6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian terdahulu
Devi (2012) dalam penelitiannya terkait analisis sistem informasi akuntansi pembelian pada PT. Tatasolusi Pratama Surabaya. Tanggung jawab fungsional serta pemisahan tugas-tugas didalam perusahaan sudah cukup baik dengan ditunjukkan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam setiap prosedur sudah sesuai dengan jobdesk yang diberikan pada masing-masing fungsi di PT.
Tatasolusi Pratama Surabaya. Sistem otorisasi yang diterapkan sudah tersusun dengan baik disetiap aktivitas yang melibatkan otorisasi dengan standar operasional yang digunakan perusahaan. Walaupun masih terdapat beberapa kelemahan pada perangkapan fungsi penerimaan dan penyimpanan, serta penyebaran dokumen yang belum merata berdasarkan pada fungsi-fungsi terkait pada saat proses pembelian.
Septyansari & Dzulkirom (2015) dalam penelitiannya terkait analisis sistem dan prosedur pembelian barang lokal dan pengeluaran kas pada PT. PG.
Rajawali I Unit PG. Krebet Baru Malang terlihat dari sistem dan prosedur pembelian barang lokal, sistem dan prosedur pengeluaran kas, pengendalian intern, serta struktur organisasi sudah cukup baik dengan ditunjukkan pada fungsi-fungsi terkait yang sudah berjalan sesuai prosedur. Namun masih terdapat bebrapa kelemahan yaitu tidak adanya bagian akuntansi yang bertugas mencatat transaksi pembelian perusahaan, dokumen yang belum lengkap seperti rangkapan dokumen, jurnal pembelian untuk mencatat transaksi
pembelian perusahaan serta buku pembantu utang, pemberian nomer seri, dan bagian gudang yang belum menjadi lini tersendiri.
Tuerah (2013) dalam penelitiannya mengenai efektivitas sistem informasi pembelian dan pengeluaran kas pada UD. Roda Mas Manado sudah efektif , karena prosedur sejak pencatatan sampai pelaporan pada sistem pembelian dan pengeluaran kas dilakukan sesuai standard an prosedur yang berlaku. Hal ini ditunjukkan dengan pemisahan antara fungsi pembelian, fungsi gudang sebagai tempat penyimpanan persediaan, dan fungsi akuntansi dalam pencatatan setiap transaksi dan setiap formulir dan dokumen yang digunakan peusahaan sudah bernomor urut cetak. Beberapa kelemahan yang terjadi adalah belum adanya manager accounting yang mampu mengawasi setiap proses pencatatan dari pembelian dan pengeluaran kas secara efisien.
Dinihari & Saifi (2019) dalam penelitiannya terkait analisis sistem dan prosedur pembelian bahan baku dan pengeluaran kas pada PT. Industri Kereta Api (Persero) Madiun menunjukkan sistem akuntansi pembelian bahan baku yang diterapkan sudah baik karena sudah terdapat pemisahan fungsi – fungsi yang benar sesuai dengan pengendalian intern. Terdapat kelemahan yang terjadi yaitu pada pencatatan yang digunakan yang belum menggunakan register cek, menurut teori pengeluaran kas yang menganut sistem voucher menggunakan register cek, otorasi yang belum melibatkan beberapa unit, serta terdapat formulir yang belum bernomor urut cetak.
Dewi & Wiyani (2016) dalam penelitiannya terkait Prosedur Pembelian Bahan Baku Secara Kredit Pada PT Burangkeng Maju Teknik sudah cukup
efektif pada prosedur pembelian bahan baku secara kredit pada perusahaan cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan dokumen yang terkait dalam prosedur pembelian bahan baku secara kredit sudah lengkap dan bernomor urut cetak.
Terdapat penambahan fungsi yang melakukan permintaan pembelian dan pengurangan fungsi penerimaan (tugas dirangkap oleh fungsi warehouse).
Namun masih terjadi perangkapan tugas yang dilakukan antara fungsi penerimaan dengan fungsi penyimpanan bahan baku
Armelia dkk (2016) dalam penelitiannya terkait sistem informasi akuntansi pembelian dan pengeluaran kas upaya mendukung pengendalian internal perusahaan PT. Merck Sharp Dohme Pharma Pandaan masih terdapat beberapa kelemahan yang kurang mendukung pengendalian intern yang baik seperti masalah komunikasi dan koordinasi, fungsi purchasing tidak memberikan tembusan PO kepada fungsi ES coordinator dan tidak mengarsipkan PO yang telah dikirimkan ke pemasok urut berdasarkan tanggal jatuh tempo, surat jalan dapat ditandatangani siapapun yang menerima kedatangan barang, petugas penerimaan barang di inbound warehouse tidak mencocokkan nomor PO.
Berdasarkan pada hasil dari penelitian terdahulu yang telah disampaikan masih terdapat masalah dan kelemahan yang dihadapi oleh perusahaan seperti yang terdapat pada penelitian Devi (2012), Septyansari &
Dzulkirom (2015), Dinihari & Saifi (2019), dan Armelia dkk (2016) perangkapan fungsi, komunikasi dan koordinasi, serta dokumen pencatatan yang belum tersusun dengan baik baik, penggambaran struktur organisasi belum diurutkan atau digambarkan dengan untuk memberikan informasi
mengenai tugas dan wewenang kepada seluruh karyawan perusahaan.
Pembelian dan pengeluaran kas yang diterapakan dalam perusahaan sudah efektif , karena prosedur sejak pencatatan sampai pelaporan pada sistem pembelian dan pengeluaran kas dilakukan sesuai standar lengkap dan bernomor urut cetak yang terjadi pada penelitian Tuerah (2013) dan Dewi & Wiyani (2016) walaupun perlu menambah satu manager accounting yang mampu mengawasi setiap proses pencatatan dari pembelian dan pengeluaran kas secara efisien serta adanya pemisahan tanggung jawab jika terjadi masalah dalam proses penerimaan atau proses penyimpanan bahan baku.
B. Teori dan Kajian pustaka
1. Pengertian Sistem
Hartono (2005) mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama dari prosedur-prosedur untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sistem akuntansi terdiri atas beberapa subsistem, yatu subsistem penjualan, subsistem pembelian, subsistem pengajian, subsistem akuntansi biaya dan lain-lain.
Untuk mencapai tujuan atau sasaran subsistem ini saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga dapat berinteraksi satu dengan yang lain.
Pada umumnya sistem yang luas terdiri dari beberapa subsistem dan sistem yang lebih kecil dapat terdiri dari subsistem-subsistem lagi atau terdiri dari komponen-komponen (Hartono, 2005). Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa sistem pada dasarnya merupakan sekelompok unsur yang berhubungan satu sama lain dan berfungsi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
2. Pengertian Informasi
Informasi merupakan data yang telah memiliki kegunaan dan manfaat dan telah diorganisasi (Krismiaji, 2015). Agar dapat berguna dikemudian hari suatu informasi harus memiliki karakteristik sebagai berikut:
a) Relevan
Menambah pengetahuan maupun nilai bagi pembuat keputusan, dengan cara menaikkan kemampuan memprediksi, menegaskan ekspetasi semula, dan mengurangi ketidakpastian.
b) Dapat dipercaya
Secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas dalam organisasi agar terhindar dari kesalahan.
c) Lengkap
Terperinci dan tidak menghilangkan data dianggap penting yang dibutuhkan oleh para pemakai.
d) Tepat waktu
Data disajikan pada saat yang tepat dalam proses pembuatan keputusan e) Mudah dipahami
Data disajikan dalam format atau tulisan yang mudah dimengerti f) Dapat diuji kebenarannya
Memungkinkan suatu organisasi yang kompeten untuk menghasilkan informasi secara independen
Menurut Hartono (2005) nilai suatu informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Informasi dikatakan bernilai
jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Romney & Steinbart (2005) menjelaskan sistem informasi merupakan cara teratur untuk mengumpulkan, memproses, mengelola, dan melaporkan informasi agar organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya.
Hartono (2005) mendefinisikan suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manjerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi serta menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan.
3. Sistem Informasi Akuntansi
Sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggungjawab untuk persiapan informasi keuangan dan informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan disebut sebagai sistem informasi akuntansi (Romney dan Steinbart, 2005). Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi adalah kumpsulan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menghasilkan informasi keuangan sehingga memudahkan pengelolaan perusahaan. Romney (2003: 3) berpendapat bahwa tujuan utama sistem informasi akuntansi adalah untuk:
1. Menyediakan informasi yang lebih berkualitas atau untuk meningkatkan sistem pengendalian intern
2. Mengubah data keuangan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen.
3. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk aset-aset entitas.
Dikatakan sebagai sistem jika didalamnya mempunyai bagian-bagian yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Bagian tersebut adalah prosedur atau subsistem. Supaya sistem mampu berjalan secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem tersebut harus saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan ini dapat tercapai melalui komunikasi informasi yang relevan antar subsistem.
Suatu sistem harus memiliki tiga unsur yaitu input, proses, dan output. Input merupakan penggerak dimana sistem itu beroperasi. Proses merupakan perjalanan aktivitas yang mengubah input menjadi output. Output merupakan sasaran atau tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tersebut (Widjajanto, 2001:2).
Dikatakan sebagai sistem jika didalamnya mempunyai bagian-bagian yang saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan. Bagian tersebut adalah prosedur atau subsistem. Supaya sistem mampu berjalan secara efisien dan efektif, subsistem-subsistem tersebut harus saling berkaitan satu sama lain. Keterkaitan ini dapat tercapai melalui komunikasi informasi yang relevan antar subsistem.
Suatu sistem harus memiliki tiga unsur yaitu input, proses, dan output. Input merupakan penggerak dimana sistem itu beroperasi. Proses merupakan perjalanan aktivitas yang mengubah input menjadi output. Output merupakan sasaran atau tujuan yang diharapkan dari suatu sistem tersebut (Widjajanto, 2001:2).
4. Analisis Sistem Informasi Akuntansi
Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem yang utuh kedalam bagian-bagian yang lebih kecil di dalam sistem itu sendiri untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, kesempatan, hambatan, dan juga kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat dilakukan perbaikan (Jogiyanto, 2004:129).
Tujuan dari dilakukannya analisis sistem adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pemakai dan kebutuhan dari sistem yang baru (Hall, 2002:253).
Tahap analisis sistem ini dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap ini
merupakan tahap kritis karena kesalahan pada tahap ini maka tahap selanjutnya juga akan mengalami kesalahan dan sistem yang baru tidak akan bisa berjalan dengan maksimal (Jogiyanto, 2004:129).
5. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian dan Pengeluaran Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Sistem akuntansi pembelian diartikan sebagai sebuah struktur yang terdiri atas beberapa elemen yang saling berkaitan antara manusia, peralatan, metode, dan pengendalian yang diorganisir untuk memenuhi fungsi yang ada (Gellinas
& E.Oram, 2002:285). Tahapan dari sistem informasi pembelian sebagai berikut:
1) Input dari Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Menurut Mulyadi (2016:243) fungsi yang terkait dalam sistem informasi akuntansi pembelian sebagai berikut:
a. Fungsi Gudang, bertanggungjawab mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan persediaan yang ada di gudang serta menimpan barang yang telah diterima oleh bagian pembelian
b. Fungsi Pembelian, bertanggungjawab menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, memperoleh informasi mengenai harga barang, serta mengeluarkan order pembelian kepada pemasok terpilih.
c. Fungsi Penerimaan, bertanggungjawab dalam pemeriksaan mutu, jenis, dan kuantitas barang yang telah diterima dari pemasok guna menentukan apakah barang layak diterima oleh perusahaan atau tidak. Fungsi penerimaan juga bertanggungjawab menerima barang dari pembeli yang berasal dari transaksi retur penjualan.
d. Fungsi Akuntansi, fungsi yang terkait dalam transaksi pembelian pada fungsi akuntansi adalah fungsi pencatat utang yang bertanggungjawab mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar sebagai penyelenggaraan arsip dokumen yang berfungsi sebagai catatan utang atau menyelenggaraan kartu utang. Dan fungsi pencatat persediaan yang bertangungjawab untuk mencatat persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan.
Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi pembelian Menurut Mulyadi (2001) sebagai berikut:
a. Surat permintaan pembelian
Surat permintaan pembelian merupakan formulir yang diisi oleh fungsi gudang untuk meminta fungsi pembelian melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang ada dalam surat tersebut.
b. Surat permintaan penawaran harga
Surat permintaan penawaran harga digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulangkali terjadi (tidak repetitif). Yang menyangkut jumlah rupiah pembelian yang besar.
a Surat order pembelian
Surat order pembelian digunakan untuk memesan barang kepada pemasok yang telah dipilih.
a. Laporan penerimaan barang
Laporan penerimaan barang dibuat oleh fungsi penerimaan untuk
menunjukkan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitatif seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
- Surat perubahan order pembelian
Surat perubahan order pembelian dibuat dengan jumlah lembar tembusan yang sama dan dibagikan kepada pihak yang sama dengan yang menerima surat order pembelian.
- Bukti kas keluar
Bukti kas keluar dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada pemasok dan sekaligus befungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenaimaksud pembayaran berfungsi sebagai remittance advice.
2) Proses dalam Sistem Informasi Pembelian a. Prosedur permintaan pembelian
Dalam prosedur ini fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian dalam formulir surat permintaan pembelian kepada fungsi pembelian. Jika barang tidak disimpang di gudang, misalnya untuk barang-barang yang langsung pakai, fungsi yang memakai batang mengajukan permintaan pembelian langsung ke fungsi pembelian dengan menggunakan surat permintaan pembelian
b. Prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok
Dalam prosedur ini, fungsi pembelian mengirimpkan surat permintaan penawaran harga kepada para pemasok untuk memperoleh informasimengnai harga barang dan berbagai syarat pembelian yang lain, untuk memungkinkan pemilihan pemasok yang akan di tunjuk sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan.
1. Prosedur order pembelian
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirim surat order pembelian kepada pemasok yang akan dipilih dan memberitahukan kepada unitunit organisasi lain dalam perusahaan (misalnya fungsi penerimaan, fungsi yang meminta barang, dan fungsi pencatat utang) mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kuantitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
3. Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memeriksa dokumen-dokumen yang terkait dengan pembelian (surat order pembelian, laporan penerimaan barang, dan faktur dari pemasok) dan menyeleggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen sumber sebgaicatatan utang.
3) Output dalam Sistem Informasi Akuntansi Pembelian
Output dari sistem informasi akuntansi pembelian ini adalah berupa laporan penerimaan barang, dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan yang berfungsi untuk menunjukan bahwa barang yang diterima dari pemasok telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian.
b. Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut Mulyadi (2016) Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran atas kas yang digunakan untuk aktivitas umum perusahaan. Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek untuk pengeluaran yang jumlahnya melebihi batas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
1) Input dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut Mulyadi (2016) fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas adalah sebagai berikut:
1 Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas. Suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, fungsi yang bersangkutan mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi. Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.
2 Fungsi Kas Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan cek, fungsi ini bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
3 Fungsi Akuntansi Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan cek, fungsi ini bertanggungjawab atas:
a. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
b. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek.
c. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.
Formulir yang digunakan pada sistem akuntansi pengeluaran kas menurut Baridwan (1998) bukti transaksi pembelian dan pengeluaran kas, terdiri dari formulir-formulir sebagai berikut:
1 Permintaan pembelian (Jika prosedur pembelian berdasar anggaran, atau transaksinya timbul dari proses transaksi sebelumnya, maka formulir ini dapat diadakan)
2 Permintaan penawaran harga 3 Order pembelian
4 Laporan penerimaan barang
5 Bukti kas keluar (voucher pengeluaran) 6 Bukti pengeluaran kas kecil
7 Daftar pengeluaran kas kecil (formulir ini bukan bukti transaksi)
Menurut Sutabri (2004) dokumen-dokumen yang termasuk dalam sistem pengeluaran kas dengan cek antara lain: cek voucher, jurnal voucher, laporan pengendalian, canceled check, rekening Koran. Mulyadi (2016)
mendefinisikan formulir yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah sebagai berikut:
1) Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian Kasa sebesar yang tercantum pada dokumen tersebut.
2) Cek
Cek merupakan dokumen untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek.
3) Permintaan Cek (Check Request)
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi.untuk membuat bukti kas keluar.
Catatan Akuntansi Yang Digunakan menurut Mulyadi (2016) catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas sebagai berikut:
1 Jurnal pengeluaran kas (cash disbursement journal), untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal pengeluaran kas.
2 Register cek (check register), register cek digunakan untuk mencatat cek- cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain.
2) Proses dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut (Mulyadi, 2018) terdapat empat prosedur yang berkaitan dengan pengeluaran kas dengan permintaan cek antara lain: 1
a) Prosedur Permintaan Cek
Fungsi yang membutuhkan pengeluaran kas mengisi cek dan menyerahkannya pada bagian utang (akuntansi) untuk diotorisasi
b) Prosedur pembuatan bukti kas keluar
Bagian utang menerima cek dari fungsi yang memerlukan permintaan cek dan membuat bukti kas keluar, lalu bagian utang menyerahkan bukti kas keluar kepada bagian kas untuk mengeluarkan jumlah uang yang tercantum dalam cek , dan mengirim uang tersebut kepada pihak yang memerlukan permintaan cek.
c) Prosedur pembayaran kas
Bagian kas mengisi cek dan meminta otorisasi kepada bagian utang (akuntansi) dan menyerahkan uang kepada pihak yang meminta cek.
d) Prosedur Pencatatan pengeluaran kas
Bagian akuntansi mencatat pengeluaran kas pada jurnal pengeluaran kas dan dicatat dalam buku pembantu.
3) Output dalam Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Kas
Dari proses yang telah dilakukan, menurut Mulyadi (2016) output yang dihasilkan oleh dari sistem informasi akuntansi pengeluaran kas yaitu berupa jurnal pengeluaran kas, dan register cek. Adapun analisis terhadap laporan penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi laporan penerimaan dan pengeluaran kas untuk mengetahui bahwa laporan keuangan telah disusun secara akurat, relevan, lengkap, ringkas, dan tepat waktu.
4) Pengendalian Internal a) Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT. Matahari Lima Permai Madiun memiliki keterkaitan dengan pengendalian internal, dikarenakan pada sistem organisasi tercantum tanggungjawab terhadap fungsi-sungsi terkait. Terdapat beberapa kelemahan pada sistem organisasi perusahaan yaitu struktur pada perusahaan masih sederhana dan menimbulkan perangkapan jabatan yang dibuktikan pada fungsi gudang yang merangkap pada fungsi penerimaan serta tidak adanya fungsi kasir dan tugas dari fungsi kasir tersebut seperti pembayaran utang masih dilakukan dengan fungsi akuntansi hal ini dapat menimbulkan risiko kesalahan dan pennyimpangan terhadap informasi seperti
penyelewengan ataupun manipulasi karena adanya perangkapan tugas dari bagian-bagain terkait didalam perusahaan
b) Sistem Otorisasi
Sistem otorisasi yang terjadi pada PT. Matahari Lima Permai madiun terjadi pada surat order pembelian dimana pada dokumen tersebut belum ada nama terang dan pejabat tinggi perusahaan belum mengotorisasi dengan langsung, didalam dokumen hanya terdapat paraf saja.
c) Praktik Yang Sehat
Dari hasil penyajian data PT. Matahari Lima Permai Madiun dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum mampu menjalankan praktik yang sehat. Pada proses pembayaran utang perusahaan telah melakukan upaya menggunakan m-banking sebagai alat pembayaran untuk mengurangi risiko penyelewengan, penggunaan m-banking juga selalu dicek setiap tujuh hari mutasinya sebagai bentuk pengendalian demi menciptakan proses
pembayaran yang efektif. Namun pengoperasian pembayaran yang dilakukan oleh transfer dilakuakan oleh dua pegawai bagaian akuntansi yang memiliki wewenang memegang pengoperasian m-banking. Selain itu pada surat order pembelian belum tercantumnya siapa yang bertanggungjawab atas pencatatan tersebut seperti nama terang.