• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING Peningkatan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific(ptk pembe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING Peningkatan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific(ptk pembe"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas XI SMK N 1 Purwodadi Pada Pokok

Bahasan Barisan Dan Deret) 

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Fitri Kristianingrum

A 410 100 042

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas XI SMK N 1 Purwodadi Pada Pokok Bahasan Barisan Dan Deret  

Oleh

Fitri Kristianingrum1 ,Sumardi2 1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, Tiankris3@gmail.com 2

Dosen Pendidikan Matematika, s_mardi15@yahoo.co.id ABSTRAK

.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan barisan dan deret serta meningkatkan prestasi belajar siswa melalui model strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan Scientific. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ). Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas XI AP1 SMK Negeri 1 Purwodadi yang berjumlah 35 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tes, observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari : 1) fokus pada pokok permasalahan dalam suatu masalah sebelum tindakan sebanyak 25 siswa (71,42%) setelah tindakan kelas sebanyak 33 siswa (94,28%). 2)Kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan fokus permasalahan terhadap suatu masalah sebelum tindakan sebanyak 20 siswa (57,14%). 3)Menentukan kesimpulan berdasarkan alasan yang tepat dan mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya sebelum tindakan13 siswa (37,14%) setelah tindakan kelas sebanyak 25 siswa (71,43%). 4)Kejelasan mengenai istilah argument yang digunakan sebelum tindakan sebanyak 7 siswa (20%) setelah tindakan kelas sebanyak 14 siswa (40%). 5)Meninjau/mengecek kembali yang sudah diputuskan sebelum tindakan sebanyak 4 siswa (11,42%), setelah tindakan kelas sebanyak 11 siswa (31,42%). Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan Scientific dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika siswa sehingga berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa.

Kata kunci : Kemampuan berpikir kritis, Pembelajaran, problem solvin, scientific

PENDAHULUAN

(4)

berubah, kompetitif dan tidak pasti. Kemampuan ini menuntut siswa agar berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Beratnya tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam multidimensi telah menempatkan bidang pendidikan sebagai upaya yang bernilai sangat models bagi pengentasan kesulitan bangsa.

Sejumlah pakar pendidikan mengatakan bahwa hasil pendidikan yang kurang memadai disebabkan oleh prilaku dan sikap mengajar guru yang kurang professional, kreatif, dan inovatif dalam menjalankan proses belajar mengajar. Muncul anggapan, apabila guru dalam proses pembelajaran sikap dan prilaku mengajarnya masih cenderung monoton, pasif, searah, kurang menarik, dan lain-lain, maka pencapaian hasil belajar siswa akan tetap buruk dan stagnan dalam kondisi serta situasi yang kurang memuaskan. Students’ low success level in mathematics has been a worry for a long time in many countries. There are

a lot of factors affecting success in mathematics. One of these factors is students’

mathematical anxiety, in other words, their mathematical fear (Murat Peker, 2008 : 1).

Sudah sejak dulu rendahnya prestasi belajar matematika siswa menjadi salah satu kekhawatiran di banyak negara. Banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan belajar matematika. Salah satu dari faktor tersebut adalah ketakutan pada matematika

Selain model pembelajaran, keberagaman gaya belajar dan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran juga turut andil dalam penentuan model pembelajaran yang akan digunakan oleh guru. Siswa yang belajar dengan gaya belajar mereka yang dominan saat mengerjakan tes, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bila mereka belajar dengan cara yang tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.

Menurut Hendra Surya (2013: 159) mengemukakan bahwa berfikir kritis merupakan sebagai sebuah proses aktif dan cara berfikir secara teratur untuk memahami informasi secara mendalam, sehingga membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang disampaikan. Berfikir kritis dapat menumbuhkan kemampuan mengidentifikasikan prasangka, masalah yang bias (berpihakan), menafsirkan propaganda, adanya unsure kebohongan, distorsi (menyesatkan), informasi yang salah (misinformasi), egosentrisme, dan lan-lain. sedangkan Asep Jihad (2012: 14) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu

(5)

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan tepat, maka penelitian ini akan dilaksanakan melalui pemberian tindakan dalam kelas. Dimana peneliti akan berkolaborasi dengan guru karena gurulah yang lebih paham dengan kondisi kelas.

Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian mengkaji dan mendeskripsikan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswabdan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di kelas XI AP1 SMK Negeri 1 Purwodadi. Tujuan Khusus penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific (PTK).

Manfaat secara umum penelitian ini memberikan pengetahuan tentang meningkatkan kemampua berpikir kritis dan hasil belajar matematika melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific (PTK) bagi siswa kelas XI AP 1 SMK Negeri 1 Purwodadi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara kepala

sekolah, guru kelas dan peneliti di lingkungan sekolah. Kegiatan perencanaan awal dimulai dari melakukan studi pendahuluan. Pada kegiatan ini juga dilakukan diskusi untuk mengetahui bagaimana cara melakukan pengamatannya. Diskusi bersama antara peneliti dan guru dikembangkan dalam setiap penyusunan perencanaan berikutnya, dan diskusi berdasarkan hasil siklus yang telah dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang berbasis kelas kolaboratif berdasarkan permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran di kehidupan sehari-hari di SMK Negeri 1 Purwodadi. Diharapkan dari penelitian ini dapat menghasilkan cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific (PTK). Kegiatan pemecahan masalah diawali dari: perencanaan(planning), pelaksanaan(action) dan pengumpulan data(observing), menganalisis data atau informasi untuk memutuskan kelebihan maupun kelemahan tindakan tersebut(reflecting) dan evaluasi.

(6)

Hasil dialog awal peneliti melakukan observasi pembelajaran awal dilakukan di kelas XI AP1 yang terdiri dari 36 siswa. Tujuan dari observasi awal memperjelas sekaligus menentukan indikator yang akan dicapai dari berpikir kritis belajar matematika. melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific (PTK), adapun hasilny.

Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan berpikir kritis Siswa indikator

1. Siswa fokus pada pokok permasalahan dalam suatu masalah.

2. Kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan fokus permasalahan terhadap suatu masalah.

3. Menentukan kesimpulan berdasarkan alasan yang tepat dan mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya.

4. Kejelasan mengenai istilah argument yang digunakan. 5. Meninjau/mengecek kembali yang sudah diputuskan. 

Dalam penelitian ini terbukti bahwa kemampuan berpikir kritis belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru matematika di SMK Negeri 1 Purwodadi

(7)

Gambar 1 Grafik Peningkatan berpikir kritis siswa`

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas XI AP 1 sebelum adanya tindakan kelas, guru memberikan pre-test yang dilaksanakan sebelum penelitian, diperoleh daya serap kelas terhadap prestasi siswa yaitu 1 siswa (2,78 %). Soal post tes yang diberikan pada putaran I pertemuan I sebanyak 13 siswa (37,14 %) dan pertemuan II sebanyak 20 siswa (57,14%). Soal post tes yang diberikan pada putaran II pertemuan I sebanyak 22 siswa (62,86%)dan pertemuan II sebanyak 25 siswa (74,29%). Data prestasi belajar siswa setelah penelitian tindakan kelas diperoleh yaitu 27 siswa (77,14 %) dari 35 siswa yang hadir. Data yang diperoleh mengenai prestasi belajar siswa dapat disajikan.

Tabel 1 Data Peningktan hasil belajar Siswa Sebelum

Adapun grafik peningkatan prestasi belajar matematika siswa dari sebelum tindakan sampai sesudah tindakan dapat digambarkan sebagai berikut

0 yang sudah diputuskan

Kejelasan mengenai istilah  argument yang digunakan

Menentukan kesimpulan  berdasarkan alasan yang tepat  dan mencocokkan dengan  situasi yang sebenarnya Kemampuan siswa dalam  memberikan alasan yang logis  dan sesuai dengan fokus  permasalahan terhadap suatu  masalah

(8)

Gambar 1 Grafik Peningkatan hasil belajar siswa

 

Harwad Kingsley dalam Nana Sudjana (2011: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah diterapkan dalam kurikulum. Sedangkan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membanginya menjadi tiga, yaitu ranah kognitif, ranahafektif dan ranak spikomotor. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Solving dengan Pendekatan Scientific

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematika siswa, dapat dilihat dari hasil tes latihan mandiri yang diberikan dalam tiap tindakan kelas. Adapun indikator yang dijadikan sebagai patokan untuk menilai siswa sudah mampu berpikir kritis dengan benar atau belum adalah sebagai berikut:

(1)Siswa fokus pada pokok permasalahan dalam suatu masalah.

Kemampuan siswa dalam memecahkan persoalan kalimat matematika dilihat dari siswa fokus dalam suatu masalah yang disajikan dengan simbol atau mengubahnya ke dalam model metematika dapat dilihat dari kemampuannya dalam menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal secara tepat. Berdasarkan hasil dari tiap putaran, kemampuan siswa dalam menampilkan kalimat matematika mengalami peningkatan yang berarti. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh berdasarkan soal yang diberikan. Kemampuan siswa fokus pada pokok permasalahan sebelum penelitian adalah sebanyak 5 Siswa (14,28%) menjadi putaran I pertemuan I sebanyak 25 siswa (71,42%), setelah tindakan kelas putaran I pertemuan II sebanyak 32 siswa (92,43%). Pada tindakan kelas putaran II pertemuan I sebanyak 33 siswa (94,28%), setelah tindakan kelas putaran II pertemuan II sebanyak 33 siswa (94,28%). Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 34 siswa (97,14%).

0 20 40 60 80 100

Hasil

 

Belajar

 

Memenuhi

 

KKM

(9)

(2)Kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan fokus permasalahan terhadap suatu masalah

Kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan fokus permasalahan terhadap suatu masalah sebagai alat ukur pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan mengalami peningkatan. Adapun hasil sebanyak 1 Siswa (2,86%) menjadi putaran I pertemuan I sebanyak 20 siswa (57,14%), setelah tindakan kelas putaran I pertemuan II sebanyak 28 siswa (80%). Pada tindakan kelas putaran II pertemuan I sebanyak 31 siswa (88,57%), setelah tindakan kelas putaran II pertemuan II sebanyak 31 siswa (88,57%). Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 31 siswa (88,57%). (3)Menentukan kesimpulan berdasarkan alasan yang tepat dan mencocokkan dengan

situasi yang sebenarnya.

Kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung dengan benar sebelum adanya tindakan sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil pretest yang dilakukan sebelum tindakan yaitu Menentukan kesimpulan berdasarkan alasan yang tepat dan mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya sebanyak 1 Siswa (2,86%) menjadi putaran I pertemuan I sebanyak 13 siswa (37,14%), setelah tindakan kelas putaran I pertemuan II sebanyak 22 siswa (62,86%). Pada tindakan kelas putaran II pertemuan I sebanyak 22 siswa (62,86%), setelah tindakan kelas putaran II pertemuan II sebanyak 25 siswa (71,43%). Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 10 siswa (57,14%).

(4)Kejelasan mengenai istilah argument yang digunakan.

Kejelasan mengenai istilah argument yang digunakan. sebanyak 0 Siswa (0%) menjadi putaran I pertemuan I sebanyak 7 siswa (20%), setelah tindakan kelas putaran I pertemuan II sebanyak 15 siswa (42,85%). Pada tindakan kelas putaran II pertemuan I sebanyak 16 siswa (45,71%), setelah tindakan kelas putaran II pertemuan II sebanyak 14 siswa (40%). Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 11 siswa (34,29%)

(5)Meninjau/menge cek kembali yang sudah diputuskan.

Meninjau/mengecek kembali yang sudah diputuskan sebanyak 0 Siswa (0%) menjadi putaran I pertemuan I sebanyak 4 siswa (11,42%), setelah tindakan kelas putaran I pertemuan II sebanyak 5 siswa (14,28%). Pada tindakan kelas putaran II pertemuan I sebanyak 9 siswa (25,71%), setelah tindakan kelas putaran II pertemuan II sebanyak 11 siswa (31,42%). Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 0 siswa (0%)

(10)

siswa dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi dalam tiap – tiap indikatornya di setiap putaran penelitian.

Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Problem Solving dengan Pendekatan Scientific.

Prestasi belajar siswa sama artinya dengan hasil belajar siswa. Hasil belajar atau prestasi siswa merupakan penilaian, hasil usaha dari suatu kegiatan belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka maupun huruf yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai anak pada rentang waktu tertentu. Dengan adanya belajar maka akan terdapat proses perubahan dalam pemikiran serta tingkah laku. Pada proses pembelajaran penguasaan materi ajar yang dipelajari ditunjukan dengan nilai test atau angka yang diberikan oleh guru.

Tindak belajar akan dikatakan berhasil dalam belajar jika memperoleh nilai lebih besar sama dengan 76. Prestasi belajar siswa di ukur dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai diatas rata rata ( 76≥ ). Sebelum penelitian siswa yang mendapatkan nilai diatas rata – rata adalah 1 siswa (2,86%) dan setelah dilakukan upaya peningkatan kemampuan penalaran matematika siswa melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific prestasi belajar siswa mengalami peningkatan menjadi 27 Siswa (77,14%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar matematika siswa.

Dalam penelitian ini terbukti bahwa kemampuan berpikir kritis belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan oleh peneliti dan guru matematika di SMK Negeri 1 Purwodadi.

KESIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti, guru matematika dan kepala sekolah dapat disimpulkan.

1. Hasil pembelajaran dalam usaha peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilakukan dengan cara perbaikan pembelajaran melalui strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific, guru banyak mengalami perubahan dalam proses

(11)

diterapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa secara berarti. Kemampuan berpikir kritis siswa tersebut.

a) Siswa fokus pada pokok permasalahan dalam suatu masalah sebanyak 5 Siswa (14,28%) setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 34 siswa (97,14%).

b) Kemampuan siswa dalam memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan fokus permasalahan terhadap suatu masalah sebanyak 1 Siswa (2,86%) Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 31 siswa (88,57%)

c) Menentukan kesimpulan berdasarkan alasan yang tepat dan mencocokkan dengan situasi yang sebenarnya sebanyak 1 Siswa (2,86%) menjadi,. Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 20 siswa (57,14%)

d) Kejelasan mengenai istilah argument yang digunakan. sebanyak 0 Siswa (0%) menjadi. Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 11 siswa (34,29%)

e) Meninjau/mengecek kembali yang sudah diputuskan sebanyak 0 Siswa (0%) menjadi setelah tindakan kelas putaran II pertemuan II sebanyak 11 siswa (31,42%). Setelah putaran dilakukan tes mandiri sebanyak 11 siswa (31,42%)

2. Strategi pembelajaran problem solving dengan pendekatan scientific yang diterapkan dapat meningkatkan prestasi siswa secara berarti. Ini terlihat dari dari siswa yang mendapatkan nilai di atas nilai standart (≥76) meningkat dari 1 siswa (2,78%) menjadi 27 Siswa (77,14%)

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: PT Refika aditama.

Afifudin & Beni Ahmad Saebani. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta : PT. Prestasi Pustaka.

Aunurrahman. 2012. Belajar dan pembelajaran. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Fathurrohman, Pupuh., & Sobry Sutikno. 2011. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Peranan Konsep Umum & Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Jihat, Asep & haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Kocak, Bozan, & Isik. 2009. The importance of group work in mathematics. Procedia sosial

and Behavioral Sciences 1 (2009) : 2363-2365. ScienceDirect. Diambil 2 April 2014 di www.sciencedirect.com.

Komalasari dkk. 2012. The living values-based contextual learning to develop the students’ ncharacter. Soc. Sciences 8.2 (2012) : 246-251. Proquest. Diambil 30 September 2013 di link dokumen proquest.

Murat Peker. 2008. Pre-Service Elementary school Teachers’ Learning Styles and Attitude towards Mathematics. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 4(1), 21-26.

Narimo, Sabar., Sutama, dan Haryoto. 2013. PEMBELAJARAN MATEMATIKA KONTEKSTUAL LESSON STUDY DI SD PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI. Surakarta: Kafilah Publishing.

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jogjakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI).

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT RAMAJA ROSDAKARYA.

(13)

Suriyon, Inprasitha, dan Sangaroon. 2012. Contextual factors in the open approach-based mathematics classroom affecting development of students’ metacognitive strategies. Soc. Mind (2013) 4: 284-298 DOI 10.4236/sm.2013.34038. Diambil pada 25 maret 2014 di http://www.scirp.org/jurnal/sm .

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Sutama . 2012. Metode Penalitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,PTK R & D. Surakarta: Fairuz Media.

Sutama . 2010. Penalitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS dan PTBK. Surakarta: CV. Citra Mandiri Utama.

Gambar

Tabel 1 Data Peningkatan Kemampuan berpikir kritis Siswa
Tabel 1 Data Peningktan hasil belajar Siswa
Gambar 1 Grafik Peningkatan hasil belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis, karakter, bentuk tipografi, ilustrasi, dan elemen-elemen desain, mencakup garis, bentuk, ruang,

Hal ini berarti bahwa pemanfaatan berkelanjutan mengharuskan adanya pemanfaatan yang bijaksana dan pengelolaaannya yang berhati-hati (konservasi) terhadap sumberdaya dan

Manfaat dari penelitian ini yaitu sebagai informasi tentang ekstrak tanaman buah ceremai yang dapat menghasilkan aktivitas antioksidan efektif yaitu yang memiliki

Biaya yang dikeluarkan untuk terapi stroke juga tidak sedikit.. Oleh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran terapi dan biaya medik langsung rata-rata terapi stroke non hemoragik berdasarkan kelas perawatan dengan metode cost analysis

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham yang tergolong dalam LQ 45 pada periode Agustus 2015 sampai Januari 2016, dengan alasan karena penelitian event

Pemilihan tempat penelitian tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa Gapoktan Mekarmukti yang berada di desa Mekarmukti ini baru berdiri pada bulan April 2011

[r]