BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas pada hakikatnya merupakan suatu kewajiban untuk menyampaikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan suatu
organisasi kepada pihak yang berhak atau memiliki kewenangan untuk meminta
keterangan atau pertanggungjawaban. Sedangkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah
sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Dari kedua pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi untuk mempertanggungjawabkan secara transparan
keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan Misi Organisasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan kepada pihak-pihak yang berwenang
menerima pelaporan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Inspektorat Kabupaten Ogan Komering Ilir menetapkan 3 (tiga) sasaran
strategis yang akan dicapai dalam waktu lima tahunan yaitu:
1. Meningkatnya system akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
2. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas;
3. Meningkatnya system pengawasan, kualitas pelayanan public dan pemahaman
aparatur pemerintah terhadap peraturan perundang–undangan yang berlaku;
Guna mengukur pencapaian sasaran tersebut pada tahun 2019 ditetapkanlah 9
(sembilan) indikator kinerja dengan 8 (delapan) Program Kerja dan 41 (empat puluh
satu) kegiatan. 9 (sembilan) Indikator Kinerja tersebut sebagaimana tertuang dalam
Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Berikut ini akan
diuraikan satu persatu Pengukuran Kinerja dari Indikator Kinerja yang telah ditetapkan
Rincian analisis capaian masing-masing sasaran dapat diuraikan sebagai berikut :
1
1.. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian
sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Tahun 2015
Satuan Target Realisasi Capaian
1 Tingkat Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan
% 100 100 100
2 Ketersediaan SOP % 90 90 100
3 Persentase Penilaian dalam Evaluasi LAKIP & LPPD
% 90 86,76 96,40
RATA-RATA CAPAIAN 98,80
1. Tingkat Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangan
Tingkat Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan Keuangaan
dihitung dengan cara membagi Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan
Keuangan yang ada dibagi dengan Jumlah Laporan yang semestinya ada dikali
100 persen. Dokumen Akuntabilitas dan Pelaporan Keuangan yang mesti ada yaitu
LKjIP, LPPD, LKPJ, Laporan Aset Semesteran dan Tahunan serta Laporan
Keuangan Semesteran dan Tahunan. Target yang ditetapkan untuk indikator
kinerja ini 100%, realisasi pada tahun 2015 ini juga mencapai 100%.
2. Ketersediaan SOP
Inspektorat Kabupaten OKI pada tahun 2015 menargetkan untuk membuat SOP
Administrasi Pelayanan Perkantoran dengan target 90%. Realisasi di tahun 2015
Inspektorat Kab. OKI telah memiliki SOP bidang Pengawasan sebanyak 8 SOP
3. Persentase Penilaian dalam Evaluasi LKjIP dan LPPD
Dalam rangka mencapai sasaran Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan
pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, melalui indikator
kinerja persentase penilaian dalam evaluasi LKjIP dan LPPD target yang ditetapkan
pada tahun 2015 sebesar 90%. Persentase penilaian dalam evaluasi LKjIP dihitung
dengan cara membagi antara jumlah LKjIP dan LPPD yang dievalusi dibagi dengan
jumlah SKPD dikali 100%. Untuk tahun 2015 ini realisasi dari indikator ini
mencapai 86,76%, kurang 3,26 dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 90%.
Jika dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2015 dengan capaian tahun
2014 secara rata-rata terjadi penurunan 1,2%. Penurunan rata-rata kinerja tersebut
dapat dilihat dalam tabel berikut:
INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI NAIK
(TURUN)
Penjelasan naik/turunnya capaian per indikator
Perbandingan capaian kinerja dari tabel di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Indikator Kinerja Ketersediaan Dokumen Akuntabilitas Kinerja dan Pelaporan
Keuangan pada tahun 2014 dan 2015 mencapai target 100%.
Keberhasilan mencapai target indikator ini tak lepas dari dukungan serta komitmen
dari pimpinan serta keseriusan petugas penyusun laporan akuntabilitas kinerja dan
pelaporan keuangan.
2. Indikator ketersediaan SOP pada tahun 2015 ditargetkan 90% dan telah berhasil
dicapai dengan capaian 100%.
3. Untuk Capaian Indikator Kinerja Persentase Penilaian dalam Evaluasi LAKIP dan
Hal ini disebabkan kurangnya SDM khususnya aparat fungsional/auditor pada
Inspektorat Kabupaten yang melakukan evaluasi, sehingga dari target terhadap
SKPD yang dilakukan evaluasi LKjIP dan LPPD yang berjumlah 136 SKPD/unit kerja
hanya dapat dilakukan evaluasi sebanyak 118 SKPD/unit kerja.
Sedangkan apabila dibandingkan realisasi indikator kinerja tahun 2015 dengan target
jangka menengah/akhir tahun RPJMD 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut:
No INDIKATOR KINERJA Realisasi
2015
Akhir Tahun RPJMD
2018
Perbandingan
1 Ketersediaan Dokumen
Akuntabilitas Kinerja dan
Pelaporan Keuangan
100 100 -
2 Ketersediaan SOP 90 100 (10)
3 Persentase Penilaian dalam
Evaluasi LAKIP & LPPD
86,76 100 (13,24)
Ketiga indikator tersebut di atas dapat dikatakan berhasil dalam rangka mencapai sasaran
yang telah ditetapkan, yaitu Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan
keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini dikarenakan komitmen dan kerja
keras dari pimpinan dan seluruh aparatur pengawasan serta pegawai Inspektorat dalam
melakukan tugas-tugas pengawasan pada tahun 2015.
Ketiga indikator tersebut didukung dengan
program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
2
2.. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas
Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian
sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Tahun 2015
Satuan Target Realisasi Capaian
1 Jumlah Aparatur Pemeriksa yang mengikuti diklat dan
Indikator Kinerja Tahun 2015
Satuan Target Realisasi Capaian
bersertifikat Auditor.
RATA-RATA CAPAIAN 68
1. Jumlah Jumlah Aparatur Pemeriksa yang mengikuti diklat dan bersertifikat Auditor.
Diklat Auditor sangat menunjang kinerja dari pelaksanaan tugas dan fungsi
aparatur pengawasan. Dari 31 PNS pada Inspektorat Kabupaten OKI, pada
tahun 2015 yang lalu, sebanyak 15 PNS ikut dalam Jabatan Fungsional Auditor
(JFA) dan 2 orang sebagai P2UPD. Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan
kompetensi para auditor di Inspektorat Kabupaten pada Tahun 2015 Inspektorat
Kabupaten OKI melaksanakan Kegiatan Bimbingan Teknis Tata Cara Pemeriksaan
dan Penanganan Kasus dan Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal.
Apabila dibandingkan dengan target yang ingin dicapai sampai akhir tahun 2018 dapat
di lihat seperti pada tabel di bawah ini:
No INDIKATOR KINERJA Realisasi
2015
Akhir Tahun RPJMD
2018
Perbandingan
1 Jumlah Aparatur Pemeriksa yang mengikuti diklat dan bersertifikat Auditor.
17 orang 45 orang (28 orang)
Dari target yang telah ditetapkan pada tahun 2015 yaitu sebanyak 25 orang pegawai
yang telah mengikuti diklat dan bersertifikat auditor, dapat terealisasi sebanyak 15
orang ikut dalam Jabatan Fungsional Auditor melalui inpassing/perlakuan khusus yang
diselenggarakan BPKP Perwakilan Sumsel ditambah 2 orang sebagai P2UPD. Capaian
indikator ini hanya 68%, hal ini akan terus menjadi perhatian dari Inspektorat agar ke
depan target jumlah auditor yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Indikator tersebut didukung dengan program Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur Pengawas dan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
3 3..
Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap peraturan perundang – undangan yang berlaku
Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian
sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Tahun 2015
Satuan Target Realisasi Capaian
1 Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan /Review Tepat waktu
1. Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan /Review Tepat waktu adalah persentase dari
jumlah LHP yang telah diselesaikan sesuai jadwal, dihitung dengan cara membagi
antara jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang telah selesai sesuai jadwal
dibagi dengan jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang ditargetkan untuk
diselesaikan per tahun. Pada tahun 2015 Inspektorat Kabupaten menetapkan
indikator kinerja utama ini sebesar 90%. Inspektorat Kabupaten menargetkan 129
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) untuk diselesaikan. Dari LHP yang ditargetkan,
dapat dipenuhi sebanyak 129 LHP, dengan kata lain indikator kinerja ini, yaitu
2. Persentase Tindak Lanjut terhadap Temuan Inspektorat OKI adalah persentase
terhadap temuan Inspektorat Kabupaten yang ditindaklanjuti oleh SKPD di
Kabupaten OKI dihitung dengan cara membagi jumlah temuan inspektorat yang
ditindaklanjuti dibagi dengan jumlah temuan inspektorat dalam satu tahun.
Persentase realisasi indikator kinerja pada tahun 2015 sebesar 100%, target yang
ditetapkan sebesar 417 temuan terealisasi atau yang sudah ditindaklanjuti
sebanyak 417 temuan. Realisasi indikator ini mencapai 100%.
3. Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti
Indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dihitung dengan cara
menghitung Jumlah temuan BPK RI yang ditindaklanjuti dibagi dengan Jumlah
temuan BPK RI dikali 100%. Pada tahun 2015 indikator ini ditargetkan 90%. Dan
dari 585 temuan yang ditargetkan untuk diselesaikan sebanyak 497 temuan
berhasil diselesaikan. Kalau dipersentasekan sebesar 84,96% temuan berhasil
diselesaikan, dari target yang ditetapkan 90%.
4. Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti dan terselesaikan
Dari seluruh laporan pengaduan masyarakat yang masuk ke Inspektorat sebanyak
87 kasus/laporan pada tahun 2015 dapat terselesaikan seluruhnya. Dengan kata
lain dari target yang ditetapkan sebesar 90% dapat dilampaui dengan realisasi
100%.
5. Persentase Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI, Inspektorat Kabupaten dalam
kedudukannya sebagai pengawas penyelenggaraan Pemerintah Daerah melakukan
pengawasan dalam lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
terhadap pelaksanaan tugas semua unsur pemerintahan, pelaksanaan urusan
pemerintah di daerah, melaksanakan pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa serta tugas –
tugas pembantuan yang didaerahkan. Sebagai tindak lanjut pelaksanaan PP
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, pada tahun
2011 yang lalu telah dilaksanakan sosialisasi mengenai SPIP kepada seluruh PNS di
yang mewakili dan penerbitan Peraturan Bupati tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP). Dan pada tahun 2012 kembali diterbitkan Peraturan
Bupati tentang Pembentukan SATGAS SPIP untuk seluruh SKPD, agar
penyelenggaraan SPIP di setiap SKPD dapat dilaksanakan dengan baik. Pada tahun
2015 indikator kinerja Persentase Penyelenggaran SPIP di Kabupaten OKI dari
target yang telah ditetapkan sebesar 90% di tahun 2015 tercapai 62,5%, hal ini
disebabkan masih banyak kendala pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada SKPD
nya masing – masing. Di tahun 2014 telah dilaksanakan asistensi penyusunan
Rencana Tindak Pengendalian (RTP) untuk 32 SKPD, dan pada tahun 2015 ini baru
telah ditindaklanjuti oleh 20 SKPD.
Jika dilihat dari perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2015 dengan capaian tahun
2014 secara rata-rata terjadi kenaikan 0,32%. Kenaikan dan penurunan rata-rata kinerja
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISASI NAIK
(TURUN)
CAPAIAN NAIK
(TURUN)
2014 2015 2014 2015
Penjelasan naik/turunnya realisasi dan capaian per indikator
Perbandingan capaian dan realisasi indikator kinerja dari tabel di atas dapat diuraikan:
1. Indikator Kinerja Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat Waktu pada tahun
2014 realisasinya ada pada angka 72,87% namun tahun 2015 realisasinya mencapai
100%. Hal ini dikarenakan keseriusan pimpinan dan pengawas yang dibantu
seluruh pegawai Inspektorat dalam menjalankan tugas – tugas pengawasan yang
dibebankan pada Inspektorat khususnya dalam hal penyusunan Laporan Hasil
Pemeriksaan tepat waktu.
2. Indikator kinerja Persentase Temuan APIP yang ditindaklanjuti realisasinya juga
mencapai 100% di tahun 2014 dan 2015. Hal ini juga dikarenakan keseriusan
Inspektorat dalam hal melakukan pemeriksaan ke SKPD serta unit kerja, serta
komitmen dari seluruh SKPD untuk menindaklanjuti setiap temuan yang ada pada
SKPD nya.
3. Indikator Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti pada tahun 2014
realisasinya mencapai 88,12% namun pada tahun 2015 realisasi menurun 3,16%
menjadi 84,96. Hal ini akan menjadi perhatian Inspektorat agar ke depan realisasi
temuan BPK RI yang dapat ditindaklanjuti dapat mencapai target seperti yang telah
ditetapkan.
4. Indikator Persentase Pengaduan Masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti dan
terselesaikan pada tahun 2014 dan 2015 mencapai angka 100%.
5. Persentase Penyelengaraan SPIP di Kabupaten OKI, pada tahun 2014 realisasi 85%
sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 62,50%. Hal ini disebabkan masih
banyaknya kendala untuk melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
pada tiap tiap SKPD.
Apabila dibandingkan realisasi indikator kinerja tahun 2015 dengan target jangka
menengah/akhir tahun RPJMD 2018 dapat dilihat dalam tabel berikut:
No INDIKATOR KINERJA Realisasi
2015
Akhir Tahun RPJMD
2018
Perbandingan
1 Persentase Laporan Hasil Pemeriksaan Tepat waktu
100 100 -
2 Persentase Temuan APIP yang ditindaklanjuti
3 Persentase temuan BPK RI yang ditindaklanjuti
84,96 100 15,04
4 Persentase pengaduan masyarakat ke APIP yang ditindaklanjuti &
terselesaikan
100 100 -
5 Persentase Penyelenggaraan SPIP Kabupaten OKI
62,50 100 37,50
Dari kelima indikator tersebut di atas secara umum dapat dikatakan berhasil dalam
rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, yaitu Meningkatnya sistem pengawasan,
kualitas pelayanan publik dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Namun masih ada indikator yang belum mencapai
target yang telah ditetapkan, yaitu indikator Persentase temuan BPK RI yang
ditindaklanjuti dan Persentase Penyelenggaraan SPIP di Kabupaten OKI. Hal ini akan
menjadi perhatian bersama antara pimpinan dan aparatur pemeriksa serta seluruh
pegawai Inspektorat, agar ke depan target yang telah ditetapkan untuk setiap indikator
dapat tercapai.
Kelima indikator tersebut didukung dengan program Peningkatan Sistem Pengawasan
B. Akuntabilitas Keuangan
Untuk mencapai indikator sebagaimana yang telah diuraikan pada bagian atas,
aspek keuangan menjadi bagian penting sebagai pendukung. Operasionalisasi
kegiatan dapat dilaksanakan apabila didukung pembiayaan yang memadai. Sumber
pembiayaan kegiatan dimaksud berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
Pada tahun 2015 belanja bidang pengawasan Inspektorat Kabupaten terdiri
atas belanja tidak langsung dan belanja langsung yang dilaksanakan berpedoman
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor : 13 tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
Nomor 1 Tahun 2015 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Ogan Komering Ilir Tahun 2015 serta Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir
Nomor 2 tahun 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun 2015.
Realisasi belanja langsung dan tidak langsung Inspektorat Kabupaten OKI tahun 2015
dapat dilihat seperti di bawah ini :
1.
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai Rp. 1.947.376.882,-
Realisasi Rp.
1.914.910.961,-2.
Belanja Langsung
Rp. 3.757.500.000,-Terdiri dari :
Belanja Pegawai Rp. 221.690.000,-
Belanja Barang dan Jasa Rp. 3.361.539.152,-
Belanja Modal Rp. 166.500.000,-
3.749.729.152,-Tabel 3.3
2. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Sub Jumlah 3.227.900.000,- 3.220.129.152,- 99,82
Sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dilihat dari
pencapaian sasaran-sasaran mencapai angka diatas 90% yaitu sasaran Meningkatnya
sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan sasaran dan Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik
dan pemahaman aparatur pemerintah terhadap perundang-undangan. Namun untuk
sasaran Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas capaian
rata-ratanya hanya 68%. Hal ini akan menjadi perhatian dari Inspektorat Kabupaten, agar
ke depan realisasi capaian dari sasaran ini dapat meningkat. Ketiga sasaran di atas
dicapai dengan melakukan penghematan penggunaan dana yang dapat dilihat dari
realisasi pelaksanaan program-program yang mendukung pencapaian sasaran-sasaran
tersebut tidak melebihi pagu anggaran. Adapun sasaran-sasaran yang telah dilaksanakan
secara efektif dan efisien dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku Capaian rata-rata sasaran ini mencapai 98,80% dengan
realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun
2015 sebesar Rp. 369.600.000,- atau sebesar 100% dari anggaran.
2. Meningkatnya kompetensi, integritas dan moralitas aparatur pengawas.Capaian
rata-rata sasaran ini mencapai 68 % dengan realisasi dana yang di butuhkan
untuk mencapai sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 200.000.000,-
atau sebesar 100% dari anggaran sebesar Rp.200.000.000,-.
3. Meningkatnya sistem pengawasan, kualitas pelayanan publik dan pemahaman
aparatur pemerintah terhadap perundang-undangan. Capaian rata-rata sasaran ini
mencapai 99,43 % dengan realisasi dana yang di butuhkan untuk mencapai
sasaran tersebut pada tahun 2015 sebesar Rp. 3.220.129.152- atau sebesar
99,82% dari anggaran sebesar Rp.3.227.900.000-
D. TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI SEBELUMNYA
Pada tahun 2015 yang lalu masih terdapat beberapa kelemahan, namun sudah
ditindaklanjuti diantaranya:
1. Persentase Penyelenggaraan SPIP di Kabupaten OKI, Indikator kinerja ini pada
kurangnya SKPD dalam melakukan/menyelenggarakan SPIP di lingkungannya
masing – masing.
Tindak lanjut : sebelumnya pada tahun 2013 telah dilakukan asistensi
penyusunan SOP untuk seluruh SKPD, asistensi penilaian resiko dan di tahun
2014 yang lalu telah dilaksanakan asistensi penyusunan Rencana Tindak
Pengendalian (RTP) kepada seluruh SKPD. Di Tahun 2015 ini telah disusun RTP
untuk 20 SKPD dari 32 target RTP SKPD.
2. Kualitas dan kuantitas pegawai /pengawas inspektorat masih kurang
kompetensinya, persentase pegawai inspektorat yang mengikuti diklat dan
bersertifikat auditor mencapai 68% dari target yang ditetapkan sebanyak 25
orang, baru terpenuhi sebanyak 17 orang.
Tindak lanjut : Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengawas
pada Inspektorat Kabupaten OKI, para pengawas telah diikutkan pada program
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dengan Perlakuan Khusus (Inpassing) yang
diselenggarakan oleh BPKP Perwakilan Sumsel dan di tahun 2015 telah
dilaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal dan kegiatan Bintek Tata