• Tidak ada hasil yang ditemukan

REGISTER DALAM SITUS KOMUNITAS DUNIA MAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REGISTER DALAM SITUS KOMUNITAS DUNIA MAYA"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

KASKUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh

CANGGIH ATMAHARDIANTO C0205019

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

KASKUS

Disusun oleh : Canggih Atmahardianto

C0205019

Telah disetujui oleh pembimbing: Pembimbing

Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum. NIP 195504091983032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Sastra Indonesia

(3)

commit to user

iii

KASKUS

Disusun oleh Canggih Atmahardianto

C0205019

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Pada Tanggal 27 Juli 2012

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Dra. Chattri Sigit W, M.Hum

NIP 196412311994032005 ... Sekretaris Drs. FX. Sawardi, M.Hum

NIP 196105261990031003 ... Penguji I Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum

NIP 195504091983032001 ... Penguji II Miftah Nugroho, S.S, M.Hum

NIP 197707252005011002 ...

Dekan

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

(4)

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Canggih Atmahardianto NIM : C0205019

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus adalah betul-betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari skripsi tersebut.

Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan,

(5)

commit to user

v MOTTO

Masa depan bukan bergantung pada keadaan, tetapi bergantung pada keputusan. (Hitam Putih, Dedy Corbuzier)

Kegagalan tidak berarti kita telah menyia-nyiakan hidup, tetapi berarti kita harus memulai lagi dengan cara lain dan lebih giat serta penuh kesadaran.

(6)

commit to user

vi

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orangtua penulis Kakak penulis

Keluarga penulis Nha

Almamater yang telah memberikan banyak pengetahuan di bidang kebahasaan.

(7)

commit to user

vii

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Sastra pada Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi hingga terselesaikannya skripsi ini, penulis menyadari adanya hambatan dan kesulitan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan bekal keyakinan yang kuat dan usaha serta dukungan dari berbagai pihak, segala hambatan dan kesulitan dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.E.D., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi kesempatan bagi penulis untuk menyusun skripsi.

2. Drs. Ahmad Taufiq, M. Ag. selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin dalam penulisan skripsi ini.

3. Dra. Hesti Widyastuti, M.Hum. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan memberikan dorongan semangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(8)

commit to user

viii

senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan dalam proses belajar di bangku kuliah.

6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf pengajar Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta atas semua ilmu dan fasilitas yang penulis terima.

7. Staf UPT Perpustakaan Universitas Sebelas Maret dan staf Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa yang telah memberikan kemudahan dalam mendapatkan buku-buku referensi untuk penyelesaian skripsi ini. 8. Seluruh keluarga tercinta.

9. Teman-teman Sasindo angkatan 2005, teman seperjuangan, AKU SAYANG KITA.

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah ikut serta dalam melancarkan proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya peminat bidang linguistik dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2012

(9)

commit to user

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ... 8

A. Tinjauan Studi Terdahulu ... 8

B. Landasan Teori ... 11

1.Sosiolinguistik ... 11

2.Fungsi Bahasa ... 12

(10)

commit to user

x

a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia ... 21

b. Hibrida ... 21

c. Kontraksi ... 21

5. Register ... 21

6. Singkatan dan Akronim ... 25

7. Gaya Bahasa ... 27

8. Internet ... 30

9. Kaskus ... 31

C. Kerangka Pikir ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Data dan Sumber Data ... 38

C. Teknik Pengumpulan Data ... 39

D. Klasifikasi Data ... 39

E. Metode Analisis Data ... 43

F. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data ... 44

BAB IV ANALISIS DATA ... 45

A. Karakteristik Penggunaan Bahasa Indonesia pada Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus ... 45

1. Pelesapan afiks, Hibrida, dan Kontraksi ... 45

a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia ... 46

b. Hibrida ... 46

(11)

commit to user

xi

a. Singkatan ... 48

1) Singkatan yang menggunakan huruf awal kapital ... 48

2) Bentuk penggalan ... 50

a) Penggalan suku kata pertama ... 50

b) Penggalan suku terakhir ... 51

c) Pengekalan empat huruf pertama ... 52

3) Angka sebagai pengganti kata dan suku kata ... 52

4) Gabungan huruf dan angka ... 54

b. Akronim ... 55

1) Akronim yang berasal dari huruf awal tiap kata ... 55

2) Akronim yang ditulis dengan huruf kecil ... 56

3. Dilihat dari Bentuknya ... 58

a. Berdasar satuan lingual ... 58

1) Kata ... 58

2) Frasa ... 59

3) Kalimat ... 59

b. Berdasar asal bahasa ... 60

1) Register yang menggunakan bahasa Indonesia ... 60

2) Register yang menggunakan bahasa Jawa ... 61

3) Register yang menggunakan bahasa Inggris ... 62

B. Kosakata Khusus Penanda Register dalam Kaskus ... 62

1. Menanggapi Suatu Thread ... 63

(12)

commit to user

xii

4. Pangkat atau Tingkatan ... 74

5. Koneksi dan Istilah dalam Internet ... 77

C. Gaya Bahasa ... 82

1. Gaya Bahasa Perbandingan ... 82

a. Metafora ... 82

b. Personifikasi ... 83

c. Asosiasi ... 83

2. Gaya Bahasa Pertentangan ... 84

a. Paradoks ... 84

b. Antithesis ... 84

3. Gaya Bahasa Sindiran ... 85

a. Ironi ... 85

b. Sinisme ... 86

c. Sarkasme ... 86

BAB V PENUTUP ... 87

A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

(13)

commit to user

xiii

Canggih Atmahardianto. C0205019. 2012. Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus. Skripsi : Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Permasalahan yang dikaji adalah (1) bagaimana karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? (2) bagaimana kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus? (3) Bagaimana gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus?

Tujuan penelitian ini adalah (1) menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, (2) mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, (3) menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik. Data yang digunakan dalam penelitian berbentuk tertulis yang terdapat dalam sumber data yang berasal dari situs komunitas dunia maya Kaskus. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat-kalimat, ataupun paragraf yang di dalamnya mengandung register. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik catat. Penulis menerapkan metode padan dalam menganalisis data. Metode padan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ortografis dengan alat penentu bahasa tertulis yang terdapat dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Metode tersebut diwujudkan dengan menggunakan teknik hubung banding. Hasil analisis data disajikan secara formal dan informal.

(14)

commit to user

xiv

(15)

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri serta dalam fungsinya sebagai alat komunikasi verbal (Harimurti, 2001: 21). Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif untuk kepentingan komunikasi antara sesama manusia. Hal tersebut tidak terlepas dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial, yang pada dasarnya selalu menginginkan kontak dengan manusia lain.

Bahasa sebagai media berinteraksi memiliki faktor-faktor pendukung di dalamnya, baik yang berupa faktor-faktor linguistik maupun nonlinguistik. Faktor-faktor nonlinguistik yang mempengaruhi pemakaian suatu bahasa antara lain berupa status sosial, latar belakang, pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin dan sebagainya.

Masyarakat akan berbicara dengan bahasa yang sama dalam komunitas yang sama. Kebahasaan juga merefleksikan etnisitas seseorang. Banyak kelompok etnik yang menggunakan bahasa yang berbeda sehubungan dengan identitas mereka.

(16)

commit to user

komunikasi dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, di dalam penelitian bahasa dengan ancangan sosiolinguistik senantiasa akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya di dalam masyarakat yang dipengaruhi berbagai faktor sosial yang terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat yang sangat heterogen, ada satu komunitas yang mempunyai aktivitas dan berada dalam satu ruang lingkup sosial yang lebih kccil atau terbatas, yaitu komunitas dalam dunia maya (internet). Penulis sangat tertarik untuk meneliti berbagai variasi bahasa serta kosakata yang digunakan oleh komunitas ini, sebab keunikan yang ada di dalamnya akan menjadi satu wawasan bagi masyarakat, khususnya para pemerhati bahasa. Hal tersebut akan dapat lebih memperkaya khasanah kebahasaan yang ada.

Salah satu media komunikasi yang saat ini popular digunakan adalah internet. Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnected-networking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian (id.wikipedia.org/wiki/internet). Internet selain digunakan untuk mencari informasi juga merupakan salah satu sarana bagi manusia untuk berkomunikasi. Menurut Lani Sidharta (1996 : xiii), internet adalah jaringan komputer yang areal jaringannya mencapai seluruh dunia. Manusia dapat mengakses segala informasi melalui internet tanpa mengenal waktu, batas negara, cuaca, dan sebagainya.

(17)

commit to user

internet yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Dengan hanya berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai akses internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku dan perpustakaan, internet melambangkan pengetahuan informasi dan data secara ekstrim (id.wikipedia.org/wiki/internet). Fasilitas yang disediakan internet memberi kemudahan manusia untuk berkomunikasi. Salah satunya adalah dengan membentuk komunitas atau forum di dunia maya. Beberapa komunitas maya yang sering digunakan untuk menyampaikan gagasan dan memberikan informasi antara lain Kaskus, detik.com, KapanLagi, dan VIVAnews.

Komunitas di dunia maya pada umumnya dijadikan ajang untuk bertukar pikiran, memberi informasi, menyampaikan gagasan, dan jual beli. Setiap komunitas memiliki anggota dari berbagai golongan. Salah satu bentuk komunitas yang populer di dunia maya adalah Kaskus. Situs komunitas dunia maya yang beralamat di www.kaskus.us ini awalnya bertujuan sebagai forum informal mahasiswa Indonesia di luar negeri. Nama Kaskus sendiri merupakan singkatan dari kata "kasak-kusuk". Kaskus merupakan forum dalam internet yang memberi kesempatan kepada para anggotanya untuk berbagi informasi seputar berita & politik, komputer, jokes (humor), movies (film), supranatural, sports (olahraga), games (permainan), otomotif, musik, dan regional.

(18)

commit to user

suatu hal. Penulis memilih Kaskus karena register yang ada di dalamnya banyak dipakai oleh komunitas lain di dunia maya dan pemilihan kata yang digunakan juga sangat menarik. Berikut ini adalah contoh register yang ada dalam Kaskus:

/repost: informasi yang diberikan sudah pernah ditulis sebelumnya oleh orang lain/

/gan: sapaan atau panggilan untuk anggota komunitas/ /keep posting: tetap memberi informasi atau tulisan/

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penulis mencoba mengkaji tentang register dalam situs forum dunia maya Kaskus yang difokuskan pada bentuk dan makna register yang terkandung di dalamnya dengan judul “Register dalam Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus”.

B. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi penelitian ini agar lebih mendalam dan terarah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sangat diperlukan adanya pembatasan masalah. Adanya pembatasan masalah ini bertujuan agar ruang lingkup penelitian ini lebih terarah dan juga mempermudah peneliti dalam menganalisis

(19)

commit to user

bentuk-bentuk register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Penelitian ini akan menggunakan tinjauan sosiolinguistik.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik penggunaan bahasa indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus?

2. Bagaimana kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus?

3. Bagaimana gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus?

D. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang diharapkan dapat menjangkau hasil yang hendak dicapai dalam penelitian itu. Penelitian, khususnya dalam ilmu pengetahuan empiris biasanya mempunyai tujuan untuk menentukan, mengembangkan atau menguji kebenaran dari suatu pengetahuan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

(20)

commit to user

3. Menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis adalah manfaat yang berkenaan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, dalam hal ini ilmu kebahasaan (linguistik). Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan mengenai penggunaan register dalam Kaskus. Selanjutnya penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan studi register dalam sosiolinguistik.

Manfaat Praktis

1. Menambah pengetahuan penulis maupun pembaca mengenai karakteristik dan kosakata khusus dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

2. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dan dikembangkan sebagai referensi pada penelitian sejenis berikutnya.

F. Sistematika Penulisan

(21)

commit to user

Bab satu berupa pendahuluan yang isinya merupakan latar belakang masalah yang mendeskripsikan alasan penulis mengapa penelitian ini dilakukan, pembatasan masalah, rumusan masalah yang berupa pertanyaan atau pokok permasalahan bagi penulis, tujuan penelitian yang merupakan kalimat operasional mengenai tujuan yang akan diteliti, manfaat penelitian yang berupa manfaat praktis dan teoretis, dan sistematika penulisan.

Bab dua merupakan kajian pustaka. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tinjauan studi terdahulu yang merupakan hasil penelitian sebelumnya yang mirip dan sudah ada, dan landasan teori berupa kutipan-kutipan teori yang digunakan dalam penelitian.

Bab tiga merupakan metode penelitian. Dalam bab ini dipaparkan mengenai jenis penelitian, data dan sumber data yang telah dikumpulkan oleh penulis, teknik pengumpulan data yakni cara pemerolehan data oleh penulis, klasifikasi data, metode dan teknik analisis data, dan teknik penyajian analisis data.

Bab empat adalah analisis data yang berisi karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, dan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

(22)

commit to user

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Studi Terdahulu

Ada beberapa studi terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini. Di antaranya dapat diuraikan sebagai berikut:

Skripsi Endah Fatmaningsih (2003) dari jurusan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta yang berjudul Register Reporter Sepakbola. Kajian ini mendeskripsikan pemakaian bahasa yang digunakan reporter sepakbola baik secara lisan maupun tulis. Dalam penelitian ini ditemukan sejumlah kosakata khusus dan acuan makna yang dikonvensikan sebagai penanda register sepakbola. Juga adanya beberapa gaya bahasa yang banyak digunakan dalam pemakaian bahasa para reporter. Kosakata yang ada berhubungan erat dengan kebutuhan para reporter untuk melaporkan atau mendeskripsikan hal sebagai berikut: posisi pemain, nama tendangan, aturan permainan, tindakan pemain, keadaan atau suasana pertandingan, nama daerah di lapangan, dan teknik permainan.

(23)

commit to user

interjeksi, dan pemakaian slang Selain itu pemakaian bahasa Indonesia dalam chatting dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor linguistik dan nonlinguistik.

Skripsi Wahyu Nurchayatun (2001) yang berjudul Ragam Bahasa Indonesia dalam Rubrik Ah Tenane pada Harian Solo Pos. Berdasarkan analisis ditemukan adanya pemanfaatan ragam bahasa informal, pemanfaatan ragam bahasa percakapan, pemanfaatan kata-kata slang, pemanfaatan singkatan dan akronim, pemanfaatan gaya bahasa hiperbol, metonimia, dan repetisi, pemanfaatan bentuk idiom. Pada peistiwa campur kode dan alih kode banyak ditemukan adanya unsur bahasa Jawa. Ditemukan juga campur kode ke dalam yang ditandai dengan adanya penyisipan unsur bahasa yang berasal dari bahasa Jawa dan sedikit dialek Jakarta. Sedangkan campur kode ke luar ditandai dengan adanya penyisipan unsur bahasa yang berasal dari bahasa Inggris dan Arab. Dilihat dari unsur kebahasaannya, peristiwa campur kode dalam rubruk Ah Tenane sebagian besar berwujud campur kode kata, disamping frasa, baster, perulangan kata, idiom, dan klausa.

Skripsi Anita Maharani Kairana (2007) yang berjudul Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Rakom Taksi Koperasi Sopir Transportasi (Kosti) Solo: Pendekatan Sosioloinguistik. Berdasarkan analisisnya yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa karakteristik pemakaian bahasa dalam rakom taksi Kosti Solo

ditemukan adanya tiga ciri. Pertama, pilihan ragam lisan, ditandai dengan adanya

pembentukan kata, antara lain bentuk pemendekan atau kontraksi, akronim,

singkatan, dan sapaan yang bertujuan untuk mempererat keakraban antara

(24)

commit to user

bahasa rakom taksi antara lain: a) Setting Scene artinya tempat dan suasana berbicara, b) Participant yaitu operator dan pengemudi, c) End atau tujuan pembicaraan, d) Act atau pokok tuturan, f) Key atau ragam bahasa dan nada suara yang digunakan dalam bertutur, g) Norm atau kaidah bertutur, h) Instrument atau alat yang digunakan untuk berkomumkasi, dan i) Genre yaitu jenis kegiatan terjadinya tuturan. Ketiga, penstiwa campur kode dalam rakom taksi Kosti Solo berwujud kata, frasa. baster, kata ulang, dan klausa. Kosa kata khusus yang digunakan dalam rakom taksi Kosti Solo antara lain penawaran dan penerimaan order, pengecekan order, penyebutan daerah, jalan, hotel, cafe, dan pelanggan, penyebutan nomot-nomor taksi, penyebutan huruf pada alamat penumpang, kondisi pangkalan, order luar kota dan bagian-bagian taksi. Fungsi tindak tutur operator dan pengemudi dalam rakom taksi Kosti Solo mengandung 14 fungsi tindak tutur yang terbagi atas empat jenis tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Fungsi tindak tutur asertif meliputi mengusulkan, dan melaporkan. Fungsi tindak tutur direktif mencakup menyuruh, menasihati, memesan, dan memohon. Fungsi tindak tutur komisif meliputi menjanjikan, menawarkan, dan menolak. Fungsi tindak tutur ekspresif meliputi mengeluh, berterima kasih, mengucapkan selamat, menyalahkan, dan mengecam.

(25)

commit to user

terjadi dalam komunitas musik serta mempunyai makna tersendiri. Percakapan yang mengandung kosakata khusus dalam komunitas musik mempunyai fungsi untuk menyatakan maksud dan tujuan pembicaraan.

B. Landasan Teori

1. Sosiolinguistik

Sosiolinguistik sebagai salah satu cabang ilmu linguistik yang mengkaji mengenai bahasa dan hubungannya dalam pemakaiannya di masyarakat. Ini berarti bahwa sosiolinguistik memandang bahasa pertama-tama sebagai sistem sosial dan sistem komunikasi, serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu (Sumarsono, 2004:1).

Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai bahasa, melainkan dilihat atau didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat. Oleh karena itu, bagaimana pun rumusan mengenai sosilinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan hubungan bahasa dengan kegiatan-kegiatan atau aspek-aspek kemasyarakatan (Abdul Chaer, 2003:3).

(26)

commit to user

mempengaruhi pemakaian bahasa misalnya status sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi, jenis kelamin, dan sebagainya.

Di samping itu, pemakaian bahasa juga dipengaruhi oleh faktor-faktor situasional, yaitu siapa berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dimana, dan mengenai masalah apa seperti yang dirumuskan oleh Fishman (dalam Suwito

1991:4) ”Who Speaks, what language, to whom, and when”. Adanya faktor-faktor

sosial dan faktor-faktor situasional mempengaruhi pemakaian bahasa, sehingga timbullah variasi-variasi bahasa.

2. Fungsi bahasa

Secara tradisional bahasa didefinisikan sebagai alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti, alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Bagi sosiolinguistik bahasa adalah alat untuk menyampaikan gagasan atau pikiran dianggap terlalu sempit. Oleh karena itu, fungsi bahasa dapat dilihat dari sudut pandang penutur, pendengar, topik, kode, dan amanat pembicaraan.

Fungsi bahasa tidak hanya satu jenis, dengan perkembangan akal budi, bahasa adalah sarana pengembangan, sedangkan dalam kaitannya dengan penciptaan kebudayaan, bahasa adalah sarana kerja sama manusia yang membudaya (Sudaryanto, 1990:3).

(27)

commit to user

bahasa itu dengan cara seindah- indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia, (3) tujuan filologis, yaitu untuk memelajari naskah- naskah tua untuk menyelidiki latar belakang sejarah manusia, sejarah kebudayaan dan adat istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri, dan (4) menjadi kunci untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain (1984: 17). Nababan (dalam Alwasilah, 1993:38), membedakan empat golongan tujuan atau fungsi suatu bahasa yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan dan fungsi pendidikan.

Nababan mengkaji fungsi sosial bahasa menjadi 4 golongan dan setiap golongan dibagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi kebudayaan, fungsi kemasyarakatan, fungsi perorangan dan fungsi pendidikan. Fungsi sosial sebagai fungsi kemasyarakatan dibagi menjadi dua yaitu (1) berdasarkan ruang lingkup dan (2) berdasarkan pemakaian. Fungsi perorangan dibagai menjadi tujuh yaitu (1) instrumental, (2) menyuruh, (3) interaksi, (4) kepribadian, (5) pemecahan masalah, (6) khayal dan (7) informasi (1993:38).

Dilihat dari sudut penutur, bahasa berfungsi sebagai personal atau pribadi. Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Dilihat dari segi pendengar, maka bahasa berfungsi sebagai direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Di sini bahasa tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu tetapi juga melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimaui si pembicara.

(28)

commit to user umumnya.

Bila dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa berfungsi sebagai metalingual atau metalinguistik, yaitu bahasa digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri.

Jika dilihat dari segi amanat yang akan disampaiakan maka bahasa berfungsi sebagai imajinatif. Fungsi imajinatif ini biasanya berupa karya seni (puisi, cerita, dongeng, lelucon) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya.

3. Variasi Bahasa

Di dalam sosiolinguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai tanda, tetapi juga dipandang sebagai sistem sosial, sistem komunikasi, dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu, penelitian bahasa dengan ancangan sosiolinguistik akan memperhitungkan bagaimana pemakaiannya dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial tertentu.

Ferguson dan Gumpers berpendapat bahwa ragam bahasa adalah keseluruhan pola-pola ujaran manusia yang cukup dan serba sama untuk analisis dengan teknik-teknik pemerian sinkronik yang ada dan memiliki perbendaharaan unsur-unsur yang cukup besar dan penyatuan–penyatuannya atau proses-proses dengan cakupan semantik yang cukup luas untuk berfungsi dalam segala konteks komunikasi yang normal (dalam Alwasilah 1993: 55).

(29)

commit to user

bahasa dan masyarakat yaitu variasi internal dan eksternal atau variasi sistemik dan ekstrasistemik. Variasi sistemik (internal) yaitu terjadi sebagai perubahan atau perbedaan yang dimanifestasikan dalam ujaran seseorang atau penutur di tengah masyarakat bahasa tertentu. Variasi ekstrasistemik (eksternal) yaitu variasi yang bersumber dari luar sistem bahasa dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti keadaan geografis, konteks sosial, fungsi atau tujuan komunikasi dan faktor perkembangan bahasa dalam kurun waktu yang lama.

Abdul Chaer dan Agustina mendefinisikan variasi bahasa dalam dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi bahasa itu. Variasi atau ragam bahasa terjadi sebagai akibat dari adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam. Variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasi berdasarkan adanya keragaman sosial dan fungsi kegiatan di dalam masyarakat sosial (2004: 81).

Maryono membagi wujud variasi bahasa berupa idiolek, dialek, tingkat tutur (speech levels), ragam bahasa dan register. Penjelasan kelima variasi bahasa itu dapat dijelaskan seperti berikut ini.

a. Idiolek merupakan variasi bahasa yang sifatnya individual, maksudnya sifat khas tuturan seseorang berbeda dengan tuturan orang lain.

(30)

commit to user

penutur dan perbedaan kelas sosial penutur. Oleh karena itu, muncul konsep dialek geografis dan dialek sosial (sosiolek)

c. Tingkat tutur (speech levels) merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan anggapan penutur tentang relasinya (hubungannya) dengan mitra tuturnya.

d. Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya perbedaan dari sudut penutur, tempat, pokok tuturan dan situasi. Dalam kaitan dengan itu akhirnya dikenal adanya ragam bahasa resmi (formal) dan ragam bahasa tidak resmi (santai, akrab).

e. Register merupakan variasi bahasa yang disebabkan oleh adanya sifat-sifat khas keperluan pemakainya, misalnya bahasa tulis terdapat bahasa iklan, bahasa tajuk, bahasa artikel, dan sebagainya; dalam bahasa lisan terdapat bahasa lawak, bahasa politik, bahasa doa, bahasa pialang dan sebagainya (dalam Dwi Purnanto, 2002:18).

(31)

commit to user

segi status, yaitu bahasa ibu, bahasa daerah, bahasa franca, bahasa nasional, bahasa negara, bahasa pengantar, bahasa persatuan, bahasa resmi (1987:52).

Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam sosiolinguistik. Variasi ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak serta dalam wilayah yang luas. Variasi bahasa menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina, dapat digolongkan sebagai berikut.

a. Variasi bahasa dari segi penuturnya

1. Idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan. Menurut konsep idiolek setiap orang mempunyai bahasanya atau ideoleknya masing-masing.

2. Dialek yaitu variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif yang berada pada suatu tempat, wilayah, dan area tertentu.

3. Kronolek yaitu variasi bahasa yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu.

4. Sosiolek yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial pada penuturnya. (2004: 62-64)

b. Variasi dari segi pemakaian

(32)

commit to user

register biasanya dikaitkan dengan masalah dialek. Kalau dialek berkenaan dengan bahasa itu digunakan oleh siapa, di mana, dan kapan, maka register berkenaan dengan masalah bahasa itu digunakan untuk kegiatan apa. (Abdul Chaer dan Leonie Agustina, 2004: 68)

Martin Joos membagi ragam bahasa berdasarkan tingkat formalitas atas lima tingkat atau yang disebutnya style (gaya bahasa) sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen) ialah ragam bahasa yang paling resmi yang dipergunakan dalam situasi-situasi yang khidmat dan upacara-upacara resmi. Bentuk-bentuk tertulis ragam beku ini terdapat dalam dokumen bersejarah seperti undang-undang dasar dan dokumen-dokumen penting lainnya.

2. Ragam resmi (formal) ialah ragam bahasa yang dipakai dalam pidato-pidato resmi, rapat dinas, atau rapat resmi pimpinan suatu badan. 3. Ragam usaha (consultative) adalah ragam bahasa yang sesuai dengan

pembicaraan-pembicaraan biasa di sekolah, perusahaan, dan rapat-rapat usaha yang berorientasi kepada hasil atau produksi.

4. Ragam santai (casual) adalah ragam bahasa santai antarteman dalam berbincang-bincang, rekreasi, berolahraga, dan sebagainya.

(33)

commit to user

Pemakain bahasa dalam register pada umunya menggunakan ragam bahasa informal. Menurut Mansoer Pateda, bahasa dalam situasi tidak resmi biasanya ditandai oleh keintiman dan di sini berlaku pula asal orang yang diajak bicara mengerti (1987:70).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Purwo mengajukan sejumlah ciri bahasa Indonesia tak baku sebagai berikut.

1. Penggunaan bentuk-bentuk fatis seperti dong, deh, sih, nih. 2. Penggunaan pronomina persona.

3. Adanya pemarkah dalam bentuk morfem. Purwo mengajukan tiga ciri morfologis yang menandai bentuk tak baku. Pertama adalah ketiadaan morfem yang seharusnya ada pada ragam baku, seperti morfem ber- dan me-. Kedua adalah kehadiran morfem yang lain dari yang terdapat pada ragam baku, seperti morfem in-. Ketiga adalah kehadiran morfem yang sama bentuk dengan yang terdapat pada ragam baku, yang tidak berpadanan dengan sufiks apapun dalam ragam baku.

4. Adanya bentuk penggal yang dalam ragam baku berupa bentuk utuh. Misalnya (s)aja, (s)udah, (se)dikit, (se)bentar.

5. Adanya perubahan bunyi, dalam hal ini yang pertama adalah perubahan bentuk diftong pada bentuk baku menjadi bunyi lain seperti kalau→kalo, samapai→sampe. Perubahan bunyi juga terdapat pada bentuk-bentuk vokal yang lain seperti bulat→bulet, benar→bener.

6. Adanya gabungan antara pemenggalan dan perubahan bunyi. Misalnya

(34)

commit to user

7. Adanya bentuk-bentuk leksikal yang berbeda dengan yang dipakai pada ragam baku. Ada dua bentuk yang ditemukan, yang pertama adalah bentuk leksikal tak baku yang mempunyai padanan dalam bentuk baku, seperti membuat→bikin, mengatakan→bilang, hanya→cuma. Kedua adalah bentuk leksikal yang memiliki makna lebih dari satu dalam ragam baku, seperti sedang→baru→lagi.

8. Selain bentuk-bentuk pemarkah di atas ada pula kaidah lain yang ditemukan, yaitu letak -in yang tidak dapat ditemukan dalam sembarang kata. Misalnya diletakkan → diletakin → ditaruh, disembunyikan →disembunyiin → diumpetin(dalam Kushartanti, 2006 : 2-4).

4. Morfologi

Verhaar mendefinisikan morfologi sebagai cabang dari linguistik yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar babasa sebagai satuan gramatikal. Sebagai contoh, kata berhak, secara fonologis kata tersebut terdiri atas enam fonem, dan secara morfologis terdiri atas dua satuan minimal, yaitu ber- dan hak. Satuan minimal gramatikal itu dinamai "morfem". Demikian pula, kata Inggris undo 'melepaskan, meniadakan' terdiri atas empat fonem dan atas dua morfem, yaitu un- dan do (2001:97).

(35)

commit to user dianalisis sebagai morfem satu atau lebih.

Dalam morfologi dikenal juga variasi morfem ataupun proses-proses morfologis. Penelitian ini akan mengkaji beberapa bentuk kosakata yang mengalami proses morfologis. Beberapa proses morfologis yang akan dibahas dalam penelitian ini di antaranya adalah:

a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia.

Pelesapan afiks ini terjadi sebagai salah satu bentuk variasi atau proses morfologis, akan tetapi tidak mempengaruhi makna dari kata aslinya. Fenomena semacam ini dimungkinkan terjadi dalam percakapan yang bersifat informal. Misalnya nyimak dulu ya gan.

b. Hybrida

Hybrida merupakan istilah yang mengacu pada penggabungan dua morfem yang berasal dari bahasa yang berbeda. Dalam hal ini, dipakai afiks dalam bahasa Indonesia untuk digabungkan dangan kata dasar asing. Misalnya bukannya gak bisa ke-search kalo pake browser doang ya Gan.

b. Kontraksi (pemendekan)

Pemendekan di sini tidak mengubah arti kata sebenarnya akan tetapi hanya digunakan atas pertimbangan kepraktisan semata. Misalnya dalam kata internet menjadi net.

5. Register

(36)

commit to user

dan perhatian yang sama. Di samping itu, register juga merupakan variasi bahasa yang berbeda satu sama lainnya karena kekhasan penggunaannya.

Menurut Hartman & Stork register adalah suatu ragam bahasa yang dipergunakan untuk maksud tertentu, sebagai kebalikan dari dialek sosial atau regional (yang bervariasi karena penuturnya). Register bisa dibatasi lebih sempit dengan acuan pada pokok ujaran, media, atau tingkat keformalan (dalam Chaedar Alwasilah, 1985:63).

Register menurut Halliday merupakan konsep semantik, yang dapat didefinisikan sebagai suatu susunan makna yang dihubungkan secara khusus dengan susunan situasi tertentu dari medan, pelibat, dan sarana. Namun karena ungkapan susunan makna, register termasuk juga ungkapan, yaitu ciri leksiko gramatis dan fonologis yang secara khusus menyertai atau menyatakan makna-makna ini (1992:53).

Menurut Mansoer Pateda, register dibagi menjadi lima, yaitu:

a. Oratorical atau frozen, yang digunakan oleh pembicara profesional sehingga seseorang tertarik dengan pembicaraannya.

b. Deliberate atau formal, yang ditujukan kepada pendengar untuk memperluas pembicaraan yang disengaja.

c. Consultative, terdapat dalam transaksi perdagangan di tempat terjadinya dialog karena ia membutuhkan persetujuan.

(37)

commit to user

e. Intimate, digunakan dalam suasana kekeluargaan (1987: 64),

Ferguson berpendapat bahwa register adalah situasi komunikasi yang terjadi berulang secara teratur dalam suatu masyarakat (yang berkenaan dengan partisipan, tempat, fungsi-fungsi komunikatif, dan seterusnya) sepanjang waktu cenderung akan berkembang menandai struktur bahasa dan pemakaian bahasa yang berbeda dari pemakaian bahasa pada situasi- situasi komunikasi lainnya. Dijelaskan oleh Ferguson bahwa orang yang terlibat dalam situasi komunikasi secara langsung cenderung mengembangkan kosa kata, ciri-ciri intonasi yang sama, dan potongan-potongan ciri-ciri kalimat dan fonologi yang mereka gunakan dalam situasi itu. Lebih lanjut dikatakannya bahwa ciri-ciri register yang demikian itu akan memudahkan komunikasi yang cepat, sementara ciri yang lain dapat membina perasaan yang erat (dalam Dwi Purnanto 2002:21).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaiannya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat kegiatannya. Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam-macam kegiatan sosial yang biasanya melibatkan orang. Register merupakan bentuk makna yang khususnya dihubungkan dengan konteks sosial tertentu, yang di dalamnya banyak kegiatan dan sedikit percakapan, yang kadang-kadang disebut sebagai bahasa tindakan.

(38)

commit to user

dalam suatu masyarakat yang berkenaan dengan pertisipan, tempat, fungsi-fungsi komunikatif, (3) digunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat tertentu sesuai dengan profesi dan perhatian yang sama.

Dari data yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan bahwa bentuk register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dilihat dari bentuknya dapat dibagi menjadi dua yaitu berdasarkan asal bahasanya dan satuan lingualnya.

1. Berdasarkan satuan lingualnya

Register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus berdasarkan satuan lingualnya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kata, frasa, dan kalimat.

a. Kata

Register bentuk kata dapat berupa kata tunggal dan kata kompleks. Kata tunggal merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satuan yang lebih kecil, sedang kata kompleks merupakan satuan gramatikal yang terdiri atas satuan yang lebih kecil lagi (Ramlan 2001:28). Contoh register yang berbentuk kata, yaitu pas nyoba nyedot video di yutub...eh kenceng bener....(mengunduh).

b. Frasa

Frasa adalah unsur klausa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi itu merupakan satuan gramatik (Ramlan 2001: 138). Contoh: gambarnya sih keren....tapi salah kamar.(salah masuk forum)

c. Kalimat

(39)

commit to user

titi nada, jeda, intonasi dan kesenyapan. Dalam intonasi, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya dan tanda seru. Contoh register yang berbentuk kalimat, yaitu keep postinggan...mangstab!!!.

2. Berdasarkan asal bahasanya

Dari pengklasifikasian data yang terkumpul atau tersedia, dilihat dari asal bahasanya register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Register yang menggunakan bahasa Indonesia, contoh: cendol, sundul, lapak.

b. Register yang menggunakan bahasa Inggris, contoh: keep posting, thread, bookmark.

c. Register yang menggunakan bahasa Jawa, contoh: nyedot, nyimak.

6. Singkatan dan Akronim

Ada beberapa pola pemakaian singkatan dan akronim dalam www.kaskus.us/showthread.php?t=1667011 sebuah forum di kaskus yang

berjudul “Pola Singkatan dan Akronim dalam Media Chatting dan Internet”.

Pemakaian singkatan pada media chatting dan SMS adalah sebagai berikut. a. Singkatan

(40)

commit to user

Singkatan berikut ini dibentuk dari huruf awal pada sebuah kata. Penulisan singkatan itu harus menggunakan huruf kapital dan tidak disertai tanda titik. Contoh: dapet aja nih TS nya, calon HT Nihh !! (Thread Starter) 2) Bentuk penggalan

Bentuk penggalan adalah proses pemendekan yang mengekalkan salah satu bagian dari leksem. Kridalaksana mengklasifikasikan bentuk penggalan sebagai berikut.

a) Penggalan suku kata pertama

Contoh: kasian bngt lu sob..(berasal dari kata sobat) b) Pengekalan suku terakhir

Contoh: laen kali jangan beli disitu ya gan (berasal dari kata juragan) c) Pengekalan empat huruf pertama

Contoh: ituu warnet apa hotel sist (berasal dari kata sister) (1989:172)

3) Angka sebagai pengganti kata dan suku kata

Penggunaan angka untuk menggantikan sebuah kata atau suku kata ini dipilih berdasarkan kesesuaian bunyi dengan kata atau suku kata yang digantikannya. Contoh: thx 4 infonya...(berasal dari kata thanks for)

4) Gabungan huruf dan angka

(41)

commit to user

dahulu sebelum mengetahui makna sebenarnya. Hal itu lebih tepat disebut sebagai permainan bahasa. Contoh: wih t4 ny keren ya gan, tempatnya jg bersih gitu (berasal dari kata tempat)

b. Akronim

1) Akronim yang berasal dari awal huruf setiap kata

Akronim yang terdapat dalam Kaskus bukan hanya bentuk akronim yang dikenal masyarakat umum. Bentuk akronim tersebut diciptakan sendiri oleh para pengguna Kaskus yang khusus dipakai dalam dunia maya. Bentuk akronim ini berupa gabungan huruf awal dari deret kata yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. Contoh: maklum gan,sensitif kalo ada bau IGO (Indonesian Girls Only)

2) Akronim yang ditulis dengan huruf kecil

Akronim ini dibentuk dengan mengekalkan salah satu bagian komponen suku kata dan menggabungkannya dengan komponen suku kata yang lain. Penulisan singkatan semacam ini sebaiknya dituliskan dengan huruf kecil semua. Contoh: mantep gan klo lagi dikejar sama maho (manusia homo) (diakses tanggal 13 Mei 2011, pukul 09.30)

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa ialah penggunaan kata-kata kiasan dan perbandingan yang tepat untuk mengungkapkan sesuatu maksud agar membentuk pemilihan bahasa yang tepat. Biasanya masing-masing pengarang memiliki cara pemilihan gaya bahasa sendiri-sendiri. Gaya bahasa dibedakan atas empat bagian, yaitu:

(42)

commit to user

Gaya bahasa perbandingan yaitu gaya bahasa yang dipakai untuk membandingkan sesuatu dengan yang lainnya. Gaya bahasa perbandingan dibagi atas:

1) Metafora

Metafora adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata bukan arti sesungguhnya, melainkan sebagai kiasan (lukisan) yang berdasarkan persamaan dan perbandingan. Contoh:

Bagi" Cendol/Bata Gratis Buat Para Abu-Abu !!!! (belum mendapat reputasi atau belum dikenal)

2) Personifikasi

Personifikasi adalah jenis gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau yang tidak bergerak seolah-olah bernyawa (berperilaku seperti manusia, contoh:

- Cendol siap meluncur…..(reputasi baik)

- mesin yang buat ngisinya udah tua kali gan.(mesin SPBU) 3) Asosiasi

Asosiasi ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan sesuatu dengan keadaan lain yang sejalan dengan gambaran sifatnya. Contoh: - iya gan. kaya film final destination yang pertama

b. Gaya bahasa pertentangan

(43)

commit to user

Paradoks ialah gaya bahasa yang hanya menampakkan arti dengan obyek sebenarnya. Contoh:

- Wuih keren.. tapi Shotosop ya gan (diedit dengan Photoshop)

2) Antitesis

Antitesis adalah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang berlawanan artinya dengan maksud sebagai penekanan pertentangan. Contoh:

- jelek2 tp tuh mobil banyak sejarahnya kali gan...

c. Gaya bahasa sindiran

Gaya bahasa sindiran adalah gaya bahasa yang bertujuan untuk memberi sindiran, Gaya bahasa sindiran terdiri atas gaya bahasa ironi, sinisme dan sarkasme

1) Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata sebaliknya dari suatu maksud dengan tujuan menyindir. Contoh:

- si agan rajin banget bikin trit ni (thread sudah sering dibuat) 2) Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa sindiran yang secara tidak langsung (lawan kata) mengungkapkan rasa tidak suka, disampaikan secara kasar. Contoh: - Setuju Gan... Udah terbiasa ga bemoral kali,,, ..

(44)

commit to user

Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang sangat kasar dengan menggunakan bahasa yang tidak sopan. Contoh:

- anjing Megaupload di tutup IDW jangan deh kalo bisa

8. Internet

Internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan sangat besar sehingga tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara yang dapat menanganinya sendiri.

“Asal usul internet berasal dari jaringan komputer yang dibentuk pada tahun

1970-an. Jaringan komputer tersebut diperbaharui dan dikembangkan, dan sekarang penerusnya menjadi tulang punggung global untuk sumber daya

informasi yang disebut dengan internet.” (Lani Sidharta, 1996 : xiii).

Teknologi internet merupakan salah satu teknologi yang sangat menunjang dalam pemberian informasi. Saat ini perkembangan internet sangat pesat. Aksesnya mudah didapat dan aplikasinya pun mudah digunakan oleh pemakai yang tidak mengerti komputer sekali pun. Pemakai dapat menggunakan fasilitas internet di rumah, yaitu dengan fasilitas telepon yang ada. Selain itu, fasilitas internet mudah didapat di kota-kota besar, seperti adanya warung internet (warnet) yang marak di mana-mana.

(45)

commit to user

internet. Fasilitas ini dapat bertambah kapan saja karena selalu ada ahli yang menemukan cara-cara baru untuk memanfaatkan apa yang ada dalam internet. Fasilitas tersebut antara lain: e-mail, Usenet, Finger Login, Remote Login, Talk Facility, Internet Relay Chat, Gopher, World-Wide Web, Mailing List, Electronic Magazine, Bulletin Board System, dan sebagainya (1996:xiv).

9. Kaskus

Kaskus adalah situs forum komunitas maya terbesar Indonesia. Kaskus lahir pada tanggal 6 November 1999 oleh tiga pemuda asal Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Seattle, Amerika Serikat. Mulanya Kaskus yang dikembangkan oleh Andrew, Ronald, dan Budi ini dibuat untuk memenuhi tugas kuliah mereka. Konsep awal Kaskus sebenarnya adalah situs yang mampu mengentaskan dahaga mahasiswa Indonesia di luar negeri akan kampung halaman melalui berita-berita Indonesia. Situs www.Kaskus.us pada saat ini dikelola oleh PT. Darta Media Indonesia. Anggotanya, yang pada saat ini berjumlah lebih dari 2.000.000 member, tidak hanya berasal dari Indonesia namun tersebar juga hingga negara lain. Pengguna Kaskus umumnya berasal dari kalangan remaja hingga orang dewasa.

(46)

commit to user

Menurut Alexa.com, pada bulan September 2010 Kaskus berada di peringkat 257 dunia dan menduduki peringkat 6 situs yang paling banyak dikunjungi di Indonesia.

Pada bulan Agustus 2005, PC Magazine Indonesia memberikan penghargaan kepada situs Kaskus sebagai situs terbaik dan komunitas terbesar, kemudian Kaskus terpilih kembali sebagai website terbaik pilihan pembaca PC Magazine pada 2006.

Pada tanggal 23 Mei 2006 manajemen Kaskus terpaksa mengubah domain dari .com menjadi .us, karena penyebaran virus Brontok yang dibuat dengan tujuan menyerang situs-situs besar Indonesia dan Kaskus masuk dalam target penyerangan.

Awal April 2007, manajemen Kaskus menambah 2 server baru untuk meningkatkan performance situs Kaskus (Dell Server). Pada Juli 2008, Pengelola Kaskus akhirnya memutuskan untuk mengoperasikan server Kaskus di Indonesia. Untuk keperluan tersebut Kaskus membeli 8 server Dell PowerEdge 2950. Hal ini membuat akses Kaskus berlipat ganda dan akhirnya pengelola berencana menambahkan 8 server lagi sehingga total yang akan beroperasi di bulan September adalah 16 server.

Data per September 2010, jumlah server Kaskus sudah mencapai lebih dari 50 server karena perkembangan yang sangat pesat (pertambahan user rata-rata per hari mencapai kurang lebih 3000 orang).

(47)

commit to user

komunitas YogyaFree. Serangan ini menyebabkan database Kaskuscorrupt (tidak dapat diakses) sehingga administrator terpaksa mengunci thread yang ada.

Penyerangan tersebut diduga terkait dengan peristiwa perusakan (deface) situs YogyaFree beberapa hari sebelumnya. Penyerang yang mengklaim dirinya sebagai salah satu anggota Kaskus juga melontarkan celaan yang bernada mengejek di salah satu bagian forum YogyaFree. Hal tersebut membuat beberapa anggota YogyaFree berang, dan kemudian balik menyerang Kaskus dengan DDoS. Akibatnya, administrator Kaskus terpaksa mematikan server Kaskus (penyerangan mengakibatkan thread yang telah dibuat terpaksa dikunci (lock)).

Perang cyber antara kedua komunitas ini akhirnya selesai ketika kedua pengelola situs menandatangani memorandum online untuk mengakhiri pertikaian di antara keduanya. Pesan tersebut dipampang selama beberapa minggu di halaman situs masing-masing.

Meskipun kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan ini cukup berat, administrator Kaskus menjanjikan bahwa Kaskus akan kembali normal pada Juli 2008, seiring dengan diluncurkannya server baru Kaskus di gedung Cyber, Jakarta. Namun, ia juga mengatakan bahwa data-data yang akan dimunculkan kembali adalah data yang dimuat sebelum tahun 2008, sementara data yang dibuat selama tahun 2008 tidak dapat dimunculkan kembali.

(48)

commit to user

Sementara itu, Fight Club adalah forum yang dikhususkan sebagai tempat berdebat yang benar-benar bebas tanpa dikontrol. Seringkali masalah yang diperdebatkan berkaitan dengan SARA. Penghinaan terhadap suku dan agama lazim terjadi.

Setelah diberlakukannya UU ITE, Kaskus segera menutup BB17 karena bertentangan dengan UU ITE tentang penyebaran materi pornografi. Fight Club diubah namanya menjadi Debate Club. Fight Club dan Debate Club pada dasarnya memiliki fungsi yang sama sebagai tempat untuk berdebat, hanya saja kontrol di Debate Club diperketat. Setiap thread baru yang dibuat user terlebih dahulu disensor oleh moderator. Bila dianggap tidak layak dan membahas SARA, maka thread itu akan dihapus.

Untuk menghapus citra negatif Kaskus sebagai media underground dan situs porno, Kaskus mengubah tampilannya pada tanggal 17 Agustus 2008. Tampilan baru Kaskus dibuat penuh warna. Selain itu, Kaskus juga menambahkan fitur-fitur baru seperti blog dan Kaskus WAP.

C. Kerangka Pikir

(49)

commit to user

Situs Komunitas Dunia Maya Kaskus

Kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung register

Pendekatan Sosiolinguistik

1. Menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

2. Mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

3. Menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

Hasil:

1. Karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

2. Kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

(50)

commit to user

Sumber data dalam penelitian ini adalah situs komunitas dunia maya Kaskus. Data yang digunakan adalah penggunaan bahasa tulis yang berupa satuan lingual yakni kata, frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiolingistik yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, mendeskripsikan kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus, dan menjelaskan gaya bahasa dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

Analisis yang pertama adalah tentang karakteristik penulisan register yang ada di dalam Kaskus. Karakteristik penggunaan bahasa Indonesia pada register di dalam Kaskus meliputi pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia, hibrida, dan kontraksi; singkatan (singkatan yang menggunakan huruf kapital, bentuk penggalan, angka sebagai pengganti kata dan suku kata, dan gabungan huruf dan angka) dan akronim (akronim yang berasal dari huruf awal tiap kata dan akronim yang ditulis dengan huruf kecil); dan berdasar dari bentuknya (berdasar satuan lingual dan asal bahasa).

Analisis kedua adalah tentang kosakata khusus penanda register dalam Kaskus (menanggapi suatu thread, panggilan atau sapaan, reputasi, pangkat atau tingkatan, dan koneksi dan istilah dalam internet).

(51)

commit to user

maya Kaskus, kosakata khusus penanda register dalam situs komunitas dunia maya

(52)

commit to user

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif karena data yang diteliti berupa kata-kata dan bukan angka-angka. ”Metode kualitatif yaitu metode pengkajian atau metode penelitian terhadap suatu masalah yang tidak didesain atau dirancang menggunakan metode statistik” (Edi Subroto, 2007:5).

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud kata-kata, kalimat, wacana, gambar-gambar atau foto, kemudian dilakukan analisis data untuk membuat kesimpulan umum. ”Dikatakan deskriptif sebab penelitian ini dilakukan semata-mata hanya didasarkan pada fakta atau fenomena yang ada dan secara empiris hidup pada penuturnya, sehingga hasilnya adalah perian bahasa yang mempunyai sifat pemaparan yang apa adanya” (Sudaryanto, 1992:62). Penulis menggunakan pendekatan sosiolinguistik dalam mengkaji register dalam situs komunitas dunia maya Kaskus.

B. Data dan Sumber Data

(53)

commit to user

2011. Sumber data adalah asal data penelitian itu diperoleh sebagai tumpuan dalam penelitian. Sumber data penelitian ini adalah situs komunitas dunia maya Kaskus

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang berkualitas. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik catat.

Teknik pustaka menurut Edi Subroto (2007 : 47) adalah ”mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Sumber-sumber tertulis itu dapat berwujud majalah, surat kabar, karya sastra, buku bacaan umum, karya ilmiah, buku perundang-undangan”. Teknik pustaka dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil data kebahasaan berupa fenomena kebahasaan dalam situs komunitas dunia maya Kaskus. Data yang dipilih kemudian dikumpulkan dengan cara diprint out.

Setelah terkumpul, data kemudian dicatat dengan menggunakan teknik catat. ”Teknik catat adalah mengadakan pencatatan terhadap data yang relevan yang sesuai

dengan tujuan penelitian” (Edi Subroto, 2007:47). Data tersebut dicatat dan diklasifikasikan, kemudian dilakukan penomoran data sesuai dengan tanggal, bulan, tahun, dan nomor urut.

D. Klasifikasi Data

(54)

commit to user

Subroto, 2007: 51). Klasifikasi data dilakukan setelah semua data terkumpul. Klasifikasi data sangat bermanfaat untuk mengarahkan sekaligus memudahkan di dalam penganalisisan.

Data tersebut dicatat dan diklasifikasikan, kemudian dilakukan penomoran data sesuai dengan tanggal, bulan, tahun, dan nomor urut. Contoh:

(1) <regkas211011-38> Sorry gan pertamaxnya habis, ente premium aja ya Keterangan:

(1) : nomor urut

regkas : register dalam Kaskus

Pertamaxnya : data yang dikaji (selanjutnya data yang dikaji akan dicetak tebal)

211011 : tanggal pengambilan data (tanggal 21, bulan Oktober, tahun 2011)

38 : nomor data

Berikut adalah pengklasifikasian datanya.

No. Jenis data Nomor Data

1. Bidang Morfologi

a. Pelesapan afiks dalam bahasa

Indonesia

b. Hibrida

c. Kontraksi

<regkas150811-03> ...klo lihat yang gituan mulu

<regkas150811-05> ngejunk doang kerja lu gan..

(55)

commit to user

1) Akronim yang berasal dari huruf

awal tiap kata

<regkas100811-02> ah yang boneng gan

<regkas301211-131> ituu warnet apa hotel sist

<regkas230811-06> mudah2an HT

<regkas191211-107> ...Thanks b4..

<regkas011011-22> kalo ada bau IGO...

<regkas241011-44> .... dikejar sama maho

(56)

commit to user

<regkas041111-55> Nais Inpo juragan... mangstab...

<regkas091011-28> sundul [agi ya gan

<regkas150811-04> ternyata mbah google...

regkas230811-06> ...nice thread ah,,,

<regkas300811-07> nice info gan,... <regkas100811-01> pengalaman ane...

<regkas051111-58> ...timpukin yg ijo2..

<regkas101111-66> Kaskuser yang baik... <regkas150811-04> ternyata mbah google...

<regkas051111-58> di timpukin yg ijo2.. <regkas171111-76> ...avatar ane ga gerak... <regkas070911-09> jadi inget film final

(57)

commit to user

”Pekerjaan analisis data adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.” (Lexy J. Moleong, 2007: 103). Dalam

menganalisis data, penulis menggunakan metode padan. Metode padan yakni metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan memakai alat penentu yang berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1985: 2).

(58)

commit to user

banding menyamakan, yakni membandingkan satuan-satuan kebahasaan dengan satuan kebahasaan yang dimaksud penutur.

F. Teknik Penyajian Analisis Data

Hasil analisis data disajikan secara formal dan informal. Penyajian formal adalah penyajian hasil analisis data dengan menggunakan kaidah yang berbentuk rumus, bagan/ diagram, tabel, dan gambar, sedangkan penyajian informal hanya menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145).

Penyajian bersifat formal yaitu menggunakan perumusan dengan tanda dan lambang-lambang. Tanda yang digunakan antara lain adalah kurung kurawal besar (}) dan tanda panah (→) atau (↔) yang digunakan untuk menjabarkan bentuk-bentuk

singkatan, tanda (...) untuk menunjukkan nomor data, tanda garis miring rangkap (/.../) untuk satuan fonem, tanda [ ] untuk menunjukkan ejaan fonetis, tanda { } digunakan untuk satuan morfem, dan tanda kutip ‘…’ untuk menyatakan makna.

(59)

commit to user

45

BAB IV

ANALISIS DATA

Analisis merupakan suatu tahapan yang penting dalam sebuah penelitian. Dalam tahapan ini penulis berupaya untuk menjelaskan dan medeskripsikan secara langsung berbagai masalah yang berhubungan dengan data yang telah diperoleh.

A. Karakteristik Penggunaan Bahasa Indonesia pada Register dalam Situs

Komunitas Dunia Maya Kaskus

Dalam suatu komunitas atau kelompok sosial tertentu selalu menggunakan bahasa yang khas dalam menjalin komunikasi. Dalam penelitian ini digunakan bahasa tulis. Ragam bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah ragam bahasa informal atau santai. Bahasa informal mempunyai banyak ciri yang mudah untuk diidentifikasi, seperti adanya alofon, pelesapan bagian kata, pemendekan, dan lain-lain.

1. Pelesapan Afiks, Hibrida, dan Kontraksi

(60)

commit to user a. Pelesapan afiks dalam bahasa Indonesia

Pelesapan afiks ini terjadi sebagai salah satu bentuk variasi atau proses morfologis, akan tetapi tidak mempengaruhi makna dari kata aslinya. Fenomena semacam ini dimungkinkan terjadi dalam percakapan yang bersifat informal. Adapun contohnya adalah sebagai berikut.

(1)<regkas150811-03> kan baik untuk kesehatan mata gan klo lihat yang gituan mulu

(kan baik untuk kesehatan mata gan kalau melihat yang seperti itu terus)

(2)<regkas300811-06> nice info gan, ane sih klo ngisi bensin jgn pas kepepet mau abis bgt gan.

(info yang bagus gan, saya kalau mengisi bensin jangan yang pas bensin mau habis banget gan)

Kata lihat dan ngisi yang dituliskan seharusnya mendapat penambahan afiks me-, tetapi dalam penggunaannya dilesapkan untuk kepentingan kepraktisan penulisan. Pelesapan afiks tidak mengubah arti dari kata tersebut.

Penulisan kata-kata dengan menghilangkan afiks seperti data (1) dan (2) di atas sangat sering dijumpai dalam percakapan antaranggota Kaskus. Gejala semacam ini menunjukkan bahwa kaidah kebahasaan tidak terlalu diperhatikan dalam menjalin komunikasai di dalam Kaskus. Penutur lebih menekankan pada arti dan kepraktisan penulisan semata.

b. Hibrida (antara afiks Indonesia dengan kata dasar asing)

(61)

commit to user

Dalam penelitian ini digunakan ragam bahasa informal atau santai sehingga sering kali ditemukan bentuk penggabungan afiks bahasa Indonesia dengan kata dasar asing. Berikut adalah contohnya.

(3)<regkas110911-09> bukannya gak bisa ke-search kalo pake browser doang ya Gan.

(bukannya tidak bisa kecari kalau pakai browser saja ya gan) (4)<regkas210911-12> kagak bisa didownload gan.

(tidak bisa diunduh gan)

(5)<regkas230911-15> browsernya pake apa gan? (mesin pencarinya pakai apa gan?

Dari data di atas dapat dilihat bahwa kata dasar bahasa asing bisa ditambah dengan afiks dalam bahasa Indonesia. Semua kata yang berafiks di- dan ke-termasuk dalam golongan kata kerja pasif dan maknanya menyatakan “suatu perbuatan” seperti dalam kata ke-search dan didownload. Sedangkan afiks –nya dalam kata browsernya membentuk kata keterangan.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa anggota Kaskus mempunyai kebebasan untuk menggunakan ragam bahasa serta istilah-istilah dalam berkomunikasi. Hal ini menjadi kesepakatan bersama di antara mereka selama bahasa yang digunakan dapat dimengerti dan mempunyai kesamaan arti dan maksud.

c. Kontraksi atau pemendekan

(62)

commit to user

Pemendekan di sini tidak mengubah arti kata sebenarnya akan tetapi hanya digunakan atas pertimbangan kepraktisan semata. Berikut adalah contohnya.

(6)<regkas250911-18> sudah saatnya ganti koneksi inet yang lebih dewa gan

(sudah saatnya ganti koneksi internet yang lebih dewa gan) (7)<regkas270911-20> mayan gan buat cuci mata

(lumayan gan buat cuci mata)

Dari data di atas dapat dilihat pemendekan kata dari internet menjadi inet dan lumayan menjadi mayan tidak mengubah arti dari kata yang sebenarnya, tetapi hanya untuk kepraktiasn semata. Beberapa tuturan yang terjadi dalam Kaskus merupakan ragam informal. Oleh karena itu sangat dimungkinkan terjadi proses kontraksi dalam setiap kalimat yang ada.

2. Singkatan dan Akronim

Di dalam Kaskus banyak ditemukan singkatan dan akronim. Penulisan singkatan dan akronim selain dilakukan untuk kepentingan kepraktisan penulisan juga digunakan untuk membedakannya dari komunitas lain. Berikut akan dijelaskan beberapa jenis pola singkatan dan akronim yang terdapat dalam Kaskus.

a. Singkatan

1) Singkatan yang menggunakan huruf awal kapital

(63)

commit to user

(8)<regkas021111-48> lanjutin di PM gan... takut ketauan momod ntar di marahin

(Lanjutin di Private Message gan… takut ketahuan momod nanti dimarahin.)

(9) <regkas161011-30> keren bener ya. di FJB ada yang jual ga?mau dong,hehehe

(Keren bener ya. Di Forum Jual Beli ada yang jual tidak? Mau dong, hehehe.)

(10) <regkas051111-53> Kalopun gak selamat, agan-agan masih bisa kunjungi mereka di Forum DP!

(Kalaupun tidak selamat, agan-agan masih bisa mengunjungi mereka di forum Disturbing Picture!)

Proses pembentukan pola singkatan-singkatan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut.

P : Private (pribadi)

Private Message (Pesan Pribadi) M : Message (Pesan)

F : Forum

J : Jual Forum Jual Beli B : Beli

D : Disturbing (Mengganggu)

Gambar

gambar identitas anggota Kaskus. Avatar diletakkan di bawah nama anggota
gambar dari identitas anggota Kaskus mengalami suatu masalah dan tidak
gambar yang bagus. Pertentangan timbul karena gambar yang bagus tadi di

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan kerangka berpikir yang ada, maka dapat ditarik hipotesa awal dari penelitian ini, yaitu semakin besar faktor-faktor negatif yang ada dalam perencanaan

“Hmm pekerjaan, kalau saya sih ngga ngomong pekerjaan ya karena memang ya pekerjaan kan sesuatu yang seharusnya dijalani karena saya hidup dari keluarga yang

(6) Bagan struktur organisasi Satuan Pengelola Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVII dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Nilai kerapatan relatif, frekuensi relatif dan dominansi relatif dari jenis tanaman Tengkawang disajikan pada Tabel 1 dan nilai kerapatan relatif, frekuensi relatif dan

Merupakan data kualitatif yang bersifat tidak setara setara atau tidak sama antar data yang satu dengan yang lain.. Jadi diberikan nama

Selain itu penggunaan substrat light guide plate (LGP) sebagai pandu gelombang pada sistem LWC memang terbukti dapat meningkatkan intensitas emisi dari sumber eksitasi

cangkok ulin tidak dipengaruhi oleh hormon tumbuh Rootone-F. zwagery ) yang menggunakan hormon tumbuh Rootone-F maupun yang tidak menggunakan hormon tumbuh Rootone-F akan

Norma pembatasan upaya hukum kasasi terhadap sengketa TUN dalam ketentuan Pasal 45A ayat (2) huruf c Undang-Undang MA bersifat multi-tafsir, sehingga harus direvisi