat dalam Gambar Pelaksanaan selama pelaksanaan.

Gambar Terlaksana harus diserahkan dari Penyedia jasa kepada Direksi Teknis untuk diperiksa dan kemudian diserahkan ke PPK. Gambar Terlaksana ini dapat diserahkan pada saat Serah Terima Pertama pekerjaan dan paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum Serah Terima Akhir.

4.4.2 Penyusunan gambar terlaksana terkait denganpotongan melintang jalan. Gambar hasil pelaksanaan berupa potongan melintang jalan disusun.

Pengawas lapangan/direksi teknis harus mencatat secara bertahap pada kopi gambar pelaksanaan (shop drawing), atau pada tabel kemajuan, detil pekerjaan yang selesai dan harus ditandai (dengan warna yang mencolok) pada kopi Gambar Pelaksanaan (setiap perubahan kontrak).

Perubahan gambar pelaksanaan tersebut harus digambar / ditandai dan diberi ukuran sehingga memungkinkan perhitungan dengan tepat, semua tambahan atau pengurangan kuantitas bahan / pekerjaan, misalnya galian dan sebagainya. Dengan selesainya tiap bagian bangunan yang terdapat tambahan atau pengurangan, perhitungan terpisah dengan kopinya harus dicatat dalam buku pengukuran dan diparaf oleh penyedia jasa, dan diberi tanda pada Gambar Pelaksanaan. Pada akhir pekerjaan Gambar Terlaksana (As Built Drawing) harus dibuat oleh penyedia jasa berdasarkan perubahan-perubahan yang telah dibuat dalam Gambar Pelaksanaan selama pelaksanaan.

Gambar Terlaksana harus diserahkan dari Penyedia jasa kepada Direksi Teknis untuk diperiksa dan kemudian diserahkan ke PPK. Gambar Terlaksana ini dapat diserahkan pada saat Serah Terima Pertama pekerjaan dan paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum Serah Terima Akhir.

4.4.3 Penyerahan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

Pada saat kontraktor meminta proses serah terima pertama pada progres fisik 100%, kontraktor menyerahkan baik dokumen visual lapangan, data uji mutu lapangan dan laboratorium maupun data pelaksanaan 100%.

4.4.4 Pembuatan catatan dan laporan pelaksanaan pekerjaan. Catatan laporan pelaksanaan perkerasan jalan beton dibuat.

(25)

Seluruh tahapan pelaksanaan pekerjaan baik catatan progres pelaksanaan maupun uji mutu lapangan dan laboratorium dirangkum menjadi dokumen laporan pelaksanaan pekerjaan.

(26)

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK

PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1 Sumber Daya Manusia

Yang dimaksud dengan Sumber Daya Manusia di dalam pelatihan ini adalah Pelatih (Instruktur), Penilai, dan Teman Kerja / Sesama Peserta Pelatihan. Interaksi dari Pelatih, Penilai, Teman Kerja / Sesama Peserta Pelatihan dimaksud diharapkan dapat menjadi pendorong suksesnya

penyelenggaraan pelatihan, dalam arti hasil akhir dari pelatihan adalah peserta pelatihan dapat menyerap secara maksimal seluruh materi yang disampaikan oleh Pelatih, yang dibuktikan dengan hasil penilaian (ujian) yang dapat dicapai oleh masing-masing peserta menunjukkan predikat baik atau bahkan amat baik.

Bagi peserta pelatihan yang nilai ujiannya mencapai passing grade kelulusan, ia akan

mendapatkan Sertifikat Lulus Pelatihan, dan selanjutnya ia mempunyai hak untuk mengikuti ujian kompetensi yang penyelenggaraannya di luar pelatihan ini. Sedangkan bagi peserta pelatihan yang nilai ujiannya di bawah passing grade, ia tidak akan mendapatkan Sertifikat Lulus Pelatihan, akan tetapi ia akan mendapatkan sertifikat keikutsertaan dalam pelatihan.

Konsekwensi dari “tidak lulus” adalah bahwa ia harus ikut ujian lagi yang waktunya akan ditentukan oleh Penyelenggara Pelatihan, dan sebelum memiliki Sertifikat Lulus Pelatihan ia belum boleh mengikuti Ujian Kompetensi.

5.1.1 Pelatih (Instruktur) 1. Kualifikasi Pelatih

1) Pelatih (Instruktur) minimal berijazah S1 Teknik Sipil dengan pengalaman kerja di bidang Perencanaan Jalan minimum 5 tahun, atau S2 Bidang Jalan Raya dengan pengalaman kerja di bidang Perencanaan Jalan minimum 3 tahun. 2) Harus mampu mengajar, dibuktikan dengan sertifikat TOT (Training of Trainer)

atau pengalaman mengajar di pelatihan-pelatihan bidang jalan. 3) Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.

4) Konsisten mengacu pada SKKNI dan SLK untuk Ahli Perencanaan Umum Jalan. 5) Pembelajaran materi pelatihan untuk pencapaian unit kompetensi disertai

dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat. 2. Peran Pelatih

Pelatih (instruktur) dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah untuk :

1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.

2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.

4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

(27)

3. Kurikulum Pelatihan

KODE UNIT : SPL.KS21.228.00

JUDUL UNIT : Membuat laporan pelaksanaan perkerasan jalan beton

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk membuat laporan pelaksanaan perkerasan jalan beton

No. Unit / Elemen

Kompetensi Kurikulum / Silabus

Jam Pelajaran (JP)

Teori Praktek Jumlah

8. Membuat Laporan

Pelaksanaan Perkerasan Jalan Beton

Laporan Pelaksanaan

Perkerasan Jalan Beton 2.44 1.56 4.00

8.1. Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan persiapan konstruksi Laporan pelaksanaan pekerjaan persiapan konstruksi 8.2. Membuat laporan pekerjaan konstruksi Laporan pekerjaan konstruksi 8.3 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan selama masa pemeliharaan Pembuatan laporan pelaksanaan masa pemeliharaan 8.4 Menyusun dokumentasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi Penyusunan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi

Jumlah Jam Pelajaran

2.44 1.56 4.00

4. Proses pembelajaran

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung :

 Menjelaskan Tujuan Pelatihan sesuai dengan SKKNI

 Merangsang motivasi peserta dengan memberi kesempatan kepada peserta untuk

mengajukan pertanyaan-pertanyaan selama proses pembelajaran. Waktu : 5 menit.  Mengikuti penjelasan  Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas. HO

2. Penjelasan : Bab 1 Kata Pengantar, Bab 2 Standar Kompetensi dan Bab 3 Strategi dan Metode Pelatihan

 Materi Pelatihan ini

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mencatat hal-hal

(28)

merepresentasikan unit kompetensi.

 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetnsi

 Penjelasan Materi Pelatihan (Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian)

 Pengakuan Kompetensi

Terkini

 Pengertian istilah  Pengertian Unit Standar  Unit Kompetensi yang

dipelajari  Panduan Penilaian  Kompetensi Kunci  Strategi pelatihan  Metode pelatihan Waktu : 20 menit. penting.  Mengajukan

pertanyaan bila perlu.

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung Ringkasan Materi Pelatihan

 Materi Pelatihan Unit Kompetensi

 Elemen Kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja)  Batasan / Rentang Variabel

Waktu : 20 menit.

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mencatat hal-hal

penting.

 Mengajukan

pertanyaan bila perlu. HO Menjelaskan laporan pelaksanaan pekerjaan persiapan konstruksi 35 menit  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mencatat hal-hal

penting.

 Mengajukan

pertanyaan bila perlu.

HO

Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung Membuat laporan pekerjaan

kon-struksi

75 menit

 Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.  Mencatat hal-hal

penting.

 Mengajukan

pertanyaan bila perlu.

HO Penyusunan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif.

(29)

40 menit

 Mencatat hal-hal penting.

 Mengajukan

pertanyaan bila perlu.  Mengikuti penjelasan

instruktur dengan tekun dan aktif. Jumlah: 225 menit

1). Teori = 3.44 JPL 2).Praktek = 1.56 JPL

5.1.2 Penilai

Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :

1. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.

2. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.

3. Mencatat pencapaian / perolehan peserta dalam memahami substansi Buku Informasi.

5.1.3 Peserta pelatihan

Persyaratan untuk dapat diterima sebagai Peserta Pelatihan adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan

minimal

: D3 Teknik Sipil

2. Pengalaman

Kerja

: 1) D3 Teknik Sipil, minimal 5 (lima) tahun berpengalaman di bidang Perencanaan Jalan.

2) S1 Teknik Sipil, minimal 2 (dua) tahun berpengalaman di bidang Perencanaan Jalan.

3) S2 bidang Jalan Raya, minimal 1 (satu) tahun berpengalaman di Bidang Perencanaan Jalan.

5.1.4 Teman kerja/sesama peserta pelatihan

Teman kerja/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

5.2. Sumber Perpustakaan

Sumber-sumber bacaan yang dapat dipergunakan adalah Peraturan Perundang-undangan terkait dengan substansi-substansi Unit Kompetensi dan beberapa judul buku yang diharapkan dapat menambah wawasan baik Pelatih maupun Peserta Pelatihan, sebagai berikut :

1. Spesifikasi Umum 2010 Bina Marga

2. Keputusan Menteri Kimpraswil nomor 349 / 2004 tentang Pedoman Pembuatan Laporan Proyek.

(30)

5.3. Daftar peralatan/mesin dan bahan

1. Untuk menayangkan hand out materi pelatihan agar bisa diikuti oleh Peserta Pelatihan, Pelatih (Instruktur) memerlukan OHP (Overhead Proyektor) dan layar, jika hand out tersebut berupa OHT (overhead transparency). Namun apabila Pelatih menyiapkan bahannya dalam bentuk file komputer yang disimpan di flash disk atau CD/DVD, maka yang diperlukan adalah laptop (yang telah diisi dengan sistem operasi misalnya Windows dan sejumlah software yang dapat digunakan untuk membuka dan menayangkan bahan hand out), proyektor LCD dan layar. Mungkin Pelatih menganggap perlu menayangkan film-film dokumentasi yang berkaitan dengan materi pelatihan, maka lap top tersebut perlu dilengkapi dengan peralatan audio berupa speaker yang bisa dihubungkan ke laptop agar suara tayangan film dokumentasi tersebut dapat didengar oleh peserta pelatihan. Selain itu, ada kemungkinan penayangan hand out perlu dibantu dengan menambahkan white board untuk memudahkan pelatih menggambarkan/menuliskan rincian penjelasan materi pelatihan. Fungsi white board dapat juga digantikan dengan papan tulis atau blackboard sesuai dengan pertimbangan, bahan yang mana yang mudah didapatkan di lokasi pelatihan.

2. Untuk menyelenggarakan ujian yang akan dilakukan oleh Penilai, peralatan/bahan yang diperlukan tergantung jenis ujian yang akan dilakukan. Jika ujian dilakukan secara tertulis, bahan yang diperlukan adalah materi uji yang digandakan sebanyak peserta ujian dan format penilaian beberapa rangkap sesuai kebutuhan untuk pertanggungjawaban administrasi penyelenggaraan ujian.

3. Untuk materi pelatihan Survai Lalu-Lintas untuk keperluan Planning dan Programming diperlukan praktek, sehingga diperlukan peralatan / bahan yang diperlukan untuk keperluan praktek.

4. Untuk Peserta Pelatihan, yang diperlukan adalah ruang kelas, meja dan kursi yang layak untuk keperluan pelatihan dilengkapi dengan OHP atau LCD (jika Pelatih akan menayangkan materi pelatihan), Buku Informasi dan Buku Kerja, bahan-bahan hand out dan lain-lain sesuai dengan kondisi di tempat pelatihan.

5.4 Kesimpulan

Untuk dapat menyelenggarakan pelatihan ini, peralatan dan bahan yang diperlukan adalah : 1. Ruang kelas, pendingin ruangan (AC), saklar listrik, rol kabel listrik, microphone, meja tulis

dan kursi sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pelatihan.

2. OHP (Overhead Proyektor) dan layar, jika hand out tersebut berupa OHT (overhead transparency), atau laptop, LCD dan layar sesuai dengan yang dikehendaki oleh pelatih. 3. White board dilengkapi dengan alat tulis dan penghapus tulisan di white board atau, 4. Black board dilengkapi dengan alat tulis dan penghapus tulisan di black board. 5. Kertas A3 untuk Flip Chart dilengkapi dengan alat tulisnya.

6. Hand out, Buku Informasi, Buku Kerja dan Materi Uji Kompetensi.

Jumlah dan jadwal penggunaan peralatan dan bahan tersebut di atas disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggaraan pelatihan dan ujian.

Gambar

Gambar kerja disiapkan oleh kontraktor apabila hasil survey lapangan mendapatkan  kondisi yang menyebabkan Gambar Rencana yang tersedia harus dirubah
Gambar  terlaksana  yang  mengacu  kepada  hasil  pekerjaan  dibuat  untuk  disetujui  direksi pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya solusi BPD dalam menghadapi kendala meliputi sebaiknya sarana teknologi dimiliki BPD dan anggota harus diperbanyak dan diperluas, sumber daya manusia (SDM)

Sedangkan posisi Madam Tan Wok Bar sendiri dalam bisnis kuliner di Yogyakarta sejajar dengan restoran-restoran premium di Yogyakata dilihat dari segi geografis lokasi Madam

responden yang menggunakan jasa laundry diajukan untuk mengetahui frekuensi penggunaan jasa laundry dalam 1 bulan, pertimbangan penggunaan media promosi, pertimbangan

bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 /MENKES/446/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Pembiayaan Pasien Penyakit Infeksi Emerging Tertentu

Data kuantitatif yang diperoleh berupa hubungan skor test akhir (posttest) antara metode pembelajaran Project Based Learning berbasis GRASPS berbantu modul digital

Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin mencoba untuk mengungkapkan bagaimana pembentukan karakter disiplin melalui program bimbingan rohani murid yang diadakan

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan oleh seorang tenaga kerja untuk

Untuk pekerjaan mobilisasi bahan, seorang Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bronjong bertanggung jawab atas, kuantitas dan kualitas barang masuk dan pendistribusian. Mobilisasi bahan