• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil SMA Kristen Satya Wacana

SMA Kristen Satya Wacana atau lebih dikenal dengan nama SMA Laboratorium yang terletak di jalan Diponegoro No.52-56 Salatiga. Bagunan dari sekolah ini, masih menjadi bagian dari kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan berada dibawah badan penyelenggara YPTK Satya Wacana. Secara fisik sekolah ini memiliki bangunan berlantai tiga yang di desaian secara modern.

Dilihat dari lokasinya, SMA Kristen Satya Wacana sangat strategis untuk tempat pembelajaran di lingkungan sekitarnya, dikarenakan berada di dalam lingkungan kampus UKSW dan juga terdapat jenjang pendidikan dari TK, SD, SMP, dan SMA Kristen Satya Wacana, sehingga letaknya terjangkau dan strategis serta lokasi yang asri di lingkungan sekolahnya.

SMA Kristen Satya Wacana mempunyai Visi yaitu “Unggul Dalam Prestasi, Maju Dalam Iptek, Setia Terhadap Firman (Umat Setia)”.

Misi SMA Kristen Satya Wacana adalah:

1. Menumbuhkembangkan potensi peserta didik dibidang akademik, olah raga, dan seni.

2. Membudayakan hidup disiplin, bekerja keras, dan berjiwa kasih.

3. Tanggap terhadap segala perubahan dalam bidang pendidikan dan iptek, serta mampu berwirausaha.

4. Mewujudukan prestasi peserta didik dalam persaingan global.

5. Menjaling jejaring antar sekolah, perguruan tinggi dan lembaga pendidikan.

6. Mencegah peserta didik putus sekolah.

(2)

38

Tujuan sekolah SMA Kristen Satya Wacana adalah:

1. Melaksanakan firman Tuhan melalui Amsal 1:7 Takut akan Tuhan adalah permulaan segala ilmu.

2. Meningkatkan minat baca peserta didik dengan memanfaatkan program literasi.

3. Mewujudkan mapel bahasa inggris sebagai program unggulan dan promosi.

4. Mewujudkan olah raga bakset sebagai olahraga unggulan tingkat Kota, Regional dan Nasional.

5. Mewujudkan dance, cheerleader, seni musik dan vocal sebagai kegiatan unggulan tingkat Kota, Regional dan Nasional.

6. Menggali dan mengembangkan potensi dan prestasi akademik dan non akademik bagi peserta didik.

7. Melatih peserta didik dan berjiwa sosial dan peduli lingkungan.

8. Meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan iptek.

9. Melalui program BOS mencegah peserta didik putus sekolah.

10. Mengendepankan (4 S) dalam pelayanan yaitu: senyum, salam, sapa, dan santun.

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Berkaitan dengan hasil penelitian ini, dipaparkan berdasarkan hasil analisis data pada aspek perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Pada aspek perencanaan data diperoleh dari studi dokumen yaitu RPP yang dibuat oleh guru IPS dan hasil wawancara. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran data diperoleh dari hasil observasi ketika guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Untuk mendukung kebenaran data dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti menggunakan kuesioner dan wawancara, agar data yang telah didapatkan saat observasi sesuai dengan

(3)

39

kebenarannya. Pada aspek evaluasi pembelajaran, data diperoleh dari instrumen pelaksanaan pembelajaran dan pedoman wawancara yang memuat tentang evaluasi pembelajaran.

4.2.1 Kinerja Mengajar Guru IPS dalam Mengimplementasikan TPACK dari aspek Perencanaan Pembelajaran.

Kinerja mengajar guru dari aspek perencanaan adalah kemampuan guru dalam mengimplementasikan TPACK dalam RPP. Kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek perencanaan didapatkan dari hasil analisis RPP yang telah dibuat oleh guru kemudian dinilai komponen TPACK meliputi CK, PK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK. Berikut ini data hasil analisis RPP guru dalam mengimplementasikan TPACK di SMA Kristen Satya Wacana:

Tabel 4.1

Kinerja mengajar Guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek Perencanaan Pembelajaran

Komponen

TPACK Persentase (%) Kategori

CK 89.28 Baik Sekali

PK 97.44 Baik Sekali

TK 84.52 Baik

PCK 85.71 Baik

TCK 82.14 Baik

TPK 76.78 Baik

TPACK 76.78 Baik

Rata-Rata 84.66 Baik

Sumber : Data Hasil Analisis Instrumen, 2020

Berdasarkan tabel tersebut, nilai rata-rata yang diperoleh secara keseluruhan (mencakup tujuh komponen) dalam aspek perencanaan pembelajaran menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK berada pada kriteria Baik dengan persentase sebesar 84.66. Pada tabel tersebut kinerja mengajar guru dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek perencanaan pembelajaran yang

(4)

40

baik sekali berada pada komponen PK sebeser 97.44 dengan kategori sangat baik, dan CK sebesar 89.28 dengan kategori sangat baik. Hal tersebut menandakan bahwa dalam komponen CK dan PK, guru telah menjabarkan materi yang sesuai dengan KI dan KD, kesesuain antara tujuan, indikator dan alokasi waktu, pengembangan materi dari berbagai sumber. Untuk komponen TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK, berada dalam kategori baik.

Dalam RPP yang telah dibuat oleh guru, menunjukkan bahwa guru telah mampu mengimplementasikan TPACK dengan baik. Penggunaan teknologi yang optimal sangat membantu guru dalam melaksanakan strategi pembelajaran untuk menyampaikan materi sehingga tujuan dan indikator pembelajaran dapat tercapai semuanya.

Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan ST selaku Guru Ekonomi yang mengatakan bahwa:

“Dalam hal ini saya sudah membuat RPP, serta saya juga telah memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan KI daan KD yang akan saya ajarkan dan juga menggunakan metode yang bervariatif. Serta mengembangkan materi sebagai bahan sumber belajar dari buku paket, LKS, sumber internet, modul dan beberapa buku panduan lainnya.

Hal yang sama disampaikan oleh AG selaku guru geografi yang menyatakan bahwa:

“Saya juga membuat RPP. Untuk dapat menyesuaikannya saya biasanya menganalisis dulu keterkaitan antara KI dan KD, setelah itu baru menyesuaikan antara pendekatan dan strategi serta saya biasanya memahami dulu materi yang akan saya ajarkan”.

Hasil jawaban tersebut diperkuat dengan hasil wawancara dengan T selaku guru geografi yang menyatakan bahwa:

Setiap Guru mempunyai RPP yang merupakan perangkat penting dan membuat RPP sendiri agar sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam RPP ini juga merupakan sebagai alat bantu pengajaran yang menguraikan materi pelajaran dan menentukan apa yang diharapkan (tujuan pembelajaran, materi pelajaran) bagaimana proses belajar mengajar (kegiatan pembelajaran, pendekatan pengajaran) dan sumber daya yang diperlukan (bahan ajar dan teknologi).

(5)

41

Hasil wawancara tersebut sejalan dengan penjelasan yang disampaikan oleh ST, yang mengatakan bahwa:

Teknologi yang tersedia disekolah ini adalah LCD, Komputer, serta internet dan biasanya guru-guru membawa laptop untuk digunakan di dalam kelas.

Dalam proses pembelajaran tersebut biasanya guru menggunakan LCD dan laptop kemudian menggunakan bantuan slide power point dan sofware atau aplikasi seperti menuloader, video pembelajaran untuk membantu siswa dalam memahami isi materi yang diajarkan”.

Oleh karena itu, guru tersebut telah mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran. Dalam hal ini dapat dilihat dari kinerja mengajar guru dalam mengimplementasikan TPACK dalam pembelajaran yang tertuang dalam RPP. Selain itu dukungan prasarana yang disediakan oleh sekolah seperti fasilitas mengajar yaitu LCD, alat peraga, wifi, dan buku ajar diperpustakaan menjadi penunjang bagi guru sendiri dalam menyusun RPP dengan baik.

4.2.2 Kinerja Mengajar Guru IPS dalam Mengimplementasikan TPACK dari aspek Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam tahap pelaksanaan pembelajaran ini, dapat dilihat dari hasil observasi terhadap kinerja mengajar guru IPS dalam mengimpelementasikan TPACK di dalam kelas. Pada tahap pelaksanaan, peneliti mengamati guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan lembar instrumen yang telah disiapkan. Kinerja mengajar guru yang diukur adalah komponen CK, PK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK. Kinerja mengajar guru dalam mengimplementasikan TPACK dalam aspek pelaksanaan pembelajaran ini dianalisis seacara deskriptif. Berikut ini hasil analisis data, yang disajikan pada tabel 4.2.

(6)

42 Tabel 4.2

Kinerja mengajar Guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek Pelaksanaan Pembelajaran

Komponen

TPACK Persentase (%) Kategori

CK 98.80 Baik Sekali

PK 85.78 Baik

TK 80.35 Baik

PCK 77.67 Baik

TCK 75 Baik

TPK 72.61 Baik

TPACK 78.57 Baik

Rata-Rata 81.25 Baik

Sumber : Data Hasil Analisis Instrumen, 2020

Dari tabel tersebut kinerja mengajar guru dalam mengimplementasikan TPACK, yang dilihat dari aspek pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru ada pada ketegori baik dengan rata-rata persentase sebesar 81.25. Pada komponen CK berada pada kategori Baik sekali dengan tingkat persentase sebesar 98.80. Sedangkan komponen PK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK berada pada kategori baik.

Hal ini sejalan dengan hasil analisis kuesioner kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK yang diisi oleh guru. Berikut hasil analisis kuesioner:

Tabel 4.3

Hasil Analisis Kuesioner Kinerja mengajar Guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK

Komponen TPACK Persentase (%) Kategori

CK 81.48 Baik

PK 80.55 Baik

TK 84.25 Baik

PCK 85.18 Baik

TCK 83.33 Baik

TPK 80.55 Baik

TPACK 82.40 Baik

Rata-Rata 82.54 Baik

Sumber : Data Hasil Analisis Instrumen, 2020

(7)

43

Dari tabel 4.3 tampak bahwa rata-rata secara keseluruhan sebesar 82.54 yang artinya bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, masuk dalam kategori baik. Pada komponen CK, PK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK berada pada kategori baik.

Berdasarkan hasil tersebut, hal ini sesuai hasil wawancara dengan ST yang menyatakan bahwa:

“Biasanya saya menyajikan materi secara sistematis, sesuai dengan ranah kognitif dengan berbantuan teknologi, seperti PPT, audio, video dan beberapa sofware yang dapat menunjang dalam proses pembelajaran. (yang memuat, fakta, konsep)” dan juga sesuai dengan karakteristik siswa”.

Hal tersebut di pertegas lagi oleh AG yang menyatakan bahwa:

“Dalam melaksanakan pembelajaran saya menjelaskan materi secara sistematis, dan juga menampilkan hal-hal baru yang berkaitan dengan materi, agar siswa lebih mengetahui dan memahami akan materi yang diajarkan serta memberikan kesempatan siswa untuk mencari tahu lebih dalam tentang materi yang saya ajarkan, baik melalui diskusi keolompok, tugas individu atau membaca dari berbagai sumber”.

Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini, guru sudah mampu mengimplementasikan TPACK secara real di kelas. Secara keseluruan guru sudah mampu menyesuaikan materi dengan model, pendekatan, metode dan, penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang biasanya digunakan oleh guru adalah STEM, saintifik dan dan model pembelajaran yang sering digunakan adalah inquiry, discovery learning, dan project based learning. Metode pembelajaran yang digunakan ceramah tanya jawab, diskusi, penugasan, presentasi, eksperimen, dan simulasi. Guru juga telah menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi. Media pembelajaran yang biasa digunakan guru yaitu video, gambar, media berbasis TIK yaitu menu loader dan beberapa aplikasi penunjang lainnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh NW selaku guru ekonomi yang menyatakan bahwa:

(8)

44

“Model pembelajaran yang biasanya digunakan yaitu, discovery learning, problem based learning, dan STAD dengan pendekatan Saintific. Dan juga tergantung materi. Metode yang digunakan juga, kadang, diskusi, tanya jawab, wawancara, bermain peran”

Dalam hal ini untuk mengunakan model, metode serta strategi harus disesuikan dengan tuntutan materi yang diajarkan. Seperti yang dikatakan oleh AMB selaku guru sosiologi yang menyatakan bahwa

Tergantung materi. Jika materinya luas, maka menggunakan metode diskusi perkelompok dan jika materinya memang harus dipraktekkan maka akan dipraktekkan. Tidak semua materi cocok untuk di diskusikan ataupun dipraktekkan”

Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata kinerja mengajar guru dalam megimplementasikan TPACK dalam pembelajaran, berada pada kategori yang baik. Hal ini dapat dilihat dari dukungan dari pihak sekolah untuk para guru dalam mengintegrasikan TIK serta adanya pelatihan bagi bapak/ibu guru. Dan juga dapat dilihat bahwa dari pihak sekolah menyediakan tenaga teknis yang dapat membantu guru pada saat mengalami kesulitan.

4.2.3 Kinerja Mengajar Guru IPS dalam Mengimplementasikan TPACK dari aspek Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilakukan oleh guru dengan tujuan dapat mengetahui apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan bagi guru dan siswa.

Dalam tahap ini komponen TPACK yang dievaluasi adalah komponen PK.

Untuk mengukur keberhasilan implementasikan TPACK dalam aspek evaluasi, peneliti menggunakan instrumen lembar observasi, dan untuk memperkuat data tersebut peneliti menambahkan hasil wawancara. Pada komponen PK memuat tentang evaluasi yang dilakukan oleh guru, dan juga memuat rubrik penilaian yang dibuat oleh guru tersebut. Berikut hasil observasi, evaluasi kinerja mengajar guru:

(9)

45 Tabel 4.4

Kinerja mengajar Guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dalam penilaian/evaluasi pembelajaran

Komponen

TPACK Persentase (%) Kategori

PK 85.78 Baik

Rata-Rata 85.78 Baik

Sumber : Data Hasil Analisis Instrumen, 2020

Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru dalam penilaian/evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 85.78. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan guru NW dalam melakukan refleksi pembelajaran yang dilakukan yaitu:

“Biasanya ada refleksi diri, misalnya dalam penggunaan suatu metode, di kelas lain tidak berjalan dengan baik, maka di kelas selanjutnya akan coba saya maksimalkan agar tujuan pembelajaran tercapai”

Dalam melakukan Refleksi diri juga, berdasarkan hasil wawancara dengan guru T, dilaksanakan dengan cara:

“Untuk Refleksi diri, saya melakukan dengan mempertimbangkan materi- materi yang saya sampaikan, takutnya ada materi yang terlupakan atau yang terlewatkan, sehingga selanjutnya saya akan meralat kesalahan dan menjelaskan materi yang benar.

Secara umum dalam tahap refleksi guru sudah melakukan refleksi dengan baik. Untuk tahap evaluasi pembelajaran biasanya guru-guru melakukan evaluasi dengan cara melakukan pemberian tugas, melakukan tes, dan penggunaan kuis untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan hasil analisis Evaluasi penilaian guru IPS dalam dalam melakukan penilaian terhadap siswa.

Berikut ini hasil analisis nilai siswa:

Tabel 4.5

Evaluasi penilaian hasil belajar siswa Nilai Siswa Persentase (%) Kategori

Rt 91.80 Baik sekali

Rata-Rata 91.80 Baik Sekali

Sumber : Data Hasil Nilai Siswa, 2020

(10)

46

Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru dalam penilaian/evaluasi pembelajaran berada pada kategori baik sekali dengan persentase sebesar 91.80. Sejalan dengan hasil wawancara yang dikatakan oleh guru ST yang mengatakan bahwa:

Hal yang biasa saya lakukan adalah mengevaluasi hasil pembelajaran dengan menggunakan tes, seperti ulangan harian, tanya jawab, pengerjaan tugas dan tes menggunakan kuis. Evaluasi yang saya maksudkan adalah ada 2 jenis, yaitu evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil akhir belajar.”

Hasil wawancara dengan AG selaku guru geografi yang menyatakan bahwa dalam melakukan evaluasi, dilakukan dengan cara:

“Saya persiapkan soal penilaian pembelajaran IPS ini dalam bentuk pilihan ganda dan soal dalam bentuk essay yang memuat soal HOTS. Kadang menggunakan kuis juga untuk memantau hasil perkembangan siswa tersebut.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari siswa tersebut dan juga mempermudah dalam melakukan penilaian mengenai sasaran awal guru, maka guru mempersiapkan format atau rubrik penilaian untuk mengukur kemampuan siswa sebagiamana KD yang telah direncanakan diawal pembelajaran. Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan dengan guru AMB yang mengatakan bahwa:

Guru disekolah ini melakukan proses penilain pembelajaran dengan baik.

Hal ini dibuktikan dengan RPP, dalam setiap lembar RPP sudah terdapat penilaian/evaluasi yang menyangkut penilain ranah evaluasi (penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik), pemilihan teknik penilaian (pembuatan tes tertulis), kesesuain dan perbaikan penilaian (pembuatan soal yang sesuai dengan materi).

Hal yang sama disampaikan oleh NW yaitu:

Secara garis besar kami guru telah melakukan proses pembelajaran dengan baik, setiap kami guru telah melalukan penilain dengan prosedur dalam standar penilaian yang berlaku serta kami guru juga menyusun laporan penilain siswa dengan baik yag dapat tercantum dalam daftar nilai raport siswa.

(11)

47

Secara umum dari hasil observasi dan wawancara tersebut menyangkut aspek evaluasi yang dinilai yaitu refleksi Guru, penilaian rana evaluasi, pemilihan alat evaluasi, kesesuaian dan perbaikan penilaian berada dalam kategori baik. Artinya bahwa guru IPS sudah mengimplementasikan evaluasi pembelajaran yang sesuai dengan Pedagogical knowledge (PK).

4.3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka hasil penelitian ini akan dipaparkan dalam tiga bagian. Bagian pertama tentang mendeskripsikan kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek perencanaan, bagian kedua mendeskripsikan tentang kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek pelaksanaan pembelajaran, dan bagian terakhir akan membahas tentang kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek evaluasi pembelajaran.

4.3.1 Kinerja Mengajar Guru IPS dalam Mengimplementasikan TPACK dari aspek Perencanaan Pembelajaran

Secara keselurahan kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dalam aspek perencanaan pembelajaran dapat dilihat kemampuan guru dalam menerapkan komponen-komponen TPACK yaitu: CK, PK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa guru telah mengimplementasikan seluruh komponen- komponen tersebut dengan kategori baik. Secara detail, komponen CK berada pada katgori baik sekali. CK merupakan suatu kompetensi bagi guru dalam menguasi pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya yang diampunya dan sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program suatu pendidikan, mata

(12)

48

pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang diampu, konsep dan metode (permendiknas No 74 tahun 2008).

Dalam komponen CK ini guru sudah menjabarkan materi yang sesuai dengan kompetensi inti dan kompotensi dasar yang terdapat pada RPP serta guru sudah bisa mengembangkan setiap materi dan juga memberikan informasi baru terkait materi yang diajarkan yang diambil dari berbagi sumber, seperti buku paket, sumber internet, modul, LKS dan buku penunjang lainnya. Kedalaman materi dalam hal ini guru sudah mencantumkan setiap materi yang terdapat pada RPP secara detail. Hal ini sejalan dengan pernyataan Abdur dalam Endang, dkk (2018:8) yaitu bahwa setiap guru tidak hanya memiliki pemahaman yang mendalam pada materi tertentu, tetapi guru juga dapat memiliki pengetahuan yang luas. Ini berati bahwa guru harus mampu dalam membangun setiap konsep materi yang diajarkan. Dalam RPP yang telah dibuat oleh guru menunjukkan juga adanya kesesuaian antara materi dengan KD, tujuan dan indikator dan dari hasil wawancara juga menunjukkan bahwa setiap guru membuat RPP, sehingga dapat menyesuaikan antara materi dan KD.

Dalam komponen PK menurut (Permendiknas No 19 tahun 2005) menjelaskan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam megelola pembelajaran yang terdiri atas pemahaman terhadap siswa, perencanaan, implementasi pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Dalam komponen PK ini pengetahuan akan strategi pembelajaran sudah dicantumkan yaitu pendekatan saintific dalam RPP. Hal ini menjelaskan bahwa pengetahuan setiap guru mengenai berbagai pendekatan sangat dibutuhkan.

Dalam penggunaan metode dan model juga guru sudah mencantumkan metode yang digunakan pada RPP yaitu metode, diskusi, tanya jawab, bermain

(13)

49

peran, dan modelnya yaitu PBL, STAD, discovery learning, inquiry sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Pada pengetahuan akan media guru telah mencantumkan media pembelajaran yang digunakan baik bersifat elektronik atau konvensional, seperti menggunakan video, power point, gambar, buku paket dan LKS.

Menurut Endang, dkk (2018:8), menyatakan bahwa penggunaan media sangat diperlukan bagi seorang guru agar dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif serta dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Pada indikator evaluasi dari hasil analisis RPP, telah menunjukkan bahwa setiap guru telah mencantumkan penilaian yang didalamnnya terdapat penilaian kognitif (melampirkan soal-soal pilihan ganda dan essay), afektif (jurnal kelas) dan psikomotorik (lembar observasi kinerja). Hal ini sejalan dengan pendapat Endang, dkk (2018:9), yang menyatakan bahwa penilaian sebagai suatu komponen penting dalam proses pembelajaran sehingga dapat digunakan sebagai tolak ukur dari pemahaman siswa.

Pada komponen TK dari hasil analisis RPP menunjukkan bahwa guru sudah mampu mengambarkan tentang penggunaan teknologi dan kemampuan guru dalam menggunakan teknologi tersebut. Dalam hal ini setiap guru sudah memaparkan setiap materi dalam bentuk PPT, penggunaan sofware atau aplikasi pembelajaran. Menurut Daryanto (2017:2) menjelaskan bahwa penggunaan teknologi dalam pembelajaran memiliki pengaruh yang penting terhadap pemahaman siswa. Dan bila dikaitkan dengan ketrampilan abad 21 yang ditandai dengan tuntutan seorang guru harus bisa menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam bidang pendidikan.

Komponen PCK yang merupakan pemahaman guru tentang pendekatan dan metode pembelajaran yang efektif untuk menyampaikan materi pelajaran.

(14)

50

Menurut Etkina (2010) menyatakan bahhwa PCK adalah gabungan dari pengetahuan konten dan pedagogik dalam hal pemahaman akan topik bahasan dan materi yang terorganisir yang kemudian dibantu dengan pengintegrasian pendekatan dan metode pembelajaran dengan konten dalam pembelajaran.

Berdasarakan hasil analiss tabel 4.1 menunjukkan bahwa PCK berada dalam kategori baik dengan persentase sebesar 85.71. Dari hasil wawancara juga menunjukkan bahwa guru membuat RPP sehingga ketika melaksanakan pembelajaran guru sudah dapat menyesuaikan antara pendekatan dan metode yang digunakan.

Pada komponen TCK yang dituntut dari seorang guru adalah dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, terutama guru sebagai pendidik sebaiknya memiliki kemampuan dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran, sehingga akan memantau pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Hasil analisis RPP, komponen TCK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 82.14. Dalam RPP, guru sudah mampu mencamtumkan materi berbasis teknologi atau integrasi teknologi dalam materi, seperti penayangan video, gambar-gambar dengan power point dan memanfaatkan fasilitas internet. Bila dikaitkan dengan perkembangan teknologi pada abad ke 21 ini yang menjadi bahan perhatian bagi guru agar selalu mengembangkan kemampuan mengajarnya (Daryanto 2016:4).

Pada komponen TPK ini tentang pengetahuan seorang guru dapat menggunakan teknologi dalam mengajar dan juga pengetahuan guru dalam strategi pembelajaran. Dari hasil analisis RPP kinerja mengajar guru dalam komponen TPK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 76.78.

Hal ini dapat dibuktikan dengan RPP, dimana dalam RPP guru sudah mencantumkan media pembelajaran berbasis teknologi. Menurut Daryanto (2016: 16) menyatakan bahwa keuntungan bagi guru dalam penggunaan

(15)

51

komputer akan mempermudah dan mempercepat kerja siswa dan juga bisa menimbulkan rasa senang pada siswa karena siswa bisa melihat gambar, mendengarkan suara (audio), melihat video dengan cara instan. Dapat dikatakan bahwa situasi ini bisa menjadi suatu faktor pendukung atau sangat penting untuk mencapai efektivitas belajar.

Komponen TPACK yang merupakan puncak dari pengetahuan sehingga dapat dikatakan sebagai pengetahuan yang sangat baik bagi seorang guru, karena TPACK memuat tiga unsur utama yaitu pengetahuan teknologi, Pedagogik, Konten. Hasil analisis instrumen TPACK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 76.78. Dari hasil analisis RPP menunjukkan bahwa guru sudah mencantumkan materi, model, metode, media pembelajaran dengan materi.

Secara umum, kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek perencanan sudah berada pada kategori baik. Dalam RPP sudah memuat seluruh komponen, karena RPP adalah suatu bentuk dari apa yang akan dilakukan oleh guru saat melaksanakan pembelajaran bersama siswa. Berdasarkan hasil wawancara juga sudah menunjukkan bahwa guru sudah mengoptimalkan implementasi TPACK dalam pembelajaran, serta adanya dukungan baik dari pihak sekolah.

4.3.2 Kinerja Mengajar Guru IPS dalam Mengimplementasikan TPACK dari aspek Pelaksanaan Pembelajaran

Kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dilihat dari aspek perencanaan dapat dijelasakan melalui tujuh komponen yaitu: CK, PK, TK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK. Identifikasi mengenai penerapan TPACK dalam proses pembelajaran merupakan suatu langkah yang tepat, karena peneliti melihat seacara langsung yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pada siswa. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

(16)

52

dilakukan oleh guru berdasarkan perencanaan proses pembelajaran. Menurut Daryanto menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Komponen CK guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK, berada pada kategori baik sekali dengan persentase sebesar 98.80. Dari hasil observasi langsung saat guru melaksanakan pembelajaran, memperlihatkan bahwa setiap guru sudah menyampaikan materi sesuai KD, metode, sesuai dengan yang dicantumkan dalam RPP serta dapat menganalogikan materi dengan contoh-contoh yang ada pada kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hasil pengamatan tersebut, hal ini dapat dilihat dari hasil pengisian kuesioner oleh guru IPS, berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 81.4. Hal ini menandakan bahwa setiap guru sudah mampu mengimplementasikan setiap pelaksanaan pembelajaran, yang sudah tertuang dalam RPP. Menurut Daryanto (2016:37) menjelaskan bahwa metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menjalankan funsginya serta metode merupakan alat untuk dapat mencapai setiap tujuan pembelajaran.

Komponen PK, dari hasil observasi langsung saat pembelajaran yang dilakukan oleh guru, komponen PK ini berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 85.78. Sedangkan untuk hasil kuesioner dari komponen PK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 80.55. Hal ini dapat kita ketahui bahwa kesesuain antara metode yang dicantumkan pada RPP dengan pelaksanaan pembelajaran sudah terdapat kesesuaian. Kinerja mengajar guru dalam menyajikan materi pelajaran sudah menunjukkan kemampuannya dalam hal penguasaan bahan belajar, sehingga materi sudah disampaikan secara sistematis dan jelas, karena bahan belajar yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah dalam RPP. Kinerja mengajar guru dalam menggunakan

(17)

53

media/alat telah menunjukkan kemampuannya dengan baik serta dalam menyajikan setiap materi guru sudah mampu menggunakan media dan alat peraga yang dapat membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan efektif. Pemilihan metode yang baik disesuikan dengan karakteristik siswa.

Menurut Daryanto (2016:37) menjelaskan bahwa metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menjalankan funsginya serta metode merupakan alat untuk dapat mencapai setiap tujuan pembelajaran.

Komponen TK dari hasil observasi menunjukkan bahwa komponen tersebut berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 80.35. Dan hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa TK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 84.25. Berdasarkan hasil observasi, guru telah menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan teknologi baik dalam bentuk sofware dan hadware. Kemampuan guru tersebut dapat dilihat ketika guru melaksanakan pembelajaran, guru sudah menggunakan alat-alat elektornik modern sebagai media pembelajaran. Yang biasa digunakan oleh guru yaitu laptop, proyektor. Setiap guru sudah menggunakan power point dalam menyampaikan materi, serta dalam power point juga, guru sudah mampu menyisipkan video-video yang berkaitan dengan materi. Selain itu guru sudah mampu menggunakan program pengolah kata dan gambar, hal ini dapat dilihat ketika guru menyajikan materi dalam proses pembelajaran. Tezci (2010:35) mengatakan dengan adanya penguasaan TK yang dimiliki oleh guru akan sangat membantu guru dalam menjelaskan materi yang ada, serta dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dicapai, dan juga dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari materi.

Komponen PCK dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran ini dapat terlihat bahwa guru sudah mampu: (a) menyesuaikan materi dengan pendekatan, model, dan metode pembelajaran, (b) menyesuaikan materi

(18)

54

dengan media pembelajaran dan (c) adanya interaksi antar guru dan siswa yang terlihat selama proses pembelajaran. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa komponen PCK guru berada dalam kategori baik dengan persentase sebesar 77.67, dan hasil kuesioner menunjukkan bahwa komponen PCK guru berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 85.18. Berdasarkan hal ini sudah sangat jelas bahwa kinerja mengajar guru dalam proses pembelajaran sangat penting dimilliki oleh seorang guru. Bertram (2012:3) menjelaskan bahwa interaksi yang luas antara pengetahuan konten, guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat tergantung pada kemampuan yang dimiliki oleh guru sendiri. Menurut pendapat Zainal dalam Bertram (2012:22) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif akan membutuhkan pengetahuan konten dan pemahaman yang mendalam mengenai cara guru dalam memfasilitasi siswa sehingga dapat mempelajari konten pengetahuan yang disampaikan.

Komponen TCK adalah terdiri dari dua komponen utama yaitu TK dan CK.

Komponen TCK dalam proses pembelajaran berada pada kategori baik dengan persentase sebesar, 75 dan hasil kuesioner menunjukkan bahwa komponen TCK, berada dalam kategori baik dengan persentase sebesar 83.33. Hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah menggunakan teknologi yang disesuaikan dengan bahan ajar. Dalam menyampaikan materi, guru sudah memberikan informasi-informasi baru terkait dengan materi pada siswa, dengan memanfaatkan fasilitas teknologi (internet). Menurut Mairisiska (2014:29) menjelaskan bahwa pentingnya penggunaan teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan. Dengan pemanfaatan teknologi akan membuat materi yang abstrak menjadi lebih muda dipelejari oleh siswa.

(19)

55

Komponen TPK dalam proses pembelajaran berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 72.61 dan hasil kuesioner menunjukkan bahwa TPK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 80.55. Pada komponen ini yang dilihat adalah cara guru menyesuaikan antara penggunaan teknologi (TK) dengan metode, model, dan juga media pembelajaran serta adanya pemanfaatan teknologi yang disesuaikan dengan karakteristik siswa (PK). Berdasarkan hasil observasi telah menunjukkan bahwa guru sudah menggunakan media pembelajaran yang berbasis TIK, seperti penggunaan Power point, penggunaan aplikasi pembelajaran. Menurut Mairisiska (2014:30) menyatakan bahwa saat ini TIK sangat penting dalam proses belajar dan mengajar, siswa dapat mengakses berbagai informasi, video, gambar, melalui gadget elektronik, dan guru dapat menggunakan gambar, artikel, dan video dengan memanfaatkan teknologi. Dapat dikatakan bahwa keberhasilan implementasi TIK dalam proses pembelajaran akan sangat tergantung pada ketrampilan, kemampuan, dan kreatifitas guru dalam memanfaatkan TIK.

Komponen TPACK dalam proses pembelajaran dikategorikan baik dengan persentase sebesar 78.57. Sedangkan hasil kuesioner guru menunjukkan bahwa komponen TPACK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 82.40. Berdasarkan hasil observasi dalam pembelajaran guru sudah mampu menyesuaikan antara pendekatan, media, materi, serta menggunakan teknologi dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya dukungan fasilitas dari pihak sekolah, sehingga dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif. TPACK menjadi suatu sentral dalam mencapai setiap tujuan pembelajaran. Apabila TPACK diterapkan dengan baik, maka siswa akan mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna. Pentingya penerapan TPACK seperti yang dikatakan oleh Putriani (2015:25), yang menyatakan bahwa TPACK dapat meningkatkan penguasaan konsep/materi dan keaktifan belajar siswa.

(20)

56

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rata-rata kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dalam proses pembelajaran berada pada kategori baik. Mengingat pengetahuan teknologi itu sangat penting untuk menyikapi kemajuan IPTEK pada pembelajaran Abad 21 ini.

Menurut Daryanto (2016:3-5) menguraikan bahwa, ketrampilan abad 21 yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya adalah: a) Mampu menfasilitasi dan menginspirasi belajar dan kreatifitas siswa, b) Merancang dan mengembangkan pengalaman belajar dan asessmen era digital, c) Menjadi model cara belajar dan bekerja di era digital, d) Mendorong dan menjadi model tanggung jawab dan masyarakat digital, e) Berpartisipasi dalam pengembangan dan kepemimpinan profesional.

4.3.3 Kinerja Mengajar Guru IPS dalam Mengimplementasikan TPACK dari aspek Evaluasi Pembelajaran

Dalam pelaksaan penilaiaan/evaluasi pembelajarn menurut Triwiyanto (2015:189) menyatakan bahwa dalam pembelajaran guru dituntut agar menerapakan penilaian otentik yaitu dapat mengevaluasi penerapan pengetahuan dan berpikir kompleks dari pada hanya sekedar hafalan informasi faktual, dan hal ini sesuai dengan prinsip penilaian pada kurikulum 2013.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK dari aspek evaluasi pembelajaran yang dilihat dari komponen PK berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 85.78. Berdasarkan hasil analisis nilai siswa menunjukan bahwa evaluasi penilaian hasil pembelajaran berada pada kategori baik sekali dengan persentase sebesar 91.80. Hal ini menunjukkan bahwa penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah baik. Dalam pemilihan rana penilaian evaluasi sudah dikategorikan dengan baik, bahwa guru telah membuat dan melakukan

(21)

57

penilaian terhadap siswa, ketika melaksanakan pembelajaran serta guru mampu menggunakan berbagai macam ranah evaluasi. Dalam hal ini ranah evaluasi yang dimaksud adalah penilaian kognitif, penilain afektif, dan penilain psikomotirik. Penilaian kognitif yang sering dilakukan oleh guru yaitu dengan adanya soal-soal pilihan ganda maupun uraian. Untuk penilaian afektif dilakukan dengan cara menggunakan jurnal kelas, yang memuat tentang catatan, hasil temuan guru, ketika melaksanakan pembelajaran. Dalam hal pemilihan dan juga penggunaan ketiga ranah tersebut guru sudah mampu melaksanakan penilain ketika guru tersebut melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Dan yang sering digunakan oleh guru adalah penilaian afektif dan kognitif.

Dalam pemilihan alat evaluasi guru telah mampu menyusun rubrik penilaian dengan baik, serta mampu mengembangkan instrumen penilaian dengan baik juga. Bentuk penilaian yang biasa dilakukan adalah pada akhir pelajaran adalah dalam bentuk tes tulis. Dalam pembuatan soal yang dilakukan oleh guru, setiap soal juga sudah mengarah pada soal-soal HOTS, serta guru sudah mampu menyusun kisi-kisi sebelum membuat soal untuk tes.

Menurut pendapat Eko (2014:23) menyatakan bahwa kisi-kisi adalah suatu format yang memuat tentang kriteria soal-soal yang berisi tentang deskripsi kompetensi dan materi yang diwujudkan dalam sebuah tabel yang memuat perincian materi serta imbangan atau proporsi yang dikendaki oleh penilai.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdasarkan hasil penelitian evaluasi kinerja mengajar guru IPS dalam mengimplementasikan TPACK, menunjukkan kategori yang baik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkann tebel 10 di atas menunjukan aktivitas siswa pada siklus 1 masih rendah, yaitu dilihat dari aspek keaktifan siswa yang masih rendah, aspek

Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi dari kegiatan guru dapat diketahui melalui aspek yang diperoleh skor 3 sebanyak 5, dan aspek 4 sebanyak 10 item dan totalnya semuanya

4.4.7 Analisis Komponen Pengawasan dan Evaluasi Dalam keterlaksanaan Pengawasan dan Evaluasi (item 79-103) terlihat bahwa SMA Terakreditasi A lebih tinggi dari SMA

- Hasil observasi pada guru: Pelaksanaan pembelajaran siklus 2, dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan III guru mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran

Jawaban lain ada yang sesuai dengan teori , responden memilih metode tanya jawab sebagai metode mengajar yang digunakannya di kelas XI IPS menjadikan siswa kelas tersebut mudah

Berbeda dengan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas kontrol yang menggunakan media pembelajaran PowerPoint, melalui hasil observasi yang dilakukan oleh

Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Adapun langkah-langkahnya adalah: .Memberi salam, berdoa, mengecek kehadiran siswa,

Dari lembar observasi siswa saat pembelajaran IPS siklus I, diperoleh hasil bahwa siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik, namun siswa masih belum