• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan Berkualitas di Tengah Kokohnya Perekonomian Nasional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pertumbuhan Berkualitas di Tengah Kokohnya Perekonomian Nasional"

Copied!
292
0
0

Teks penuh

(1)

La

pora

n T

ah

una

n B

CA 2

01

0

PT Bank Central Asia Tbk

Kantor Pusat

Menara BCA

Grand Indonesia

Jl. M.H. Thamrin No. 1

Jakarta 10310, Indonesia

2010

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 2010

Pertumbuhan Berkualitas

di Tengah Kokohnya Perekonomian Nasional

Per

tu

m

bu

ha

n Berkua

litas d

i T

enga

h K

ok

oh

nya Perek

onom

ia

n Nasiona

l

(2)

Daftar Isi

8

Tonggak Sejarah

10

Ikhtisar Data Keuangan

13

Ikhtisar Saham

14

Laporan Presiden Komisaris

20

Laporan Presiden Direktur

28

Perbankan Cabang

34

Perbankan Korporasi

38

Perbankan Individual

44

Perbankan Tresuri dan Internasional

50

Manajemen Risiko

56

Sumber Daya Manusia

59

Operasi dan Jaringan

63

Teknologi Informasi

Pendahuluan

Tinjauan Bisnis

Pendukung Bisnis

68

Laporan Pelaksanaan GCG

106

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

112

Pembahasan Hasil Kinerja Keuangan

131

Laporan Keuangan Konsolidasi

Data Perusahaan

Tinjauan Tata Kelola Perusahaan

Tinjauan Keuangan

Visi

Bank pilihan utama andalan

masyarakat, yang berperan

sebagai pilar penting

perekonomian Indonesia

Misi

• Membangun institusi yang unggul di

bidang penyelesaian pembayaran dan

solusi keuangan bagi nasabah bisnis

dan perseorangan

• Memahami beragam kebutuhan

nasabah dan memberikan layanan

finansial yang tepat demi tercapainya

kepuasan optimal bagi nasabah

• Meningkatkan nilai francais dan nilai

stakeholder BCA

(3)

Fokus strategis BCA pada Pertumbuhan,

Kualitas penyaluran kredit, dan Efisiensi

memungkinkan Bank untuk mencapai

pertumbuhan berkualitas tinggi dan

meningkatkan perannya sebagai bank

transaksional yang menyediakan layanan

penyelesaian pembayaran dalam

mendukung tercapainya perekonomian

Indonesia yang kuat dan tujuan

(4)

jumlah cabang dan ATM

Pada tahun 2010 BCA terus tumbuh berkembang, baik dalam jaringan cabang maupun jaringan distribusi elektronik dengan membuka 27 cabang baru, menambah 848 ATM dan menempatkan 18.379 EDC. Hingga akhir tahun 2010, jaringan BCA terdiri atas 902 cabang, 7.459 ATM, dan lebih dari 100.000 EDC, yang secara efektif memberikan layanan

Rata-rata frekuensi transaksi mencapai sekitar 5 juta transaksi per hari. Transaksi melalui Internet Banking berkembang pesat, dimana nilai transaksi tumbuh 40,7% dan frekuensi transaksi tumbuh 74,6%

transaksi per hari

902

dan

7.459

sekitar

5

juta

Di tahun 2010, portofolio kredit BCA tumbuh 24,2%

dibandingkan rata-rata pertumbuhan kredit sektor perbankan

Indonesia sebesar 22,1%. BCA berada pada posisi yang

menguntungkan untuk senantiasa berkembang di tengah

kondisi ekonomi yang ditandai oleh rendahnya tingkat suku

bunga dan permintaan nasabah yang terus meningkat

Pertumbuhan Kredit yang Solid

Fokus pada

(5)

Tiga unsur utama strategi BCA dalam

memasuki tahun 2010 adalah Pertumbuhan,

Kualitas, dan Efisiensi. Sebagai salah

satu bank penyedia layanan transaksi dan

pembayaran terkemuka di Indonesia, BCA

tumbuh berkembang dengan kokoh dan

memberikan kontribusi yang signifikan bagi

pembangunan ekonomi nasional.

BCA secara bertahap memperluas perannya

dari bank transaksional menjadi penyedia

solusi keuangan dengan menawarkan

produk yang lebih beragam dan pendekatan

bisnis yang lebih berorientasi pada nasabah.

Kami terus memperkuat usaha dalam

menyalurkan kredit dan menggali peluang

bisnis baru untuk menjawab berbagai

keinginan dan kebutuhan nasabah.

Djohan Emir Setijoso Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk

peningkatan dana pihak ketiga

13,2

%

Dana pihak ketiga tumbuh 13,2% menjadi Rp 277,5 triliun, didukung oleh peningkatan dana rekening giro dan tabungan

pertumbuhan portofolio kredit

24,2

%

Penyaluran kredit naik 24,2% menjadi Rp 153,9 triliun. Kenaikan tersebut terjadi di seluruh segmen kredit terutama pada segmen kredit konsumer

pertumbuhan kredit konsumer

31,9

%

Tingginya pertumbuhan kredit konsumer ditopang oleh kredit perumahan dan kendaraan bermotor roda empat, yang merupakan hasil dari pengaruh positif pertumbuhan segmen kelas menengah dan tingkat suku bunga yang rendah

Nilai Transaksi Internet Banking

(dalam triliun Rupiah) Dana Pihak Ketiga (dalam triliun Rupiah) Portofolio Kredit (dalam triliun Rupiah)

152,7 2010 2009 2008 2007 2006 189,2 209,5 245,1 277,5 61,4 2010 2009 2008 2007 2006 82,4 112,8 123,9 153,9 323,9 2010 2009 2008 2007 2006 611,1 991,8 1.355,6 1.907,7

(6)

Kualitas adalah

Prioritas Utama

Kami

Peningkatan Kualitas Kredit

rasio kredit bermasalah

(Non Performing Loan - NPL)

rasio cadangan terhadap NPL

Dengan menekankan pemberian kredit yang

berkualitas, didasari oleh penentuan kriteria kredit

serta langkah pemantauan dan pengawasan yang

ketat, BCA berhasil mempertahankan kualitas

portofolio kredit secara keseluruhan

Ekspansi kredit ditunjang oleh komposisi

dana pihak ketiga yang berkualitas,

dengan rekening transaksional sebagai

porsi utama

Proporsi rekening transaksional

terhadap total dana pihak ketiga

Deposito

Rekening Transaksional (Giro dan Tabungan)

75

%

25

%

0,6

%

(7)

Kemampuan BCA dalam menyediakan

layanan berkualitas tinggi dan sistem

yang aman mendukung PLN dalam

mengembangkan bisnis dan layanannya.

Layanan transaksi pembayaran elektronik

BCA dan jaringan yang luas memberikan

kemudahan bagi nasabah dan menciptakan

efisiensi bagi PLN dalam menangani

pembayaran tagihan langganan PLN. BCA

berhasil mempertahankan kepercayaan

dan loyalitas kami dengan menyediakan

berbagai layanan lebih dari yang dijanjikan,

serta selalu cepat tanggap dalam

mengambil langkah maju untuk memenuhi

kebutuhan nasabah perbankan korporasi.

Lebih dari itu, dengan citra perbankan

yang kuat dan kemampuan pembiayaan

yang besar, BCA berperan penting dalam

pembiayaan proyek PLN. BCA membantu

PLN merealisasikan pembangunan

pembangkit listrik dalam menyediakan

infrastruktur yang memadai untuk

menggerakkan ekonomi nasional. Kami

puas dengan dukungan penuh BCA dalam

setiap kerjasama yang terjalin.

Dahlan Iskan Presiden Direktur PT PLN (Persero)

Memperdalam

Hubungan

dengan

Nasabah

Memahami

dan Memenuhi

Kebutuhan

Nasabah

Kepuasan

Nasabah

Kualitas Produk

dan Layanan

BCA terus meningkatkan

kualitas produk dan

layanan perbankannya

guna memberikan manfaat

bagi para nasabah.

Pada tahun 2010, BCA

mengembangkan teknologi

KlikBCA Smartphone

dan e-Commerce serta

terus menambah

fitur-fitur keamanan perbankan

elektronik

(8)

Efisiensi

adalah Keharusan

<

50

%

Efisiensi biaya dipertahankan pada tingkat

di bawah 50%

efisiensi biaya

Pertumbuhan berkualitas harus diimbangi dengan

efisiensi serta optimalisasi penggunaan sumber

daya yang dimiliki. Pengembangan sumber daya

manusia merupakan kunci dalam upaya kami untuk

meningkatkan efisiensi

13,3

%

Pengelolaan biaya secara efisien

menghasilkan peningkatan biaya operasional

yang minimal

Investasi di bidang teknologi mendukung

pesatnya peningkatan transaksi melalui

peningkatan biaya operasional

22,6

%

peningkatan jumlah transaksi

(9)

Tingginya persaingan bisnis perlu disikapi

dengan meningkatkan efisiensi. Upaya

peningkatan efisiensi dilakukan dalam

lingkup yang luas, meliputi efisiensi

biaya dan optimalisasi produktivitas

karyawan, serta penyederhanaan prosedur

operasional dan administrasi dengan

dukungan teknologi yang semakin baik.

BCA menyelenggarakan program pelatihan

khusus maupun massal bagi semua

karyawan di seluruh unit kerja. Teknologi

dimanfaatkan sebagai solusi yang efektif

dan efisien dalam program-program

edukasi seperti e-Learning dan Video Based

Training (VBT).

Jahja Setiaatmadja Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk

Meningkatkan

Efisiensi

Optimalisasi sumber daya

manusia, infrastruktur dan

logistik guna mendukung

pertumbuhan usaha

yang berkualitas

Meningkatkan kompetensi

sumber daya manusia di

setiap jenjang organisasi

melalui program pelatihan dan

pendidikan yang terarah

Investasi dalam infrastruktur

jaringan distribusi elektronik

sebagai pelengkap jaringan

fisik cabang

Melakukan simplifikasi prosedur

operasional dan administrasi

tanpa meninggalkan prinsip

kehati-hatian

(10)

introduction business review business support

1955

NV Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA).

1957

BCA mulai beroperasi pada 21 Februari 1957 dan berkantor pusat di Jakarta.

1970an

BCA memperkuat jaringan layanan cabang. Tahun 1977 BCA berkembang menjadi Bank Devisa.

1980an

Sejalan dengan deregulasi sektor perbankan di Indonesia, BCA mengembangkan jaringan kantor cabang secara luas. BCA mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun penerapan teknologi informasi, seperti menerapkan online system untuk jaringan kantor cabang, dan meluncurkan Tabungan Hari Depan (Tahapan) BCA.

1990an

BCA mengembangkan alternatif jaringan layanan melalui ATM BCA (Anjungan Tunai Mandiri atau Automated Teller Machine) yang berkembang secara pesat. Pada tahun 1991, BCA mulai menempatkan 50 unit ATM di berbagai tempat di Jakarta. Pengembangan jaringan dan fitur ATM dilakukan secara intensif. BCA menjalin kerja sama dengan institusi terkemuka, antara lain PT Telkom untuk pembayaran tagihan telepon melalui ATM BCA. BCA juga bekerja sama dengan Citibank agar nasabah BCA pemegang kartu kredit Citibank dapat melakukan pembayaran tagihan melalui ATM BCA.

1997-1998

Indonesia mengalami krisis moneter. BCA mengalami rush. Pada tahun 1998 BCA menjadi Bank Taken Over (BTO) dan disertakan dalam program rekapitalisasi dan restrukturisasi yang dilaksanakan oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

1999

Proses rekapitalisasi BCA selesai dan sebagian besar kredit yang disalurkan BCA dipertukarkan dengan Obligasi Pemerintah. Pemerintah Republik Indonesia melalui BPPN, menguasai 92,8% saham BCA.

(11)

financial review

governance review corporate data

Kilas aksi korporasi

tahun 2000-2005

2000

BPPN melakukan divestasi 22,5% dari total saham BCA melalui Penawaran Saham Publik Perdana (IPO), sehingga kepemilikan BPPN berkurang menjadi 70,3%.

2001

Penawaran Publik Kedua (Secondary Public Offering) 10% dari total saham BCA. Kepemilikan BPPN atas BCA berkurang menjadi 60,3%.

2002

FarIndo Investment (Mauritius) Limited mengambil-alih 51% total saham BCA melalui proses tender strategic private placement.

2004

BPPN melakukan divestasi atas 1,4% saham BCA kepada investor domestik melalui penawaran terbatas.

2005

Pemerintah Republik Indonesia tidak lagi memiliki saham BCA dengan dilakukannya divestasi seluruh sisa 5,02% saham BCA.

BCA memperkuat dan mengembangkan produk dan layanan, terutama perbankan elektronik dengan memperkenalkan Debit BCA, Tunai BCA, Internet Banking KlikBCA, Mobile Banking m-BCA, EDCBIZZ, dan lain-lain.

BCA juga mengembangkan beberapa layanan khusus, seperti: BCA Prioritas, BCABIZZ, dan BCA Consumer Plus. BCA mendirikan fasilitas Disaster Recovery Center di Singapura. BCA meningkatkan kompetensi di bidang penyaluran kredit, termasuk melalui ekspansi ke bidang pembiayaan kendaraan bermotor roda empat melalui anak perusahaannya, BCA Finance.

2007

BCA menjadi pelopor dalam

menawarkan produk kredit kepemilikan rumah dengan suku bunga tetap, yang berhasil meraih respon positif dari pasar. BCA meluncurkan kartu prabayar Flazz Card serta mulai menawarkan layanan Weekend Banking untuk terus membangun keunggulan di bidang perbankan transaksional.

2008-2009

BCA secara proaktif mengelola penyaluran kredit dan posisi likuiditas di tengah gejolak krisis global, sekaligus tetap memperkuat kompetensi utama sebagai bank transaksional.

BCA telah menyelesaikan pembangunan mirroring IT system guna memperkuat kelangsungan usaha dan meminimalisasi risiko operasional.

2010

BCA mulai memasuki lini bisnis baru yaitu perbankan Syariah dan pembiayaan sepeda motor. BCA juga memperkuat bisnis perbankan transaksional melalui pengembangan layanan baru yaitu KlikBCA melalui Smartphone dan layanan e-Commerce.

Pengembangan bisnis

pada periode 2000an

(12)

introduction business review business support

Ikhtisar Data Keuangan

1

Semua angka dalam laporan tahunan ini menggunakan aturan dalam Bahasa Indonesia, kecuali dinyatakan lain.

1. Mulai tanggal 1 Januari 2010 BCA mengadopsi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) mengenai “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Untuk periode-periode sebelumnya, standar akuntansi yang digunakan adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 31 (Revisi 2000) mengenai “Akuntansi Perbankan”.

Penerapan PSAK 50 dan 55 telah menyebabkan beberapa perbedaan yang signifikan dalam penyajian informasi keuangan pada pos pendapatan bunga bersih, pendapatan operasional lainnya dan marjin bunga bersih (NIM). Keterangan lebih detail mengenai standar baru tersebut dapat dilihat di dalam bagian pembahasan kinerja keuangan dan catatan Laporan Keuangan Konsolidasi hasil audit tahun 2010.

serta Laporan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia; sedangkan rasio keuangan periode-periode sebelumnya disajikan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 mengenai perubahan Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan Bank Umum serta laporan tertentu yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

7. Dihitung dari laba (rugi) sebelum pajak dibagi dengan rata-rata total aktiva. 8. Dihitung dari laba (rugi) setelah pajak dibagi dengan rata-rata total ekuitas (TIER1). 9. Dihitung dari pendapatan (beban) bunga bersih dibagi dengan rata-rata aktiva

produktif, yang terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, tagihan akseptasi, surat berharga yang dibeli dengan janji di dijual kembali, obligasi pemerintah, dan kredit yang diberikan. 10. Rasio CAR tahun 2010 memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional, dan risiko

Ikhtisar Data Keuangan 5 tahun terakhir (Audit, Konsolidasi, pada atau untuk tahun yang berakhir 31 Desember)

2010

2009

2008

2007

2006

Neraca (dalam miliar Rupiah)

Total Aktiva 324.419 282.392 245.570 218.005 176.799

Total Aktiva Produktif 287.608 257.973 220.397 184.210 148.275

Kredit – gross 153.923 123.901 112.784 82.389 61.422

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank Lain – gross

61.327 5.300 4.978 6.445 7.135

Surat-surat Berharga - gross 21.490 70.215 50.557 45.951 28.360

Obligasi Pemerintah 40.699 42.495 39.811 46.778 49.139

Dana Pihak Ketiga 2 277.531 245.140 209.529 189.172 152.736

Giro 63.991 51.641 44.788 39.592 29.748

Tabungan 145.553 128.137 111.774 99.074 76.054

Deposito 67.987 65.362 52.967 50.506 46.934

Pinjaman yang Diterima 3 3.345 3.219 4.496 3.149 2.294

Ekuitas 34.108 27.857 23.279 20.442 18.067

Pendapatan Operasional (dalam miliar Rupiah)

Pendapatan Operasional

(Pendapatan Bunga Bersih & Pendapatan Operasional Lainnya) 20.282 19.346 16.219 12.425 11.708

Beban Operasional (9.558) (8.433) (6.810) (5.884) (5.115)

Beban Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 4 (324) (2.258) (1.741) (210) (584)

Laba Sebelum Pajak Penghasilan 10.653 8.945 7.720 6.402 6.067

Laba Bersih 8.479 6.807 5.776 4.489 4.243

Laba Bersih per Saham (EPS) 5 348 279 236 183 173

Rasio Keuangan6

ROA 7 3,5% 3,4% 3,4% 3,3% 3,8%

ROE 8 33,3% 31,8% 30,2% 26,7% 29,1%

Marjin Bunga Bersih (NIM) 9 5,3% 6,4% 6,6% 6,1% 7,2%

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) 10 13,5% 15,3% 15,8% 19,2% 22,1%

Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR) 11 55,2% 50,3% 53,8% 43,6% 40,3%

Rasio NPL terhadap Total Kredit 12 0,6% 0,7% 0,6% 0,8% 1,3%

Indikator Utama Lainnya

Jumlah Rekening (dalam ribuan) 9.292 8.574 7.954 7.341 6.825

Jumlah Cabang (domestik dan luar negeri) 902 875 844 809 791

Jumlah ATM 7.459 6.611 5.997 5.654 5.042

Jumlah Kartu ATM (dalam ribuan) 8.691 7.990 7.392 6.718 6.142

(13)

financial review

governance review corporate data

Total Aktiva

(dalam miliar Rupiah)

176.799 2010 2009 2008 2007 2006 218.005 245.570 282.392 324.419 Kredit - gross

(dalam miliar Rupiah)

2010 2009 2008 2007 2006 61.422 82.389 112.784 123.901 153.923 Laba Bersih

(dalam miliar Rupiah)

2010 2009 2008 2007 2006 8.479 4.2434.489 5.776 6.807

Dana Pihak Ketiga

(dalam miliar Rupiah)

152.736 2010 2009 2008 2007 2006 209.529 245.140 277.531 189.172 Ekuitas

(dalam miliar Rupiah)

2010 2009 2008 2007 2006 18.067 20.442 23.279 27.857 34.108 Pendapatan Operasional

(Pendapatan Bunga Bersih & Pendapatan Operasional Lainnya)

(dalam miliar Rupiah)

2010 2009 2008 2007 2006 12.425 11.708 16.219 19.346 20.282

(14)

introduction business review business support

ROA

(%) ROE(%)

Marjin Bunga Bersih

(Net Interest Margin - NIM)

(%)

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio - CAR)*

(%)

Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio - LDR)

(%)

Rasio Kredit Bermasalah

(Non Performing Loan - NPL)

(%) 2010 2009 2008 2007 2006 2010 2009 2008 2007 2006 2010 2009 2008 2007 2006 2010 2009 2008 2007 2006 2010 2009 2008 2007 2006

* CAR pada tahun 2010 dihitung dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar dan operasional. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, CAR dihitung dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar

22,1 19,215,8 15,3 13,5 40,343,6 53,8 50,3 55,2 3,4 3,8 3,33,4 3,5 29,1 26,7 30,2 33,3 31,8 1,3 0,8 0,6 0,7 0,6 2010 2009 2008 2007 2006 7,2 6,16,6 6,4 5,3

(15)

financial review

governance review corporate data

Ikhtisar Saham

2010

Triwulan 3 Triwulan 1

Harga Saham BCA

(dalam Rupiah) 2009 Triwulan 2 Triwulan 4 Tertinggi 5.800 5.950 6.800 7.150 7.150 5.200 Terendah 4.525 4.925 5.600 6.050 4.525 2.300 Penutupan Akhir Periode 5.500 5.950 6.700 6.400 6.400 4.850 Rata-rata 5.017 5.527 6.047 6.735 5.833 3.782

Setahun Penuh Setahun Penuh

Data Saham BCA (Per 31 Desember) 2010 2009

Jumlah Lembar Saham 24.655.010.000 24.655.010.000 Saham Dibeli Kembali oleh BCA (Treasury Stock) 289.767.000 289.767.000 Kapitalisasi Pasar (dalam miliar Rupiah) 157.792 119.577

Laba per Saham (dalam Rupiah) 348 279

Nilai Buku per Saham (dalam Rupiah) 1.400 1.143

P/E 18,4 17,4 P/BV 4,6 4,2 Sumber: Bloomberg Riwayat Dividen* Pembayaran Pencatatan Nilai per

Saham Diumumkan Cum-Dividend

2010 Interim Rp 42.5 1 Nov 2010 Pasar Regular dan Negosiasi 19 Nov 2010 24 Nov 2010 9 Des 2010

Pasar Tunai 24 Nov 2010

2009 Final Rp 70 7 Mei 2010 Pasar Regular dan Negosiasi 31 Mei 2010 3 Jun 2010 17 Jun 2010

Pasar Tunai 3 Jun 2010

2009 Interim Rp 40 26 Okt 2009 Pasar Regular dan Negosiasi 12 Nov 2009 17 Nov 2009 2 Des 2009

Pasar Tunai 17 Nov 2009

2008 Final Rp 65 20 Mei 2009 Pasar Regular dan Negosiasi 9 Jun 2009 12 Jun 2009 26 Jun 2009

Pasar Tunai 12 Jun 2009

2008 Interim Rp 35 22 Des 2009 Pasar Regular dan Negosiasi 15 Jan 2009 20 Jan 2009 30 Jan 2009

Pasar Tunai 20 Jan 2009

2007 Final Rp 63,5 26 Mei 2008 Pasar Regular dan Negosiasi 12 Jun 2008 17 Jun 2008 1 Jul 2008

Pasar Tunai 17 Jun 2008

2007 Interim Rp 55 12 Nov 2007 Pasar Regular dan Negosiasi 29 Nov 2007 4 Des 2007 18 Des 2007

Pasar Tunai 4 Des 2007

2006 Final Rp 115 21 Mei 2007 Pasar Regular dan Negosiasi 8 Jun 2007 13 Jun 2007 27 Jun 2007

Pasar Tunai 13 Jun 2007

2006 Interim Rp 55 21 Sep 2006 Pasar Regular dan Negosiasi 10 Okt 2006 13 Okt 2006 3 Nov 2006

Pasar Tunai 13 Okt 2006

2005 Final Rp 90 17 Mei 2006 Pasar Regular dan Negosiasi 6 Jun 2006 9 Jun 2006 23 Jun 2006

Pasar Tunai 9 Jun 2006

2005 Interim Rp 50 15 Sep 2005 Pasar Regular dan Negosiasi 6 Okt 2005 11 Okt 2005 25 Okt 2005

Pasar Tunai 11 Okt 2005

2004 Final Rp 80 28 Jun 2005 Pasar Regular dan Negosiasi 19 Jul 2005 22 Jul 2005 5 Agt 2005

Pasar Tunai 22 Jul 2005

2004 Interim Rp 50 27 Okt 2004 Pasar Regular dan Negosiasi 22 Nov 2004 25 Nov 2004 8 Des 2004

Pasar Tunai 25 Nov 2004

2003 Final Rp 112,5 8 Jun 2004 Pasar Regular dan Negosiasi 30 Jun 2004 6 Jul 2004 20 Jul 2004

Pasar Tunai 6 Jul 2004

2002 Final Rp 225 7 Nov 2003 Pasar Regular dan Negosiasi 3 Des 2003 8 Des 2003 19 Des 2003

Pasar Tunai 8 Des 2003

2001 Final Rp 140 10 Okt 2002 Pasar Regular dan Negosiasi 29 Okt 2002 1 Nov 2002 15 Nov 2002 0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 7500 Harga Saham Volume

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Harga Saham (dalam Rupiah)

3.000 3.500 4.000 4.500 5.000 5.500 6.000 6.500 7.000 7.500 V

olume (dalam ribuan)

5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 0

(16)

introduction business review business support

Laporan Presiden Komisaris

Dengan berbahagia, saya sampaikan bahwa BCA mencatat kemajuan berarti dalam menghadapi berbagai tantangan serta berhasil membukukan pertumbuhan berkualitas di sepanjang tahun 2010.

Setelah mengalami penurunan kondisi ekonomi selama dua tahun terakhir, perekonomian dunia pada tahun 2010 secara bertahap mulai pulih. Sepanjang tahun 2010, negara-negara utama dalam bidang perekonomian melanjutkan upaya-upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan kebijakan suku bunga yang rendah dan mendukung

ketersediaan likuiditas dalam sistem

ekonomi, seraya mengambil langkah-langkah untuk memacu investasi baru. Pemulihan ekonomi tersebut menyebabkan peningkatan permintaan komoditas dan sumber daya alam sehingga memberikan keuntungan besar bagi negara-negara seperti Indonesia. Pemegang saham yang kami hormati,

Namun demikian, pasar global masih terus dipengaruhi oleh ketidakseimbangan yang bersifat fundamental di berbagai negara sehingga menghambat perekonomian global dalam mencapai pertumbuhan di seluruh segmen pasar.

Didukung oleh terus menguatnya permintaan domestik, perekonomian Indonesia tahun 2010 berkembang dan bersama dengan negara-negara kawasan Asia lainnya memimpin pemulihan ekonomi dari krisis global. Berbagai kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Indonesia terbukti efektif dalam mendukung

perekonomian. Kondisi ekonomi terus

menunjukkan peningkatan, dimana suku bunga dipertahankan pada tingkat yang cukup rendah. Kondisi tersebut telah menciptakan lingkungan yang positif bagi perbankan dan industri lainnya di Indonesia untuk terus berkembang.

(17)

financial review

governance review corporate data

Kedisiplinan dalam menerapkan “strategi pertumbuhan

berkualitas” telah memberikan hasil yang positif

dan menempatkan Bank pada arah yang tepat untuk

menangkap berbagai peluang bisnis

(18)

introduction business review business support

dari kiri ke kanan

1. Sigit Pramono Komisaris Independen

2. Raden Pardede Komisaris Independen 3. Eugene Keith Galbraith

Presiden Komisaris 4. Tonny Kusnadi

Komisaris 5. Cyrillus Harinowo

Komisaris Independen

Meskipun memberikan dampak positif bagi perekonomian, rendahnya tingkat suku bunga akibat dari tingginya tingkat persaingan di sektor perbankan telah memberikan tekanan terhadap marjin bunga bersih (Net Interest

Margin - NIM). Guna mengantisipasi penurunan

NIM tersebut, BCA menerapkan “strategi pertumbuhan” dengan didukung oleh

upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas kredit dan efisiensi operasional. Kami juga mengantisipasi perkembangan masyarakat kelas menengah pada tingkat pertumbuhan yang lebih cepat

dari sebelumnya, sehingga permintaan

terhadap kebutuhan kepemilikan rekening bank maupun produk dan layanan perbankan yang lebih kompleks akan meningkat. Oleh karena

(19)

financial review

governance review corporate data

itu, selain menyediakan fasilitas transaksi bagi nasabah, BCA juga meningkatkan upaya dalam memahami kebutuhan dan menyediakan layanan yang lebih beragam kepada nasabah BCA. Itulah sebabnya “pendalaman hubungan dengan nasabah” menjadi strategi utama kami untuk tahun ini maupun di tahun-tahun mendatang.

Pertumbuhan berkualitas di tengah kokohnya perekonomian Nasional

Didukung oleh neraca keuangan yang sehat, BCA memperoleh manfaat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kondusif. Menurut pendapat kami, Direksi telah menunjukkan kompetensi dan kerja kerasnya dalam

(20)

introduction business review business support

sebagaimana tercermin dalam pencapaian BCA baik dari segi pengelolaan operasional maupun keuangan. Kedisiplinan dalam menerapkan “strategi pertumbuhan berkualitas” telah memberikan hasil yang positif dan menempatkan Bank pada arah yang tepat untuk menangkap berbagai peluang bisnis.

BCA berhasil mencatat kinerja yang memuaskan pada tahun 2010, dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 24,6% menjadi Rp 8,5 triliun. Sejalan dengan peningkatan profitabilitas tersebut, BCA mencatat tingkat pengembalian atas aktiva (Return on Assets - ROA) sebesar 3,5% dan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity - ROE) sebesar 33,3%, dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio - CAR) sebesar 13,5%. Pencapaian ini didukung oleh ketangguhan business franchise yang dimiliki oleh BCA. Selain itu, dengan kinerja ekonomi yang kokoh sepanjang tahun 2010, BCA mampu memperluas aktivitas kredit secara signifikan maupun meningkatkan penghimpunan dana pihak ketiga. Upaya berkelanjutan dalam memperdalam hubungan dengan nasabah yang disertai dengan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, manajemen risiko dan infrastruktur perbankan telah memungkinkan kami untuk mengembangkan bisnis perbankan dengan tetap mempertahankan kualitas.

Tata Kelola Perusahaan

Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik merupakan hal utama dalam mendukung upaya Bank untuk selalu menjadi yang terdepan dalam mengelola risiko-risiko yang dihadapi. Dewan Komisaris menjalankan sistem pengawasan aktif melalui berbagai laporan dan melakukan pertemuan rutin dengan para anggota Direksi

maupun Divisi Audit Internal serta komite- komite di bawah Dewan Komisaris. Komite di bawah Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi & Nominasi telah melakukan

pekerjaan dengan sangat baik dalam

memberikan masukan dan rekomendasi yang secara efektif mendukung tugas dan tanggung jawab pengawasan Dewan Komisaris.

Sebagai salah satu upaya untuk memperkuat tata kelola perusahaan, pada tahun 2010 BCA menggunakan jasa konsultan terkemuka untuk melakukan pembenahan sistem pelaporan dan pemantauan Dewan Komisaris. Sistem baru ini merupakan media “dash-board” secara

online yang dapat memberikan informasi

mengenai kinerja Bank serta sangat berguna bagi pengawasan dan proses pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris.

BCA juga terus melanjutkan berbagai upaya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagai salah satu bagian dari komitmen tanggung jawab sosial, dalam menjalankan bisnis BCA senantiasa menerapkan etika bisnis dan etika sosial, serta berpartisipasi aktif dalam pelayanan masyarakat. Di bawah naungan program “Bakti BCA”, pada tahun 2010 BCA terlibat dalam berbagai inisiatif di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan serta upaya-upaya penanganan bencana.

Melangkah ke Depan

Perkembangan ekonomi yang positif selama

beberapa tahun terakhir menciptakan

optimisme terhadap prospek perekonomian Indonesia pada tahun mendatang. Namun

(21)

financial review

governance review corporate data

demikian, kami tetap berhati-hati mengingat perekonomian Indonesia dapat terpengaruh dampak negatif dari kinerja ekonomi dunia pada tahun 2011, terutama bergantung pada perkembangan yang terjadi di Eropa, Amerika Serikat dan di negara-negara berkembang yang sedang tumbuh seperti Cina dan India. Sementara itu, di dalam negeri kami melihat tingkat suku bunga Bank Indonesia akan relatif stabil pada kisaran tingkat bunga sekarang, sehingga akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi. Lingkungan usaha yang positif, posisi keuangan yang kuat, dan jaringan yang luas akan menempatkan BCA dalam posisi yang baik guna memperoleh manfaat dari perluasan dan peningkatan permintaan pasar di tahun 2011.

Guna mencapai visi menjadi bank pilihan utama andalan masyarakat, BCA akan terus

meningkatkan pertumbuhan berkualitas

dengan menggunakan daya saingnya yang tinggi. Kami akan fokus pada peningkatan hubungan dengan nasabah BCA dan menjaring nasabah baru yang berkualitas tinggi, serta

pada saat yang sama terus memberikan pelayanan terbaik, meningkatkan efisiensi dan kerjasama tim. Selain itu, investasi di bidang teknologi informasi dan infrastruktur perbankan tetap menjadi prioritas utama di tahun mendatang. Melalui investasi yang terukur, BCA berusaha untuk meningkatkan kemudahan transaksi dan kualitas pelayanan

dengan memperluas jaringan serta

mengembangkan produk dan layanan.

Apresiasi

Hasil yang kami raih tidak mungkin tercapai tanpa bantuan dan dukungan penuh dari nasabah dan mitra kami, serta komitmen, dedikasi dan kerja keras dari jajaran Direksi maupun karyawan BCA. Oleh karena itu, atas nama Dewan Komisaris saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang mendalam kepada semua pihak tersebut. Dengan dukungan yang terus diberikan, kita akan mampu menangkap peluang-peluang bisnis di masa yang akan datang serta mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Jakarta, April 2011 Atas nama Dewan Komisaris

Eugene Keith Galbraith

(22)

introduction business review business support

Laporan Presiden Direktur

Selain mampu melayani jumlah transaksi yang

semakin besar, BCA berhasil mencapai pertumbuhan

yang berkualitas, baik dari sisi pengembangan

portofolio kredit maupun penghimpunan dana pihak

ketiga

(23)

financial review

governance review corporate data

Sepanjang tahun 2010, proses pemulihan dan penguatan kondisi ekonomi global terus berlanjut meskipun masih terjadi ketidakseimbangan dan beberapa krisis di wilayah Eropa dan sejumlah negara berkembang. Pada saat Amerika Serikat sedang berupaya membangun kembali perekonomiannya, Cina dan India mampu mempertahankan perannya sebagai motor penggerak utama perekonomian di Asia. Perekonomian Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif dengan pertumbuhan domestik bruto sebesar 6,1%, terutama didukung oleh permintaan domestik yang kuat serta suku bunga Bank Indonesia yang stabil pada tingkat 6,5% sepanjang tahun 2010. Konsisten dengan kinerja pada tahun-tahun sebelumnya, BCA berhasil mempertahankan soliditas bisnis dan posisi keuangannya di tengah pergolakan ekonomi dunia. Hal ini dapat dicapai berkat penerapan strategi yang tepat sesuai dengan kondisi ekonomi makro. Jika pada tahun 2009 BCA menekankan pada upaya untuk menjaga kecukupan likuiditas, kesehatan permodalan dan kualitas aktiva, maka pada tahun 2010 BCA mengalihkan fokus pada aspek Pertumbuhan, Kualitas dan Efisiensi melalui pendalaman hubungan dengan nasabah.

Kinerja Usaha yang Solid

Perekonomian Indonesia yang kuat sepanjang tahun 2010 telah memberikan landasan yang kokoh bagi kinerja usaha BCA yang didukung oleh bisnis intinya (core business) sebagai bank

transaksional. Selain mampu melayani jumlah transaksi yang semakin besar, BCA berhasil mencapai pertumbuhan yang berkualitas, baik dari sisi pengembangan portofolio kredit maupun penghimpunan dana pihak ketiga. Portofolio kredit BCA meningkat signifikan selama tahun 2010, terutama dipicu oleh suku bunga kredit yang lebih rendah dan tingginya permintaan nasabah. Selain itu, keunggulan BCA di bidang perbankan transaksional juga menunjang usaha pemberian kredit baik dalam upaya akuisisi nasabah maupun pengelolaan risiko. Pada tahun 2010, portofolio kredit memperlihatkan peningkatan diseluruh segmen. Kredit konsumer mencatat per- tumbuhan sebesar 31,9% menjadi Rp 36,5 triliun, dengan kredit kepemilikan rumah sebagai bisnis inti yang mewakili separuh dari komposisi portofolio kredit konsumer. Kredit komersial dan usaha kecil & menengah (UKM) mencapai pertumbuhan sebesar 27,6%, menjadi Rp 60,0 triliun, sementara kredit korporasi meningkat 17,9% menjadi Rp 56,3

triliun. Dengan menitikberatkan pada

aspek kualitas dalam proses penyaluran

kredit, rasio kredit bermasalah BCA

berada pada tingkat yang relatif

rendah sebesar 0,6% dan rasio cadangan terhadap kredit bermasalah mencapai 394,5%. Berbagai pencapaian ini berhasil diraih berkat dukungan infrastruktur manajemen risiko yang cukup andal.

Pemangku kepentingan dan nasabah yang terhormat,

(24)

introduction business review business support

Perbankan transaksional tetap menjadi bisnis inti BCA. BCA memiliki basis nasabah yang luas dan saat ini melayani lebih dari 9 juta rekening nasabah melalui berbagai jaringan distribusi yang meliputi 902 cabang, 7.459 ATM, dan lebih dari 100.000 ribu EDC (Electronic Data

Capture) serta melalui layanan Internet

dan Mobile Banking. Untuk memastikan

kenyamanan nasabah, kami senantiasa

mengembangkan produk dan layanan

terhadap fasilitas layanan Internet Banking melalui smartphone dan dengan menambahkan fitur-fitur baru penyelesaian pembayaran pada jaringan perbankan elektronik.

BCA juga berhasil menghimpun dana pihak ketiga dan meningkatkan keamanan bertransaksi bagi para nasabah. Dana pihak ketiga tumbuh 13,2% mencapai Rp 277,5 triliun. Dana rekening transaksional kiri ke kanan - berdiri

1. Subur Tan Direktur 2. Henry Koenaifi

Direktur

3. Armand Wahyudi Hartono Direktur

4. Dhalia Mansor Ariotedjo Direktur

5. Renaldo Hector Barros Direktur

6. Suwignyo Budiman Direktur

7. Anthony Brent Elam Direktur

kiri ke kanan - duduk

1. Djohan Emir Setijoso Presiden Direktur 2. Jahja Setiaatmadja

(25)

financial review

governance review corporate data

tabungan merupakan faktor utama bagi pertumbuhan dana BCA. Giro meningkat 23,9% menjadi Rp 64,0 triliun, sementara tabungan tumbuh 13,6% mencapai Rp 145,6 triliun. Disamping itu deposito naik sebesar 4,0% menjadi Rp 68,0 triliun. BCA mampu mempertahankan kualitas dari komposisi dana pihak ketiganya dimana dana rekening transaksional berkontribusi sebesar 75,5% dari total dana pihak ketiga.

Sejalan dengan rendahnya tingkat suku bunga dan tingginya tingkat persaingan, marjin bunga bersih BCA mengalami penurunan. Meskipun demikian, dengan menerapkan strategi pertumbuhan kredit yang terarah, BCA berhasil meningkatkan volume kredit sehingga pendapatan bunga bersih dapat dipertahankan. BCA membukukan peningkatan laba bersih sebesar 24,6% menjadi sejumlah Rp 8,5 triliun. Tingkat pengembalian atas aktiva

(26)

introduction business review business support

(Return on Assets - ROA) tercatat sebesar 3,5% sedangkan tingkat pengembalian atas ekuitas (Return on Equity - ROE) mencapai 33,3%. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (Loan to

Deposits Ratio - LDR) meningkat menjadi 55,2%

sementara rasio kecukupan modal (Capital

Adequacy Ratio - CAR) dapat dipertahankan

yaitu sebesar 13,5%. Selain itu, BCA terus berupaya meningkatkan efisiensi dengan

menyederhanakan prosedur operasional

dan administrasi antara lain dengan

menyederhanakan proses pemberian kredit. Pada tahun 2010 BCA telah menyelesaikan proses konversi sebuah anak perusahaannya menjadi BCA Syariah dengan tujuan untuk melayani nasabah yang membutuhkan layanan perbankan Syariah. Dalam rangka memperluas layanan dan bidang usaha, melalui anak perusahaannya, BCA Finance, pada bulan September BCA memasuki bisnis pembiayaan sepeda motor dengan mendirikan perusahaan patungan bersama dengan tim yang berpengalaman di bidang pembiayaan sepeda motor. Pada tahap awal dalam pengembangan usaha baru ini, BCA akan fokus pada pembangunan infrastruktur dari pada mengejar pertumbuhan portofolio kredit.

Memperkuat Kemampuan

Dalam beberapa tahun terakhir, BCA secara bertahap telah memperluas perannya dari bank transaksional menjadi penyedia solusi keuangan yang menawarkan produk yang lebih beragam serta melakukan pendekatan bisnis yang lebih berorientasi pada nasabah. BCA telah memperkuat kemampuan dalam usaha penyaluran kredit dan menggali peluang usaha baru untuk menjawab berbagai keinginan dan kebutuhan nasabah. Landasan dari strategi ini adalah peningkatan fokus terhadap pendalaman hubungan dengan nasabah serta kemampuan BCA untuk memenuhi kebutuhan nasabah

BCA senantiasa berkomitmen untuk menyediakan produk dan layanan yang nyaman, aman dan dapat diandalkan oleh nasabahnya. Guna mendukung komitmen ini, BCA akan meningkatkan hubungan dengan nasabah dan terus melakukan investasi dalam pengembangan infrastruktur teknologi informasi. BCA akan mengembangkan lebih lanjut

data warehouse untuk menyimpan dan mengelola

data nasabah dan selanjutnya digunakan dalam menganalisa transaksi dan perilaku nasabah. Kompetensi sumber daya manusia akan terus ditingkatkan selaras dengan kemajuan dalam sistem jaringan layanan dan teknologi informasi serta kebutuhan untuk membangun hubungan nasabah yang berkualitas.

Tata Kelola Perusahaan

Dalam menghadapi kegiatan operasional

perbankan yang semakin kompleks, bank-bank dituntut untuk menegakkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance - GCG) guna menjamin keberlangsungan usaha. Komitmen untuk memenuhi standar tertinggi dalam pelaksanaan tata kelola perusahaan merupakan salah satu unsur utama yang mendasari ketangguhan BCA dalam menghadapi berbagai tantangan selama masa krisis pada

tahun-tahun sebelumnya. BCA telah

mengembangkan berbagai langkah untuk

memastikan tata kelola perusahaan telah diterapkan dengan baik di seluruh jenjang organisasi.

Pada tahun 2010 BCA melakukan perumusan strategi bisnis lima tahunan untuk periode 2011-2015 melalui konsultasi dengan lembaga konsultan independen, dimana proses tersebut masih berlangsung saat penyusunan laporan tahunan ini. BCA juga menggunakan jasa konsultan terkemuka lainnya untuk mengembangkan sistem tata kelola teknologi informasi. Berbagai langkah ini diperlukan guna memastikan kesiapan BCA dalam mengantisipasi kesempatan dan tantangan

(27)

financial review

governance review corporate data

Jakarta, April 2011 Atas Nama Direksi yang muncul dengan berubahnya permintaan

nasabah (changing consumer demand) dan pesatnya kemajuan teknologi informasi.

Tanggung jawab Sosial Perusahaan (Corporate

Social Responsibility - CSR) senantiasa menjadi

aspek penting bagi BCA dalam menjalankan usahanya. Bagi BCA, CSR memiliki arti luas yang mencakup tanggung jawab dalam melakukan usaha yang memberikan manfaat kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, kegiatan CSR tidak hanya berupa penyediaan bantuan bagi korban bencana alam atau pemberian subsidi kepada sekolah. Lebih dari itu, BCA mewujudkan komitmennya untuk menjalankan usaha dengan memperhatikan etika bisnis dan sosial, serta secara berkesinambungan berupaya membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup.

Prospek

Kemajuan teknologi dan komunikasi global sangat berpengaruh terhadap gaya hidup dan perilaku konsumen, termasuk perilaku

masyarakat dalam melakukan transaksi

perbankan. Oleh karena itu, BCA akan

memperkuat posisi strategisnya dalam

perbankan transaksional dengan terus

melakukan inovasi produk dan layanan serta mengembangkan fitur-fitur pembayaran dan penyelesaian transaksi melalui layanan virtual

banking. Infrastruktur teknologi informasi

akan lebih ditingkatkan untuk menunjang pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.

BCA akan terus meningkatkan fungsi

intermediasinya dengan fokus pada strategi

pendanaan dan pemberian kredit. Kerjasama dengan bank lain dan sinergi antar unit bisnis akan ditingkatkan. Pada saat yang bersamaan, BCA secara internal juga akan meningkatkan

kompetensi karyawan dan memperluas

kemampuan pengelolaan risiko agar mampu mengarahkan bank pada tingkat risiko yang aman.

Guna menyediakan solusi keuangan bagi para nasabah, BCA akan memperdalam hubungan dengan nasabah dengan mengkaji perilaku dan kebutuhan transaksi nasabah melalui

data warehouse yang terintegrasi. Selain itu,

BCA akan mengoptimalkan pemanfaatan jaringan cabang, melanjutkan pelatihan dan pengembangan relationship manager, serta meningkatkan penerapan budaya relationship

banking yang menekankan pada kebutuhan

nasabah.

Penutup

Prestasi membanggakan yang diraih BCA tidak terpisahkan dari kontribusi seluruh jajaran karyawan. Untuk itu, pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus atas dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan. Kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada para mitra usaha dan pemegang saham atas dukungannya yang sangat berarti, serta kepada para nasabah kami atas kesetiaan dan kepercayaannya dalam melakukan transaksi kredit dan perbankan melalui BCA. Kami percaya bahwa hubungan baik yang telah terjalin dengan berbagai pihak selama ini akan membangun masa depan BCA.

(28)

Tinjauan

Bisnis

Perbankan transaksional tetap

merupakan bisnis utama BCA.

BCA secara bertahap mulai

mengembangkan perannya

(29)

Pangsa pasar ketiga terbesar untuk penyaluran kredit dalam industri perbankan Indonesia

8,6

%

Total Portofolio Kredit BCA

(dalam triliun Rupiah)

2006 2007 2008 2009 2010 61,4 82,4 112,8 123,9 153,9

(30)

introduction business review business support

Dengan jangkauan jaringan yang

luas, Perbankan Cabang tetap

menjadi penghubung utama

antara BCA dan nasabahnya yang tersebar di seluruh negeri. Sebagai

salah satu bank transaksional

terkemuka di Indonesia, BCA senantiasa memenuhi permintaan nasabah akan layanan berkualitas dengan melakukan sejumlah investasi dalam infrastruktur dan perbaikan produk dan layanan, serta mengembangkan kemampuan

sumber daya manusia yang

dimilikinya. Kemajuan teknologi telah mendorong perluasan penggunaan layanan perbankan elektronik oleh nasabah dalam beberapa tahun terakhir sebagaimana tercermin dari peningkatan frekuensi serta nilai dari transaksi perbankan melalui Internet dan Mobile Banking.

Pada tahun 2010, dana pihak ketiga naik 13,2% menjadi Rp 277,5 triliun

Perbankan Cabang

Kegiatan perbankan transaksional

melalui jaringan elektronik

terus tumbuh dengan didukung

perluasan jaringan serta inovasi

dan pengembangan fitur-fitur

transaksi

(31)

financial review

governance review corporate data

didukung oleh peningkatan dana giro dan tabungan. Pada sisi aktiva, penyaluran kredit ke segmen komersial dan usaha kecil & menengah (UKM) tumbuh pesat di tahun 2010 sebesar 27,6% menjadi Rp 60,0 triliun dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan - NPL) dapat dipertahankan pada tingkat yang relatif rendah. Posisi BCA yang kuat dalam

perbankan transaksional memungkinkan

BCA untuk mendapatkan informasi mengenai nasabah yang berkualitas dalam menunjang pengembangan fasilitas kredit bagi nasabah komersial dan UKM.

PERBANKAN TRANSAKSIONAL

BCA merupakan bank transaksional terkemuka di Indonesia yang memiliki lebih dari 9 juta rekening nasabah, 902 cabang, 7.459 ATM dan lebih dari 100.000 EDC (Electronic Data

Capture) serta sarana perbankan elektronik

lainnya. Ditunjang oleh infrastruktur perbankan transaksional yang menyeluruh dan terpadu, BCA menawarkan kemudahan transaksi dan menciptakan komunitas dimana nasabah bisnis

maupun individu saling terhubung melalui infrastruktur perbankan BCA.

Pada tahun 2010, BCA terus melakukan inovasi dan pengembangan kapasitas transaksi untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kenyamanan nasabah. Untuk memperluas jangkauan layanan, BCA menambah 27 cabang dan 848 ATM serta mengembangkan aktivitas transaksi perbankan melalui merchant dengan berbasis EDC sebagai point of service. Selain itu, pada tahun 2010 BCA mengembangkan aplikasi yang memudahkan akses terhadap layanan Internet Banking melalui smartphone. Sepanjang tahun 2010, BCA meluncurkan

program promosi untuk meningkatkan

kesadaran nasabah terhadap produk dan layanan yang ditawarkan. Upaya untuk meningkatkan loyalitas nasabah dilakukan melalui pertemuan rutin antara nasabah dengan manajemen senior BCA dan melalui berbagai program apresiasi nasabah.

Dana Pihak Ketiga

(dalam miliar Rupiah) Portofolio Kredit Komersial dan UKM (dalam miliar Rupiah) Giro

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Tabungan Deposito Komersial 2010 2009 28.705 31.272 2010 63.991 145.553 67.987 2009 51.641 128.137 65.362 23.927 23.081

(32)

introduction business review business support

Kegiatan perbankan transaksional melalui jaringan elektronik terus tumbuh dengan didukung perluasan jaringan serta inovasi dan pengembangan fitur-fitur transaksi pada tahun 2010. Penggunaan Internet Banking dan jaringan elektronik lainnya mengalami peningkatan signifikan, baik dari sisi nilai transaksi maupun frekuensi. Nilai transaksi tertinggi berasal dari transaksi Internet Banking yang mencapai Rp 1.907,7 triliun, naik 40,7% dari Rp 1.355,6 triliun pada tahun 2009. Jumlah nasabah yang mengakses layanan KlikBCA Individu dan Bisnis mengalami kenaikan dari 1,7 juta nasabah pada tahun 2009 menjadi 2,0 juta di tahun 2010. Jaringan ATM BCA tetap menjadi sarana transaksi nasabah yang paling populer dengan 904,1 juta transaksi pada tahun 2010.

Rekening transaksional yang terdiri dari giro dan tabungan merupakan penggerak utama pertumbuhan dana pihak ketiga

BCA. Giro meningkat 23,9% menjadi

Rp 64,0 triliun sementara tabungan naik 13,6% menjadi Rp 145,6 triliun. Selain itu, deposito berjangka tumbuh 4,0% menjadi Rp 68,0 triliun. BCA mampu mempertahankan kualitas komposisi dana pihak ketiga dimana rekening transaksional (tabungan dan giro) memberikan kontribusi sebesar 75,5% dari total dana pihak ketiga. Tahapan BCA tetap mendominasi sebagai produk tabungan utama yang menunjang penguatan posisi BCA sebagai bank transaksional. BCA menawarkan beragam produk tabungan untuk segmen nasabah yang berbeda seperti Tahapan

2010 2009

Kantor Cabang

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 182,4 174,3

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 10.450,1 9.134,2

ATM

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 904,1 848,9

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 936,9 858,8

Internet Banking

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 402,5 230,5

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 1.907,7 1.355,6

Mobile Banking

Jumlah Transaksi (dalam jutaan) 164,7 120,9

Nilai Transaksi (dalam triliun Rupiah) 187,4 135,3

2010 2009

Kantor Cabang 902 875

ATM 7.459 6.611

Jumlah Jaringan Layanan (unit)

(33)

financial review

governance review corporate data

Gold untuk segmen bisnis dan rekening prioritas untuk nasabah dengan kriteria tertentu. Pada bulan Februari 2010, BCA, bersama dengan bank-bank lain di Indonesia, meluncurkan produk tabungan bernama TabunganKu, sebagai upaya untuk menjangkau masyarakat lebih luas terhadap produk- produk perbankan. Kontribusi TabunganKu saat ini masih relatif rendah dibanding jenis tabungan lainnya, namun diharapkan adanya produk ini akan menumbuhkan budaya menabung dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

Pengembangan Layanan Perbankan Transaksional

Dinamika dunia usaha yang semakin kompleks telah mendorong kebutuhan akan layanan perbankan yang dikembangkan khusus untuk mengakomodasi karakteristik berbagai jenis bisnis. BCA merespon peluang ini dengan menawarkan layanan Cash Management yang ditujukan bagi nasabah korporasi dan komersial yang memiliki rantai nilai (value

chain) yang luas. BCA juga melayani segmen

pasar dalam transaksi pembayaran mikro dengan menyediakan layanan Flazz Card.

BCA akan terus memperluas dan

mengembangkan layanan Cash Management untuk memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah yang berbeda. Pada tahun 2010, BCA memperkenalkan serangkaian layanan pembayaran dan koleksi serta pemantauan likuiditas agar dapat meningkatkan pengelolaan

transaksi Business-to-Business (B2B),

Business-to-Customer (B2C) dan Customer-to-Customer (C2C) sebagai pendukung bisnis Cash Management. Untuk mengembangkan

bisnis ini, BCA bekerjasama dengan pelanggan BUMN yang bergerak di bidang migas seperti

SPBU, distributor minyak dan agen LPG untuk mengembangkan aplikasi khusus

host-to-host untuk bisnis tersebut. Selain itu, BCA

meningkatkan kerjasama dengan para peserta bursa saham dan bursa berjangka (equity and

future market) dengan menyediakan fasilitas

yang mempercepat proses penyelesaian transaksi. BCA juga terus mengembangkan

Virtual Account yang merupakan fitur Cash Management untuk mempermudah

rekonsiliasi transaksi pembayaran, yang hingga saat ini telah digunakan oleh 210 perusahaan dari berbagai sektor bisnis. Pada tahun 2010, BCA mengembangkan model Virtual Account yang lebih fleksibel dengan tambahan fitur layanan maupun fitur produk serta membuat rekening tersebut lebih mudah digunakan (user

friendly).

Penggunaan Flazz Card (contactless cash card) untuk melengkapi transaksi pembayaran mikro tunai telah menunjukkan peningkatan pesat sejalan dengan bertambahnya jumlah merchant dan titik layanan sejak pertama kali diluncurkan

(34)

introduction business review business support

pada tahun 2007. Jumlah kartu yang beredar sejak akhir tahun 2010 meningkat 62,9% dari tahun lalu sehingga mencapai 2,5 juta kartu. Jumlah merchant dan outlet yang menyediakan layanan pembayaran Flazz Card tercatat sebanyak 3.779 merchant dan 16.594 outlet. Transaksi didominasi oleh merchant berskala besar pada lini usaha tertentu yang memiliki transaksi bernilai rendah namun dengan frekuensi sangat tinggi seperti fasilitas parkir, gerai ritel, SPBU, gerai kopi, toko buku serta gerai makanan dan minuman. Upaya mempercepat tingkat pemakaian kartu dan membangun brand awareness dilakukan melalui pengembangan fitur, fleet cards, penambahan merchant serta berbagai program promosi.

PERBANKAN KOMERSIAL DAN UKM

Segmen perbankan komersial dan usaha kecil & menengah (UKM) memainkan peran yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan memanfaatkan posisinya yang kokoh di bidang perbankan transaksional, BCA memiliki kemampuan untuk memberikan kredit kepada

nasabah-nasabah yang berkualitas di segmen

komersial dan UKM. Pada tahun 2010, kredit komersial dan UKM tumbuh 27,6% menjadi Rp 60,0 triliun.

Pada segmen perbankan komersial, BCA sebagai mitra bisnis menyediakan fasilitas kredit modal kerja dan pembiayaan untuk usaha skala menengah terutama yang bergerak dalam industri perdagangan, manufaktur dan jasa dengan nilai pinjaman berkisar antara Rp 10 miliar hingga Rp 100 miliar. Didukung oleh Sentra Bisnis Komersial (SBK), BCA dapat memberikan layanan yang lebih baik dan

kemudahan akses melalui relationship officer yang berpengalaman dalam menawarkan solusi perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah komersial. Saat ini, SBK beroperasi di Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bandung serta rencananya akan diperluas ke luar Jawa pada tahun 2011.

Selama tahun 2010, kredit komersial meningkat sebesar 35,5% didorong oleh kenaikan kredit investasi dan kredit modal kerja masing-masing sebesar 50,0% dan 32,2%. Kualitas kredit komersial membaik tercermin dari rasio kredit bermasalah yang turun dari 1,6% pada tahun 2009 menjadi 1,0% pada tahun 2010.

Pada segmen UKM, BCA menyediakan fasilitas pinjaman hingga Rp 10 miliar. Sebagian besar nasabah UKM terdiri dari pemilik rekening giro dan tabungan yang memiliki usaha keluarga, pedagang ataupun pemilik pabrik berskala kecil, pemilik toko serta restoran. Penyaluran pinjaman dilakukan dengan memanfaatkan jaringan cabang BCA yang tersebar di berbagai kota strategis di Indonesia, dan ditunjang oleh sistem penilaian online dan tersentralisasi menyangkut risiko kredit. BCA juga bekerja-sama dengan 109 mitra institusi seperti Bank Perkreditan Rakyat, koperasi dan bank pensiunan.

Pada akhir tahun 2010, portofolio kredit UKM mengalami pertumbuhan 20,0% dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Kredit modal kerja dan kredit investasi UKM meningkat masing-masing 20,1% dan 18,8% selama tahun 2010. Pertumbuhan kredit UKM diimbangi dengan peningkatan kualitas kredit yang tercermin pada rasio NPL yang rendah untuk kredit UKM sebesar 0,7% pada tahun 2010.

(35)

financial review

governance review corporate data

Upaya mendorong pertumbuhan bisnis dilakukan melalui pemasaran secara intensif di berbagai kota besar dengan mengoptimalkan

jaringan cabang BCA serta terus

mengembangkan berbagai solusi pembiayaan dengan menggunakan sistem Value Chain

Financing yang memanfaatkan hubungan

antara nasabah korporasi dan komersial BCA. Saat ini, BCA memiliki sistem kredit untuk pemasok, distributor dan dealer. Selain itu, BCA juga senantiasa memperkuat infrastruktur, menyederhanakan proses serta meningkatkan keterampilan dan kemampuan account officer dalam menjalin hubungan yang baik dengan nasabah.

Melangkah ke Depan

Perbankan transaksional tetap merupakan bisnis inti BCA yang akan dipertahankan dan dimanfaatkan sebagai landasan untuk mengembangkan bisnis perbankan lainnya. Pada masa mendatang BCA akan terus memperluas jangkauan dan meningkatkan mutu layanan untuk memberikan kemudahan

dan keamanan bagi para nasabah

dalam melakukan transaksi perbankan.

Pengembangan ATM dan jaringan elektronik

lainnya akan terus dilakukan untuk

meningkatkan kenyamanan dan keamanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan, seperti dengan menambah ragam produk dan fasilitas pembayaran serta menjalin kerja sama dengan mitra-mitra strategis. BCA berencana mempercepat tingkat pemakaian Flazz Card dan meningkatkan brand awareness melalui kerja sama dengan berbagai merchant,

mengembangkan fitur-fitur produk dan

menjalankan program promosi.

Melanjutkan program tahun sebelumnya untuk mempromosikan segmen komersial dan UKM, BCA akan meningkatkan pemberian pinjaman kepada nasabah yang prospektif serta terus berupaya memperbaiki infrastruktur kredit dan kemampuan para account officer. BCA akan menambah jumlah account officer sejalan dengan pertumbuhan bisnis. Selain itu, BCA akan melakukan analisa mendalam terhadap keterkaitan antara nasabah UKM, komersial dan korporasi untuk menciptakan solusi keuangan yang sesuai dengan kebutuhan para nasabah. Untuk Perbankan Syariah, BCA melalui salah satu anak perusahaannya yaitu BCA Syariah akan terus mengembangkan produk dan layanan perbankan syariah guna memperkaya ragam produk yang ditawarkan kepada nasabah. Cakupan BCA Syariah akan diperluas dengan meningkatkan sinergi dengan BCA melalui peningkatan infrastruktur dan jaringan yang mendukung pelaksanaan pilot project perbankan mikro.

(36)

introduction business review business support

Di tengah kondisi persaingan

yang semakin ketat, BCA berhasil membukukan pertumbuhan portofolio kredit korporasi sebesar 17,9% dari Rp 47,7 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 56,3 triliun pada tahun 2010 sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2010, dalam penyaluran kredit ke sektor korporasi, kami dihadapkan pada persaingan yang berasal dari bank-bank terkemuka nasional maupun bank-bank asing serta kegiatan pasar modal yang semakin aktif. Perbankan Korporasi BCA berhasil menghadapi tantangan-tantangan ini dengan terus membina hubungan bisnis yang kuat

Perbankan Korporasi

Pertumbuhan Perbankan

Korporasi di tahun 2010 terutama

didukung oleh perkembangan

positif dari sektor-sektor

perkebunan, pembiayaan

konsumen, dan perdagangan

(37)

financial review

governance review corporate data

mengidentifikasi dan berupaya menarik calon nasabah korporasi yang memiliki reputasi baik dari beberapa industri yang sedang berkembang.

Pertumbuhan Perbankan Korporasi di tahun 2010 terutama didukung oleh perkembangan positif dari sektor-sektor perkebunan, pembiayaan konsumen, dan perdagangan. Portofolio pinjaman untuk sektor komoditas,

termasuk perkebunan, tumbuh seiring

dengan meningkatnya permintaan dan

harga komoditas global, sementara sektor pembiayaan konsumen dan perdagangan

tumbuh seiring dengan meningkatnya

konsumsi domestik. Penambahan jumlah

outstanding pinjaman dari ketiga sektor ini

adalah sebesar Rp 8,4 triliun atau setara dengan 98,5% dari total pertumbuhan kredit korporasi pada tahun 2010. Aktivitas penyaluran kredit

korporasi untuk segmen-segmen tertentu, terutama sektor telekomunikasi mengalami

penurunan oleh karena kemampuan

perusahaan-perusahaan blue chip tersebut dalam memperoleh pembiayaan dari sumber-sumber alternatif selain dari pinjaman bank. BCA terus aktif dalam pemberian kredit sindikasi baik sebagai lead arranger, koordinator, atau peserta, dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur. Salah satu partisipasi BCA adalah sebagai Coordinating Arranger dalam kredit sindikasi untuk PT PLN (Persero) dalam Fast

Track Program 2010 senilai Rp 267 miliar dari

total fasilitas sindikasi senilai Rp 1.068 miliar. Total kredit sindikasi yang telah diselesaikan oleh BCA di tahun 2010 sebesar Rp 11,6 triliun, dimana porsi BCA mencapai Rp 1,6 triliun.

Kredit Korporasi berdasarkan Penggunaan

(dalam miliar Rupiah)

Portofolio Kredit Korporasi

(dalam miliar Rupiah)

Modal Kerja Valuta Asing 2010 10.028 2009 18.684 6.855 2009 2010 9.875 13.666 37.844 42.587 47.719 56.253 22.180 23.778 22.447 Lainnya Kredit Investasi Rupiah

(38)

introduction business review business support

Kualitas kredit di sektor korporasi tetap terjaga dengan sangat baik sebagaimana tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah. Basis nasabah korporasi yang terdiversifikasi, stabil dan memiliki reputasi baik telah memungkinkan BCA untuk mempertahankan kualitas portofolio kredit.

Keberhasilan BCA dalam menangkap

peluang-peluang di tahun 2010 didukung oleh penerapan strategi yang tepat dan organisasi yang kokoh. Para staf Perbankan Korporasi ditata dalam beberapa tim berdasarkan keahlian khusus di bidang industri yang saling terkait atau berdasarkan kategori debitur. Struktur ini memungkinkan BCA untuk lebih memahami siklus usaha nasabah korporasi dan membina hubungan yang lebih erat dengan nasabah-nasabah korporasi utama di Indonesia sehingga meningkatkan kemampuan kami dalam memberikan solusi keuangan yang tepat. Salah satu hasil yang diraih adalah pengembangan layanan transaksi

Cash Management dan transaksi perbankan

terpadu di sepanjang mata rantai (value

chain) dengan didukung oleh keunggulan

BCA dalam perbankan transaksional. Layanan ini memungkinkan Bank untuk meningkatkan hubungan antar nasabah korporasi, komersial dan usaha kecil & menengah (UKM) serta menawarkan nilai tambah bagi nasabah dalam bentuk peningkatan efisiensi operasional dan penghematan biaya. Sebagai contoh, BCA memperluas kerjasama dengan perusahaan gas negara dalam hal pembayaran tagihan pelanggan melalui ATM. Selanjutnya, BCA bekerja sama dengan beberapa nasabah korporasi dalam mempromosikan penggunaan Flazz Card (contactless cash card) untuk pembayaran tiket kereta api, tol, dan tiket parkir. BCA juga menyediakan layanan di sepanjang mata rantai melalui kerja sama dengan produsen otomotif terkemuka dalam menyediakan fasilitas pembiayaan bagi para dealer yang menjual produk-produk otomotif.

10 Portofolio Kredit Korporasi Terbesar Berdasarkan Sektor Industri

Sektor Industri 2010 2009

Perkebunan dan Pertanian 12,7% 6,6%

Telekomunikasi 9,7% 22,3%

Pertambangan Migas 9,3% 11,4%

Pembiayaan Konsumen 8,3% 4,4%

Perdagangan (Distributor, Retailer & Toserba) 5,5% 2,7%

Bahan Bangunan dan Besi Konstruksi Lainnya 4,9% 5,2%

Bahan Kimia dan Plastik 4,0% 4,6%

Jasa Keuangan 3,7% 3,6%

Infrastruktur Sarana Angkutan 3,5% 4,2%

Tekstil dan Produk Tekstil 3,5% 3,6%

(39)

financial review

governance review corporate data

Melangkah ke Depan

BCA optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2011 akan mendukung perkembangan bisnis Perbankan Korporasi. Namun demikian, BCA akan memberikan perhatian khusus terhadap tren peningkatan inflasi yang dapat berpengaruh kepada tingkat suku bunga Bank Indonesia. Selain itu, tingkat persaingan diperkirakan akan lebih ketat, terutama dari bank-bank besar di Indonesia. Selain tetap berpartisipasi aktif dalam pemberian kredit sindikasi untuk pembiayaan proyek-proyek, Perbankan Korporasi BCA mengantisipasi hal tersebut dengan fokus pada perusahaan-perusahaan korporasi terkemuka melalui penjualan silang (cross selling) yang lebih intensif dan penyaluran kredit secara selektif kepada nasabah baru pada segmen-segmen yang menjanjikan. Dengan dukungan Unit Manajemen Risiko, Perbankan Korporasi akan terus bekerja sama dalam menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan - NPL) pada tingkat yang wajar. Efisiensi proses internal dan kemampuan karyawan akan tetap ditingkatkan untuk membangun hubungan yang berkualitas dengan para nasabah korporasi.

(40)

introduction business review business support

Perbankan Individual mengalami

pertumbuhan pesat di tahun

2010, terutama didukung oleh

meningkatnya permintaan konsumen serta tingkat suku bunga kredit yang relatif rendah di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir, proporsi kredit

konsumer BCA terhadap total

portofolio kredit BCA mengalami

peningkatan signifikan yang

menyebabkan portofolio kredit secara keseluruhan menjadi semakin beragam dan berimbang. Pada tahun 2010, kredit konsumer naik 31,9% menjadi Rp 36,5 triliun dimana separuhnya adalah kredit pemilikan rumah. Pertumbuhan pesat dari portofolio kredit konsumer secara keseluruhan

Perbankan Individual

Pertumbuhan pesat dari

portofolio kredit konsumer

secara keseluruhan tidak

menyebabkan peningkatan rasio

kredit bermasalah mengingat

upaya Bank untuk tetap menjaga

kualitas kreditnya

Gambar

Tabel di bawah ini menguraikan pendanaan kepada pihak terkait maupun debitur individu dan grup  di BCA selama tahun  2010.

Referensi

Dokumen terkait

Quadcopter mempunyai perangkat keras yang penting yaitu : Fligh Control Ardupilot Mega , Electric Speed Control , Motor DC Brushless , Remote Control dan Batteray

Abdurrakhman, dkk., (2013), juga melakukan penelitian tentang esterifikasi gliserol dengan asam benzoat menggunakan katalis asam klorida dengan variabel berubah temperatur,

43 Berdasarkan uji wicoxon pada Tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 41 petani responden, 40 diantaranya mengalami penurunan pendapatan, dan 1 petani

Nama, Penerbit, Persamaan Perbedaan Judul, Bentuk, Tahun Pranto Sutrisno, - Dalam -Dalam penelitian Upaya pengawas Pranto Sutrisno penelitian pendidikan Pranto Sutrisno membahas

Nasofaring yang relatif kecil mengandung serta berhubungan erat dengan beberapa struktur penting seperti adenoid, jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus faring

mempresentasikannya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan dari model kooperatif tipe Jigsaw II diantaranya, a)

Pada siklus II diperoleh rata- rata nilai kinerja guru dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara melalui penggunaan media gambar sebesar 62,00 dengan

Dengan pertimbangan strategik yang telah digariskan, bagi merancakkan usaha UNIMAS sebagai jenama global, sama ada melalui pengajaran, penyelidikan, penulisan, konsultansi