• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP IPA Biologi | Makalah Dan Jurnal Gratis Jurnal Ilmiah(3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Jurnal Ilmiah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP IPA Biologi | Makalah Dan Jurnal Gratis Jurnal Ilmiah(3)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 PADA MATA

PELAJARAN IPA BIOLOGI DI SMP NEGERI 4 PAREPARE TAHUN PELAJARAN 2009 /2010

Oleh : Sajerah, S.Pd.Bio. (Guru SMP Negeri 4 Parepare)

ABSTRAK

Salah satu materi pada mata pelajaran IPA Biologi yang dirasakan cukup sulit untuk dipahami siswa adalah materi ajar tentang Sistem Pencernaan, kesulitan yang dirasakan siswa untuk mengingat istilah-istilah Biologi dan menjelaskan proses sistem pencernaan yang terjadi pada manusia. Kurangnya motivasi belajar siswa dapat di lihat dari sikap dan perilaku siswa sehari-hari dalam proses belajar mengajar, seperti suka menunda pekerjaan, kurang perhatian dan tidak fokus belajar, serta semangat belajar yang kurang menyebabkan hasil belajar yang rendah.

Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.1 pada mata pelajaran IPA Biologi dengan Materi Ajar Sistem Pencernaan dengan menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TPS di SMP Negeri 4 Parepare tahun pelajaran 2009/2010. Metode penelitian dengan pendekatan sistem siklik yang meliputi 4 tahapan tindakan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3 pengamatan, dan (4) refleksi. Pelaksanaan penelitian pada semester ganjil mulai Agustus sampai dengan Oktober 2009 selama 2 (dua) siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa telah memahami materi ajar Sistem Pencernaan dan memperoleh pengalaman belajar dari kegiatan praktikum sehingga nilai rata-rata kelas pada siklus I dari 66,56 menjadi 72,50 pada siklus II demikian juga kenaikan prosentase ketuntasan kelas pada siklus I dari 56,25 % menjadi 75,00 % pada siklus II.

Berdasarkan perolehan hasil belajar dan ketuntasan kelas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS dengan variasi praktikum dalam pembelajaran IPA Biologi pada materi Sistem Pencernaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.1 di SMP Negeri 4 Parepare setelah diberi tindakan selama dua siklus.

(2)

1. Pendahuluan

Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam yang terus mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Biologi mempunyai peran penting dalam mengatasi permasalahan yang terjadi baik masalah lingkungan, kesehatan dan masalah lainnya yang berhubungan dengan kesejahteraan manusia. Memasuki abad ini merasa perlu banyak mempelajari konsep dan prinsip dasar Biologi.

Mata pelajaran Biologi yang diberikan di sekolah lanjutan berperan untuk membekali siswa untuk memiliki kemampuan memahami konsep dan prinsip Biologi yang diperlukan dirinya untuk dikembangkan ke jenjang selanjutnya atau dalam kehidupan sehari-hari dilingkungannya. Kompetensi tersebut diperlukan siswa agar memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah Biologi.

Salah satu materi pelajaran Biologi yang dirasakan cukup sulit untuk dipahami para siswa adalah materi tentang Sistem Pencernaan, kesulitan yang di rasakan siswa untuk mengingat istilah-istilah Biologi dan menjelaskan proses sistem pencernaan yang terjadi pada manusia. Kurangnya motivasi belajar siswa dapat di lihat dari sikap dan perilaku siswa sehari-hari dalam proses belajar mengajar, seperti suka menunda pekerjaan, kurang perhatian dan tidak fokus belajar, serta semangat belajar yang kurang menyebabkan hasil belajar yang rendah. Hal ini juga diikuti dengan kecendrungan siswa malas membaca buku pelajaran khususnya Biologi sehingga pemahaman konsep dan prinsip menjadi kurang dikuasai. Rendahnya motivasi belajar siswa, juga disebabkan siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran Biologi karena dianggap monoton dan kurang variatif, sehingga antusias siswa untuk mempelajari Biologi tumbuh tidak optimal.

Kondisi siswa saat mengikuti pelajaran Biologi yang kurang siap dan tidak konsntrasi sehingga siswa cenderung pasif saat mengikuti pelajaran. Seharusnya untuk pembelajaran Biologi pada materi ini diperlukan konsentrasi tinggi, mengingat materi yang dipelajari berupa Sistem Pencernaan bukan sekedar berupa hafalan melainkan pemahaman yang tinggi. Bila satu bagian proses tidak dipahami akibat tidak konsentrasi, maka secara keseluruhan dari rangkaian proses akan sulit dimengerti.

Selanjutnya dari permasalahan tersebut perlu dipikirkan bagaimana cara mengatasinya, agar siswa termotivasi untuk belajar dan meningkatkan hasil belajarnya. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tindakan kelas agar ada jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa diantaranya mengubah model pembelajaran dari yang biasa digunakan dengan yang lain, bila model yang biasa digunakan dirasakan kurang variatif dan monoton, sehingga menyebabkan siswa menjadi jenuh dan tidak bersemangat, maka perlu dipilh model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan serta dapat menumbuhkan semangat belajar siswa. Pemilihan model atau metode pembelajaran menjadi sangat penting, agar model pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal.

Dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran tipe Think Pair Share (TPS) diharapkan siswa aktif sebab jika siswa aktif maka dapat berakibat ingatan siswa mengenai apa yang dipelajarinya akan lebih lama. Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi ajar Sistem Pencernaan yaitu model pembelajaran tipe Think Pair-Share sehingga mampu mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

(3)

Model pembelajaran TPS sebagai struktur kegiatan pembelajaran cooperative learning. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan metode klasikal yang memungkinkan hanya satu siswa maju dan membagikan hasilnya untuk seluruh kelas (Lie, 2005).

Model pembelajaran tipe Think Pair Share terdapat langkah-langkah yaitu berpikir, berpasangan dan berbagi. Melalui model pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat lebih konsentrasi dalam belajar karena proses belajar melalui beberapa tahap kejenuhan siswa. Tentunya bimbingan guru dalam melakukan tahap demi tahap akan menambah motivasi siswa dalam belajar. Selain itu strategi Think – Pair – Share dapat mengatasi kelemahan-kelemahan siswa dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah;

“Bagaimana menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII.1 pada mata pelajaran IPA Biologi dengan materi ajar Sistem Pencernaan di SMP Negeri 4 Parepare Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA Biologi dengan materi ajar Sistem Pencernaan melalui penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas VIII.1 di SMP Negeri 4 Parepare tahun pelajaran 2009/2010.

2. Kajian Pustaka

Menurut Oemar (1995), pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapuk, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.

Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Dalam hal ini, guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat ketika peserta didik belum dapat membentuk kompetisi dasar, apakah kegiatan pembelajaran dihentikan, diubah metodenya, atau mengulang dulu pembelajaran yang lalu (Mulyasa, 2005).

Dan menurut Anita (2005), sistem pembelajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai sistem kerja/belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson dan Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama dan proses kelompok. Model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asalasalan. Pelaksanaan prosedur model cooperative learning dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.

(4)

Dalam pembelajaran biologi melalui model pembelajaran tipe Think Pair-Share diharapkan siswa aktif maka dapat berakibat ingatan siswa mengenai apa yang dipelajarinya akan lebih lama. Pada materi ajar sistem pencernaan digunakan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share. Model pembelajaran tipe Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran yang tepat digunakan untuk mataeri ajar Sistem Pencernaan dimana setelah pembelajaran menggunakan tipe Think-Pair-Share diharapkan siswa mampu mendeskripsikan sistem penceranaan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan serta mampu mendeskripsikan bagian-bagiannya.

3. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas VIII.1 SMP Negeri 4 Parepare pada semester ganjil tahun pelajaran 2009 /2010. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Oktober 2009.

Subjek penelitian tindakan dari tiga kelas VIII dilakukan pemilihan secara random, dan terpilih kelas VIII.1 di SMP Negeri 4 Parepare yang berjumlah 32 orang dengan komposisi 19 orang laki-laki dan 13 orang perempuan. Dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variable tindakan berupa penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Tink Pair Share) dan variable masalah adalah hasil belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun maksud melakukan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran Biologi khususnya pada materi Sistem Pencernaan, mengingat selama ini materi tersebut dipandang oleh siswa sebagai materi yang sulit. Dengan penerapan rancangan tindakan dalam proses pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kegiatan penelitian terdiri dari 2 siklus atau lebih dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan yang terdiri dari (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap pengamatan, dan (4) tahap refleksi. Penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikut jika ternyata hasil tindakan belum mencapai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan jadwal kegiatan penelitian diawali dengan tahap persiapan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian dan mengadakan pre-tes. Pelaksanaan penelitian dirancang menjadi 2 siklus dan masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan yang harus dijalani yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Tink Pair Share) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mengatasi kesulitan siswa saat mempelajari materi sistem pencernaan diperlukan data yang dapat mendukung dan memberikan informasi dalam penelitian ini berupa hasil pre-tes hasil belajar, hasil observasi kegiatan belajar mengajar dan data pendukung lainnya

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi atau pengamatan dari pelaksanaan siklus penelitian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase dan criteria cukup, baik dan amat baik, serta melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran Biologi untuk meteri sistem pencernaan. Hasil belajar siswa yang diperoleh pada tiap siklus dianalisis dengan membuat rata-rata nilai tes, persentase nilai ketuntasan kelas.

4. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian diperoleh setelah pelaksanaan tindakan selama dua siklus dengan instrumen lembar pengamatan dan hasil tes. Data hasil penelitian setelah dianalisis meliputi aspek penilaian sikap belajar siswa selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe TPS selama dua siklus dan perolehan hasil belajar siswa kelas VIII.1 pada mata pelajaran Biologi dideskripsikan hasilnya pada tiap siklus berikut ini.

(5)

dengan skor perolehan 2,7, b) Keseriusan siswa mengikuti pelajaran dengan skor perolehan 3, c) Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat berpasangan dengan skor perolehan 2,7, d) Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat diskusi kelas dengan skor perolehan 2,7, e) Keberanian siswa menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 2,7, f) Etika dalam menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 2,3, dan g) Kerjasama dengan sesama siswa dengan skor perolehan 3.

Sedangkan pada siklus II sikap belajar siswa mengalami peningkatan. Hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dikategorikan Baik dengan jumlah skor perolehan 22, mengacu pada 7 aspek sikap yaitu; a) Antusias siswa mengikuti pelajaran dengan skor perolehan 3,5, b) Keseriusan siswa mengikuti pelajaran dengan skor perolehan 3,5, c) Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat berpasangan dengan skor perolehan 3, d) Partisipasi dan aktifitas mengikuti diskusi saat diskusi kelas dengan skor perolehan 3, e) Keberanian siswa menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 3, f) Etika dalam menyampaikan pendapat dengan skor perolehan 3, dan g) Kerjasama dengan sesama siswa dengan skor perolehan 3.

Hasil penelitian melalui tes atau ulangan harian diperoleh setelah pelaksanaan pembelajaran selama tiga kali pertemuan tiap siklusnya. Dan pada pertemuan keempat tiap siklusnya dilaksanakan ulangan harian. Hasil tindakan pada tiap siklus dideskripsikan hasilnya berikut ini.

Hasil belajar siswa yang dibuktikan pada ulangan harian pada siklus I menunjukkan rata-rata hasil ulangan 66,56 dari 32 siswa kelas VIII.1 di SMP Negeri 4 Parepare tahun pelajaran 2009/2010. Hasil ulangan tersebut diperoleh 56,25 % atau 18 siswa dikategorikan tuntas, sedangkan selebihnya 43.75 % mengikuti remedial dengan acuan KKM 70 pada mata pelajaran IPA Biologi kelas VIII.

Perolehan hasil belajar yang dibuktikan dengan perolehan rata-rata nilai pada ulangan harian setelah dianalisis yang masih banyak siswa yang remedial yaitu 14 orang dari 32 siswa kelas VIII.1, maka disimpulkan bahwa tindakan pembelajaran masih perlu dilanjutkan dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS pada siklus II.

Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan ada peningkatan 5,94 % bila dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus I. Hal ini berdasarkan hasil ulangan harian 2 dengan perolehan rata-rata 72,50 dimana skor tertinggi 90 dan skor terendah 50, sehingga jumlah siswa yang tuntas sebesar 75 % atau 24 orang siswa dan yang tidak tuntas 25 % dari 32 siswa kelas VIII.1 dengan acuan KKM 70 %.

Berdasarkan perolehan hasil belajar dengan mengacu pada ulangan harian 1 pada siklus I dan hasil belajar pada ulangan harian 2 siklus II, disajikan peningkatannya pada tabel berikut ini.

Tabel Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

No. Uraian Nilai Tiap Siklus Peningkatan

I II

1 Nilai rata-rata kelas 66,56 72,50 5,94 %

2 Nilai Tertinggi 80 90 10 %

3 Nilai Terendah 40 50 10 %

4 Jumlah Siswa yang tuntas 56,25 % 75 % 18,75 %

5 Jumlah Siswa yang belum tuntas 43,75 % 25 % 18,75 %

6 Prosentase ketuntasan kelas 56,25 % 75,00 % 18,75 %

(6)

a. Siswa lebih serius dan antusias dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dirasakan siswa pada akhir siklus 1 dan siklus 2 dimana model Cooperative Learning tipe TPS telah membentuk lingkaran belajar yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkan pendapatnya, saling berbagi, saling menyimak, dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.

b. Siswa lebih aktif dan berani mengemukakan pendapatnya. Pada kegiatan pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya.

c. Siswa menjadi santun dalam menyampaikan pendapatnya serta mampu bekerja sama dengan baik. Dengan aturan yang disepakati bersama secara tidak langsung tumbuh rasa saling menghargai orang lain, dan diperlukannya orang lain untuk bekerja sama dalam memecahkan masalah.

Sebagai catatan dari pemberian tindakan pada siswa yaitu siswa telah membangun (konstruksi) suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap dari pengalaman belajar yang telah dialami untuk dirinya sendiri.

Perubahan terlihat dari hasil pengamatan pada aspek siswa dimana jumlah nilai rata-rata dari masing-masing siklus menunjukkan perubahan dari cukup menjadi baik.

Dan dari hasil belajar siswa ada perubahan pada nilai rata-rata kelas dari 66,56 menjadi 72,50 dan diikuti dengan kenaikan prosentase ketuntasan kelas pun naik dari 56,25 % menjadi 75,00 %.

Dengan memperhatikan uraian di atas bahwa penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS dalam pembelajaran IPA Biologi pada materi sistem pencernaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas tentang penggunaan penggunaan model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think Pair Share) pada mata pelajaran IPA Biologi untuk materi ajar Sistem Pencernaan pada siswa kelas VIII.1 diperoleh peningkatan hasil belajar siswa yang ditunjukkan perubahan nilai rata-rata kelas dari 66,56 menjadi 72,50 dan diikuti dengan kenaikan prosentase kelas pun naik dari 56,25 % menjadi 75,00 %.

Untuk memperoleh perubahan hasil belajar yang maksimal dari penggunaan model Cooperative Learning tipe TPS (Think Pair Share) pada mata pelajaran IPA Biologi untuk materi ajar Sistem Pencernaan, maka strategi yang digunakan adalah :

1. Sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan terlebih dulu guru menyiapkan instrumen yang dipelukan, pembentukan pasangan dan kelompok diskusi siswa dengan memperhatikan gender dan kemampuan siswa.

2. Saat belajar mandiri atau diskusi perlu divariasikan dengan kegiatan praktikum atau keterampilan proses lainnya, sebagai penguatan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

3. Perlu dibuat aturan dan tata tertib diskusi agar siswa terbiasa dengan etika berdiskusi, dalam menyampaikan gagasan pemikirannya atau mendengarkan siswa lainnya.

4. Pada saat validasi jawaban siswa, gunakan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran, sehingga penekanan konsep atau prinsip materi pelajaran menjadi lebih ekektif. 5. Berilah penghargaan kepada pasangan atau kelompok siswa yang berprestasi, untuk memotivasi

(7)

Daftar Pustaka

Anita, Lie. 2005. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia.

Arikunto. Suharsimi. 1992. Prosedur Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdiknas. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22. Jakarta : BP Dharma Bakti.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengem-bangan Profesi Guru. Jakarta Rajawali Press.

Kusumah Wijaya. Dwitagama. Dedi. 2009. Mengenai Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Indeks.

Mulyasa. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munadi. Yudhi. 2008. Media Pembelajaran. Ciputat : Gaung Persada Persada Press.

Oemar Hamalik. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Rositawaty. S. Muharram Aris. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Sudjana. Wina. 2008. Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung : Sinar Baru.

. . . 2002. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta : Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan hidayahn-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Komunikasi

Dibuat pula persegi yang melewati B yang sisi-sisinya sejajar dengan ABCD dengan salah satu titik sudutnya berada pada ruas garis AE, namun bukan A dan bukan E.. Suatu perusahaan

2014 menyatakan Pelelangan Gagal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Mewadahi dan meningkatkan partisipasi para STAKEHOLDES pendidikan pada tingkat sekolah untuk turut serta merumuskan, menetapkan, melaksanakan, monitoring

Model pembelajaran ini dalam bentuk program tersendiri sesuai sasaran dan melayani bentuk kegiatan ekspresi misalnya bahasa Staf berkedudukan sebagai perencana dan pengendali situasi

Kognitif adalah kebolehan individu untuk berfikir, memberi pendapat, memahami, mengingati perkara-perkara yang berlaku di persekitaran masing-masing.Oleh itu,aktiviti yang dilakukan