57 V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini
yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan bahwa komitmen
organisasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja penyusunan ARG. Selanjutnya,
ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan
antara komitmen organisasi dengan kinerja
penyusunan ARG, sementara tekanan eksternal
tidak memoderasi hubungan antara komitmen
organisasi dengan kinerja penyusunan ARG. Dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa:
1. Pertama, kinerja penyusunan ARG di pemerintah
kota Salatiga cenderung didorong oleh
adanyafenomena isomorfisme normatif. Pegawai
lebih terdorong untuk menyusun ARG oleh karena
komitmen yang dimiliki, sekalipun komitmen ini
masih berada pada tingkatan sedang.
2. Kedua, penyusunan ARG juga didorong oleh adanya
fenomena isomorfisme mimetik. Ketidakpastian yang
terjadi yang dicerminkan melalui adanya mutasi
pegawai dan perubahan peraturan yang terlalu sering
membuat pegawai lebih cenderung meniru cara
penyusunan ARG dari unit lain tanpa memahami
58 akhirnya mengganggu komitmen organisasi dalam
penyusunan ARG. Dengan kata lain, meningkatnya
ketidakpastian lingkungan dapat menurunkan
komitmen organisasi. Hal ini dibuktikan dengan hasil
pengujian bahwa variabel ketidakpastian lingkungan
memoderasi hubungan komitmen organisasi dengan
kinerja penyusunan ARG.
3. Ketiga, peraturan pemerintah pusat, kritik dan saran
dari LSM dan akademisi tidak dianggap sebagai
tekanan karena para pegawai pemerintah kota
bekerja bagi kepentingan publik sehingga semua
peraturan dan kritik dari masyarakat sudah menjadi
amanat yang harus dilaksanakan. Hal ini tampak
melalui hasil pengujian bahwa tekanan eksternal
tidak memoderasi hubungan antara komitmen
organisasi dengan kinerja penyusunan ARG.
Implikasi
Implikasi teoritis yang didapatkan melalui penelitian
ini, yaitu terbukti bahwa komitmen organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
penyusunan ARG seperti yang dikemukakan oleh Rubin
dan Bartle (2005), Hewitt and Mukhopadhyay (2002),
Klasen (1999) sebelumnya. Demikian juga variabel
ketidakpastian lingkungan dapat memoderasi
hubungan antara komitmen organisasi dengan kinerja
59 dikemukakan oleh Govindarajan (1984) bahwa
ketidakpastian lingkungan mempengaruhi komitmen
organisasi dalam mencapai tujuan, seperti kinerja
penyusunan anggaran responsif gender. Dalam
penelitian ini pula, ditemukan bahwa variabel
tekanan eksternal tidak memoderasi hubungan
antara komitmen organisasi dengan kinerja
penyusunan anggaran responsif gender. Hal ini
bertolak belakang dengan yang dikemukakan oleh
Frumkin and Galaskiewicz (2004) yang menyatakan
bahwa tekanan eksternal dapat mempengaruhi
komitmen organisasi untuk menyusun ARG.
Melalui penelitian ini didapatkan pula beberapa
implikasi terapan yaitu diketahui bahwa:
1. Penerapan ARG termasuk kebijakan baru bagi
pemerintah kota sehingga hal ini yang seharusnya
mendorong para pemimpin penyelenggara ARG
(seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)
untuk mendampingi, menjelaskan dan
mensosialisasikan (coaching and clinic) dengan lebih
intens kepada seluruh unit/SKPD. Hal ini bertujuan
utama untuk mempermudah unit/SKPD dalam
menyusun GAP, GBS dan KAK.
Proses coaching dan clinicini juga dapat menumbuhkan
pemahaman, komitmen dan rasa memiliki para pegawai
60 dilaksanakan sebagai sebuah formalitas saja. Hal ini
tentu saja dikaitkan dengan hasil penelitian ini, yaitu
adanya pengaruh yang signifikan dari komitmen
organisasi terhadap kinerja penyusunan ARG.
2. Di samping itu, hasil dari penelitian ini juga
menemukan terdapat pengaruh yang signifikan dari
ketidakpastian lingkungan terhadap hubungan antara
komitmen organisasi dengan kinerja penyusunan ARG.
Melalui hal ini maka sebaiknya perputaran posisi yang
cepat (mutasi) tidak terlalu sering dilakukan oleh
pimpinan SKPD, karena dapat berpengaruh pada
komitmen organisasi dalam pencapaian kinerja
penyusunan ARG. Jika seorang pegawai telah
memahami proses penyusunan ARG dengan jelas harus
dimutasikan maka belum tentu pegawai pengganti ini
dapat memahami penyusunan ARG dengan benar,
sehingga hal ini akan berdampak pada komitmen
pegawai tersebut terhadap penyusunan ARG.
3. Dengan melihat juga pada hasil penelitian bahwa tidak
ditemukan pengaruh yang signifikan dari tekanan
eksternal terhadap hubungan antara komitmen
organisasi dengan kinerja penyusunan ARG, maka hal
ini dapat menjadi suatu masukan agar pegawai
pemerintah kota Salatiga perlu untuk lebih
memperhatikan kontribusi-kontribusi yang berasal dari
pihak eksternal, seperti akademisi, LSM dan
61
kebijakan yang diberikan sehingga menambah
pemahaman dan wawasan seluruh pegawai untuk
menjalankan proses penyusunan ARG untuk mencapai
kesetaraan gender dalam masyarakat.
4. Penyelenggaran kegiatan responsif gender harus
ditunjang dengan dana yang memadai sehingga tidak
menyulitkan pegawai dalam merancang kegiatan dan
program yang responsif gender.
Keterbatasan dan Saran
Suatu penelitian tidak mungkin terlepas dari
suatu keterbatasan. Demikian pula dengan
penelitian ini, yang dinilai masih terdapat
keterbatasan di dalamnya. Keterbatasan dalam
penelitian ini terkait dengan:
1. Sedikitnya jumlah responden yang memahami
tentang penyusunan ARG. Hal ini terjadi karena
penerapan ARG di pemerintah kota Salatiga
baruberjalan tiga tahun, sejak 2011 sehingga masih
banyak SDM yang kurang memahami proses
penyusunan ARG dengan benar. Hal ini juga
berdampak pada pemilihan responden untuk
diwawancarai. Hal ini kemudian memberikan
masukan untuk penelitian selanjutnya bahwa perlu
melihat lamanya penerapan ARG sehingga peneliti
dapat menemukan responden yang memiliki
62
2. Responden yang didapatkan dalam pilot test
dirasakan terlalu kecil, yaitu hanya sejumlah 28
pegawai pemkot Salatiga. Hal ini terjadi karena
dinas yang dijadikan sebagai pilot project oleh
pemerintah kota Salatiga untuk penerapan ARG ini
masih lima dinas sehingga pengambilan sample
untuk pilot test dilakukan hanya pada kelima dinas
ini. Hal ini kemudian memberikan masukan untuk
penelitian selanjutnya bahwa perlu dilakukan pilot
test dengan sample yang lebih besar. Pilot test ini
berguna untuk memberikan gambaran dan
pandangan awal dalam suatu penelitian. Apabila
pilot test dilakukan terhadap jumlah sample yang
lebih besar maka ada kemungkinan ditemukan
faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja
penyusunan ARG.
3. Penelitian ini hanya melihat pada tahap penyusunan
ARG, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan
untuk meneliti bagaimana pelaksanaan hingga
proses monitoring ARG. Dengan kata lain, penelitian
selanjutnya disarankan untuk lebih melihat pada
output dan outcome yang dihasilkan melalui