• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRODUCT DESIGN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PRODUCT DESIGN"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

MODERATING VARIABEL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Manajemen (SM) Pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar

Oleh:

MUH YUNUS NIM: 90200116097

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2021

(2)

ii

PERNYATAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muh. Yunus

NIM : 90200116096

Tempat/ Tgl.Lahir : Kaluarrang, 25 Jni 1997 Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam Alamat : Jl. Mangka dg. Bombong No.58

Judul : Pengaruh Product Design dan Store Location Terhadap Minat Konsumen Pada Minuman Chatime di Kota Makassar dengan Brand Image Sebagai Moderating Variabel

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar dan hasil karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi ini dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata-Gowa, Agustus 2019 Penyusun

Muh. Yunus NIM. 90200116097

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamiin puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat pertolongan dan kuasanyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsinya yang berjudul PENGARUH PRODUCT DESIGN DAN STORE LOCATION TERHADAP MINAT KONSUMEN PADA MINUMAN CHATIME DIKOTA MAKASSAR DENGAN BRAND IMAGE SEBAGAI MODERATING VARIABEL yang dimana ini adalah sebagai sala satu syarat untuk mencapai gelas sarjana (S1) jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis islam uin alauddin makassar dan atas hidayahnyalah pula penulisan skripsi ini bisa berjalan lancar sampai dengan selesai walaupun penulis menyadari skripsi ini bisa dikata masih jauh dari kata sempurna dimana karena keterbatasan dan kemampuan yang didapatkan, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kekurangan. Dan terakhir penulis sangat mengucapkan banyak terimakasi kepada semua pihak yang telah membantu dan mendoakan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. H. Hamdan Juhannis, M.Ag., Phd, selaku Rektor beserta Wakil Rektor I, II, III dan IV UIN Alauddin Makassar.

(5)

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M.Ag selaku Dekan beserta Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.

3. Ibu Dr. Hj. Rika Dwi Ayu Parmitasari, SE., M.Comm. Selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Bapak Akil Rahman, SE., M.Si. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen UIN Alauddin Makassar.

4. Dr. Amiruddin K., M.Ei selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan waktu luangnya, saran, bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Okta Nofri, Ph.D Selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berharga kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Dr. Awaluddin, SE.,M.SI selaku Dosen penasehat akademik sekaligus Penguji I yang selalu memberi dorongan dan masukannya.

7. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

8. Segenap Staf Jurusan dan Pegawai Akademik di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan pelayanan yang sangat baik selama penulis melakukan studi dan penyelesaian skripsi.

9. Teman-teman Manajemen Pemasaran 2016, terima kasih sudah menjadi parter berjuang selama satu semester dan menjadi penutup semester yang membahagiakan.

(6)

Akhirnya dengan segala keterbukaan dan ketulusan, skripsi ini penulis persembahkan sebagai upaya maksimal dan memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada UIN Alauddin Makassar dan semoga skripsi yang penulis persembahkan ini bermanfaat adanya. Amin Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan tentu datangnya dari penulis. Kiranya dengan semakin bertambahnya wawasan dan pengetahuan, kita semakin menyadari bahwa Allah adalah sumber segala sumber ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Penulis,

Muh. Yunus 90200116097

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAK I ... x

ABSTRAK II ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. RumusanMasalah ... 9

C. Hipotesis Penelitian ... 9

D. Definisi Operasional Variabel ... 12

E. Penelitian terdahulu ... 15

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 17

G. Sistematika Penulisan ... 18 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 20

A. Teori Pengambilan Keputusan Pembelian ... 20

B. Produk Design ... 26

C. Store Location ... 27

D. Minat Konsumen ... 29

E. Brand Image ... 30

F. Lokasi dalam Persspektif Islam... 32

G. Kerangka Pikir... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 34

C. Populasi dan Sampel ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 36

E. Jenis dan Sumber Data ... 37

F. Metode Pengumpulan Data ... 37

G. Metode Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Gambaran Umum Penelitian ... 44

B. Karakteristik Responden ... 46

C. Analisis Dan Olah Data ... 52

D. Analisis dan OLah Statistik ... 61

E. Pembahasan Penelitian ... 66

BAB V KESIMPULAN ... 77

A. Kesimpulan... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Top Brand Index (TBI) Kategori (Penjualan Minuman)... 7

Tabel 1.2 Defenisi Variabel ... 14

Tabel 1.3 Penelitian Terdahulu... 15

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ... 36

Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 46

Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis usia ... 47

Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pekerjaan ... 48

Tabel 4.4 Deskripsi item pernyataan variabel Product Design ... 49

Tabel 4.5 Deskripsi item pernyataan variabel Store Location ... 50

Tabel 4.6 Deskripsi item pernyataan variabel Minat Konsumen ... 51

Tabel 4.7 Deskripsi item pernyataan variabel Brand Image ... 52

Tabel 4.8 Hasil uji validitas ... 53

Tabel 4.9 Hasil uji reliabilitas ... 54

Tabel 4.10 Hasil uji Kolomogrov-Smirnov ... 55

Tabel 4.11 Hasil uji Multikolinearitas ... 56

Tabel 4.12 Hasil uji Durbin-Watson (DW) ... 58

Tabel 4.13 Hasil uji Linear Berganda... 59

Tabel 4.14 Hasil uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60

Tabel 4.15 Hasil uji t (secara parsial) ... 61

Tabel 4.15 Hasil uji Koefisien Determinasi Model II ... 63

Tabel 4.17 Hasil uji Se;isih Mutlak ... 64

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo Minuman Chatime ... 44 Gambar 4.2 Hasil Uji Scatterplot ... 57

(10)

x ABSTRAK

Nama : Muh Yunus Nim : 90200116097

Judul : “Pengaruh Product Design dan Store Location Terhadap Minat Konsumen Pada Minuman Chatime di Kota Makassar Dengan Brand Image Sebagai Moderating Variabel”

Perusahaan yang banyak berkembang di Indonesia adalah bisnis kuliner, Salah satunya adalah Chatime yang merupakan terobosan terbaru di bidang minuman bubble tea. Chatime setiap tahunnya menggunguli minuman bubble mutiara lainnya dengan perbedaan Top brand award yang cukup jauh.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh product design dan store location terhadap Minat Konsumen dengan brand image sebagai moderating variabel. Objek yang diteliti adalah para konsumen minuman Chatime di Kota Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik penarikan sampel sampel menggunakan teknik accidental sampling, dan jumlah yang sampel yang digunakan adalah 100 responden. Teknik pengambilan data yaitu data primer atau data yang diambil langsung dari responden melalui kuesioner. Teknik analisis menggunakan regresi linear berganda. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah Product Design dan Store Location sedangkan variabel dependen adalah Minat Konsumen.

Penelitian ini memproleh hasil bahwa Product Design dan Store Location berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Konsumen konsumen, dan Brand Image dapat memoderasi pengaruh product design dan Store Location terhadap Minat Konsumen konsumen.

Kata Kunci : Product Design, Store Location, Minat Konsumen dan Brand Image

(11)

xi ABSTRACT

The Effect of Product Design and Store Location on Consumer Interest in Chatime Drinks in Makassar City with Brand Image as

Moderating Variable

One of which is Chatime, which is the latest breakthrough in the field of bubble tea drinks. Every year Chatime outperforms other pearl bubble drinks with a significant difference in the Top brand award.

This study aims to determine and explain the effect of product design and store location on repurchase interest with brand image as a moderating variable. The object under study is the Chatime drink consumers in Makassar City.

This research is a quantitative research. The sampling technique used was accidental sampling technique, and the number of samples used was 100 respondents. Data collection techniques are primary data or data taken directly from respondents through questionnaires. The analysis technique uses multiple linear regression. The independent variables in this study are Product Design and Store Location, while the dependent variable is Repurchase Interest.

This research shows that Product Design and Store Location have a positive and significant effect on consumer repurchase interest, and Brand Image can moderate the effect of product design and Store Location on consumer repurchase interest.

Keywords : Product Design, Store Location, Consumer Interest and Brand Image

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar.

Perusahaan dituntut untuk memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya dengan menawarkan atau menjual produk yang berkualitas disertai pelayanan yang baik kepada pelanggannya. Apabila hal tersebut dapat dilakukan, perusahaan akan berkesempatan mendapat keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan pesaing. Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk, 2000). Namun, dilain sisi konsumen juga harus memahami sikapnya dengan melihat dasar hukum yang berlandaskan dari Al-qur’an sebagaimana yang menunjukkan dasar sumber hukum konsumsi yaitu surat Al-A’raf ayat: 31

ۡمُكَتَني ِز ْاوُذُخ َمَداَء ٓيِنَب ََٰي۞

َو ْاوُلُك َو ٖدِج ۡسَم ِّلُك َدنِع ْاوُب َر ۡشٱ

ُهَّنِإ ْْۚا ٓوُف ِر ۡسُت َلَ َو ۥ

َلَ

ُّبِحُي َنيِف ِر ۡسُمۡلٱ

١٣

Terjemahnya:

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (melewati) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih- lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

Kaitannya dengan keputusan pembelian, pemahaman perusahaan mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana (where) membeli, bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barang-barang dan jasa-jasa dibeli.

(13)

Dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen. Konsumen mempunyai peran yang penting bagi perusahaan. Karena dalam eksistensi produk di pasaran sehingga semua kegiatan perusahaan akan diupayakan untuk bisa memposisikan produk agar dapat diterima oleh konsumen. Eksistensi kebutuhan yang berbeda macamnya kemudian menjadi dasar bagi konsumen untuk melakukan tindakan pemilihan atas tersedianya berbagai alternatif produk. Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam kebutuhannya maka produsen harus tanggap untuk melakukan pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginan. Sehingga perusahaan dapat memenuhi dan memuaskan konsumen melalui produk yang ditawarkan.

Perusahaan merupakan suatu bentuk organisasi yang melakukan usaha produksi dengan tujuan melayani kebutuhan masyarakat selaku konsumen, dimana untuk keperluan tersebut suatu perusahaan yang berkedudukan sebagai produsen akan berupaya mengkombinasikan berbagai informasi yang dimiliki untuk menghasilkan suatu produk yang dapat dikonsumsi dan sesuai dengan harapan konsumsen. Pada saat sekarang ini gejala konsumsi bermacam-macam produk telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat kota-kota besar.

Hal ini terlihat dari makin tingginya tingkat konsumsi masyarakat terhadap suatu produk mulai produk pakaian, makanan, minuman, hingga produk otomotif seperti produk sepeda motor dan mobil. Pada dasarnya semakin tinggi tingkat persaingan yang terjadi, maka semakin akan banyak pula pilihan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan harapannya, dan

(14)

sebagai konsekuensi dari perubahan tersebut pelanggan menjadi lebih pintar dan teliti menghadapi setiap produk yang ditawarkan.

Perusahaan harus secara cermat memperhatikan pola perilaku konsumen yang semakin dinamis dan perusahaan juga harus selalu mencari informasi mengenai apa yang diharapkan konsumen dari suatu produk. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat selalu menciptakan produk yang sesuai dengan keinginan calon konsumen. Poin penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat memenangkan suatu persaingan pasar, perusahaan tersebut perlu memperhatikan apa yang melandasi seorang konsumen dalam memilih suatu produk, dalam hal ini adalah minat membeli dari seorang konsumen yang selalu timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan didalam proses evaluasi seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat.

Dalam perkembangan selanjutnya konseumen menjadi faktor kunci penentu atas keberhasilan atau kegagalan suatu usaha didalam memasarkan produknya. Perusahaan harus mampu mengenali secara dini apa yang mejadi kebutuhan dan harapan konsumen saat ini maupun masa yang akan datang.

Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian adalah hal yang penting sebab dengan pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberikan masukan yang bearti bagi perencanaan strategi pemasaran. Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur pemasaran yang terpadu dalam 4P, yaitu product, price, promotion, place yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan

(15)

lingkungan pemasaran serta perubahan perilaku konsumen. Perilaku konsumen mempunyai implikasi sangat luas terhadap perumusan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pokok yang diantaranya adalah pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran serta merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang tepat dari marketing mix agar kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan.

Keputusan pembelian adalah tahapan dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya, (Suharno, 2010:96). Keputusan pembelian yang dilakukan oleh seorang konsumen dilakukan atas dasar keinginan dan kebutuhannya terhadap suatu produk. Hal tersebut tentu akan terlihat dari unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Tuntutan terhadap lokasi toko menjadi salah satu strategi pelaku bisnis untuk membangun perilaku konsumen dan membentuk suatu keputusan pembelian.

Tjiptono (2002) menjelaskan bahwa di dalam pemilihan lokasi toko diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat meliputi kemudahan (acces) atau kemudahan untuk dijangkau dengan sarana trasnportasi umum, (visibilitas) yang baik yaitu keberadaan lokasi toko yang dapat dilihat dengan jelas, lokasi toko berada pada lalu lintas (traffic) atau berada pada daerah yang banyak orang berlalu lalang yang dapat memberikan peluang terjadinya keputusan pembelian, lingkungan sekitar mendukung barang dan jasa yang ditawar kadang jauh dari lokasi toko pesaing. Lokasi toko menjadi sangat penting bagi konsumen karena pengaruh tempat, keamanan toko akan menjadi pedoman untuk mengukur

(16)

kesesuaian konsumen yang diterima dengan pengorbanan yang telah diberikan baik berupa uang maupun pengorbanan tertentu. Konsumen juga akan menjadikan lokasi toko sebagai salah satu standar untuk pengambilan keputusan.

Menurut Lupiyoadi (2009:42), mengemukakan lokasi berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatan.

Maka suatu lokasi yang dekat, mudah dijangkau dan mudah ditemui akan meningkatkan keputusan pembelian konsumen. Di dalam langkah promosi yang dilakukan oleh perusahaan dan tepat dalam menarik hati pelanggan maka terciptalah keputusan pembelian oleh konsumen yang dimana pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya, (Setiadi ,2010:332). Didalam berbagai aspek promosi yang ada dalam menarik perhatian dari pelanggan maka terciptalah keputusan pelanggan untuk membeli produk tersebut. Setelah konsumen memperoleh informasi tentang suatu produk melalui promosi maka konsumen atau pelanggan dapat dengan mudah menentukan atau memutuskan produk yang akan dibelinya berdasarakan kualifikasi produk yang diinginkan melalui promosi.

Perusahaan yang banyak berkembang di Indonesia adalah bisnis kuliner, Salah satunya adalah Chatime yang merupakan terobosan terbaru di bidang minuman bubble tea. Minuman Chatime membawa perusahaan waralaba dari Taiwan ini untuk dikenalkan pertama kali di Indonesia. Konsep tea yang di terapkan oleh Chatime di Indonesia sudah diterapkan di Taiwan sejak lama dan bukan merupakan hal yang baru nama Chatime berasal dari bahasa Mandarin

(17)

dimana “cha” artinya teh“time” artinya waktu maka diartikan sebagai waktu yang tepat untuk menikmati teh.

Minuman bubble mutiara saat ini banyak diminati masyarakat khususnya para anak muda, selain itu minuman bubble mutiara ini banyak pesaing yang datang namun tea bublle Chatime ini berhasil mengalahkan minuman tea lainnya yang sudah lebih lama memproduksi. setiap produsen minuman bubble disarankan untuk tanggap mengenai atribut produk harga, dan promosi agar konsumen memutuskan untuk membeli. Chatime sudah berjalan 8 tahun, pertama kali dibuka di Indonesia pada tahun 2011, dan merupakan bagian dari Bisnis Kawan Lama Retail dan PT. Foods Beverages Indonesia, sebagai master franchise nya Maraknya bisnis minuman tea bubble mengakibatkan beberapa produsen minuman tea bubble tidak mampu bertahan akibat banyaknya pesaing baru yang menjual.

Chatime merupakan salah satu dari sekian banyak merek minuman bubble mutiara di malang yang sangat direkomendasikan untuk menjadi buruan konsumen saat santai maupun dalam beraktivitas. Chatime berhasil mengimbangi seniornya di pasar, bahkan lebih menonjol dan mengalahkan produk minuman bubble tea lainnya. yang membedakan Chatime dari pesaingnya adalah Chatime tidak menggunakan tea instan seperti minuman bubble mutiara umumnya.

Chatime menawarkan berbagai seri varian antara lain Mellow Milk Tea yang menjadi menu andalan Chatime, Oriental Pop Tea, QQ Jelly, Smoothies Series, Energetic Healthy Juice, Fresh Tea, Chatime Special Mix, Coffee, dan Mousse.

(18)

Menu kopi dan smoothies yang disediakan Chatime sebagai variasi menu lain bagi konsumen yang ingin menikmati minuman selain tea.

Sebagian besar bahan-bahan dasar yang digunakan oleh Chatime di Indonesia di impor langsung dari Taiwan, seperti tea dan sirup demi menjaga kualitas rasa tea yang autentik dari Taiwan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Top Brand Fase 1. Chatime mencatatkan diri sebagai minuman bubble mutiara paling populer karena Chatime berhasil menduduki peringkat pertama dibandingkan dengan pesaing lainnya. Chatime telah berhasil menjadi top brand award pada kategori minuman bubble tea mutiara di Indonesia. data dapat dilihat dari tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Index Penjualan Minuman

No Merek Brand

TBI Pertahun

2015 2016 2017 2018 2019 2020

1. Chatime 19.6 % 37.2 % 46.6 % 44.88 % 56.0 % 57.5 % 2. Hop-hop 39.0 % 23.1 % 22.5 % 30.74 % 12.5 % 12.4 % 3. Lup-lup 3.9 % 6.2 % 5.8 % 6.31 % 11.9 % 11.5 %

4. Quickly 3.4 % - 3.2 % 2.01 % 3.1 % 2.7

5. Honolulu 1.5 % - - - - -

6. Bubbleology 1.3 - - - - -

7. Calais - 3.5 % - - - -

8. Chill Bubble

Tea - - - - 4.5 % 2.7 %

Sumber : top brand award

(19)

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa Chatime setiap tahunnya menggunguli minuman bubble mutiara lainnya dengan perbedaan Top brand award yang cukup jauh. Top brand index mengartikan bahwa merek produk yang memiliki tingkat penjualan tertinggi tiap tahun nya. Maka akan mendpatkan kategori top pada brand kategori minuman ter top. Hop-Hop berada pada posisi kedua dari Chatime dengan jumlah index 30.7%. Saat ini Chatime bisa disebut memenangkan persaingan dengan minuman bublle mutiara lainnya. indikasi awal bahwa Chatime memiliki strategi penjualan yang baik. Chatime pada tahun 2017 menjadi index yang pertama namun pada tahun 2018 mengalami penurunan tetapi masih menjadi top brand award pertama.

Chatime merupakan minuman tea bubble mutiara yang populer perusahaan menemukan kendala pada cara menyajikan pada konsumen yang mana bentuk yang sama dengan produk minuman bubble yang lainnya namun berhasil memberikan rasa yang sangat berbeda dengan minuman produk lainnya. Adanya merek lain yang menjadi pesaing maka, Sebagai bentuk tanggung jawab untuk meningkatkan atribut produk harga dan promosi pelanggan yang berimbas kepada keputusan pembelian, Chatime membuat promosi melakukan diskon, kupon.

Sebagai salah satu upaya untuk memberikan reward kepada pelanggan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada fenomena yang terjadi di masyarakat oleh karena itu agar penelitian ini lebih fokus. maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul terhadap bagaimana “ Pengaruh Product Design dan Store Location terhadap Minat Konsumen pada Minuman

(20)

Kekinian di Kota Makassar dengan Brand Image sebagai Variabel Moderating ”

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Product Design berpengaruh terhadap minat beli pada minuman kekinian di kota Makassar?

2. Apakah Store Location berpengaruh terhadap minat beli pada minuman kekinian di kota Makassar?

3. Apakah Product Design berpengaruh terhadap minat beli pada minuman kekinian di kota Makassar dengan Brand Image Sebagai Variabel Moderating?

4. Apakah Store Location berpengaruh terhadap minat beli pada minuman kekinian di kota Makassar dengan Brand Image Sebagai Variabel Moderating?

C. Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Product Design terhadap Minat Konsumen

Desain adalah pemberian penampilan atau tentuan yang berbeda pada suatu produk (Kotler, 2005). Menurut (Saladin, 2007) desain merupakan bagian dari teksnis pengembangan produk. Desain juga dapat dikatakan suatu perencanaan atau perancangan yang dilakukan sebelum pembuatan suatu objek, sistem, komponen, atau struktur. Pendapat lain mengatakan arti desain adalah proses perencanaan atau perancangan suatu objek yang bertujuan agar objek yang diciptakan memiliki fungsi, memiliki nilai keindahan, dan berguna bagi manusia.

(21)

Secara etimologis istilah desain berasal dari bahasa Inggris, yaitu “design” yang artinya reka rupa, rencana, atau rancangan. Di dalam proses desain akan memperhitungkan berbagai aspek, seperti; estetika, fungsi, dan berbagai aspek lainnya yang diperoleh dari riset dan pemikiran manusia. Desain produk salah satu faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih batik karena desain dari suatu produk akan mempengaruhi penampilan, seperti yang dikemukakan oleh Kotler bahwa desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen (Kotler, 2005 : 332).

Berdasarkan pejelasan diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu:

H1 : Di duga Product Design Berpengaruh Positif Terhadap Minat Konsumen 2. Pengaruh Store Location terhadap Minat Konsumen

Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang - barang dagangannya. Definisi lokasi adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya.

Menurut Nugroho dan Paramito (2009), suatu lokasi disebut strategis bila berada dipusat kota, kepadatan populasi, kemudahan mencapainya menyangkut kemudahan transportasi umum, kelancaran lalu lintas dan arahnya tidak membingungkan konsumen. Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau. Berdasarkan pejelasan diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu:

(22)

Berdasarkan pejelasan diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu:

H2 : Di duga Store location berpengaruh positif terhadap minat beli

3. Pengaruh Product Design terhadap Minat Beli dengan Brand Image sebagai Variabel Moderating

Kotler mengatakan “desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen” (Kotler, 2005 : 332). Produk hasil desain produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan pada nilai-nilai keunikan (uniqueness), estetika (keindahan), seni (art), adiluhung, berharkat tinggi, khusus, khas, dan kehalusan rasa sebagai unsur dasar. Sementara dalam pemenuhan fungsinya lebuh menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur, atau pun sandang (Palgunadi, 2007 :32).

Brand image juga menjadi pertimbangan dalam menentukan sebuah pembelian. Hal ini dikarenakan merek merupakan sarana dalam mengenali sebuah produk yang sudah tertancap dalam benak pelanggan. 5 Selain itu, pelanggan beranggapan bahwa merek yang mempunyai citra yang baik mempunyai kualitas yang baik pula dan sebaliknya. Kotler dan Keller (Tawarik: 2014) menyatakan bahwa citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.

Berdasarkan pejelasan diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu:

(23)

H3. Product Design terhadap minat beli dengan Brand Image Sebagai Variabel Moderating

4. Pengaruh Store Location terhadap Minat Beli dengan Brand Image sebagai Variabel Moderating

Peter dan Olson (2000) juga menyatakan bahwa keuntungan besar bagi toko eceran yang berlokasi toko dipusat perbelanjaan atau mal adalah peningkatan kemampuan konsumen untuk mengetahui lokasi toko, sekaligus mendapat lalu lintas berbelanja tambahan terhadap kehadiran toko lain. Lokasi toko adalah tempat dimana perusahaan harus bermarkas melakukan operasi, (Lupiyoadi, 2001).

Kotler dan Keller (Tawarik: 2014) menyatakan bahwa citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen.

Berdasarkan pejelasan diatas maka hipotesis pertama dalam penelitian ini yaitu:

H4. Di duga Store Location terhadap minat beli dengan Brand Image Sebagai Variabel Moderating

D. Definisi Operasioanal Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyono, 2016:38). Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih penulis yaitu Pengaruh Design Produc dan Store Location Terhadap Minat Konsumen Pada Minuman Chatime di Kota

(24)

Makassar Dengan Brand Image Sebagai Moderating Variabel, maka penulis mengelompokkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini menjadi variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012). Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu: Product Design dan Store Location.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2012). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen pada penelitian ini adalah Minat Konsumen (Y). Pengambilan keputusan investasi adalah jenis keputusan investasi yang diambil seorang investor sebagai hasil respon atas informasi yang diterima, (Wulandari dan Iramani, 2014).

3. Variable moderating

Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain atau juga variabel moderating merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen kamungkinan positif atau negatif

(25)

dalam hal ini tergantung pada variabel moderatin.Sebagai contoh: seorang suami menyangi istrinya. Dengan hadirnya seorang anak, maka rasa syang tersebut bertambah. Berarti variabel anak merupakan moderating antara rasa sayang suami terhadap istri. Contoh lain: kompensasi memperkuat pengaruh anatar kepuasan kerja terhadap kinerja. Artinya kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja dan adanya kompensasi yang tinggi maka pengaruh anatara kepuasan kerja terhadap kinerja menjadi lebih meningkat. Dalam hal ini, kompensasi bisa saja berpengaruh terhadap kinerja bisa saja tidak.

Tabel 1.2 Definisi Variabel

No Variabel Definisi

1 Design Product (X1) Desain produk (desigin product) adalah salah satu unsrur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya (Prastywibowo, 1999: 5) . Sehingga di sini Peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh desain produk minuman Chatime terhadap calon konsumen.

2 Store Location (X2) Lokasi toko (Store Location) adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya, Menurut Tjiptono (2006) lokasi akan sangat menentukan kesuksesan suatu jasa karena memiliki hubungan erat dengan pasar potensial yang akan

(26)

dituju.

3 Minat Konsumen (Y1) Minat beli timbul setelah adanya proses evaluasi alternatif dan di dalam proses evaluasi, seseorang akan membuat suatu rangkaian pilihan mengenai produk yang hendak dibeli atas dasar merek maupun minat (Kotler, Bowen dan Mankes, 1999:

156).

4 Brand image Brand image merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian (Setiadi, 2003).

E. Penelitian Terdahulu

Tabel 1.3 Penelitian terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 Arinda oktavian

(2019)

Pengaruh faktor lingungan, faktor desain dan faktor sosal terhadap pembelian ulang pelanggan pit-stop kopi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil persamaan y = 1,634 + 0,221x1 + 0,204x2 + 0,274x3 + e tersebut menunjukkan bahwa faktor lingkungan, faktor desain dan faktor sosial berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap Minat Konsumen dalam membeli minuman dan makanan di pit- stop kopi

2 Nur Pengaruh promosi, Berdasarkan analisis scara

(27)

achidah1),m mukery warso 2 ) leonardo budi hasiolan 3) (2016)

harga, dan desain terhadap keputusan pembelian sepeda motor mio gt (study empiris pada produk yamaha mio gt di weleri-kendal)

parsial, ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel independen (promosi, harga dan desain) mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian motor yamaha mio gt di weleri- kendal.

3 Stefanus mahesa

martawandana (2017)

Pengaruh store location dan store atmosphere terhadap minat beli konsumen di toko sembilan dan toko genius sukabumi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa store location dan store atmosphere berpengaruh postif terhadap keputusan investasi. Sedangkan illusion of control tidak berpengaruh 4 Muhammad

nurhadi alfath (2018)

Pengaruh store image dan store location terhadap keputusan

pembelian pada

pengunjung toko budiman di bukittinggi

Store location memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Hal ini

dikarenakan dalam

melakukan pembelian 73 konsumen

mempertimbangkan lokasi yang terdiri dari visibility yang memudahkan konsumen dalam menemukan toko, accebility yang merupakan kemudahan konsumen untuk dapat mencapai lokasi toko, serta parking yang merupakan ketersediaan lahan parkir yang memadai disaat konsumen datang ke toko 5 Yesi apriyani

(2010)

Pengaruh brand image, harga dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian ulang pizza hut di kota padang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka untuk meningkatkan keputusan pembelian ulang pizza hut di kota padang penulis menyarankan kepada pimpinan pizza hut untuk:

memperhatikan strategi penetapan harga dengan cara menyesuaikan dengan daya

(28)

beli konsumen di kota padang F. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari peneltian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Apakah Product Design berpengaruh Terhadap Minat Beli konsumen

b. Untuk mengetahui apakah Store Location berpengaruh terhadap Minat Beli konsumen

c. Untuk mengetahui apakah Product Design berpengaruh terhadap Minat beli konsumen dan dimoderasi Brand Image

d. Untuk mengetahui apakah store location berpengaruh terhadap minat beli konsumen dan dimoderasi Brand Image

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Bagi akademis, dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh variable diatas sehingga menjadi bahan rujukan

b. Bagi peneliti selanjutnya, dapat menjadi bahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan judul skripsi serupa c. Bagi pelaku usaha, dapat menjadi pedoman dalam melakukan strategi

pada bisnisnya, perbaikan kinerja maupun melakukan inovasi pada usahanya

(29)

d. Bagi konsumen, dapat menjadi bahann pertimbangan dalam memilihn suatu produk dan lokasi dalam memutuskan suatu pembelian

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang utuh dalam penulisan penelitian ini, maka disusunlah suatu sistematika penulisan yang berisi mengenai informasi serta hal-hal yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan rumusan masalah yang menjadi landasan dasar utama latar belakang penelitian ini. Kemudian selanjutnya, disusun hipotesis dan diakhiri dengan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori dan penelitian terdahulu yang ada kemiripan obyeknya atau permasalahan, yang bisa jadi ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka diperlukan untuk menjamin agar penelitian tersebut benar-benar origina, bukan plagiasi, bahkan sekedar pengulangan atas apa yang pernah diteliti oleh orang lain.

BAB III: Metode Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan mengenai variabel-variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan populasi dan sampel, instrumen penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam menganalisis data yang telah diperoleh.

BAB IV : Analisis dan Pembahasan

(30)

Pada bab ini akan diuraikan tentang analisis data dan pembahasan dari hasil data yang diperoleh dari data yang telah diolah dengan menggunakan metode-metode yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB V : Penutup

Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dari hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian yang akan diteliti.

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen melalui beberapa tahap terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan masalah, (2) pencarian informasi. (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli atau tidak, (5) perilaku pascapembelian. Pengertian lain tentang Keputusan pembelian menurut (Schiffman dan Kanuk (2000: 437) adalah

“The selection of an option from two or alternative choice”. Dapat diartikan, keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada. Berdasarkan definisi diatas disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Pengambilan keputusan dapat juga didefinisikan sebagai suatu respon terhadap suatu masalah, dimana masalah mrupakan kesenjangan antara keadaan yang terjadi dengan keadaan yang diinginkan (Robbins, 1996, hal.134).

Dalam islam, proses pengambilan keputusan ini diterangkan dalam beberapa ayat al-qur’an yang lebih bersifat umum, artinya bisa diterapkan dalam segala aktivitas selain itu konsep pengambilan keputusan dalam islam lebih ditekankan pada sikap adil hal ini disandarkan pada contoh sikap hakim yang harus tegas dan

20

(32)

adil dalam memutuskan suatu perkara peradilan. Sebagaimana tertuang dalam surah Al-Imran ayat 159 :

اَمِبَف َنِّم ٖةَم ۡح َر َِّللّٱ

َظيِل َغ اًّّظَف َتنُك ۡوَل َو ۡۖۡمُهَل َتنِل ِب ۡلَق ۡلٱ

َلَ

ْاوََُُّّن َف َۡۖكِل ۡو َح ۡنِم

ُف ۡعٱ

َو ۡمُه ۡن َع ۡرَِ ۡغَت ۡسٱ

يِف ۡمُه ۡرِواَش َو ۡمُهَل ِۡۖر ۡمَ ۡلۡٱ

ىَل َع ۡلَّك َوَتَف َت ۡم َزَع ا َذِإَف َِّْۚللّٱ

َّنِإ ََّللّٱ ُّبِحُي

ِّك َوَتُم ۡلٱ َنيِل ٣٥١

Terjemahnya:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya”.

Menurut Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa lima peran individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu: Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri. Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya, kapan dan dimana membelinya. Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa yang dibeli. Sebuah perusahaan perlu mengenai peranan tersebut karena semua peranan mengandung implikasi guna merancang produk, menentukan pesan dan

(33)

mengalokasikan biaya anggaran promosi serta membuat program pemasaran yang sesuai dengan pembeli. Faktor-Faktor yang mmpengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen.

Menurut Phillip Kotler (2003:202) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh empat faktor, diantaranya sebagai berikut: Faktor budaya udaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh akan mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Contohnya pada anak-anak yang dibesarkan di Amerika Serikat sangat terpengaruh dengan nilai-nilai sebagai berikut: prestasi, aktivitas, efisiensi, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme, kebebasan, humanisme, dan berjiwa muda.

Masing-masing sub budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok, ras, dan wilayah geografis. Pada dasaranya dalam sebuah tatanan kehidupan dalam bermasyarakat terdapat sebuah tingkatan (strata) sosial. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, perilaku dalam berbusana, cara bicara, rekreasi dan lain-lainya.

Faktor sosial selain faktor budaya, perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh aktor sosial diantarannya sebagai berikut. Kelompok acuan, kelompok acuan dalam perilaku pembelian konsumen dapat diartikan sebagai kelompok yang yang dapat memberikan pengaruh secara langsung atau tidak

(34)

langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok ini biasanya disebut dengan kelompok keanggotaan, yaitu sebuah kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung terhadap seseorang. Adapun anggota kelompok ini biasanya merupakan anggota dari kelompok primer seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja yang berinteraksi dengan secara langsung dan terus menerus dalam keadaan yang informal. Tidak hanya kelompok primer, kelompok sekunder yang biasanya terdiri dari kelompok keagamaan, profesi dan asosiasi perdagangan juga dapat disebut sebagai kelompok keanggotaan.

Keluarga dalam sebuah organisasi pembelian konsumen, keluarga dibedakan menjadi dua bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarg orientas. Keluarga jenis ini terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang yang dapat memberikan orientasi agam, politik dan ekonomi serta ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Kedua, keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki seseorang. Keluarga jenis ini biasa dikenal dengan keluarga prokreasi.

Peran dan status Hal selanjutnya yang dapat menjadi faktor sosial yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian seseorang adalah peran dan status mereka di dalam masyarakat. Semakin tinggi peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat berdampak pada perilaku pembeliannya. Contoh seorang direktur disebuah perusahaan tentunya memiliki status yang lebih tinggi dibandingkan dengan seorang supervisor, begitu pula dalam perilaku pembeliannya. Tentunya, seorang direktur perusahaan akan melakukan pembelian

(35)

terhadap merek-merek yang berharga lebih mahal dibandingkan dengan merek lainnya.

Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakterisitik pribadi diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep-diri pembeli.

1. Usia dan siklus hidup keluarga orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya yang dimana setiap kegiatan konsumsi ini dipengaruhi oleh siklus hidup keluarga.

2. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi : Pekerjaan dan lingkungan ekonomi seseorang dapat mempengaruhi pola konsumsinya. Cotohnya, direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan diklub khusus, dan membeli mobil mewah.

3. Selain itu, biasanya pemilihan produk juga dilakukan berdasarkan oleh keadaan ekonomi seseorang seperti besaran penghasilan yang dimiliki, jumlah tabungan, utang dan sikap terhadap belanja atau menabung.

4. Gaya hidup dapat diartikan sebagai sebuah pola hidup seseorang yang terungkap dalam aktivitas, minat dan opininya yang terbentuk melalui sebuah kelas sosial, dan pekerjaan. Tetapi, kelas sosial dan pekerjaan yang sama tidak menjamin munculnya sebuah gaya hidup yang sama.

Melihat hal ini sebagai sebuah peluang dalam kegiatan pemasaran, banyak pemasar yang mengarahkan merek mereka kepada gaya hidup seseorang. Contohnya, perusahaan telepon seluler berbagai merek

(36)

berlomba-lomba menjadikan produknya sesuai dengan berbagai gaya hidup remaja yang modern dan dinamis seperti munculnya telepon selular dengan fitur multimedia yang ditujukan untuk kalangan muda yang kegiatan tidak dapat lepas dari berbagai hal multimedia seperti aplikasi pemutar suara, video, kamera dan sebagainya. Atau kalangan bisnis yang menginginkan telepon selular yang dapat menujang berbagai kegiatan bisnis mereka.

5. Kepribadian Setiap orang memiliki berbagai macam karakteristik kepribadian yang bebeda-beda yang dapat mempengaruhi aktivitas kegiatan pembeliannya. Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang berbeda yang menghasilkan sebuah tanggapan relatif konsiten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya.

Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri dan kemapuan beradaptsi (Harold H kasarjian 1981:160). Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Hal ini disebakan karena beberapa kalangan konsumen akan memilih merek yang cocok dengan kepribadiannya.

6. Terakhir, faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen adalah faktor psikologis.

(37)

B. Produc Design

Desain (design) adalah kegiatan kreatif untuk merencanakan dan merancang sesuatu yang umumnya fungsional dan tidak ada sebelumnya dalam rangka menyelesaikan suatu masalah tertentu agar memiliki nilai lebih dan menjadi lebih bermanfaat bagi penggunanya.

Pernyataan tersebut diperkuat oleh salah satu pakar desain JB Reswick yang berpendapat bahwa desain adalah kegiatan kreatif yang melibatkan penciptaan sesuatu yang baru dan berguna yang belum ada sebelumnya.

Namun pengertian desain tidak hanya sesederhana itu, karena desain terbentuk dari berbagai konteks pembentuknya. Mulai dari definisi kamus, tujuan, fungsi bahkan ke faktor ekstrinsik lain seperti penerimaannya secara sosial.

Maka sebaiknya kita menelusuri satu-persatu pengertian desain berdasarkan unsur pembentuknya, dimulai dari pengertian yang paling mendasar, yaitu dari makna kata-nya sendiri atau secara leksikal (definisi kamus bahasa).

Kata “Desain” adalah kata baru yang indonesiakan dari bahasa inggris: design. Sebetulnya kata “Rancang” atau “Merancang” adalah terjemahan yang dapat digunakan. Namun dalam perkembangannya kata

“Desain” menggeser makna kata “Rancang” karena kata tersebut tidak dapat mewadahi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi atau kompet ensi Desainer ( Sachari, 2000).

(38)

Melalui kajian etimologi, diketahui bahwa Design berasal dari bahasa latin yaitu designare yang berarti membuat, membentuk, menandai, menunjuk. Pengertian Design sendiri dalam Kamus Oxford adalah Rencana atau gambar yang dibuat untuk memperlihatkan tampilan dan fungsi dari bangunan, pakaian, atau objek lainnya sebelum benar-benar dibuat. Selain itu, oxford juga mencantumkan opsi definisi lain untuk desain, yaitu: “corak dekoratif”. Sementara itu ketika diserap dan digunakan oleh Bahasa Indonesia, berdasarkan KBBI makna Design menjadi: (1) kerangka, bentuk;

rancangan, (2) motif, pola; corak.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengertian desain adalah perencanaan dan perancangan untuk membuat suatu benda, baik dari segi tampilan maupun fungsinya. Desain juga dapat berarti benda atau gambar/grafis hasil dari kegiatan desain itu sendiri.

Ternyata, desain sendiri dapat berarti benda atau gambar yang dihasilkannya sendiri, bukan hanya prosesnya. Selain itu, ternyata sesuatu yang dihasilkan oleh desain juga dapat berupa gambar/pola/corak, bukan hanya benda. Maka harus kita telusuri, sebetulnya apa saja yang dapat dihasilkan oleh desain.

C. Store Location

Store Location atau lokasi toko adalah tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa yang mementingkan segi ekonominya, Menurut Tjiptono (2006:45) lokasi akan sangat menentukan kesuksesan suatu jasa karena memiliki hubungan yang erat dengan

(39)

pasar potensial yang akan dituju. Salah memilih lokasi perusahaan akan berakibat fatal bagi perusahaan. Menurut Tjiptono (2006) dalam Aprih Santoso dan Widowati(2011: 183) variabel lokasi lebih memakai indikator berikut :

1. Keterjangkauan lokasi, yaitu tingkat kemudahan yang dapat dijangkau konsumen dari tempattinggal konsumen ke lokasi restoran.

2. Kelancaran akses menuju lokasi,yaitu mudah atau tidaknya konsumen untuk mencapai lokasi restoran maupun untuk mencapai lokasi restoran lainnya yang ditentukan infrastruktur jalan maupun transportasi.

3. Kedekatan lokasi, yaitu kedekatan/jarak antara restoran ke tempat tinggal konsumen maupun kedekatan antara restoran dengan restoran lainnya. Lokasi merupakan tempat melayani konsumen, dapat pula diartikan sebagai tempat untuk memajangkan barang-barang dagangannya. Penentuan lokasi adalah strategi utama dalam usaha ritel. Lokasi yang strategis akan menjadi jalan pembuka yang menentukan kesuksesan sebuah usaha ritel. Banyak pengusaha ritel yang terkadang kurang memahami pentingnya lokasi ketika membuka usaha ritel sehingga tidak melakukan survei lokasi dan menyusun strategi yang tepat dalam pemilihan lokasi tersebut.

Beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk menilai suatu lokasi yang strategis adalah sebagai beriku.

1. Letak lokasi yang berada atau disekitar (dekat dengan) pusat aktivitas perdagangan dan perkantoran. Letak lokasi ini menjadi strategis karena umumnya dipusat perdagangan dan perkantoran terdapat traffic yang sangat tinggi.

(40)

2. Kedekatan lokasi dengan target pasar Sebuah lokasi dikatakan strategis bila mudah dijangkau target pasar atau konsumen.

3. Terlihat jelas dari sisi jalan Lokasi yang baik berarti mempermudah konsumen dalam melihat, mencari, dan menemukan usaha ritel ini. Dengan kata lain, lokasi yang baik memiliki akses yang tinggi.

4. Akses ke lokasi baik akses sangat mempengaruhi nilai strategis suatu lokasi. Kriteria akses yang baik misalnya jalan yang beraspal baik, mulus, tidak bergelombang, dan tidak berlubang, adanya pola rute jalan yang teratur dan tidak semrawut, serta bebas dari ancaman banjir pada musim hujan.

D. Minat Konsumen

Minat pembelian ulang adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk, karena adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari suatu produk. Merk yang sudah melekat dalam hati pelanggan akan menyebabkan pelanggan melanjutkan pembelian atau pembelian ulang. Pemasar pada umumnya menginginkan pelanggan yang dicptakan dapat dipertahannkan selamanya.

Mengingat perubahan-perubahan yang terjadi setiap saat, baik perubahan pada diri pelanggan seperti selera maupun aspek psikologis, social dan cultural pelanggan yang berdampak pada proses keputusan membeli ulang. Daya beli konsumen yang menurun tajam mengkondisikan konsumen pada situasi yang lebih terbatas menyangkut pilihan produk yang diinginkannya. Meskipun pemasar sudah memiliki segmen pelanggan yang dianggap loyal dalam kondisi krisis, pemasar tetap perlu memberikan perhatian tentang loyalitas pelanggan agar tidak

(41)

terjadi perpindahan merk. Kepedulian terhadap perilaku pelanggan Dalam research paper Augusty F disampaikan bahwa suatu studi mengenai budaya perusahaan (Corporate Culture) adalah banyak penelitian yang menghasilkan basis teoritis untuk membuat proposisi bahwa market orientation memberikan pengaruh pada naik turunnya kinerja perusahaan yang pada saatnya ada minat pembelian ulang.

E. Brand image

Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.

Setiadi (2003) berpendapat: Citra merek mengacu pada skema memori akan sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan, penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan/atau karakteristik pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah apa yang konsumen pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek (hlm.180).

Image konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi dasar untuk membangun citra perusahaan yang positif. Pengertian citra menurut Kotler (2002) bahwa “Citra adalah seperngkat keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki

(42)

oleh seseorang terhadap suatu objek” (hlm.629). Menurut Kotler dalam Simamora (2003) “syarat merek yang kuat adalah brand image”(hlm.37). Namun ia mempertajam brand image itu sebagai posisi merek (brand position), yaitu brand image yang jelas berbeda unggul secara relatif dibanding pesaing. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai penaglaman yang cukup dengan realitas baru. Realitas baru yang dimaksud yaitu bahwa sebenarnya organisasi bekerja lebih efektif dan mempunyai kinerja yang baik.

Brand image atau brand description, yakni deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu (Tjiptono, 2005: 49). Menurut Kotler, Armstrong (2001) “Brand image adalah keyakinan tentang merek tertentu” (hlm.225). Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen.

Citra merek meliputi pengetahuan dan kepercayaan akan atribut merek (aspek kognitif), konsekuensi dari penggunaan merek tersebut, dan situasi penggunaan yang sesuai, begitu juga dengan evaluasi, perasaan dan emosi yang diasosiasikan dengan merek tersebut (aspek afektif). Citra merek didefinisikan sebagai persepsi konsumen dan preferensi terhadap merek, sebagaimana yang direfleksikan oleh berbagai macam asosiasi merek yang ada dalam ingatan konsumen. Meskipun asosiasi merek dapat terjadi dalam berbagai macam bentuk tapi dapat dibedakan menjadi asosiasi performansi dan asosiasi imajeri yang berhubungan dengan atribut dan kelebihan merek.

(43)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa brand image merupakan serangkaian kepercayaan konsumen tentang merek tertentu sehingga asosiasi merek tersebut melekat di benak konsumen.

F. Lokasi Dalam Perspektif Islam

Pemilihan lokasi yang baik adalah salah satu yang harus diperhatikan oleh wirausaha atau pedagang, agar usahanya dapat terlihat strategis dalam memperoleh pelanggan, sehingga terdapat beberapa pertimbangan yang akan dipikirkan untuk menentukan lokasi yang tepat.

Penentuan lokasi tersebut harus diperhatikan oleh pedagang karena tidak akan pernah lepas dari tanggungjawab dari lingkungan sekitarnya, dengan melihat bahwa tidak akan merugikan lingkungan sekitarnya, dan melakukan kerusakan.

Islam merupakan agama yang megatur semua aspek dimuka bumi dan salah satunya adalah bagaimana manusia melindungi dan menjaga lingkungan, serta tidak mencoba merusaknya. Hal ini merupakan salah satu ajaran Islam, yaitu melarang melakukan kerusakan lingkungan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf/7:56.

َلَ َو يِف ْاوُد ِس َُۡت ِض ۡرَ ۡلۡٱ

َو اَهِح ََٰل ۡصِإ َد ۡعَب

ُهوُع ۡدٱ َتَم ۡح َر َّنِإ ْۚاًّعَمَط َو ا ٗف ۡو َخ

َِّللّٱ ٞبي ِرَق

َنِّم َنيِن ِس ۡحُم ۡلٱ ٥٥

Terjemahannya :

“dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” sumber: Al-Qur’an (Kementrian Agama RI).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah telah memberikan begitu banyak kenikmatakn pada kita, baik itu dari langit maupun dari bumi. Oleh sebab itu

(44)

Allah memerintahkan manusia untuk tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah menciptakan alam ini dengan sempurna, penuh harmoni, serasi dan sangat seimbang untuk mencukupi kebutuhan makhluknya. Jadi kekitika kita ingin membuka usaha jangan sampai kita merugikan orang lain atau bahkan sampai merusak lingkungan.

G. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

= product Design berpengaruh terhadap Minat Konsumen

= Store Location berpengaruh terhadap Minat Konsumen

= Brand Image memoderasi pengaruh Product Design terhadap Minat Konsumen

= Brand Image memoderasi pengaruh Store Location terhadap Minat Konsumen.

Product Design (X1)

Store Location (X2)

Brand Image (Z)

Minat Konsumen (Y)

(45)

34 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah-satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya (Sugiyono,2013). Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan ( Indriantoro dan Supomo, 2014).

Pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Tujuan penelitian asosiatif dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh product design dan store location terhadap Minat Konsumen pada minuman chatime di kota makassar dengan brand image sebagai moderating variabel.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kota Makassar. Lokasi penelitian ini dipilih dengan pertimbangan bahwa peneliti mudah memperoleh data penelitian, baik yang bersifat data primer maupun data sekunder. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2020.

(46)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan di duga (Mantra, 2004:96). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi populasi atau studi sensus (Sabar, 2007). Populasi dalam penelitian ini ialah konsumen produk Chatime di Kota Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2018: 149). Teknik pengambilan sampel penelitian yaitu dengan metode Non Probability Sampling dengan cara Purposive Sampling dan accidental sampling (Sugiyono, 2014: 84-85).. Purposive Sampling adalah penentuan sampel berdasarkan pada karakteristik yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan penelitian.

Penentuan jumlah sampel yang representative menurut Hair et al. (dalam Kiswait, 2010) adalah tergantung pada jumlah indikator dikali 5 sampai 10.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah : Sampel = jumlah indikator x 9 = 11 x 9

= 99 dibulatkan menjadi 100.

(47)

Berdasarkan perhitungan diatas adalah 100 sampel, maka jumlah sampel minimun menggunakan 100 sampel responden.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Isntrumen penelitian ini menggunakan kuesioner, pemberian skor atau penilaian ini digunakan dalam skala likert yang merupakan salah satu cara untuk mengukur pendapat atau persepsi seseorang atau sekelompok orang. Data dioloah dengan menggunakan skala likert dengan jawaban atas pertanyaan yaitu skala nilai 1-5 yaitu (Rosady, 2003).

1. Untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5 2. Untuk jawaban setuju (S) diberi skor 4

3. Untuk jawaban kurang setuju (KS) diberi skor 3 4. Untuk jawaban tidak setuju (TS) diberi skor 2

5. Untuk jawaban tidak sangat setuju (STS) diberi skor 1 Tabel 3.1

Instrumen Penelitian

No Variabel Indikator Skala Ukur

1 Design product (x1) 1. Rasa/aroma yang khas 2. Tekstur lembut

Likert

2 Store location (x2) 1. Lokasi mudah dijangkau konsumen 2. Berada di

tengah-tengah pusat

perbelanjaan terkini (mall) 3. Geraynya

gampang terlihat

Likert

(48)

3 Minat beli (y1) 1. Mencari informasi mengenai produk atau tempatnya 2. Ingin membeli 3. Mendatangi

lokasi produk 4. Memilih lokasi

produk

Likert

4 Brand image 1. Produk yang terkenal 2. Keunikan

produk

Likert

E. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Umar Husein, 2014: 42).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder dalam penelitian ini bersumber dari penelitian terdahulu, literatur- literatur dan jurnal yang berhubungan dengan permasalahan.

F. Metode Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan (Kuncoro, 2013: 145). Metode pengumpulan sampel yang dipilih disini adalah metode survey melalui penyiapan, penyebaran dan pengisian kuesioner.

Gambar

Gambar 4.1 Logo Minuman Chatime ............................................................
Tabel 1.2  Definisi Variabel
Tabel 1.3  Penelitian terdahulu
Gambar 4.1  Logo Minuman Chatime
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat teoritis yaitu hasil penelitian diha- rapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah berupa data hasil penelitian dengan teori

Relationship marketing dilakukan dengan cara Fokus nasabah jangka panjang, Membuat komunikasi dengan nasabah, Melibatkan organisasi dalam pemasaran, Implementasi

Sardjito terhadap pengobatan dan memperbaiki kontrol glikemik kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompokkontrol dengan masing-masingnilai p adalah 0,023(p<0,05)

Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur

6. Jika 27 gram Al direaksikan dengan 24 gram S, maka berdasarkan hukum Proust, pernyataan berikut yang benar adalah.. Jika dalam senyawa kalsium oksida terdapat 4 gram Ca

Yang berada di lingkaran I sampai dengan V adalah kerjasama yang sudah dirintis dan program sudah tersusun, sedang yang berada diluar lingkaran I – V, tapi berada dalam lingkaran

Jagoan Hosting Indonesia tidak dapat memberikan jaminan tersebut apabila tagihan untuk bulan berikutnya sudah tercetak, atau JagFamily sudah menggunakan bandwidth lebih dari 10GB

Variable LEARNABILITY berjumlah 64 orang atau 61% yang memilih sangat setuju, 22 orang atau 28% yang memilih setuju, dan 9 orang atau 11% yang memilih cukup