• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A.CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengukuran capaian kinerja organisasi diperoleh melalui penghitungan

dengan formulasi tertentu, dan difokuskan pada Indikator Kinerja Utama

(IKU) dan indikator kinerja strategis. Penetapan cara pengukuran capaian

kinerja meliputi :

a. Semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat

capaian yang semakin baik.

% Pencapaian kinerja =

kinerja target

kinerja realisasi

x 100%

b.Semakin rendah realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat

capaian yang semakin baik

Formulasi ini digunakan pada pengukuran indikator kinerja utama Tingkat

Pengangguran Utama.

% Pencapaian kinerja =

kinerja

Hasil pencapaian kinerja dikelompokkan dalam skala pengukuran dan

predikatnya sebagai berikut :

Capaian kinerja > 95 sd 100% : Sangat berhasil

Capaian kinerja > 80 sd 95% : Berhasil

Capaian kinerja > 50 sd 80% : Cukup berhasil

Capaian kinerja < 50% : Tidak berhasil

Dalam pelaksanaan Rencana Strategis 2016-2021, Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial telah menetapkan Indikator Kinerja Utama

meliputi 5 indikator

dengan target, realisasi dan pencapaian kinerja sebagai berikut

:

No IKU Target Realisasi Capaian (%)

1. Presentase temuan pemeriksaan

yang ditindaklanjuti

100 % 100 % 100

2. Predikat LAKIP A AA 100

3. Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 82,74 84,69 102,36

4. Tingkat Pengangguran terbuka 6,00 % 5,82 % 103

5. Cakupan Potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang aktif

45 % 56,27 % 125,04

Realisasi dan pencapaian kinerja diperoleh dengan formulasi pengukuran

(2)

19

No URAIAN CAPAIAN IKU

1. Presentase temuan

pemeriksaan yang

5. Cakupan Potensi

dan Sumber

Capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan indicator kinerja sasaran

yang difokuskan pada indikatior kinerja strategis Dinas Tenaga Kerja dan

Sosial Kabupaten Sleman.

Tabel 3.1. Pencapaian Sasaran Stategis Berdasarkan Misi

No Uraian Sasaran

Jumlah

1. Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan

2 - -

2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

1 102,36 Sangat

berhasil 3. Menurunnya penyalahgunaan

narkoba

1 112 Sangat

berhasil 4. Meningkatnya kesempatan

kerja

1 103 Sangat

berhasil 5. Meningkatnya keaktifan

lembaga sosial

1 124,44 Sangat

berhasil 6. Meningkatnya kemampuan

satgasos

1 100 Sangat

(3)

20 Sasaran 1.

“Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan”.

Berdasarkan hasil evaluasi capaian kinerja sasaran Meningkatnya Akuntabilitas

kinerja pemerintahan dengan 2 (dua) indikator yang memperlihatkan rata-rata

angka capaian kinerja sasaran sebesar 100%, dengan predikat Sangat Berhasil.

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya akuntabilitas kinerja

pemrintahan.

No Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016

Target Realisasi % Capaian

1. Presentase temuan hasil pemeriksaan

yang ditindaklanjuti.

100% 100% 100

2. Predikat LAKIP A AA 100

Adapun indicator kinerja sasaran yang mewakili tingkat capaian kinerja sasaran

tersebut adalah sebagai berikut :

1.Presentase temuan hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti.

Realisasi pencapaian indikator Presentase temuan hasil pemeriksaan yang

ditindaklanjuti diperoleh dengan membandingkan jumlah temuan hasil

pemeriksaan yang ditindaklanjuti dengan temuan hasil pemeriksaan sebanyak

dikalikan dikalikan 100%. Temuan hasil pemeriksaan tahun 2016 sebanyak 1

jenis dan sudah ditindaklanjuti, yaitu pada pencatatan administrasi

pengelolaan barang meliputi :

a. Pencatatan kartu barang pakai habis belum sepenuhnya tertib.

b. Kartu inventarsis ruangana (KIR) belum dimutakhirkan.

c. Pencatatan barang inventaris belum sepenuhnya tertib

Jika dibandingkan dengan target sebesar 100%, maka capaian kinerja sebesar

100%. Pencapaian indikator sasaran dilaksanakan melalui Program

Penatausahaan dan Aset Daerah.

2.Predikat LAKIP

Pencapaian indikator Predikat LAKIP merupakan hasil penilaian LAKIP SKPD

yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah. Sasaran tersebut dicapai melalui

pelaksanaan program :

a. Perencanaan Pembangunan Daerah

b. Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

c. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pngendalian Pelaksanaan

(4)

21

Program Pencapaian indikator predikat LAKIP didukung oleh pencapaian

indikator kinerja program sebagai berikut.

No Indikator Kinerja Program Tahun 2016

Target Realisasi % Capaian

a. Persentase pelaporan capaian kinerja dan

keuangan dilaksanakan tepat waktu

100% 100% 100%

b. Predikat LAKIP A AA 100%

Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja

program sebagai berikut :

a. Persentase pelaporan capaian kinerja keuangan dilaksanakan tepat

waktu

Realisasi pencapaian indikator Persentase diperoleh dengan membandingkan

jumlah jenis pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang dilaksanakan

tepat dan jumlah jenis pelaporan capaian kinerja dan keuangan yang

seharusnya dilaksanakan tepat waktu dikalikan 100%.

Secara rinci, kondisi pelaporan capaian kinerja dan keuangan tahun 2016

sebagai berikut :

No Jenis Target Tepat

waktu Tidak % Capaian

1. Laporan Tahunan 1 1 - 100

2. LAKIP 1 1

-

100

3. Realisasi Fisik dan Keuangan 12 12

-

100

4. Laporan Bulanan 12 12

-

100

5. Laporan Keuangan semester 2 2

-

100

6. Laporan Keuangan Tahunan 1 1

-

100

Rata-rata capaian 100

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase pelaporan capaian

kinerja keuangan dilaksanakan tepat waktu sebesar 100%, sehingga jika

dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja

program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil.

b. Predikat LAKIP

Predikat LAKIP adalah hasil penilaian LAKIP SKPD yang dilakukan oleh

Inspektorat Daerah yang merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh

komponen manajemen kinerja. Penilaian tersebut meliputi perencanaan

kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja dan

pencapaian kinerja. Hasil evaluasi penilaian LAKIP pada tahun 2016, Dinas

Tenaga Kerja dan Sosial memperoleh nilai sebesar 96,24 dengan predikat AA

(5)

22

Hasil pencapaian Predikat LAKIP 2015 dan 2016.

No Jenis Tahun 2015 (dalam%) Tahun 2016 (dalam %)

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1. Perencanaan

Kinerja

30 30 100 30 - -

2. Pengukuran

Kinerja

25 25 100 25 - -

3. Pelaporan Kinerja 15 15 100 15 - -

4. Evaluasi Kinerja 10 10 100 10 - -

5. Pencapaian

Kinerja

20 16,24 81,20 20 - -

Nilai LAKIP 96,24

Pencapaian Sasaran Meningkatnya Akuntabilitas kinerja pemerintahan juga

didukung oleh pelaksanaan program Perencanaan Pembangunan Daerah, dengan

indikator kinerja Persentase konsistensi perencanaan pembangunan daerah dengan

target 95%. Realisasi pencapaian indikator diperoleh dengan menghitung

rata-rata hasil pengendalian dan evaluasi terhadap dokumen perencanaan daerah

dikalikan 100%. Adapun penghitungan pencapaian kinerja dilaksanakan oleh

Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sleman.

Sasaran 2.

“Meningkatnya kualitas pelayanan publik”

Hasil evaluasi pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan

publik ditunjukkan dalam angka Indeks Kepuasanan Masyarakat yang diukur

melalui survey yang dilaksanakan terhadap 150 responden. Hasil pengolahan

data atas jawaban responden menunjukkan angka IKM sebesar 84,69.

Jika dibandingkan dengan target sebesar 82,74 maka pencapaian kinerja sasaran

sebesar 102,36% dengan predikat Sangat Berhasil.

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan

publik.

No Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

1. Meningkatnya kualitas pelayanan

publik.

82,74 84,69 102,36

Sasaran tersebut dicapai melalui program

a. Pelayanan Administrasi Perkantoran

b. Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur

c. Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

d. Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

e. Penataan Peraturan Perundang-undangan

(6)

23

Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.

No Indikator Kinerja Program Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

a. Persentase pemenuhan layanan

administrasi perkantoran

100 99,79 99,79

b. Persentase sarana prasarana aparatur

dalam kondisi baik

100 68,71 91,61

c. Persentase pengelolaan kepegawaian

yang dilaksanakan tepat waktu

90 100 111,11

d. Jumlah publikasi informasi melalui

media on line

33 32 103,12%

e. Persentase Perda yang ditetapkan

ditetapkan sesuai dengan amanat peraturan di atasnya

100 100 100

f. Persentase dokumen statistik daerah

tersedia tepat waktu

90 100 111,11

Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja

program sebagai berikut :

a. Persentase pemenuhan layanan administrasi perkantoran

Realisasi pencapaian indikator Persentase layanan administrasi perkantoran

diperoleh dengan membandingkan jumlah layanan jenis layanan administrasi

perkantoran yang diberikan dalam 1 tahun dan jumlah layanan yang

seharusnya dikalikan 100%.

Kondisi dan jenis layanan yang dilaksanakan tahun 2016 sebagai berikut :

No Jenis Target Realisasi % Capaian

1. Layanan keuangan 12 bulan 12 bulan 100

2. Layanan makan minum rapat 100% 98,95% 98,95

3. Layanan koordinasi dan konsultasi 17 kali 17 kali 100

4. Layanan jasa langganan 12 bulan 12 bulan 100

5. Layanan jasa keamanan dan

kebersihan

12 bulan 12 bulan 100

Rata-rata capaian 99,79

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase pemenuhan layanan

administrasi perkantoran sebesar 99,79%, sehingga jika dibandingkan

dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja program

sebesar 99,79% dengan perdikat Sangat Berhasil.

b. Persentase sarana prasarana aparatur dalam kondisi baik

Realisasi pencapaian indikator Persentase sarana prasarana aparatur dalam

kondisi baik diperoleh dengan membandingkan jumlah sarana prasarana

aparatur dalam kondisi baik sebanyak 3.590 unit dan jumlah sarana

prasarana aparatur yang ada sebanyak 5.225 unit dikalikan 100%.

(7)

24

No Jenis Jumlah Kondisi

Baik Rusak

1. Alat angkut 50 30 20

2. Alat bengkel 2.085 1.043 1.042

3. Alat kantor dan rumah tangga 2.833 2.267 566

4. Alat studio dan Komunikasi 78 71 7

5. Alat laboratorium 3 3 -

6. Bangunan dan gedung 39 39 -

7. Buku dan perpustakaan 126 126 -

8. Barang bercorak budaya 10 10 -

9. Alat pertanian 1 1 -

Jumlah 5.225 3.590 1.635

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase sarana prasarana

aparatur dalam kondisi baik sebesar 68,71%. Jika dibandingkan dengan

target sebesar 75% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar

91,61% dengan perdikat Sangat Berhasil.

c. Persentase pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu.

Realisasi pencapaian indikator Persentase pengelolaan kepegawaian yang

dilaksanakan tepat waktu diperoleh dengan membandingkan jumlah jenis

pengelolaan kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu sebanyak 5 jenis

dan jumlah jenis pengelolaan kepegawaian yang seharusnya sebanyak 5 jenis

dikalikan 100%. Jenis dokumen kepegawaian yang dilaksankan tepat waktu

sebagai berikut :

No Jenis Jumlah Tepat waktu

Ya Tidak

1. Gaji berkala 50 50 -

2. Kenaikan Pangkat 15 15 -

3. Sasaran Kinerja Pegawai 110 110 -

4. Analisis Kebutuhan Diklat 1 1 -

5. Usulan formasi pegawai 0 0 -

Jumlah 176 176 -

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase pengelolaan

kepegawaian yang dilaksanakan tepat waktu sebesar 100%, sehingga jika

dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator kinerja

program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil.

d. Jumlah publikasi informsi melalui media on line

Realisasi pencapaian indikator Jumlah publikasi informsi melalui media on

line diperoleh melalui jumlah publikasi informasi melalui portal website

sebanyak 33 publikasi dibagi target sebanyak 32 publikasi dikalikan 100%.

Publikasi melalui portal website meliputi info lowongan (10 kali), berita (11

(8)

25

kali). Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh pencapaian indikator

kinerja program sebesar 103,12% dengan perdikat Sangat Berhasil.

e. Persentase Perda yang ditetapkan sesuai dengan amanat peraturan di

atasnya

Realisasi pencapaian indikator Persentase Perda yang ditetapkan sesuai

dengan amanat peraturan di atasnya diperoleh dengan membandingkan

jumlah draft perda yang ada sebanyak 1 dokumen dibagi jumlah draft perda

yang seharusnya ada sebanyak 1 dokumen dikalikan 100%. Berdasarkan

perhitungan tersebut diperoleh Persentase Perda yang ditetapkan sesuai

dengan amanat peraturan di atasnya sebesar 100%, sehingga jika

dibandingkan dengan target sebesar 100% maka pencapaian indikator

kinerja program sebesar 100% dengan perdikat Sangat Berhasil. Adapun

draft perda yang disusun adalah draft Peraturan Daerah tentang

Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Bagi Anak.

f. Persentase dokumen statistik daerah tersedia tepat waktu.

Realisasi pencapaian indikator Persentase dokumen statistik daerah tersedia

tepat waktu dengan membandingkan dokumen statistik daerah tepat waktu

sebanyak 3 dokumen dan seluruh dokumen statistik daerah sebanyak 3

dokumen dikalikan 100%. Dokumen statistik daerah yang disusun tepat

waktu meliputi :

a. Data Ketenagakerjaan

b.Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

c. Data Hasil Verifikasi dan Validasi Penerima Bantuan Iur (PBI JKN)

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase dokumen statistik

daerah tersedia tepat waktu sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan

dengan target sebesar 90% maka pencapaian indikator kinerja program

sebesar 111,11% dengan perdikat Sangat Berhasil.

Pencapaian sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan publik juga didukung oleh

pelaksanaan program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

dengan indikator kinerja Persentase jumlah dokumen arsip yang mempunyai nilai

guna yang diselamatkan dengan target 20%. Realisasi pencapaian indikator

diperoleh dengan membandingkan jumlah dokumen arsip yang mempunyai nilai

guna yang diselamatkan per tahun dibagi jumlah arsip yang diselamatkan selama

5 tahun dikalikan 100%. Adapun penghitungan pencapaian kinerja dilaksanakan

oleh Kantor Arsip Daerah Kabupaten Sleman.

Sasaran 3.

“Menurunnya penyalahgunaan narkoba ”

Pencapaian kinerja sasaran ditunjukkan oleh indikator jumlah Satuan Tugas

(9)

26

Capaian kinerja sasaran menunjukkan sebesar 112% dengan predikat Sangat

Berhasil, diperoleh dari akumulasi jumlah satuan tugas (satgas) narkoba tingkat

desa sebanyak 28 desa dibagi target sebanyak 25 desa dikalikan 100%.

Hasil pengukuran capaian kinerja sasaran Menurunnya penyalahgunaan

narkoba.

No Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

1. Jumlah Satgas anti narkoba tingkat

desa

Sasaran tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan Rintisan Desa Pelopor

Bebas Napza pada Program Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :

1. Kesiapan desa dalam pembentukan Satgas anti narkoba melalui

penyampaian proposal.

2. Adanya dukungan penganggaran dari APBDesa bagi kegiatan Satgas yang

terbentuk.

Sasaran 4.

“Meningkatnya kesempatan kerja”

Hasil evaluasi pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kesempatan kerja

melalui indicator Tingkat Pengangguran Terbuka, yang memperlihatkan angka

capaian kinerja sasaran sebesar 103% dengan predikat Sangat Berhasil.

Hasil pengukuran capaian indikator kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka

No Indikator Kinerja Sasaran

Tahun 2016

1. Prosentase angka pengangguran 6,00 5,82 103

Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka dihitung dengan membandingkan

jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dikalikan 100%. Pada

tahun 2016 jumlah pengangguran di Kabupaten Sleman sebanyak 34.360 orang

dengan jumlah angkatan kerja 590.443 orang, sehingga diperoleh prosentase

angkatan pengangguran sebesar 5,82%. Dengan menggunakan formulasi

penghitungan dimana semakin rendah realisasi menggambarkan pencapaian

rencana target yang semakin baik, maka dibandingkan dengan target RPJMD

sebesar 6% diperoleh angka pencapaian kinerja sebesar 103% dengan predikat

Sangat Berhasil. Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat

pengangguran terbuka tahun 2016 lebih kecil dari tahun 2015 atau terjadi

penurunan sebesar 0,30%.

Namun apabila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka nasional

pada tahun 2016 sebesar 5,61 persen dan propinsi sebesar 2,72%, maka masih

(10)

27

serapan tenaga kerja. Perkembangan pencapaian indikator Tingkat Pengangguran

Terbuka di Kabupaten Sleman tahun 2011-2015 sebagaimana tabel berikut.

No Indikator Kinerja Sat. Realisasi

2011 2012 2013 2014 2015 2016

1. Tingkat Pengangguran

Terbuka

% 7,61 6,74 6,47 6,17 6,12 5,82

Pencapaian indikator sasaran Tingkat Pengangguran Terbuka dilaksanakan

melalui program dan indikator kinerja program sebagai berikut.

a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

b. Program Peningkatan Kesempatan Kerja

c. Program Transmigrasi Regional

d. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.

No Indikator Kinerja Program Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

a. Persentase tenaga kerja yang dilatih 68,33 55,82 80,69

b. Persentase penempatan pencari kerja 70 91,39 130,56

c. Presentase calon transmigran yang

berangkat

40 80 200

d. Persentase konflik yang ditangani 100 100 100

Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja

program sebagai berikut :

a. Persentase tenaga kerja yang dilatih

Realisasi pencapaian indikator Persentase tenaga kerja yang dilatih diperoleh

dengan membandingkan jumlah tenaga kerja yang dilatih pada tahun 2016

sebanyak 1.454 orang dibagi jumlah pendaftar pelatihan pada tahun 2016

sebanyak 2.605 orang dikalikan 100%

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase tenaga kerja yang

dilatih sebesar 55,82%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar

68,33% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 80,69% dengan

perdikat Berhasil.

b.Persentase penempatan pencari kerja.

Realisasi pencapaian indikator Persentase penempatan pencari kerja

diperoleh dengan membandingkan Jumlah pencari kerja yang ditempatkan

sebanyak 2.274 orang dibagi jumlah pencari kerja yang mendaftar sebanyak

2.488 orang dikalikan 100%.

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh Persentase penempatan pencari

kerja sebesar 91,39%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar

70% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 130,56% dengan

(11)

28

c. Presentase calon transmigran yang berangkat

Realisasi pencapaian indikator presentase calon transmigran yang berangkat

diperoleh dengan membandingkan jumlah calon transmigar yang

diberangkatkan sebanyak 24 orang dibagi jumlah calon transmigran yang

lolos seleksi sebanyak 30 orang dikalikan 100%

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh presentase calon transmigran

yang berangkat sebesar 80%, sehingga jika dibandingkan dengan target

sebesar 40% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 200%

dengan perdikat Sangat Berhasil.

d. Persentase konflik yang ditangani.

Realisasi pencapaian indikator persentase konflik yang ditangani diperoleh

dengan membandingkan jumlah konflik ketenagakerjaan yang tertangani

dengan baik sebanyak 25 kasus dan jumlah konflik ketenagakerjaan yang

dilaporkan sebanyak 25 kasus dikalikan 100%.

Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh angka persentase konflik yang

ditangani sebesar 100%, sehingga jika dibandingkan dengan target sebesar

100% maka pencapaian indikator kinerja program sebesar 100% dengan

perdikat Sangat Berhasil. Perkembangan kondisi ketenagakerjaan di

Kabuapaten Sleman terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3.2.

Kondisi Ketenagakerjaan Kabupaten Sleman 2013 dan 2016

URAIAN 2013 2014 2015 2016

Jumlah Penduduk 1.059.383 1.062.801 1.063.984 1.079.053

- Laki-laki 531.678 539.731 532.402 541.577

- Perempuan 527.705 523.070 531.582 537.476

Angkatan Kerja 541.921 560.772 569.584 590.443

- Laki-laki 296.008 307.826 309.808 320.039

- Perempuan 245.913 252.946 259.776 270.404

a. Bekerja 506.862 526.171 534.725 556.083

- Laki-laki 278.474 290.389 291.082 302.027

- Perempuan 228.388 235.782 243.643 254.056

b. Tidak Bekerja 35.059 34.601 34.859 34.360

- Laki-laki 17.543 17.437 18.726 18.012

- Perempuan 17.525 17.164 16.133 16.348

Bukan Ang. Kerja 333.181 300.700 259.771 262.441

a. Sekolah 178.202 177.717 154.343 153.306

- Laki-laki 92.351 92.417 77.433 77.894

- Perempuan 85.851 85.300 76.910 75.412

b. Mengurus RT 73.810 61.784 56.574 59.774

- Laki-laki 2.735 1.621 1.078 1.557

- Perempuan 71.075 60.163 55.496 58.217

c. Penerima Pend. 81.169 61.199 48.854 49.361

(12)

29

- Perempuan 39.678 28.580 25.325 23.489

Sumber Data : Updating Data Ketenagakerjaan dan Sosial Tahun 2013-2016

Adapun faktor pendorong dan penghambat pencapaian indikator tingkat

pengangguran terbuka antara lain :

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :

1. Peningkatan kualitas pelayanan penempatan tenaga kerja melalui penerapan

standarisasi pelayanan antar kerja sesuai dengan Standar Mutu Manajemen

(SMM) ISO 9001:2015

2. Koordinasi dan pelaksanaan program penanganan pengangguran

dilaksanakan secara terpadu antar dinas instansi terkait.

3. Optimalisasi penempatan tenaga kerja melalui Bursa Kerja Khusus (BKK) dan

Lembaga Penyalur Tenaga Kerja Indonesia Swasta (LPTKIS).

4. Peran mediator dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

5. Lowongan pekerjaan yang ditawarkan sesuai dengan proporsi terbesar jumlah

penganggur menurut tingkat pendidikan yaitu SLTA.

Faktor penghambat :

1. Motivasi pencari kerja untuk bekerja di luar daerah kurang dan karakter

pekerja yang masih pilih-pilih pekerjaan

2. Rendahnya pengetahuan lulusan sekolah menengah kejuruan terhadap

aturan ketenagakerjaan maupun kondisi yang akan dihadapi dalam

lingkungan kerja.

3. Adanya ketentuan dalam Undang-Undang 23 tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang mengatur ketentuan penerima hibah, dan

penerima hibah perseorangan tidak diperbolehkan sehingga pemberian

bantuan sarana usaha tidak dapat dilaksanakan, dan upaya pengembangan

usaha mandiri terhambat.

Sasaran 5.

“Meningkatnya keaktifan lembaga sosial”

Pengukuran pencapaian sasaran Meningkatnya keaktifan lembaga sosial melalui

indiktor kinerja Cakupan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang

aktif, memperlihatkan angka capaian kinerja sasaran sebesar 124,44% dengan

predikat Sangat Berhasil.

Hasil pengukuran indikator kinerja Meningkatnya keaktifan lembaga sosial.

No Indikator Kinerja Sasaran

Tahun 2016 Target

%

Realisasi %

Capaian %

1. Cakupan Potensi dan Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS) yang aktif

(13)

30

Pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif dihitung berdasarkan jumlah

PSKS yang aktif sebanyak 431 orang/kelompok dibagi jumlah PSKS yang ada

sebanyak 766 orang/kelompok dikalikan 100%, sehingga diperoleh persentase

sebesar 56%. Jika dibandingkan dengan target sebesar 45% maka pencapaian

indikator cakupan PSKS yang aktif sebesar 124,44% dengan predikat Sangat

Berhasil. Program yang mendukung pencapaian indikator meliputi :

a. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya

b. Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial

c. Program Pembinaan Anak Terlantar

d. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

e. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo

f. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

Hasil pengukuran capaian indikator kinerja program.

No Indikator Kinerja Program Tahun 2015

Target Realisasi % Capaian

a. Kelompok PMKS yang aktif 150 208 138,67

b. Cakupan penanganan orang terlantar

dan anak jalanan

90% 100 111,11

c. Cakupan penanganan anak terlantar 90% 100 111,11

d. Cakupan penanganan penyandang

cacat dan trauma

70% 85.57 122,24

e. Cakupan pembinaan panti

asuhan/panti jompo

90% 100 111,11

f. Cakupan PSKS yang aktif 45% 56 124,44

Pencapaian pelaksanaan program diperoleh dari pencapaian indicator kinerja

program sebagai berikut :

a. Kelompok PMKS yang aktif

Realisasi pencapaian indikator kinerja Kelompok PMKS yang aktif merupakan

akumulasi jumlah kelompok PMKS yang aktif sebanyak 208 kelompok terdiri

dari KUBE PKH 148 kelompok dan KUBE Reguler 60 kelompok. Jika

dibandingkan dengan target sebanyak 150 kelompok, maka pencapaian

indikator kelompok PMKS yang aktif sebesar 138,67% dengan predikat

Sangat Berhasil. Angka tersebut diperoleh dengan membandingkan jumlah

PMKS yang aktif sebanyak 208 kelompok dengan target sebesar 150

kelompok dikalikan 100%.

b. Cakupan penanganan orang terlantar dan anak jalanan

Realisasi pencapaian indikator kinerja cakupan penanganan orang terlantar

dan anak jalanan dihitung berdasarkan jumlah orang terlantar dan anak

jalanan yang tertangani sebanyak 165 orang dbagi jumlah orang terlantar

dan anak jalanan yang dilaporkan sebanyak 165 dikalikan 100%, sehingga

(14)

31

c. Cakupan penanganan anak terlantar

Realisasi pencapaian indikator kinerja Cakupan penanganan penanganan

anak terlantar dihitung berdasarkan jumlah anak yang tertangani sebanyak

46 kasus dibagi jumlah anak terlantar yang dilaporkan sebanyak 46 kasus

dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 111,11% dengan

predikat Sangat Berhasil.

d. Cakupan penanganan penyandang cacat dan trauma

Pencapaian indikator kinerja cakupan penanganan penyandang cacat dan

trauma dihitung berdasarkan jumlah disabilitas dan trauma yang ditangani

5.165 orang dibagi jumlah disabilitas dan trauma sebanyak 6.036 orang

dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar 122,24% dengan

predikat Sangat Berhasil. Disabilitas dan trauma yang tertangani meliputi

penerima Jamkesus (5.165 orang), jaminan sosial penyandang cacat berat

(110 orang) dan peserta pelatihan bagi penyandang cacat (30 orang).

e. Cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo

Pencapaian indikator cakupan pembinaan panti asuhan/panti jompo

dihitung berdasarkan jumlah panti asuhan/panti jompo yang dibina

sebanyak 41 panti dibagi jumlah panti asuhan/panti jompo yang sebanyak

41 panti orang dikalikan 100%, sehingga diperoleh angka capaian sebesar

111,11% dengan predikat Sangat Berhasil.

f. Cakupan PSKS yang aktif

Pencapaian indikator cakupan PSKS yang aktif dihitung berdasarkan jumlah

PSKS yang aktif sebanyak 431 orang/kelompok dibagi jumlah PSKS yang ada

sebanyak 766 orang/kelompok dikalikan 100%, sehingga diperoleh

prosentase sebesar 56%. Data PSKS yang aktif sebagaimana tabel berikut.

No. Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS Aktif Jumlah

1. Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis

Masyarakat (WKSBM)

15 19

2. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 265 531

3. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) 17 17

4. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) 5 5

5. Family Care Unit (FCU) 1 1

6. Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) 98 107

7. Karang Taruna 30 86

Jumlah 431 766

Adapun faktor pendorong dan penghambat pencapaian indikator Meningkatnya

keaktifan lembaga sosial antara lain :

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :

1. Penambahan kuota peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan

(15)

32

2. Dukungan dan koordinasi yang baik antar organisasi perangkat daerah

antara lain Satpol PP, Kepolisian, Dinas Sosial dan tempat penampungan

sementara (Camp Assesment).

3. Kerjasama penanganan disabilitas dan penyandang trauma secara terpadu

antara dinas terkait dan lembaga sosial, antara lain Dinas Sosial, Dinas

Kesehatan, Jamkesda, Badan KBPMPP maupun Bapeljamkesos DIY, PPDI,

LSM dan Panti Sosial.

4. Adanya dukungan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam

penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Faktor penghambat :

1. Sebagian pengurus KUBE memiliki kapasitas dalam hal pengadministrasian

kegiatan, pembukuan dan kepemimpinan.

2. Penjangkauan anak jalanan belum optimal dilaksanakan karena terbatasnya

SDM dan mobilitas anak jalanan di Kabupaten Sleman relatif tinggi.

3. Adanya sebagian masyarakat yang menyembunyikan identitas anggota

keluarganya yang mnyandang disabilitas dalam pendataan.

4. Kebutuhan pelatihan bagi penyandang disabilitas dan trauma belum

sepenuhnya bisa diakomodir.

5. Belum tersedianya sarana prasarana panti sosial yang dikelola oleh

Pemerintah Daerah.

Sasaran 6.

“Meningkatnya kemampuan satgasos”

Pengukuran pencapaian sasaran Meningkatnya kemampuan satgasos melalui

indikator kinerja jumlah Satgassos yang terlatih, memperlihatkan angka capaian

kinerja sebesar 100% dengan predikat Sangat Berhasil. Angka capaian diperoleh

dengan membandingkan jumlah akumulasi Satgassos terlatih sampai dengan

tahun 2016 sebanyak 15 Satgassos dibandingkan target Satgassos terlatih

sampai dengan tahun 2016 sebanyak 15 Satgassos dikalikan 100%.

Pencapaian sasaran Meningkatnya kemampuan satgasos dilaksanakan melalui

Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam dengan

kegiatan Pembinaan Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana

Alam.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian sasaran adalah :

1. Adanya dukungan dan kesadaran masyarakat dalam antisipasi dan

kesiapsiagaan penanganan korban melalui Pembentukan Kampung Siaga

Bencana.

2. Pemanfaatan potensi dan sumberdaya masyarakat secara optimal dalam

penanganan bencana berbasis masyarakat.

(16)

33

1. Sebagian masyarakat belum responsif terhadap kejadian bencana, dan

terkadang masih menjadi penonton ketika terjadi bencana..

2. Belum adanya prasarana gudang logistik yang memadai sehingga pengadaan

(17)

34

B. AKUNTABILITAS KEUANGAN

NO Sasaran Strategis Program Sebelum

Perubahan

Setelah

Perubahan Realisasi

Capaian Keuangan (%)

1. Meningkatnya Akuntabilitas

kinerja pemerintahan

Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah

22.253.000 22.253.000 22.182.500 99,68

Perencanaan Pembangunan Daerah 22.232.500 14.232.500 13.982.500 98,24

Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

51.072.000 60.760.500 56.270.000 92,61

Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pngendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

13.461.000 13.461.000 13.423.000 99,72

2. Meningkatnya kualitas

pelayanan publik

Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.045.540.500 1.135.266.500 987.122.358 86,95

Peningkatan Sarana Prasarana Aparatur

698.937.000 718.337.000 559.284.248 77,86

Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

81.177.500 81.177.500 80.036.000 98,59

Penyelematan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah

26.302.000 26.302.000 23.762.500 90,34

Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

6.668.000 6.668.000 6.636.900 99,58

Penataan Peraturan Perundang-undangan

34.373.975 34.373.975 31.289.600 91,03

Pengembangan Data/Informasi Statistik Daerah

(18)

35

3. Menurunnya

penyalahgunaan narkoba

Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

232.970.500 232.970.500 229.460.400 98,49

4. Meningkatnya kesempatan

kerja

Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

6.189.939.100 5.634.158.500 5.262.884.600 93,41

Peningkatan Kesempatan Kerja 957.753.000 891.103.000 854.682.600 95,91

Transmigrasi Reginal

Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

1.093.143.828 1.093.143.828 962.310.600 88,03

5. Meningkatnya keaktifan

lembaga sosial

Pemberdayaan Fakir Miskin, komunitas adat terpencil (KAT) dan Penyandang masalahan kesejahteraan sosial (PMKS) lainnya

381.985.550 383.877.400 369.381.800 96,22

Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

1.044.542.250 1.044.542.250 846.368.580 81,03

Pembinaan Anak Terlantar 39.346.750 39.346.750 38.645.000 98,22

Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma

366.330.750 340.341.500 324.250.200 95,27

Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo 36.637.000 36.637.000 32.357.500 88,32

Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

534.829.000 534.829.000 513.978.900 96,10

6. Meningkatnya kemampuan

satgasos

Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

Gambar

Tabel 3.1. Pencapaian Sasaran Stategis Berdasarkan Misi
Tabel 3.2.

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran strategis meningkatnya kualitas pengendalian pelaksanaan penanaman modal dengan indikator kinerja jumlah nilai investasi di Jawa Barat dari target sebesar

Berkenaan dengan hal tersebut, Pemerintah Aceh melaporkan tingkat capaian kinerja yang merupakan pertanggungjawaban kinerja dalam pencapaian tujuan dan sasaran

Meningkatnya sistem akuntabilitas kinerja dan pelaporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.. Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan

Untuk melihat kinerja dan mengukur hasil sasaran satu (1) dari misi pertama ini kami tampilkan data analisis capaian kinerja dengan : (1) Membandingkan antara target dan

1.305.. Analisis terhadap capaian kinerja sasaran strategis indikator kinerja utama tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. a) Persentase satker UPT pusat di daerah yang

Kinerja sasaran ini rata-rata mencapai 100% dalam usaha mencapai sasaran, Pemerintah Kabupaten Pekalongan menetapkan dalam 1 program dan 2 (dua) kegiatan dengan

Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi pengukuran atas realisasi 11 IKU dominan (yang paling mempengaruhi capaian sasaran strategis) dari 35 IKU yang

Capaian kinerja nyata indikator Prosentase Kelurahan Yang Memenuhi Standar Kriteria Baik adalah sebesar 100% dari target sebesar 100% yang direncanakan dalam