• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

BAB

3

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini merupakan rangkaian dan mekanisme dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor yang diawali dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor Tahun 2014 dan Penetapan Kinerja (Tapkin) yang harus dipertanggungjawabkan tingkat pencapaian pada setiap akhir tahun anggaran maupun pada akhir periode RPJMD Kabupaten Bogor tersebut.

Pertanggungjawaban tingkat capaian kinerja pada tahun 2014 ini merupakan titik awal pengukuran kinerja dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, dengan standar pengukuran yang sesuai berdasarkan sasaran, indikator dan target yang telah ditetapkan untuk mengetahui tingkat capaian program dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014.

3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

3.1.1 Kerangka Pengukuran Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini berpedoman pada Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi setiap indikator sasaran strategis dengan target kinerja

(2)

untuk mengetahui tingkat capaian atau selisih kinerja (Performance Gap). Tingkat capaian atau selisih kinerja tersebut menjadi acuan dalam penetapan kebijakan perencanaan tahunan Pemerintah Kabupaten Bogor untuk peningkatan pencapaian kinerja di masa yang akan datang (Performance Improvement).

Dalam pengukuran tingkat keberhasilan setiap indikator kinerja

menggunakan 2 (dua) rumus, yaitu :

1) Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik

(Progress Positif), maka digunakan rumus :

2) Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah pencapaian kinerja

(Progress Negatif), maka digunakan rumus :

Dalam memberikan penilaian tingkat capaian kinerja dari setiap sasaran strategis, menggunakan skala pengukuran sebagaimana tertera dalam Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Positif

No Rentang Capaian Kategori Capaian

1 >100 Sangat Baik

2 85 s/d 100 Baik Sekali

3 70 s/d <85 Baik

4 55 s/d <70 Cukup

5 < 55 Kurang

Sumber : Diolah dari Keputusan Kepala Lan No. 239/IX/6/8/2003

Tabel 3.2. Skala Yang Digunakan Bilamana Indikator Sasaran Mempunyai Makna Progress Negatif

No Rentang Capaian Kategori Capaian

1 >100 Kurang

2 85 s/d 100 Cukup

3 70 s/d <85 Baik

4 55 s/d <70 Baik Sekali

5 < 55 Sangat Baik

(3)

3.1.2 Pencapaian Target 25 Penciri Visi “Termaju di Indonesia”

Pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran 2014, disusun berpedoman pada RKPD tahun 2014 yang disusun pada masa transisi perencanaan pembangunan jangka menengah daerah periode 2013-2018, berkenaan dengan itu maka tahun anggaran 2014 merupakan tahun pertama dari RPJMD periode 2013-2018 yang menetapkan “Top priority” pada 25 penciri “Termaju di Indonesia” sebagai alat ukur keberhasilan Visi Kabupaten Bogor tahun 2013-2018.

Sejalan dengan hal tersebut, telah dilaksanakan berbagai program/kegiatan di beberapa OPD untuk mendukung pencapaian target-target 25 penciri “Termaju di Indonesia” yang telah ditetapkan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Uraian pencapaian indikator “Termaju di Indonesia” pada tahun 2014 sebagai

berikut :

1. Penciri “Seluruh RSUD dan Puskesmas sudah terakreditasi”, dilaksanakan

oleh 5 OPD yaitu Dinas Kesehatan, RSUD Cibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi, tidak ada target pada tahun anggaran 2014;

2. Penciri “Seluruh masyarakat memiliki jaminan kesehatan”, dilaksanakan oleh

Dinas Kesehatan dari target tahun anggaran 2014 sebesar 39,40% terealisasi sebesar 39,39% atau tercapai 100% (Baik Sekali);

3. Penciri “Angka Harapan Hidup (AHH) termasuk tertinggi di Indonesia”,

dilaksanakan oleh 5 OPD yaitu Dinas Kesehatan, RSUD Cibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi dari target tahun anggaran 2014 sebesar 70,40 tahun terealisasi sebesar 70,35 tahun atau tercapai 99,93% (Baik Sekali);

4. Penciri “Tuntas Angka Melek Huruf (AMH) bagi penduduk berusia 15-60

tahun”, dilaksanakan oleh 2 OPD yaitu Dinas Pendidikan dan Kantor Arsip Daerah dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 15.000 wajib belajar, terealisasi sebanyak 15.000 wajib belajar atau tercapai 100% (Baik Sekali);

5. Penciri “Tuntasnya pembangunan stadion olahraga berskala internasional”,

dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebesar 62,15%, terealisasi sebesar 60,03% atau tercapai 96,59% (Baik Sekali);

(4)

Disbudpar, Dinkes, Disdik, DBMP, DKP, DTRP, DTBP, BLH, ESDM, Setda, Distanhut, Disnakan dan BKP5K dari target tahun anggaran 2014 sebesar 8,74% - 8,02%, atau rata-rata 8,38% terealisasi sebesar 9,11% atau tercapai 108,71% (Sangat Baik);

7. Penciri “Tercapainya Rata-rata lama sekolah (RLS) 9 tahun”, dilaksanakan

oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebesar 8.23 tahun terealisasi sebesar 8.04 tahun atau tercapai 97,69% (Baik Sekali);

8. Penciri “Pelayanan penyediaan listrik perdesaan tertinggi di Indonesia”,

dilaksanakan oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral dari target tahun anggaran 2014 sebesar 83.25% RE terealisasi sebesar 90.45% RE atau tercapai 108,65% (Sangat Baik);

9. Penciri “Kunjungan wisatawan termasuk tertinggi di Indonesia”, dilaksanakan

oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 4.537.643 orang, terealisasi sebanyak 4.321.065 orang atau tercapai 95,23% (Baik Sekali);

10. Penciri “Seluruh perijinan berstandar ISO”, dilaksanakan oleh Badan Perijinan

Terpadu dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 28 jenis terealisasi sebanyak 28 jenis atau tercapai 100% (Baik Sekali).

11. Penciri “Laju Pertumbuhan Ekonomi melebihi Laju Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi dan Nasional”, dilaksanakan oleh beberapa OPD dan dikordinasikan oleh Bappeda Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebesar 5,20% - 6,50% atau rata-rata 5,85%, terealisasi sebesar 6,01% atau tercapai 102,74% (Sangat Baik);

12. Penciri “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) harga berlaku termasuk

tertinggi di Indonesia”, dilaksanakan oleh 4 OPD yaitu Bappeda, Distanhut, Diskoperindag dan Disbudpar dari target tahun anggaran 2014 sebesar Rp110-130 trilyun atau rata-rata Rp120 triliyun, terealisasi sebesar Rp123,554 trilyun atau tercapai 102,96% (Sangat Baik);

13. Penciri “Produksi benih ikan hias dan benih ikan konsumsi air tawar terbanyak

di Indonesia”, dilaksanakan oleh 3 OPD yaitu Disnakan, BKP5K dan DBMP dari target RPJMD tahun anggaran 2014 sebesar 233.261,00 RE dilakukan

(5)

perubahan sesuai Penetapan Kinerja tahun anggaran 2014 sebesar 233.261 RE, terealisasi sebesar 235.173,74 RE atau tercapai 100,82% (Baik Sekali).

14. Penciri “Terbangunya pasar di setiap Kecamatan”, dilaksanakan oleh Dinas

Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 2 Pasar, terealisasi sebanyak 2 Pasar atau tercapai 100,00% (Baik Sekali);

15. Penciri “Tercapainya swasembada benih padi unggul bersertifikat”,

dilaksanakan oleh 2 OPD yaitu Distanhut dan BKP5K dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 114 ton, terealisasi sebanyak 124 ton atau tercapai 108,77% (Sangat Baik);

16. Penciri “Bebas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)”, dilaksanakan Dinas Tata

Bangunan dan Pemukiman dari target tahun anggaran 2014 sebesar 34.623 unit/RTLH, terealisasi sebesar 31.327 unit/RTLH atau tercapai 90,48% (Baik Sekali);

17. Penciri “Terbangunnya pembangunan Poros Barat-Utara-Tengah-Timur”,

dilaksanakan oleh 2 OPD yaitu DBMP dan DTRP dari target tahun anggaran 2014 sebesar 0,80 km untuk poros barat, terealisasi sebesar 1,64 km atau tercapai 205,00% (Sangat Baik);

18. Penciri “Mendorong terbangunnya Cibinong Raya sebagai pusat kegiatan

wilayah (PKW)”, dilaksanakan oleh 6 OPD yaitu Bappeda, DTBP, DTRP, DBMP, DLLAJ dan BLH dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 3 dokumen (RTRW, RTBL, RDTR), terealisasi sebanyak 2 dokumen (RTRW, RTBL, RDTR) atau tercapai 66,67% (Cukup).

19. Penciri “Seluruh masyarakat mempunyai KTPel”, dilaksanakan oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 2.823.459 orang atau 81,55%, terealisasi sebanyak 2.528.407 orang atau 71,93% atau tercapai 89,55% (Baik Sekali), hal ini disebabkan proses penerbitan KTP elektronik dilakukan oleh pemerintah pusat.

20. Penciri “Pendapatan Asli Daerah (PAD) termasuk tertinggi di Indonesia”,

dilaksanakan oleh beberapa OPD yang dikoordinasikan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor dari target awal sesuai RPJMD untuk tahun anggaran 2014 sebesar Rp1.363.996.369.000,00 terealisasi sebesar

(6)

Rp1.712.852.487.027,16 atau tercapai 125,58% (Sangat Baik), sedangkan

sesuai target APBD tahun anggaran 2014 (perubahan) sebesar

Rp1.481.027.789.000,00 terealisasi sebesar Rp1.712.852.487.027,16 atau tercapai 115,65% (Sangat Baik);

21. Penciri “Mencapai Predikat Wajar tanpa pengecualian (WTP)”, dilaksanakan

oleh seluruh OPD yang dikoordinasikan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dab Barang Daerah, dan Inspektorat Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 100% (WDP), terealisasi 100% (WDP) atau tercapai 100,00% (Baik Sekali);

22. Penciri “Terbangunnya sistem informasi manajemen Pemerintah Daerah”,

dilaksanakan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 31 OPD terealisasi sebanyak 31 OPD atau tercapai 100,00% (Baik Sekali);

23. Penciri “Tersedianya layanan pengaduan masyarakat di seluruh OPD dan

Desa/Kelurahan”, dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 38 layanan OPD terealisasi sebanyak 38 layanan OPD atau tercapai 100,00% (Baik Sekali);

24. Penciri “Tidak ada daerah terisolir”, dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Pemerintahan Desa tidak ada target pada tahun 2014;

25. Penciri “Terbangunnya Mesjid Besar di setiap kecamatan”, dilaksanakan oleh

Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor dari target tahun anggaran 2014 sebanyak 10 unit, terealisasi sebesar 0 unit atau tercapai 0,00% (kurang). Hal ini disebabkan masih belum adanya kejelasan alas hak atas tanah pada lokasi pembangunan masjid besar di kecamatan.

3.1.3 Pencapaian Indikator Makro

Dalam rangka mewujudkan Visi Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 yakni “Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia” menjadi sesuatu yang konkrit dan dapat diukur, maka perlu adanya suatu indikator yang dapat digunakan sebagai acuan pencapaian visi dan misi secara makro. Indikator tersebut terdiri dari indikator ekonomi dan sosial makro yang bermuara pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Jumlah Penduduk, Laju

(7)

Pertumbuhan Penduduk (LPP), Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK), Jumlah Penduduk Miskin, Pertumbuhan Ekonomi, dan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE). Berikut ini rincian penjelasan dari indikator makro Kabupaten Bogor:

A. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Prediksi pencapaian dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bogor pada tahun 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) komposit Kabupaten Bogor mencapai 74,25** poin. Kondisi ini menunjukkan pencapaian yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sebesar 73,92 poin. Hal ini disebabkan adanya peningkatan realisasi dari seluruh komponen IPM, baik komponen pendidikan (angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah), kesehatan (angka harapan hidup) maupun komponen ekonomi (kemampuan daya beli masyarakat). Angka IPM sebesar 74,25** poin di atas, sesuai dengan klasifikasi UNDP termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera menengah atas, namun belum termasuk dalam kelompok masyarakat sejahtera atas;

b) Prediksi dan realisasi komponen pembentuk IPM berdasarkan estimasi BPS yaitu :

 Angka Harapan Hidup (AHH) diprediksi sebesar 70,35 tahun, lebih

tinggi dari realisasi tahun 2013 sebesar 70,2 tahun;

 Angka Melek Huruf (AMH) diprediksi sebesar 96,98 persen, lebih

tinggi dari realisasi tahun 2013 sebesar 96,77 persen;

 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) diprediksi sebesar 8,04 tahun, lebih

tinggi dari realisasi tahun 2013 sebesar 8,01 tahun;

Kemampuan Daya Beli Masyarakat (Purchasing Power Parity =

PPP) yang dihitung berdasarkan tingkat konsumsi riil per kapita per bulan, diprediksi mencapai sebesar Rp. 639.660,-/kapita/bulan, lebih tinggi dari tahun 2013 yaitu sebesar Rp.637.420,-/kapita/bulan. Untuk lebih jelasnya, Realisasi dari Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor disajikan pada Tabel 3.3

(8)

Tabel 3.3. Realisasi Indikator Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Bogor Tahun 2012-2014

No Indikator Realisasi Kinerja

2012* 2013* 2014**

1 Indeks Pembangunan Manusia (Komposit) 73,08 73,92 74,25 a. Angka Harapan Hidup (AHH) (tahun) 69,70 70,20 70,35 b. Angka Melek Huruf (AMH) (%) 95,27 96,77 96,98 c. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) (tahun) 8,00 8,01 8,04 d. Kemampuan Daya Beli Masyarakat

(Konsumsi riil per kapita) (Rp/kap/bln) 634,52 637,42 639,66 2 Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 424.314 419.165

3 Persentase Penduduk Miskin (%) 8,50 8,30

Sumber : BPS Kabupaten Bogor; Tahun 2012 dan TNP2K pusat. *) Angka Perbaikan

**) Angka Sementara B. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang besar merupakan potensi sekaligus modal dasar pembangunan. Penduduk yang berkualitas akan membawa ke arah kemajuan pembangunan dan penduduknya tidak berkualitas akan menjadi beban dalam pembangunan.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Bogor 4.771.932 jiwa atau menyumbang sekitar 2,01 persen dari total penduduk Indonesia. Jumlah penduduk Kabupaten Bogor tahun 2010 menduduki ranking ke-12 terbesar dibandingkan jumlah penduduk antar provinsi seluruh Indonesia.

Hasil proyeksi penduduk diperoleh data jumlah penduduk Kabupaten Bogor Bulan Juni 2010 adalah 4.797.325 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 2.447.066 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.350.259 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor masih menunjukkan trend yang selalu meningkat. Kelahiran dan migrasi masuk nampaknya masih lebih besar daripada kematian dan migrasi keluar. Hasil Proyeksi Penduduk 2010 disajikan pada Gambar 3.1.

(9)

Gambar 3.1. Jumlah Penduduk (Juni) Kabupaten Bogor menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 – 2014, Hasil Proyeksi Penduduk 2010

Sumber : Hasil SP2010 (Mei) L=2.452.562; P= 2.319.370;L+P= 4.771.932

Jumlah penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2013 hasil proyeksi penduduk yang sudah dipublikasikan sebesar 5.202.097 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 2.663.398 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.538.669 jiwa. Dari sumber yang sama diperoleh data jumlah penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2014 sebesar 5.331.149 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 2.728.374 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.602.775 jiwa. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor dari Tahun 2013 ke Tahun 2014 sebesar 2,48 persen. Untuk lebih jelasnya,

Jumlah Penduduk (Juni) Kabupaten Bogor menurut Jenis Kelamin Tahun 2010 –

2014.

C. Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh beberapa variabel kependudukan diantaranya lahir dan datang sebagai penambah, sedangkan mati dan pindah sebagai pengurang jumlah penduduk. Beberapa wilayah Kecamatan di Kabupaten Bogor merupakan wilayah industri dan pemukiman yang nyaman karena dekat dengan ibukota Jakarta, mengundang masuknya penduduk yang dapat menyebabkan peningkatan jumlah penduduk.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dianggap oleh banyak pihak sebagai hal yang merisaukan karena akan menyulitkan pemerintah dalam penyediaan berbagai kebutuhan yang diperlukan penduduk. Dengan demikian pertumbuhan penduduk

(10)

yang tinggi berarti akan terjadi pertambahan berbagai fasilitas pelayanan umum yang diperlukan seperti fasilitas kesehatan, pendidikan, maupun dalam pemenuhan kebutuhan pokok seperti pangan dan papan.

Berdasarkan LPP sebesar 3.15 persen dan data penduduk hasil SP 2010 (Mei 2010) dilakukan proyeksi penduduk Bulan Juni Tahun 2010 sebesar 4.797.325 dengan penduduk laki-laki sebesar 2.447.066 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.350.259 jiwa dan jumlah penduduk Tahun 2014 diproyeksikan sebesar 5.331.149 jiwa dengan penduduk laki-laki sebesar 2.728.374 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 2.602.775 jiwa.

Bila dicermati pertumbuhan penduduk antar kecamatan yang tercakup dalam wilayah Kabupaten Bogor, hasil proyeksi penduduk tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Gunung Putri, Bojonggede dan Cileungsi masing-masing sebesar 5,39 persen, 4,98 persen dan 4,84 persen. Sementara di Kecamatan Cibinong, sebagai ibukota Kabupaten Bogor, pertumbuhan penduduk mencapai 3,75 persen. Keempat kecamatan tersebut memiliki pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibanding pertumbuhan penduduk rata-rata Kabupaten Bogor. Perkembangan penduduk di Kecamatan Gunung Putri, Cileungsi dan Cibinong dapat dikatakan sangat pesat karena ketiga kecamatan tersebut merupakan pusat pengembangan usaha industri dan pemukiman. Berbagai jenis usaha industri besar maupun industri sedang berkembang cukup beragam, yang menyebabkan banyak masuknya penduduk dari luar kecamatan sebagai tenaga kerja untuk bermukim di kecamatan setempat.

(11)

Gambar 3.2. Peta Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2013-2014

Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014

D. Tingkat Pertisipasi Anggkatan Kerja (TPAK)

Dalam kerangka ekonomi makro yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2009-2014 bahwa pengangguran

terbuka secara nasional diperkirakan dapat diturunkan menjadi 5 – 6 persen pada

tahun 2014. Pemerintah tingkat pusat dan daerah menaruh perhatian besar pada masalah pengangguran dan rendahnya kualitas tingkat hidup pekerja. Masalah tersebut sudah lama menjadi masalah serius selama 40 tahun lebih pembangunan ekonomi Indonesia.

Pembangunan ketenagakerjaan diantaranya dimaksudkan untuk

memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawi; mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah; memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan; dan meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) total Kabupaten Bogor tahun 2013 sebesar 63,60 persen artinya 63,60 persen dari penduduk usia kerja di

(12)

menghasilkan barang dan jasa. TPAK tahun 2013 (63,60%) mengalami penurunan jika dibandingkan TPAK tahun 2012 (64,96%), sedangkan TPAK Kabupaten Bogor tahun 2014 diprediksi sebesar 61,86 persen.

Penduduk usia kerja dikelompokkan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (AK) adalah penduduk usia kerja yang bekerja ditambah penduduk yang menganggur. Bukan angkatan kerja (BAK) adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Berdasarkan hasil Sakernas 2013, penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja di Kabupaten Bogor sebesar 63,60 persen (bekerja sebesar 92,13 % dan menganggur 7,87 %).

Penduduk usia kerja yang termasuk dalam bukan angkatan kerja (BAK) sebesar 36,40 persen terdiri atas mereka yang sekolah (21,88%), mengurus rumah tangga (64,63%) dan lainnya (13,50%).

Gambar 3.3. Persentase Penduduk Usia Kerja Berdasarkan Angkatan Kerja dan Angkatan Kerja di Kabupaten Bogor Tahun 2013

Jumlah angkatan kerja Kabupaten Bogor mencapai 2.313.606 orang dengan komposisi laki-laki 1.595.480 orang dan perempuan 728.126 orang. Hal ini memperlihatkan bahwa penduduk yang mengakses dunia kerja, baik dalam kondisi bekerja maupun mencari pekerjaan didominasi oleh penduduk laki-laki. Penduduk laki-laki yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 68,53 persen, sedangkan penduduk perempuan hanya berkontribusi sebanyak 31,47 persen.

(13)

E. Jumlah Penduduk Miskin

Persentase penduduk miskin di Kabupaten Bogor tahun 2013 (9,54 %) sudah berada dibawah dari angka kemiskinan Provinsi Jawa Barat (9,61 %) dan angka kemiskinan nasional (11,47 %). Perkembangan persentase penduduk miskin pada periode 2002-2014*) tampak berfluktuasi dari tahun ke tahun meskipun terlihat adanya kecenderungan menurun pada periode 2006-2012. Hal tersebut dapat di lihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Bogor Tahun 2002-2014*)

Sumber : BPS

Ket: *) = angka prediksi

Pada periode 2002-2006 secara umum terjadi kenaikan jumlah penduduk miskin dari 451.300 menjadi 536.400 (naik 18,86 %). Selanjutnya dari tahun 2006 sampai tahun 2013 jumlah penduduk miskin cenderung mengalami penurunan yaitu dari 536.400 menjadi 499.100 (turun 6,95 %). Begitu juga persentase jumlah penduduk miskin pada periode 2002-2006 secara umum mengalami kenaikan dari 12,54 persen menjadi 13,83 persen, dan mengalami penurunan pada periode 2006-2013 dari 13,83 persen menjadi 9,54 persen. Pada tahun 2014 persentase penduduk miskin diperkirakan turun menjadi 9,11 persen. Secara umum, kenaikan

12.54 12.56 11.94 12.5 13.83 13.1 12.11 10.81 9.97 9.65 8.83 9.54 9.11 0 4 8 12 16 20

(14)

persentase jumlah penduduk miskin, kecuali pada periode 2009-2010. Pada periode tersebut secara jumlah terjadi kenaikan penduduk miskin, akan tetapi secara persentase terjadi penurunan. Hal ini sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bogor yang masih tinggi (3,15%) dengan jumlah penduduk tahun 2010 sebanyak 4.771.932 jiwa. Fenomena ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah penduduk sedikit/banyak akan menaikkan jumlah penduduk miskin. Penambahan penduduk dalam hal ini bersumber dari pertambahan penduduk alami (kelahiran-kematian) ataupun migrasi masuk ke Kabupaten Bogor yang relatif tinggi.

F. Pertumbuhan Ekonomi /PDRB

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Kabupaten Bogor pada tahun 2014, diprediksi mencapai Rp123,55 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12,66 persen dari tahun sebelumnya sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.4.

Tabel 3.4. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2014 (Juta Rupiah)

Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka, 2014

NO. 2013*) 2014**) Distribusi

(%)

(1) (3) (4) (5)

I 6.174.193,48 6.788.585,17 5,49 9,95

1 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

4.492.110,97 4.889.535,17 3,96 8,85 2 Pertambangan & Penggalian 1.682.082,52 1.899.049,99 1,54 12,90

II 71.434.903,76 80.531.621,02 65,18 12,73

3 Industri Pengolahan 63.232.672,42 70.742.237,48 57,26 11,88 4 Listrik, Gas dan Air 3.230.808,23 3.929.540,03 3,18 21,63 5 Konstruksi 4.971.423,11 5.859.843,51 4,74 17,87

III 32.061.638,21 36.233.807,68 29,33 13,01

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 22.557.722,41 25.279.348,14 20,46 12,07 7 Pengangkutan & Komunikasi 4.632.320,90 5.495.393,42 4,45 18,63 8 Keuangan, Persewaan &Jasa

Perusahaan 1.608.025,54 1.764.658,37 1,43 9,74 9 Jasa-jasa 3.263.569,36 3.694.407,75 2,99 13,20 109.670.735,45 123.554.013,87 100,00 12,66 Pertumbuhan (%) (6) SEKTOR TERSIER PDRB KABUPATEN BOGOR LAPANGAN USAHA (2) SEKTOR PRIMER SEKTOR SEKUNDER

(15)

Sektor ekonomi yang menunjukkan Nilai Tambah Bruto (NTB) terbesar adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp.70,74 triliun atau memiliki andil sebesar 57,26 persen terhadap total PDRB. Berikutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp25,27 triliun (20,46%). Sedangkan sektor yang memiliki peranan relatif kecil adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar Rp1,76 triliun (1,43%).

Pengelompokan sembilan sektor ekonomi dalam PDRB menjadi 3 (tiga) sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier, menunjukkan bahwa kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai tambah di Kabupaten Bogor. Total Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder pada tahun 2014 mencapai Rp80,53 triliun, atau meningkat 12,73 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pada kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 13,01 persen yaitu dari Rp32,06 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp36,23 triliun pada tahun 2014. Sedangkan kelompok primer meningkat sebesar 9,95 persen atau dari Rp6,17 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp6,79 triliun pada tahun 2014.

Berdasarkan harga konstan 2000, PDRB atas harga konstan tahun 2014 diprediksi mengalami peningkatan sebesar 6,01 persen, yaitu dari Rp38,74 triliun pada tahun 2013 naik menjadi Rp41,07 triliun pada tahun 2014. Kinerja kelompok sektor primer tahun 2014 menunjukkan peningkatan sebesar 2,44 persen dari tahun sebelumnya, kelompok sektor sekunder meningkat 5,91 persen, dan kelompok sektor tersier mengalami peningkatan sebesar 7,01 persen sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.5.

(16)

Tabel 3.5. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Bogor Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2014 (Juta Rupiah)

Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka, 2014 Catatan: *) = Angka Perbaikan

**) = Angka Sementara

Mengacu pada Nilai PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Bogor beserta distribusi dan pertumbuhannya pada tahun 2013 dan 2014, menunjukkan bahwa kinerja perekonomian tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi yang mendorong pertumbuhan sebesar 11,33 persen. Terlaksananya berbagai pembangunan infrastruktur serta kemudahan dan adanya subsidi bunga kepemilikian rumah meningkatkan kinerja perekonomian sektor konstruksi. Kinerja yang cukup tinggi juga ditunjukkan pada sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 7,27 persen. Kinerja sektor ini didukung oleh kinerja subsektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 7,23 persen karena adanya peningkatan output berbagai barang dan jasa di Kabupaten Bogor. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan juga menunjukkan kinerja yang membaik jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014, sektor ini tumbuh sebesar 2,20 persen yang didorong oleh program revitalisasi pertanian yang dilaksanakan oleh pemerintah mulai memperlihatkan hasil yang menggembirakan.

NO. 2013*) 2014**) Distribusi

(%)

(1) (3) (4) (5)

I 2.186.333,55 2.239.663,57 5,45 2,44

1 Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

1.759.281,80 1.798.021,71 4,38 2,20 2 Pertambangan & Penggalian 427.051,76 441.641,85 1,08 3,42

II 26.132.369,57 27.676.460,62 67,39 5,91

3 Industri Pengolahan 23.264.924,59 24.569.681,74 59,83 5,61 4 Listrik, Gas dan Air 1.445.788,25 1.524.032,32 3,71 5,41 5 Konstruksi 1.421.656,73 1.582.746,56 3,85 11,33

III 10.419.506,85 11.150.077,69 27,15 7,01

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 7.024.861,02 7.532.548,94 18,34 7,23 7 Pengangkutan & Komunikasi 1.240.391,71 1.330.516,03 3,24 7,27 8 Keuangan, Persewaan &Jasa

Perusahaan 700.746,03 749.465,73 1,83 6,95 9 Jasa-jasa 1.453.508,08 1.537.546,98 3,74 5,78 38.738.209,97 41.066.201,88 100,00 6,01 SEKTOR TERSIER PDRB KABUPATEN BOGOR Pertumbuhan (%) (6) LAPANGAN USAHA (2) SEKTOR PRIMER SEKTOR SEKUNDER

(17)

G. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)

Ditinjau berdasarkan time series dari tahun 2001-2013, terlihat bahwa secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor berada pada kisaran 4-6 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor selama periode 2001-2014 ditunjukkan pada Gambar 3.5

Gambar 3.5. Grafik Lajut Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Periode Tahun 2001 - 2004 (Dalam Persen)

Sumber: LKPJ Kab. Bogor tahun 2014

Dari grafik tersebut, menunjukkan bahwa terjadi perlambatan pertumbuhan pada tahun 2009 yang disebabkan oleh krisis keuangan global pada tahun 2008 yang berdampak pada perekonomian Kabupaten Bogor. Pertumbuhan yang sempat melambat ini kemudian meningkat kembali pada tahun-tahun berikutnya. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bogor pada tahun 2014 tumbuh sebesar 6,01 persen, mengalami penurunan dari tahun 2013 yang tumbuh sebesar 6,04 persen. Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

3.1.4 Pencapaian Sasaran dan Pengukuran Kinerja

Target-target kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor tahun 2014, diukur dan dianalis tingkat keberhasilan/kegagalan yang dituangkan dalam uraian Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dengan menyajikan perbandingan tingkat capaian

3.94 4.50 4.84 5.58 5.85 5.95 6.04 5.58 4.14 5.09 5.96 5.99 6.04 6.01 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50

(18)

kinerja pada tahun 2014 dengan tingkat capaian kinerja pada tahun 2013 serta dibandingkan dengan akhir RPJMD.

Hasil pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 ini selanjutnya disusun berdasarkan Misi Pemerintah Kabupaten Bogor yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018, sebagaimana diuraikan berikut :

A. Pengukuran Capaian Kinerja Misi Kesatu

Misi Kesatu Pemerintah Kabupaten Bogor adalah “Meningkatkan Kesalehan

Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat”. Misi Kesatu tersebut dilaksanakan dengan

10 (sepuluh) Sasaran Strategis sebagai berikut :

1) Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan bagi Umat Beragama dalam

menjalankan ibadahnya;

2) Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan;

3) Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk

kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan;

4) Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga

sejahtera;

5) Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan social

(PMKS);

6) Terselenggaranya pentas seni budaya daerah;

7) Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan;

8) Meningkatnya pemasyarakatan olahraga;

9) Meningkatnya prestasi olahraga Kabupaten Bogor;

10) Meningkatnya cakupan pelayanan pencegahan dan upaya penanggulangan bencana.

Pengukuran capaian kinerja pada Misi Kesatu “Meningkatkan Kesalehan

Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat” dilakukan pada setiap indikator kinerja dan

target kinerja dengan membandingkan realisasi kinerja yang dicapai dalam misi tersebut selama kurun waktu tahun 2014.

Dari hasi pengukuran capaian kinerja pada Misi Kesatu menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 pada Misi

(19)

kategori “Baik Sekali”. Berikut rincian masing-masing capaian sasaran strategis pada misi kesatu.

Tabel 3.6. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis pada Misi Kesatu pada Tahun 2014

No Sasaran Strategis

Rata-Rata Capaian

tahun 2014 1 Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan bagi Umat Beragama dalam

menjalankan ibadahnya 104,86

2 Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan 101,09

3 Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk

kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan 102,26

4 Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya

keluarga sejahtera 90,30

5 Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan social

(PMKS) 105,28

6 Terselenggaranya pentas seni budaya daerah 95,05

7 Meningkatnya kemandirian dan partisipasi pemuda dalam pembangunan 100,00

8 Meningkatnya pemasyarakatan olahraga 100,00

9 Meningkatnya prestasi olahraga Kabupaten Bogor 100,00

10 Meningkatnya cakupan pelayanan pencegahan dan upaya

penanggulangan bencana 116,63

Rata-Rata Capaian Sasaran 101,54

Adapun rincian capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja untuk mendukung pencapaian sasaran pada Misi Kesatu tersebut diuraikan sebagai berikut :

Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis

1

Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan bagi Umat Beragama dalam menjalankan ibadahnya

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya Pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadahnya, menunjukkan bahwa pada tahun 2014 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 104,86%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Pertama yaitu Meningkatnya Pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadahnya pada tahun 2014 dan 2013 dapat dilihat dalam Tabel 3.7.

(20)

Tabel 3.7. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadahnya Pada Tahun 2013 dan 2014

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian (%)

1 Rasio Tempat Ibadah Ibadah Per Satuan Penduduk 3,454 4,02 116,52 3,45 3,45 100,00

2

Jumlah Rumusan Kebijakan Bidang Keagamaan yang Tersusun

6 6 100,00 1 1 100,00

3 Jumlah Jamaah Haji Kabupaten Bogor yang Terfasilitasi - - - - 3500 2842 81,20 4 Terbangunnya Mesjid di setiap Kecamatan - - - - 10 - -

5

Jumlah Peraturan Daerah dan Produk Hukum Lainnya yang terbentuk. a. Perda Dok 10 11 110,00 10 11 110,00 b. Perbup Dok 30 49 163,33 37 41 110,81 c. Kepbup Dok 550 1060 192,73 650 767 118,00 d. Perjanjian Dok 30 73 243,33 50 57 114,00 Rata-Rata Capaian 136.,08 104,86

Sumber : Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, 2014

Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Pelayanan dan kemudahan bagi umat beragama dalam menjalankan ibadahnya pada tahun 2014, sebagai berikut :

1) Rasio Tempat Ibadah Ibadah Per Satuan Penduduk pada tahun 2014 ditargetkan 3,45% terealisasi sebesar 3,45% sehingga capaian kinerja sebesar 100,00%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 16,52% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena pertumbuhan tempat ibadah tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Rasio Tempat Ibadah Per satuan Penduduk di tahun 2014 telah tercapai sebesar 3,45% dari target 3,65% atau telah tercapai 94,52%.

2) Jumlah Rumusan Kebijakan Bidang Keagamaan yang Tersusun pada tahun 2014 ditargetkan 1 rumusan terealisasi sebanyak 1 rumusan sehingga capaian kinerja sebesar 100,00%. Kondisi tersebut sama apabila dibandingkan dengan capian kinerja tahun 2013. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Jumlah Rumusan Kebijakan Bidang Keagamaan di tahun 2014 telah tercapai 1 rumusan dari target 14 rumusan atau telah tercapai sebesar 7,14%.

(21)

kinerjanya sebesar 81,20%. Indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Jika dibandingkan denga kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Jamaah Haji Kabupaten Bogor yang Terfasilitasi di tahun 2014 telah tercapai 2842 jamaah dari target sebanyak 3500 jamaah atau telah tercapai sebesar 81,20%.

4) Terbangunnya Mesjid besar di setiap kecamatan pada tahun 2014 di targetkan sebanyak 10 unit terealisasi sebanyak 0 unit sehingga capaian kinerjanya sebesar 0,00%. Hal ini terjadi karena masih belum adanya kejelasan atas hak tanah.

5) Jumlah Peraturan Daerah dan Produk Hukum Lainnya yang terbentuk.

a. Jumlah produk hukum peraturan daerah pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 10 rumusan terealisasi sebanyak 11 sehingga capaian kinerjanya sebesar 110%. Kondisi tersebut sama bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 Jika dibandingkan denga kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Jumlah produk hukum peraturan daerah telah tercapai 11 rumusan dari target sebanyak 50 rumusan atau telah tercapai sebesar 22,00%

b. Jumlah produk hukum Peraturan Bupati pada tahun 2014 di targetkan sebanyak 49 peraturan terealisasi sebanyak 41 peraturan sehingga capaian kinerjanya 83,67%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 79,66% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena banyaknya usulan Peraturan Bupati yang diusulkan yang pembahasannya tidak dapat diselesaikan pada akhir tahun 2014 dan akan diselesaikan pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini jumlah produk hukum peraturan daerah di tahun 2014 telah tercapai sebanyak 41 dari target 175 peraturan atau telah tercapai sebesar 23,43%.

c. Jumlah produk hukum Keputusan Bupati pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 650 Keputusan terealisasi 767 keputusan sehingga capaian kinerjanya sebesar 110,81%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 74,73 apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena banyaknya usulan Peraturan Bupati yang diusulkan yang

(22)

pembahasannya tidak dapat diselesaikan pada akhir tahun 2014 dan akan diselesaikan pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini jumlah produk hukum peraturan daerah di tahun 2014 telah tercapai sebanyak 767 keputusan dari target 2750 keputusan atau telah tercapai sebesar 27,89%.

d. Jumlah Perjanjian pada tahun 2014 ditargetkan 50 perjanjian terealisasi sebanyak 57 sehingga capaian kinerjanya sebesar 114,00%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 129,33 apabila dibandingkan dengan tahun 2104. Hal ini terjadi karena pembahasannya tidak dapat diselesaikan pada akhir tahun 2014 dan akan diselesaikan pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan kondisi terakhir RPJMD sampai dengan saat ini Jumlah Perjanjian telah tercapai 57 dari target sebanyak 175 atau telah tercapai sebesar 32,57%.

Dalam mewujudkan Sasaran Kesatu pada Misi “Meningkatkan Kesalehan Sosial

dan Kesejahteraan Masyarakat” dilaksanakan oleh 1 (satu) OPD, yaitu Sekretariat Daerah dengan 4 (indikator kinerja). Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini

mencapai sebesar Rp80.648.745.000,- yang terealisasi sebesar

Rp27.989.272.405,-sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 49,54%. maka penggunaan anggaran yang tidak terserap sebesar Rp52.659.472,595,00 (34,71%).

Sasaran Kesatu tersebut diwujudkan dalam (dua) program utama, yaitu :

1) Program Fasilitasi Kerukunan Umat Beragama Daerah yang dianggarkan sebesar Rp10.736.639.000,00 terealisasi sebesar Rp9.439.601.234,00 sehingga diperoleh capaian kinerjanya sebesar 87,92%. Oleh karena realisasi anggaran lebih kecil dari besarnya anggaran, maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran, maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp1.771.609.116,00 atau 12,09%.

2) Program penataan perundang-undangan yang dianggarkan sebesar Rp2.464.900.000,00 terealisasi sebesar Rp1.990.328.650,00 sehingga diperoleh capaian kinerjanya sebesar 80,75%. Oleh karena realisasi anggaran lebih kecil dari besarnya anggaran, maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran, maka diperoleh tingkat efisiensi

(23)

Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis

2

Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan, menunjukkan bahwa pada tahun 2014 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 101,09%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Ketiga yaitu Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan pada tahun 2014 dan 2013 dapat dilihat dalam Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan Pada

Tahun 2013 dan 2014

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian (%)

1

Jumlah perempuan yang mendapatkan pengetahuan dan keterampilan

orang - - - 2380 2372 99,66

2 Persentase jumlah tenaga

kerja dibawah umur % 0,46 0,44 95,45 0,40 0,46 115,00 3 Partisipasi angkatan kerja perempuan % 50,30 50,15 99,70 51,15 46,49 90,89 4 Persentase partisipasi perempuan di

Lembaga pemerintah % - - - 16,86 16,86 100,00 5 Partisipasi perempuan di lembaga swasta % 45 44,55 99,89 45,44 45,40 99,91

Rata-Rata Capaian 98,35 101,09

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bogor, 2014 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan pada tahun 2014, sebagai berikut :

1) Jumlah perempuan yang mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pada tahun 2014 ditargetkan 2380 orang terealisasi sebesar 2372 orang sehingga capaian kinerjanya sebesar 99,66%. Indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena meningkatnya frekuensi frekuensi pelatihan dan pembinaan bagi perempuan di masyarakat. Jika dibandingkan dengan kondisi terakhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah perempuan yang mendapatkan pengetahuan dan keterampilan di tahun 2014 telah tercapai sebanyak 2372 orang dari target 3600 orang atau telah tercapai

(24)

2) Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur pada tahun 2014 ditargetkan 0,40% terealisasi sebesar 0,46% sehingga capaian kinerjanya sebesar 115,00%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan tahun 2013, dimana capaian kinerja tahun 2013 sebesar 95,65% meningkat sebesar 19,35% menjadi 115,00% pada tahun 2014. Hal ini terjadi karena semakin meningkatnya pemahaman perempuan tentang pentingnya pendidikan dan didukung oleh program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Partisipasi angkatan kerja perempuan telah tercapai sebesar 0,46% dari target sebesar 0,41% atau telah melebihi target sebesar 0,05%.

3) Partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2014 ditargetkan 51,15% terealisasi sebesar 46,49% sehingga capaian kinerjanya sebesar 90,89%, Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 8,81% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena semakin banyaknya perempuan yang berwirausaha. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Partisipasi angkatan kerja perempuan telah tercapai 46,49% dari target sebesar 266% atau telah tercapai sebesar 17,48%.

4) Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah pada tahun 2014 ditargetkan 16,86% terealisasi sebesar 16,86% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Indikator tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2013. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD samapai dengan saat ini Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah di tahun 2014 telah tercapai 16,86% dari target sebesar 89,00% atau telah tercapai sebesar 18,94%. 5) Partisipasi perempuan di lembaga swasta pada tahun 2014 ditargetkan

45,44% terealisasi sebesar 45,40% sehingga capaian kinerjanya sebesar 99,91%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 meningkat sebesar 0,02% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena terbukanya akses lapangan pekerjaan di sector swasta bagi angkatan kerja perempuan dan faktor kebutuhan ekonomi keluarga yang mendorong perempuan untuk bekerja. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan

(25)

saat ini Partisipasi perempuan di lembaga swasta telah tercapai 45,40% dari target sebesar 236% atau telah tercapai sebesar 19,23%.

Dalam mewujudkan Sasaran Kedua pada Misi “Meningkatkan Kesalehan Sosial

dan Kesejahteraan Masyarakat” dilaksanakan oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dengan 5 (lima) indikator

kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar

Rp2.427.919.000,00 yang terealisasi sebesar Rp2.221.143.450,00 sehingga

diperoleh capaian kinerja sebesar 91,48%. Oleh karena itu realisasi anggaran lebih

kecil dari besarnya anggaran maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp206.775.550,00 atau 8,52%.

Sasaran Kedua tersebut diwujudkan dalam 2 (dua) program utama, yaitu :

1) Program Program keserasian kebijakan kualitas anak dan perempuan sebesar yaitu dianggarkan sebesar Rp1.435.675.000,00 terealisasi sebesar Rp1.351.163,950,00 sehingga diperoleh sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 94,11%.

2) Program Penguatan kelembagaan pegarusutamaan gender dan anak yaitu

dianggarkan sebesar Rp992.244.000,00 terealisasi sebesar

Rp869,979.500,00 sehingga diperoleh sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 87,68%.

Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis

3

Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam

pembangunan

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan

diskriminasi dalam pembangunan, menunjukkan bahwa pada tahun 2014

pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 102,26%. Selengkapnya

hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Keempat yaitu Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan pada tahun 2013 dan 2014, dapat dilihat dalam Tabel 3.9.

(26)

Tabel 3.9. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari

bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam

pembangunanPada Tahun 2013 dan 2014

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian (%)

1

Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

% 36,84 39,37 106,87 40 46 115 2 Rasio KDRT % 0,007 0,00004 -72,99 0,000039 0,000051 -73,09 3 Terbentuknya Kecamatan Ramah Anak Kec/de sa 1 1 100,00 1 1 100,00 4 Cakupan peserta KB Aktif (CPR) % 72.99 73,01 100,03 73,09 73,10 100,03 5 Rasio Akseptor KB % 0.7299 0,7301 100,03 0,7309 0,731 100,01 6 Keluarga pra sejahtera dan

keluarga sejahtera I % 42,18 42,17 99,98 42,16 42,16 100,00 7 Rata-rata jumlah anak per

keluarga jiwa 1.97 1,89 101,00 1,88 1,890 99,45 8 Cakupan pelayanan KB Gratis

bagi keluarga pra KS dan KS I % 75,00 76,11 101,48 77,00 77,83 101,48 9

Jumlah Keluarga yang memiliki Remaja Aktif dalam kelompok BKR

- - - - 13298 13376 100,59

10

Jumlah kelompok Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) Remaja

- - - - 33 38 115,15

11 Jumlah Kelompok UPPKS Kel. - - - 25 30 120,00

Rata-Rata Capaian 75,54 102,26

Sumber : Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Bogor, 2014 Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak dari bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan pada tahun 2014, sebagai berikut :

1) Penyelesaian Pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan pada tahun 2014 ditargetkan 40,00% terealisai sebesar 46,00% sehingga capaian kinerjanya sebesar 115,00%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian pada tahun 2013 sebesar 106,87% meningkat sebesar 8,13%. Hal ini terjadi karena meningkatnya jejaring

dan kerjasama antara pemerintah dengan organisasi/lembaga

masyarakat dan OPD terkait. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Penyelesaian Pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan telah tercapai 46,00% dari target sebesar 43,00%. atau telah melebihi target sebesar 3,00%.

2) Rasio KDRT pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 0,000039 terealisasi sebesar 0,000051, sehingga capaian kinerjanya sebesar -0,00391%.

(27)

Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian kinerja tahun 2013 sebesar -0,69% meningkat sebesar -0,6939%. Hal ini terjadi karena masih banyaknya masyarakat yang belum memahami Undang-Undang

pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (PKDRT). Jika

dibnadingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Rasio KDRT di tahun 2014 telah tercapai 0,000051 dari target 0.000035 atau melebihi target sebesar 31,37%.

3) Terbentuknya Kecamatan Ramah Anak ditargetkan sebanyak 1 Kecamatan terealisasi sebanyak 1 Kecamatan sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Kondisi tersebut sama bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar 100,00%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Terbentuknya Kecamatan Ramah Anak di tahun 2014 telah tercapai sebanya 1 Kecamatan dari target sebanyak 20 Kecamatan atau telah terealisasi sebesar 5,00%.

4) Cakupan peserta KB Aktif (CPR) pada tahun 2014 ditargetkan 73,09% terealisai sebesar 73,10 sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,03%. Kondisi tersebut sama bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian pada tahun 2013 sebesar 100,03%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Cakupan Peserta KB Aktif (CPR) telah tercapai 99,28% dari target sebesar 73,63%.

5) Rasio Akseptor KB pada tahun 2014 ditargetkan 0,7309 terealisasi sebesar 0,731% sehingga capaian kinerjanya sebesar -73.09%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar -72,99% meningkat sebesar 0,1% menjadi -73,09% pada tahun 2014. Hal ini terjadi karena jumlah perserta yang membutuhkan alat kontrasepsi terpenuhi dan ketersediaan alat kontrasepsi mencukupi. Jika di bandingkan dengan capaian akhir RPJMD sampai dengan saat ini Rasio Akseptor KB telah tercapai 0,731%

(28)

6) Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I pada tahun 2014 ditargetkan 42,16% terealisasi sebesar 42,16% sehingga capaian mkionerjanya sebesar 100,00%. Indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera I di tahun 2014 telah tercapai 42,16% dari target sebesar 100,33%, atau melebihi target sebesar 0,33%.

7) Rata-rata jumlah anak per keluarga pada tahun 2014 ditargetkan 1,88% terealisasi 1,890% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,53%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 0,47% apabila

dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena angka kelahiran

pada tahun 2014 masih tinggi. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir

RPJMD sampai dengan saat ini Rata-rata anak per keluarga telah tercapai 100,53 dari sebesar 1,83%

8) Cakupan pelayanan KB Gratis bagi Keluarga Pra sejahtera dan KS I pada tahun 2014 ditargetkan 77,00% terealisasi sebesar 77,83% sehingga capaian kinerja sebesar 101,07%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian pada tahun 2013 sebesar 101,00% meningkat sebesar 0,07% menjadi 101,07% pada tgahun 2014. Hal ini terjadi karena jumlah PUS bukan peserta KB yag membutuhkan alat kontrasepsi terpenuhi dan ketersediaan alat kontrasepsi baik dari bantuan APBN dan APBD Kabupaten Bogor untuk keluarga Para Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I mencukupi. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Cakupan Pelayanan KB Gratis bagi Pra Sejahtera dan KS I telah tercapai sebesar 96,08% dari target 81%.

9) Jumlah keluarga yang memiliki remaja aktif pada tahun 2014 ditargetkan

sebanyak 13298 orang terealisasi sebesar 13376 orang sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,59%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibanding dengan capaia kinerja tahun 2013 dimana capaian kinerja pada tahun 2013 sebesar 91,21% meningkat sebesar

(29)

kalangan remaja dan HIV/AIDS kepada masyarakat. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah keluarga remaja yang aktif dalam PIK Remaja di tahun 2014 telah tercapai sebanyak 13376 orang dari target sebanayak 2183 orang atau telah melebihi target sebesar 52,22%.

10) Jumlah kelompok Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) Remaja pada tahun 2014 ditargetkan 33,00% terealisasi sebesar 38,00% sehingga capaian kinerja sebesar 115,15%. Indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah kelompok Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK) Remaja di tahun 2014 telah tercapai sebesar 38,00% dari target sebesar 2183 atau telah tercapai sebesar 27,14%.

11) Jumlah Kelompok UPPKS pada tahun 2014 ditargetkan 25 kelompok terealisasi 30 kelompok sehingga capaian kinerjanya sebesar 120,00%. Indikator kinerja tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD, sampai dengan saat ini Jumlah Kelompok UPPKS di tahun 2014 telah tercapai sebanyak 30 kelompok dari target sebanyak 442 kelompok atau telah tercapai sebesar 6,79%.

Dalam mewujudkan Sasaran Ketiga pada Misi “Meningkatkan Kesalehan Sosial

dan Kesejahteraan Masyarakat” dilaksanakan oleh 1 (satu) OPD, yaitu Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana dengan 11 (sebelas) indikator

kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar

Rp16.248.406.000,00 yang terealisasi sebesar Rp15.489.047.965,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 95,33%. Oleh karena itu realisasi anggaran lebih kecil dari besarnya anggaran maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp759.358.035,00 atau 4,67%.

Sasaran yang ketiga tersebut diwujudkan dalam 6 (enam) program yaitu :

1) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak yaitu dianggarkan sebesar Rp1.442.988.000,00 terealisasi sebesar Rp1.296.730.125,00 sehingga di peroleh capaian kinerjanya sebesar

(30)

2) Program Penguatan Kelembagaan Anak yaitu dianggarkan sebesar Rp738.714.000,00 terealisasi sebesar Rp715.512.150,00 sehingga di peroleh capaian kinerjanya sebesar 96,86%.

3) Program Keluarga Berencana yaitu dianggarkan sebesar

Rp8.507.125.000,00 terealisasi sebesar Rp8.168.761.817,00 sehingga diperoleh capaian kinerjanya sebesar 96,02%.

4) Program Pelayanan Kontrasepsi yaitu dianggarkan sebesar

Rp2.732.605.000,00 terealisasi sebesar Rp2.645.420.500,00 sehingga diperoleh capaian kinerjanya sebesar 96,81%.

5) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Kegiatan di Masyarakat yaitu dianggarkan sebesar Rp1.831.999.000,00 terealisasi sebesar Rp1.717.320.423,00 sehingga diperoleh capaian kinerjanya sebesar 93,74%.

6) Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga yaitu dianggarkan sebesar

Rp994.975.0000,00 terealisasi sebesar Rp945.302.950,00 sehingga

diperoleh capaian kinerjanya sebesar 95,01%.

Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis

4

Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga sejahtera

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga sejahtera, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan, menunjukkan bahwa pada tahun 2014 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 90,30%. Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Keenam yaitu Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga sejahtera, eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan pada tahun 2013 dan 2014, dapat dilihat dalam Tabel 3.10.

(31)

Tabel 3.10. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan meningkatnya keluarga sejahtera Pada Tahun 2013 dan 2014

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaia n (%)

1 Jumlah penduduk (jiwa) 5,461,805 5,461,805 104.80 5,634,944 5,027,437 89,22 2 Laju pertumbuhan penduduk (%) 3 3 116.20 3.15 2,48 78,73 3 Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) 446,89 44,689 12.30 446,040 485900 109 4 Persentase Penduduk Miskin - - - 10.81 9.11 84,27

Rata-Rata Capaian 82,48 90,30

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bogor, 2014

Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Menurunnya laju pertumbuhan penduduk alami dan pada tahun 2014, sebagai berikut :

1) Jumlah penduduk (jiwa) pada tahun 2014 ditargetkan 5,634,944 jiwa

terealisasi sebanyak 5,027,437 sehingga capaian kinerjanya sebesar 89,22%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 15,80% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena Banyak penduduk yang tidak melaporkan kedatangan ke desa/kelurahan dan kecamatan. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Jumlah penduduk (jiwa) di tahun 2014 telah tercapai sebanyak 5,027,437 dari target sebanyak 6,384,152 jiwa atau telah tercapai sebesar 78,74%

2) Laju pertumbuhan penduduk (%) pada tahun 2014 ditargetkan 3,15%

terealisasi sebesar 2,48% sehingga capaian kinerjanya sebesar 89,00%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 27,2% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena Banyak penduduk yang tidak melaporkan kedatangan ke desa/kelurahan dan kecamatan. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Laju Pertumbuhan Pendduduk (%) di tahun 2014 telah tercapai 2,48% dari target sebesar 3,17% atau telah tercapai sebesar 78,23

3) Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) pada tahun 2014 ditargetkan 446,040 jiwa

terealisasi sebanyak 485,900 jiwa sehingga capaian kinerjanya sebesar 109,00%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi 12,30% apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena penembahan jumlah penduduk sangant berpengaruh terhadap kenaikan jumlah penduduk miskin. Jumlah Penduduk Miskin (jiwa) di tahun 2014 telah tercapai sebanyak

(32)

4) Persentase Penduduk Miskin pada tahun 2014 ditargetkan 10,81% terealisasi sebesar 9,11% sehingga capian kinerjanya sebesar 84,00%. Indikator tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat di bandingkan dengan tahun 2014. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Persentase Penduduk Miskin telah tercapai sebesar 84,00% dari target sebesar 6,97%. atau telah tercapai sebesar 130,70 atau telah melebihi target sebesar 30,70%.

Dalam mewujudkan Sasaran Kedua pada Misi “Meningkatkan Kesalehan Sosial

dan Kesejahteraan Masyarakat” dilaksanakan oleh 1 (satu) OPD, Dinas Kependudukan dan Pencatatn Sipil dengan 7 (tujuh) indikator kinerja. Anggaran untuk mewujudkan sasaran ini mencapai sebesar Rp7.634.459.000,00 yang terealisasi sebesar Rp7.221.031.900,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 94,58%. Oleh karena itu realisasi anggaran lebih kecil dari besarnya anggaran maka diperoleh tingkat efisiensi penggunaan anggaran sebesar Rp413.427.100,00 atau 5,41%.

Sasaran Keempat tersebut diwujudkan dalam 1 (satu) program utama, yaitu : Program Penataan Administrasi Kependudukan yaitu dianggarkan sebesar Rp7.634.459.000,00 terealisasi sebesar Rp7.221.031.900,00 sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 94,58%.

Sasaran Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis

5

Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS)

Dari hasil pengukuran capaian kinerja pada sasaran strategis Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan, menunjukkan bahwa pada tahun 2014 pencapaian kinerja sasaran tersebut rata-rata sebesar 105,28% Selengkapnya hasil pengukuran capaian kinerja Sasaran Strategis Kedelapan yaitu Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), eksploitasi dan diskriminasi dalam pembangunan pada tahun 2013 dan 2014, dapat dilihat dalam Tabel 3.11.

(33)

Tabel 3.1. Hasil Pengukuran Capaian Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya kesejahteraan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) Pada Tahun 2013 dan 2014

No Indikator Kinerja Satuan

Tahun 2013 Tahun 2014

Target Realisasi Capaian

(%) Target Realisasi

Capaian (%)

1

Sarana Sosial seperti Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi

unit 133 164 123,31 164 190 115,85

2

Penanganan penyandang masalah kesejahteraan social PMKS yang memperoleh bantuan sosial % 0,29 0,26 89,66 0,25 0,25 100,00 3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial % 0,29 0,26 89,66 0,25 0,25 100,00 Rata-Rata Capaian 100,65 105,28

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja danTtransmigrasi Kabupaten Bogor, 2014

Berdasarkan tabel diatas, dapat diuraikan capaian kinerja dari masing-masing indikator kinerja dalam Sasaran Strategis Meningkatnya Kemandirian dan Partisipasi Pemuda dalam Pembangunan pada tahun 2014, sebagai berikut :

1) Kepemilikan KTP pada tahun 2014 ditargetkan 72,41% terealisasi sebesar

71,9% sehingga capaian kinerjanya sebesar 99,00%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian pada tahun 2013 sebesar 72,39% meningkat sebesar 26,61% menjadi 99,00%. Hal ini terjadi karena Sosialisasi Perda No 9 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Administrasi penduduk, dimana terdapat pasal yang menyatakan adanya sanksi, administrasi bila tidak memiliki dokumen kependudukan seperti KTP. Jika dibandingkan dengan kondisi akjir RPJMD sampai dengan saat ini Kepemilikan KTP di tahun 2014 telah tercapai 99,77% dari target 72,57%.

2) Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2014

ditargetkan 249,55% terealisasi sebesar 263,58% sehingga capaian kinerjanya sebesar 106,00%. Kondisi tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana cappaian pada tahun 2013 sebesar 96,31% meningkat sebesar 9,69% menjadi

106,00% pada tahun 2014. Hal ini terjadi karena Sesuai ketentuan yang

dimuat didalam UU No. 24 tahun 2013 tentang perubahan UU No. 23 tahun 2006 bahwa permohonan Akta Kelahiran untuk anak usia diatas usia 1 tahun tidak lagi melalui Pengadilan Negeri (dapat langsung mengurus ke Dinas). Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan

(34)

saat ini Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk telah mencapai 40,61% dari target sebesar 260,99%.

3) Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK (e-KTP) pada tahun 2014

ditargetkan sudah terealisasi sudah sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Kondisi tersebut sama bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013, dimana capaian tahun 2013 sebesar 100,00%. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Penerapan KTP Nasional Berbasis NIK (e-KTP) telah tercapai.

4) Kepemilikan KK pada tahun 2014 ditargetkan 77,67% terealisasi sebesar

77,44% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Indikator tersebut tidak dilaksanakan pada tahun 2013 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2014. Jika dibanding dengan kondisi terakhir RPJMD sampai dengan saat ini Kepemilikan KK di tahun 2014 telah tercapai sebesar 77,44% dari target 80,48% atau telah tercapai sebesar 96,22%.

5) Rasio penduduk ber KTP persatuan penduduk pada tahun 2014 ditargetkan

0,7241% terealisasi sebesar 0,719 sehingga capaian kinerjanya sebesar 99,00%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 1,00% apabila

dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjadi karena Kurangnya

pemahaman masyarakat tentang tentang Administrasi Kependudukan. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Rasio Penduduk ber KTP per satuan penduduk di tahun 2014 telah tercapai 99,07 dari target sebesar 0,7257%.

6) Rasio bayi berakte kelahiran pada tahun 2014 ditargetkan 0,620%

terealisasi sebesar 0,600% sehingga capaian kinerjanya sebesar 97,00%. Capaian kinerja tahun 2013 lebih tinggi sebesar 3,00% apabila

dibandingkan dengan tahun 2014. Hal ini terjdi karena Jauhnya jarak

domisili penduduk ke tempat pelayanan akta kelahiran. Jika dibandingkan dengan kondisi akhir RPJMD sampai dengan saat ini Rasio Bayi berakta kelahiran di tahun 2014 telah tercapai sebesar 967,74 dari target sebesar 0,062.

7) Rasio pasangan berakte nikah pada tahun 2014 ditargetkan 1% terealisasi

sebesar 1% sehingga capaian kinerjanya sebesar 100,00%. Kondisi tersebut sama bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013,

Gambar

Tabel 3.4.  PDRB  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Kabupaten  Bogor  Menurut  Lapangan Usaha Tahun 2013-2014 (Juta Rupiah)
Tabel 3.5.  PDRB  Atas  Dasar  Harga  Konstan  Kabupaten  Bogor  Menurut  Lapangan Usaha Tahun 2013-2014 (Juta Rupiah)
Tabel 3.6. Hasil  Pengukuran  Capaian  Kinerja  Sasaran  Strategis  pada  Misi  Kesatu pada Tahun 2014
Tabel 3.7.  Hasil  Pengukuran  Capaian  Kinerja  Sasaran  Strategis  Meningkatnya  Pelayanan  dan  kemudahan  bagi  umat  beragama  dalam menjalankan ibadahnya Pada Tahun 2013 dan 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan airuntuk menunjang pertanian. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa pada Pasal 18 bahwa Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota

Sebagai pokok permasalahan empiric penelitian ini adalah “ bagaimanakah partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program nasional pemeberdayaan masyarakat mandiri perkotaan

Berdasarkan petunjuk ayat di atas, sesuai konteks lafaẓ balasa bermakna keputusasaan orang-orang kafir di saat kedatangan azab dengan cara tiba-tiba. Hal tersebut

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan sebagai tersebut di atas menjadi penting jika dikaitkan dengan situasi kemanusiaan dizaman modern ini, Kita mengetahui bahwa dewasa

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning peserta didik mengamati (membaca) permasalahan, dan menuliskan penyelesaian, peserta didik dapat

Siswa juga melakukan proses membaca soal cerita matematika untuk menghasilkan produk membaca berupa pemahaman informasi dan permasalahan yang ada dalam soal cerita