• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA PROMOSI DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH SKRIPSI. Oleh: MEGA SEKARARUM KATULISTIWA AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BIAYA PRODUKSI, BIAYA PROMOSI DAN VOLUME PENJUALAN TERHADAP LABA BERSIH SKRIPSI. Oleh: MEGA SEKARARUM KATULISTIWA AKUNTANSI"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Indonesia)

SKRIPSI

Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

Oleh:

MEGA SEKARARUM KATULISTIWA 1701035118

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2021

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii ABSTRAK

Mega Sekararum Katulistiwa, 2021. Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Miscellaneous Industry Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019). Di bawah bimbingan Ibu Yana Ulfah.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh biaya produksi, biaya promosi dan volume penjualan terhadap laba bersih.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2015-2019. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan purposive sampling dan 13 perusahaan dijadikan sampel. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh tidak signifikan terhadap laba bersih dan biaya promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap laba bersih.

Sedangkan volume penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih.

Kata kunci: Biaya Produksi, biaya promosi, volume penjualan dan laba bersih

(5)

iv ABSTRACT

Mega Sekararum Katulistiwa, 2021. The Effect of Production Costs, Promotional Costs, and Sales Volume on Net Profit (Empirical Study on Miscellaneous Industry Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange 2015- 2019). Under the guidance of Mrs. Yana Ulfah.

This study aims to obtain empirical evidence about the effect of production costs, promotion costs and sales volume on net profit. The population in this study are companies engaged in the miscellaneous industry sector which are listed on the Indonesia Stock Exchange for the 2015-2019 period. The sample in this study was obtained using purposive sampling and 13 companies were used as samples.

The method of analysis in this study using multiple linier regression. The results of this study indicate that production costs not significant effect on net income and promotion costs insignificant effect on net income. Meanwhile, sales volume has a significant effect on net income.

Keyword: Production costs, promotion costs, sales volume and net profit.

(6)

v

(7)

vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mega Sekararum Katulistiwa NIM : 1701035118

Program Studi : S1 Akuntansi Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak UPT. Perpustakaan Universitas Mulawarman, Hak Bebas Royalti Non Ekslusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi Dan Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sektor Miscellaneous Industry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas Royalti Non Ekslusif ini kepada UPT.

Perpustakaan Universitas Mulawarman berhak menyimpan, mengalih media atau memformatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasi skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :Samarinda

Tanggal : 20 Desember 2021 Yang Menyatakan

Mega Sekararum Katulistiwa

(8)

vii

RIWAYAT HIDUP

Mega Sekararum Katulistiwa lahir di Bontang pada tanggal 01 Oktober 1998 dan merupakan anak kelima dari pasangan bapak Gaguk Sanjaya dan ibu Nur Sri Ipuk. Memulai pendidikan tingkat dasar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 023 di Tenggarong Seberang dan lulus pada tahun 2011. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 02 di Tenggarong Seberang dan lulus pada tahun 2014. Lalu pada tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 di Tenggarong Seberang dan menyelesaikan pendidikan pada tingkat tersebut di tahun 2017.

Melanjutkan pendidikan akademis pada tahun 2017 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman Samarinda dengan memilih program studi Akuntansi. Pada tahun 2020 melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Kondisi Luar Biasa angkatan 46 di Desa Sebelimbingan, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan segala karunia dan limpahan rahmatNya, serta junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai panutan kita, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Studi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman 2. Ibu Prof. Dr. Hj. Syarifah Hudayah, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Mulawarman.

3. Ibu Dwi Risma Deviyanti, S.E.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

4. Bapak Dr. H. Zaki Fakhroni. Akt.,CA.,CTA.,CFrA.,CSRS selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

5. Ibu Dr.Hj.YanaUlfah.,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSRS selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikiran dan dengan tulus ikhlas penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan, motivasi dan nasihat- nasihat demi terselesaikannya skripsi ini.

6. Bapak Dr. Set Asmapane, S.E.,M.Si.,Ak.,CA.,CTA.,CPA selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan nasihat selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.

(10)

ix

7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

8. Seluruh staf jurusan Akuntansi dan Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman yang telah membantu dalam kelancaran proses administrasi yang diperlukan.

9. Bapak tercinta saya Gaguk Sanjaya dan Ibunda Nur Sri Ipuk tersayang yang telah mendidik dengan penuh kasih sayang, selalu mendoakan dengan tulus dan memberikan semangat serta motivasi. Terima kasih atas dukungan materiil dan non materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Universitas Mulawarman Samarinda. Tidak lupa kepada kakak- kakakku Frangky Salasa, Satria Duta Asmara, Irlanda Palupi dan Matra Senja Matulama serta adik-adikku Asisam Dinda Wulandari, Aura Galuh Sinta Wardani dan Kemuning Mutiara Ratri yang telah menjadi motivator bagi penulis untuk terus berkarya dan tidak patah semangat.

10. Bapak Sukirman dan Ibu Urpiah serta Nurhalimah, Abdul Rozak Budi Irawan, Ahtri Zahrotu Sita terima kasih atas dukungan materiil dan non materiil serta doa sehingga penulis dapat terus berkarya dan tidak patah semangat.

11. Teman seperjuangan yakni Ubaidatur Roziqoh Nur Khasanah, Devi Yuliani Sapitri, Anisa Putri Marhani, Mega Rezky Indah, Aidah, Siti Fajriah Munawaroh, Krisdewi Riani, Budi Prasetio, Mochlis Dwi Riyanto, Muhammad Fery Irwanto, Nurul Zakiah, Nurul Imamah, Dewi Partini,

(11)

x

Arizqi Daka, Rizqia Ade Putri, Mista Jaya, Agung Budi Utomo yang telah berjuang bersama dalam suka dan duka dalam kondisi apapun.

12. Teman-teman KKN-KLB 46 Universitas Mulawarman Desa Sebelimbingan Kab. Kutai Kartanegara.

13. Serta seluruh pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat ditulis satu persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin.

Terima kasih.

Penulis

Mega Sekararum Katulistiwa

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN… ... i

HALAMAN PENGUJI ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACK ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI… ... xi

DAFTAR TABEL….. ... xiii

DAFTAR GAMBAR… ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1…. ... 1

PENDAHULUAN…. ... 1

1.1 Latar Belakang…. ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II… ... 10

KAJIAN PUSTAKA… ... 10

2.1 Landasan Teori… ... 10

2.1.1 Agency Theory… ... 10

2.1.2 Laba Bersih… ... 12

2.1.3 Biaya Produksi… ... 13

2.1.4 Biaya Promosi… ... 14

2.1.5 Volume Penjualan… ... 16

2.2 Penelitian Terdahulu… ... 18

2.3 Kerangka Konseptual… ... 21

2.4 Pengembangan Hipotesis… ... 22

2.4.1 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih… ... 22

2.4.2 Pengaruh Biaya Promosi terhadap Laba Bersih… ... 23

2.4.3 Pengaruh Volume Penjualan terhadap Laba Bersih… ... 24

BAB III… ... 28

METODE PENELITIAN… ... 28

3.1 Definisi Operasional… ... 28

3.1.1 Variabel Dependen… ... 28

3.1.1.1 Laba Bersih… ... 28

3.1.2 Variabel Independen… ... 29

3.1.2.1 Biaya Produksi… ... 29

3.1.2.2 Biaya Promosi… ... 30

3.1.2.3 Volume Penjualan… ... 30

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian… ... 31

(13)

xii

3.2.1 Populasi… ... 31

3.2.2 Sampel… ... 31

3.3 Jenis dan Sumber Data… ... 33

3.3.1 Jenis Data… ... 33

3.3.2 Sumber Data… ... 33

3.4 Metode Pengumpulan Data… ... 34

3.5 Alat Analisis… ... 34

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif… ... 34

3.5.2 Uji Asumsi Klasik… ... 35

3.5.2.1 Uji Normalitas… ... 35

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas… ... 36

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas… ... 37

3.5.2.4 Uji Autokorelasi… ... 38

3.5.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)… ... 38

3.5.4 Uji Koefisien Determinasi… ... 40

3.5.5 Regresi Linier Berganda… ... 40

3.5.6 Uji Hipotesis (Uji t)… ... 41

BAB IV ... 44

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 44

4.2 Analisis Data dan Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 46

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 48

4.3.1 Uji Normalitas ... 48

4.3.2 Uji Multikolenearitas ... 51

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ... 52

4.3.4 Uji Autokorelasi ... 53

4.4 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 54

4.5 Koefisien Determinasi (R2) ... 55

4.6 Regresi Linier Berganda ... 55

4.7 Uji Hipotesis (Uji t) ... 57

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.8.1 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih... 58

4.8.2 Pengaruh Biaya Promosi Terhadap Laba Bersih ... 59

4.8.3 Pengaruh Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih ... 61

BAB V ... 63

PENUTUP ... 63

5.1 Simpulan ... 63

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA… ... 65

LAMPIRAN ... 68

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Biaya-biaya Yang Mempengaruhi Laba Bersih ... 3

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu… ... 18

Tabel 3.1 Penyaringan Sampel Penelitian Berdasarkan Teknik Purposive… . 32 Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria Sebagai Sampel… .... 33

Tabel 3.3 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi ... 38

Tabel 4.1 Sampel Nama Perusahaan ... 45

Tabel 4.2 Outlier Data ... 45

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif ... 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ... 51

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 54

Tabel 4.7 Hasil Uji Kelayakan Model F ... 54

Tabel 4.8 Hasil Koefisien Determinasi ... 55

Tabel 4.9 Uji Regresi Linier Berganda ... 56

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual… ... 21

Gambar 2.2 Model Penelitian… ... 27

Gambar 4.1 Uji Normalitas ... 49

Gambar 4.2 Histogram ... 50

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 53

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Variabel Penelitian

Lampiran 3 Hasil Regresi Sebelum Outlier dan Transformasi Data Lampiran 4 Hasil Regresi Setelah Outlier Data Dan Transformasi Data

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persaingan dunia usaha dalam era digital saat ini membawa berbagai macam dampak bagi perekonomian di Indonesia. Adapun dampak positifnya adalah memberikan peluang bagi Indonesia dalam memperluas jangkauan ekspor.

Sedangkan dampak negatifnya ialah sebagian besar barang yang masuk dari luar akan masuk dengan jumlah yang cukup besar ke Indonesia dan akan memberikan ancaman industri lokal beradu bersama produk luar negeri. Dengan jumlah pesaing yang banyak di dalam dunia usaha yang sama membuat konsumen memiliki banyak sarana yang diberikan kepada perusahaan, jadi konsumen akan lebih selektif untuk memilih berbagai produk yang dibutuhkannya.

Dalam kontes yang luar besar ini tentu saja ada banyak hal yang membuat organisasi secara konsisten bekerja pada kemajuan mereka dan prosedur promosi dan memuluskan biaya produksi sepenuhnya dengan maksud untuk memperoleh manfaat seperti yang diinginkan oleh organisasi. Keuntungan atau laba adalah hal yang terpenting dalam perusahaan, karena laba yang baik dapat membuat perusahaan lebih maju dan berkembang. Alat penaksir keberhasilan suatu organisasi dalam menyelesaikan kegiatannya dilihat dari peningkatan manfaat yang digapai. Dalam hal tujuan organisasi terpenuhi, daya tahan organisasi dapat dikukuhkan dan siap untuk menyaingi organisasi yang berbeda.

(18)

Laba adalah jumlah pendapatan dikurangi semua beban usaha. Menurut (Prawironegoro, 2005) laba ialah kontras positif antara membayar biaya pendek yang merupakan premis ukuran eksekusi untuk kapasitas eksekutif untuk bekerja sumber daya organisasi. Manfaat yang diperoleh organisasi dalam suatu periode adalah derajat pencapaian latihan fungsional dalam organisasi. (Zaky Baridwan, 2004) menyatakan laba ialah ekspansi modal (sumber daya bersih) yang diawali dari pertukaran sampingan dari unsur bisnis dan dari setiap sisa pertukaran yang mempengaruhi substansi bisnis selama suatu periode, kecuali yang diingat untuk uang atau spekulasi oleh pemiliknya. Lain daripada itu laba bersih atau net income menurut (Soemarso, 2010) merupakan selisih lebih dari semua manfaat dan keuntungan yang sudah dijumlahkan lalu dikurangi dengan semua beban dan rugi yang adalah kenaikan bersih pada modal. Sebagai aturan umum, organisasi memiliki tujuan definitif untuk mendapatkan sebanyak mungkin keunggulan yang dapat diharapkan secara wajar. Untuk memperoleh manfaat yang ideal, organisasi perlu memupuk pengaturan manfaat yang hati-hati. Peluang ini ditentukan oleh solidaritas organisasi untuk mengantisipasi kondisi di hari kemudian, seperti melihat faktor-faktor potensial yang akan memengaruhi manfaat (Halim &

Supomo, 2009).

Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor miscellaneous industry menjadi pilihan penelitian ini. Sektor miscellaneous industry terdiri dari enam subsektor yaitu, subsektor mesin dan alat berat, subsektor otomotif dan komponen, subsektor tekstil dan garment, subsektor alas kaki, subsektor kabel, dan subsektor elektronika.

(19)

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengeluarkan data dan informasi mengenai biaya-biaya yang mempengaruhi laba bersih di sektor miscellaneous industry selama periode 2015-2019 yang menjadi sampel dalam penelitian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Biaya-biaya yang mempengaruhi laba bersih yang terjadi selama tahun 2015-2019

No.

Kode

Perusahaan Tahun

Biaya Produksi

Biaya Promosi

Volume Penjualan

Laba bersih 1 ASII 2015 550,00 1262,00 184196,00 15613,00

2016 679,00 1362,00 181084,00 18302,00

2017 1261,00 1134,00 206057,00 23165,00

2018 1431,00 1089,00 239205,00 27372,00

2019 2374,00 1215,00 237166,00 26621,00

2 AUTO 2015 21,09 268,81 11723,79 322,70

2016 18,99 367,18 12806,87 483,42

2017 16,89 370,93 13549,86 547,78

2018 15,98 382,38 15356,38 680,80

2019 27,91 323,92 15444,78 816,97

3 BATA 2015 0,18 12,75 1,03 0,13

2016 0,21 12,61 1,00 0,04

2017 0,20 12,29 0,97 0,05

2018 0,19 9,37 0,99 0,07

2019 0,13 12,32 0,93 0,02

4 BRAM 2015 2383,96 2,76 2867,52 173,45

2016 2344,73 2,79 2959,94 299,62

2017 2643,89 94,73 3275,67 332,85

2018 3204,69 103,57 3829,36 280,60

2019 2870,55 78,57 3414,35 0,20

5 INDS 2015 1505,48 6,03 1659,51 1,93

2016 1337,01 5,99 1637,04 49,56

2017 1513,83 6,04 1967,98 113,64

2018 2048,75 11,27 2400,06 110,69

2019 1816,58 5,61 2091,49 101,47

6 KBLI 2015 2279,05 4,16 2662,04 115,37

2016 2199,78 4,05 2812,20 334,34

(20)

2017 2933,91 2,34 3186,70 358,97

2018 3730,82 1,16 4239,94 235,65

2019 3621,65 1,69 4500,56 394,95

7 KBLM 2015 674,84 0,69 967,71 12,76

2016 603,64 1,16 987,41 21,25

2017 847,49 6,27 1215,48 43,99

2018 966,96 2,32 1243,47 40,68

2019 883,27 1,69 1149,12 38,65

8 PBRX 2015 5239,67 21,12 5774,24 118,93

2016 5724,35 71,37 6478,90 178,51

2017 6569,86 53,53 7442,67 105,90

2018 7792,57 74,49 8853,27 235,46

2019 8210,25 54,27 9244,85 237,03

9 RICY 2015 707,92 17,27 1111,05 13,47

2016 798,59 17,19 1221,52 14,03

2017 1072,00 22,59 1600,43 16,56

2018 1549,72 27,12 2107,87 18,48

2019 1622,98 31,39 2151,32 17,22

10 SCCO 2015 3037,38 5,03 3533,08 152,54

2016 3115,77 18,98 3742,64 342,01

2017 3830,45 34,33 4440,40 269,73

2018 4463,48 50,71 5160,18 254,00

2019 404,14 54,04 5701,07 303,59

11 SMSM 2015 1840,01 10,53 2802,92 461,31

2016 1896,77 10,95 2879,88 502,19

2017 2271,86 8,75 3339,96 555,39

2018 2677,61 10,55 3933,35 633,55

2019 2585,31 11,55 3935,81 638,68

12 SRIL 2015 6904,98 0,20 8709,37 767,88

2016 7329,68 0,44 9135,67 797,64

2017 8593,53 0,01 10287,67 921,74

2018 12248,14 0,01 14972,57 1224,46

2019 13319,89 0,04 16428,68 1218,46

13 TRIS 2015 508,09 4,52 859,74 37,45

2016 555,29 2,01 901,91 25,21

2017 569,87 1,50 773,81 14,20

2018 577,63 2,06 860,68 19,67

(21)

2019 958,59 5,49 1478,74 23,24 Sumber: Data olahan peneliti 2021

Dari informasi di atas biaya produksi dari tahun 2015 hingga 2019 terus meningkat dan mempengaruhi laba bersih. Biaya produksi di tahun 2019 mengalami peningkatan yang pesat dan mempengaruhi menurunnya jumlah laba bersih di tahun 2019. Laba bersih yang dihasilkan tidak selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Biaya promosi di tahun 2018 terjadi penurunan sejalan dengan meningkatnya laba bersih di tahun 2018. Namun biaya promosi di tahun 2016 mengalami peningkatan dan tidak sejalan dengan menurunnya jumlah laba bersih di tahun 2016. Volume penjualan yang tinggi di tahun 2018, juga diikuti dengan meningkatnya jumlah laba bersih di tahun 2018.

Dari fenomena ini, perusahaan harus mengikuti keunggulan yang diperoleh agar keuntungan yang didapat sesuai dengan pengeluaran yang dikorbankan oleh asosiasi dan asosiasi dapat menyalurkan biaya yang ditimbulkan. Menurut (Rustami, Putu, I Ketut Kirya, Wayan Cipta, 2014) perusahaan dibangun untuk menaikkan volume penjualan, mempertinggi daya saing, dan memperkecil biaya-biaya guna memperoleh laba yang besar. Laba atau rugi kerap digunakan untuk tolak ukur untuk melihat keahlian perusahaan. Dalam Agency Theory yang diungkapkan oleh (Riatama, 2017) organisasi yang dapat

mencatat manfaat yang diperluas menyebabkan organisasi memiliki presentasi yang layak, sehingga dapat memberikan insentif positif bagi pendukung keuangan dan dapat mempengaruhi biaya saham perusahaan untuk membangun dan meningkatkan biaya di pasar itu akan memperluas nilai organisasi.

(22)

Pada hakikatnya perusahaan memerlukan alat pengendalian, terlebih terhadap biaya yang menjalankan fungsinya agar efektif dan fleksibel. (Dewi & Kristanto, 2017) menjelaskan keuntungan bersih akan terjadi jika total penghasilan lebih besar dari biaya yang ditimbulkan dari organisasi, meskipun apa yang diharapkan secara umum kemalangan akan terjadi jika pembayaran yang diperoleh organisasi tidak persis mengenai biaya yang ditimbulkan menyiratkan sebab biaya ini ialah dampak. Pada keuntungan organisasi yang tinggi atau berkurang, biaya ini muncul karena penciptaan latihan yang mempengaruhi gaji organisasi. Biaya ini terdiri dari biaya produksi dan biaya promosi. Biaya produksi ialah biaya yang ditimbulkan dari organisasi untuk membeli komponen mentah yang dibeli dari penyedia dan berinteraksi dengan mereka sehingga menjadi barang matang yang siap untuk dijual (Lestari & Permana, 2017). Dengan kualitas produksi yang baik, perusahaan dapat bersaing dan tidak gampang tergeser oleh pesaing lainnya.

Selain biaya produksi yang menjadi faktor besarnya laba bersih organisasi, ada biaya lain yang wajib diperhatikan yaitu biaya promosi. Setelah melakukan proses produksi, tentunya perusahaan akan mempromosikan produknya supaya tetap mendapatkan keuntungan yang didapatkan.

Menurut (Buchari Alma, 2010) promosi ialah alat komunikasi yang menyampaikan informasi kepada calon pembeli terhadap suatu produk, dan yang melengkapi kebutuhan pembeli serta memicu mereka untuk membeli. Kemajuan juga dilakukan oleh organisasi demi menarik minat dan memengaruhi pembeli dengan meneruskan kelebihan barang yang dikirim.

(23)

Selain itu volume penjualan juga mempengaruhi jumlah laba bersih dalam perusahaan. Menurut (Daryanto, 2011) volume penjualan ialah ukuran yang menunjukkan banyak dan besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual.

Sedangkan menurut (Marbun, 2003) volume penjualan ialah total barang yang terjual di perusahaan dalam rentan waktu tertentu. Semakin menonjol jumlah transaksi yang diperoleh organisasi, semakin besar peluang keuntungan yang didapatkan oleh organisasi.

Beberapa peneliti terkait biaya produksi, biaya promosi dan volume penjualan telah dilakukan dengan berbagai macam model penelitian yang berbeda.

Penelitian (Djamalu, 2013) menyatakan biaya produksi berpengaruh positif terhadap laba. Ulasan ini bertentangan dengan penelitian dari (Firmansyah dan Eris Darsawati, 2016) yang menyajikan bahwa biaya pembuatan tidak berdampak pada keuntungan secara keseluruhan.

Penelitian ini dilaksanakan untuk menguji pengaruh biaya produksi, biaya promosi dan volume penjualan terhadap laba bersih. Apa yang mengakui pemeriksaan ini dari penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memakai biaya promosi dan volume penjualan sebagai variabel independen. Selanjutnya dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015–2019.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Promosi dan

(24)

Volume Penjualan Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sektor Miscellaneous Industry Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2015–2019

1.2 Rumusan Masalah

1) Apakah biaya produksi berpengaruh terhadap laba bersih pada perusahaan miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2019?

2) Apakah biaya promosi berpengaruh terhadap laba bersih pada perusahaan miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015- 2019?

3) Apakah volume penjualan berpengaruh terhadap laba bersih pada perusahaan miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk membuktikan dan menganalisa Biaya Produksi terhadap Laba Bersih pada perusahaan sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

2) Untuk membuktikan dan menganalisa Biaya Promosi terhadap Laba Bersih pada perusahaan sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.

3) Untuk membuktikan dan menganalisa Volume Penjualan terhadap Laba Bersih pada perusahaan sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

(25)

1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat Teoritis

Penelitian ini diandalkan untuk mengemukakan informasi dan manfaat bagi dunia pendidikan dan dunia akuntansi serta memberikan informasi mengenai upaya perusahaan dalam meningkatkan laba.

2) Manfaat Praktis a) Bagi Perusahaan

Hasil ini dapat menghasilkan bukti yang tepat terkait dengan dampak biaya produksi, menampilkan biaya, dan volume transaksi pada keuntungan bersih sehingga dapat meringankan organisasi dalam menjalankan pilihan untuk masa kemudian dan memberikan data tentang ketepatan organisasi dalam memutuskan biaya.

b) Bagi Investor

Penelitian ini dapat memberi data kepada penyandang dana sehubungan dengan pergantian peristiwa dan kemungkinan organisasi di masa kemudian sebagai pemikiran dalam berkontribusi.

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Agency Theory

Teori keagenan atau agency theory adalah gambaran hubungan antara pihak yang mempunyai wewenang yakni investor yang juga sering disebut principal dengan para manajer yang merupakan agent yang diberi wewenang.

Menurut (Wolk, Harry, Michael, Tearney, James, 1999) menyebutkan bahwa dalam teori keagenan perusahaan merupakan titik temu hubungan keagenan antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent), dengan masing- masing pihak terlibat dalam hubungan keagenan tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas mereka. Konflik keagenan di perusahaan biasanya terjadi karena pemilik organisasi (principal) dengan sejumlah keterbatasan tidak dapat menganggap bagian yang berfungsi dalam memanajemen perusahaan. Sehingga pemilik perusahaan menyerahkan wewenang dan kewajiban pengelolaan perusahaan kepada manajer professional (agents) untuk bekerja sama atas nama perusahaan dan kepentingan pemilik perusahaan. Wewenang serta tanggungjawab yang ditugaskan kepada manajer menyebabkan para manajer memiliki keleluasaan untuk merancang keputusan-keputusan yang dapat menguntungkan para manajer. Sebagai seorang spesialis, supervisor berkewajiban untuk meningkatkan keuntungan pemilik (kepala) dan akibatnya akan mendapatkan remunerasi sesuai kesepakatan yang diberikan. Dengan begitu ada berbagai

(27)

kepentingan, masing-masing pihak melakukan upaya yang benar untuk mencapai dan memperkuat tingkat keberhasilan yang dihadapi. Akibatnya muncul masalah agensi, masalah keagenan ini timbul karena selisih kepentingan dan keinginan pemilik perusahaan dan para manajer yang bisa mempengaruhi kebijakan perusahaan. Hal ini menjadi tidak fleksibelnya informasi yang dipunyai oleh principal dan agent, tidak fleksibelnya kejadian ini yang kerap disebut asimetri informasi.

Asimetri informasi dan konflik ketertarikan yang terjadi diantara principal dan agent membuat agent guna menyalurkan informasi yang bukan kenyataannya pada principal. Terpenting apabila fakta yang bersinggungan dengan pengukuran prestasi agent. Hubungan teori agency dengan penelitian ini ialah karena proposi kepemilikan perusahaan bagi manajer kecil maka sangat potensial terjadinya perlakuan manajer yang tidak memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham akan tetapi memperbesar skala perusahaan dengan aturan ekspansi atau membeli organisasi lain dan mempengaruhi biaya dalam organisasi sama seperti laba. Hal yang bisa dikerjakan agent untuk memengaruhi angka pembukuan adalah sebagai perencanaan laba dan juga pendapatan eksekutif di laporan keuangan. (Watts dan Zimmerman, 1986) menyimpulkan bahwa pembentukan laporan keuangan diusahakan dapat memperkecil masalah yang terjadi. Masalah agensi bisa diselesaikan dengan penyelarasan kepentingan antara pemegang saham dengan manajer. Sebagai pertanggungjawaban kinerja, agent diwajibkan memberitahu laporan keuangan kepada principal agar principal bisa membandingkan, menimbang dan melihat cukup sejauh mana agent bekerja demi memajukan

(28)

kesejahteraannya, juga untuk awal pemberian imbalan kompensasi terhadap agent.

2.1.2 Laba Bersih

Laba ialah tujuan pertama perusahaan, dimana dengan laba perusahaan bisa memperluas usahanya. Keberhasilan perusahaan dalam mendapatkan laba adalah sesuatu hal yang menunjukkan bagaimana kualitas manajemen organisasi dan operasi organisasi, yang memperlihatkan nilai lebih perusahaan. Laba dibagi menjadi dua, laba bersih dan laba kotor. Laba bersih ialah keuntungan yang didapatkan setelah dikurangi seluruh biaya operasi terutama setelah dikurangi biaya tetap dan biaya overhead dan pajak. Hal ini berbeda dengan laba kotor, dimana laba kotor merupakan selisih antara penjualan dan biaya langsung produk atau jasa yang dijual sebelum dikurangi semua biaya dan pajak. Menurut (Hery, 2017) laba bersih adalah suatu laporan yang menyimpulkan pengguna laporan keuangan sebuah skala rangkuman kemampuan perusahaan secara kelengkapan selama waktu yang dilalui dan sesudah memperkirakan banyaknya pajak penghasilan yang wajib dibayarkan. Menurut (Soemarso S.R, 2004) bilangan akhir yang terlampir di laporan laba rugi yaitu laba bersih (net profit). Total angka ini adalah kemajuan bersih terhadap modal. Sedangkan, bilama perusahaan mengalami rugi, bilangan terakhir di laporan laba rugi, merupakan rugi bersih (net loss).

(29)

2.1.3 Biaya Produksi

Pengertian biaya menurut (Rustami et al, 2004) Biaya adalah biaya lengkap yang wajib dibayarkan oleh organisasi guna mendapatkan suatu barang atau administrasi. Sedangkan menurut (Bustami, 2009) biaya yaitu pengabdian sumber ekonomis yang di takar ketika satuan uang yang telah terjadi atau peluang akan terjadi demi mendapatkan akhir yang diinginkan. Jenis biaya berdasarkan perilaku dibedakan menjadi tiga yaitu, pertama biaya tetap ialah biaya yang senantiasa konstan dan tidak bisa dimanipulasi oleh volume produksi. Kedua biaya variabel ialah komponen biaya yang selalu berubah sesuai dengan volume produksi yang didapatkan. Ketiga, biaya semivariabel ialah biaya yang memiliki struktur biaya tetap dan biaya variabel di dalamnya.

Biaya produksi ialah biaya yang muncul untuk mengerjakan bahan baku sebagai produk jadi dan siap guna di pasarkan (Mulyadi, 2015). Biaya produksi ini juga sering disebut biaya yang bisa dihubungkan dengan satu produk, biasanya biaya ini ialah bagian dari persediaan. Umumnya biaya penciptaan dipisahkan menjadi biaya bahan langsung, biaya kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

1. Biaya bahan baku langsung, yang berisi dari bahan mentah yang adalah bagian mendasar dari penciptaan yang telah tamat dan dapat secara efektif diikuti ke item berikutnya. Misalnya, untuk membuat meja membutuhkan kayu sebagai bagian selanjutnya.

2. Biaya kerja langsung, yang berisi dari biaya kerja pabrik pengolahan yang bisa dengan mudah diikuti ke item eksplisit. Biaya ini disematkan oleh

(30)

perwakilan atau pekerja yang langsung melakukan kegiatan penciptaan.

Pengeluaran ini muncul karena adanya pemanfaatan kerja dalam menyelesaikan ciptaan.

3. Biaya overhead pabrik mencakup seluruh biaya yang bersinggungan dengan pabrik selain bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Pada dasarnya tujuan utama organisasi ialah guna menciptakan keuntungan dengan membandingkan pendapatan dengan pengeluaran dengan melihat seberapa tinggi manfaat dari pengorbanan yang telah diutarakan.

Menurut (Mulyadi, 2012) ada beberapa tujuan biaya produksi yaitu:

1. Demi menentukan jumlah biaya produksi dengan tepat.

2. Demi membantu manajemen mengadakan pengelolaan biaya yang tepat.

3. Demi memperingan manajemen dalam mendapatkan kesimpulan jangka pendek.

2.1.4 Biaya Promosi

Setelah selesainya proses produksi, tahap berikutnya yang harus dikerjakan oleh organisasi adalah mengiklankan barang-barangnya sehingga mereka mendapatkan keuntungan besar di persaingan yang padat. Kemajuan adalah faktor utama bagi organisasi dalam mempresentasikan produk dan administrasi mereka. Menurut (Buchari Alma, 2010) promosi merupakan peralatan khusus yang memberikan klarifikasi kepada pembeli yang mungkin tentang suatu barang, yang dapat memenuhi kekurangan dan keinginan pembeli

(31)

dan memberikan perasaan perlu kepada pelanggan untuk membeli. Sedangkan (Djaslim Saladin, 2011) promosi ialah sebagian unsur dalam bauran pemasaran yang di daya gunakan untuk menginformasikan, menyarankan, dan mengingat tenang produk perusahaan. (Mulyadi, 2002)yang menyimpulkan bahwa biaya waktu terbatas ialah biaya yang mencakup segala sesuatu melalui pelaksanaan latihan atau latihan khusus untuk menampilkan barang-barang organisasi sebagai tenaga pekerja dan produk ke pembeli guna mengumpulkan piutang menjadi uang tunai. Maka sebab itu biaya promosi ialah biaya yang dipakai guna membiayai proses pemasaran.

Tujuan pertama promosi ialah menginformasikan, mencondongkani pelanggan tentang produk atau jasa dari perusahaan. Promosi memiliki sifat memperkuat merk dan image produk kepada pembeli, dan ini harus dilakukan rutin agar pelanggan akan mengingat akan produk perusahaan. Menurut (Kurniadi, 2010) menjelaskan tentang tujuan promosi sebagai berikut:

a. Menginformasikan

1) Penjelasan pasar meliputi adanya produk baru.

2) Menyajikan pendekatan yang lebih benar untuk memanfaatkan item 3) Menginformasikan adanya peralihan harga pada pasar.

4) Memberikan petunjuk cara pakai suatu produk.

5) Memberikan informasi kegunaan dari item produk.

6) Membenahi kesan yang salah dari produk.

b. Membujuk,pelanggan untuk:

1) Membangun pikiran merk.

(32)

2) Memalingkan pikiran ke suatu merk lain.

3) Merubah pola pikir pelanggan pada atribut produk.

4) Mendongkrak konsumen untuk belanja.

5) Buat pembeli mengakui kunjungan perwakilan penjualan.

c. Mengingatkan:

1) Mengingatkan konsumen, produk yang dibeli diperlukan rentan waktu dekat.

2) Membuat konsumen tetap mengingat walaupun tidak ada iklan yang berkelanjutan.

3) Memelihara agar kesan pertama kali membeli jatuh kepada produk perusahaan.

2.1.5 Volume Penjualan

Volume adalah perhitungan seberapa banyak kapasitas yang dapat ditempati dalam suatu pengamatan. Penjualan merupakan pekerjaan yang dilaksankan demi menawarkan barang ke pembeli dengan niat penuh untuk menciptakan keuntungan. Volume penjualan ialah banyaknya barang yang terjual dari organisasi pada tujuan waktu tertentu (Marbun, 2003). Pencapaian volume penjualan ialah hal yang wajib dan harus diperhatikan perusahaan. Semakin banyak kesepakatan habis-habisan yang didapat organisasi, semakin banyak prospek keuntungan yang akan dicapai organisasi. Sedangkan menurut (Kotler, 2000) volume penjualan ialah barang yang terjual dalam bentuk uang untuk suatu waktu tertentu dan didalamnya berisi strategi pelayanan yang bagus. Dalam menjual benda atau produk haruslah produk tersebut diketahui oleh pembeli,

(33)

apabila kondisi jauh dari produsen maka produsen yang harus memperkenalkan produk tersebut kepada konsumen. Beberapa langkah yang dapat dilaksanakan perusahaan dalam menaikkan volume penjualan menurut (Kotler, 2006) sebagai berikut:

1. Menjual barang tersebut agar pembeli dapat melihatnya.

2. Menempatkan produk dan tempat yang tertata baik agar produk dapat menarik minat pembeli.

3. Melaksanakan analisis pasar.

4. Memastikan calon pembeli yang potensial.

5. Melaksanakan pameran atau acara demi memperkenalkan produk.

6. Melaksanakan discount atau potongan harga.

(34)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian

1.

Rizki Risyana dan Leny Suzan (2018)

Pengaruh Volume Penjualan dan Biaya Operasional

terhadap Laba Bersih (Studi pada Perusahaan

Manufaktur

Subsektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016)

Volume penjualan dan biaya operasional secara simultan berpengaruh terhadap laba bersih.

Secara parsial volume penjualan dan biaya operasional berpengaruh terhadap laba bersih.

2.

Fipin Hidayanti, M. Yahdi, dan Ratna Wiayanti DP (2018)

Pengaruh Volume Penjualan dan Biaya Operasional

terhadap Laba Bersih Perusahaan (Studi empiris pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016)

Variabel Volume penjualan memiliki pengaruh terhadap laba bersih, dan biaya operasional juga memiliki pengaruh terhadap laba bersih.

3.

Felicia Robinhot Gultom (2018)

Pengaruh Biaya Produksi, Biaya Kualitas dan Biaya Promosi terhadap Laba Bersih pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015)

Secara simultan biaya produksi, biaya kualitas dan biaya promosi berpengaruh signifikan terhadap laba bersih. Secara parsial biaya produksi berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih dan biaya kualitas juga berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih.

(35)

No. Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian

4.

Muhammad Satar dan Leily Nurlaeli (2019)

Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan terhadap Laba bersih pada KPBS

PANGALENGAN

Biaya produksi secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih di KPBS Pengalengan. Biaya penjualan secara parsial berpengaruh signifikan secara signifikan terhadap laba bersih di KPBS Pengalengan.

Berdasarkan hasil pengujian bahwa biaya produksi dan biaya penjualan secara simultan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap laba bersih di KPBS Pengalengan

5

Muhammad Satar dan Dalli

(2020)

Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Penjualan terhadap Laba Bersih pada

PT SUNSON

TEXTILE

MANUFACTURE

Biaya produksi dan laba bersih memiliki hubungan tidak searah yang sangat rendah dan tidak signifikan terhadap laba bersih PT

SUNSON TEXTILE

MANUFACTURE. Biaya penjualan dan laba bersih memiliki hubungan searah yang kuat dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa secara parsial biaya penjualan berpengaruh signifikan terhadap laba bersih PT

SUNSON TEXTILE

MANUFACTURE. Biaya produksi dan biaya penjualan memiliki hubungan searah, kuat dan signifikan terhadap laba bersih, hal ini menunjukkan bahwa secara simultan biaya produksi dan biaya penjualan berpengaruh signifikan dan kuat terhadap laba bersih.

6.

Endang Susilawati (2019)

Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Promosi terhadap Laba Bersih (Studi Perusahaan Rokok

PT GUDANG

GARAM Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2017)

Biaya produksi dan biaya promosi secara simultan berpengaruh terhadap laba bersih. Secara parsial biaya produksi tidak berpengaruh terhadap laba bersih, terdapat pengaruh, tetapi biaya promosi berpengaruh terhadap laba bersih PT GUDANG GARAM Tbk periode 2011-2017.

7. Ayu Fatimah

Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya

Secara parsial biaya produksi memiliki hubungan positif dan

(36)

dan Rio Rahmat Yusran (2020)

Operasional

terhadap Laba Bersih pada PT SOXAL

BATAMINDO INDUSTRIAL GASES periode 2015-2018.

berpengaruh signifikan, sedangkan biaya operasional berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Secara simultan variabel biaya produksi dan biaya operasional berpengaruh signifikan pada PT SOXAL

BATAMINDO INDUSTRIAL

GASES Sumber: Review dari berbagai artikel.

(37)

2.3 Rerangka Konseptual

Gambar 2.1 Rerangka Konseptual Sumber: Data di olah penulis, 2021

Agency Theory

Manajer (Agent) Pemilik Perusahaan

(Principal)

Meminimalkan Biaya Operasional

Biaya Produksi Biaya Promosi Volume Penjualan

Laba Bersih

(38)

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Biaya Produksi terhadap Laba Bersih

Menurut (Bustami, 2009) Biaya produksi ialah biaya untuk dipakai dalam interaksi produksi yang terdiri dari biaya bahan langsung, biaya kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya pembuatan juga mempengaruhi besar kecilnya harga jual barang yang didapat. Mengurangi biaya penciptaan adalah cara mendasar untuk mengendalikan pengeluaran agar tidak ada pemborosan, namun perlu fokus pada sifat penciptaan selanjutnya.

Teori agensi mengemukakan adanya hubungan otoritatif antara investor dan manajer. Dalam hubungan ini pertikaian terjadi dengan alasan bahwa ada lubang data antara dua pertemuan, di mana supervisor memiliki lebih banyak data yang diidentifikasi dengan detail organisasi daripada investor. Biaya produksi dicirikan biaya yang ditimbulkan untuk memiliki pilihan untuk melakukan latihan fungsional dan membuat menghasilkan manfaat. Permasalahannya ialah bagaimana cara mengelola biaya produksi agar bisa tetap bisa efisien dalam mengembangkan produk input menjadi produk output yang berkualitas. Ketika organisasi memiliki biaya produksi yang lebih maksimal daripada ukuran keuntungan bersih yang didapatkan, maka organisasi akan menghadapi kekurangan, maka organisasi membutuhkan keuntungan bersih dari setiap penebusan yang ditimbulkan. Ketika biaya produksi rentan akan manipulasi data, manajer diduga akan memperkecil jumlah biaya produksi yang ada atau memperbesar total biaya produksi agar data yang didapatkan tidak benar.

(39)

Kejadian ini akan mengakibatkan perselisihan antara investor sebagai kepala dan kepala. Biaya-biaya yang tidak benar-benar ditimbulkan tidak dianggap sebagai pengeluaran tetapi merupakan konsumsi atau pemborosan yang berlebihan.

Ini setua eksplorasi Felicia dan Robinhot Gultom (2018) yang membuktikan bahwa biaya penciptaan mempengaruhi kompensasi total. Tingkat manfaat yang dicapai organisasi ditentukan oleh volume kreasi yang dibuat, semakin besar volume kreasi yang diperoleh, semakin tinggi pula manfaat yang dicapai. (Carter, 2009). Maka, biaya produksi mempengaruhi laba disaat ketika biaya produksi ditingkatkan maka dapat menambah jumlah volume produksi yang kedepannya dapat mempengaruhi tingkat laba yang dicapai organisasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka di rumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H1: Biaya produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih

2.4.2 Pengaruh Biaya Promosi terhadap Laba Bersih

Biaya promosi ialah ukuran aset yang diberikan oleh organisasi demi promosi atau iklan item untuk membangun kesepakatan dan manfaat. Menurut (Widnyana, Made Juni, I Made Nuridja, dan I Ketut Dunia, 2014) promosi memiliki arti menarik minat pembeli dalam pembentukan organisasi. Promosi bersifat sugestif dilakukan secara eksplisit untuk memperkuat citra merek dan barang kepada customer, dan latihan khusus ini diselesaikan pada tahap di mana barang sudah jadi dan layak untuk diiklankan. Promosi juga digunakan sebagai

(40)

media yang meluas di antara pembuat dan pembeli sehingga organisasi secara umum dapat memperluas penawaran dan lebih banyak keuntungan.

Teori agensi mengemukakan hubungan antara principal dan agen. Adanya perjanjian kerja dari principal yang diperoleh kepada agen untuk melaksanakan perusahaan, namun dalam melaksanakan perusahaan agen tidak mesti mengambil keputusan terbaik demi kepentingan bersama. Secara teori, ini memperlihatkan bahwa kemajuan diperlukan dalam latihan fungsional organisasi namun biaya kemajuan yang terlalu maksimal akan berdampak negatif pada perolehan keseluruhan. Organisasi dapat membangun kesepakatan mereka melalui upaya, kemajuan, dan mengendalikan pasar dengan dalil yang benar maka mereka dapat meningkatkan minat untuk barang tanpa menimbulkan biaya berlebih.

Kondisi organisasi jika tidak diimbangi dengan kegiatan promosi tentu akan berpengaruh buruk terhadap keadaan keuangan organisasi. Ini setua dari (M.

J. Widnyana, 2014) yang menunjukkan bahwa pengeluaran khusus secara positif mempengaruhi keuntungan organisasi secara keseluruhan. Berdasarkan uraian tersebut, maka di rumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H2: Biaya promosi berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih 2.4.3 Pengaruh Volume Penjualan terhadap Laba Bersih

Volume penjualan ialah jumlah agregat yang dibuat dari tawaran pekerja dan produk. Menurut (Rustami et al, 2014) Jika biaya produksi disusul dengan peningkatan volume transaksi, keuntungan juga disebut meningkat, dengan asumsi jika biaya produksi naik tetapi volume transaksi berkurang, keuntungan

(41)

akan berkurang. Guna melihat korelasi antara volume penjualan dan keuntungan bersih, dapat dipahami dengan baik bahwa bagian-bagian dalam penjelasan gaji organisasi saling terkait yang menunjukkan ada relasi yang kuat antara keduanya, mengingat fakta bahwa untuk situasi ini cenderung terlihat bahwa keuntungan yang akan muncul jika penawaran barang organisasi lebih banyak dari pada biaya yang bersangkutan.

Teori agensi mengemukakan bahwa ada relasi antara kepala dan spesialis.

Dimana hubungan kantor ini timbul dikarena adanya perselisihan dimana spesialis sebagai administrator memiliki lebih banyak data tentang dana dan hambatan apa yang terjadi di organisasi sedangkan kepala sebagai investor hanya memiliki sedikit data memberitahukan apa yang terjadi di organisasi membuat kondisi ini menyebabkan perjuangan. Secara hipotesis memperlihatkan bahwa korelasi antara volume penawaran dan kompensasi total saling terkait. Karena untuk situasi ini keuntungan akan muncul jika transaksi barang lebih menonjol daripada biaya yang ditimbulkan. Faktor besar keuntungan adalah laba. Pendapatan didapatkan dengan penjualan. Jika pendapatan tinggi maka manfaat organisasi akan dikurangi dengan biaya yang wajib dikeluarkan untuk latihan fungsional. Dalam hal biaya yang ditimbulkan rendah, manfaat tersebut dapat dimanfaatkan untuk menggarap bantuan pemerintah dari para penyandang dana dan untuk memenuhi kelayakan organisasi.

Faktor besar yang memperkuat besar kecilnya laba ialah pendapatan.

Pendapatan didapatkan dari total perdagangan barang atau jasa perusahaan.

Pencapaian organisasi dilihat dari tahapan-tahapan manfaat yang diperoleh

(42)

organisasi dengan alasan bahwa tujuan organisasi pada dasarnya ialah untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dan manfaat merupakan cara pandang utama untuk menentukan ketahanan organisasi. Ini setua dari (Astri Fitrihartini S., 2017) yang menunjukkan bahwa volume bisnis berpengaruh positif terhadap keuntungan bersih organisasi. Berdasarkan penjelasan di atas, maka di rumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H3: Volume penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap laba bersih

(43)

Berdasarkan hipotesis di atas maka di susun model penelitian sebagai berikut:

H1

H2

H3

Gambar 2.2 Model Penelitian

Sumber: dikembangkan dalam skripsi ini, 2021 Biaya Produksi

(X1)

Laba Bersih (Y) Biaya Promosi

(X2)

Volume Penjualan (X3)

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman tentang teknis pengkajian yang akan di lakukan akan di jelaskan pada operasional variabel. Penelitian ini memakai 2 (dua) jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen terdiri dari Biaya Produksi, Biaya Promosi dan Volume Penjualan.

Serta Laba Bersih sebagai variabel dependen.

3.1.1 Variabel Dependen

Variabel dependen ialah variabel utama dalam sebuah penelitian yang dapat di pengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam pengkajian ini ialah laba bersih.

3.1.1.1 Laba Bersih

Laba bersih (Net Profit) ialah laba yang dicapai dari pelaksanaan operasional yang telah dikurangi dengan beban yang ada termasuk pajak.

Pemeriksaan ini diperkirakan dengan mengambil keuntungan sebelum biaya pembebanan dalam penetapan situasi keuangan perusahaan miscellaneous industry dengan biaya penilaian pribadi dalam pernyataan situasi keuangan

perusahaan miscellaneous industry. Perusahaan harus selalu menghasilkan laba optimal untuk memenuhi relevansi (stakeholder) pemegang saham, konsumen, manajemen, masyarakat, karyawan, pemerintah, dan sebagainya (Harahap, 2010):

(45)

3.1.2 Variabel Independen

Variabel independen ialah variabel yang dapat mengakibatkan dan memiliki arah hubungan positif maupun negatif terhadap variabel dependen.

Variabel dependen yang dipakai dalam penelitian ini ialah Biaya Produksi, Biaya Promosi dan Volume Penjualan.

3.1.2.1 Biaya Produksi

Biaya produksi ialah biaya yang dikorbankan demi menangani komponen yang tidak dimurnikan menjadi barang layak (matang) yang layak untuk dijual dan dipromosikan. Biaya produksi juga ialah sumber penghidupan yang direlakan demi mendapatkan keluaran dan keluaran tersebut diharapkan lebih maksimal dari masukan yang direlakan sehingga dapat mendapatkan keuntungan. Biaya produksi bisa di hitung dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang ada di laporan laba rugi perusahaan miscellaneous industry. Maka dapat di rumuskan sebagai berikut (Nurcahyo dan Hudrasyah, 2017):

Laba Bersih = Laba sebelum pajak – pajak penghasilan … … … 3.1

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik… … … …. … 3.2

(46)

3.1.2.2 Biaya Promosi

Biaya promosi yaitu biaya yang di keluarkan dari perusahaan demi mengoperasikan proyek penjualan produk sehingga produk bisa terjual dan mendapatkan keuntungan. Dalam.penelitian ini untuk menghitung biaya promosi perusahaan otomotif dan komponen yaitu dengan menjumlahkan biaya periklanan dengan biaya promosi penjualan yang terlampir di laporan laba rugi perusahaan miscellaneous industry. Maka dapat di rumuskan sebagai berikut (Benyamin Molan, 2007) adalah:

3.1.2.3 Volume Penjualan

Volume penjualan ialah ukuran yang menunjukkan banyaknya atau besarnya jumlah barang atau jasa yang terjual. Volume penjualan juga jumlah akhir yang didapatkan perusahaan dalam penjualan produknya dalam waktu tertentu. Semakin banyak total penjualan yang didapatkan maka semakin banyak juga total keuntungan yang dicapai, namun sebaliknya jika jumlah penjualan menurun maka laba akan ikut menurun. Perhitungan volume penjualan dalam

Biaya Promosi = Biaya Periklanan + Biaya Promosi Penjualan… … … …3.3

(47)

penelitian ini dengan membandingkan antara volume penjualan dengan kuantitas atau total penjualan pada perusahaan miscellaneous industry. Maka dapat di rumuskan sebagai berikut (Alamiyah dan Padji, 2003):

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi

Menurut (Sugiyono, 2013) Populasi adalah wilayah spekulasi yang terdiri dari artikel atau subjek yang memiliki karakteristik dan kualitas sendiri yang dipilih oleh spesialis untuk diamati dan kemudian dibuat kesimpulan. Populasi dalam kasus ini ialah seluruh perusahaan sektor miscellaneous industry yang terlampir di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Jumlah populasi dalam kasus ini ada 52 perusahaan.

3.2.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2013) sampel ialah anggota dari total dan karakteristik yang dipunyai oleh populasi tersebut. Penentuan jumlah sampel yang akan dihitung dari jumlah populasi wajib dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang benar. Teknik sampling ialah metode pemeriksaan yang dipakai untuk memutuskan tes dari penelitian (Sugiyono, 2013). Strategi pengujian penelitian ini ialah dengan memanfaatkan purposive sampling. (Sugiyono, 2013) purposive sampling ialah teknik penentuan sampel dengan pertimbangkan tertentu. Adapun pertimbangan atau kriteria tersendiri yang wajib di penuhi untuk pemilihan sampel yaitu sebagai berikut:

(48)

1. Seluruh perusahaan sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2015-2019.

2. Perusahaan sektor miscellaneous industry yang mempublikasikan laporan keuangannya selama periode penelitian 2015-2019.

3. Perusahaan yang memiliki data biaya produksi, biaya promosi, dan volume penjualan secara berturut-turut selama periode penelitian 2015- 2019.

Tabel 3.1 Penyaringan Sampel Penelitian berdasarkan Teknik Purposive

No. Keterangan Jumlah

1. Seluruh perusahaan sektor miscellaneous industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-2019

52 2. Perusahaan sektor miscellaneous industry yang tidak

mempublikasikan laporan keuangan selama periode penelitian 2015-2019

(5)

3. Perusahaan yang tidak memiliki data biaya produksi, biaya promosi, volume penjualan dan laba bersih selama periode penelitian 2015-2019

(34)

Jumlah sampel 13

Sumber: Data olahan penulis, 2021.

Sebanyak 52 populasi telah dilakukan penyaringan sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Berdasarkan hasil penyaringan sampel di peroleh sebanyak 13 perusahaan sektor miscellaneous industry yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian yakni sebagai berikut:

(49)

Tabel 3.2 Daftar Perusahaan yang melengkapi kriteria sebagai sampel No. Kode Perusahaan Nama Perusahaan

1. ASII Astra International Tbk

2. AUTO Astra Otoparts Tbk

3. BATA Sepatu Bata Tbk

4. BRAM Indo Kordsa Tbk

5. INDS Indospring Tbk

6. KBLI KMI Wire & Cable Tbk

7. KBLM Kabelindo Murni Tbk

8. PBRX Pan Brothers Tbk

9. RICY Ricky Putra Globalindo Tbk

10. SCCO Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk

11. SMSM Selamat Sempurna Tbk

12. SRIL Sri Rejeki Isman Tbk 13. TRIS Trisula International Tbk.

Sumber: Data olahan penulis, 2021.

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu kuantitatif. Informasi kuantitatif adalah informasi sebagai angka (Siregar.S, 2017). Sesuai strukturnya, informasi kuantitatif dapat ditangani atau diselidiki menggunakan strategi estimasi faktual.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini berasal dari website www.idx.co.id yang berupa data sekunder. Biasanya data data sekunder berupa diagram, tulisan atau dokumentasi perusahaan dan informasi penting lainya. Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi biaya produksi, biaya promosi, dan volume penjualan.

(50)

3.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data yang dipakai untuk penelitian ini ialah metode dokumentasi. Peneliti mendapatkan data dari laporan keuangan tahunan organisasi yang dimuat di Indonesian Stock Exchange tahun 2015-2019 beserta catatan yang menyertainya.

3.5 Alat Analisis

Alat analisis yang di gunakan dalam kasus ini ialah SPSS 23 (Statistical Package for Social Sciences). Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini

ialah analisis regresi linear berganda. Data yang di dapatkan dalam kasus ini diolah kemudian di analisa dengan berbagai metode analisa.

3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menjelaskan pemahaman atau gambaran suatu informasi yang diketahui dari nilai normal (mean), standar deviasi, selisih, paling ekstrim, terkecil, total, range, kurtosis dan skewness (deviasi penyebaran), (Gzohali, 2016). Jadi, pada penelitian ini analisis statistik deskriptif dipakai untuk melihat gambaran tentang biaya produksi, biaya promosi, volume penjualan dan laba bersih.

(51)

3.5.2 Uji Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian tentang kenormalan suatu data. Uji keteraturan berencana demi mengetes apakah dalam model kekambuhan, faktor yang membingungkan atau faktor sisa memiliki penyebaran yang khas. Pada penelitian ini guna mengetahui apakah data tersebut di katakan normal atau tidak dapat memakai dua cara, ialah menggunakan analisis grafik dan analisis statistik.

Analisis grafik dapat dilaksanakan dengan:

a). Lihat diagram histogram yang membedakan informasi persepsi dan sirkulasi yang mendekati penyebaran umum.

b). Plot kemungkinan khas yang menganalisis penyebaran gabungan dari dispersi biasa.

Apropriasi biasa dapat membingkai sudut lurus ke garis sudut, dan memplot informasi sisa untuk dikontraskan dan garis miring. Dengan asumsi penyebaran informasi yang tersisa adalah biasa, garis yang melambangkan informasi asli akan mengikuti garis miring. Cara lain yang dipakai yaitu dengan uji statistik one-simple kolmogorov-smirnov. Pengambilan keputusan dari one- simple kolmogorov-smirnov adalah:

1. Jika hasil Kolmogorov-Smirnov langsung di atas 0,05 derajat kepentingan menunjukkan desain alat angkut biasa, maka saat itu, model kekambuhan memenuhi asumsi biasa.

(52)

2. Jika hasil Kolmogorov-Smirnov satu-dasar di bawah derajat 0,05 tidak menunjukkan desain dispersi biasa, maka saat itu, model kekambuhan tidak memenuhi kecurigaan biasa.

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas memiliki arti untuk mengkaji terlepas dari apakah model regresi melacak hubungan antara faktor bebas (otonom). Model regresi yang benar sebaiknya tidak mempunyai hubungan antara faktor bebas. Dengan asumsi faktor-faktor bebas terhubung, bahwa faktor-faktor ini tidak simetris.

Faktor simetris adalah faktor otonom yang nilainya menghargai antara faktor bebas sama dengan tidak ada. Salah satu model untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas pada model relaps adalah dengan memeriksa nilai resiliensi dan VIF (Fluctuation Swelling Element). Untuk melihat ada tidaknya multikolinearitas di dalam regresi ialah sebagai berikut:

a) Apabila mendapatkan koefisien korelasi sederhana yang tinggi diantara sepasang variabel perjelas. Tingginya koefisien korelasi ialah syarat wajib yang cukup demi terjadinya multikolinearitas. Bagaimanapun, koefisien yang rendah tidak bisa dianggap lepas dari multikolinearitas dengan tujuan supaya koefisien koneksi fraksional dan hubungan sinkron antara semua faktor logis harus dilihat sekali lagi.

b) Multikolinearitas juga dapat ditunjukkan dari nilai resistansi dan kebalikannya, variance inflation factor (VIP). Kedua penilaian ini memperlihatkan setiap variabel otonom yang diciptakan oleh faktor bebas

(53)

lainnya. Pada dasarnya, setiap variabel otonom berubah menjadi variabel dependen dan relaps ke faktor bebas lainnya. Tolerance memperkirakan kemampuan berubah dari faktor bebas yang dipilih yang tidak diperjelas oleh faktor otonom lainnya. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat multikolonieritas pada penelitian. Dan jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terjadi gangguan multikolonieritas pada penelitian.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk menguji didalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu penelitian ke penelitian yang lain. Jika varians residual satu observasi ke observasi lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Menurut (Ghozali, 2016) model regresi yang benar ialah heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dalam kasus ini, asumsi heteroskedastisitas.akan di uji menggunakan.analisis grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot dengan ketentuan:

1) Dalam hal terdapat contoh pasti, misalnya bintik-bintik yang menyusun contoh normal tertentu, menunjukkan terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak memiliki contoh yang benar, dan titik-titik meluas diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

(54)

Selain memakai analisis grafik scatterplot demi memperlihatkan lebih dalam apakah terdapat heteroskedastisitas pada model regresi maka bisa di uji juga dengan memakai glejser, (Ghozali, 2016). Nilai signifikan masing-masing variabel pada uji glejser harus memiliki tingkat signifikansi lebih dari 5%.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berguna menguji apakah didalam model regresi linier ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka disebutkan ada problem korelasi. Dasar pengambilan keputusan ada atau tidaknya korelasi adalah bila hasil Durbin Watson di antara -2 s.d 2 (tidak terdapat gejala autokorelasi pada data penelitian).

Tabel 3.3 Tabel keputusan uji autokorelasi

No. Hasil Keterangan

1. Angka DW berada di atas +2 Terdapat autokorelasi negatif 2. Angka DW berada diantara -2 sampai +2 Tidak terdapat autokorelasi 3. Angka DW dibawah -2 Terdapat autokorelasi positif

3.5.3 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya memperlihatkan apakah seluruh variabel independen yang digolongkan dalam model memiliki pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Ada dua cara untuk menunjukkan kelayakan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh positif biaya promosi terhadap tingkat penjualan barang, (2) pengaruh positif tingkat penjualan barang terhadap laba

Berdasarkan tujuan dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dirumuskan kesimpulan bahwa variabel independen biaya operasional dan volume penjualan sejalan

karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan variabel biaya produksi, biaya promosi dan volume penjualan secara simultan atau

Biaya produksi berpengaruh terhadap Biaya Pesanan Pada Perusahaan Dagang, dimana dimensi atau indikator Penjualan Bersih (a. Biaya bahan baku langsung, b. Biaya tenaga kerja

Selain itu, juga didapatkan hasil penelitian bahwa volume penjualan merupakan variabel moderasi, yaitu volume penjualan memoderasi hubungan pengaruh antara biaya

Dari hasil uji t yang telah dilakukan, diperoleh t hitung 16,735 ≥ 2,073 t tabel dengan tingkat signifikan 0,000 ≤ 0,005, maka dapat diketahui bahwa biaya produksi

Penjualan, dan Biaya Operasional memiliki pengaruh signifikan terhadap laba bersih Puspitasari & Ruchjana, 2022, serta pengaruh negatif biaya operasional terhadap laba bersih Mutiara,

Pembahasan Pengaruh Biaya Periklanan, Biaya Penjualan Pribadi, Biaya Promosi Penjualan, dan Biaya Hubungan Masyarakat Secara Simultan Terhadap Volume Penjualan Hasil penelitian